SlideShare a Scribd company logo
Bahan Kuliah
Matematika Diskrit
1
Graf
(bagian 2)
2
8. Terhubung (Connected)
Dua buah simpul v1 dan simpul v2 disebut terhubung jika terdapat
lintasan dari v1 ke v2.
G disebut graf terhubung (connected graph) jika untuk setiap
pasang simpul vi dan vj dalam himpunan V terdapat lintasan dari vi
ke vj.
Jika tidak, maka G disebut graf tak-terhubung (disconnected
graph).
Contoh graf tak-terhubung:
1
2
3
4
5
6
78
3
• Graf berarah G dikatakan terhubung jika graf tidak
berarahnya terhubung (graf tidak berarah dari G diperoleh
dengan menghilangkan arahnya).
• Dua simpul, u dan v, pada graf berarah G disebut terhubung
kuat (strongly connected) jika terdapat lintasan berarah dari
u ke v dan juga lintasan berarah dari v ke u.
• Jika u dan v tidak terhubung kuat tetapi terhubung pada graf
tidak berarahnya, maka u dan v dikatakan terhubung lemah
(weakly coonected).
4
• Graf berarah G disebut graf terhubung kuat (strongly
connected graph) apabila untuk setiap pasang simpul
sembarang u dan v di G, terhubung kuat. Kalau tidak, G
disebut graf terhubung lemah.
graf berarah terhubung lemah graf berarah terhubung kuat
1
2
3 4
1
2 3
5
8. Upagraf (Subgraph) dan Komplemen Upagraf
Misalkan G = (V, E) adalah sebuah graf. G1 = (V1, E1) adalah
upagraf (subgraph) dari G jika V1 ⊆ V dan E1 ⊆ E.
Komplemen dari upagraf G1 terhadap graf G adalah graf G2 = (V2,
E2) sedemikian sehingga E2 = E - E1 dan V2 adalah himpunan
simpul yang anggota-anggota E2 bersisian dengannya.
(a) Graf G1 (b) Sebuah upagraf (c) komplemen dari upagraf (b)
1
2
3
4 5
6
1
6
5
3
1
2
3
5
2
6
Komponen graf (connected component) adalah jumlah maksimum
upagraf terhubung dalam graf G.
Graf G di bawah ini mempunyai 4 buah komponen.
1
2 3 4
5
6 7
8
9
10
11
12
13
7
Pada graf berarah, komponen terhubung kuat (strongly connected
component) adalah jumlah maksimum upagraf yang terhubung
kuat.
Graf di bawah ini mempunyai 2 buah komponen terhubung kuat:
6
8
9. Upagraf Rentang (Spanning Subgraph)
Upagraf G1 = (V1, E1) dari G = (V, E) dikatakan upagraf rentang
jika V1 =V (yaitu G1 mengandung semua simpul dari G).
(a) graf G, (b) upagraf rentang dari G, (c) bukan upagraf rentang dari G
1
2 3
4 5
1
2 3
4 5
1
2 3
9
10. Cut-Set
Cut-set dari graf terhubung G adalah himpunan sisi yang bila
dibuang dari G menyebabkan G tidak terhubung. Jadi, cut-set
selalu menghasilkan dua buah komponen.
Pada graf di bawah, {(1,2), (1,5), (3,5), (3,4)} adalah cut-set.
Terdapat banyak cut-set pada sebuah graf terhubung.
Himpunan {(1,2), (2,5)} juga adalah cut-set, {(1,3), (1,5), (1,2)}
adalah cut-set, {(2,6)} juga cut-set,
tetapi {(1,2), (2,5), (4,5)} bukan cut-set sebab himpunan
bagiannya, {(1,2), (2,5)} adalah cut-set.
(a) (b)
1
3 4
5
2
6
21
3
5
4
6
Contoh lain cut set
10
1
2 3
4
5
e1
e2
e3
e4
e5
Himpunan cut set
{(e1, e4)}
{(e2, e4)}
{(e1, e3)}
{(e5)}
{(e3, e5)} bukan
cut set, sebab e5
merupakan
himpunan potong
(cut set)
11
11. Graf Berbobot (Weighted Graph)
Graf berbobot adalah graf yang setiap sisinya diberi sebuah harga
(bobot).
a
b
cd
e
10 12
8
15 9
11
14
Beberapa Graf Khusus
12
a. Graf Lengkap (Complete Graph)
Graf lengkap ialah graf sederhana yang setiap simpulnya mempunyai sisi
ke semua simpul lainnya. Graf lengkap dengan n buah simpul dilambangkan
dengan Kn. Jumlah sisi pada graf lengkap yang terdiri dari n buah simpul
adalah n(n – 1)/2.
K1 K2 K3 K4 K5 K6
13
b. Graf Lingkaran
Graf lingkaran adalah graf sederhana yang setiap simpulnya berderajat dua.
Graf lingkaran dengan n simpul dilambangkan dengan Cn.
14
c. Graf Teratur (Regular Graphs)
Graf yang setiap simpulnya mempunyai derajat yang sama disebut graf
teratur. Apabila derajat setiap simpul adalah r, maka graf tersebut disebut
sebagai graf teratur derajat r. Jumlah sisi pada graf teratur adalah nr/2.
Latihan
Rinaldi M/IF2091 Strukdis15
Berapa jumlah maksimum dan jumlah minimum simpul pada
graf sederhana yang mempunyai 16 buah sisi dan tiap simpul
berderajat sama dan tiap simpul berderajat ≥ 4 ?
16
Jawaban: Tiap simpul berderajat sama -> graf teratur.
Jumlah sisi pada graf teratur berderajat r adalah e = nr/2. Jadi, n
= 2e/r = (2)(16)/r = 32/r.
Untuk r = 4, jumlah simpul yang dapat dibuat adalah maksimum,
yaitu n = 32/4 = 8.
Untuk r yang lain (r > 4 dan r merupakan pembagi bilangan bulat
dari 32):
r = 8 -> n = 32/8 = 4 -> tidak mungkin membuat graf
sederhana.
r = 16 -> n = 32/16 = 2 -> tidak mungkin membuat graf
sederhana.
Jadi, jumlah simpul yang dapat dibuat adalah 8 buah (maksimum
dan minimum).
17
d. Graf Bipartite (Bipartite Graph)
Graf G yang himpunan simpulnya dapat dipisah menjadi dua himpunan
bagian V1 dan V2, sedemikian sehingga setiap sisi pada G menghubungkan
sebuah simpul di V1 ke sebuah simpul di V2 disebut graf bipartit dan
dinyatakan sebagai G(V1, V2).
V1 V2
18
Graf G di bawah ini adalah graf bipartit, karena simpul-simpunya dapat
dibagi menjadi V1 = {a, b, d} dan V2 = {c, e, f, g}
G
graf persoalan utilitas (K3,3), topologi bintang
19
Representasi Graf
Rinaldi M/IF2091 Strukdis20
1. Matriks Ketetanggaan (adjacency matrix)
A = [aij],
1, jika simpul i dan j bertetangga
aij = {
0, jika simpul i dan j tidak bertetangga
21
Contoh:
4321 54321 4321
4
3
2
1












