SlideShare a Scribd company logo
DETAIL TULANGAN
TRANSVERSAL
Pendahuluan
 Tujuan Perkuliahan
Agar mampu mendesain pengamanan sendi plastis pada balok dan
kolom terhadap
 Buckling Tulangan Longitudinal Ate
 Kebutuhan Confiment Ash
 Brittle failure oleh shear Av
 Splitting di sepanjang balok (Atr)
 Referensi
 Priestly Section 3.6.1 dan 3.6.2
 Priestly Section 4.5.4 dan 4.6.11
 SNI 03-2847-2002 pasal 14.2.3
 SNI 03-2847-2002 bab 23.3 dan 23.4 untuk desain SRPMK
Tulangan Transversal
Pencegah Buckling (Ate)
 Agar tetap ductile tulangan tekan tidak boleh
mengalami buckling
 Rekomendasi empiris dalam menanggulangi
buckling
 Fig 4.20 (a) : dipasang hoops (Ate) pada tulangan
berjarak < 200 mm. Sedangkan pada tulangan ke 3
tidak dipasang hoops (ikatan)  SNI 03-2847-2002
pasal 23.3.3
 Luas tulangan transversal (begel/hoops)
(Mpa)
100
16
s
f
f
A
A
yt
y
b
te 




Tulangan Transversal
Pencegah Buckling (Ate) 2
 Dimana:
 Ø begel > 6 mm
 Figure 4.20 (b) : Tulangan lapisan II dari sisi
horisontal begel ≤ 75 mm, perlu dihitung dalam Ab
 Satuan luas tulangan transversal adalah
 Dimana s = jarak antar sengkang
fy = mutu tul longitudinal
fyt = mutu tulangan sengkang
Ab = luas tulangan longitudinal
yt
y
b
te
f
f
A
s
A
1600
 

Tulangan Transversal
Pencegah Buckling (Ate) 3
Figure 4.20 : Arrangement and size of stirrup ties in potential plastic hinge zones of
beams
Tulangan Transversal
Pencegah Buckling (Ate) 4
 Menekuk arah lateral
 Tulangan lapisan II terluar (no 4) perlu diikat bila
berjarak > 100 mm dari sisi horizontal begel
 Persayaratan diatas tidak berlaku bila berjarak >
(εs kecil)
 Syarat untuk jarak antar tulangan > hanya
berlaku pada balok saja tidak untuk kolom
4
h
4
h
Tulangan Transversal
Pencegah Buckling (Ate) 5
 Figure 4.20 (c):
 Tulangan 4 tidak perlu diikat karena jaraknya hanya
90 mm (persyaratan minimum diikat 100 mm)
 Tulangan 5 perlu diikat karena memiliki spasi (90+80)
mm > 100 mm
Tulangan Transversal
Pencegah Buckling (Ate) 6
 Harus dilakukan kontrol jarak s agar
 s ≤
 s ≤ 6 db
 Jarak sengkang pertama dari muka kolom
dipasang sejarak > 50 mm
Persyaratan ini dapat dilihat pada SNI 03-2847-
2002 pasal 23.3.2.3
4
d
Tulangan Transversal Untuk
Kolom
 Fungsi Tulangan Transversal
 Memberikan kekuatan geser dalam menahan gaya
geser yang terjadi
 Memberikan stability pada tulangan tekan yang
terpasang
 Berfungsi sebagai confinement
 Memberikan perlindungan pada daerah lapped
splices
 Efektivitas tulangan transversal ini bergantung pada
nilai Ash (jumlah luas tulangan sengkang), jarak
tulangan sengkang pada kolom (s) dan konfgurasi
dari ties (hoops) pada penampang kolom
Tulangan Transversal Untuk
Kolom 2
 Macam konfigurasi tulangan transversal
 Strippes (digunakan pada komponen elemen struktur
lentur)
 Hoops atau ties (dipasang pada komponen elemen struktur
berbentuk persegi atau belah ketupat/diamond)
 Single leg ties with hooks
 Spiral
 Cross ties
 Perhitungan konfinement pada sendi plastis
menggunakan 









