Nutrient Power
Memulihkan Kesehatan Mental dengan
Terapi Keseimbangan Biokimia
William J. Walsh, PhD
Nutrient Power: Heal Your Biochemistry and Heal Your Brain
Copyright©2012, 2014 by William J. Walsh, PhD
Published in 2012, 2014 by Skyhorse Publishing
Skyhorse Publishing, 307 West 36th
Street, 11th
Floor, New York, NY 10018
www.skyhorsepublishing.com
ISBN: 978-1-62636-128-7
eISBN: 978-1-62873-987-9
Nutrient Power: Memulihkan Kesehatan Mental dengan Terapi
Keseimbangan Biokimia
Alih Bahasa Indonesia: Lina Marogan
Editor: dr. Novi Arifiani, Annisa A. Tarub, Yully Purwono
Hak Cipta Terjemahan Indonesia
©2015 Penerbit PT. Jejak Benang Emas
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang
contact@nutrientpower.co.id
www.nutrientpower.co.id
ISBN: 978-602-73565-0-4
Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh
isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Terima kasih kepada Bapak Tarub, Ibu Mastuti Tarub, Satria Mahardhika
Purwono, Sari Novita, Wulan Meiliana Permatasari, Nela Realino, Infographics
Design Team, dan pihak-pihak lain yang namanya tidak dapat kami sebutkan
satu-persatu.
Buku ini saya persembahkan untuk ibu saya yang penuh
kasih sayang, Christina, yang telah lama menginspirasi
saya dengan kata-kata, “Jika kamu dapat membantu
kesembuhan seorang anak saja, semua kerja
kerasmu akan telah terbayar setimpal.”
Peringatan
Terapi-terapi nutrien yang dijelaskan di dalam buku ini membutuhkan pengawasan
dariahlimedisyangberpengalaman.Kelebihan(overload)ataukekurangan(defisiensi)
nutrien dapat secara kuat mempengaruhi cara kerja dan fungsi otak, dan penanganan
yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak berbahaya. Otak manusia adalah organ
yangsangatkompleks;untukmenghasilkandiagnosisketidakseimbangannutrienyang
akurat diperlukan pengujian darah dan urine serta pengkajian yang mendetail tentang
riwayat kesehatan, ciri dan karakteristik, serta gejala-gejala yang dialami individu yang
bersangkutan.Parapembacadilarangmencobamelakukanterapisendirihanyadengan
berdasarkan informasi dari buku ini.
Contoh-contoh kasus dalam buku ini memberikan gambaran pendekatan
penanganan terhadap ketidakseimbangan biokimia tertentu dan pengalaman
pasien yang benar-benar pernah kami tangani. Nama-nama serta beberapa informasi
tertentu lainnya telah diubah untuk menjamin kerahasiaan pasien. Contoh-contoh
kasus tersebut dicantumkan sebagai ilustrasi proses klinis, dan bukan sebagai bukti
efektivitas terapi.
Sebagai penutup, The American Heritage Dictionary of the English Language*
mendefinisikan gangguan mental sebagai, “beragam kondisi yang ditandai
dengan melemahnya fungsi kognitif, emosional atau perilaku normal seseorang,
dan disebabkan oleh faktor sosial, psikologis, biokimiawi, genetik, atau lainnya,
seperti infeksi atau trauma fisik pada kepala.” Penggunaan istilah gangguan mental
dalam buku ini hanyalah untuk memudahkan penyebutan, tanpa bermaksud
menghilangkan rasa hormat terhadap nilai dan esensi orang-orang yang mengalami
jenis-jenistantanganmentalsepertiyangdiungkapkandalambukuini.Tujuanutama
penerbitan edisi ini adalah untuk memberikan informasi guna membantu proses
pemulihan kesehatan, fungsi tubuh dan mental, serta peningkatan kebahagiaan
dengan cara yang seaman mungkin.
*The American Heritage Dictionary of the English Language, Edisi Keempat, hak
cipta ©2000 oleh Houghton Mifflin Company. Diperbarui pada 2009. Diterbitkan
oleh Houghton Mifflin Company. Hak cipta dilindungi.
Ucapan Terima Kasih
IsaacNewtonpernahberkatabahwakemajuanilmiahdicapaidengancara“berdiri
di atas bahu para pahlawan besar.” Maksud ungkapan ini adalah menggunakan
pemahaman yang telah diperoleh para pemikir besar di bidang yang terkait untuk
mencapai kemajuan yang lebih jauh. Tokoh-tokoh kepahlawanan di bidang gizi
meliputiRogerWilliams,yangtelahmenetapkankonsepkeunikanbiokimia;Abram
Hoffer, yang merupakan orang pertama yang mendemonstrasikan bahwa terapi
nutrien dapat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan mental; dan Carl Pfeiffer,
yang telah mengembangkan sistem klasifikasi kimiawi untuk penyakit skizofrenia
yang sangat berarti dan bermanfaat. Di masa muda saya, saya telah mendapatkan
kehormatanuntukdapatmengenalindividu-individuyangsangatmembaktikandiri
pada bidangnya ini, dan saya terinspirasi oleh pencapaian-pencapaian besar mereka.
