n-butil litium
Kimia Organologam
Hasib Habibie, 1208105033
n-butil litium
n-Butyllithium (n-BuLi) merupakan suatu reagen
organologam
Biasa digunakan sebagai inisiator dalam produksi elastomer
seperti polibutadiena atau stiren-butadiena-stiren (SBS)
Juga dimanfaatkan sebagai basa kuat (superbase) dalam
sintesis organik pada skala industri maupun laboratorium
n-butil litium
Butyllithium secara komersil tersedia dalam bentuk larutan
(15%, 25%, 2 M, 2.5 M, 10 M, etc.) dalam alkana seperti
pentana, heksana dan heptana.
Dalam Larutan dietil eter dan THF kurang stabil
Penggunaan n-butillitium dan senyawa organolitium lain di
dunia diperkirakan mencapai 1800 ton
n-butil litium
Senyawa ini merupakan
larutan tidak berwarna
namun dalam larutan
alkana biasanya berupa
kuning pucat
Struktur n-butil litium
 n-BuLi dalam keadaan kluster berada dalam bentuk padat
maupun larutan.
 Kecenderungan teragregasi merupakan sifat umum organologam
litium. Agregasi ini terjadi dengan delokalisasi ikatan kovalen antara
litium dan karbon terminal dari rantai butil
 Pada n-BuLi, Klusternya tetrameris (dalam ether) atau hexamerik
(dalam sikloheksana).
 Karena perbedaan elektronegativitas yang besar antara
Karbon(2.55) dan litium (0.98), Ikatan C-Li sangatlah polar
Teragregrasi dalam pelarut berbeda . . .
Pelarut Struktur
n-butyllithium Pentana hexamer
n-butyllithium Eter tetramer
n-butyllithium THF tetramer-dimer
sec-butyllithium pentana hexamer-tetramer
Hexadimer
n-butil litium
Tetramer
n-butil litium
Sintesis
 Sintesis n-BuLi merupakan reaksi 1-bromobutana atau 1-klorobutana
dengan logam Li
 2 Li + C4H9X → C4H9Li + LiX , where X = Cl, Br
 Jika lithium digunakan untuk reaksi ini mengandung 1-3% Natrium,
reaksi berlangsung lebih cepat. Pelarut yang digunakan untuk sintesis
ini adalah benzena, sikloheksana, dan dietil eter.
 BuLi membentuk kompleks lemah dengan LiCl, sehingga reaksi BuCl
dengan Li menghasilkan endapan LiCl.
Sintesis
 Konsentrasi butyllithium dalam larutan komersil cenderung menurun
dari waktu ke waktu karena BuLi bereaksi dengan udara
 Sehingga dititrasi terlebih dahulu, dengan menambahkannya
pada senyawa asam lemah seperti alkohol. Karena butyllithium
merupakan basa yang kuat sehingga akan cepat bereaksi dengan
asam lemah untuk menghasilkan garam lithium dan butana.
 Indikator, seperti 1,10-fenantrolin atau 2,2-bipiridin, umumnya
digunakan untuk titik akhir titrasi.
Butil litum digunakan sebagai inisiator polimerisasi anionik
dalam pembuatan butadiena. Reaksi ini disebut
"carbolithiation“
C4H9Li + CH2=CH-CH=CH2 → C4H9-CH2-CH=CH-CH2Li
Isoprene juga dapat dipolimerisasi melalui jalur ini.
Produk lain yakni stiren-butadiena.
Aplikasi n-butil litium
Reaksi Reaksi
pada
n-butil litium
Metalasi Transmetalasi
Dekomposisi
termal
Adisi Karbonil
Degradasi
THF
Pertukaran
Halogen-
litium
Metalasi
 Salah satu sifat kimia yang paling berguna dari n-Buli adalah kemampuannya untuk
deprotonasi berbagai asam Brønsted lemah. t-Butyllithium dan s-butyllithium yang lebih
bersifat basa. n-Buli dapat mendeprotonasi (yaitu, metalate) banyak jenis ikatan CH,
terutama di mana basa konjugat distabilkan oleh delokalisasi elektron atau satu atau
lebih konjugat basanya heteroatom (atom non karbon).
