{
HIV-AIDS
Akademi Kebidanan Husada Madani
Tangerang 2015
Mata Kuliah Penyakit
Umum
Apa itu HIV?
Apakah sama dengan
AIDS?
Sejarah HIV-AIDS
Awal mula disebut SIV
Lalu mutasi SIV  HIV
SIV  Simian Immunodeficiency
Virus
Diduga tahun 1950 ada sampel
darah yang mengandung HIV
Sejarah HIV-AIDS
 Simian adalah monyet yang tinggal
di Afrika
 ketika terinfeksi HIV tidak sakit
 HIV menular kepada simian Asia 
sakit
SIV (Simian Immunodeficiency Virus)
A Simian Virus Jumped to Humans - But How??
HIV AIDS
 Kasus Dr. Gottlib
 Ditemukan di Los Angeles  info dari
MMWR (Morbidity Mortality Weekly
Report)
 Tahun 1981:
 5 Remaja
 Homoseks (gay men)
 Aktif seksual
 Timbul pneumonia karena bakteri
 Pneumocystis carinii
Kasus Pertama di Dunia
Pada tahun 1983 ditemukan virus:
 LAV  Lymph Adenopaty Virus
 HTLV  Human Cell T Lymphosit
Virus
 ARC  AIDS Related Complex
Perkembangannya…
 Penemuan di Indonesia
pertama kali di Bali Tahun
1987
 Yang menemukan: dr.
Parwati di RS Sanglah
 Turis Belanda
 Gejala yang timbul:
demam terus-menerus
dan ruam pada kulit
 Meninggal di RS < 72
jam
Sejarah HIV-AIDS di Indonesia
Dr. Toha M.
Dr. Parwati
Penyebaran
HIV-AIDS
 Kematian tinggi (CFR)
 Belum ada obat penyembuhan
 Hanya ARV  ditemukan tahun 1996
 Ada di semua negara
 Belum ditemukan vaksin sampai saat ini
Global Health Crisis
Laporan Kasus di Indonesia
• Adanya kecenderungan peningkatan jumlah kasus HIV dari tahun ke tahun
sejak pertama kali dilaporkan (tahun 1987)
• Sebaliknya Jumlah kasus mulai meningkat lambat bahkan sejak 2012
jumlah kasus AIDS mulai turun.
• Jumlah kumulatif penderita HIV sampai September 2014  150.296 orang
• Sedangkan total kumulatif kasus AIDS  55.799 orang
Jumlah HIV menurut Umur
Pola penularan HIV berdasarkan kelompok umur dalam 5
tahun terakhir tidak banyak berubah.
Infeksi HIV paling banyak terjadi pada kelompok usia
produktif 25-49 tahun, diikuti kelompok usia 20-24 tahun
Persentase HIV menurut jenis kelamin
Kasus AIDS di Indonesia berdasarkan jenis kelamin sejak 1987
sampai September 2014, lebih banyak terjadi pada kelompok laki-laki
(54%) atau hampir 2x lipat dibandingkan kelompok perempuan (29%)
Jumlah AIDS menurut Jenis Pekerjaan
Menurut jenis pekerjaan, penderita AIDS di Indonesia paling banyak
berasal dari kelompok ibu rumah tangga diikuti wiraswasta dan
tenaga non profesional (karyawan)
Persentase AIDS menurut Faktor Risiko
Kasus AIDS di Indonesia paling banyak terjadi pada kelompok
heteroseksual (61,5%), Diikuti pengguna narkoba injeksi (IDU)
sebesar 15,2%, dan homoseksual (2,4%).
Jumlah HIV per-Provinsi
Jumlah AIDS pd 10 Provinsi Terbanyak
Grafik Case Fatality Rate AIDS Indonesia
Case Fatality Rate (CFR) adalah jumlah kematian (dalam persen)
dibandingkan jumlah kasus dalam suatu penyakit tertentu. Grafik dari tahun
2000 sampai 2014 menunjukkan cenderung menurun. Hal ini membuktikan
bahwa upaya pengobatan yang dilakukan telah berhasil guna menurunkan
angka kematian akibat AIDS
Struktur dan
Siklus Hidup HIV
• Bisa dilihat dari pembesaran 200.000 kali pada mikroskop
elektron
• sel tubuh yang diserang:
• Limfosit T  CD4+
• Makrofag
• Monosit
HIV life cycle
HIV illustration CD4 cell illustration
HIV life cycle
actual HIV actual CD4, infected
HIV AIDS
HIV AIDS
Fungsi masing-masing bentuk
3 enzim yang berperan:
• Enzim reverse
transcriptase : membalik
dan merubah struktur
RNA
• Enzim Endonuklease
(terintegrasi) : enzim
yang menyatukan RNA
virus dengan DNA
manusia
• Enzim protease : enzim
yang strukturnya protein
fungsinya adalah
membantu mengikat dan
membentuk virus baru
HIV AIDS
HIV AIDS
HIV AIDS
 1. ENTRY: (a) attachment, (b) binding, (c) fusion.
 2. REVERSE TRANSCRIPTION: uses HIV enzyme
called reverse transcriptase.