Pendidikan saya di bidang kesehatan mental dimulai sejak menjadi sukarelawan
yang bekerja dengan para mantan narapidana yang telah dibebaskan dari penjara
Illinois. Saya terkejut ketika mengetahui bahwa banyak pelaku kriminal sebelumnya
diasuh dalam lingkungan keluarga yang baik bersama dengan saudara-saudara
kandung mereka yang kemudian menjadi warganegara produktif yang taat hukum.
Beberapa ibu berkata bahwa keturunan mereka, yang kemudian terlibat dalam
perbuatan kriminal, terlihat jelas berbeda sejak lahir dan menunjukkan perilaku
yang sangat buruk saat usia dua tahun. Hal ini kemudian menginspirasi saya
untuk melakukan serangkaian percobaan di Argonne National Laboratory. Di
laboratorium ini saya mencari kelainan-kelainan dalam struktur biokimia tubuh
orang-orangdenganperilakukerasdanbengis.SayasangatberterimakasihkepadaLes
Burris, Ed Croke, dan Walter Massey; para penyelia yang mendorong terlaksananya
proyek ini dan mengijinkan penggunaan fasilitas laboratorium kelas dunia. Belasan
ilmuwan dan insinyur dari Argonne dengan murah hati menyumbangkan waktu
dan keahlian mereka secara suka rela pada uji coba-uji coba awal saya. Keberhasilan
penelitian kami menuntun pada berdirinya sebuah institusi penelitian kesehatan,
Health Research Institute, pada tahun 1982 dan dibukanya fasilitas perawatan
nirlaba, Pfeiffer Treatment Center, pada tahun 1989. Jan Olah, Mike Donohue,
dan Dr. Bob Thomas memberikan kontribusi yang tidak ternilai harganya pada
permulaan ‘petualangan’ klinis tersebut. Saya akan selamanya merasa berterimakasih
atas dedikasi yang sangat besar dari para dokter, perawat, dan staf pendukung dalam
membantu para pasien dengan gangguan tingkah laku, autisme, atau penyakit
mental. Sangat membahagiakan bagi saya dapat bekerjasama dengan rekan-rekan
yang lebih mengutamakan kesejahteraan pasien dibandingkan menghasilkan uang.
Penghargaan yang sebesar-besarnya saya berikan atas upaya yang dilakukan dengan
suka rela oleh Ed Tazman dan anggota dewan lainnya selama bertahun-tahun ini
dan kepada para donatur yang telah memberikan dukungan finansial. Everett “Red”
Hodges telah menyumbangkan pendanaan penelitian yang begitu besar selama
periode tahun 1980-an. Bruce Jeanes, Judy Nicol, dan John Skelton telah bekerja
tanpa mengenal lelah dalam mengembangkan program pelatihan dokter umum
kami bersama dengan Marion Redstone dan putrinya yang sangat gigih, Marnie
Lo. Ted DeZurik, Ron Elliot, dan Jim Baird menyumbangkan kepiawaian bisnis
yang telah menjamin kestabilan finansial pada proyek amal kami ini. Sue Hanegraaf
merupakan Pimpinan Proyek Khusus yang tidak tergantikan. Dr. Woody McGinnis
telah mengembangkan kolaborasi-kolaborasi penelitian autisme dengan sangat
dinamis. Jeff Tarpey dan Aditi Gulabani memberikan kontribusi-kontribusi penting
untuk program penelitian kami. Sebagian besar ilmu yang telah saya pelajari tentang
otak berasal dari Dr. Robert deVito, seorang psikiater dan kawan yang telah dengan
sabar menjadi guru dan penasihat saya selama 12 tahun terakhir.
Dukungan finansial untuk buku ini diberikan oleh Hilton Family Foundation
yang berpusat di Panama City, Florida. Mereka telah begitu suportif dan sabar
kepada saya, karena proyek tulisan yang seharusnya diselesaikan dalam waktu 10
bulan ini ternyata terulur hingga 24 bulan.
Pada suatu pagi di tahun 1986, saat sarapan, istri saya Barbara bertanya,
“Mengapa kamu tidak berhenti saja dari pekerjaanmu di Argonne hari ini juga dan
mengerjakan apa yang benar-benar ingin kamu kerjakan?” Kerelaannya menerima
risiko finansial pada saat itu sembari mengasuh lima orang anak telah memudahkan
saya untuk dapat mencurahkan seluruh hidup saya untuk meneliti penyakit mental
dan mengembangkan terapi-terapi medis baru. Tanpa dukungan dan dorongan
terus-menerus darinya, upaya saya dan buku ini tidak akan pernah dapat terlaksana.
Ucapan terima kasih juga saya berikan kepada editor saya, Teri Arranga, yang
begitu handal menuangkan pengalaman dan pemikiran saya ke dalam bentuk
penulisan yang terbaik untuk menyajikan visi saya dalam membantu masyarakat
banyak. Terima kasih untuk Marlon Irizarry dan Tim Rohlwing yang mendesain
grafik dan ilustrasinya, dan Fiona Mayne yang dengan ahli menyusun format
manuskrip saya ke dalam bentuk buku.
