SlideShare a Scribd company logo
Jaringan Komputer
Data Link Control
Kontrol Aliran
Menjamin pengiriman tidak membnajiri
penerima
Mencegah buffer overflow (kepenuhan)
Waktu Transmisi
Waktu diambil untuk mengeluarkan semua bit ke
dalam media transmisi
Waktu Propagasi
Waktu sebuah bit menyelesaikan perjalanan di
jalurnya
Model Frame Transmisi
Stop dan Wait
Source mengirimkan frame
Destination menerima frame dan mengirim
kembali dengan acknowledgement
Source menunggu (wait) ACK sebelum
mengirimkan frame berikutnya
Destination bisa menghentikan (stop) aliran
dengan tidak mengirimkan ACK
Hal ini bisa bekerja dengan baik untuk beberapa
frame yang besar
Fragmentasi
Block data yang besar bisa dipisah kedalam
frame-frame kecil
Terbatasnya ukuran buffer
Error bisa dideteksi lebih dini (ketika seluruh frame
diterima)
Ketika ada error, perlu mentransmisikan kembali
frame-frame kecil
Mencegah satu stasiun menggunakan media untuk
jangka waktu yang lama
Stop dan wait menjadi inadequate
Stop and Wait Link Utilization
Sliding Windows Flow Control
Banyak frame bisa dalam kondisi transit
Receiver mempunyai lebar buffer W
Transmitter dapat mengirimkan sampai W frame
tanpa ACK
Setiap frame diberi nomor
ACK mencakup nomor frame berikutnya yang
diharapkan
Deretan nomor dikaitkan dengan ukuran field
(k)
Frame-frame diberi nomor modulo 2k
Diagram Sliding Window
Contoh Sliding Window
Perbaikan Sliding Window
Receiver dapat menerima (acknowledge) frame
tanpa persetujuan transmisi berikutnya (Receive
Not Ready)
Harus mengirimkan sebuah “normal
acknowledge” untuk memperbaiki pengiriman
(resume)
Jika duplex, menggunakan “piggybacking”
Jika tidak ada data untuk dikirmkan, menggunakan
frame acknowledgement
Jika ada data tetapi tidak ada acknowledgement
untuk mengirim, mengirim lagi nomor
acknowledgement terakhir, atau mengambil ACK valid
flag (TCP)
Pendeteksian Error
Bit-bit tambahan disertakan oleh transmitter
untuk kode pendeteksian kesalahan
Parity
Nilai dari bit parity sedemikian sehingga character
mempunyai jumlah angka satu yang genap (even
parity) atau ganjil (odd parity)
Jumlah bit genap yang salah semakin tidak terdeteksi
Cyclic Redundancy Check
(CRC)
Untuk suatu block k bits, transmitter membuat
deretan n bit
Mentransmisikan k+n bits dimana ini bisa dibagi
oleh beberapa angka
Receiver membagi frame terhadap angka tsb
Jika tidak ada peringatan, anggap tidak ada error
Untuk perhitungannya, lihat Stallings BAB 7
Error Control
Pendeteksian dan pengoreksian kesalahan
Frame-frame yang hilang
Frame-frame yang rusak
Automatic repeat request
Pendeteksian kesalahan
Positive acknowledgment
Pengiriman ulang setelah timeout
Negative acknowledgement dan pengiriman ulang
Automatic Repeat Request
(ARQ)
Stop dan wait
Go Back N
Selective reject (selective retransmission)
Stop dan Wait
Source mengirimkan frame tunggal
Wait untuk ACK
Jika frame yang diterima rusak, dibuang
Transmitter menjalani timeout
Jika tidak ada ACK selama timeout, kirim ulang
Jika ACK rusak,transmitter tidak akan
mengenalinya
Transmitter akan mengirim ulang
Receiver mengambil dua copy dari frame
Menggunakan ACK0 dan ACK1
Stop dan Wait -
Diagram
Stop dan Wait - Pros and Cons
Mudah