 08
.
0
'
'
" C
u
c
g
YH
C
h
sh
f
P
A
A
f
f
k
h
s
A
Tulangan Transversal Untuk
Kolom 3
 Dimana :
 Ash : Kebutuhan konfinement
 sh: Jarak sengkang
 fc’ : Mutu Beton
 fy’ : Kuat leleh tulangan
 Pu : Beban pada kolom
 h : Tunggi efektif penampang kolom
 k : 0.35 untuk μφ = 20 dan 0.25 untuk μφ = 10
Tulangan Transversal Untuk
Kolom 4
Tulangan Transversal Untuk
Kolom 5
 Keterangan Figure 4.30
 Konfinement tipe c lebih baik daripada tipe a
 Konfinement tipe d lebih sulit daripada tipe a
 Kontribusi diamond hoops pada Ash atau Av
ekivalen dengan Ate
Tulangan Transversal Untuk
Kolom 6
Tulangan Transversal Untuk
Kolom 7
 Keterangan Figure 4.31
 Pada gambar a tulangan no 1 tidak perlu
menggunakan Ate karena jarak antar tulangan
< 200 mm
 Pada gambar b diamond hoops perlu
diberikan Ash atau Av yang setara dengan nilai
(4+1.41)Ate
Tulangan Transversal Untuk
Kolom 8
Tulangan Transversal Untuk
Kolom 9
 Keterangan Figure 4.32
 Gambar a  Not Good
 Gambar b  Stabilitas tulangan limited
 Gambar c  OK for small coloumn
 Gambar d  Not Good for stabilitas confinement
 Gambar e  Not Good
 Gambar g  Limited for confinement, Not Good
for Av
Atr untuk Lapped Splicess
(sambungan lewatan)
 Panjang penyaluran atau yang biasa disebut
dengan lapped splicess adalah panjang
tulangan yang dilebihkan pada saat
pemutusan atau pada posisi di ujung HBK
 Notasi ld atau ls
 Sambungan penyaluran ini tidak boleh
dipasang pada daerah sendi plastis
Atr untuk Lapped Splicess
(sambungan lewatan) 2
 Figure 3.31 : Splice
detail
Atr untuk Lapped Splicess
(sambungan lewatan) 3
 Diameter tulangan longitudinal besar  perlu
dipasang tulangan transversal clamping Atr agar
terjadi shear friction
 Atr dipasang sebanyak kebutuhan sesuai dengan
persamaan berikut (pada SNI 03-2847-2002 sesuai
dengan Pasal 14.2.3)
 Dimana :
 Atr : luas tulangan yang dibutuhkan
 db : diameter tulangan longitudinal
 fy : kuat leleh baja
yt
y
b
tr
f
f
d
s
A
50

Atr untuk Lapped Splicess
(sambungan lewatan) 4
 Jarak antar tulangan dengan clamping Atr <
100 mm  SNI 03-2847-2002 Pasal 23.4.3.3
 Penulangan ini dipasang rangkap pada daerah
ujung lapped slices (sesuai figure 3.30 c dan
figure 3.31) untuk menahan radikal force
(spliting force) 0.15×Ab×fy
 Pada kolom bulat dengan jumlah tulangan
maka tulangan Atr harus dikalikan dengan
jumlah Ab pada kolom persegi
6
n
Atr untuk Lapped Splicess
(sambungan lewatan) 5
 Atr untuk Panjang Penyaluran
 ld = panjang penyaluran batang lurus
 ldh = panjang penyaluran dengan hooks
 Parameter panjang penyaluran adalah fc fy d’ dan
Z
 Referensi : Priestley equation 3.64 hingga 3.68
atau SNI 03-2847-2002 Pasal 23.5
 Panjang penyaluran lurus
 Panjang penyaluran dengan hooks
c
y
b
db
f
c
f
A
l


38
.
1
c
y
b
hb
f
f
d
l


24
.
0
Contoh Soal Balok
 Diketahui
 fy = 400 Mpa
 fyt = 320 Mpa
 s = 100 mm
 Ash dijamin oleh smaks ≤ 6db atau 180 mm
Contoh Soal Balok 2
 pakai Ø10 = 78.57 mm2
100
16
s
f
f
A
A
yt
y
b
te 



2
2
.
74
100
100
320
16
400
380
)
5
.
0
2
(
mm







 Dimana
 Ab = luas tul longitudinal
 fy = mutu baja tulangan longitudinal
 fc = mutu beton
 c = decking beton
 db = diameter tulangan longitudinal
Contoh Soal Kolom
 Diketahui
 fy = 400 Mpa
 fyt = 320 Mpa
 fc = 25 Mpa
 μφ = 16  k = 0.31
 s = 100 mm
 45
.
0
'

 g
c
u
A
f
P
Contoh Soal Kolom 2
 Confinement arah Y
 Digunakan 6Ø12-100 mm untuk begel a, c dan
d
 Confinement arah X  6Ø12-100 mm untuk
begel a, c dan d
"
08
.
0
'
'
sh
A
f
P
A
A
f
f
k
A
g
c
u
c
g
yh
c
sh 