Pada akhirnya, saya ingin mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih saya
kepada 30.000 pasien yang telah bekerja bersama saya selama 38 tahun terakhir
ini. Pemahaman yang sebenar-benarnya terhadap sebuah gangguan mental tidak
dapat diperoleh dari uji coba laboratorium atau literatur ilmiah saja. Saya telah
mendapatkan banyak pelajaran dan inspirasi ketika berhadapan langsung dengan
pasien yang tak terhitung jumlahnya, dan berjuang bersama melawan penyakit
mental dengan penuh keberanian meskipun mengalami tantangan dan kesulitan
karena penyakit tersebut. Mereka telah menjadi guru saya yang terbesar dan terbaik.
Daftar Isi
Kata Pengantar
Bab 1. Keunikan Biokimiawi dan Kesehatan Mental
Bab 2. Dasar- Dasar Struktur Kimiawi Otak
Bab 3. Peran Nutrien yang Menentukan bagi Kesehatan Mental
Bab 4. Epigenetik dan Kesehatan Mental
Bab 5. Skizofrenia
Bab 6. Depresi
Bab 7. Autisme
Bab 8. Gangguan-gangguan Perilaku dan ADHD
Bab 9. Penyakit Alzheimer
Bab 10. Proses Klinis
Daftar Pustaka
Glosarium
Apendiks A. Metilasi
Apendiks B. Stres Oksidatif
Apendiks C. Metallothionein
Apendiks D. Sumber-sumber Pengobatan di Seluruh Dunia
i
1
9
17
43
59
87
113
143
167
181
199
213
235
241
243
249
i
Kata Pengantar
Bukuinimenyajikansebuahsistempenanganandanpengobatanyanglebihalami,
berbasis ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini, yang dapat membantu jutaan
orang yang telah didiagnosis dengan gangguan mental. Pemahaman yang mendasari
pendekatan ini adalah bahwa sebagian besar manusia memiliki ketidakseimbangan
nutrien yang berasal dari faktor genetik dan lingkungan. Ketidakseimbangan
ini dapat menyebabkan kerusakan dalam berbagai cara dan bentuk. Hubungan
keduanya secara singkat adalah sebagai berikut:
Neurotransmiter-neurotransmiter kunci, seperti serotonin, dopamin,
dan lain-lain (neurotransmiter adalah pengantar pesan kimiawi yang
memudahkan sel-sel otak saling berkomunikasi) diproduksi secara terus-
menerus di dalam otak dari bahan baku berupa nutrien, yang kemungkinan
berada pada konsentrasi/kepekatan yang tidak tepat.
Ketidakseimbangan-ketidakseimbangan kadar nutrien dapat mengubah
proses ekspresi gen protein-protein yang mengatur aktivitas neurotransmiter
yang berlangsung di sinaps.
Defisiensi nutrien-nutrien antioksidan dapat melumpuhkan perlindungan
otak terhadap logam-logam berat yang merupakan racun bagi tubuh.
Para ilmuwan saraf telah mengidentifikasi nutrien apa saja yang diperlukan
dalam pembentukan neurotransmiter, pengaturan kerja gen, dan perlindungan
antioksidan; dan tes darah dan urine khusus dapat mengidentifikasi
ketidakseimbangan-ketidakseimbangan dalam nutrien-nutrien tersebut. Terapi
biokimia yang menggunakan senyawa-senyawa kimia yang bersifat alami bagi tubuh
dapat memperbaiki dan menyesuaikan kadar nutrien-nutrien kunci ini di dalam
otak sehingga memiliki dampak yang kuat pada kesehatan mental.
Bidang psikiatri telah menghasilkan kemajuan-kemajuan hebat selama kurun
waktu 50 tahun ini, tetapi membutuhkan haluan yang baru. Penanganan penyakit
mental dengan menitikberatkan pada obat-obatan psikiatrik dengan resep dokter,
seperti yang dilakukan saat ini, tidak akan dapat bertahan lama. Obat-obatan
ini telah membantu berjuta-juta orang yang didiagnosis dengan depresi dan
gangguan-gangguan mental lainnya, namun biasanya tidak dapat memulihkan
secara keseluruhan dan melibatkan efek samping yang kurang baik. Terapi dengan
obat-obatan seharusnya bukanlah sekedar menerapkan obat terhadap penyakit
tetapi bagaimana membuat obat tersebut bermanfaat secara kualitatif. Penggunaan
obat-obatan saat ini cenderung kepada pelibatan proses “coba dan ralat” (trial and
ii
error) dalam jumlah yang cukup besar. Selain itu, terdapat sebuah keterbatasan yang
mendasar,yaituobat-obatanpsikiatrikmerupakanmolekul-molekulasingyanglebih
dapat memicu timbulnya ketidaknormalan (abnormalitas) daripada menciptakan
suatu kondisi normal. Obat-obatan psikiatrik tidak mungkin akan sepenuhnya
efektif tanpa terkecuali atau bebas dari efek samping yang merugikan. Oleh karena
itu diperlukan sebuah pendekatan baru. Kemajuan dalam ilmu pengetahuan yang
mempelajari otak manusia baru-baru ini telah mengidentifikasi struktur biologi
molekuler dari beragam gangguan mental, dan penelitian ini memberikan pedoman
untuk mengembangkan metode-metode terapi tanpa obat-obatan yang efektif.