 3. INTEGRATION: uses HIV enzyme called integrase.
 4. TRANSCRIPTION: uses HIV enzyme called protease.
 5. MATURATION: (a) assembly, (b) budding, (c)
maturation.
HIV life cycle
HIV AIDS
Jarak Waktu HIV menjadi AIDS
HIV AIDS
Windows
periode
(stadium 1)
infeksi HIV
asimtomatik
dan tidak
dikategorikan
sebagai AIDS
Asimptomatic
periode
(stadium 2)
termasuk
manifestasi
membran
mukosa kecil
dan radang
saluran
pernapasan
atas yang
berulang
Symptomatic
Periode
(stadium 3)
termasuk diare
kronik yang
tidak dapat
dijelaskan
selama lebih
dari sebulan,
infeksi bakteri
parah, dan
tuberkulosis.
AIDS periode
(stadium 4)
termasuk
toksoplasmosis
otak,
kandidiasis
esofagus,
trakea, bronkus
atau paru-paru,
dan sarkoma
kaposi. Semua
penyakit ini
adalah
indikator AIDS.
Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO)
mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS yang diperbarui
pada bulan September tahun 2005.
Monitoring HIV disease: CD4 cells
• CD4 counts reflect the relative health of the immune system.
Keep as high as possible over time.
• CD4 diatas 500 masih bisa “seperti sehat”
• CD4 sudah < 200 mulai timbul gejala penyakit mulai
memberat  infeksi oportunistik
Other factors in HIV disease may further
weaken the immune system:
Co-infections and other conditions.
 STIs and others (hep B & C); diabetes, hypertension, kidney disease.
Lifestyle issues.
 Street drugs, smoking, poor sleeping habits, lack of exercise, etc.
Stress.
 Released chemicals work against immune system.
Poor nutrition.
 Affects immune system, contributes to weight and bone loss and fatigue.
Conditions increase urgency to start
• CD4 count <200
• Loss of 100+ CD4s within past year
• Viral load >100,000
• AIDS-defining illness, certain OIs (crypto, TB, etc.)
• Pregnancy
• HIV-related kidney disease (HIVAN)
• Hepatitis B co-infection that requires treatment
• Hepatitis C co-infection
• Older age, >50 years
Cara Penularan
HIV-AIDS
 Darah (plasma dan serum) 10-50
 Urin <1
 Air liur/saliva <1
 Air mani/semen 10-
50
 Air susu ibu <1
 Air mata <1
 Keringat 0
 Cairan otak 10-1000
 Cairan/sekret vagina <1
 Sekret telinga 5-10
HIV ada dalam tiap cairan tubuh
per ml2
 Darah : 18,000/ul
 Mani : 11,000/ul
 Cairan vagina : 7,000/ul
 Cairan amnion : 4,000/ul
 ASI dan air liur : 1/ul
Komposisi HIV dalam Tubuh
 Approximately 50,000 new HIV infections occur in the
Indonesia each year. In the Indonesia, HIV is spread mainly
by:
 Having sex with someone who has HIV. In general:
 Anal sex (penis in the anus of a man or woman) is the
highest-risk sexual behavior. Receptive anal sex
(“bottoming”) is riskier than insertive anal sex (“topping”).
 Vaginal sex (penis in the vagina) is the second highest-
risk sexual behavior.
 Having multiple sex partners or having sexually
transmitted infections can increase the risk of HIV
infection through sex.
 Sharing needles, syringes, rinse water, or other equipment
(“works”) used to prepare injection drugs with someone
who has HIV.
Penularan PALING Berisiko
 Being stuck with an HIV-contaminated needle or other
sharp object. This is a risk mainly for health care
workers.
 Oral sex—using the mouth to stimulate the penis, vagina, or
anus (fellatio, cunnilingus, and rimming). Giving fellatio
(mouth to penis oral sex) and having the person ejaculate
(cum) in your mouth is riskier than other types of oral sex.
 Contact between broken skin, wounds, or mucous
membranes and HIV-infected blood or blood-contaminated
body fluids. These reports have also been extremely rare.
 Deep, open-mouth kissing if the person with HIV has sores
or bleeding gums and blood is exchanged. HIV is not spread
through saliva. Transmission through kissing alone is
extremely rare.
Penularan Berisiko.
 Being born to an infected mother. HIV can be passed from
mother to child during pregnancy, birth, or breastfeeding.
 Receiving blood transfusions, blood products, or organ/tissue
transplants that are contaminated with HIV. This risk is
extremely small because of rigorous testing of the US blood
supply and donated organs and tissues.
 Eating food that has been pre-chewed by an HIV-infected
person. The contamination occurs when infected blood from a
caregiver’s mouth mixes with food while chewing, and is very
rare.
 Being bitten by a person with HIV. Each of the very small
number of documented cases has involved severe trauma with
extensive tissue damage and the presence of blood. There is
no risk of transmission if the skin is not broken.
