1
A. Merasakan Adanya Masalah/Problem Sensing
Perubahan kurikulum di sekolah berdampak pada aktivitas pendidik, termasuk
guru bimbingan dan konseling atau konselor. Kurikulum 2013 memberikan peluang
kepada peserta didik untuk memilih mata pelajaran yang diminati, mendalami materi
mata pelajaran, dan mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya sesuai dengan
kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat, dan karakteristik kepribadian.
Dalam rangka implementasi kurikulum 2013 yang mengamanatkan adanya
peminatan peserta didik pada kelompok mata pelajaran, lintas mata pelajaran, dan
pendalaman mata pelajaran maka diperlukan adanya pelayanan bimbingan dan konseling
yang dilakukan oleh Guru BK atau konselor. Kegiatan bimbingan dan konseling yang
lebih luas demikian itu diisi dengan pelayanan bimbingan dan konseling peminatan yang
menekankan kemandirian peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka
masing-masing (Kemendikbud, 2013).
Setiap peserta didik atau konseli satu dengan yang lainnya berbeda dalam hal
kecerdasan bakat, minat, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman
belajarnya. Perbedaan tersebut menggambarkan adanya variasi kebutuhan akan
peminatan secara utuh dan optimal melalui layanan bimbingan dan konseling.
Salah satu komponen penting dalam pelaksanaan layanan peminatan peserta didik
adalah asesmen atau pengukuran terhadap komponen peserta didik. Pemahaman guru BK
terhadap prosedur asesmen, prosedur analisis, serta mekanisme pemilihan atau penetapan
peminatan peserta didik sangatlah esensial untuk membantu mengarahkan siswa kepada
minat yang sesuai dengan potensi dan daya dukung lingkungan yang dimilikinya.
Kesesuaian dalam pemilihan dan penetapan peminatan ini tentunya akan membantu
dalam proses belajar dan keberhasilan dalam belajar yang dijalaninya.
Dalam pelaksanaannya, asesmen merupakan hal yang penting dan
harus dilakukan dengan berhati-hati sesuai dengan kaidahnya. Asesmen yang tidak
dilakukan secara objektif akan berpengaruh terhadap kesalahan dalam penentuan
peminatan peserta didik. Hal ini akan berakibat fatal pada proses dan hasil belajar siswa
dalam jangka pendek maupun jangka panjang kedepannya (Yandri, dkk: 2012).
2
B. Eksplorasi dan Analisis Masalah/Problem Exploration and Analysis
Asesmen peminatan peserta didik merupakan proses mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan
lingkungannya. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang berbagai
kondisi individu dan lingkungannya sebagai bahan dasar untuk memahami arah
peminatan peserta didik dan untuk pengembangan program layanan peminatan sesuai
kebutuhan (Kemendikbud: 2013).
Assesmen dalam kerangka kerja bimbingan dan konseling memiliki kedudukan
strategis, karena memiliki kedudukan sebagai fondasi dalam perancangan program
bimbingan dan konseling (BK) yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini disebabkan karena
kesesuaian program dan gambaran dari peserta didik dan kondisi lingkungannya dapat
mendorong pencapaian tujuan pelayanan bimbingan dan konseling (Depdiknas: 2007).
Adapun salah satu tujuan asesmen dalam implementasi kurikulum 2013 adalah untuk
membuat keputusan tentang penempatan peserta didik sesuai dengan peminatan.
Menurut Nekrug dan Fawcett (2006) prosedur assesmen meliputi kegiatan
interview klinis; teknik asesmen informal seperti observasi, penggunaan skala rating,
teknik klasifikasi, pencatatan dan dokumentasi pribadi; tes kepribadian seperti tes
objektif, tes proyektif, dan inventori minat; dan tes-tes kemampuan seperti tes prestasi
prestasi dan tes bakat.