Obat-obatan psikiatrik telah “melayani” masyarakat dalam kurun waktu 50 tahun
ini, tetapi kebutuhan akan terapi dengan obat-obatan akan memudar perlahan-
lahan seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
1
BAB 1
KEUNIKAN BIOKIMIAWI
DAN KESEHATAN MENTAL
Pengantar
Sejarah mengajarkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan seringkali terhalang
bukan oleh ketidaktahuan, melainkan oleh kepercayaan yang keliru pada suatu
fakta yang tersebar luas. Misalnya dalam perkembangan bidang astronomi yang
tertunda berabad-abad lamanya karena terdapat asumsi bahwa bumi merupakan
pusat alam semesta.1
Teori yang dikemukakan oleh Johann Becher tentang
pembakaran yang dikenal sebagai teori phlogiston2
(lihat Glosarium) diterima
oleh para ahli kimia selama hampir satu abad hingga Robert Boyle membuktikan
bahwa teori tersebut salah.3
Teori yang dikemukakan JJ Thomson tentang atom
yang dikenal sebagai teori puding plum4
menghalangi perkembangan pemahaman
proses-proses nuklir pada awal tahun 1900-an. Teori puding plum ini menyatakan
bahwa muatan positif dan negatif atom tersebar dengan rata di dalam atom dan
secara umum atom bersifat netral, sementara berdasarkan serangkaian penelitian
yang dilakukan kemudian, struktur atom bukanlah demikian.
Bidang psikiatri tidak dapat terbebas dari “penyakit” yang menghalangi
kemajuan ini. Teori tabula rasa yang dikemukakan dan diperjuangkan oleh ahli
filsafat Inggris John Locke pada abad ke-17,5
tetap bertahan menjadi anutan utama
dalam ilmu psikiatri selama 300 tahun meskipun teori tersebut menyesatkan.
Locke mengembangkan kembali teori yang awal mulanya diperkenalkan oleh
Aristoteles6
tersebut, bahwa setiap bayi yang baru lahir dapat diibaratkan sebagai
sehelaikertaskosongyangkemudian“ditulisi”dengankepribadian,watak,sifatdan
ciri kejiwaan lainnya yang dialaminya selama hidup. Prinsip “sehelai kertas kosong”
ini dikembangkan lebih lanjut oleh Freud,7
Adler,8
dan tokoh-tokoh lainnya, yang
menghubungkan depresi, skizofrenia, dan gangguan-gangguan mental lainnya
dengan kejadian-kejadian yang menimbulkan trauma, terutama yang dialami
semasa kecil. Keyakinan pada kebenaran teori ini menuntun pada konsep terapi
psikodinamik yang sangat terkenal dan mencapai puncak popularitasnya pada
abad ke-20. Pada tahun 1960, cara menangani penyakit mental yang paling
sering dilakukan adalah bertatap muka dengan psikiater untuk menggali dan
2
menyelidiki pengalaman hidup yang negatif maupun positif. Protokol ini menjadi
metode utama yang dilakukan dalam bidang psikiatri selama lebih dari 60 tahun
dan jutaan pasien telah merasakan manfaat metode tersebut. Namun demikian,
pendekatan ini membutuhkan waktu dan biaya yang besar, sedangkan kemajuan
yang diperoleh pasien seringkali tidak sepenuhnya (hanya sebagian) atau bahkan
tidak ada samasekali.
Pada tahun 1970-an, teori tabula rasa secara fundamental terbukti tidak tepat.
Terdapat bukti yang jelas bahwa bayi terlahir bukanlah seperti kertas kosong
melainkanjustrudengankarakteristik-karakteristikbiologistertentu(predisposisi)
yang kuat dan mempengaruhi kepribadian dan perilakunya. Pemahaman ini telah
menuntun pada sebuah perubahan mendasar dalam bidang kesehatan mental
dengan berkembangnya fokus baru yaitu pada struktur biokimiawi otak.
Revolusi Biokimia
Penelitian dalam bidang psikiatri dari tahun 1950 hingga 1970 mencakup
beberapa pengkajian ilmiah yang menguji dampak pengalaman hidup pada
depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, dan penyakit-penyakit mental lainnya.
Penelitian tersebut membenarkan bahwa riwayat trauma baik secara mental atau
fisik, kemiskinan, dan kondisi kehidupan yang sangat kekurangan meningkatkan
kemungkinan terjadinya gangguan-gangguan mental ini. Tetapi penelitian
tersebut juga menunjukkan hasil lain yang mengejutkan, yaitu bahwa faktor
terbesar yang dapat memicu terjadinya penyakit mental pada seseorang bukanlah
pengalaman hidup orang tersebut, melainkan riwayat kondisi penyakit yang sama
dalam keluarga. Hasil yang paling menentukan diperoleh melalui penelitian pada
anak adopsi dan anak kembar9-11
yang membenarkan adanya karakteristik atau
kecenderungan-kecenderungan yang kuat yang tidak dapat dibuktikan oleh teori
tabula rasa. Pada pertengahan tahun 1970-an, sebagian besar ilmuwan dan ahli
dalam bidang kedokteran telah sepakat bahwa penyebab dominan sebagian besar
penyakit mental bersumber dari dua faktor. Yang pertama adalah faktor genetik,
dan yang kedua adalah faktor lingkungan, dimana keduanya menyebabkan adanya
ketidakseimbangan kimiawi dalam tubuh yang dapat mengubah cara kerja dan
fungsi otak. Dalam waktu beberapa tahun sesudahnya, para peneliti di bidang
psikiatri mengubah fokus mereka, yang semula menelaah pengalaman hidup
pasien menjadi mempelajari neurotransmiter, reseptor, dan komponen biologi
molekuler otak pasien.
