SlideShare a Scribd company logo
3
Most read
4
Most read
13
Most read
Aljabar Boolean
4.1 Pendahuluan
Definisi : Aljabar boole merupakan aljabar yang terdiri atas suatu himpunan B dengan dua
operator biner yang didefinisikan pada himpunan tersebut, yaitu * (infimum) dan +
(supremum).
Atau aljabar boole adalah suatu letisdistribusi berkomplimen.
Notasi aljabar boole adalah (B, + , 1
, 0 , 1 ). Dalam aljabar boole terdapat :
1. Letis (B, * , + ) dengan dua operasi biner infimum (*) dan supremum (+)
2. Poset (B, ≤) yaitu himpunan terurut bagian.
3. Batas-batas letis yang dinotasikan dengan 0 dan 1. 0adalah elemen terkecil dan 1 adalah
elemen terbesr dari relasi (B, ≤).
Karena (B, * , +) merupakan letis distribusi berkomplemen maka tiap elemen dari B
merupakan komplemen yang unik. Komplemen dan ( a  B )
Untuk setiap a, b, c  B berlaku sifat-sifat atau postulat-postulat berikut:
1. Closure (tertutup) : (i) a + b  B
(ii) a * b  B
2. Identitas : (i) ada elemen untuk 0  B sebgai bentuk
a + 0 = 0 + a = a
(ii) ada elemen untuk 1  B sebgai bentuk
a * 1 = 1 * a = a
3. Komutatif : (i) a + b = b + a
(ii) a * b = b . a
4. Distributif : (i) a * (b + c) = (a * b) + (a * c)
(ii) a + (b * c) = (a + b) * (a + c)
(iii) (a * b) + c = (a + c) * (b + c)
5. Komplemen1
: untuk setiap a  B sebagai berikut :
(i) a + a1
= 1
(ii) a * a1
= 0
6. Terdapat paling sedikit dua buah elemen a dan  B sedemikian hingga a ≠ b.
7. Idempoteni : a * a = a ; + a = a
8. Assosiatif : a + (b + c) = (a + b) +c ; a * (b *c) = (a * b) * c
Kecuali postulat nomor 7 dan 8, postulat pertama diformulasikan secara formal oleh E.V
Humtingtonn pada tahun 1904 sebagai keenam aksioma/ postulat tersebut. Adapun
postulat assosiatif dan idempoten dapat diturunkan dari postulat yang lain.
4.2 Aljabar Boole Dua Nilai
Definisi :Aljabar Boolean dua-nilai didefinisikan pada sebuah himpunan dua buah elemen,
B = {0, 1}. Akan diselidiki apakah (B, + , 1
, 0 , 1 ) aljabar boole atau bukan.
operator biner ( + dan *)
operator uner ( 1
)
Kaidah untuk operator biner dan operator uner:
A B a * b a b a + b a a1
0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1
Cek apakah memenuhi postulat Huntington:
1. Closure : (i) a + b  B
(ii) a * b  B
2. Identitas : (i) 0 + 1 = 1 + 0 = 1
(ii) 1 * 0 = 0 * 1 = 0
Yang memenuhi elemen identitas 0 dan 1 seperti yang didefinisikan pada postulat
huntington.
3. Komutatif : (i) a + b = b + a
(ii) a * b = b * a
4. Distributif:
(i) a * (b + c) = (a * b) + (a * c) dapat ditunjukkan benar dari tabel
operator biner di atas dengan membentuk tabel kebenaran:
A b c b + c a * (b + c) a * b a * c (a * b) + (a * c)
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
(ii) Hukum distributif a + (b * c) = (a + b) * (a + c) dapat ditunjukkan benar
dengan membuat tabel kebenaran dengan cara yang sama seperti table di atas.
5. Komplemen: jelas berlaku karena Tabel di atas memperlihatkan bahwa: (i) a
+ a1
= 1, karena 0 + 01
= 0 + 1 = 1 dan 1 + 11
= 1 + 0 = 1
(ii) a * a = 0, karena 0 * 01
= 0  1 = 0 dan 1 * 11
= 1 * 0 = 0
Jadi, kelima postulat Huntington dipenuhi, maka terbukti bahwa B = {0, 1} bersama-
sama dengan operator biner + dan * operator komplemen1
merupakan aljabar
boolean.
4.3 Prinsip Dualitas
Definisi : Misalkan S adalah kesamaan (identity) di dalam aljabar Boolean yang
melibatkan operasi ( *, +, dan komplemen1
) , maka jika pernyataan S* diperoleh dengan
cara mengganti
* dengan +
+ dengan *
0 dengan 1
1 dengan 0
maka kesamaan S* juga benar. S* disebut sebagai dual dari S.
Contoh:
1. Tentukan dual dari a +(b *c) = (a + b)*(a + c)
Jawab :
a *(b + c) = (a * b)+(a * c)
2. a * 1 = 0
Jawab :
a + 0 = 1
4.4 Sifat-sifat atau Hukum-hukum Aljabar Boolean
1. Hukum identitas:
(i) a + 0 = a
(ii) a * 1 = a
2. Hukum idempoten:
(i) a + a = a
(ii) a * a = a
3. Hukum komplemen:
(i) a + a1
= 1
(ii) a * a1
= 0
4. Hukum dominansi:
(i) a * 0 = 0
(ii) a + 1 = 1
5. Hukum involusi:
(i) (a1
)1
= a
6. Hukum penyerapan:
(i) a + a * b = a
(ii) a* (a + b) = a
7. Hukum komutatif:
(i) a + b = b + a
(ii) a * b = b * a
8. Hukum asosiatif:
(i) a + (b + c) = (a + b) + c
(ii) a (b * c) = (a * b) c
9. Hukum distributif:
(i) a + (b * c) = (a + b) (a + c)
(ii) a (b + c) = a * b + a * c
10. Hukum De Morgan:
(i) (a + b)1
= a1
b1
(ii) (a * b)1
= a1
+ b1
11. Hukum 0/1
(i) 01
= 1
(ii) 11
= 0
Contoh:
1. Buktikan (i) a + ab = a dan (ii) a(a + b) = a
Penyelesaian:
(i) a + ab = a * 1 + a*b (hukum identitas)
= a ( 1 + b) (distributif)
= a * 1 (dominasi)
= a (Identitas)
(ii) a(a + b) = ( a + 0) (a +b) (hukum identitas)
= a + (0*b) (distributif)
= a+ 0 (dominasi)
= a (Identitas)
2. Buktikan bahwa untuk sembarang elemen a dan b dari aljabar Boolean maka kesamaan
berikut :
a + a1 *
b=a + b dan a * (a1
+b)=a * b adalah benar.
