SlideShare a Scribd company logo
Kemiskinan di Indonesia Agus Sutiawan 2IB01 Teknik Elektro
Kondisi Kemiskinan Selalu menjadi momok bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia Dulu hampir semua penduduk Indonesia hidup miskin ( share poverty ), sedangkan sekarang kemiskinan terjadi di tengah masyarakat modern dan berkelimpahan ( affluent society )
The Vicious Circle of Poverty Investasi Rendah Kekurangan Modal Tabungan Rendah Produktivitas Rendah Pendapatan Rendah
Indikator Kemiskinan Terdapat beberapa indikator kemiskinan yang biasa digunakan, yaitu indikator: Kemiskinan relatif Kemiskinan absolut Kemiskinan kultural, dan Kemiskinan struktural
Kemiskinan Relatif Seseorang dikatakan berada dalam kelompok kemiskinan relatif, jika pendapatannya berada di bawah pendapatan di sekitarnya, atau dalam kelompok masyarakat tersebut, ia berada di lapisan paling bawah. Bisa jadi meskipun pendapatannya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok, namun karena dibanding masyarakat di sekitarnya, pendapatannya dinilai rendah, ia termasuk miskin. Amerika Serikat menggunakan indikator kemiskinan semacam ini.
Kemiskinan Absolut Dilihat dari kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok (sandang, pangan, pemukiman, pendidikan dan kesehatan). Jika pendapatan seseorang di bawah pendapatan minimal untuk memenuhi kebutuhan pokok, maka ia disebut miskin. Indonesia menggunakan indikator kemiskinan jenis ini.
Kemiskinan Kultural Dikaitkan dengan budaya masyarakat yang “menerima” kemiskinan yang terjadi pada dirinya, bahkan tidak merespons usaha-usaha pihak lain yang membantunya keluar dari kemiskinan tersebut.
Kemiskinan Struktural Kemiskinan yang disebabkan struktur dan sistem ekonomi yang timpang dan tidak berpihak pada si miskin, sehingga memunculkan masmalah-masalah struktural ekonomi yang makin meminggirkan peranan orang miskin.
Garis Kemiskinan ( Poverty Line ) Badan Pusat Statistik (BPS) mengukur garis kemiskinan dengan pendekatan konsumsi sejalan dengan pendekatan Bank Dunia. Garis kemiskinan tersebut diukur dari kemampuan membeli bahan makanan ekuivalen dengan 2100 kalori per kapita per hari dan biaya untuk memperoleh kebutuhan minimal akan barang/jasa, pakaian, perumahan, kesehatan, transportasi, dan pendidikan.
 
Garis Kemiskinan VV. Bhanoji Rao Rao menghitung garis kemiskinan dengan memperhitungkan kebutuhan kalori per hari minimum yang diperlukan seseorang untuk hidup layak sebagai dasar, kemudian diambah lagi dengan keperluan untuk kehidupan dasar yang sifatnya sosial, misalnya untuk pemeliharaan kesehatan, sekolah, dsb.
Indikator Kemiskinan Prof Sayoga Dibedakan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Garis kemiskinan untuk pedesaan setara dengan 240 kg beras per kapita per tahun, sedangkan untuk perkotaan setara dengan 360 kg beras per kapita per tahun. Garis kemiskinan ditetapkan setelah survei di seluruh Indonesia pada 1973.
Pergeseran Pengertian Kemiskinan Pergerseran pengertian kemiskinan dengan tidak melihat aspek pendapatan dan konsumsi saja, tetapi juga melihat masalah ketergantungan, harga diri, kontinuitas pendapatan dsb.
SMERU Mengartikan kemiskinan dengan melihat berbagai dimensi: Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan, papan); Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi) Tidak adanya jaminan masa depan (karena tidak adanya investasi untuk pendidikan dan keluarga) Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal.
SMERU-lanj. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan keterbatasan sumber daya alam; Tidak dilibatkan dalam kegiatan sosial masyarakat; Tidak adanya akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan; Ketidakmampuan berusaha karena cacat fisik maupun mental; Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial  ( anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil)
Kemiskinan di Indonesia Tingkat kemiskinan mutlak menurun drastis dalam dua dasawarsa sebelum krisis ekonomi 1997; Jumlah penduduk miskin pada 1976 mencapai 54,2 juta jiwa (40,1 %),  menurun menjadi 40,6 juta jiwa (26,9 %) pada tahun 1981,  35 juta jiwa (21,64 %) pada tahun 1984,  27,2 juta jiwa (15,1 %) pada tahun 1990, dan  22,5 juta jiwa (11,3) pada 1996.
 