Tak lama setelahnya jelaslah terlihat bahwa struktur kimia otak sangat
kompleks dan untuk dapat memahami neurobiologi penyakit mental dengan baik
dibutuhkan penelitian selama berpuluh-puluh tahun. Dengan dijumpainya jutaan
Nutrient Power
3
pasien penyakit mental yang membutuhkan penanganan segera, profesi psikiatri
berpaling pada satu-satunya metode yang diketahui dapat mengubah struktur
kimiawi otak, yaitu obat-obatan psikiatrik.12
Awalnya terdapat banyak orang
dengan penyakit mental serius yang merasakan manfaat dari obat-obatan ini.
Namun sayangnya, perkembangan yang dialami pasien bersifat tidak menyeluruh
(parsial) dan timbul efek samping yang serius. Obat-obatan yang paling awal
digunakan di antaranya Prolixin, Mellaril, Haldol, dan Thorazine. Obat-obatan
ini sering mengakibatkan perasaan mengantuk berlebihan hingga tak sadarkan
diri, gangguan berpikir, perubahan kepribadian, kenaikan berat badan, kehilangan
libido, dan gejala-gejala buruk lainnya. Dalam kurun waktu 30 tahun ini, terdapat
banyak obat-obatan yang lebih baik yang telah dikembangkan, termasuk di
dalamnya antidepresan jenis penghambat penyerapan kembali serotonin selektif
atau SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) dan antipsikotik atipikal.
Meskipun demikian, hingga kini terus terdapat laporan tentang berbagai efek
samping serius yang ditimbulkan oleh setiap obat-obatan baru ini, dan kecil
harapannya bahwa obat-obatan psikiatrik di masa mendatang akan dapat benar-
benar terbebas dari permasalahan ini.
Penanganan yang lebih mutakhir pada tahun-tahun mendatang sangatlah
mungkin akan menggunakan senyawa-senyawa kimia alami tubuh atau otak
yang dapat memulihkan pasien pada kondisi normal dibandingkan senyawa-
senyawa asing dari obat-obatan yang dapat memicu kondisi tidak normal lainnya.
Percepatan dalam pengetahuan ilmiah tentang neurotransmiter, reseptor, dan
struktur biologi molekular otak sangat membantu tercapainya tujuan ini. Pada
akhirnya dunia akan merasakan manfaat nyata konsep Pfeiffer, yang menyatakan,
“Untuk setiap senyawa kimiawi yang berkhasiat bagi pasien, terdapat senyawa-
senyawa alami yang dapat memberikan manfaat yang sama.”
Berkembangnya Neurotransmiter
Otak manusia adalah sebuah organ yang luar biasa kompleks.13-14
Orang dewasa
pada umumnya memiliki kurang-lebih 100 miliar sel otak, dengan rata-rata 1.000
koneksi sinaptik per sel. Setiap gagasan (pikiran), aksi, dan emosi melibatkan
komunikasi antar sel-sel otak yang dipicu oleh senyawa kimia khusus yang disebut
neurotransmiter. Saat ini secara umum telah dikenal bahwa sebagian besar
gangguan mental berkaitan dengan ketidakseimbangan atau perubahan pada
fungsi dan cara kerja dari neurotransmiter.
Pada tahun 1970-an, sebagian besar penelitian berfokus pada sejumlah
kecil neurotransmiter yang dianggap dominan dalam proses berpikir. Aktivitas
serotonin yang rendah dikaitkan dengan depresi klinis, norepinefrin yang sangat
Bab 1 : Keunikan Biokimiawi dan Kesehatan Mental
4
tinggi dikaitkan dengan kecemasan, dan dopamin yang sangat tinggi dikaitkan
dengan skizofrenia. Senyawa-senyawa kimia dalam otak yang diteliti secara
mendalam lainnya meliputi asetilkolin, asam aspartat, glutamat, dan asam gamma-
aminobutirat (GABA). Banyak neurotransmiter lainnya yang telah diidentifikasi
dalam periode 50 tahun ini, dan lebih dari 100 neurotransmiter diyakini aktif
bekerja di dalam otak manusia.
Kita tidak memiliki persediaan senyawa kimia otak untuk seumur hidup sedari
lahir, tetapi justru otak mampu memproduksi secara terus-menerus senyawa kimia
seperti serotonin, dopamin, dan neurotransmiter-neurotransmiter lainnya selama
hidup kita. Para ilmuwan telah memetakan lokasi-lokasi tertentu di otak yang
menghasilkan setiap jenis senyawa kimiawi dan menjelaskan bagaimana reaksi
kimiawi tersebut saling berkaitan.