Penyelesaian :
(i) a + a1
* b = (a + a * b) + a1
* b (hukum penyerapan)
= a + (a * b + a1
* b) (asosiatif)
= a + (a + a1
) * b (distributif)
= a + 1 . b (komplemen)
= a + b (identitas)
(ii) a * (a1
+ b) = a * a1
+ a * b (hukum distributif)
= 0 + a * b (komplemen)
= a * b (identitas)
Atau, dapat juga dibuktikan melalui dualitas dari (i) sebagai berikut:
a * (a1
+ b) = a * (a + b)(a1
+ b)
= a{(a + b)(a1
+ b)}
= a {(a * a1
) + b}
= a (0 + b)
= a * b
4.5 Fungsi Boolean
Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari Bn
ke B melalui ekspresi
Boolean, yaitu :
f : Bn
 B
Bn
adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda-n (ordered n-tuple) di dalam
daerah asal B.
Setiap ekspresi Boolean merupakan fungsi Boolean.
Contoh :
Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah
f(x, y, z) = xyz + x’y + y’z
Fungsi f memetakan nilai-nilai pasangan terurut ganda-3
(x, y, z) ke himpunan {0, 1}.
Penyelesaian :
(1, 0, 1) yang berarti x = 1, y = 0, dan z = 1
sehingga f(1, 0, 1) = 1 * 0 * 1 + 11
* 0 + 01
* 1 = 0 + 0 + 1 = 1 .
Contoh-contoh fungsi Boolean yang lain:
1. f(x) = x
2. f(x, y) = x’y + xy’+ y’
3. f(x, y) = x’ y’
4. f(x, y) = (x + y)’
5. f(x, y, z) = xyz’
Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya, disebut literal.
Contoh:
Dik : fungsi Booelan f(x, y, z) = xy z’, nyatakan h dalam tabel kebenaran.
Penyelesaian:
x y z f(x, y, z) = xy z’
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
4.6 Fungsi Komplemen
1. Cara pertama: menggunakan hukum De Morgan
Hukum De Morgan untuk dua buah peubah, x1 dan x2, adalah
Contoh:
Misalkan f(x, y, z) = x(y1
z1
+ yz)
Penyelesaian :
f ’(x, y, z) = (x(y1
z1
+ yz))1
= x1
+ (y1
z1
+ yz)1
= x1
+ (y1
z1
)1
(yz)1
= x1
+ (y + z) (y1
+ z1
)
2. Cara kedua: menggunakan prinsip dualitas.
Tentukan dual dari ekspresi Boolean yang merepresentasikan f, lalu komplemenkan
setiap literal di dalam dual tersebut.
Contoh:
Misalkan f(x, y, z) = x(y1
z1
+ yz)
Penyelesaian :
Dual dari f(x, y, z) = x + (y1
+ z1
) (y + z)
Komplemenkan tiap literalnya: f(x, y, z) = x1
+ (y + z) (y1
+ z1
) = f 1
Jadi, f ‘(x, y, z) = x1
+ (y + z)(y1
+ z1
)
4.7 Bentuk Kanonik
Ada dua macam bentuk kanonik:
1. Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP)
2. Perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS)
Contoh:
1. f(x, y, z) = x1
y1
z + xy1
z1
+ xyz  SOP
Setiap suku (term) disebut minterm
2. g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y1
+ z)(x + y1
+ z1
)
(x1
+ y + z1
)(x1
+ y1
+ z)  POS
Setiap suku (term) disebut maxterm
Tabel dua literal
Minterm Maxterm
x y Suku Lambang Suku Lambang
0
0
1
1
0
1
0
1
x’y’
x’y
xy’
x y
m0
m1
m2
m3
x + y
x + y’
x’ + y
x’ + y’
M0
M1
M2
M3
Table tiga literal
Minterm Maxterm
x y Z Suku Lambang Suku Lambang
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
x’y’z’
x’y’z
x‘y z’
x’y z
x y’z’
x y’z
x y z’
x y z
m0
m1
m2
m3
m4
m5
m6
m7
x + y + z
x + y + z’
x + y’+z
x + y’+z’
x’+ y + z
x’+ y + z’
x’+ y’+ z
x’+ y’+ z’
M0
M1
M2
M3
M4
M5
M6
M7
Contoh:
1. Nyatakan tabel kebenaran di bawah ini dalam bentuk kanonik SOP dan POS.
Tabel
x Y z f(x, y, z)
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
Penyelesaian:
a. SOP
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 1 adalah 001,
100, dan 111, maka fungsi Booleannya dalam bentuk kanonik SOP adalah
f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz
f(x, y, z) = m1 + m4 + m7 =  (1, 4, 7)
b. POS
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 0 adalah 000,
010, 011, 101, dan 110, maka fungsi Booleannya dalam bentuk kanonik POS adalah
f(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’+ z)(x + y’+ z’)(x’+ y + z’)(x’+ y’+ z)
f(x, y, z) = M0 M2 M3 M5 M6 = (0, 2, 3, 5, 6)
4.8 Aplikasi Aljabar Boolean
a. Jaringan Pensaklaran (Switching Network)
Saklar adalah objek yang mempunyai dua buah keadaan: buka dan tutup.
