SlideShare a Scribd company logo
1
`
STRATEGI PEMBELAJARAN |BAB 2
KEGIATAN | BELAJAR | 6 |
Strategi Pembelajaran Contextual
PENDAHULUAN
Pada dunia pendidikan dan pengajaran, pembelajaran kontekstual merupakan
salah satu pendekatan pembelajaran yang mengandung strategi yang dapat
melibatkan aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didorong
aktif dalam mempelajari materi-materi pemnbelajaran sesuai dengan topik
yang akan dipelajarinya. Materi yang dipelajari dalam proses belajar dan
pembelajaran tidak lepas dengan penggunaan pendekatan langsung pada
kehidupan nyata. Dalam hal ini, dapat membanguan pemikiran kontruktivisme
sehingga peserta didik dapat memecahkan masalah-msalah yang terdapt pada
kehidupan nyata. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
kontekstual tersebut mampu menjadikan pembelajaran secara nyata sehingga
peserta didik tidak lagi hanya mengandalkan imajinasinya saja, akan tetapi
melalui lingkungan sekitar peserta didik juga dapat belajar.
Dengan adanya media tersebut, kegiatan belajar mengajar berbasis
kontekstual (contextual teaching and learning) yang akan membawa peserta
didik pada dunia nyata yang akan menggunakan konsep ini, diharapkan
pembelajaran peserta didik akan lebih bermakna dan berlangsung secara
alamiah dalam bentuk peserta didik bekerja (berpartisipasi aktif) dan
mengalami langsung dan pembelajaran bukan lagi guru mentransfer
pengetahuan kepada peserta didik.
KONSEP DASAR
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
PENGERTIAN: Pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching And Learning) adalah pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran kontekstual, yaitu pembelajaran yang mengfgunakan
pengetahuan dan kemampuannya untuk memecahkan berbagai masalah
yang berkaitan dengan pelajaran lain di sekolah. Situasi sekolah, maupun
masalah di luar sekolah, termasuk masalah-masalah di tempat tempat kerja
yang relvan.
Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian Dewey (1916)
yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang
dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau
peristiwa yang akan terjadi di sekelilingya. Pembelajran ini menekankan pada
daya pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan
menganalisis data, memecahkan masalah-msalah tertenrtu, baik secara
individu maupun kelompok .
Karweit (1993), menambahkan bahwa dalam pembelajaran kontekstual,
pembelajaran didesain sedemikian rupa agar siswa dapat memecahkan
persoalan melalui kegiatan yang merefleksikan kejadian sebenarnya dalam
kehidupan. Pendekatan kontekstual CTL adalah pendekatan yang melibatkan
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah Mempelajari Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Mahasiswa
Semester 6 Dapat Menerapkan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dalam
Proses Pembelajaran
Sub Capaian Pembelajaran
1. Menjelaskan Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual
2. Menjelaskan Prinsip Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual
3. Menerapkan Langkah-Langkah
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
4. Menentukan Teknik Penilaian Pada
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Pokok Materi
1. Konsep Dasar Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual
2. Prinsip Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual
3. Langkah-Langkah
Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual
4. Teknik Penilaian Pada
Pembelajaran Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual
3
siswa secara penuh dalam proses pembelajaran dan didorong untuk
berkreativitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan
dipelajari.
Menurut Depdiknas (2002: 26), pendekatan kontekstual merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengkaitkan antara meteri yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pengetahuan dan
keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan ketereampilan siswa diperoleh dari usaha siswa
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan ketika ia belajar.
CTL merupakan pembelajaran yang dikaitkan dengan konteks kehidupan
sehari-hari anak dan perkembangan psikologisnya. Apabila dikaitkan dengan
konteks hobi dan kebutuhannya, siswa akan mudah tertarik untuk
memerhatikan konsep yang sedang dipelajari. Akibatnya, dengan konteks
kehidupan sehari-hari dan perkembangan psikologisnya anak-anak akan
lebih mudah untuk memahaminya.
Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang
memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah dan
menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret melalui
keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan dan mengalami
sendiri. Dengan demikian, pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi
produk, akan tetapi yang terpenting adalah proses.
Menurut Johnson ada 8 komponen yang menjadi ciri dalam pembelajaran
kontekstual, yaitu sebagai berikut :
1) Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningfull
connection). Siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang
belajar secara aktif dalam mengembangkan minatnya secara
individual, orang yang dapatbekerja sendiri atau bekerja dalam
kelompok, dan orang yang dapatbelajar sambil berbuat (learning by
doing).
2) Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant
work). Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan
berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku
bisnis dan sebagai anggota masayarakat.
3) Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning). Siswa
melakukan kegiatan yang signifikan : ada tujuannya, ada urusannya
dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan,
dan ada produknya atau hasilnya yang sifatnya nyata.
4
4) Bekerja sama (collaborating). Siswa dapat bekerja sama. Guru dan
siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, guru membantu siswa
memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling
berkomunikasi.
5) Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking). Siswa dapat
menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan
kreatif : dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan
masalah, membuat keputusan, dan menggunakan logika dan bukti-
bukti.
6) Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual).
Siswa memelihara pribadinya : mengetahui, memberi perhatian,
memberi harapan- harapan yang tinggi, memotivasi dan
memperkuat diri sendiri. Siswa tidak dapat berhasil tanpa dukungan
orang dewasa.
7) Mencapai standar yang tinggi (reaching high standard). Siswa
mengenal dan mencapai standar yang tinggi : mengidentifikasi
tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. Guru
memperlihatkan kepada siswa cara mencapai apa yang disebut
“excellence”.
8) Menggunakan penilain autentik (using authentic assessment). Siswa
menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata
untuk suatu tujuan yang bermakna. Misalnya, siswa boleh
menggambarkan informasi akademis yang telah mereka pelajari
untuk dipublikasikan dalam kehidupan nyata (M. Idrus Hasibuan,
2014:5-6).
5
PRINSIP-PRINSIP
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Pembelajaran dengan CTL menggunakan beberapa prinsip, yaitu prinsip
kesaling bergantungan, prinsip diferensiasi, dan prinsip pengaturan diri
(Jhonson, 2009: 68). Berikut ini adalah penjelasannya :
1) Prinsip kesalingbergantungan ini maksudnya ada keterkaitan antara
siswa dengan beberapa komponen sekolah seperti siswa lain, guru
lain, tukang kebun, tukang sapu, pegawai administrasi, sekertaris,
orangtua, dan masyarakat di lingkungan sekitar sekolah. Prinsip ini
memungkinkan para siswa untuk membuat hubungan yang
bermakna, pemikiran kritis dan kreatif menjadi mungkin. Prinsip
kesalingbergantungan mendukung kerja sama sehingga para siswa
terbantu dalam menemukan persoalan, merancang rencana, dan
mencari bahwa saling mendengarkan akan menuntun pada
keberhasilan.
2) Prinsip diferensiasi memberi kesempatan kepada siswa untuk
menggali bakat dan memunculkan cara belajar mereka sendiri
karena setiap individu siswa itu unik. Komponen pembelajaran
kontekstula mencangkup pembelajaran aktif dan langsung (hands-
on), kreatif ketika mereka menggunakan pengetahuan akademik
untuk meningkatkan kerja sama dengan anggoya kelas mereka,
ketika mereka merumuskan langkah-langkah untuk menyelesiakan
sebuah tugas sekolah, atau mengumpulkan dan menilai informasi
menganai suatu masalah masyarakat.
3) Prinsip pengaturan diri menurut guru untuk mendorong setiap siswa
mengeluarkan seluruh potensainya. Sesuai prinsip ini, sasaran
utama CTL adalah menolong para siswa mencapai keunggulan
akademik, memperoleh keterampilan karier, dan mengembangkan
karakter dengan cara menghubungkan tugas sekolah dengan
pengalaman serta pengetahuan pribadinya.
6
LANGKAH-LANGKAH
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Terdapat 7 (tujuh) tahapan pembelajaran kontekstual yaitu konstruktivisme,
penemuan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian
otentik.
Konstruktivisme (Constructivism): Konstruktivisme adalah
mengembangkan pemikiran siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya. Menurut Sardiman, teori atau aliran
ini merupakan landasan berfikir bagi pendekatan kontekstual (CTL).
Pengetahuan riil bagi para siswa adalah sesuatu yang dibangun atau
ditemukan oleh siswa itu sendiri. Jadi pengetahuan bukanlah seperangkat
fakta, konsep atau kaidah yang diingat siswa, tetapi siswa harus
merekonstruksi pengetahuan itu kemudian memberi makna melalui
pengalaman nyata.
Menemukan (Inquiry): Menemukan atau inkuiri adalah proses
pembelajaran yang didasarkan pada proses pencarian penemuan melalui
proses berfikir secara sistematis, yaitu proses pemindahan dari pengamatan
menjadi pemahaman sehingga siswa belajar mengunakan keterampilan
berfikir kritis. Menurut Lukmanul Hakiim, guru harus merencanakan situasi
sedemikian rupa, sehingga para siswa bekerja menggunakan prosedur
mengenali masalah, menjawab pertanyaan, menggunakan prosedur
penelitian/investigasi, dan menyiapkan kerangka berfikir , hipotesis, dan
penjelasan yang relevan dengan pengalaman pada dunia nyata.
Bertanya (questioning): Bertanya, yaitu mengembangkan sifat ingin tahu
siswa melalui dialog interaktif melalui tanya jawab oleh keseluruhan unsur
yang terlibat dalam komunitas belajar. Dengan penerapan bertanya,
pembelajaran akan lebih hidup, akan mendorong proses dan hasil
pembelajaran yang lebih luas dan mendalam. Dengan mengajukan
pertanyaan, mendorong siswa untuk selalu bersikap tidak menerima suatu
pendapat, ide atau teori secara mentah. Ini dapat mendorong sikap selalu
ingin mengetahui dan mendalami (curiosity) berbagai teori, dan dapat
mendorong untuk belajar lebih jauh.