0110
1011
1101
0110
















00000
00100
01011
00101
00110
5
4
3
2
1
4
3
2
1












0110
0001
1101
0010
(a) (b) (c)
4321
4
3
2
1












0210
2112
1101
0210
1
3
2
4
1
2
3
4
5
1
2 3
4
1
2
4
3
e 1
e 2
e 3
e 4
e 5
e 6
e 7
e 8
22
Derajat tiap simpul i:
(a) Untuk graf tak-berarah
d(vi) = ∑=
n
j
ija
1
(b) Untuk graf berarah,
din (vj) = jumlah nilai pada kolom j = ∑=
n
i
ija
1
dout (vi) = jumlah nilai pada baris i = ∑=
n
j
ija
1
23
a b c d e
















∞∞
∞∞
∞∞∞
∞
∞∞∞
15810
151411
149
811912
1012
e
d
c
b
a
a
b
cd
e
10 12
8
15 9
11
14
24
2. Matriks Bersisian (incidency matrix)
A = [aij],
1, jika simpul i bersisian dengan sisi j
aij = {
0, jika simpul i tidak bersisian dengan sisi j
e1 e2 e3 e4 e5
4
3
2
1












10000
11100
00111
01011
1 2
3
4
e 1
e 2
e 3e 4
e 5
25
3. Senarai Ketetanggaan (adjacency list)
Simpul Simpul Tetangga Simpul Simpul Tetangga Simpul Simpul Terminal
1 2, 3 1 2, 3 1 2
2 1, 3, 4 2 1, 3 2 1, 3, 4
3 1, 2, 4 3 1, 2, 4 3 1
4 2, 3 4 3 4 2, 3
5 -
(a) (b) (c)
1
3
2
4
1
2
3
4
5
1
2 3
4
Graf Isomorfik
26
Diketahui matriks ketetanggaan (adjacency matrices) dari
sebuah graf tidak berarah. Gambarkan dua buah graf yang
yang bersesuaian dengan matriks tersebut.
27
Jawaban:
Dua buah graf yang sama (hanya penggambaran secara
geometri berbeda)
 isomorfik!
1
1
2 3
3
45
5 4
2
Graf Isomorfik
28
• Dua buah graf yang sama tetapi secara geometri berbeda disebut graf
yang saling isomorfik.
• Dua buah graf, G1 dan G2 dikatakan isomorfik jika terdapat
korespondensi satu-satu antara simpul-simpul keduanya dan antara sisi-
sisi keduaya sedemikian sehingga hubungan kebersisian tetap terjaga.
• Dengan kata lain, misalkan sisi e bersisian dengan simpul u dan v di G1,
maka sisi e’ yang berkoresponden di G2 harus bersisian dengan simpul u’
dan v’ yang di G2.
• Dua buah graf yang isomorfik adalah graf yang sama, kecuali penamaan
simpul dan sisinya saja yang berbeda. Ini benar karena sebuah graf dapat
digambarkan dalam banyak cara.
29
(a) G1 (b) G2 (c) G3
Gambar 6.35 G1 isomorfik dengan G2, tetapi G1 tidak isomorfik dengan G3
3
4
1 2
d c
a b
v w
x y
30
(a) G1 (b) G2
Gambar 6.36 Graf (a) dan graf (b) isomorfik [DEO74]
AG1 = AG2 =
Matriks ketetanggaan
31
(a)
(b)
Gambar 6.38 (a) Dua buah graf isomorfik, (b) tiga buah graf isomorfik
32
Dari definisi graf isomorfik dapat dikemukakan bahwa dua buah graf
isomorfik memenuhi ketiga syarat berikut [DEO74]:
1. Mempunyai jumlah simpul yang sama.
2. Mempunyai jumlah sisi yang sama
3. Mempunyai jumlah simpul yang sama berderajat tertentu
Namun, ketiga syarat ini ternyata belum cukup menjamin. Pemeriksaan
secara visual perlu dilakukan.
(a) (b)
x
u
v
w
y
Latihan
33
Apakah pasangan graf di bawah ini isomorfik?
a
b
c
d
e
f
g
h u
v
w
t
p
q
r
s
Latihan
34
Apakah pasangan graf di bawah ini isomorfik?
a b
cd
e f
p q
rs
t
u
Latihan
35
Gambarkan 2 buah graf yang isomorfik dengan graf teratur
berderajat 3 yang mempunyai 8 buah simpul
36
Jawaban:
Graf Planar (Planar Graph) dan Graf
Bidang (Plane Graph)
37
Graf yang dapat digambarkan pada bidang datar dengan sisi-sisi
tidak saling memotong (bersilangan) disebut graf planar,
jika tidak, maka ia disebut graf tak-planar.
K4 adalah graf planar:
38
K5 adalah graf tidak planar:
39
Graf planar yang digambarkan dengan sisi-sisi yang
tidak saling berpotongan disebut graf bidang (plane
graph).
(a) (b) (c)
Tiga buah graf planar. Graf (b) dan (c) adalah graf bidang
Aplikasi Graf Planar
40
Persoalan utilitas (utility problem)
(a) (b)
(a) Graf persoalan utilitas (K3,3), (b) graf persoalan utilitas bukan graf planar.
Aplikasi Graf Planar
41
Perancangan IC (Integrated Circuit)
Tidak boleh ada kawat-kawat di dalam IC-board yang
saling bersilangan  dapat menimbulkan interferensi
arus listrik  malfunction
Perancangan kawat memenuhi prinsip graf planar
Latihan
42
Gambarkan graf (kiri) di bawah ini sehingga tidak ada
sisi-sisi yang berpotongan (menjadi graf bidang). (Solusi:
graf kanan)
43
Sisi-sisi pada graf bidang membagi bidang datar menjadi beberapa
wilayah (region) atau muka (face).
Graf bidang pada gambar di bawah initerdiri atas 6 wilayah
(termasuk wilayah terluar):
R 1
R 2
R 3
R 5
R 4
R 6
e2 e3 e4
e1 e5 e6 e7 e8 e9
e10 e11
44
Hubungan antara jumlah simpul (n), jumlah sisi (e), dan jumlah
wilayah (f) pada graf bidang:
n – e + f = 2 (Rumus Euler)
Pada Gambar di atas, e = 11 dan n = 7, f = 6, maka
7 – 11 + 6 = 2.
R 1
R 2
R 3
R 5
R 4
R 6
e2 e3 e4
e1 e5 e6 e7 e8 e9
e10 e11
Latihan
45
Misalkan graf sederhana planar memiliki 24 buah simpul,
masing-masing simpul berderajat 4. Representasi planar
dari graf tersebut membagi bidang datar menjadi
sejumlah wilayah atau muka. Berapa banyak wilayah yang
terbentuk?
Jawaban:
46
 Diketahui n = jumlah simpul = 24, maka jumlah derajat seluruh
