LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah
No.
Hasil eksplorasi penyebab
masalah
Akar penyebab masalah
Analisis akar penyebab
masalah
1 Setelah dilakukan analisis
eksplorasi penyebab masalah maka
penyebab munculnya masalah
rendahnya minat dan motivasi
belajar siswa adalah:
1. Model pembelajaran yang
diterapkan di kelas kurang
menarik sehingga kurang
mampu meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.
2. Media pembelajaran yang
digunakan di kelas kurang
menarik.
3. Siswa kurang memahami
koneksi materi yang dipelajari
dengan skill kompetensi
kejuruan yang dipakai
kedepan dalam kehidupan
nyata
4. Perhatian guru terhadap
peserta didik kurang
maksimal.
5. Penerapan GSM (Gerakan
Sekolah Menyenangkan) di
sekolah kurang optimal
6. Kondisi keluarga yang
kurang memperhatikan
aktifitas belajar siswa.
7. Hubungan teman sekelas dan
lingkungan yang kurang
mendukung kegiatan belajar
Dari hasil eksplorasi penyebab masalah
dapat ditelusuri bahwa akar penyebab
masalah adalah :
1. Media pembelajaran yang
digunakan di kelas kurang menarik
sehingga kurang menarik. Media
pembelajaran ini sekaligus
mengelompokkan eksplorasi
penyebab masalah nomer [7]
2. Model pembelajaran yang
diterapkan dikelas kurang menarik
sehingga kurang mampu
meningkatkan motivasi belajar
peserta didik. Model pembelajaran
ini sekaligus mengelompokkan
eksplorasi penyebab masalah
nomer [3, 4, 5]
3. Kondisi keluarga yang kurang
memperhatikan aktifitas belajar
siswa.
Rendahnya minat dan
motivasi belajar siswa
disebabkan oleh model
pembelajaran yang diterapkan
di kelas kurang menarik
sehingga kurang mampu
meningkatkan motivasi belajar
peserta didik.
Model pembelajaran
yang menarik dan inovatif dapat
mengajak siswa untuk berpikir
kritis baik dalam kondisi
sebagai seorang individu
maupun saat dalam kondisi
berkelompok. Model
pembelajaran ini melibatkan
permasalahan dari lingkungan
nyata. Sehingga kemampuan
berpikir kritis tadi adalah dapat
digunakan untuk mengatasi
permasalahan tertentu. dalam
mengatasi permasalahan
hendaknya dilakukan secara ber
makna, relevan, dan kontekstual
Hubungan teman sekelas
dan lingkungan yang kurang
mendukung kegiatan belajar
juga menjadi akar penyebab
masalah. Masalah ini bisa
diselesaikan dengan
penggunaan media
pembelajaran yang menarik
sehingga anak bisa fokus
terhadap materi pembelajaran.
Selain itu kondisi
keluarga yang kurang
memperhatikan aktifitas belajar
siswa juga menjadi akar
penyebab masalah.
2 Setelah dilakukan analisis
eksplorasi penyebab masalah maka
penguasaan literasi dan numerasi
siswa masih rendah disebabkan
oleh :
1. Peserta didik tidak terbiasa
berpikir kritis serta tidak
terbiasa melakukan latihan
soal literasi dan numerasi.
2. Penggunaan buku ajar yang
belum tepat, miskonsepsi
siswa serta pembelajaran yang
tidak kontekstual
Dari hasil eksplorasi penyebab masalah
dapat ditelusuri bahwa akar penyebab
masalah adalah :
1. Penggunaan buku ajar yang belum
tepat. Penggunaan buku ajar
sekaligus mengelompokkan
eksplorasi penyebab masalah
nomer [1, 3, 5]
2. Guru kurang berinovasi dalam
mengembangkan pembelajaran di
kelas sehingga siswa memiliki pola
pikir berfikir kritis dan problem
solving. Kondisi ini bisa diatas
Penguasaan literasi dan
numerasi siswa masih rendah
disebakan penggunaan buku
ajar yang belum tepat.
Buku ajar yang
digunakan oleh siswa
seyogyanya memiliki
karakteriktik sebagai berikut:
(1) diberikan kegiatan warming
up (pemanasan), artinya pada
setiap topik pembahasan akan
diawali dengan beberapa
pertanyaan yang menarik dan
menantang siswa untuk berpikir
3. Budaya membaca peserta
didik masih rendah
4. Guru kurang berinovasi dalam
mengembangkan
pembelajaran sehingga anak
memiliki pola pikir berfikir
kritis dan problem solving
5. Anak anak cenderung hafal
rumus, namun tidak memaknai
arti, fungsi rumus tersebut dan
penggunaannya dalam
kehidupan
dengan penerapan model
pembelajaran yang tepat di kelas.
dan fokus terhadap materi yang
akan dipelajari, (2) materi yang
diberikan dengan
mempertimbangkan koneksi
fisika dengan masalah nyata,
yaitu berupa contoh-contoh
nyata dalam kehidupan sehari-
hari yang bertujuan
mengarahkan siswa kepada
konsep yang diajarkan, (3)
masalah yang disajikan bersifat
aplikatif yang memungkinkan
siswa untuk menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari, (4) pada
setiap masalah yang diberikan
disediakan kolom untuk
mencurahkan ide-idenya yang
muncul pada saat
menyelesaikan masalah atau
bisa juga disebut teknik
mencurahkan ide, (5) pada
bagian akhir setiap topik
terdapat refleksi berupa
pertanyaan-pertanyaan yang
berguna mengajak siswa untuk
merangkum apa yang telah
mereka pelajari, (6) pada bagian
akhir buku siswa terdapat uji
kompetensi yang berisi soal-
soal untuk melatih kemampuan
berpikir kreatif siswa yang dapat
dikerjakan di sekolah maupun di
rumah.