Tiga bentuk gerbang paling sederhana:
1. a x b
Output b hanya ada jika dan hanya jika x dibuka  x
2. a x y b
Output b hanya ada jika dan hanya jika x dan y dibuka  xy
3. a x
c
b
y
Output c hanya ada jika dan hanya jika x atau y dibuka  x + y
Contoh:
Rangkaian pensaklaran pada rangkaian listrik:
1. Saklar dalam hubungan SERI: logika AND
Lampu
A B

Sumber tegangan
2. Saklar dalam hubungan PARALEL: logika OR
A
Lampu
B

Sumber Tegangan
Contoh. Nyatakan rangkaian pensaklaran pada gambar di bawah ini dalam ekspresi Boolean.
x’ y
x’
z
x y
penyelesaian : x’y + (x’ + xy)z
3. Rangkaian Digital Elektronik
Contoh:
Nyatakan fungsi f(x, y, z) = xy + x’y ke dalam rangkaian logika.
Penyelesaian :
a. Cara pertama
b. Cara kedua
c. Cara ketiga
4.9 Penyederhanaan fungsi Boolean
Dari segi penerapannya,fungsi boole yang lebih sederhana berarti rangkaan logika nya juga
sederhana. Penyederhanaan fungsi boole dapat dilakukan dengan 3 cara:
1. Secara aljabar
2. Menggunakan Peta Karnaugh
3. Menggunakan metode Quine Mc Cluskey (metode Tabulasi)
x'
x
y
xy
x
y
x'y
xy+x'y
x'
xy
x y
x'y
xy+x'y
x'
xyx
y
x'y
xy+x'y
4.9.1 Penyederhanaan Secara Aljabar
Contoh:
1. f(x, y) = x + x’y
= (x + x’)(x + y)
= 1  (x + y )
= x + y
2. f(x, y, z) = x’y’z + x’yz + xy’
= x’z(y’ + y) + xy’
= x’z + xz’
3. f(x, y, z) = xy + x’z + yz = xy + x’z + yz(x + x’)
= xy + x’z + xyz + x’yz
= xy(1 + z) + x’z(1 + y) = xy + x’z
4.9.2 Peta Karnaugh
Cara untuk menyederhanakan ekspresi atau pernyataan dari Aljabar Boole. Caranya
dengan menggambarkan kotak-kotak yang berisi “Minterm” (Minimum-Terms)
a. Peta Karnaugh dengan dua peubah
y
0 1
m0 m1 x 0 x’y’ x’y
m2 m3 1 xy’ xy
b. Peta dengan tiga peubah
yz
00 01 11 10
m0 m1 m3 m2 x 0 x’y’z’ x’y’z x’yz x’yz’
m4 m5 m7 m6 1 xy’z’ xy’z xyz xyz’
Contoh:
Diberikan tabel kebenaran, gambarkan Peta Karnaugh.
x Y z f(x, y, z)
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 1
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 1
Penyelesaian :
yz
00 01 11 10
x 0 0 0 0 1
1 0 0 1 1
b. Peta dengan empat peubah
yz
00 01 11 10
m0 m1 m3 m2 wx 00 w’x’y’z’ w’x’y’z w’x’yz w’x’yz’
m4 m5 m7 m6 01 w’xy’z’ w’xy’z w’xyz w’xyz’
m12 m13 m15 m14 11 wxy’z’ wxy’z wxyz wxyz’
m8 m9 m11 m10 10 wx’y’z’ wx’y’z wx’yz wx’yz’
Contoh. Diberikan tabel kebenaran, gambarkan Peta Karnaugh.
w X y z f(w, x, y, z)
0 0 0 0 0
0 0 0 1 1
0 0 1 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 0 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 1
0 1 1 1 1
1 0 0 0 0
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
1 0 1 1 0
1 1 0 0 0
1 1 0 1 0
1 1 1 0 1
1 1 1 1 0
yz
00 01 11 10
wx 00 0 1 0 1
01 0 0 1 1
11 0 0 0 1
10 0 0 0 0
4.9.3 Teknik Minimisasi Fungsi Boolean dengan Peta Karnaugh
1. Pasangan: dua buah 1 yang bertetangga
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 0 0 0
11 0 0 1 1
10 0 0 0 0
Sebelum disederhanakan: f(w, x, y, z) = wxyz + wxyz’
Hasil Penyederhanaan: f(w, x, y, z) = wxy
Bukti secara aljabar:
f(w, x, y, z) = wxyz + wxyz’
= wxy(z + z’)
= wxy(1)
= wxy
2. Kuad: empat buah 1 yang bertetangga
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 0 0 0
11 1 1 1 1
10 0 0 0 0
Sebelum disederhanakan: f(w, x, y, z) = wxy’z’ + wxy’z + wxyz + wxyz’
Hasil penyederhanaan: f(w, x, y, z) = wx
Bukti secara aljabar:
f(w, x, y, z) = wxy’ + wxy
= wx(z’ + z)
= wx(1)
= wx
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 0 0 0
11 1 1 1 1
10 0 0 0 0
3. Oktet: delapan buah 1 yang bertetangga
yz
00 01 11 10
wx 00
0 0 0 0
01
0 0 0 0
11
1 1 1 1
10
1 1 1 1
Sebelum disederhanakan: f(a, b, c, d) = wxy’z’ + wxy’z + wxyz + wxyz’ +
wx’y’z’ + wx’y’z + wx’yz + wx’yz’
Hasil penyederhanaan: f(w, x, y, z) = w
Bukti secara aljabar:
f(w, x, y, z) = wy’ + wy
= w(y’ + y)
= w
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 0 0 0
11 1 1 1 1
10 1 1 1 1
Contoh:
1. Sederhanakan fungsi Boolean f(x, y, z) = x’yz + xy’z’ + xyz + xyz’.
Penyelesaian :
Peta Karnaugh untuk fungsi tersebut adalah:
yz
00 01 11 10
x 0 1
1 1 1 1
Hasil penyederhanaan: f(x, y, z) = yz + xz’
2. Minimisasi fungsi Boolean yang bersesuaian dengan Peta Karnaugh di bawah ini.
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 1 0 0
11 1 1 1 1
10 1 1 1 1
Penyelesaian :
f(w, x, y, z) = w + xy’z
Contoh(Penggulungan/rolling) :
Sederhanakan fungsi Boolean yang bersesuaian dengan Peta Karnaugh di bawah ini.