simpul = 24 × 4 = 96.
 Menurut lemma jabat tangan,
jumlah derajat = 2 × jumlah sisi,
sehingga
jumlah sisi = e = jumlah derajat/2 = 96/2 = 48
 Dari rumus Euler, n – e + f = 2, sehingga
f = 2 – n + e = 2 – 24 + 48 = 26 buah.
47
Pada graf planar sederhana terhubung dengan f buah wilayah, n
buah simpul, dan e buah sisi (e > 2) selalu berlaku:
e ≤ 3n – 6
Ketidaksamaan yang terakhir dinamakan ketidaksamaan Euler,
yang dapat digunakan untuk menunjukkan keplanaran suatu graf
sederhana
kalau graf planar, maka ia memenuhi ketidaksamaan Euler,
sebaliknya jika tidak planar maka ketidaksamaan tersebut tidak
dipenuhi.
48
Contoh: Pada K4, n = 4, e = 6, memenuhi ketidaksamaan
Euler, sebab
6 ≤ 3(4) – 6. Jadi, K4 adalah graf planar.
Pada graf K5, n = 5 dan e = 10, tidak memenuhi
ketidaksamaan Euler sebab
10 ≥ 3(5) – 6. Jadi, K5 tidak planar
K4 K5 K3,3
49
Teorema Kuratoswki
Berguna untuk menentukan dengan tegas keplanaran
suat graf.
(a) (b) (c)
Gambar (a) Graf Kuratowski pertama (K5)
(b) Graf Kuratowski kedua (K3, 3)
(c) Graf yang isomorfik dengan graf Kuratowski kedua
50
Sifat graf Kuratowski adalah:
1. Kedua graf Kuratowski adalah graf teratur.
2. Kedua graf Kuratowski adalah graf tidak-planar
3. Penghapusan sisi atau simpul dari graf Kuratowski
menyebabkannya menjadi graf planar.
4. Graf Kuratowski pertama adalah graf tidak-planar
dengan jumlah simpul minimum, dan graf
Kuratowski kedua adalah graf tidak-planar dengan
jumlah sisi minimum.
51
TEOREMA Kuratowski. Graf G bersifat planar jika dan
hanya jika ia tidak mengandung upagraf yang isomorfik
dengan salah satu graf Kuratowski atau homeomorfik
(homeomorphic) dengan salah satu dari keduanya.
G1 G2 G3
Gambar Tiga buah graf yang homemorfik satu sama lain.
52
Contoh: Kita gunakan Teorema Kuratowski untuk
memeriksa keplanaran graf. Graf G di bawah ini bukan
graf planar karena ia mengandung upagraf (G1) yang
sama dengan K3,3.
Graf G tidak planar karena ia mengandung upagraf yang sama dengan K3,3.
53
Graf G tidak planar karena ia mengandung upagraf (G1)
yang homeomorfik dengan K5 (dengan membuang
simpul-simpul yang berderajat 2 dari G1, diperoleh K5).
G G1 K5
Gambar Graf G, upagraf G1 dari G yang homeomorfik dengan K5.
Latihan
54
Perlihatkan dengan teorema Kuratowski bahwa graf
Petersen tidak planar.
1
2
3
4
5
6 7
89
1 0
1
4
5
6 7
89
( a ) G r a f P e t e r se n , G ( b ) G
Jawaban:
55
1
2
3
4
5
6 7
89
1 0
1
2
3
4
5
6 7
89
1
2
3
4
5
6
( a ) G r a f P e t e r se n , G ( b ) G 1
( c ) G 2
( d ) K 3 ,3
1
2 4 6
3 5
Gambar (a) Graf Petersen
(b) G1 adalah upagraf dari G
(c) G2 homeomorfik dengan
G1
(d) G2 isomorfik dengan
K3,3
Lintasan dan Sirkuit Euler
56
• Lintasan Euler ialah lintasan yang melalui masing-masing sisi di
dalam graf tepat satu kali.
• Sirkuit Euler ialah sirkuit yang melewati masing-masing sisi tepat satu
kali..
• Graf yang mempunyai sirkuit Euler disebut graf Euler (Eulerian
graph). Graf yang mempunyai lintasan Euler dinamakan juga graf
semi-Euler (semi-Eulerian graph).
57
Contoh.
Lintasan Euler pada graf (a) : 3, 1, 2, 3, 4, 1
Lintasan Euler pada graf (b) : 1, 2, 4, 6, 2, 3, 6, 5, 1, 3
Sirkuit Euler pada graf (c) : 1, 2, 3, 4, 7, 3, 5, 7, 6, 5, 2, 6, 1
Sirkuit Euler pada graf (d) : a, c, f, e, c, b, d, e, a, d, f, b, a
Graf (e) dan (f) tidak mempunyai lintasan maupun sirkuit Euler
(a) dan (b) graf semi-Euler
(c) dan (d) graf Euler
(e) dan (f) bukan graf semi-Euler atau graf Euler
58
TEOREMA. Graf tidak berarah memiliki lintasan
Euler jika (graf semi-Euler) dan hanya jika terhubung
dan memiliki dua buah simpul berderajat ganjil atau
tidak ada simpul berderajat ganjil sama sekali.
TEOREMA. Graf tidak berarah G adalah graf Euler
(memiliki sirkuit Euler) jika dan hanya jika setiap
simpul berderajat genap.
Lintasan dan Sirkuit Hamilton
59
• Lintasan Hamilton ialah lintasan yang melalui tiap simpul di dalam
graf tepat satu kali.
• Sirkuit Hamilton ialah sirkuit yang melalui tiap simpul di dalam graf
tepat satu kali, kecuali simpul asal (sekaligus simpul akhir) yang
dilalui dua kali.
• Graf yang memiliki sirkuit Hamilton dinamakan graf Hamilton,
sedangkan graf yang hanya memiliki lintasan Hamilton disebut graf
semi-Hamilton.
60
(a) (b) (c)
(a) graf yang memiliki lintasan Hamilton (misal: 3, 2, 1, 4)
(b) graf yang memiliki sirkuit Hamilton (1, 2, 3, 4, 1)
(c) graf yang tidak memiliki lintasan maupun sirkuit Hamilton
61
(a) (b)
(a) Dodecahedron Hamilton,
(b) graf yang mengandung sirkuit Hamilton
62
Beberapa graf dapat mengandung sirkuit Euler dan sirkuit
Hamilton sekaligus, mengandung sirkuit Euler tetapi tidak
mengandung sirkuit Hamilton, dan sebagainya..
(a) (b)
(a) Graf Hamilton sekaligus graf Euler
(b) Graf Hamilton sekaligus graf semi-Euler

