SlideShare a Scribd company logo
MODUL BAHAN AJAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Judul modul ini adalah “Bekerja dengan mesin umum”, berisi 4 (empat)
bagian utama yakni Pendahuluan, Pembelajaran, Evaluasi dan Penutup.
Modul ini dipergunakan setelah mempelajari dan menyelesaikan modul seri
M2.5C (Menggunakan Alat Ukur) dan M12.3A (Mengukur dengan Alat Ukur
Mekanik Presisi). Setelah dinyatakan selesai mempelajari modul ini serta
menguasai kompetensi yang dipersyaratkan, maka Saudara dapat
melanjutkannya ke modul seri M7.6A (Mempergunakan Mesin Bubut),
M7.7A (Mempergunakan Mesin Frais) dan M7.8A (Mempergunakan Mesin
Gerinda).
Hasil belajar yang akan dicapai oleh peserta diklat setelah mempelajari dan
menyelesaikan modul ini adalah :
1. Mampu menentukan persyaratan bekerja dengan mesin
umum
2. Mampu menentukan urutan bekerja dengan mesin umum
3. Mampu memilih dan menentukan perkakas potong
4. Mampu mengoperasikan mesin umum
5. Mampu mengukur benda kerja
6. Mampu menyetel dan merawat mesin
serta melakukan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang
diperoleh setelah melakukan pembelajaran.
Pemahaman mengenai prinsip-prinsip menyiapkan pekerjaan dasar,
mengoperasikan mesin perkakas, serta melakukan evaluasi terhadap
pekerjaan, akan sangat berguna bagi peserta diklat sebagai pembentukan
watak dalam bekerja di bidang keahlian Teknik Mesin, dan akan menjadi
kebiasaan positif setelah bekerja di industri sehingga menjadi salah satu
penunjang budaya mutu dan budaya kerja profesional. Hal ini akan
menunjang pula terhadap peningkatan kemampuan (pengetahuan, skill
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
1
MODUL BAHAN AJAR
dan sikap) peserta didik dalam menguasai kompetensi lainnya dalam
bidang keahlian yang sama.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
2
MODUL BAHAN AJAR
B. Prasarat
Persyaratan untuk mempelajari dan menggunakan modul ini adalah :
1. Telah menyelesaikan modul :
a. M2.5C11A (Menggunakan Alat Ukur)
b. M12.3 A (Mengukur dengan Alat ukur Meaknik
Presisi)
dan telah dinyatakan berhasil menguasai kompetensi yang
dipersyaratkan dalam modul tersebut dengan bukti berupa sertifikat,
surat keterangan atau portofolio dari lembaga diklat berwenang.
2. Atau selain point B.1. terserbut, peserta diklat telah
mengikuti dan dinyatakan lulus test penguasaan kemampuan awal yang
dipersyaratkan untuk mempelajari dan menggunakan modul ini. Test
tersebut dilakukan oleh pihak berwenang untuk melakukan uji
kompetensi.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Penjelasan Bagi Siswa
Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan modul ini,
peserta diklat perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu :
a. Langkah-langkah belajar yang ditempuh
1) Menyiapkan semua bukti penguasaan
kemampuan awal yang diperlukan sebagai persyaratan untuk
mempelajari modul ini.
2) Melaksanakan test kemampuan awal yang
dipersyaratkan untuk mempelajari modul ini
3) Mempelajari modul ini secara seksama.
b. Perlengkapan yang perlu disiapkan
1) Buku modul 7.5A
2) Pakaian untuk melaksanakan praktik..
3) Mesin dan perlengkapannya
4) Alat-alat ukur dan alat pemeriksaan benda
kerja
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
3
MODUL BAHAN AJAR
5) Lembar pengerjaan / Job Sheet
6) Bahan dan material lain yang diperlukan
7) Buku-buku referensi
8) Perlengkapan lainnya yang diperlukan
c. Hasil pelatihan yang diperoleh
1) Daftar nilai hasil pelatihan
2) Fortofolio
3) Benda hasil pekerjaan
4) Surat Keterangan atau Sertifikat Penguasaan
Kompetensi
5) Bukti lainnya yang merupakan hasil yang
diperoleh.
d. Prosedur sertifikasi kompetensi
Secara umum prosedur sertifikasi mengikuti mekanisme seperti
diagram berikut :
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
4
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 1.1. Diagram prosedur sertifikasi kompetensi
1) Melengkapi semua bukti pelaksanaan
pelatihan
2) Melengkapi semua bukti penilaian hasil
pelatihan
3) Mengajukan Uji Kompetensi kepada pihak
berwenang
4) Mengikuti Uji Kompetensi yang
dipersyaratkan
5) Mengikuti perbaikan jika diperlukan
6) Mendapatkan Rekomendasi Penerbitan
Sertifikat Kompetensi
2. Peran Guru
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
5
MODUL BAHAN AJAR
Dalam mengikuti peserta diklat untuk melakukan pembelajaran dengan
menggunakan modul ini, guru berperan dalam :
a. Membantu siswa dalam merencanakan proses
belajar
b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan
yang dijelaskan dalam tahapan belajar
c. Membantu siswa dalam memahami konsep dan
praktik baru, serta menjawab pertanyaan siswa mengenai materi
pembelajaran.
d. Membantu siswa untuk menentukan dan
mendapatkan sumber pelajaran lainnya yang diperlukan untuk
mendukung pembelajaran dalam modul ini.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok, jika
diperlukan
f. Merencanakan tenaga ahli atau pendamping guru
dari tempat kerja, apabila diperlukan.
g. Menyiapkan proses dan perangkat penilaian.
h. Melaksanakan penilaian
i. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dari suatu kompetensi, serta
kelanjutan pembelajaran setelah kompetensi dimaksud dikuasai.
j. Mencatat pencapaian kemajuan siswa.
D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir yang dapat dicapai setelah mempelajari modul 7.32A ini
adalah :
1. Kinerja yang diharapkan
a. Mampu menentukan persyaratan bekerja dengan mesin umum
b. Mampu menentukan urutan pekerjaan,bekerja dengan mesin umum
c. Mampu memilih dan menentukan mesin perkakas
d. Mampu mengoperasikan mesin umum
e. Mampu mengukur komponen
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
6
MODUL BAHAN AJAR
f. Mampu menyetel dan merawat mesin
2. Kriteria keberhasilan
a. Persyaratan kerja dapat dipahami
b. Urutan pekerjaan mesin umum dapat ditentukan sesuai prosedur
c. Mesin perkakas umum dapat dipilih dan ditentukan sesuai prosedur
d. Komponen benda hasil pekerjaan dapat mengukur dengan
menyesuaikannya terhadap spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
3. Kondisi atau variable yang diberikan
a. Persyaratan kerja dapat dipahami atau belum dipahami
b. Urutan pekerjaan dengan menggunakan mesin umum dapat
dipahami atau belum dipahami
c. Memilih mesin perkakas untuk bekerja dengan mesin umum dapat
dipahami atau belum dipahami
d. Prosedur mengoperasikan mesin dapat dipahami atau belum
dipahami
e. Pengukuran komponen hasil pekerjaan dapat dilakukan atau belum
dapat dilakukan
f. Merawat rutin dan menyetel bagian-bagian yang diperlukan pada
mesin dapat dilaksanakan atau belum dapat dilaksanakan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
7
MODUL BAHAN AJAR
E. Kompetensi
Kompetensi : Bekerja Dengan Mesin Umum
Kode : M7.5A
Durasi Pembelajaran : 80 Jam @ 45 menit
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
A B C D E F G
2 2 1 1 1 1 1
KONDISI KINERJA
Kegunaan Kompetensi :
Industri yang melakukan kegiatan Pemesinan
Sumber Informasi :
1. kode standar
2. buku-buku pedoman
3. referensi bahan dari produsen
Pelaksanaan K3 :
1. Penanganan pemeliharaan mesin perkakas
2. Bekerja dengan prosedur yang aman
Kelengkapan :
1. Alat Ukur Mekanik
2. Mesin-mesin perkakas dan
kelengkapannya
3. Benda kerja
Kegiatan :
1. Menentukan persyaratan kerja
2. Mempersiapkan mesin
3. Mengoperasikan mesin
4. Memeriksa komponen yang telah
selesai
Sub Kompetensi Kriteria Kinerja Lingkup Belajar
Matri Utama Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1. Menentukan
persyaratan
kerja
 Gambar, instruksi
dan spesifikasi
dipahami dan
dimengerti.
 Identifikasi gambar
kerja
 Identifikasi benda
kerja yang akan
dikerjakan
 Identifikasi yang
 Mengidentifikasi
gambar kerja
 Mengidentifikasi
benda kerja yang
akan dikerjakan
 Mengidentifikasi
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
7
MODUL BAHAN AJAR
Sub Kompetensi Kriteria Kinerja Lingkup Belajar
Matri Utama Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
berkenaan dengan
pekerjaan
yang berkenaan
dengan pekerjaan
2. Menentukan
urutan
pekerjaan
 Rangkaian dari
proses termasuk
menyetel benda kerja
untuk mendapatkan
efisiensi maksimum
dan mendapatkan
spesifikasi kerja
dapat disusun
 Identifikasi proses
pengerjaan
 Identifikasi mesin
dan alat yang akan
digunakan
 Identifikasi
pencekaman benda
kerja.
 Penggunaan
alat dan
mencekam
benda yang
sesuai
prosedur
 Mengidentifikasi
proses pengerjaan
 Mengidentifikasi
mesin dan alat
yang akan
digunakan
 Mengidentifikasi
pencekaman
benda kerja.
 Melaksanakan
pencekaman
benda kerja.
 Material yang dipilih
sudah sesuai dengan
yang dipersyaratkan.
 Identifikasi bahan
baku benda kerja.
 Mengidentifikasi
bahan baku benda
kerja.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
8
MODUL BAHAN AJAR
Sub Kompetensi Kriteria Kinerja Lingkup Belajar
Matri Utama Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
3. Memilih dan
menentukan
perkakas
 Alat potong yang
sesuai dengan
pekerjaan,
pengasahan dan
bentuk yang
dibutuhkan dapat
dipilih.
 Identifikasi alat
potong dan
penggunaannya
 Identifikasi sifat
geometri dan
kegunaan alat
potong untuk
berbagai jenis bahan
baku
 Pengasahan alat
potong
 Identifikasi
penggunaan alat
potong yang sesuai
dengan pekerjaan
 Pengasahan
alat potong
sesuai
prosedur
 Memahami alat
potong dan
penggunaannya
 Memahami sifat
geometri dan
kegunaan alat
potong untuk
berbagai jenis
bahan baku
 Memahami
pengasahan alat
potong
 Memahami
penggunaan alat
potong yang sesuai
dengan pekerjaan
 Melakukan
pengasahan
alat potong
 Alat potong dapat
dipasang dengan
posisi yang benar.
 Metoda dan berbagai
cara pemasangan
alat potong
 Pengasahan
alat potong
sesuai
prosedur
 Memahami metoda
dan berbagai cara
pemasangan alat
potong
 Melaksanakan
pemasangan
alat potong
4. Mengoperasikan
mesin
 Teknik dasar
penandaan dilakukan
sesuai kebutuhan.
 Penandaan benda
kerja sebelum
dikerjakan
 Penandaan /
menggambar
benda benda
kerja sesuai
prosedur
 Memahami
penandaan benda
kerja sebelum
dikerjakan
 Menandai/
menggambar
benda kerja
sebelum
dikerjakan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
9
MODUL BAHAN AJAR
Sub Kompetensi Kriteria Kinerja Lingkup Belajar
Matri Utama Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
 Parameter
pemesinan diatur
sesuai persyaratan
pekerjaan dan umur
maksimum alat
potong.
 Identifikasi
penggunaan mesin
sesuai dengan
penggunaan alat
potong
  Memahami
penggunaan mesin
sesuai dengan
penggunaan alat
potong
 Menyetel mesin
sesuai dengan
penggunaan
alat potong
 Pemasangan benda
kerja atau
pengkleman
dilakukan tanpa
merusak produk dan
aman.
 Identifikasi
pencekaman benda
kerja pada mesin.
 Penggunaan
alat dan
mencekam
benda yang
sesuai
prosedur
 Memahami
pencekaman
benda kerja pada
mesin.
 Melaksanakan
pencekaman
benda kerja
pada mesin.
 Pelaksanaan proses
pemesinan dengan
aman dilakukan
mengikuti semua
aturan, prosedur
keselamatan, dan
baju pelindung dan
peralatan.
 Identifikasi
keselamatan dan
kesehatan kerja pada
proses pemesinan.
 Memahami
keselamatan dan
kesehatan kerja
pada proses
pemesinan.
Melaksanakan
proses pemesinan
dengan mengikuti
prosedur
keselamatan.
5. Mengukur
komponen
 Pemeriksaan
komponen
menggunakan alat
ukur atau alat
pemeriksa yang
sesuai untuk
meyakinkan
kelayakan
spesifikasi yang
 Identifikasi toleransi
ukuran benda kerja
 Identifikasi
penggunaan
spesifikasi alat-alat
ukur yang digunakan.
 Penggunaan
alat-alat ukur
sesuai
prosedur
 Memahami
toleransi ukuran
benda kerja
 Memahami
penggunaan
spesifikasi alat-alat
ukur yang
digunakan.
 Menggunakan
alat-alat ukur
sesuai
spesifikasinya
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
10
MODUL BAHAN AJAR
Sub Kompetensi Kriteria Kinerja Lingkup Belajar
Matri Utama Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
diizinkan.
6. Menyetel dan
merawat mesin
 Merawat rutin dan
menyetel bagian
yang diperlukan
termasuk slide dan
menyetel bagian
collar, membersihkan
dan pelumasan dan
hal lainnya yang
diinginkan.
 Menyetel dan
melumasi dilakukan
berdasarkan pada
prosedur operasi
standar.
 Mesin secara tepat
dibersihkan.
 Menyetel dan
melumasi
mesin
 Membersihka
n mesin.
 Memahami
penyetelan dan
pelumasan
 Memahami cara
membersihkan
mesin
 Merawat dan
menyetel mesin
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
11
MODUL BAHAN AJAR
F. Cek Kemampuan
Tabel 1.1. Cek penguasaan kemampuan
Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan
Cek Kemampuan
Ya Tidak
Menentukan Persyaratan Kerja
1. Gambar kerja dipahami
2. Instruksi kerja dipahami
Menentukan urutan pekerjaan
1. Jenis-jenis proses mesin perkakas dipahami
2. Proses pengoiperasian mesin perkakas dipahami
3. Bahan/material dipahami
Memilih dan menentukan perkakas
1. Jenis-jenis alat potong dipahami
2. Karakteristik alat potong dipahami
3. Cara mengasah alat potong dipahami
4. Cara pemasangan alat potong dipahami
Mengoperasikan mesin
1. SOP dipahami
2. Pencekaman benda kerja pada mesin dipahami
3. Standar kesehatan dan keselamatan kerja
dipahami
Mengukur komponen
1. Jenis-jenis alat ukur dipahami
2. Teknik pengukuran dipahami
3. Tanda-tanda toleransi pada mesin dipahami
4. Teknik kalibrasi dipahami
Menyetel dan merawat mesin
1. Sistem preventive maintenance dipahami
2. Jenis-jenis minyak pelumas dipahami
3. Pembuatan jadwal perawatan mesin dipahami
4. Teknik penyetalan mesin dipahami
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
11
MODUL BAHAN AJAR
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa
Rencana pelaksanaan belajar adalah sebagai berikut :
Kompetensi : Bekerja dengan mesin umum
Kode kompetensi : M7.5A
Tabel 2.1 Rencana belajar siswa
Kegiatan belajar Tgl Waktu Tempat Perubahan
Paraf
Guru
Kegiatan belajar 1
Menentukan persyaratan
kerja
1. Mempelajari gambar
kerja
2. Mempelajari instruksi
kerja
Kegiatan belajar 2
Menenentukan urutan
pekerjaan
4. Mempelajari jenis-jenis
proses mesin perkakas
5. Mempelajari proses
pengoiperasian mesin
perkakas
6. Mempelajari bahan/
material
Kegiatan belajar 3
Memilih dan menentukan
perkakas
1. Mempelajari jenis-jenis
alat potong
2. Mempelajari karakteristik
alat potong
3. Mempelajari cara
mengasah alat potong
4. Mempelajari cara
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
12
MODUL BAHAN AJAR
Kegiatan belajar Tgl Waktu Tempat Perubahan
Paraf
Guru
pemasangan alat potong
Kegiatan belajar 4
Mengoperasikan mesin
1. Mempelajari SOP
2. Mempelajari
pencekaman benda kerja
pada mesin
3. Mempelajari standar
kesehatan dan
keselamatan kerja
Kegiatan belajar 5
Mengukur komponen
1. Mempelajari jenis-jenis
alat ukur
2. Mempelajari teknik
pengukuran
3. Mempelajari tanda-tanda
toleransi pada mesin
4. Mempelajari teknik
kalibrasi
Kegiatan belajar 6
Menyetel dan merawat
mesin
1. Mempelajari Sistem
preventive maintenance
2. Mempelajari jenis-jenis
minyak pelumas
3. Mempelajari cara
pembuatan jadwal
perawatan mesin
4. Mempelajari teknik
penyetalan mesin
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
13
MODUL BAHAN AJAR
A. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan belajar 1 : Menentukan Persyaratan
Kerja
1) Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan belajar 1, peserta didik dapat :
i. Membaca gambar kerja
ii. Memahami urutan proses kerja
2) Uraian Materi
i. Membaca gambar kerja
Gambar kerja adalah “bahasa teknik” dalam bentuk
lambang-lambang yang dipergunakan untuk memberikan
informasi mengenai bentuk, ukuran, jumlah dan cara membuat
suatu benda Gambar yang dipergunakan sebagai informasi
tersebut, dalam bidang teknik mesin dibuat dengan mengikuti
standar dan ketentuan yang ada, seperti standar ISO.
Pada umumnya gambar kerja yang ditunjukkan pada
lembar pengerjaan (Job Sheet) dapat berupa gambar persepktif
atau gambar proyeksi. gambar perspektif merupakan gambar
yang menunjukkan suatu benda dengan 3 (tiga) dimensi,
sedangkan gambar proyeksi merupakan gambar yang
menunjukkan satu sisi pandang dari benda yang akan
dikerjakan, gambar proyeksi ini lebih sering ditampilkan
mengingat lebih tepat menunjukkan ukuran-ukuran dari setiap
bagian benda .
Beberapa hal dasar dalam gambar kerja yang harus
dipahami antara lain :
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
14
MODUL BAHAN AJAR
a) Garis-garis gambar
Tabel 2.2. Garis-garis gambar
N
o.
Nam
a Garis
Gambar Penggunaan
(1) Tebal
kontinu
Garis tepi
Garis nyata
(2) Tipis kontinu Garis berpotongan
Garis ukur
Garis proyeksi
Garis penunjukkan
Garis arsir
Garis ulir
Garis sumbu pendek
(3) Tipis kontinu
bebas
Garis batas dari
potongan benda
(4) Garis strip
tebal
Garis nyata
terhalang
Garis tepi terhalang
(5) Garis strip
tipis
Garis nyata
terhalang
Garis tepi terhalang
(6) Garis strip
titik tipis
Garis sumbu
Garis simetri
Garis Lintasa
(7) Garis strip
titik tipis
yang ujung
dan
sudutnya
tebal
Garis (bidang)
potong
(8) Garis strip
titik tebal
Penunjukkan
permukaan yang
harus mendapat
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
15
MODUL BAHAN AJAR
N
o.
Nam
a Garis
Gambar Penggunaan
penanganan khusus
(9) Garis strip
titik ganda
tipis
Bagian yang
berdampingan
Batas kedudukan
benda bergerak
Garis sitem (pada
baja profil)
Bentuk awal
(sebelum dibentuk)
Bagian benda yang
berada di depan
bidang potong
b) Gambar Perspektif dan Proyeksi
a b
c
Gambar 2.1. Gambar perspektif
(a). perspektif isometrik, (b) perspektif denetrik dan
(c) perspektif kovalir
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
16
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2. 2 proyeksi amerika
gambar 2.3 proyeksi eropa
c) Permberian ukuran pada gambar
(1) Penunjukkan bagian benda
a b
Gambar 2.4. (a) Penunjukan bagian benda yang nyata
terlihat
(b) Penunjukan bagian benda yang
diuraikan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
17
MODUL BAHAN AJAR
(2) Penunjukkan ukuran besaran
Ukuran besaran benda terdiri dari ukuran
panjang, lebar, tinggi secara menyeluruh.
Gambar 2.5 Penunjukan ukuran besaran
(3) Tanda anak panah
Gambar 2.6 Tanda anak panah
(4) Penunjukkan ukuran radius
Garis yang menunjukkan ukuran radius dari
suatu benda, mengarah ke atau dari titik pusat radius
tersebut.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
18
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.7 Penunjukan ukuran radius
(5) Penunjukkan ukuran ulir
Ukuran ulir seperti gambar berikut ditulis dengan
kode ukuran M untuk ulir Metrik atau W untuk ulir
Witworth.
Gambar 2.8 Penunjukan ukuran ulir
(6) Penunjukkan ukuran sejajar
Ukuran sejajar memberikan pengertian bahwa
bidang lain selalu di ukur dari bidang patokan.
Gambar 2.9 Penunjukan ukuran sejajar
(7) Penunjukkan ukuran gabungan
Gambar 2.10 Penunjukan ukuran gabungan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
19
MODUL BAHAN AJAR
(8) Penunjukkan ukuran ber step
Gambar 2.11 Penunjukan ukuran ber step
(9) Penunjukkan ukuran sistem koordinat
Gambar 2.12 Penunjukan ukuran koordinat
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
20
MODUL BAHAN AJAR
(10) Chamfer
Untuk chamfer yang ukurannya melebihi 1 x 45o
pada
umumnya dicantumkan pada gambar benda .
Gambar 2.13 Chamfer
(11) Penunjukkan ketirusan
Bidang tirus ditunjukkan dengan lambang .
Gambar 2.14 Penunjukan ketirusan
(12) Penunjukkan pendakian
Bidang mendaki ditunjukkan dengan lambang
.
Gambar 2.15 Penunjukkan pendakian
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
21
MODUL BAHAN AJAR
d) Toleransi
Meliputi toleransi umum, toleransi khusus/ suaian, dan
toleransi geometris. Jika pada gambar benda kerja tidak
dicantumkan ukuran dengan toleransi khusus, maka pada
bagian benda tersebut diukur berdasarkan toleransi.
Toleransi umum : Sedangkan toleransi umum dikategorikan
menjadi toleransi kasar, sedang, dan halus. Dalam hal ini
nilainya : toleransi kasar dua kali toleransi sedang dan toleransi
sedang dua kali toleransi halus contoh misalnya, toleransi
halus sebesar 0,05 mm, pada dimensi / ukuran yang sama
toleransi sedangnya sebesar 0,1 mm, dan toleransi kasarnya
0,2 mm.
Tabel 2.2. Toleransi umum
Toleransi untuk ukuran panjang bebas dalam mm (DIN 7168)
Tingkat
Ketelitian
…6
>6 >30 >100 >300 >1000 >2000
>4000
…30 …100 …300 …1000 …2000 …4000
halus ±0,05 ±0,1 ±0,15 ±0,2 ±0,3 ±0,5
sedang ±0,1 ±0,2 ±0,3 ±0,5 ±0,8 ±1,2 ±2 ±3
kasar ±0,2 ±0,5 ±0,8 ±1,2 ±2 ±3 ±4 ±5
sangat kasar ±0,5 ±1 ±1,5 ±2 ±3 ±5 ±8 ±10
Toleransi khusus : besarnya penyimpanan pangan ukuran
ditunjukan dibelakang ukuran nominalnya. Contoh, misalnya
panjang 100 + 0,2 , artinya - 0,1ukuran panjang yang
diperbolehkan antara 99,9 sampai dengan 100,2 mm
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
22
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.16. Penunjukan toleransi khusus secara langsung
Gambar 2.17. Penunjukan toleransi tak langsung/suaian ISO
Pada suaian ISO mempunyai dua sistem satuan : Sistem
lubang satuan / Basis lubang :
Titik tolak basis lubang adalah letak ukuran batas H dari lubang
dimana ukuran batas terkecil selalu merupakan ukuran
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
23
MODUL BAHAN AJAR
nominal. Ukuran poros menyesuaikan keperluan suaian
longgar, luncur, atau sesak.
Gambar 2.18. Suaian basis lubang
Sistem poros satuan/basis poros.
Titik tolak basis poros adalah letak ukuran batas h dari
posos dimana ukuran batas terbesar selalu merupakan
ukuran nominal, ukuran lubang menyesuaikan keperluan
suaian longgar, luncur, atau sesak.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
24
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.19. Suaian basis poros
Toleransi Geometris
Selain toleransi ukuran dan kekesaran permukaan kadang
disyaratkan juga mengenai bentuk dan tempat / posisi dari
satu bagian benda terhadap bagian lain
Gambar 2.20. Penunjukan toleransi tempat/posisi lubang
Cara membaca gambar
Jika ukuran lubang sebenarnya 20,02 mm, maka ukuran ini
masih terletak 20,02-20,00 = 0,20 mm, dari keadaan bahan
maksimum.
Jadi, toleransi tempat harus dibaca ; lubang ∅ 20 + 0,021
harus terletak konsentris dalam toleransi sebesar 0,01 +0,02
= 0,03 mm terhadap bidang referensi B
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
25
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.21. Penunjukan toleransi kesejajaran 0,1 mm.
e) Tanda pengerjaan
Tabel 2.3. Simbol-simbol tanpa perintah tambahan :
Simbol dasar yang tidak mempunyai arti untuk
pengerjaan.
Permukaannya harus dikerjakan, simbol pokok
ditambah garis mendatar.
Permukaannya tidak boleh dikerjakan
sedikitpun.
Tabel 2.4. Simbol-simbol dengan perintah tambahan :
N6
Harga kekasaran yang harus dicapai setelah
dikerjakan adalah N6.
N6
Harga kekasaran yang harus dicapai sebelum.
mendapat pengerjaan lebih lanut adalah N6.
N6 Harga kekasaran yang harus dicapai tanpa
dikerjakan sedikitpun.
Tabel 2.5. Simbol-simbol dengan tambahan perintah
pengerjaan :
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
26
MODUL BAHAN AJAR
Digerinda Perintah harus dikerjakan dengan cara
digerinda.
0,3
Harus diberi ukuran kelebihan sebesar 0,3
untuk pengerjaan berikutnya.
Arah alur/serat permukaan bekas pengerjaan
dengan mesin : ┴ ; X ; M ; C ; R.
Tabel 2.6. Penempatan perintah, kekasaran dan simbol
a
b
c d
a = harga kekasaran
b = cara/proses pengerjaan
c = ukuran yang dilebihkan
d = arah alur/ serat bekas pengerjaan
ii. Memahami instruksi kerja
Pekerjaan yang akan dilakukan akan terkait dengan apa
yang akan dibuat, kapan waktu pengerjaan, bagaimana, dan
siapa yang akan mengerjakannya . Orang yang akan
mengerjakan sesuatu perlu memahami beberapa instruksi kerja
yang menyangkut :
a). Apa yang akan dibuat, apa pula tujuan dan
fungsinya.
b). Berapa jumlahnya.
c). Berapa lama barang tersebut harus selesai
dikerjakan.
d). Peralatan apa saja yang harus disiapkan untuk
mengerjakannya.
e). Bagaimana urutan serta langkah- langkah
pekerjaannya.
f). Dan informasi lainnya yang perlu diketahui
pekerja.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
27
MODUL BAHAN AJAR
g). Instruksi kerja ini akan lebih lengkap apabila
dikonsultasikan atau ditanyakan kepada staf atau atasan
pekerja.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
28
MODUL BAHAN AJAR
c. Rangkuman
1) Memahami gambar kerja
- Memahami proyeksi gambar
- Ukuran dan toleransi
- Kualitas permukaan
2) Memahami instruksi kerja :
- Memahami cara membuat benda kerja sesuai bentuk dan
ukuran pada gambar
- Dari bahan apa benda kerja harus dibuat.
- Jumlah benda kerja harus dibuat.
- Target waktu pembuatan
- Macam mesin dan alat potong untuk proses membuat benda
kerja
a. Tugas
Buat langkah pengerjaan untuk gambar kerja Klem C (lihat gambar
pekerjaan) dan macam peralatan yang digunakan untuk
mengerjakannya.
e. Tes Formatif
1) Sebutkan dua macam proyeksi gambar.
2) Gambarkan simbol dari kedua macam proyeksi gambar tersebut.
3) Pada toleransi umum kategori sedang (=medium) berapa batas
atas ukuran yang dibolehkan untuk panjang ISO ?
4) Sebutkan dua kategori yang termasuk dalam toleransi geometris?
5) Berapa diameter terbesar dari lubang ∅ 60 H7?
b. Jawaban Tes Formatif
1) Proyeksi Eropa dan Amerika
2) Proyeksi Eropa
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
29
MODUL BAHAN AJAR
Proyeksi Amerika
3) 120,3
4) Ketegaklurusan, kesejajaran.
5) ∅ 60,00
g. Gambar Pekerjaan
1
3
2
4
1 = Blok klem C
2 = Baud penekan
3 = Batang pemutar
4 = Landasan penekan
Gambar 2.28. Klem C
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
30
MODUL BAHAN AJAR
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
31
MODUL BAHAN AJAR
Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 2 mengenai
Menentukan Urutan Pekerjaan
dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan
K o m p e t e n
dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum
sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 3
Dibuat di : ……………….……………….
Pada Tanggal : ……………….……………….
Penilai, Peserta diklat,
_____________________ _____________________
Komentar/Saran Penilai :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
32
MODUL BAHAN AJAR
2. Kegiatan Belajar 2 : Menentukan Urutan Pekerjaan
1) Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan belajar 2, peserta didik dapat :
i. Memahami jenis-jenis proses mesin
perkakas
ii. Memahami proses pengoiperasian mesin
perkakas
iii. Memahami jenis-jenis bahan/material
yang dikerjakan pada proses pemesinan.
2) Uraian Materi
i. Jenis-jenis proses mesin perkakas
1. Proses menyekrap
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
33
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.22. Mesin sekrap dan proses utama menyekrap
2. Proses mengebor
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
34
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.23. Mesin dan proses mengebor
3. Proses membubut
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
35
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.24. Mesin dan proses membubut
4. Proses mengerfrais
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
36
MODUL BAHAN AJAR
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
37
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.25. Mesin dan proses mengefrais
ii. Proses pengoperasian mesin perkakas
a) Mengoperasikan mesin sekrap
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
38
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.26. Bagian-bagian pengatur posisi dan panjang langkah
pemahaman pada mesin sekrap
Bagian-bagian untuk mengatur posisi serta panjang langkah pemakanan
adalah
a = motor penggerak
b = roda gigi penggerak
c = Roda pemutar
d = Blok engkol
e = Poros lengan ayun
f = Lengan ayung
g = Kepala luncur
h = Pengikat kepala luncur
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
39
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.27. Panjang langkah penyekrapan
Untuk langkah pemakanan yang panjang, maka lengan ayun harus
dipasang pada posisi terjauh dari sumbu poros roda pemutar. Lengan
ayun akan bergerak dari A sampai B dan sebaliknya (∠ α). Karena ∠ α
lebih besar dari ∠ β maka langkah kebelakang akan lebih cepat.
Untuk langkah pemakanan yang pendek, maka lengan ayun harus
dipasang pada posisi terdekat dari sumbu poros roda pemutar.
llb
la
L
Langkah kerja / mundur
Benda Kerja
Pahat
Gambar 2.28. Panjang langkah pemotongan
Panjang langkah (L) disesuaikan dengan panjang benda (l), panjang awal
(la) dan panjang sisa (lb)
L = l + la + lb
la = 20 mm
lb = 10 mm
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
40
MODUL BAHAN AJAR
Menentukan jumlah langkah maju mundur.
Jumlah kangkah maju mundur per menit (n) tergantung kepada kecepatan
potong bahan (v) dan panjang langkah (L)
Langkah maju mundur (n) =
n = (langkah per menit)
Untuk mengatur jumlah langkah per menit, dilakukan dengan
menempatkan handel pengatur jumlah langkah pada posisi yang paling
sesuai atau memdekati angka hasil perhitungan. Handel pengatur jumlah
langkah biasanya ditempatkan di bagian belakang mesin sekrap.
Tombol menghidupkan dan mematikan
Apabila panjang langkah, jumlah langkah dan posisi pemotongan sudah
disetel, maka untuk menghidupkan mesin tekan tombol on pada saklar
utama yang tersedia pada mesin.
Untuk menghentikan gerakan kepala ayun sementara mesin tetap hidup,
dilakukan dengan cara menekan tuas kopling yang ada pada bagian
mesin, dan untuk menjalankannya kembali tuas kopling tersebut harus
ditarik.
Untuk mematikan mesin, dilakukan dengan cara menekan tombol off
pada saklar uatama mesin.
Gerakan pemotongan
s
a
Gambar 2.29. Kedalaman pemakanan.
Banyaknya pemakanan (A) tergantung kepada kerataan pengerjaan mesin
(kasar/halus)
Penampang tatal (A) = kedalaman pemakanan (a) x lebar penyayatan (s)
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
41
Kec. Potong (m/menit) .
Panjang langkah maju mundur (m)
V .
2 L
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.30. Mengatur kedalaman pemakanan.
Untuk posisi awal, skala nonius handle eretan diseting pada angka nol.
Pengaturan kedalaman pemakanan dilakukan dengan cara memutar
handle eretan sambil melihat angka skala nonius yang menunjukkan
jumlah kedalaman pemakanan
Gambar 2.31. Mengatur tebal pemakanan.
Pengaturan tebalnya pemakanan dilakukan dengan cara memutar poros
penggerak meja mesin setiap kali awal pergerakkan langkah memotong.
b) Mengoperasikan Mesin Bor
Menentukan dan menyetel putaran mesin
Kecepatan putaran spindle mesin bor (n) ditentukan oleh kecepatan
potong bahan (v) dalam meter per menit, dan diameter mata bor yang
digunakan (d).
Kecepatan putar (n) = 1000 x v
π x d
Gambar 2.32. Belt pengatur kecepatan putaran
Penyetelan putaran mesin dilakukan dengan mengatur pasangan sabuk
putaran pada pully motor penggerak dan pully poros utama mesin bor.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
42
MODUL BAHAN AJAR
Posisi pasangan sabuk dengan pully dipilih dengan mengikuti tabel
putaran pada mesin
Menepatkan posisi pengeboran
Gambar 2.33. Menepatkan titik pusat lubang
Sebelum dilakukan pengeboran, benda kerja yang akan dibor dilukis
terlebih dahulu (a), kemudian titik pusat lubang ditandai dengan penitik
(b), mata bor ditepatkan kepada tanda penitik tersebut.
Posisi ujung mata bor ditepatkan terhadap titik pusat lubang yang sudah
ditandai. Pemusatan ujung mata bor tersebut dilakukan dengan
menggeser benda kerja.
Apabila ujung mata bor sudah tepat dengan titik pusat lubang, maka
pengeboran dapat dilakukan.
Pendinginan dilakukan selama proses pengeboran berlangsung.
Kecepatan dan kedalaman pemotongan
Gambar 2.34. Tuas-tuas pengatur kedalaman mengebor.
Kecepatan mengebor tergantung kepada kecepatan potong benda serta
jenis mata bor. Dalam hal ini diperlukan keterampilan teknisi dalam
menekan tuas penggerak selama mengebor.
Untuk membatasi kedalaman pengeboran dalam membuat lubang tidak
tembus, perlu digunakan poros dan mur pembatas kedalaman.
Menghidupkan dan mematikan mesin
Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar pada mesin,
biasanya dipasang di bagian depan atau kiri kepala mesin.
c) Mengoperasikan Mesin Bubut
Gerakan-gerakan dalam membubut
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
43
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.35. Gerakan-gerakan dalam membubut
Pada proses pembubutan terdapat tiga gerakan utama :
1. Gerakan berputar, yaitu berputarnya benda kerja pada sumbo poros.
2. Gerakan pengikatan, yaitu pencekaman benda kerja dan pengikatan
pahat bubut.
3. Gerakan pemotongan, yaitu benda yang berputar disayat oleh pahat
yang bergerak sejajar, tegak lurus atau menyudut terhadap sumbu
benda kerja.
Pengaturan putaran dan kecepatan potong benda kerja
Gambar 2.36. Kecepatan potong (v).
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
44
MODUL BAHAN AJAR
Jika benda dengan garis tengah d dipotong dalam satu putaran selama 1
menit, maka panjang tatal yang tersayat adalah d x π (keliling). Jika
dalam satu menit lebih dari satu putaran maka panjang tatal adalah d x π
x n
v = d (mm) x π x n (rpm)
karena kecepatan potong dinyatakan dalam m/menit, sedangkan ukuran
benda dalam mm, maka :
v = d (mm) x π x n (rpm) (m/men)
1000
n = 1000 . v (r.p.m.)
d. π.
Gambar 2.37. Tuas-tuas pengatur kecepatan putaran
Untuk memilih kecepatan putaran mesin, maka stel posisi tuas pengatur
kecepatan putaran mesin sesuai dengan angka kecepatan putar yang
terdapat pada tabel.
Tuas-tuas tersebut terdapat pada kepala tetap mesin bubut.
Tidak selamanya hasil perhitungan sesuai dengan jumlah kecepatan
putaran yang terdapat pada table, oleh karenanya angka yang dipilih
adalah angka yang paling mendekati hasil pergitungan.
Pergerakan Eretan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
45
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.38. Pergerakan eretan mesin bubut
Tuas No. 1 berfungsi untuk memutarkan spindle utama mesin bubut
(memutarkan benda kerj)
Eretan memanjang (2) digerakan dengan handle (3), berfungsi untuk
menggerakan pahat sejajar dengan sumbu benda kerja
Eretan melintang (4) digerakan dengan handle (5), berfungsi untuk
menggerakan pahat ke arah melintang terhadap sumbu benda kerja.
Eretan atas (6) posisinya dapat diatur sejajar, melintang atau menyudut
terhadap sumbu benda kejra, digerakan dengan handle (7), berfungsi
untuk pemotongan pendek sejajar, melintang atau untuk membubut
bentuk tirus.