Guru kurang berinovasi
dalam mengembangkan
pembelajaran di kelas sehingga
siswa memiliki pola pikir
berfikir kritis dan problem
solving. Kondisi ini bisa diatas
dengan penerapan model
pembelajaran yang tepat di
kelas. Penjelasan urgensi model
pembelajaran sebagaimana
analisis akar penyebab masalah
nomer [1]
3 Setelah dilakukan analisis
eksplorasi penyebab masalah maka
sebagian besar peserta didik
mengalami kesulitan belajar fisika,
sehingga prestasi/ hasil belajar
prestasi siswa rendah disebakan
oleh :
1. Media pembelajaran yang
digunakan di kelas kurang
menarik sehingga kurang
menarik
2. Kurang memperhatikan
penjelasan guru di kelas. Hal
Dari hasil eksplorasi penyebab masalah
dapat ditelusuri bahwa akar penyebab
masalah adalah :
1. Media pembelajaran yang
digunakan di kelas kurang menarik
sehingga kurang menarik. Media
pembelajaran ini sekaligus
mengelompokkan eksplorasi
penyebab masalah nomer [1, 3, 5]
2. Model pembelajaran yang
diterapkan kurang inovatif untuk
meningkatkan hasil belajar peserta
didik. Model pembelajaran ini
Sebagian besar peserta
didik mengalami kesulitan
belajar fisika, sehingga prestasi/
hasil belajar prestasi siswa
rendah disebakan oleh model
dan media pembelajaran yang
diterapkan kurang inovatif
untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Penerapan
model pembelajaran yang sesuai
dalam pembelajaran fisika
mampu meningkatkan hasil
belajar fisika peserta didik
ini ditunjukkan dengan adanya
gangguan dalam pembelajaran
sehingga peserta didik susah
konsentrasi dan tidak fokus
3. Model pembelajaran yang
diterapkan kurang inovatif
untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik
4. Motivasi peserta didik
terhadap pembelajaran belum
maksimal. Hal ini ditunjukkan
dengan tidak diulang/ jarang
dipelajari lagi materi yang
didapatkan dari sekolah ketika
siswa di rumah
5. Kurangnya kemampuan
perhitungan matematis siswa
sehingga fisika terkesan
banyak rumus yang sulit dan
susah dipahami
6. Siswa kurang terlibat dalam
proses pembelajaran dan
keaktifan kelas sebagian besar
didominasi oleh guru
sekaligus mengelompokkan
eksplorasi penyebab masalah
nomer [1, 3, 5]
3. Kurangnya kemampuan
perhitungan matematis siswa
sehingga fisika terkesan banyak
rumus yang sulit dan sussah
dipahami
karena dengan model
pembelajaran ini siswa dapat
menemukan pengetahuan
barunya sehingga akan lebih
mudah memahami konsep
materinya yang akan berdampak
meningkatkan hasil belajarnya.
Media pembelajaran yang
tepat dapat menjelaskan materi
pembelajaran dengan urutan
yang sistematis dan membantu
dalam penyajian materi yang
menarik untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran, motivasi
dan minat belajara siswa
sehingga siswa dapat berpikir
dan menganalisis materi
pelajaran yang diberikan oleh
guru dengan baik
Media pembelajaran juga
dapat menciptakan situasi
belajar yang menyenangkan ,
memahami materi pelajaran
dengan mudah sehingga siswa
dapat mengerti dan memahami
pelajaran, membantu
konsentrasi belajar siswa
meningkatkan motivasi belajar
siswa karena perhatian siswa
terhadap pelajaran dapat
meningkat.
4 Setelah dilakukan Analisis
eksplorasi penyebab masalah maka
beberapa orang tua kurang
memberikan perhatian terhadap
perkembangan belajar anaknya
disebakan oleh :
1. Kesibukan orang tua dan
kurang harmonisnya situasi
keluarga
2. Broken home
3. Kondisi ekonomi yang kurang
mendukung
4. Kurangnya kesadaran orang
tua terhadap pendidikan
5. Ketidakpercayaan dan
ketidaknyamanan anak
terhadap orang tua.
6. Siswa ingin melepaskan diri
dan menemukan jati diri
Dari hasil eksplorasi penyebab masalah
dapat ditelusuri bahwa akar penyebab
masalah adalah :
1. Kesibukan orang tua. Hal ini ini
sekaligus mengelompokkan
eksplorasi penyebab masalah
nomer [3, 4, 5]
2. Kurang harmonisnya situasi
keluarga. Hal ini ini sekaligus
mengelompokkan eksplorasi
penyebab masalah nomer [5, 6]
3. Kondisi ekonomi yang kurang
mendukung.