Masyarakat Belajar (learning community): Konsep masyarakat belajar
(learning community) ialah hasil pembelajaran yang diperoleh dari kerjasama
dengan orang lain. Guru dalam pembelajaran kontekstual (CTL) selalu
7
melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok yang anggotanya
heterogen. Siswa yang pandai mengajari yang lemah, yang sudah tahu
memberi tahu yang belum tahu, dan seterusnya. Dalam praktiknya
“masyarakat belajar” terwujud dalam pembentukan kelompok kecil,
kelompok besar, mendatangkan ahli ke kelas, bekerja sama dengan kelas
paralel, bekerja kelompok dengan kelas di atasnya, bekerja sama dengan
masyarakat.
Pemodelan (modeling): Dalam pembelajaran keterampilan atau
pengetahuan tertentu, perlu ada model yang bisa ditiru oleh siswa. Model
dalam hal ini bisa berupa cara mengoperasikan, cara melempar atau
menendang bola dalam olah raga, cara melafalkan dalam bahasa asing, atau
guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Guru menjadi model dan
memberikan contoh untuk dilihat dan ditiru. Apapun yang dilakukan guru,
maka guru akan bertindak sebagai model bagi siswa. Ketika guru sanggup
melakukan sesuatu, maka siswapun akan berfikir sama bahwa dia bisa
melakukannya juga.
Refleksi (reflection): Refleksi merupakan upaya untuk melihat,
mengorganisir, menganalisis, mengklarifikasi, dan mengevaluasi hal-hal
yang telah dipelajari. Realisasi praktik di kelas dirancang pada setiap akhir
pembelajaran, yaitu dengan cara guru menyisakan waktu untuk memberikan
kesempatan bagi para siswa melakukan refleksi berupa : pernyataan
langsung siswa tentang apa-apa yang diperoleh setelah melakukan
pembelajaran, catatan atau jurnal di buku siswa, kesan dan saran siswa
mengenai pembelajaran hari itu, diskusi, dan hasil karya.
FAKTA EMPIRIK KEBERHASILAN
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
KELEBIHAN: Beberapa kelebihan dari pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) adalah :
1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan nyata. Artinya siswa
dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman
belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting,
sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan
kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi
secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan
tertanam erat dalam memori siswa.
8
2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut
aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk
menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis
konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui “mengalami”
bukan “menghafal”.
3) Kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada aktivitas
siswa secara penuh, baik fisik maupun mental.
4) Kelas dalam pembelajaran Kontekstual bukan sebagai tempat untuk
memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji
data hasil temuan mereka di lapangan.
5) Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil
pemberian dari guru.
6) Penerapan pembelajaran Kontekstual dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang bermakna.
KELEMAHAN: Sedangkan kelemahan dari pembelajaran kontekstual adalah
sebagai berikut :
1) Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran
Kontekstual berlangsung.
2) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan
situasi kelas yang kurang kondusif.
Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam CTL, guru tidak lagi
berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelolah kelas
sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan
dan keterampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu
yang sedang berkembang .
9
TEKNIK PENILAIAN
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses
pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secraa tersu menerus selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekananya diarahkan kepada
proses belajar bukan kepada hasil belajar.
Penilaian nyata (authentic assessment) adalah proses yang dilakukan guru
untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajara yang
dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa
benar-benar atau tidak; apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh
yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa.
Proses pembelajaran konvensional yang sering dilakukan guru pada saat ini,
biasanya ditekankan kepada perkembangan aspek intelektual sehingga alat
evaluasi yang digunakan terbatas pada penggunaan tes. Dengan tes dapat
diketahui seberapa jauh siswa telah menguasai materi pelajaran. Dalam CTL,
keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditemukan oleh perkembangan
kemampuan intelektual saja, akan tetapi perkembangan seluruh aspek. Hasil
belajar seperti hasil tes, akan tetapi juga proses belajar melalui penilaiannya.
Setiap siswa mempunyai gaya yang berbeda dalam belajar. Perbedaan yang
dimiliki siswa tersebit oleh Bobi Deporter (1992) dinamakan unsur modalitas
belajar. Menurutnya, ada tiga tipe gaya belajar. Menurutnya, ada tiga tipe
gaya belajar siswa, yaitu tipe melihat, artinya siswa akan lebih cepat belajar
dengan cara menggunakan indra penglihatannya. Tipe auditorial adalah tipe
belajar dengan cara menggunakan alat pendengarannya, sedangkan tipe
kinestetis adalah tipe belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh
(Chomaidi & Salamah, 2018:242).