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 1 0 0 1
11 1 0 0 1
10 0 0 0 0
Jawab: f(w, x, y, z) = xy’z’ + xyz’ ==> belum sederhana
Penyelesaian yang lebih minimal:
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 1 0 0 1
11 1 0 0 1
10 0 0 0 0
f(w, x, y, z) = xz’ ===> lebih sederhana
Contoh (Kelompok berlebihan) :
Sederhanakan fungsi Boolean yang bersesuaian dengan Peta Karnaugh di bawah ini.
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 1 0 0
11 0 1 1 0
10 0 0 1 0
Penyelesaian :
f(w, x, y, z) = xy’z + wxz + wyz  masih belum sederhana.
Penyelesaian yang lebih minimal:
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 1 0 0
11 0 1 1 0
10 0 0 1 0
f(w, x, y, z) = xy’z + wyz ===> lebih sederhana
contoh :
Minimisasi fungsi Boolean f(x, y, z) = x’z + x’y + xy’z + yz
Penyelesaian :
x’z = x’z(y + y’) = x’yz + x’y’z
x’y = x’y(z + z’) = x’yz + x’yz’
yz = yz(x + x’) = xyz + x’yz
f(x, y, z) = x’z + x’y + xy’z + yz
= x’yz + x’y’z + x’yz + x’yz’ + xy’z + xyz + x’yz
= x’yz + x’y’z + x’yz’ + xyz + xy’z
Peta Karnaugh untuk fungsi tersebut adalah:
yz
00 01 11 10
x 0 1 1 1
1 1 1
Hasil penyederhanaan: f(x, y, z) = z + x’yz’
4.9.4 Peta Karnaugh untuk lima peubah
000 001 011 010 110 111 101 100
00 m0 m1 m3 m2 m6 m7 m5 m4
01 m8 m9 m11 m10 m14 m15 m13 m12
11 m24 m25 m27 m26 m30 m31 m29 m28
10 m16 m17 m19 m18 m22 m23 m21 m20
Garis pencerminan
Contoh (Contoh penggunaan Peta 5 peubah) :
Carilah fungsi sederhana dari f(v, w, x, y, z) =  (0, 2, 4, 6, 9, 11, 13, 15, 17, 21, 25, 27, 29, 31)
Penyelesaian :
Peta Karnaugh dari fungsi tersebut adalah:
xyz
00
0
00
1
01
1
01
0
11
0
11
1
10
1
10
0
vw
00
1 1 1 1
01 1 1 1 1
11 1 1 1 1
10 1 1
Jadi f(v, w, x, y, z) = wz + v’w’z’ + vy’z
Aljabar boolean MK matematika diskrit

More Related Content

PPT
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
PDF
Buku fisika XII suharyanto
PPTX
PPT Dimensi Tiga Kelas X
PDF
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
PDF
Structural Equation Modelling (SEM) Part 1
PPT
Sistem pakar
DOC
Bab 3 resolusi logika ta 2019
PDF
Final 030125-Paparan Pembelajaran Mendalam.pptx (1).pdf
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
Buku fisika XII suharyanto
PPT Dimensi Tiga Kelas X
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Structural Equation Modelling (SEM) Part 1
Sistem pakar
Bab 3 resolusi logika ta 2019
Final 030125-Paparan Pembelajaran Mendalam.pptx (1).pdf

What's hot (20)

PPT
Graf pohon (bagian ke 6)
PDF
Beberapa distribusi peluang kontinu
PPTX
Graf Pohon
PPTX
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
PPT
Metode numerik persamaan non linier
PPTX
Bab 4 aljabar boolean
PPT
03 limit dan kekontinuan
PPTX
PPTX
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
PDF
Aljabar boolean(1)
PDF
Persamaandifferensial
PDF
persamaan-diferensial-orde-ii
PDF
Merentang (Spanning) Tugas Matrikulasi Aljabar Linear
PPTX
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
PPT
Penyederhanaan Fungsi Boolean
PDF
Modul persamaan diferensial 1
PPS
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
PDF
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
PDF
TURUNAN TINGKAT TINGGI
PPT
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Graf pohon (bagian ke 6)
Beberapa distribusi peluang kontinu
Graf Pohon
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
Metode numerik persamaan non linier
Bab 4 aljabar boolean
03 limit dan kekontinuan
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Aljabar boolean(1)
Persamaandifferensial
persamaan-diferensial-orde-ii
Merentang (Spanning) Tugas Matrikulasi Aljabar Linear
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Modul persamaan diferensial 1
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
TURUNAN TINGKAT TINGGI
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Ad

Similar to Aljabar boolean MK matematika diskrit (20)

PDF
Aljaba boolean&teorigraph asepjalaludin