Beberapa orang tua
kurang memberikan perhatian
terhadap perkembangan belajar
anaknya disebakan kesibukan
orang tua, kurang harmonisnya
situasi keluarga serta kondisi
ekonomi yang kurang
mendukung. Akar penyebab
masalah ini tidak dapat
diselesaikan dalam proses
pembelajaran, namun tetap
memberikan pengaruh terhadap
hasil belajar siswa.
Peran orang tua dalam
meningkatkan prestasi belajar
anak di sekolah sangatlah besar.
Orang tua yang tidak
memperhatikan pendidikan
anaknya, misalnya mereka acuh
tak acuh terhadap proses belajar
anaknya, tidak memperhatikan
sama sekali akan kepentingan
dan kebutuhan anaknya dalam
belajar, tidak mengatur waktu
belajarnya, tidak menyediakan
atau melengkapi alat belajar,
tidak mau tahu bagaimana
kemajuan belajar anaknya,
kesulitan-kesulitan yang
dialami anaknya dalam belajar
dan lain-lain dapat
menyebabkan anak kurang atau
bahkan tidak berhasil dalam
belajarnya.
5 Setelah dilakukan analisis
eksplorasi penyebab masalah maka
penerapan model pembelajaran
yang inovatif belum optimal
disebakan oleh :
1. Guru kurang bisa
menentukan model
pembelajaran inovatif yang
tepat sesuai dengan
karakteristik.
2. Guru terbiasa menggunakan
satu model pembelajaran pada
semua jenjang kelas,
sehingga terkesan monoton.
3. Guru kurang memahami
dengan baik sintaks dan
langkah pembelajaran inovatif
sehingga kurang motivasi
menerapkannya dalam
pembelajaran
4. Kurangnya penggunaan
teknologi di kelas, pengelola
dan penguasaan kelas
sehingga siswa tidak aktif
dalam pembelajaran
5. Guru kurang mendapatkan
pelatihan mengenai
pemanfaatan model-model
pembelajaran inovatif
Dari hasil eksplorasi penyebab masalah
dapat ditelusuri bahwa akar penyebab
masalah adalah :
1. Guru terbiasa menggunakan satu
model pembelajaran pada semua
jenjang kelas, sehingga terkesan
monoton. Kondisi ini sekaligus
mengelompokkan eksplorasi
penyebab masalah nomer [2, 3]
2. Kurangnya penggunaan teknologi
di kelas, pengelola dan penguasaan
kelas sehingga siswa tidak aktif
dalam pembelajaran
3. Guru kurang mendapatkan
pelatihan mengenai pemanfaatan
model-model pembelajaran
inovatif
Penerapan model
pembelajaran yang inovatif
belum optimal disebakan oleh
guru terbiasa menggunakan
satu model pembelajaran pada
semua jenjang kelas, sehingga
terkesan monoton. Kondisi ini
bisa diatas dengan penerapan
model pembelajaran yang
inovatif di kelas. Penjelasan
urgensi model pembelajaran
sebagaimana analisis akar
penyebab masalah nomer [1]
Kurangnya penggunaan
teknologi di kelas, pengelola
dan penguasaan kelas sehingga
siswa tidak aktif dalam
pembelajaran. Kondisi ini bisa
diatasi dengan model
pembelajaran berbasis IT.
Penjelasan urgensi model
pembelajaran berbasis IT
sebagaimana analisis akar
penyebab masalah nomer [7]
Guru kurang
mendapatkan pelatihan
mengenai pemanfaatan model-
model pembelajaran inovatif.
Hal dapat diatasi dengan
mengikuti pelatihan-pelatihan
IT di luar kelas sebagaimana
analisis akar penyebab masalah
nomer [7]
6 Setelah dilakukan analisis
eksplorasi penyebab masalah maka
kurangnya kemampuan siswa
untuk mengerjakan soal latihan
HOTS dalam pembelajaran
disebakan oleh :
1. Sumber belajar yang ada
belum mendukung peserta
didik untuk pembelajaran
berbasis HOTS
2. Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) belum berbasis HOTS
3. Kemampuan guru dalam
mengembangkan strategi/
Dari hasil eksplorasi penyebab masalah
dapat ditelusuri bahwa akar penyebab
masalah adalah :
1. Sumber belajar yang ada belum
mendukung peserta didik untuk
pembelajaran berbasis HOTS.
