TUTORIAL 05
“ CARDIAC ARREST “
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Definisi ,etiologi dan identifikasi ( Cardiac Arrest )
2. Manifestasi klinis Cardiac Arrest
3. Patofisiologi Cardiac Arrest
4. Anamnesis dan Pemeriksaan fisik
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Tata Laksana Cardiac Arrest
BLS ( Basic Life Support )
- Airway Control
- Breathing support
- Circulation
- Drugs and intervention
- Fibrilation treatment
- EKG
7. Diagnosis Banding
Defenisi Cardiac Arrest
Etiologi Cardiac Arrest
Identifikasi Cardiac Arrest
Defenisi Cardiac
Arrest
Henti jantung atau Cardiac Arrest adalah hilangnya fungsi
jantung secara tiba-tiba, dapat terjadi pada seseorang yang
didiagnosa penyakit jantung maupun tidak didagnosis
penyakit jantung.
Resusitasi jantung paru atau tindakan bantuan hidup
jantung (basic life support) sebagai bantuan pertama pada
penderita henti jantung.
Tindakan bantuan hidup dasar ini secara garis besar
dikondisikan untuk kejadian henti jantung yang ada di luar
rumah sakit sebelum mendapatkan pertolongan medis.
Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id
Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau Cardiopulmonary
Resusitasi (CPR) adalah upaya mengembalikan fungsi nafas
dan atau sirkulasi yang berhenti oleh berbagai sebab dan
boleh membantu memulihkan kembali kedua-dua fungsi
jantung dan paru ke keadaan normal.
Bantuan hidup dasar (BHD) atau basic life support (BLS)
termasuk mengenali jika terjadinya serangan jantung,
aktivasi respon sistem gawat darurat, dan defibrilasi
dengan menggunakan defibrillator.
Cardiac Arrest adalah penghentian sirkulasi normal darah akibat
kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif.
Cardiac Arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara mendadak untuk
mempertahankan sirkulasi normal darah untuk memberi kebutuhan
oksigen
ke otak ke organ vital lainnya akibat kegagalan jantung untuk
berkontraksi secara
efektif.
(American Heart Association,2010). Jameson, dkk (2005),
Etiologi Cardiac Arrest
Laki-laki usia 40 tahun ( 1:8 )
Wanita adalah ( 1 : 24 ) .
>> Tua seseorang, semakin rendah risiko henti jantung
mendadak.
Orang dengan faktor risiko untuk penyakit jantung seperti :
hipertensi
hiperkholesterolemia
merokok memiliki peningkatan risiko terjadinya cardiac arrest
(Iskandar,2008)
Menurut American Heart Association (2010)
Faktor Resiko Cardiac Arrest :
a) Ada jejas di jantung akibat dari serangan jantung
terdahulu.
b) Penebalan otot jantung (Cardiomyopathy).
c) Seseorang yang sedang menggunakan obat-obatan untuk
jantung.
d) Kelistrikan jantung yang tidak normal.
e) Pembuluh darah yang tidak normal.
f) Penyalahgunaan obat.
Identifikasi Cardiac Arrest
Tanda- tanda cardiac arrest menurut Diklat Ambulans
Gawat Darurat 118 (2010) yaitu:
a. Ketiadaan respon; pasien tidak berespon terhadap
rangsangan suara,
tepukan di pundak ataupun cubitan.
b. Ketiadaan pernafasan normal; tidak terdapat pernafasan
normal ketika jalan pernafasan dibuka.
c. Tidak teraba denyut nadi di arteri besar (karotis,
femoralis, radialis).
Manifestasi Klinik
Cardiac Arrest
Menurut AHA
Sudden loss of responsiveness (no
response to tapping on shoulders).
No response to tapping on shoulders.
Does nothing when you ask if he's OK.
No normal breathing
Victim is not breathing or is only gasping.
 cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap
PATOFISIOLOGI CARDIAC
ARREST
 cvs fix lengkap
ANAMNESIS DAN
PEMERIKSAAN FISIK
Anamnesis
Seorang laki-laki 28th di bawah ke UGD RS
oleh temannya karena tiba-tiba jatuh dan
tdk sadarkan diri.
