SlideShare a Scribd company logo
Sampling dan Metode Sampling
Pendahuluan
Analisis sediaan farmasi
Preparasi Sampel
Analisis /Pengujian
Analisis Data Membuat Laporan
Sampling Preservasi
Kenapa harus melakukan sampling?
Populasi
Sampel
Sampling
• Populasi terlalu besar
• Keterbasan biaya, waktu, dan
tenaga (faktor ekonomis)
• Bersifat dekstruktif
• Memerlukan ketelitian tinggi
Pengertian Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56).
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai
dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel
yang representatif. (Margono, 2004)
Teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berkaitan
dengan cara-cara pengambilan sampel.
Sampling dalam analisis farmasi adalah penarikan bahan dalam porsi kecil,
mewakili komposisi seluruh bahan obat atau bahan kimia yang akan dianalisis.
Tahapan Pengambilan
Sampel (Sampling)
• Mendefinisikan populasi yang
akan diamati
• Menentukan kerangka sampel
dan kumpulan semua peristiwa
yang mungkin
• Menentukan teknik atau
metode sampling yang tepat
• Melakukan pengambilan sampel
(pengumpulan data)
• Melakukan pemeriksaan ulang
pada proses sampling
Teknik Pengambilan Sampel
Ada 2 teknik utama dalam pengambilan sampel
(sampling) dalam analisis bahan obat dan kimia,
yakni:
1. Probability sampling (acak), untuk sampel
homogen. Misal: larutan.
2. Non-probability sampling (representatif), untuk
sampel tidak homogen, diambil pada beberapa
bagian (misal pada atas, tengah, dan bawah) baru
dicampur hingga homogen
Teknik Pengambilan Sampel
Sampling
Probability
Sampling
1.1. Simple Random Samping
2.2. Systematic Random Sampling
3.3. Stratified Random Sampling
4.4. Cluster Sampling
5.5. Multi Stage Sampling
Non-Probability
Sampling
1. Purposive Sampling
1.2. Accidental Sampling
2.3. Quota Sampling
3.4. Snowball Sampling
4.5. Sampel Jenuh
Simple Random Samping
• Pengambilan sampel secara acak sederhana
• Undian: dengan pengembalian atau tanpa
pengembalian
• Contoh:
• Sebuah industri farmasi ingin melakukan pengujian
mutu dari 500 botol sirup parasetamol. Bagian QC
akan mengambil 10 sampel melalui undian.
• Seorang peneliti ingin melakukan pengamatan pada
100 pengunjung puskesmas. Dia hanya mengambil
30 sampel. Peneliti akan membuat undian untuk
mendapat 30 sampel.
Systematic Random Sampling
• Pengambilan sampel secara acak sistematik
• Menggunakan interval tertentu
• Contoh:
• Suatu industri farmasi melakukan pencetakan obat dengan mesin. Bagian QC melakukan
pengujian mutu dengan mengambil sampel dengan interval tertentu, misal tablet di menit ke-
15, ke-30, ke-45, ke-60 dst.
• Pengambilan sampel pada setiap orang ke-10 yang datang ke puskesmas (ke-10, ke-20, ke-30
dst.)
Sampel 1 Sampel 2
Stratified Random Sampling
• Pengambilan sampel acak berstrata
• Berdasarkan tingkatan tertentu
• Dibagi ke dalam kelompok dengan karakteristik
serupa → dipilih acak individualnya
• Contoh:
Peneliti ingin mengetahui tanggapan siswa SMP
di Banjarmasin terhadap bahaya penggunaan
narkoba. Misalkan kelas 1 ada 1200 siswa, kelas
2 ada 800 siswa, dan kelas 3 ada 600 siswa.
Peneliti memerlukan 250 sampel.
1. Menentukan persentase yang akan diambil
tiap tingkatan
2. Hitung besaran sampelnya
3. Pilih secara acak tiap tingkatan
Cluster Sampling
• Pengambilan sampel secara
berkelompok
• Berdasarkan area atau
kelompok tertentu
• Contoh:
• Kepuasan pasien terhadap
pelayanan di rumah sakit
(rawat inap, IGD, rawat
jalan)
Multi Stage Sampling
• Teknik pengambilan sampling bertingkat
• Kombinasi dari stratified sampling dan cluster sampling
• Contoh:
• Peneliti ingin mengamati tingkat pengetahuan masyarakat
tentang antibiotik di salah satu RT di Banjarmasin. Peneliti
memilih dulu kecamatannya dengan metode acak sederhana,
lalu memilih kelurahan dari kecamatan yang terpilih dengan
cara sama, hingga akhirnya memilih RT.