 Air or water
 Insects, including mosquitoes or
ticks
 Saliva, tears, or sweat
 Casual contact, like shaking hands,
hugging or sharing dishes/drinking
glasses
 Drinking fountains
 Toilet seats
HIV is NOT spread by:
PMS sebagai co-factor
Ulcerative (sifilis
dan chancroid)  3-
9 kali
Herpes Simplex  2
kali
Inflamasi(Go, chlamidia,
Trichomoniasis)  3-5 kali
Bacterial Vaginosis
 1,5-2 kali
Pencegahan dan
Penatalaksanaan
HIV-AIDS
Program pemerintah/LSM:
 Skrining darah donor  mahal
 PMTCT  mahal
 Kondom  murah
 Harm reduction /NEP  mahal
 Penerapan Universal Precaution
Pencegahan
Upaya medis:
 Pengobatan PMS  Syndromicapproach
 Pemberian ARV
 Sirkumsisi/sunat
Upaya Struktural:
 Ekonomi, Budaya Budaya, Hukum
 Kesetaraan gender
 Perubahan Perilaku, Positive Prevention
 “Stigma dan Diskriminasi”
 “Norma dan nilai “
Current classes of HIV therapy
• EIs: entry inhibitors (prevents attachment, binding and fusion).
• NRTIs: nucleoside reverse transcriptase inhibitors, or “nukes”
(mimics nucleosides).
• NNRTIs: non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors, or
“non-nukes” (blocks nucleosides).
• IIs: integrase inhibitors (jams integration).
• PIs: protease inhibitors (jams assembly at end).
• MIs: maturation inhibitors (not yet, if at all).
The full HIV drug toolbox
NRTIs:
• Epivir (3TC, lamivudine) *
• Emtriva (FTC, emtricitabine)
• Retrovir (AZT, zidovudine) *
• Videx (ddI, didanosine) *
• Viread (TDF, tenofovir)
• Zerit (d4T, stavudine) *
• Ziagen (ABV, abacavir)
NNRTIs:
• Edurant (RPV, rilpivirine)
• Intelence (etravirine)
• Rescriptor (delavirdine) *
• Sustiva (EFV, efavirenz)
• Viramune (nevirapine)
Fixed dose combos:
• Atripla (TDF+FTC+EFV)
• Combivir (AZT+3TC)
• Complera (RPV+FTC+TDF)
• Epzicom (3TC+ABV)
• Stribild (ELV+FTC+TDF)
• Trizivir (AZT+3TC+ABV) *
• Truvada (FTC+TDF)
Entry inhibitors:
• Fuzeon (T20, enfuvirtide) *
• Selzentry (maraviroc)
Integrase inhibitors:
• Isentress (raltegravir)
• elvitegravir (ELV)
Protease inhibitors:
• Agenerase (amprenavir) *
• Aptivus (tipranavir) *
• Crixivan (indinavir) *
• Invirase (saquinavir) *
• Kaletra (lopinavir/r)
• Lexiva (fosamprenavir)
• Norvir (ritonavir)
• Prezista (darunavir)
• Reyataz (atazanavir)
• Viracept (nelfinavir) *
* = older drugs, or not often
used, or in special cases
_ = newest drugs
Penanganan Pasien Hamil Dengan HIV
 Penanganan pasien hamil dengan HIV dapat
dilakukan dengan penatalaksanaan program PMTCT
(Prevention of Mother To Child Transmission of HIV).
 PMTCT adalah suatu program intervensi untuk
mencegah penularan dari ibu penderita HIV/AIDS
kepada bayinya dan mencegah infeksi HIV pada
perempuan.
Penatalaksanaan obtetrik
Perinatal HIV Guidelines Working Group di Amerika
Serikat mengajukan rekomendasi penatalaksanaan
obstetrik untuk mengurangi transmisi HIV vertikal.
Rekomendasi yang dianjurkan adalah :
1. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-
AIDS yang datang pada kehamilan di atas 36
minggu, belum mendapat antiretrovirus, dan
sedang menunggu hasil pemeriksaan kadar HIV
dan CD4 yang diperkirakan ada sebelum
persalinan.
 Rekomendasi : Ada beberapa regimen yang harus
didiskusikan dengan jelas.
2. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-
AIDS yang datang pada kehamilan awal, sedang
mendapat kombinasi antiretrovirus, dan kadar HIV
tetap di atas 1000 kopi/mL pada minggu ke 36
kehamilan.
 Rekomendasi : Regimen antiretrovirus yang digunakan
tetap diteruskan.
3. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-
AIDS yang sedang mendapat kombinasi antiretrovirus,
dan kadar HIV tidak terdeteksi pada minggu ke 36
kehamilan.
 Rekomendasi : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS
diberikan konseling
4. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi
HIV-AIDS yang sudah direncanakan seksio
sesarea elektif, namun datang pada awal
persalinan atau setelah ketuban pecah.
 Rekomendasi : Zidovudin intravena segera
diberikan. Jika kemajuan persalinan cepat,
wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS ditawarkan
untuk menjalani persalinan pervaginam.
Penatalaksanaan Pasca Persalinan
Pemberian Air Susu Ibu
 Penularan HIV melalui air susu ibu diketahui
merupakan faktor penting transmisi pasca
persalinan dan meningkatkan resiko transmisi dua
kali lipat. (Miotti, dkk)
 Pada penelitian di Malawi membuktikan air susu ibu
meningkatkan insidens transmisi HIV:
 0,7% per bulan pada usia 0 sampai 5 bulan;
 0,6% pada usia 6-11 bulan;
 0,3% per bulan pada usia 12-17 bulan.