Metode asesmen formal tertuju pada instrumen asesmen yang sudah terstandar,
dalam hal ini mempunyai bahan yang terstruktur, prosedur administrasi yang standar, dan
menggunakan metode skoring dan interpretasi yang konsisten. Tujuan utama standarisasi
suatu instrumen asesmen adalah untuk memastikan bahwa keseluruhan variabel dibawah
kontrol dari penguji, juga bahwa setiap orang yang dites diperlakukan dengan cara yang
sama (Urbina, 2004). Instrumen asesmen formal meliputi tes-tes pendidikan dan tes-tes
psikologi yang terstandar, interview terstruktur, atau observasi perilaku yang terstruktur.
Selanjutnya metode asesmen informal, adalah instrumen dan strategi yang dikembangkan
tanpa ada pengujian validitas dan reliabilitas. Tidak ada standarisasi administrasi,
prosedur skoring, atau interpretasi (Drummord dan Jones, 2010).
3
Terdapat dua jenis asesmen dalam bimbingan dan konseling, yakni asesmen
teknik non tes dan asesmen teknik tes. Dilihat dari kecenderungannya, maka asesmen
teknik non tes paling banyak digunakan oleh konselor. Prosedur perancangan,
pengadminstrasian, pengolahan, analisis, dan penafsirannya relatif lebih sederhana
sehingga mudah untuk dipelajari dan dipahami. Berbagai bentuk asesmen teknik non tes
yang selama ini sering digunakan antara lain pedoman wawancara, pedoman observasi,
angket, Daftar Cek Masalah (DCM), sosiometri, Alat Ungkap Masalah (AUM), Inventori
Tugas Perkembangan (ITP), dan sebagainya.
Pada sisi lain asesmen teknik tes hanya digunakan oleh sebagian konselor yang
telah memiliki sertifikasi untuk menggunakan asesmen teknik psikopedagosis. Asesmen
tes memiliki banyak jenis, diantaranya tes kecerdasan yang dikembangkan oleh Wechsler
(The Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence, The Wecshler Intelligence
for Children, The Wecshler Adult Intelligence Scale, The Wecshler Intelligence Bellevue
Intelligence Scale), The Drawaing of Man from Goodenough Haris, sedangkan tes
kecerdasan yang dikembangkan oleh JC Raven (Tes Colour Progressive Matrics, Test
Progressive Matrics Standard, Test Progressive Matrics Advance). Tes bakat antara lain
Flanagan Aptitide Classification Test, General Aptitude Test Batterry, Differential
Aptitude Test (DAT), Scholastic Aptitude Test. Sedangkan untuk tes minat antara lain
Strong Vocational Interset Blank, Kuder Preference Record, tes kemampuan kerja antara
lain Kraeplin Test, Pauli Test, tes kepribadian antara lain Rorschach, Wartegg Test,
Baum Test, Draw A Man Test, Edward Personal Preference Schedule, Study of Values,
serta tes kematangan sosial.
Ketepatan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk pemilihan
dan penetapan peminatan peserta didik memerlukan berbagai macam data atau informasi
tentang diri calon peserta didik. Diperlukan 7 komponen pokok yaitu prestasi belajar,
prestasi non akademik, nilai UN, minat belajar tinggi, cita-cita, perhatian orang tua, dan
deteksi potensi yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan dan penetapan
minat belajar secara tepat bagi peserta didik. Untuk memperoleh data tentang komponen
pokok tersebut perlu dilakukan pengumpulan data dan kegiatan pengukuran. Dari ketujuh
4
komponen tersebut, komponen terakhir yaitu deteksi potensi memerlukan
pengukuran/asesmen lebih lanjut (Kemendikbud: 2013).
C. Penyajian Masalah/Problem Posing
Asesmen dalam bimbingan dan konseling merupakan proses mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasikan data tentang peserta didik dan lingkungannya.
Kemampuan menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen merupakan salah satu
kompetensi yang harus dimiliki konselor dalam menentukan peminatan peserta didik
pada kurikulum 2013.
