SlideShare a Scribd company logo
Pertemuan-9.
Pertemuan-9.
IP Subnet
IP Subnet
Pengalamatan IP
Pengalamatan IP
 Di dalam jaringan TCP/IP setiap
terminal diidentifikasi dengan sebuah
alamat IP unik.
 Kecuali Router dapat memiliki lebih
dari sebuah alamat IP, karena itu
disebut sebagai Multihomed Device.
Ilustrasi Pengalamatan IP
Ilustrasi Pengalamatan IP
Source: www.tcpipguide.com
Badan Internasional
Badan Internasional
Pengelola IP
Pengelola IP
 Di Asia Pasific pengelolaan IP dilakukan
oleh Asia Pacific Network Information
Center (APNIC).
 APNIC bertugas sebagai pembagi blok
nomor IP dan nomor Autonomous System
(AS) kepada para ISP di kawasan Asia
Pasific, selain itu juga mengelola
authoritative resgistration server (whois)
dan reverse domains (in-addr.arpa).
Badan Internasional
Badan Internasional
Pengelola IP
Pengelola IP
 Selain APNIC badan-badan lain yang
bertugas melakukan manajemen IP ini
antara lain :
- America Rregistry for Internet Number
(ARIN)
- Reseaux IP Europeens (RIPE)
- African Regional Internet Registry Network
Information Center (AFRINIC)
 Koordinasi Internasional dari ke-empat
badan tersebut dipegang oleh International
Assigned Number Authority (IANA).
Konversi Biner - Desimal
Konversi Biner - Desimal
 Setiap 8 bit nomor IP dapat dikonversi
ke desimal dengan komposisi :
(x*27
+x*26
+x*25
+x*24
+x*23
+x*22
+x*21
+x
*20
),
Atau
(x*128+x*64+x*32+x*16+x*8+x*4+x*2+
x*1),
Contoh:
Contoh:
 Sehingga untuk menghitung bentuk
desimal dari 11001011 dapat
dilakukan dengan :
=1*128+1*64+0*32+0*16+1*8+0*4+1*
2+1*1
= 128 + 64 + 0 + 0 + 8 + 0 + 2 + 1
= 203
Konversi Biner –
Konversi Biner –
HexaDesimal - Biner
HexaDesimal - Biner
 Angka Hexadesimal mengandung:
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F
 Contoh:
11000011.10001101
C 3 . 8 D
 Note: Format HexaDesimal dipakai
untuk pengalamatan IPv6.
Contoh:
Contoh:
Source: www.tcpipguide.com
Konversi Desimal - Biner
Konversi Desimal - Biner
 Untuk mengubah desimal menjadi
biner dapat dilakukan dengan
melakukan pengurangan dengan
kelipatan pengalian diatas, jika
dikurangi bisa maka diberi angka 1
dan jika tidak bisa diberi angka 0.
Kategori Pengalamatan IP
Kategori Pengalamatan IP
 Ada 3 macam kategori pengalamatan
IP, yaitu:
- Classfull Addressing (conventional):
pengalamatan berdasarkan kelas,
tanpa perlu ada subnetting.
- Subnetted Classfull Addressing:
pengalamatan dengan subnetting.
- Classless Addressing: CIDR
Mengapa SubNetting?
Mengapa SubNetting?
 SubNetting adalah proses membagi
sebuah network menjadi beberapa
Sub-network.
 Sebagai contoh, dalam sebuah
jaringan lokal yang menggunakan
alamat kelas B 172.16.0.0 terdapat
65.534 host address.
 Efisiensi pengelolaan jaringan dapat
ditingkatkan dengan cara melakukan
subnetting terhadap network tersebut.
Mengapa SubNetting (Cont.)
Mengapa SubNetting (Cont.)
 Alasan-alasan perlunya dibentuk
subnetting antara lain :
- Memudahkan pengelolaan jaringan.
- Mereduksi traffic yang disebabkan
oleh broadcast maupun benturan
(collision).