Arah pemotongan
a
Gambar 2.39. Arah pemotongan sejajar,
Pahat bergerak menyayat sejajar dengan sumbu benda kerja.
Arah pemotongan ini berfungsi untuk mengurangi diameter benda kerja
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
46
MODUL BAHAN AJAR
b
Gambar 2.40. Arah pemotongan melintang,
Pahat bergerak menyayat tegak lurus terhadap sumbu benda kerja
Arah pemotongan ini berfungsi untuk membubut permukaan/ujung
benda, atau untuk memotong benda
c
Gambar 2.41. Arah pemotongan menyudut,
Pahat bergerak menyayat menyudut terhadap sumbu benda kerja.
Arah pemotongan ini berfungsi untuk membubut tirus benda
e
Gambar 2.42. Arah pemotongan melingkar,
Pahat bergerak sejajar dan melintang terhadap sumbu benda kerja.
Arah pemotongan ini berfungsi untuk membentuk contur radius pada
permukaan benda.
Menghidupkan dan mematikan mesin
Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar listrik utama
mesin. Untuk menjalankan putaran mesin, gunakan tuas (1) yang terdapat
di bagian eretan mesin.
d) Mengoperasikan Mesin Frais
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
47
MODUL BAHAN AJAR
Gerakan-gerakan dalam pengefraisan
A
Gambar 2.43. Gerakan-gerakan dalam mengefrais
A = Gerakan berputar, yaitu gerakan berputarnya pisau frais pada sumbu
arbour.
B = Gerakan pengikatan, yaitu gerakan pencekaman pisau frais pada
sumbu arbour dan pencekaman benda kerja.
C = Gerakan pemotongan. Gerakan ini merupakan gerakan gabungan
dari kedua gerakan sebelumnya. Pisau frais yang berputar menyayat
benda kerja yang bergerak berlawanan atau searah dengan putaran
pisau frais.
Mengatur kecepatan putaran spindle mesin dan kecepatan potong
Kecepatan potong dihitung dengan rumus :
V = [m/menit],
Maka kecepatan putaran spindle mesin atau putaran pisau frais adalah :
n = [r.p.m. ],
d = adalah diameter pisau frais
v = adalah kecepatan potong dalam m/menit
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
48
d . π . n
1000
1000 . v
π . d
MODUL BAHAN AJAR
n = adalah kecepatan putaran spindle mesin dalam rev. per menit.
(put/menit)
Metode pengefraisan
Gambar 2.44. Pengefraisan searah,
Sisi pisau frais yang memotong searah dengan gerakan benda kerja
selama penyayatan.
Gambar 2.45. Pengefraisan berlawanan arah,
Sisi pisau frais yang memotong berlawanan arah dengan gerakan benda
kerja selama penyayatan.
Gambar 2.46. Pengefraisan netral,
Sisi pisau frais yang memotong berlawanan dan searah dengan gerakan
benda kerja selama penyayatan.
Metode ini digunakan apabila menggunakan pisau shell end mill.
Mengatur arah gerakan pengefraisan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
49
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.47. Gerakan memanjang,
Dengan memutar handle meja memanjang maka benda kerja akan
bergerak ke arah memanjang.
Gambar 2.48. Gerakan melintang.
Gerakan melintang benda kerja dilakukan dengan memutar handle meja
melintang yang dilengkapi dengan skala nonius untuk mengetahui ukuran
gerakan.
Gambar 2.49. Gerakan vertikal.
Kedalaman pengefraisan benda diatur dengan cara menaikan meja mesin
dan untuk membebaskan benda dengan pisau dengan cara
menurunkannya.
Handle penggerak naik turun meja terdapat di bagian depan mesin.
Menghidupkan dan mematikan mesin
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
50
MODUL BAHAN AJAR
Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar utama listrik
yang ada pada mesin. Untuk menghentikan putaran pisau frais sementara
mesin tetap dalam keadaan hidup, maka tekan tuas kopling yang ada di
samping badan mesin, dan menariknya untuk menjalankan kembali
putaran.
iii. Jenis bahan/material yang digunakan pada
proses pemesinan
Bagan berikut menunjukkan kelompok dan jenis material. Warna
kuning merupakan bahan-bahan yang pada umumnya
digunakan pada pekerjaan pemesinan .
Gambar 2.50. Kelompok dan jenis bahan
Beberapa faktor dalam memilih material atau bahan yang
akan digunakan adalah :
a) Bentuk komponen yang akan dibentuk
b) Toleransi ukuran benda
c) Sifat mekanik
d) Harga bahan
e) Harga processing
Sedangkan pemilihan bahan untuk kebutuhan khusus harus
mempertimbangkan :
a) Kemampuan bahan saat dipakai
b) Cara pembentukannya
c) Harga keseluruhan dari bahan dan pembentukan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
51
MODUL BAHAN AJAR
3) Rangkuman
1) Jenis-jenis proses mesin perkakas
1. Proses menyekrap
2. Proses mengebor
3. Proses membubut
4. Proses mengerfrais
ii. Proses pengoperasian mesin perkakas
1. Mengoperasikan mesin sekrap
Untuk mengatur jumlah langkah per menit, dilakukan dengan
menempatkan handel pengatur jumlah langkah pada posisi yang paling
sesuai.
Rumus untuk menentukan jumlah kangkah maju mundur per menit (n)
tergantung kepada kecepatan potong bahan (v) dan panjang langkah (L)
Langkah maju mundur (n) =
n = (langkah per menit)
b) Mengoperasikan Mesin Bor
Kecepatan putaran spindle mesin bor (n) ditentukan oleh kecepatan
potong bahan (v) dalam meter per menit, dan diameter mata bor yang
digunakan (d).
Kecepatan putar (n) = 1000 x v (put per menit)
π x d
Posisi pasangan sabuk dengan pully dipilih dengan mengikuti tabel
putaran pada mesin
c) Mengoperasikan Mesin Bubut
Pada proses pembubutan terdapat tiga gerakan utama :
(1) Gerakan berputar, yaitu berputarnya benda kerja pada sumbo poros.
4. Gerakan pengikatan, yaitu pencekaman benda kerja dan pengikatan
pahat bubut.
5. Gerakan pemotongan, yaitu benda yang berputar disayat oleh pahat
yang bergerak sejajar, tegak lurus atau menyudut terhadap sumbu
benda kerja.
Kecepatan potong dinyatakan dalam m/menit:
v = d (mm) x π x n (rpm) (m/men)
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
52
Kec. Potong (m/menit) .
Panjang langkah maju mundur (m)
V .
2 L
MODUL BAHAN AJAR
1000
n = 1000 . v (r.p.m.)
d. π.
Arah pemotongan
(1) Arah pemotongan sejajar, pahat bergerak menyayat sejajar dengan
sumbu benda kerja.
(2) Arah pemotongan melintang, pahat bergerak menyayat tegak lurus
terhadap sumbu benda kerja
(3) Arah pemotongan menyudut, pahat bergerak menyayat menyudut
terhadap sumbu benda kerja.
d) Mengoperasikan Mesin Frais
Gerakan-gerakan dalam pengefraisan :
(1) Gerakan berputar, yaitu gerakan berputarnya pisau frais pada sumbu
arbour.
(2) Gerakan pengikatan, yaitu gerakan pencekaman pisau frais pada
sumbu arbour dan pencekaman benda kerja.
(3) Gerakan pemotongan. Gerakan ini merupakan gerakan gabungan dari
kedua gerakan sebelumnya. Pisau frais yang berputar menyayat benda
kerja yang bergerak berlawanan atau searah dengan putaran pisau
frais.
Kecepatan potong dihitung dengan rumus :
V = [m/menit],
Kecepatan putaran spindle mesin atau putaran pisau frais :
n = [r.p.m. ],
d = adalah diameter pisau frais
v = adalah kecepatan potong dalam m/menit
n = adalah kecepatan putaran spindle mesin dalam rev. per menit.
(put/menit)
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
53
d . π . n
1000
1000 . v
π . d
MODUL BAHAN AJAR
Metode pengefraisan
(1) Pengefraisan searah, sisi pisau frais yang memotong
searah dengan gerakan benda kerja selama penyayatan.
(2) Pengefraisan berlawanan arah, sisi pisau frais yang
memotong berlawanan arah dengan gerakan benda kerja selama
penyayatan.
(3) Pengefraisan netral, sisi pisau frais yang memotong
berlawanan dan searah dengan gerakan benda kerja selama
penyayatan.
iii. Jenis bahan/material yang digunakan pada
proses pemesinan
Beberapa faktor dalam memilih material atau bahan yang akan
digunakan adalah :
a) Bentuk komponen yang akan dibentuk
b) Toleransi ukuran benda
c) Sifat mekanik
d) Harga bahan
e) Harga processing
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
54
MODUL BAHAN AJAR
4) Tugas
Tabel 2.7. Daftar tugas belajar
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal
i.
Jenis-jenis proses pemesinan dipahami
ii.
Proses pengoperasian mesin perkakas
dipahami
iii.
Pengetahuan bahan/material dipahami
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
55
MODUL BAHAN AJAR
5) Tes Formatif
Tes Tulis
1) Jenis-jenis proses mesin perkakas konvensional adalah
a) Proses
mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin
gerinda
b) Proses
mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin NC
c) Proses
mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin
CNC
d) Proses
mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin
potong pelat.
2) Jika kecepatan potong benda kerja (v) = 25 m/menit, dan panjang
langkah (L) = 100 mm, maka jumlah langkah maju mundur mesin
sekrap (n) adalah :
a) 500
langkah per menit
b) 50 langkah
per menit
c) 100
langkah per menit
d) 250
langkah per menit
3) Jika kecepatan potong (v) = 30 m/menit, diameter mata bor yang
digunakan (d) = 11,5 mm, maka kecepatan putaran spindle mesin bor
(n) harus disetel pada kecepatan :
a) 810 rpm
b) 830 rpm
c) 820 rpm
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
56
MODUL BAHAN AJAR
d) 840 rpm
4) Berikut ini adalah gerakan-gerakan dalam membubut, kecuali :
a) Gerakan berputar
b) Gerakan melingkar
c) Gerakan pencekaman
d) Gerakan pemotongan
5) Berapa kecepatan putaran spindle mesin bubut (n) untuk
membubut benda jika kecepatan potong (v) = 25 m/menit dan
diameter bahan yang dibubut (d) = 25 mm.
a) 320 rpm
b) 318 rpm
c) 310 rpm
d) 330 rpm
6) Berikut ini adalah arah pemotongan membubut, kecuali :
a) Memanjang
b) Melintang
c) Tirus
d) Menyudut
7) Yang tidak termasuk gerakan-gerakan dalam pengefraisan
adalah :
a) Gerakan berputar
b) Gerakan berlawanan
c) Gerakan mengikat
d) Gerakan pemotongan
8) Jika kecepatan putaran spindle mesin frais (n) = 450 r.p.m. dan
diameter pisau frais (d) = 50 mm, maka kecepatan potong (v) adalah :
a) 75 m/menit
b) 80 m/menit
c) 65 m/menit
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
57
MODUL BAHAN AJAR
d) 70 m/menit
9) Yang tidak termasuk metode pengefraisan adalah :
a) Muka
b) Searah
c) Berlawanan
d) Netral
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
58
MODUL BAHAN AJAR
Tes Unjuk kerja
Tabel 2.8. Daftar tes unjuk kerja
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal
a) Jenis proses yang perlu dikerjakan
ditentukan.
b) Kondisi material yang akan
dikerjakan diperiksa
c) Bidang dan metode pencekaman
benda kerja ditentukan
d) Urutan bagian yang akan
dikerjakan ditentukan
e) Urutan proses pengerjaan
ditentukan
f) Penggunaan cairan pendingin
ditenukan.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
59
MODUL BAHAN AJAR
6) Kunci Jawaban Formatif
Tabel 2.9. Daftar kunci jawaban tres formatif
No. Pertanyaan No. Jawaban
1. a
2. a
3. b
4. b
5. b
6. c
7. b
8. d
9. a
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
60
MODUL BAHAN AJAR
Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 2 mengenai
Menentukan Urutan Pekerjaan
dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan
K o m p e t e n
dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum
sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 3
Dibuat di : ……………….……………….
Pada Tanggal : ……………….……………….
Penilai, Peserta diklat,
_____________________ _____________________
Komentar/Saran Penilai :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
61
MODUL BAHAN AJAR
3. Kegiatan Belajar 3 :
Memilih dan Menentukan Perkakas
7) Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan belajar 3, siswa dapat :
i. Memahami jenis-jenis alat potong
ii. Memahami karakteristik alat potong
iii. Mengasah alat potong
iv. Memasang alat potong pada mesin
8) Uraian Materi
i. Jenis-jenis alat potong
1. Alat-alat potong pada pekerjaan
menyekrap
Gambar 2.51 Sudut potong pahat sekrap
Sudut potong pahat sekrap
A = Sudut potong
B = Sudut baji
C = Sudut bebas ujung
D = Sudut buang
E = Sudut sayat sisi
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
62
MODUL BAHAN AJAR
F = Sudut sayat puncak
Tabel 2.10. Jenis-jenis pahat sekrap
No. Jenis pahat sekrap Gambar
(a) Pahat sekrap kasar lurus
(b) Pahat sekrap kasar lengkung
(c) Pahat sekrap datar
(d) Pahat sekrap runcing
(e) Pahat sekrap sisi
(f) Pahat sekrap sisi kasar
(g) Pahat sekrap sisi datar
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
63
MODUL BAHAN AJAR
No. Jenis pahat sekrap Gambar
(h) Pahat sekrap alur
(i) Pahat sekrap profil/bentuk
2. Alat-alat potong pada pekerjaan
mengebor
Tabel 2.11. Jenis alat potong
No. Jenis alat potong Gambar
(a) Mata bor batang lurus
(b) Mata bor batang konis/tirus
(c) Mata bor karbida
(d) Reamer Mesin batang lurus
(e) Reamer Mesin batang tirus
(f)
Reamer mesin untuk lubang
tirus
(g) Counter bors untuk kepala baut
(h)
Counter bors untuk kepala
sekrup
(i) Counter bors dengan mata bor
(j) Counter shank / center remaers
(k) Center bor
3. Alat-alat potong pada pekerjaan
membubut
Alat potong pada pembubutan adalah berupa pahat dengan berbagai
bentuk yang dibuat sesuai dengan bidang benda kerja yang akan dibuat.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
64
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.52 Bentuk-bentuk pahat bubut HSS
Pahat bubut pada gambar 2.70 diatas terbuat dari terbuat dari bahan HSS
(High Speed Steel = Baja kecepatan tinggi)Pahat kasar kanan bertekuk
1. Pahat kasar kanan lurus
2. Pahat kasar kiri lurus
3. Pahat bubut muka bertekuk
4. Pahat bubut siku
5. Pahat alur sudut
6. Pahat alur sudut
7. Pahat poles
8. Pahat rata kanan bertekuk
9. Pahat rata kiri bertekuk
10. Pahat alur
11. Pahat ulir segitiga
12. Pahat pemotong
13. Pahat bentuk radius
14. Pahat dalam tembus
15. Pahat bubut dalam bertingkat
16. Pahat alur dalam
17. Pahat alur dalam
18. Pahat ulir dalam
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
65
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.53 Pahat bubut karbida
Pahat bubut dengan bahan karbide dipasang pada holdernya dengan
cara dilas atau didiklem dengan baud. Kekerasan pahat karbide ini lebih
tinggi daripada HSS sehingga penggunaannyapun untuk membubut
benda-benda yang tidak dapat dibubut dengan pahat HSS
Gambar 2.54. Senter drill
Senter drill, digunakan untuk membuat titik pusat lubang pada benda
kerja
Gambar 2.55. Mata bor
Mata bor, digunakan untuk membuat atau memperluas lubang pada
benda kerja
Gambar 2.56. Countersank
Countersank, digunakan untuk membut lubang sebagai dudukan ujung
senter
4. Alat-alat potong pada pekerjaan
mengefrais
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
66
MODUL BAHAN AJAR
A B C
D E F
G H I J
K L M N
Gambar 2.57 Jenis-jenis pisau frais
A. End Mill Cutter, Two flute
B. End Mill Cutter, Four flute
C. Shell end Mill Milling Cutter
D. T-Slot Cutter
E. Sliting Saw
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
67
MODUL BAHAN AJAR
F. Side Milling Cutter
G. Pisau Frais Muka dengan karbida tips
H. Plain Milling Cutter regular teeth
I. Plain Milling Cutter roughing type
J. Angle Milling Cutter
K. Concave Milling Cutter
L. Convex Milling Cutter
M. Gear Hobs
N. Involute bevel gear cutter
ii. Karakteristik alat potong
Bahan alat-alat potong adalah
1. Keramik/Ceramics
Alat potong dengan bahan keramik digunakan untuk memotong bahan
yang sangat keras, dan digunakan pada proses pemotongan dengan suhu
tinggi akibat gesekan pemotongan.
Dalam bentuk serbuk, keramik juga digunakan untuk mengasah alat-alat
potong lain seperti karbida, HSS, dan tool steel.
2. Intan/diamond
Alat potong dengan bahan intan digunakan untuk memotong bahan yang
keras serta mempunyai struktur kristal.
3. Karbida/Carbide
Alat potong dengan bahan karbida digunakan untuk memotong benda
kerja yang tidak dapat dipotong dengan HSS.
4. Baja kecepatan tinggi/HSS (high
speed steel)/.
Pada pekerjaan pemesinan HSS paling banyak digunakan, bahan alat
potong ini mampu memotong bahan/material Mild Steel 37-120 kg/mm2
dalam suhu tinggi.
5. Baja perkakas/tools steel
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
68
MODUL BAHAN AJAR
Bahan baja perkakas digunakan pada alat potong yang berfungsi
memotong bahan-bahan lunak seperti kayu, plastik, teflon dan bahan
sejenisnya.
Pemilihan alat-alat potong yang akan digunakan pada proses pemesinan didasarkan
kepada :
a) Kekerasan dan jenis bahan yang
akan dipotong
b) Proses pemesinan yang akan
dilakukan
c) Lamanya proses pemesinan yang
akan dilakukan
d) Banyaknya benda yang akan
dipotong
e) Biaya
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
69
MODUL BAHAN AJAR
iii. Pengasahan alat potong
1. Menyetel mesin gerinda
bangku
Gambar 2.58 Landasan benda
Landasan benda atau pahat harus dapat diatur posisinya secara
menyudut sesuai dengan sudut bagian benda yang akan diasah
Gambar 2.59. Jarak landasan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
70
MODUL BAHAN AJAR
Jarak antara landasan benda kerja atau pahat dengan roda gerinda tidak
boleh lebih dari 2 mm, hal ini untuk menghindari tertariknya pahat oleh
roda gerinda selama pengasahan.
2. Mengasah Mata bor
Gambar 2.60 Bagian mata bor
Bagian-bagian mata bor yang disah adalah bidang bebas dengan sudut
ujung bor yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Gambar 2.61 Sudut mata bor
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
71
MODUL BAHAN AJAR
Sudut mata bor,
A. Untuk mengebor kuningan dan perunggu.
B. Untuk baja, besi tuang, besi biasa, dan baja tuang
C. Untuk alumunium, tembaga, timah putih, seng, dan timah hitam
Gambar 2.62. Mal mata bor
Mal mata bor,
Digunakan untuk mengukur panjang bibir mata bor.
A. Bibir baik
B. Bibir tidak sama panjang
C. Bibir tidak sama besar
Gambar 2.63.. Gerakan pengasahan
Gerakan pengasahan,
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
72
MODUL BAHAN AJAR
Pahat dipegang oleh kedua tangan dan bibir bor yang diasah digerakan
naik turun terhadap roda gerinda.
Gambar 2.64. Bidang asah pahat bubut kasar
Pemeriksaan bibir dan sudut mata bor,
Pemeriksaan mata bor dilakukan terhadap sudut dan terhadap panjang
bibir mata bor. Pemeriksaan dilakukan terhadap kedua bibirnya.
3. Mengasah pahat bubut dan
pahat sekrap
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
73
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.65. Menyetel sudut landasan
Landasan pahat disetel sehingga sudutnya sama dengan sudut bebas
ujung pahat. Bila dilakukan pengasahan pada bagian sisi roda gerinda,
maka, Landasan pahat juga disetel sesuai dengan sudut bebas ujung
pahat.
Gambar 2.66 Bidang asah pahat bubut kasar
Bidang asah pahat bubut kasar
Aγ Bidang buang
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
74
MODUL BAHAN AJAR
δ Sisi potong ujung
S Sisi potong
Aδ Bidang bebas ujung
Aα Bidang bebas
Gambar 2.67 Sudut pahat bubut kasar
Sudut pahat bubut kasar,
α Susut bebas
γ Sudut buang
δ Sudut potong
β Sudut baji
χ Sudut sisi potong
Gambar 2.68 Bidang asah pahat bubut rata
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
75
MODUL BAHAN AJAR
Bidang asah pahat bubut rata,
Aγ Bidang buang
δ Sisi potong ujung
S Sisi potong
Aδ Bidang bebas ujung
Aα Bidang bebas
Gambar 2. 69 Sudut pahat bubut rata
Sudut pahat bubut kasar,
α Susut bebas
γ Sudut buang
δ Sudut potong
β Sudut baji
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
76
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2. 70 Posisi menggerinda pahat.
Gambar 2.71 Bidang asah pahat sekra
Bidang asah pahat sekrap
α Sudut bebas
α Sudut buang
δ Sudut potong
β Sudut baji
Gambar 2.72 Pemeriksaan hasil mengasah dengan busur derajat
Pemeriksaan hasil pengasahan dapat dilakukan dengan busur derajat
dengan menyetel pengurkur sudutnya sesuai dengan bidang asah pahat
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
77
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.73 Pemeriksaan hasil mengasah pahat dengan mal pahat
Pemeriksaan hasil pengasahan dapat dilakukan pula dengan mal pahat
yang sudut-sudutnya sudah disesuaikan dengan sudut-sudut pahat.
iv. Pemasangan alat potong pada mesin
1. Memasang peralatan pada mesin
sekrap
Gambar 2.74 Pemasangan pahat pada holder
Untuk pahat ukuran kecil, pencekaman dilakukan dengan holder.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
78
MODUL BAHAN AJAR
gambar 2.75. Sususnan pencekaman alat potong
Susunan pencekaman alat potong,
1. Kepala mesin sekrap
2. Kepala putar
3. Eretan
4. Spindel pemakanan
5. Pengatur kemiringan posisi pahat
6. Tool post
7. Rumah pahat
8. Ring rumah pahat
2. Memasang peralatan pada
mesin bor
Gambar 2.76. Pemasangan mata bor
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
79
MODUL BAHAN AJAR
Pemasangan bor mata bor dicekam pada chuck bor dan dikencangkan
dengan kunci chuck bor. Chuck bor dipasang pada arbor mesin .
Gambar 2.77 Pencekam alat potong
A. Sarung pengurang
B. Sarung pengurang bertingkat
C. Batang tirus alat potong
D. Tangkai pembuka alat potong pada sarung pengurang
E. Chuck bor dengan kunci chuck bor.
3. Memasang peralatan pada
mesin bubut
Gambar 2.78 Penyetelan ketinggian pahat bubut
Pahat bubut dipasang dengan ujung pahat potongnya sejajar dengan
sumbu mesin bubut. Pengaturan ketinggian pahat dilakukan dengan
bantuan pelat pengganjal pahat.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
80
MODUL BAHAN AJAR
Gambaran 2.79. Pencekaman pahat
Pencekaman pahat pahat yang ujung potongnya sudah disetel sejajar
dengan sumbu mesin bubut, dicekam dengan mengencangkan baut
pencekam pada rumah pahat
Gambar 2.80 Jarak ujung pahat potong
Panjang bagian ujung pahat dengan sisi rumah pahat harus sependek
mungkin untuk menghindari getaran dan kemungkinan patahnya pahat
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
81
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.81 Pemasangan alat bantu pada kepala lepas
Alat bantu lainnya seperti senter putar dipasang pada kepala lepas mesin
bubut
Tabel 2.12. Sudut-sudut pahat dan penggunaannya
No. Gambar penggunaan pahat Penggunaan
1.
Untuk benda kerja dengan
bahan Kuningan, Perunggu,
Bahan yang rapuh dan keras.
2.
Untuk Baja dan baja Tuang
yang berkualitas 34-50 kg/mm2
3.
Untuk Baja dan baja Tuang
yang berkualitas lebih dari
70kg/mm2,
Kuningan Merah,
Perunggu
4.
Untuk Perunggu Liat dan lunak
5.
Untuk Baja dan baja Tuang
yang berkualitas 50-70 kg/mm2
6.
Untuk Bahan lunak,
Alumunium murni.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
82
MODUL BAHAN AJAR
Tabel 2.13. Letak tinggi pahat
No. Gambar tinggi pahat Letak tinggi pahat
1.
1. Letak ujung sisi
pemotong harus tepat dengan
sumbu benda kerja
2.
2. Letak pahat yang lebih
tinggi dari sumbu akan
mengakibatkan sisi depan
bagian bawah pahat tergesek,
dan kecenderungan benda kerja
melentur.
3.
3. Letak pahat yang lebih
rendah dari sumbu akan
mengakibatkan benda kerja
terangkat/melentur.
4. Memasang peralatan pada
mesin frais
Gambar 2.82. Pemasang ragum
Ragum dipasang pada meja mesin dengan diikat oleh baut pengikat.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
83
MODUL BAHAN AJAR
a b c
Gambar 2.83 Pemasang pisau frais
1. Pisau frais jari dipasang pada holder pisau frais
2. Pisau dipasang pada collet yang merupakan bagian
dari holder.
3. Pencekaman pisau dilakukan dengan cara
mengencang-kan mur penutup holder
Gambar 2. 84. Pemasangan shell end mill cutter.
(1) Pisau frais dipasang pada ujung holder.
(2) Untuk menghindari luka pada tangan saat memegang, maka pisau
diganjal dengan kain.
(3) Pisau frais dicekam dengan cara mengencangkan baut pengunci di
bagian ujung holder.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
84
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.85. Pemasangan arbor vertikal
Pasang holder shell end mill cutter pada spindel mesin .
Cekam holder dengan cara mengencangkan baut pengunci di bagian atas
spindel.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
85
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.86. Memasang pisau frais sisi (side mill cutter),
(1) Pasang arbor pada spindle mesin
(2) Pasang cincin arbor dan pasaknya pada jarak yang sesuai dengan posisi
penempatan pisau frais.
(3) Pasang pisau frais pada arbor , sesuai dengan posisi pasak atau jarak
yang diinginkan .
(4) Pasang cincin arbor sebagai penjepit pisau frais, paling ujung pasang
bantalan luncur, kemudian mur pengencang arbor .
(5) Pasang blok penahan arbor pada kepala mesin sampai posisi bantalan
luncur arbour tepat pada lubang penahan arbour.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
86
MODUL BAHAN AJAR
(6) Kencangkan baud pengunci arbour, sehingga semua cincin dan pisau
frais terkunci.
(7) Kencangkan mur pengunci penahan arbour sampai blok penahan
tersebut terkunci dengan baik.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
87
MODUL BAHAN AJAR
9) Rangkuman
i. Jenis-jenis alat potong
1. Alat-alat potong pada pekerjaan
menyekrap
(1) Pahat sekrap kasar lurus
(2) Pahat sekrap kasar lengkung
(3) Pahat sekrap datar
(4) Pahat sekrap runcing
(5) Pahat sekrap sisi
(6) Pahat sekrap sisi kasar
(7) Pahat sekrap sisi datar
(8) Pahat sekrap alur
(9) Pahat sekrap profil/bentuk
b) Alat-alat potong pada pekerjaan
mengebor
(1) Mata bor batang lurus
(2) Mata bor batang konis/tirus
(3) Mata bor karbida
(4) Reamer Mesin batang lurus
(5) Reamer Mesin batang tirus
(6) Reamer mesin untuk lubang tirus
(7) Counter bors untuk kepala baut
(8) Counter bors untuk kepala sekrup
(9) Counter bors dengan mata bor
(10) Counter shank / center remaers
(11) Center bor
c) Alat-alat potong pada pekerjaan
membubut
(1) Pahat kasar kanan lurus
(2) Pahat kasar kiri lurus
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
88
MODUL BAHAN AJAR
(3) Pahat bubut muka bertekuk
(4) Pahat bubut siku
(5) Pahat alur sudut
(6) Pahat alur sudut
(7) Pahat poles
(8) Pahat rata kanan bertekuk
(9) Pahat rata kiri bertekuk
(10) Pahat alur
(11) Pahat ulir segitiga
(12) Pahat pemotong
(13) Pahat bentuk radius
(14) Pahat dalam tembus
(15) Pahat bubut dalam bertingkat
(16) Pahat alur dalam
(17) Pahat alur dalam
(18) Pahat ulir dalam
(19) Senter drill,
(20) Mata bor,
(21) Countersank,
d) Alat-alat potong pada pekerjaan
mengefrais
(1) End Mill Cutter, Two flute
(2) End Mill Cutter, Four flute
(3) Shell end Mill Milling Cutter
(4) T-Slot Cutter
(5) Sliting Saw
(6) Side Milling Cutter
(7) Pisau Frais Muka dengan karbida tips
(8) Plain Milling Cutter regular teeth
(9) Plain Milling Cutter roughing type
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
89
MODUL BAHAN AJAR
(10) Angle Milling Cutter
(11) Concave Milling Cutter
(12) Convex Milling Cutter
(13) Gear Hobs
(14) Involute bevel gear cutter
ii. Karakteristik alat potong
Bahan alat-alat potong adalah
1. Keramik/Ceramics
2. Intan/diamond
3. Karbida/Carbide
4. Baja kecepatan tinggi/HSS (high
speed steel)/.
5. Baja perkakas/tools steel
iii. Pengasahan alat potong
1. Menyetel mesin gerinda
bangku
Dalam mengasah alat potong dengan mesin gerinda bangku, perhatikan
penyetelan mesin gerinda terutama pada bagian landasan benda yang
akan diasah.
2. Mengasah Mata bor
Bagian-bagian mata bor yang diasah adalah bidang bebas dengan sudut
ujung bor yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Perhatikan dalam menggunakan mal mata bor, gerakan pengasahan, dan
lakukan pemeriksaan bibir dan sudut mata bor yang telah diasah.
3. Mengasah pahat bubut dan
pahat sekrap
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengasah pahat bubut
antara lain : bidang asah pahat, sudut pahat, posisi dan gerakan
pengasahan serta pemeriksaan hasil pengasahan.
iv. Pemasangan alat potong pada mesin
1. Memasang peralatan pada mesin
sekrap
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
90
MODUL BAHAN AJAR
Alat potong penyekrapan dipasang pada rumah pahat yang
terdapat pada bagian kepala mesin sekrap.
2. Memasang peralatan pada
mesin bor
Pemasangan bor mata bor dicekam pada chuck bor dan dikencangkan
dengan kunci chuck bor. Chuck bor dipasang pada arbor mesin .
3. Memasang peralatan pada
mesin bubut
Pahat bubut dipasang pada tool post dengan ujung pahat sejajar dengan
sumbu mesin, pencekaman pahat pahat dilakukan dengan
mengencangkan baut pencekam pada rumah pahat, panjang bagian
ujung pahat dengan sisi rumah pahat harus sependek.
Gunakan pahat dengan sudut-sudut yang sesuai dengan penggunaan
pemotongan bahan.
4. Memasang peralatan pada
mesin frais
Pemsangan pisau frais dilakukan pada tiga alat pencekaman
yakni dipasang pada holder untuk pisau frais yang berbentuk
batang, sedangkan pencekaman pisau frais berlubang dilakukan
pada arbor.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
91
MODUL BAHAN AJAR
10) Tugas
Tabel 2.14. Daftar tugas belajar
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum
i. Jenis-jenis
alat potong dipelajari
ii. Karakteris
tik alat-alat potong dipelajari
iii. Cara-cara
mengasah alat potong dipelajari
iv. Cara-cara
pemasangan alat potong pada mesin dipelajari
v. Tugas
praktek sesuai dengan lembaran tugas dikerjakan
vi. Laporan
kepada guru/pembimbing setelah penyelesaian
belajar dilaksanakan
vii. Tes
formatif dilaksanakan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
92
MODUL BAHAN AJAR
11) Tes Formatif
Tes tertulis
(1) Salah satu bahan alat potong yang digunakan pada proses membubut
adalah :
(a) Pahat karbida
(b) Pahat kasar
(c) Pahat rata
(d) Pahat Ulir
(2) Berapakah sudut mata bor yang digunakan untuk mengebor bahan baja
?
(a) 140°
(b) 112°
(c) 80°
(d) 118°
(3) Berapa sudut baji (β) pahat bubut untuk membubut bahan baja
berkualitas 70 kg / mm2
?
(a) 81°
(b) 62°
(c) 67°
(d) 55°
(4) Berapa maksimal jarak antara landasan benda yang diasah dengan
roda gerinda
(a) 2,5 mm
(b) 2 mm
(c) 3 mm
(d) 3,5 mm
(5) Alat ukur untuk memeriksa sudut mata bor adalah :
(a) Mal
(b) Mal Mata Bor
(c) Mal Pahat
(d) Pengukur Sudut
(6) Bagian mata bor yang manakah yang diasah ?
(a) Bidang ujung
(b) Bidang bebas
(c) Bidang buang
(d) Panjang bibir
(7) Salah satu alat pencekam benda kerja pada mesin sekrap adalah
(a) Lathe dog
(b) Chuck
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
93
MODUL BAHAN AJAR
(c) Ragum mesin
(d) Collet
(8) Salah satu pencekam alat potong pada mesin bor adalah
(a) Drill chuck / chuck bor)
(b) Ragum tangan
(c) Collet
(d) Tap matic
(9) Pahat sekrap dicekam pada :
(a) Kepala mesin
(b) Spindel
(c) Rumah Pahat
(d) Eretan
(10) Akibat dari pemasangan pahat yang terlalu tinggi dari sumbu benda
kerja adalah :
(a) Sisi depan bagian bawah pahat tergesek
(b) Ujung pahat cepat tumpul
(c) Sisi potong pahat terangkat
(d) Benda kerja terangkat
(11) Pisau frais Shell End Mill dipasang atau dicekam pada :
(a) Collet
(b) Holder
(c) Batang arbor
(d) Mandrell
Tes Unjuk Kerja
Tabel 2.15. Daftar tes unjuk kerja
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal
i.
Jenis bahan yang akan dikerjakan
diidentifikasi
ii.
Daftar jenis proses yang akan dikerjakan
dibuat
iii.
Jenis mesin yang akan digunakan
ditentukan
iv.
Daftar alat potong yang tersedia dilihat
v.
Alat potong yang sesuai kebutuhan dipilih
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
94
MODUL BAHAN AJAR
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal
vi.
Bila diperlukan, alat potong yang
diperlukan diasah
vii.
Alat potong dipasang pada mesin dengan
posisi yang tepat.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
95
MODUL BAHAN AJAR
12) Kunci Jawaban Formatif
Tabel 2.16. Daftar kunci jawaban tes tertulis
No. Pertanyaan No. Jawaban
10. a
11. d
12. d
13. b
14. b
15. b
16. c
17. a
18. c
19. a
20. b
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
96
MODUL BAHAN AJAR
13) Gambar pekerjaan
i. Mengasah mata bor
Gambar kerja
α = Sudut bebas
β = Sudut mata potong
γ = Sudut tatal
δ = Sudut pemotong
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
97
MODUL BAHAN AJAR
Urutan pekerjaan
No. Urutan Pekerjaan Gambar Alat
1 Asah bagian bidang Aα1
dengan sudut bebas 5-8°
dan dimiringkan ke arah
horizontal sebesar ± 29,5°
agar membentuk sudut
puncak 121°
a. M
esin gerinda
b. K
aca mata
c. A
lat pengasah
batu gerinda
2 i. A
sah bagian bidang Aα2
seperti langkah 1
ii. P
eriksa sudut puncak
dengan mal mata bor
iii. P
anjang kedua sisi potong
harus sama (ukur
dengan mal mata bor)
iv. M
ata potong menyudut
55° terhadap sisi potong
d. M
esin gerinda
e. K
aca mata
f. A
lat pengasah
batu gerinda
g. M
al mata bor
3 α = Sudut bebas
β = Sudut mata potong
γ = Sudut tatal
δ = Sudut pemotong
Lembar penilaian
No. Komponen penilaian
Nilai
Maks
Nilai
Dicapai
1. Persiapan 15
2. Proses dan metode pengerjaan 40
3. Waktu bekerja 5
4. Kesehatan dan keselamatan kerja 10
5. Hasil pekerjaan 30
Jumlah 100
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
98
MODUL BAHAN AJAR
ii. Mengasah pahat bubut rata
Gambar kerja
6°
30°
90°
60°
Urutan pekerjaan
No. Urutan Pekerjaan Gambar Alat
1 • Asah bagian bidang
bebas Aα dengan sudut
bebas α = 60° pada batu
gerinda sebelah kiri
sepanjang ± 1½ x lebar
pahat
• Setel landasan benda
kerja sebelah kanan
sebesar 6°, asah dan
ratakan bidang Aα
• Ukur sisi potong ζ
sebesar 60° dan sudut
bebas ∝=6° dan ukur
kerataannya.
ζ
6°
60°
h.
Mesin gerinda
i.
Kacamata
j.
Busur derajat
k.
Batu gosok
l.
Alat pengasah
batu gerinda
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
99
MODUL BAHAN AJAR
No. Urutan Pekerjaan Gambar Alat
2 • Asah bagian bidang
bebas ujung Aα’ dengan
sudut bebas ujung ∝ =
6°.
• Bentuk sudut sisi
potong ujung ζ’ = 90°
terhadap sisi potong ζ
• Ukur kerataan dan
sudut-sudutnya.
m.
Mesin gerinda
n.
Kacamata
o.
Busur derajat
p.
Batu gosok
q.
Alat pengasah
batu gerinda
3 • Asah bagian bidang
buang Aγ dengan sudut
buang γ = 12°, sehingga
mendapat sudut baji
sebesar 90°
• Bila terdapat sudut
baji yang tepat, sisi
potong ζ akan menurun
kira-kira 4° ke ujung
• Ukur kerataan
bidang pembuang Aγ
dan sudut baji ζ.
r.
Mesin gerinda
s.
Kacamata
t.