DOC
Aljabar boolean
DOC
Aljabar boolean
PPT
materi kuliah teori tentang Aljabar_Boolean.ppt
PPTX
Aljabar Boolean Teknik Elektronika(3).pptx
PDF
Aljabar Boole : K-Map & Quine McCluskey
PDF
ALJABAR BOOLEAN PART 1 UNTUK MATERI MATEMATIKA DISKRIT
PPTX
Aljabar Boolean - Matematika Diskrit
PPTX
1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx
PPT
Aljabar Boolean
PPTX
2 PRINSIP prinsip dan PERANCANGAN LOGIKA
PDF
Aljabar-Boolean-(2020)-bagian1.pdf
PPTX
Aljabar boolean
PPT
Aljabar Boolean.ppt
PPTX
11-Aljabar-Boolean-(thn2023)-bagian1.pptx
PPT
2. GERBANG LOGIKA (PERT-2).ppt,NMKLJLKJLKJL
PDF
Materi Kuliah mengenai Aljabar dan Boolean
PPTX
Aljabar Boole-ringkas.pptx
PDF
11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf
Aljaba boolean&teorigraph asepjalaludin
Aljabar boolean
Aljabar boolean
materi kuliah teori tentang Aljabar_Boolean.ppt
Aljabar Boolean Teknik Elektronika(3).pptx
Aljabar Boole : K-Map & Quine McCluskey
ALJABAR BOOLEAN PART 1 UNTUK MATERI MATEMATIKA DISKRIT
Aljabar Boolean - Matematika Diskrit
1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx
Aljabar Boolean
2 PRINSIP prinsip dan PERANCANGAN LOGIKA
Aljabar-Boolean-(2020)-bagian1.pdf
Aljabar boolean
Aljabar Boolean.ppt
11-Aljabar-Boolean-(thn2023)-bagian1.pptx
2. GERBANG LOGIKA (PERT-2).ppt,NMKLJLKJLKJL
Materi Kuliah mengenai Aljabar dan Boolean
Aljabar Boole-ringkas.pptx
11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf
Ad

More from riyana fairuz kholisa (15)

DOCX
Mtsn try out fisika kls 8
DOCX
Mtsn try out 9 fisika
DOCX
Smp try out fisika 8
PDF
Analisis real-lengkap-a1c
DOCX
letis MK matematika diskrit
PPT
Aljabar linear-1
PPT
Sistem bilangan-cacah,
PDF
logika matematika
PDF
trigonometri
DOCX
Soal try out matematika kelas vii
DOCX
Soal try out fisika kelas viii
DOCX
Soal try out fisika kelas vii
DOCX
Soal try ou matematika x
DOCX
Soal try fisika out kelas ix
DOCX
Soal tyr out fisika kelas x
Mtsn try out fisika kls 8
Mtsn try out 9 fisika
Smp try out fisika 8
Analisis real-lengkap-a1c
letis MK matematika diskrit
Aljabar linear-1
Sistem bilangan-cacah,
logika matematika
trigonometri
Soal try out matematika kelas vii
Soal try out fisika kelas viii
Soal try out fisika kelas vii
Soal try ou matematika x
Soal try fisika out kelas ix
Soal tyr out fisika kelas x

Aljabar boolean MK matematika diskrit

  • 1. Aljabar Boolean 4.1 Pendahuluan Definisi : Aljabar boole merupakan aljabar yang terdiri atas suatu himpunan B dengan dua operator biner yang didefinisikan pada himpunan tersebut, yaitu * (infimum) dan + (supremum). Atau aljabar boole adalah suatu letisdistribusi berkomplimen. Notasi aljabar boole adalah (B, + , 1 , 0 , 1 ). Dalam aljabar boole terdapat : 1. Letis (B, * , + ) dengan dua operasi biner infimum (*) dan supremum (+) 2. Poset (B, ≤) yaitu himpunan terurut bagian. 3. Batas-batas letis yang dinotasikan dengan 0 dan 1. 0adalah elemen terkecil dan 1 adalah elemen terbesr dari relasi (B, ≤). Karena (B, * , +) merupakan letis distribusi berkomplemen maka tiap elemen dari B merupakan komplemen yang unik. Komplemen dan ( a  B ) Untuk setiap a, b, c  B berlaku sifat-sifat atau postulat-postulat berikut: 1. Closure (tertutup) : (i) a + b  B (ii) a * b  B 2. Identitas : (i) ada elemen untuk 0  B sebgai bentuk a + 0 = 0 + a = a (ii) ada elemen untuk 1  B sebgai bentuk a * 1 = 1 * a = a 3. Komutatif : (i) a + b = b + a (ii) a * b = b . a 4. Distributif : (i) a * (b + c) = (a * b) + (a * c) (ii) a + (b * c) = (a + b) * (a + c) (iii) (a * b) + c = (a + c) * (b + c)
