PLC
Programmable Logic Controller
by
HENNY SUTRISNO
SMK NEGERI 2 WONOSARI
Jl. K.H. Agus Salim Wonosari, Gunungkidul Telp. (0274) 391019, Fax. (0274) 392454
Laman : http://www.smkn2wonosari.sch.id, E_mail : stmnegerigk@yahoo.com
PENGENALAN PLC
Di dalam teknik pengendali dibedakan menjadi dua jenis
pengendali :
Pengendali terprogram dengan pengawatan:
a. program tetap melalui pengawatan
b. program tidak tetap melalui sakelar pilih
Pengendali terprogram yang tersimpan dengan PLC :
a) program tersimpan yang dapat diprogram bebas
melalui RAM (Random Access Memory).
a. program tersimpan yang programnya tidak dapat
diubah-ubah melalui ROM (Read Only Memory),
PROM (Programmable Read Only Memory), EPROM
(Eraseable Programmable Read Only Memory).
Pengendali terprogram tetap dengan pengawatan dapat
dioperasikan melalui komponen-komponen relai, magnetik
kontaktor dan rangkaian elektronik. Kontak hubung-tutup dari
komponen-komponen tersebut yang melakukan kerja rangkaian
pengendali. Melalui kontak-kontak relai hubungan seri - paralel
rangkaian pengendali dibuat. Fungsi pengendali dapat dihasilkan
melalui pengawatan dari komponen-komponen tersebut.
Pada pengendali terprogram dengan PLC , fungsi
pengendali tidak tergantung dari pengawatannya. Elemen input
( tombol tekan, sensor ) dan elemen output dihubungkan ke
peralatan PLC. Hubungan elemen input dan output tidak
dilakukan dengan pengawatan tetapi melalui pemrograman
dengan peralatan pemrogram ( Personal Komputer atau
peralatan khusus
materi_PLC.ppt
Programmable logic controller (PLC) yang pertama telah
dikembangkan oleh para insinyur General Motor pada tahun 1968,
saat mana perusahaan menemukan jalan buntu untuk mencari
pengganti sistem kontrol relai yang sangat komplek
Sehingga ditetapkan bahwa sistem kontrol baru ini (PLC) harus
memenuhi beberapa persyaratan yang sekaligus merupakan
keuntungannya, yaitu sebagai berikut:
1. Pemrograman sederhana
2. Perubahan program tanpa harus merubah sistem (tidak ada
perubahan instalasi di dalamnya)
3. Lebih kecil, lebih murah dan lebih stabil dari pada hubungan
sistem kontrol relai
4. Sederhana, biaya perawatan murah
Perkembangan berikutnya difokuskan di dalam sistem yang
memungkinkan sambungan dilakukan secara sederhana untuk
sinyal-sinyal biner. Ketentuan-ketentuan seperti bagaimana sinyal-
sinyal dihubungkan adalah menjadi bagian tugas di dalam
program kontrol. Dengan sistem kontrol baru ini menjadi
mungkin untuk pertama kali merencanakan sinyal-sinyal pada
layar dan menyimpan di dalam penyimpan elektronik.
Sejak itu, tiga dekade telah dilewati, hingga kemajuan yang sangat
pesat telah dilakukan di dalam pengembangan elektronik mikro,
seperti halnya pada PLC. Misalnya, bagaimana mengoptimalkan
program tanpa harus khawatir dengan kapasitas memori yang
terbatas. Sekarang hal ini menjadi sesuatu yang sangat mudah
untuk diatasi.
Selain itu jangkauan fungsinya telah berkembang sangat pesat.
Limabelas tahun yang lalu, visualisasi proses, dan proses analog
dengan menggunakan PLC sebagai kontrol dianggap sebagai suatu
impian. Sekarang, pendukung dari fungsi-fungsi ini telah menyatu
dengan banyak PLC.
STRUKTUR PLC
Dengan sistem komputer, perbedaan secara umum adalah terletak
pada hardware (perangkat keras), firmware (perangkat tetap), dan
software (perangkat lunak). Tetapi secara prinsip pokok PLC
menggunakan struktur yang sama dengan komputer mikro. Gambar
4.1 menggambarkan struktur dasar sebuah komputer mikro.
Hardware terdiri dari piranti teknologi aktual, seperti PCB (printed
circuit boards), modul-modul terintegrasi, kabel-kabel, batery, kotak
rumah, dll.
Firmware adalah bagian dari software, dimana secara permanen
dipasang dan disediakan oleh pabrik pembuat PLC. Ini termasuk
sistem dasar rutin, digunakan untuk starting processor setelah
power dihidupkan. Disamping itu, ada sistem operasi dalam kasus
PLC, dimana secara umum disimpan di dalam ROM (Read Only
Memory) yaitu sebuah penyimpan yang hanya dapat dibaca atau
didalam EPROM (Eraseable Program Read Only Memory) dengan
media penyimpan ini program lama dapat dimungkinkan untuk
dihapus dengan sinar ultraviolet.
Software digunakan untuk memprogram PLC, ditulis oleh
pemakai PLC. Program biasanya dipasang didalam RAM, random
access memory, dimana program secara mudah dapat
dimodifikasi.
Hardware PLC – seperti pada kebanyakan sistem mikro komputer
sekarang – berdasarkan pada sistem bus. Sebuah sistem bus adalah
sejumlah jalur listrik dibagi ke dalam addres, data, dan jalur kontrol.
Jalur address digunakan untuk memilih address pada sambungan
bus dan jalur data untuk mengirim informasi yang diperlukan. Jalur
kontrol diperlukan untuk mengaktifkan bus yang benar juga sebagai
transmitter atau pengirim (sender). Kebanyakan bus yang
disambungkan ke sistem bus adalah microprocessor dan memori.
Memori dapat dibagi ke dalam memori untuk firmware dan memori
untuk program dan data. Tergantung pada struktur PLC, modul-
modul input dan output dihubungkan ke common bus tunggal atau
– dengan bantuan interface bus ke bus I/O eksternal. Teristimewa
dalam hal sistem PLC modular yang lebih panjang, bus I/O
eksternal biasa digunakan.
Akhirnya, hubungan/sambungan diperlukan untuk piranti
pemrograman atau PLC, sekarang lebih banyak dalam bentuk
interface serial. Gambar 4.2 dibawah memperlihatkan salah satu
bentuk contoh PLC.
Gambar 4.2. Programmable Logic Controller Festo FPC 101
UNIT PUSAT KONTROL PADA PLC
Pada prinsipnya, unit pusat kontrol PLC terdiri dari sebuah
mikrokomputer. Sistem pengoperasian PLC seperti halnya
komputer pada umumnya, dioptimalkan secara khusus untuk tugas
teknologi kontrol
Bentuk Unit Pusat Kontrol
Gambar berikut mengilustrasikan versi sederhana dari
mikroprosessor yang menampilkan inti dari mikrokomputer
Sebuah mikroprosesor terdiri dari unit aritmetik utama, unit
kontrol, dan beberapa bilangan pada unit-unit memori internal,
yang disebut register.
Arithmetic unit (ALU: rithmetic logic unit) terdiri dari dua atau
lebih accumulator dan berfungsi menjalankan operasi aritmatik
dan logika dengan data yang dikirim
Accumulator adalah register khusus yang ditugaskan secara
langsung ke ALU. Hal ini menyimpan kedua data untuk diproses
sebagai hasil operasi. Desain accumulator biasanya terdiri dari 1
wort ( = 2 byte = 16 bit) atau untuk prosesor yang lebih tinggi
memiliki accumulator yang terdiri dari 2 wort (=32 bit).
Instruction register menyimpan perintah yang dipanggil dari
memori program hingga hal ini dikode dan dijalankan
Perintah (command) terdiri dari sebuah bagian operasi dan
bagian alamat. Bagian operasi menandakan operasi logika yang
dikeluarkan/dijalankan. Bagian alamat mendefinisikan operan
(sinyal-sinyal input, flag, dll), dengan mana operasi logika
dijalankan.
Program counter adalah register, yang berisi alamat-alamat pada
perintah berikutnya untuk diproses.
Control unit mengatur dan mengontrol urutan logika masuk pada
operasi yang diperlukan untuk menjalankan perintah.
Siklus Instruksi Di dalam Unit Kontrol Pusat
Sekarang sistem mikrokomputer konvensional beroperasi menurut apa
yang disebut “prinsip von-Neumann”. Aturan prinsip ini, komputer
memproses program baris demi baris. Dalam istilah sederhana, Anda
dapat mengatakan bahwa setiap baris program pada program pemakai
PLC di proses dalam urutan.
Hal ini diterapkan secara menyeluruh tanpa melihat bahasa program
yang digunakan, dimana program PLC ditulis, baik dalam bentuk
program teks (statement list) atau program gambar (ladder diagram,
sequential function chart). Karena variasi bentuk-bentuk pada
penggambaran ini selalu berakibat dalam urutan baris program di
dalam komputer, mereka setelah itu diproses satu setelah yang lain
Pada prinsipnya, baris program, yaitu perintah secara umum, diproses
dalam dua tahap:
1. Penarikan perintah dari memori program
2. Menjalankan perintah
Isi ‘program counter’ ditransfer ke bus alamat. Unit kontrol lalu
menyebabkan perintah pada alamat tertentu di dalam memori
program, akan dikirim ke bus data. Dari sana, perintah dibaca ke
‘instruction register’. Pertama kali perintah telah dikode, unit kontrol
membangkitkan urutan pada sinyal-sinyal untuk dijalankan
Selama menjalankan program, perintah-perintah ditarik di dalam
urutan. Mekanisme yang mengatur urutan ini sangatlah diperlukan.
Tugas ini dilakukan oleh ‘penambah sederhana’, seperti fasilitas
penambah langkah di dalam ‘program counter’.
materi_PLC.ppt
Mode Fungsi Pada PLC
Struktur pemrosesan informasi
Pemrosesan informasi pada manusia maupun pemrosesan
informasi pada sistem otomatisasi dibagi dalam tiga tahapan
yaitu: masukan data , pengolahan data/penyipanan data dan
keluaran data.
Masukan data adalah informasi yang diambil dari keadaan
sebuah sistem.
Pengolahan data dan penyipanan data disini data yang telah diambi
dari masukan data atau informasi yang telah tersimpan
diproses/dikerjakan. Hasil dari proses selain disimpan dalam
memori dapat pula dikeluarkan sebagai output data.
Keluaran data adalah informasi dari hasil pemrosesan yang
dikeluakan untuk sistem.
Blok diagram berikut ini mengilustrsikan urutan pemrosesan
informasi pada manusia maupun pada sistem otomatisasi.
Pada pemrosesan informasi dalam otomatisasi, informasi yang
akan dikerjakan diambil melalui modul masukan (input) sebagai
sumber. Informasi yang telah diterima dikerjakan dalam prosesor
dengan bantuan program yang telah tersimpan. Hasil pemrosesan
dikeluarkan ke modul output melalui sinyal sebagai pembawa
invormasi.
Pemrosesan Program (Exsekusi Program)
Program PLC secara kontinyu di prosses di dalam siklus. Exsekusi
program PLC oleh CPU ini dipilih melalui penghitung alamat,
dimana pada masing-masing alamat terdapat baris memori yang
didalamnya tertulis instruksi
Karakteristik siklus pemrosesan adalah:
• Segera setelah program dijalankan pertama kali hingga
baris program terakir secara otomatis melompat kembali ke
bagian awal serangkaian proses ini disebut satu siklus dan