Penggunaan obat Antiretroviral
(ARV)
 Antiretrovirus direkomendasikan untuk semua
wanita yang terinfeksi HIV-AIDS yang sedang
hamil untuk mengurangi resiko transmisi
perinatal.
 Tujuan utama pemberian antiretrovirus pada
kehamilan adalah:
 menekan perkembangan virus,
 memperbaiki fungsi imunologis,
 memperbaiki kualitas hidup,
 mengurangi morbiditas dan mortalitas penyakit
yang menyertai HIV.
1. Monoterapi Zidovudine
 Antepartum : Zidovudine oral dari kehamilan 14-34
minggu 5x100mg/hari
 Intrapartum : Zidovudine intravena, dosis awal
2mg/kgBB/jam, dilanjutkan infus 1mg/kgBB sampai 1
hari setelahmelahirkan
 Postpartum : Zidovudine sirup, 2 mg/kgBB, dimulai 8-
12 jam postpartum dan diteruskan sampai 6 minggu
2. Nevirapin
 Dapat diberikan dosis tunggal 200 mg bagi ibu pada
saat melahirkan disertai pemberian nevirapin 2
mg/kgBB dosis tunggal bagi bayi pada usia 2 atau 3
hari.
Syarat Pemberian ARV menurut
PMTCT 2010
Stadium
Klinik WHO
Tidak Tersedia
Tes CD4
Tersedia Tes CD4
1 Tidak diobati
Diobati jika jumlah sel CD4
<200/mm32 Tidak diobati
3 Diobati Diobati jika jumlah sel CD4 <
350/mm3
4 Diobati Diobati tanpa memandang jumlah
sel CD4
Terima Kasih.

More Related Content

PPTX
Hiv aids
PDF
Materi HIV & AIDS
PPT
penyuluhan hiv-aids email.ppt
PPTX
Power point hiv aids
PPTX
Penyuluhan HIV/AIDS
PDF
Presentasi Pemuda, Mahasiswa dan HIV/AIDS di Tanah Papua
PPT
Penyuluhan HIV/AIDS
Hiv aids
Materi HIV & AIDS
penyuluhan hiv-aids email.ppt
Power point hiv aids
Penyuluhan HIV/AIDS
Presentasi Pemuda, Mahasiswa dan HIV/AIDS di Tanah Papua
Penyuluhan HIV/AIDS

What's hot (20)

PDF
Juknis HIV: Panduan VCT
PPTX
HIV-AIDS
PPTX
SOSIALISASI DEMAM BERDARAH2.pptx
PPTX
HIV/AIDS
PPTX
Sosialisasi HIV - AIDS
PPTX
hiv-aids remaja.pptx
PPT
MATERI PRESENTASI KESEHATAN HIV DAN AIDS.ppt
PPTX
PDF
Remaja dan HIV AIDS .pdf
PPT
Hiv dr.joni
PPT
HIV-AIDS
PPTX
Ns mei 2021 15.00 hiv
PPTX
PPTX
Rehabilitasi medik
PPTX
Ppt filariasis
PPTX
PPT Asuhan Keperawatan dengan Demam berdarah Duenge (DBD)
PPT
Hiv aids
PPTX
Demam tifoid
PDF
Juknis HIV: Pedoman Stigma Diskriminasi
PPT
Stigma dan diskriminasi
Juknis HIV: Panduan VCT
HIV-AIDS
SOSIALISASI DEMAM BERDARAH2.pptx
HIV/AIDS
Sosialisasi HIV - AIDS
hiv-aids remaja.pptx
MATERI PRESENTASI KESEHATAN HIV DAN AIDS.ppt
Remaja dan HIV AIDS .pdf
Hiv dr.joni
HIV-AIDS
Ns mei 2021 15.00 hiv
Rehabilitasi medik
Ppt filariasis
PPT Asuhan Keperawatan dengan Demam berdarah Duenge (DBD)
Hiv aids
Demam tifoid
Juknis HIV: Pedoman Stigma Diskriminasi
Stigma dan diskriminasi
Ad

Similar to HIV AIDS (20)

DOCX
Makalah hiv
DOCX
PPT
Info Dasar Hiv Dan Aids
PPT
HIV/AIDS
PPTX
HIV/AIDS
DOCX
Makalah hiv STIP WUNA
DOCX
PPTX
18. ILHAM SYAHRIZAL HARTAWAN XI P8 IA PJOK PPT HIV ^0 AIDS.pptx
PPTX
Masalah hiv dan aids
PPT
Hiv dan konseling
PPTX
Epidemiologi HIV / AIDS
DOCX
PPTX
FARMAKOLOGI_ANTI_HIV antireteroviral.pptx
PPTX
2 Informasi Dasar HIV AIDS.pptx
PPT
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt
PPT
family of live most expensive of all in the world
PPTX
HIV.pptx
DOCX
Makalah asuhan hiv aids
Makalah hiv
Info Dasar Hiv Dan Aids
HIV/AIDS
HIV/AIDS
Makalah hiv STIP WUNA
18. ILHAM SYAHRIZAL HARTAWAN XI P8 IA PJOK PPT HIV ^0 AIDS.pptx
Masalah hiv dan aids
Hiv dan konseling
Epidemiologi HIV / AIDS
FARMAKOLOGI_ANTI_HIV antireteroviral.pptx
2 Informasi Dasar HIV AIDS.pptx
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt
family of live most expensive of all in the world
HIV.pptx
Makalah asuhan hiv aids
Ad

Recently uploaded (20)

PDF
Garis_Panduan_Kawalan_Infeksi_Di_Fasiliti_Kesihatan_Primer.pdf
PPTX
4. Materi BIMBINGAN BELAJAR GERONTIK.pptx
PDF
Novel Dari Pencegahan Ilmiah Edward Jenner dan Louis Pasteur ke Pencegahan Be...