2. Model pembelajaran yang
diterapkan dikelas kurang menarik
sehingga kurang mampu
meningkatkan motivasi belajar
peserta didik. Model pembelajaran
ini sekaligus mengelompokkan
eksplorasi penyebab masalah
nomer [3, 4]
Kurangnya kemampuan
siswa untuk mengerjakan soal
latihan HOTS dalam
pembelajaran disebakan oleh
sumber belajar dan LKPD yang
ada belum mendukung peserta
didik untuk pembelajaran
berbasis HOTS. Urgensi
penggunaan LKPD berbasis
HOTS antara lain : merangsang
kemauan siswa dalam belajar
karena media yang ditawarkan
memunculkan rasa penasaran,
mendorong rasa senang kerena
menampilkan konsep yang tidak
model pembelajaran berbasis
HOTS masih rendah
4. Guru kurang mengarahkan dan
memotivasi siswa untuk
mengasah kemampuan
berpikir kritis, kreatif, analitis,
dan evaluatif
3. Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) belum berbasis HOTS
bisa diamati langsung dengan
media lain, membantu siswa
menemukan konsep sains
sehingga media ini menjadi
penghubung antara pengetahuan
awal siswa, merangsang
kemauan siswa dalam belajar
karena media yang ditawarkan
bukan jawaban dari obyek
pengamatan melainkan hanya
petunjuk pelaksanaan saja
sehingga siswa mengalami
proses menemukan sendiri,
mendorong kemandirian siswa
karena masing-masing siswa
diberi kesempatan untuk
melakukan reinforcement
berupa kemampuan berpikir
kritis.
7 Setelah dilakukan Analisis
eksplorasi penyebab masalah maka
pemanfaatan teknologi informasi
(TIK) dalam pembelajaran kurang
optimal disebakan oleh :
1. Rendahnya kemampuan guru
dalam penguasaan TIK dalam
pembelajaran
2. Kurang terbiasa dalam
penggunaan TIK dalam
pembelajaran
3. Guru dan siswa kurang
memahami fungsi, peranan
dan manfaat TIK dalam
pembelajaran
4. Guru dan siswa kurang
mendapatkan kesempatan
dalam pelatihan TIK
5. Keterbatasan waktu KBM.
Sedangkan untuk penggunaan
TIK membutuhkan waktu
untuk pemasangannya
Dari hasil eksplorasi penyebab masalah
dapat ditelusuri bahwa akar penyebab
masalah adalah :
1. Kurang terbiasa dalam penggunaan
TIK dalam pembelajaran. Hal ini
sekaligus mengelompokkan
eksplorasi penyebab masalah
nomer [1, 3, 5].
2. Guru dan siswa kurang
mendapatkan kesempatan dalam
pelatihan TIK.
Pemanfaatan teknologi
informasi (TIK) dalam
pembelajaran kurang optimal
disebakan oleh kurang terbiasa
dalam penggunaan TIK dalam
pembelajaran. Kondisi ini bisa
diatasi dengan model
pembelajaran dengan
mengintegrasikan IT. Integrasi
IT dalam pembelajaran dapat
menyediakan akses terbuka
terhadap materi/ sumber belajar
dan informasi interaktif lainnya.
Proses internalisasi nilai
dalam pembelajaran TIK dapat
ditranformasikan dengan
melakukan pembudayaan di
lingkungan sekolah dengan
mengintegrasikan pendidikan
nilai dalam bahan ajar sehingga
pembiasaan, penugasan, dan
keteladanan menjadi bagian
yang integral, holistik, yang
secara terus menerus menjadi
bagian yang dipelajari,
dipahami, diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Guru dan siswa kurang
mendapatkan kesempatan dalam
pelatihan TIK dapat diatasi
dengan mengikuti pelatihan-
pelatihan IT di luar kelas.
Misalnya Pelatihan Digital
talent dari Kementerian
Komunikasi dan Informatika,
Pelatihan PEMBATIK
(Pembelajaran berbasis TIK).
PEMBATIK merupakan
program peningkatan
kompetensi TIK guru yang
mengacu pada kerangka kerja
peningkatan kompetensi TIK
Guru UNESCO. Standar
kompetensi TIK ini terdiri dari 4
level, yaitu level literasi,
implementasi, kreasi, dan
berbagi & berkolaborasi (4i
leveling).