More Related Content

DOCX
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
PPTX
teori graf (planar
PDF
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
PDF
Matematika Diskrit - 09 graf - 07
PPT
Bilangan kompleks
PPTX
Teori bilangan bab ii
PDF
Kalkulus modul vi kontinuitas
PDF
Bahan Ajar kesebangunan
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
teori graf (planar
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
Matematika Diskrit - 09 graf - 07
Bilangan kompleks
Teori bilangan bab ii
Kalkulus modul vi kontinuitas
Bahan Ajar kesebangunan

What's hot (20)

PDF
Prinsip Inklusi Eksklusi
PPTX
Persamaan linear satu variabel
PDF
Analisis real-lengkap-a1c
DOCX
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
PDF
geometri analitik
PPTX
Bentuk Akar
PPTX
Modul 7 basis dan dimensi
DOCX
DOCX
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
PDF
Geometri analitik ruang
PDF
Supremum dan infimum
PPTX
Relasi & Fungsi (korespondensi satu-satu) pertemuan 4
DOCX
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
PPTX
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptx
PDF
Aljabar 3-struktur-aljabar
PDF
Analisis bab1 bab2
PDF
Geometri netral (Neutral Geometry)
PDF
Keterbagian, KPK & FPB
PPT
Integral Permukaan (Kalkulus Peubah Banyak)
PDF
Modul 3 kongruensi
Prinsip Inklusi Eksklusi
Persamaan linear satu variabel
Analisis real-lengkap-a1c
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
geometri analitik
Bentuk Akar
Modul 7 basis dan dimensi
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Geometri analitik ruang
Supremum dan infimum
Relasi & Fungsi (korespondensi satu-satu) pertemuan 4
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptx
Aljabar 3-struktur-aljabar
Analisis bab1 bab2
Geometri netral (Neutral Geometry)
Keterbagian, KPK & FPB
Integral Permukaan (Kalkulus Peubah Banyak)
Modul 3 kongruensi
Ad

Viewers also liked (15)

PDF
Bs pai sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
PDF
Teori graph rinaldi munir
DOC
Ciri ciri seminar
PDF
Membuat cetakan plastik manual
DOCX
Makalah tape ketan
DOCX
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
 
PDF
Pembahasan osk komputer sma 2014 - algoritma
PDF
Barisan dan deret
PDF
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
PDF
Presentasi Strategi Perusahaan: Bank Mandiri
DOCX
Soal mid ganjil IPA kelas 8 dan kelas 9 2015/2016
PDF
Contoh surat pesanan secara kredit yang memakai referensi
PDF
Tuntunan Manasik Haji & Umroh 2016
PPT
Powerpoint strategi pembelajaran
PPTX
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Bs pai sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Teori graph rinaldi munir
Ciri ciri seminar
Membuat cetakan plastik manual
Makalah tape ketan
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
 
Pembahasan osk komputer sma 2014 - algoritma
Barisan dan deret
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Presentasi Strategi Perusahaan: Bank Mandiri
Soal mid ganjil IPA kelas 8 dan kelas 9 2015/2016
Contoh surat pesanan secara kredit yang memakai referensi
Tuntunan Manasik Haji & Umroh 2016
Powerpoint strategi pembelajaran
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Ad