Sebab-sebab Struktural Kemiskinan di Indonesia Ketidakmampuan mengelola sumber daya alam secara maksimal; Kebijakan ekonomi yang tidak berkomitmen terhadap penanggulangan kemiskinan dan semata-mata mengejar pertumbuhan ekonomi  ( trickle down effect  tidak bekerja) Kesalahan mendasar dalam asumsi perekonomian Indonesia adalah pengangguran dan kemiskinan hanya mungkin diatasi jika ekonomi tumbuh minimal (misalnya) 6,5 %.
Asusmsi demikian salah, karena: Yang dapat mengatasi pengangguran dan kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi yang melibatkan kegiatan ekonomi rakyat yang pelakunya adalah masyarakat miskin. Pengangguran dan kemiskinan adalah dua hal berbeda. Orang yang menganggur belum tentu miskin. Ilustrasi: 1 % pertumbuhan di a sumsikan mampu menampung 200.000-400.000 tenaga kerja baru, maka pertumbuhan 6.5 % hanya mampu mempekerjakan 1,3 juta-2,6 juta tenaga kerja dan tidak ada jaminan bagi penduduk miskin yang mencapai puluhan juta jiwa.
Beberapa Kelemahan dalam Program Penanggulangan Kemiskinan Masih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi makro daripada pemerataan; Sentralisasi kebijakan daripada desentralisasi; Lebih bersifat karitatif daripada transformatif; Memposisikan masyarakat sebagai objek dan bukan subjek; Cara pandang tentang penanggulangan kemiskinan masih berorientasi pada ‘ charity ’ daripada ‘ productivity ’; Asusmsi permasalahan dan solusi kemiskinan sering dipandang sama daripada pluralistis.
Kebijakan Pemerintah untuk Menanggulangi Kemiskinan Masa Kolonial: ‘politik etis’ balas budi. Masa Orde Baru: terkait dengan program pembangunan nasional sejak Repelita I-V. Program sektoral yang pernah dilaksanakan:  BIMAS, INMAS, dan P4K (Departemen Pertanian),  UPPKS (BKKBN),  KUD dan Koperasi Simpan Pinjam (Departemen Koperasi),  UED-SP, BKD dan PKK (Departemen Dalam Negeri),  KUBE (Departemen Sosial)  Wajar 9 tahun (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) dan  pengembangan Puskesmas (Departemen Kesehatan)
Kebijakan Pemerintah untuk Menanggulangi Kemiskinan-lanj. Mulai Repelita VI diluncurkan Inpres Desa Tertinggal (IDT), yang meliputi: Komponen bantuan langsung sebesar Rp 20 juta/desa sebagai dana bergulir selama 3 tahun; Bantuan pendampingan pokmas IDT oleh tenaga pendamping Sarjana Pendamping Purna Waktu (SP2W); Bantuan pembangunan sarana/prasarana Untuk masyarakat miskin di kelurahan tidak ‘tertinggal’ diluncurkan program Takesra/Kukesra.
Kebijakan Pemerintah untuk Menanggulangi Kemiskinan-lanj. Ketika terjadi krisis ekonomi, jumlah penduduk miskin meningkat tajam karena merupakan gabungan dari penduduk miskin lama dan penduduk baru yang bersifat sementara ( transient poverty ). Untuk mengatasi masalah ini, dikeluarkan program Jaring Pengaman Sosial (JPS), yang dibagi dalam empat kelompok program, yaitu JPS Departemen teknis, JPS prioritas, JPS sektor-sektor pembangunan dan JPS monitoring
Kekurangan Program Tidak ada jenjang program lanjutan sehingga kelompok yang sukses dalam tahapan pertama susah mengembangkan usaha selanjutnya Terhambatnya laju pertumbuhan karena sistem pertanggungjawaban yang saling mengikat Timing pencairan kredit yang tidak tepat Kurangnya integrasi dan koordinasi program antar instansi
Paradigma Baru Pemberantasan Kemiskinan di Indonesia Penerbitan undang-undang pemberantasan kemiskinan sehingga program pengurangan kemiskinan lebih diprioritaskan oleh pemerintah dan masyarakat Program pemberantasan harus bersifat multi-sektor Perencanaan dan pelaksanaan dilakukan bersama antara masyarakat dan pemerintah sehingga program sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi aktual masyarakat dapat lebih tergali.
Paradigma Baru Pemberantasan Kemiskinan di Indonesia-lanj. Masyarakat dijadikan subjek dan bukan sekedar objek program Pertanggungjawaban program tidak saja pada pemerintah tetapi juga pada masyarakat Program yang berkesinambungan Ukuran keberhasilan ditentukan berdasarkan kemampuan masyarakat keluar dari belenggu kemiskinan.