Dengan cara aloanamnesis :
Identitas :
a. Nama : Budi
b. Umur : 28th
c. Jenis kelamin : Laki laki
d. Pekerjaan : cleaning servis RS
KU : Tiba-tiba jatuh dan tidak sadarkan diri
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan Tanda Vital ditemukan :
Pasien tidak sadar
Tidak ada nafas
Tidak teraba nafas
Tidak teraba denyut nadi di arteri-arteri
besar
Pemeriksaan
Penunjang
EKG (elektrokardiografi)
Elektrokardiogram menunjukkan irama
sinus, hipertrofi ventrikel kiri, dengan
perubahan gelombang ST/T lateral. Bila
terdapat kardiomiopati dilatasi maka
dijumpai QRS yang melebar.
X-foto Thorax
Radiogram dada menunjukkan kongesti
vena paru-paru yang berkembang
menjadi edema interstisial atau alveolar
pada gagal jantung yang lebih berat,
resdistribusi vaskuler pada lobus atas
paru-paru, dan kardiomegali. Tetapi x-
foto thorax bukan merupakan
pemeriksaan rutin pada kasus ini.
Foto polos dada
Proyeksi A-P; konus pulmonalis menonjol,
pinggang jantung hilang, cefalisasi arteria
pulmonalis. Proyeksi RAO; tampak adanya
tanda-tanda pembesaran atrium kiri dan
pembesaran ventrikel kanan.
Kateterisasi jantung dan Sine
Angiografi
Didapatkan gradien tekanan antara atrium kiri dan
ventrikel kiri pada saat distol. Selain itu dapat
dideteksi derajat beratnya hipertensi pulmonal.
Dengan mengetahui frekuensi denyut jantung,
besar curah jantung serta gradien antara atrium kiri
dan ventrikel kiri maka dapat dihitung luas katup
mitral.
Tata Laksana Cardiac
Arrest
Basic Life Support
Rantai Pertama,
Pengenalan kejadian henti jantung dan aktivasi
sistem gawat darurat segera
1. Identifikasi kondisi penderita dan kontak ke sistem
gawat darurat
2. Informasikan segera kondisi penderita sebelum
melakukan RJP
3. Penilaian cepat tanda potensial henti jantung
4. Identifikasi tanda henti jantung atau henti nafas
Rantai Kedua
Resusitasi Jantung Paru Segera
Sebelum melakukan kompresi dada, raba denyut arteri
carotis dalam (max) 10 detik  memegang leher
penderita, cari trakea dg 2-3 jari, geser ke lateral
sampai batas trakea dg otot samping leher
Kompresi dada : pemberian tekanan kuat dan berirama
pada setengah bawah dinding sternum. Penekanan ini
menciptakan aliran darah melalui peningkatan tekanan
intratorakal dan penekanan langsung dinding jantung
Kompresi dada
Penderita dibaringkan di tempat yang datar dan
keras
Frekuensi minimal 100 x/menit
Kedalaman minimal 5 cm (2 inch)
Penolong awam melakukan kompresi minimal 100
x/mnt tanpa interupsi. Penolong terlatih tanpa alat
bantu nafas lanjutan melakukan kompresi dan
ventilasi 30:2 (tiap 30x kompresi beri 2x nafas
bantuan)
Buku panduan kursus Bantuan Hidup Jantung dasar 2012
Chest Recoil
CPR Position
Airway Management
1. Pemeriksaan jalan nafas
a. Melihat ada/ tidak sumbatan jalan nafas
b. Membuka mulut dengan cross finger
c. Membersihkan mulut dari benda asing
2. Membebaskan jalan nafas
Manual : •] Jaw Trust
•] Head Tilt – Chin Lift
ATLS 9th Edition
Buka jalan napas
Tonus otot melemah  lidah dan epiglotis
terjatuh ke belakang dan menyumbat jalan
napas. Buka jalan napas dengan :
1. Head tilt chin lift maneuver  dorong
kepala ke belakang sambil mengangkat
dagu
2. Bila dicurigai mengalami trauma leher 
menekan rahang bawah ke arah belakang /
posterior (jaw thrust)
Buku panduan kursus Bantuan Hidup Jantung dasar 2012
 cvs fix lengkap
Breathing (Ventilasi)