10
RANGKUMAN: Menggunakan strategi pembelajaran
contextual teaching and learning ini peserta didik akan
terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga
peserta didik akan dapat pembelajaran yang tidak
terlupakan atau bermakan. Selain itu, dengan
mengkaitkan pembelajaran pada lingkungan sekitar
atau pada dunia nyata maka akan membangun
kemampuan berpikri konstruktif peserta didik, dengan
begitu peserta didik dapat memecahkan masalah-
masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata. Pada
pembelajaran menggunakan contextual taeching and
learning ini guru juga dapat memadukan strategi
pembelajaran lainnya seperti, project based learing,
inquiry, problem based learning dan lain sebagainya
yang dapat membangun kemampuan peserta didik
dalam berpikir kritis, kreatif dan konstruktif.
Scan Disini
LATIHAN: Untuk memperdalam pemahaman anda
mengenai materi diatas, kerjakanlah latihan berikut:
1. Pilihlah satu tema dalam pembelajaran di Sekolah
Dasar
2. Buatlah rancangan pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan tema yang sudah dipilh menggunakan
tahapan-tahapan pendekatan pembelajaran
kontekstual
11
DAFTAR PUSTAKA:
Dek Ngurah, I Wayan. 2017. Bagaimana Melakukan Penilaian Proses Pada
Pembelajaran Berbasis Inkuiri. Vol. 1 No. (4) pp. 224-230.
(file:///C:/Users/TELPRO/Downloads/12858-15616-1-PB.pdf diakses
pada 29 Maret 2020)
Dzikie Agung Prasetyo dan Dwi Widjanarko, “Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi
Memelihara Komponen Sistem Bahan Bakar Bensin”, Jurnal Pendidikan
Teknik Mesin, vol.15, no. 2, pp.82-86, Des.2015 .
Lahadisi, “Inkuiri: Sebuah Strategi Menuju Pembelajaran Bermakna”, Jurnal
Al-Ta’dib, vol.7, no.2, pp.87-96, Des.2014.
Kawuwung, Femmy Roosje. 2019. Implementasi Perangkat Pembelajaran
Inkuiri Terbuka Dipadu NHT Dan Kemampuan Akademik. Malang: CV.
Seribu Bintang.
Nurhamidah Nasution, “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Inquiru
Terbimbing Menggunakan Macromedia Flash Player Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom”, Jurnal
Pendidikan Kimia, pp.2-3, 2014.
Nurhani, Yusuf kendek Paluin, dan Dewi Tureni, “Penerapan Metode Inquiry
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas
IV SDN 3 Siwalempu”, Jurnal Kreatif Tadulako Online, vol.4, no.2, pp.91-
92.
Roida Eva Flora Siagan dan Maya Nurfitriyanti, “Metode Pembelajaran Inquiry
Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari
Kreativitas Belajar”, Jurnal Formatif, pp. 39-40.

More Related Content

PDF
Strategi Pembelajaran Kontextual
PDF
Unit 5 konstruktivisme
PPT
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
PDF
Pendekatan konstruktivisme
PPT
DOCX
Pembelajaran kontekstual
PPTX
Teori konstruktivistik
PPTX
Teori Konstruktivisme
Strategi Pembelajaran Kontextual
Unit 5 konstruktivisme
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan konstruktivisme
Pembelajaran kontekstual
Teori konstruktivistik
Teori Konstruktivisme

What's hot (18)

PDF
Student centered learning scl
PPT
Contextual teaching learning
DOCX
Pembelajaran kontekstual
DOC
21198220 apakah-pembelajaran-kontekstual
DOCX
Teori pembelajaran konsruktivisme
PDF
Lutvia resta-setyawati 1406973
PDF
Kontekstual
PPTX
Teori Pembelajaran Konstruktivisme
PDF
Makalah dppm
DOCX
Makalah iis
PDF
Model model pembelajaran
PPTX
Pembelajaran kontekstual
PPT
Kaedah pembelajaran kontekstual
DOCX
PDF
Kemahiran Belajar Add Maths 1
PDF
penelitian
PPT
Pembelajaran Secara Kontekstual
PDF
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Student centered learning scl
Contextual teaching learning
Pembelajaran kontekstual
21198220 apakah-pembelajaran-kontekstual
Teori pembelajaran konsruktivisme
Lutvia resta-setyawati 1406973
Kontekstual
Teori Pembelajaran Konstruktivisme
Makalah dppm
Makalah iis
Model model pembelajaran
Pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstual
Kemahiran Belajar Add Maths 1
penelitian
Pembelajaran Secara Kontekstual
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Ad

Similar to Modul (kb 6) contextual (20)

PPTX
4. pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bhs indo.