  2
672
500
100
08
.
0
45
.
0
500
400
600
500
320
25
31
.
0 mm










Contoh Soal Shear Wall
 Data Shear Wall
 fy = 400 Mpa
 fyt = 320 Mpa
 fc = 25 Mpa
 Diameter tulangan Ø16
 Detailing sengkang sebagai berikut
 a dan b : Ø12-100 mm
 c dan d pada ujung : Ø16-100 mm
 c dan d pada tengah : Ø16-200 mm
Detail Tulangan Transversal1.ppt
Detail Tulangan Transversal1.ppt
Contoh Soal Shear Wall 2
 Confinement arah X
 Confinement arah Y
 Ash = 108 mm
 digunakan tulangan Ø12 dengan jarak s = 100
mm
  
12
.
0
46
.
0
1
46
480
2
46
380
380
480
1 
















c
g
A
A
























w
yh
c
c
g
h
sh
l
c
f
f
A
A
h
s
A 9
.
0
5
.
0
1
"
3
.
0
mm
383
6600
960
9
.
0
5
.
0
320
25
45
.
0
288
200
3
.
0 












Contoh Soal Shear Wall 3
 Pencegah Buckling
 Ate =
 digunakan Ø12 dengan jarak s = 100 mm
100
16
s
f
f
A
yt
y
b












2
24
100
100
320
16
400
314
mm












More Related Content

PDF
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
PDF
Struktur baja-5 lentur-balok
PDF
Contoh baja
PPTX
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
PDF
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
PDF
Perhitungan tulangAN kolom
PDF
Contoh soal komposit
PPTX
Batas-Batas Atterberg
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
Struktur baja-5 lentur-balok
Contoh baja
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
Perhitungan tulangAN kolom
Contoh soal komposit
Batas-Batas Atterberg

What's hot (20)

PPTX
Menghitung Respon Spektrum Gempa
PDF
Tabel baja-wf-lrfd
PDF
Konsolidasi lanjutan
PDF
STRUKTUR JEMBATAN
PPTX
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
DOCX
Laporan prancangan struktur
PDF
Cek penampang kolom baja gable
PPTX
pelat sni 2013
PDF
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
DOC
Pengenalan sap 2000
PDF
2. pci girder
PDF
183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalen
PDF
Tugas 7 Struktur beton 1
PPT
Sambungan baut
PPTX
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
PDF
Contoh soal-sambungan-baut
DOCX
Penurunan pondasi
PDF
Balok lentur dan geser baja
PDF
Modul 4 sesi 1 batang tekan
PDF
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Tabel baja-wf-lrfd
Konsolidasi lanjutan
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
Laporan prancangan struktur
Cek penampang kolom baja gable
pelat sni 2013
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
Pengenalan sap 2000
2. pci girder
183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalen
Tugas 7 Struktur beton 1
Sambungan baut
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
Contoh soal-sambungan-baut
Penurunan pondasi
Balok lentur dan geser baja
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Ad

Similar to Detail Tulangan Transversal1.ppt (15)

PPT
ppt lentur sipil konstruksi teknik sipil
PPT
lentur-100.ppt
PDF
Bab 4 plat
PPTX
Perencanaan balok
PPTX
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
PPTX
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
DOCX
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
PPTX
Tugas Presentasi Gempasni 2847 2020.pptx
PDF
Konstruksi baja4
PDF
Perencanaan struktur baja
PDF
PERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdf
DOCX
Bab iii 2.2.3 penulangan balok anak ok
PDF
Tugas 1 & 2 Struktur Beton 1
DOCX
Tugas-Tugas Beton 1-10
DOCX
Bab 3 skripsi ujang
ppt lentur sipil konstruksi teknik sipil
lentur-100.ppt
Bab 4 plat
Perencanaan balok
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
Tugas Presentasi Gempasni 2847 2020.pptx
Konstruksi baja4
Perencanaan struktur baja
PERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdf
Bab iii 2.2.3 penulangan balok anak ok
Tugas 1 & 2 Struktur Beton 1
Tugas-Tugas Beton 1-10
Bab 3 skripsi ujang
Ad