Busur derajat
u.
Batu gosok
v.
Alat pengasah
batu gerinda
4 ∝ = sudut bebas
∝’ = sudut bebas ujung
β = sudut baji
γ = sudut pembuang
ζ = sudut potong
x = sudut sisi potong
x’ = sudut sisi potong ujung
α∋=6°
χ∋=30°
Σ=90°
χ=60°
w.
Lembar penilaian
No. Komponen penilaian
Nilai
Maks
Nilai
Dicapai
1. Persiapan 15
2. Proses dan metode pengerjaan 40
3. Waktu bekerja 5
4. Kesehatan dan keselamatan kerja 10
5. Hasil pekerjaan 30
Jumlah 100
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
100
MODUL BAHAN AJAR
Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 3 mengenai
Memilih dan Menentukan Perkakas
dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan
K o m p e t e n
dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum
sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 4
Dibuat di : ……………….……………….
Pada Tanggal : ……………….……………….
Penilai, Peserta diklat,
_____________________ _____________________
Komentar/Saran Penilai
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
101
MODUL BAHAN AJAR
4. Kegiatan belajar 4 : Mengoperasikan Mesin
14) Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan belajar 4, peserta didik dapat :
i. Standard Operating Procedure
ii. Pencekaman benda kerja
iii. Kesehatan dan keselamatan kerja
15) Uraian Materi
i. Standard Operating Procedure
Prosedur standard operasi untuk menggunakan mesin dilakukan dengan mempelajari
petunjuk atau buku manual mesin yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
Prosedur standar operasi untuk melaksanakan suatu pekerjaan secara umum
disesuaikan dengan jenis pekerjaan, jenis mesin yang digunakan, tempat kerja,
kesehatan dan keselamatan kerja. Dengan pertimbangan terhadap hal-hal tersebut
prosedur kerja dibuat secara tersendiri oleh pelaksana pekerjaan.
Langkah-langkah pekerjaan yang dibuat secara umum merngikuti urutan sebagai
berikut :
a) Pelajari gambar kerja
b) Buat rencana urutan pengerjaan/ pembentukan bidang
benda
c) Tentukan peralatan serta bahan yang akan
dipergunakan
d) Siapkan mesin dan peralatan lainnya
e) Pasang alat potong dan benda kerja sesuai
prosedur
f) Gunakan alat - alat keselamatan kerja sesuai
ketentuan
g) Lakukan proses pemotongan benda sesuai metode
dan urutan pengerjaan yang telah ditentukan.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
102
MODUL BAHAN AJAR
h) Lakukan pemeriksaan/ pengukuran benda selama
dan setelah proses pemotongan
i) Bersihkan semua peralatan yang digunakan ,
kemudian kembalikan dan simpan pada tempatnya semula.
j) Laporkan hasil pekerjaan kepada atasan.
ii. Pencekaman benda kerja
a) Memasang benda kerja pada mesin sekrap
Gambar 2.87 Ragum mesin sekrap
Ragum mesin sekrap merupakan salah satu alat pencekam benda kerja.
Ragum ini posisinya dapat dirubah sesuai dengan sekala derajat yang
terdapat pada skala nonius.
Gambar 2.87 Pemasangan blok paralel
Blok paralel, digunakan sebagai alas benda kerja yang dicekam pada
ragum agar permukaan benda kerja yang disekrap sejajar dengan
permukaan meja mesin.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
103
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.88. Blok Paralel
Blok paralel, mempunyai ukuran yang presisi dan ukuran yang
bermacam-macam, sehingga dapat dipilih sesuai dengan ketebalan alas
yang diperlukan
Gambar 2.89. Posisi penempatan blok paralel
Blok paralel harus disimpan seimbang diantara kedua ujung benda kerja,
sehingga benda kerja berada pada posisi yang rata mengikuti permukaan
blok paralel.
Gambar 2.90. Penggunaan paku
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
104
MODUL BAHAN AJAR
Untuk pencekaman benda kerja yang baik serta kuatnya blok paralel
menahan benda kerja, maka pada saat pencekaman, pukulah benda kerja
dengan palu plastik. Apabila blok paralel sudah tidak bergeser maka
kencangkan pengikatan pada ragum.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
105
MODUL BAHAN AJAR
b) Memasang benda kerja pada mesin bor
Gambar 2.91. Pemasangn benda kerja pada mesin bor
Benda kerja dipasang pada ragum tangan.
Agar posisi benda kerja terhadap meja mesin lebih sejajar, maka
gunakan blok paralel sebagai alas penjepitan benda kerja. Gunakan palu
untuk memukul benda kerja pada saat pengikatan.
c) Memasang benda kerja pada mesin bubut
Gambar 2.92. Pencekaman benda silindris panjang
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
106
MODUL BAHAN AJAR
Untuk mencekam benda silindris panjang, digunakan chuck rahang 3
dengan ketiga rahangnya pada posisi normal.
Tepatkan posisi benda kerja, lalu kencangkan lubang pengunci dengan
kunci chuck
Gambar 2.93. pencekaman benda kerja silindris pendek
Untuk mencekam benda silindris yang relatif pendek dengan diameter
lebih besar, digunakan chuck rahang 3 dengan ketiga rahangnya pada
posisi dibalik.
Gambar 2.94. Pencekaman benda silindris berdiameter besar
Posisi rahang yang dibalik, digunakan pula untuk mencekam benda
silindris berdiamater besar pada bagian lubangnya.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
107
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.95. Penggunaan senter putar kepala lepas
Untuk benda yang lebih panjang, maka gunakan senter putar kepala
lepas sebagai penahan benda
Gambar 2. 96. Pencekaman benda kerja bersegi
Chuck 4 rahang, dipergunakan untuk mencekam benda kerja segi empat
atau segi tidak beraturan. Posisi rahangnya dapat diatur sendiri-sendiri.
Keempat rahangnya dikencangkan setelah titik pusat bagian benda yang
akan dibubut telah sejajar dengan sumbu mesin.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
108
MODUL BAHAN AJAR
d) Memasang benda kerja pada mesin frais
Gambar 2.97. Pemasangan benda kerja pada ragum mesin frais
Benda kerja yang berbentuk balok, dicekam pada ragum mesin frais.
Blok paralel digunakan agar permukaan benda yang difrais lebih sejajar
dengan bidang di bawahnya
Gambar 2.98. Pemakaian palu pada mesin frais
Untuk pencekaman benda yang lebih baik, digunakan palu untuk
memukul benda. Setelah balok paralel tidak bergeser, kemudian ragum
dikencangkan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
109
MODUL BAHAN AJAR
3) Kesehatan dan keselamatan kerja
a) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan
menyekrap
(1) Kacamata kerja.
(2) Penahan tatal.
b) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan
mengebor seperti kacamata kerja
c) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan
membubut
(1) Kacamata kerja.
(2) Kaca penahan tatal pada mesin.
(3) Pengait bram.
d) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan
mengefrais seperti kacamata kerja
e) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan
menggerinda
(1) Kacamata kerja.
(2) Tutup roda gerinda pada mesin.
(3) Kaca pelindung percikan serbuk gerinda yang dipasang pada mesin
gerinda.,
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
110
MODUL BAHAN AJAR
16) Rangkuman
i. Standard Operating Procedure
Prosedur standard operasi untuk menggunakan suatu mesin dilakukan dengan
mempelajari petunjuk atau buku manual mesin yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
Prosedur standar operasi untuk melaksanakan suatu pekerjaan secara umum
disesuaikan dengan jenis pekerjaan, jenis mesin yang digunakan, kesehatan dan
keselamatan kerja, serta kondisi tempat kerja. Dengan pertimbangan terhadap hal-hal
tersebut prosedur kerja dibuat secara tersendiri oleh pelaksana pekerjaan.
ii. Pencekaman benda kerja
a) Pemasangan benda kerja pada mesin sekrap adalah dengan
menggunakan ragum mesin sekrap.
b) Pemasangan benda kerja pada mesin bor adalah dengan
menggunakan ragum tangan
c) Pemasangan benda kerja pada mesin bubut adalah dengan
menggunakan chuck rahang 3 untuk benda silindris dan chuck
rahang 4 untuk bentuk segi empat atau bentuk tidak beraturan.
d) Pemasangan benda kerja pada mesin frais adalah dengan
menggunakan ragum mesin frais.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
111
MODUL BAHAN AJAR
17) Tugas
Tabel 2.17. Daftar tugas belajar
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum
i. SOP
dipelajari
ii. Cara-cara
pengkleman benda kerja pada mesin dipelajari
iii. Kesehatan
dan keselamatan kerja dipelajari
iv. Tugas
praktek membuat benda kerja dengan
menggunakan mesin dilaksanakan.
v. Laporan
kepada guru/pembimbing setelah penyelesaian
belajar dilaksanakan
vi. Tes
formatif dilaksanakan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
112
MODUL BAHAN AJAR
18) Tes Formatif
Tes Tertulis
(12) Alat pencekam benda kerja pada mesin bor, mesin sekrp dan mesin
frais pada umumnya dalah ;
(a) Klem paralel
(b) Lathe dog
(c) Ragum
(d) Alat Bantu pencekaman
(13) Fungsi dari blok paralel adalah :
(a) Agar pencekaman benda kerja lebih kuat
(b) Agar ragum tidak cepat rusak
(c) Agar selama pemotongan, benda tidak bergetar.
(d) Sebagai alas benda kerja yang dicekam pada
ragum agar permukaan yang dipotong lebih sejajar dengan bagian
alasnya.
(14) Pencekaman benda silindris yang tidak terlalu panjang pada mesin
bubut menggunakan :
(a) Chuck rahang 4
(b) Lathe dog
(c) Chuckr ahang 3
(d) Face plate
(15) Peralatan keselamatan kerja yang paling sering digunakan pada
pekerjaan pemesinan adalah :
(a) Kacamata pelindung
(b) Sarung tangan
(c) Helm
(d) Pelindung telinga (ear protection)
(16) Berikut ini adalah 3 jenis peralatan keselamatan kerja yang digunakan
pada pekerjaan mesin, kecuali :
(a) Peralatan keselamatan kerja yang digunakan
pekerja
(b) Peralatan keselamatan yang pada kotak PPPK
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
113
MODUL BAHAN AJAR
(c) Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada
mesin
(d) Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di
ruangan
Tes Unjuk Kerja
Tabel 2.18. Daftar tes unjuk kerja
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal
i.
Gambar kerja dipelajari
ii.
Bagian-bagian benda yang akan
dikerjakan ditandai atau ditentukan
iii.
Benda kerja dipasang pada mesin
iv.
Alat potong dipasang pada mesin
v.
Kecepatan putaran, kecepatan
pemakanan, tebal pemakanan dan
arah pemakanan ditentukan
vi.
Penggunaan cairan pendingin ditentukan
vii.
Perlengkapan K3 dipakai
viii.
Alat ukur yang sesuai dengan pekerjaan
disiapkan
ix.
Proses pemesinan dilakukan sesuai
prosedur
x.
Benda kerja yang telah selesai dikerjakan
dilepas dari mesin
xi.
Mesin dan peralatan dibersihkan, dan
ditempatkan pada tempatnya semula.
xii.
Laporan kepada guru/pembimbing setelah
penyelesaian belajar dilaksanakan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
114
MODUL BAHAN AJAR
19) Kunci Jawaban Formatif
Tabel 2.19. Daftar kunci jawaban tes tertulis
No. Pertanyaan No. Jawaban
21. c
22. d
23. c
24. a
25. d
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
115
MODUL BAHAN AJAR
20) Gambar pekerjaan
1
3
2
4
1 = Blok klem C
2 = Baud penekan
3 = Batang pemutar
4 = Landasan penekan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
116
MODUL BAHAN AJAR
75
15
R 10
R 5
3
16
15
16
14
M10
15
7,5
15,00
3x45°
Ø15
5
10
65
80
Ø6
2X45°
Ø5
Ø8
M10
5 60 5
70
R 5
5
Ø8
Ø20
Ø15
Ø5
5
10
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
117
MODUL BAHAN AJAR
Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 4 mengenai
Mengoperasikan Mesin
dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan
K o m p e t e n
dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum
sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 5
Dibuat di : ……………….……………….
Pada Tanggal : ……………….……………….
Penilai, Peserta diklat,
_____________________ _____________________
Komentar/Saran Penilai :
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
118
MODUL BAHAN AJAR
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
5. Kegiatan Belajar 5
Mengukur Komponen
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Peserta diklat dapat :
1. Memahami jenis-jenis alat ukur
2. Memahami teknik pengukuran
3. Memahami tanda-tanda toleransi pada
mesin
4. Memahami teknik kalibrasi alat ukur
b. Uraian Materi
1) Jenis-jenis alat ukur
Gambar 2.99. Mal ulir luar
Mal ulir luar, untuk memeriksa ukuran ulir luar
Alat-alat ukur yang digunakan antara lain jangka sorong, micrometer luar
dan micrometer dalam.
Gambar 2.100. Jangka sorong
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
119
MODUL BAHAN AJAR
Jangka sorong digunakan untuk memeriksa ukuran banda kerja yang
disekrap.
Gambar 2.101. Busur derajat
Digunakan untuk memeriksa bidang bersudut pada benda kerja yang
disekrap.
Gambar 2.102. Mikrometer
Mikrometer, digunakan untuk mengukur benda kerja dengan ukuran yang
lebih teliti
Gambar 2.103. Mal ulir
Mal ulir, untuk memeriksa ulir hasil pembubutan, terdiri dari ukuran Inchi
dan Metrik
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
120
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.104. Mal radius
Mal ulir, untuk memeriksa bentuk radius luar atau radius dalam
Gambar 2.104. Height gauge
Height gauge, untuk mengukur ketinggian benda dan untuk menandai
ukuran pada benda kerja
2) Teknik pengukuran
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
121
MODUL BAHAN AJAR
a b c]
Gambar 2.105. Cara menggunakan micrometer luar
a. Menepatkan pengukuran
dengan memutar rachet
b. Mengukur benda silindris
c. Mengukur batang persegi
Gambar 2.106. Mengukur dengan menggunakan jangka sorong
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
122
MODUL BAHAN AJAR
3) Tanda-tanda toleransi
pada mesin
Pada pergerakan pemakanan saat proses pemesinan berlangsung, perlu
diketahui skala nonius pada handle penggerak rumah pahat dan meja mesin
sekrap, penggerak arbour mesin bor, penggerak eretan mesin bubut, dan
handle penggerak meja mesin frais
Gambar 2.107. Skala nonius pada handle pemutar
Sebelum memulai pemakanan, pastikan terlebih dahulu, berapa mm majunya
pergerakan meja atau eretan mesin setiap handle diputar satu putaran penuh.
Misalnya, apabila handle eretan melintang mesin bubut diputar satu putaran
penuh dan eretan melintang bergerak sepanjang 5 mm. Sedangkan dalam satu
lingkaran handle terdapat skala nonius dengan jumlah bagian (strip) sebanyak
500 bagian, maka apabila handle diputar satu jarak bagian sama dengan
menggerakkan eretan sepanjang 0,01 mm.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
123
MODUL BAHAN AJAR
Untuk mengurangi diameter benda yang dibubut sebanyak 2 mm maka eretan
harus dimajukan sepanjang 1 mm dari titik nol, atau sama dengan memutar
handle sebanyak 100 bagian.
Pada mesin sekrap, bor dan frais terdapat beberapa skala nonis yang cara
membaca dan menentukannya sama dengan cara tersebut di atas.
Pada mesin sekrap terdapat beberapa skala yang perlu dipahami antara lain
pada handle meja mesin dan pada rumah pahat.
Skala nonius pada mesin frais terdapat pada handle eretan memanjang,
melintang, meja naik turun, dan handle arbour kepala vertical.
4) Teknik kalibrasi alat
ukur
a) Mengkalibrasi jangka sorong
- Rapatkan kedua permukaan rahang ukur
- Longgarkan baud pada pelat skala nonius
- Tepatkan garis nol skala nonius dengan garis nol pada batang utama
jangka sorong
- Kencangkan kembali baud pada pelat skala nonius
b) Mengkalibrasi micrometer luar
- Rapatkan kedua permukaan ujung pengukur, dengan cara memutar
batang rechet sampai terdengar bunyi giginya.
- Longgarkan rumah skala nonius
- Tepatkan garis nol pada rumah skala nonius dengan garis nol pada
batang utama
- Kencangkan kembali rumah skala nonius
c. Rangkuman
1) Jenis-jenis alat ukur
Mal ulir luar, untuk memeriksa ukuran ulir luar
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
124
MODUL BAHAN AJAR
Jangka sorong digunakan untuk memeriksa ukuran banda kerja yang
disekrap.
Busur derajat, digunakan untuk memeriksa bidang bersudut pada benda
kerja yang disekrap.
Mikrometer, digunakan untuk mengukur benda kerja dengan ukuran yang
lebih teliti
Mal ulir, untuk memeriksa ulir hasil pembubutan, terdiri dari ukuran Inchi
dan Metrik
Mal ulir, untuk memeriksa bentuk radius luar atau radius dalam
Height gauge, untuk mengukur ketinggian benda dan untuk menandai
ukuran pada benda kerja
2) Teknik pengukuran
Alat ukur yang digunakan harus disesuaikan dengan bentuk dan ukuran
benda kerja yang akan diukur.
3) Tanda-tanda toleransi pada mesin
Pada mesin perkakas terdapat skala nonius pada handle-handle
penggeraknya.
Pada mesin bubut terdapat pada eretan dan pada kepala lepas.
Pada mesin sekrap terdapat pada meja mesin dan pada rumah pahat.
Skala nonius pada mesin frais terdapat pada handle eretan memanjang,
melintang, meja naik turun, dan handle arbour kepala vertical.
4) Teknik kalibrasi alat ukur
Kalibrasi dilakukan terhadap alat ukur atau alat pemeriksa yang ketepatan
pengukurannya sudah berubah.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
125
MODUL BAHAN AJAR
d. Tugas
Tabel 2.20. Daftar tugas belajar
Tugas-tugas yang ditampilkan
K
o
m
p
e
t
e
n
Be
lu
m
i. Jenis-jenis
alat ukur dipelajari
ii. Teknik
pengukuran dipelajari
iii. Tanda-
tanda toleransi pada mesin dipelajari
iv. Teknik
kalibrasi dipelajari
v. Tes
formatif dilaksanakan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
126
MODUL BAHAN AJAR
e. Tes Formatif
Tes tertulis
1) Berikut adalah yang termasuk alat ukur, kecuali
a) Jangka sorong
b) Mal ulir luar
c) Mikrometer
d) Busur derajat
2) Micrometer digunakan untuk :
a) Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,01 mm
b) Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,1 mm
c) Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,02 mm
d) Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,2 mm
3) Ketelitian jangka sorong pada umumnya adalah :
a) 0,01 mm
b) 0,02 mm
c) 0,1 mm
d) 0,2 mm
4) Untuk memeriksa bentuk dan ukuran radius pada benda
kerja digunakan :
a) Height gauge
b) Calliper
c) Radius gauge
d) Vernier calliper
5) Bila dalam satu putara handle penggerak meja mesin frais
terdapat 200 bagian (strip), sedangkan panjang gerakan meja mesin frais
setiap handle diputar 1 putaran penuh adalah sepanjang 4 mm. Berapa
panjang gerakkan meja jika handle diputar 5 bagian garis (strip) ?
a) 0,5 mm
b) 0,005 mm
c) 5 mm
d) 0,2 mm
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
127
MODUL BAHAN AJAR
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
128
MODUL BAHAN AJAR
Tes Unjuk Kerja
Tabel 2.21. Daftar tes unjuk kerja
Tugas-tugas yang
ditampilkan
K
o
m
p
e
t
e
n
B
el
u
m
T
a
n
g
g
a
l
1)
Gambar kerja disiapkan
2)
Dimensi yang akan diukur pada gambar
kerja ditentukan
3)
Alat ukur dipilih sesuai dengan bentuk
dan ukuran benda.
4)
Benda kerja diukur dan diperiksa sesuai
dengan metode yang benar
5)
Hasil pengukuran dicatat pada lembar
pengukuran.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
129
MODUL BAHAN AJAR
f. Kunci Jawaban Tes Formatif
Tabel 2.22. Daftar kunci jawaban tes tertulis
No. Pertanyaan No. Jawaban
26. b
27. a
28. b
29. c
30. d
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
130
MODUL BAHAN AJAR
Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 5 mengenai
Mengukur Komponen
dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan
K o m p e t e n
dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum
sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 6
Dibuat di : ……………….……………….
Pada Tanggal : ……………….……………….
Penilai, Peserta diklat,
_____________________ _____________________
Komentar/Saran Penilai :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
131
MODUL BAHAN AJAR
6. Kegiatan Belajar 6
Menyetel dan merawat mesin
a. Menyetel dan Merawat Mesin
Tujuan Kegiatan Pembelajaran
1) Memahami system preventive maintenance.
2) Memahami jenis-jenis minyak pelumas
3) Memahami cara pembuatan jadwal preventive maintenance
4) Memahami teknik penyetelan mesin
b. Uraian Materi
1) Teknik Perawatan Mesin
Teknik perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga,
memelihara, mempertahankan, mengembangkan dan
memaksimalkan daya guna dari segala sarana yang ada di dalam
suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam
dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.
Ruang lingkup perawatan sangat tergantung dari
besarnya/banyaknya sarana dan prasarana dalam suatu lembagan,
institusi, industri/perusahaan serta di pengaruhi oleh kebijakan-
kebijakan tertentu. Fungsi perawatan adalah menyelenggarakan
teknik-teknik pemeliharaan dan perlindungan dari segala macam
kegiatan produksi, non produksi yang ada dalam lembaga,
intitusi,perusahaan tersebut.
Tugas utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan ,
perbaikan dari alat-alat, peralatan, mesin dan perlengkapanya serta
semua unit yang berhubungan dengan proses produksi atau
kegiatan dengan penggunaan sarana prasarana tersebut. Kegiatan-
kegiatan tersebut meliputi :
a) Perawatan peralatan dan perlengkapan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
132
MODUL BAHAN AJAR
b) Penggantian dan distribusi dari utilitas
c) Inspeksi dan pelumasan
a) Perawatan peralatan dan perlengkapan
Kegiatan dari perawatan ini mencakup dalam pemeliharaan dan
perbaikan, agar mesin-mesin dan perlenkapanya (sarana-
prasarana) yang berhubungan dengan kegiatan atau penggunaan
sarana prasarana tersebut selalu dalam keadaan kondisi yang
baik.
Tindakan perawatan yang singkat waktunya adalah yang paling
menguntungkan, baik dipandang dari segi institusi, perusahaan
maupun dari segi pertanggung-jawaban yang harus dipikul oleh
penguna tanpa mengurangi rasa tanggung-jawabnya serta
ketelitianya dan kesempurnaan cara bekerjanya. Juga perlu
pencatatan dari komponen yang mengalami kerusakan sebagai
dokumentasi dan sebagai pedoman untuk perencanaan
perbaikan di waktu yang akan datang, (diagnosa kerusakan
dibuat dalam bentuk berita acara kerusakan).
b) Pergantian dan distribusi utilitas
Pergantian dan distribusi utilitas ini masudnya power supply dan
distribusinya karena mesin perkakas digerakkan oleh
electromotor, kebutuhan kebutuhan tenaga ini adalah tenaga
listrik. Dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan terdapat
pengelompokan kerja yaitu; bagian perbaikan dan pemeliharaan
mekanik dan bagian pemeliharaan dan perbaikan kelistrikan.
Namun dalam pergantian utilitas dimaksudkan antara lain;
distribusi air pendingin, komponen, pelumas(oli). Kebanyakan
hanya terlibat pekerjaan utilitas ini dan untuk menjamin
kelancaran bekerja , akan lebih baik distribusi dan pergantian dari
utilitas ini ditangani oleh bagian perawatan.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
133
MODUL BAHAN AJAR
c) Inspeksi dan pelumasan
Di sini kedua-duanya merupakan kegiatan dalam perawatan
peralatan mesin yang berhubungan dengan dengan kegiatan
proses produksi, kegiatan inspeksi adalah dalam rangka mencari
data-data teknik untuk meningkatkan kinerja dalam perawatan ,
sedangkan kegiatan pelumasan sudah merupakan tindakan
pencegahan untuk menghidarkan terjadinya keausan kepada
bidang-bidang yang bergesekan dan bagian yang memerlukan
suhu yang konstan sehingga apabila oli pelumas tidak dikontrol
maka mesin akan cepat rusak sebelum waktunya.
Selain perawatan mesin dan perlengkapanya, juga untuk
memperlancar tugasnya guna menunjang proses produksi dalam
perusahaan atau pabrik maka perlu juga dibantu dengan:
(1) Penyimpanan persediaan bahan dan alat
(2) Penyimpanan barang yang tidak terpakai
(3) Perlindungan dari bahaya kebakaran
(4) Pengurangan suara dan polusi
(5) Penyimpanan dokumentasi dan administrasi pemeliharaan
dan perbaikan.
(6) Pelayanan perawatan
Perawatan bertujuan untuk memelihara alat-alat, kelancaran
pemakaian alat-alat produksi/mesin perkakas dan
perlengkapannya, keamanan instalasi, efisiensi dari beberapa
unit produksi, memperpanjang umur teknis mesin – gedung, alat-
alat lain, untuk menciptakan kondisi kerja sebaik-baiknya,
sekaligus mempertahankan kondisi sarana dalam perawatan
berupa; alat-alat, mesin dan perlengkapan agar pelaksanaan
kegiatan produksi dan keamanannya, perlidungan dari bagian-
bagian yang berbahaya dapat dijamin lancer dan baik.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
134
MODUL BAHAN AJAR
Kegiatan perawatan dapat dibedakan yaitu:
(1) Perawatan rutin
Perawatan rutin ialah perawatan atau kegiatan yang harus
dilakukan setiap hari dan sifatnya terus menerus dan
sistematis.
(2) Perawatan periodic
Perawatan periodic ialah perawatan yang dilakukan pada
jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis
pula.
(3) Perawatan berencana
Perawatan berencana ialah tindakan perawatan yang
dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya sehingga
segala sesuatu berjalan lancar dalam waktu singkat.
(4) Perawatan pencegahan
Perawatan pencegahan ialah pekerjaan yang dilakukan
sebelum fasilitas mengalami kerusakan, jadi
tindakan/pekerjaan perawatan ini semata-mata telah
direncanakan sebelumnya.
(5) Tindakan perbaikan
Tindakan perbaikan ialah perbaikan setelah mesin mengalami
kerusakan, karena alat-alat yang di pakai dalam perbaikan ini
telah siap sebelumnya maka kegiatan tersebut termasuk
kategori perawatan.
(6) Overhaul
Overhaul ialah perbaikan besar dalam rangka mengembalikan
kondisi standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah
total.
d) Kerusakan Mesin
Banyak dan sedikitnya kerusakan mesin sangat tergantung pada
spesifikasi mesin itu semakin fleksibel fungsi mesin dan semakin
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
135
MODUL BAHAN AJAR
rumit perencanaan mesin, maka jenis kerusakannya semakin
banyak, sebagai contoh suatu mesin bubut kecil dengan system
pergerakan belt, maka frekuensi kerusakan akan lebih kecil
dibandingkan dengan mesin bubut besar dengan system
pergerakannya dengan roda gigi atau hidrolik maupun elektrik.
Kerusakan di dalam mesin dapat dikategorikan sebagai berikut:
(1) Kerusakan elemen-elemen mekanik yang dirakit sehingga
menjadi satu kesatuan komponen mesin.
(2) Kerusakan rangka tuangan baik bersifat tetap dan yang
bergerak.
Kerusakan pada elemen-elemen mesin pada umumnya
menyangkut pada kualitas dan fungsinya elemen-elemen mesin
itu tidak dapat bekerja sempurna dalam kelompoknya, penyebab
kerusakannya juga bermacam-macam misalnya:
 Kerusakan karena aus permukaan/bidang
geseknya
 Kerusakan karena korosi/karat
 Kerusakan karena pukulan
 Kerusakan karena pengendoran baut-baut
pengikat sehingga spilingnya besar, hal ini biasanya
kesalahan diwaktu penyetelan dan adanya getaran yang
dapat menyebabkan baut-baut ikat mengendor.
Kerusakan bagian rangka tuangan, dimana rangka tuangan
mesin merupakan elemen utama, rangka mesin. Pada rangka
tuangan ini elemen-elemen mesin dirakitkan sehingga menjadi
mesin lengkap atau menjadi komponen mesin yang lengkap.
Gaya tahan, gaya geser, getaran dan lain-lain ditahan oleh
rangka tuangan, maka lama kelamaan rangka tuangpun
mengalami kelelahan atau daya tahannya berkurang. Disamping
itu masih banyak lagi kerusakan yang terjadi pada rangka tuang
diantaranya:
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
136
MODUL BAHAN AJAR
 Kerusakan rangka tuang karena keausan
 Kerusakan rangka tuang karena cacat terkena goresan,
pukulan dan alat-alat potong
 Kerusakan rangka tuang karena getaran/pukulan yang
menyebabkan pecah, retak, cacat
 Kerusakan rangka tuang karena pengaruh panas dan tekanan
Jika elemen mesin semakin tua umurnya maka daya tahan dalam
bekerja menurun sehingga frekuensi kerusakan bertambah
banyak, kondisi mesin semacam ini menunjukkan mesin harus di
overhaul (turun mesin).
Suatu contoh mesin yang sering mengalami kerusakan misalnya
meja ingsut meja mesin bubut, mesin frais, mesin sekrap
kerusakan-kerusakan yang terjadi antara lain adalah:
 Kerusakan pada handle penggerak dan pena
 Kerusakan pada poros ingsut dan mur
 Kerusakan pada penyisip (spie)
 Kerusakan pada lintasan luncur
 Kerusakan pada peluncur
 Kerusakan pada roda gigi penggerak otomatis dan
seterusnya.
Alat-alat komponen mesin yang masih tergolong rusak ringan
apabila perbaikan yang dilakukan tidak membutuhkan biaya
besar dan waktu penyelesaianya singkat, disamping itu tidak
mengalami adanya pembongkaran secara besar-besaran. Alat-
alat komponen mesin yang termasuk berat ialah jika perbaikan
yang harus dilakukan menyangkut pada perbaikan elemen-
elemen rangka tuang dan presisi penyetelan komponen terhadap
mesin secara keseluruhan.
Yang termasuk kerusakan sangat berat adalah jika
perbaikan yang dilakukan harus menyangkut perbaikan elemen-
elemen, rangka tuang dan presisi penyetelan komponen terhadap
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
137
MODUL BAHAN AJAR
mesin secara keseluruhan. Masalah kerusakan berat cara dan
proses perbaikan yang harus dilakukan untuk macam elemen
mesin perkakas, dimana perbaikannya bersifat total dan
mengembalikan kepada kualitas standard.
Keahlian tenaga perbaikan akan menentukan mutu
perbaikan mesin dan komponen, sering dalam prakteknya
dirasakan oleh konsumen misalnya suatu alat/mesin yang
mempunyai kerusakan tertentu maka mutu perbaikan yang
diberikan oleh bengkel satu tidak sama dengan bengkel yang
lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu perbaikan adalah:
 Kondisi elemen mesin tidak sama
 Perlengkapan yang dimiliki bengkel
 Teknik dan cara perbaikan berbeda
 Kemampuan SDM berbeda
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
138
MODUL BAHAN AJAR
e) Peralatan Pemeliharaan
(1) Peralatan mekanik
Alat peralatan mekanik harus mampu untuk mengerjakan
perbaikan-perbaikan berat, maka jenis dan ukurannya
disesuaikan dengan tipe mesin yang ada dalam perusahaan
atau pabrik. Pada umumnya alat peralatan pemeliharaan
mekanik sebagai berikut:
(a) Jenis kunci, pas, ring, sok, dan kunci L
(b) Jenis hekker ( kecuk, sedang dan
besar )
(c) Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan
obeng tekan )
(d) Jenis Palu (plastic, karet, tembaga,
dan baja )
(e) Jenis pendorong ( tembaga, pipa dan
aluminium )
(f) Jenis kunci inggris yang kecil, sedan,
besar.
(2) Alat bantu pemeliharaan
Oleh karena yang dihadapi oleh maintenance bukan hanya
kerusakan mesin saja, melainkan masih ada alat-alat yang
bukan mesin, kerusakan alat ini juga harus diperbaiki, maka
dari itu diperlukan alat-alat tambahan yaitu:
(a) Peralatan pembuat ulir yaitu snay dan tap untuk keperluan
baut, mur sebagai pengikat.
(b) Peralatan hand press
(c) Takel yang bekekuatan 0,5 ton, 1 ton, 2 ton
(d) For clip untuk mengangkat mesin dan perlenkapannya
(e) Meja kerja
(f) Sikat baja, ragum,kikit, gergaji tangan dll
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
139
MODUL BAHAN AJAR
(g) Alat-alat ukur peralatan mekanik dan alat-alat ukur untuk
peralatan kelistrikan
(h) Dan peralatan mesin perkakas lainnya
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
140
MODUL BAHAN AJAR
2) Jenis-Jenis Minyak Pelumas
a) Jenis bahan pelumas
a) Pelumas mineral, bahan dasarnya dihasilkan dari
minyak bumi.
b) Pelumas sintesis, bahan dasamya berasal dari gas
burni yang diolah melalui proses sintesa dan menghasilkan
molekul baru yang bentuknya serupa, sehingga dapat
mencapai stabilitas termal, oksidasi dan kinerja yang optimal.
Beberapa jenis bahan dasar pelumas sintesis adalah: PAO
(Poly Alpha Olefin), Polyglycol, Polyester, Phosphate Ester,
dan lain-lain)
c) Pelumas yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan
(Vegetable Oil). Pelumas jenis ini sudah mulai digunakan
sebagai pelumas traktor dan mesin-mesin pertanian di negara
yang sudah maju pertaniannya. Jenis-jenis yang sudah
dipasarkan adalah diantaranya High Oleic Sun Flower (Minyak
Bunga Matahari), rninyak Zaitun, High Oleic Rapessed, dan
sebagainya.Kegunaan pelumas
d) Pelumas hewani, bahan dasarnya dihasilkan dari
minyak binatang.
b) Kegunaan pelumas
a) Mencegah atau mengurangi keausan mesin dari
terjadinya gesekan bagian-bagian mesin yang bergerak,
dengan cara memisahkan bagian-bagian yang bergerak
dengan lapisan pelumas yang mempunyai kestabilan
terhadap oksidasi pada suhu tinggi dan rendah, serta tahan
terhadap tekanan dan beban kejut sehingga bagian mesin
yang bergerak terhindar dari keausan.
b) Mengendalikan kotoran dengan cara melarutkan
dan mendispersikan kotoran berupa jelaga, hasil-hasil
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
141
MODUL BAHAN AJAR
oksidasi, partikel logarn keausan mesin dan lumpur (sludge)
agar tidak mengganggu cara. kerja bagian mesin.
c) Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan
bakar dan hasil oksidasi pelumas sehingga tidak mengganggu
logam-logarn bagian mesin.
d) Mendinginkan dan memindahkan panas keluar dari
mesin, energi panas yang dihasilkan mesin diserap oleh
pelumas dan dihantarkan kebagian mesin yang lebih dingin
sehingga terjadi proses pemindahan panas keluar mesin.
e) Mencegah terbentunya busa dalam proses sirkulasi
pelumas dalarn sistern agar tidak mengganggu pompa dan
pelumasan bagian mesin dan mencegah pengotoran udara
serta bagian mesin.
c) Sifat-sifat pelumas
a) Viskositas
Viskositas atau kekentalan didefinikan sebagai tahanan
fluida untuk mengalir. Makin tinggi viskositas, makin sulit
fluida tersebut untuk mengalir (makin kental). Satuan
viskositas adalah centistokes (cSt) atau mm²/s.
Viskositas dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Untuk
menunjukkan ketahanan viskositas terhadap perubahan
temperatur pada tekanan atmosfer, dipakai indikator yang
disebut viscosity index (VI), dimana perubahan viskositas
diukur pada temperatur 40°C dan 100°C. Pelumas yang
stabil (tidak banyak mengalami perubahan viskositas
dengan adanya perubahan. temperatur) mempunyai VI yang
tinggi, dan sebaliknya.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
142
MODUL BAHAN AJAR
b) Pour Point
Pour point atau titik tuang adalah temperatur terendah
dirnana pelumas masih dapat mengalir.
c) Stabilitas terhadap oksidasi
Sifat ini sangat penting bagi semua pelumas, terutama untuk
penggunaan pada temperatur tinggi.
d) Total Base Number
Total Base Number (TBN) menunjukkan kernarnpuan
pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi, kemampuan
detergensi dan dispersansi guna mernbersilikan mesin dari
kotoran atau deposit yang terbentuk dari hasil pernbakaran
bahan bakar maupun hasil oksidasi pelurnas itu. sendiri.
e) Total Acid Number
Total Acid Number (TAN) menunjukkan tingkat keasarnan
yang berasal dari aditif (untuk Fresh Oil). Peningkatan nilai
TAN pada pelurnas yang telah digunakan untuk
mengindikasikan terbentuknya asarn lemah dalarn pelurnas
dan pada nilai tertentu menunjukkan tanda bahwa pelurnas
sudah tidak dapat digunakan lagi.
f) Sifat anti karat
Sifat ini penting bila pelumas terkontarninasi air dalarn
sistern peralatan atau mesin. Partikel karat dalarn pelumas
dapat berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat oksidasi
pelurnas, bersarna kontarninan lain dalarn sistem sirkulasi,
karat dapat menyumbat filter atau "Servo Valve”.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
143
MODUL BAHAN AJAR
g) Demulsibility
Demulsibility adalah sifat kemudahan untuk terpisah dari air.
Sifat ini penting bagi pelurnas turbin, hidrolik, kornpressor,
sistern sirkulasi dan pelurnas mesin diesel putaran
menengah sampai lambat yang dilengkapi dengan water
separator.
h) Flash Point dan Fire Point
Flash point atau titik nyala adalah temperatur minimum
pelumas yang dapat menguap pada tekanan atmosfer
sehingga dapat menyala bila didekatkan pada api. Fire point
atau titik bakar adalah temperatur minimum dimana uap
pelumas cukup banyak dan dapat terbakar. Fire point
pelumas biasanya 30°C diatas flash point-nya.
i) Copper Strip Corrosion
Sifat ini digunakan secara luas untuk mengevaluasi
pengaruh korosi pelumas terhadap tembaga karena
umumnya mesin atau peralatan industri mengandung bagian
metal yang terbuat dari tembaga.
j) Densitas
Densitas adalah perhandingan berat dengan volume.