Peran Penting Nutrien
Sebuahfaktayangkurangdianggappentingadalahbahwasenyawayangmerupakan
bahan baku utama dalam proses pembentukan banyak neurotransmiter adalah
nutrien. Nutrien merupakan senyawa biokimiawi alami yang kita dapatkan dari
makanan, yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pemulihan sel-sel tubuh,
diantaranya asam amino, vitamin, mineral, dan lain-lainnya. Serotonin dihasilkan
dari asam amino triptofan, yang merupakan salah satu penyusun protein, dan
langkah terakhir dalam reaksi pembentukannya memerlukan vitamin B6 sebagai
kofaktor. Dopamin dapat dibentuk dari asam amino fenilalanin dan thyroxin dan
dalam proses sintesisnya melibatkan senyawa besi (Fe) dan folat. Norepinefrin
disintesis dari dopamin dan senyawa tembaga (Cu) memiliki peran yang
menentukan dalam proses pembentukannya. Senyawa zinc (Zn) dan vitamin B6
dibutuhkan dalam pembentukan dan pengaturan kerja GABA (asam gamma-
aminobutirat). Terdapat sangat banyak contoh lainnya tentang peran menentukan
dari nutrien dalam sintesis neurotransmiter.
Untuk mencapai kondisi mental yang sehat, aktivitas neurotransmiter pada
ujung titik temu saraf (sinaps) harus tepat dan memadai. Faktor yang paling
berpengaruh terhadap hal tersebut adalah proses penggunaan kembali (reuptake);
dalam proses ini molekul-molekul neurotransmiter “disapu bersih” dari ujung
saraf dan ditarik kembali ke sel-sel otak asalnya seperti penyedot debu yang
menghisap partikel-partikel debu. Proses ini dilakukan oleh protein pengangkut
atau transporter15-16
yang menempel di dalam membran sel. Transporter berfungsi
sebagai lintasan bagi neurotransmiter yang akan kembali ke sel asalnya. Populasi
(banyak-sedikitnya) transporter pada umumnya lebih berpengaruh secara
dominan terhadap aktivitas yang terjadi pada sinaps, dibandingkan dengan
Nutrient Power
5
jumlah neurotransmiter yang berada pada sinaps tersebut. Transporter dihasilkan
secara terus-menerus di dalam otak melalui aktivitas ekspresi genetik, yaitu proses
sintesis protein menggunakan informasi yang ada di dalam gen. Laju sintesis
transporter dapat ditingkatkan ataupun dihambat oleh nutrien-nutrien tertentu.
Misalnya, proses metilasi (penambahan sebuah gugus kimia CH atau metil –lihat
Apendiks A) pada DNA merupakan mekanisme utama untuk “memadamkan”
atau menghentikan aktivitas gen yang mensintesis protein-protein pembawa
neurotransmiter. Akibatnya adalah, pada orang-orang yang memiliki kadar metil
rendah secara alami sehingga tingkat terjadinya proses metilasi dalam tubuh
merekasangatrendah(undermetilasi),padaumumnyaaktivitasserotonindidalam
otak mereka kurang sehingga memiliki kecenderungan untuk mengalami depresi.
Sebaliknya, pada orang-orang yang memiliki kadar metil dan tingkat proses
metilasi dalam tubuh yang sangat tinggi (overmetilasi), kemungkinan aktivitas
dopamin di dalam otak mereka berlebih serta memiliki kecenderungan untuk
mengalami kecemasan dan skizofrenia paranoid. Permasalahan-permasalahan
tersebut dapat diatasi secara alami dengan menerapkan terapi nutrien yang
disesuaikan dengan kebutuhan untuk mengatur keseimbangan kadar metil. Bagi
pasien-pasien tersebut, terapi nutrien ini dapat memberikan manfaat yang sangat
besar karena dapat menormalkan aktivitas neurotransmiter-neurotransmiter
penting yang berlangsung pada sinaps tersebut.
Terdapat gangguan keseimbangan genetik dan lingkungan yang begitu besar
jumlahnya yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrien di dalam otak.
Jika otak dihadapkan dengan kelebihan (overload) atau kekurangan (defisiensi)
nutrien yang dibutuhkan dalam sintesis atau aktivitas neurotransmiter dalam
tingkat yang berat, maka dapat memicu permasalahan-permasalahan mental.
Pemahaman ini telah mendorong pengembangan sebuah pendekatan terapi baru
bagi penanganan depresi, kecemasan, dan jenis-jenis gangguan mental lainnya,
yang disebut terapi biokimia atau terapi nutrien. Unsur-unsur pokoknya meliputi,
(a) diagnosis ketidakseimbangan nutrien dalam tubuh melalui pemeriksaan
darah, urin, dan jaringan; dan (b) penggunaan terapi-terapi yang ditujukan untuk
menormalkan kadar nutrien dalam otak.