 Contohnya termasuk acetylenes (H-CC-R), metil sulfida (H-CH2SR), tioasetal (H-CH (SR) 2,
misalnya dithiane), methylphosphines (H-CH2PR2), furan, thiophenes dan ferrocene (Fe
(H- C5H4) (C5H5)). [4] Selain ini, juga dapat mendeprotonasi semua senyawa yang lebih
asam seperti alkohol, amines, senyawa karbonil enolizable, dan setiap senyawa asam
terang-terangan, untuk menghasilkan alkoksida, amida, enolates dan -ates lainnya
lithium, masing-masing. Stabilitas dan volatilitas dari butana yang dihasilkan dari reaksi
deprotonasi tersebut sesuai/efektif, tetapi juga bisa menjadi masalah bagi reaksi skala
besar karena volume gas yang mudah terbakar yang dihasilkan.
Metalasi
 LiC4H9 + R-H → C4H10 + R-Li
 Kebasaan kinetik n-Buli dipengaruhi oleh pelarut atau cosolvent. Ligan
yang membentuk kompleks Li + seperti tetrahidrofuran (THF),
tetramethylethylenediamine (TMEDA), Heksametilfosforamida (HMPA),
dan 1,4-Diazabicyclo [2.2.2] oktan (DABCO) lebih mempolarisasi ikatan Li-
C dan mempercepat proses metalation tersebut. Beberapa zat
tambahan atau Aditif juga dapat membantu dalam isolasi produk
termetalasi litium, contoh terkenal adalah dilithioferrocene.
 Fe(C5H5)2 + 2 LiC4H9 + 2 TMEDA → 2 C4H10 + Fe(C5H4Li)2(TMEDA)2
Metalasi
 Basa Schlosser merupakan superbasa yang diproduksi dengan mereaksikan
butyllithium dengan kalium tert-butoksida. Hal ini secara kinetik lebih reaktif
daripada butyllithium dan sering digunakan untuk mencapai
metalationsyang lebih kompleks dan sulit. Anion butoksida membentuk
Kompleks lithium dan efektif menghasilkan butylpotassium, yang lebih
reaktif daripada reagen lithium .
Contoh dari penggunaan n-butyllithium sebagai basa adalah
penambahan amina ke metil karbonat untuk membentuk karbamat metil,
di mana n-butyllithium berfungsi untuk deprotonasi amina:
 n-BuLi + R2NH + (MeO)2CO → R2N-CO2Me + LiOMe + BuH
Pertukaran Halogen-Litium
 Butillitium bereaksi dengan beberapa senyawa organik bromida
dan iodida pada reaksi pertukaran membentuk derivat
organolitium. Reaksi serupa tidak terjadi pada klorida dan flourida
 C4H9Li + RX → C4H9X + RLi (X = Br, I)
 Reaksi ini berguna untuk sintesis senyawa Rli seperti reagen aril litium
dan vinil litium
Transmetalasi
 Yakni dimana dua senyawa organologam menukarkan logamnya.
Seperti Li dan Sn :
 C4H9Li + Me3SnAr → C4H9SnMe3 + LiAr dimana Ar adalah aril dan Me
adalah metil
 Pertukaran timah-litium memiliki peranan pada sintesis reagen
organolitium lain, seperti produk senyawa tin (C4H9SnMe3) adalah
kurang reaktif dibandingkan hasil reaksi pertukaran halogen-litium.
 Logam lain yang mengalami reaksi ini adalah merkuri, selenium
dan telurium
Adisi Karbonil
 Reagen n-BuLi digunakan
dalam sintesis aldehid dan
keton. Salah satunya dengan
substitusi amida :
 R1Li + R2CONMe2 → LiNMe2 +
R2C(O)R1
Degradasi THF
 THF dapat mengalami deprotonasi, khususnya jika adanya TMEDA,
dengan kehilangan satu dari 4 proton yang terikat pada oksigen.
 Proses ini akan menghabiskan butillitium menghasilkan butana.
 Reaksi BuLi dalam THF biasanya dilakukan pada temperaatur
rendah –78 °C, as is conveniently produced by a freezing bath of dry
ice/acetone.
 Higher temperatures (−25 °C or even −15 °C) are also used.