More Related Content

DOCX
Contoh skripsi
PPTX
Kemiskinan (SOSIOLOGI)
DOCX
Laporan pembuatan Final Project (Java - Netbeans) "Rental CD"
PDF
Makalah sistem ekonomi
PDF
Manajemen Asuhan Keperawatan
PPTX
Teori Health promotion model (HPM)
PDF
Privasi dan Keamanan Internet
PPT
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN.ppt
Contoh skripsi
Kemiskinan (SOSIOLOGI)
Laporan pembuatan Final Project (Java - Netbeans) "Rental CD"
Makalah sistem ekonomi
Manajemen Asuhan Keperawatan
Teori Health promotion model (HPM)
Privasi dan Keamanan Internet
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN.ppt

What's hot (20)

DOCX
Bab 1 laporan kerja praktek informatika
PPTX
Logframe
DOC
5 permasalahan ekonomi di indonesia
PPT
Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
DOC
Resume kuliah tamu
PPTX
Ppt kompetensi perawat bencana
PDF
Ciri-ciri Teks Akademik
PPTX
Kemitraan seberapa pentingkah bagi UMKM.pptx
PPTX
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
DOC
Makalah Sistem Berkas - Organisasi berkas relatif
DOCX
Tahap dan proses belajar
PDF
Cobit 5 untuk manajemen teknologi informasi dan proses bisnis
PPTX
Trend dan Issu Keperawatan keluarga.pptx
DOCX
Mail merge makalah tik
DOCX
Manajemen nyeri
DOCX
Kata pengantar
DOC
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
DOCX
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
DOCX
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
DOCX
Sistematika penulisan proposal/laporan ta stikom banyuwangi
Bab 1 laporan kerja praktek informatika
Logframe
5 permasalahan ekonomi di indonesia
Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
Resume kuliah tamu
Ppt kompetensi perawat bencana
Ciri-ciri Teks Akademik
Kemitraan seberapa pentingkah bagi UMKM.pptx
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Makalah Sistem Berkas - Organisasi berkas relatif
Tahap dan proses belajar
Cobit 5 untuk manajemen teknologi informasi dan proses bisnis
Trend dan Issu Keperawatan keluarga.pptx
Mail merge makalah tik
Manajemen nyeri
Kata pengantar
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Sistematika penulisan proposal/laporan ta stikom banyuwangi
Ad

Viewers also liked (20)