DOCX
DOCX
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
DOC
12 makalah ctl
DOC
Ctl
DOCX
DOCX
Tugas metodologi pembelajaran A
DOCX
Pendekatan kontekstual pada_siswa_sekola
DOCX
Pendekatan kontekstual
PPT
Sesi 7. pada Pembelajaran Kontekstual.ppt
PPT
Model Pembelajaran Sosial Kontekstual.ppt
PPT
Pembelajaran kontekstual
PPT
Sesi 7. Pembelajaran Kontekstual.ppt
PPTX
Ppt teori belajar dan pembelajaran
PPT
Ips sd kelompok 5
PPTX
Ppt ctl dan paikem
PPT
Pembelajaran Kontekstual.ppt
PPT
Pemb.kooperatif
PDF
15205061 (klp 5)
PPT
3266279.ppt
4. pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bhs indo.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
12 makalah ctl
Ctl
Tugas metodologi pembelajaran A
Pendekatan kontekstual pada_siswa_sekola
Pendekatan kontekstual
Sesi 7. pada Pembelajaran Kontekstual.ppt
Model Pembelajaran Sosial Kontekstual.ppt
Pembelajaran kontekstual
Sesi 7. Pembelajaran Kontekstual.ppt
Ppt teori belajar dan pembelajaran
Ips sd kelompok 5
Ppt ctl dan paikem
Pembelajaran Kontekstual.ppt
Pemb.kooperatif
15205061 (klp 5)
3266279.ppt
Ad

More from PratiwiKartikaSari (20)

PDF
Penyusunan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
PDF
Inquiry Learning
PDF
Penilaian Kompetensi Afektif
PDF
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
PDF
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
PDF
Pembelajaran discovery Learning
PDF
Pembelajaran kolaboratif
PDF
pembelajaran Berbasis Proyek
PDF
Penilaian Kompetensi Kognitif
PDF
Penilaian Kompetensi Psikomotorik
PDF
Karakteristik Media Pembelajaran
PDF
Konsep Dasar Media Pembelajaran
PDF
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
PDF
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
PDF
Penilaian Kompetensi Psikomotorik
PDF
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
PDF
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
PDF
Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)
PDF
Bab 1 modul kb 4 penguatan(1)
PDF
Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)
Penyusunan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Inquiry Learning
Penilaian Kompetensi Afektif
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Pembelajaran discovery Learning
Pembelajaran kolaboratif
pembelajaran Berbasis Proyek
Penilaian Kompetensi Kognitif
Penilaian Kompetensi Psikomotorik
Karakteristik Media Pembelajaran
Konsep Dasar Media Pembelajaran
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Penilaian Kompetensi Psikomotorik
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)
Bab 1 modul kb 4 penguatan(1)
Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)

Recently uploaded (20)

DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKWU Rekayasa Kelas 12 SMA Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Lanjutan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
PDF
Deck Rumah Pendidikan untuk Mendukung Program Prioritas Kemendikdasmen.pdf
PPTX
Bahan Tayang OJT Pembelajaran Mendalam KS
PDF
070725 - Definisi dan Data Indikator SNP.pdf
PPT
MATERI ALL Biologi 10 LENGKAP SEKALI TINGGAL DI GUNAKAN
PDF
ANALISIS SOALAN BAHASA MELAYU SPM 2021-2024 (1).pdf
PPTX
Modul 1. Pengenalan Koding-KA di Dikdasmen.pptx
PDF
SMASA....................................pdf
PDF
ANALISIS CP NO 046 TAHUN 2025 FASE C.pdf
PDF
PPT Yudisium Ceremony Agusus 2025 - new. pdf
PPTX
5. Bahan Bacaan Asinkronus Modul 5_ Perencanaan Pembelajaran.pptx
PDF
1.Materi Kebijakan Umum Program Revit.pdf
PPSX
Teknik Trading Selang Seling Yang Dapat Digunakan Untuk Trading Manual Maupun...
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 11 SMA Terbaru 2025
PDF
System Requirement Enterprise Resource Planning Peternakan Ayam dan Daftar Ju...
PDF
Presentasi Aplikasi Persiapan ANBK 2025.pdf
PPTX
Konsep & Strategi Penyusunan HPS _Pelatihan "Ketentuan TERBARU Pengadaan" (...
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Biologi Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PPTX
Paparan Penyesuaian Juknis BOSP Tahun 2025
Modul Ajar Deep Learning PKWU Rekayasa Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Lanjutan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
Deck Rumah Pendidikan untuk Mendukung Program Prioritas Kemendikdasmen.pdf
Bahan Tayang OJT Pembelajaran Mendalam KS
070725 - Definisi dan Data Indikator SNP.pdf
MATERI ALL Biologi 10 LENGKAP SEKALI TINGGAL DI GUNAKAN
ANALISIS SOALAN BAHASA MELAYU SPM 2021-2024 (1).pdf
Modul 1. Pengenalan Koding-KA di Dikdasmen.pptx
SMASA....................................pdf
ANALISIS CP NO 046 TAHUN 2025 FASE C.pdf
PPT Yudisium Ceremony Agusus 2025 - new. pdf
5. Bahan Bacaan Asinkronus Modul 5_ Perencanaan Pembelajaran.pptx
1.Materi Kebijakan Umum Program Revit.pdf
Teknik Trading Selang Seling Yang Dapat Digunakan Untuk Trading Manual Maupun...
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 11 SMA Terbaru 2025
System Requirement Enterprise Resource Planning Peternakan Ayam dan Daftar Ju...
Presentasi Aplikasi Persiapan ANBK 2025.pdf
Konsep & Strategi Penyusunan HPS _Pelatihan "Ketentuan TERBARU Pengadaan" (...