pemrosesan diulangi lagi. (Gambar 3)
• Pada permulaan siklus, status pada input-input disimpan di
dalam tabel proses bayangan.input. Proses bayangan input
ini menyediakan area memori tersendiri di RAM-memori
dalam unit pusat kontrol (CPU). Selama siklus status input
dalam tabel bayangan hingga siklus berakhir tetap konstan
walaupun secara fisik input telah diubah.
• Eksekusi program dilaksanakan mulai dari baris instruksi pada
alamat terendah, kemudian penghitung alamat menambahkan 1
sehinga baris instruksi berikutnya dipidahkan ke prosessor untuk
di kerjakan (di exsekusi).
• Serupa dengan input, output-output tidak dengan segera ter-set
atau reset selama siklus, tetapi status disimpan dengan segera
didalam proses ke tabel bayangan output. Hanya pada akhir
siklus semua output secara fisik disambungkan sesuai dengan
status logika yang tersimpan di dalam tabel bayangan output
(PIQ) ke output
Pemrosesan pada baris program melalui unit pusat kontrol PLC
memerlukan waktu dimana tergantung pada PLC dan operasinya yang
berkisar antara beberapa mikro detik sampai beberapa mili detik.
Waktu yang diperlukan oleh PLC untuk sekali menjalankan program
termasuk di dalamnya mewujudkan dan mengeluarkan proses
bayangan, diistilahkan dengan waktu siklus. Untuk program yang
lebih panjang, masing-masing PLC memembutuhkan untuk
memproses baris program dalam siklus yang lebih panjang pula.
Periode waktu yang sesungguhnya untuk hal ini berkisar antara
mendekati 1 dan 100 mili detik.
Konsekuensi pemrosesan program PLC secara siklus dengan
menggunakan proses bayangan sebagai berikut:
• Sinyal input yang lebih pendek dari waktu siklus kemungkinan
tidak akan disimpan.
• Dalam hal yang sama, ada kemungkinan tertundanya waktu pada
dua siklus antara terjadinya sebuah sinyal input dan munculnya
reaksi pada output untuk sinyal ini.
• Semenjak perintah diproses secara urut, urutan perilaku spesifik
pada program PLC menjadi sesuatu yang sangat penting.
Dengan beberapa aplikasi hal ini adalah penting untuk input-
input atau output-output yang akan diakses secara langsung
selama siklus. Jenis ini pada pemrosesan program, pemendekan
jalur pada proses bayangan, bagaimanapun juga didukung oleh
beberapa sistem PLC.
Piranti Pemrograman/Personal Computer (PC)
Setiap PLC mempunyai alat pemrograman dan diagnostik untuk
mendukung aplikasi PLC.
• Pemrograman (programming)
• Ujicoba (testing)
• Penggabungan/pengintegrasian (commissioning)
• Pencarian kesalahan (fault finding)
• Dokumentasi program (program documentation)
• Penyimpan program (program storage)
Alat-alat pemrograman dan diagnostik ini dapat pula dalam bentuk
yang lebih khusus berupa piranti pemrograman atau personal
komputer lengkap dengan software-nya. Sekarang, yang lebih
mutakhir kebanyakan lebih disukai piranti yang bervariasi,
semenjak kapasitas PC modern menjadi sangat besar, dikombinasi
dengan keunggulan komparatif berupa rendahnya biaya awal dan
fleksibilitas yang tinggi.
Juga tersedia dan dikembangkan apa yang disebut pemrogram
dengan tangan untuk sistem kontrol mini dan untuk maksud
perawatan. Dengan penambahan fungsi pada PC LapTop, yakni
portabel, PC beroperasi dengan batery, kepentingan terhadap
pemrogram dengan tangan terus menurun.
Bagian Pembentukan Fungsi-fungsi Sistem Software
Pokok pada Alat Pemrograman dan Diagnosa
Software-software pemrograman yang mengacu pada IEC 1131-1
harus menyediakan bagi pengguna dalam bentuk urutan fungsi-
fungsi. Karena itu software pemrograman harus memuat modul-
modul software untuk:
Input Program
Pembuatan dan pemodifikasian program dalam salah satu bahasa
pemrograman melalui PLC
Test Kalimat
Pengecekan program masukan dan data masukan untuk keakuratan
kalimat, dengan demikian memperkecil input dari kesalahan program
Penerjemah(Assembler)
Penerjemahan program masukan ke dalam program yang dapat
dibaca dan diproses oleh PC, yakni pada umumnya dengan kode
mesin yang berkait dengan PC
Sambungan antara PLC dan PC
Sambungan/rangkaian data ini menyebabkan terjadinya pemanggilan
program ke PLC dan memungkinkan pelaksanaan test fungsi-fungsi.
Test Fungsi-fungsi
Mensupport pengguna selama penulisan dan pembatasan kesalahan
dan pengecekan program pengguna melalui
1. Cek status pada output dan input, timer, counter, dll
2. Pengetesan urutan program dalam arti pada operasi step tunggal,
perintah STOP, dll
3. Simulasi dalam arti pengesetan manual pada input/output,
pengesetan konstanta, dll.
Tampilan Status Sistem Kontrol
Informasi yang dikeluarkan mengenai mesin, proses dan status pada
sistem PLC
1. Tampilan status pada sinyal-sinyal input/output
2. Tampilan/perekaman perubahan status di dalam sinyal-sinyal
eksternal dan data internal
3. Pemantauan pada waktu pelaksanaan/eksekusi
4. Ukuran waktu sesungguhnya pada pelaksanaan program
Dokumentasi
Penggambaran yang menjelaskan sistem PLC dan program
pengguna. Terdiri dari:
1. Penjelasan konfigurasi hardware
2. Printout dari program pengguna lengkap dengan data dan
pengenal untuk sinyal-sinyal dan komentar
3. Daftar referensi-silang untuk semua data terproses sebagaimana
halnya input-input, output, timer, dll
4. Penjelasan modifikasi
Pengarsipan Program Pengguna
Pengamanan pogram pengguna dalam memori yang tidak mudah
hilang/berubah seperti halnya EPROM, dll.
Bahasa Pemrograman
IEC1131-3 menetapkan lima bahasa pemrograman:
1. Ladder Diagram (LAD)
2. Diagram Blok Fungsi (Function Block Diagram/FBD)
3. Daftar Instruksi (Statement List /STL)
4. Teks Terstruktur (Structured Text/ST)
5. Urutan Chart Fungsi (Sequential Function Chart/SFC)
Meskipun secara fungsi dan struktur dari bahasa-bahasa ini
sangat berbeda, mereka dikategorikan sebagai satu keluarga
bahasa oleh IEC 1131-3 dengan pelengkapan elemen-elemen
struktur (pernyataan variabel, bagian-bagian organisasi seperti
halnya fungsi dan blok fungsi, dll) dan elemen-elemen
konfigurasi. Dari kelima bahasa program diatas yang sering digunakan
adalah: Ladder Diagram (LAD), Diagram Blok Fungsi (Function Block
Diagram/FBD) dan Daftar Instruksi (Statement List /STL)
Bahasa-bahasa dapat dikombinasi dalam banyak hal di dalam
sebuah proyek PLC. Ketentuan telah dibuat untuk pengembangan
lebih lanjut, (sebagaimana prinsip blok fungsi atau bahasa teks
terstruktur) disamping detail informasi teknologi yang diperlukan
(jenis data, dll) telah pula digabungkan. Elemen-elemen bahasa
dikembangkan dengan bantuan proses permesinan yang rumit
dalam produksi katup.
Untuk penjelasan masing-masing bahasa program diilustrasikan
dengan permasalahan sederhana sebagai berikut: Dua sensor
digunakan untuk menetapkan apakah lobang bor benda kerja
ditempatkan secara benar pada posisi mesin. Jika katup yang akan
dikerjakan adalah dari jenis A atau jenis B – hal ini diset melalui
sakelar pilih 2 posisi – silinder bergerak ke luar dan menekan
lengan katup ke dalam lobang bor.
Ladder Diagram
Ladder diagram adalah sebuah bahasa pemrograman gambar
diturunkan dari diagram rangkaian pengawatan kontrol relai secara
langsung. Ladder diagram terdiri dari susunan kontak-kontak yang
disusun dari sebelah kiri ke kanan pada diagram; kontak-kontak ini
disambungkan ke elemen-elemen pensakelaran (kontak NO/NC)
melalui jalur arus dan elemen koil.
Diagram Blok Fungsi (Function Block Diagram/FBD)
Dalam diagram blok fungsi, fungsi-fungsi dan blok fungsi
digambarkan secara grafik dan dihubungkan ke dalam jaringan.
Diagram blok fungsi berasal dari diagram logika untuk desain
rangkaian-rangkaian elektronik.
Daftar Instruksi (Instruction List/IL)
Daftar kalimat (statement list) adalah sebuah bahasa kalimat jenis
assembler bercirikan model mesin sederhana (prosesor hanya
dengan satu register). Daftar instruksi difromulasikan dari instruksi
kontrol yang berisi sebuah operator (pengerja) dan sebuah operand
(yang dikerjakan). Berikut ini Contoh Bahasa Daftar Instruksi
LD Benda_typeA
OR Benda_typeB
AND Benda_ada
AND Bor_oke
= Lengan_masuk
Berkenaan dengan filosofi bahasa, ladder diagram, diagram blok
fungsi dan daftar instruksi telah ditetapkan bagaimana cara
menggunakannya dengan PLC saat ini. Bahasa-bahasa ini
bagaiamanapun dibatasi untuk fungsi-fungsi dasar dengan
memperhatikan elemen-elemennya. Perbedaan diantaranya
dikarenakan oleh pabrik pembuatnya. Keunggulan bahasa-bahasa
ini tetap dipertahankan terutama dalam penggunaan fungsi-fungsi
dan blok-blok fungsi.
Teks Terstruktur (Structured Text/ST)
Teks terstruktur adalah bahasa tingkat-tinggi yang berbasis
Pascal, terdiri dari ekspresi-ekspresi dan instruksi-instruksi.
Instruksi-instruksi secara pokok dapat dikategorikan menjadi:
• Instruksi-instruksi pilihan seperti: IF, THEN, ELSE, dll.
• Instruksi-instruksi pengulangan seperti: FOR, WHILE, dll
dan
• Blok fungsi harapan/hasil.
Berikut merupakan contoh bahasa teks terstruktur
Lengan_masuk = (Benda_typeA OR Benda_typeB) AND
Benda_ada AND Bor_oke;
Teks terstruktur memungkinkan aplikasi yang banyak, melebihi
fungsi teknologi secara murni, seperti problem-problem
algoritma (kontrol algoritma tingkat tinggi) dan penanganan
data (analisa data maupun pemrosesan struktur data yang
kompleks).
Chart fungsi urutan (Sequential Function Chart/SFC)
Chart fungsi urutan adalah resource bahasa untuk penstrukturan
program-program kontrol berorientasi urutan.
Elemen-elemen dari chart fungsi urutan adalah langkah-langkah
(step), pemindahan-pemindahan (transisi), cabang alternatif dan
pencabangan paralel.
Setiap step menampilkan status pemrosesan dari program kontrol,
mana yang aktif dan tidak aktif. Step terdiri dari aksi-aksi yang
maupun transisi yang diformulasikan dalam bahasa-bahasa
standart IEC 1131-3. Setiap aksi dapat juga terdiri dari struktur-
struktur berurutan. Keistimewaan ini memungkinkan tingkatan
struktur dari program kontrol. Chart fungsi urutan merupakan
sebuah alat yang unggul untuk desain dan penstrukturan program
kontrol.
Latihan soal
Jawaban :
d. Lampu_nyala := (Tombol_start OR Lampu_nyala) ANDN
Tombol_stop;
Fungsi-fungsi Logika Dasar
Semua komputer dan PLC beroperasi menggunakan sistem bilangan
berbasis 2. Ini juga diterapkan untuk sistem bilangan oktal (23) dan
sistem bilangan heksadesimal (24). Secara terpisah variabel dapat
dianggap hanya mempunyai 2 nilai,yaitu “0” atau “1”. Algoritma
khusus telah dikenalkan untuk dapat menghubungkan variabel-
variabel ini – disebut aljabar boolean. Hal ini dapat digambarkan
secara lebih jelas dengan kerja kontak listrik (diagram lintasan arus).
Fungsi-fungsi Logika Dasar
Fungsi NOT/Negasi (Pembalikan)
Diagram lintasan arus logika NOT
Sebuah tombol tekan diperlihatkan dengan kontak normally closed
(NC). Ketika tombol ini tidak teraktuasi (ditekan), lampu H1
menyala, sebaliknya dalam kondisi teraktuasi, lampu H1 menjadi
mati.
Tabel kebenaran logika NOT
Aktivitas tombol tekan S1 sebagai sinyal input(I), lampu adalah
bentuk output (Q). Sinyal output dari logika NOT memiliki harga
“1” jika sinyal input memiliki harga “0”. Status sebenarnya dapat
ditulis dalam sebuah tabel kebenaran Logika NOT berikut:
materi_PLC.ppt
Fungsi AND
Diagram lintasan arus logika AND
Jika dua kontak NO disambung secara seri (Gambar 9.3), lampu akan
menyala hanya saat kedua tombol tekan ditekan secara bersama-
sama.
Tabel kebenaran logika AND
Aktivitas tombol tekan S1 dan S2 sebagai sinyal input, lampu H1
adalah bentuk output. Status sebenarnya dapat ditulis dalam sebuah
tabel kebenaran logika AND berikut:
Dari tabel kebenaran ditunjukan, output sama dengan 1 hanya jika
kedua input (I1 dan I2) menghasilkan sinyal-1. Hal ini didasarkan
sebagai operasi AND.
materi_PLC.ppt
Fungsi OR
Diagram lintasan arus logika OR
Fungsi logika dasar yang lain adalah OR. Jika 2 buah kontak NO
disambung secara paralel, maka lampu akan menyala jika minimal
salah satu dari dua tombol tekan ditekan.
materi_PLC.ppt
Kombinasi Rangkaian Logika Dasar
Dalam pengendali-program tidak hanya diperlukan elemen logika
AND/OR murni saja, melainkan dalam beberapa kasus dibutuhkan
penggabungan antara keduanya. Dalam rangkaian penggabungan ini
akan selalu membentuk pola dasar yaitu:
1. Fungsi AND sebelum fungsi OR (Disjungsi) atau
2. Fungsi OR Sebelum fungsi AND (Konjungsi
Fungsi AND Sebelum Fungsi OR
Digram lintasan arus AND sebelum OR
Dalam pola dasar ini keluaran dari fungsi AND dihubungkan
kedalam fungsi OR
materi_PLC.ppt
materi_PLC.ppt
Fungsi OR Sebelum Fungsi AND
Diagram lintasan arus fungsi OR sebelum AND
Dalam pola dasar ini keluaran dari fungsi OR dihubungkan kedalam
fungsi AND
Tabel kebenaran fungsi OR sebelum AND
Jika kedua rangakaian OR dan input I3 masing-masing
menghasilkan sinyal “1”, maka output Q akan menghasikan sinyal
“1” (lampu menyala). Hubungan antara variabel input dan output
telihat dalam tabel kebenaran berikut:
materi_PLC.ppt
materi_PLC.ppt
Soal
Buatlah tabel kebenaran, persamaan aljabar boolean dan gambar
simbol logikanya untuk gambar diagram lintasan arus berikut :
Jawaban :
a. Tabel kebenaran :
b. Tabel kebenaran :
Buatlah tabel kebenaran, persamaan aljabar boolean, simbol logika
dan realisasi program statement list untuk gambar diagram lintasan
arus berikut
Tabel kebenaran
materi_PLC.ppt
Flag (Bendera)
Seperti telah dijelaskan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya, dalam pembentukan
program pengendali seringkali dihadapkan pada struktur gabungan yaitu disjungsi,
konjungsi atau kombinasi dari keduanya. Hal ini dapat langsung diprogram pada
perangkat otomatisasi (PLC) dengan membuat beberapa tingkat kurung.
Berikut contoh sederhana pemrograman langsung untuk rangkaian gabungan dengan
dua tingkat kurung:
Persamaan aljabar boolean:
Persamaan aljabar boolean untuk diagram simbol logika diatas
memiliki dua tingkat kurung:
Q = (I1  I2 V (I2 V !4)  I3)  I5 V (I2 V I3)  I1
Realisasi Program Statement List (mengacu pada PLC siemens):
materi_PLC.ppt
Untuk mengontrol dan mencari kesalahan dari simbol logika dan
program statement list diatas sedikit lebih sulit. Sehingga untuk
menghindari hal itu dalam pemrograman dapat dilakukan dengan
membentuk hasil sementara yaitu menggunakan flag. Flag adalah
merupakan elemen memori yang dapat langsung diakses oleh CPU
dengan simbol pengenal "M". Sebuah flag seperti halnya output
dimana kondisi sinyalnya hanya berada didalam interen peralatan.
Dengan bantuan flag ini maka rangkaian diatas dapat disederhanakan
menjadi beberapa rangkaian murni AND sebelum OR atau OR
sebelum AND sebagai berikut :
materi_PLC.ppt
Macam-Macam Flag
Pada setiap alat otomatisasi (PLC) sudah disiapkan lokasi flag
(addres) yang suadah pasti, padanya kondisi sinyal dapat disimpan.
Flag ini dibedakan dalam Retentive Flag dan Not-Retentive Flag.
Retentive flag: melalui baterei kondisi sinyal akan tetap tersimpan
meskipun PLC dalam kandisi stop atau pada saat listrik padam.
Dengan retentive flag ini keadaan terakhir sebelum mesin mati
akan tersimpan. Sehingga pada saat start baru perlatan atau mesin
dapat langsung meneruskan proses dari kondisi terakhir yang
ditinggalkan (tidak mengulang dari awal proses).
Not-retentive flag: kondisi sinyal flag akan hilang saat PLC kondisi
stop atau pada saat listrik padam. Pada saat start baru kondisi
sinyalnya adalah "0".
materi_PLC.ppt
materi_PLC.ppt
PEMBENTUKAN HUBUNGAN FUNGSI
TURUNAN PERSAMAAN BOOLEAN DARI TABEL
KEBENARAN
Seringkali, operasi logika yang diperlihatkan pada bagian sebelumnya
tidak cukup memadahi penjelasan status di dalam teknologi kontrol.
Seringkali kombinasi operasi logikanya berbeda. Hubungan logika
dalam bentuk persamaan boolean dapat secara mudah disusun dari
tabel kebenaran. Contoh berikut akan menjelaskan hal tersebut:
Contoh permasalahan pada Pos Penyortiran
Beberapa bagian untuk peralatan dapur diorganisasi di dalam sistem
produksi (mesin bor dan mesin pemisah gambar 11.1). Bagian pintu
dan dinding untuk penentuan type dapur ditentukan dengan
perbedaan lubang-lubang bor. Sensor B1 sampai B4 dipersiapkan
untuk mendeteksi lubang-lubang tersebut. Dengan bantuan silinder
1.0 maka benda di pos penyotiran akan didorong keban berjalan yang
lain atau dibiarkan lewat sesuai dengan keinginan.
materi_PLC.ppt
Misalnya bagian-bagian benda dengan pola lubang sebagai berikut
adalah untuk dapur type “standar”. Bagian-bagian benda dengan
pola lubang ini akan didorong menuju ban berjalan yang lain oleh
silinder 1.0. Selebihnya untuk benda dengan pola lubang yang lain
akan dibiarkan lewat.
Dengan asumsi bahwa sebuah lubang bor akan dibaca sebagai
sinyal "1", maka dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut :
Dua pilihan tersedia dalam hal ini untuk membuat persamaan
logika dari tabel di atas, dimana ditunjukkan dalam dua perbedaan
ekspresi.
Bentuk Standar, Disjungsi
Di dalam bentuk standar disjungsi, semua konjungsi (operasi
AND) dari variabel-variabel input dengan hasil 1, dikeluarkan
sebagai operasi disjungsi (operasi OR). Dengan status sinyal-0,
variabel input dikeluarkan sebagai operasi pembalikan (NOT) dan
dengan status sinyal-1 sebagai operasi bukan pembalikan (YES).
Dalam contoh kasus di atas, variabel-variabel input yang
menghasilkan output "1" adalah pada baris oktal nomer: 10, 11,
12, 13, 15 dan 17. Hal ini jika diperlukan dapat dibuat tabel
minterm sebagai berikut :
materi_PLC.ppt
Bentuk Standar, Konjungsi
Di dalam bentuk standar konjungsi, semua disjungsi (operasi OR)
pada variabel-variabel input dengan hasil 0, dikeluarkan sebagai
operasi konjungsi (operasi AND). Berkebalikan dengan bentuk
standar disjungsi, dalam contoh ini, variabel input dinegatifkan
dengan status sinyal-1 dan operasi non-negatif dikeluarkan dengan
status sinyal-0.
Dalam contoh kasus di atas, variabel-variabel input yang
menghasilkan output "0" adalah pada baris oktal nomer: 00, 01, 02,
03, 04, 05, 06, 07, 14, dan 16. Hal ini jika diperlukan dapat dibuat
tabel maxterm sebagai berikut :
materi_PLC.ppt
Soal :
Permasalahan :
Sebuah garasi bawah tanah dipasang empat penghembus udara
sirkulasi yang bekerja secara otomatis. Untuk mengetahui apakah
penghembus bekerja atau tidak dipasang sensor aliran udara pada
masing masing-penghembus (I1, I2, I3 dan I4). Sensor memberikan
sinyal "1" jika penghembus aktif. Didepan pintu garasi dipasang tiga
buah lampu (hijau / H1, kuning / H2 dan merah / H3). Jika hanya
salah satu saja atau tidak ada penghembus yang bekerja, menyala
lampu hijau. Lampu kuning menyala jika ada dua penghembus yang
bekerja. Sedangkan lampu merah menyala jika ada tiga atau lebih
penghembus yang bekerja.
Tugas :
Buatlah tabel kebenaranya
Buatlah persamaan booleannya untuk masing-masing lampu dalam
format disjungsi
Buatlah persamaan booleannya untuk masing-masing lampu dalam
format konjungsi
Jawaban :
materi_PLC.ppt
materi_PLC.ppt
PENYEDERHANAAN FUNGSI LOGIKA
PENYEDERHANAAN FUNGSI LOGIKA
Persamaan-persamaan boolean hasil turunan dari tabel kebenaran
dalam bentuk standar seringkali masih terlalu panjang sehingga
agak menyulitkan. Dengan demikian harus dilakukan langkah-
langkah untuk penyederhanaan bentuk persamaan tersebut.
Dalam tugas penyortiran pada pelajaran terdahulu, bentuk standar
disjungsi adalah:
Ekspresi ini dapat disederhanakan dengan bantuan aljabar boolean.
Aturan yang lebih penting di dalam aljabar boolean dengan
kesetaraannya dengan aljabar umum diperlihatkan berikut ini:
Aljabar Boolean Aljabar Umum
NOT------------------
--
Konjungsi-----------
--
Disjungsi -----------
--
Pangkat
Perkalian / Pembagian
Penjumlahan / Pengurangan
•Polaritas atau cakupan operasi
Aturan untuk konjungsi sebelum disjungsi dalam aljabar boolean
tidak dibakukan. Tetapi orang dapat melakukannya dengan
menggunakan kurung.
• Aturan untuk satu variabel:
Aljabar Boolean Aljabar Umum
I V 0 = I ------------
-------
X + 0 = X
I  1 = 1 -----------
----
X  1 = X
I V 1 = 1
I  0 = 0 -----------
----
X  0 = 0
I V I = I
I  I = I
I V I = 1
I  I = 0
Aturan Untuk Banyak Variabel
Aljabar Boolean Aljabar Umum
•Hukum Komulatif
a
b
b
a
I
I
I
I
a
b
b
a
I
I
I
I














-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
2
2
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
2
2
1
•Hukum Assosiatif
c
b
a
I
I
I
c
b
a
c
b
a
I
I
I
I
I
I
c
b
a
I
I
I
c
b
a
c
b
a
I
I
I
I
I
I


































)
(
3
)
2
1
(
)
(
--
-
-
-
-
-
)
3
2
(
1
3
2
1
)
(
3
)
2
1
(
)
(
--
-
-
-
-
-
)
3
2
(
1
3
2
1
•Hukum Distributif
)
3
2
(
1
)
3
1
(
)
2
1
(
c)
(b
a
c
a
b
a
-
)
3
2
(
1
3
1
2
1
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I



















Dalam aljabar umum hanya faktor yang sama pada penjumlahan dari
hasil perkalian saja yang dapat dikeluarkan dari kurung. Tetapi dalam
aljabar boolean dapat dilakukan semuanya baik pada format konjungsi
maupun disjungsi.
•Aturan Reduksi
I2
I1
)
2
1
(
1
2
1
)
2
1
(
1
1
)
2
1
(
1
1
2
1
1














I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
•Aturan De Morgan
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I












)
1
2
3
(
)
1
2
3
( I
I
I
I
I
I
A 





)
2
2
(
1
3 I
I
I
I
A 



1
3 I
I
A 

•Contoh –contoh Penyelesaian Permasalahan:
Contoh persamaan:
Penyelesaian:
Dari persamaan diatas telihat perbedaan hanya terletak pada I2
yaitu
pada rangkaian dinegasikan sedangkan rangkaian yang laian tidak.
Dengan teori distri butif diproleh:
Peryataan yang berada dalam kurung ternyata apapun kondisi dari I2 akan selalu
menghasilkan output sinyal “1”. Pada aturan untuk satu variabel hubungan AND dengan
variabel yang nilainya selalu “1” , nilai satu dapat dihilangkan I1  1 = I1. Sehingga persamaan
diatas hanya tinggal:
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3 I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
A 











4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
Y
























Soal :
Sederhanakan persamaan berikut :
)
1
3
(
2
1
2
2
3
)
3
3
(
1
2
)
1
1
(
2
I3
A
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
I
I
I
I
I
I
I
A
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
A



























)
3
1
3
(
4
Y
4
3
1
4
3
4
3
1
)
2
2
(
4
3
4
3
1
4
3
B2
4
3
2
)
2
2
(
4
3
1
)
1
1
(
4
3
B2
)
1
1
(
4
3
2
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
B
B
B
B
B
B
B
B
B
Y
B
B
B
B
B
B
B
Y
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
Y
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
Y
Y
































































Jawab :
Thank ‘s for Your
Attention

More Related Content

DOCX
Alat penyortir botol minum berbasis plc
DOCX
Makalah Sinyal digital dan analog
DOCX
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
PDF
Modul teknik pemrograman mikrokontroler dan mikroprosesor
PPTX
Embedded System.pptx
PPT
Penjadwalan dan perhitungan kinerja cpu
PPTX
Generator & transfometer
PDF
Rangkaian penyearah
Alat penyortir botol minum berbasis plc
Makalah Sinyal digital dan analog
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Modul teknik pemrograman mikrokontroler dan mikroprosesor
Embedded System.pptx
Penjadwalan dan perhitungan kinerja cpu
Generator & transfometer
Rangkaian penyearah

What's hot (20)

PDF
Modul pelatihan praktikum mikrokontroler dengan software proteus
DOC
Laporan Proyek Pembuatan Adaptor
DOCX
makalah-sistem-kendali
PPTX
Perancangan plts off grid (mandiri)
PPT
Interupsi
PDF
Laporan Praktikum Flip Flop
PPTX
GARDU INDUK KONVENSIONAL
PPTX
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
PDF
DOCX
alat pemindah barang microcontroler berbasis PLC
PDF
Sistem Kendali Ketinggian Air Menggunakan PID
PPT
Rangkaian Listrik Resonansi
PPTX
Power Point T Instalasi Tenaga Listrik KD 3.1.pptx
PPTX
Pertemuan 2.1 perkembangan teknis
PDF
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
DOC
Macam relay proteksi
PPTX
PLC DASAR1-Day1.pptx
PDF
Chapter7 Sistem Transmisi
PDF
Gerbang Universal NAND dan NOR
PPTX
Paralel prosesor
Modul pelatihan praktikum mikrokontroler dengan software proteus
Laporan Proyek Pembuatan Adaptor
makalah-sistem-kendali
Perancangan plts off grid (mandiri)
Interupsi
Laporan Praktikum Flip Flop
GARDU INDUK KONVENSIONAL
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
alat pemindah barang microcontroler berbasis PLC
Sistem Kendali Ketinggian Air Menggunakan PID
Rangkaian Listrik Resonansi
Power Point T Instalasi Tenaga Listrik KD 3.1.pptx
Pertemuan 2.1 perkembangan teknis
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
Macam relay proteksi
PLC DASAR1-Day1.pptx
Chapter7 Sistem Transmisi
Gerbang Universal NAND dan NOR
Paralel prosesor
Ad

Similar to materi_PLC.ppt (20)

PPT
materi_PLC_traiining_untuk pemula yang baru belajar.ppt
DOCX
alat pencampur minuman berbasis PLC
PDF
PDF
DOCX
Pengertian plc
DOCX
Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)
DOCX
Proposal tugas akhir jadi
DOCX
Jurnal 094
DOCX
Tugas jurnal kelompok 5
DOCX
Tugas jurnal 094 riyad maulana
PDF
Perancangan Sistem Kontrol Otomatis Mesin Perontok Bulu Ayam Berbasis PLC
PDF
Pertemuan 1-struktur-dasar-komputer1
PDF
Kurikulum plc
PPTX
Pengenalan PLC pada Matakuliah Otomasi Industri
RTF
Document riyan
PPTX
PPT MIKROPROSESOR (Agnes Patricia).pptx
PDF
Pengenalan pada plc
PDF
Pendahuluan plc
PDF
Pendahuluan plc
PPT
materi_PLC_traiining_untuk pemula yang baru belajar.ppt
alat pencampur minuman berbasis PLC
Pengertian plc
Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)
Proposal tugas akhir jadi
Jurnal 094
Tugas jurnal kelompok 5
Tugas jurnal 094 riyad maulana
Perancangan Sistem Kontrol Otomatis Mesin Perontok Bulu Ayam Berbasis PLC
Pertemuan 1-struktur-dasar-komputer1
Kurikulum plc
Pengenalan PLC pada Matakuliah Otomasi Industri
Document riyan
PPT MIKROPROSESOR (Agnes Patricia).pptx
Pengenalan pada plc
Pendahuluan plc
Pendahuluan plc
Ad

Recently uploaded (14)

PPTX
PPT mssp arham muthahhari mata kuliah ms
PPTX
KETERAMPILAN KADER - Copy TAHUN 2024.pptx
PPTX
LAPORAN ANTARA JAKSTRADA PROPINSI NTT.PPT
PDF
441817878-K3-Pada-Alat-Berat.pdf pemahaman
PPTX
TUGAS Pandangan Aksiologi dalam Filsafat Ilmu.pptx
PDF
Jual GPS Topcon HiPer SR Extended Range Site Receiver
PPTX
Seminar Hasil Penelitian Analisis Pegas Daun
PPTX
Rekayasa Lingkungan menjadikan lingkungan lebih baik
DOCX
MPLS PAUD.docx teks sebagai penyemangat anak-anak
PPTX
Metode Penanggulangan Kehilangan Air dan Strategi Pengendalian Kehilangan Air...
PPT
Presentasi Tentang Diagram P-h dan Diagram Psikrometrik.ppt
PPTX
Ilmu Geologi pertambangan dan peran dalam industri.pptx
PPTX
Data mining mengolah informasi dan menjadikannya dasar pengambilan keputusan
PPTX
PRESENTATION PRODUCT KNOWLEDGE Mc-Quay (ID).pptx
PPT mssp arham muthahhari mata kuliah ms
KETERAMPILAN KADER - Copy TAHUN 2024.pptx
LAPORAN ANTARA JAKSTRADA PROPINSI NTT.PPT
441817878-K3-Pada-Alat-Berat.pdf pemahaman
TUGAS Pandangan Aksiologi dalam Filsafat Ilmu.pptx
Jual GPS Topcon HiPer SR Extended Range Site Receiver
Seminar Hasil Penelitian Analisis Pegas Daun
Rekayasa Lingkungan menjadikan lingkungan lebih baik
MPLS PAUD.docx teks sebagai penyemangat anak-anak
Metode Penanggulangan Kehilangan Air dan Strategi Pengendalian Kehilangan Air...
Presentasi Tentang Diagram P-h dan Diagram Psikrometrik.ppt
Ilmu Geologi pertambangan dan peran dalam industri.pptx
Data mining mengolah informasi dan menjadikannya dasar pengambilan keputusan
PRESENTATION PRODUCT KNOWLEDGE Mc-Quay (ID).pptx

materi_PLC.ppt

  • 1. PLC Programmable Logic Controller by HENNY SUTRISNO SMK NEGERI 2 WONOSARI Jl. K.H. Agus Salim Wonosari, Gunungkidul Telp. (0274) 391019, Fax. (0274) 392454 Laman : http://www.smkn2wonosari.sch.id, E_mail : stmnegerigk@yahoo.com
  • 2. PENGENALAN PLC Di dalam teknik pengendali dibedakan menjadi dua jenis pengendali : Pengendali terprogram dengan pengawatan: a. program tetap melalui pengawatan b. program tidak tetap melalui sakelar pilih Pengendali terprogram yang tersimpan dengan PLC : a) program tersimpan yang dapat diprogram bebas melalui RAM (Random Access Memory). a. program tersimpan yang programnya tidak dapat diubah-ubah melalui ROM (Read Only Memory), PROM (Programmable Read Only Memory), EPROM (Eraseable Programmable Read Only Memory).
  • 3. Pengendali terprogram tetap dengan pengawatan dapat dioperasikan melalui komponen-komponen relai, magnetik kontaktor dan rangkaian elektronik. Kontak hubung-tutup dari komponen-komponen tersebut yang melakukan kerja rangkaian pengendali. Melalui kontak-kontak relai hubungan seri - paralel rangkaian pengendali dibuat. Fungsi pengendali dapat dihasilkan melalui pengawatan dari komponen-komponen tersebut.
  • 4. Pada pengendali terprogram dengan PLC , fungsi pengendali tidak tergantung dari pengawatannya. Elemen input ( tombol tekan, sensor ) dan elemen output dihubungkan ke peralatan PLC. Hubungan elemen input dan output tidak dilakukan dengan pengawatan tetapi melalui pemrograman dengan peralatan pemrogram ( Personal Komputer atau peralatan khusus
  • 6. Programmable logic controller (PLC) yang pertama telah dikembangkan oleh para insinyur General Motor pada tahun 1968, saat mana perusahaan menemukan jalan buntu untuk mencari pengganti sistem kontrol relai yang sangat komplek Sehingga ditetapkan bahwa sistem kontrol baru ini (PLC) harus memenuhi beberapa persyaratan yang sekaligus merupakan keuntungannya, yaitu sebagai berikut: 1. Pemrograman sederhana 2. Perubahan program tanpa harus merubah sistem (tidak ada perubahan instalasi di dalamnya) 3. Lebih kecil, lebih murah dan lebih stabil dari pada hubungan sistem kontrol relai 4. Sederhana, biaya perawatan murah
  • 7. Perkembangan berikutnya difokuskan di dalam sistem yang memungkinkan sambungan dilakukan secara sederhana untuk sinyal-sinyal biner. Ketentuan-ketentuan seperti bagaimana sinyal- sinyal dihubungkan adalah menjadi bagian tugas di dalam program kontrol. Dengan sistem kontrol baru ini menjadi mungkin untuk pertama kali merencanakan sinyal-sinyal pada layar dan menyimpan di dalam penyimpan elektronik. Sejak itu, tiga dekade telah dilewati, hingga kemajuan yang sangat pesat telah dilakukan di dalam pengembangan elektronik mikro, seperti halnya pada PLC. Misalnya, bagaimana mengoptimalkan program tanpa harus khawatir dengan kapasitas memori yang terbatas. Sekarang hal ini menjadi sesuatu yang sangat mudah untuk diatasi.
  • 8. Selain itu jangkauan fungsinya telah berkembang sangat pesat. Limabelas tahun yang lalu, visualisasi proses, dan proses analog dengan menggunakan PLC sebagai kontrol dianggap sebagai suatu impian. Sekarang, pendukung dari fungsi-fungsi ini telah menyatu dengan banyak PLC.
  • 9. STRUKTUR PLC Dengan sistem komputer, perbedaan secara umum adalah terletak pada hardware (perangkat keras), firmware (perangkat tetap), dan software (perangkat lunak). Tetapi secara prinsip pokok PLC menggunakan struktur yang sama dengan komputer mikro. Gambar 4.1 menggambarkan struktur dasar sebuah komputer mikro. Hardware terdiri dari piranti teknologi aktual, seperti PCB (printed circuit boards), modul-modul terintegrasi, kabel-kabel, batery, kotak rumah, dll.
  • 10. Firmware adalah bagian dari software, dimana secara permanen dipasang dan disediakan oleh pabrik pembuat PLC. Ini termasuk sistem dasar rutin, digunakan untuk starting processor setelah power dihidupkan. Disamping itu, ada sistem operasi dalam kasus PLC, dimana secara umum disimpan di dalam ROM (Read Only Memory) yaitu sebuah penyimpan yang hanya dapat dibaca atau didalam EPROM (Eraseable Program Read Only Memory) dengan media penyimpan ini program lama dapat dimungkinkan untuk dihapus dengan sinar ultraviolet. Software digunakan untuk memprogram PLC, ditulis oleh pemakai PLC. Program biasanya dipasang didalam RAM, random access memory, dimana program secara mudah dapat dimodifikasi.
  • 11. Hardware PLC – seperti pada kebanyakan sistem mikro komputer sekarang – berdasarkan pada sistem bus. Sebuah sistem bus adalah sejumlah jalur listrik dibagi ke dalam addres, data, dan jalur kontrol. Jalur address digunakan untuk memilih address pada sambungan bus dan jalur data untuk mengirim informasi yang diperlukan. Jalur kontrol diperlukan untuk mengaktifkan bus yang benar juga sebagai transmitter atau pengirim (sender). Kebanyakan bus yang disambungkan ke sistem bus adalah microprocessor dan memori. Memori dapat dibagi ke dalam memori untuk firmware dan memori untuk program dan data. Tergantung pada struktur PLC, modul- modul input dan output dihubungkan ke common bus tunggal atau – dengan bantuan interface bus ke bus I/O eksternal. Teristimewa dalam hal sistem PLC modular yang lebih panjang, bus I/O eksternal biasa digunakan.
  • 12. Akhirnya, hubungan/sambungan diperlukan untuk piranti pemrograman atau PLC, sekarang lebih banyak dalam bentuk interface serial. Gambar 4.2 dibawah memperlihatkan salah satu bentuk contoh PLC. Gambar 4.2. Programmable Logic Controller Festo FPC 101
  • 13. UNIT PUSAT KONTROL PADA PLC Pada prinsipnya, unit pusat kontrol PLC terdiri dari sebuah mikrokomputer. Sistem pengoperasian PLC seperti halnya komputer pada umumnya, dioptimalkan secara khusus untuk tugas teknologi kontrol Bentuk Unit Pusat Kontrol Gambar berikut mengilustrasikan versi sederhana dari mikroprosessor yang menampilkan inti dari mikrokomputer
  • 14. Sebuah mikroprosesor terdiri dari unit aritmetik utama, unit kontrol, dan beberapa bilangan pada unit-unit memori internal, yang disebut register. Arithmetic unit (ALU: rithmetic logic unit) terdiri dari dua atau lebih accumulator dan berfungsi menjalankan operasi aritmatik dan logika dengan data yang dikirim Accumulator adalah register khusus yang ditugaskan secara langsung ke ALU. Hal ini menyimpan kedua data untuk diproses sebagai hasil operasi. Desain accumulator biasanya terdiri dari 1 wort ( = 2 byte = 16 bit) atau untuk prosesor yang lebih tinggi memiliki accumulator yang terdiri dari 2 wort (=32 bit).
  • 15. Instruction register menyimpan perintah yang dipanggil dari memori program hingga hal ini dikode dan dijalankan Perintah (command) terdiri dari sebuah bagian operasi dan bagian alamat. Bagian operasi menandakan operasi logika yang dikeluarkan/dijalankan. Bagian alamat mendefinisikan operan (sinyal-sinyal input, flag, dll), dengan mana operasi logika dijalankan.
  • 16. Program counter adalah register, yang berisi alamat-alamat pada perintah berikutnya untuk diproses. Control unit mengatur dan mengontrol urutan logika masuk pada operasi yang diperlukan untuk menjalankan perintah.
  • 17. Siklus Instruksi Di dalam Unit Kontrol Pusat Sekarang sistem mikrokomputer konvensional beroperasi menurut apa yang disebut “prinsip von-Neumann”. Aturan prinsip ini, komputer memproses program baris demi baris. Dalam istilah sederhana, Anda dapat mengatakan bahwa setiap baris program pada program pemakai PLC di proses dalam urutan. Hal ini diterapkan secara menyeluruh tanpa melihat bahasa program yang digunakan, dimana program PLC ditulis, baik dalam bentuk program teks (statement list) atau program gambar (ladder diagram, sequential function chart). Karena variasi bentuk-bentuk pada penggambaran ini selalu berakibat dalam urutan baris program di dalam komputer, mereka setelah itu diproses satu setelah yang lain
  • 18. Pada prinsipnya, baris program, yaitu perintah secara umum, diproses dalam dua tahap: 1. Penarikan perintah dari memori program 2. Menjalankan perintah Isi ‘program counter’ ditransfer ke bus alamat. Unit kontrol lalu menyebabkan perintah pada alamat tertentu di dalam memori program, akan dikirim ke bus data. Dari sana, perintah dibaca ke ‘instruction register’. Pertama kali perintah telah dikode, unit kontrol membangkitkan urutan pada sinyal-sinyal untuk dijalankan Selama menjalankan program, perintah-perintah ditarik di dalam urutan. Mekanisme yang mengatur urutan ini sangatlah diperlukan. Tugas ini dilakukan oleh ‘penambah sederhana’, seperti fasilitas penambah langkah di dalam ‘program counter’.
  • 20. Mode Fungsi Pada PLC Struktur pemrosesan informasi Pemrosesan informasi pada manusia maupun pemrosesan informasi pada sistem otomatisasi dibagi dalam tiga tahapan yaitu: masukan data , pengolahan data/penyipanan data dan keluaran data. Masukan data adalah informasi yang diambil dari keadaan sebuah sistem. Pengolahan data dan penyipanan data disini data yang telah diambi dari masukan data atau informasi yang telah tersimpan diproses/dikerjakan. Hasil dari proses selain disimpan dalam memori dapat pula dikeluarkan sebagai output data. Keluaran data adalah informasi dari hasil pemrosesan yang dikeluakan untuk sistem. Blok diagram berikut ini mengilustrsikan urutan pemrosesan informasi pada manusia maupun pada sistem otomatisasi.
  • 21. Pada pemrosesan informasi dalam otomatisasi, informasi yang akan dikerjakan diambil melalui modul masukan (input) sebagai sumber. Informasi yang telah diterima dikerjakan dalam prosesor dengan bantuan program yang telah tersimpan. Hasil pemrosesan dikeluarkan ke modul output melalui sinyal sebagai pembawa invormasi.
  • 22. Pemrosesan Program (Exsekusi Program) Program PLC secara kontinyu di prosses di dalam siklus. Exsekusi program PLC oleh CPU ini dipilih melalui penghitung alamat, dimana pada masing-masing alamat terdapat baris memori yang didalamnya tertulis instruksi
  • 23. Karakteristik siklus pemrosesan adalah: • Segera setelah program dijalankan pertama kali hingga baris program terakir secara otomatis melompat kembali ke bagian awal serangkaian proses ini disebut satu siklus dan pemrosesan diulangi lagi. (Gambar 3) • Pada permulaan siklus, status pada input-input disimpan di dalam tabel proses bayangan.input. Proses bayangan input ini menyediakan area memori tersendiri di RAM-memori dalam unit pusat kontrol (CPU). Selama siklus status input dalam tabel bayangan hingga siklus berakhir tetap konstan walaupun secara fisik input telah diubah.
  • 24. • Eksekusi program dilaksanakan mulai dari baris instruksi pada alamat terendah, kemudian penghitung alamat menambahkan 1 sehinga baris instruksi berikutnya dipidahkan ke prosessor untuk di kerjakan (di exsekusi). • Serupa dengan input, output-output tidak dengan segera ter-set atau reset selama siklus, tetapi status disimpan dengan segera didalam proses ke tabel bayangan output. Hanya pada akhir siklus semua output secara fisik disambungkan sesuai dengan status logika yang tersimpan di dalam tabel bayangan output (PIQ) ke output
  • 25. Pemrosesan pada baris program melalui unit pusat kontrol PLC memerlukan waktu dimana tergantung pada PLC dan operasinya yang berkisar antara beberapa mikro detik sampai beberapa mili detik. Waktu yang diperlukan oleh PLC untuk sekali menjalankan program termasuk di dalamnya mewujudkan dan mengeluarkan proses bayangan, diistilahkan dengan waktu siklus. Untuk program yang lebih panjang, masing-masing PLC memembutuhkan untuk memproses baris program dalam siklus yang lebih panjang pula. Periode waktu yang sesungguhnya untuk hal ini berkisar antara mendekati 1 dan 100 mili detik.
  • 26. Konsekuensi pemrosesan program PLC secara siklus dengan menggunakan proses bayangan sebagai berikut: • Sinyal input yang lebih pendek dari waktu siklus kemungkinan tidak akan disimpan. • Dalam hal yang sama, ada kemungkinan tertundanya waktu pada dua siklus antara terjadinya sebuah sinyal input dan munculnya reaksi pada output untuk sinyal ini. • Semenjak perintah diproses secara urut, urutan perilaku spesifik pada program PLC menjadi sesuatu yang sangat penting. Dengan beberapa aplikasi hal ini adalah penting untuk input- input atau output-output yang akan diakses secara langsung selama siklus. Jenis ini pada pemrosesan program, pemendekan jalur pada proses bayangan, bagaimanapun juga didukung oleh beberapa sistem PLC.
  • 27. Piranti Pemrograman/Personal Computer (PC) Setiap PLC mempunyai alat pemrograman dan diagnostik untuk mendukung aplikasi PLC. • Pemrograman (programming) • Ujicoba (testing) • Penggabungan/pengintegrasian (commissioning) • Pencarian kesalahan (fault finding) • Dokumentasi program (program documentation) • Penyimpan program (program storage) Alat-alat pemrograman dan diagnostik ini dapat pula dalam bentuk yang lebih khusus berupa piranti pemrograman atau personal komputer lengkap dengan software-nya. Sekarang, yang lebih mutakhir kebanyakan lebih disukai piranti yang bervariasi, semenjak kapasitas PC modern menjadi sangat besar, dikombinasi dengan keunggulan komparatif berupa rendahnya biaya awal dan fleksibilitas yang tinggi.
  • 28. Juga tersedia dan dikembangkan apa yang disebut pemrogram dengan tangan untuk sistem kontrol mini dan untuk maksud perawatan. Dengan penambahan fungsi pada PC LapTop, yakni portabel, PC beroperasi dengan batery, kepentingan terhadap pemrogram dengan tangan terus menurun.
  • 29. Bagian Pembentukan Fungsi-fungsi Sistem Software Pokok pada Alat Pemrograman dan Diagnosa Software-software pemrograman yang mengacu pada IEC 1131-1 harus menyediakan bagi pengguna dalam bentuk urutan fungsi- fungsi. Karena itu software pemrograman harus memuat modul- modul software untuk: Input Program Pembuatan dan pemodifikasian program dalam salah satu bahasa pemrograman melalui PLC Test Kalimat Pengecekan program masukan dan data masukan untuk keakuratan kalimat, dengan demikian memperkecil input dari kesalahan program Penerjemah(Assembler) Penerjemahan program masukan ke dalam program yang dapat dibaca dan diproses oleh PC, yakni pada umumnya dengan kode mesin yang berkait dengan PC
  • 30. Sambungan antara PLC dan PC Sambungan/rangkaian data ini menyebabkan terjadinya pemanggilan program ke PLC dan memungkinkan pelaksanaan test fungsi-fungsi. Test Fungsi-fungsi Mensupport pengguna selama penulisan dan pembatasan kesalahan dan pengecekan program pengguna melalui 1. Cek status pada output dan input, timer, counter, dll 2. Pengetesan urutan program dalam arti pada operasi step tunggal, perintah STOP, dll 3. Simulasi dalam arti pengesetan manual pada input/output, pengesetan konstanta, dll.
  • 31. Tampilan Status Sistem Kontrol Informasi yang dikeluarkan mengenai mesin, proses dan status pada sistem PLC 1. Tampilan status pada sinyal-sinyal input/output 2. Tampilan/perekaman perubahan status di dalam sinyal-sinyal eksternal dan data internal 3. Pemantauan pada waktu pelaksanaan/eksekusi 4. Ukuran waktu sesungguhnya pada pelaksanaan program Dokumentasi Penggambaran yang menjelaskan sistem PLC dan program pengguna. Terdiri dari: 1. Penjelasan konfigurasi hardware 2. Printout dari program pengguna lengkap dengan data dan pengenal untuk sinyal-sinyal dan komentar 3. Daftar referensi-silang untuk semua data terproses sebagaimana halnya input-input, output, timer, dll 4. Penjelasan modifikasi
  • 32. Pengarsipan Program Pengguna Pengamanan pogram pengguna dalam memori yang tidak mudah hilang/berubah seperti halnya EPROM, dll.
  • 33. Bahasa Pemrograman IEC1131-3 menetapkan lima bahasa pemrograman: 1. Ladder Diagram (LAD) 2. Diagram Blok Fungsi (Function Block Diagram/FBD) 3. Daftar Instruksi (Statement List /STL) 4. Teks Terstruktur (Structured Text/ST) 5. Urutan Chart Fungsi (Sequential Function Chart/SFC) Meskipun secara fungsi dan struktur dari bahasa-bahasa ini sangat berbeda, mereka dikategorikan sebagai satu keluarga bahasa oleh IEC 1131-3 dengan pelengkapan elemen-elemen struktur (pernyataan variabel, bagian-bagian organisasi seperti halnya fungsi dan blok fungsi, dll) dan elemen-elemen konfigurasi. Dari kelima bahasa program diatas yang sering digunakan adalah: Ladder Diagram (LAD), Diagram Blok Fungsi (Function Block Diagram/FBD) dan Daftar Instruksi (Statement List /STL)
  • 34. Bahasa-bahasa dapat dikombinasi dalam banyak hal di dalam sebuah proyek PLC. Ketentuan telah dibuat untuk pengembangan lebih lanjut, (sebagaimana prinsip blok fungsi atau bahasa teks terstruktur) disamping detail informasi teknologi yang diperlukan (jenis data, dll) telah pula digabungkan. Elemen-elemen bahasa dikembangkan dengan bantuan proses permesinan yang rumit dalam produksi katup. Untuk penjelasan masing-masing bahasa program diilustrasikan dengan permasalahan sederhana sebagai berikut: Dua sensor digunakan untuk menetapkan apakah lobang bor benda kerja ditempatkan secara benar pada posisi mesin. Jika katup yang akan dikerjakan adalah dari jenis A atau jenis B – hal ini diset melalui sakelar pilih 2 posisi – silinder bergerak ke luar dan menekan lengan katup ke dalam lobang bor.
  • 35. Ladder Diagram Ladder diagram adalah sebuah bahasa pemrograman gambar diturunkan dari diagram rangkaian pengawatan kontrol relai secara langsung. Ladder diagram terdiri dari susunan kontak-kontak yang disusun dari sebelah kiri ke kanan pada diagram; kontak-kontak ini disambungkan ke elemen-elemen pensakelaran (kontak NO/NC) melalui jalur arus dan elemen koil.
  • 36. Diagram Blok Fungsi (Function Block Diagram/FBD) Dalam diagram blok fungsi, fungsi-fungsi dan blok fungsi digambarkan secara grafik dan dihubungkan ke dalam jaringan. Diagram blok fungsi berasal dari diagram logika untuk desain rangkaian-rangkaian elektronik.
  • 37. Daftar Instruksi (Instruction List/IL) Daftar kalimat (statement list) adalah sebuah bahasa kalimat jenis assembler bercirikan model mesin sederhana (prosesor hanya dengan satu register). Daftar instruksi difromulasikan dari instruksi kontrol yang berisi sebuah operator (pengerja) dan sebuah operand (yang dikerjakan). Berikut ini Contoh Bahasa Daftar Instruksi LD Benda_typeA OR Benda_typeB AND Benda_ada AND Bor_oke = Lengan_masuk
  • 38. Berkenaan dengan filosofi bahasa, ladder diagram, diagram blok fungsi dan daftar instruksi telah ditetapkan bagaimana cara menggunakannya dengan PLC saat ini. Bahasa-bahasa ini bagaiamanapun dibatasi untuk fungsi-fungsi dasar dengan memperhatikan elemen-elemennya. Perbedaan diantaranya dikarenakan oleh pabrik pembuatnya. Keunggulan bahasa-bahasa ini tetap dipertahankan terutama dalam penggunaan fungsi-fungsi dan blok-blok fungsi.
  • 39. Teks Terstruktur (Structured Text/ST) Teks terstruktur adalah bahasa tingkat-tinggi yang berbasis Pascal, terdiri dari ekspresi-ekspresi dan instruksi-instruksi. Instruksi-instruksi secara pokok dapat dikategorikan menjadi: • Instruksi-instruksi pilihan seperti: IF, THEN, ELSE, dll. • Instruksi-instruksi pengulangan seperti: FOR, WHILE, dll dan • Blok fungsi harapan/hasil. Berikut merupakan contoh bahasa teks terstruktur Lengan_masuk = (Benda_typeA OR Benda_typeB) AND Benda_ada AND Bor_oke; Teks terstruktur memungkinkan aplikasi yang banyak, melebihi fungsi teknologi secara murni, seperti problem-problem algoritma (kontrol algoritma tingkat tinggi) dan penanganan data (analisa data maupun pemrosesan struktur data yang kompleks).
  • 40. Chart fungsi urutan (Sequential Function Chart/SFC) Chart fungsi urutan adalah resource bahasa untuk penstrukturan program-program kontrol berorientasi urutan. Elemen-elemen dari chart fungsi urutan adalah langkah-langkah (step), pemindahan-pemindahan (transisi), cabang alternatif dan pencabangan paralel. Setiap step menampilkan status pemrosesan dari program kontrol, mana yang aktif dan tidak aktif. Step terdiri dari aksi-aksi yang maupun transisi yang diformulasikan dalam bahasa-bahasa standart IEC 1131-3. Setiap aksi dapat juga terdiri dari struktur- struktur berurutan. Keistimewaan ini memungkinkan tingkatan struktur dari program kontrol. Chart fungsi urutan merupakan sebuah alat yang unggul untuk desain dan penstrukturan program kontrol.
  • 43. d. Lampu_nyala := (Tombol_start OR Lampu_nyala) ANDN Tombol_stop;
  • 44. Fungsi-fungsi Logika Dasar Semua komputer dan PLC beroperasi menggunakan sistem bilangan berbasis 2. Ini juga diterapkan untuk sistem bilangan oktal (23) dan sistem bilangan heksadesimal (24). Secara terpisah variabel dapat dianggap hanya mempunyai 2 nilai,yaitu “0” atau “1”. Algoritma khusus telah dikenalkan untuk dapat menghubungkan variabel- variabel ini – disebut aljabar boolean. Hal ini dapat digambarkan secara lebih jelas dengan kerja kontak listrik (diagram lintasan arus). Fungsi-fungsi Logika Dasar
  • 45. Fungsi NOT/Negasi (Pembalikan) Diagram lintasan arus logika NOT Sebuah tombol tekan diperlihatkan dengan kontak normally closed (NC). Ketika tombol ini tidak teraktuasi (ditekan), lampu H1 menyala, sebaliknya dalam kondisi teraktuasi, lampu H1 menjadi mati.
  • 46. Tabel kebenaran logika NOT Aktivitas tombol tekan S1 sebagai sinyal input(I), lampu adalah bentuk output (Q). Sinyal output dari logika NOT memiliki harga “1” jika sinyal input memiliki harga “0”. Status sebenarnya dapat ditulis dalam sebuah tabel kebenaran Logika NOT berikut:
  • 48. Fungsi AND Diagram lintasan arus logika AND Jika dua kontak NO disambung secara seri (Gambar 9.3), lampu akan menyala hanya saat kedua tombol tekan ditekan secara bersama- sama.
  • 49. Tabel kebenaran logika AND Aktivitas tombol tekan S1 dan S2 sebagai sinyal input, lampu H1 adalah bentuk output. Status sebenarnya dapat ditulis dalam sebuah tabel kebenaran logika AND berikut: Dari tabel kebenaran ditunjukan, output sama dengan 1 hanya jika kedua input (I1 dan I2) menghasilkan sinyal-1. Hal ini didasarkan sebagai operasi AND.
  • 51. Fungsi OR Diagram lintasan arus logika OR Fungsi logika dasar yang lain adalah OR. Jika 2 buah kontak NO disambung secara paralel, maka lampu akan menyala jika minimal salah satu dari dua tombol tekan ditekan.
  • 53. Kombinasi Rangkaian Logika Dasar Dalam pengendali-program tidak hanya diperlukan elemen logika AND/OR murni saja, melainkan dalam beberapa kasus dibutuhkan penggabungan antara keduanya. Dalam rangkaian penggabungan ini akan selalu membentuk pola dasar yaitu: 1. Fungsi AND sebelum fungsi OR (Disjungsi) atau 2. Fungsi OR Sebelum fungsi AND (Konjungsi
  • 54. Fungsi AND Sebelum Fungsi OR Digram lintasan arus AND sebelum OR Dalam pola dasar ini keluaran dari fungsi AND dihubungkan kedalam fungsi OR
  • 57. Fungsi OR Sebelum Fungsi AND Diagram lintasan arus fungsi OR sebelum AND Dalam pola dasar ini keluaran dari fungsi OR dihubungkan kedalam fungsi AND
  • 58. Tabel kebenaran fungsi OR sebelum AND Jika kedua rangakaian OR dan input I3 masing-masing menghasilkan sinyal “1”, maka output Q akan menghasikan sinyal “1” (lampu menyala). Hubungan antara variabel input dan output telihat dalam tabel kebenaran berikut:
  • 61. Soal Buatlah tabel kebenaran, persamaan aljabar boolean dan gambar simbol logikanya untuk gambar diagram lintasan arus berikut :
  • 62. Jawaban : a. Tabel kebenaran :
  • 64. Buatlah tabel kebenaran, persamaan aljabar boolean, simbol logika dan realisasi program statement list untuk gambar diagram lintasan arus berikut
  • 67. Flag (Bendera) Seperti telah dijelaskan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya, dalam pembentukan program pengendali seringkali dihadapkan pada struktur gabungan yaitu disjungsi, konjungsi atau kombinasi dari keduanya. Hal ini dapat langsung diprogram pada perangkat otomatisasi (PLC) dengan membuat beberapa tingkat kurung. Berikut contoh sederhana pemrograman langsung untuk rangkaian gabungan dengan dua tingkat kurung:
  • 68. Persamaan aljabar boolean: Persamaan aljabar boolean untuk diagram simbol logika diatas memiliki dua tingkat kurung: Q = (I1  I2 V (I2 V !4)  I3)  I5 V (I2 V I3)  I1 Realisasi Program Statement List (mengacu pada PLC siemens):
  • 70. Untuk mengontrol dan mencari kesalahan dari simbol logika dan program statement list diatas sedikit lebih sulit. Sehingga untuk menghindari hal itu dalam pemrograman dapat dilakukan dengan membentuk hasil sementara yaitu menggunakan flag. Flag adalah merupakan elemen memori yang dapat langsung diakses oleh CPU dengan simbol pengenal "M". Sebuah flag seperti halnya output dimana kondisi sinyalnya hanya berada didalam interen peralatan.
  • 71. Dengan bantuan flag ini maka rangkaian diatas dapat disederhanakan menjadi beberapa rangkaian murni AND sebelum OR atau OR sebelum AND sebagai berikut :
  • 73. Macam-Macam Flag Pada setiap alat otomatisasi (PLC) sudah disiapkan lokasi flag (addres) yang suadah pasti, padanya kondisi sinyal dapat disimpan. Flag ini dibedakan dalam Retentive Flag dan Not-Retentive Flag. Retentive flag: melalui baterei kondisi sinyal akan tetap tersimpan meskipun PLC dalam kandisi stop atau pada saat listrik padam. Dengan retentive flag ini keadaan terakhir sebelum mesin mati akan tersimpan. Sehingga pada saat start baru perlatan atau mesin dapat langsung meneruskan proses dari kondisi terakhir yang ditinggalkan (tidak mengulang dari awal proses). Not-retentive flag: kondisi sinyal flag akan hilang saat PLC kondisi stop atau pada saat listrik padam. Pada saat start baru kondisi sinyalnya adalah "0".
  • 76. PEMBENTUKAN HUBUNGAN FUNGSI TURUNAN PERSAMAAN BOOLEAN DARI TABEL KEBENARAN Seringkali, operasi logika yang diperlihatkan pada bagian sebelumnya tidak cukup memadahi penjelasan status di dalam teknologi kontrol. Seringkali kombinasi operasi logikanya berbeda. Hubungan logika dalam bentuk persamaan boolean dapat secara mudah disusun dari tabel kebenaran. Contoh berikut akan menjelaskan hal tersebut: Contoh permasalahan pada Pos Penyortiran Beberapa bagian untuk peralatan dapur diorganisasi di dalam sistem produksi (mesin bor dan mesin pemisah gambar 11.1). Bagian pintu dan dinding untuk penentuan type dapur ditentukan dengan perbedaan lubang-lubang bor. Sensor B1 sampai B4 dipersiapkan untuk mendeteksi lubang-lubang tersebut. Dengan bantuan silinder 1.0 maka benda di pos penyotiran akan didorong keban berjalan yang lain atau dibiarkan lewat sesuai dengan keinginan.
  • 78. Misalnya bagian-bagian benda dengan pola lubang sebagai berikut adalah untuk dapur type “standar”. Bagian-bagian benda dengan pola lubang ini akan didorong menuju ban berjalan yang lain oleh silinder 1.0. Selebihnya untuk benda dengan pola lubang yang lain akan dibiarkan lewat.
  • 79. Dengan asumsi bahwa sebuah lubang bor akan dibaca sebagai sinyal "1", maka dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut :
  • 80. Dua pilihan tersedia dalam hal ini untuk membuat persamaan logika dari tabel di atas, dimana ditunjukkan dalam dua perbedaan ekspresi. Bentuk Standar, Disjungsi Di dalam bentuk standar disjungsi, semua konjungsi (operasi AND) dari variabel-variabel input dengan hasil 1, dikeluarkan sebagai operasi disjungsi (operasi OR). Dengan status sinyal-0, variabel input dikeluarkan sebagai operasi pembalikan (NOT) dan dengan status sinyal-1 sebagai operasi bukan pembalikan (YES). Dalam contoh kasus di atas, variabel-variabel input yang menghasilkan output "1" adalah pada baris oktal nomer: 10, 11, 12, 13, 15 dan 17. Hal ini jika diperlukan dapat dibuat tabel minterm sebagai berikut :
  • 82. Bentuk Standar, Konjungsi Di dalam bentuk standar konjungsi, semua disjungsi (operasi OR) pada variabel-variabel input dengan hasil 0, dikeluarkan sebagai operasi konjungsi (operasi AND). Berkebalikan dengan bentuk standar disjungsi, dalam contoh ini, variabel input dinegatifkan dengan status sinyal-1 dan operasi non-negatif dikeluarkan dengan status sinyal-0. Dalam contoh kasus di atas, variabel-variabel input yang menghasilkan output "0" adalah pada baris oktal nomer: 00, 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 14, dan 16. Hal ini jika diperlukan dapat dibuat tabel maxterm sebagai berikut :
  • 84. Soal : Permasalahan : Sebuah garasi bawah tanah dipasang empat penghembus udara sirkulasi yang bekerja secara otomatis. Untuk mengetahui apakah penghembus bekerja atau tidak dipasang sensor aliran udara pada masing masing-penghembus (I1, I2, I3 dan I4). Sensor memberikan sinyal "1" jika penghembus aktif. Didepan pintu garasi dipasang tiga buah lampu (hijau / H1, kuning / H2 dan merah / H3). Jika hanya salah satu saja atau tidak ada penghembus yang bekerja, menyala lampu hijau. Lampu kuning menyala jika ada dua penghembus yang bekerja. Sedangkan lampu merah menyala jika ada tiga atau lebih penghembus yang bekerja. Tugas : Buatlah tabel kebenaranya Buatlah persamaan booleannya untuk masing-masing lampu dalam format disjungsi Buatlah persamaan booleannya untuk masing-masing lampu dalam format konjungsi
  • 88. PENYEDERHANAAN FUNGSI LOGIKA PENYEDERHANAAN FUNGSI LOGIKA Persamaan-persamaan boolean hasil turunan dari tabel kebenaran dalam bentuk standar seringkali masih terlalu panjang sehingga agak menyulitkan. Dengan demikian harus dilakukan langkah- langkah untuk penyederhanaan bentuk persamaan tersebut. Dalam tugas penyortiran pada pelajaran terdahulu, bentuk standar disjungsi adalah: Ekspresi ini dapat disederhanakan dengan bantuan aljabar boolean. Aturan yang lebih penting di dalam aljabar boolean dengan kesetaraannya dengan aljabar umum diperlihatkan berikut ini:
  • 89. Aljabar Boolean Aljabar Umum NOT------------------ -- Konjungsi----------- -- Disjungsi ----------- -- Pangkat Perkalian / Pembagian Penjumlahan / Pengurangan •Polaritas atau cakupan operasi Aturan untuk konjungsi sebelum disjungsi dalam aljabar boolean tidak dibakukan. Tetapi orang dapat melakukannya dengan menggunakan kurung.
  • 90. • Aturan untuk satu variabel: Aljabar Boolean Aljabar Umum I V 0 = I ------------ ------- X + 0 = X I  1 = 1 ----------- ---- X  1 = X I V 1 = 1 I  0 = 0 ----------- ---- X  0 = 0 I V I = I I  I = I I V I = 1 I  I = 0
  • 91. Aturan Untuk Banyak Variabel Aljabar Boolean Aljabar Umum •Hukum Komulatif a b b a I I I I a b b a I I I I               - - - - - - - - - - - - 1 2 2 1 - - - - - - - - - - - - 1 2 2 1 •Hukum Assosiatif c b a I I I c b a c b a I I I I I I c b a I I I c b a c b a I I I I I I                                   ) ( 3 ) 2 1 ( ) ( -- - - - - - ) 3 2 ( 1 3 2 1 ) ( 3 ) 2 1 ( ) ( -- - - - - - ) 3 2 ( 1 3 2 1 •Hukum Distributif ) 3 2 ( 1 ) 3 1 ( ) 2 1 ( c) (b a c a b a - ) 3 2 ( 1 3 1 2 1 I I I I I I I I I I I I I I                    Dalam aljabar umum hanya faktor yang sama pada penjumlahan dari hasil perkalian saja yang dapat dikeluarkan dari kurung. Tetapi dalam aljabar boolean dapat dilakukan semuanya baik pada format konjungsi maupun disjungsi.
  • 92. •Aturan Reduksi I2 I1 ) 2 1 ( 1 2 1 ) 2 1 ( 1 1 ) 2 1 ( 1 1 2 1 1               I I I I I I I I I I I I I I I I •Aturan De Morgan 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 I I I I I I I I I I I I I I I I            
  • 93. ) 1 2 3 ( ) 1 2 3 ( I I I I I I A       ) 2 2 ( 1 3 I I I I A     1 3 I I A   •Contoh –contoh Penyelesaian Permasalahan: Contoh persamaan: Penyelesaian: Dari persamaan diatas telihat perbedaan hanya terletak pada I2 yaitu pada rangkaian dinegasikan sedangkan rangkaian yang laian tidak. Dengan teori distri butif diproleh: Peryataan yang berada dalam kurung ternyata apapun kondisi dari I2 akan selalu menghasilkan output sinyal “1”. Pada aturan untuk satu variabel hubungan AND dengan variabel yang nilainya selalu “1” , nilai satu dapat dihilangkan I1  1 = I1. Sehingga persamaan diatas hanya tinggal:
  • 94. 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 I I I I I I I I I I I I A             4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B Y                         Soal : Sederhanakan persamaan berikut : ) 1 3 ( 2 1 2 2 3 ) 3 3 ( 1 2 ) 1 1 ( 2 I3 A 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 I I I I I I I A I I I I I I I I I I I I I I I I I I I A                            ) 3 1 3 ( 4 Y 4 3 1 4 3 4 3 1 ) 2 2 ( 4 3 4 3 1 4 3 B2 4 3 2 ) 2 2 ( 4 3 1 ) 1 1 ( 4 3 B2 ) 1 1 ( 4 3 2 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 B B B B B B B B B Y B B B B B B B Y B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B Y B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B Y Y                                                                 Jawab :
  • 95. Thank ‘s for Your Attention