Karena volume berubah terhadap tekanan dan suhu, maka
densitas demikian pula. Densitas penting untuk menghitung
volume menjadi satuan berat atau sebaliknya guna
perhitungan biaya angkutan.
Secific Gravity (SG) atau berat jenis pelumas adalah
perbandingan antara densitas pelumas terhadap densitas
air. Sebagai standar, untuk pelumas digunakan SG pada
15/4°C, yang berarti pelumas diukur pada suhu 15°C,
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
144
MODUL BAHAN AJAR
sementara air diukur pada suhu 4°C, keduanya pada
tekanan atmosfer.
k) Warna
Warna pelumas secara normal tidak ada hubungannya
dengan sifat-sifat pelumasan kecuali untuk melihat adanya
kontaminasi atau sebagai petunjuk untuk kesamaan dari
produk bersangkutan.
d) Pelumas mesin industri
a) Pelumas roda gigi
Untuk roda gigi industri yang beban/kondisi operasinya ringan
dimana risiko kerusakan permukaannya relatif kecil, dapat
digunakan straight mineral base oil. Untuk roda gigi seperti ini
pemilihan viskositas hanya ditentukan oleh besarnya daya
yang ditransmisikan dan kecepatan putar pinionnya. Pada
pelumas roda gigi jenis tertentu berlaku ketentuan umum yaitu
bila kecepatan putar semakin tinggi diperlukan pelumas yang
viskositasnya rendah, dan bila daya yang ditransmisikan
makin besar diperlukan viskositas makin tinggi. Hal tersebut
dapat dipergunakan terutama pada roda gigi jenis spur
dengan beban rendah.
Pada kondisi operasi roda gigi sangat berat atau beban kejut
besar perlu digunakan tribological additives. Pada roda gigi
jenis spur, helical, worm dan bevel dengan beban berat, biasa
digunakan beberapa jenis tribological additives antara lain
yang mengandung unsur sulfur dan fosfor, aditif tersebut
memberikan perlindungan yang sangat baik pada sifat anti
wear dan extreme pressure pada berbagai kondisi operasi.
Untuk roda gigi terbuka
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
145
MODUL BAHAN AJAR
dapat digunakan pelumas dengan viskositas sangat tinggi
dengan sifat adhesi yang bagus.
Untuk roda gigi dengan kondisi operasi yang sangat berat
(beban dan temperatur tinggi) penggunaan mineral base oil
kadang-kadang tidak memadai sehingga sering digunakan
syntetic base oil, antara lain polypropylene glycol (misal, shell
tivela dan mobil glygoyle) capacity yang baik, viskositas
indeksnya sangat tinggi, titik tuang rendah dan memiliki sifat
"low frictional characteristic".
Gemuk lumas khusus dan pelumas semi fluid kadang-kadang
juga digunakan pada beberapa aplikasi roda gigi industri,
diantaranya pelumas akan memberikan pelumasan yang
sangat memuaskan pada roda gigi dengan logarn baja/bronze
pada kondisi temperature operasi yang bervariasi. Untuk roda
gigi terbuka, diperlukan pelumas yang memiliki karakteristik
tahan terhadap air, anti wear dan sifat anti rust.
(a) Sifat penting pelumas roda gigi
Pelumasan yang digunakan untuk roda gigi industri harus
memenuhl beberapa kriteria dasar tersebut dibawah ini,
• Mencegah terjadinya keausan
(wear prevention)
• Mengurangi gesekan
• Mencegah scoring/scuffing dan
welding
• Sebagai media pendingin
• Melindungi dari karat.
Kernampuan pelumas untuk memenufhl kebutuhan dasar
tersebut diatas ditentukan oleh properti dasar, yang telah
tersedia pada sifat dasar base-oilnya, sementara
properties lannya terpaksa harus dipenuhi dengan
menambahlean beberapa aditif.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
146
MODUL BAHAN AJAR
(b) Standar unjuk kerja pelumas roda gigi
Spesifikasi atau standard performance pelumas roda gigi
dikeluarkan oleh beberapa asosiasi (AGMA, US, Steel,
DIN, dsb) maupun beberapa OEM terkenal, misalnya
David Brown. Cincinnati Milacron dan Ford. Spesifikasi
tersebut secara luas diakui dan gunakan oleh para
produsen pelumas maupun para produsen gearbox.
Beberapa standar performance pelumas roda gigi industri
yang umurn dipergunakan adalah berikut:
• US.Steel 224
• AGMA 250.04 EP
• DIN 51517 (Part 3)
• David Brown Number S 1.53 101
b) Pelumas hidurolik
Kemampuan pelumas hidrolik untuk melumasi mencegah
korosi dan kebocoran system tergantung kepada sifat-sifat
dasar yang tingkatannya dapat lebih besar atau kecil.
Bebrapa sifat penting pelumas hidrolik adalah viskositas,
kestabilan oksidasi, Sifat anti aus, Demilsibility, dan air
realese.
Air release, adalah kemampuan pelumas untuk tidak
membentuk buih yang stabil dengan udara, sehingga selalu
membebaskan udarayang masuk.
Pelumas hidrolik produksi Pertamina antara lain :
(a) Turalik series ISO VG 22, 32, 37, 46, 68, 100.
(b) Turalik C Series, meliputi : ISO VG5, 10, 22, 68,
100, 220 dan 320.
c) Pelumas bantalan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
147
MODUL BAHAN AJAR
Pelumas yang digunakan untuk melumasi bantalan yang
merupakan produk Pertamina antara lain :
(a) Sebana series (ISO VG 100, 220, 320, dan
680)
Minyak pelumas ini digunakan untuk berbagai kepentingan
seperti untuk mesin-mesin atau peralatan dengan oil-drop
atau pelumas “bath” dan pada bantalan gelincir dan
bantalan gelinding pada industri.
(b) Sebana P Series (ISO VG9, 22, 32, 46, 68,
100, 150, 220, 320, 460)
Pelumas Sebana P Series merupakan minyak mineral
kualitas tinggi untuk memberikan kepuasan hasil dalam
pelumasannya dimana diperlukan pelumas tanpa aditif.
3) Jadwal Perawatan Mesin
Macam perawatan yang direncanakan menurut jadwal periode
perawatan preventive diklasifikasikan sebagai berikut :
Inspeksi I
Reparasi kecil K
Reparasi medium M
Bongkar total B
Contoh siklus perawatan :
Repair
Complexity
Siklus I K M
Periode antara
dua masa (bulan)
Periode antara
B ke B (tahun)
0 s/d 30
B-I1-K1-I2-
K2-I3-M1-
I4-K3-I5-
K4-I6-M2-
I7-K5-I8-
K6-I9-B1 …
9 6 2 6 9
Periode antara dua masa perawatan dalam bulan adalah jarak
antara B ke I1, atau dari I1 ke K1, atau dari K1 ke I2 dan seterusnya
sampai I9 ke B1.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
148
MODUL BAHAN AJAR
Periode antara dua masa bongkar total adalah jarak antara B ke B1
yang pada siklus ini berjumlah 18 kali berarti apabila priode antara
dua masa perawatan mesin adalah 6 bulan berarti periode antara B
ke B1 adalah 18 x 6 bulan = 9 tahun.
Periode antara dua masa perawatan dan priode antara bongkar total
dapat berubah untuk tipe produksi yang berbeda, seperti :
a) Tipe produksi (msssal/berantai/satuan)
b) Jenis material yang dikerjakan (baja/besi
tuang/almunium/perunggu)
c) Shift atau giliran kerja per hari.
d) Memakai pendingin alat potong atau tidak.
Perencanaan penjadwalan disusun dengan bertitik tolak dari
perencanaan operasi perusahaan secara keseluruhan, sebelum
menetapkan rencana harus dilakukan analisis terlebih dahulu untuk
menetapkan sampai sejauh mana posisi kita sekarang. Faktor-faktor
yang. harus diperhatikan dalam mempertimbangkan untuk untuk
menetapkan jadwal perawatan mesin adalah sebagai berikut:
a) Tingkat kerunnitan perawatan
b) Jadwal perkiraan waktu produksi
c) Tingkat perawatan yang harus dilaksanakan
d) Kartu riwavat mesin
e) Kernampuan personil pelkasna peawatan mesin
Mesin-mesin yang mempunyai tingkat kerumitan perawatan yang
sama, harus dibagi merata selarna setahun, untuk menghindari
beban kerja perawatan yang tidak merata. Jumlah jam kerja orang,
(man hour) setiap bulannya harus seimbang, dan sesuai
dengan.waktu kerja dari perusahaan secara keseluruhan sehingga
tidak terjadi kelebihan waktu kerja (over time) yang seharusnya tidak
usah terjadi.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
149
MODUL BAHAN AJAR
Jadwal perawatan mesin harus dibagi menjadi jadwal perawatan
mesin jangka pendek, jangka menengah dan jadwal perawatan
mesin jangka panjang.
Jadwal perawatan mesin jangka pendek adalah jadwal perawatan
mesin harian yang berupa pelumasan pada waktu-mesin dan
peluman mesin pada waktu mesin selesai dipakai.
Perawatan ini dapat dilaksanakan oleh operator dari mesin vang
bersangkutan. Petunjuk-petunjuk tentang perawatan ini harus
dijelaskan dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan pernberian
pelumas. Simbol-simbol pelumasan harus ditempelkan didekat mesin
tersebut.
Untuk mesin-mesin dengan pelumasan otomatis atau dengan
pelumasan sentral, harus diberikan petunjuk untuk melaksanakan
pelumasan tersebut.
Jadwal perawatan mesin jangka sedang adalah perawatan mesin
bulanan yang disusun dari jadwal perawatan mesin tahunan yang
dalarn penyuunannya harus disesuaikan dengan jadwal operasi
produksi pada bulan yang bersangkutan, sehingga tidak terjadi
bentrokan.
Jadwal perawatan bulanan merencanakan kapan ; berapa lama dan
berapa hari perawatan tersebut akan dilaksanakan sehingga jam
kerja orang (man hour) untuk kegfatan perawatan tersebut dapat
direncanakan. Jadwal perawatan mesin jangka sedang juga berupa
perneriksaan kualitas dan tingkat pelumasan seluruh mesin yang
berupa penambahan, perbaikan dan pemeriksaan tingkat pelumasan
dan kebersihan peluncur-peluncur.
4) Penyetelan dan Perawatan Mesin
a) Menyetel kerataan
mesin
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
150
MODUL BAHAN AJAR
A
A
Gambar 2.99. Cara melevel mesin bubut
Kerataan pada posisi A – A = 0
A
A
B B
Gambar 2.100. Cara melevel mesin frais
1. Kerataan pada posisi A – A = 0
2. Kerataan pada posisi B – B = 0
3. Kerataan pada posisi A - A = B - B =
0
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
151
MODUL BAHAN AJAR
AA
B
B
Gambar 2.101. Cara melevel mesin sekrap
1. Kerataan pada posisi A – A = 0
2. Kerataan pada posisi B – B = 0
3. Kerataan pada posisi A - A = B - B =
0
Mur pengunci
Baud level
Mesin
Gambar 2.102. Baud level
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
152
MODUL BAHAN AJAR
Pasak
pengatur
Pasak
tetap
Gambar 2.103. Pasak level
Bantalan
pengatur
Baud penyetelBantalan tetap
Gambar 2.104. Blok level
b) Memeriksa kerataan
jalan luncur mesin bubut
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
153
MODUL BAHAN AJAR
Gambar 2.105. Memeriksa kerataan jalan luncur mesin bubut
1. Pada jalan luncur eretan A
2. Pada jalan luncur kepala lepas B
c) Memeriksa kerataan
meja mesin frais.
A B C D
Gambar 2.105. Memeriksa kerataan meja mesin frais
1. Pemeriksaan pada bidang A
2. Pemeriksaan pada bidang B
3. Pemeriksaan pada bidang C
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
154
MODUL BAHAN AJAR
4. Pemeriksaan pada bidang D
d) Merawat mesin
Beberapa hal yang perlu dilakukan dan termasuk kedalam bagian
perawatan mesin diantaranya :
(1) Bersihkan bidang cekam pada benda kerja dan alat cekam
sebelum dilakukan pengikatan benda, hal ini untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada permukaan alat
cekam.
(2) Bersihkan pula bidang pengikatan alat potong
(3) Gunakan cairan pendingin yang sesuai dengan kebutuhan
selama proses pemotongan
(4) Menyimpan semua peralatan (alat penandaan, alat ukur,
alat potong, dan peralatan pembantu lainnya) secara teratur
dan benar.
(5) Periksa kondisi mesin sebelum dan sesudah digunakan
(6) Setelah selesai bekerja, bersihkan semua peralatan yang
digunakan dan simpan kembali di tempat semula secara
teratur dan benar.
(7) Matikan semua saklar listrik yang berhubungan dengan
mesin
(8) Bersihkan mesin dari semua kotoran dan air yang tergenang
terutama pada bagian permukaan mesin yang tidak dicat.
(9) Lumasi permukaan mesin yang tidak dicat secara tipis dan
merata.
(10) Tutup mesin dengan sarung pelindung.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
155
MODUL BAHAN AJAR
c. Rangkuman
1) Teknik Perawatan Mesin
Teknik perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga,
memelihara, mempertahankan, mengembangkan dan
memaksimalkan daya guna mesin yang ada di dalam suatu bengkel
atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam dapat berhasil
guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.
Kegiatan perawatan meliputi :
a) Perawatan peralatan dan
perlengkapan
b) Pengantian dan distribusi dari
utilitas
c) Inspeksi dan pelumasan
Kegiatan perawatan dapat dibedakan yaitu perawatan rutin,
perawatan periodic, perawatan berencana, perawatan pencegahan,
tindakan perbaikan, dan overhaul.
2) Jenis-Jenis Minyak
Pelumas
a) Jenis bahan pelumas
(1) Pelumas mineral,
(2) Pelumas sintesis,
(3) Pelumas yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan
(4) Pelumas hewani,
b) Kegunaan pelumas
(1) Mencegah atau mengurangi keausan
(2) Mengendalikan kotoran
(3) Menetralisir asam-asarn basil pembakaran
bahan bakar dan hasil oksidasi pelumas
(4) Mendinginkan dan memindahkan panas keluar
dari mesin,
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
156
MODUL BAHAN AJAR
(5) Mencegah terbentunya busa dalam proses
sirkulasi pelumas
c) Sifat-sifat pelumas
(1) Viskositas
(2) Pour Point
(3) Stabilitas terhadap oksidasi
(4) Total Base Number
(5) Total Acid Number
(6) Sifat anti karat
(7) Demulsibility
(8) Flash Point dan Fire Point
(9) Copper Strip Corrosion
(10) Densitas
(11) Warna
d) Pelumas mesin industri
(1) Pelumas roda gigi
(2) Pelumas hidurolik
(3) Pelumas bantalan
3) Jadwal Perawatan
Mesin
Macam perawatan yang direncanakan menurut jadwal periode
perawatan preventive adalah Inspeksi (I), reparasi kecil (K), reparasi
medium (M), dan bongkar total (B)
Faktor-faktor yang. harus diperhatikan dalam mempertimbangkan
jadwal perawatan mesin adalah sebagai berikut:
a) Tingkat kerumitan perawatan
b) Jadwal perkiraan waktu produksi
c) Tingkat perawatan yang harus dilaksanakan
d) Kartu riwavat mesin
e) Kernampuan personil pelkasna peawatan mesin
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
157
MODUL BAHAN AJAR
4) Penyetelan dan
Perawatan Mesin
Penyetelan mesin dilakukan sebelum mesin dipasang pada
tempatnya atau sebelum digunakan, sedangkan perawatan
dilakukan selama mesin berada di bengkel dan digunakan.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
158
MODUL BAHAN AJAR
d. Tugas
Tabel 2.23. Daftar tugas belajar
Tugas-tugas yang ditampilkan
K
o
m
p
e
t
e
n
Be
lu
m
vi. Sistem
preventive maintenance dipelajari
vii. Jenis-
jenis minyak pelumas dipelajari
viii. Cara
membuat jadwal perawatan dipelajari
ix. Teknik
menyetel mesin dipelajari
x. Buku
manual mesin dipelajari
xi. Tes
formatif dilaksanakan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
159
MODUL BAHAN AJAR
e. Tes Formatif
Tes tertulis
1) Kegiatan perawatan meliputi
a) Perawatan peralatan dan perlengkapan, penggantian dan
distribusi dari utilitas, inspeksi dan pelumasan.
b) Perawatan peralatan dan perlengkapan, perawatan rutin, dan
periodic.
c) Perawatan penggantian dan distribusi dari utilitas, perawatan
berencana, dan perawatan berkala.
d) Inspeksi dan pelumasan, perawatan pencegahan dan overhaul.
2) Berikut ini merupakan tujuan perawatan
mesin, kecuali :
a) Memelihara alat, melancarkan pemakaian
alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan memberikan tugas
pekerjaan yang jelas.
b) Memelihara alat, melancarkan pemakaian
alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan memperpanjang umur
mesin.
c) Memelihara alat, melancarkan pemakaian
alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan membuat aman kondisi
pekerjaan.
d) Memelihara alat, melancarkan pemakaian
alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan menjamin keselamatan
operator mesin.
3) Yang dimaksud perawatan rutin adalah
a) Perawatan yang dilakukan pada
jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis
pula.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
160
MODUL BAHAN AJAR
b) Tindakan perawatan yang
dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya.
c) Perawatan atau kegiatan yang
harus dilakukan setiap saat dan sifatnya terus menerus serta
sistematis.
d) Perbaikan besar dalam rangka
mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang tingkat
kerusakannya telah total..
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
161
MODUL BAHAN AJAR
4) Yang dimaksud overhaul adalah :
a) Perawatan atau kegiatan yang
harus dilakukan setiap saat dan sifatnya terus menerus serta
sistematis.
b) Perawatan yang dilakukan pada
jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis
pula.
c) Tindakan perawatan yang
dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya.
d) Perbaikan besar dalam rangka
mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang tingkat
kerusakannya telah total..
5) Yang termasuk kedalam alat bantu
pemeliharaan ialah :
a) Jenis kunci, pas, ring, sok, dan
kunci L
b) Jenis hekker ( kecuk, sedang dan
besar )
c) Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan
obeng tekan )
d) Peralatan hand press
6) Berikut adalah jenis-jenis bahan pelumas,
kecuali :
a) Bahan mineral
b) Bahan nabati
c) Bahan sabun
d) Bahan hewani
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
162
MODUL BAHAN AJAR
7) Berikut ini adalah kegunaan pelumas, kecuali
:
a) Mencegah atau mengurangi
keausan mesin
b) Memperpanjang usia mesin.
c) Mengendalikan kotoran
d) Menetralisir asam-asarn basil
pembakaran bahan bakar dan hasil oksidasi pelumas
8) Yang dimaksud viskositas adalah :
a) Ketahanan fluida untuk mengalir.
b) Temperatur terendah dirnana
pelumas masih dapat mengalir.
c) kemudahan untuk terpisah dari air.
d) Kernarnpuan pelumas
menetralisasi asam hasil oksidasi,
9) Yang dimaksud pour point adalah :
a) Ketahanan fluida untuk mengalir.
b) Temperatur terendah dirnana
pelumas masih dapat mengalir.
c) kemudahan untuk terpisah dari air.
d) Kernarnpuan pelumas
menetralisasi asam hasil oksidasi,
10) Urutan logis dari siklus perawatan adalah :
a) Reparasi kecil, inspeksi, reparasi
medium, dan bongkar total.
b) Reparasi medium, inspeksi,
reparasi kecil, dan bongkar total.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
163
MODUL BAHAN AJAR
c) Inspeksi, reparasi kecil, reparasi
medium, dan bongkar total.
d) Bongkar total, Iinspeksi, reparasi
kecil, dan reparasi medium.
Tes unjuk Kerja
Tabel 2.24. Daftar tes unjuk kerja
Tugas-tugas yang
ditampilkan
K
o
m
p
e
t
e
n
B
el
u
m
T
a
n
g
g
a
l
6)
Tabel jadwal perawatan berkala dari
mesin perkakas diobuat.
7)
Daftar kebutuhan alat untuk
perawatan dibuat
8)
Perlengkapan perawatan yang
dibutuhkan disiapkan
9)
Table toleransi penyimpangan mesin
dibuat dengan mengacu kepada
buku manual mesin .
10)
Alat-alat ukur yang diperlukan untuk
menyetel mesin disiapkan
11)
Peralatan K3 untuk perawatan mesin
dipakai
12)
Penyetelan dan perawatan mesin
dilakukan.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
164
MODUL BAHAN AJAR
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
165
MODUL BAHAN AJAR
f. Kunci Jawaban Tes Formatif
Tabel 2.25. Daftar kunci jawaban tes tertulis
No. Pertanyaan No. Jawaban
31. a
32. b
33. c
34. d
35. d
36. c
37. b
38. a
39. b
40. c
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
166
MODUL BAHAN AJAR
A.
B.
C. Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 6 mengenai
D. Menyetel dan Merawat Mesin
E. dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan
K o m p e t e n
dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum
sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada modul berikutnya
Dibuat di : ……………….……………….
Pada Tanggal : ……………….……………….
Penilai, Peserta diklat,
_____________________ _____________________
Komentar/Saran Penilai :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
167
MODUL BAHAN AJAR
BAB III
EVALUASI
B. Kognitif Skill
(Tes Tertulis / Lisan)
6) Sebutkan dua macam proyeksi gambar.
7) Gambarkan simbol dari kedua macam proyeksi gambar tersebut.
8) Pada toleransi umum kategori sedang (=medium) berapa batas atas
ukuran yang dibolehkan untuk panjang ISO ?
9) Sebutkan dua kategori yang termasuk dalam toleransi geometris?
10) Berapa diameter terbesar dari lubang ∅ 60 H7?
11) Jenis-jenis proses mesin perkakas konvensional adalah
a) Proses
mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses
mesin gerinda
b) Proses
mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses
mesin NC
c) Proses
mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses
mesin CNC
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
168
MODUL BAHAN AJAR
d) Proses
mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses
mesin potong pelat.
12)Jika kecepatan potong benda kerja (v) = 25 m/menit, dan panjang
langkah (L) = 100 mm, maka jumlah langkah maju mundur mesin sekrap
(n) adalah
1. 500 langkah per menit
2. 50 langkah per menit
3. 100 langkah per menit
4. 250 langkah per menit
13)Jika kecepatan potong (v) = 30 m/menit, diameter mata bor yang
digunakan (d) = 11,5 mm, maka kecepatan putaran spindle mesin bor
(n) harus disetel pada kecepatan :
e) 810 rpm
f) 830 rpm
g) 820 rpm
h) 840 rpm
14)Berikut ini adalah gerakan-gerakan dalam membubut, kecuali :
e) Gerakan berputar
f) Gerakan melingkar
g) Gerakan pencekaman
h) Gerakan pemotongan
15)Berapa kecepatan putaran spindle mesin bubut (n) untuk membubut
benda jika kecepatan potong (v) = 25 m/menit dan diameter bahan yang
dibubut (d) = 25 mm.
e) 320 rpm
f) 318 rpm
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
169
MODUL BAHAN AJAR
g) 310 rpm
h) 330 rpm
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
170
MODUL BAHAN AJAR
16)Berikut ini adalah arah pemotongan membubut, kecuali :
e) Memanjang
f) Melintang
g) Tirus
h) Menyudut
17)Yang tidak termasuk gerakan-gerakan dalam pengefraisan adalah :
e) Gerakan berputar
f) Gerakan berlawanan
g) Gerakan mengikat
h) Gerakan pemotongan
18)Jika kecepatan putaran spindle mesin frais (n) = 450 r.p.m. dan diameter
pisau frais (d) = 50 mm, maka kecepatan potong (v) adalah :
e) 75 m/menit
f) 80 m/menit
g) 65 m/menit
h) 70 m/menit
19)Yang tidak termasuk metode pengefraisan adalah :
e) Muka
f) Searah
g) Berlawanan
h) Netral
20)Salah satu bahan alat potong yang digunakan pada proses membubut
adalah :
1. Pahat karbida
2. Pahat kasar
3. Pahat rata
4. Pahat Ulir
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
171
MODUL BAHAN AJAR
21)Berapakah sudut mata bor yang digunakan untuk mengebor bahan
baja ?
1. 140°
2. 112°
3. 80°
4. 118°
22) Berapa sudut baji (β) pahat bubut untuk membubut bahan baja
berkualitas 70 kg / mm2
?
1. 81°
2. 62°
3. 67°
4. 55°
23)Berapa maksimal jarak antara landasan benda yang diasah dengan
roda gerinda
1. 2,5 mm
2. 2 mm
3. 3 mm
4. 3,5 mm
24)Alat ukur untuk memeriksa sudut mata bor adalah :
1. Mal
2. Mal Mata Bor
3. Mal Pahat
4. Pengukur Sudut
25)Bagian mata bor yang manakah yang diasah ?
1. Bidang ujung
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
172
MODUL BAHAN AJAR
2. Bidang bebas
3. Bidang buang
4. Panjang bibir
26)Salah satu alat pencekam benda kerja pada mesin sekrap adalah
1. Lathe dog
2. Chuck
3. Ragum mesin
4. Collet
27)Salah satu pencekam alat potong pada mesin bor adalah
1. Drill chuck / chuck bor)
2. Ragum tangan
3. Collet
4. Tap matic
28)Pahat sekrap dicekam pada :
1. Kepala mesin
2. Spindel
3. Rumah Pahat
4. Eretan
29)Akibat dari pemasangan pahat yang terlalu tinggi dari sumbu benda
kerja adalah :
1. Sisi depan bagian bawah pahat tergesek
2. Ujung pahat cepat tumpul
3. Sisi potong pahat terangkat
4. Benda kerja terangkat
30)Pisau frais Shell End Mill dipasang atau dicekam pada :
1. Collet
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
173
MODUL BAHAN AJAR
2. Holder
3. Batang arbor
4. Mandrell
31)Alat pencekam benda kerja pada mesin bor, mesin sekrp dan mesin
frais pada umumnya dalah ;
1. Klem paralel
2. Lathe dog
3. Ragum
4. Alat Bantu pencekaman
32)Fungsi dari blok paralel adalah :
1. Agar pencekaman benda kerja lebih kuat
2. Agar ragum tidak cepat rusak
3. Agar selama pemotongan, benda tidak bergetar.
4. Sebagai alas benda kerja yang dicekam pada ragum agar
permukaan yang dipotong lebih sejajar dengan bagian alasnya.
33)Pencekaman benda silindris yang tidak terlalu panjang pada mesin
bubut menggunakan :
1. Chuck rahang 4
2. Lathe dog
3. Chuckr ahang 3
4. Face plate
34)Peralatan keselamatan kerja yang paling sering digunakan pada
pekerjaan pemesinan adalah :
1. Kacamata pelindung
2. Sarung tangan
3. Helm
4. Pelindung telinga (ear protection)
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
174
MODUL BAHAN AJAR
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
175
MODUL BAHAN AJAR
35)Berikut ini adalah 3 jenis peralatan keselamatan kerja yang digunakan
pada pekerjaan mesin, kecuali :
1. Peralatan keselamatan kerja yang digunakan pekerja
2. Peralatan keselamatan yang pada kotak PPPK
3. Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin
4. Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di ruangan
36)Berikut adalah yang termasuk alat ukur, kecuali
1. Jangka sorong
2. Mal ulir luar
3. Mikrometer
4. Busur derajat
37)Micrometer digunakan untuk :
1. Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,01 mm
2. Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,1 mm
3. Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,02 mm
4. Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,2 mm
38)Ketelitian jangka sorong pada umumnya adalah :
1. 0,01 mm
2. 0,02 mm
3. 0,1 mm
4. 0,2 mm
39)Untuk memeriksa bentuk dan ukuran radius pada benda kerja
digunakan :
1. Height gauge
2. Calliper
3. Radius gauge
4. Vernier calliper
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
176
MODUL BAHAN AJAR
40)Bila dalam satu putara handle penggerak meja mesin frais terdapat 200
bagian (strip), sedangkan panjang gerakan meja mesin frais setiap
handle diputar 1 putaran penuh adalah sepanjang 4 mm. Berapa
panjang gerakkan meja jika handle diputar 5 bagian garis (strip) ?
1. 0,5 mm
2. 0,005 mm
3. 5 mm
4. 0,2 mm
41)Kegiatan perawatan meliputi
e) Perawatan peralatan dan perlengkapan, penggantian dan
distribusi dari utilitas, inspeksi dan pelumasan.
f) Perawatan peralatan dan perlengkapan, perawatan rutin, dan
periodic.
g) Perawatan penggantian dan distribusi dari utilitas, perawatan
berencana, dan perawatan berkala.
h) Inspeksi dan pelumasan, perawatan pencegahan dan overhaul.
42)Berikut ini merupakan tujuan perawatan mesin, kecuali :
e) Memelihara alat, melancarkan pemakaian
alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan memberikan tugas pekerjaan
yang jelas.
f) Memelihara alat, melancarkan pemakaian
alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan memperpanjang umur mesin.
g) Memelihara alat, melancarkan pemakaian
alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan membuat aman kondisi
pekerjaan.
h) Memelihara alat, melancarkan pemakaian
alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan menjamin keselamatan
operator mesin.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
177
MODUL BAHAN AJAR
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
178
MODUL BAHAN AJAR
43)Yang dimaksud perawatan rutin adalah
1. Perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan
harus dilakukan rutin dan sistematis pula.
2. Tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar
perencanaan sebelumnya.
3. Perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap saat
dan sifatnya terus menerus serta sistematis.
4. Perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi
standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total..
44)Yang dimaksud overhaul adalah :
1. Perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap saat
dan sifatnya terus menerus serta sistematis.
2. Perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan
harus dilakukan rutin dan sistematis pula.
3. Tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar
perencanaan sebelumnya.
4. Perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi
standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total..
45)Yang termasuk kedalam alat bantu pemeliharaan ialah :
1. Jenis kunci, pas, ring, sok, dan kunci L
2. Jenis hekker ( kecuk, sedang dan besar )
3. Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan obeng tekan )
4. Peralatan hand press
46)Berikut adalah jenis-jenis bahan pelumas, kecuali :
1. Bahan mineral
2. Bahan nabati
3. Bahan sabun
4. Bahan hewani
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
179
MODUL BAHAN AJAR
47)Berikut ini adalah kegunaan pelumas, kecuali :
1. Mencegah atau mengurangi keausan mesin
2. Memperpanjang usia mesin.
3. Mengendalikan kotoran
4. Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan bakar
dan hasil oksidasi pelumas
48)Yang dimaksud viskositas adalah :
1. Ketahanan fluida untuk mengalir.
2. Temperatur terendah dirnana pelumas masih dapat
mengalir.
3. kemudahan untuk terpisah dari air.
4. Kernarnpuan pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi,
49)Yang dimaksud pour point adalah :
1. Ketahanan fluida untuk mengalir.
2. Temperatur terendah dirnana pelumas masih dapat
mengalir.
3. kemudahan untuk terpisah dari air.
4. Kernarnpuan pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi,
50)Urutan logis dari siklus perawatan adalah :
1. Reparasi kecil, inspeksi, reparasi medium, dan bongkar
total.
2. Reparasi medium, inspeksi, reparasi kecil, dan bongkar
total.
3. Inspeksi, reparasi kecil, reparasi medium, dan bongkar
total.
4. Bongkar total, Iinspeksi, reparasi kecil, dan reparasi
medium.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
180
MODUL BAHAN AJAR
C. Psikomotor Skill
Tabel 3.1. Daftar tes psikomotor
Psikomotor Skill Kompeten Belum
1. Alat potong
diasah
2. Alat potong
dipasang pada mesin dengan posisi yang tepat.
3. Benda
kerja dipasang pada mesin
4. Proses
pemesinan dilakukan sesuai prosedur
5. Membuat
benda kerja sebagai latihan bekerja dengan mesin
umum diselesaikan sesuai dengan ketentuan.
6. Benda
kerja yang telah selesai dikerjakan dilepas dari
mesin
7. Benda
kerja diukur dan diperiksa sesuai dengan metode
yang benar
8. Hasil
pengukuran dicatat pada lembar pengukuran.
9. Daftar
kebutuhan alat untuk perawatan dibuat
10. Peralatan
K3 untuk perawatan mesin dipakai
11. Penyetelan
dan perawatan mesin dilakukan.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
181
MODUL BAHAN AJAR
C. Attitude Skill
Tabel 3.2. Daftar tes sikap
1.
Attitude Skill Kompeten Belum
1. Langkah
kerja pembuatan Klem C dibuat
2. Kondisi
material yang akan dikerjakan diperiksa
3. Bidang dan
metode pencekaman benda kerja ditentukan
4. Urutan
proses pengerjaan ditentukan
5. Pengguna
an cairan pendingin ditenukan.
6. Jenis
mesin yang akan digunakan ditentukan
7. Daftar alat
potong yang tersedia dilihat
8. Alat potong
yang sesuai kebutuhan dipilih
9. Gambar
kerja disiapkan dan dipelajari
10. Kecepatan
putaran, kecepatan pemakanan, tebal pemakanan
dan arah pemakanan ditentukan
11. Pengguna
an cairan pendingin ditentukan
12. Perlengkap
an K3 dipakai
13. Alat ukur
yang sesuai dengan pekerjaan disiapkan
14. Mesin dan
peralatan dibersihkan, dan ditempatkan pada
tempatnya semula.
15. Laporan
kepada guru/pembimbing setelah penyelesaian
belajar dilaksanakan
16. Hasil
pengukuran dicatat pada lembar pengukuran.
17. Tabel
jadwal perawatan berkala dari mesin perkakas
diobuat.
18. Daftar
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
182
MODUL BAHAN AJAR
kebutuhan alat untuk perawatan dibuat
19. Perlengkap
an perawatan yang dibutuhkan disiapkan
20. Table
toleransi penyimpangan mesin dibuat dengan
mengacu kepada buku manual mesin .
21. Alat-alat
ukur yang diperlukan untuk menyetel mesin
disiapkan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
183
MODUL BAHAN AJAR
D. Batasan Waktu Yang Telah Ditetapkan
Tabel 3.3. Daftar batasan waktu belajar
No. Tahapan Belajar
Waktu (45 menit /
jam pelajaran)
Kegiatan Belajar 1 10 jam
Kegiatan Belajar 2 15 jam
Kegiatan Belajar 3 25 jam
Kegiatan Belajar 4 40 jam
Kegiatan Belajar 5 10 jam
Kegiatan Belajar 6 20 jam
Jumlah 120 jam
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
184
MODUL BAHAN AJAR
E. Kunci Jawaban
Tabel 3.4. Daftar kunci jawaban tes tertulis
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
185
MODUL BAHAN AJAR
No. soal Kunci Jawaban
1. 6) Proyeksi Eropa dan
Amerika
2. 7) Proyeksi Eropa
8) Proyeksi Amerika
3. 9) 120,3
4. 10) Ketegaklurusan,
kesejajaran.
5. 11)∅ 60,00
6. a
7. a
8. b
9. b
10. b
11. c
12. b
13. d
14. a
15. a
16. d
17. d
18. b
19. b
20. b
21. c
22. a
23. c
24. a
25. b
26. c
27. d
28. c
29. a
30. d
31. b
32. a
33. b
34. c
35. d
36. a
37. b
38. c
39. d
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
186
MODUL BAHAN AJAR
No. soal Kunci Jawaban
40. d
41. c
42. b
43. a
44. b
45. c
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
187
MODUL BAHAN AJAR
IV
PENUTUP
Peserta telah menyelesaikan kegiatan belajar dengan modul M7.5A
mengenai
Bekerja dengan Mesin Umum
dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan
K o m p e t e n
dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum
sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada modul berikutnya
Dibuat di : ……………….……………….
Pada Tanggal : ……………….……………….
Penilai, Peserta diklat,
_____________________ _____________________
Komentar/Saran Penilai :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
188
MODUL BAHAN AJAR
DAFTAR PUSTAKA
Alois Schonmetz, Peter Sinnl, Johann Heuberger, Pengerjaan Logam Dengan
Mesin, Angkasa, Bandung, 1985.
B.M. Surbakty, Kasman Barus, Menyekrap, Mengebor dan Menggerinda, CV.
Sinar Harapan, Madiun, 1983.
Butar Manik, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Divisi Pengembangan Bahan
Belajar PPPGT, Bandung, 1992.
Sugianto, Keselamatan Kerja, Politeknik Mekanik Swiss-ITB, Bandung, 1978.
Departemen Pendidian Nasional, Kurikulum SMK Edisi 2004 Program Keahlian
Teknik Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Depdiknas, Jakarta, 2004.
Elias, R. Rachmad M, Petunjuk Kerja Mesin Bubut, Sekrap dan Frais 1,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1978.
Frets, Buergler, Urwyler, Teknik Bengkel, Politeknik Mekanik Swiss-ITB,
Bandung, 1978.
G. Takeshi Sato, N. Sugiarto Hartanto, Menggambar Mesin Menurut Standar
ISO, PT. Dainippon Gitakarya Printing, Jakarta, 1986.
Heinrich Gerling, All about Machine Tools, Thomson Press, India, 1974.
L. Budi Prastawa, H.F. Gultom, Pengetahuan Bahan, Politeknik Mekanik
Swiss-ITB, Bandung, 1978.
Nazwir, I.A. Rukmana, Menggambar Teknik Mesin 1, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Jakarta, 1977.
Politeknik Manufaktur Bandung, Keselamatan Kerja, Polman-ITB, Bandung,
1992
Politeknik Manufaktur Bandung, Membubut Benda Suaian, Polman-ITB,
Bandung, 1992
Politeknik Manufaktur Bandung, Memfrais Benda Suaian, Polman-ITB,
Bandung, 1992
Politeknik Manufaktur Bandung, Menggerinda Alat Potong, Polman-ITB,
Bandung, 1992
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
189
MODUL BAHAN AJAR
Politeknik Manufaktur Bandung, Menggerinda Pisau Frais, Polman-ITB,
Bandung, 1992
Politeknik Manufaktur Bandung, Teori Gerinda Alat, Polman-ITB, Bandung,
1992
Seodjono, Frais Vertika dengan Mesin, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985.