PDF
Summer'16 Apex Code
PDF
Charpy
PPT
介绍 上海市级控平台实现
PDF
Ta'lil al-Ahkam dan Pembaruan Usul Fikih
PPT
Ciberassetjament
PPT
La conducta assertiva
PDF
기업들의 Sns 활동 한계에 봉착했나 이제 시작인가
PPTX
Sistem gerak jadi
DOC
4217 etapa 1 reporte de auditoria
PPTX
5.03 ppt safe clean envrionment
DOC
Photostoryboard analysis
PPTX
1-APELL Introduction- Gablehouse
PPTX
September 2015 - Market Snapshot - Santa Clara County
PDF
Ekspose di lingkup ditjen phka, jakarta 2008
PDF
Leticia alonso inmaculada concepcion
DOCX
Dear Mr. Kilmer
PDF
Ch6project analysis
PPTX
Company Profile- CFMS.-1
PDF
Barrow_Quarterly_1997_Physical_Aspects_of_Stx_Radiosurgery
PDF
PwC 2016 Top Issues - The Aging Workforce
Summer'16 Apex Code
Charpy
介绍 上海市级控平台实现
Ta'lil al-Ahkam dan Pembaruan Usul Fikih
Ciberassetjament
La conducta assertiva
기업들의 Sns 활동 한계에 봉착했나 이제 시작인가
Sistem gerak jadi
4217 etapa 1 reporte de auditoria
5.03 ppt safe clean envrionment
Photostoryboard analysis
1-APELL Introduction- Gablehouse
September 2015 - Market Snapshot - Santa Clara County
Ekspose di lingkup ditjen phka, jakarta 2008
Leticia alonso inmaculada concepcion
Dear Mr. Kilmer
Ch6project analysis
Company Profile- CFMS.-1
Barrow_Quarterly_1997_Physical_Aspects_of_Stx_Radiosurgery
PwC 2016 Top Issues - The Aging Workforce
Ad

Similar to Agus ppt (20)

PPT
07.1 kemiskinan di indonesia
PDF
171436214 makalah-perekonomian-indonesia
PDF
Kemiskinan di indonesia
PPT
Week 7 - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
PPTX
Shanti
DOCX
Makalah Kemiskinan
PPTX
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
DOC
Makalah pkn me n iik
PPTX
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7
PPTX
Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat
PPT
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
PPTX
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
DOCX
Makalah raskin
DOCX
PPT
KEMISKINAN_DAN_DISTRIBUSI_PENDAPATAN_New.ppt
PPTX
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
DOCX
PPT
Penyebab Kemiskinan Melanda di Suatu Negara
PPTX
Kelompok 4
DOCX
Makalah kemiskinan di Indonesia
07.1 kemiskinan di indonesia
171436214 makalah-perekonomian-indonesia
Kemiskinan di indonesia
Week 7 - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
Shanti
Makalah Kemiskinan
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Makalah pkn me n iik
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7
Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Makalah raskin
KEMISKINAN_DAN_DISTRIBUSI_PENDAPATAN_New.ppt
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Penyebab Kemiskinan Melanda di Suatu Negara
Kelompok 4
Makalah kemiskinan di Indonesia

More from Shoetiaone (13)

PPT
Biotek pengolahan limbah_cair
PPT
Presentation pertambangan
PPT
Kesehatan lingkungan
PPT
Iad+p00+gabungan+tengah+smt+2+(p09 157)
PPT
PPT
PPT
PPT
PPT
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
PPT
Azas dasar ilmu lingkungan
PPT
Ekologi dan-lingkungan
PPT
3a konsep ekologi
PPT
Ekologi dan lingkungan
Biotek pengolahan limbah_cair
Presentation pertambangan
Kesehatan lingkungan
Iad+p00+gabungan+tengah+smt+2+(p09 157)
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
Azas dasar ilmu lingkungan
Ekologi dan-lingkungan
3a konsep ekologi
Ekologi dan lingkungan

