2. Agenda
• Apa itu Microservices?
• Perbandingan Monolitik vs Microservices
• Tantangan Sistem di Industri Manufaktur
• Manfaat Microservices untuk Industri
Manufaktur
• Studi Kasus / Skema Implementasi
• Langkah Awal Penerapan
• Penutup
3. Apa itu Microservices?
• • Arsitektur Microservices = sistem dibagi
menjadi layanan-layanan kecil dan
independen
• • Setiap service menangani fungsi spesifik
(contoh: manajemen mesin, stok material,
analisa downtime)
• • Dapat dikembangkan, diuji, dan di-deploy
secara terpisah
4. Perbandingan Monolitik vs
Microservices
• (Lihat tabel perbandingan di versi lengkap)
• Monolitik: satu aplikasi besar, sulit diskalakan
• Microservices: layanan kecil, fleksibel dan
scalable
5. Tantangan Sistem di Manufaktur
• • Banyak sistem tidak terintegrasi (mesin, ERP,
SCADA, dll)
• • Perubahan kebutuhan cepat → sulit
beradaptasi
• • Sulit maintenance saat satu fitur rusak
• • Kebutuhan real-time data dan monitoring
tinggi
6. Manfaat Microservices di
Manufaktur
• • Integrasi Mudah antar lini produksi dan
sistem ERP/WMS
• • Respons Cepat terhadap perubahan
produksi
• • Skalabilitas: tambah layanan tanpa ganggu
sistem lain
• • Monitoring spesifik per layanan
• • Gunakan teknologi modern: Kafka, Docker,
Kubernetes
7. Contoh Arsitektur Microservices
• Diagram:
• • Service: Data Mesin, OEE, Downtime, Energi
• • Komunikasi REST/Message Broker
• • Frontend → Dashboard
8. Langkah Awal Implementasi
• 1. Identifikasi modul fungsional
• 2. Buat API service kecil
• 3. Gunakan container (Docker)
• 4. Monitoring terpusat
• 5. Iterasi bertahap (hindari migrasi total
sekaligus)
9. Penutup
• • Microservices = fleksibilitas & adaptasi cepat
• • Membantu pabrik lebih efisien dan scalable
• • Perlu dukungan manajemen & standardisasi
data