Namun dalam pelaksanaan asesmen tidak terlepas dari berbagai hambatan.
Permasalahan-permasalahan yang ditemui ketika melakukan asesmen dalam menentukan
peminatan peserta didik pada kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.
No Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik
Pada Kurikulum 2013
Hambatan
1 Teknik Tes:
 Tes Intelegensi
 Tes Kepribadian
 Tes Minat Vokasional
 Tes Bakat Skolastik
Asesmen teknik tes hanya boleh
dilakukan oleh konselor yang telah
memiliki sertifikasi untuk teknik tes
psikopedagosis.
Asesmen teknik tes memerlukan biaya
yang lebih besar
2 Teknik Non Tes:
 Wawancara
 Observasi
 Dokumentasi (Nilai Raport & UN)
 Angket
 Inventori (AUM /DCM/ITP)
Asesmen teknik non tes berlangsung
lebih lama dibandingkan asesmen teknik
tes, sedangkan keputusan hasil peminatan
peserta didik diperlukan segera pada saat
siswa berada di kelas X
5
D. Pemecahan Masalah/Problem Solving
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil asesmen peminatan belajar peserta
didik, maka dapat disajikan dan dipilih salah satu alternatif penetapan peminatan belajar
peserta didik yang sesuai dengan kondisi dan daya dukung masing-masing satuan
pendidikan sebagai berikut.
1. Alternatif pertama, layanan pemilihan dan penetapan peminatan dilaksanakan
bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru. Alternatif ini memiliki efisiensi
kerja sebab peserta didik yang tidak diterima memiliki kesempatan mendaftar ke
sekolah lain. Untuk kelancaran proses dan ketepatan hasil asesmen peminatan
peserta didik diperlukan partisipasi aktif dari kepala sekolah, guru bimbingan dan
konseling, orang tua, guru mata pelajaran, dan peserta didik.
2. Alternatif kedua, proses pemilihan dan penetapan peminatan belajar peserta didik
dilaksanakan pada minggu pertama awal tahun pelajaran baru. Penanggung jawab
proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik pada awal tahun
pelajaran baru adalah guru bimbingan dan konseling yang bekerjasama dengan
berbagai berbagai pihak meliputi orang tua peserta didik, guru mata pelajaran, dan
kepala sekolah serta tenaga kependidikan.
E. Refleksi Terhadap Proses dan Hasil/Reflection To Proccess And Result
Pentingnya asesmen dalam program bimbingan konseling pada umumnya, dan
layanan peminatan peserta didik pada khususnya, mengharuskan konselor untuk
menguasai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan pengukuran komponen peminatan
peserta didik. Dengan menguasai asesmen, diharapkan konselor dapat memberikan
rekomendasi peminatan yang akurat sesuai dengan kondisi, potensi, minat, serta daya
dukung peserta didik. Hal ini tentu akan menunjang kelancaran dan keberhasilan peserta
didik dalam proses belajarnya.
6
DAFTAR PUSTAKA
Farozin, Muh. 2014. Peran Bimbingan dan Konseling dalam Peminatan Peserta Didik.
Yogyakarta: FKIP UNY
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. 2013. Asesmen dalam Bimbingan dan
Konseling. Jakarta: Kemendikbud.
Modul Diklat Peningkatan Kompetensi Guru BK. 2013. Pengukuran Peminatan Peserta
Didik. Jakarta: Kemendikbud.
Yandri, Hendri dkk. 2012. Penggunaan Hasil Assessment dalam BK. Artikel. Counseling
Care Indonesia.