Purposive Sampling
• Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi:
– Kriteria inklusi → yang diinginkan peneliti
– Kriteria eksklusi → kriteria khusus → calon responden dikeluarkan dari kelompok
penelitian.
• Contoh Purposive Sampling:
Penelitian tentang uji klinis obat tradisional yang dapat membantu menurunkan kadar
gula darah pada pasien diabetes melitus tipe II
• Kriteria Inklusi
– Penderita Diabetes Melitus tipe II
– Usia 18-59 tahun
– Bisa membaca dan menulis
• Kriteria eksklusi:
– Penderita Diabetes Melitus dengan gangguan ginjal.
– Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
Accidental Sampling
• Tanpa sengaja (accidental), kebetulan ditemui
• Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka
yang sampelnya sulit didapatkan.
• Contoh :
• Penelitian tentang penyakit Steven Johnson Syndrom
Quota Sampling
• Jumlah sampel = jumlah yang telah ditentukan oleh peneliti.
• Kelebihan: praktis
• Kekurangannya: bias penelitian cukup tinggi
• Biasanya pada penelitian dengan jumlah sampel terbatas.
• Contoh:
– Penelitian pada pasien lupus atau penderita penyakit tertentu. Dalam
suatu area terdapat 10 penderita lupus, maka populasi tersebut
dijadikan sampel secara keseluruhan.
Snowball Sampling
• Berdasarkan wawancara atau korespondensi.
• Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk
mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus
hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.
• Cocok untuk penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan
membutuhkan privasi tingkat tinggi
• Contoh: Pasien penderita HIV
Sampel Jenuh
Populasi = Sampel
Syarat = populasi < 30
Faktor-faktor dalam memilih metode sampling
• Biaya
• Kepraktisan dalam pelaksanaannya
• Akurasi dan presisi
• Validitas dan reabilitas
Reabilitas dan validitas
Validitas
Ketepatan pengukuran
suatu alat
Hasil data relevan
Reabilitas
Taraf kepercayaan
Hasil dapat
dipercaya
Bias/Eror/Kesalahan
Kesalahan dalam pengukuran adalah perbedaan antara
hasil pengukuran dengan nilai aktual
Besar, jelas, dan jarang
terjadi
Kesalahan Sistematis
Kesalahan Random (Acak)
Jenis Kesalahan dalam
penelitian
Kesalahan Gross
(kasat mata)
Kecil, sering terjadi, sedikit
variasi
Secara sistematis
Penentuan ukuran sampel
Tergantung tujuan penelitiannya dan hipotesis
Metode penentuan ukuran
sampel
Tanpa rumus
(Teori Thomas Bayers)
N minimum 30
Dengan rumus
Penentuan ukuran sampel
• Penentuan ukuran sampel pada
umumnya sebagai berikut:
– Jumlah sampel = 30-500
– Jika terdapat sub sampel maka minimum
30 per sub sampel
– Penelitian sederhana dapat memiliki 10-20
elemen sampel
– Penelitian multivariat (10 kali lebih
banyak)
Sampling Sediaan Farmasi
• Sediaan-sediaan parenteral
– Sudah homogen → langsung dilakukan analisis 2 unit sediaan secara duplikat
• Tablet dan Bentuk sediaan sejenis
– Pengujian unit individual :
1. Kisaran nilai dalam unit-unit terpisah besar
2. Diperlukan suatu keberagaman unit.
– Pengambilan sample komposit : jika homogenitas dan keberagaman unit bukanlah
sesuatu yang penting
• Sediaan-sediaan yang lain
– Sediaan-sediaan seperti gel, lotion,
dan suspensi dicampur dahulu
secara homogen sebelum dianalisis.
Preservasi Sampel
• Tujuan: untuk melindungi sampel dari kontaminasi luar selama
proses penyimpanan.
• Sampel hanya representatif untuk jangka waktu tertentu
sebelum persiapan sampel atau analisis dimulai.
• Batas penyimpanan maksimum sangat tergantung pada
karakteristik matriks sampel, sifat parameter uji, dan teknik
pengawetan sampel.