- Membantu pengembangan jaringan
ke jarak geografis yang lebih jauh
(LAN ke MAN).
Ilustrasi sebuah Network
Ilustrasi sebuah Network
tanpa Subnet
tanpa Subnet
SubNetting
SubNetting
 Pembentukan subnet dilakukan
dengan cara mengambil beberapa bit
pada bagian HostId untuk dijadikan
SubnetId. Contoh:
Source: www.tcpipguide.com
Subnet Mask
Subnet Mask
Source: www.tcpipguide.com
Subnet Mask (Cont.)
Subnet Mask (Cont.)
 Dalam contoh di atas, sebuah
jaringan kelas B dengan Network-Id :
154.71.0.0.
 Subnet Mask dalam bentuk desimal
adalah: 255.255.248.0
 Dengan demikian 5 bit pertama pada
octet ke 3 adalah Subnet-Id,
sedangkan sisa bit adalah Host-Id.
Default Subnet-Mask
Default Subnet-Mask
Konversi Subnet-Mask
Konversi Subnet-Mask
1 0 0 0 0 0 0 0 = 128
1 1 0 0 0 0 0 0 = 192
1 1 1 0 0 0 0 0 = 224
1 1 1 1 0 0 0 0 = 240
1 1 1 1 1 0 0 0 = 248
1 1 1 1 1 1 0 0 = 252
1 1 1 1 1 1 1 0 = 254
1 1 1 1 1 1 1 1 = 255
Menentukan SubNet-Id
Menentukan SubNet-Id
Source: www.tcpipguide.com
Menentukan Subnet-Id
Menentukan Subnet-Id
 Router menentukan sebuah IP
address merupakan anggota dari
subnet tertentu melalui proses
masking seperti dalam gambar di
atas.
 IP address: 154.71.150.42
dioperasikan AND dengan subnet-
mask. Didapat Subnet-Id: 18.
 Sedangkan IP address dari subnet
tersebut adalah: 154.71.144.0.
 Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan
berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per
Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
 Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2.
Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, Artinya
bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask
255.255.255.0. /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit
subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain,
subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).
 Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain
Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh
IEFT.
Subnet Mask yang bisa digunakan untuk
Subnet Mask yang bisa digunakan untuk
melakukan subnetting dapat dilihat pada tabel di
melakukan subnetting dapat dilihat pada tabel di
bawah ini
bawah ini
IP Address dari Subnet
IP Address dari Subnet
Determining the Subnet ID of an IP Address
Through Subnet Masking
Component Octet 1 Octet 2 Octet 3 Octet 4
IP Address
10011010
(154)
01000111
(71)
10010110
(150)
00101010
(42)
Subnet Mask
11111111
(255)
11111111
(255)
11111000
(248)
00000000
(0)
Result of AND
Masking
10011010
(154)
01000111
(71)
10010000
(144)
00000000
(0)
Dengan CIDR, dapat dituliskan sebagai:
154.71.150.42/21.
Contoh Kasus 1
Contoh Kasus 1
 Sebuah jaringan dengan network-id:
192.16.9.0 akan dibagi ke dalam 3
buah subnet. Tentukan IP address
untuk setiap subnet.
No IP 192.16.9.0 adalah Kelas C,
dengan host-Id berada pada 8 bit
terakhir. Karena itu, subnet-id harus
berada pada 8 bit terakhir.
Penyelesaian Kasus 1
Penyelesaian Kasus 1
Kebutuhan 3 subnet berarti
membutuhkan sebanyak 3 bit.
Karena itu subnet-mask ditentukan:
11111111.11111111.11111111.11100000
255. 255. 255. 224
Penyelesaian Kasus 1
Penyelesaian Kasus 1
Kombinasi subnet: 000, 001, 010, 011,
100, 101, 110, 111.
Karena itu 3 bit pertama dialokasikan
untuk subnet.