Modul Ajar Deep Learning Biologi Kelas 10 SMA Terbaru 2025
Paparan Penyesuaian Juknis BOSP Tahun 2025

Modul (kb 6) contextual

  • 1. 1 ` STRATEGI PEMBELAJARAN |BAB 2 KEGIATAN | BELAJAR | 6 | Strategi Pembelajaran Contextual PENDAHULUAN Pada dunia pendidikan dan pengajaran, pembelajaran kontekstual merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang mengandung strategi yang dapat melibatkan aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didorong aktif dalam mempelajari materi-materi pemnbelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Materi yang dipelajari dalam proses belajar dan pembelajaran tidak lepas dengan penggunaan pendekatan langsung pada kehidupan nyata. Dalam hal ini, dapat membanguan pemikiran kontruktivisme sehingga peserta didik dapat memecahkan masalah-msalah yang terdapt pada kehidupan nyata. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual tersebut mampu menjadikan pembelajaran secara nyata sehingga peserta didik tidak lagi hanya mengandalkan imajinasinya saja, akan tetapi melalui lingkungan sekitar peserta didik juga dapat belajar. Dengan adanya media tersebut, kegiatan belajar mengajar berbasis kontekstual (contextual teaching and learning) yang akan membawa peserta didik pada dunia nyata yang akan menggunakan konsep ini, diharapkan pembelajaran peserta didik akan lebih bermakna dan berlangsung secara alamiah dalam bentuk peserta didik bekerja (berpartisipasi aktif) dan mengalami langsung dan pembelajaran bukan lagi guru mentransfer pengetahuan kepada peserta didik.
  • 2. KONSEP DASAR PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PENGERTIAN: Pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching And Learning) adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kontekstual, yaitu pembelajaran yang mengfgunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan pelajaran lain di sekolah. Situasi sekolah, maupun masalah di luar sekolah, termasuk masalah-masalah di tempat tempat kerja yang relvan. Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi di sekelilingya. Pembelajran ini menekankan pada daya pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan masalah-msalah tertenrtu, baik secara individu maupun kelompok . Karweit (1993), menambahkan bahwa dalam pembelajaran kontekstual, pembelajaran didesain sedemikian rupa agar siswa dapat memecahkan persoalan melalui kegiatan yang merefleksikan kejadian sebenarnya dalam kehidupan. Pendekatan kontekstual CTL adalah pendekatan yang melibatkan CAPAIAN PEMBELAJARAN Setelah Mempelajari Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Mahasiswa Semester 6 Dapat Menerapkan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dalam Proses Pembelajaran Sub Capaian Pembelajaran 1. Menjelaskan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual 2. Menjelaskan Prinsip Pendekatan Pembelajaran Kontekstual 3. Menerapkan Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran Kontekstual 4. Menentukan Teknik Penilaian Pada Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Pokok Materi 1. Konsep Dasar Pendekatan Pembelajaran Kontekstual 2. Prinsip Pendekatan Pembelajaran Kontekstual 3. Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran Kontekstual 4. Teknik Penilaian Pada Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
  • 3. 3 siswa secara penuh dalam proses pembelajaran dan didorong untuk berkreativitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajari. Menurut Depdiknas (2002: 26), pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara meteri yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketereampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan ketika ia belajar. CTL merupakan pembelajaran yang dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari anak dan perkembangan psikologisnya. Apabila dikaitkan dengan konteks hobi dan kebutuhannya, siswa akan mudah tertarik untuk memerhatikan konsep yang sedang dipelajari. Akibatnya, dengan konteks kehidupan sehari-hari dan perkembangan psikologisnya anak-anak akan lebih mudah untuk memahaminya. Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan dan mengalami sendiri. Dengan demikian, pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk, akan tetapi yang terpenting adalah proses. Menurut Johnson ada 8 komponen yang menjadi ciri dalam pembelajaran kontekstual, yaitu sebagai berikut : 1) Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningfull connection). Siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif dalam mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapatbekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapatbelajar sambil berbuat (learning by doing). 2) Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work). Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota masayarakat. 3) Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning). Siswa melakukan kegiatan yang signifikan : ada tujuannya, ada urusannya dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada produknya atau hasilnya yang sifatnya nyata.
  • 4. 4 4) Bekerja sama (collaborating). Siswa dapat bekerja sama. Guru dan siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, guru membantu siswa memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi. 5) Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking). Siswa dapat menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif : dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan logika dan bukti- bukti. 6) Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual). Siswa memelihara pribadinya : mengetahui, memberi perhatian, memberi harapan- harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri. Siswa tidak dapat berhasil tanpa dukungan orang dewasa. 7) Mencapai standar yang tinggi (reaching high standard). Siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi : mengidentifikasi tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. Guru memperlihatkan kepada siswa cara mencapai apa yang disebut “excellence”. 8) Menggunakan penilain autentik (using authentic assessment). Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata untuk suatu tujuan yang bermakna. Misalnya, siswa boleh menggambarkan informasi akademis yang telah mereka pelajari untuk dipublikasikan dalam kehidupan nyata (M. Idrus Hasibuan, 2014:5-6).