  • 2. 5. Komplemen1 : untuk setiap a  B sebagai berikut : (i) a + a1 = 1 (ii) a * a1 = 0 6. Terdapat paling sedikit dua buah elemen a dan  B sedemikian hingga a ≠ b. 7. Idempoteni : a * a = a ; + a = a 8. Assosiatif : a + (b + c) = (a + b) +c ; a * (b *c) = (a * b) * c Kecuali postulat nomor 7 dan 8, postulat pertama diformulasikan secara formal oleh E.V Humtingtonn pada tahun 1904 sebagai keenam aksioma/ postulat tersebut. Adapun postulat assosiatif dan idempoten dapat diturunkan dari postulat yang lain. 4.2 Aljabar Boole Dua Nilai Definisi :Aljabar Boolean dua-nilai didefinisikan pada sebuah himpunan dua buah elemen, B = {0, 1}. Akan diselidiki apakah (B, + , 1 , 0 , 1 ) aljabar boole atau bukan. operator biner ( + dan *) operator uner ( 1 ) Kaidah untuk operator biner dan operator uner: A B a * b a b a + b a a1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 Cek apakah memenuhi postulat Huntington: 1. Closure : (i) a + b  B (ii) a * b  B 2. Identitas : (i) 0 + 1 = 1 + 0 = 1 (ii) 1 * 0 = 0 * 1 = 0 Yang memenuhi elemen identitas 0 dan 1 seperti yang didefinisikan pada postulat huntington. 3. Komutatif : (i) a + b = b + a
  • 3. (ii) a * b = b * a 4. Distributif: (i) a * (b + c) = (a * b) + (a * c) dapat ditunjukkan benar dari tabel operator biner di atas dengan membentuk tabel kebenaran: A b c b + c a * (b + c) a * b a * c (a * b) + (a * c) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 (ii) Hukum distributif a + (b * c) = (a + b) * (a + c) dapat ditunjukkan benar dengan membuat tabel kebenaran dengan cara yang sama seperti table di atas. 5. Komplemen: jelas berlaku karena Tabel di atas memperlihatkan bahwa: (i) a + a1 = 1, karena 0 + 01 = 0 + 1 = 1 dan 1 + 11 = 1 + 0 = 1 (ii) a * a = 0, karena 0 * 01 = 0  1 = 0 dan 1 * 11 = 1 * 0 = 0 Jadi, kelima postulat Huntington dipenuhi, maka terbukti bahwa B = {0, 1} bersama- sama dengan operator biner + dan * operator komplemen1 merupakan aljabar boolean. 4.3 Prinsip Dualitas Definisi : Misalkan S adalah kesamaan (identity) di dalam aljabar Boolean yang melibatkan operasi ( *, +, dan komplemen1 ) , maka jika pernyataan S* diperoleh dengan cara mengganti * dengan + + dengan * 0 dengan 1 1 dengan 0
  • 4. maka kesamaan S* juga benar. S* disebut sebagai dual dari S. Contoh: 1. Tentukan dual dari a +(b *c) = (a + b)*(a + c) Jawab : a *(b + c) = (a * b)+(a * c) 2. a * 1 = 0 Jawab : a + 0 = 1 4.4 Sifat-sifat atau Hukum-hukum Aljabar Boolean 1. Hukum identitas: (i) a + 0 = a (ii) a * 1 = a 2. Hukum idempoten: (i) a + a = a (ii) a * a = a 3. Hukum komplemen: (i) a + a1 = 1 (ii) a * a1 = 0 4. Hukum dominansi: (i) a * 0 = 0 (ii) a + 1 = 1 5. Hukum involusi: (i) (a1 )1 = a 6. Hukum penyerapan: (i) a + a * b = a (ii) a* (a + b) = a 7. Hukum komutatif: (i) a + b = b + a (ii) a * b = b * a 8. Hukum asosiatif: (i) a + (b + c) = (a + b) + c (ii) a (b * c) = (a * b) c 9. Hukum distributif: (i) a + (b * c) = (a + b) (a + c) (ii) a (b + c) = a * b + a * c 10. Hukum De Morgan: (i) (a + b)1 = a1 b1 (ii) (a * b)1 = a1 + b1 11. Hukum 0/1 (i) 01 = 1 (ii) 11 = 0 Contoh: 1. Buktikan (i) a + ab = a dan (ii) a(a + b) = a Penyelesaian: (i) a + ab = a * 1 + a*b (hukum identitas) = a ( 1 + b) (distributif) = a * 1 (dominasi)
  • 5. = a (Identitas) (ii) a(a + b) = ( a + 0) (a +b) (hukum identitas) = a + (0*b) (distributif) = a+ 0 (dominasi) = a (Identitas) 2. Buktikan bahwa untuk sembarang elemen a dan b dari aljabar Boolean maka kesamaan berikut : a + a1 * b=a + b dan a * (a1 +b)=a * b adalah benar. Penyelesaian : (i) a + a1 * b = (a + a * b) + a1 * b (hukum penyerapan) = a + (a * b + a1 * b) (asosiatif) = a + (a + a1 ) * b (distributif) = a + 1 . b (komplemen) = a + b (identitas) (ii) a * (a1 + b) = a * a1 + a * b (hukum distributif) = 0 + a * b (komplemen) = a * b (identitas) Atau, dapat juga dibuktikan melalui dualitas dari (i) sebagai berikut: a * (a1 + b) = a * (a + b)(a1 + b) = a{(a + b)(a1 + b)} = a {(a * a1 ) + b} = a (0 + b) = a * b 4.5 Fungsi Boolean Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari Bn ke B melalui ekspresi Boolean, yaitu : f : Bn  B Bn adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda-n (ordered n-tuple) di dalam daerah asal B. Setiap ekspresi Boolean merupakan fungsi Boolean.