192.16.9.b b b b b b b b
subnet
Penyelesaian Kasus 1:
Penyelesaian Kasus 1:
Subnet Host Decimal
000 00000 - 11111 0-31
001 00000 – 11111 32 – 63
010 00000 – 11111 64 – 95
011 00000 – 11111 96 - 127
100 00000 – 11111 128 - 159
101 00000 – 11111 160 – 191
110 00000 – 11111 192 – 223
111 00000 - 11111 224 - 255
Kesimpulan Kasus 1
Kesimpulan Kasus 1
 Jumlah subnet yang terbentuk ada
23
=8. Tetapi subnet 000 dan 111 tidak
dapat digunakan. Karena itu jumlah
subnet yang dapat digunakan adalah:
(23
-2=6).
 Jumlah host yang terbentuk untuk
masing-masing subnet 25
=32. Sedang
host yang dapat digunakan sebanyak
25
-2=30. Host-Id: 00000 dan 11111
tidak dapat digunakan.
Kasus IP
Kasus IP
Contoh kasus I :
 Gunakanlah Network ID 150.130.0.0 & Subnet Mask
255.255.192.0 yang kita gunakan pada perhitungan
sebelumnya.
Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah :
1. Dari oktet pertama IP Address 150.130.0.0 (“W”) dapat kita
ketahui bahwa IP Address tersebut adalah Kelas B (karena
IP Address tersebut berada dalam range angka 128-191)
dengan dengan oktet ketiga dari Subnet Mask (Host ID)
diselubungkan dengan angka 192 (2 bit)
2. Pergunakanlah rumus (256 dikurang Angka
oktet yang diselubungkan), jadi :
256 - 192 = 64
3. Maka didapatkan kelompok subnet baru yang
dapat digunakan adalah kelipatan angka 64
dan tidak boleh melebihi angka 192, yaitu 64
dan 128
Subnet baru yang dapat dipergunakan adalah : 150.130.64.0 &
150.130.128.0. Sedangkan kelompok IP Address yang dapat
digunakan :
Network ID : 150.130.64.0 (Subnet-1)
IP Address : 150.130.64.1-150.130.127.254
IP Add Broad. : 150.130.127.255
Subnet Mask : 255.255.192.0
Network ID : 150.130.128.0 (Subnet-2)
IP Address : 150.130.128.1-150.130.191.254
IP Addr Broad. : 150.130.191.255
Subnet Mask : 255.255.192.0
Contoh kasus II:
 Gunakanlah Network ID 192.168.0.0 & Subnet Mask
255.255.255.224.
Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah :
1. Dari oktet pertama IP Address 192.168.0.0 (“W”) dapat
kita ketahui bahwa IP Address tersebut adalah Kelas C
(karena IP Address tersebut berada dalam range angka
192-223) oktet keempat dari Subnet Mask (Host ID)
diselubungkan dengan angka 224 (3 bit).
2. Pergunakanlah rumus (256 dikurang Angka
oktet yang diselubungkan), jadi :
256 – 224 = 32
3. Maka didapatkan kelompok subnet baru yang
dapat digunakan adalah kelipatan angka 32
dan tidak boleh melebihi angka 224, yaitu 32,
64, 96, 128, 160 dan 192.
Dengan demikian maka Subnet baru yang dapat dipergunakan
adalah : 192.168.0.32, 192.168.0.64, 192.168.0.96,
192.168.0.128, 192.168.0.160 dan 192.168.0.192.