  • 5. 5 PRINSIP-PRINSIP PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Pembelajaran dengan CTL menggunakan beberapa prinsip, yaitu prinsip kesaling bergantungan, prinsip diferensiasi, dan prinsip pengaturan diri (Jhonson, 2009: 68). Berikut ini adalah penjelasannya : 1) Prinsip kesalingbergantungan ini maksudnya ada keterkaitan antara siswa dengan beberapa komponen sekolah seperti siswa lain, guru lain, tukang kebun, tukang sapu, pegawai administrasi, sekertaris, orangtua, dan masyarakat di lingkungan sekitar sekolah. Prinsip ini memungkinkan para siswa untuk membuat hubungan yang bermakna, pemikiran kritis dan kreatif menjadi mungkin. Prinsip kesalingbergantungan mendukung kerja sama sehingga para siswa terbantu dalam menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari bahwa saling mendengarkan akan menuntun pada keberhasilan. 2) Prinsip diferensiasi memberi kesempatan kepada siswa untuk menggali bakat dan memunculkan cara belajar mereka sendiri karena setiap individu siswa itu unik. Komponen pembelajaran kontekstula mencangkup pembelajaran aktif dan langsung (hands- on), kreatif ketika mereka menggunakan pengetahuan akademik untuk meningkatkan kerja sama dengan anggoya kelas mereka, ketika mereka merumuskan langkah-langkah untuk menyelesiakan sebuah tugas sekolah, atau mengumpulkan dan menilai informasi menganai suatu masalah masyarakat. 3) Prinsip pengaturan diri menurut guru untuk mendorong setiap siswa mengeluarkan seluruh potensainya. Sesuai prinsip ini, sasaran utama CTL adalah menolong para siswa mencapai keunggulan akademik, memperoleh keterampilan karier, dan mengembangkan karakter dengan cara menghubungkan tugas sekolah dengan pengalaman serta pengetahuan pribadinya.
  • 6. 6 LANGKAH-LANGKAH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Terdapat 7 (tujuh) tahapan pembelajaran kontekstual yaitu konstruktivisme, penemuan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian otentik. Konstruktivisme (Constructivism): Konstruktivisme adalah mengembangkan pemikiran siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Menurut Sardiman, teori atau aliran ini merupakan landasan berfikir bagi pendekatan kontekstual (CTL). Pengetahuan riil bagi para siswa adalah sesuatu yang dibangun atau ditemukan oleh siswa itu sendiri. Jadi pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang diingat siswa, tetapi siswa harus merekonstruksi pengetahuan itu kemudian memberi makna melalui pengalaman nyata. Menemukan (Inquiry): Menemukan atau inkuiri adalah proses pembelajaran yang didasarkan pada proses pencarian penemuan melalui proses berfikir secara sistematis, yaitu proses pemindahan dari pengamatan menjadi pemahaman sehingga siswa belajar mengunakan keterampilan berfikir kritis. Menurut Lukmanul Hakiim, guru harus merencanakan situasi sedemikian rupa, sehingga para siswa bekerja menggunakan prosedur mengenali masalah, menjawab pertanyaan, menggunakan prosedur penelitian/investigasi, dan menyiapkan kerangka berfikir , hipotesis, dan penjelasan yang relevan dengan pengalaman pada dunia nyata. Bertanya (questioning): Bertanya, yaitu mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui dialog interaktif melalui tanya jawab oleh keseluruhan unsur yang terlibat dalam komunitas belajar. Dengan penerapan bertanya, pembelajaran akan lebih hidup, akan mendorong proses dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan mendalam. Dengan mengajukan pertanyaan, mendorong siswa untuk selalu bersikap tidak menerima suatu pendapat, ide atau teori secara mentah. Ini dapat mendorong sikap selalu ingin mengetahui dan mendalami (curiosity) berbagai teori, dan dapat mendorong untuk belajar lebih jauh. Masyarakat Belajar (learning community): Konsep masyarakat belajar (learning community) ialah hasil pembelajaran yang diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Guru dalam pembelajaran kontekstual (CTL) selalu
  • 7. 7 melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Siswa yang pandai mengajari yang lemah, yang sudah tahu memberi tahu yang belum tahu, dan seterusnya. Dalam praktiknya “masyarakat belajar” terwujud dalam pembentukan kelompok kecil, kelompok besar, mendatangkan ahli ke kelas, bekerja sama dengan kelas paralel, bekerja kelompok dengan kelas di atasnya, bekerja sama dengan masyarakat. Pemodelan (modeling): Dalam pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, perlu ada model yang bisa ditiru oleh siswa. Model dalam hal ini bisa berupa cara mengoperasikan, cara melempar atau menendang bola dalam olah raga, cara melafalkan dalam bahasa asing, atau guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Guru menjadi model dan memberikan contoh untuk dilihat dan ditiru. Apapun yang dilakukan guru, maka guru akan bertindak sebagai model bagi siswa. Ketika guru sanggup melakukan sesuatu, maka siswapun akan berfikir sama bahwa dia bisa melakukannya juga. Refleksi (reflection): Refleksi merupakan upaya untuk melihat, mengorganisir, menganalisis, mengklarifikasi, dan mengevaluasi hal-hal yang telah dipelajari. Realisasi praktik di kelas dirancang pada setiap akhir pembelajaran, yaitu dengan cara guru menyisakan waktu untuk memberikan kesempatan bagi para siswa melakukan refleksi berupa : pernyataan langsung siswa tentang apa-apa yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran, catatan atau jurnal di buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu, diskusi, dan hasil karya. FAKTA EMPIRIK KEBERHASILAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL KELEBIHAN: Beberapa kelebihan dari pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah : 1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan nyata. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa.