1. Mulut ke mulut  paling mudah dan cepat : posisi head tilt chin lift, jepit
hidung menggunakan ibu jari dan telunjuk, buka sedikit mulut penderita, tarik
napas panjang dan tempelkan rapat bibir penolong melingkari mulut
penderita, hembuskan lambat, pastikan dada terangkat. Lepaskan mulut
penolong dari penderita lihat apakah ada penderita turun waktu ekspirasi
2. Mulut ke hidung  dilakukan bila mulut ke mulut sulit dilakukan, mis.
Trismus. Katupkan mulut penderita hembuskan udara ke hidung. Buka mulut
penderita waktu ekspirasi
Buku panduan kursus Bantuan Hidup Jantung dasar 2012
 cvs fix lengkap
3. Mulut ke sungkup  menghembuskan udara melalui sungkup plastik
transparan yang melingkupi mulut dan hidung penderita. Caranya : pegang
dengan kedua ibu jari, head tilt chin lift / jaw thrust, tekan sungkup ke muka,
hembuskan udara melalui lubang sungkup sampai dada terangkat
4. Dengan kantung pernafasan  terdiri dari kantung bentuk balon dan
katup satu arah yang menempel pada sungkup muka. Volume kantung napas
ini 1600 ml dan disambungkan ke sumber oksigen dengan kecepatan aliran
oksigen sampai 12 L/mnt (memberikan konsentrasi oksigen sebesar 74%).
Penolong hanya memompa sekitar 400-600 ml dalam 1 detik ke penderita.
5. Tempatkan jari ketiga, keempat dan kelima membentuk huruf E diletakkan
di bawah rahang bawah untuk mengekstensi dagu dan rahang bawah, ibu jari
dann telunjuk membentuk huruf C untuk mempertahankan sungkup di muka
penderita.
Buku panduan kursus Bantuan Hidup Jantung dasar 2012
Tujuan :
Menjaga jalan nafas tetap terbuka
Mengurangi resiko sumbatan jalan nafas
Mencegah aspirasi
Drugs and Intravenous
1. Epinephrin 1 mg setiap 3-5 menit (IV)
2. Lidokain (lignocaine, xylocaine) 1 mg setiap 3-5menit (IV)
3. Sulfas Atropin 1 mg setiap 3-5menit (IV)
4. Dopamin 2-10 ug/kgBB/menit dalam drip infuse
5. Kalsium gluconat 4-8 mg/kgBB setiap 10-20 menit
(IV/drip)
6. Amiodarone 300 mg (First) - 150mg (second)
EKG
 Elektrokardiogram merupakan alat diagnostik yang digunakan untuk merekam
aktifitas listrik jantung.
Tujuan Pemasangan EKG
Pemasangan EKG di lakukan untuk mengetahui:
 Mengetahui kelainan irama jantung pasien
 Mengetahui kelainan Miokardium
 Mengetahui Efek penggunaan obat jantung
 Mengetahui terjadinya gangguan elektrolit pada pasien
 Mengetahui infeksi lapisan jantung
 Atur Posisi Pasien, posisi pasien diatur terlentang datar
 Buka dan longgarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien memakai jam
tangan, gelang, logam lain agar dilepas
 Bersihkan kotoran dengan menggunakan kapas pada daerah dada, kedua
pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset elektroda dgn alkohol.
 Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda.
 Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai.
 Pasang elektroda pada Ekstermitas atas dan bawah untuk merekam ektermitas lead
a. Merah pada ektermitas kanan atas
b. Kuning pada ekstermitas kiri atas
c. Hitam pada ekstermitas kanan bawah
d. Hijau pada ekstermitas kiri bawah
 Pasang elektroda parakardial untuk merekam prekardial lead.
a. Pasang V1 pada interkostal ke 4 garis sternum kanan
b. Pasang V2 pada interkostal ke 4 garis sternum kiri
c. Pasang V3 pada pertengahan V2 dan V4
d. Pasang V4 pada pada interkostal ke5 pada midklavikula kiri
e. Pasang V5 pada garis axila anterior
f. Pasang V6 pada pertengahan axila sejajar V4
 Hidupkan mesin elektrokardiogram
EKG
Keadaan ini ditandai dengan tidak terdapatnya aktifitas listrik pada jantung, dan pada
monitor irama yang terbentuk adalah seperti garis lurus. Pada kondisi ini tindakan
yang harus segera dilakukan adalah CPR.