Similar to Graf 2 (20)

PDF
Materi yang membahas tentang graf 1 yang mudah untuk dipahami
PDF
Matematika Diskrit graf
PPT
MATSI-GRAFMATSI-GRAFMATSI-GRAFMATSI-GRAFMATSI-GRAFMATSI-GRAFMATSI-GRAFMATSI-G...
PPTX
Graf Oke.pptx
PPT
Graf (bagian 1)
PDF
Matematika Diskrit Teori Graf Perguruan Tinggi
PPTX
ppt materi Teori graf untuk anak kuliahh
PPTX
2. Terminologi lanjutan (teori graf dan otomata).pptx
PDF
Modul graph terapan p5
PDF
Matematika Diskrit - 09 graf - 05
PDF
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
PPTX
PDF
Graf-2020-Bagsdsdsdssssssssssssian1 (1).pdf
PPTX
1. Pengenalan Graf (Teori Graf dan Otomata).pptx
PPT
pengenalan teori Graf pada mata kuliah matematika diskrit
PPT
mat11- Graph Grade X Kurmer Mathematics.ppt
PPT
Pertemuan 13- Matematika Diskrit- Teori Graf 1
PPTX
Kelompok 2 Matdis (Jenis-jenis Graf, Terminologi Dasar, dan Representasi Graf...
PDF
Matematika Diskrit - 09 graf - 04
PPT
Graph1
Materi yang membahas tentang graf 1 yang mudah untuk dipahami
Matematika Diskrit graf
MATSI-GRAFMATSI-GRAFMATSI-GRAFMATSI-GRAFMATSI-GRAFMATSI-GRAFMATSI-GRAFMATSI-G...
Graf Oke.pptx
Graf (bagian 1)
Matematika Diskrit Teori Graf Perguruan Tinggi
ppt materi Teori graf untuk anak kuliahh
2. Terminologi lanjutan (teori graf dan otomata).pptx
Modul graph terapan p5
Matematika Diskrit - 09 graf - 05
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Graf-2020-Bagsdsdsdssssssssssssian1 (1).pdf
1. Pengenalan Graf (Teori Graf dan Otomata).pptx
pengenalan teori Graf pada mata kuliah matematika diskrit
mat11- Graph Grade X Kurmer Mathematics.ppt
Pertemuan 13- Matematika Diskrit- Teori Graf 1
Kelompok 2 Matdis (Jenis-jenis Graf, Terminologi Dasar, dan Representasi Graf...
Matematika Diskrit - 09 graf - 04
Graph1

More from Tenia Wahyuningrum (20)

PPTX
Measuring User Experience
PPTX
Populasi dan sampel dalam penelitian HCI
PPTX
10th heuristic evaluation
PPTX
Good vs bad design
PPTX
Media sosial untuk pembelajaran
PPTX
4th human factors (2)
PPTX
Human factors
PPTX
Historical Context of HCI
PPTX
Trends in Human Computer Interaction
PPTX
Good data, for better life
PPTX
PPTX
Plagiarisme
PPTX
Struktur data & computer trends 2015 2016
PPTX
Pengujian hipotesis
PPTX
Research method
PPTX
Basic research
PPTX
Pengenalan android
PPTX
Mobile programming pendahuluan
PPTX
Pertemuan 1
PPTX
Public speaking
Measuring User Experience
Populasi dan sampel dalam penelitian HCI
10th heuristic evaluation
Good vs bad design
Media sosial untuk pembelajaran
4th human factors (2)
Human factors
Historical Context of HCI
Trends in Human Computer Interaction
Good data, for better life
Plagiarisme
Struktur data & computer trends 2015 2016
Pengujian hipotesis
Research method
Basic research
Pengenalan android
Mobile programming pendahuluan
Pertemuan 1
Public speaking