Dekomposisi Termal
 Jika dipanaskan, n-BuLi,
mengalami eliminasi β-hydride
elimination menghasilkan1-
butena dan LiH :
 C4H9Li → LiH + CH3CH2CH=CH2
PEMBUATAN n–BUTILLITIUM
MENGGUNAKAN LOGAM LITIUM
DAN n–BUTILBROMIDA DALAM
PELARUT DIETILETER
Saur Lumban Raja, USU 2004.
Jurnal n-butil litium
Metode
Pembuatan n-butilbromid
Pembuatan n-butillitium
Pembuatan n-butilbromid
Labu Schlenk
•Berisi n-
butanol
(11 mL;
0,120 mol)
dan fosfor
merah
(1,24g;
0,011 mol)
Penambahan
•sedikit air
brom
(3,3 ml;
0,066 mol)
sambil
diaduk.
Refluks dan
destilasi
•Destilat
dicuci
dengan air,
dengan
HCl pekat,
Na2CO3 10
%, air.
Pengeringan
•dikeringkan
dengan
MgSO4
anhidrat
•didestilasi
pada suhu
1030C.
Pembuatan n-butil litium
Logam Litium
• logam litium
(0,2 g; 36
mmol) dibuat
pengadukan
kering dan
didinginkan
dengan CO2
padat dalam
aseton
Labu Sclenk
• diteteskan
larutan n–
butilbromida
(1 ml dalam
50 ml dietil
eter)
• Campuran
diaduk
selama 3 jam
Analisis
Volumetri
• konsentrasi
larutan ini
secara
analisis
volumetri.
Hasil
 Pada pembuatan n-butil bromida
dihasilkan 3 ml (0,027 mol) butil
bromida berupa larutan jernih
dengan titik didih 1030C.
 Reaksi pembentukan n–butil bromida
adalah :
 12C4H9OH + P4 + 6 Br2 4H3PO4 
12C4H9Br
 Pada sinttesis n-butil litium diperoleh
kadar n–butillitium sebesar 0,53 mol
(setiap 1 ml mengandung 0,53 mmol
n–butillitium).
 Reaksi pembentukannya adalah :
 C4H9Br + 2Li  C4H9Li + LiBr

More Related Content

DOCX
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
PDF
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
PDF
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
DOCX
Laporan praktikum - isoterm freundlich
PPTX
PENETAPAN KADAR GULA
DOC
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
DOCX
Laporan lipid
PPTX
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
Laporan praktikum - isoterm freundlich
PENETAPAN KADAR GULA
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan lipid
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimia

What's hot (20)

PDF
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
PPTX
asam anhidrida
DOCX
Senyawa metabolit sekunder
DOCX
Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
PDF
Laporan biokimia hidrolisis protein
PDF
Herawati laporan praktikum titrasi
DOCX
laporan praktikum pembuatan Propilena
PDF
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
PPT
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
DOC
Titik lebur
DOCX
Laporan analisis gravimetri
PPTX
PPTX
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
PDF
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
DOCX
laporan praktikum analisis gravimetri
DOCX
Laporan Praktikum Asidimetri
PDF
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
DOCX
Laporan kinetika reaksi
PPTX
viskositas
DOCX
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
asam anhidrida
Senyawa metabolit sekunder
Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Laporan biokimia hidrolisis protein
Herawati laporan praktikum titrasi
laporan praktikum pembuatan Propilena
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Titik lebur
Laporan analisis gravimetri
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
laporan praktikum analisis gravimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
Laporan kinetika reaksi
viskositas
laporan praktikum uji anion dan kation
Ad

More from Hasib Habibie (8)

PPTX
Atheism!
PPTX
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
PPTX
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
PPTX
Teknik RP-HPLC untuk Analisis Protein
PPTX
Logam Cu(II) dengan Ligan 2-feniletilamin
PPTX
Degradasi Plastik oleh bakteri
PPTX
Sosialisasi Kimia UNUD
PPTX
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Atheism!
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Teknik RP-HPLC untuk Analisis Protein
Logam Cu(II) dengan Ligan 2-feniletilamin
Degradasi Plastik oleh bakteri
Sosialisasi Kimia UNUD
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Ad

Recently uploaded (20)

PPTX
RESUME ppppppppppppp P.1 (BIOKIMIA).pptx
PDF
Alterasi Hidrotermal Jdhiwnabakkanshskalalsbsjd
PDF
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC) KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGG...
