SlideShare a Scribd company logo
3
Most read
8
Most read
18
Most read
Makalah
 IP Address
  Ivan Kristianto
Daftar Isi
IP Address…………………………………………………………………………………………………………………………………3

Format Penulisan IP Address…………………………………………………………………………………………………….3

Network ID Host ID…………………………………………………………………………………………………………………..3

Pembagian Kelas IP Address..……………………………………………………………………………………………………4

Address Khusus ..……………………………………………………………………………………………………………………...5

Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID……………………………………………………………………….7

Subnetting………………………………………………………………………………………………………………………………..7

Router…………………………………………………………………………………………………………………………………….10

Fungsi Router………………………………………………………………………………………………………………………….10

Jenis-Jenis Router…………………………………………………………………………………………………………………...11

Routing…………………………………………………………………………………………………………………………………..11

Contoh Persoalan Subnetting………………………………………………………………………………………………….12

Rumusan IP…………………………………………………………………………………………………………………………………………..13




                                                                         2
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
IP ADDRESS

       Setiap perangkat/computer yang terhubung ke internet mempunyai nomor yang
dikenal sebagai Internet Protocol (IP) address(alamat IP). Alamat-alamat IP terdiri atas 32
bit angka biner yang ditulis sebagai 4 kelompok angka yang dipisahkan oleh titik (biasa
disebut „dotted-quad‟) contohnya 127.0.0.1 .

       Ketika nomor-nomor itu biasa sebagai tanda pengenal Internet Service Providers
(ISP) dalam bagian Negara pusat, IP address bisa sering digunakan untuk mengenali
wilayah atau Negara dari komputer yang terhubung ke internet. IP address bisa sewaktu-
waktu digunakan untuk memperlihatkan lokasi keberadaan pengguna.

Format Penulisan IP Address

        IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8
bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai
berikut :

                             xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx

Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000
sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan
biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal
yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi
desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address.
Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :

             Desimal    192      168      6        80
              Biner  11000000 10101000 00000110 01010000
                                         Format IP Address

Network ID Host ID

       IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network ID
menentukan alamat jaringan computer, sedangkan host ID menentukan alamat host
(komputer, router, switch). Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu
host beserta alamat jaringan dimana host itu berada.




                                                                                              3
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Pembagian Kelas IP Address

       IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan
kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A
dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan
sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi
jaringan multicast dan kelas E untuk keperluan eksperimental. Perangkat lunak Internet
Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari
IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :

       Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang ID 8 bit dengan panjang
       host 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127.
       Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung
       sekitar 16 juta host (255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan
       dengan jumlah host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukis pada gambar
       dibawah ini:

                    0-127    0-255    0-255    0-255
                 0nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh
                  Bit-bit Network                         Bit-bit Host


                                              IP address kelas A

       Dua bit address kelas B diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara
       128-191. network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID
       sehingga kalau ada komputer mempunyai IP address 192.168.26.161, network ID =
       192.168 dan host ID = 26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP
       dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network
       dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.

                   128-191   0-255    0-255    0-255
                 10nnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh
                            Bit-bit Network                          Bit-bit Host

                                              IP address kelas B

       IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN.
       Tiga bit pertama IP pertama kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 dan



                                                                                             4
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan
       masing-masing network memiliki 256 host.
                   192-223   0-255    0-255    0-255
                 110nnnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh
                                    Bit-bit Network            Bit-bit Host

                                          IP address kelas C

       IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP
       address kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-
       247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai dengan keperluan multicast group
       yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network
       ID dan host ID.
       IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP
       address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.

   Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP
   address yang menunjukkan jaringan. Penulisan network prefix adalah dengan tanda
   slash “ / ” yang diikuti angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit.
   Misal untuk menunjuk satu network kelas B 192.168.xxx.xxx digunakan penulisan
   192.168/16. Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network prefix kelas B.

Address Khusus

       Selain address yang digunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address
yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host.
Address tersebut adalah:

Network Address .Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan
Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 192.168.9.35. Tanpa memakai
subnet (akan diterangkan kemudian), network address dari host ini adalah 192.168.0.0 .
Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0.
Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup
melihat network address (192.168) untuk menentukan ke router mana datagram tersebut
harus dikirimkan. Analoginya mirip dengan dalam proses pengantaran surat, petugas
penyortir pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu
membaca selutuh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat
tersebut.

                                                                                           5
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Broadcast Address. Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang
diketahui seluruh host yang ada pada suatu network.Seperti diketahui, setiap datagram IP
memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh datagram
tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses
datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host
ingin mengirim datagram kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien
jika ia harus membuat replikasi datagram sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian
bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi
datagram-datagram tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address.
Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network
akan menerima datagram tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang
sama harus memiliki broadcast address yang sama dan address tersebut tidak boleh
digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu.

       Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram :
pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address
pada network tempat host tersebut berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat
bit-bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 192.168.9.35
atau 192.168.240.2, broadcast addressnya adalah 192.168.255.255 (2 segmen terakhir
dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal
terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.

Multicast Address. Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk
komunikasi antar host, yang menggunakan datagram-datagram unicast. Artinya,
datagram/paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. Hanya host yang
memiliki IP address yang sama dengan destination address pada datagram yang akan
menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Jika datagram
ditujukan untuk seluruh host pada suatu jaringan, maka field address tujuan ini akan berisi
alamat broadcast dari jaringan yang bersangkutan. Dari dua mode pengiriman ini (unicast
dan broadcast), muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika suatu host
ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host group), dengan hanya
mengirimkan satu datagram saja. Namun berbeda dengan mode broadcast, hanya host-
host yang tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima datagram ini,
sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu, dikenalkan konsep multicast.




                                                                                           6
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Pada konsep ini, setiap group yang menjalankan aplikasi bersama mendapatkan satu
multicast address. Struktur kelas multicast address dapat dilihat pada Gambar berikut.