PDF
NOVEL MOMENTUM KESEHATAN ABAD INI ADALAH VISI INDONESIA EMAS 2045. KARYA Fer...
PDF
NOVEL PERADABAN AI TERINSPIRASI MAJAPAHIT, MUHAMMAD YAMIN DAN FERIZAL ...
PPTX
pemeriksaan AUDIOMETRI dan spirometri di rumah sakit
PPTX
Materi penyuluhan PPT DBD FIKS (1).pptx bagi masyarakat dan cara pencegahan nya
PPTX
Laporan Kasus Intracerebral haemorrhage up.pptx
PPTX
Laporan Kasus Diare_Puskesmas Purbalingga.pptx
PDF
Buku Digital - KEBIJAKAN KESEHATAN LANJUT_compressed.pdf
PDF
Novel Legenda Trisula Cahaya : Hippocrates, Pierre Fauchard, dan Ferizal . K...
PDF
NOVEL TRILOGI PUSKESMAS. KARYA FERIZAL BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
PDF
NOVEL MOMENTUM KESEHATAN ABAD INI ADALAH VISI INDONESIA EMAS 2045. KARYA Fer...
PPTX
MONITORING DAN EVALUASI HASIL CKG PUSKESMAS.pptx
PPTX
Health Impact Assessment Module 1- Bahasa -HBK.pptx
PDF
Buku Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas dan Menyusui
PDF
Novel Puskesmas Adalah Cinta. Karya Ferizal Bapak Sastra Kesehatan Indonesia
PDF
Materi Kuliah fitoterapi penyakit kardiovaskular
PDF
NOVEL MOMENTUM KESEHATAN ABAD INI ADALAH VISI INDONESIA EMAS 2045. KARYA Fer...
PPTX
laporan kasus SOPT (sindrom obstruksi pasca TBC) di Rumah Sakit
Garis_Panduan_Kawalan_Infeksi_Di_Fasiliti_Kesihatan_Primer.pdf
4. Materi BIMBINGAN BELAJAR GERONTIK.pptx
Novel Dari Pencegahan Ilmiah Edward Jenner dan Louis Pasteur ke Pencegahan Be...
NOVEL MOMENTUM KESEHATAN ABAD INI ADALAH VISI INDONESIA EMAS 2045. KARYA Fer...
NOVEL PERADABAN AI TERINSPIRASI MAJAPAHIT, MUHAMMAD YAMIN DAN FERIZAL ...
pemeriksaan AUDIOMETRI dan spirometri di rumah sakit
Materi penyuluhan PPT DBD FIKS (1).pptx bagi masyarakat dan cara pencegahan nya
Laporan Kasus Intracerebral haemorrhage up.pptx
Laporan Kasus Diare_Puskesmas Purbalingga.pptx
Buku Digital - KEBIJAKAN KESEHATAN LANJUT_compressed.pdf
Novel Legenda Trisula Cahaya : Hippocrates, Pierre Fauchard, dan Ferizal . K...
NOVEL TRILOGI PUSKESMAS. KARYA FERIZAL BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
NOVEL MOMENTUM KESEHATAN ABAD INI ADALAH VISI INDONESIA EMAS 2045. KARYA Fer...
MONITORING DAN EVALUASI HASIL CKG PUSKESMAS.pptx
Health Impact Assessment Module 1- Bahasa -HBK.pptx
Buku Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas dan Menyusui
Novel Puskesmas Adalah Cinta. Karya Ferizal Bapak Sastra Kesehatan Indonesia
Materi Kuliah fitoterapi penyakit kardiovaskular
NOVEL MOMENTUM KESEHATAN ABAD INI ADALAH VISI INDONESIA EMAS 2045. KARYA Fer...
laporan kasus SOPT (sindrom obstruksi pasca TBC) di Rumah Sakit

HIV AIDS

  • 1. { HIV-AIDS Akademi Kebidanan Husada Madani Tangerang 2015 Mata Kuliah Penyakit Umum
  • 2. Apa itu HIV? Apakah sama dengan AIDS?
  • 4. Awal mula disebut SIV Lalu mutasi SIV  HIV SIV  Simian Immunodeficiency Virus Diduga tahun 1950 ada sampel darah yang mengandung HIV Sejarah HIV-AIDS
  • 5.  Simian adalah monyet yang tinggal di Afrika  ketika terinfeksi HIV tidak sakit  HIV menular kepada simian Asia  sakit SIV (Simian Immunodeficiency Virus) A Simian Virus Jumped to Humans - But How??