Recently uploaded (20)

PPTX
Data mining mengolah informasi dan menjadikannya dasar pengambilan keputusan
PPTX
TUGAS Pandangan Aksiologi dalam Filsafat Ilmu.pptx
PPTX
PRESENTATION PRODUCT KNOWLEDGE Mc-Quay (ID).pptx
PPTX
Metode Penanggulangan Kehilangan Air dan Strategi Pengendalian Kehilangan Air...
PPTX
20240805-ppt-pendahuluan-temef-dan-manikin.pptx
PDF
6. Sosialisasi dan .. Pembentukan KMP.pdf
PPTX
KETERAMPILAN KADER - Copy TAHUN 2024.pptx
PDF
12. Mekanisme Pelaporan Kegiatan Sanimas_rev08082024.pptx.pdf
PPTX
Ilmu Geologi pertambangan dan peran dalam industri.pptx
PDF
441817878-K3-Pada-Alat-Berat.pdf pemahaman
PPTX
4. PENERAPAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA.pptx
PDF
10. MK, EWS dan Lap Fisik_Sanimas_17092024.pdf
PPT
Presentasi Tentang Diagram P-h dan Diagram Psikrometrik.ppt
PDF
13. Penyusunan RKTL TFL_PK IV Sanimas.pdf
PDF
07. Mekanisme Penyusunan RKM_Sanimas 2024 (Tahap 2).pptx.pdf
PPTX
Aalat Pelindung Diri_Keselamatan_Bengkel Otomotif_SMK
PPTX
1 Peraturan Perundangan terkait Keselamatan Konstruksi 18.10 - Copy.pptx
PPTX
Slide Modul 1 Pengantar SCM PELATIHAN.pptx
PPTX
Seminar Hasil Penelitian Analisis Pegas Daun
PDF
01. Mengelola Risiko pada Kegiatan IBM Sanitasi.pdf
Data mining mengolah informasi dan menjadikannya dasar pengambilan keputusan
TUGAS Pandangan Aksiologi dalam Filsafat Ilmu.pptx
PRESENTATION PRODUCT KNOWLEDGE Mc-Quay (ID).pptx
Metode Penanggulangan Kehilangan Air dan Strategi Pengendalian Kehilangan Air...
20240805-ppt-pendahuluan-temef-dan-manikin.pptx
6. Sosialisasi dan .. Pembentukan KMP.pdf
KETERAMPILAN KADER - Copy TAHUN 2024.pptx
12. Mekanisme Pelaporan Kegiatan Sanimas_rev08082024.pptx.pdf
Ilmu Geologi pertambangan dan peran dalam industri.pptx
441817878-K3-Pada-Alat-Berat.pdf pemahaman
4. PENERAPAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA.pptx
10. MK, EWS dan Lap Fisik_Sanimas_17092024.pdf
Presentasi Tentang Diagram P-h dan Diagram Psikrometrik.ppt
13. Penyusunan RKTL TFL_PK IV Sanimas.pdf
07. Mekanisme Penyusunan RKM_Sanimas 2024 (Tahap 2).pptx.pdf
Aalat Pelindung Diri_Keselamatan_Bengkel Otomotif_SMK
1 Peraturan Perundangan terkait Keselamatan Konstruksi 18.10 - Copy.pptx
Slide Modul 1 Pengantar SCM PELATIHAN.pptx
Seminar Hasil Penelitian Analisis Pegas Daun
01. Mengelola Risiko pada Kegiatan IBM Sanitasi.pdf