                      224-239   0-255    0-255    0-255
                     1110xxxx xxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxx
                             Struktur IP Address Kelas Multicast Address

       Untuk keperluan multicast, sejumlah IP Address dialokasikan sebagai multicast
address. Jika struktur IP address mengikuti bentuk 1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
(bentuk desimal 224.0.0.0 sampai 239.255.255.255), maka IP address merupakan
multicast address. Alokasi ini ditujukan untuk keperluan group, bukan untuk host seperti
pada kelas A, B dan C. Anggota group adalah host-host yang ingin bergabung dalam
group tersebut. Anggota ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu subnet, namun bisa
mencapai seluruh dunia. Karena menyerupai suatu backbone, maka jaringan muticast ini
dikenal pula sebagai Multicast Backbone (Mbone).

Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID

       Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang
digunakan :
    Network ID tidak boleh sama dengan 127
    Network ID secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang
    digunakan oleh suatu computer untuk menunjuk dirinya sendiri.
    Network ID tidak boleh sama dangan 255
    Network ID atau Host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan
    alamat yang mewakili seluruh jaringan.
    Network ID tidak boleh sama dengan 0
    IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan
    untuk menunjuk suatu jaringan bukan suatu host.
    Host ID harus unik dalam suatu network.
    Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.

Subnetting

       Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah
topologi network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan subnetting.
Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian network dan
bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit

                                                                                            7
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
tambahan pada bagian network. Address satu network menurut baku dipecah menjadi
beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan , tetapi
mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.

       Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik
yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasi berbagai network
dengan media fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address yang unik.
Selain itu, dengan subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan
pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap
departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network.

       Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit (subnet
mask) kepada IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP
Address yang “ditutupi”(masking) oleh bit-bit subnet mask yang aktif dan bersesuaian akan
diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada subnet mask berarti mengaktifkan
masking ( on ), sedangkan bit 0 tidak aktif ( off ). Sebagai contoh kasus mari kita ambil
satu IP kelas A dengan nomor 44.6.3.45 . Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut :

                        44       6        3        45
                     00101100 00000110 00000011 00101101
                                             IP Address

                        255      0        0        0
                     11111111 00000000 00000000 00000000
                                            Subnet Mask

                        44       0        0        0
                     00101100 00000000 00000000 00000000
                                          Network Address

                        44       255      255      255
                     00101100 11111111 11111111 11111111
                                         Broadcast Address

                         Subnetting 16 bit pada IP Address kelas A
       Dengan aturan standard, nomor network IP Address ini adalah 44 dan nomor host
adalah 6.3.45 . Network tersebut dapat menampung maksimum lebih dari 16juta host yang
terhubung langsung. Misalnya pada address ini akan diimplementasikan subnet mask
sebanyak 16 bit 255.255.0.0.( Hexa = FF.FF.0.0 atau biner =

                                                                                            8
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
11111111.11111111.00000000.00000000). Perhatikan bahwa pada 16 bit pertama dari
subnet mask tersebut berharga 1, sedangkan 16 bit berikutnya adalah 0. Dengan
demikian, 16 bit pertama dari suatu IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut
akan dianggap sebagai network bit. Nomor network akan berubah menjadi 44.6 dan nomor
host menjadi 3.45. Kapasitas maksimum host yang langsung terhubung pada network
menjadi sekitar 65 ribu host.

       Subnetmask identik dengan standard IP Address kelas B. Dengan menerapkan
subnet mask tersebut pada satu network kelas A, dapat dibuat 256 network baru dengan
kapasitas masing-masing subnet setara network kelas B. Penerapan subnet lebih jauh
seperti 255.255.255.0 (24bit) pada kelas A akan menghasilkan jumlah network yang lebih
besar(lebih dari 65 ribu network) dengan kapasitas subnet masing-masing sebesar 256
host. Network kelas B juga dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa subnet dengan
menerapkan subnet mask yang lebih tinggi seperti untuk 25 bit (255.255.255.128), 26 bit
(255.255.255.192), 27 bit (255.255.255.224) dan seterusnya.

       Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada
IP Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network Address dan
Broadcast Address. Network Address didefinisikan dengan menset seluruh bit host
berharga 0, sedangkan broadcast address dengan menset bit host berharga 1. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, network address adalah alamat network yang berguna
pada informasi routing. Suatu host yang tidak perlu mengetahui address sluruh host yang
ada pada network yang lain. Informasi yang dibutuhkannya hanyalah address dari network
yang akan diihubungi serta gateway untuk mencapai network tersebut. Ilustrasi mengenai
subnetting, network address dan broadcast address dapat dilihat pada Tabel dibawah. Dari
tabel dapat disimpulkan bagaimana nomor network standard dari suatu IP Address diubah
menjadi nomor subnet /subnet address melalui subnetting.

      IP Address      Network       Subnet Mask            Interpretasi     Broadcast
                      Address                                               Address
                      Standard
      44.132.1.20     44.0.0.0      255.255.0.0(16bit)     Host 1.20 pada   44.132.255.255
                                                           subnet
                                                           44.132.0.0
      81.150.2.3      81.0.0.0      255.255.255.0(24bit)   Host 3 pada      81.50.2.255
                                                           subnet
                                                           81.150.2.0
      192.168.2.100 192.168.0.0 255.255.255.128(25bit)     Host 100 pada    192.168.2.127
                                                           subnet

                                                                                             9
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
192.168.2.0
      192.168.2.130 192.168.0.0 255.255.255.192(26bit) Host 130 pada 192.168.2.191
                                                           subnet
                                                           192.168.2.128
                   Beberapa kombinasi IP Address, Netmask dan network number

       Subnetting hanya berlaku pada network local. Bagi network di luar network lokal,
nomor network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP address.

Router

       Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan
atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai penghalaan.
Proses penghalaan terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari
protokol tumpukan (stack protocol) tujuh-lapis OSI.

Fungsi Router

       Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk
meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch.
Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area
Network (LAN). Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch merupakan suatu
jalanan, dan router merupakan penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada
pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama,
switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat
IP sendiri pada sebuah LAN.

       Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol
TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Selain IP Router, ada lagi
AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan
contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. Router dapat
digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih
besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke
dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah
manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan
yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada
umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia juga



                                                                                          10
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda arsitektur
jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring.

       Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah layanan
telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line
(DSL). Router yang digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line
seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang
digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga
dengan DSL router. Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk
melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut,
meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket
disebut juga dengan packet-filtering router. Router umumnya memblokir lalu lintas data
yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm
yang mampu memperlambat kinerja jaringan.

Jenis-Jenis Router

   Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yakni:

       static router (router statis): adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statis
       yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan.
       dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki dan membuat
       tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan
       saling berhubungan dengan router lainnya.


Routing

       Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu
jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah antar-jaringan (internetwork). Penghalaan juga
dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-
paket data dapat dialirhantarkan dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk
melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai
penghala. Penghala-penghala tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke
jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang diterima kepada
penghala lainnya hingga sampai kepada tujuannya.

Terdapat dua macam penghalaan, yaitu:

                                                                                                11
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
1. Penghalaan Magun (Static Routing)

       2. Penghalaan Malar-ubah (Dynamic Routing)




Contoh Persoalan Subnetting

Menghitung pembagian subnet ke-25 hingga ke-31

192.168.3.55/24

11000000.10101000.00000011.00110111

       Subnet mask : 255.255.255.0 (IP kelas C)

       Network ID : 192.168.3.0

       Host ID : 55

       /25 : Subnet mask : 255.255.255.128

               Subnetting ke : 0 + 1 = 1

               Network : 0

               Host : 127

       /26 : Subnet mask : 255.255.255.192

               Subnetting ke : 0 + 1 = 1

               Network : 0

               Host : 63

       /27 : Subnet mask : 255.255.255.224

               Subnetting ke : 1 + 1 = 2

               Network : 32

               Broadcast : 63

       /28 : Subnet mask : 255.255.255.240

                                                    12
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Subnetting ke : 3 + 1 = 4

                Network : 48

                Broadcast : 63

       /29 : Subnetmask : 255.255.255.248

                Subnetting ke : 6 + 1 =7

                Network : 48

                Broadcast : 55(merupakan IP broadcast)

       /30 : Subnet mask : 255.255.255.252

                Subnetting ke : 13 + 1 = 14

                Network : 52

                Broadcast : 55(merupakan IP broadcast)

       /31 : Subnet mask : 255.255.255.254

                Subnetting ke : 27 + 1 = 28

                Network : 54

                Broadcast : 55(merupakan IP broadcast)



Rumusan IP

  bit IP : 0-7. 8-15 . 16-23 . 24-31
  net prefix: 8 . 16 . 24 . 32


  Classful IP Address:
  class A : 1.0.0.0 s/d 126.255.255.255
  class B : 128.0.0.0 s/d 191.255.255.255
  class C : 192.0.0.0 s/d 223.255.255.255



                                                         13
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Netmask default:
  class A : /8(netprefix) atau 255.0.0.0
  class B : /16(netprefix) atau 255.255.0.0
  class C : /24(netprefix) atau 255.255.255.0




  Rumusan:
  IP = oct1 . oct2 . oct3 . oct4
  Netmask = mask_oct1 . mask_oct2 . mask_oct3. mask_oct4
  Wildcard = 255.255.255.255 - Netmask
  net1 = int(oct1:(256-mask_oct1)x(256-mask_oct1)
  net2 = int(oct2:(256-mask_oct2)x(256-mask_oct2)
  net3 = int(oct3:(256-mask_oct3)x(256-mask_oct3)
  net4 = int(oct4:(256-mask_oct4)x(256-mask_oct4)
  Network = net1.net2.net3.net4
  Broadcast = Network + Wildcard
  Host min = Network + 0.0.0.1
  Host max = Broadcast - 0.0.0.1
  Host/net = (2^(32-netprefix))-2


  Catatan:
  Network: nilai oct4 harus genap
  Host min: nilai oct4 harus ganjil
  Host max: nilai oct4 harus genap
  Broadcast: nilai oct4 harus ganjil
  Contoh:


  1) Nilai netprefix berada dalam range: /24 < netprefix < /32


  a) IP = 118.98.176.214/30
  32-30=2 -> 2^2=4 -> 256-4=252
  Netmask: 255.255.255.252



                                                                 14
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Wildcard = 255.255.255.255 - 255.255.255.252 = 0.0.0.3
  Network:
  net1 = int(118:(256-255))x(256-255) = 118
  net2 = int(98:(256-255))x(256-255) = 98
  net3 = int(176:(256-255))x(256-255) = 176
  net4 = int(214:(256-252))x(256-252) = 212
  => = 118.98.176.212
  Broadcast: 118.98.176.212 + 0.0.0.3 = 118.98.176.215
  Host min: 118.98.176.212 + 0.0.0.1Â Â = 118.98.176.213
  Host max: 118.98.176.215 - 0.0.0.1Â Â = 118.98.176.214
  Hosts/net: (2^(32-30))-2 = 2




  b) 118.98.176.214/29
  32-29=3 -> 2^3=8 -> 256-8=248
  Netmask: 255.255.255.248


  Wildcard = 255.255.255.255 - 255.255.255.248 = 0.0.0.7
  Network:
  net1 = int(118:(256-255))x(256-255)Â Â = 118
  net2 = int(98:(256-255))x(256-255)Â Â Â Â = Â 98
  net3 = int(176:(256-255))x(256-255)Â Â = 176
  net4 = int(214:(256-248))x(256-248)Â Â = 208
  => = 118.98.176.208
  Broadcast: 118.98.176.208 + 0.0.0.7 = 118.98.176.215
  Host min: 118.98.176.208 + 0.0.0.1 = 118.98.176.209
  Host max: 118.98.176.215 - 0.0.0.1 = 118.98.176.214
  Hosts/net: (2^(32-29))-2