Preservasi Sampel
Aturan umum untuk penanganan sampel adalah sebagai berikut:
• Gunakan jenis wadah yang sesuai
• Dinginkan
• Jika diperlukan bisa menggunakan pengawet yang sesuai.
Preparasi Sampel
Tujuan :
• Memisahkan senyawa analit dari
matriksnya
• Memekatkan sampel untuk
meningkatkan konsentrasi
• Mengubah menjadi senyawa lain agar
dapat dianalisis dengan instrumen
tertentu
Preparasi Sampel
Prosedur Tujuan Alat
Disintegrasi,
penggilingan
Pengurangan ukuran
partikel/homogenisasi
• Diamond mortar (sampel keras)
• Ball mill (sampel lunak)
• Nitrogen cair
Pengeringan Mengeringkan sampel • Oven
• Vakum desikator (freeze drying)
Leaching (ekstraksi,
pelarutan)
Melepaskan senyawa dari matriks • Senyawa logam yang larut dari tanah: air, asam
encer, larutan buffer, larutan berair dari zat
pengomplek logam
• Senyawa organik dari matriks tak larut dengan
Soxhlet atau refluks
Derivatisasi
konsentrasi
Mengubah bentuk senyawa agar bisa
dianalisis
Direaksikan dengan reagen tertentu
Penyaringan Menghilangkan pengotor Dengan kertas saring
1. Sampling dan Metode Sampling.ppsx

More Related Content

DOCX
Bab iii laporan granul paracetamol
PPTX
Sediaan solida bu neni
PPTX
Sediaan obat Kapsul
PPTX
Evaluasi Granul
PPTX
Sokletasi analis kesehatan
PPTX
Kuliah formulasi dasar 1
PPTX
PPT Ekstraksi Cara Panas
DOC
Suppo
Bab iii laporan granul paracetamol
Sediaan solida bu neni
Sediaan obat Kapsul
Evaluasi Granul
Sokletasi analis kesehatan
Kuliah formulasi dasar 1
PPT Ekstraksi Cara Panas
Suppo

What's hot (20)

PPTX
Farmakognosi "Saponin"
DOCX
P 4 lap res
PDF
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
DOC
laporan prakktikum_hplc2
PPT
3. ISOTONIS.ppt
PPTX
TABLET EFFERVESCENT.pptx
PDF
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
DOCX
Laporan teknologi farmasi
PPT
GRANULASI BASAH
PPTX
FITOKIMIA EKSTRAK
PPTX
Konstanta dielektrik
PDF
19008 self formulation asetosal.
PPTX
MATERI INJEKSI 2
DOCX
soal farmasetika
PPTX
Interaksi obat & reseptor
PPTX
Ppt CPOB Bangunan dan Fasilitas
PPTX
Evaluasi Tablet
PPTX
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
PDF
Rheologi
Farmakognosi "Saponin"
P 4 lap res
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
laporan prakktikum_hplc2
3. ISOTONIS.ppt
TABLET EFFERVESCENT.pptx
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan teknologi farmasi
GRANULASI BASAH
FITOKIMIA EKSTRAK
Konstanta dielektrik
19008 self formulation asetosal.