Graf 2

  • 2. 2 8. Terhubung (Connected) Dua buah simpul v1 dan simpul v2 disebut terhubung jika terdapat lintasan dari v1 ke v2. G disebut graf terhubung (connected graph) jika untuk setiap pasang simpul vi dan vj dalam himpunan V terdapat lintasan dari vi ke vj. Jika tidak, maka G disebut graf tak-terhubung (disconnected graph). Contoh graf tak-terhubung: 1 2 3 4 5 6 78
  • 3. 3 • Graf berarah G dikatakan terhubung jika graf tidak berarahnya terhubung (graf tidak berarah dari G diperoleh dengan menghilangkan arahnya). • Dua simpul, u dan v, pada graf berarah G disebut terhubung kuat (strongly connected) jika terdapat lintasan berarah dari u ke v dan juga lintasan berarah dari v ke u. • Jika u dan v tidak terhubung kuat tetapi terhubung pada graf tidak berarahnya, maka u dan v dikatakan terhubung lemah (weakly coonected).
  • 4. 4 • Graf berarah G disebut graf terhubung kuat (strongly connected graph) apabila untuk setiap pasang simpul sembarang u dan v di G, terhubung kuat. Kalau tidak, G disebut graf terhubung lemah. graf berarah terhubung lemah graf berarah terhubung kuat 1 2 3 4 1 2 3
  • 5. 5 8. Upagraf (Subgraph) dan Komplemen Upagraf Misalkan G = (V, E) adalah sebuah graf. G1 = (V1, E1) adalah upagraf (subgraph) dari G jika V1 ⊆ V dan E1 ⊆ E. Komplemen dari upagraf G1 terhadap graf G adalah graf G2 = (V2, E2) sedemikian sehingga E2 = E - E1 dan V2 adalah himpunan simpul yang anggota-anggota E2 bersisian dengannya. (a) Graf G1 (b) Sebuah upagraf (c) komplemen dari upagraf (b) 1 2 3 4 5 6 1 6 5 3 1 2 3 5 2
  • 6. 6 Komponen graf (connected component) adalah jumlah maksimum upagraf terhubung dalam graf G. Graf G di bawah ini mempunyai 4 buah komponen. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
  • 7. 7 Pada graf berarah, komponen terhubung kuat (strongly connected component) adalah jumlah maksimum upagraf yang terhubung kuat. Graf di bawah ini mempunyai 2 buah komponen terhubung kuat: 6
  • 8. 8 9. Upagraf Rentang (Spanning Subgraph) Upagraf G1 = (V1, E1) dari G = (V, E) dikatakan upagraf rentang jika V1 =V (yaitu G1 mengandung semua simpul dari G). (a) graf G, (b) upagraf rentang dari G, (c) bukan upagraf rentang dari G 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3
  • 9. 9 10. Cut-Set Cut-set dari graf terhubung G adalah himpunan sisi yang bila dibuang dari G menyebabkan G tidak terhubung. Jadi, cut-set selalu menghasilkan dua buah komponen. Pada graf di bawah, {(1,2), (1,5), (3,5), (3,4)} adalah cut-set. Terdapat banyak cut-set pada sebuah graf terhubung. Himpunan {(1,2), (2,5)} juga adalah cut-set, {(1,3), (1,5), (1,2)} adalah cut-set, {(2,6)} juga cut-set, tetapi {(1,2), (2,5), (4,5)} bukan cut-set sebab himpunan bagiannya, {(1,2), (2,5)} adalah cut-set. (a) (b) 1 3 4 5 2 6 21 3 5 4 6
  • 10. Contoh lain cut set 10 1 2 3 4 5 e1 e2 e3 e4 e5 Himpunan cut set {(e1, e4)} {(e2, e4)} {(e1, e3)} {(e5)} {(e3, e5)} bukan cut set, sebab e5 merupakan himpunan potong (cut set)
  • 11. 11 11. Graf Berbobot (Weighted Graph) Graf berbobot adalah graf yang setiap sisinya diberi sebuah harga (bobot). a b cd e 10 12 8 15 9 11 14
  • 12. Beberapa Graf Khusus 12 a. Graf Lengkap (Complete Graph) Graf lengkap ialah graf sederhana yang setiap simpulnya mempunyai sisi ke semua simpul lainnya. Graf lengkap dengan n buah simpul dilambangkan dengan Kn. Jumlah sisi pada graf lengkap yang terdiri dari n buah simpul adalah n(n – 1)/2. K1 K2 K3 K4 K5 K6
  • 13. 13 b. Graf Lingkaran Graf lingkaran adalah graf sederhana yang setiap simpulnya berderajat dua. Graf lingkaran dengan n simpul dilambangkan dengan Cn.
  • 14. 14 c. Graf Teratur (Regular Graphs) Graf yang setiap simpulnya mempunyai derajat yang sama disebut graf teratur. Apabila derajat setiap simpul adalah r, maka graf tersebut disebut sebagai graf teratur derajat r. Jumlah sisi pada graf teratur adalah nr/2.
  • 15. Latihan Rinaldi M/IF2091 Strukdis15 Berapa jumlah maksimum dan jumlah minimum simpul pada graf sederhana yang mempunyai 16 buah sisi dan tiap simpul berderajat sama dan tiap simpul berderajat ≥ 4 ?
  • 16. 16 Jawaban: Tiap simpul berderajat sama -> graf teratur. Jumlah sisi pada graf teratur berderajat r adalah e = nr/2. Jadi, n = 2e/r = (2)(16)/r = 32/r. Untuk r = 4, jumlah simpul yang dapat dibuat adalah maksimum, yaitu n = 32/4 = 8. Untuk r yang lain (r > 4 dan r merupakan pembagi bilangan bulat dari 32): r = 8 -> n = 32/8 = 4 -> tidak mungkin membuat graf sederhana. r = 16 -> n = 32/16 = 2 -> tidak mungkin membuat graf sederhana. Jadi, jumlah simpul yang dapat dibuat adalah 8 buah (maksimum dan minimum).
  • 17. 17 d. Graf Bipartite (Bipartite Graph) Graf G yang himpunan simpulnya dapat dipisah menjadi dua himpunan bagian V1 dan V2, sedemikian sehingga setiap sisi pada G menghubungkan sebuah simpul di V1 ke sebuah simpul di V2 disebut graf bipartit dan dinyatakan sebagai G(V1, V2). V1 V2