  2) Nilai netprefix berada dalam range: /16 < netprefix < /24


  a) 118.98.176.214/22
  24-22=2 -> 2^2=4 -> 256-4=252

                                                                 15
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Netmask: 255.255.252.0


  Wildcard = 255.255.255.255 - 255.255.252.0 = 0.0.3.255
  Network:
  net1 = int(118:(256-255))x(256-255) = 118
  net2 = int(98:(256-255))x(256-255) = 98
  net3 = int(176:(256-252))x(256-252) = 176
  net4 = int(214:(256-0))x(256-0) = 118.98.176.0
  Broadcast: 118.98.176.0 + 0.0.3.255 = 118.98.179.255
  Host min: 118.98.176.0 + 0.0.0.1 = 118.98.176.1
  Host max: 118.98.179.255 - 0.0.0.1= 118.98.179.254
  Hosts/net: (2^(32-22))-2 = 1022




  b) 118.98.176.214/21
  24-21=3 -> 2^3=8 -> 256-8=248
  Netmask: 255.255.248.0


  Wildcard = 255.255.255.255 - 255.255.248.0 = 0.0.7.255
  Network:
  net1 = int(118:(256-255))x(256-255)Â Â = 118
  net2 = int(98:(256-255))x(256-255)Â Â Â Â =Â Â 98
  net3 = int(176:(256-248))x(256-248)Â Â = 176
  net4 = int(176:(256-0))x(256-0) = 0
  => = 118.98.176.0
  Broadcast: 118.98.176.0 + 0.0.7.255 = 118.98.183.255
  Host min: 118.98.176.0 + 0.0.0.1 = 118.98.176.1
  Host max: 118.98.183.255 - 0.0.0.1 = 118.98.183.254
  Hosts/net: (2^(32-21))-2= 2046




  3) Nilai netprefix berada dalam range: /8 < netprefix < /16



                                                                16
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
a) 118.98.176.214/14
  16-14=2 -> 2^2=4 -> 256-4=252
  Netmask: 255.252.0.0


  Wildcard = 255.255.255.255 - 255.252.0.0 = 0.3.255.255
  Network:
  net1 = int(118:(256-255))x(256-255) = 118
  net2 = int(98:(256-252))x(256-252) = 96
  net3 = int(176:(256-0))x(256-0) = 0
  net4 = int(214:(256-0))x(256-0) = 0
  =>= 118.96.0.0
  Broadcast: 118.96.0.0 + 0.3.255.255 = 118.99.255.255
  Host min: 118.96.0.0 + 0.0.0.1 = 118.96.0.1
  Host max: 118.99.255.255 - 0.0.0.1 = 118.99.255.254
  Hosts/net: (2^(32-14))-2 = 262142




  b) 118.98.176.214/13
  16-13=3 -> 2^3=8 -> 256-8=248
  Netmask: 255.248.0.0


  Wildcard = 255.255.255.255 - 255.248.0.0 = 0.7.255.255
  Network:
  net1 = int(118:(256-255))x(256-255) = 118
  net2 = int(98:(256-248))x(256-248) = 96
  net3 = int(176:(256-0))x(256-0) = 0
  net4 = int(214:(256-0))x(256-0) = 0
  => = 118.96.0.0
  Broadcast: 118.96.0.0 + 0.7.255.255 = 118.103.255.255
  Host min: 118.96.0.0 + 0.0.0.1 = 118.96.0.1
  Host max: 118.103.255.255 - 0.0.0.1 = 118.103.255.254
  Hosts/net: (2^(32-13))-2 = 524286



                                                           17
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Daftar Pustaka




whatismyipaddress.com
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCYQFjAA&url=http%3
A%2F%2Fiwaksepattld.files.wordpress.com%2F2010%2F08%2Fip-address-dan-
subnetting.pdf&ei=rCMpT86MHauUmQX2v5nPAw&usg=AFQjCNFGt4ZfIo9a5aVGDqFYMcEkLLXWjw&si
g2=aWisyDq8Na90fQj7EwfzAw

http://id.wikipedia.org/wiki/Penghalaan

http://id.wikipedia.org/wiki/Penghala




                                                                                     18
Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

More Related Content

PPTX
Pengenalan Jurusan RPL
PDF
RPL 1 (Lama) - Pengujian Perangkat Lunak
PPTX
Ppt dns server
PDF
Laporan mail server
PPTX
Pengalamatan Jaringan.pptx
DOCX
Laporan Perakitan PC
PPT
3 interface metaphors dan model konseptual-donz
PPTX
IP Address dan Subnetting.pptx
Pengenalan Jurusan RPL
RPL 1 (Lama) - Pengujian Perangkat Lunak
Ppt dns server
Laporan mail server
Pengalamatan Jaringan.pptx
Laporan Perakitan PC
3 interface metaphors dan model konseptual-donz
IP Address dan Subnetting.pptx

What's hot (20)

DOCX
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
PPTX
DHCP server
PDF
Praktikum 6 pengenalan cisco packet tracer (cpt)
DOCX
Laporan 7 konfigurasi wireless lan
DOC
Soal Latihan OSI Layer
PDF
Bahasa Pemrograman
PPTX
Bab 1 TIK - Informatika dan Keterampilan Generik.pptx
DOCX
Job sheet tkj kelas x
PPTX
Perangkat lunak presentation
PPTX
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
PPTX
Jaringan berbasis luas/ WAN
DOC
SILABUS TIK KELAS IX SEMESTER 1 DAN 2
PPTX
Materi komputer dan jaringan dasar 1 k3 lh
DOCX
Soal essay 1 jarkom
PPT
Pertemuan 2 - Organisasi dan Arsitektur Komputer.ppt
DOCX
ATP adminitrasi sistem jaringan.docx
DOCX
SOAL ESSAY HOTS KOMPUTER JARINGAN DASAR KELAS X MULTIMEDIA
PPTX
Persentasi Konfigurasi Mikrotik
PPTX
PPT Jaringan Komputer
PPTX
Hardware. ppt
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
DHCP server
Praktikum 6 pengenalan cisco packet tracer (cpt)
Laporan 7 konfigurasi wireless lan
Soal Latihan OSI Layer
Bahasa Pemrograman
Bab 1 TIK - Informatika dan Keterampilan Generik.pptx
Job sheet tkj kelas x
Perangkat lunak presentation
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Jaringan berbasis luas/ WAN
SILABUS TIK KELAS IX SEMESTER 1 DAN 2
Materi komputer dan jaringan dasar 1 k3 lh
Soal essay 1 jarkom
Pertemuan 2 - Organisasi dan Arsitektur Komputer.ppt
ATP adminitrasi sistem jaringan.docx
SOAL ESSAY HOTS KOMPUTER JARINGAN DASAR KELAS X MULTIMEDIA
Persentasi Konfigurasi Mikrotik
PPT Jaringan Komputer
Hardware. ppt
Ad