Sedangkan kelompok IP Address yang dapat dipergunakan
adalah sebagai berikut :
Network ID : 192.168.0.32 (Subnet-1)
IP Address : 192.168.0.33-192.168.0.62
IP Add Broad. : 192.168.0.63
Subnet Mask : 255.255.255.224
Network ID : 192.168.0.64 (Subnet-2)
IP Address : 192.168.0.65-192.168.0.94
IP Add Broad. : 192.168.0.95
Subnet Mask : 255.255.255.224
Network ID : 192.168.0.96 (Subnet-3)
IP Address : 192.168.0.97-192.168.0.126
IP Add Broad. : 192.168.0.127
Subnet Mask : 255.255.255.224
Network ID : 192.168.0.128 (Subnet-4)
IP Address : 192.168.0.129-
192.168.0.158
IP Add Broad. : 192.168.0.159
Subnet Mask : 255.255.255.224
Network ID : 192.168.0.160 (Subnet-5)
IP Address : 192.168.0.161-192.168.0.190
IP Add Broad. : 192.168.0.191
Subnet Mask : 255.255.255.224
Network ID : 192.168.0.192 (Subnet-6)
IP Address : 192.168.0.193-192.168.0.222
IP Add Broad. : 192.168.0.223
Subnet Mask : 255.255.255.224
1. Anda dapat menyelubungkan dua atau lebih bit-bit
Host ID untuk mendapatkan Network ID baru
selama masih tersedia bit Host ID yang dapat anda
selubungkan.
2. Apabila semakin sedikit bit Host ID yang anda
selubungkan, maka akan didapatkan jumlah
Network ID yang sedikit (semakin kecil) &
sebaliknya apabila semakin banyak bit Host ID
yang anda selubungkan, maka akan didapatkan
jumlah Network ID yang semakin banyak (semakin
besar)
Penyelesaian..
Penyelesaian..
1. Blok Subnet
Pergunakanlah rumus (256 – Angka oktet yang
diselubungkan), mis : Subnet mask : 255.255.224.0
256 – 224 = 32, Subnet berikutnya adalah 32+32 = 64, 64+32
= 96, 96+32 = 128, 128+32 =160 dan 160+32=192. Jadi
subnet lengkapnya adalah 32, 64, 96, 128, 160 dan 192.
2. Menghitung banyaknya jumlah Network ID / Subnet :
2N
– 2, dimana N adalah banyaknya binari 1 pada oktet
terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3
oktet terakhir untuk kelas A)
3. Menghitung banyaknya jumlah Host per Network ID / Subnet
2n
– 2, dimana n adalah banyaknya binari 0 pada oktet
terakhir subnet mask
Contoh Kasus 2
Contoh Kasus 2
 Untuk konfigurasi
jaringan di samping,
Net-Id:192.168.17.0.
Setiap subnet hanya
membutuhkan 12 buah
host. Tentukan
konfigurasi IP untuk
jaringan tersebut!
Contoh Kasus 3
Contoh Kasus 3
Network A
Network B
Network C
Network D
Untuk konfigurasi
jaringan di samping,
Net-Id:192.168.17.0.
Tentukan konfigurasi
IP untuk jaringan
tersebut!
Kesimpulan
Kesimpulan
 Metoda conventional subnetting
hanya menambah 1 buah level hirarki
pengalamatan IP (i.e., Network-Id,
Subnet-Id, Host-Id).
 Subnetting membagi network menjadi
subnet dengan jumlah host yang
sama untuk setiap subnet.
 Terdapat beberapa no IP yang tidak
dapat digunakan (terbuang).