  • 18. 18 Graf G di bawah ini adalah graf bipartit, karena simpul-simpunya dapat dibagi menjadi V1 = {a, b, d} dan V2 = {c, e, f, g} G graf persoalan utilitas (K3,3), topologi bintang
  • 19. 19
  • 20. Representasi Graf Rinaldi M/IF2091 Strukdis20 1. Matriks Ketetanggaan (adjacency matrix) A = [aij], 1, jika simpul i dan j bertetangga aij = { 0, jika simpul i dan j tidak bertetangga
  • 22. 22 Derajat tiap simpul i: (a) Untuk graf tak-berarah d(vi) = ∑= n j ija 1 (b) Untuk graf berarah, din (vj) = jumlah nilai pada kolom j = ∑= n i ija 1 dout (vi) = jumlah nilai pada baris i = ∑= n j ija 1
  • 23. 23 a b c d e                 ∞∞ ∞∞ ∞∞∞ ∞ ∞∞∞ 15810 151411 149 811912 1012 e d c b a a b cd e 10 12 8 15 9 11 14
  • 24. 24 2. Matriks Bersisian (incidency matrix) A = [aij], 1, jika simpul i bersisian dengan sisi j aij = { 0, jika simpul i tidak bersisian dengan sisi j e1 e2 e3 e4 e5 4 3 2 1             10000 11100 00111 01011 1 2 3 4 e 1 e 2 e 3e 4 e 5
  • 25. 25 3. Senarai Ketetanggaan (adjacency list) Simpul Simpul Tetangga Simpul Simpul Tetangga Simpul Simpul Terminal 1 2, 3 1 2, 3 1 2 2 1, 3, 4 2 1, 3 2 1, 3, 4 3 1, 2, 4 3 1, 2, 4 3 1 4 2, 3 4 3 4 2, 3 5 - (a) (b) (c) 1 3 2 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
  • 26. Graf Isomorfik 26 Diketahui matriks ketetanggaan (adjacency matrices) dari sebuah graf tidak berarah. Gambarkan dua buah graf yang yang bersesuaian dengan matriks tersebut.
  • 27. 27 Jawaban: Dua buah graf yang sama (hanya penggambaran secara geometri berbeda)  isomorfik! 1 1 2 3 3 45 5 4 2
  • 28. Graf Isomorfik 28 • Dua buah graf yang sama tetapi secara geometri berbeda disebut graf yang saling isomorfik. • Dua buah graf, G1 dan G2 dikatakan isomorfik jika terdapat korespondensi satu-satu antara simpul-simpul keduanya dan antara sisi- sisi keduaya sedemikian sehingga hubungan kebersisian tetap terjaga. • Dengan kata lain, misalkan sisi e bersisian dengan simpul u dan v di G1, maka sisi e’ yang berkoresponden di G2 harus bersisian dengan simpul u’ dan v’ yang di G2. • Dua buah graf yang isomorfik adalah graf yang sama, kecuali penamaan simpul dan sisinya saja yang berbeda. Ini benar karena sebuah graf dapat digambarkan dalam banyak cara.
  • 29. 29 (a) G1 (b) G2 (c) G3 Gambar 6.35 G1 isomorfik dengan G2, tetapi G1 tidak isomorfik dengan G3 3 4 1 2 d c a b v w x y
  • 30. 30 (a) G1 (b) G2 Gambar 6.36 Graf (a) dan graf (b) isomorfik [DEO74] AG1 = AG2 = Matriks ketetanggaan
  • 31. 31 (a) (b) Gambar 6.38 (a) Dua buah graf isomorfik, (b) tiga buah graf isomorfik
  • 32. 32 Dari definisi graf isomorfik dapat dikemukakan bahwa dua buah graf isomorfik memenuhi ketiga syarat berikut [DEO74]: 1. Mempunyai jumlah simpul yang sama. 2. Mempunyai jumlah sisi yang sama 3. Mempunyai jumlah simpul yang sama berderajat tertentu Namun, ketiga syarat ini ternyata belum cukup menjamin. Pemeriksaan secara visual perlu dilakukan. (a) (b) x u v w y
  • 33. Latihan 33 Apakah pasangan graf di bawah ini isomorfik? a b c d e f g h u v w t p q r s
  • 34. Latihan 34 Apakah pasangan graf di bawah ini isomorfik? a b cd e f p q rs t u
  • 35. Latihan 35 Gambarkan 2 buah graf yang isomorfik dengan graf teratur berderajat 3 yang mempunyai 8 buah simpul
  • 37. Graf Planar (Planar Graph) dan Graf Bidang (Plane Graph) 37 Graf yang dapat digambarkan pada bidang datar dengan sisi-sisi tidak saling memotong (bersilangan) disebut graf planar, jika tidak, maka ia disebut graf tak-planar. K4 adalah graf planar:
  • 38. 38 K5 adalah graf tidak planar:
  • 39. 39 Graf planar yang digambarkan dengan sisi-sisi yang tidak saling berpotongan disebut graf bidang (plane graph). (a) (b) (c) Tiga buah graf planar. Graf (b) dan (c) adalah graf bidang
  • 40. Aplikasi Graf Planar 40 Persoalan utilitas (utility problem) (a) (b) (a) Graf persoalan utilitas (K3,3), (b) graf persoalan utilitas bukan graf planar.
  • 41. Aplikasi Graf Planar 41 Perancangan IC (Integrated Circuit) Tidak boleh ada kawat-kawat di dalam IC-board yang saling bersilangan  dapat menimbulkan interferensi arus listrik  malfunction Perancangan kawat memenuhi prinsip graf planar
  • 42. Latihan 42 Gambarkan graf (kiri) di bawah ini sehingga tidak ada sisi-sisi yang berpotongan (menjadi graf bidang). (Solusi: graf kanan)
  • 43. 43 Sisi-sisi pada graf bidang membagi bidang datar menjadi beberapa wilayah (region) atau muka (face). Graf bidang pada gambar di bawah initerdiri atas 6 wilayah (termasuk wilayah terluar): R 1 R 2 R 3 R 5 R 4 R 6 e2 e3 e4 e1 e5 e6 e7 e8 e9 e10 e11
  • 44. 44 Hubungan antara jumlah simpul (n), jumlah sisi (e), dan jumlah wilayah (f) pada graf bidang: n – e + f = 2 (Rumus Euler) Pada Gambar di atas, e = 11 dan n = 7, f = 6, maka 7 – 11 + 6 = 2. R 1 R 2 R 3 R 5 R 4 R 6 e2 e3 e4 e1 e5 e6 e7 e8 e9 e10 e11
  • 45. Latihan 45 Misalkan graf sederhana planar memiliki 24 buah simpul, masing-masing simpul berderajat 4. Representasi planar dari graf tersebut membagi bidang datar menjadi sejumlah wilayah atau muka. Berapa banyak wilayah yang terbentuk?