MATERI INJEKSI 2
soal farmasetika
Interaksi obat & reseptor
Ppt CPOB Bangunan dan Fasilitas
Evaluasi Tablet
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Rheologi
Ad

Similar to 1. Sampling dan Metode Sampling.ppsx (20)

PPTX
Populasi dan Sample kualitatif dan kuantitatif
PPTX
487645728-7-Sumber-Kesalahan-pada-tahap-pra-analitik-analitik-pptx.pptx
PPTX
Populasi dan sampel
PPTX
Sampel dan teknik sampling
PPTX
Part. 2 Pengantar Kimia Analisis Kuantitatif.pptx
PPSX
KOMPONEN PENELITIAN dalam melakukan research
PPT
Mata kuliah Evidence RCT berisikan tupoksi
PPTX
MATERI KONSEP DASAR POPULASI DAN SAMPEL.pptx
PDF
Teknik pengambilan sampel
PPSX
KOMPONEN PENELITIAN_penelitian kep. ppsx
PPTX
contoh power point POPULASI DAN SAMPEL.pptx
PPTX
Metode pengambilan sampel
PPTX
Metode pengambilan sampel
PPTX
Pemantapan Mutu Internal Bidang Kimia Klinik
PPTX
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
PPTX
Tinjau racangan penelitian evidence based medicine.pptx
PPT
Pertemuan 9 teknik sampling
PPT
Populasi dan Sampel Penelitian-Biostatistika
PPTX
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian dan evaluasi inovasi.pptx
PDF
Populasi dan sampel
Populasi dan Sample kualitatif dan kuantitatif
487645728-7-Sumber-Kesalahan-pada-tahap-pra-analitik-analitik-pptx.pptx
Populasi dan sampel
Sampel dan teknik sampling
Part. 2 Pengantar Kimia Analisis Kuantitatif.pptx
KOMPONEN PENELITIAN dalam melakukan research
Mata kuliah Evidence RCT berisikan tupoksi
MATERI KONSEP DASAR POPULASI DAN SAMPEL.pptx
Teknik pengambilan sampel
KOMPONEN PENELITIAN_penelitian kep. ppsx
contoh power point POPULASI DAN SAMPEL.pptx
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel
Pemantapan Mutu Internal Bidang Kimia Klinik
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Tinjau racangan penelitian evidence based medicine.pptx
Pertemuan 9 teknik sampling
Populasi dan Sampel Penelitian-Biostatistika
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian dan evaluasi inovasi.pptx
Populasi dan sampel
Ad

Recently uploaded (20)

DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Senbud Seni Rupa Kelas XII Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKN Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PPTX
PENGIMBASAN PEMBELAJARAN MENDALAM (DEEP LEARNING)
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Senbud Seni Teater Kelas XII Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Lanjutan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PDF
Lembar Kerja Mahasiswa Konsep Sistem Operasi
PPSX
Teknik Trading Selang Seling Yang Dapat Digunakan Untuk Trading Manual Maupun...
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PPTX
Bahan Tayang OJT Pembelajaran Mendalam KS
PDF
Gangguan Penglihatan Mata - presentasi biologi
PDF
lembar kerja LMS tugas pembelajaran mendalam
PDF
PPT Resources Seminar AITalks: AI dan Konseling GPT
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PPTX
PPT Kurikulum Berbasis Cinta tahun 2025.
PDF
KASUS_INKUIRI_KOLABORATIF_KELAS_BAWAH-ISI-ARNI.pdf
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PDF
Materi Seminar AITalks: AI dan Konseling GPT
PPTX
9ICP - Hubungan antara Pancasila dengan UUD 1945Bhinneka Tunggal Ika.pptx
PPTX
Pancasila: fondasi peradaban dan kebudayaan berkelanjutan
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Senbud Seni Rupa Kelas XII Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning PKN Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PENGIMBASAN PEMBELAJARAN MENDALAM (DEEP LEARNING)
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Senbud Seni Teater Kelas XII Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Lanjutan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 10 SMA Terbaru 2025
Lembar Kerja Mahasiswa Konsep Sistem Operasi
Teknik Trading Selang Seling Yang Dapat Digunakan Untuk Trading Manual Maupun...
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Bahan Tayang OJT Pembelajaran Mendalam KS
Gangguan Penglihatan Mata - presentasi biologi
lembar kerja LMS tugas pembelajaran mendalam
PPT Resources Seminar AITalks: AI dan Konseling GPT
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PPT Kurikulum Berbasis Cinta tahun 2025.
KASUS_INKUIRI_KOLABORATIF_KELAS_BAWAH-ISI-ARNI.pdf
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Materi Seminar AITalks: AI dan Konseling GPT
9ICP - Hubungan antara Pancasila dengan UUD 1945Bhinneka Tunggal Ika.pptx
Pancasila: fondasi peradaban dan kebudayaan berkelanjutan

1. Sampling dan Metode Sampling.ppsx

  • 2. Pendahuluan Analisis sediaan farmasi Preparasi Sampel Analisis /Pengujian Analisis Data Membuat Laporan Sampling Preservasi
  • 3. Kenapa harus melakukan sampling? Populasi Sampel Sampling • Populasi terlalu besar • Keterbasan biaya, waktu, dan tenaga (faktor ekonomis) • Bersifat dekstruktif • Memerlukan ketelitian tinggi
  • 4. Pengertian Teknik Sampling Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56). Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. (Margono, 2004) Teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berkaitan dengan cara-cara pengambilan sampel. Sampling dalam analisis farmasi adalah penarikan bahan dalam porsi kecil, mewakili komposisi seluruh bahan obat atau bahan kimia yang akan dianalisis.