More Related Content

PPT
Sesi Pertemuan IP Subnet .ppt
PPT
Perencanaan dan Pengalamatan Jaringan-Sem 1.ppt
PPT
IP ADrress and subnetting
PPT
Materi Jaringan IP Address dan Subnet Address
PPT
Ip address and subnet address
PPT
ip address and subnet address
PPT
Jaringan Komputer dan Internet 6
PDF
Sesi Pertemuan IP Subnet .ppt
Perencanaan dan Pengalamatan Jaringan-Sem 1.ppt
IP ADrress and subnetting
Materi Jaringan IP Address dan Subnet Address
Ip address and subnet address
ip address and subnet address
Jaringan Komputer dan Internet 6

Similar to IP Address aringan komputer hardware jaringan.ppt (20)

PPTX
Pertemuan 11
PDF
Modul 4 ip dan netmask
PPT
Slide-IST104-IST104-Slide-03materi apik.ppt
PPTX
UIII.pptx
PPTX
Subneting PPT Jarkom Rks[1].pptx
PPTX
Pengalamatan Jaringan.pptx
PPT
Modul 2 - IP Address JARINGAN LOKAL AREA NT
PPTX
1Pembelajaran Pengalamatan Jaringan.pptx
PPT
Modul 2 - IP Address power point TKj Jaringan
PDF
Ip address
PDF
Ip address
PPTX
4. Pengalamatan Jaringan komputern 1.pptx
PPTX
Subnetting.pptx
PPT
Pertemuan 11 subnetting ok
PPTX
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
PPT
Subnetting dan Supernetting
PPTX
Sunetting IPv4 dan IPv6
DOCX
Rangkuman Addressing
DOC
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
PPT
Jaringan komputer dan internet 5
Pertemuan 11
Modul 4 ip dan netmask
Slide-IST104-IST104-Slide-03materi apik.ppt
UIII.pptx
Subneting PPT Jarkom Rks[1].pptx
Pengalamatan Jaringan.pptx
Modul 2 - IP Address JARINGAN LOKAL AREA NT
1Pembelajaran Pengalamatan Jaringan.pptx
Modul 2 - IP Address power point TKj Jaringan
Ip address
Ip address
4. Pengalamatan Jaringan komputern 1.pptx
Subnetting.pptx
Pertemuan 11 subnetting ok
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
Subnetting dan Supernetting
Sunetting IPv4 dan IPv6
Rangkuman Addressing
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
Jaringan komputer dan internet 5
Ad

IP Address aringan komputer hardware jaringan.ppt

  • 2. Pengalamatan IP Pengalamatan IP  Di dalam jaringan TCP/IP setiap terminal diidentifikasi dengan sebuah alamat IP unik.  Kecuali Router dapat memiliki lebih dari sebuah alamat IP, karena itu disebut sebagai Multihomed Device.
  • 3. Ilustrasi Pengalamatan IP Ilustrasi Pengalamatan IP Source: www.tcpipguide.com
  • 4. Badan Internasional Badan Internasional Pengelola IP Pengelola IP  Di Asia Pasific pengelolaan IP dilakukan oleh Asia Pacific Network Information Center (APNIC).  APNIC bertugas sebagai pembagi blok nomor IP dan nomor Autonomous System (AS) kepada para ISP di kawasan Asia Pasific, selain itu juga mengelola authoritative resgistration server (whois) dan reverse domains (in-addr.arpa).
  • 5. Badan Internasional Badan Internasional Pengelola IP Pengelola IP  Selain APNIC badan-badan lain yang bertugas melakukan manajemen IP ini antara lain : - America Rregistry for Internet Number (ARIN) - Reseaux IP Europeens (RIPE) - African Regional Internet Registry Network Information Center (AFRINIC)  Koordinasi Internasional dari ke-empat badan tersebut dipegang oleh International Assigned Number Authority (IANA).
  • 6. Konversi Biner - Desimal Konversi Biner - Desimal  Setiap 8 bit nomor IP dapat dikonversi ke desimal dengan komposisi : (x*27 +x*26 +x*25 +x*24 +x*23 +x*22 +x*21 +x *20 ), Atau (x*128+x*64+x*32+x*16+x*8+x*4+x*2+ x*1),
  • 7. Contoh: Contoh:  Sehingga untuk menghitung bentuk desimal dari 11001011 dapat dilakukan dengan : =1*128+1*64+0*32+0*16+1*8+0*4+1* 2+1*1 = 128 + 64 + 0 + 0 + 8 + 0 + 2 + 1 = 203
  • 8. Konversi Biner – Konversi Biner – HexaDesimal - Biner HexaDesimal - Biner  Angka Hexadesimal mengandung: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F  Contoh: 11000011.10001101 C 3 . 8 D  Note: Format HexaDesimal dipakai untuk pengalamatan IPv6.