Tidak efisien
Go Back N (1)
Berdasarkan pada sliding window
Jika tidak ada error, ACK seperti biasanya
dengan frame berikutnya diharapkan
Menggunakan window untuk mengontrol jumlah
frame-frame yang tidak diketahui
Jika error, kirim balik dengan rejection
Buang frame tsb dan semua frame yang akan tiba
sampai frame yang salah diterima kembali dengan
benar
Transmitter harus go back dan mengirim ulang frame
tsb dan semua frame yang berdekatan berikutnya
Go Back N - Frame yang rusak
Receiver mendeteksi error didalam frame i
Receiver mengirimkan rejection-i
Transmitter mengambil rejection-i
Transmitter mengirim ulang frame i dan semua
deretannya
Go Back N - Frame hilang (1)
Frame i hilang
Transmitter mengirimkan i+1
Receiver mengambil frame i+1 keluar dari
deretan
Receiver mengirimkan reject i
Transmitter go back ke frame i dan mengirim
ulang
Go Back N - Frame hilang (2)
 Frame i hilang dan tidak ada frame tambahan yang
telah dikirim
 Receiver tidak mengambil apa-apa dan tidak
mengirimkan acknowledgement maupun rejection
 Transmitter menjalani time out dan mengirimkan frame
acknowledgement dengan P bit diset ke 1
 Receiver menginterpretasikan ini sebagai command
dimana mengetahui nomor frame berikutnya yang
diharapkan (frame i )
 Transmitter kemudian mengirim ulang frame i
Go Back N - Acknowledgement
yang rusak
Receiver mengambil frame i dan mengirimkan
acknowledgement (i+1) dimana ini hilang
Acknowledgement terakumulasi, sehingga
acknowledgement berikutnya (i+n) bisa tiba
sebelum transmitter terkena time out pada
frame i
Jika transmitter terkena time out, akan
mengirimkan acknowledgement dengan P bit
diset seperti sebelumnya
Hal ini dapat diulang dalam sejumlah waktu
sebelum suatu prosedur reset diinisialisasi
Go Back N - Rejection Rusak
Seperti Frame hilang (2)
Go Back N -
Diagram
Selective Reject
Disebut juga “selective retransmission”
Hanya frame-frame yang ditolak yang dikirim
ulang
Frame-frame bagian deretannya diterima oleh
receiver dan disimpan di buffer
Meminimalkan retransmission
Receiver harus mengelola buffer yang cukup
besar
Login yang lebih kompleks didalam transmitter
Selective Reject -
Diagram
High Level Data Link Control
HDLC
ISO 33009, ISO 4335
Jenis Stasiun HDLC
Primary station
Mengendalikan operasi hubungan(link)
Frame-frame yang dibicarakan disebut “command”
Mengelola logical link terpisah terhadap setiap
secondary station
Secondary station
Dibawah kendali primary station
Frame-frame yang dibicarakan disebut “response”
Combined station
Bisa mengenai command dan response
Konfigurasi Hubungan HDLC
Unbalanced
Satu stasiun primary dan satu atau lebih secondary
Mampu mendukung full duplex dan half duplex
Balanced
Dua combined stations
Mendukung full duplex dan half duplex
Mode Transfer HDLC (1)
Normal Response Mode (NRM)
Konfigurasi Unbalanced
Primary mengawali transfer ke secondary
Secondary hanya bisa mengirimkan data sebagai
response kepada command dari primary
Digunakan pada jalur multi-drop
Host Komputer sebagai primary
Terminal sebagai secondary
Mode Transfer HDLC (2)
Asynchronous Balanced Mode (ABM)
Konfigurasi Balanced
Kedua station bisa mengawali pengiriman tanpa izin
agar diterima