Keunikan Biokimiawi
Setiap orang memiliki faktor-faktor biokimiawi bawaan yang mempengaruhi
karakteristik-karakteristik seperti kepribadian, perilaku, kesehatan mental, fungsi
kekebalan tubuh, dan kecenderungan alergi. Jumlah berbagai macam kombinasi
genetik yang mungkin dimiliki seorang anak dari kedua orangtuanya melebihi
40 juta. Seorang manusia bukanlah kombinasi ayah dan ibunya saja melainkan
Bab 1 : Keunikan Biokimiawi dan Kesehatan Mental
6
merupakan individu yang memiliki sifat dan karakteristik fisik yang berasal dari
“undian”genetikyang menyertakanbanyakunsurdariparanenekmoyang.Kecuali
pada kembar identik, setiap manusia memiliki karakteristik biokimia yang unik,
dan hal ini menyebabkan keragaman akan kebutuhan gizi. Shakespeare ternyata
benar saat menulis, “Daging yang baik untuk dimakan seseorang dapat menjadi
racun bagi orang lain.” Sebagai contoh, beberapa orang diantara kita secara genetik
cocok menerapkan diet berbasis sayuran tetapi yang lainnya tidak. Beberapa orang
dapat mencukupi kebutuhan gizi mereka hanya dengan asupan makanan (diet),
sedangkan yang lainnya harus mengkonsumsi suplemen untuk dapat mengatasi
penyimpangan atau kelainan genetik.
Konsep keunikan atau individualitas biokimiawi yang dikembangkan oleh
Roger Williams pada tahun 1940-an merupakan sebuah terobosan besar dalam
ilmu kedokteran. Williams, penemu asam pantotenat (salah satu jenis vitamin B),
terkenal karena mempelopori penelitian asam folat dan vitamin-vitamin lainnya.
Meskipun demikian, kontribusi terbesarnya adalah penemuan bahwa banyak
orang terlahir dengan ketidakseimbangan nutrien yang berperan dalam penyakit
jantung dan gangguan-gangguan lainnya. Terobosan ini telah menginspirasi
banyak peneliti untuk mempelajari struktur biokimiawi beragam penyakit
dan menyelidiki terapi-terapi biokimiawi yang ditujukan untuk memperbaiki
ketidakseimbangan-ketidakseimbangan nutrien. Williams mendirikan The Clayton
Foundation Biochemical Institute di Texas yang hingga kini terus menjadi institut
terunggul di dunia dalam bidang ilmu gizi.
Sekarang jelaslah bahwa kadar nutrien-nutrien kunci yang tidak normal pada
tubuh kita dapat memiliki dampak yang negatif pada struktur kimiawi otak dan
kesehatan mental. Karena ketidakseimbangan ini, beberapa individu memiliki
kecenderungan atau kerentanan untuk mengalami beberapa kondisi penyakit
sepertidepresiklinis,gangguanperilakumenentang(OppositionalDefiantDisorder
–ODD), dan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas –GPPH (atau
dikenal dengan Attention Deficit/Hyperactivity Disorder –ADHD); sementara
individu lainnya tidak terlalu rentan terhadap gangguan-gangguan ini. Struktur
biokimia tubuh dapat dipengaruhi oleh pola makan dan kejadian-kejadian dalam
hidup yang menimbulkan tekanan atau stres, tetapi faktor yang terbesar seringkali
kembali pada unsur genetik, maupun epigenetik. Konsep epigenetika akan dibahas
lebih menyeluruh di dalam Bab 4, tetapi singkatnya, lingkungan (contohnya pola
makan,polusidanracunbagitubuh,gayahidup)dapatmempengaruhiekspresigen
seseorang, dan perubahan dalam ekspresi gen ini disebut epigenetika. Epigenetika
menjelaskan mengapa salah satu dari kembar identik dapat menunjukkan tanda-
tanda suatu penyakit tertentu sementara yang lainnya tidak.
Nutrient Power
7
Jika pada setiap orang dilakukan analisis metabolisme secara menyeluruh,
kemungkinan besar akan terungkap adanya kekurangan beberapa nutrien dalam
tubuh yang disebabkan oleh faktor genetik. Sebagian kekurangan tersebut
kemungkinan tidak terlalu berpengaruh terhadap proses-proses dan cara kerja
tubuh manusia, sedangkan yang lainnya dapat mengakibatkan permasalahan-
permasalahan mental yang serius. Seandainya orang-orang mengetahui nutrien
mana yang sangat kurang pada tubuh mereka, mungkin saja mereka justru akan
mendapatkan manfaat yang sangat besar ketika mengkonsumsi nutrien tersebut
dalam jumlah yang jauh lebih banyak dari jumlah asupan harian yang disarankan.
Hal tersebut bermanfaat dan membuahkan hasil karena merupakan cara (yang
disarankan) dalam penyeimbangan defisiensi genetik.
Setelah memperoleh pengalaman klinis bersama ribuan pasien dengan
penyakit mental, saya terkejut saat mengetahui bahwa kelebihan nutrien biasanya
menyebabkan lebih banyak permasalahan dibandingkan kekurangan nutrien.
Hal ini menjelaskan mengapa sebagian besar produk multivitamin/mineral tidak
efektif bagi pasien dengan penyakit mental dan justru membawa lebih banyak
kerugian dibandingkan manfaat. Para pasien dengan kelebihan senyawa tembaga,
metionin, asam folat, dan senyawa besi dalam tubuh mereka kemungkinan besar
akan memburuk jika mengkonsumsi suplemen yang mengandung nutrien-nutrien
tersebut. Pada sebagian besar kasus, orang-orang dengan penyakit mental tidak
dapat membaik dengan menerapkan diet khusus ataupun sembarangan ‘menjejali’
tubuh mereka sendiri dengan suplemen asam amino, vitamin, dan mineral.