Fibrilation Treatment
Defibrilator
 cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap
Differential Diagnosis
Syok neurogenik
 syok neurogenik disebut juga syok spinal yang merupakan bentuk dari
syok distributif, syok neurogenik terjadi akibat kegagalan pusat
vasomotor karena hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak
di seluruh tubuh, sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan darah
pada pembuluh tampung (capacitance vessels)
 Hasil dari perubahan resistensi pembuluhdarah sistemik ini diakibatkan
oleh !idera pada sistem saraf (seperti' trauma kepala, !ideraspinal, atau
anestesi umum yang dalam)
Manifestasi klinis
Tekanan darah turun dibawah 80-90 mmHg walaupun curah
jantung normal atau meningkat.
Nadi tidak bertambah cepat, bahkan dapat lebih lambat
(bradikardi)
Sedangkan pada keadaan lanjut, sesudah pasien manjadi tidak
sadar, barulah nadi bertambah cepat karena terjadinya
pengumpulan darah di dalam arteriol, kapiler, dan vena. Maka kulit
terasa agak hangat dan cepat berwarna kemerahan.
Etiologi
Cedera medulla spinalis
Anastesi spinal
Depresi pusat vasomotor
Gangguan susunan saraf simpatis
kerusakan alur simpatik di spinal cord
Komplikasi
 Hipoksia jaringan, kematian sel, dan kegagalan multiorgan
akibat penurunan alirandarah yang berkepanjangan.
 Sindrom distres pernapasan pada orang dewasa akibat
destruksi pembatasan alveolus-kapiler karena hipoksia
 kebanyakan pasien yang meninggal karena syok, disebabkan
koagulasi intravaskular diseminata akibat hipoksia dan
kematian jaringan yang luas sehingga terjadi stimulus
berlebihan kaskade koagulasi
HIPOTESIS
Adanya hubungan jatuh tidak
sadarkan diri , cardiac arrest dengan
adanya gelombang asistol pada EKG

More Related Content

DOCX
Pengkajian pada sistem kardiovaskuler
PPTX
RJP RESUSITASI JANTUNG PARU
PPT
Pem fisik sist.kardiovaskuler
PDF
Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
PPTX
Presentation ttv
PPT
TANDA VITAL
PPT
Tanda Vital - Nadi
PPTX
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
Pengkajian pada sistem kardiovaskuler
RJP RESUSITASI JANTUNG PARU
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
Presentation ttv
TANDA VITAL
Tanda Vital - Nadi
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK

What's hot (18)

PPT
Pem fisik sist.kardiovaskuler
DOC
Algoritma acls
PPT
Pem fisik 20 februari
PPT
PEMERIKSAAN FIZIKAL - SISTEM KARDIOVASKULAR
PDF
Bantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup Lanjut
DOCX
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PPT
3 Pemeriksaan TTV
PPTX
Life threatening conditions
DOCX
48716462 laporan-pbl-sistem-kardiovaskular-modul-sesak-napas
PPT
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
PPT
Tanda Vital - Suhu
PPTX
Bantuan hidup dasar copy
PPTX
Kb 2 resusitasi pada dewasa
PPT
Tanda vital - Pernafasan.
PPT
TANDA TANDA VITAL
PDF
LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)
PDF
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Algoritma acls
Pem fisik 20 februari
PEMERIKSAAN FIZIKAL - SISTEM KARDIOVASKULAR
Bantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup Lanjut
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
3 Pemeriksaan TTV
Life threatening conditions
48716462 laporan-pbl-sistem-kardiovaskular-modul-sesak-napas
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Tanda Vital - Suhu
Bantuan hidup dasar copy
Kb 2 resusitasi pada dewasa
Tanda vital - Pernafasan.