Paling banyak digunakan
Tidak ada “polling overhead”
Mode Transfer HDLC (3)
Asynchronous Response Mode (ARM)
Konfigurasi Unbalanced
Secondary bisa mengawali pengiriman tanpa izin dari
primary
Primary bertanggung jawab terhadap jalur
Jarang digunakan
Struktur Frame
Transmisi Sinkron
Semua transmisi dalam frame
Format frame tunggal untuk semua pertukaran
data dan control
Diagram Struktur Frame
Flag Fields
Menandai batas frame pada kedua ujung
01111110
Bisa close satu frame dan open yang lain
Receiver mencari deretan flag untuk
sinkronisasi
Bit stuffing digunakan untuk mencegah
kebingungan terhadap data yang mengandung
01111110
0 disisipkan setelah setiap deretan lima buah bit 1
Jika receiver mendeteksi lima buah bit 1 maka akan
mengecek bit berikutnya
Jika 0, maka dihapus
Bit Stuffing
 Contoh dengan error yang mungkin
Address Field
Memberi Identifikasi kepada secondary station
yang telah atau akan menerima frame
Biasanya panjangnya 8 bit
Bisa lebih panjang lagi sampai kelipatan 7 bit
LSB setiap octet mengindikasikan bahwa ini
merupakan octet terakhir (1) atau bukan (0)
Semua bit satu (11111111) di-broadcast
Control Field
Berbeda untuk jenis frame yang beda
Information - data yang akan ditransmisikan ke user
(next layer up)
Flow dan error control piggybacked pada frame information
Supervisory - ARQ ketika piggyback tidak digunakan
Unnumbered - Link control tambahan
Satu atau dua bit pertama dari control field
mengidentifikasikan jenis frame
Bit-bit sisanya dijelaskan nanti saja
Diagram Control Field
Bit Poll/Final
Digunakan bergantung pada context
Command frame
P bit
1 untuk solicit (poll) response dari peer
Response frame
F bit
1 mengindikasikan response untuk soliciting
command
Information Field
Hanya didalam information dan beberapa
frame-frame tidak bernomor
Harus mengandung nomor integral dari octet
Panjang variabel
Frame Check Sequence Field
FCS
Pendeteksian kesalahan
16 bit CRC
Optional 32 bit CRC
Operasi HDLC
Pertukaran informasi, supervisory dan frame-
frame tidak bernomor
Tiga fase
Initialization
Data transfer
Disconnect
Contoh Operasi (1)
Contoh Operasi (2)
Protokol DLC lain (LAPB,LAPD)
Link Access Procedure, Balanced (LAPB)
Bagian dari X.25 (ITU-T)
Subset dari HDLC - ABM
Point to point link antara system dan packet
switching network node
Link Access Procedure, D-Channel
ISDN (ITU-D)
ABM
Selalu angka-angka deretan 7-bit (tidak ada 3-bit)
16 bit address field mengandung dua sub-addresses
Satu untuk device dan satu untuk user (next layer up)
Protokol DLC lain (LLC)
Logical Link Control (LLC)
IEEE 802
Format frame yang berbeda
Link control dipisah antara medium access layer
(MAC) dan LLC (berada paling atas pada MAC)
Tidak ada primary dan secondary - semua station
adalah peer
Dua alamat diperlukan
Sender dan receiver
Pendeteksian kesalahan pada MAC layer
32 bit CRC
Destination dan Source Access Points (DSAP, SSAP)
Protokol DLC lain
(Frame Relay) (1)
Kemampuan Streamlined melalui jaringan
packet switched kecepatan tinggi
Digunakan sebagai tempat X.25
Menggunakan Link Access Procedure for Frame-
Mode Bearer Services (LAPF)
Dua protokol
Control - mirip dengan HDLC
Core - subset dari control
Protokol DLC lain