Seodjono, Menggergaji Dengan Mesin, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985.
Seodjono, Menggerinda Dengan Mesin, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985.
Setyo Susanto, Pemeliharaan Pencegahan, PPPG Teknologi, Bandung, 1998.
Subiyono, Manajemen Perawatan, Politeknik Manufaktur Bandung, Bandung,
2000.
Sugihartono, Pengasahan Pisau Perkakas, Divisi Pengembangan Bahan
Belajar PPPGT, Bandung, 1992.
Suha Madsuha, Teknologi Pengerjaan Logam, Media Cetak PPPG Teknologi,
Bandung, 1995.
Wagirin, Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur Pengerjaan Logam, Divisi
Pengembangan Bahan Belajar PPPGT, Bandung, 1992.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum
190

More Related Content

PPT
Bahan ajar dasar gambar teknik
DOCX
Modul Teknik Pemesinan Frais
PPTX
Presentasi Mesin Bubut
PDF
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
PDF
MODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdf
DOCX
Rencana pelaksanaan pembelajaran Gambar Manufaktur SMK Kelas XI
PDF
modul ajar kurikulum merdeka gambar teknik otomotif.pdf
PPTX
Tugas1 cnc kelas a_presentasi_power point
Bahan ajar dasar gambar teknik
Modul Teknik Pemesinan Frais
Presentasi Mesin Bubut
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
MODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdf
Rencana pelaksanaan pembelajaran Gambar Manufaktur SMK Kelas XI
modul ajar kurikulum merdeka gambar teknik otomotif.pdf
Tugas1 cnc kelas a_presentasi_power point

What's hot (20)

PDF
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
DOCX
Laporan praktikum proses produksi
DOCX
Dasar perencanaan elemen mesin
PPTX
Power tools
DOCX
latihan soal ujian sekolah teori kejuruan teknik pemesinan 2017
DOCX
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
PDF
MENGENAL ALAT POTONG DAN PEMEGANG MESIN FRAIS KONVENSIONAL.pdf
PDF
Belajar mastercam lathe x5
PPTX
GAMBAR TEKNIK OTOMOTIF PPT 1.pptx
PPTX
GAMBAR POTONGAN ringkas.pptx
PDF
Dasar pemrograman untuk mesin bubut cnc dengan gsk 928TE_Rev1
PDF
2 mesin dan pemrograman cnc
PPTX
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
PDF
Parameter kecepatan potong mesin bubut
PPTX
Prinsip Dasar Elemen Mesin
PPTX
PRESS TOOL
PDF
Jig dan fixture
PPT
cara membaca jangka sorong.ppt
DOCX
1 mengidentifikasi mesin bubut
DOCX
Laporan Praktikum Kerja Bangku
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
Laporan praktikum proses produksi
Dasar perencanaan elemen mesin
Power tools
latihan soal ujian sekolah teori kejuruan teknik pemesinan 2017
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
MENGENAL ALAT POTONG DAN PEMEGANG MESIN FRAIS KONVENSIONAL.pdf
Belajar mastercam lathe x5
GAMBAR TEKNIK OTOMOTIF PPT 1.pptx
GAMBAR POTONGAN ringkas.pptx
Dasar pemrograman untuk mesin bubut cnc dengan gsk 928TE_Rev1
2 mesin dan pemrograman cnc
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Parameter kecepatan potong mesin bubut
Prinsip Dasar Elemen Mesin
PRESS TOOL
Jig dan fixture
cara membaca jangka sorong.ppt
1 mengidentifikasi mesin bubut
Laporan Praktikum Kerja Bangku
Ad

Similar to Modul mesin bubut 7 (15) (20)

DOC
Modul mesin bubut 7 (1)
DOC
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (7)
DOC
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (15)
DOC
Logam mesin casting and moulding 16
DOC
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (16)
DOC
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (21)
DOC
Logam mesin training 2 (1)
DOC
Logam mesin casting and moulding 15
DOC
Logam mesin quality 5 (1)
DOC
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (8)
DOC
Logam mesin casting and moulding 13
DOC
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (3)
DOC
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (29)
DOC
Logam mesin fabrication 28
DOC
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (22)
DOC
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (12)
PDF
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR.pdf
DOC
Logam mesin fabrication 9
DOC
Logam mesin casting and moulding 5
DOC
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (13)
Modul mesin bubut 7 (1)
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (7)
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (15)
Logam mesin casting and moulding 16
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (16)
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (21)
Logam mesin training 2 (1)
Logam mesin casting and moulding 15
Logam mesin quality 5 (1)
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (8)
Logam mesin casting and moulding 13
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (3)
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (29)
Logam mesin fabrication 28
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (22)
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (12)
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR.pdf
Logam mesin fabrication 9
Logam mesin casting and moulding 5
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (13)
Ad

More from Eko Supriyadi (20)

PDF
Metode pembelajaran
PDF
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
DOCX
Hots templates 2019
PDF
Buku penilaian hots
PDF
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
PDF
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
PDF
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
PDF
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
PDF
1. menguasai karakteristik peserta didik
PDF
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
PPTX
Teori x y
PPTX
Ppt penyusunan soal hots
PPTX
Personality plus
PPTX
Pendidikan karakter P2KPTK2
PPT
Pendekatan saintifik
PDF
Panduan penilaian sd desember 2016
PPT
Model model pembelajaran kurikulum 2013
DOC
Lk telaah rpp sd 2017
DOCX
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
PPTX
Literacy mh
Metode pembelajaran
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Hots templates 2019
Buku penilaian hots
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
1. menguasai karakteristik peserta didik
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Teori x y
Ppt penyusunan soal hots
Personality plus
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendekatan saintifik
Panduan penilaian sd desember 2016
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Lk telaah rpp sd 2017
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Literacy mh

Modul mesin bubut 7 (15)

  • 1. MODUL BAHAN AJAR BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Judul modul ini adalah “Bekerja dengan mesin umum”, berisi 4 (empat) bagian utama yakni Pendahuluan, Pembelajaran, Evaluasi dan Penutup. Modul ini dipergunakan setelah mempelajari dan menyelesaikan modul seri M2.5C (Menggunakan Alat Ukur) dan M12.3A (Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Presisi). Setelah dinyatakan selesai mempelajari modul ini serta menguasai kompetensi yang dipersyaratkan, maka Saudara dapat melanjutkannya ke modul seri M7.6A (Mempergunakan Mesin Bubut), M7.7A (Mempergunakan Mesin Frais) dan M7.8A (Mempergunakan Mesin Gerinda). Hasil belajar yang akan dicapai oleh peserta diklat setelah mempelajari dan menyelesaikan modul ini adalah : 1. Mampu menentukan persyaratan bekerja dengan mesin umum 2. Mampu menentukan urutan bekerja dengan mesin umum 3. Mampu memilih dan menentukan perkakas potong 4. Mampu mengoperasikan mesin umum 5. Mampu mengukur benda kerja 6. Mampu menyetel dan merawat mesin serta melakukan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran. Pemahaman mengenai prinsip-prinsip menyiapkan pekerjaan dasar, mengoperasikan mesin perkakas, serta melakukan evaluasi terhadap pekerjaan, akan sangat berguna bagi peserta diklat sebagai pembentukan watak dalam bekerja di bidang keahlian Teknik Mesin, dan akan menjadi kebiasaan positif setelah bekerja di industri sehingga menjadi salah satu penunjang budaya mutu dan budaya kerja profesional. Hal ini akan menunjang pula terhadap peningkatan kemampuan (pengetahuan, skill Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 1
  • 2. MODUL BAHAN AJAR dan sikap) peserta didik dalam menguasai kompetensi lainnya dalam bidang keahlian yang sama. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 2
  • 3. MODUL BAHAN AJAR B. Prasarat Persyaratan untuk mempelajari dan menggunakan modul ini adalah : 1. Telah menyelesaikan modul : a. M2.5C11A (Menggunakan Alat Ukur) b. M12.3 A (Mengukur dengan Alat ukur Meaknik Presisi) dan telah dinyatakan berhasil menguasai kompetensi yang dipersyaratkan dalam modul tersebut dengan bukti berupa sertifikat, surat keterangan atau portofolio dari lembaga diklat berwenang. 2. Atau selain point B.1. terserbut, peserta diklat telah mengikuti dan dinyatakan lulus test penguasaan kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari dan menggunakan modul ini. Test tersebut dilakukan oleh pihak berwenang untuk melakukan uji kompetensi. C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Penjelasan Bagi Siswa Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan modul ini, peserta diklat perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu : a. Langkah-langkah belajar yang ditempuh 1) Menyiapkan semua bukti penguasaan kemampuan awal yang diperlukan sebagai persyaratan untuk mempelajari modul ini. 2) Melaksanakan test kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul ini 3) Mempelajari modul ini secara seksama. b. Perlengkapan yang perlu disiapkan 1) Buku modul 7.5A 2) Pakaian untuk melaksanakan praktik.. 3) Mesin dan perlengkapannya 4) Alat-alat ukur dan alat pemeriksaan benda kerja Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 3
  • 4. MODUL BAHAN AJAR 5) Lembar pengerjaan / Job Sheet 6) Bahan dan material lain yang diperlukan 7) Buku-buku referensi 8) Perlengkapan lainnya yang diperlukan c. Hasil pelatihan yang diperoleh 1) Daftar nilai hasil pelatihan 2) Fortofolio 3) Benda hasil pekerjaan 4) Surat Keterangan atau Sertifikat Penguasaan Kompetensi 5) Bukti lainnya yang merupakan hasil yang diperoleh. d. Prosedur sertifikasi kompetensi Secara umum prosedur sertifikasi mengikuti mekanisme seperti diagram berikut : Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 4
  • 5. MODUL BAHAN AJAR Gambar 1.1. Diagram prosedur sertifikasi kompetensi 1) Melengkapi semua bukti pelaksanaan pelatihan 2) Melengkapi semua bukti penilaian hasil pelatihan 3) Mengajukan Uji Kompetensi kepada pihak berwenang 4) Mengikuti Uji Kompetensi yang dipersyaratkan 5) Mengikuti perbaikan jika diperlukan 6) Mendapatkan Rekomendasi Penerbitan Sertifikat Kompetensi 2. Peran Guru Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 5
  • 6. MODUL BAHAN AJAR Dalam mengikuti peserta diklat untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan modul ini, guru berperan dalam : a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahapan belajar c. Membantu siswa dalam memahami konsep dan praktik baru, serta menjawab pertanyaan siswa mengenai materi pembelajaran. d. Membantu siswa untuk menentukan dan mendapatkan sumber pelajaran lainnya yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran dalam modul ini. e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok, jika diperlukan f. Merencanakan tenaga ahli atau pendamping guru dari tempat kerja, apabila diperlukan. g. Menyiapkan proses dan perangkat penilaian. h. Melaksanakan penilaian i. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap, pengetahuan, dan keterampilan dari suatu kompetensi, serta kelanjutan pembelajaran setelah kompetensi dimaksud dikuasai. j. Mencatat pencapaian kemajuan siswa. D. Tujuan Akhir Tujuan akhir yang dapat dicapai setelah mempelajari modul 7.32A ini adalah : 1. Kinerja yang diharapkan a. Mampu menentukan persyaratan bekerja dengan mesin umum b. Mampu menentukan urutan pekerjaan,bekerja dengan mesin umum c. Mampu memilih dan menentukan mesin perkakas d. Mampu mengoperasikan mesin umum e. Mampu mengukur komponen Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 6
  • 7. MODUL BAHAN AJAR f. Mampu menyetel dan merawat mesin 2. Kriteria keberhasilan a. Persyaratan kerja dapat dipahami b. Urutan pekerjaan mesin umum dapat ditentukan sesuai prosedur c. Mesin perkakas umum dapat dipilih dan ditentukan sesuai prosedur d. Komponen benda hasil pekerjaan dapat mengukur dengan menyesuaikannya terhadap spesifikasi teknis yang dipersyaratkan. 3. Kondisi atau variable yang diberikan a. Persyaratan kerja dapat dipahami atau belum dipahami b. Urutan pekerjaan dengan menggunakan mesin umum dapat dipahami atau belum dipahami c. Memilih mesin perkakas untuk bekerja dengan mesin umum dapat dipahami atau belum dipahami d. Prosedur mengoperasikan mesin dapat dipahami atau belum dipahami e. Pengukuran komponen hasil pekerjaan dapat dilakukan atau belum dapat dilakukan f. Merawat rutin dan menyetel bagian-bagian yang diperlukan pada mesin dapat dilaksanakan atau belum dapat dilaksanakan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 7
  • 8. MODUL BAHAN AJAR E. Kompetensi Kompetensi : Bekerja Dengan Mesin Umum Kode : M7.5A Durasi Pembelajaran : 80 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 2 2 1 1 1 1 1 KONDISI KINERJA Kegunaan Kompetensi : Industri yang melakukan kegiatan Pemesinan Sumber Informasi : 1. kode standar 2. buku-buku pedoman 3. referensi bahan dari produsen Pelaksanaan K3 : 1. Penanganan pemeliharaan mesin perkakas 2. Bekerja dengan prosedur yang aman Kelengkapan : 1. Alat Ukur Mekanik 2. Mesin-mesin perkakas dan kelengkapannya 3. Benda kerja Kegiatan : 1. Menentukan persyaratan kerja 2. Mempersiapkan mesin 3. Mengoperasikan mesin 4. Memeriksa komponen yang telah selesai Sub Kompetensi Kriteria Kinerja Lingkup Belajar Matri Utama Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan 1. Menentukan persyaratan kerja  Gambar, instruksi dan spesifikasi dipahami dan dimengerti.  Identifikasi gambar kerja  Identifikasi benda kerja yang akan dikerjakan  Identifikasi yang  Mengidentifikasi gambar kerja  Mengidentifikasi benda kerja yang akan dikerjakan  Mengidentifikasi Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 7
  • 9. MODUL BAHAN AJAR Sub Kompetensi Kriteria Kinerja Lingkup Belajar Matri Utama Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan berkenaan dengan pekerjaan yang berkenaan dengan pekerjaan 2. Menentukan urutan pekerjaan  Rangkaian dari proses termasuk menyetel benda kerja untuk mendapatkan efisiensi maksimum dan mendapatkan spesifikasi kerja dapat disusun  Identifikasi proses pengerjaan  Identifikasi mesin dan alat yang akan digunakan  Identifikasi pencekaman benda kerja.  Penggunaan alat dan mencekam benda yang sesuai prosedur  Mengidentifikasi proses pengerjaan  Mengidentifikasi mesin dan alat yang akan digunakan  Mengidentifikasi pencekaman benda kerja.  Melaksanakan pencekaman benda kerja.  Material yang dipilih sudah sesuai dengan yang dipersyaratkan.  Identifikasi bahan baku benda kerja.  Mengidentifikasi bahan baku benda kerja. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 8
  • 10. MODUL BAHAN AJAR Sub Kompetensi Kriteria Kinerja Lingkup Belajar Matri Utama Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan 3. Memilih dan menentukan perkakas  Alat potong yang sesuai dengan pekerjaan, pengasahan dan bentuk yang dibutuhkan dapat dipilih.  Identifikasi alat potong dan penggunaannya  Identifikasi sifat geometri dan kegunaan alat potong untuk berbagai jenis bahan baku  Pengasahan alat potong  Identifikasi penggunaan alat potong yang sesuai dengan pekerjaan  Pengasahan alat potong sesuai prosedur  Memahami alat potong dan penggunaannya  Memahami sifat geometri dan kegunaan alat potong untuk berbagai jenis bahan baku  Memahami pengasahan alat potong  Memahami penggunaan alat potong yang sesuai dengan pekerjaan  Melakukan pengasahan alat potong  Alat potong dapat dipasang dengan posisi yang benar.  Metoda dan berbagai cara pemasangan alat potong  Pengasahan alat potong sesuai prosedur  Memahami metoda dan berbagai cara pemasangan alat potong  Melaksanakan pemasangan alat potong 4. Mengoperasikan mesin  Teknik dasar penandaan dilakukan sesuai kebutuhan.  Penandaan benda kerja sebelum dikerjakan  Penandaan / menggambar benda benda kerja sesuai prosedur  Memahami penandaan benda kerja sebelum dikerjakan  Menandai/ menggambar benda kerja sebelum dikerjakan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 9
  • 11. MODUL BAHAN AJAR Sub Kompetensi Kriteria Kinerja Lingkup Belajar Matri Utama Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan  Parameter pemesinan diatur sesuai persyaratan pekerjaan dan umur maksimum alat potong.  Identifikasi penggunaan mesin sesuai dengan penggunaan alat potong   Memahami penggunaan mesin sesuai dengan penggunaan alat potong  Menyetel mesin sesuai dengan penggunaan alat potong  Pemasangan benda kerja atau pengkleman dilakukan tanpa merusak produk dan aman.  Identifikasi pencekaman benda kerja pada mesin.  Penggunaan alat dan mencekam benda yang sesuai prosedur  Memahami pencekaman benda kerja pada mesin.  Melaksanakan pencekaman benda kerja pada mesin.  Pelaksanaan proses pemesinan dengan aman dilakukan mengikuti semua aturan, prosedur keselamatan, dan baju pelindung dan peralatan.  Identifikasi keselamatan dan kesehatan kerja pada proses pemesinan.  Memahami keselamatan dan kesehatan kerja pada proses pemesinan. Melaksanakan proses pemesinan dengan mengikuti prosedur keselamatan. 5. Mengukur komponen  Pemeriksaan komponen menggunakan alat ukur atau alat pemeriksa yang sesuai untuk meyakinkan kelayakan spesifikasi yang  Identifikasi toleransi ukuran benda kerja  Identifikasi penggunaan spesifikasi alat-alat ukur yang digunakan.  Penggunaan alat-alat ukur sesuai prosedur  Memahami toleransi ukuran benda kerja  Memahami penggunaan spesifikasi alat-alat ukur yang digunakan.  Menggunakan alat-alat ukur sesuai spesifikasinya Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 10
  • 12. MODUL BAHAN AJAR Sub Kompetensi Kriteria Kinerja Lingkup Belajar Matri Utama Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan diizinkan. 6. Menyetel dan merawat mesin  Merawat rutin dan menyetel bagian yang diperlukan termasuk slide dan menyetel bagian collar, membersihkan dan pelumasan dan hal lainnya yang diinginkan.  Menyetel dan melumasi dilakukan berdasarkan pada prosedur operasi standar.  Mesin secara tepat dibersihkan.  Menyetel dan melumasi mesin  Membersihka n mesin.  Memahami penyetelan dan pelumasan  Memahami cara membersihkan mesin  Merawat dan menyetel mesin Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 11
  • 13. MODUL BAHAN AJAR F. Cek Kemampuan Tabel 1.1. Cek penguasaan kemampuan Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan Cek Kemampuan Ya Tidak Menentukan Persyaratan Kerja 1. Gambar kerja dipahami 2. Instruksi kerja dipahami Menentukan urutan pekerjaan 1. Jenis-jenis proses mesin perkakas dipahami 2. Proses pengoiperasian mesin perkakas dipahami 3. Bahan/material dipahami Memilih dan menentukan perkakas 1. Jenis-jenis alat potong dipahami 2. Karakteristik alat potong dipahami 3. Cara mengasah alat potong dipahami 4. Cara pemasangan alat potong dipahami Mengoperasikan mesin 1. SOP dipahami 2. Pencekaman benda kerja pada mesin dipahami 3. Standar kesehatan dan keselamatan kerja dipahami Mengukur komponen 1. Jenis-jenis alat ukur dipahami 2. Teknik pengukuran dipahami 3. Tanda-tanda toleransi pada mesin dipahami 4. Teknik kalibrasi dipahami Menyetel dan merawat mesin 1. Sistem preventive maintenance dipahami 2. Jenis-jenis minyak pelumas dipahami 3. Pembuatan jadwal perawatan mesin dipahami 4. Teknik penyetalan mesin dipahami Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 11
  • 14. MODUL BAHAN AJAR BAB II PEMBELAJARAN A. Rencana Belajar Siswa Rencana pelaksanaan belajar adalah sebagai berikut : Kompetensi : Bekerja dengan mesin umum Kode kompetensi : M7.5A Tabel 2.1 Rencana belajar siswa Kegiatan belajar Tgl Waktu Tempat Perubahan Paraf Guru Kegiatan belajar 1 Menentukan persyaratan kerja 1. Mempelajari gambar kerja 2. Mempelajari instruksi kerja Kegiatan belajar 2 Menenentukan urutan pekerjaan 4. Mempelajari jenis-jenis proses mesin perkakas 5. Mempelajari proses pengoiperasian mesin perkakas 6. Mempelajari bahan/ material Kegiatan belajar 3 Memilih dan menentukan perkakas 1. Mempelajari jenis-jenis alat potong 2. Mempelajari karakteristik alat potong 3. Mempelajari cara mengasah alat potong 4. Mempelajari cara Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 12
  • 15. MODUL BAHAN AJAR Kegiatan belajar Tgl Waktu Tempat Perubahan Paraf Guru pemasangan alat potong Kegiatan belajar 4 Mengoperasikan mesin 1. Mempelajari SOP 2. Mempelajari pencekaman benda kerja pada mesin 3. Mempelajari standar kesehatan dan keselamatan kerja Kegiatan belajar 5 Mengukur komponen 1. Mempelajari jenis-jenis alat ukur 2. Mempelajari teknik pengukuran 3. Mempelajari tanda-tanda toleransi pada mesin 4. Mempelajari teknik kalibrasi Kegiatan belajar 6 Menyetel dan merawat mesin 1. Mempelajari Sistem preventive maintenance 2. Mempelajari jenis-jenis minyak pelumas 3. Mempelajari cara pembuatan jadwal perawatan mesin 4. Mempelajari teknik penyetalan mesin Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 13
  • 16. MODUL BAHAN AJAR A. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan belajar 1 : Menentukan Persyaratan Kerja 1) Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah melaksanakan kegiatan belajar 1, peserta didik dapat : i. Membaca gambar kerja ii. Memahami urutan proses kerja 2) Uraian Materi i. Membaca gambar kerja Gambar kerja adalah “bahasa teknik” dalam bentuk lambang-lambang yang dipergunakan untuk memberikan informasi mengenai bentuk, ukuran, jumlah dan cara membuat suatu benda Gambar yang dipergunakan sebagai informasi tersebut, dalam bidang teknik mesin dibuat dengan mengikuti standar dan ketentuan yang ada, seperti standar ISO. Pada umumnya gambar kerja yang ditunjukkan pada lembar pengerjaan (Job Sheet) dapat berupa gambar persepktif atau gambar proyeksi. gambar perspektif merupakan gambar yang menunjukkan suatu benda dengan 3 (tiga) dimensi, sedangkan gambar proyeksi merupakan gambar yang menunjukkan satu sisi pandang dari benda yang akan dikerjakan, gambar proyeksi ini lebih sering ditampilkan mengingat lebih tepat menunjukkan ukuran-ukuran dari setiap bagian benda . Beberapa hal dasar dalam gambar kerja yang harus dipahami antara lain : Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 14
  • 17. MODUL BAHAN AJAR a) Garis-garis gambar Tabel 2.2. Garis-garis gambar N o. Nam a Garis Gambar Penggunaan (1) Tebal kontinu Garis tepi Garis nyata (2) Tipis kontinu Garis berpotongan Garis ukur Garis proyeksi Garis penunjukkan Garis arsir Garis ulir Garis sumbu pendek (3) Tipis kontinu bebas Garis batas dari potongan benda (4) Garis strip tebal Garis nyata terhalang Garis tepi terhalang (5) Garis strip tipis Garis nyata terhalang Garis tepi terhalang (6) Garis strip titik tipis Garis sumbu Garis simetri Garis Lintasa (7) Garis strip titik tipis yang ujung dan sudutnya tebal Garis (bidang) potong (8) Garis strip titik tebal Penunjukkan permukaan yang harus mendapat Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 15
  • 18. MODUL BAHAN AJAR N o. Nam a Garis Gambar Penggunaan penanganan khusus (9) Garis strip titik ganda tipis Bagian yang berdampingan Batas kedudukan benda bergerak Garis sitem (pada baja profil) Bentuk awal (sebelum dibentuk) Bagian benda yang berada di depan bidang potong b) Gambar Perspektif dan Proyeksi a b c Gambar 2.1. Gambar perspektif (a). perspektif isometrik, (b) perspektif denetrik dan (c) perspektif kovalir Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 16
  • 19. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2. 2 proyeksi amerika gambar 2.3 proyeksi eropa c) Permberian ukuran pada gambar (1) Penunjukkan bagian benda a b Gambar 2.4. (a) Penunjukan bagian benda yang nyata terlihat (b) Penunjukan bagian benda yang diuraikan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 17
  • 20. MODUL BAHAN AJAR (2) Penunjukkan ukuran besaran Ukuran besaran benda terdiri dari ukuran panjang, lebar, tinggi secara menyeluruh. Gambar 2.5 Penunjukan ukuran besaran (3) Tanda anak panah Gambar 2.6 Tanda anak panah (4) Penunjukkan ukuran radius Garis yang menunjukkan ukuran radius dari suatu benda, mengarah ke atau dari titik pusat radius tersebut. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 18
  • 21. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.7 Penunjukan ukuran radius (5) Penunjukkan ukuran ulir Ukuran ulir seperti gambar berikut ditulis dengan kode ukuran M untuk ulir Metrik atau W untuk ulir Witworth. Gambar 2.8 Penunjukan ukuran ulir (6) Penunjukkan ukuran sejajar Ukuran sejajar memberikan pengertian bahwa bidang lain selalu di ukur dari bidang patokan. Gambar 2.9 Penunjukan ukuran sejajar (7) Penunjukkan ukuran gabungan Gambar 2.10 Penunjukan ukuran gabungan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 19
  • 22. MODUL BAHAN AJAR (8) Penunjukkan ukuran ber step Gambar 2.11 Penunjukan ukuran ber step (9) Penunjukkan ukuran sistem koordinat Gambar 2.12 Penunjukan ukuran koordinat Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 20
  • 23. MODUL BAHAN AJAR (10) Chamfer Untuk chamfer yang ukurannya melebihi 1 x 45o pada umumnya dicantumkan pada gambar benda . Gambar 2.13 Chamfer (11) Penunjukkan ketirusan Bidang tirus ditunjukkan dengan lambang . Gambar 2.14 Penunjukan ketirusan (12) Penunjukkan pendakian Bidang mendaki ditunjukkan dengan lambang . Gambar 2.15 Penunjukkan pendakian Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 21
  • 24. MODUL BAHAN AJAR d) Toleransi Meliputi toleransi umum, toleransi khusus/ suaian, dan toleransi geometris. Jika pada gambar benda kerja tidak dicantumkan ukuran dengan toleransi khusus, maka pada bagian benda tersebut diukur berdasarkan toleransi. Toleransi umum : Sedangkan toleransi umum dikategorikan menjadi toleransi kasar, sedang, dan halus. Dalam hal ini nilainya : toleransi kasar dua kali toleransi sedang dan toleransi sedang dua kali toleransi halus contoh misalnya, toleransi halus sebesar 0,05 mm, pada dimensi / ukuran yang sama toleransi sedangnya sebesar 0,1 mm, dan toleransi kasarnya 0,2 mm. Tabel 2.2. Toleransi umum Toleransi untuk ukuran panjang bebas dalam mm (DIN 7168) Tingkat Ketelitian …6 >6 >30 >100 >300 >1000 >2000 >4000 …30 …100 …300 …1000 …2000 …4000 halus ±0,05 ±0,1 ±0,15 ±0,2 ±0,3 ±0,5 sedang ±0,1 ±0,2 ±0,3 ±0,5 ±0,8 ±1,2 ±2 ±3 kasar ±0,2 ±0,5 ±0,8 ±1,2 ±2 ±3 ±4 ±5 sangat kasar ±0,5 ±1 ±1,5 ±2 ±3 ±5 ±8 ±10 Toleransi khusus : besarnya penyimpanan pangan ukuran ditunjukan dibelakang ukuran nominalnya. Contoh, misalnya panjang 100 + 0,2 , artinya - 0,1ukuran panjang yang diperbolehkan antara 99,9 sampai dengan 100,2 mm Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 22
  • 25. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.16. Penunjukan toleransi khusus secara langsung Gambar 2.17. Penunjukan toleransi tak langsung/suaian ISO Pada suaian ISO mempunyai dua sistem satuan : Sistem lubang satuan / Basis lubang : Titik tolak basis lubang adalah letak ukuran batas H dari lubang dimana ukuran batas terkecil selalu merupakan ukuran Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 23
  • 26. MODUL BAHAN AJAR nominal. Ukuran poros menyesuaikan keperluan suaian longgar, luncur, atau sesak. Gambar 2.18. Suaian basis lubang Sistem poros satuan/basis poros. Titik tolak basis poros adalah letak ukuran batas h dari posos dimana ukuran batas terbesar selalu merupakan ukuran nominal, ukuran lubang menyesuaikan keperluan suaian longgar, luncur, atau sesak. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 24
  • 27. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.19. Suaian basis poros Toleransi Geometris Selain toleransi ukuran dan kekesaran permukaan kadang disyaratkan juga mengenai bentuk dan tempat / posisi dari satu bagian benda terhadap bagian lain Gambar 2.20. Penunjukan toleransi tempat/posisi lubang Cara membaca gambar Jika ukuran lubang sebenarnya 20,02 mm, maka ukuran ini masih terletak 20,02-20,00 = 0,20 mm, dari keadaan bahan maksimum. Jadi, toleransi tempat harus dibaca ; lubang ∅ 20 + 0,021 harus terletak konsentris dalam toleransi sebesar 0,01 +0,02 = 0,03 mm terhadap bidang referensi B Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 25
  • 28. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.21. Penunjukan toleransi kesejajaran 0,1 mm. e) Tanda pengerjaan Tabel 2.3. Simbol-simbol tanpa perintah tambahan : Simbol dasar yang tidak mempunyai arti untuk pengerjaan. Permukaannya harus dikerjakan, simbol pokok ditambah garis mendatar. Permukaannya tidak boleh dikerjakan sedikitpun. Tabel 2.4. Simbol-simbol dengan perintah tambahan : N6 Harga kekasaran yang harus dicapai setelah dikerjakan adalah N6. N6 Harga kekasaran yang harus dicapai sebelum. mendapat pengerjaan lebih lanut adalah N6. N6 Harga kekasaran yang harus dicapai tanpa dikerjakan sedikitpun. Tabel 2.5. Simbol-simbol dengan tambahan perintah pengerjaan : Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 26
  • 29. MODUL BAHAN AJAR Digerinda Perintah harus dikerjakan dengan cara digerinda. 0,3 Harus diberi ukuran kelebihan sebesar 0,3 untuk pengerjaan berikutnya. Arah alur/serat permukaan bekas pengerjaan dengan mesin : ┴ ; X ; M ; C ; R. Tabel 2.6. Penempatan perintah, kekasaran dan simbol a b c d a = harga kekasaran b = cara/proses pengerjaan c = ukuran yang dilebihkan d = arah alur/ serat bekas pengerjaan ii. Memahami instruksi kerja Pekerjaan yang akan dilakukan akan terkait dengan apa yang akan dibuat, kapan waktu pengerjaan, bagaimana, dan siapa yang akan mengerjakannya . Orang yang akan mengerjakan sesuatu perlu memahami beberapa instruksi kerja yang menyangkut : a). Apa yang akan dibuat, apa pula tujuan dan fungsinya. b). Berapa jumlahnya. c). Berapa lama barang tersebut harus selesai dikerjakan. d). Peralatan apa saja yang harus disiapkan untuk mengerjakannya. e). Bagaimana urutan serta langkah- langkah pekerjaannya. f). Dan informasi lainnya yang perlu diketahui pekerja. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 27
  • 30. MODUL BAHAN AJAR g). Instruksi kerja ini akan lebih lengkap apabila dikonsultasikan atau ditanyakan kepada staf atau atasan pekerja. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 28
  • 31. MODUL BAHAN AJAR c. Rangkuman 1) Memahami gambar kerja - Memahami proyeksi gambar - Ukuran dan toleransi - Kualitas permukaan 2) Memahami instruksi kerja : - Memahami cara membuat benda kerja sesuai bentuk dan ukuran pada gambar - Dari bahan apa benda kerja harus dibuat. - Jumlah benda kerja harus dibuat. - Target waktu pembuatan - Macam mesin dan alat potong untuk proses membuat benda kerja a. Tugas Buat langkah pengerjaan untuk gambar kerja Klem C (lihat gambar pekerjaan) dan macam peralatan yang digunakan untuk mengerjakannya. e. Tes Formatif 1) Sebutkan dua macam proyeksi gambar. 2) Gambarkan simbol dari kedua macam proyeksi gambar tersebut. 3) Pada toleransi umum kategori sedang (=medium) berapa batas atas ukuran yang dibolehkan untuk panjang ISO ? 4) Sebutkan dua kategori yang termasuk dalam toleransi geometris? 5) Berapa diameter terbesar dari lubang ∅ 60 H7? b. Jawaban Tes Formatif 1) Proyeksi Eropa dan Amerika 2) Proyeksi Eropa Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 29
  • 32. MODUL BAHAN AJAR Proyeksi Amerika 3) 120,3 4) Ketegaklurusan, kesejajaran. 5) ∅ 60,00 g. Gambar Pekerjaan 1 3 2 4 1 = Blok klem C 2 = Baud penekan 3 = Batang pemutar 4 = Landasan penekan Gambar 2.28. Klem C Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 30
  • 33. MODUL BAHAN AJAR Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 31
  • 34. MODUL BAHAN AJAR Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 2 mengenai Menentukan Urutan Pekerjaan dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan K o m p e t e n dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 3 Dibuat di : ……………….………………. Pada Tanggal : ……………….………………. Penilai, Peserta diklat, _____________________ _____________________ Komentar/Saran Penilai : …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 32
  • 35. MODUL BAHAN AJAR 2. Kegiatan Belajar 2 : Menentukan Urutan Pekerjaan 1) Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah melaksanakan kegiatan belajar 2, peserta didik dapat : i. Memahami jenis-jenis proses mesin perkakas ii. Memahami proses pengoiperasian mesin perkakas iii. Memahami jenis-jenis bahan/material yang dikerjakan pada proses pemesinan. 2) Uraian Materi i. Jenis-jenis proses mesin perkakas 1. Proses menyekrap Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 33
  • 36. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.22. Mesin sekrap dan proses utama menyekrap 2. Proses mengebor Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 34
  • 37. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.23. Mesin dan proses mengebor 3. Proses membubut Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 35
  • 38. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.24. Mesin dan proses membubut 4. Proses mengerfrais Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 36
  • 39. MODUL BAHAN AJAR Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 37
  • 40. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.25. Mesin dan proses mengefrais ii. Proses pengoperasian mesin perkakas a) Mengoperasikan mesin sekrap Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 38
  • 41. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.26. Bagian-bagian pengatur posisi dan panjang langkah pemahaman pada mesin sekrap Bagian-bagian untuk mengatur posisi serta panjang langkah pemakanan adalah a = motor penggerak b = roda gigi penggerak c = Roda pemutar d = Blok engkol e = Poros lengan ayun f = Lengan ayung g = Kepala luncur h = Pengikat kepala luncur Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 39
  • 42. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.27. Panjang langkah penyekrapan Untuk langkah pemakanan yang panjang, maka lengan ayun harus dipasang pada posisi terjauh dari sumbu poros roda pemutar. Lengan ayun akan bergerak dari A sampai B dan sebaliknya (∠ α). Karena ∠ α lebih besar dari ∠ β maka langkah kebelakang akan lebih cepat. Untuk langkah pemakanan yang pendek, maka lengan ayun harus dipasang pada posisi terdekat dari sumbu poros roda pemutar. llb la L Langkah kerja / mundur Benda Kerja Pahat Gambar 2.28. Panjang langkah pemotongan Panjang langkah (L) disesuaikan dengan panjang benda (l), panjang awal (la) dan panjang sisa (lb) L = l + la + lb la = 20 mm lb = 10 mm Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 40
  • 43. MODUL BAHAN AJAR Menentukan jumlah langkah maju mundur. Jumlah kangkah maju mundur per menit (n) tergantung kepada kecepatan potong bahan (v) dan panjang langkah (L) Langkah maju mundur (n) = n = (langkah per menit) Untuk mengatur jumlah langkah per menit, dilakukan dengan menempatkan handel pengatur jumlah langkah pada posisi yang paling sesuai atau memdekati angka hasil perhitungan. Handel pengatur jumlah langkah biasanya ditempatkan di bagian belakang mesin sekrap. Tombol menghidupkan dan mematikan Apabila panjang langkah, jumlah langkah dan posisi pemotongan sudah disetel, maka untuk menghidupkan mesin tekan tombol on pada saklar utama yang tersedia pada mesin. Untuk menghentikan gerakan kepala ayun sementara mesin tetap hidup, dilakukan dengan cara menekan tuas kopling yang ada pada bagian mesin, dan untuk menjalankannya kembali tuas kopling tersebut harus ditarik. Untuk mematikan mesin, dilakukan dengan cara menekan tombol off pada saklar uatama mesin. Gerakan pemotongan s a Gambar 2.29. Kedalaman pemakanan. Banyaknya pemakanan (A) tergantung kepada kerataan pengerjaan mesin (kasar/halus) Penampang tatal (A) = kedalaman pemakanan (a) x lebar penyayatan (s) Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 41 Kec. Potong (m/menit) . Panjang langkah maju mundur (m) V . 2 L