Detail Tulangan Transversal1.ppt

  • 2. Pendahuluan  Tujuan Perkuliahan Agar mampu mendesain pengamanan sendi plastis pada balok dan kolom terhadap  Buckling Tulangan Longitudinal Ate  Kebutuhan Confiment Ash  Brittle failure oleh shear Av  Splitting di sepanjang balok (Atr)  Referensi  Priestly Section 3.6.1 dan 3.6.2  Priestly Section 4.5.4 dan 4.6.11  SNI 03-2847-2002 pasal 14.2.3  SNI 03-2847-2002 bab 23.3 dan 23.4 untuk desain SRPMK
  • 3. Tulangan Transversal Pencegah Buckling (Ate)  Agar tetap ductile tulangan tekan tidak boleh mengalami buckling  Rekomendasi empiris dalam menanggulangi buckling  Fig 4.20 (a) : dipasang hoops (Ate) pada tulangan berjarak < 200 mm. Sedangkan pada tulangan ke 3 tidak dipasang hoops (ikatan)  SNI 03-2847-2002 pasal 23.3.3  Luas tulangan transversal (begel/hoops) (Mpa) 100 16 s f f A A yt y b te     
  • 4. Tulangan Transversal Pencegah Buckling (Ate) 2  Dimana:  Ø begel > 6 mm  Figure 4.20 (b) : Tulangan lapisan II dari sisi horisontal begel ≤ 75 mm, perlu dihitung dalam Ab  Satuan luas tulangan transversal adalah  Dimana s = jarak antar sengkang fy = mutu tul longitudinal fyt = mutu tulangan sengkang Ab = luas tulangan longitudinal yt y b te f f A s A 1600   
  • 5. Tulangan Transversal Pencegah Buckling (Ate) 3 Figure 4.20 : Arrangement and size of stirrup ties in potential plastic hinge zones of beams
  • 6. Tulangan Transversal Pencegah Buckling (Ate) 4  Menekuk arah lateral  Tulangan lapisan II terluar (no 4) perlu diikat bila berjarak > 100 mm dari sisi horizontal begel  Persayaratan diatas tidak berlaku bila berjarak > (εs kecil)  Syarat untuk jarak antar tulangan > hanya berlaku pada balok saja tidak untuk kolom 4 h 4 h
  • 7. Tulangan Transversal Pencegah Buckling (Ate) 5  Figure 4.20 (c):  Tulangan 4 tidak perlu diikat karena jaraknya hanya 90 mm (persyaratan minimum diikat 100 mm)  Tulangan 5 perlu diikat karena memiliki spasi (90+80) mm > 100 mm
  • 8. Tulangan Transversal Pencegah Buckling (Ate) 6  Harus dilakukan kontrol jarak s agar  s ≤  s ≤ 6 db  Jarak sengkang pertama dari muka kolom dipasang sejarak > 50 mm Persyaratan ini dapat dilihat pada SNI 03-2847- 2002 pasal 23.3.2.3 4 d
  • 9. Tulangan Transversal Untuk Kolom  Fungsi Tulangan Transversal  Memberikan kekuatan geser dalam menahan gaya geser yang terjadi  Memberikan stability pada tulangan tekan yang terpasang  Berfungsi sebagai confinement  Memberikan perlindungan pada daerah lapped splices  Efektivitas tulangan transversal ini bergantung pada nilai Ash (jumlah luas tulangan sengkang), jarak tulangan sengkang pada kolom (s) dan konfgurasi dari ties (hoops) pada penampang kolom
  • 10. Tulangan Transversal Untuk Kolom 2  Macam konfigurasi tulangan transversal  Strippes (digunakan pada komponen elemen struktur lentur)  Hoops atau ties (dipasang pada komponen elemen struktur berbentuk persegi atau belah ketupat/diamond)  Single leg ties with hooks  Spiral  Cross ties  Perhitungan konfinement pada sendi plastis menggunakan            08 . 0 ' ' " C u c g YH C h sh f P A A f f k h s A
  • 11. Tulangan Transversal Untuk Kolom 3  Dimana :  Ash : Kebutuhan konfinement  sh: Jarak sengkang  fc’ : Mutu Beton  fy’ : Kuat leleh tulangan  Pu : Beban pada kolom  h : Tunggi efektif penampang kolom  k : 0.35 untuk μφ = 20 dan 0.25 untuk μφ = 10
  • 13. Tulangan Transversal Untuk Kolom 5  Keterangan Figure 4.30  Konfinement tipe c lebih baik daripada tipe a  Konfinement tipe d lebih sulit daripada tipe a  Kontribusi diamond hoops pada Ash atau Av ekivalen dengan Ate