(Frame Relay) (2)
ABM
Angka-angka deretan 7-bit
16 bit CRC
2, 3 atau 4 octet address field
Data link connection identifier (DLCI)
Mengidentifikasi logical connection
Lebih banyak pada frame relay terakhir
Protokol DLC lain (ATM)
Asynchronous Transfer Mode
Kemampuan Streamlined melampaui jaringan
kecepatan tinggi
Tidak didasarkan pada HDLC
Format frame disebut “cell”
Fixed 53 octet (424 bit)
Detilnya nanti dulu

More Related Content

PPTX
Presentation2
PDF
Matematika diskrit tree
PPTX
Metode cakram
PDF
Modul Pemrograman Bahasa Assembly
DOCX
DIGITAL MIKRO
PDF
Jaringan Komputer - Analisis PDU
PDF
Assembly ok3
PPTX
Uji Hipotesis ppt
Presentation2
Matematika diskrit tree
Metode cakram
Modul Pemrograman Bahasa Assembly
DIGITAL MIKRO
Jaringan Komputer - Analisis PDU
Assembly ok3
Uji Hipotesis ppt

What's hot (20)

PDF
1 konsep sinyal
PDF
Database firebird
PPSX
Ii. kinematika robot
PPTX
Ohm-meter
PDF
Contoh-soal-kalkulus-iii
PDF
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
PPTX
Potensiometer
PPT
Organisasi Komputer- representasi informasi
DOC
Distribusi peluang
PDF
Pcd 02 - bidang pengolahan citra
PPT
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
PPTX
Persamaan diferensial eksak kel 5 1
PPT
Deret Fourier
PDF
Matematika Diskrit - 11 kompleksitas algoritma - 03
DOCX
Uji Rata-Rata
PPTX
Pengantar statistika 4
PPT
Vektor jarak
PDF
Teknik multiplex
PPTX
Bab x uji hipotesis satu rata rata
PDF
Dasar control system dengan matlab
1 konsep sinyal
Database firebird
Ii. kinematika robot
Ohm-meter
Contoh-soal-kalkulus-iii
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Potensiometer
Organisasi Komputer- representasi informasi
Distribusi peluang
Pcd 02 - bidang pengolahan citra
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
Persamaan diferensial eksak kel 5 1
Deret Fourier
Matematika Diskrit - 11 kompleksitas algoritma - 03
Uji Rata-Rata
Pengantar statistika 4
Vektor jarak
Teknik multiplex
Bab x uji hipotesis satu rata rata
Dasar control system dengan matlab
Ad

Similar to BAB 5 - DATA LINK CONTROL.ppt (20)

PPT
Data link-control1
PPT
Data link-control1
PDF
Data link layer
PPTX
KOMUNIKASI-DATA-DAN-KOMPUTERFinal-228-260pdf.pptx
PPTX
ASYNCHRONOUS_DAN_SYNCHRONOUS.pptx
PDF
Data link layer_adi
PPT
PDF
Flow control
PPTX
Presentation dasar telkom
PPTX
Komunikasi data kelompok 5
PPTX
Pertemuan 7_Jaringan Komputer_Data link layer.pptx
PPTX
Data link control.pptx
DOC
BAB II.doc
PPTX
Interface Komunikasi Data Jenis Interface Komunikasi: Interface Fisik (Physic...
PPT
Data_Link_Layer_10.ppt kimia heheheheheh
PPTX
Interface-Komunikasi-Data Interface-Komunikasi-Data .pptx
PDF
5 Wide Area Network (Wan)
PPTX
Data link laye rx
PPTX
Uswatun Hasanah - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
PPTX
Deteksi dan koreksi kesalahan lengkap
Data link-control1
Data link-control1
Data link layer
KOMUNIKASI-DATA-DAN-KOMPUTERFinal-228-260pdf.pptx
ASYNCHRONOUS_DAN_SYNCHRONOUS.pptx
Data link layer_adi
Flow control
Presentation dasar telkom
Komunikasi data kelompok 5
Pertemuan 7_Jaringan Komputer_Data link layer.pptx
Data link control.pptx
BAB II.doc
Interface Komunikasi Data Jenis Interface Komunikasi: Interface Fisik (Physic...