More Related Content

DOCX
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
DOCX
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
PDF
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
DOCX
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
PDF
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
DOCX
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
PDF
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_ida nurlaila.pdf
DOCX
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah SITI JARIYATIN 1.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_ida nurlaila.pdf
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah SITI JARIYATIN 1.docx

What's hot (20)

DOCX
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
DOCX
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docx
PDF
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
PDF
LK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdf
DOCX
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
DOCX
LK. 1.1. Identifikasi Masalah HELMI NYUSWANDANA.docx
DOCX
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
DOCX
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx
PPTX
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptx
DOCX
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
DOCX
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
PDF
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
PDF
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
DOCX
LK 2.2 Penentuan Solusi .docx
PDF
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
PDF
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
DOCX
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
PDF
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
PDF
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
PDF
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.1. Identifikasi Masalah HELMI NYUSWANDANA.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
LK 2.2 Penentuan Solusi .docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
Ad

Similar to LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx (20)

DOCX
TUGAS PROJECT BEASIC LEARNING LK-1.4.docx
PPTX
PPT SIDANG SKRIPSI #1 Analisis penyebab masalah .pptx
DOCX
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Umum sonawan fitra.docx
PDF
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan masalah yang akan diselesaikan.pdf
PDF
LK 1.3 penentuan penyebab masalah.pdf
PDF
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
PDF
LK 1.2 Ekplorasi Masaalah siklus 2 Kosmas.pdf
PDF
LK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah - Slamet, S.Pd.pdf
PDF
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
DOCX
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
PDF
LK 1.3-2.pdf
PDF
LK 1.3 SIKLUS 1 PPG DALJAB 2023 FITRIANI NURFADILLAH, S. PD.pdf
DOCX
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
PDF
PPT_LK.1.3 PENENTUAN AKAR PENYEBAB MASALAH_RASYIDAH_KELOMPOK C.pdf
DOCX
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
PPTX
PPT LK 1.2 SIKLUS 1 PPG DALJAB 2023 FITRIANI NURFADILLAH, S. PD.pptx
PDF
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah Himatul Ulya New.pdf
DOCX
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Kusniati.docx
PDF
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
DOCX
LK 1.3.docx
TUGAS PROJECT BEASIC LEARNING LK-1.4.docx
PPT SIDANG SKRIPSI #1 Analisis penyebab masalah .pptx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Umum sonawan fitra.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan masalah yang akan diselesaikan.pdf
LK 1.3 penentuan penyebab masalah.pdf
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.2 Ekplorasi Masaalah siklus 2 Kosmas.pdf
LK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah - Slamet, S.Pd.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK 1.3-2.pdf
LK 1.3 SIKLUS 1 PPG DALJAB 2023 FITRIANI NURFADILLAH, S. PD.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
PPT_LK.1.3 PENENTUAN AKAR PENYEBAB MASALAH_RASYIDAH_KELOMPOK C.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
PPT LK 1.2 SIKLUS 1 PPG DALJAB 2023 FITRIANI NURFADILLAH, S. PD.pptx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah Himatul Ulya New.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Kusniati.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.3.docx
Ad

Recently uploaded (20)

PDF
Bahan Bacaan Rencana Kolaborasi Inkuiri.pdf
PPTX
Sistem Pencernaan Manusia IPAS Presentasi Pendidikan Hijau Kuning Bingkai Ilu...
PDF
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PPTX
7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT.pptx xx
DOC
CV_Kanaidi, SE., M.Si., cSAP., CGRC., CBCM_18 Agustus 2025.doc
PDF
MRT Tangguh, Indonesia Maju: Mewujudkan Transportasi Publik yang Aman, Nyaman...
PPTX
Materi Refleksi Akhir Tahun Sutan Raja.pptx
PDF
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
PDF
Laporan Hibah dengan menggunakan NVivo.pdf
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PDF
RPP Pelajaran Mendalam deep learning IPA
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
PDF
Jurnal Kode Etik Guru Untuk Persyaratan PPG
PPTX
Inkuiri_Kolaboratif_Pembelajaran_Mendalam (1).pptx
PPTX
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
PDF
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PPT
KOMITMEN MENULIS DI BLOG IGTIK PB PGRI.ppt
PDF
Laktasi dan Menyusui (MK Askeb Esensial Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
PPTX
PDF_Penyelarasan_Visi,_Misi,_dan_Tujuan_
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