Viewers also liked (16)

DOC
Routing dan Macam-Macam Routing
DOCX
Tugas makalah routing
DOCX
Makalah Routing Dynamic
PDF
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
DOCX
Makalah routing
PPT
Pengertian & Penjelasan Subnetting Jaringan
PDF
2015 07 ari anto - setting mikrotik level 4 full
DOCX
Pembahasan Routing
DOCX
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
DOCX
Tugas makalah routing
PPT
Types of ip address classes
PPT
IP addressing
PPT
Ip addressing
PPS
Ip address
DOC
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
PPTX
Internet protocol (ip) ppt
Routing dan Macam-Macam Routing
Tugas makalah routing
Makalah Routing Dynamic
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Makalah routing
Pengertian & Penjelasan Subnetting Jaringan
2015 07 ari anto - setting mikrotik level 4 full
Pembahasan Routing
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Tugas makalah routing
Types of ip address classes
IP addressing
Ip addressing
Ip address
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
Internet protocol (ip) ppt
Ad

Similar to IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom (20)

PDF
Pengertian Ip Address
PDF
Bab v-jarkom-internet
PDF
Pengenalan IP Addres
PDF
IP ADDRESS DAN SUBNETTING
DOC
Konsep dasar ip address
PDF
5 ip address
PPTX
Ip address
PDF
Rangkuman materi ip address dinar imanda
PDF
88363199 menghitung-ip-address
DOCX
18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18c
DOCX
IP address
PPS
Jaringan Komputer - IP Adreess
PDF
Pengertian ip addrees
PPTX
Pengenalan IP Address Pengenalan IP Address
PDF
Jaringan Komputer Pertemuan 5- ip adress
DOCX
Klasifikasi ip teknik jaringan
DOC
Eli purwanti 18312061-jarkom if18 b
PPTX
Ip address
PPTX
Ip address
PPTX
Jaringan Komputer.pptx
Pengertian Ip Address
Bab v-jarkom-internet
Pengenalan IP Addres
IP ADDRESS DAN SUBNETTING
Konsep dasar ip address
5 ip address
Ip address
Rangkuman materi ip address dinar imanda
88363199 menghitung-ip-address
18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18c
IP address
Jaringan Komputer - IP Adreess
Pengertian ip addrees
Pengenalan IP Address Pengenalan IP Address
Jaringan Komputer Pertemuan 5- ip adress
Klasifikasi ip teknik jaringan
Eli purwanti 18312061-jarkom if18 b
Ip address
Ip address
Jaringan Komputer.pptx

Recently uploaded (20)

PPTX
Saint Maximilian Kolbe, Polish friar, priest, missionary and martyr (indonesi...
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PDF
LK Modul 3 - Menentukan Pengalaman Belajar Herpina Indah Permata Sari (2).pdf
PPTX
Pancasila: fondasi peradaban dan kebudayaan berkelanjutan
PPTX
Modul 4 Asesmen-dalam-Pembelajaran-Mendalam.pptx
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PDF
PPT Yudisium Ceremony Agusus 2025 - new. pdf
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PPTX
PROGRAM KOKURIKULER KELAS 9 TEMA 1_20250811_075823_0000.pptx
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Budidaya Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PPTX
KEBIJAKAN BIAS JATENG 2025.Boyolali.pptx
PDF
lembar kerja LMS tugas pembelajaran mendalam
PPT
Kamera foto dan editing foto pengenalan fotografi
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKWU Rekayasa Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PDF
Presentasi Aplikasi Persiapan ANBK 2025.pdf
PPTX
Patuh_Terhadap_Norma_PPKn_Kelas_7 oke.pptx
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKN Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PPT
SEJARAH kelas 12 SEMESTER SATU DAN DUA.ppt
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Lanjutan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
Saint Maximilian Kolbe, Polish friar, priest, missionary and martyr (indonesi...
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 12 SMA Terbaru 2025
LK Modul 3 - Menentukan Pengalaman Belajar Herpina Indah Permata Sari (2).pdf
Pancasila: fondasi peradaban dan kebudayaan berkelanjutan
Modul 4 Asesmen-dalam-Pembelajaran-Mendalam.pptx
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PPT Yudisium Ceremony Agusus 2025 - new. pdf
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PROGRAM KOKURIKULER KELAS 9 TEMA 1_20250811_075823_0000.pptx
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Budidaya Kelas 12 SMA Terbaru 2025
KEBIJAKAN BIAS JATENG 2025.Boyolali.pptx
lembar kerja LMS tugas pembelajaran mendalam
Kamera foto dan editing foto pengenalan fotografi
Modul Ajar Deep Learning PKWU Rekayasa Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Presentasi Aplikasi Persiapan ANBK 2025.pdf
Patuh_Terhadap_Norma_PPKn_Kelas_7 oke.pptx
Modul Ajar Deep Learning PKN Kelas 10 SMA Terbaru 2025
SEJARAH kelas 12 SEMESTER SATU DAN DUA.ppt
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Lanjutan Kelas 11 SMA Terbaru 2025

IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

  • 1. Makalah IP Address Ivan Kristianto
  • 2. Daftar Isi IP Address…………………………………………………………………………………………………………………………………3 Format Penulisan IP Address…………………………………………………………………………………………………….3 Network ID Host ID…………………………………………………………………………………………………………………..3 Pembagian Kelas IP Address..……………………………………………………………………………………………………4 Address Khusus ..……………………………………………………………………………………………………………………...5 Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID……………………………………………………………………….7 Subnetting………………………………………………………………………………………………………………………………..7 Router…………………………………………………………………………………………………………………………………….10 Fungsi Router………………………………………………………………………………………………………………………….10 Jenis-Jenis Router…………………………………………………………………………………………………………………...11 Routing…………………………………………………………………………………………………………………………………..11 Contoh Persoalan Subnetting………………………………………………………………………………………………….12 Rumusan IP…………………………………………………………………………………………………………………………………………..13 2 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
  • 3. IP ADDRESS Setiap perangkat/computer yang terhubung ke internet mempunyai nomor yang dikenal sebagai Internet Protocol (IP) address(alamat IP). Alamat-alamat IP terdiri atas 32 bit angka biner yang ditulis sebagai 4 kelompok angka yang dipisahkan oleh titik (biasa disebut „dotted-quad‟) contohnya 127.0.0.1 . Ketika nomor-nomor itu biasa sebagai tanda pengenal Internet Service Providers (ISP) dalam bagian Negara pusat, IP address bisa sering digunakan untuk mengenali wilayah atau Negara dari komputer yang terhubung ke internet. IP address bisa sewaktu- waktu digunakan untuk memperlihatkan lokasi keberadaan pengguna. Format Penulisan IP Address IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut : xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal : Desimal 192 168 6 80 Biner 11000000 10101000 00000110 01010000 Format IP Address Network ID Host ID IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat jaringan computer, sedangkan host ID menentukan alamat host (komputer, router, switch). Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu host beserta alamat jaringan dimana host itu berada. 3 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
  • 4. Pembagian Kelas IP Address IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk keperluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut : Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang ID 8 bit dengan panjang host 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukis pada gambar dibawah ini: 0-127 0-255 0-255 0-255 0nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh Bit-bit Network Bit-bit Host IP address kelas A Dua bit address kelas B diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara 128-191. network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer mempunyai IP address 192.168.26.161, network ID = 192.168 dan host ID = 26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host. 128-191 0-255 0-255 0-255 10nnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh Bit-bit Network Bit-bit Host IP address kelas B IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP pertama kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 dan 4 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
  • 5. host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256 host. 192-223 0-255 0-255 0-255 110nnnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh Bit-bit Network Bit-bit Host IP address kelas C IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224- 247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai dengan keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID. IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255. Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP address yang menunjukkan jaringan. Penulisan network prefix adalah dengan tanda slash “ / ” yang diikuti angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B 192.168.xxx.xxx digunakan penulisan 192.168/16. Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network prefix kelas B. Address Khusus Selain address yang digunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address tersebut adalah: Network Address .Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 192.168.9.35. Tanpa memakai subnet (akan diterangkan kemudian), network address dari host ini adalah 192.168.0.0 . Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address (192.168) untuk menentukan ke router mana datagram tersebut harus dikirimkan. Analoginya mirip dengan dalam proses pengantaran surat, petugas penyortir pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca selutuh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut. 5 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
  • 6. Broadcast Address. Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang diketahui seluruh host yang ada pada suatu network.Seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim datagram kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi datagram sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi datagram-datagram tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima datagram tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama harus memiliki broadcast address yang sama dan address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu. Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram : pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 192.168.9.35 atau 192.168.240.2, broadcast addressnya adalah 192.168.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing. Multicast Address. Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan datagram-datagram unicast. Artinya, datagram/paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. Hanya host yang memiliki IP address yang sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk seluruh host pada suatu jaringan, maka field address tujuan ini akan berisi alamat broadcast dari jaringan yang bersangkutan. Dari dua mode pengiriman ini (unicast dan broadcast), muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika suatu host ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host group), dengan hanya mengirimkan satu datagram saja. Namun berbeda dengan mode broadcast, hanya host- host yang tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima datagram ini, sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu, dikenalkan konsep multicast. 6 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