Agus ppt

  • 1. Kemiskinan di Indonesia Agus Sutiawan 2IB01 Teknik Elektro
  • 2. Kondisi Kemiskinan Selalu menjadi momok bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia Dulu hampir semua penduduk Indonesia hidup miskin ( share poverty ), sedangkan sekarang kemiskinan terjadi di tengah masyarakat modern dan berkelimpahan ( affluent society )
  • 3. The Vicious Circle of Poverty Investasi Rendah Kekurangan Modal Tabungan Rendah Produktivitas Rendah Pendapatan Rendah
  • 4. Indikator Kemiskinan Terdapat beberapa indikator kemiskinan yang biasa digunakan, yaitu indikator: Kemiskinan relatif Kemiskinan absolut Kemiskinan kultural, dan Kemiskinan struktural
  • 5. Kemiskinan Relatif Seseorang dikatakan berada dalam kelompok kemiskinan relatif, jika pendapatannya berada di bawah pendapatan di sekitarnya, atau dalam kelompok masyarakat tersebut, ia berada di lapisan paling bawah. Bisa jadi meskipun pendapatannya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok, namun karena dibanding masyarakat di sekitarnya, pendapatannya dinilai rendah, ia termasuk miskin. Amerika Serikat menggunakan indikator kemiskinan semacam ini.
  • 6. Kemiskinan Absolut Dilihat dari kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok (sandang, pangan, pemukiman, pendidikan dan kesehatan). Jika pendapatan seseorang di bawah pendapatan minimal untuk memenuhi kebutuhan pokok, maka ia disebut miskin. Indonesia menggunakan indikator kemiskinan jenis ini.
  • 7. Kemiskinan Kultural Dikaitkan dengan budaya masyarakat yang “menerima” kemiskinan yang terjadi pada dirinya, bahkan tidak merespons usaha-usaha pihak lain yang membantunya keluar dari kemiskinan tersebut.
  • 8. Kemiskinan Struktural Kemiskinan yang disebabkan struktur dan sistem ekonomi yang timpang dan tidak berpihak pada si miskin, sehingga memunculkan masmalah-masalah struktural ekonomi yang makin meminggirkan peranan orang miskin.
  • 9. Garis Kemiskinan ( Poverty Line ) Badan Pusat Statistik (BPS) mengukur garis kemiskinan dengan pendekatan konsumsi sejalan dengan pendekatan Bank Dunia. Garis kemiskinan tersebut diukur dari kemampuan membeli bahan makanan ekuivalen dengan 2100 kalori per kapita per hari dan biaya untuk memperoleh kebutuhan minimal akan barang/jasa, pakaian, perumahan, kesehatan, transportasi, dan pendidikan.
  • 10.  
  • 11. Garis Kemiskinan VV. Bhanoji Rao Rao menghitung garis kemiskinan dengan memperhitungkan kebutuhan kalori per hari minimum yang diperlukan seseorang untuk hidup layak sebagai dasar, kemudian diambah lagi dengan keperluan untuk kehidupan dasar yang sifatnya sosial, misalnya untuk pemeliharaan kesehatan, sekolah, dsb.
  • 12. Indikator Kemiskinan Prof Sayoga Dibedakan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Garis kemiskinan untuk pedesaan setara dengan 240 kg beras per kapita per tahun, sedangkan untuk perkotaan setara dengan 360 kg beras per kapita per tahun. Garis kemiskinan ditetapkan setelah survei di seluruh Indonesia pada 1973.
  • 13. Pergeseran Pengertian Kemiskinan Pergerseran pengertian kemiskinan dengan tidak melihat aspek pendapatan dan konsumsi saja, tetapi juga melihat masalah ketergantungan, harga diri, kontinuitas pendapatan dsb.
  • 14. SMERU Mengartikan kemiskinan dengan melihat berbagai dimensi: Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan, papan); Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi) Tidak adanya jaminan masa depan (karena tidak adanya investasi untuk pendidikan dan keluarga) Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal.
  • 15. SMERU-lanj. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan keterbatasan sumber daya alam; Tidak dilibatkan dalam kegiatan sosial masyarakat; Tidak adanya akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan; Ketidakmampuan berusaha karena cacat fisik maupun mental; Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial ( anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil)
  • 16. Kemiskinan di Indonesia Tingkat kemiskinan mutlak menurun drastis dalam dua dasawarsa sebelum krisis ekonomi 1997; Jumlah penduduk miskin pada 1976 mencapai 54,2 juta jiwa (40,1 %), menurun menjadi 40,6 juta jiwa (26,9 %) pada tahun 1981, 35 juta jiwa (21,64 %) pada tahun 1984, 27,2 juta jiwa (15,1 %) pada tahun 1990, dan 22,5 juta jiwa (11,3) pada 1996.