  • 44. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.30. Mengatur kedalaman pemakanan. Untuk posisi awal, skala nonius handle eretan diseting pada angka nol. Pengaturan kedalaman pemakanan dilakukan dengan cara memutar handle eretan sambil melihat angka skala nonius yang menunjukkan jumlah kedalaman pemakanan Gambar 2.31. Mengatur tebal pemakanan. Pengaturan tebalnya pemakanan dilakukan dengan cara memutar poros penggerak meja mesin setiap kali awal pergerakkan langkah memotong. b) Mengoperasikan Mesin Bor Menentukan dan menyetel putaran mesin Kecepatan putaran spindle mesin bor (n) ditentukan oleh kecepatan potong bahan (v) dalam meter per menit, dan diameter mata bor yang digunakan (d). Kecepatan putar (n) = 1000 x v π x d Gambar 2.32. Belt pengatur kecepatan putaran Penyetelan putaran mesin dilakukan dengan mengatur pasangan sabuk putaran pada pully motor penggerak dan pully poros utama mesin bor. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 42
  • 45. MODUL BAHAN AJAR Posisi pasangan sabuk dengan pully dipilih dengan mengikuti tabel putaran pada mesin Menepatkan posisi pengeboran Gambar 2.33. Menepatkan titik pusat lubang Sebelum dilakukan pengeboran, benda kerja yang akan dibor dilukis terlebih dahulu (a), kemudian titik pusat lubang ditandai dengan penitik (b), mata bor ditepatkan kepada tanda penitik tersebut. Posisi ujung mata bor ditepatkan terhadap titik pusat lubang yang sudah ditandai. Pemusatan ujung mata bor tersebut dilakukan dengan menggeser benda kerja. Apabila ujung mata bor sudah tepat dengan titik pusat lubang, maka pengeboran dapat dilakukan. Pendinginan dilakukan selama proses pengeboran berlangsung. Kecepatan dan kedalaman pemotongan Gambar 2.34. Tuas-tuas pengatur kedalaman mengebor. Kecepatan mengebor tergantung kepada kecepatan potong benda serta jenis mata bor. Dalam hal ini diperlukan keterampilan teknisi dalam menekan tuas penggerak selama mengebor. Untuk membatasi kedalaman pengeboran dalam membuat lubang tidak tembus, perlu digunakan poros dan mur pembatas kedalaman. Menghidupkan dan mematikan mesin Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar pada mesin, biasanya dipasang di bagian depan atau kiri kepala mesin. c) Mengoperasikan Mesin Bubut Gerakan-gerakan dalam membubut Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 43
  • 46. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.35. Gerakan-gerakan dalam membubut Pada proses pembubutan terdapat tiga gerakan utama : 1. Gerakan berputar, yaitu berputarnya benda kerja pada sumbo poros. 2. Gerakan pengikatan, yaitu pencekaman benda kerja dan pengikatan pahat bubut. 3. Gerakan pemotongan, yaitu benda yang berputar disayat oleh pahat yang bergerak sejajar, tegak lurus atau menyudut terhadap sumbu benda kerja. Pengaturan putaran dan kecepatan potong benda kerja Gambar 2.36. Kecepatan potong (v). Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 44
  • 47. MODUL BAHAN AJAR Jika benda dengan garis tengah d dipotong dalam satu putaran selama 1 menit, maka panjang tatal yang tersayat adalah d x π (keliling). Jika dalam satu menit lebih dari satu putaran maka panjang tatal adalah d x π x n v = d (mm) x π x n (rpm) karena kecepatan potong dinyatakan dalam m/menit, sedangkan ukuran benda dalam mm, maka : v = d (mm) x π x n (rpm) (m/men) 1000 n = 1000 . v (r.p.m.) d. π. Gambar 2.37. Tuas-tuas pengatur kecepatan putaran Untuk memilih kecepatan putaran mesin, maka stel posisi tuas pengatur kecepatan putaran mesin sesuai dengan angka kecepatan putar yang terdapat pada tabel. Tuas-tuas tersebut terdapat pada kepala tetap mesin bubut. Tidak selamanya hasil perhitungan sesuai dengan jumlah kecepatan putaran yang terdapat pada table, oleh karenanya angka yang dipilih adalah angka yang paling mendekati hasil pergitungan. Pergerakan Eretan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 45
  • 48. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.38. Pergerakan eretan mesin bubut Tuas No. 1 berfungsi untuk memutarkan spindle utama mesin bubut (memutarkan benda kerj) Eretan memanjang (2) digerakan dengan handle (3), berfungsi untuk menggerakan pahat sejajar dengan sumbu benda kerja Eretan melintang (4) digerakan dengan handle (5), berfungsi untuk menggerakan pahat ke arah melintang terhadap sumbu benda kerja. Eretan atas (6) posisinya dapat diatur sejajar, melintang atau menyudut terhadap sumbu benda kejra, digerakan dengan handle (7), berfungsi untuk pemotongan pendek sejajar, melintang atau untuk membubut bentuk tirus. Arah pemotongan a Gambar 2.39. Arah pemotongan sejajar, Pahat bergerak menyayat sejajar dengan sumbu benda kerja. Arah pemotongan ini berfungsi untuk mengurangi diameter benda kerja Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 46
  • 49. MODUL BAHAN AJAR b Gambar 2.40. Arah pemotongan melintang, Pahat bergerak menyayat tegak lurus terhadap sumbu benda kerja Arah pemotongan ini berfungsi untuk membubut permukaan/ujung benda, atau untuk memotong benda c Gambar 2.41. Arah pemotongan menyudut, Pahat bergerak menyayat menyudut terhadap sumbu benda kerja. Arah pemotongan ini berfungsi untuk membubut tirus benda e Gambar 2.42. Arah pemotongan melingkar, Pahat bergerak sejajar dan melintang terhadap sumbu benda kerja. Arah pemotongan ini berfungsi untuk membentuk contur radius pada permukaan benda. Menghidupkan dan mematikan mesin Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar listrik utama mesin. Untuk menjalankan putaran mesin, gunakan tuas (1) yang terdapat di bagian eretan mesin. d) Mengoperasikan Mesin Frais Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 47
  • 50. MODUL BAHAN AJAR Gerakan-gerakan dalam pengefraisan A Gambar 2.43. Gerakan-gerakan dalam mengefrais A = Gerakan berputar, yaitu gerakan berputarnya pisau frais pada sumbu arbour. B = Gerakan pengikatan, yaitu gerakan pencekaman pisau frais pada sumbu arbour dan pencekaman benda kerja. C = Gerakan pemotongan. Gerakan ini merupakan gerakan gabungan dari kedua gerakan sebelumnya. Pisau frais yang berputar menyayat benda kerja yang bergerak berlawanan atau searah dengan putaran pisau frais. Mengatur kecepatan putaran spindle mesin dan kecepatan potong Kecepatan potong dihitung dengan rumus : V = [m/menit], Maka kecepatan putaran spindle mesin atau putaran pisau frais adalah : n = [r.p.m. ], d = adalah diameter pisau frais v = adalah kecepatan potong dalam m/menit Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 48 d . π . n 1000 1000 . v π . d
  • 51. MODUL BAHAN AJAR n = adalah kecepatan putaran spindle mesin dalam rev. per menit. (put/menit) Metode pengefraisan Gambar 2.44. Pengefraisan searah, Sisi pisau frais yang memotong searah dengan gerakan benda kerja selama penyayatan. Gambar 2.45. Pengefraisan berlawanan arah, Sisi pisau frais yang memotong berlawanan arah dengan gerakan benda kerja selama penyayatan. Gambar 2.46. Pengefraisan netral, Sisi pisau frais yang memotong berlawanan dan searah dengan gerakan benda kerja selama penyayatan. Metode ini digunakan apabila menggunakan pisau shell end mill. Mengatur arah gerakan pengefraisan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 49
  • 52. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.47. Gerakan memanjang, Dengan memutar handle meja memanjang maka benda kerja akan bergerak ke arah memanjang. Gambar 2.48. Gerakan melintang. Gerakan melintang benda kerja dilakukan dengan memutar handle meja melintang yang dilengkapi dengan skala nonius untuk mengetahui ukuran gerakan. Gambar 2.49. Gerakan vertikal. Kedalaman pengefraisan benda diatur dengan cara menaikan meja mesin dan untuk membebaskan benda dengan pisau dengan cara menurunkannya. Handle penggerak naik turun meja terdapat di bagian depan mesin. Menghidupkan dan mematikan mesin Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 50
  • 53. MODUL BAHAN AJAR Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar utama listrik yang ada pada mesin. Untuk menghentikan putaran pisau frais sementara mesin tetap dalam keadaan hidup, maka tekan tuas kopling yang ada di samping badan mesin, dan menariknya untuk menjalankan kembali putaran. iii. Jenis bahan/material yang digunakan pada proses pemesinan Bagan berikut menunjukkan kelompok dan jenis material. Warna kuning merupakan bahan-bahan yang pada umumnya digunakan pada pekerjaan pemesinan . Gambar 2.50. Kelompok dan jenis bahan Beberapa faktor dalam memilih material atau bahan yang akan digunakan adalah : a) Bentuk komponen yang akan dibentuk b) Toleransi ukuran benda c) Sifat mekanik d) Harga bahan e) Harga processing Sedangkan pemilihan bahan untuk kebutuhan khusus harus mempertimbangkan : a) Kemampuan bahan saat dipakai b) Cara pembentukannya c) Harga keseluruhan dari bahan dan pembentukan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 51
  • 54. MODUL BAHAN AJAR 3) Rangkuman 1) Jenis-jenis proses mesin perkakas 1. Proses menyekrap 2. Proses mengebor 3. Proses membubut 4. Proses mengerfrais ii. Proses pengoperasian mesin perkakas 1. Mengoperasikan mesin sekrap Untuk mengatur jumlah langkah per menit, dilakukan dengan menempatkan handel pengatur jumlah langkah pada posisi yang paling sesuai. Rumus untuk menentukan jumlah kangkah maju mundur per menit (n) tergantung kepada kecepatan potong bahan (v) dan panjang langkah (L) Langkah maju mundur (n) = n = (langkah per menit) b) Mengoperasikan Mesin Bor Kecepatan putaran spindle mesin bor (n) ditentukan oleh kecepatan potong bahan (v) dalam meter per menit, dan diameter mata bor yang digunakan (d). Kecepatan putar (n) = 1000 x v (put per menit) π x d Posisi pasangan sabuk dengan pully dipilih dengan mengikuti tabel putaran pada mesin c) Mengoperasikan Mesin Bubut Pada proses pembubutan terdapat tiga gerakan utama : (1) Gerakan berputar, yaitu berputarnya benda kerja pada sumbo poros. 4. Gerakan pengikatan, yaitu pencekaman benda kerja dan pengikatan pahat bubut. 5. Gerakan pemotongan, yaitu benda yang berputar disayat oleh pahat yang bergerak sejajar, tegak lurus atau menyudut terhadap sumbu benda kerja. Kecepatan potong dinyatakan dalam m/menit: v = d (mm) x π x n (rpm) (m/men) Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 52 Kec. Potong (m/menit) . Panjang langkah maju mundur (m) V . 2 L
  • 55. MODUL BAHAN AJAR 1000 n = 1000 . v (r.p.m.) d. π. Arah pemotongan (1) Arah pemotongan sejajar, pahat bergerak menyayat sejajar dengan sumbu benda kerja. (2) Arah pemotongan melintang, pahat bergerak menyayat tegak lurus terhadap sumbu benda kerja (3) Arah pemotongan menyudut, pahat bergerak menyayat menyudut terhadap sumbu benda kerja. d) Mengoperasikan Mesin Frais Gerakan-gerakan dalam pengefraisan : (1) Gerakan berputar, yaitu gerakan berputarnya pisau frais pada sumbu arbour. (2) Gerakan pengikatan, yaitu gerakan pencekaman pisau frais pada sumbu arbour dan pencekaman benda kerja. (3) Gerakan pemotongan. Gerakan ini merupakan gerakan gabungan dari kedua gerakan sebelumnya. Pisau frais yang berputar menyayat benda kerja yang bergerak berlawanan atau searah dengan putaran pisau frais. Kecepatan potong dihitung dengan rumus : V = [m/menit], Kecepatan putaran spindle mesin atau putaran pisau frais : n = [r.p.m. ], d = adalah diameter pisau frais v = adalah kecepatan potong dalam m/menit n = adalah kecepatan putaran spindle mesin dalam rev. per menit. (put/menit) Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 53 d . π . n 1000 1000 . v π . d
  • 56. MODUL BAHAN AJAR Metode pengefraisan (1) Pengefraisan searah, sisi pisau frais yang memotong searah dengan gerakan benda kerja selama penyayatan. (2) Pengefraisan berlawanan arah, sisi pisau frais yang memotong berlawanan arah dengan gerakan benda kerja selama penyayatan. (3) Pengefraisan netral, sisi pisau frais yang memotong berlawanan dan searah dengan gerakan benda kerja selama penyayatan. iii. Jenis bahan/material yang digunakan pada proses pemesinan Beberapa faktor dalam memilih material atau bahan yang akan digunakan adalah : a) Bentuk komponen yang akan dibentuk b) Toleransi ukuran benda c) Sifat mekanik d) Harga bahan e) Harga processing Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 54
  • 57. MODUL BAHAN AJAR 4) Tugas Tabel 2.7. Daftar tugas belajar Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal i. Jenis-jenis proses pemesinan dipahami ii. Proses pengoperasian mesin perkakas dipahami iii. Pengetahuan bahan/material dipahami Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 55
  • 58. MODUL BAHAN AJAR 5) Tes Formatif Tes Tulis 1) Jenis-jenis proses mesin perkakas konvensional adalah a) Proses mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin gerinda b) Proses mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin NC c) Proses mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin CNC d) Proses mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin potong pelat. 2) Jika kecepatan potong benda kerja (v) = 25 m/menit, dan panjang langkah (L) = 100 mm, maka jumlah langkah maju mundur mesin sekrap (n) adalah : a) 500 langkah per menit b) 50 langkah per menit c) 100 langkah per menit d) 250 langkah per menit 3) Jika kecepatan potong (v) = 30 m/menit, diameter mata bor yang digunakan (d) = 11,5 mm, maka kecepatan putaran spindle mesin bor (n) harus disetel pada kecepatan : a) 810 rpm b) 830 rpm c) 820 rpm Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 56
  • 59. MODUL BAHAN AJAR d) 840 rpm 4) Berikut ini adalah gerakan-gerakan dalam membubut, kecuali : a) Gerakan berputar b) Gerakan melingkar c) Gerakan pencekaman d) Gerakan pemotongan 5) Berapa kecepatan putaran spindle mesin bubut (n) untuk membubut benda jika kecepatan potong (v) = 25 m/menit dan diameter bahan yang dibubut (d) = 25 mm. a) 320 rpm b) 318 rpm c) 310 rpm d) 330 rpm 6) Berikut ini adalah arah pemotongan membubut, kecuali : a) Memanjang b) Melintang c) Tirus d) Menyudut 7) Yang tidak termasuk gerakan-gerakan dalam pengefraisan adalah : a) Gerakan berputar b) Gerakan berlawanan c) Gerakan mengikat d) Gerakan pemotongan 8) Jika kecepatan putaran spindle mesin frais (n) = 450 r.p.m. dan diameter pisau frais (d) = 50 mm, maka kecepatan potong (v) adalah : a) 75 m/menit b) 80 m/menit c) 65 m/menit Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 57
  • 60. MODUL BAHAN AJAR d) 70 m/menit 9) Yang tidak termasuk metode pengefraisan adalah : a) Muka b) Searah c) Berlawanan d) Netral Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 58
  • 61. MODUL BAHAN AJAR Tes Unjuk kerja Tabel 2.8. Daftar tes unjuk kerja Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal a) Jenis proses yang perlu dikerjakan ditentukan. b) Kondisi material yang akan dikerjakan diperiksa c) Bidang dan metode pencekaman benda kerja ditentukan d) Urutan bagian yang akan dikerjakan ditentukan e) Urutan proses pengerjaan ditentukan f) Penggunaan cairan pendingin ditenukan. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 59
  • 62. MODUL BAHAN AJAR 6) Kunci Jawaban Formatif Tabel 2.9. Daftar kunci jawaban tres formatif No. Pertanyaan No. Jawaban 1. a 2. a 3. b 4. b 5. b 6. c 7. b 8. d 9. a Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 60
  • 63. MODUL BAHAN AJAR Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 2 mengenai Menentukan Urutan Pekerjaan dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan K o m p e t e n dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 3 Dibuat di : ……………….………………. Pada Tanggal : ……………….………………. Penilai, Peserta diklat, _____________________ _____________________ Komentar/Saran Penilai : …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 61
  • 64. MODUL BAHAN AJAR 3. Kegiatan Belajar 3 : Memilih dan Menentukan Perkakas 7) Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah melaksanakan kegiatan belajar 3, siswa dapat : i. Memahami jenis-jenis alat potong ii. Memahami karakteristik alat potong iii. Mengasah alat potong iv. Memasang alat potong pada mesin 8) Uraian Materi i. Jenis-jenis alat potong 1. Alat-alat potong pada pekerjaan menyekrap Gambar 2.51 Sudut potong pahat sekrap Sudut potong pahat sekrap A = Sudut potong B = Sudut baji C = Sudut bebas ujung D = Sudut buang E = Sudut sayat sisi Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 62
  • 65. MODUL BAHAN AJAR F = Sudut sayat puncak Tabel 2.10. Jenis-jenis pahat sekrap No. Jenis pahat sekrap Gambar (a) Pahat sekrap kasar lurus (b) Pahat sekrap kasar lengkung (c) Pahat sekrap datar (d) Pahat sekrap runcing (e) Pahat sekrap sisi (f) Pahat sekrap sisi kasar (g) Pahat sekrap sisi datar Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 63
  • 66. MODUL BAHAN AJAR No. Jenis pahat sekrap Gambar (h) Pahat sekrap alur (i) Pahat sekrap profil/bentuk 2. Alat-alat potong pada pekerjaan mengebor Tabel 2.11. Jenis alat potong No. Jenis alat potong Gambar (a) Mata bor batang lurus (b) Mata bor batang konis/tirus (c) Mata bor karbida (d) Reamer Mesin batang lurus (e) Reamer Mesin batang tirus (f) Reamer mesin untuk lubang tirus (g) Counter bors untuk kepala baut (h) Counter bors untuk kepala sekrup (i) Counter bors dengan mata bor (j) Counter shank / center remaers (k) Center bor 3. Alat-alat potong pada pekerjaan membubut Alat potong pada pembubutan adalah berupa pahat dengan berbagai bentuk yang dibuat sesuai dengan bidang benda kerja yang akan dibuat. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 64
  • 67. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.52 Bentuk-bentuk pahat bubut HSS Pahat bubut pada gambar 2.70 diatas terbuat dari terbuat dari bahan HSS (High Speed Steel = Baja kecepatan tinggi)Pahat kasar kanan bertekuk 1. Pahat kasar kanan lurus 2. Pahat kasar kiri lurus 3. Pahat bubut muka bertekuk 4. Pahat bubut siku 5. Pahat alur sudut 6. Pahat alur sudut 7. Pahat poles 8. Pahat rata kanan bertekuk 9. Pahat rata kiri bertekuk 10. Pahat alur 11. Pahat ulir segitiga 12. Pahat pemotong 13. Pahat bentuk radius 14. Pahat dalam tembus 15. Pahat bubut dalam bertingkat 16. Pahat alur dalam 17. Pahat alur dalam 18. Pahat ulir dalam Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 65
  • 68. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.53 Pahat bubut karbida Pahat bubut dengan bahan karbide dipasang pada holdernya dengan cara dilas atau didiklem dengan baud. Kekerasan pahat karbide ini lebih tinggi daripada HSS sehingga penggunaannyapun untuk membubut benda-benda yang tidak dapat dibubut dengan pahat HSS Gambar 2.54. Senter drill Senter drill, digunakan untuk membuat titik pusat lubang pada benda kerja Gambar 2.55. Mata bor Mata bor, digunakan untuk membuat atau memperluas lubang pada benda kerja Gambar 2.56. Countersank Countersank, digunakan untuk membut lubang sebagai dudukan ujung senter 4. Alat-alat potong pada pekerjaan mengefrais Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 66
  • 69. MODUL BAHAN AJAR A B C D E F G H I J K L M N Gambar 2.57 Jenis-jenis pisau frais A. End Mill Cutter, Two flute B. End Mill Cutter, Four flute C. Shell end Mill Milling Cutter D. T-Slot Cutter E. Sliting Saw Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 67
  • 70. MODUL BAHAN AJAR F. Side Milling Cutter G. Pisau Frais Muka dengan karbida tips H. Plain Milling Cutter regular teeth I. Plain Milling Cutter roughing type J. Angle Milling Cutter K. Concave Milling Cutter L. Convex Milling Cutter M. Gear Hobs N. Involute bevel gear cutter ii. Karakteristik alat potong Bahan alat-alat potong adalah 1. Keramik/Ceramics Alat potong dengan bahan keramik digunakan untuk memotong bahan yang sangat keras, dan digunakan pada proses pemotongan dengan suhu tinggi akibat gesekan pemotongan. Dalam bentuk serbuk, keramik juga digunakan untuk mengasah alat-alat potong lain seperti karbida, HSS, dan tool steel. 2. Intan/diamond Alat potong dengan bahan intan digunakan untuk memotong bahan yang keras serta mempunyai struktur kristal. 3. Karbida/Carbide Alat potong dengan bahan karbida digunakan untuk memotong benda kerja yang tidak dapat dipotong dengan HSS. 4. Baja kecepatan tinggi/HSS (high speed steel)/. Pada pekerjaan pemesinan HSS paling banyak digunakan, bahan alat potong ini mampu memotong bahan/material Mild Steel 37-120 kg/mm2 dalam suhu tinggi. 5. Baja perkakas/tools steel Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 68
  • 71. MODUL BAHAN AJAR Bahan baja perkakas digunakan pada alat potong yang berfungsi memotong bahan-bahan lunak seperti kayu, plastik, teflon dan bahan sejenisnya. Pemilihan alat-alat potong yang akan digunakan pada proses pemesinan didasarkan kepada : a) Kekerasan dan jenis bahan yang akan dipotong b) Proses pemesinan yang akan dilakukan c) Lamanya proses pemesinan yang akan dilakukan d) Banyaknya benda yang akan dipotong e) Biaya Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 69
  • 72. MODUL BAHAN AJAR iii. Pengasahan alat potong 1. Menyetel mesin gerinda bangku Gambar 2.58 Landasan benda Landasan benda atau pahat harus dapat diatur posisinya secara menyudut sesuai dengan sudut bagian benda yang akan diasah Gambar 2.59. Jarak landasan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 70
  • 73. MODUL BAHAN AJAR Jarak antara landasan benda kerja atau pahat dengan roda gerinda tidak boleh lebih dari 2 mm, hal ini untuk menghindari tertariknya pahat oleh roda gerinda selama pengasahan. 2. Mengasah Mata bor Gambar 2.60 Bagian mata bor Bagian-bagian mata bor yang disah adalah bidang bebas dengan sudut ujung bor yang disesuaikan dengan kebutuhan. Gambar 2.61 Sudut mata bor Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 71
  • 74. MODUL BAHAN AJAR Sudut mata bor, A. Untuk mengebor kuningan dan perunggu. B. Untuk baja, besi tuang, besi biasa, dan baja tuang C. Untuk alumunium, tembaga, timah putih, seng, dan timah hitam Gambar 2.62. Mal mata bor Mal mata bor, Digunakan untuk mengukur panjang bibir mata bor. A. Bibir baik B. Bibir tidak sama panjang C. Bibir tidak sama besar Gambar 2.63.. Gerakan pengasahan Gerakan pengasahan, Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 72
  • 75. MODUL BAHAN AJAR Pahat dipegang oleh kedua tangan dan bibir bor yang diasah digerakan naik turun terhadap roda gerinda. Gambar 2.64. Bidang asah pahat bubut kasar Pemeriksaan bibir dan sudut mata bor, Pemeriksaan mata bor dilakukan terhadap sudut dan terhadap panjang bibir mata bor. Pemeriksaan dilakukan terhadap kedua bibirnya. 3. Mengasah pahat bubut dan pahat sekrap Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 73
  • 76. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.65. Menyetel sudut landasan Landasan pahat disetel sehingga sudutnya sama dengan sudut bebas ujung pahat. Bila dilakukan pengasahan pada bagian sisi roda gerinda, maka, Landasan pahat juga disetel sesuai dengan sudut bebas ujung pahat. Gambar 2.66 Bidang asah pahat bubut kasar Bidang asah pahat bubut kasar Aγ Bidang buang Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 74
  • 77. MODUL BAHAN AJAR δ Sisi potong ujung S Sisi potong Aδ Bidang bebas ujung Aα Bidang bebas Gambar 2.67 Sudut pahat bubut kasar Sudut pahat bubut kasar, α Susut bebas γ Sudut buang δ Sudut potong β Sudut baji χ Sudut sisi potong Gambar 2.68 Bidang asah pahat bubut rata Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 75
  • 78. MODUL BAHAN AJAR Bidang asah pahat bubut rata, Aγ Bidang buang δ Sisi potong ujung S Sisi potong Aδ Bidang bebas ujung Aα Bidang bebas Gambar 2. 69 Sudut pahat bubut rata Sudut pahat bubut kasar, α Susut bebas γ Sudut buang δ Sudut potong β Sudut baji Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 76
  • 79. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2. 70 Posisi menggerinda pahat. Gambar 2.71 Bidang asah pahat sekra Bidang asah pahat sekrap α Sudut bebas α Sudut buang δ Sudut potong β Sudut baji Gambar 2.72 Pemeriksaan hasil mengasah dengan busur derajat Pemeriksaan hasil pengasahan dapat dilakukan dengan busur derajat dengan menyetel pengurkur sudutnya sesuai dengan bidang asah pahat Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 77
  • 80. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.73 Pemeriksaan hasil mengasah pahat dengan mal pahat Pemeriksaan hasil pengasahan dapat dilakukan pula dengan mal pahat yang sudut-sudutnya sudah disesuaikan dengan sudut-sudut pahat. iv. Pemasangan alat potong pada mesin 1. Memasang peralatan pada mesin sekrap Gambar 2.74 Pemasangan pahat pada holder Untuk pahat ukuran kecil, pencekaman dilakukan dengan holder. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 78
  • 81. MODUL BAHAN AJAR gambar 2.75. Sususnan pencekaman alat potong Susunan pencekaman alat potong, 1. Kepala mesin sekrap 2. Kepala putar 3. Eretan 4. Spindel pemakanan 5. Pengatur kemiringan posisi pahat 6. Tool post 7. Rumah pahat 8. Ring rumah pahat 2. Memasang peralatan pada mesin bor Gambar 2.76. Pemasangan mata bor Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 79
  • 82. MODUL BAHAN AJAR Pemasangan bor mata bor dicekam pada chuck bor dan dikencangkan dengan kunci chuck bor. Chuck bor dipasang pada arbor mesin . Gambar 2.77 Pencekam alat potong A. Sarung pengurang B. Sarung pengurang bertingkat C. Batang tirus alat potong D. Tangkai pembuka alat potong pada sarung pengurang E. Chuck bor dengan kunci chuck bor. 3. Memasang peralatan pada mesin bubut Gambar 2.78 Penyetelan ketinggian pahat bubut Pahat bubut dipasang dengan ujung pahat potongnya sejajar dengan sumbu mesin bubut. Pengaturan ketinggian pahat dilakukan dengan bantuan pelat pengganjal pahat. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 80
  • 83. MODUL BAHAN AJAR Gambaran 2.79. Pencekaman pahat Pencekaman pahat pahat yang ujung potongnya sudah disetel sejajar dengan sumbu mesin bubut, dicekam dengan mengencangkan baut pencekam pada rumah pahat Gambar 2.80 Jarak ujung pahat potong Panjang bagian ujung pahat dengan sisi rumah pahat harus sependek mungkin untuk menghindari getaran dan kemungkinan patahnya pahat Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 81
  • 84. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.81 Pemasangan alat bantu pada kepala lepas Alat bantu lainnya seperti senter putar dipasang pada kepala lepas mesin bubut Tabel 2.12. Sudut-sudut pahat dan penggunaannya No. Gambar penggunaan pahat Penggunaan 1. Untuk benda kerja dengan bahan Kuningan, Perunggu, Bahan yang rapuh dan keras. 2. Untuk Baja dan baja Tuang yang berkualitas 34-50 kg/mm2 3. Untuk Baja dan baja Tuang yang berkualitas lebih dari 70kg/mm2, Kuningan Merah, Perunggu 4. Untuk Perunggu Liat dan lunak 5. Untuk Baja dan baja Tuang yang berkualitas 50-70 kg/mm2 6. Untuk Bahan lunak, Alumunium murni. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 82
  • 85. MODUL BAHAN AJAR Tabel 2.13. Letak tinggi pahat No. Gambar tinggi pahat Letak tinggi pahat 1. 1. Letak ujung sisi pemotong harus tepat dengan sumbu benda kerja 2. 2. Letak pahat yang lebih tinggi dari sumbu akan mengakibatkan sisi depan bagian bawah pahat tergesek, dan kecenderungan benda kerja melentur. 3. 3. Letak pahat yang lebih rendah dari sumbu akan mengakibatkan benda kerja terangkat/melentur. 4. Memasang peralatan pada mesin frais Gambar 2.82. Pemasang ragum Ragum dipasang pada meja mesin dengan diikat oleh baut pengikat. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 83
  • 86. MODUL BAHAN AJAR a b c Gambar 2.83 Pemasang pisau frais 1. Pisau frais jari dipasang pada holder pisau frais 2. Pisau dipasang pada collet yang merupakan bagian dari holder. 3. Pencekaman pisau dilakukan dengan cara mengencang-kan mur penutup holder Gambar 2. 84. Pemasangan shell end mill cutter. (1) Pisau frais dipasang pada ujung holder. (2) Untuk menghindari luka pada tangan saat memegang, maka pisau diganjal dengan kain. (3) Pisau frais dicekam dengan cara mengencangkan baut pengunci di bagian ujung holder. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 84
  • 87. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.85. Pemasangan arbor vertikal Pasang holder shell end mill cutter pada spindel mesin . Cekam holder dengan cara mengencangkan baut pengunci di bagian atas spindel. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 85
  • 88. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.86. Memasang pisau frais sisi (side mill cutter), (1) Pasang arbor pada spindle mesin (2) Pasang cincin arbor dan pasaknya pada jarak yang sesuai dengan posisi penempatan pisau frais. (3) Pasang pisau frais pada arbor , sesuai dengan posisi pasak atau jarak yang diinginkan . (4) Pasang cincin arbor sebagai penjepit pisau frais, paling ujung pasang bantalan luncur, kemudian mur pengencang arbor . (5) Pasang blok penahan arbor pada kepala mesin sampai posisi bantalan luncur arbour tepat pada lubang penahan arbour. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 86
  • 89. MODUL BAHAN AJAR (6) Kencangkan baud pengunci arbour, sehingga semua cincin dan pisau frais terkunci. (7) Kencangkan mur pengunci penahan arbour sampai blok penahan tersebut terkunci dengan baik. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 87
  • 90. MODUL BAHAN AJAR 9) Rangkuman i. Jenis-jenis alat potong 1. Alat-alat potong pada pekerjaan menyekrap (1) Pahat sekrap kasar lurus (2) Pahat sekrap kasar lengkung (3) Pahat sekrap datar (4) Pahat sekrap runcing (5) Pahat sekrap sisi (6) Pahat sekrap sisi kasar (7) Pahat sekrap sisi datar (8) Pahat sekrap alur (9) Pahat sekrap profil/bentuk b) Alat-alat potong pada pekerjaan mengebor (1) Mata bor batang lurus (2) Mata bor batang konis/tirus (3) Mata bor karbida (4) Reamer Mesin batang lurus (5) Reamer Mesin batang tirus (6) Reamer mesin untuk lubang tirus (7) Counter bors untuk kepala baut (8) Counter bors untuk kepala sekrup (9) Counter bors dengan mata bor (10) Counter shank / center remaers (11) Center bor c) Alat-alat potong pada pekerjaan membubut (1) Pahat kasar kanan lurus (2) Pahat kasar kiri lurus Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 88
  • 91. MODUL BAHAN AJAR (3) Pahat bubut muka bertekuk (4) Pahat bubut siku (5) Pahat alur sudut (6) Pahat alur sudut (7) Pahat poles (8) Pahat rata kanan bertekuk (9) Pahat rata kiri bertekuk (10) Pahat alur (11) Pahat ulir segitiga (12) Pahat pemotong (13) Pahat bentuk radius (14) Pahat dalam tembus (15) Pahat bubut dalam bertingkat (16) Pahat alur dalam (17) Pahat alur dalam (18) Pahat ulir dalam (19) Senter drill, (20) Mata bor, (21) Countersank, d) Alat-alat potong pada pekerjaan mengefrais (1) End Mill Cutter, Two flute (2) End Mill Cutter, Four flute (3) Shell end Mill Milling Cutter (4) T-Slot Cutter (5) Sliting Saw (6) Side Milling Cutter (7) Pisau Frais Muka dengan karbida tips (8) Plain Milling Cutter regular teeth (9) Plain Milling Cutter roughing type Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 89
  • 92. MODUL BAHAN AJAR (10) Angle Milling Cutter (11) Concave Milling Cutter (12) Convex Milling Cutter (13) Gear Hobs (14) Involute bevel gear cutter ii. Karakteristik alat potong Bahan alat-alat potong adalah 1. Keramik/Ceramics 2. Intan/diamond 3. Karbida/Carbide 4. Baja kecepatan tinggi/HSS (high speed steel)/. 5. Baja perkakas/tools steel iii. Pengasahan alat potong 1. Menyetel mesin gerinda bangku Dalam mengasah alat potong dengan mesin gerinda bangku, perhatikan penyetelan mesin gerinda terutama pada bagian landasan benda yang akan diasah. 2. Mengasah Mata bor Bagian-bagian mata bor yang diasah adalah bidang bebas dengan sudut ujung bor yang disesuaikan dengan kebutuhan. Perhatikan dalam menggunakan mal mata bor, gerakan pengasahan, dan lakukan pemeriksaan bibir dan sudut mata bor yang telah diasah. 3. Mengasah pahat bubut dan pahat sekrap Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengasah pahat bubut antara lain : bidang asah pahat, sudut pahat, posisi dan gerakan pengasahan serta pemeriksaan hasil pengasahan. iv. Pemasangan alat potong pada mesin 1. Memasang peralatan pada mesin sekrap Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 90
  • 93. MODUL BAHAN AJAR Alat potong penyekrapan dipasang pada rumah pahat yang terdapat pada bagian kepala mesin sekrap. 2. Memasang peralatan pada mesin bor Pemasangan bor mata bor dicekam pada chuck bor dan dikencangkan dengan kunci chuck bor. Chuck bor dipasang pada arbor mesin . 3. Memasang peralatan pada mesin bubut Pahat bubut dipasang pada tool post dengan ujung pahat sejajar dengan sumbu mesin, pencekaman pahat pahat dilakukan dengan mengencangkan baut pencekam pada rumah pahat, panjang bagian ujung pahat dengan sisi rumah pahat harus sependek. Gunakan pahat dengan sudut-sudut yang sesuai dengan penggunaan pemotongan bahan. 4. Memasang peralatan pada mesin frais Pemsangan pisau frais dilakukan pada tiga alat pencekaman yakni dipasang pada holder untuk pisau frais yang berbentuk batang, sedangkan pencekaman pisau frais berlubang dilakukan pada arbor. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 91
  • 94. MODUL BAHAN AJAR 10) Tugas Tabel 2.14. Daftar tugas belajar Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum i. Jenis-jenis alat potong dipelajari ii. Karakteris tik alat-alat potong dipelajari iii. Cara-cara mengasah alat potong dipelajari iv. Cara-cara pemasangan alat potong pada mesin dipelajari v. Tugas praktek sesuai dengan lembaran tugas dikerjakan vi. Laporan kepada guru/pembimbing setelah penyelesaian belajar dilaksanakan vii. Tes formatif dilaksanakan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 92
  • 95. MODUL BAHAN AJAR 11) Tes Formatif Tes tertulis (1) Salah satu bahan alat potong yang digunakan pada proses membubut adalah : (a) Pahat karbida (b) Pahat kasar (c) Pahat rata (d) Pahat Ulir (2) Berapakah sudut mata bor yang digunakan untuk mengebor bahan baja ? (a) 140° (b) 112° (c) 80° (d) 118° (3) Berapa sudut baji (β) pahat bubut untuk membubut bahan baja berkualitas 70 kg / mm2 ? (a) 81° (b) 62° (c) 67° (d) 55° (4) Berapa maksimal jarak antara landasan benda yang diasah dengan roda gerinda (a) 2,5 mm (b) 2 mm (c) 3 mm (d) 3,5 mm (5) Alat ukur untuk memeriksa sudut mata bor adalah : (a) Mal (b) Mal Mata Bor (c) Mal Pahat (d) Pengukur Sudut (6) Bagian mata bor yang manakah yang diasah ? (a) Bidang ujung (b) Bidang bebas (c) Bidang buang (d) Panjang bibir (7) Salah satu alat pencekam benda kerja pada mesin sekrap adalah (a) Lathe dog (b) Chuck Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 93
  • 96. MODUL BAHAN AJAR (c) Ragum mesin (d) Collet (8) Salah satu pencekam alat potong pada mesin bor adalah (a) Drill chuck / chuck bor) (b) Ragum tangan (c) Collet (d) Tap matic (9) Pahat sekrap dicekam pada : (a) Kepala mesin (b) Spindel (c) Rumah Pahat (d) Eretan (10) Akibat dari pemasangan pahat yang terlalu tinggi dari sumbu benda kerja adalah : (a) Sisi depan bagian bawah pahat tergesek (b) Ujung pahat cepat tumpul (c) Sisi potong pahat terangkat (d) Benda kerja terangkat (11) Pisau frais Shell End Mill dipasang atau dicekam pada : (a) Collet (b) Holder (c) Batang arbor (d) Mandrell Tes Unjuk Kerja Tabel 2.15. Daftar tes unjuk kerja Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal i. Jenis bahan yang akan dikerjakan diidentifikasi ii. Daftar jenis proses yang akan dikerjakan dibuat iii. Jenis mesin yang akan digunakan ditentukan iv. Daftar alat potong yang tersedia dilihat v. Alat potong yang sesuai kebutuhan dipilih Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 94
  • 97. MODUL BAHAN AJAR Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal vi. Bila diperlukan, alat potong yang diperlukan diasah vii. Alat potong dipasang pada mesin dengan posisi yang tepat. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 95
  • 98. MODUL BAHAN AJAR 12) Kunci Jawaban Formatif Tabel 2.16. Daftar kunci jawaban tes tertulis No. Pertanyaan No. Jawaban 10. a 11. d 12. d 13. b 14. b 15. b 16. c 17. a 18. c 19. a 20. b Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 96
  • 99. MODUL BAHAN AJAR 13) Gambar pekerjaan i. Mengasah mata bor Gambar kerja α = Sudut bebas β = Sudut mata potong γ = Sudut tatal δ = Sudut pemotong Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 97