More Related Content

PDF
bIMBINGAN KONSELING LAYANAN PEMINATAN DAN RESPONSIF.pdf
PPTX
Bimbingan dan konseling- bidang pengembangan layanan BK
DOCX
Laporan hasil observasi bk
PDF
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
PPT
Powerpoint strategi pembelajaran
DOCX
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
DOCX
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
DOC
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
bIMBINGAN KONSELING LAYANAN PEMINATAN DAN RESPONSIF.pdf
Bimbingan dan konseling- bidang pengembangan layanan BK
Laporan hasil observasi bk
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
Powerpoint strategi pembelajaran
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
Makalah strategi, metode, media pkn di sd

What's hot (20)

PPTX
Ppt administrasi pendidikan
PDF
TABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIAL
PPTX
MODUL AJAR PSP 3.pptx
PPT
7. peran personil sekolah dalam layanan bk
DOCX
RPP Qada dan qadar
PPTX
PENGENALAN KURIKULUM MERDEKA.pptx
PPTX
4. fungsi fungsi bk
DOCX
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
PDF
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
DOC
Format rpl bimbingan klasikal
DOC
Soal bimbingan konseling
PPTX
Prosedur penyusunan rencana bimbingan klasikal
PPTX
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
PDF
Diskusi VISI dan Prakarsa Perubahan Sekolah (1).pdf
PPTX
BIDANG-BIDANG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
PDF
PENDEKATAN TEORI REALITA
DOCX
Rpl belajar
PPTX
Modul P5 Bangunlah jiwa dan raga bullying.pptx
PPT
PDF
contoh RPL BIMBINGAN KELOMPOK.pdf
Ppt administrasi pendidikan
TABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIAL
MODUL AJAR PSP 3.pptx
7. peran personil sekolah dalam layanan bk
RPP Qada dan qadar
PENGENALAN KURIKULUM MERDEKA.pptx
4. fungsi fungsi bk
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Format rpl bimbingan klasikal
Soal bimbingan konseling
Prosedur penyusunan rencana bimbingan klasikal
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
Diskusi VISI dan Prakarsa Perubahan Sekolah (1).pdf
BIDANG-BIDANG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
PENDEKATAN TEORI REALITA
Rpl belajar
Modul P5 Bangunlah jiwa dan raga bullying.pptx
contoh RPL BIMBINGAN KELOMPOK.pdf
Ad

Similar to Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013 (20)

PPTX
Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan BK.pptx
PPTX
1. Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan BK_Sinkronus 1.pptx
PPTX
praktisi program BK-1 asesmen kebutuhan PD.pptx
PDF
LK 1. DK-Asesmen Layanan BK_SMKN 1 Cihampelas (1).pdf
PPTX
PPT_ASESMEN adalah pendekata ke siswa.pptx
PPTX
Asesmen siswa dalam layanan BK.pptx
PPTX
PPT MATERI ASESMEN.pptx
PDF
LEMBAR KERJA Demonstrasi Kontekstual.pdf
PPTX
Teori dan Konsepsi Teknik non Tes dalam layanan BKptx
PPTX
contoh aksi nyata kurikulum merdeka.pptx
PPTX
Modul Pemetaan KebutuhanPeserta Didik Melalui Asesmen Bimbingan dan Konseling...
PDF
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tes
PPTX
SOSIALISASI BK MENGGUNAKAN METODE S.pptx
PPTX
Asesmen Layanan BK SMK TARUNA KRADENAN Oleh Sofyan Bayu Nugroho
PPTX
Asesmen layanan Bimbingan dan konseling.pptx
PPTX
ASESMEN LAYANAN BK UNTUK SEKOLAH DASAR.pptx
DOCX
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN BK
PDF
KONSEP DASAR ASESMENT BK
PPTX
PPT ASSESMENT DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
PPTX
Dalam konteks implementasi kurikulum merdeka, layanan Bimbingan dan Konseling...
Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan BK.pptx
1. Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan BK_Sinkronus 1.pptx
praktisi program BK-1 asesmen kebutuhan PD.pptx
LK 1. DK-Asesmen Layanan BK_SMKN 1 Cihampelas (1).pdf
PPT_ASESMEN adalah pendekata ke siswa.pptx
Asesmen siswa dalam layanan BK.pptx
PPT MATERI ASESMEN.pptx
LEMBAR KERJA Demonstrasi Kontekstual.pdf
Teori dan Konsepsi Teknik non Tes dalam layanan BKptx
contoh aksi nyata kurikulum merdeka.pptx
Modul Pemetaan KebutuhanPeserta Didik Melalui Asesmen Bimbingan dan Konseling...
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tes
SOSIALISASI BK MENGGUNAKAN METODE S.pptx
Asesmen Layanan BK SMK TARUNA KRADENAN Oleh Sofyan Bayu Nugroho
Asesmen layanan Bimbingan dan konseling.pptx
ASESMEN LAYANAN BK UNTUK SEKOLAH DASAR.pptx
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN BK
KONSEP DASAR ASESMENT BK
PPT ASSESMENT DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Dalam konteks implementasi kurikulum merdeka, layanan Bimbingan dan Konseling...
Ad

Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013

  • 1. 1 A. Merasakan Adanya Masalah/Problem Sensing Perubahan kurikulum di sekolah berdampak pada aktivitas pendidik, termasuk guru bimbingan dan konseling atau konselor. Kurikulum 2013 memberikan peluang kepada peserta didik untuk memilih mata pelajaran yang diminati, mendalami materi mata pelajaran, dan mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat, dan karakteristik kepribadian. Dalam rangka implementasi kurikulum 2013 yang mengamanatkan adanya peminatan peserta didik pada kelompok mata pelajaran, lintas mata pelajaran, dan pendalaman mata pelajaran maka diperlukan adanya pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh Guru BK atau konselor. Kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih luas demikian itu diisi dengan pelayanan bimbingan dan konseling peminatan yang menekankan kemandirian peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka masing-masing (Kemendikbud, 2013). Setiap peserta didik atau konseli satu dengan yang lainnya berbeda dalam hal kecerdasan bakat, minat, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajarnya. Perbedaan tersebut menggambarkan adanya variasi kebutuhan akan peminatan secara utuh dan optimal melalui layanan bimbingan dan konseling. Salah satu komponen penting dalam pelaksanaan layanan peminatan peserta didik adalah asesmen atau pengukuran terhadap komponen peserta didik. Pemahaman guru BK terhadap prosedur asesmen, prosedur analisis, serta mekanisme pemilihan atau penetapan peminatan peserta didik sangatlah esensial untuk membantu mengarahkan siswa kepada minat yang sesuai dengan potensi dan daya dukung lingkungan yang dimilikinya. Kesesuaian dalam pemilihan dan penetapan peminatan ini tentunya akan membantu dalam proses belajar dan keberhasilan dalam belajar yang dijalaninya. Dalam pelaksanaannya, asesmen merupakan hal yang penting dan harus dilakukan dengan berhati-hati sesuai dengan kaidahnya. Asesmen yang tidak dilakukan secara objektif akan berpengaruh terhadap kesalahan dalam penentuan peminatan peserta didik. Hal ini akan berakibat fatal pada proses dan hasil belajar siswa dalam jangka pendek maupun jangka panjang kedepannya (Yandri, dkk: 2012).