TANDA TANDA VITAL
LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)
Ad

Similar to cvs fix lengkap (20)

PPTX
BANTUAN HIDUP DASAR pada orang dengan henti napas
PPTX
BHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptx
PPTX
cardiac arrest kelompok anestesi_dr. Rahmad haris pribadi, Sp. An
PPT
Resusitasi_jantung_paru.ppt
PPT
Resusitasi_jantung_paru (1).ppt
PPTX
BANTUAN HIDUP DASAR DAN CARDIOPULONARY RESCUCITATION
PPT
FIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
DOCX
Woc cardiac arrest titis trijayanti
DOCX
Bhd awam
PPT
FIRST AID By dr.Aminullah 2014
PPTX
Pendahgtxydyxydyxyxyxyxyxtxtxyxydyuluan.pptx
PPTX
BHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptx
PPT
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
PPTX
Materi_BHD + covid untuk nakes dan masyarakat umum.pptx
PPTX
3. BHD DAN RJP ok.pptx
PPTX
Kb 3 bantuan hidup dasar
PPTX
BHDHEFEJMLSMDLKSEHFEIKHFIUEHFKESNFKSHFKSUEHFIEKFKE
PPTX
Materi kuliah bls bhd
PDF
Kb 3 bantuan hidup dasar
PPTX
Materi_BHD untuk nakes dan masyarakat.pptx
BANTUAN HIDUP DASAR pada orang dengan henti napas
BHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptx
cardiac arrest kelompok anestesi_dr. Rahmad haris pribadi, Sp. An
Resusitasi_jantung_paru.ppt
Resusitasi_jantung_paru (1).ppt
BANTUAN HIDUP DASAR DAN CARDIOPULONARY RESCUCITATION
FIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
Woc cardiac arrest titis trijayanti
Bhd awam
FIRST AID By dr.Aminullah 2014
Pendahgtxydyxydyxyxyxyxyxtxtxyxydyuluan.pptx
BHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptx
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
Materi_BHD + covid untuk nakes dan masyarakat umum.pptx
3. BHD DAN RJP ok.pptx
Kb 3 bantuan hidup dasar
BHDHEFEJMLSMDLKSEHFEIKHFIUEHFKESNFKSHFKSUEHFIEKFKE
Materi kuliah bls bhd
Kb 3 bantuan hidup dasar
Materi_BHD untuk nakes dan masyarakat.pptx
Ad

Recently uploaded (20)

PDF
Materi PPT Seminar #AITalks: AI dan Iman
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PAI & BP Kelas XII Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas XII SMA Terbaru 2025
PDF
RPP Pelajaran Mendalam deep learning IPA
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PAI & BP Kelas X Terbaru 2025
PDF
Laporan Hibah dengan menggunakan NVivo.pdf
PPTX
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
PDF
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Rekayasa Kelas XII SMA Terbaru 2025
PPTX
ppt_bola_basket_kelas x sma mata pelajaran pjok.pptx
PDF
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
PDF
RPP PEMBELAJARAN MENDALAM BAHASA INDONESIA _SariIndah_DEWI SINTA (1).pdf
DOCX
Lampiran - Instrumen Analisis Perencanaan Pembelajaran Mendalam (1).docx
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Bahasa Inggris Kelas XII SMA Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Biologi Kelas X Terbaru 2025
PDF
IN1.2.E. kelompok 2.docx kerangka pembelajaran mendalam.pdf
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Rekayasa Kelas 12 Terbaru 2025
PPTX
7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT.pptx xx
PDF
Jurnal Kode Etik Guru Untuk Persyaratan PPG
Materi PPT Seminar #AITalks: AI dan Iman
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PAI & BP Kelas XII Terbaru 2025
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas XII SMA Terbaru 2025
RPP Pelajaran Mendalam deep learning IPA
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PAI & BP Kelas X Terbaru 2025
Laporan Hibah dengan menggunakan NVivo.pdf
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Rekayasa Kelas XII SMA Terbaru 2025
ppt_bola_basket_kelas x sma mata pelajaran pjok.pptx
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
RPP PEMBELAJARAN MENDALAM BAHASA INDONESIA _SariIndah_DEWI SINTA (1).pdf
Lampiran - Instrumen Analisis Perencanaan Pembelajaran Mendalam (1).docx
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Bahasa Inggris Kelas XII SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Biologi Kelas X Terbaru 2025
IN1.2.E. kelompok 2.docx kerangka pembelajaran mendalam.pdf
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Rekayasa Kelas 12 Terbaru 2025
7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT.pptx xx
Jurnal Kode Etik Guru Untuk Persyaratan PPG

cvs fix lengkap

  • 2. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Definisi ,etiologi dan identifikasi ( Cardiac Arrest ) 2. Manifestasi klinis Cardiac Arrest 3. Patofisiologi Cardiac Arrest 4. Anamnesis dan Pemeriksaan fisik 5. Pemeriksaan Penunjang 6. Tata Laksana Cardiac Arrest BLS ( Basic Life Support ) - Airway Control - Breathing support - Circulation - Drugs and intervention - Fibrilation treatment - EKG 7. Diagnosis Banding
  • 3. Defenisi Cardiac Arrest Etiologi Cardiac Arrest Identifikasi Cardiac Arrest
  • 5. Henti jantung atau Cardiac Arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba, dapat terjadi pada seseorang yang didiagnosa penyakit jantung maupun tidak didagnosis penyakit jantung. Resusitasi jantung paru atau tindakan bantuan hidup jantung (basic life support) sebagai bantuan pertama pada penderita henti jantung. Tindakan bantuan hidup dasar ini secara garis besar dikondisikan untuk kejadian henti jantung yang ada di luar rumah sakit sebelum mendapatkan pertolongan medis. Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id
  • 6. Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau Cardiopulmonary Resusitasi (CPR) adalah upaya mengembalikan fungsi nafas dan atau sirkulasi yang berhenti oleh berbagai sebab dan boleh membantu memulihkan kembali kedua-dua fungsi jantung dan paru ke keadaan normal. Bantuan hidup dasar (BHD) atau basic life support (BLS) termasuk mengenali jika terjadinya serangan jantung, aktivasi respon sistem gawat darurat, dan defibrilasi dengan menggunakan defibrillator.