  • 6. Contoh : Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah f(x, y, z) = xyz + x’y + y’z Fungsi f memetakan nilai-nilai pasangan terurut ganda-3 (x, y, z) ke himpunan {0, 1}. Penyelesaian : (1, 0, 1) yang berarti x = 1, y = 0, dan z = 1 sehingga f(1, 0, 1) = 1 * 0 * 1 + 11 * 0 + 01 * 1 = 0 + 0 + 1 = 1 . Contoh-contoh fungsi Boolean yang lain: 1. f(x) = x 2. f(x, y) = x’y + xy’+ y’ 3. f(x, y) = x’ y’ 4. f(x, y) = (x + y)’ 5. f(x, y, z) = xyz’ Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya, disebut literal. Contoh: Dik : fungsi Booelan f(x, y, z) = xy z’, nyatakan h dalam tabel kebenaran. Penyelesaian: x y z f(x, y, z) = xy z’ 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 4.6 Fungsi Komplemen 1. Cara pertama: menggunakan hukum De Morgan Hukum De Morgan untuk dua buah peubah, x1 dan x2, adalah
  • 7. Contoh: Misalkan f(x, y, z) = x(y1 z1 + yz) Penyelesaian : f ’(x, y, z) = (x(y1 z1 + yz))1 = x1 + (y1 z1 + yz)1 = x1 + (y1 z1 )1 (yz)1 = x1 + (y + z) (y1 + z1 ) 2. Cara kedua: menggunakan prinsip dualitas. Tentukan dual dari ekspresi Boolean yang merepresentasikan f, lalu komplemenkan setiap literal di dalam dual tersebut. Contoh: Misalkan f(x, y, z) = x(y1 z1 + yz) Penyelesaian : Dual dari f(x, y, z) = x + (y1 + z1 ) (y + z) Komplemenkan tiap literalnya: f(x, y, z) = x1 + (y + z) (y1 + z1 ) = f 1 Jadi, f ‘(x, y, z) = x1 + (y + z)(y1 + z1 ) 4.7 Bentuk Kanonik Ada dua macam bentuk kanonik: 1. Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP) 2. Perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS) Contoh: 1. f(x, y, z) = x1 y1 z + xy1 z1 + xyz  SOP Setiap suku (term) disebut minterm 2. g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y1 + z)(x + y1 + z1 ) (x1 + y + z1 )(x1 + y1 + z)  POS Setiap suku (term) disebut maxterm
  • 8. Tabel dua literal Minterm Maxterm x y Suku Lambang Suku Lambang 0 0 1 1 0 1 0 1 x’y’ x’y xy’ x y m0 m1 m2 m3 x + y x + y’ x’ + y x’ + y’ M0 M1 M2 M3 Table tiga literal Minterm Maxterm x y Z Suku Lambang Suku Lambang 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 x’y’z’ x’y’z x‘y z’ x’y z x y’z’ x y’z x y z’ x y z m0 m1 m2 m3 m4 m5 m6 m7 x + y + z x + y + z’ x + y’+z x + y’+z’ x’+ y + z x’+ y + z’ x’+ y’+ z x’+ y’+ z’ M0 M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 Contoh: 1. Nyatakan tabel kebenaran di bawah ini dalam bentuk kanonik SOP dan POS. Tabel x Y z f(x, y, z) 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
  • 9. 1 1 1 1 0 1 0 1 Penyelesaian: a. SOP Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 1 adalah 001, 100, dan 111, maka fungsi Booleannya dalam bentuk kanonik SOP adalah f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz f(x, y, z) = m1 + m4 + m7 =  (1, 4, 7) b. POS Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 0 adalah 000, 010, 011, 101, dan 110, maka fungsi Booleannya dalam bentuk kanonik POS adalah f(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’+ z)(x + y’+ z’)(x’+ y + z’)(x’+ y’+ z) f(x, y, z) = M0 M2 M3 M5 M6 = (0, 2, 3, 5, 6) 4.8 Aplikasi Aljabar Boolean a. Jaringan Pensaklaran (Switching Network) Saklar adalah objek yang mempunyai dua buah keadaan: buka dan tutup. Tiga bentuk gerbang paling sederhana: 1. a x b Output b hanya ada jika dan hanya jika x dibuka  x 2. a x y b Output b hanya ada jika dan hanya jika x dan y dibuka  xy 3. a x c b y
  • 10. Output c hanya ada jika dan hanya jika x atau y dibuka  x + y Contoh: Rangkaian pensaklaran pada rangkaian listrik: 1. Saklar dalam hubungan SERI: logika AND Lampu A B  Sumber tegangan 2. Saklar dalam hubungan PARALEL: logika OR A Lampu B  Sumber Tegangan Contoh. Nyatakan rangkaian pensaklaran pada gambar di bawah ini dalam ekspresi Boolean. x’ y x’ z x y penyelesaian : x’y + (x’ + xy)z
  • 11. 3. Rangkaian Digital Elektronik Contoh: Nyatakan fungsi f(x, y, z) = xy + x’y ke dalam rangkaian logika. Penyelesaian : a. Cara pertama
  • 12. b. Cara kedua c. Cara ketiga 4.9 Penyederhanaan fungsi Boolean Dari segi penerapannya,fungsi boole yang lebih sederhana berarti rangkaan logika nya juga sederhana. Penyederhanaan fungsi boole dapat dilakukan dengan 3 cara: 1. Secara aljabar 2. Menggunakan Peta Karnaugh 3. Menggunakan metode Quine Mc Cluskey (metode Tabulasi) x' x y xy x y x'y xy+x'y x' xy x y x'y xy+x'y x' xyx y x'y xy+x'y