Data_Link_Layer_10.ppt kimia heheheheheh
Interface-Komunikasi-Data Interface-Komunikasi-Data .pptx
5 Wide Area Network (Wan)
Data link laye rx
Uswatun Hasanah - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Deteksi dan koreksi kesalahan lengkap
Ad

BAB 5 - DATA LINK CONTROL.ppt

  • 2. Kontrol Aliran Menjamin pengiriman tidak membnajiri penerima Mencegah buffer overflow (kepenuhan) Waktu Transmisi Waktu diambil untuk mengeluarkan semua bit ke dalam media transmisi Waktu Propagasi Waktu sebuah bit menyelesaikan perjalanan di jalurnya
  • 4. Stop dan Wait Source mengirimkan frame Destination menerima frame dan mengirim kembali dengan acknowledgement Source menunggu (wait) ACK sebelum mengirimkan frame berikutnya Destination bisa menghentikan (stop) aliran dengan tidak mengirimkan ACK Hal ini bisa bekerja dengan baik untuk beberapa frame yang besar
  • 5. Fragmentasi Block data yang besar bisa dipisah kedalam frame-frame kecil Terbatasnya ukuran buffer Error bisa dideteksi lebih dini (ketika seluruh frame diterima) Ketika ada error, perlu mentransmisikan kembali frame-frame kecil Mencegah satu stasiun menggunakan media untuk jangka waktu yang lama Stop dan wait menjadi inadequate
  • 6. Stop and Wait Link Utilization
  • 7. Sliding Windows Flow Control Banyak frame bisa dalam kondisi transit Receiver mempunyai lebar buffer W Transmitter dapat mengirimkan sampai W frame tanpa ACK Setiap frame diberi nomor ACK mencakup nomor frame berikutnya yang diharapkan Deretan nomor dikaitkan dengan ukuran field (k) Frame-frame diberi nomor modulo 2k
  • 10. Perbaikan Sliding Window Receiver dapat menerima (acknowledge) frame tanpa persetujuan transmisi berikutnya (Receive Not Ready) Harus mengirimkan sebuah “normal acknowledge” untuk memperbaiki pengiriman (resume) Jika duplex, menggunakan “piggybacking” Jika tidak ada data untuk dikirmkan, menggunakan frame acknowledgement Jika ada data tetapi tidak ada acknowledgement untuk mengirim, mengirim lagi nomor acknowledgement terakhir, atau mengambil ACK valid flag (TCP)
  • 11. Pendeteksian Error Bit-bit tambahan disertakan oleh transmitter untuk kode pendeteksian kesalahan Parity Nilai dari bit parity sedemikian sehingga character mempunyai jumlah angka satu yang genap (even parity) atau ganjil (odd parity) Jumlah bit genap yang salah semakin tidak terdeteksi
  • 12. Cyclic Redundancy Check (CRC) Untuk suatu block k bits, transmitter membuat deretan n bit Mentransmisikan k+n bits dimana ini bisa dibagi oleh beberapa angka Receiver membagi frame terhadap angka tsb Jika tidak ada peringatan, anggap tidak ada error Untuk perhitungannya, lihat Stallings BAB 7
  • 13. Error Control Pendeteksian dan pengoreksian kesalahan Frame-frame yang hilang Frame-frame yang rusak Automatic repeat request Pendeteksian kesalahan Positive acknowledgment Pengiriman ulang setelah timeout Negative acknowledgement dan pengiriman ulang
  • 14. Automatic Repeat Request (ARQ) Stop dan wait Go Back N Selective reject (selective retransmission)
  • 15. Stop dan Wait Source mengirimkan frame tunggal Wait untuk ACK Jika frame yang diterima rusak, dibuang Transmitter menjalani timeout Jika tidak ada ACK selama timeout, kirim ulang Jika ACK rusak,transmitter tidak akan mengenalinya Transmitter akan mengirim ulang Receiver mengambil dua copy dari frame Menggunakan ACK0 dan ACK1
  • 16. Stop dan Wait - Diagram
  • 17. Stop dan Wait - Pros and Cons Mudah Tidak efisien