  • 7. Cardiac Arrest adalah penghentian sirkulasi normal darah akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif. Cardiac Arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara mendadak untuk mempertahankan sirkulasi normal darah untuk memberi kebutuhan oksigen ke otak ke organ vital lainnya akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif. (American Heart Association,2010). Jameson, dkk (2005),
  • 9. Laki-laki usia 40 tahun ( 1:8 ) Wanita adalah ( 1 : 24 ) . >> Tua seseorang, semakin rendah risiko henti jantung mendadak. Orang dengan faktor risiko untuk penyakit jantung seperti : hipertensi hiperkholesterolemia merokok memiliki peningkatan risiko terjadinya cardiac arrest (Iskandar,2008)
  • 10. Menurut American Heart Association (2010) Faktor Resiko Cardiac Arrest : a) Ada jejas di jantung akibat dari serangan jantung terdahulu. b) Penebalan otot jantung (Cardiomyopathy). c) Seseorang yang sedang menggunakan obat-obatan untuk jantung. d) Kelistrikan jantung yang tidak normal. e) Pembuluh darah yang tidak normal. f) Penyalahgunaan obat.
  • 12. Tanda- tanda cardiac arrest menurut Diklat Ambulans Gawat Darurat 118 (2010) yaitu: a. Ketiadaan respon; pasien tidak berespon terhadap rangsangan suara, tepukan di pundak ataupun cubitan. b. Ketiadaan pernafasan normal; tidak terdapat pernafasan normal ketika jalan pernafasan dibuka. c. Tidak teraba denyut nadi di arteri besar (karotis, femoralis, radialis).
  • 14. Menurut AHA Sudden loss of responsiveness (no response to tapping on shoulders). No response to tapping on shoulders. Does nothing when you ask if he's OK. No normal breathing Victim is not breathing or is only gasping.
  • 20. Anamnesis Seorang laki-laki 28th di bawah ke UGD RS oleh temannya karena tiba-tiba jatuh dan tdk sadarkan diri. Dengan cara aloanamnesis : Identitas : a. Nama : Budi b. Umur : 28th c. Jenis kelamin : Laki laki d. Pekerjaan : cleaning servis RS KU : Tiba-tiba jatuh dan tidak sadarkan diri
  • 21. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan Tanda Vital ditemukan : Pasien tidak sadar Tidak ada nafas Tidak teraba nafas Tidak teraba denyut nadi di arteri-arteri besar
  • 23. EKG (elektrokardiografi) Elektrokardiogram menunjukkan irama sinus, hipertrofi ventrikel kiri, dengan perubahan gelombang ST/T lateral. Bila terdapat kardiomiopati dilatasi maka dijumpai QRS yang melebar.
  • 24. X-foto Thorax Radiogram dada menunjukkan kongesti vena paru-paru yang berkembang menjadi edema interstisial atau alveolar pada gagal jantung yang lebih berat, resdistribusi vaskuler pada lobus atas paru-paru, dan kardiomegali. Tetapi x- foto thorax bukan merupakan pemeriksaan rutin pada kasus ini.
  • 25. Foto polos dada Proyeksi A-P; konus pulmonalis menonjol, pinggang jantung hilang, cefalisasi arteria pulmonalis. Proyeksi RAO; tampak adanya tanda-tanda pembesaran atrium kiri dan pembesaran ventrikel kanan.