  • 7. Pada konsep ini, setiap group yang menjalankan aplikasi bersama mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast address dapat dilihat pada Gambar berikut. 224-239 0-255 0-255 0-255 1110xxxx xxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxx Struktur IP Address Kelas Multicast Address Untuk keperluan multicast, sejumlah IP Address dialokasikan sebagai multicast address. Jika struktur IP address mengikuti bentuk 1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (bentuk desimal 224.0.0.0 sampai 239.255.255.255), maka IP address merupakan multicast address. Alokasi ini ditujukan untuk keperluan group, bukan untuk host seperti pada kelas A, B dan C. Anggota group adalah host-host yang ingin bergabung dalam group tersebut. Anggota ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu subnet, namun bisa mencapai seluruh dunia. Karena menyerupai suatu backbone, maka jaringan muticast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone (Mbone). Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang digunakan : Network ID tidak boleh sama dengan 127 Network ID secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu computer untuk menunjuk dirinya sendiri. Network ID tidak boleh sama dangan 255 Network ID atau Host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan. Network ID tidak boleh sama dengan 0 IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringan bukan suatu host. Host ID harus unik dalam suatu network. Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama. Subnetting Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah topologi network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan subnetting. Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit 7 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
  • 8. tambahan pada bagian network. Address satu network menurut baku dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan , tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut. Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasi berbagai network dengan media fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address yang unik. Selain itu, dengan subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network. Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit (subnet mask) kepada IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP Address yang “ditutupi”(masking) oleh bit-bit subnet mask yang aktif dan bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada subnet mask berarti mengaktifkan masking ( on ), sedangkan bit 0 tidak aktif ( off ). Sebagai contoh kasus mari kita ambil satu IP kelas A dengan nomor 44.6.3.45 . Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut : 44 6 3 45 00101100 00000110 00000011 00101101 IP Address 255 0 0 0 11111111 00000000 00000000 00000000 Subnet Mask 44 0 0 0 00101100 00000000 00000000 00000000 Network Address 44 255 255 255 00101100 11111111 11111111 11111111 Broadcast Address Subnetting 16 bit pada IP Address kelas A Dengan aturan standard, nomor network IP Address ini adalah 44 dan nomor host adalah 6.3.45 . Network tersebut dapat menampung maksimum lebih dari 16juta host yang terhubung langsung. Misalnya pada address ini akan diimplementasikan subnet mask sebanyak 16 bit 255.255.0.0.( Hexa = FF.FF.0.0 atau biner = 8 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
  • 9. 11111111.11111111.00000000.00000000). Perhatikan bahwa pada 16 bit pertama dari subnet mask tersebut berharga 1, sedangkan 16 bit berikutnya adalah 0. Dengan demikian, 16 bit pertama dari suatu IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut akan dianggap sebagai network bit. Nomor network akan berubah menjadi 44.6 dan nomor host menjadi 3.45. Kapasitas maksimum host yang langsung terhubung pada network menjadi sekitar 65 ribu host. Subnetmask identik dengan standard IP Address kelas B. Dengan menerapkan subnet mask tersebut pada satu network kelas A, dapat dibuat 256 network baru dengan kapasitas masing-masing subnet setara network kelas B. Penerapan subnet lebih jauh seperti 255.255.255.0 (24bit) pada kelas A akan menghasilkan jumlah network yang lebih besar(lebih dari 65 ribu network) dengan kapasitas subnet masing-masing sebesar 256 host. Network kelas B juga dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa subnet dengan menerapkan subnet mask yang lebih tinggi seperti untuk 25 bit (255.255.255.128), 26 bit (255.255.255.192), 27 bit (255.255.255.224) dan seterusnya. Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada IP Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network Address dan Broadcast Address. Network Address didefinisikan dengan menset seluruh bit host berharga 0, sedangkan broadcast address dengan menset bit host berharga 1. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, network address adalah alamat network yang berguna pada informasi routing. Suatu host yang tidak perlu mengetahui address sluruh host yang ada pada network yang lain. Informasi yang dibutuhkannya hanyalah address dari network yang akan diihubungi serta gateway untuk mencapai network tersebut. Ilustrasi mengenai subnetting, network address dan broadcast address dapat dilihat pada Tabel dibawah. Dari tabel dapat disimpulkan bagaimana nomor network standard dari suatu IP Address diubah menjadi nomor subnet /subnet address melalui subnetting. IP Address Network Subnet Mask Interpretasi Broadcast Address Address Standard 44.132.1.20 44.0.0.0 255.255.0.0(16bit) Host 1.20 pada 44.132.255.255 subnet 44.132.0.0 81.150.2.3 81.0.0.0 255.255.255.0(24bit) Host 3 pada 81.50.2.255 subnet 81.150.2.0 192.168.2.100 192.168.0.0 255.255.255.128(25bit) Host 100 pada 192.168.2.127 subnet 9 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
  • 10. 192.168.2.0 192.168.2.130 192.168.0.0 255.255.255.192(26bit) Host 130 pada 192.168.2.191 subnet 192.168.2.128 Beberapa kombinasi IP Address, Netmask dan network number Subnetting hanya berlaku pada network local. Bagi network di luar network lokal, nomor network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP address. Router Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai penghalaan. Proses penghalaan terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari protokol tumpukan (stack protocol) tujuh-lapis OSI. Fungsi Router Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN). Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch merupakan suatu jalanan, dan router merupakan penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama, switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat IP sendiri pada sebuah LAN. Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Selain IP Router, ada lagi AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia juga 10 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