  • 46. Jawaban: 46  Diketahui n = jumlah simpul = 24, maka jumlah derajat seluruh simpul = 24 × 4 = 96.  Menurut lemma jabat tangan, jumlah derajat = 2 × jumlah sisi, sehingga jumlah sisi = e = jumlah derajat/2 = 96/2 = 48  Dari rumus Euler, n – e + f = 2, sehingga f = 2 – n + e = 2 – 24 + 48 = 26 buah.
  • 47. 47 Pada graf planar sederhana terhubung dengan f buah wilayah, n buah simpul, dan e buah sisi (e > 2) selalu berlaku: e ≤ 3n – 6 Ketidaksamaan yang terakhir dinamakan ketidaksamaan Euler, yang dapat digunakan untuk menunjukkan keplanaran suatu graf sederhana kalau graf planar, maka ia memenuhi ketidaksamaan Euler, sebaliknya jika tidak planar maka ketidaksamaan tersebut tidak dipenuhi.
  • 48. 48 Contoh: Pada K4, n = 4, e = 6, memenuhi ketidaksamaan Euler, sebab 6 ≤ 3(4) – 6. Jadi, K4 adalah graf planar. Pada graf K5, n = 5 dan e = 10, tidak memenuhi ketidaksamaan Euler sebab 10 ≥ 3(5) – 6. Jadi, K5 tidak planar K4 K5 K3,3
  • 49. 49 Teorema Kuratoswki Berguna untuk menentukan dengan tegas keplanaran suat graf. (a) (b) (c) Gambar (a) Graf Kuratowski pertama (K5) (b) Graf Kuratowski kedua (K3, 3) (c) Graf yang isomorfik dengan graf Kuratowski kedua
  • 50. 50 Sifat graf Kuratowski adalah: 1. Kedua graf Kuratowski adalah graf teratur. 2. Kedua graf Kuratowski adalah graf tidak-planar 3. Penghapusan sisi atau simpul dari graf Kuratowski menyebabkannya menjadi graf planar. 4. Graf Kuratowski pertama adalah graf tidak-planar dengan jumlah simpul minimum, dan graf Kuratowski kedua adalah graf tidak-planar dengan jumlah sisi minimum.
  • 51. 51 TEOREMA Kuratowski. Graf G bersifat planar jika dan hanya jika ia tidak mengandung upagraf yang isomorfik dengan salah satu graf Kuratowski atau homeomorfik (homeomorphic) dengan salah satu dari keduanya. G1 G2 G3 Gambar Tiga buah graf yang homemorfik satu sama lain.
  • 52. 52 Contoh: Kita gunakan Teorema Kuratowski untuk memeriksa keplanaran graf. Graf G di bawah ini bukan graf planar karena ia mengandung upagraf (G1) yang sama dengan K3,3. Graf G tidak planar karena ia mengandung upagraf yang sama dengan K3,3.
  • 53. 53 Graf G tidak planar karena ia mengandung upagraf (G1) yang homeomorfik dengan K5 (dengan membuang simpul-simpul yang berderajat 2 dari G1, diperoleh K5). G G1 K5 Gambar Graf G, upagraf G1 dari G yang homeomorfik dengan K5.
  • 54. Latihan 54 Perlihatkan dengan teorema Kuratowski bahwa graf Petersen tidak planar. 1 2 3 4 5 6 7 89 1 0 1 4 5 6 7 89 ( a ) G r a f P e t e r se n , G ( b ) G
  • 55. Jawaban: 55 1 2 3 4 5 6 7 89 1 0 1 2 3 4 5 6 7 89 1 2 3 4 5 6 ( a ) G r a f P e t e r se n , G ( b ) G 1 ( c ) G 2 ( d ) K 3 ,3 1 2 4 6 3 5 Gambar (a) Graf Petersen (b) G1 adalah upagraf dari G (c) G2 homeomorfik dengan G1 (d) G2 isomorfik dengan K3,3
  • 56. Lintasan dan Sirkuit Euler 56 • Lintasan Euler ialah lintasan yang melalui masing-masing sisi di dalam graf tepat satu kali. • Sirkuit Euler ialah sirkuit yang melewati masing-masing sisi tepat satu kali.. • Graf yang mempunyai sirkuit Euler disebut graf Euler (Eulerian graph). Graf yang mempunyai lintasan Euler dinamakan juga graf semi-Euler (semi-Eulerian graph).
  • 57. 57 Contoh. Lintasan Euler pada graf (a) : 3, 1, 2, 3, 4, 1 Lintasan Euler pada graf (b) : 1, 2, 4, 6, 2, 3, 6, 5, 1, 3 Sirkuit Euler pada graf (c) : 1, 2, 3, 4, 7, 3, 5, 7, 6, 5, 2, 6, 1 Sirkuit Euler pada graf (d) : a, c, f, e, c, b, d, e, a, d, f, b, a Graf (e) dan (f) tidak mempunyai lintasan maupun sirkuit Euler (a) dan (b) graf semi-Euler (c) dan (d) graf Euler (e) dan (f) bukan graf semi-Euler atau graf Euler
  • 58. 58 TEOREMA. Graf tidak berarah memiliki lintasan Euler jika (graf semi-Euler) dan hanya jika terhubung dan memiliki dua buah simpul berderajat ganjil atau tidak ada simpul berderajat ganjil sama sekali. TEOREMA. Graf tidak berarah G adalah graf Euler (memiliki sirkuit Euler) jika dan hanya jika setiap simpul berderajat genap.
  • 59. Lintasan dan Sirkuit Hamilton 59 • Lintasan Hamilton ialah lintasan yang melalui tiap simpul di dalam graf tepat satu kali. • Sirkuit Hamilton ialah sirkuit yang melalui tiap simpul di dalam graf tepat satu kali, kecuali simpul asal (sekaligus simpul akhir) yang dilalui dua kali. • Graf yang memiliki sirkuit Hamilton dinamakan graf Hamilton, sedangkan graf yang hanya memiliki lintasan Hamilton disebut graf semi-Hamilton.
  • 60. 60 (a) (b) (c) (a) graf yang memiliki lintasan Hamilton (misal: 3, 2, 1, 4) (b) graf yang memiliki sirkuit Hamilton (1, 2, 3, 4, 1) (c) graf yang tidak memiliki lintasan maupun sirkuit Hamilton
  • 61. 61 (a) (b) (a) Dodecahedron Hamilton, (b) graf yang mengandung sirkuit Hamilton
  • 62. 62 Beberapa graf dapat mengandung sirkuit Euler dan sirkuit Hamilton sekaligus, mengandung sirkuit Euler tetapi tidak mengandung sirkuit Hamilton, dan sebagainya.. (a) (b) (a) Graf Hamilton sekaligus graf Euler (b) Graf Hamilton sekaligus graf semi-Euler