  • 18. Go Back N (1) Berdasarkan pada sliding window Jika tidak ada error, ACK seperti biasanya dengan frame berikutnya diharapkan Menggunakan window untuk mengontrol jumlah frame-frame yang tidak diketahui Jika error, kirim balik dengan rejection Buang frame tsb dan semua frame yang akan tiba sampai frame yang salah diterima kembali dengan benar Transmitter harus go back dan mengirim ulang frame tsb dan semua frame yang berdekatan berikutnya
  • 19. Go Back N - Frame yang rusak Receiver mendeteksi error didalam frame i Receiver mengirimkan rejection-i Transmitter mengambil rejection-i Transmitter mengirim ulang frame i dan semua deretannya
  • 20. Go Back N - Frame hilang (1) Frame i hilang Transmitter mengirimkan i+1 Receiver mengambil frame i+1 keluar dari deretan Receiver mengirimkan reject i Transmitter go back ke frame i dan mengirim ulang
  • 21. Go Back N - Frame hilang (2)  Frame i hilang dan tidak ada frame tambahan yang telah dikirim  Receiver tidak mengambil apa-apa dan tidak mengirimkan acknowledgement maupun rejection  Transmitter menjalani time out dan mengirimkan frame acknowledgement dengan P bit diset ke 1  Receiver menginterpretasikan ini sebagai command dimana mengetahui nomor frame berikutnya yang diharapkan (frame i )  Transmitter kemudian mengirim ulang frame i
  • 22. Go Back N - Acknowledgement yang rusak Receiver mengambil frame i dan mengirimkan acknowledgement (i+1) dimana ini hilang Acknowledgement terakumulasi, sehingga acknowledgement berikutnya (i+n) bisa tiba sebelum transmitter terkena time out pada frame i Jika transmitter terkena time out, akan mengirimkan acknowledgement dengan P bit diset seperti sebelumnya Hal ini dapat diulang dalam sejumlah waktu sebelum suatu prosedur reset diinisialisasi
  • 23. Go Back N - Rejection Rusak Seperti Frame hilang (2)
  • 24. Go Back N - Diagram
  • 25. Selective Reject Disebut juga “selective retransmission” Hanya frame-frame yang ditolak yang dikirim ulang Frame-frame bagian deretannya diterima oleh receiver dan disimpan di buffer Meminimalkan retransmission Receiver harus mengelola buffer yang cukup besar Login yang lebih kompleks didalam transmitter
  • 27. High Level Data Link Control HDLC ISO 33009, ISO 4335
  • 28. Jenis Stasiun HDLC Primary station Mengendalikan operasi hubungan(link) Frame-frame yang dibicarakan disebut “command” Mengelola logical link terpisah terhadap setiap secondary station Secondary station Dibawah kendali primary station Frame-frame yang dibicarakan disebut “response” Combined station Bisa mengenai command dan response
  • 29. Konfigurasi Hubungan HDLC Unbalanced Satu stasiun primary dan satu atau lebih secondary Mampu mendukung full duplex dan half duplex Balanced Dua combined stations Mendukung full duplex dan half duplex
  • 30. Mode Transfer HDLC (1) Normal Response Mode (NRM) Konfigurasi Unbalanced Primary mengawali transfer ke secondary Secondary hanya bisa mengirimkan data sebagai response kepada command dari primary Digunakan pada jalur multi-drop Host Komputer sebagai primary Terminal sebagai secondary
  • 31. Mode Transfer HDLC (2) Asynchronous Balanced Mode (ABM) Konfigurasi Balanced Kedua station bisa mengawali pengiriman tanpa izin agar diterima Paling banyak digunakan Tidak ada “polling overhead”
  • 32. Mode Transfer HDLC (3) Asynchronous Response Mode (ARM) Konfigurasi Unbalanced Secondary bisa mengawali pengiriman tanpa izin dari primary Primary bertanggung jawab terhadap jalur Jarang digunakan