PPTX
materi tentang Presentasi_Resistor.pptx
PPTX
Menjelajahi-Keberagaman-Tipe-Ekosistem-di-Bumi.pptx_20250717_130635_0000.pptx
PPTX
URGENSI TAHSIN TILAWAH ALQURAN - Copy.pptx
PPTX
PPT BAB 1 PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI.pptx
PPT
PPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.ppt
PPTX
VERIFIKASI METODE UJI TOTAL FOSFAT SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBLE
PPTX
URGENSI TAHSIN TILAWAH ALQURAN - Copy.pptx
PPTX
tugas_geokimia_gunung_6999 gunung aa.pptx
PPT
PPT Sumber Daya Alam dan Energi Alternatif.ppt
PDF
PPT KELAS FASE E 10 Konsep DASAR Geografi.pdf
DOCX
Program semester 1 Fase D7 - IPA(1).docx
PPTX
kelompok 3 _XII4_20240909_100024_0000.pptx
PPTX
micro teaching tema manajemen konflik.pptx
PPTX
MATA KULIAH penetasan-INSEMINASI PADA ITIK-DR ZULKARNAIN-2022.pptx
PDF
00. Introduction to Oil and Gas Field Rev 02 2024.pdf
PDF
Detektor Radiasi adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendeteksi, mel...
PPTX
ILMU TANAMAN PAKAN PERTEMUAN KE V PETERNAKAN
RESUME ppppppppppppp P.1 (BIOKIMIA).pptx
Alterasi Hidrotermal Jdhiwnabakkanshskalalsbsjd
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC) KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGG...
materi tentang Presentasi_Resistor.pptx
Menjelajahi-Keberagaman-Tipe-Ekosistem-di-Bumi.pptx_20250717_130635_0000.pptx
URGENSI TAHSIN TILAWAH ALQURAN - Copy.pptx
PPT BAB 1 PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI.pptx
PPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.ppt
VERIFIKASI METODE UJI TOTAL FOSFAT SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBLE
URGENSI TAHSIN TILAWAH ALQURAN - Copy.pptx
tugas_geokimia_gunung_6999 gunung aa.pptx
PPT Sumber Daya Alam dan Energi Alternatif.ppt
PPT KELAS FASE E 10 Konsep DASAR Geografi.pdf
Program semester 1 Fase D7 - IPA(1).docx
kelompok 3 _XII4_20240909_100024_0000.pptx
micro teaching tema manajemen konflik.pptx
MATA KULIAH penetasan-INSEMINASI PADA ITIK-DR ZULKARNAIN-2022.pptx
00. Introduction to Oil and Gas Field Rev 02 2024.pdf
Detektor Radiasi adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendeteksi, mel...
ILMU TANAMAN PAKAN PERTEMUAN KE V PETERNAKAN

N butillitium

  • 2. n-butil litium n-Butyllithium (n-BuLi) merupakan suatu reagen organologam Biasa digunakan sebagai inisiator dalam produksi elastomer seperti polibutadiena atau stiren-butadiena-stiren (SBS) Juga dimanfaatkan sebagai basa kuat (superbase) dalam sintesis organik pada skala industri maupun laboratorium
  • 3. n-butil litium Butyllithium secara komersil tersedia dalam bentuk larutan (15%, 25%, 2 M, 2.5 M, 10 M, etc.) dalam alkana seperti pentana, heksana dan heptana. Dalam Larutan dietil eter dan THF kurang stabil Penggunaan n-butillitium dan senyawa organolitium lain di dunia diperkirakan mencapai 1800 ton
  • 4. n-butil litium Senyawa ini merupakan larutan tidak berwarna namun dalam larutan alkana biasanya berupa kuning pucat
  • 5. Struktur n-butil litium  n-BuLi dalam keadaan kluster berada dalam bentuk padat maupun larutan.  Kecenderungan teragregasi merupakan sifat umum organologam litium. Agregasi ini terjadi dengan delokalisasi ikatan kovalen antara litium dan karbon terminal dari rantai butil  Pada n-BuLi, Klusternya tetrameris (dalam ether) atau hexamerik (dalam sikloheksana).  Karena perbedaan elektronegativitas yang besar antara Karbon(2.55) dan litium (0.98), Ikatan C-Li sangatlah polar
  • 6. Teragregrasi dalam pelarut berbeda . . . Pelarut Struktur n-butyllithium Pentana hexamer n-butyllithium Eter tetramer n-butyllithium THF tetramer-dimer sec-butyllithium pentana hexamer-tetramer
  • 9. Sintesis  Sintesis n-BuLi merupakan reaksi 1-bromobutana atau 1-klorobutana dengan logam Li  2 Li + C4H9X → C4H9Li + LiX , where X = Cl, Br  Jika lithium digunakan untuk reaksi ini mengandung 1-3% Natrium, reaksi berlangsung lebih cepat. Pelarut yang digunakan untuk sintesis ini adalah benzena, sikloheksana, dan dietil eter.  BuLi membentuk kompleks lemah dengan LiCl, sehingga reaksi BuCl dengan Li menghasilkan endapan LiCl.