  • 7.  Kasus Dr. Gottlib  Ditemukan di Los Angeles  info dari MMWR (Morbidity Mortality Weekly Report)  Tahun 1981:  5 Remaja  Homoseks (gay men)  Aktif seksual  Timbul pneumonia karena bakteri  Pneumocystis carinii Kasus Pertama di Dunia
  • 8. Pada tahun 1983 ditemukan virus:  LAV  Lymph Adenopaty Virus  HTLV  Human Cell T Lymphosit Virus  ARC  AIDS Related Complex Perkembangannya…
  • 9.  Penemuan di Indonesia pertama kali di Bali Tahun 1987  Yang menemukan: dr. Parwati di RS Sanglah  Turis Belanda  Gejala yang timbul: demam terus-menerus dan ruam pada kulit  Meninggal di RS < 72 jam Sejarah HIV-AIDS di Indonesia Dr. Toha M. Dr. Parwati
  • 11.  Kematian tinggi (CFR)  Belum ada obat penyembuhan  Hanya ARV  ditemukan tahun 1996  Ada di semua negara  Belum ditemukan vaksin sampai saat ini Global Health Crisis
  • 12. Laporan Kasus di Indonesia • Adanya kecenderungan peningkatan jumlah kasus HIV dari tahun ke tahun sejak pertama kali dilaporkan (tahun 1987) • Sebaliknya Jumlah kasus mulai meningkat lambat bahkan sejak 2012 jumlah kasus AIDS mulai turun. • Jumlah kumulatif penderita HIV sampai September 2014  150.296 orang • Sedangkan total kumulatif kasus AIDS  55.799 orang
  • 13. Jumlah HIV menurut Umur Pola penularan HIV berdasarkan kelompok umur dalam 5 tahun terakhir tidak banyak berubah. Infeksi HIV paling banyak terjadi pada kelompok usia produktif 25-49 tahun, diikuti kelompok usia 20-24 tahun
  • 14. Persentase HIV menurut jenis kelamin Kasus AIDS di Indonesia berdasarkan jenis kelamin sejak 1987 sampai September 2014, lebih banyak terjadi pada kelompok laki-laki (54%) atau hampir 2x lipat dibandingkan kelompok perempuan (29%)
  • 15. Jumlah AIDS menurut Jenis Pekerjaan Menurut jenis pekerjaan, penderita AIDS di Indonesia paling banyak berasal dari kelompok ibu rumah tangga diikuti wiraswasta dan tenaga non profesional (karyawan)
  • 16. Persentase AIDS menurut Faktor Risiko Kasus AIDS di Indonesia paling banyak terjadi pada kelompok heteroseksual (61,5%), Diikuti pengguna narkoba injeksi (IDU) sebesar 15,2%, dan homoseksual (2,4%).
  • 18. Jumlah AIDS pd 10 Provinsi Terbanyak
  • 19. Grafik Case Fatality Rate AIDS Indonesia Case Fatality Rate (CFR) adalah jumlah kematian (dalam persen) dibandingkan jumlah kasus dalam suatu penyakit tertentu. Grafik dari tahun 2000 sampai 2014 menunjukkan cenderung menurun. Hal ini membuktikan bahwa upaya pengobatan yang dilakukan telah berhasil guna menurunkan angka kematian akibat AIDS
  • 21. • Bisa dilihat dari pembesaran 200.000 kali pada mikroskop elektron • sel tubuh yang diserang: • Limfosit T  CD4+ • Makrofag • Monosit
  • 22. HIV life cycle HIV illustration CD4 cell illustration
  • 23. HIV life cycle actual HIV actual CD4, infected
  • 26. Fungsi masing-masing bentuk 3 enzim yang berperan: • Enzim reverse transcriptase : membalik dan merubah struktur RNA • Enzim Endonuklease (terintegrasi) : enzim yang menyatukan RNA virus dengan DNA manusia • Enzim protease : enzim yang strukturnya protein fungsinya adalah membantu mengikat dan membentuk virus baru
  • 30.  1. ENTRY: (a) attachment, (b) binding, (c) fusion.  2. REVERSE TRANSCRIPTION: uses HIV enzyme called reverse transcriptase.  3. INTEGRATION: uses HIV enzyme called integrase.  4. TRANSCRIPTION: uses HIV enzyme called protease.  5. MATURATION: (a) assembly, (b) budding, (c) maturation. HIV life cycle
  • 32. Jarak Waktu HIV menjadi AIDS
  • 34. Windows periode (stadium 1) infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS Asimptomatic periode (stadium 2) termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernapasan atas yang berulang Symptomatic Periode (stadium 3) termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis. AIDS periode (stadium 4) termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS. Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS yang diperbarui pada bulan September tahun 2005.