  • 100. MODUL BAHAN AJAR Urutan pekerjaan No. Urutan Pekerjaan Gambar Alat 1 Asah bagian bidang Aα1 dengan sudut bebas 5-8° dan dimiringkan ke arah horizontal sebesar ± 29,5° agar membentuk sudut puncak 121° a. M esin gerinda b. K aca mata c. A lat pengasah batu gerinda 2 i. A sah bagian bidang Aα2 seperti langkah 1 ii. P eriksa sudut puncak dengan mal mata bor iii. P anjang kedua sisi potong harus sama (ukur dengan mal mata bor) iv. M ata potong menyudut 55° terhadap sisi potong d. M esin gerinda e. K aca mata f. A lat pengasah batu gerinda g. M al mata bor 3 α = Sudut bebas β = Sudut mata potong γ = Sudut tatal δ = Sudut pemotong Lembar penilaian No. Komponen penilaian Nilai Maks Nilai Dicapai 1. Persiapan 15 2. Proses dan metode pengerjaan 40 3. Waktu bekerja 5 4. Kesehatan dan keselamatan kerja 10 5. Hasil pekerjaan 30 Jumlah 100 Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 98
  • 101. MODUL BAHAN AJAR ii. Mengasah pahat bubut rata Gambar kerja 6° 30° 90° 60° Urutan pekerjaan No. Urutan Pekerjaan Gambar Alat 1 • Asah bagian bidang bebas Aα dengan sudut bebas α = 60° pada batu gerinda sebelah kiri sepanjang ± 1½ x lebar pahat • Setel landasan benda kerja sebelah kanan sebesar 6°, asah dan ratakan bidang Aα • Ukur sisi potong ζ sebesar 60° dan sudut bebas ∝=6° dan ukur kerataannya. ζ 6° 60° h. Mesin gerinda i. Kacamata j. Busur derajat k. Batu gosok l. Alat pengasah batu gerinda Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 99
  • 102. MODUL BAHAN AJAR No. Urutan Pekerjaan Gambar Alat 2 • Asah bagian bidang bebas ujung Aα’ dengan sudut bebas ujung ∝ = 6°. • Bentuk sudut sisi potong ujung ζ’ = 90° terhadap sisi potong ζ • Ukur kerataan dan sudut-sudutnya. m. Mesin gerinda n. Kacamata o. Busur derajat p. Batu gosok q. Alat pengasah batu gerinda 3 • Asah bagian bidang buang Aγ dengan sudut buang γ = 12°, sehingga mendapat sudut baji sebesar 90° • Bila terdapat sudut baji yang tepat, sisi potong ζ akan menurun kira-kira 4° ke ujung • Ukur kerataan bidang pembuang Aγ dan sudut baji ζ. r. Mesin gerinda s. Kacamata t. Busur derajat u. Batu gosok v. Alat pengasah batu gerinda 4 ∝ = sudut bebas ∝’ = sudut bebas ujung β = sudut baji γ = sudut pembuang ζ = sudut potong x = sudut sisi potong x’ = sudut sisi potong ujung α∋=6° χ∋=30° Σ=90° χ=60° w. Lembar penilaian No. Komponen penilaian Nilai Maks Nilai Dicapai 1. Persiapan 15 2. Proses dan metode pengerjaan 40 3. Waktu bekerja 5 4. Kesehatan dan keselamatan kerja 10 5. Hasil pekerjaan 30 Jumlah 100 Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 100
  • 103. MODUL BAHAN AJAR Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 3 mengenai Memilih dan Menentukan Perkakas dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan K o m p e t e n dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 4 Dibuat di : ……………….………………. Pada Tanggal : ……………….………………. Penilai, Peserta diklat, _____________________ _____________________ Komentar/Saran Penilai …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 101
  • 104. MODUL BAHAN AJAR 4. Kegiatan belajar 4 : Mengoperasikan Mesin 14) Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah melaksanakan kegiatan belajar 4, peserta didik dapat : i. Standard Operating Procedure ii. Pencekaman benda kerja iii. Kesehatan dan keselamatan kerja 15) Uraian Materi i. Standard Operating Procedure Prosedur standard operasi untuk menggunakan mesin dilakukan dengan mempelajari petunjuk atau buku manual mesin yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. Prosedur standar operasi untuk melaksanakan suatu pekerjaan secara umum disesuaikan dengan jenis pekerjaan, jenis mesin yang digunakan, tempat kerja, kesehatan dan keselamatan kerja. Dengan pertimbangan terhadap hal-hal tersebut prosedur kerja dibuat secara tersendiri oleh pelaksana pekerjaan. Langkah-langkah pekerjaan yang dibuat secara umum merngikuti urutan sebagai berikut : a) Pelajari gambar kerja b) Buat rencana urutan pengerjaan/ pembentukan bidang benda c) Tentukan peralatan serta bahan yang akan dipergunakan d) Siapkan mesin dan peralatan lainnya e) Pasang alat potong dan benda kerja sesuai prosedur f) Gunakan alat - alat keselamatan kerja sesuai ketentuan g) Lakukan proses pemotongan benda sesuai metode dan urutan pengerjaan yang telah ditentukan. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 102
  • 105. MODUL BAHAN AJAR h) Lakukan pemeriksaan/ pengukuran benda selama dan setelah proses pemotongan i) Bersihkan semua peralatan yang digunakan , kemudian kembalikan dan simpan pada tempatnya semula. j) Laporkan hasil pekerjaan kepada atasan. ii. Pencekaman benda kerja a) Memasang benda kerja pada mesin sekrap Gambar 2.87 Ragum mesin sekrap Ragum mesin sekrap merupakan salah satu alat pencekam benda kerja. Ragum ini posisinya dapat dirubah sesuai dengan sekala derajat yang terdapat pada skala nonius. Gambar 2.87 Pemasangan blok paralel Blok paralel, digunakan sebagai alas benda kerja yang dicekam pada ragum agar permukaan benda kerja yang disekrap sejajar dengan permukaan meja mesin. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 103
  • 106. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.88. Blok Paralel Blok paralel, mempunyai ukuran yang presisi dan ukuran yang bermacam-macam, sehingga dapat dipilih sesuai dengan ketebalan alas yang diperlukan Gambar 2.89. Posisi penempatan blok paralel Blok paralel harus disimpan seimbang diantara kedua ujung benda kerja, sehingga benda kerja berada pada posisi yang rata mengikuti permukaan blok paralel. Gambar 2.90. Penggunaan paku Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 104
  • 107. MODUL BAHAN AJAR Untuk pencekaman benda kerja yang baik serta kuatnya blok paralel menahan benda kerja, maka pada saat pencekaman, pukulah benda kerja dengan palu plastik. Apabila blok paralel sudah tidak bergeser maka kencangkan pengikatan pada ragum. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 105
  • 108. MODUL BAHAN AJAR b) Memasang benda kerja pada mesin bor Gambar 2.91. Pemasangn benda kerja pada mesin bor Benda kerja dipasang pada ragum tangan. Agar posisi benda kerja terhadap meja mesin lebih sejajar, maka gunakan blok paralel sebagai alas penjepitan benda kerja. Gunakan palu untuk memukul benda kerja pada saat pengikatan. c) Memasang benda kerja pada mesin bubut Gambar 2.92. Pencekaman benda silindris panjang Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 106
  • 109. MODUL BAHAN AJAR Untuk mencekam benda silindris panjang, digunakan chuck rahang 3 dengan ketiga rahangnya pada posisi normal. Tepatkan posisi benda kerja, lalu kencangkan lubang pengunci dengan kunci chuck Gambar 2.93. pencekaman benda kerja silindris pendek Untuk mencekam benda silindris yang relatif pendek dengan diameter lebih besar, digunakan chuck rahang 3 dengan ketiga rahangnya pada posisi dibalik. Gambar 2.94. Pencekaman benda silindris berdiameter besar Posisi rahang yang dibalik, digunakan pula untuk mencekam benda silindris berdiamater besar pada bagian lubangnya. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 107
  • 110. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.95. Penggunaan senter putar kepala lepas Untuk benda yang lebih panjang, maka gunakan senter putar kepala lepas sebagai penahan benda Gambar 2. 96. Pencekaman benda kerja bersegi Chuck 4 rahang, dipergunakan untuk mencekam benda kerja segi empat atau segi tidak beraturan. Posisi rahangnya dapat diatur sendiri-sendiri. Keempat rahangnya dikencangkan setelah titik pusat bagian benda yang akan dibubut telah sejajar dengan sumbu mesin. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 108
  • 111. MODUL BAHAN AJAR d) Memasang benda kerja pada mesin frais Gambar 2.97. Pemasangan benda kerja pada ragum mesin frais Benda kerja yang berbentuk balok, dicekam pada ragum mesin frais. Blok paralel digunakan agar permukaan benda yang difrais lebih sejajar dengan bidang di bawahnya Gambar 2.98. Pemakaian palu pada mesin frais Untuk pencekaman benda yang lebih baik, digunakan palu untuk memukul benda. Setelah balok paralel tidak bergeser, kemudian ragum dikencangkan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 109
  • 112. MODUL BAHAN AJAR 3) Kesehatan dan keselamatan kerja a) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan menyekrap (1) Kacamata kerja. (2) Penahan tatal. b) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan mengebor seperti kacamata kerja c) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan membubut (1) Kacamata kerja. (2) Kaca penahan tatal pada mesin. (3) Pengait bram. d) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan mengefrais seperti kacamata kerja e) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan menggerinda (1) Kacamata kerja. (2) Tutup roda gerinda pada mesin. (3) Kaca pelindung percikan serbuk gerinda yang dipasang pada mesin gerinda., Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 110
  • 113. MODUL BAHAN AJAR 16) Rangkuman i. Standard Operating Procedure Prosedur standard operasi untuk menggunakan suatu mesin dilakukan dengan mempelajari petunjuk atau buku manual mesin yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. Prosedur standar operasi untuk melaksanakan suatu pekerjaan secara umum disesuaikan dengan jenis pekerjaan, jenis mesin yang digunakan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta kondisi tempat kerja. Dengan pertimbangan terhadap hal-hal tersebut prosedur kerja dibuat secara tersendiri oleh pelaksana pekerjaan. ii. Pencekaman benda kerja a) Pemasangan benda kerja pada mesin sekrap adalah dengan menggunakan ragum mesin sekrap. b) Pemasangan benda kerja pada mesin bor adalah dengan menggunakan ragum tangan c) Pemasangan benda kerja pada mesin bubut adalah dengan menggunakan chuck rahang 3 untuk benda silindris dan chuck rahang 4 untuk bentuk segi empat atau bentuk tidak beraturan. d) Pemasangan benda kerja pada mesin frais adalah dengan menggunakan ragum mesin frais. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 111
  • 114. MODUL BAHAN AJAR 17) Tugas Tabel 2.17. Daftar tugas belajar Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum i. SOP dipelajari ii. Cara-cara pengkleman benda kerja pada mesin dipelajari iii. Kesehatan dan keselamatan kerja dipelajari iv. Tugas praktek membuat benda kerja dengan menggunakan mesin dilaksanakan. v. Laporan kepada guru/pembimbing setelah penyelesaian belajar dilaksanakan vi. Tes formatif dilaksanakan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 112
  • 115. MODUL BAHAN AJAR 18) Tes Formatif Tes Tertulis (12) Alat pencekam benda kerja pada mesin bor, mesin sekrp dan mesin frais pada umumnya dalah ; (a) Klem paralel (b) Lathe dog (c) Ragum (d) Alat Bantu pencekaman (13) Fungsi dari blok paralel adalah : (a) Agar pencekaman benda kerja lebih kuat (b) Agar ragum tidak cepat rusak (c) Agar selama pemotongan, benda tidak bergetar. (d) Sebagai alas benda kerja yang dicekam pada ragum agar permukaan yang dipotong lebih sejajar dengan bagian alasnya. (14) Pencekaman benda silindris yang tidak terlalu panjang pada mesin bubut menggunakan : (a) Chuck rahang 4 (b) Lathe dog (c) Chuckr ahang 3 (d) Face plate (15) Peralatan keselamatan kerja yang paling sering digunakan pada pekerjaan pemesinan adalah : (a) Kacamata pelindung (b) Sarung tangan (c) Helm (d) Pelindung telinga (ear protection) (16) Berikut ini adalah 3 jenis peralatan keselamatan kerja yang digunakan pada pekerjaan mesin, kecuali : (a) Peralatan keselamatan kerja yang digunakan pekerja (b) Peralatan keselamatan yang pada kotak PPPK Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 113
  • 116. MODUL BAHAN AJAR (c) Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin (d) Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di ruangan Tes Unjuk Kerja Tabel 2.18. Daftar tes unjuk kerja Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal i. Gambar kerja dipelajari ii. Bagian-bagian benda yang akan dikerjakan ditandai atau ditentukan iii. Benda kerja dipasang pada mesin iv. Alat potong dipasang pada mesin v. Kecepatan putaran, kecepatan pemakanan, tebal pemakanan dan arah pemakanan ditentukan vi. Penggunaan cairan pendingin ditentukan vii. Perlengkapan K3 dipakai viii. Alat ukur yang sesuai dengan pekerjaan disiapkan ix. Proses pemesinan dilakukan sesuai prosedur x. Benda kerja yang telah selesai dikerjakan dilepas dari mesin xi. Mesin dan peralatan dibersihkan, dan ditempatkan pada tempatnya semula. xii. Laporan kepada guru/pembimbing setelah penyelesaian belajar dilaksanakan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 114
  • 117. MODUL BAHAN AJAR 19) Kunci Jawaban Formatif Tabel 2.19. Daftar kunci jawaban tes tertulis No. Pertanyaan No. Jawaban 21. c 22. d 23. c 24. a 25. d Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 115
  • 118. MODUL BAHAN AJAR 20) Gambar pekerjaan 1 3 2 4 1 = Blok klem C 2 = Baud penekan 3 = Batang pemutar 4 = Landasan penekan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 116
  • 119. MODUL BAHAN AJAR 75 15 R 10 R 5 3 16 15 16 14 M10 15 7,5 15,00 3x45° Ø15 5 10 65 80 Ø6 2X45° Ø5 Ø8 M10 5 60 5 70 R 5 5 Ø8 Ø20 Ø15 Ø5 5 10 Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 117
  • 120. MODUL BAHAN AJAR Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 4 mengenai Mengoperasikan Mesin dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan K o m p e t e n dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 5 Dibuat di : ……………….………………. Pada Tanggal : ……………….………………. Penilai, Peserta diklat, _____________________ _____________________ Komentar/Saran Penilai : ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 118
  • 121. MODUL BAHAN AJAR …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 5. Kegiatan Belajar 5 Mengukur Komponen a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Peserta diklat dapat : 1. Memahami jenis-jenis alat ukur 2. Memahami teknik pengukuran 3. Memahami tanda-tanda toleransi pada mesin 4. Memahami teknik kalibrasi alat ukur b. Uraian Materi 1) Jenis-jenis alat ukur Gambar 2.99. Mal ulir luar Mal ulir luar, untuk memeriksa ukuran ulir luar Alat-alat ukur yang digunakan antara lain jangka sorong, micrometer luar dan micrometer dalam. Gambar 2.100. Jangka sorong Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 119
  • 122. MODUL BAHAN AJAR Jangka sorong digunakan untuk memeriksa ukuran banda kerja yang disekrap. Gambar 2.101. Busur derajat Digunakan untuk memeriksa bidang bersudut pada benda kerja yang disekrap. Gambar 2.102. Mikrometer Mikrometer, digunakan untuk mengukur benda kerja dengan ukuran yang lebih teliti Gambar 2.103. Mal ulir Mal ulir, untuk memeriksa ulir hasil pembubutan, terdiri dari ukuran Inchi dan Metrik Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 120
  • 123. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.104. Mal radius Mal ulir, untuk memeriksa bentuk radius luar atau radius dalam Gambar 2.104. Height gauge Height gauge, untuk mengukur ketinggian benda dan untuk menandai ukuran pada benda kerja 2) Teknik pengukuran Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 121
  • 124. MODUL BAHAN AJAR a b c] Gambar 2.105. Cara menggunakan micrometer luar a. Menepatkan pengukuran dengan memutar rachet b. Mengukur benda silindris c. Mengukur batang persegi Gambar 2.106. Mengukur dengan menggunakan jangka sorong Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 122
  • 125. MODUL BAHAN AJAR 3) Tanda-tanda toleransi pada mesin Pada pergerakan pemakanan saat proses pemesinan berlangsung, perlu diketahui skala nonius pada handle penggerak rumah pahat dan meja mesin sekrap, penggerak arbour mesin bor, penggerak eretan mesin bubut, dan handle penggerak meja mesin frais Gambar 2.107. Skala nonius pada handle pemutar Sebelum memulai pemakanan, pastikan terlebih dahulu, berapa mm majunya pergerakan meja atau eretan mesin setiap handle diputar satu putaran penuh. Misalnya, apabila handle eretan melintang mesin bubut diputar satu putaran penuh dan eretan melintang bergerak sepanjang 5 mm. Sedangkan dalam satu lingkaran handle terdapat skala nonius dengan jumlah bagian (strip) sebanyak 500 bagian, maka apabila handle diputar satu jarak bagian sama dengan menggerakkan eretan sepanjang 0,01 mm. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 123
  • 126. MODUL BAHAN AJAR Untuk mengurangi diameter benda yang dibubut sebanyak 2 mm maka eretan harus dimajukan sepanjang 1 mm dari titik nol, atau sama dengan memutar handle sebanyak 100 bagian. Pada mesin sekrap, bor dan frais terdapat beberapa skala nonis yang cara membaca dan menentukannya sama dengan cara tersebut di atas. Pada mesin sekrap terdapat beberapa skala yang perlu dipahami antara lain pada handle meja mesin dan pada rumah pahat. Skala nonius pada mesin frais terdapat pada handle eretan memanjang, melintang, meja naik turun, dan handle arbour kepala vertical. 4) Teknik kalibrasi alat ukur a) Mengkalibrasi jangka sorong - Rapatkan kedua permukaan rahang ukur - Longgarkan baud pada pelat skala nonius - Tepatkan garis nol skala nonius dengan garis nol pada batang utama jangka sorong - Kencangkan kembali baud pada pelat skala nonius b) Mengkalibrasi micrometer luar - Rapatkan kedua permukaan ujung pengukur, dengan cara memutar batang rechet sampai terdengar bunyi giginya. - Longgarkan rumah skala nonius - Tepatkan garis nol pada rumah skala nonius dengan garis nol pada batang utama - Kencangkan kembali rumah skala nonius c. Rangkuman 1) Jenis-jenis alat ukur Mal ulir luar, untuk memeriksa ukuran ulir luar Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 124
  • 127. MODUL BAHAN AJAR Jangka sorong digunakan untuk memeriksa ukuran banda kerja yang disekrap. Busur derajat, digunakan untuk memeriksa bidang bersudut pada benda kerja yang disekrap. Mikrometer, digunakan untuk mengukur benda kerja dengan ukuran yang lebih teliti Mal ulir, untuk memeriksa ulir hasil pembubutan, terdiri dari ukuran Inchi dan Metrik Mal ulir, untuk memeriksa bentuk radius luar atau radius dalam Height gauge, untuk mengukur ketinggian benda dan untuk menandai ukuran pada benda kerja 2) Teknik pengukuran Alat ukur yang digunakan harus disesuaikan dengan bentuk dan ukuran benda kerja yang akan diukur. 3) Tanda-tanda toleransi pada mesin Pada mesin perkakas terdapat skala nonius pada handle-handle penggeraknya. Pada mesin bubut terdapat pada eretan dan pada kepala lepas. Pada mesin sekrap terdapat pada meja mesin dan pada rumah pahat. Skala nonius pada mesin frais terdapat pada handle eretan memanjang, melintang, meja naik turun, dan handle arbour kepala vertical. 4) Teknik kalibrasi alat ukur Kalibrasi dilakukan terhadap alat ukur atau alat pemeriksa yang ketepatan pengukurannya sudah berubah. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 125
  • 128. MODUL BAHAN AJAR d. Tugas Tabel 2.20. Daftar tugas belajar Tugas-tugas yang ditampilkan K o m p e t e n Be lu m i. Jenis-jenis alat ukur dipelajari ii. Teknik pengukuran dipelajari iii. Tanda- tanda toleransi pada mesin dipelajari iv. Teknik kalibrasi dipelajari v. Tes formatif dilaksanakan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 126
  • 129. MODUL BAHAN AJAR e. Tes Formatif Tes tertulis 1) Berikut adalah yang termasuk alat ukur, kecuali a) Jangka sorong b) Mal ulir luar c) Mikrometer d) Busur derajat 2) Micrometer digunakan untuk : a) Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,01 mm b) Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,1 mm c) Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,02 mm d) Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,2 mm 3) Ketelitian jangka sorong pada umumnya adalah : a) 0,01 mm b) 0,02 mm c) 0,1 mm d) 0,2 mm 4) Untuk memeriksa bentuk dan ukuran radius pada benda kerja digunakan : a) Height gauge b) Calliper c) Radius gauge d) Vernier calliper 5) Bila dalam satu putara handle penggerak meja mesin frais terdapat 200 bagian (strip), sedangkan panjang gerakan meja mesin frais setiap handle diputar 1 putaran penuh adalah sepanjang 4 mm. Berapa panjang gerakkan meja jika handle diputar 5 bagian garis (strip) ? a) 0,5 mm b) 0,005 mm c) 5 mm d) 0,2 mm Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 127
  • 130. MODUL BAHAN AJAR Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 128
  • 131. MODUL BAHAN AJAR Tes Unjuk Kerja Tabel 2.21. Daftar tes unjuk kerja Tugas-tugas yang ditampilkan K o m p e t e n B el u m T a n g g a l 1) Gambar kerja disiapkan 2) Dimensi yang akan diukur pada gambar kerja ditentukan 3) Alat ukur dipilih sesuai dengan bentuk dan ukuran benda. 4) Benda kerja diukur dan diperiksa sesuai dengan metode yang benar 5) Hasil pengukuran dicatat pada lembar pengukuran. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 129
  • 132. MODUL BAHAN AJAR f. Kunci Jawaban Tes Formatif Tabel 2.22. Daftar kunci jawaban tes tertulis No. Pertanyaan No. Jawaban 26. b 27. a 28. b 29. c 30. d Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 130
  • 133. MODUL BAHAN AJAR Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 5 mengenai Mengukur Komponen dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan K o m p e t e n dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 6 Dibuat di : ……………….………………. Pada Tanggal : ……………….………………. Penilai, Peserta diklat, _____________________ _____________________ Komentar/Saran Penilai : …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 131
  • 134. MODUL BAHAN AJAR 6. Kegiatan Belajar 6 Menyetel dan merawat mesin a. Menyetel dan Merawat Mesin Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1) Memahami system preventive maintenance. 2) Memahami jenis-jenis minyak pelumas 3) Memahami cara pembuatan jadwal preventive maintenance 4) Memahami teknik penyetelan mesin b. Uraian Materi 1) Teknik Perawatan Mesin Teknik perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga, memelihara, mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan daya guna dari segala sarana yang ada di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis. Ruang lingkup perawatan sangat tergantung dari besarnya/banyaknya sarana dan prasarana dalam suatu lembagan, institusi, industri/perusahaan serta di pengaruhi oleh kebijakan- kebijakan tertentu. Fungsi perawatan adalah menyelenggarakan teknik-teknik pemeliharaan dan perlindungan dari segala macam kegiatan produksi, non produksi yang ada dalam lembaga, intitusi,perusahaan tersebut. Tugas utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan , perbaikan dari alat-alat, peralatan, mesin dan perlengkapanya serta semua unit yang berhubungan dengan proses produksi atau kegiatan dengan penggunaan sarana prasarana tersebut. Kegiatan- kegiatan tersebut meliputi : a) Perawatan peralatan dan perlengkapan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 132
  • 135. MODUL BAHAN AJAR b) Penggantian dan distribusi dari utilitas c) Inspeksi dan pelumasan a) Perawatan peralatan dan perlengkapan Kegiatan dari perawatan ini mencakup dalam pemeliharaan dan perbaikan, agar mesin-mesin dan perlenkapanya (sarana- prasarana) yang berhubungan dengan kegiatan atau penggunaan sarana prasarana tersebut selalu dalam keadaan kondisi yang baik. Tindakan perawatan yang singkat waktunya adalah yang paling menguntungkan, baik dipandang dari segi institusi, perusahaan maupun dari segi pertanggung-jawaban yang harus dipikul oleh penguna tanpa mengurangi rasa tanggung-jawabnya serta ketelitianya dan kesempurnaan cara bekerjanya. Juga perlu pencatatan dari komponen yang mengalami kerusakan sebagai dokumentasi dan sebagai pedoman untuk perencanaan perbaikan di waktu yang akan datang, (diagnosa kerusakan dibuat dalam bentuk berita acara kerusakan). b) Pergantian dan distribusi utilitas Pergantian dan distribusi utilitas ini masudnya power supply dan distribusinya karena mesin perkakas digerakkan oleh electromotor, kebutuhan kebutuhan tenaga ini adalah tenaga listrik. Dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan terdapat pengelompokan kerja yaitu; bagian perbaikan dan pemeliharaan mekanik dan bagian pemeliharaan dan perbaikan kelistrikan. Namun dalam pergantian utilitas dimaksudkan antara lain; distribusi air pendingin, komponen, pelumas(oli). Kebanyakan hanya terlibat pekerjaan utilitas ini dan untuk menjamin kelancaran bekerja , akan lebih baik distribusi dan pergantian dari utilitas ini ditangani oleh bagian perawatan. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 133
  • 136. MODUL BAHAN AJAR c) Inspeksi dan pelumasan Di sini kedua-duanya merupakan kegiatan dalam perawatan peralatan mesin yang berhubungan dengan dengan kegiatan proses produksi, kegiatan inspeksi adalah dalam rangka mencari data-data teknik untuk meningkatkan kinerja dalam perawatan , sedangkan kegiatan pelumasan sudah merupakan tindakan pencegahan untuk menghidarkan terjadinya keausan kepada bidang-bidang yang bergesekan dan bagian yang memerlukan suhu yang konstan sehingga apabila oli pelumas tidak dikontrol maka mesin akan cepat rusak sebelum waktunya. Selain perawatan mesin dan perlengkapanya, juga untuk memperlancar tugasnya guna menunjang proses produksi dalam perusahaan atau pabrik maka perlu juga dibantu dengan: (1) Penyimpanan persediaan bahan dan alat (2) Penyimpanan barang yang tidak terpakai (3) Perlindungan dari bahaya kebakaran (4) Pengurangan suara dan polusi (5) Penyimpanan dokumentasi dan administrasi pemeliharaan dan perbaikan. (6) Pelayanan perawatan Perawatan bertujuan untuk memelihara alat-alat, kelancaran pemakaian alat-alat produksi/mesin perkakas dan perlengkapannya, keamanan instalasi, efisiensi dari beberapa unit produksi, memperpanjang umur teknis mesin – gedung, alat- alat lain, untuk menciptakan kondisi kerja sebaik-baiknya, sekaligus mempertahankan kondisi sarana dalam perawatan berupa; alat-alat, mesin dan perlengkapan agar pelaksanaan kegiatan produksi dan keamanannya, perlidungan dari bagian- bagian yang berbahaya dapat dijamin lancer dan baik. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 134
  • 137. MODUL BAHAN AJAR Kegiatan perawatan dapat dibedakan yaitu: (1) Perawatan rutin Perawatan rutin ialah perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap hari dan sifatnya terus menerus dan sistematis. (2) Perawatan periodic Perawatan periodic ialah perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis pula. (3) Perawatan berencana Perawatan berencana ialah tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya sehingga segala sesuatu berjalan lancar dalam waktu singkat. (4) Perawatan pencegahan Perawatan pencegahan ialah pekerjaan yang dilakukan sebelum fasilitas mengalami kerusakan, jadi tindakan/pekerjaan perawatan ini semata-mata telah direncanakan sebelumnya. (5) Tindakan perbaikan Tindakan perbaikan ialah perbaikan setelah mesin mengalami kerusakan, karena alat-alat yang di pakai dalam perbaikan ini telah siap sebelumnya maka kegiatan tersebut termasuk kategori perawatan. (6) Overhaul Overhaul ialah perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total. d) Kerusakan Mesin Banyak dan sedikitnya kerusakan mesin sangat tergantung pada spesifikasi mesin itu semakin fleksibel fungsi mesin dan semakin Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 135
  • 138. MODUL BAHAN AJAR rumit perencanaan mesin, maka jenis kerusakannya semakin banyak, sebagai contoh suatu mesin bubut kecil dengan system pergerakan belt, maka frekuensi kerusakan akan lebih kecil dibandingkan dengan mesin bubut besar dengan system pergerakannya dengan roda gigi atau hidrolik maupun elektrik. Kerusakan di dalam mesin dapat dikategorikan sebagai berikut: (1) Kerusakan elemen-elemen mekanik yang dirakit sehingga menjadi satu kesatuan komponen mesin. (2) Kerusakan rangka tuangan baik bersifat tetap dan yang bergerak. Kerusakan pada elemen-elemen mesin pada umumnya menyangkut pada kualitas dan fungsinya elemen-elemen mesin itu tidak dapat bekerja sempurna dalam kelompoknya, penyebab kerusakannya juga bermacam-macam misalnya:  Kerusakan karena aus permukaan/bidang geseknya  Kerusakan karena korosi/karat  Kerusakan karena pukulan  Kerusakan karena pengendoran baut-baut pengikat sehingga spilingnya besar, hal ini biasanya kesalahan diwaktu penyetelan dan adanya getaran yang dapat menyebabkan baut-baut ikat mengendor. Kerusakan bagian rangka tuangan, dimana rangka tuangan mesin merupakan elemen utama, rangka mesin. Pada rangka tuangan ini elemen-elemen mesin dirakitkan sehingga menjadi mesin lengkap atau menjadi komponen mesin yang lengkap. Gaya tahan, gaya geser, getaran dan lain-lain ditahan oleh rangka tuangan, maka lama kelamaan rangka tuangpun mengalami kelelahan atau daya tahannya berkurang. Disamping itu masih banyak lagi kerusakan yang terjadi pada rangka tuang diantaranya: Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 136
  • 139. MODUL BAHAN AJAR  Kerusakan rangka tuang karena keausan  Kerusakan rangka tuang karena cacat terkena goresan, pukulan dan alat-alat potong  Kerusakan rangka tuang karena getaran/pukulan yang menyebabkan pecah, retak, cacat  Kerusakan rangka tuang karena pengaruh panas dan tekanan Jika elemen mesin semakin tua umurnya maka daya tahan dalam bekerja menurun sehingga frekuensi kerusakan bertambah banyak, kondisi mesin semacam ini menunjukkan mesin harus di overhaul (turun mesin). Suatu contoh mesin yang sering mengalami kerusakan misalnya meja ingsut meja mesin bubut, mesin frais, mesin sekrap kerusakan-kerusakan yang terjadi antara lain adalah:  Kerusakan pada handle penggerak dan pena  Kerusakan pada poros ingsut dan mur  Kerusakan pada penyisip (spie)  Kerusakan pada lintasan luncur  Kerusakan pada peluncur  Kerusakan pada roda gigi penggerak otomatis dan seterusnya. Alat-alat komponen mesin yang masih tergolong rusak ringan apabila perbaikan yang dilakukan tidak membutuhkan biaya besar dan waktu penyelesaianya singkat, disamping itu tidak mengalami adanya pembongkaran secara besar-besaran. Alat- alat komponen mesin yang termasuk berat ialah jika perbaikan yang harus dilakukan menyangkut pada perbaikan elemen- elemen rangka tuang dan presisi penyetelan komponen terhadap mesin secara keseluruhan. Yang termasuk kerusakan sangat berat adalah jika perbaikan yang dilakukan harus menyangkut perbaikan elemen- elemen, rangka tuang dan presisi penyetelan komponen terhadap Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 137
  • 140. MODUL BAHAN AJAR mesin secara keseluruhan. Masalah kerusakan berat cara dan proses perbaikan yang harus dilakukan untuk macam elemen mesin perkakas, dimana perbaikannya bersifat total dan mengembalikan kepada kualitas standard. Keahlian tenaga perbaikan akan menentukan mutu perbaikan mesin dan komponen, sering dalam prakteknya dirasakan oleh konsumen misalnya suatu alat/mesin yang mempunyai kerusakan tertentu maka mutu perbaikan yang diberikan oleh bengkel satu tidak sama dengan bengkel yang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu perbaikan adalah:  Kondisi elemen mesin tidak sama  Perlengkapan yang dimiliki bengkel  Teknik dan cara perbaikan berbeda  Kemampuan SDM berbeda Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 138
  • 141. MODUL BAHAN AJAR e) Peralatan Pemeliharaan (1) Peralatan mekanik Alat peralatan mekanik harus mampu untuk mengerjakan perbaikan-perbaikan berat, maka jenis dan ukurannya disesuaikan dengan tipe mesin yang ada dalam perusahaan atau pabrik. Pada umumnya alat peralatan pemeliharaan mekanik sebagai berikut: (a) Jenis kunci, pas, ring, sok, dan kunci L (b) Jenis hekker ( kecuk, sedang dan besar ) (c) Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan obeng tekan ) (d) Jenis Palu (plastic, karet, tembaga, dan baja ) (e) Jenis pendorong ( tembaga, pipa dan aluminium ) (f) Jenis kunci inggris yang kecil, sedan, besar. (2) Alat bantu pemeliharaan Oleh karena yang dihadapi oleh maintenance bukan hanya kerusakan mesin saja, melainkan masih ada alat-alat yang bukan mesin, kerusakan alat ini juga harus diperbaiki, maka dari itu diperlukan alat-alat tambahan yaitu: (a) Peralatan pembuat ulir yaitu snay dan tap untuk keperluan baut, mur sebagai pengikat. (b) Peralatan hand press (c) Takel yang bekekuatan 0,5 ton, 1 ton, 2 ton (d) For clip untuk mengangkat mesin dan perlenkapannya (e) Meja kerja (f) Sikat baja, ragum,kikit, gergaji tangan dll Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 139
  • 142. MODUL BAHAN AJAR (g) Alat-alat ukur peralatan mekanik dan alat-alat ukur untuk peralatan kelistrikan (h) Dan peralatan mesin perkakas lainnya Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 140
  • 143. MODUL BAHAN AJAR 2) Jenis-Jenis Minyak Pelumas a) Jenis bahan pelumas a) Pelumas mineral, bahan dasarnya dihasilkan dari minyak bumi. b) Pelumas sintesis, bahan dasamya berasal dari gas burni yang diolah melalui proses sintesa dan menghasilkan molekul baru yang bentuknya serupa, sehingga dapat mencapai stabilitas termal, oksidasi dan kinerja yang optimal. Beberapa jenis bahan dasar pelumas sintesis adalah: PAO (Poly Alpha Olefin), Polyglycol, Polyester, Phosphate Ester, dan lain-lain) c) Pelumas yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan (Vegetable Oil). Pelumas jenis ini sudah mulai digunakan sebagai pelumas traktor dan mesin-mesin pertanian di negara yang sudah maju pertaniannya. Jenis-jenis yang sudah dipasarkan adalah diantaranya High Oleic Sun Flower (Minyak Bunga Matahari), rninyak Zaitun, High Oleic Rapessed, dan sebagainya.Kegunaan pelumas d) Pelumas hewani, bahan dasarnya dihasilkan dari minyak binatang. b) Kegunaan pelumas a) Mencegah atau mengurangi keausan mesin dari terjadinya gesekan bagian-bagian mesin yang bergerak, dengan cara memisahkan bagian-bagian yang bergerak dengan lapisan pelumas yang mempunyai kestabilan terhadap oksidasi pada suhu tinggi dan rendah, serta tahan terhadap tekanan dan beban kejut sehingga bagian mesin yang bergerak terhindar dari keausan. b) Mengendalikan kotoran dengan cara melarutkan dan mendispersikan kotoran berupa jelaga, hasil-hasil Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 141
  • 144. MODUL BAHAN AJAR oksidasi, partikel logarn keausan mesin dan lumpur (sludge) agar tidak mengganggu cara. kerja bagian mesin. c) Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan bakar dan hasil oksidasi pelumas sehingga tidak mengganggu logam-logarn bagian mesin. d) Mendinginkan dan memindahkan panas keluar dari mesin, energi panas yang dihasilkan mesin diserap oleh pelumas dan dihantarkan kebagian mesin yang lebih dingin sehingga terjadi proses pemindahan panas keluar mesin. e) Mencegah terbentunya busa dalam proses sirkulasi pelumas dalarn sistern agar tidak mengganggu pompa dan pelumasan bagian mesin dan mencegah pengotoran udara serta bagian mesin. c) Sifat-sifat pelumas a) Viskositas Viskositas atau kekentalan didefinikan sebagai tahanan fluida untuk mengalir. Makin tinggi viskositas, makin sulit fluida tersebut untuk mengalir (makin kental). Satuan viskositas adalah centistokes (cSt) atau mm²/s. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Untuk menunjukkan ketahanan viskositas terhadap perubahan temperatur pada tekanan atmosfer, dipakai indikator yang disebut viscosity index (VI), dimana perubahan viskositas diukur pada temperatur 40°C dan 100°C. Pelumas yang stabil (tidak banyak mengalami perubahan viskositas dengan adanya perubahan. temperatur) mempunyai VI yang tinggi, dan sebaliknya. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 142
  • 145. MODUL BAHAN AJAR b) Pour Point Pour point atau titik tuang adalah temperatur terendah dirnana pelumas masih dapat mengalir. c) Stabilitas terhadap oksidasi Sifat ini sangat penting bagi semua pelumas, terutama untuk penggunaan pada temperatur tinggi. d) Total Base Number Total Base Number (TBN) menunjukkan kernarnpuan pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi, kemampuan detergensi dan dispersansi guna mernbersilikan mesin dari kotoran atau deposit yang terbentuk dari hasil pernbakaran bahan bakar maupun hasil oksidasi pelurnas itu. sendiri. e) Total Acid Number Total Acid Number (TAN) menunjukkan tingkat keasarnan yang berasal dari aditif (untuk Fresh Oil). Peningkatan nilai TAN pada pelurnas yang telah digunakan untuk mengindikasikan terbentuknya asarn lemah dalarn pelurnas dan pada nilai tertentu menunjukkan tanda bahwa pelurnas sudah tidak dapat digunakan lagi. f) Sifat anti karat Sifat ini penting bila pelumas terkontarninasi air dalarn sistern peralatan atau mesin. Partikel karat dalarn pelumas dapat berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat oksidasi pelurnas, bersarna kontarninan lain dalarn sistem sirkulasi, karat dapat menyumbat filter atau "Servo Valve”. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 143