  • 11. mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring. Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line (DSL). Router yang digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga dengan DSL router. Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut, meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket disebut juga dengan packet-filtering router. Router umumnya memblokir lalu lintas data yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm yang mampu memperlambat kinerja jaringan. Jenis-Jenis Router Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yakni: static router (router statis): adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statis yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan. dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya. Routing Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah antar-jaringan (internetwork). Penghalaan juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket- paket data dapat dialirhantarkan dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai penghala. Penghala-penghala tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang diterima kepada penghala lainnya hingga sampai kepada tujuannya. Terdapat dua macam penghalaan, yaitu: 11 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
  • 12. 1. Penghalaan Magun (Static Routing) 2. Penghalaan Malar-ubah (Dynamic Routing) Contoh Persoalan Subnetting Menghitung pembagian subnet ke-25 hingga ke-31 192.168.3.55/24 11000000.10101000.00000011.00110111 Subnet mask : 255.255.255.0 (IP kelas C) Network ID : 192.168.3.0 Host ID : 55 /25 : Subnet mask : 255.255.255.128 Subnetting ke : 0 + 1 = 1 Network : 0 Host : 127 /26 : Subnet mask : 255.255.255.192 Subnetting ke : 0 + 1 = 1 Network : 0 Host : 63 /27 : Subnet mask : 255.255.255.224 Subnetting ke : 1 + 1 = 2 Network : 32 Broadcast : 63 /28 : Subnet mask : 255.255.255.240 12 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
  • 13. Subnetting ke : 3 + 1 = 4 Network : 48 Broadcast : 63 /29 : Subnetmask : 255.255.255.248 Subnetting ke : 6 + 1 =7 Network : 48 Broadcast : 55(merupakan IP broadcast) /30 : Subnet mask : 255.255.255.252 Subnetting ke : 13 + 1 = 14 Network : 52 Broadcast : 55(merupakan IP broadcast) /31 : Subnet mask : 255.255.255.254 Subnetting ke : 27 + 1 = 28 Network : 54 Broadcast : 55(merupakan IP broadcast) Rumusan IP bit IP : 0-7. 8-15 . 16-23 . 24-31 net prefix: 8 . 16 . 24 . 32 Classful IP Address: class A : 1.0.0.0 s/d 126.255.255.255 class B : 128.0.0.0 s/d 191.255.255.255 class C : 192.0.0.0 s/d 223.255.255.255 13 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
  • 14. Netmask default: class A : /8(netprefix) atau 255.0.0.0 class B : /16(netprefix) atau 255.255.0.0 class C : /24(netprefix) atau 255.255.255.0 Rumusan: IP = oct1 . oct2 . oct3 . oct4 Netmask = mask_oct1 . mask_oct2 . mask_oct3. mask_oct4 Wildcard = 255.255.255.255 - Netmask net1 = int(oct1:(256-mask_oct1)x(256-mask_oct1) net2 = int(oct2:(256-mask_oct2)x(256-mask_oct2) net3 = int(oct3:(256-mask_oct3)x(256-mask_oct3) net4 = int(oct4:(256-mask_oct4)x(256-mask_oct4) Network = net1.net2.net3.net4 Broadcast = Network + Wildcard Host min = Network + 0.0.0.1 Host max = Broadcast - 0.0.0.1 Host/net = (2^(32-netprefix))-2 Catatan: Network: nilai oct4 harus genap Host min: nilai oct4 harus ganjil Host max: nilai oct4 harus genap Broadcast: nilai oct4 harus ganjil Contoh: 1) Nilai netprefix berada dalam range: /24 < netprefix < /32 a) IP = 118.98.176.214/30 32-30=2 -> 2^2=4 -> 256-4=252 Netmask: 255.255.255.252 14 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
  • 15. Wildcard = 255.255.255.255 - 255.255.255.252 = 0.0.0.3 Network: net1 = int(118:(256-255))x(256-255) = 118 net2 = int(98:(256-255))x(256-255) = 98 net3 = int(176:(256-255))x(256-255) = 176 net4 = int(214:(256-252))x(256-252) = 212 => = 118.98.176.212 Broadcast: 118.98.176.212 + 0.0.0.3 = 118.98.176.215 Host min: 118.98.176.212 + 0.0.0.1Â Â = 118.98.176.213 Host max: 118.98.176.215 - 0.0.0.1Â Â = 118.98.176.214 Hosts/net: (2^(32-30))-2 = 2 b) 118.98.176.214/29 32-29=3 -> 2^3=8 -> 256-8=248 Netmask: 255.255.255.248 Wildcard = 255.255.255.255 - 255.255.255.248 = 0.0.0.7 Network: net1 = int(118:(256-255))x(256-255)Â Â = 118 net2 = int(98:(256-255))x(256-255)Â Â Â Â = Â 98 net3 = int(176:(256-255))x(256-255)Â Â = 176 net4 = int(214:(256-248))x(256-248)Â Â = 208 => = 118.98.176.208 Broadcast: 118.98.176.208 + 0.0.0.7 = 118.98.176.215 Host min: 118.98.176.208 + 0.0.0.1 = 118.98.176.209 Host max: 118.98.176.215 - 0.0.0.1 = 118.98.176.214 Hosts/net: (2^(32-29))-2 2) Nilai netprefix berada dalam range: /16 < netprefix < /24 a) 118.98.176.214/22 24-22=2 -> 2^2=4 -> 256-4=252 15 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
  • 16. Netmask: 255.255.252.0 Wildcard = 255.255.255.255 - 255.255.252.0 = 0.0.3.255 Network: net1 = int(118:(256-255))x(256-255) = 118 net2 = int(98:(256-255))x(256-255) = 98 net3 = int(176:(256-252))x(256-252) = 176 net4 = int(214:(256-0))x(256-0) = 118.98.176.0 Broadcast: 118.98.176.0 + 0.0.3.255 = 118.98.179.255 Host min: 118.98.176.0 + 0.0.0.1 = 118.98.176.1 Host max: 118.98.179.255 - 0.0.0.1= 118.98.179.254 Hosts/net: (2^(32-22))-2 = 1022 b) 118.98.176.214/21 24-21=3 -> 2^3=8 -> 256-8=248 Netmask: 255.255.248.0 Wildcard = 255.255.255.255 - 255.255.248.0 = 0.0.7.255 Network: net1 = int(118:(256-255))x(256-255)Â Â = 118 net2 = int(98:(256-255))x(256-255)Â Â Â Â =Â Â 98 net3 = int(176:(256-248))x(256-248)Â Â = 176 net4 = int(176:(256-0))x(256-0) = 0 => = 118.98.176.0 Broadcast: 118.98.176.0 + 0.0.7.255 = 118.98.183.255 Host min: 118.98.176.0 + 0.0.0.1 = 118.98.176.1 Host max: 118.98.183.255 - 0.0.0.1 = 118.98.183.254 Hosts/net: (2^(32-21))-2= 2046 3) Nilai netprefix berada dalam range: /8 < netprefix < /16 16 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
  • 17. a) 118.98.176.214/14 16-14=2 -> 2^2=4 -> 256-4=252 Netmask: 255.252.0.0 Wildcard = 255.255.255.255 - 255.252.0.0 = 0.3.255.255 Network: net1 = int(118:(256-255))x(256-255) = 118 net2 = int(98:(256-252))x(256-252) = 96 net3 = int(176:(256-0))x(256-0) = 0 net4 = int(214:(256-0))x(256-0) = 0 =>= 118.96.0.0 Broadcast: 118.96.0.0 + 0.3.255.255 = 118.99.255.255 Host min: 118.96.0.0 + 0.0.0.1 = 118.96.0.1 Host max: 118.99.255.255 - 0.0.0.1 = 118.99.255.254 Hosts/net: (2^(32-14))-2 = 262142 b) 118.98.176.214/13 16-13=3 -> 2^3=8 -> 256-8=248 Netmask: 255.248.0.0 Wildcard = 255.255.255.255 - 255.248.0.0 = 0.7.255.255 Network: net1 = int(118:(256-255))x(256-255) = 118 net2 = int(98:(256-248))x(256-248) = 96 net3 = int(176:(256-0))x(256-0) = 0 net4 = int(214:(256-0))x(256-0) = 0 => = 118.96.0.0 Broadcast: 118.96.0.0 + 0.7.255.255 = 118.103.255.255 Host min: 118.96.0.0 + 0.0.0.1 = 118.96.0.1 Host max: 118.103.255.255 - 0.0.0.1 = 118.103.255.254 Hosts/net: (2^(32-13))-2 = 524286 17 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika