SlideShare a Scribd company logo
Mikro-Jamur 
Talitha Feby Herda S 
H1E107034 
Aphanomyces 
Cendawan Aphanomyces memiliki miselium berdiameter 5-15 mikron dan sedikit 
bercabang. Zoospora muncul pada ujung sporangium dalam bentuk memanjang kemudian 
menjadi kista di sekitar ujung sporangium. Hifa bercabang, tidak bersepta, dan berpigmen 
(Alderman, 1982 dalam Mulyani, 2006). 
Klasifikasi cendawan Aphanomyces menurut Scott (1961) dalam Mulyani (2006) 
adalah sebagai berikut : 
Filum : Phycomycetes 
Kelas : Oomycetes 
Ordo : Saprolegnialis 
Famili : Saprolegniaceae 
Genus : 
Menurut Robert et al. (1978) dalam Mulyani (2006), salah satu cirri parasi cendawan 
ini adalah menghasilkan kantung spora lebih dari satu dan keluar dari tengah (samping) hifa, 
sedangkan cirri saprofitik hanya menghasilkan satu kantung spora yang keluar dari bagian 
terminal (ujung hifa). Cendawan ini merupakan penyebab utama penyakit EUS (ulceratif 
epizootic syndrome) pada ikan (Rukyani, 1994 dalam Mulyani, 2006). Gejala klinis dari EUS 
antara lain bercak putih pada daging bawah kutikula (terlihat jelas di bawah mikroskop), dan 
pada beberapa kasus timbul warna kecoklatan pada kutikula atau otot.
Pada umumnya penyakit EUS yang diakibatkan oleh Aphanomyces sp. Sering terjadi 
pada alkalinitas rendah dan pH perairan yang rendah. Perairan asam merupakan daerah yang 
mudah dikuasai oleh cendawan akuatik berkisar antara pH 4-7 (Griffin, 1981 dalam Rahman, 
2003). Beberapa usaha telah berhasil dilakukan untuk mencegah serangan cendawan ini 
adalah menikka pH dan alkalinitas dengan cara pengapuran (Lilley et al, 1992 dalam 
Rahman, 2003). Nilai alkalinitas yang baik pada budidaya secara umum berkisar 10-400 
ppm, sedangkan pH yang baik adalah 7-8.5 (Suyanto, 1992 dalam Rahman, 2003). 
Beberapa ciri cendawan Achlya hampir mirip dengan Saprolegnia. Perbedaan yang 
terlihat antara lain adalah sporangium yang terbentuk di ujung hifa, hifa bercabang dan 
transparan. Selain itu, cendawan ini memiliki tiga tahap zoospora yang disebut polyplanetism, 
zoospora keluar secara bergerombol dan selanjutnya terbentuk zoospora sekunder dan tersier. 
Pembentukan siste primer terjadi di mulut sporangium, dan zoospora masih bergerombol. 
Pembentukan sporangium kedua dengan cara membentuk cabang di bawah sporangium 
utama yang telah kosong. Pada reproduksi seksual, setiap oogonia menghasilkan 1-10 
oospora (Sharma, 1989 dalam Mulyani, 2006). 
http://sopbuntutenak.blogspot.com/2009/03/mikro-jamur.html

More Related Content

PDF
Laporan Praktik Kerja Lapangan
PPTX
324446755-Biologi-Laut-Ppt-Makroalga.pptx
PPTX
PPT RHODOPHYTAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
PDF
Porifera
DOCX
Tinjauan pustaka Ikan NILA
PPTX
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH
PPTX
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx
Laporan Praktik Kerja Lapangan
324446755-Biologi-Laut-Ppt-Makroalga.pptx
PPT RHODOPHYTAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Porifera
Tinjauan pustaka Ikan NILA
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx

Similar to Mikr4 (20)

PPTX
PPTX
Phaeophyta & Chlorophyta
PPT
PPT Embriologi Tumbuhan
PPTX
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
PPTX
POWERPOINT-KINGDOM FUNGI KELAS X SMA.pptx
PPTX
Divisi thallophyta
DOCX
Panulirus sp (Lobster) - Zoologi invertebrata - Tugas Paper
DOCX
Bakteri rhizopus oligosporus
DOCX
Semoga Bermamfaat :) Kelompok monera dan protista
PDF
Jamur dan Kapang dan aplikasinya dalam kehidupan
PPTX
DOCX
Sumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
PPTX
Echinodermata
PPTX
Group 7 phylum amfibi
PPTX
Fungi mikrobiologi & parasitologi
PDF
MATKUL MIKOLOGI T (PRAKT 1-2 SPORULASI, HIFA & KOLONI JAMUR).pdf
PPTX
Biologi, Dunia Tumbuhan (Plantae)
PPT
Biologi X: Protista
Phaeophyta & Chlorophyta
PPT Embriologi Tumbuhan
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
POWERPOINT-KINGDOM FUNGI KELAS X SMA.pptx
Divisi thallophyta
Panulirus sp (Lobster) - Zoologi invertebrata - Tugas Paper
Bakteri rhizopus oligosporus
Semoga Bermamfaat :) Kelompok monera dan protista
Jamur dan Kapang dan aplikasinya dalam kehidupan
Sumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
Echinodermata
Group 7 phylum amfibi
Fungi mikrobiologi & parasitologi
MATKUL MIKOLOGI T (PRAKT 1-2 SPORULASI, HIFA & KOLONI JAMUR).pdf
Biologi, Dunia Tumbuhan (Plantae)
Biologi X: Protista
Ad

More from Warnet Raha (20)

DOCX
Serune kale
DOCX
Alat musik
DOCX
Septian
DOCX
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
DOCX
Perihal
DOCX
Warnet vast raha
DOCX
Surat tugas pls wakorsel
DOC
Silsilah keluarga
DOCX
DOC
Silsilah keluarg1
DOC
Makalah haji dan umroh
DOC
Motivasi dan kepuasan kerja
DOCX
Salim 2
DOCX
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
DOCX
Kafer akbid paramata
DOCX
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
DOC
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
DOC
Jurnal ella
DOC
Penelitian
DOCX
Surat keterangan kematian 4
Serune kale
Alat musik
Septian
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Perihal
Warnet vast raha
Surat tugas pls wakorsel
Silsilah keluarga
Silsilah keluarg1
Makalah haji dan umroh
Motivasi dan kepuasan kerja
Salim 2
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Kafer akbid paramata
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Jurnal ella
Penelitian
Surat keterangan kematian 4
Ad

Recently uploaded (7)

PDF
2_Geometrik Jalan Prrrrrrrrrrrrrrrrrrrart II.pdf
PPTX
modul ajar bahasa inggris kelas 2 SD semester 1
PPTX
ibadah minggu hkbp bongbongan 06 juli 2025
PPTX
Jurnal pembelajaran ku prinsip pengajaran dan asesmen merancang pembelajaran ...
PPTX
jurnal pembelajaran ku prinsip pengajaran dan asesmen
PPTX
Teknis Kegiatan Gerbangdutas 2023 19052023_1.pptx
PPTX
ibadah minggu hkbp bongbongan 13 juli 2025
2_Geometrik Jalan Prrrrrrrrrrrrrrrrrrrart II.pdf
modul ajar bahasa inggris kelas 2 SD semester 1
ibadah minggu hkbp bongbongan 06 juli 2025
Jurnal pembelajaran ku prinsip pengajaran dan asesmen merancang pembelajaran ...
jurnal pembelajaran ku prinsip pengajaran dan asesmen
Teknis Kegiatan Gerbangdutas 2023 19052023_1.pptx
ibadah minggu hkbp bongbongan 13 juli 2025

Mikr4

  • 1. Mikro-Jamur Talitha Feby Herda S H1E107034 Aphanomyces Cendawan Aphanomyces memiliki miselium berdiameter 5-15 mikron dan sedikit bercabang. Zoospora muncul pada ujung sporangium dalam bentuk memanjang kemudian menjadi kista di sekitar ujung sporangium. Hifa bercabang, tidak bersepta, dan berpigmen (Alderman, 1982 dalam Mulyani, 2006). Klasifikasi cendawan Aphanomyces menurut Scott (1961) dalam Mulyani (2006) adalah sebagai berikut : Filum : Phycomycetes Kelas : Oomycetes Ordo : Saprolegnialis Famili : Saprolegniaceae Genus : Menurut Robert et al. (1978) dalam Mulyani (2006), salah satu cirri parasi cendawan ini adalah menghasilkan kantung spora lebih dari satu dan keluar dari tengah (samping) hifa, sedangkan cirri saprofitik hanya menghasilkan satu kantung spora yang keluar dari bagian terminal (ujung hifa). Cendawan ini merupakan penyebab utama penyakit EUS (ulceratif epizootic syndrome) pada ikan (Rukyani, 1994 dalam Mulyani, 2006). Gejala klinis dari EUS antara lain bercak putih pada daging bawah kutikula (terlihat jelas di bawah mikroskop), dan pada beberapa kasus timbul warna kecoklatan pada kutikula atau otot.
  • 2. Pada umumnya penyakit EUS yang diakibatkan oleh Aphanomyces sp. Sering terjadi pada alkalinitas rendah dan pH perairan yang rendah. Perairan asam merupakan daerah yang mudah dikuasai oleh cendawan akuatik berkisar antara pH 4-7 (Griffin, 1981 dalam Rahman, 2003). Beberapa usaha telah berhasil dilakukan untuk mencegah serangan cendawan ini adalah menikka pH dan alkalinitas dengan cara pengapuran (Lilley et al, 1992 dalam Rahman, 2003). Nilai alkalinitas yang baik pada budidaya secara umum berkisar 10-400 ppm, sedangkan pH yang baik adalah 7-8.5 (Suyanto, 1992 dalam Rahman, 2003). Beberapa ciri cendawan Achlya hampir mirip dengan Saprolegnia. Perbedaan yang terlihat antara lain adalah sporangium yang terbentuk di ujung hifa, hifa bercabang dan transparan. Selain itu, cendawan ini memiliki tiga tahap zoospora yang disebut polyplanetism, zoospora keluar secara bergerombol dan selanjutnya terbentuk zoospora sekunder dan tersier. Pembentukan siste primer terjadi di mulut sporangium, dan zoospora masih bergerombol. Pembentukan sporangium kedua dengan cara membentuk cabang di bawah sporangium utama yang telah kosong. Pada reproduksi seksual, setiap oogonia menghasilkan 1-10 oospora (Sharma, 1989 dalam Mulyani, 2006). http://sopbuntutenak.blogspot.com/2009/03/mikro-jamur.html