  • 146. MODUL BAHAN AJAR g) Demulsibility Demulsibility adalah sifat kemudahan untuk terpisah dari air. Sifat ini penting bagi pelurnas turbin, hidrolik, kornpressor, sistern sirkulasi dan pelurnas mesin diesel putaran menengah sampai lambat yang dilengkapi dengan water separator. h) Flash Point dan Fire Point Flash point atau titik nyala adalah temperatur minimum pelumas yang dapat menguap pada tekanan atmosfer sehingga dapat menyala bila didekatkan pada api. Fire point atau titik bakar adalah temperatur minimum dimana uap pelumas cukup banyak dan dapat terbakar. Fire point pelumas biasanya 30°C diatas flash point-nya. i) Copper Strip Corrosion Sifat ini digunakan secara luas untuk mengevaluasi pengaruh korosi pelumas terhadap tembaga karena umumnya mesin atau peralatan industri mengandung bagian metal yang terbuat dari tembaga. j) Densitas Densitas adalah perhandingan berat dengan volume. Karena volume berubah terhadap tekanan dan suhu, maka densitas demikian pula. Densitas penting untuk menghitung volume menjadi satuan berat atau sebaliknya guna perhitungan biaya angkutan. Secific Gravity (SG) atau berat jenis pelumas adalah perbandingan antara densitas pelumas terhadap densitas air. Sebagai standar, untuk pelumas digunakan SG pada 15/4°C, yang berarti pelumas diukur pada suhu 15°C, Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 144
  • 147. MODUL BAHAN AJAR sementara air diukur pada suhu 4°C, keduanya pada tekanan atmosfer. k) Warna Warna pelumas secara normal tidak ada hubungannya dengan sifat-sifat pelumasan kecuali untuk melihat adanya kontaminasi atau sebagai petunjuk untuk kesamaan dari produk bersangkutan. d) Pelumas mesin industri a) Pelumas roda gigi Untuk roda gigi industri yang beban/kondisi operasinya ringan dimana risiko kerusakan permukaannya relatif kecil, dapat digunakan straight mineral base oil. Untuk roda gigi seperti ini pemilihan viskositas hanya ditentukan oleh besarnya daya yang ditransmisikan dan kecepatan putar pinionnya. Pada pelumas roda gigi jenis tertentu berlaku ketentuan umum yaitu bila kecepatan putar semakin tinggi diperlukan pelumas yang viskositasnya rendah, dan bila daya yang ditransmisikan makin besar diperlukan viskositas makin tinggi. Hal tersebut dapat dipergunakan terutama pada roda gigi jenis spur dengan beban rendah. Pada kondisi operasi roda gigi sangat berat atau beban kejut besar perlu digunakan tribological additives. Pada roda gigi jenis spur, helical, worm dan bevel dengan beban berat, biasa digunakan beberapa jenis tribological additives antara lain yang mengandung unsur sulfur dan fosfor, aditif tersebut memberikan perlindungan yang sangat baik pada sifat anti wear dan extreme pressure pada berbagai kondisi operasi. Untuk roda gigi terbuka Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 145
  • 148. MODUL BAHAN AJAR dapat digunakan pelumas dengan viskositas sangat tinggi dengan sifat adhesi yang bagus. Untuk roda gigi dengan kondisi operasi yang sangat berat (beban dan temperatur tinggi) penggunaan mineral base oil kadang-kadang tidak memadai sehingga sering digunakan syntetic base oil, antara lain polypropylene glycol (misal, shell tivela dan mobil glygoyle) capacity yang baik, viskositas indeksnya sangat tinggi, titik tuang rendah dan memiliki sifat "low frictional characteristic". Gemuk lumas khusus dan pelumas semi fluid kadang-kadang juga digunakan pada beberapa aplikasi roda gigi industri, diantaranya pelumas akan memberikan pelumasan yang sangat memuaskan pada roda gigi dengan logarn baja/bronze pada kondisi temperature operasi yang bervariasi. Untuk roda gigi terbuka, diperlukan pelumas yang memiliki karakteristik tahan terhadap air, anti wear dan sifat anti rust. (a) Sifat penting pelumas roda gigi Pelumasan yang digunakan untuk roda gigi industri harus memenuhl beberapa kriteria dasar tersebut dibawah ini, • Mencegah terjadinya keausan (wear prevention) • Mengurangi gesekan • Mencegah scoring/scuffing dan welding • Sebagai media pendingin • Melindungi dari karat. Kernampuan pelumas untuk memenufhl kebutuhan dasar tersebut diatas ditentukan oleh properti dasar, yang telah tersedia pada sifat dasar base-oilnya, sementara properties lannya terpaksa harus dipenuhi dengan menambahlean beberapa aditif. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 146
  • 149. MODUL BAHAN AJAR (b) Standar unjuk kerja pelumas roda gigi Spesifikasi atau standard performance pelumas roda gigi dikeluarkan oleh beberapa asosiasi (AGMA, US, Steel, DIN, dsb) maupun beberapa OEM terkenal, misalnya David Brown. Cincinnati Milacron dan Ford. Spesifikasi tersebut secara luas diakui dan gunakan oleh para produsen pelumas maupun para produsen gearbox. Beberapa standar performance pelumas roda gigi industri yang umurn dipergunakan adalah berikut: • US.Steel 224 • AGMA 250.04 EP • DIN 51517 (Part 3) • David Brown Number S 1.53 101 b) Pelumas hidurolik Kemampuan pelumas hidrolik untuk melumasi mencegah korosi dan kebocoran system tergantung kepada sifat-sifat dasar yang tingkatannya dapat lebih besar atau kecil. Bebrapa sifat penting pelumas hidrolik adalah viskositas, kestabilan oksidasi, Sifat anti aus, Demilsibility, dan air realese. Air release, adalah kemampuan pelumas untuk tidak membentuk buih yang stabil dengan udara, sehingga selalu membebaskan udarayang masuk. Pelumas hidrolik produksi Pertamina antara lain : (a) Turalik series ISO VG 22, 32, 37, 46, 68, 100. (b) Turalik C Series, meliputi : ISO VG5, 10, 22, 68, 100, 220 dan 320. c) Pelumas bantalan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 147
  • 150. MODUL BAHAN AJAR Pelumas yang digunakan untuk melumasi bantalan yang merupakan produk Pertamina antara lain : (a) Sebana series (ISO VG 100, 220, 320, dan 680) Minyak pelumas ini digunakan untuk berbagai kepentingan seperti untuk mesin-mesin atau peralatan dengan oil-drop atau pelumas “bath” dan pada bantalan gelincir dan bantalan gelinding pada industri. (b) Sebana P Series (ISO VG9, 22, 32, 46, 68, 100, 150, 220, 320, 460) Pelumas Sebana P Series merupakan minyak mineral kualitas tinggi untuk memberikan kepuasan hasil dalam pelumasannya dimana diperlukan pelumas tanpa aditif. 3) Jadwal Perawatan Mesin Macam perawatan yang direncanakan menurut jadwal periode perawatan preventive diklasifikasikan sebagai berikut : Inspeksi I Reparasi kecil K Reparasi medium M Bongkar total B Contoh siklus perawatan : Repair Complexity Siklus I K M Periode antara dua masa (bulan) Periode antara B ke B (tahun) 0 s/d 30 B-I1-K1-I2- K2-I3-M1- I4-K3-I5- K4-I6-M2- I7-K5-I8- K6-I9-B1 … 9 6 2 6 9 Periode antara dua masa perawatan dalam bulan adalah jarak antara B ke I1, atau dari I1 ke K1, atau dari K1 ke I2 dan seterusnya sampai I9 ke B1. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 148
  • 151. MODUL BAHAN AJAR Periode antara dua masa bongkar total adalah jarak antara B ke B1 yang pada siklus ini berjumlah 18 kali berarti apabila priode antara dua masa perawatan mesin adalah 6 bulan berarti periode antara B ke B1 adalah 18 x 6 bulan = 9 tahun. Periode antara dua masa perawatan dan priode antara bongkar total dapat berubah untuk tipe produksi yang berbeda, seperti : a) Tipe produksi (msssal/berantai/satuan) b) Jenis material yang dikerjakan (baja/besi tuang/almunium/perunggu) c) Shift atau giliran kerja per hari. d) Memakai pendingin alat potong atau tidak. Perencanaan penjadwalan disusun dengan bertitik tolak dari perencanaan operasi perusahaan secara keseluruhan, sebelum menetapkan rencana harus dilakukan analisis terlebih dahulu untuk menetapkan sampai sejauh mana posisi kita sekarang. Faktor-faktor yang. harus diperhatikan dalam mempertimbangkan untuk untuk menetapkan jadwal perawatan mesin adalah sebagai berikut: a) Tingkat kerunnitan perawatan b) Jadwal perkiraan waktu produksi c) Tingkat perawatan yang harus dilaksanakan d) Kartu riwavat mesin e) Kernampuan personil pelkasna peawatan mesin Mesin-mesin yang mempunyai tingkat kerumitan perawatan yang sama, harus dibagi merata selarna setahun, untuk menghindari beban kerja perawatan yang tidak merata. Jumlah jam kerja orang, (man hour) setiap bulannya harus seimbang, dan sesuai dengan.waktu kerja dari perusahaan secara keseluruhan sehingga tidak terjadi kelebihan waktu kerja (over time) yang seharusnya tidak usah terjadi. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 149
  • 152. MODUL BAHAN AJAR Jadwal perawatan mesin harus dibagi menjadi jadwal perawatan mesin jangka pendek, jangka menengah dan jadwal perawatan mesin jangka panjang. Jadwal perawatan mesin jangka pendek adalah jadwal perawatan mesin harian yang berupa pelumasan pada waktu-mesin dan peluman mesin pada waktu mesin selesai dipakai. Perawatan ini dapat dilaksanakan oleh operator dari mesin vang bersangkutan. Petunjuk-petunjuk tentang perawatan ini harus dijelaskan dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan pernberian pelumas. Simbol-simbol pelumasan harus ditempelkan didekat mesin tersebut. Untuk mesin-mesin dengan pelumasan otomatis atau dengan pelumasan sentral, harus diberikan petunjuk untuk melaksanakan pelumasan tersebut. Jadwal perawatan mesin jangka sedang adalah perawatan mesin bulanan yang disusun dari jadwal perawatan mesin tahunan yang dalarn penyuunannya harus disesuaikan dengan jadwal operasi produksi pada bulan yang bersangkutan, sehingga tidak terjadi bentrokan. Jadwal perawatan bulanan merencanakan kapan ; berapa lama dan berapa hari perawatan tersebut akan dilaksanakan sehingga jam kerja orang (man hour) untuk kegfatan perawatan tersebut dapat direncanakan. Jadwal perawatan mesin jangka sedang juga berupa perneriksaan kualitas dan tingkat pelumasan seluruh mesin yang berupa penambahan, perbaikan dan pemeriksaan tingkat pelumasan dan kebersihan peluncur-peluncur. 4) Penyetelan dan Perawatan Mesin a) Menyetel kerataan mesin Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 150
  • 153. MODUL BAHAN AJAR A A Gambar 2.99. Cara melevel mesin bubut Kerataan pada posisi A – A = 0 A A B B Gambar 2.100. Cara melevel mesin frais 1. Kerataan pada posisi A – A = 0 2. Kerataan pada posisi B – B = 0 3. Kerataan pada posisi A - A = B - B = 0 Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 151
  • 154. MODUL BAHAN AJAR AA B B Gambar 2.101. Cara melevel mesin sekrap 1. Kerataan pada posisi A – A = 0 2. Kerataan pada posisi B – B = 0 3. Kerataan pada posisi A - A = B - B = 0 Mur pengunci Baud level Mesin Gambar 2.102. Baud level Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 152
  • 155. MODUL BAHAN AJAR Pasak pengatur Pasak tetap Gambar 2.103. Pasak level Bantalan pengatur Baud penyetelBantalan tetap Gambar 2.104. Blok level b) Memeriksa kerataan jalan luncur mesin bubut Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 153
  • 156. MODUL BAHAN AJAR Gambar 2.105. Memeriksa kerataan jalan luncur mesin bubut 1. Pada jalan luncur eretan A 2. Pada jalan luncur kepala lepas B c) Memeriksa kerataan meja mesin frais. A B C D Gambar 2.105. Memeriksa kerataan meja mesin frais 1. Pemeriksaan pada bidang A 2. Pemeriksaan pada bidang B 3. Pemeriksaan pada bidang C Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 154
  • 157. MODUL BAHAN AJAR 4. Pemeriksaan pada bidang D d) Merawat mesin Beberapa hal yang perlu dilakukan dan termasuk kedalam bagian perawatan mesin diantaranya : (1) Bersihkan bidang cekam pada benda kerja dan alat cekam sebelum dilakukan pengikatan benda, hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan pada permukaan alat cekam. (2) Bersihkan pula bidang pengikatan alat potong (3) Gunakan cairan pendingin yang sesuai dengan kebutuhan selama proses pemotongan (4) Menyimpan semua peralatan (alat penandaan, alat ukur, alat potong, dan peralatan pembantu lainnya) secara teratur dan benar. (5) Periksa kondisi mesin sebelum dan sesudah digunakan (6) Setelah selesai bekerja, bersihkan semua peralatan yang digunakan dan simpan kembali di tempat semula secara teratur dan benar. (7) Matikan semua saklar listrik yang berhubungan dengan mesin (8) Bersihkan mesin dari semua kotoran dan air yang tergenang terutama pada bagian permukaan mesin yang tidak dicat. (9) Lumasi permukaan mesin yang tidak dicat secara tipis dan merata. (10) Tutup mesin dengan sarung pelindung. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 155
  • 158. MODUL BAHAN AJAR c. Rangkuman 1) Teknik Perawatan Mesin Teknik perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga, memelihara, mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan daya guna mesin yang ada di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis. Kegiatan perawatan meliputi : a) Perawatan peralatan dan perlengkapan b) Pengantian dan distribusi dari utilitas c) Inspeksi dan pelumasan Kegiatan perawatan dapat dibedakan yaitu perawatan rutin, perawatan periodic, perawatan berencana, perawatan pencegahan, tindakan perbaikan, dan overhaul. 2) Jenis-Jenis Minyak Pelumas a) Jenis bahan pelumas (1) Pelumas mineral, (2) Pelumas sintesis, (3) Pelumas yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan (4) Pelumas hewani, b) Kegunaan pelumas (1) Mencegah atau mengurangi keausan (2) Mengendalikan kotoran (3) Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan bakar dan hasil oksidasi pelumas (4) Mendinginkan dan memindahkan panas keluar dari mesin, Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 156
  • 159. MODUL BAHAN AJAR (5) Mencegah terbentunya busa dalam proses sirkulasi pelumas c) Sifat-sifat pelumas (1) Viskositas (2) Pour Point (3) Stabilitas terhadap oksidasi (4) Total Base Number (5) Total Acid Number (6) Sifat anti karat (7) Demulsibility (8) Flash Point dan Fire Point (9) Copper Strip Corrosion (10) Densitas (11) Warna d) Pelumas mesin industri (1) Pelumas roda gigi (2) Pelumas hidurolik (3) Pelumas bantalan 3) Jadwal Perawatan Mesin Macam perawatan yang direncanakan menurut jadwal periode perawatan preventive adalah Inspeksi (I), reparasi kecil (K), reparasi medium (M), dan bongkar total (B) Faktor-faktor yang. harus diperhatikan dalam mempertimbangkan jadwal perawatan mesin adalah sebagai berikut: a) Tingkat kerumitan perawatan b) Jadwal perkiraan waktu produksi c) Tingkat perawatan yang harus dilaksanakan d) Kartu riwavat mesin e) Kernampuan personil pelkasna peawatan mesin Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 157
  • 160. MODUL BAHAN AJAR 4) Penyetelan dan Perawatan Mesin Penyetelan mesin dilakukan sebelum mesin dipasang pada tempatnya atau sebelum digunakan, sedangkan perawatan dilakukan selama mesin berada di bengkel dan digunakan. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 158
  • 161. MODUL BAHAN AJAR d. Tugas Tabel 2.23. Daftar tugas belajar Tugas-tugas yang ditampilkan K o m p e t e n Be lu m vi. Sistem preventive maintenance dipelajari vii. Jenis- jenis minyak pelumas dipelajari viii. Cara membuat jadwal perawatan dipelajari ix. Teknik menyetel mesin dipelajari x. Buku manual mesin dipelajari xi. Tes formatif dilaksanakan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 159
  • 162. MODUL BAHAN AJAR e. Tes Formatif Tes tertulis 1) Kegiatan perawatan meliputi a) Perawatan peralatan dan perlengkapan, penggantian dan distribusi dari utilitas, inspeksi dan pelumasan. b) Perawatan peralatan dan perlengkapan, perawatan rutin, dan periodic. c) Perawatan penggantian dan distribusi dari utilitas, perawatan berencana, dan perawatan berkala. d) Inspeksi dan pelumasan, perawatan pencegahan dan overhaul. 2) Berikut ini merupakan tujuan perawatan mesin, kecuali : a) Memelihara alat, melancarkan pemakaian alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan memberikan tugas pekerjaan yang jelas. b) Memelihara alat, melancarkan pemakaian alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan memperpanjang umur mesin. c) Memelihara alat, melancarkan pemakaian alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan membuat aman kondisi pekerjaan. d) Memelihara alat, melancarkan pemakaian alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan menjamin keselamatan operator mesin. 3) Yang dimaksud perawatan rutin adalah a) Perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis pula. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 160
  • 163. MODUL BAHAN AJAR b) Tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya. c) Perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap saat dan sifatnya terus menerus serta sistematis. d) Perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total.. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 161
  • 164. MODUL BAHAN AJAR 4) Yang dimaksud overhaul adalah : a) Perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap saat dan sifatnya terus menerus serta sistematis. b) Perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis pula. c) Tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya. d) Perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total.. 5) Yang termasuk kedalam alat bantu pemeliharaan ialah : a) Jenis kunci, pas, ring, sok, dan kunci L b) Jenis hekker ( kecuk, sedang dan besar ) c) Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan obeng tekan ) d) Peralatan hand press 6) Berikut adalah jenis-jenis bahan pelumas, kecuali : a) Bahan mineral b) Bahan nabati c) Bahan sabun d) Bahan hewani Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 162
  • 165. MODUL BAHAN AJAR 7) Berikut ini adalah kegunaan pelumas, kecuali : a) Mencegah atau mengurangi keausan mesin b) Memperpanjang usia mesin. c) Mengendalikan kotoran d) Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan bakar dan hasil oksidasi pelumas 8) Yang dimaksud viskositas adalah : a) Ketahanan fluida untuk mengalir. b) Temperatur terendah dirnana pelumas masih dapat mengalir. c) kemudahan untuk terpisah dari air. d) Kernarnpuan pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi, 9) Yang dimaksud pour point adalah : a) Ketahanan fluida untuk mengalir. b) Temperatur terendah dirnana pelumas masih dapat mengalir. c) kemudahan untuk terpisah dari air. d) Kernarnpuan pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi, 10) Urutan logis dari siklus perawatan adalah : a) Reparasi kecil, inspeksi, reparasi medium, dan bongkar total. b) Reparasi medium, inspeksi, reparasi kecil, dan bongkar total. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 163
  • 166. MODUL BAHAN AJAR c) Inspeksi, reparasi kecil, reparasi medium, dan bongkar total. d) Bongkar total, Iinspeksi, reparasi kecil, dan reparasi medium. Tes unjuk Kerja Tabel 2.24. Daftar tes unjuk kerja Tugas-tugas yang ditampilkan K o m p e t e n B el u m T a n g g a l 6) Tabel jadwal perawatan berkala dari mesin perkakas diobuat. 7) Daftar kebutuhan alat untuk perawatan dibuat 8) Perlengkapan perawatan yang dibutuhkan disiapkan 9) Table toleransi penyimpangan mesin dibuat dengan mengacu kepada buku manual mesin . 10) Alat-alat ukur yang diperlukan untuk menyetel mesin disiapkan 11) Peralatan K3 untuk perawatan mesin dipakai 12) Penyetelan dan perawatan mesin dilakukan. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 164
  • 167. MODUL BAHAN AJAR Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 165
  • 168. MODUL BAHAN AJAR f. Kunci Jawaban Tes Formatif Tabel 2.25. Daftar kunci jawaban tes tertulis No. Pertanyaan No. Jawaban 31. a 32. b 33. c 34. d 35. d 36. c 37. b 38. a 39. b 40. c Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 166
  • 169. MODUL BAHAN AJAR A. B. C. Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 6 mengenai D. Menyetel dan Merawat Mesin E. dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan K o m p e t e n dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada modul berikutnya Dibuat di : ……………….………………. Pada Tanggal : ……………….………………. Penilai, Peserta diklat, _____________________ _____________________ Komentar/Saran Penilai : …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 167
  • 170. MODUL BAHAN AJAR BAB III EVALUASI B. Kognitif Skill (Tes Tertulis / Lisan) 6) Sebutkan dua macam proyeksi gambar. 7) Gambarkan simbol dari kedua macam proyeksi gambar tersebut. 8) Pada toleransi umum kategori sedang (=medium) berapa batas atas ukuran yang dibolehkan untuk panjang ISO ? 9) Sebutkan dua kategori yang termasuk dalam toleransi geometris? 10) Berapa diameter terbesar dari lubang ∅ 60 H7? 11) Jenis-jenis proses mesin perkakas konvensional adalah a) Proses mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin gerinda b) Proses mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin NC c) Proses mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin CNC Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 168
  • 171. MODUL BAHAN AJAR d) Proses mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin potong pelat. 12)Jika kecepatan potong benda kerja (v) = 25 m/menit, dan panjang langkah (L) = 100 mm, maka jumlah langkah maju mundur mesin sekrap (n) adalah 1. 500 langkah per menit 2. 50 langkah per menit 3. 100 langkah per menit 4. 250 langkah per menit 13)Jika kecepatan potong (v) = 30 m/menit, diameter mata bor yang digunakan (d) = 11,5 mm, maka kecepatan putaran spindle mesin bor (n) harus disetel pada kecepatan : e) 810 rpm f) 830 rpm g) 820 rpm h) 840 rpm 14)Berikut ini adalah gerakan-gerakan dalam membubut, kecuali : e) Gerakan berputar f) Gerakan melingkar g) Gerakan pencekaman h) Gerakan pemotongan 15)Berapa kecepatan putaran spindle mesin bubut (n) untuk membubut benda jika kecepatan potong (v) = 25 m/menit dan diameter bahan yang dibubut (d) = 25 mm. e) 320 rpm f) 318 rpm Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 169
  • 172. MODUL BAHAN AJAR g) 310 rpm h) 330 rpm Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 170
  • 173. MODUL BAHAN AJAR 16)Berikut ini adalah arah pemotongan membubut, kecuali : e) Memanjang f) Melintang g) Tirus h) Menyudut 17)Yang tidak termasuk gerakan-gerakan dalam pengefraisan adalah : e) Gerakan berputar f) Gerakan berlawanan g) Gerakan mengikat h) Gerakan pemotongan 18)Jika kecepatan putaran spindle mesin frais (n) = 450 r.p.m. dan diameter pisau frais (d) = 50 mm, maka kecepatan potong (v) adalah : e) 75 m/menit f) 80 m/menit g) 65 m/menit h) 70 m/menit 19)Yang tidak termasuk metode pengefraisan adalah : e) Muka f) Searah g) Berlawanan h) Netral 20)Salah satu bahan alat potong yang digunakan pada proses membubut adalah : 1. Pahat karbida 2. Pahat kasar 3. Pahat rata 4. Pahat Ulir Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 171
  • 174. MODUL BAHAN AJAR 21)Berapakah sudut mata bor yang digunakan untuk mengebor bahan baja ? 1. 140° 2. 112° 3. 80° 4. 118° 22) Berapa sudut baji (β) pahat bubut untuk membubut bahan baja berkualitas 70 kg / mm2 ? 1. 81° 2. 62° 3. 67° 4. 55° 23)Berapa maksimal jarak antara landasan benda yang diasah dengan roda gerinda 1. 2,5 mm 2. 2 mm 3. 3 mm 4. 3,5 mm 24)Alat ukur untuk memeriksa sudut mata bor adalah : 1. Mal 2. Mal Mata Bor 3. Mal Pahat 4. Pengukur Sudut 25)Bagian mata bor yang manakah yang diasah ? 1. Bidang ujung Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 172
  • 175. MODUL BAHAN AJAR 2. Bidang bebas 3. Bidang buang 4. Panjang bibir 26)Salah satu alat pencekam benda kerja pada mesin sekrap adalah 1. Lathe dog 2. Chuck 3. Ragum mesin 4. Collet 27)Salah satu pencekam alat potong pada mesin bor adalah 1. Drill chuck / chuck bor) 2. Ragum tangan 3. Collet 4. Tap matic 28)Pahat sekrap dicekam pada : 1. Kepala mesin 2. Spindel 3. Rumah Pahat 4. Eretan 29)Akibat dari pemasangan pahat yang terlalu tinggi dari sumbu benda kerja adalah : 1. Sisi depan bagian bawah pahat tergesek 2. Ujung pahat cepat tumpul 3. Sisi potong pahat terangkat 4. Benda kerja terangkat 30)Pisau frais Shell End Mill dipasang atau dicekam pada : 1. Collet Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 173
  • 176. MODUL BAHAN AJAR 2. Holder 3. Batang arbor 4. Mandrell 31)Alat pencekam benda kerja pada mesin bor, mesin sekrp dan mesin frais pada umumnya dalah ; 1. Klem paralel 2. Lathe dog 3. Ragum 4. Alat Bantu pencekaman 32)Fungsi dari blok paralel adalah : 1. Agar pencekaman benda kerja lebih kuat 2. Agar ragum tidak cepat rusak 3. Agar selama pemotongan, benda tidak bergetar. 4. Sebagai alas benda kerja yang dicekam pada ragum agar permukaan yang dipotong lebih sejajar dengan bagian alasnya. 33)Pencekaman benda silindris yang tidak terlalu panjang pada mesin bubut menggunakan : 1. Chuck rahang 4 2. Lathe dog 3. Chuckr ahang 3 4. Face plate 34)Peralatan keselamatan kerja yang paling sering digunakan pada pekerjaan pemesinan adalah : 1. Kacamata pelindung 2. Sarung tangan 3. Helm 4. Pelindung telinga (ear protection) Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 174
  • 177. MODUL BAHAN AJAR Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 175
  • 178. MODUL BAHAN AJAR 35)Berikut ini adalah 3 jenis peralatan keselamatan kerja yang digunakan pada pekerjaan mesin, kecuali : 1. Peralatan keselamatan kerja yang digunakan pekerja 2. Peralatan keselamatan yang pada kotak PPPK 3. Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin 4. Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di ruangan 36)Berikut adalah yang termasuk alat ukur, kecuali 1. Jangka sorong 2. Mal ulir luar 3. Mikrometer 4. Busur derajat 37)Micrometer digunakan untuk : 1. Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,01 mm 2. Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,1 mm 3. Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,02 mm 4. Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,2 mm 38)Ketelitian jangka sorong pada umumnya adalah : 1. 0,01 mm 2. 0,02 mm 3. 0,1 mm 4. 0,2 mm 39)Untuk memeriksa bentuk dan ukuran radius pada benda kerja digunakan : 1. Height gauge 2. Calliper 3. Radius gauge 4. Vernier calliper Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 176
  • 179. MODUL BAHAN AJAR 40)Bila dalam satu putara handle penggerak meja mesin frais terdapat 200 bagian (strip), sedangkan panjang gerakan meja mesin frais setiap handle diputar 1 putaran penuh adalah sepanjang 4 mm. Berapa panjang gerakkan meja jika handle diputar 5 bagian garis (strip) ? 1. 0,5 mm 2. 0,005 mm 3. 5 mm 4. 0,2 mm 41)Kegiatan perawatan meliputi e) Perawatan peralatan dan perlengkapan, penggantian dan distribusi dari utilitas, inspeksi dan pelumasan. f) Perawatan peralatan dan perlengkapan, perawatan rutin, dan periodic. g) Perawatan penggantian dan distribusi dari utilitas, perawatan berencana, dan perawatan berkala. h) Inspeksi dan pelumasan, perawatan pencegahan dan overhaul. 42)Berikut ini merupakan tujuan perawatan mesin, kecuali : e) Memelihara alat, melancarkan pemakaian alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan memberikan tugas pekerjaan yang jelas. f) Memelihara alat, melancarkan pemakaian alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan memperpanjang umur mesin. g) Memelihara alat, melancarkan pemakaian alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan membuat aman kondisi pekerjaan. h) Memelihara alat, melancarkan pemakaian alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan menjamin keselamatan operator mesin. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 177
  • 180. MODUL BAHAN AJAR Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 178
  • 181. MODUL BAHAN AJAR 43)Yang dimaksud perawatan rutin adalah 1. Perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis pula. 2. Tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya. 3. Perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap saat dan sifatnya terus menerus serta sistematis. 4. Perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total.. 44)Yang dimaksud overhaul adalah : 1. Perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap saat dan sifatnya terus menerus serta sistematis. 2. Perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis pula. 3. Tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya. 4. Perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total.. 45)Yang termasuk kedalam alat bantu pemeliharaan ialah : 1. Jenis kunci, pas, ring, sok, dan kunci L 2. Jenis hekker ( kecuk, sedang dan besar ) 3. Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan obeng tekan ) 4. Peralatan hand press 46)Berikut adalah jenis-jenis bahan pelumas, kecuali : 1. Bahan mineral 2. Bahan nabati 3. Bahan sabun 4. Bahan hewani Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 179
  • 182. MODUL BAHAN AJAR 47)Berikut ini adalah kegunaan pelumas, kecuali : 1. Mencegah atau mengurangi keausan mesin 2. Memperpanjang usia mesin. 3. Mengendalikan kotoran 4. Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan bakar dan hasil oksidasi pelumas 48)Yang dimaksud viskositas adalah : 1. Ketahanan fluida untuk mengalir. 2. Temperatur terendah dirnana pelumas masih dapat mengalir. 3. kemudahan untuk terpisah dari air. 4. Kernarnpuan pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi, 49)Yang dimaksud pour point adalah : 1. Ketahanan fluida untuk mengalir. 2. Temperatur terendah dirnana pelumas masih dapat mengalir. 3. kemudahan untuk terpisah dari air. 4. Kernarnpuan pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi, 50)Urutan logis dari siklus perawatan adalah : 1. Reparasi kecil, inspeksi, reparasi medium, dan bongkar total. 2. Reparasi medium, inspeksi, reparasi kecil, dan bongkar total. 3. Inspeksi, reparasi kecil, reparasi medium, dan bongkar total. 4. Bongkar total, Iinspeksi, reparasi kecil, dan reparasi medium. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 180
  • 183. MODUL BAHAN AJAR C. Psikomotor Skill Tabel 3.1. Daftar tes psikomotor Psikomotor Skill Kompeten Belum 1. Alat potong diasah 2. Alat potong dipasang pada mesin dengan posisi yang tepat. 3. Benda kerja dipasang pada mesin 4. Proses pemesinan dilakukan sesuai prosedur 5. Membuat benda kerja sebagai latihan bekerja dengan mesin umum diselesaikan sesuai dengan ketentuan. 6. Benda kerja yang telah selesai dikerjakan dilepas dari mesin 7. Benda kerja diukur dan diperiksa sesuai dengan metode yang benar 8. Hasil pengukuran dicatat pada lembar pengukuran. 9. Daftar kebutuhan alat untuk perawatan dibuat 10. Peralatan K3 untuk perawatan mesin dipakai 11. Penyetelan dan perawatan mesin dilakukan. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 181
  • 184. MODUL BAHAN AJAR C. Attitude Skill Tabel 3.2. Daftar tes sikap 1. Attitude Skill Kompeten Belum 1. Langkah kerja pembuatan Klem C dibuat 2. Kondisi material yang akan dikerjakan diperiksa 3. Bidang dan metode pencekaman benda kerja ditentukan 4. Urutan proses pengerjaan ditentukan 5. Pengguna an cairan pendingin ditenukan. 6. Jenis mesin yang akan digunakan ditentukan 7. Daftar alat potong yang tersedia dilihat 8. Alat potong yang sesuai kebutuhan dipilih 9. Gambar kerja disiapkan dan dipelajari 10. Kecepatan putaran, kecepatan pemakanan, tebal pemakanan dan arah pemakanan ditentukan 11. Pengguna an cairan pendingin ditentukan 12. Perlengkap an K3 dipakai 13. Alat ukur yang sesuai dengan pekerjaan disiapkan 14. Mesin dan peralatan dibersihkan, dan ditempatkan pada tempatnya semula. 15. Laporan kepada guru/pembimbing setelah penyelesaian belajar dilaksanakan 16. Hasil pengukuran dicatat pada lembar pengukuran. 17. Tabel jadwal perawatan berkala dari mesin perkakas diobuat. 18. Daftar Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 182
  • 185. MODUL BAHAN AJAR kebutuhan alat untuk perawatan dibuat 19. Perlengkap an perawatan yang dibutuhkan disiapkan 20. Table toleransi penyimpangan mesin dibuat dengan mengacu kepada buku manual mesin . 21. Alat-alat ukur yang diperlukan untuk menyetel mesin disiapkan Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 183
  • 186. MODUL BAHAN AJAR D. Batasan Waktu Yang Telah Ditetapkan Tabel 3.3. Daftar batasan waktu belajar No. Tahapan Belajar Waktu (45 menit / jam pelajaran) Kegiatan Belajar 1 10 jam Kegiatan Belajar 2 15 jam Kegiatan Belajar 3 25 jam Kegiatan Belajar 4 40 jam Kegiatan Belajar 5 10 jam Kegiatan Belajar 6 20 jam Jumlah 120 jam Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 184
  • 187. MODUL BAHAN AJAR E. Kunci Jawaban Tabel 3.4. Daftar kunci jawaban tes tertulis Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 185
  • 188. MODUL BAHAN AJAR No. soal Kunci Jawaban 1. 6) Proyeksi Eropa dan Amerika 2. 7) Proyeksi Eropa 8) Proyeksi Amerika 3. 9) 120,3 4. 10) Ketegaklurusan, kesejajaran. 5. 11)∅ 60,00 6. a 7. a 8. b 9. b 10. b 11. c 12. b 13. d 14. a 15. a 16. d 17. d 18. b 19. b 20. b 21. c 22. a 23. c 24. a 25. b 26. c 27. d 28. c 29. a 30. d 31. b 32. a 33. b 34. c 35. d 36. a 37. b 38. c 39. d Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 186
  • 189. MODUL BAHAN AJAR No. soal Kunci Jawaban 40. d 41. c 42. b 43. a 44. b 45. c Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 187
  • 190. MODUL BAHAN AJAR IV PENUTUP Peserta telah menyelesaikan kegiatan belajar dengan modul M7.5A mengenai Bekerja dengan Mesin Umum dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan K o m p e t e n dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada modul berikutnya Dibuat di : ……………….………………. Pada Tanggal : ……………….………………. Penilai, Peserta diklat, _____________________ _____________________ Komentar/Saran Penilai : …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 188
  • 191. MODUL BAHAN AJAR DAFTAR PUSTAKA Alois Schonmetz, Peter Sinnl, Johann Heuberger, Pengerjaan Logam Dengan Mesin, Angkasa, Bandung, 1985. B.M. Surbakty, Kasman Barus, Menyekrap, Mengebor dan Menggerinda, CV. Sinar Harapan, Madiun, 1983. Butar Manik, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Divisi Pengembangan Bahan Belajar PPPGT, Bandung, 1992. Sugianto, Keselamatan Kerja, Politeknik Mekanik Swiss-ITB, Bandung, 1978. Departemen Pendidian Nasional, Kurikulum SMK Edisi 2004 Program Keahlian Teknik Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Depdiknas, Jakarta, 2004. Elias, R. Rachmad M, Petunjuk Kerja Mesin Bubut, Sekrap dan Frais 1, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1978. Frets, Buergler, Urwyler, Teknik Bengkel, Politeknik Mekanik Swiss-ITB, Bandung, 1978. G. Takeshi Sato, N. Sugiarto Hartanto, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, PT. Dainippon Gitakarya Printing, Jakarta, 1986. Heinrich Gerling, All about Machine Tools, Thomson Press, India, 1974. L. Budi Prastawa, H.F. Gultom, Pengetahuan Bahan, Politeknik Mekanik Swiss-ITB, Bandung, 1978. Nazwir, I.A. Rukmana, Menggambar Teknik Mesin 1, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1977. Politeknik Manufaktur Bandung, Keselamatan Kerja, Polman-ITB, Bandung, 1992 Politeknik Manufaktur Bandung, Membubut Benda Suaian, Polman-ITB, Bandung, 1992 Politeknik Manufaktur Bandung, Memfrais Benda Suaian, Polman-ITB, Bandung, 1992 Politeknik Manufaktur Bandung, Menggerinda Alat Potong, Polman-ITB, Bandung, 1992 Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 189
  • 192. MODUL BAHAN AJAR Politeknik Manufaktur Bandung, Menggerinda Pisau Frais, Polman-ITB, Bandung, 1992 Politeknik Manufaktur Bandung, Teori Gerinda Alat, Polman-ITB, Bandung, 1992 Seodjono, Frais Vertika dengan Mesin, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985. Seodjono, Menggergaji Dengan Mesin, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985. Seodjono, Menggerinda Dengan Mesin, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985. Setyo Susanto, Pemeliharaan Pencegahan, PPPG Teknologi, Bandung, 1998. Subiyono, Manajemen Perawatan, Politeknik Manufaktur Bandung, Bandung, 2000. Sugihartono, Pengasahan Pisau Perkakas, Divisi Pengembangan Bahan Belajar PPPGT, Bandung, 1992. Suha Madsuha, Teknologi Pengerjaan Logam, Media Cetak PPPG Teknologi, Bandung, 1995. Wagirin, Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur Pengerjaan Logam, Divisi Pengembangan Bahan Belajar PPPGT, Bandung, 1992. Teknik Pemesinan Bekerja dengan Mesin Umum 190