  • 10. Konversi Desimal - Biner Konversi Desimal - Biner  Untuk mengubah desimal menjadi biner dapat dilakukan dengan melakukan pengurangan dengan kelipatan pengalian diatas, jika dikurangi bisa maka diberi angka 1 dan jika tidak bisa diberi angka 0.
  • 11. Kategori Pengalamatan IP Kategori Pengalamatan IP  Ada 3 macam kategori pengalamatan IP, yaitu: - Classfull Addressing (conventional): pengalamatan berdasarkan kelas, tanpa perlu ada subnetting. - Subnetted Classfull Addressing: pengalamatan dengan subnetting. - Classless Addressing: CIDR
  • 12. Mengapa SubNetting? Mengapa SubNetting?  SubNetting adalah proses membagi sebuah network menjadi beberapa Sub-network.  Sebagai contoh, dalam sebuah jaringan lokal yang menggunakan alamat kelas B 172.16.0.0 terdapat 65.534 host address.  Efisiensi pengelolaan jaringan dapat ditingkatkan dengan cara melakukan subnetting terhadap network tersebut.
  • 13. Mengapa SubNetting (Cont.) Mengapa SubNetting (Cont.)  Alasan-alasan perlunya dibentuk subnetting antara lain : - Memudahkan pengelolaan jaringan. - Mereduksi traffic yang disebabkan oleh broadcast maupun benturan (collision). - Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang lebih jauh (LAN ke MAN).
  • 14. Ilustrasi sebuah Network Ilustrasi sebuah Network tanpa Subnet tanpa Subnet
  • 15. SubNetting SubNetting  Pembentukan subnet dilakukan dengan cara mengambil beberapa bit pada bagian HostId untuk dijadikan SubnetId. Contoh: Source: www.tcpipguide.com
  • 16. Subnet Mask Subnet Mask Source: www.tcpipguide.com
  • 17. Subnet Mask (Cont.) Subnet Mask (Cont.)  Dalam contoh di atas, sebuah jaringan kelas B dengan Network-Id : 154.71.0.0.  Subnet Mask dalam bentuk desimal adalah: 255.255.248.0  Dengan demikian 5 bit pertama pada octet ke 3 adalah Subnet-Id, sedangkan sisa bit adalah Host-Id.
  • 19. Konversi Subnet-Mask Konversi Subnet-Mask 1 0 0 0 0 0 0 0 = 128 1 1 0 0 0 0 0 0 = 192 1 1 1 0 0 0 0 0 = 224 1 1 1 1 0 0 0 0 = 240 1 1 1 1 1 0 0 0 = 248 1 1 1 1 1 1 0 0 = 252 1 1 1 1 1 1 1 0 = 254 1 1 1 1 1 1 1 1 = 255
  • 21. Menentukan Subnet-Id Menentukan Subnet-Id  Router menentukan sebuah IP address merupakan anggota dari subnet tertentu melalui proses masking seperti dalam gambar di atas.  IP address: 154.71.150.42 dioperasikan AND dengan subnet- mask. Didapat Subnet-Id: 18.  Sedangkan IP address dari subnet tersebut adalah: 154.71.144.0.
  • 22.  Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.  Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).  Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
  • 23. Subnet Mask yang bisa digunakan untuk Subnet Mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting dapat dilihat pada tabel di melakukan subnetting dapat dilihat pada tabel di bawah ini bawah ini
  • 24. IP Address dari Subnet IP Address dari Subnet Determining the Subnet ID of an IP Address Through Subnet Masking Component Octet 1 Octet 2 Octet 3 Octet 4 IP Address 10011010 (154) 01000111 (71) 10010110 (150) 00101010 (42) Subnet Mask 11111111 (255) 11111111 (255) 11111000 (248) 00000000 (0) Result of AND Masking 10011010 (154) 01000111 (71) 10010000 (144) 00000000 (0) Dengan CIDR, dapat dituliskan sebagai: 154.71.150.42/21.