  • 15. Tulangan Transversal Untuk Kolom 7  Keterangan Figure 4.31  Pada gambar a tulangan no 1 tidak perlu menggunakan Ate karena jarak antar tulangan < 200 mm  Pada gambar b diamond hoops perlu diberikan Ash atau Av yang setara dengan nilai (4+1.41)Ate
  • 17. Tulangan Transversal Untuk Kolom 9  Keterangan Figure 4.32  Gambar a  Not Good  Gambar b  Stabilitas tulangan limited  Gambar c  OK for small coloumn  Gambar d  Not Good for stabilitas confinement  Gambar e  Not Good  Gambar g  Limited for confinement, Not Good for Av
  • 18. Atr untuk Lapped Splicess (sambungan lewatan)  Panjang penyaluran atau yang biasa disebut dengan lapped splicess adalah panjang tulangan yang dilebihkan pada saat pemutusan atau pada posisi di ujung HBK  Notasi ld atau ls  Sambungan penyaluran ini tidak boleh dipasang pada daerah sendi plastis
  • 19. Atr untuk Lapped Splicess (sambungan lewatan) 2  Figure 3.31 : Splice detail
  • 20. Atr untuk Lapped Splicess (sambungan lewatan) 3  Diameter tulangan longitudinal besar  perlu dipasang tulangan transversal clamping Atr agar terjadi shear friction  Atr dipasang sebanyak kebutuhan sesuai dengan persamaan berikut (pada SNI 03-2847-2002 sesuai dengan Pasal 14.2.3)  Dimana :  Atr : luas tulangan yang dibutuhkan  db : diameter tulangan longitudinal  fy : kuat leleh baja yt y b tr f f d s A 50 
  • 21. Atr untuk Lapped Splicess (sambungan lewatan) 4  Jarak antar tulangan dengan clamping Atr < 100 mm  SNI 03-2847-2002 Pasal 23.4.3.3  Penulangan ini dipasang rangkap pada daerah ujung lapped slices (sesuai figure 3.30 c dan figure 3.31) untuk menahan radikal force (spliting force) 0.15×Ab×fy  Pada kolom bulat dengan jumlah tulangan maka tulangan Atr harus dikalikan dengan jumlah Ab pada kolom persegi 6 n
  • 22. Atr untuk Lapped Splicess (sambungan lewatan) 5  Atr untuk Panjang Penyaluran  ld = panjang penyaluran batang lurus  ldh = panjang penyaluran dengan hooks  Parameter panjang penyaluran adalah fc fy d’ dan Z  Referensi : Priestley equation 3.64 hingga 3.68 atau SNI 03-2847-2002 Pasal 23.5  Panjang penyaluran lurus  Panjang penyaluran dengan hooks c y b db f c f A l   38 . 1 c y b hb f f d l   24 . 0
  • 23. Contoh Soal Balok  Diketahui  fy = 400 Mpa  fyt = 320 Mpa  s = 100 mm  Ash dijamin oleh smaks ≤ 6db atau 180 mm
  • 24. Contoh Soal Balok 2  pakai Ø10 = 78.57 mm2 100 16 s f f A A yt y b te     2 2 . 74 100 100 320 16 400 380 ) 5 . 0 2 ( mm       
  • 25.  Dimana  Ab = luas tul longitudinal  fy = mutu baja tulangan longitudinal  fc = mutu beton  c = decking beton  db = diameter tulangan longitudinal
  • 26. Contoh Soal Kolom  Diketahui  fy = 400 Mpa  fyt = 320 Mpa  fc = 25 Mpa  μφ = 16  k = 0.31  s = 100 mm  45 . 0 '   g c u A f P
  • 27. Contoh Soal Kolom 2  Confinement arah Y  Digunakan 6Ø12-100 mm untuk begel a, c dan d  Confinement arah X  6Ø12-100 mm untuk begel a, c dan d " 08 . 0 ' ' sh A f P A A f f k A g c u c g yh c sh                 2 672 500 100 08 . 0 45 . 0 500 400 600 500 320 25 31 . 0 mm          
  • 28. Contoh Soal Shear Wall  Data Shear Wall  fy = 400 Mpa  fyt = 320 Mpa  fc = 25 Mpa  Diameter tulangan Ø16  Detailing sengkang sebagai berikut  a dan b : Ø12-100 mm  c dan d pada ujung : Ø16-100 mm  c dan d pada tengah : Ø16-200 mm
  • 31. Contoh Soal Shear Wall 2  Confinement arah X  Confinement arah Y  Ash = 108 mm  digunakan tulangan Ø12 dengan jarak s = 100 mm    12 . 0 46 . 0 1 46 480 2 46 380 380 480 1                  c g A A                         w yh c c g h sh l c f f A A h s A 9 . 0 5 . 0 1 " 3 . 0 mm 383 6600 960 9 . 0 5 . 0 320 25 45 . 0 288 200 3 . 0             
  • 32. Contoh Soal Shear Wall 3  Pencegah Buckling  Ate =  digunakan Ø12 dengan jarak s = 100 mm 100 16 s f f A yt y b             2 24 100 100 320 16 400 314 mm           