2
Most read
3
Most read
ATONIA UTERI




1. Pengertian
     Atonia uteri merupakan perdarahan pasca persalinan yang dapat terjadi karena
     terlepasnya sebagian plasenta dari uterus dan sebagian lagi belum terlepas.
     Atonia uteri terjadi bila miometrium tidak berkontraksi. Uterus menjadi lunak dan
     pembuluh darah pada bekas perlekatan plasenta terbuka lebar.
     Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan
     mengakibatkan darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi
     tidak terkendali.
     Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang menyebabkan
     uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta
     setelah bayi dan plasenta lahir.


2. Faktor Resiko
  a. Uterus terlalu regang dan besar, misalnya Polihidramnion, gemeli, makrosomia (janin
     besar).
  b. Persalinan lama
  c. Persalinan terlalu cepat
  d. Persalinan yang sering (multipara/paritas tinggi)
  e. Ibu dengan keadaan umum yang jelek, anemis atau menderita penyakkit menahun
  f. Persalinan dengan induksi atau akselerasi oksitosin
  g. Dapat juga terjadi bila ada usaha mengeluarkan plasenta dengan cara di pijat
  h. Mendorong uterus ke bawah sementara plasenta belum lepas dari uterus.
  i. Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya
3. Kriteria Diagnosa
  Diagnosis ditegakkan bila setelah bayi dan plsaenta lahir ternyata perdarahan masih aktif
  dan banyak, bergumpal dan pada palpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat
  atau lebih dengan kontraksi yang lembek.


4. Pencegahan
  terapi terbaik adalah pencegahan, anemia pada kehamilan harus di obati karena
  perdarahan yang normal pun dapat membahayakan seorang ibu yang telah mengalami
  anemia. bila sebelumnya pernah mengalami perdarahan postpartum, persalinan
  berikutnya harus di rumah sakit. pada persalinan yang lama di upayakan agar jangan
  sampai terlalu lelah. rahim jangan di pijat dan di dorong kebawah sebelum plasenta lepas
  dari dinding rahim.
  Perdarahan karena atonia uteri dapat dicegah dengan:
  a. Melakukan secara rutin manajemen aktif kala III pada semua wanita yang bersalin
     karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pascapersalinan akibat atonia
     uteri
  b. Pemberian misoprostol peroral 2-3 tablet segera setelah bayi lahir
5. Penanganan
  1) Masase Fundus Uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik)
     Pemijatan merangsang kontraksi uterus sambil dilakukan penilaian kontraksi uterus.
  2) Bersihkan bekuan darah atau selaput ketuban dari vagina dan lubang serviks.
     Bekuan darah dan selaput ketuban dalam vagina dan saluran serviks akan dapat
     menghalang kontraksi uterus secara baik.
  3) Pastikan bahwa kantung kemih kosong
     Kandung kemih yang penuh akan dapat menghalangi uterus berkontraksi secara baik.
  4) Lakukan kompresi bimanual internal selama 5 menit
     a. Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior, tekan dinding
         anterior uterus ke arah tangan luar yang menahan dan mendorong dinding
         posterior uterus ke arah depan sehingga uterus ditekan dari arah depan dan
         belakang
b. Tekan kuat uterus diantara kedua tangan. Kompresi uterus ini memberikan
   tekanan langsung pada pembuluh darah yang terbuka (bekas implantasi plasenta)
   di dinding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.




c. Evaluasi keberhasilan:
          Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan
          KBI selama 2 menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dan
          pantau ibu
          Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan masih berlangsung, periksa ulang
          perinium , vagina dan servik apakah terjadi laserasi. Jika demikian , segera
          lakukan penjahitan untuk menghentikan perdarahan.
          Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga
          untuk melakukan kompresi bimanual eksterna yaitu dengan cara
          meletakkan satu tangan pada dinding perut dan usahakan untuk memegang
          bagian belakang uterus seluas mungkin. Kemudian letakkanm tangan yang
          lain dalam keadaan terkepal pada bagian depan korpus uteri. Rapatkan
          kedua tangan untuk menekan pembuluh darah di dinding uterus dengan
          jalan menjepit uterus diantara kedua tangan tersebut.
5) Berikan 0,2 mg ergometrin IM atau misoprostol 600-1000 mcg per rektal. Jangan
   berikan kepada ibu dengan hipertensi karena dapat menaikkan tekanan darah. Jika
   uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1-2 menit segera lakukan rujukan. Dalam
   perjalanan menuju rujukan teruskan tindakan KBI dan beri infus hingga ibu sampai di
   tempat rujukan.
DAFTAR PUSTAKA



.2009. asuhan kebidanan IV (patologi kebidanan).

maryunani, anik. dkk.2009. asuhan kegawatdaruratan dalam kebidanan.
Jakarta: keperawatan dan kebidanan



____. 2005. Kegawatdaruratan obstetri dan ginekologi. Banjarmasin:
Bag/SMF obstetri dan ginekologi RSUD ulin-FK unlam



Praawirohardjo, sarwono. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta: bina pustaka sarwono
prawirohardjo



___. 2007. Asuhan persalinan normal. Jakarta: JNPK-KR

More Related Content

PPT
Kala IV Persalinan
PPT
Atonia uteri
PPT
10 preeklampsia eklampsia
PDF
Hipertensi dalam kehamilan : Update
PPT
04 perdarahan pasca persalinan
PPT
Power point Hiperemesis Gravidarum
DOC
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
PPTX
Obat obat uterotonika
Kala IV Persalinan
Atonia uteri
10 preeklampsia eklampsia
Hipertensi dalam kehamilan : Update
04 perdarahan pasca persalinan
Power point Hiperemesis Gravidarum
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
Obat obat uterotonika

What's hot (20)

PDF
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PDF
Anfis payudara
PPTX
Inversio uteri
PPTX
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
PPT
Partus lama
DOCX
Contoh soal asuhan kebidanan iii
DOCX
askeb abortus imminens
PPTX
Perdarahan Post Partum
PPTX
Perubahan fisiologis masa nifas
PPT
Perdarahan awal kehamilan
DOCX
Contoh askeb persalinan normal
DOCX
askeb anemia ringan
PPT
RETENSIO PLASENTA
PPTX
Ikterus
PPT
Gangguan haid
PPTX
Distosia bahu
PPTX
Abortus
PPT
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
PPTX
Rupture uteri
PPT
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
Anfis payudara
Inversio uteri
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
Partus lama
Contoh soal asuhan kebidanan iii
askeb abortus imminens
Perdarahan Post Partum
Perubahan fisiologis masa nifas
Perdarahan awal kehamilan
Contoh askeb persalinan normal
askeb anemia ringan
RETENSIO PLASENTA
Ikterus
Gangguan haid
Distosia bahu
Abortus
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Rupture uteri
Ad

Viewers also liked (9)

PDF
Atonia uteri
PPTX
Atonia uteri
PDF
Atonia uteri
DOCX
Atonia uteri
PDF
DESMINOREA
PPTX
Power point (penanaman plasenta)
PPT
Perdarahan postpartum
PDF
Perdarahan Postpartum.ppt
Atonia uteri
Atonia uteri
Atonia uteri
Atonia uteri
DESMINOREA
Power point (penanaman plasenta)
Perdarahan postpartum
Perdarahan Postpartum.ppt
Ad

Similar to Atonia uteri (20)

PPTX
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
PPTX
Penyulit kala 3 persalinan poltekkes surakarta
PPTX
kelompok 1 atonia uteri.pptx
PPTX
Penyulit kala iii persalinan
PPTX
Persalinan kala 3 dan 4
PPT
Persalinan Aktif Kala III
PPTX
Asuhan persalinan Kala 3 dan 4.pptx
DOCX
Tindakan kbi AKBID PARAMATA RAHA
PPTX
Atonia uteri
DOCX
Atonia uteri
DOCX
Haemorraghe post partum
PDF
162970870 askep-hpp
PDF
162970870 askep-hpp
DOTX
Askep retensio plasenta illa
DOTX
Askep plasenta illaa
PPTX
Neuro
DOCX
Askep retensio plasenta
DOCX
Askep retensio plasenta
PPTX
Eva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Obat-obatan Masa Nifas.pptx
PPTX
PPT Asuhan Kegawatdaruratan pada kala 3 dan 4.pptx
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
Penyulit kala 3 persalinan poltekkes surakarta
kelompok 1 atonia uteri.pptx
Penyulit kala iii persalinan
Persalinan kala 3 dan 4
Persalinan Aktif Kala III
Asuhan persalinan Kala 3 dan 4.pptx
Tindakan kbi AKBID PARAMATA RAHA
Atonia uteri
Atonia uteri
Haemorraghe post partum
162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp
Askep retensio plasenta illa
Askep plasenta illaa
Neuro
Askep retensio plasenta
Askep retensio plasenta
Eva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Obat-obatan Masa Nifas.pptx
PPT Asuhan Kegawatdaruratan pada kala 3 dan 4.pptx

More from neng elis (10)

DOCX
Anatomi fisiologi alat kandungan
DOCX
Asuhan kebidanan ibu hamil
DOCX
Fisiologi kala iii
DOCX
Asma dan dm dalam kehamilan dan persalinan
DOCX
Asuhan kebidanan pada anak fisiologis
DOC
Alat genetalia interna (tgs bu jati)
DOCX
Lp nifas fisiologis
DOCX
Konsep dasar bbl norml
DOCX
Lp campak
DOCX
LP kala II lama
Anatomi fisiologi alat kandungan
Asuhan kebidanan ibu hamil
Fisiologi kala iii
Asma dan dm dalam kehamilan dan persalinan
Asuhan kebidanan pada anak fisiologis
Alat genetalia interna (tgs bu jati)
Lp nifas fisiologis
Konsep dasar bbl norml
Lp campak
LP kala II lama

Atonia uteri

  • 1. ATONIA UTERI 1. Pengertian Atonia uteri merupakan perdarahan pasca persalinan yang dapat terjadi karena terlepasnya sebagian plasenta dari uterus dan sebagian lagi belum terlepas. Atonia uteri terjadi bila miometrium tidak berkontraksi. Uterus menjadi lunak dan pembuluh darah pada bekas perlekatan plasenta terbuka lebar. Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan mengakibatkan darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir. 2. Faktor Resiko a. Uterus terlalu regang dan besar, misalnya Polihidramnion, gemeli, makrosomia (janin besar). b. Persalinan lama c. Persalinan terlalu cepat d. Persalinan yang sering (multipara/paritas tinggi) e. Ibu dengan keadaan umum yang jelek, anemis atau menderita penyakkit menahun f. Persalinan dengan induksi atau akselerasi oksitosin g. Dapat juga terjadi bila ada usaha mengeluarkan plasenta dengan cara di pijat h. Mendorong uterus ke bawah sementara plasenta belum lepas dari uterus. i. Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya
  • 2. 3. Kriteria Diagnosa Diagnosis ditegakkan bila setelah bayi dan plsaenta lahir ternyata perdarahan masih aktif dan banyak, bergumpal dan pada palpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi yang lembek. 4. Pencegahan terapi terbaik adalah pencegahan, anemia pada kehamilan harus di obati karena perdarahan yang normal pun dapat membahayakan seorang ibu yang telah mengalami anemia. bila sebelumnya pernah mengalami perdarahan postpartum, persalinan berikutnya harus di rumah sakit. pada persalinan yang lama di upayakan agar jangan sampai terlalu lelah. rahim jangan di pijat dan di dorong kebawah sebelum plasenta lepas dari dinding rahim. Perdarahan karena atonia uteri dapat dicegah dengan: a. Melakukan secara rutin manajemen aktif kala III pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pascapersalinan akibat atonia uteri b. Pemberian misoprostol peroral 2-3 tablet segera setelah bayi lahir 5. Penanganan 1) Masase Fundus Uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik) Pemijatan merangsang kontraksi uterus sambil dilakukan penilaian kontraksi uterus. 2) Bersihkan bekuan darah atau selaput ketuban dari vagina dan lubang serviks. Bekuan darah dan selaput ketuban dalam vagina dan saluran serviks akan dapat menghalang kontraksi uterus secara baik. 3) Pastikan bahwa kantung kemih kosong Kandung kemih yang penuh akan dapat menghalangi uterus berkontraksi secara baik. 4) Lakukan kompresi bimanual internal selama 5 menit a. Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior, tekan dinding anterior uterus ke arah tangan luar yang menahan dan mendorong dinding posterior uterus ke arah depan sehingga uterus ditekan dari arah depan dan belakang
  • 3. b. Tekan kuat uterus diantara kedua tangan. Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah yang terbuka (bekas implantasi plasenta) di dinding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi. c. Evaluasi keberhasilan: Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama 2 menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dan pantau ibu Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan masih berlangsung, periksa ulang perinium , vagina dan servik apakah terjadi laserasi. Jika demikian , segera lakukan penjahitan untuk menghentikan perdarahan. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna yaitu dengan cara meletakkan satu tangan pada dinding perut dan usahakan untuk memegang bagian belakang uterus seluas mungkin. Kemudian letakkanm tangan yang lain dalam keadaan terkepal pada bagian depan korpus uteri. Rapatkan kedua tangan untuk menekan pembuluh darah di dinding uterus dengan jalan menjepit uterus diantara kedua tangan tersebut.
  • 4. 5) Berikan 0,2 mg ergometrin IM atau misoprostol 600-1000 mcg per rektal. Jangan berikan kepada ibu dengan hipertensi karena dapat menaikkan tekanan darah. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1-2 menit segera lakukan rujukan. Dalam perjalanan menuju rujukan teruskan tindakan KBI dan beri infus hingga ibu sampai di tempat rujukan.
  • 5. DAFTAR PUSTAKA .2009. asuhan kebidanan IV (patologi kebidanan). maryunani, anik. dkk.2009. asuhan kegawatdaruratan dalam kebidanan. Jakarta: keperawatan dan kebidanan ____. 2005. Kegawatdaruratan obstetri dan ginekologi. Banjarmasin: Bag/SMF obstetri dan ginekologi RSUD ulin-FK unlam Praawirohardjo, sarwono. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta: bina pustaka sarwono prawirohardjo ___. 2007. Asuhan persalinan normal. Jakarta: JNPK-KR