  • 10. Sintesis  Konsentrasi butyllithium dalam larutan komersil cenderung menurun dari waktu ke waktu karena BuLi bereaksi dengan udara  Sehingga dititrasi terlebih dahulu, dengan menambahkannya pada senyawa asam lemah seperti alkohol. Karena butyllithium merupakan basa yang kuat sehingga akan cepat bereaksi dengan asam lemah untuk menghasilkan garam lithium dan butana.  Indikator, seperti 1,10-fenantrolin atau 2,2-bipiridin, umumnya digunakan untuk titik akhir titrasi.
  • 11. Butil litum digunakan sebagai inisiator polimerisasi anionik dalam pembuatan butadiena. Reaksi ini disebut "carbolithiation“ C4H9Li + CH2=CH-CH=CH2 → C4H9-CH2-CH=CH-CH2Li Isoprene juga dapat dipolimerisasi melalui jalur ini. Produk lain yakni stiren-butadiena. Aplikasi n-butil litium
  • 12. Reaksi Reaksi pada n-butil litium Metalasi Transmetalasi Dekomposisi termal Adisi Karbonil Degradasi THF Pertukaran Halogen- litium
  • 13. Metalasi  Salah satu sifat kimia yang paling berguna dari n-Buli adalah kemampuannya untuk deprotonasi berbagai asam Brønsted lemah. t-Butyllithium dan s-butyllithium yang lebih bersifat basa. n-Buli dapat mendeprotonasi (yaitu, metalate) banyak jenis ikatan CH, terutama di mana basa konjugat distabilkan oleh delokalisasi elektron atau satu atau lebih konjugat basanya heteroatom (atom non karbon).  Contohnya termasuk acetylenes (H-CC-R), metil sulfida (H-CH2SR), tioasetal (H-CH (SR) 2, misalnya dithiane), methylphosphines (H-CH2PR2), furan, thiophenes dan ferrocene (Fe (H- C5H4) (C5H5)). [4] Selain ini, juga dapat mendeprotonasi semua senyawa yang lebih asam seperti alkohol, amines, senyawa karbonil enolizable, dan setiap senyawa asam terang-terangan, untuk menghasilkan alkoksida, amida, enolates dan -ates lainnya lithium, masing-masing. Stabilitas dan volatilitas dari butana yang dihasilkan dari reaksi deprotonasi tersebut sesuai/efektif, tetapi juga bisa menjadi masalah bagi reaksi skala besar karena volume gas yang mudah terbakar yang dihasilkan.