Bahan Bacaan Rencana Kolaborasi Inkuiri.pdf
Sistem Pencernaan Manusia IPAS Presentasi Pendidikan Hijau Kuning Bingkai Ilu...
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT.pptx xx
CV_Kanaidi, SE., M.Si., cSAP., CGRC., CBCM_18 Agustus 2025.doc
MRT Tangguh, Indonesia Maju: Mewujudkan Transportasi Publik yang Aman, Nyaman...
Materi Refleksi Akhir Tahun Sutan Raja.pptx
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
Laporan Hibah dengan menggunakan NVivo.pdf
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 Kurikulum Merdeka
RPP Pelajaran Mendalam deep learning IPA
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
Jurnal Kode Etik Guru Untuk Persyaratan PPG
Inkuiri_Kolaboratif_Pembelajaran_Mendalam (1).pptx
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6 Kurikulum Merdeka
KOMITMEN MENULIS DI BLOG IGTIK PB PGRI.ppt
Laktasi dan Menyusui (MK Askeb Esensial Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
PDF_Penyelarasan_Visi,_Misi,_dan_Tujuan_
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf

LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx

  • 1. LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah 1 Setelah dilakukan analisis eksplorasi penyebab masalah maka penyebab munculnya masalah rendahnya minat dan motivasi belajar siswa adalah: 1. Model pembelajaran yang diterapkan di kelas kurang menarik sehingga kurang mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 2. Media pembelajaran yang digunakan di kelas kurang menarik. 3. Siswa kurang memahami koneksi materi yang dipelajari dengan skill kompetensi kejuruan yang dipakai kedepan dalam kehidupan nyata 4. Perhatian guru terhadap peserta didik kurang maksimal. 5. Penerapan GSM (Gerakan Sekolah Menyenangkan) di sekolah kurang optimal 6. Kondisi keluarga yang kurang memperhatikan aktifitas belajar siswa. 7. Hubungan teman sekelas dan lingkungan yang kurang mendukung kegiatan belajar Dari hasil eksplorasi penyebab masalah dapat ditelusuri bahwa akar penyebab masalah adalah : 1. Media pembelajaran yang digunakan di kelas kurang menarik sehingga kurang menarik. Media pembelajaran ini sekaligus mengelompokkan eksplorasi penyebab masalah nomer [7] 2. Model pembelajaran yang diterapkan dikelas kurang menarik sehingga kurang mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Model pembelajaran ini sekaligus mengelompokkan eksplorasi penyebab masalah nomer [3, 4, 5] 3. Kondisi keluarga yang kurang memperhatikan aktifitas belajar siswa. Rendahnya minat dan motivasi belajar siswa disebabkan oleh model pembelajaran yang diterapkan di kelas kurang menarik sehingga kurang mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Model pembelajaran yang menarik dan inovatif dapat mengajak siswa untuk berpikir kritis baik dalam kondisi sebagai seorang individu maupun saat dalam kondisi berkelompok. Model pembelajaran ini melibatkan permasalahan dari lingkungan nyata. Sehingga kemampuan berpikir kritis tadi adalah dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tertentu. dalam mengatasi permasalahan hendaknya dilakukan secara ber makna, relevan, dan kontekstual Hubungan teman sekelas dan lingkungan yang kurang mendukung kegiatan belajar juga menjadi akar penyebab masalah. Masalah ini bisa diselesaikan dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik sehingga anak bisa fokus terhadap materi pembelajaran. Selain itu kondisi keluarga yang kurang memperhatikan aktifitas belajar siswa juga menjadi akar penyebab masalah. 2 Setelah dilakukan analisis eksplorasi penyebab masalah maka penguasaan literasi dan numerasi siswa masih rendah disebabkan oleh : 1. Peserta didik tidak terbiasa berpikir kritis serta tidak terbiasa melakukan latihan soal literasi dan numerasi. 2. Penggunaan buku ajar yang belum tepat, miskonsepsi siswa serta pembelajaran yang tidak kontekstual Dari hasil eksplorasi penyebab masalah dapat ditelusuri bahwa akar penyebab masalah adalah : 1. Penggunaan buku ajar yang belum tepat. Penggunaan buku ajar sekaligus mengelompokkan eksplorasi penyebab masalah nomer [1, 3, 5] 2. Guru kurang berinovasi dalam mengembangkan pembelajaran di kelas sehingga siswa memiliki pola pikir berfikir kritis dan problem solving. Kondisi ini bisa diatas Penguasaan literasi dan numerasi siswa masih rendah disebakan penggunaan buku ajar yang belum tepat. Buku ajar yang digunakan oleh siswa seyogyanya memiliki karakteriktik sebagai berikut: (1) diberikan kegiatan warming up (pemanasan), artinya pada setiap topik pembahasan akan diawali dengan beberapa pertanyaan yang menarik dan menantang siswa untuk berpikir
  • 2. 3. Budaya membaca peserta didik masih rendah 4. Guru kurang berinovasi dalam mengembangkan pembelajaran sehingga anak memiliki pola pikir berfikir kritis dan problem solving 5. Anak anak cenderung hafal rumus, namun tidak memaknai arti, fungsi rumus tersebut dan penggunaannya dalam kehidupan dengan penerapan model pembelajaran yang tepat di kelas. dan fokus terhadap materi yang akan dipelajari, (2) materi yang diberikan dengan mempertimbangkan koneksi fisika dengan masalah nyata, yaitu berupa contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari- hari yang bertujuan mengarahkan siswa kepada konsep yang diajarkan, (3) masalah yang disajikan bersifat aplikatif yang memungkinkan siswa untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, (4) pada setiap masalah yang diberikan disediakan kolom untuk mencurahkan ide-idenya yang muncul pada saat menyelesaikan masalah atau bisa juga disebut teknik mencurahkan ide, (5) pada bagian akhir setiap topik