  • 33. Struktur Frame Transmisi Sinkron Semua transmisi dalam frame Format frame tunggal untuk semua pertukaran data dan control
  • 35. Flag Fields Menandai batas frame pada kedua ujung 01111110 Bisa close satu frame dan open yang lain Receiver mencari deretan flag untuk sinkronisasi Bit stuffing digunakan untuk mencegah kebingungan terhadap data yang mengandung 01111110 0 disisipkan setelah setiap deretan lima buah bit 1 Jika receiver mendeteksi lima buah bit 1 maka akan mengecek bit berikutnya Jika 0, maka dihapus
  • 36. Bit Stuffing  Contoh dengan error yang mungkin
  • 37. Address Field Memberi Identifikasi kepada secondary station yang telah atau akan menerima frame Biasanya panjangnya 8 bit Bisa lebih panjang lagi sampai kelipatan 7 bit LSB setiap octet mengindikasikan bahwa ini merupakan octet terakhir (1) atau bukan (0) Semua bit satu (11111111) di-broadcast
  • 38. Control Field Berbeda untuk jenis frame yang beda Information - data yang akan ditransmisikan ke user (next layer up) Flow dan error control piggybacked pada frame information Supervisory - ARQ ketika piggyback tidak digunakan Unnumbered - Link control tambahan Satu atau dua bit pertama dari control field mengidentifikasikan jenis frame Bit-bit sisanya dijelaskan nanti saja
  • 40. Bit Poll/Final Digunakan bergantung pada context Command frame P bit 1 untuk solicit (poll) response dari peer Response frame F bit 1 mengindikasikan response untuk soliciting command
  • 41. Information Field Hanya didalam information dan beberapa frame-frame tidak bernomor Harus mengandung nomor integral dari octet Panjang variabel
  • 42. Frame Check Sequence Field FCS Pendeteksian kesalahan 16 bit CRC Optional 32 bit CRC
  • 43. Operasi HDLC Pertukaran informasi, supervisory dan frame- frame tidak bernomor Tiga fase Initialization Data transfer Disconnect
  • 46. Protokol DLC lain (LAPB,LAPD) Link Access Procedure, Balanced (LAPB) Bagian dari X.25 (ITU-T) Subset dari HDLC - ABM Point to point link antara system dan packet switching network node Link Access Procedure, D-Channel ISDN (ITU-D) ABM Selalu angka-angka deretan 7-bit (tidak ada 3-bit) 16 bit address field mengandung dua sub-addresses Satu untuk device dan satu untuk user (next layer up)
  • 47. Protokol DLC lain (LLC) Logical Link Control (LLC) IEEE 802 Format frame yang berbeda Link control dipisah antara medium access layer (MAC) dan LLC (berada paling atas pada MAC) Tidak ada primary dan secondary - semua station adalah peer Dua alamat diperlukan Sender dan receiver Pendeteksian kesalahan pada MAC layer 32 bit CRC Destination dan Source Access Points (DSAP, SSAP)
  • 48. Protokol DLC lain (Frame Relay) (1) Kemampuan Streamlined melalui jaringan packet switched kecepatan tinggi Digunakan sebagai tempat X.25 Menggunakan Link Access Procedure for Frame- Mode Bearer Services (LAPF) Dua protokol Control - mirip dengan HDLC Core - subset dari control
  • 49. Protokol DLC lain (Frame Relay) (2) ABM Angka-angka deretan 7-bit 16 bit CRC 2, 3 atau 4 octet address field Data link connection identifier (DLCI) Mengidentifikasi logical connection Lebih banyak pada frame relay terakhir
  • 50. Protokol DLC lain (ATM) Asynchronous Transfer Mode Kemampuan Streamlined melampaui jaringan kecepatan tinggi Tidak didasarkan pada HDLC Format frame disebut “cell” Fixed 53 octet (424 bit) Detilnya nanti dulu