  • 35. Monitoring HIV disease: CD4 cells • CD4 counts reflect the relative health of the immune system. Keep as high as possible over time. • CD4 diatas 500 masih bisa “seperti sehat” • CD4 sudah < 200 mulai timbul gejala penyakit mulai memberat  infeksi oportunistik
  • 36. Other factors in HIV disease may further weaken the immune system: Co-infections and other conditions.  STIs and others (hep B & C); diabetes, hypertension, kidney disease. Lifestyle issues.  Street drugs, smoking, poor sleeping habits, lack of exercise, etc. Stress.  Released chemicals work against immune system. Poor nutrition.  Affects immune system, contributes to weight and bone loss and fatigue.
  • 37. Conditions increase urgency to start • CD4 count <200 • Loss of 100+ CD4s within past year • Viral load >100,000 • AIDS-defining illness, certain OIs (crypto, TB, etc.) • Pregnancy • HIV-related kidney disease (HIVAN) • Hepatitis B co-infection that requires treatment • Hepatitis C co-infection • Older age, >50 years
  • 39.  Darah (plasma dan serum) 10-50  Urin <1  Air liur/saliva <1  Air mani/semen 10- 50  Air susu ibu <1  Air mata <1  Keringat 0  Cairan otak 10-1000  Cairan/sekret vagina <1  Sekret telinga 5-10 HIV ada dalam tiap cairan tubuh per ml2
  • 40.  Darah : 18,000/ul  Mani : 11,000/ul  Cairan vagina : 7,000/ul  Cairan amnion : 4,000/ul  ASI dan air liur : 1/ul Komposisi HIV dalam Tubuh
  • 41.  Approximately 50,000 new HIV infections occur in the Indonesia each year. In the Indonesia, HIV is spread mainly by:  Having sex with someone who has HIV. In general:  Anal sex (penis in the anus of a man or woman) is the highest-risk sexual behavior. Receptive anal sex (“bottoming”) is riskier than insertive anal sex (“topping”).  Vaginal sex (penis in the vagina) is the second highest- risk sexual behavior.  Having multiple sex partners or having sexually transmitted infections can increase the risk of HIV infection through sex.  Sharing needles, syringes, rinse water, or other equipment (“works”) used to prepare injection drugs with someone who has HIV. Penularan PALING Berisiko
  • 42.  Being stuck with an HIV-contaminated needle or other sharp object. This is a risk mainly for health care workers.  Oral sex—using the mouth to stimulate the penis, vagina, or anus (fellatio, cunnilingus, and rimming). Giving fellatio (mouth to penis oral sex) and having the person ejaculate (cum) in your mouth is riskier than other types of oral sex.  Contact between broken skin, wounds, or mucous membranes and HIV-infected blood or blood-contaminated body fluids. These reports have also been extremely rare.  Deep, open-mouth kissing if the person with HIV has sores or bleeding gums and blood is exchanged. HIV is not spread through saliva. Transmission through kissing alone is extremely rare. Penularan Berisiko.
  • 43.  Being born to an infected mother. HIV can be passed from mother to child during pregnancy, birth, or breastfeeding.  Receiving blood transfusions, blood products, or organ/tissue transplants that are contaminated with HIV. This risk is extremely small because of rigorous testing of the US blood supply and donated organs and tissues.  Eating food that has been pre-chewed by an HIV-infected person. The contamination occurs when infected blood from a caregiver’s mouth mixes with food while chewing, and is very rare.  Being bitten by a person with HIV. Each of the very small number of documented cases has involved severe trauma with extensive tissue damage and the presence of blood. There is no risk of transmission if the skin is not broken.
  • 44.  Air or water  Insects, including mosquitoes or ticks  Saliva, tears, or sweat  Casual contact, like shaking hands, hugging or sharing dishes/drinking glasses  Drinking fountains  Toilet seats HIV is NOT spread by:
  • 45. PMS sebagai co-factor Ulcerative (sifilis dan chancroid)  3- 9 kali Herpes Simplex  2 kali Inflamasi(Go, chlamidia, Trichomoniasis)  3-5 kali Bacterial Vaginosis  1,5-2 kali
  • 47. Program pemerintah/LSM:  Skrining darah donor  mahal  PMTCT  mahal  Kondom  murah  Harm reduction /NEP  mahal  Penerapan Universal Precaution Pencegahan
  • 48. Upaya medis:  Pengobatan PMS  Syndromicapproach  Pemberian ARV  Sirkumsisi/sunat Upaya Struktural:  Ekonomi, Budaya Budaya, Hukum  Kesetaraan gender  Perubahan Perilaku, Positive Prevention  “Stigma dan Diskriminasi”  “Norma dan nilai “
  • 49. Current classes of HIV therapy • EIs: entry inhibitors (prevents attachment, binding and fusion). • NRTIs: nucleoside reverse transcriptase inhibitors, or “nukes” (mimics nucleosides). • NNRTIs: non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors, or “non-nukes” (blocks nucleosides). • IIs: integrase inhibitors (jams integration). • PIs: protease inhibitors (jams assembly at end). • MIs: maturation inhibitors (not yet, if at all).