  • 5. Tahapan Pengambilan Sampel (Sampling) • Mendefinisikan populasi yang akan diamati • Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang mungkin • Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat • Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data) • Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling
  • 6. Teknik Pengambilan Sampel Ada 2 teknik utama dalam pengambilan sampel (sampling) dalam analisis bahan obat dan kimia, yakni: 1. Probability sampling (acak), untuk sampel homogen. Misal: larutan. 2. Non-probability sampling (representatif), untuk sampel tidak homogen, diambil pada beberapa bagian (misal pada atas, tengah, dan bawah) baru dicampur hingga homogen
  • 7. Teknik Pengambilan Sampel Sampling Probability Sampling 1.1. Simple Random Samping 2.2. Systematic Random Sampling 3.3. Stratified Random Sampling 4.4. Cluster Sampling 5.5. Multi Stage Sampling Non-Probability Sampling 1. Purposive Sampling 1.2. Accidental Sampling 2.3. Quota Sampling 3.4. Snowball Sampling 4.5. Sampel Jenuh
  • 8. Simple Random Samping • Pengambilan sampel secara acak sederhana • Undian: dengan pengembalian atau tanpa pengembalian • Contoh: • Sebuah industri farmasi ingin melakukan pengujian mutu dari 500 botol sirup parasetamol. Bagian QC akan mengambil 10 sampel melalui undian. • Seorang peneliti ingin melakukan pengamatan pada 100 pengunjung puskesmas. Dia hanya mengambil 30 sampel. Peneliti akan membuat undian untuk mendapat 30 sampel.
  • 9. Systematic Random Sampling • Pengambilan sampel secara acak sistematik • Menggunakan interval tertentu • Contoh: • Suatu industri farmasi melakukan pencetakan obat dengan mesin. Bagian QC melakukan pengujian mutu dengan mengambil sampel dengan interval tertentu, misal tablet di menit ke- 15, ke-30, ke-45, ke-60 dst. • Pengambilan sampel pada setiap orang ke-10 yang datang ke puskesmas (ke-10, ke-20, ke-30 dst.) Sampel 1 Sampel 2
  • 10. Stratified Random Sampling • Pengambilan sampel acak berstrata • Berdasarkan tingkatan tertentu • Dibagi ke dalam kelompok dengan karakteristik serupa → dipilih acak individualnya • Contoh: Peneliti ingin mengetahui tanggapan siswa SMP di Banjarmasin terhadap bahaya penggunaan narkoba. Misalkan kelas 1 ada 1200 siswa, kelas 2 ada 800 siswa, dan kelas 3 ada 600 siswa. Peneliti memerlukan 250 sampel. 1. Menentukan persentase yang akan diambil tiap tingkatan 2. Hitung besaran sampelnya 3. Pilih secara acak tiap tingkatan
  • 11. Cluster Sampling • Pengambilan sampel secara berkelompok • Berdasarkan area atau kelompok tertentu • Contoh: • Kepuasan pasien terhadap pelayanan di rumah sakit (rawat inap, IGD, rawat jalan)
  • 12. Multi Stage Sampling • Teknik pengambilan sampling bertingkat • Kombinasi dari stratified sampling dan cluster sampling • Contoh: • Peneliti ingin mengamati tingkat pengetahuan masyarakat tentang antibiotik di salah satu RT di Banjarmasin. Peneliti memilih dulu kecamatannya dengan metode acak sederhana, lalu memilih kelurahan dari kecamatan yang terpilih dengan cara sama, hingga akhirnya memilih RT.
  • 13. Purposive Sampling • Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi: – Kriteria inklusi → yang diinginkan peneliti – Kriteria eksklusi → kriteria khusus → calon responden dikeluarkan dari kelompok penelitian. • Contoh Purposive Sampling: Penelitian tentang uji klinis obat tradisional yang dapat membantu menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe II • Kriteria Inklusi – Penderita Diabetes Melitus tipe II – Usia 18-59 tahun – Bisa membaca dan menulis • Kriteria eksklusi: – Penderita Diabetes Melitus dengan gangguan ginjal. – Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
  • 14. Accidental Sampling • Tanpa sengaja (accidental), kebetulan ditemui • Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan. • Contoh : • Penelitian tentang penyakit Steven Johnson Syndrom
  • 15. Quota Sampling • Jumlah sampel = jumlah yang telah ditentukan oleh peneliti. • Kelebihan: praktis • Kekurangannya: bias penelitian cukup tinggi • Biasanya pada penelitian dengan jumlah sampel terbatas. • Contoh: – Penelitian pada pasien lupus atau penderita penyakit tertentu. Dalam suatu area terdapat 10 penderita lupus, maka populasi tersebut dijadikan sampel secara keseluruhan.