  • 13. 4.9.1 Penyederhanaan Secara Aljabar Contoh: 1. f(x, y) = x + x’y = (x + x’)(x + y) = 1  (x + y ) = x + y 2. f(x, y, z) = x’y’z + x’yz + xy’ = x’z(y’ + y) + xy’ = x’z + xz’ 3. f(x, y, z) = xy + x’z + yz = xy + x’z + yz(x + x’) = xy + x’z + xyz + x’yz = xy(1 + z) + x’z(1 + y) = xy + x’z 4.9.2 Peta Karnaugh Cara untuk menyederhanakan ekspresi atau pernyataan dari Aljabar Boole. Caranya dengan menggambarkan kotak-kotak yang berisi “Minterm” (Minimum-Terms) a. Peta Karnaugh dengan dua peubah y 0 1 m0 m1 x 0 x’y’ x’y m2 m3 1 xy’ xy b. Peta dengan tiga peubah yz 00 01 11 10 m0 m1 m3 m2 x 0 x’y’z’ x’y’z x’yz x’yz’ m4 m5 m7 m6 1 xy’z’ xy’z xyz xyz’
  • 14. Contoh: Diberikan tabel kebenaran, gambarkan Peta Karnaugh. x Y z f(x, y, z) 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 Penyelesaian : yz 00 01 11 10 x 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 b. Peta dengan empat peubah yz 00 01 11 10 m0 m1 m3 m2 wx 00 w’x’y’z’ w’x’y’z w’x’yz w’x’yz’ m4 m5 m7 m6 01 w’xy’z’ w’xy’z w’xyz w’xyz’ m12 m13 m15 m14 11 wxy’z’ wxy’z wxyz wxyz’ m8 m9 m11 m10 10 wx’y’z’ wx’y’z wx’yz wx’yz’
  • 15. Contoh. Diberikan tabel kebenaran, gambarkan Peta Karnaugh. w X y z f(w, x, y, z) 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 yz 00 01 11 10 wx 00 0 1 0 1 01 0 0 1 1 11 0 0 0 1 10 0 0 0 0
  • 16. 4.9.3 Teknik Minimisasi Fungsi Boolean dengan Peta Karnaugh 1. Pasangan: dua buah 1 yang bertetangga yz 00 01 11 10 wx 00 0 0 0 0 01 0 0 0 0 11 0 0 1 1 10 0 0 0 0 Sebelum disederhanakan: f(w, x, y, z) = wxyz + wxyz’ Hasil Penyederhanaan: f(w, x, y, z) = wxy Bukti secara aljabar: f(w, x, y, z) = wxyz + wxyz’ = wxy(z + z’) = wxy(1) = wxy 2. Kuad: empat buah 1 yang bertetangga yz 00 01 11 10
  • 17. wx 00 0 0 0 0 01 0 0 0 0 11 1 1 1 1 10 0 0 0 0 Sebelum disederhanakan: f(w, x, y, z) = wxy’z’ + wxy’z + wxyz + wxyz’ Hasil penyederhanaan: f(w, x, y, z) = wx Bukti secara aljabar: f(w, x, y, z) = wxy’ + wxy = wx(z’ + z) = wx(1) = wx yz 00 01 11 10 wx 00 0 0 0 0 01 0 0 0 0 11 1 1 1 1 10 0 0 0 0 3. Oktet: delapan buah 1 yang bertetangga yz
  • 18. 00 01 11 10 wx 00 0 0 0 0 01 0 0 0 0 11 1 1 1 1 10 1 1 1 1 Sebelum disederhanakan: f(a, b, c, d) = wxy’z’ + wxy’z + wxyz + wxyz’ + wx’y’z’ + wx’y’z + wx’yz + wx’yz’ Hasil penyederhanaan: f(w, x, y, z) = w Bukti secara aljabar: f(w, x, y, z) = wy’ + wy = w(y’ + y) = w yz 00 01 11 10 wx 00 0 0 0 0 01 0 0 0 0 11 1 1 1 1 10 1 1 1 1
  • 19. Contoh: 1. Sederhanakan fungsi Boolean f(x, y, z) = x’yz + xy’z’ + xyz + xyz’. Penyelesaian : Peta Karnaugh untuk fungsi tersebut adalah: yz 00 01 11 10 x 0 1 1 1 1 1 Hasil penyederhanaan: f(x, y, z) = yz + xz’ 2. Minimisasi fungsi Boolean yang bersesuaian dengan Peta Karnaugh di bawah ini. yz 00 01 11 10 wx 00 0 0 0 0 01 0 1 0 0 11 1 1 1 1 10 1 1 1 1 Penyelesaian : f(w, x, y, z) = w + xy’z Contoh(Penggulungan/rolling) : Sederhanakan fungsi Boolean yang bersesuaian dengan Peta Karnaugh di bawah ini.
  • 20. yz 00 01 11 10 wx 00 0 0 0 0 01 1 0 0 1 11 1 0 0 1 10 0 0 0 0 Jawab: f(w, x, y, z) = xy’z’ + xyz’ ==> belum sederhana Penyelesaian yang lebih minimal: yz 00 01 11 10 wx 00 0 0 0 0 01 1 0 0 1 11 1 0 0 1 10 0 0 0 0 f(w, x, y, z) = xz’ ===> lebih sederhana Contoh (Kelompok berlebihan) : Sederhanakan fungsi Boolean yang bersesuaian dengan Peta Karnaugh di bawah ini.
  • 21. yz 00 01 11 10 wx 00 0 0 0 0 01 0 1 0 0 11 0 1 1 0 10 0 0 1 0 Penyelesaian : f(w, x, y, z) = xy’z + wxz + wyz  masih belum sederhana. Penyelesaian yang lebih minimal: yz 00 01 11 10 wx 00 0 0 0 0 01 0 1 0 0 11 0 1 1 0 10 0 0 1 0 f(w, x, y, z) = xy’z + wyz ===> lebih sederhana contoh : Minimisasi fungsi Boolean f(x, y, z) = x’z + x’y + xy’z + yz
  • 22. Penyelesaian : x’z = x’z(y + y’) = x’yz + x’y’z x’y = x’y(z + z’) = x’yz + x’yz’ yz = yz(x + x’) = xyz + x’yz f(x, y, z) = x’z + x’y + xy’z + yz = x’yz + x’y’z + x’yz + x’yz’ + xy’z + xyz + x’yz = x’yz + x’y’z + x’yz’ + xyz + xy’z Peta Karnaugh untuk fungsi tersebut adalah: yz 00 01 11 10 x 0 1 1 1 1 1 1 Hasil penyederhanaan: f(x, y, z) = z + x’yz’ 4.9.4 Peta Karnaugh untuk lima peubah 000 001 011 010 110 111 101 100 00 m0 m1 m3 m2 m6 m7 m5 m4 01 m8 m9 m11 m10 m14 m15 m13 m12 11 m24 m25 m27 m26 m30 m31 m29 m28 10 m16 m17 m19 m18 m22 m23 m21 m20 Garis pencerminan Contoh (Contoh penggunaan Peta 5 peubah) : Carilah fungsi sederhana dari f(v, w, x, y, z) =  (0, 2, 4, 6, 9, 11, 13, 15, 17, 21, 25, 27, 29, 31) Penyelesaian :
  • 23. Peta Karnaugh dari fungsi tersebut adalah: xyz 00 0 00 1 01 1 01 0 11 0 11 1 10 1 10 0 vw 00 1 1 1 1 01 1 1 1 1 11 1 1 1 1 10 1 1 Jadi f(v, w, x, y, z) = wz + v’w’z’ + vy’z