terdapat refleksi berupa pertanyaan-pertanyaan yang berguna mengajak siswa untuk merangkum apa yang telah mereka pelajari, (6) pada bagian akhir buku siswa terdapat uji kompetensi yang berisi soal- soal untuk melatih kemampuan berpikir kreatif siswa yang dapat dikerjakan di sekolah maupun di rumah. Guru kurang berinovasi dalam mengembangkan pembelajaran di kelas sehingga siswa memiliki pola pikir berfikir kritis dan problem solving. Kondisi ini bisa diatas dengan penerapan model pembelajaran yang tepat di kelas. Penjelasan urgensi model pembelajaran sebagaimana analisis akar penyebab masalah nomer [1] 3 Setelah dilakukan analisis eksplorasi penyebab masalah maka sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan belajar fisika, sehingga prestasi/ hasil belajar prestasi siswa rendah disebakan oleh : 1. Media pembelajaran yang digunakan di kelas kurang menarik sehingga kurang menarik 2. Kurang memperhatikan penjelasan guru di kelas. Hal Dari hasil eksplorasi penyebab masalah dapat ditelusuri bahwa akar penyebab masalah adalah : 1. Media pembelajaran yang digunakan di kelas kurang menarik sehingga kurang menarik. Media pembelajaran ini sekaligus mengelompokkan eksplorasi penyebab masalah nomer [1, 3, 5] 2. Model pembelajaran yang diterapkan kurang inovatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran ini Sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan belajar fisika, sehingga prestasi/ hasil belajar prestasi siswa rendah disebakan oleh model dan media pembelajaran yang diterapkan kurang inovatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penerapan model pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran fisika mampu meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik
  • 3. ini ditunjukkan dengan adanya gangguan dalam pembelajaran sehingga peserta didik susah konsentrasi dan tidak fokus 3. Model pembelajaran yang diterapkan kurang inovatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik 4. Motivasi peserta didik terhadap pembelajaran belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan tidak diulang/ jarang dipelajari lagi materi yang didapatkan dari sekolah ketika siswa di rumah 5. Kurangnya kemampuan perhitungan matematis siswa sehingga fisika terkesan banyak rumus yang sulit dan susah dipahami 6. Siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran dan keaktifan kelas sebagian besar didominasi oleh guru sekaligus mengelompokkan eksplorasi penyebab masalah nomer [1, 3, 5] 3. Kurangnya kemampuan perhitungan matematis siswa sehingga fisika terkesan banyak rumus yang sulit dan sussah dipahami karena dengan model pembelajaran ini siswa dapat menemukan pengetahuan barunya sehingga akan lebih mudah memahami konsep materinya yang akan berdampak meningkatkan hasil belajarnya. Media pembelajaran yang tepat dapat menjelaskan materi pembelajaran dengan urutan yang sistematis dan membantu dalam penyajian materi yang menarik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, motivasi dan minat belajara siswa sehingga siswa dapat berpikir dan menganalisis materi pelajaran yang diberikan oleh guru dengan baik Media pembelajaran juga dapat menciptakan situasi belajar yang menyenangkan , memahami materi pelajaran dengan mudah sehingga siswa dapat mengerti dan memahami pelajaran, membantu konsentrasi belajar siswa meningkatkan motivasi belajar siswa karena perhatian siswa terhadap pelajaran dapat meningkat. 4 Setelah dilakukan Analisis eksplorasi penyebab masalah maka beberapa orang tua kurang memberikan perhatian terhadap perkembangan belajar anaknya disebakan oleh : 1. Kesibukan orang tua dan kurang harmonisnya situasi keluarga 2. Broken home 3. Kondisi ekonomi yang kurang mendukung 4. Kurangnya kesadaran orang tua terhadap pendidikan 5. Ketidakpercayaan dan ketidaknyamanan anak terhadap orang tua. 6. Siswa ingin melepaskan diri dan menemukan jati diri Dari hasil eksplorasi penyebab masalah dapat ditelusuri bahwa akar penyebab masalah adalah : 1. Kesibukan orang tua. Hal ini ini sekaligus mengelompokkan eksplorasi penyebab masalah nomer [3, 4, 5] 2. Kurang harmonisnya situasi keluarga. Hal ini ini sekaligus mengelompokkan eksplorasi penyebab masalah nomer [5, 6] 3. Kondisi ekonomi yang kurang mendukung. Beberapa orang tua kurang memberikan perhatian terhadap perkembangan belajar anaknya disebakan kesibukan orang tua, kurang harmonisnya situasi keluarga serta kondisi ekonomi yang kurang mendukung. Akar penyebab masalah ini tidak dapat diselesaikan dalam proses pembelajaran, namun tetap memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Peran orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar anak di sekolah sangatlah besar. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap proses belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajar, tidak mau tahu bagaimana