  • 14. Metalasi  LiC4H9 + R-H → C4H10 + R-Li  Kebasaan kinetik n-Buli dipengaruhi oleh pelarut atau cosolvent. Ligan yang membentuk kompleks Li + seperti tetrahidrofuran (THF), tetramethylethylenediamine (TMEDA), Heksametilfosforamida (HMPA), dan 1,4-Diazabicyclo [2.2.2] oktan (DABCO) lebih mempolarisasi ikatan Li- C dan mempercepat proses metalation tersebut. Beberapa zat tambahan atau Aditif juga dapat membantu dalam isolasi produk termetalasi litium, contoh terkenal adalah dilithioferrocene.  Fe(C5H5)2 + 2 LiC4H9 + 2 TMEDA → 2 C4H10 + Fe(C5H4Li)2(TMEDA)2
  • 15. Metalasi  Basa Schlosser merupakan superbasa yang diproduksi dengan mereaksikan butyllithium dengan kalium tert-butoksida. Hal ini secara kinetik lebih reaktif daripada butyllithium dan sering digunakan untuk mencapai metalationsyang lebih kompleks dan sulit. Anion butoksida membentuk Kompleks lithium dan efektif menghasilkan butylpotassium, yang lebih reaktif daripada reagen lithium . Contoh dari penggunaan n-butyllithium sebagai basa adalah penambahan amina ke metil karbonat untuk membentuk karbamat metil, di mana n-butyllithium berfungsi untuk deprotonasi amina:  n-BuLi + R2NH + (MeO)2CO → R2N-CO2Me + LiOMe + BuH
  • 16. Pertukaran Halogen-Litium  Butillitium bereaksi dengan beberapa senyawa organik bromida dan iodida pada reaksi pertukaran membentuk derivat organolitium. Reaksi serupa tidak terjadi pada klorida dan flourida  C4H9Li + RX → C4H9X + RLi (X = Br, I)  Reaksi ini berguna untuk sintesis senyawa Rli seperti reagen aril litium dan vinil litium
  • 17. Transmetalasi  Yakni dimana dua senyawa organologam menukarkan logamnya. Seperti Li dan Sn :  C4H9Li + Me3SnAr → C4H9SnMe3 + LiAr dimana Ar adalah aril dan Me adalah metil  Pertukaran timah-litium memiliki peranan pada sintesis reagen organolitium lain, seperti produk senyawa tin (C4H9SnMe3) adalah kurang reaktif dibandingkan hasil reaksi pertukaran halogen-litium.  Logam lain yang mengalami reaksi ini adalah merkuri, selenium dan telurium
  • 18. Adisi Karbonil  Reagen n-BuLi digunakan dalam sintesis aldehid dan keton. Salah satunya dengan substitusi amida :  R1Li + R2CONMe2 → LiNMe2 + R2C(O)R1
  • 19. Degradasi THF  THF dapat mengalami deprotonasi, khususnya jika adanya TMEDA, dengan kehilangan satu dari 4 proton yang terikat pada oksigen.  Proses ini akan menghabiskan butillitium menghasilkan butana.  Reaksi BuLi dalam THF biasanya dilakukan pada temperaatur rendah –78 °C, as is conveniently produced by a freezing bath of dry ice/acetone.  Higher temperatures (−25 °C or even −15 °C) are also used.
  • 20. Dekomposisi Termal  Jika dipanaskan, n-BuLi, mengalami eliminasi β-hydride elimination menghasilkan1- butena dan LiH :  C4H9Li → LiH + CH3CH2CH=CH2
  • 21. PEMBUATAN n–BUTILLITIUM MENGGUNAKAN LOGAM LITIUM DAN n–BUTILBROMIDA DALAM PELARUT DIETILETER Saur Lumban Raja, USU 2004. Jurnal n-butil litium
  • 23. Pembuatan n-butilbromid Labu Schlenk •Berisi n- butanol (11 mL; 0,120 mol) dan fosfor merah (1,24g; 0,011 mol) Penambahan •sedikit air brom (3,3 ml; 0,066 mol) sambil diaduk. Refluks dan destilasi •Destilat dicuci dengan air, dengan HCl pekat, Na2CO3 10 %, air. Pengeringan •dikeringkan dengan MgSO4 anhidrat •didestilasi pada suhu 1030C.
  • 24. Pembuatan n-butil litium Logam Litium • logam litium (0,2 g; 36 mmol) dibuat pengadukan kering dan didinginkan dengan CO2 padat dalam aseton Labu Sclenk • diteteskan larutan n– butilbromida (1 ml dalam 50 ml dietil eter) • Campuran diaduk selama 3 jam Analisis Volumetri • konsentrasi larutan ini secara analisis volumetri.
  • 25. Hasil  Pada pembuatan n-butil bromida dihasilkan 3 ml (0,027 mol) butil bromida berupa larutan jernih dengan titik didih 1030C.  Reaksi pembentukan n–butil bromida adalah :  12C4H9OH + P4 + 6 Br2 4H3PO4  12C4H9Br  Pada sinttesis n-butil litium diperoleh kadar n–butillitium sebesar 0,53 mol (setiap 1 ml mengandung 0,53 mmol n–butillitium).  Reaksi pembentukannya adalah :  C4H9Br + 2Li  C4H9Li + LiBr