  • 16. Snowball Sampling • Berdasarkan wawancara atau korespondensi. • Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi. • Cocok untuk penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi • Contoh: Pasien penderita HIV
  • 17. Sampel Jenuh Populasi = Sampel Syarat = populasi < 30
  • 18. Faktor-faktor dalam memilih metode sampling • Biaya • Kepraktisan dalam pelaksanaannya • Akurasi dan presisi • Validitas dan reabilitas
  • 19. Reabilitas dan validitas Validitas Ketepatan pengukuran suatu alat Hasil data relevan Reabilitas Taraf kepercayaan Hasil dapat dipercaya
  • 20. Bias/Eror/Kesalahan Kesalahan dalam pengukuran adalah perbedaan antara hasil pengukuran dengan nilai aktual Besar, jelas, dan jarang terjadi Kesalahan Sistematis Kesalahan Random (Acak) Jenis Kesalahan dalam penelitian Kesalahan Gross (kasat mata) Kecil, sering terjadi, sedikit variasi Secara sistematis
  • 21. Penentuan ukuran sampel Tergantung tujuan penelitiannya dan hipotesis Metode penentuan ukuran sampel Tanpa rumus (Teori Thomas Bayers) N minimum 30 Dengan rumus
  • 22. Penentuan ukuran sampel • Penentuan ukuran sampel pada umumnya sebagai berikut: – Jumlah sampel = 30-500 – Jika terdapat sub sampel maka minimum 30 per sub sampel – Penelitian sederhana dapat memiliki 10-20 elemen sampel – Penelitian multivariat (10 kali lebih banyak)
  • 23. Sampling Sediaan Farmasi • Sediaan-sediaan parenteral – Sudah homogen → langsung dilakukan analisis 2 unit sediaan secara duplikat • Tablet dan Bentuk sediaan sejenis – Pengujian unit individual : 1. Kisaran nilai dalam unit-unit terpisah besar 2. Diperlukan suatu keberagaman unit. – Pengambilan sample komposit : jika homogenitas dan keberagaman unit bukanlah sesuatu yang penting • Sediaan-sediaan yang lain – Sediaan-sediaan seperti gel, lotion, dan suspensi dicampur dahulu secara homogen sebelum dianalisis.
  • 24. Preservasi Sampel • Tujuan: untuk melindungi sampel dari kontaminasi luar selama proses penyimpanan. • Sampel hanya representatif untuk jangka waktu tertentu sebelum persiapan sampel atau analisis dimulai. • Batas penyimpanan maksimum sangat tergantung pada karakteristik matriks sampel, sifat parameter uji, dan teknik pengawetan sampel.
  • 25. Preservasi Sampel Aturan umum untuk penanganan sampel adalah sebagai berikut: • Gunakan jenis wadah yang sesuai • Dinginkan • Jika diperlukan bisa menggunakan pengawet yang sesuai.
  • 26. Preparasi Sampel Tujuan : • Memisahkan senyawa analit dari matriksnya • Memekatkan sampel untuk meningkatkan konsentrasi • Mengubah menjadi senyawa lain agar dapat dianalisis dengan instrumen tertentu
  • 27. Preparasi Sampel Prosedur Tujuan Alat Disintegrasi, penggilingan Pengurangan ukuran partikel/homogenisasi • Diamond mortar (sampel keras) • Ball mill (sampel lunak) • Nitrogen cair Pengeringan Mengeringkan sampel • Oven • Vakum desikator (freeze drying) Leaching (ekstraksi, pelarutan) Melepaskan senyawa dari matriks • Senyawa logam yang larut dari tanah: air, asam encer, larutan buffer, larutan berair dari zat pengomplek logam • Senyawa organik dari matriks tak larut dengan Soxhlet atau refluks Derivatisasi konsentrasi Mengubah bentuk senyawa agar bisa dianalisis Direaksikan dengan reagen tertentu Penyaringan Menghilangkan pengotor Dengan kertas saring