  • 25. Contoh Kasus 1 Contoh Kasus 1  Sebuah jaringan dengan network-id: 192.16.9.0 akan dibagi ke dalam 3 buah subnet. Tentukan IP address untuk setiap subnet. No IP 192.16.9.0 adalah Kelas C, dengan host-Id berada pada 8 bit terakhir. Karena itu, subnet-id harus berada pada 8 bit terakhir.
  • 26. Penyelesaian Kasus 1 Penyelesaian Kasus 1 Kebutuhan 3 subnet berarti membutuhkan sebanyak 3 bit. Karena itu subnet-mask ditentukan: 11111111.11111111.11111111.11100000 255. 255. 255. 224
  • 27. Penyelesaian Kasus 1 Penyelesaian Kasus 1 Kombinasi subnet: 000, 001, 010, 011, 100, 101, 110, 111. Karena itu 3 bit pertama dialokasikan untuk subnet. 192.16.9.b b b b b b b b subnet
  • 28. Penyelesaian Kasus 1: Penyelesaian Kasus 1: Subnet Host Decimal 000 00000 - 11111 0-31 001 00000 – 11111 32 – 63 010 00000 – 11111 64 – 95 011 00000 – 11111 96 - 127 100 00000 – 11111 128 - 159 101 00000 – 11111 160 – 191 110 00000 – 11111 192 – 223 111 00000 - 11111 224 - 255
  • 29. Kesimpulan Kasus 1 Kesimpulan Kasus 1  Jumlah subnet yang terbentuk ada 23 =8. Tetapi subnet 000 dan 111 tidak dapat digunakan. Karena itu jumlah subnet yang dapat digunakan adalah: (23 -2=6).  Jumlah host yang terbentuk untuk masing-masing subnet 25 =32. Sedang host yang dapat digunakan sebanyak 25 -2=30. Host-Id: 00000 dan 11111 tidak dapat digunakan.
  • 30. Kasus IP Kasus IP Contoh kasus I :  Gunakanlah Network ID 150.130.0.0 & Subnet Mask 255.255.192.0 yang kita gunakan pada perhitungan sebelumnya. Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah : 1. Dari oktet pertama IP Address 150.130.0.0 (“W”) dapat kita ketahui bahwa IP Address tersebut adalah Kelas B (karena IP Address tersebut berada dalam range angka 128-191) dengan dengan oktet ketiga dari Subnet Mask (Host ID) diselubungkan dengan angka 192 (2 bit)
  • 31. 2. Pergunakanlah rumus (256 dikurang Angka oktet yang diselubungkan), jadi : 256 - 192 = 64 3. Maka didapatkan kelompok subnet baru yang dapat digunakan adalah kelipatan angka 64 dan tidak boleh melebihi angka 192, yaitu 64 dan 128
  • 32. Subnet baru yang dapat dipergunakan adalah : 150.130.64.0 & 150.130.128.0. Sedangkan kelompok IP Address yang dapat digunakan : Network ID : 150.130.64.0 (Subnet-1) IP Address : 150.130.64.1-150.130.127.254 IP Add Broad. : 150.130.127.255 Subnet Mask : 255.255.192.0 Network ID : 150.130.128.0 (Subnet-2) IP Address : 150.130.128.1-150.130.191.254 IP Addr Broad. : 150.130.191.255 Subnet Mask : 255.255.192.0
  • 33. Contoh kasus II:  Gunakanlah Network ID 192.168.0.0 & Subnet Mask 255.255.255.224. Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah : 1. Dari oktet pertama IP Address 192.168.0.0 (“W”) dapat kita ketahui bahwa IP Address tersebut adalah Kelas C (karena IP Address tersebut berada dalam range angka 192-223) oktet keempat dari Subnet Mask (Host ID) diselubungkan dengan angka 224 (3 bit).