  • 26. Kateterisasi jantung dan Sine Angiografi Didapatkan gradien tekanan antara atrium kiri dan ventrikel kiri pada saat distol. Selain itu dapat dideteksi derajat beratnya hipertensi pulmonal. Dengan mengetahui frekuensi denyut jantung, besar curah jantung serta gradien antara atrium kiri dan ventrikel kiri maka dapat dihitung luas katup mitral.
  • 29. Rantai Pertama, Pengenalan kejadian henti jantung dan aktivasi sistem gawat darurat segera 1. Identifikasi kondisi penderita dan kontak ke sistem gawat darurat 2. Informasikan segera kondisi penderita sebelum melakukan RJP 3. Penilaian cepat tanda potensial henti jantung 4. Identifikasi tanda henti jantung atau henti nafas
  • 30. Rantai Kedua Resusitasi Jantung Paru Segera Sebelum melakukan kompresi dada, raba denyut arteri carotis dalam (max) 10 detik  memegang leher penderita, cari trakea dg 2-3 jari, geser ke lateral sampai batas trakea dg otot samping leher Kompresi dada : pemberian tekanan kuat dan berirama pada setengah bawah dinding sternum. Penekanan ini menciptakan aliran darah melalui peningkatan tekanan intratorakal dan penekanan langsung dinding jantung
  • 31. Kompresi dada Penderita dibaringkan di tempat yang datar dan keras Frekuensi minimal 100 x/menit Kedalaman minimal 5 cm (2 inch) Penolong awam melakukan kompresi minimal 100 x/mnt tanpa interupsi. Penolong terlatih tanpa alat bantu nafas lanjutan melakukan kompresi dan ventilasi 30:2 (tiap 30x kompresi beri 2x nafas bantuan) Buku panduan kursus Bantuan Hidup Jantung dasar 2012
  • 33. Airway Management 1. Pemeriksaan jalan nafas a. Melihat ada/ tidak sumbatan jalan nafas b. Membuka mulut dengan cross finger c. Membersihkan mulut dari benda asing 2. Membebaskan jalan nafas Manual : •] Jaw Trust •] Head Tilt – Chin Lift ATLS 9th Edition
  • 34. Buka jalan napas Tonus otot melemah  lidah dan epiglotis terjatuh ke belakang dan menyumbat jalan napas. Buka jalan napas dengan : 1. Head tilt chin lift maneuver  dorong kepala ke belakang sambil mengangkat dagu 2. Bila dicurigai mengalami trauma leher  menekan rahang bawah ke arah belakang / posterior (jaw thrust) Buku panduan kursus Bantuan Hidup Jantung dasar 2012
  • 36. Breathing (Ventilasi) 1. Mulut ke mulut  paling mudah dan cepat : posisi head tilt chin lift, jepit hidung menggunakan ibu jari dan telunjuk, buka sedikit mulut penderita, tarik napas panjang dan tempelkan rapat bibir penolong melingkari mulut penderita, hembuskan lambat, pastikan dada terangkat. Lepaskan mulut penolong dari penderita lihat apakah ada penderita turun waktu ekspirasi 2. Mulut ke hidung  dilakukan bila mulut ke mulut sulit dilakukan, mis. Trismus. Katupkan mulut penderita hembuskan udara ke hidung. Buka mulut penderita waktu ekspirasi Buku panduan kursus Bantuan Hidup Jantung dasar 2012
  • 38. 3. Mulut ke sungkup  menghembuskan udara melalui sungkup plastik transparan yang melingkupi mulut dan hidung penderita. Caranya : pegang dengan kedua ibu jari, head tilt chin lift / jaw thrust, tekan sungkup ke muka, hembuskan udara melalui lubang sungkup sampai dada terangkat 4. Dengan kantung pernafasan  terdiri dari kantung bentuk balon dan katup satu arah yang menempel pada sungkup muka. Volume kantung napas ini 1600 ml dan disambungkan ke sumber oksigen dengan kecepatan aliran oksigen sampai 12 L/mnt (memberikan konsentrasi oksigen sebesar 74%). Penolong hanya memompa sekitar 400-600 ml dalam 1 detik ke penderita. 5. Tempatkan jari ketiga, keempat dan kelima membentuk huruf E diletakkan di bawah rahang bawah untuk mengekstensi dagu dan rahang bawah, ibu jari dann telunjuk membentuk huruf C untuk mempertahankan sungkup di muka penderita. Buku panduan kursus Bantuan Hidup Jantung dasar 2012