  • 17.  
  • 18. Sebab-sebab Struktural Kemiskinan di Indonesia Ketidakmampuan mengelola sumber daya alam secara maksimal; Kebijakan ekonomi yang tidak berkomitmen terhadap penanggulangan kemiskinan dan semata-mata mengejar pertumbuhan ekonomi ( trickle down effect tidak bekerja) Kesalahan mendasar dalam asumsi perekonomian Indonesia adalah pengangguran dan kemiskinan hanya mungkin diatasi jika ekonomi tumbuh minimal (misalnya) 6,5 %.
  • 19. Asusmsi demikian salah, karena: Yang dapat mengatasi pengangguran dan kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi yang melibatkan kegiatan ekonomi rakyat yang pelakunya adalah masyarakat miskin. Pengangguran dan kemiskinan adalah dua hal berbeda. Orang yang menganggur belum tentu miskin. Ilustrasi: 1 % pertumbuhan di a sumsikan mampu menampung 200.000-400.000 tenaga kerja baru, maka pertumbuhan 6.5 % hanya mampu mempekerjakan 1,3 juta-2,6 juta tenaga kerja dan tidak ada jaminan bagi penduduk miskin yang mencapai puluhan juta jiwa.
  • 20. Beberapa Kelemahan dalam Program Penanggulangan Kemiskinan Masih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi makro daripada pemerataan; Sentralisasi kebijakan daripada desentralisasi; Lebih bersifat karitatif daripada transformatif; Memposisikan masyarakat sebagai objek dan bukan subjek; Cara pandang tentang penanggulangan kemiskinan masih berorientasi pada ‘ charity ’ daripada ‘ productivity ’; Asusmsi permasalahan dan solusi kemiskinan sering dipandang sama daripada pluralistis.
  • 21. Kebijakan Pemerintah untuk Menanggulangi Kemiskinan Masa Kolonial: ‘politik etis’ balas budi. Masa Orde Baru: terkait dengan program pembangunan nasional sejak Repelita I-V. Program sektoral yang pernah dilaksanakan: BIMAS, INMAS, dan P4K (Departemen Pertanian), UPPKS (BKKBN), KUD dan Koperasi Simpan Pinjam (Departemen Koperasi), UED-SP, BKD dan PKK (Departemen Dalam Negeri), KUBE (Departemen Sosial) Wajar 9 tahun (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) dan pengembangan Puskesmas (Departemen Kesehatan)
  • 22. Kebijakan Pemerintah untuk Menanggulangi Kemiskinan-lanj. Mulai Repelita VI diluncurkan Inpres Desa Tertinggal (IDT), yang meliputi: Komponen bantuan langsung sebesar Rp 20 juta/desa sebagai dana bergulir selama 3 tahun; Bantuan pendampingan pokmas IDT oleh tenaga pendamping Sarjana Pendamping Purna Waktu (SP2W); Bantuan pembangunan sarana/prasarana Untuk masyarakat miskin di kelurahan tidak ‘tertinggal’ diluncurkan program Takesra/Kukesra.
  • 23. Kebijakan Pemerintah untuk Menanggulangi Kemiskinan-lanj. Ketika terjadi krisis ekonomi, jumlah penduduk miskin meningkat tajam karena merupakan gabungan dari penduduk miskin lama dan penduduk baru yang bersifat sementara ( transient poverty ). Untuk mengatasi masalah ini, dikeluarkan program Jaring Pengaman Sosial (JPS), yang dibagi dalam empat kelompok program, yaitu JPS Departemen teknis, JPS prioritas, JPS sektor-sektor pembangunan dan JPS monitoring
  • 24. Kekurangan Program Tidak ada jenjang program lanjutan sehingga kelompok yang sukses dalam tahapan pertama susah mengembangkan usaha selanjutnya Terhambatnya laju pertumbuhan karena sistem pertanggungjawaban yang saling mengikat Timing pencairan kredit yang tidak tepat Kurangnya integrasi dan koordinasi program antar instansi
  • 25. Paradigma Baru Pemberantasan Kemiskinan di Indonesia Penerbitan undang-undang pemberantasan kemiskinan sehingga program pengurangan kemiskinan lebih diprioritaskan oleh pemerintah dan masyarakat Program pemberantasan harus bersifat multi-sektor Perencanaan dan pelaksanaan dilakukan bersama antara masyarakat dan pemerintah sehingga program sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi aktual masyarakat dapat lebih tergali.
  • 26. Paradigma Baru Pemberantasan Kemiskinan di Indonesia-lanj. Masyarakat dijadikan subjek dan bukan sekedar objek program Pertanggungjawaban program tidak saja pada pemerintah tetapi juga pada masyarakat Program yang berkesinambungan Ukuran keberhasilan ditentukan berdasarkan kemampuan masyarakat keluar dari belenggu kemiskinan.