  • 34. 2. Pergunakanlah rumus (256 dikurang Angka oktet yang diselubungkan), jadi : 256 – 224 = 32 3. Maka didapatkan kelompok subnet baru yang dapat digunakan adalah kelipatan angka 32 dan tidak boleh melebihi angka 224, yaitu 32, 64, 96, 128, 160 dan 192.
  • 35. Dengan demikian maka Subnet baru yang dapat dipergunakan adalah : 192.168.0.32, 192.168.0.64, 192.168.0.96, 192.168.0.128, 192.168.0.160 dan 192.168.0.192. Sedangkan kelompok IP Address yang dapat dipergunakan adalah sebagai berikut : Network ID : 192.168.0.32 (Subnet-1) IP Address : 192.168.0.33-192.168.0.62 IP Add Broad. : 192.168.0.63 Subnet Mask : 255.255.255.224 Network ID : 192.168.0.64 (Subnet-2) IP Address : 192.168.0.65-192.168.0.94 IP Add Broad. : 192.168.0.95 Subnet Mask : 255.255.255.224
  • 36. Network ID : 192.168.0.96 (Subnet-3) IP Address : 192.168.0.97-192.168.0.126 IP Add Broad. : 192.168.0.127 Subnet Mask : 255.255.255.224 Network ID : 192.168.0.128 (Subnet-4) IP Address : 192.168.0.129- 192.168.0.158 IP Add Broad. : 192.168.0.159 Subnet Mask : 255.255.255.224
  • 37. Network ID : 192.168.0.160 (Subnet-5) IP Address : 192.168.0.161-192.168.0.190 IP Add Broad. : 192.168.0.191 Subnet Mask : 255.255.255.224 Network ID : 192.168.0.192 (Subnet-6) IP Address : 192.168.0.193-192.168.0.222 IP Add Broad. : 192.168.0.223 Subnet Mask : 255.255.255.224
  • 38. 1. Anda dapat menyelubungkan dua atau lebih bit-bit Host ID untuk mendapatkan Network ID baru selama masih tersedia bit Host ID yang dapat anda selubungkan. 2. Apabila semakin sedikit bit Host ID yang anda selubungkan, maka akan didapatkan jumlah Network ID yang sedikit (semakin kecil) & sebaliknya apabila semakin banyak bit Host ID yang anda selubungkan, maka akan didapatkan jumlah Network ID yang semakin banyak (semakin besar)
  • 39. Penyelesaian.. Penyelesaian.. 1. Blok Subnet Pergunakanlah rumus (256 – Angka oktet yang diselubungkan), mis : Subnet mask : 255.255.224.0 256 – 224 = 32, Subnet berikutnya adalah 32+32 = 64, 64+32 = 96, 96+32 = 128, 128+32 =160 dan 160+32=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 32, 64, 96, 128, 160 dan 192. 2. Menghitung banyaknya jumlah Network ID / Subnet : 2N – 2, dimana N adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A) 3. Menghitung banyaknya jumlah Host per Network ID / Subnet 2n – 2, dimana n adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet mask
  • 40. Contoh Kasus 2 Contoh Kasus 2  Untuk konfigurasi jaringan di samping, Net-Id:192.168.17.0. Setiap subnet hanya membutuhkan 12 buah host. Tentukan konfigurasi IP untuk jaringan tersebut!
  • 41. Contoh Kasus 3 Contoh Kasus 3 Network A Network B Network C Network D Untuk konfigurasi jaringan di samping, Net-Id:192.168.17.0. Tentukan konfigurasi IP untuk jaringan tersebut!
  • 42. Kesimpulan Kesimpulan  Metoda conventional subnetting hanya menambah 1 buah level hirarki pengalamatan IP (i.e., Network-Id, Subnet-Id, Host-Id).  Subnetting membagi network menjadi subnet dengan jumlah host yang sama untuk setiap subnet.  Terdapat beberapa no IP yang tidak dapat digunakan (terbuang).