  • 39. Tujuan : Menjaga jalan nafas tetap terbuka Mengurangi resiko sumbatan jalan nafas Mencegah aspirasi
  • 41. 1. Epinephrin 1 mg setiap 3-5 menit (IV) 2. Lidokain (lignocaine, xylocaine) 1 mg setiap 3-5menit (IV) 3. Sulfas Atropin 1 mg setiap 3-5menit (IV) 4. Dopamin 2-10 ug/kgBB/menit dalam drip infuse 5. Kalsium gluconat 4-8 mg/kgBB setiap 10-20 menit (IV/drip) 6. Amiodarone 300 mg (First) - 150mg (second)
  • 42. EKG
  • 43.  Elektrokardiogram merupakan alat diagnostik yang digunakan untuk merekam aktifitas listrik jantung. Tujuan Pemasangan EKG Pemasangan EKG di lakukan untuk mengetahui:  Mengetahui kelainan irama jantung pasien  Mengetahui kelainan Miokardium  Mengetahui Efek penggunaan obat jantung  Mengetahui terjadinya gangguan elektrolit pada pasien  Mengetahui infeksi lapisan jantung
  • 44.  Atur Posisi Pasien, posisi pasien diatur terlentang datar  Buka dan longgarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien memakai jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas  Bersihkan kotoran dengan menggunakan kapas pada daerah dada, kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset elektroda dgn alkohol.  Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda.  Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai.
  • 45.  Pasang elektroda pada Ekstermitas atas dan bawah untuk merekam ektermitas lead a. Merah pada ektermitas kanan atas b. Kuning pada ekstermitas kiri atas c. Hitam pada ekstermitas kanan bawah d. Hijau pada ekstermitas kiri bawah  Pasang elektroda parakardial untuk merekam prekardial lead. a. Pasang V1 pada interkostal ke 4 garis sternum kanan b. Pasang V2 pada interkostal ke 4 garis sternum kiri c. Pasang V3 pada pertengahan V2 dan V4 d. Pasang V4 pada pada interkostal ke5 pada midklavikula kiri e. Pasang V5 pada garis axila anterior f. Pasang V6 pada pertengahan axila sejajar V4  Hidupkan mesin elektrokardiogram
  • 46. EKG
  • 47. Keadaan ini ditandai dengan tidak terdapatnya aktifitas listrik pada jantung, dan pada monitor irama yang terbentuk adalah seperti garis lurus. Pada kondisi ini tindakan yang harus segera dilakukan adalah CPR.
  • 61. Syok neurogenik  syok neurogenik disebut juga syok spinal yang merupakan bentuk dari syok distributif, syok neurogenik terjadi akibat kegagalan pusat vasomotor karena hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh, sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh tampung (capacitance vessels)  Hasil dari perubahan resistensi pembuluhdarah sistemik ini diakibatkan oleh !idera pada sistem saraf (seperti' trauma kepala, !ideraspinal, atau anestesi umum yang dalam)
  • 62. Manifestasi klinis Tekanan darah turun dibawah 80-90 mmHg walaupun curah jantung normal atau meningkat. Nadi tidak bertambah cepat, bahkan dapat lebih lambat (bradikardi) Sedangkan pada keadaan lanjut, sesudah pasien manjadi tidak sadar, barulah nadi bertambah cepat karena terjadinya pengumpulan darah di dalam arteriol, kapiler, dan vena. Maka kulit terasa agak hangat dan cepat berwarna kemerahan.
  • 63. Etiologi Cedera medulla spinalis Anastesi spinal Depresi pusat vasomotor Gangguan susunan saraf simpatis kerusakan alur simpatik di spinal cord
  • 64. Komplikasi  Hipoksia jaringan, kematian sel, dan kegagalan multiorgan akibat penurunan alirandarah yang berkepanjangan.  Sindrom distres pernapasan pada orang dewasa akibat destruksi pembatasan alveolus-kapiler karena hipoksia  kebanyakan pasien yang meninggal karena syok, disebabkan koagulasi intravaskular diseminata akibat hipoksia dan kematian jaringan yang luas sehingga terjadi stimulus berlebihan kaskade koagulasi
  • 65. HIPOTESIS Adanya hubungan jatuh tidak sadarkan diri , cardiac arrest dengan adanya gelombang asistol pada EKG