  • 50. The full HIV drug toolbox NRTIs: • Epivir (3TC, lamivudine) * • Emtriva (FTC, emtricitabine) • Retrovir (AZT, zidovudine) * • Videx (ddI, didanosine) * • Viread (TDF, tenofovir) • Zerit (d4T, stavudine) * • Ziagen (ABV, abacavir) NNRTIs: • Edurant (RPV, rilpivirine) • Intelence (etravirine) • Rescriptor (delavirdine) * • Sustiva (EFV, efavirenz) • Viramune (nevirapine) Fixed dose combos: • Atripla (TDF+FTC+EFV) • Combivir (AZT+3TC) • Complera (RPV+FTC+TDF) • Epzicom (3TC+ABV) • Stribild (ELV+FTC+TDF) • Trizivir (AZT+3TC+ABV) * • Truvada (FTC+TDF) Entry inhibitors: • Fuzeon (T20, enfuvirtide) * • Selzentry (maraviroc) Integrase inhibitors: • Isentress (raltegravir) • elvitegravir (ELV) Protease inhibitors: • Agenerase (amprenavir) * • Aptivus (tipranavir) * • Crixivan (indinavir) * • Invirase (saquinavir) * • Kaletra (lopinavir/r) • Lexiva (fosamprenavir) • Norvir (ritonavir) • Prezista (darunavir) • Reyataz (atazanavir) • Viracept (nelfinavir) * * = older drugs, or not often used, or in special cases _ = newest drugs
  • 51. Penanganan Pasien Hamil Dengan HIV  Penanganan pasien hamil dengan HIV dapat dilakukan dengan penatalaksanaan program PMTCT (Prevention of Mother To Child Transmission of HIV).  PMTCT adalah suatu program intervensi untuk mencegah penularan dari ibu penderita HIV/AIDS kepada bayinya dan mencegah infeksi HIV pada perempuan.
  • 52. Penatalaksanaan obtetrik Perinatal HIV Guidelines Working Group di Amerika Serikat mengajukan rekomendasi penatalaksanaan obstetrik untuk mengurangi transmisi HIV vertikal. Rekomendasi yang dianjurkan adalah : 1. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV- AIDS yang datang pada kehamilan di atas 36 minggu, belum mendapat antiretrovirus, dan sedang menunggu hasil pemeriksaan kadar HIV dan CD4 yang diperkirakan ada sebelum persalinan.  Rekomendasi : Ada beberapa regimen yang harus didiskusikan dengan jelas.
  • 53. 2. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV- AIDS yang datang pada kehamilan awal, sedang mendapat kombinasi antiretrovirus, dan kadar HIV tetap di atas 1000 kopi/mL pada minggu ke 36 kehamilan.  Rekomendasi : Regimen antiretrovirus yang digunakan tetap diteruskan. 3. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV- AIDS yang sedang mendapat kombinasi antiretrovirus, dan kadar HIV tidak terdeteksi pada minggu ke 36 kehamilan.  Rekomendasi : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS diberikan konseling
  • 54. 4. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS yang sudah direncanakan seksio sesarea elektif, namun datang pada awal persalinan atau setelah ketuban pecah.  Rekomendasi : Zidovudin intravena segera diberikan. Jika kemajuan persalinan cepat, wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS ditawarkan untuk menjalani persalinan pervaginam.
  • 55. Penatalaksanaan Pasca Persalinan Pemberian Air Susu Ibu  Penularan HIV melalui air susu ibu diketahui merupakan faktor penting transmisi pasca persalinan dan meningkatkan resiko transmisi dua kali lipat. (Miotti, dkk)  Pada penelitian di Malawi membuktikan air susu ibu meningkatkan insidens transmisi HIV:  0,7% per bulan pada usia 0 sampai 5 bulan;  0,6% pada usia 6-11 bulan;  0,3% per bulan pada usia 12-17 bulan.
  • 56. Penggunaan obat Antiretroviral (ARV)  Antiretrovirus direkomendasikan untuk semua wanita yang terinfeksi HIV-AIDS yang sedang hamil untuk mengurangi resiko transmisi perinatal.  Tujuan utama pemberian antiretrovirus pada kehamilan adalah:  menekan perkembangan virus,  memperbaiki fungsi imunologis,  memperbaiki kualitas hidup,  mengurangi morbiditas dan mortalitas penyakit yang menyertai HIV.
  • 57. 1. Monoterapi Zidovudine  Antepartum : Zidovudine oral dari kehamilan 14-34 minggu 5x100mg/hari  Intrapartum : Zidovudine intravena, dosis awal 2mg/kgBB/jam, dilanjutkan infus 1mg/kgBB sampai 1 hari setelahmelahirkan  Postpartum : Zidovudine sirup, 2 mg/kgBB, dimulai 8- 12 jam postpartum dan diteruskan sampai 6 minggu 2. Nevirapin  Dapat diberikan dosis tunggal 200 mg bagi ibu pada saat melahirkan disertai pemberian nevirapin 2 mg/kgBB dosis tunggal bagi bayi pada usia 2 atau 3 hari.
  • 58. Syarat Pemberian ARV menurut PMTCT 2010 Stadium Klinik WHO Tidak Tersedia Tes CD4 Tersedia Tes CD4 1 Tidak diobati Diobati jika jumlah sel CD4 <200/mm32 Tidak diobati 3 Diobati Diobati jika jumlah sel CD4 < 350/mm3 4 Diobati Diobati tanpa memandang jumlah sel CD4