  • 4. kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami anaknya dalam belajar dan lain-lain dapat menyebabkan anak kurang atau bahkan tidak berhasil dalam belajarnya. 5 Setelah dilakukan analisis eksplorasi penyebab masalah maka penerapan model pembelajaran yang inovatif belum optimal disebakan oleh : 1. Guru kurang bisa menentukan model pembelajaran inovatif yang tepat sesuai dengan karakteristik. 2. Guru terbiasa menggunakan satu model pembelajaran pada semua jenjang kelas, sehingga terkesan monoton. 3. Guru kurang memahami dengan baik sintaks dan langkah pembelajaran inovatif sehingga kurang motivasi menerapkannya dalam pembelajaran 4. Kurangnya penggunaan teknologi di kelas, pengelola dan penguasaan kelas sehingga siswa tidak aktif dalam pembelajaran 5. Guru kurang mendapatkan pelatihan mengenai pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif Dari hasil eksplorasi penyebab masalah dapat ditelusuri bahwa akar penyebab masalah adalah : 1. Guru terbiasa menggunakan satu model pembelajaran pada semua jenjang kelas, sehingga terkesan monoton. Kondisi ini sekaligus mengelompokkan eksplorasi penyebab masalah nomer [2, 3] 2. Kurangnya penggunaan teknologi di kelas, pengelola dan penguasaan kelas sehingga siswa tidak aktif dalam pembelajaran 3. Guru kurang mendapatkan pelatihan mengenai pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif Penerapan model pembelajaran yang inovatif belum optimal disebakan oleh guru terbiasa menggunakan satu model pembelajaran pada semua jenjang kelas, sehingga terkesan monoton. Kondisi ini bisa diatas dengan penerapan model pembelajaran yang inovatif di kelas. Penjelasan urgensi model pembelajaran sebagaimana analisis akar penyebab masalah nomer [1] Kurangnya penggunaan teknologi di kelas, pengelola dan penguasaan kelas sehingga siswa tidak aktif dalam pembelajaran. Kondisi ini bisa diatasi dengan model pembelajaran berbasis IT. Penjelasan urgensi model pembelajaran berbasis IT sebagaimana analisis akar penyebab masalah nomer [7] Guru kurang mendapatkan pelatihan mengenai pemanfaatan model- model pembelajaran inovatif. Hal dapat diatasi dengan mengikuti pelatihan-pelatihan IT di luar kelas sebagaimana analisis akar penyebab masalah nomer [7] 6 Setelah dilakukan analisis eksplorasi penyebab masalah maka kurangnya kemampuan siswa untuk mengerjakan soal latihan HOTS dalam pembelajaran disebakan oleh : 1. Sumber belajar yang ada belum mendukung peserta didik untuk pembelajaran berbasis HOTS 2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) belum berbasis HOTS 3. Kemampuan guru dalam mengembangkan strategi/ Dari hasil eksplorasi penyebab masalah dapat ditelusuri bahwa akar penyebab masalah adalah : 1. Sumber belajar yang ada belum mendukung peserta didik untuk pembelajaran berbasis HOTS. 2. Model pembelajaran yang diterapkan dikelas kurang menarik sehingga kurang mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Model pembelajaran ini sekaligus mengelompokkan eksplorasi penyebab masalah nomer [3, 4] Kurangnya kemampuan siswa untuk mengerjakan soal latihan HOTS dalam pembelajaran disebakan oleh sumber belajar dan LKPD yang ada belum mendukung peserta didik untuk pembelajaran berbasis HOTS. Urgensi penggunaan LKPD berbasis HOTS antara lain : merangsang kemauan siswa dalam belajar karena media yang ditawarkan memunculkan rasa penasaran, mendorong rasa senang kerena menampilkan konsep yang tidak
  • 5. model pembelajaran berbasis HOTS masih rendah 4. Guru kurang mengarahkan dan memotivasi siswa untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, kreatif, analitis, dan evaluatif 3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) belum berbasis HOTS bisa diamati langsung dengan media lain, membantu siswa menemukan konsep sains sehingga media ini menjadi penghubung antara pengetahuan awal siswa, merangsang kemauan siswa dalam belajar karena media yang ditawarkan bukan jawaban dari obyek pengamatan melainkan hanya petunjuk pelaksanaan saja sehingga siswa mengalami proses menemukan sendiri, mendorong kemandirian siswa karena masing-masing siswa diberi kesempatan untuk melakukan reinforcement berupa kemampuan berpikir kritis. 7 Setelah dilakukan Analisis eksplorasi penyebab masalah maka pemanfaatan teknologi informasi (TIK) dalam pembelajaran kurang optimal disebakan oleh : 1. Rendahnya kemampuan guru dalam penguasaan TIK dalam pembelajaran 2. Kurang terbiasa dalam penggunaan TIK dalam pembelajaran 3. Guru dan siswa kurang memahami fungsi, peranan dan manfaat TIK dalam pembelajaran 4. Guru dan siswa kurang mendapatkan kesempatan dalam pelatihan TIK 5. Keterbatasan waktu KBM. Sedangkan untuk penggunaan TIK membutuhkan waktu untuk pemasangannya Dari hasil eksplorasi penyebab masalah dapat ditelusuri bahwa akar penyebab masalah adalah : 1. Kurang terbiasa dalam penggunaan TIK dalam pembelajaran. Hal ini sekaligus mengelompokkan eksplorasi penyebab masalah nomer [1, 3, 5]. 2. Guru dan siswa kurang mendapatkan kesempatan dalam pelatihan TIK. Pemanfaatan teknologi informasi (TIK) dalam pembelajaran kurang optimal disebakan oleh kurang terbiasa dalam penggunaan TIK dalam pembelajaran. Kondisi ini bisa diatasi dengan model pembelajaran dengan mengintegrasikan IT. Integrasi IT dalam pembelajaran dapat menyediakan akses terbuka terhadap materi/ sumber belajar dan informasi interaktif lainnya. Proses internalisasi nilai dalam pembelajaran TIK dapat ditranformasikan dengan melakukan pembudayaan di lingkungan sekolah dengan mengintegrasikan pendidikan nilai dalam bahan ajar sehingga pembiasaan, penugasan, dan keteladanan menjadi bagian yang integral, holistik, yang secara terus menerus menjadi bagian yang dipelajari, dipahami, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Guru dan siswa kurang mendapatkan kesempatan dalam pelatihan TIK dapat diatasi dengan mengikuti pelatihan- pelatihan IT di luar kelas. Misalnya Pelatihan Digital talent dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Pelatihan PEMBATIK (Pembelajaran berbasis TIK). PEMBATIK merupakan
  • 6. program peningkatan kompetensi TIK guru yang mengacu pada kerangka kerja peningkatan kompetensi TIK Guru UNESCO. Standar kompetensi TIK ini terdiri dari 4 level, yaitu level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi & berkolaborasi (4i leveling).