  • 2. 2 B. Eksplorasi dan Analisis Masalah/Problem Exploration and Analysis Asesmen peminatan peserta didik merupakan proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang berbagai kondisi individu dan lingkungannya sebagai bahan dasar untuk memahami arah peminatan peserta didik dan untuk pengembangan program layanan peminatan sesuai kebutuhan (Kemendikbud: 2013). Assesmen dalam kerangka kerja bimbingan dan konseling memiliki kedudukan strategis, karena memiliki kedudukan sebagai fondasi dalam perancangan program bimbingan dan konseling (BK) yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini disebabkan karena kesesuaian program dan gambaran dari peserta didik dan kondisi lingkungannya dapat mendorong pencapaian tujuan pelayanan bimbingan dan konseling (Depdiknas: 2007). Adapun salah satu tujuan asesmen dalam implementasi kurikulum 2013 adalah untuk membuat keputusan tentang penempatan peserta didik sesuai dengan peminatan. Menurut Nekrug dan Fawcett (2006) prosedur assesmen meliputi kegiatan interview klinis; teknik asesmen informal seperti observasi, penggunaan skala rating, teknik klasifikasi, pencatatan dan dokumentasi pribadi; tes kepribadian seperti tes objektif, tes proyektif, dan inventori minat; dan tes-tes kemampuan seperti tes prestasi prestasi dan tes bakat. Metode asesmen formal tertuju pada instrumen asesmen yang sudah terstandar, dalam hal ini mempunyai bahan yang terstruktur, prosedur administrasi yang standar, dan menggunakan metode skoring dan interpretasi yang konsisten. Tujuan utama standarisasi suatu instrumen asesmen adalah untuk memastikan bahwa keseluruhan variabel dibawah kontrol dari penguji, juga bahwa setiap orang yang dites diperlakukan dengan cara yang sama (Urbina, 2004). Instrumen asesmen formal meliputi tes-tes pendidikan dan tes-tes psikologi yang terstandar, interview terstruktur, atau observasi perilaku yang terstruktur. Selanjutnya metode asesmen informal, adalah instrumen dan strategi yang dikembangkan tanpa ada pengujian validitas dan reliabilitas. Tidak ada standarisasi administrasi, prosedur skoring, atau interpretasi (Drummord dan Jones, 2010).
  • 3. 3 Terdapat dua jenis asesmen dalam bimbingan dan konseling, yakni asesmen teknik non tes dan asesmen teknik tes. Dilihat dari kecenderungannya, maka asesmen teknik non tes paling banyak digunakan oleh konselor. Prosedur perancangan, pengadminstrasian, pengolahan, analisis, dan penafsirannya relatif lebih sederhana sehingga mudah untuk dipelajari dan dipahami. Berbagai bentuk asesmen teknik non tes yang selama ini sering digunakan antara lain pedoman wawancara, pedoman observasi, angket, Daftar Cek Masalah (DCM), sosiometri, Alat Ungkap Masalah (AUM), Inventori Tugas Perkembangan (ITP), dan sebagainya. Pada sisi lain asesmen teknik tes hanya digunakan oleh sebagian konselor yang telah memiliki sertifikasi untuk menggunakan asesmen teknik psikopedagosis. Asesmen tes memiliki banyak jenis, diantaranya tes kecerdasan yang dikembangkan oleh Wechsler (The Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence, The Wecshler Intelligence for Children, The Wecshler Adult Intelligence Scale, The Wecshler Intelligence Bellevue Intelligence Scale), The Drawaing of Man from Goodenough Haris, sedangkan tes kecerdasan yang dikembangkan oleh JC Raven (Tes Colour Progressive Matrics, Test Progressive Matrics Standard, Test Progressive Matrics Advance). Tes bakat antara lain Flanagan Aptitide Classification Test, General Aptitude Test Batterry, Differential Aptitude Test (DAT), Scholastic Aptitude Test. Sedangkan untuk tes minat antara lain Strong Vocational Interset Blank, Kuder Preference Record, tes kemampuan kerja antara lain Kraeplin Test, Pauli Test, tes kepribadian antara lain Rorschach, Wartegg Test, Baum Test, Draw A Man Test, Edward Personal Preference Schedule, Study of Values, serta tes kematangan sosial. Ketepatan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik memerlukan berbagai macam data atau informasi tentang diri calon peserta didik. Diperlukan 7 komponen pokok yaitu prestasi belajar, prestasi non akademik, nilai UN, minat belajar tinggi, cita-cita, perhatian orang tua, dan deteksi potensi yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan dan penetapan minat belajar secara tepat bagi peserta didik. Untuk memperoleh data tentang komponen pokok tersebut perlu dilakukan pengumpulan data dan kegiatan pengukuran. Dari ketujuh
  • 4. 4 komponen tersebut, komponen terakhir yaitu deteksi potensi memerlukan pengukuran/asesmen lebih lanjut (Kemendikbud: 2013). C. Penyajian Masalah/Problem Posing Asesmen dalam bimbingan dan konseling merupakan proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data tentang peserta didik dan lingkungannya. Kemampuan menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki konselor dalam menentukan peminatan peserta didik pada kurikulum 2013. Namun dalam pelaksanaan asesmen tidak terlepas dari berbagai hambatan. Permasalahan-permasalahan yang ditemui ketika melakukan asesmen dalam menentukan peminatan peserta didik pada kurikulum 2013 adalah sebagai berikut. No Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik Pada Kurikulum 2013 Hambatan 1 Teknik Tes:  Tes Intelegensi  Tes Kepribadian  Tes Minat Vokasional  Tes Bakat Skolastik Asesmen teknik tes hanya boleh dilakukan oleh konselor yang telah memiliki sertifikasi untuk teknik tes psikopedagosis. Asesmen teknik tes memerlukan biaya yang lebih besar 2 Teknik Non Tes:  Wawancara  Observasi  Dokumentasi (Nilai Raport & UN)  Angket  Inventori (AUM /DCM/ITP) Asesmen teknik non tes berlangsung lebih lama dibandingkan asesmen teknik tes, sedangkan keputusan hasil peminatan peserta didik diperlukan segera pada saat siswa berada di kelas X
  • 5. 5 D. Pemecahan Masalah/Problem Solving Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil asesmen peminatan belajar peserta didik, maka dapat disajikan dan dipilih salah satu alternatif penetapan peminatan belajar peserta didik yang sesuai dengan kondisi dan daya dukung masing-masing satuan pendidikan sebagai berikut. 1. Alternatif pertama, layanan pemilihan dan penetapan peminatan dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru. Alternatif ini memiliki efisiensi kerja sebab peserta didik yang tidak diterima memiliki kesempatan mendaftar ke sekolah lain. Untuk kelancaran proses dan ketepatan hasil asesmen peminatan peserta didik diperlukan partisipasi aktif dari kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling, orang tua, guru mata pelajaran, dan peserta didik. 2. Alternatif kedua, proses pemilihan dan penetapan peminatan belajar peserta didik dilaksanakan pada minggu pertama awal tahun pelajaran baru. Penanggung jawab proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik pada awal tahun pelajaran baru adalah guru bimbingan dan konseling yang bekerjasama dengan berbagai berbagai pihak meliputi orang tua peserta didik, guru mata pelajaran, dan kepala sekolah serta tenaga kependidikan. E. Refleksi Terhadap Proses dan Hasil/Reflection To Proccess And Result Pentingnya asesmen dalam program bimbingan konseling pada umumnya, dan layanan peminatan peserta didik pada khususnya, mengharuskan konselor untuk menguasai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan pengukuran komponen peminatan peserta didik. Dengan menguasai asesmen, diharapkan konselor dapat memberikan rekomendasi peminatan yang akurat sesuai dengan kondisi, potensi, minat, serta daya dukung peserta didik. Hal ini tentu akan menunjang kelancaran dan keberhasilan peserta didik dalam proses belajarnya.
  • 6. 6 DAFTAR PUSTAKA Farozin, Muh. 2014. Peran Bimbingan dan Konseling dalam Peminatan Peserta Didik. Yogyakarta: FKIP UNY Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. 2013. Asesmen dalam Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Kemendikbud. Modul Diklat Peningkatan Kompetensi Guru BK. 2013. Pengukuran Peminatan Peserta Didik. Jakarta: Kemendikbud. Yandri, Hendri dkk. 2012. Penggunaan Hasil Assessment dalam BK. Artikel. Counseling Care Indonesia.