  • 8. 8 2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”. 3) Kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental. 4) Kelas dalam pembelajaran Kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan. 5) Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari guru. 6) Penerapan pembelajaran Kontekstual dapat menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna. KELEMAHAN: Sedangkan kelemahan dari pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut : 1) Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran Kontekstual berlangsung. 2) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam CTL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelolah kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang .
  • 9. 9 TEKNIK PENILAIAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secraa tersu menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekananya diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar. Penilaian nyata (authentic assessment) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajara yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar atau tidak; apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa. Proses pembelajaran konvensional yang sering dilakukan guru pada saat ini, biasanya ditekankan kepada perkembangan aspek intelektual sehingga alat evaluasi yang digunakan terbatas pada penggunaan tes. Dengan tes dapat diketahui seberapa jauh siswa telah menguasai materi pelajaran. Dalam CTL, keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditemukan oleh perkembangan kemampuan intelektual saja, akan tetapi perkembangan seluruh aspek. Hasil belajar seperti hasil tes, akan tetapi juga proses belajar melalui penilaiannya. Setiap siswa mempunyai gaya yang berbeda dalam belajar. Perbedaan yang dimiliki siswa tersebit oleh Bobi Deporter (1992) dinamakan unsur modalitas belajar. Menurutnya, ada tiga tipe gaya belajar. Menurutnya, ada tiga tipe gaya belajar siswa, yaitu tipe melihat, artinya siswa akan lebih cepat belajar dengan cara menggunakan indra penglihatannya. Tipe auditorial adalah tipe belajar dengan cara menggunakan alat pendengarannya, sedangkan tipe kinestetis adalah tipe belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh (Chomaidi & Salamah, 2018:242).
  • 10. 10 RANGKUMAN: Menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching and learning ini peserta didik akan terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik akan dapat pembelajaran yang tidak terlupakan atau bermakan. Selain itu, dengan mengkaitkan pembelajaran pada lingkungan sekitar atau pada dunia nyata maka akan membangun kemampuan berpikri konstruktif peserta didik, dengan begitu peserta didik dapat memecahkan masalah- masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata. Pada pembelajaran menggunakan contextual taeching and learning ini guru juga dapat memadukan strategi pembelajaran lainnya seperti, project based learing, inquiry, problem based learning dan lain sebagainya yang dapat membangun kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis, kreatif dan konstruktif. Scan Disini LATIHAN: Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas, kerjakanlah latihan berikut: 1. Pilihlah satu tema dalam pembelajaran di Sekolah Dasar 2. Buatlah rancangan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan tema yang sudah dipilh menggunakan tahapan-tahapan pendekatan pembelajaran kontekstual
  • 11. 11 DAFTAR PUSTAKA: Dek Ngurah, I Wayan. 2017. Bagaimana Melakukan Penilaian Proses Pada Pembelajaran Berbasis Inkuiri. Vol. 1 No. (4) pp. 224-230. (file:///C:/Users/TELPRO/Downloads/12858-15616-1-PB.pdf diakses pada 29 Maret 2020) Dzikie Agung Prasetyo dan Dwi Widjanarko, “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Memelihara Komponen Sistem Bahan Bakar Bensin”, Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, vol.15, no. 2, pp.82-86, Des.2015 . Lahadisi, “Inkuiri: Sebuah Strategi Menuju Pembelajaran Bermakna”, Jurnal Al-Ta’dib, vol.7, no.2, pp.87-96, Des.2014. Kawuwung, Femmy Roosje. 2019. Implementasi Perangkat Pembelajaran Inkuiri Terbuka Dipadu NHT Dan Kemampuan Akademik. Malang: CV. Seribu Bintang. Nurhamidah Nasution, “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Inquiru Terbimbing Menggunakan Macromedia Flash Player Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom”, Jurnal Pendidikan Kimia, pp.2-3, 2014. Nurhani, Yusuf kendek Paluin, dan Dewi Tureni, “Penerapan Metode Inquiry Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN 3 Siwalempu”, Jurnal Kreatif Tadulako Online, vol.4, no.2, pp.91- 92. Roida Eva Flora Siagan dan Maya Nurfitriyanti, “Metode Pembelajaran Inquiry Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Belajar”, Jurnal Formatif, pp. 39-40.