Tantangannya adalah mengidentifikasi dengan cermat apa saja kelebihan dan
kekurangan nutrien secara spesifik yang dimiliki individu, kemudian memberikan
penanganan atau terapi yang tepat dan akurat untuk menormalkan kadar senyawa-
senyawa kimiawi tersebut dalam darah dan otak. Hal inilah yang merupakan esensi
dari terapi biokimia.
Bab 1 : Keunikan Biokimiawi dan Kesehatan Mental
8
Terima kasih Anda telah membaca sampel dari buku Nutrient Power:
Memulihkan Kesehatan Mental dengan Terapi Keseimbangan Biokimia.
Jika Anda berminat untuk membeli bukunya, silakan kunjungi website kami di
http://www.nutrientpower.co.id

More Related Content

DOCX
Inaayah Regita Putri
PDF
Press Release Nutrient Power Indonesia 2016
PDF
Kejang demam-neurology-2012
DOCX
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
PPT
System of Neuromuskuloskeletal
DOC
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap jurnal
PDF
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap jurnal
PDF
Bioenergi center adalah
Inaayah Regita Putri
Press Release Nutrient Power Indonesia 2016
Kejang demam-neurology-2012
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
System of Neuromuskuloskeletal
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap jurnal
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap jurnal
Bioenergi center adalah
Ad

Nutrient_Power

  • 1. Nutrient Power Memulihkan Kesehatan Mental dengan Terapi Keseimbangan Biokimia William J. Walsh, PhD
  • 2. Nutrient Power: Heal Your Biochemistry and Heal Your Brain Copyright©2012, 2014 by William J. Walsh, PhD Published in 2012, 2014 by Skyhorse Publishing Skyhorse Publishing, 307 West 36th Street, 11th Floor, New York, NY 10018 www.skyhorsepublishing.com ISBN: 978-1-62636-128-7 eISBN: 978-1-62873-987-9 Nutrient Power: Memulihkan Kesehatan Mental dengan Terapi Keseimbangan Biokimia Alih Bahasa Indonesia: Lina Marogan Editor: dr. Novi Arifiani, Annisa A. Tarub, Yully Purwono Hak Cipta Terjemahan Indonesia ©2015 Penerbit PT. Jejak Benang Emas Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang contact@nutrientpower.co.id www.nutrientpower.co.id ISBN: 978-602-73565-0-4 Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. Terima kasih kepada Bapak Tarub, Ibu Mastuti Tarub, Satria Mahardhika Purwono, Sari Novita, Wulan Meiliana Permatasari, Nela Realino, Infographics Design Team, dan pihak-pihak lain yang namanya tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.
  • 3. Buku ini saya persembahkan untuk ibu saya yang penuh kasih sayang, Christina, yang telah lama menginspirasi saya dengan kata-kata, “Jika kamu dapat membantu kesembuhan seorang anak saja, semua kerja kerasmu akan telah terbayar setimpal.”
  • 4. Peringatan Terapi-terapi nutrien yang dijelaskan di dalam buku ini membutuhkan pengawasan dariahlimedisyangberpengalaman.Kelebihan(overload)ataukekurangan(defisiensi) nutrien dapat secara kuat mempengaruhi cara kerja dan fungsi otak, dan penanganan yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak berbahaya. Otak manusia adalah organ yangsangatkompleks;untukmenghasilkandiagnosisketidakseimbangannutrienyang akurat diperlukan pengujian darah dan urine serta pengkajian yang mendetail tentang riwayat kesehatan, ciri dan karakteristik, serta gejala-gejala yang dialami individu yang bersangkutan.Parapembacadilarangmencobamelakukanterapisendirihanyadengan berdasarkan informasi dari buku ini. Contoh-contoh kasus dalam buku ini memberikan gambaran pendekatan penanganan terhadap ketidakseimbangan biokimia tertentu dan pengalaman pasien yang benar-benar pernah kami tangani. Nama-nama serta beberapa informasi tertentu lainnya telah diubah untuk menjamin kerahasiaan pasien. Contoh-contoh kasus tersebut dicantumkan sebagai ilustrasi proses klinis, dan bukan sebagai bukti efektivitas terapi. Sebagai penutup, The American Heritage Dictionary of the English Language* mendefinisikan gangguan mental sebagai, “beragam kondisi yang ditandai dengan melemahnya fungsi kognitif, emosional atau perilaku normal seseorang, dan disebabkan oleh faktor sosial, psikologis, biokimiawi, genetik, atau lainnya, seperti infeksi atau trauma fisik pada kepala.” Penggunaan istilah gangguan mental dalam buku ini hanyalah untuk memudahkan penyebutan, tanpa bermaksud menghilangkan rasa hormat terhadap nilai dan esensi orang-orang yang mengalami jenis-jenistantanganmentalsepertiyangdiungkapkandalambukuini.Tujuanutama penerbitan edisi ini adalah untuk memberikan informasi guna membantu proses pemulihan kesehatan, fungsi tubuh dan mental, serta peningkatan kebahagiaan dengan cara yang seaman mungkin. *The American Heritage Dictionary of the English Language, Edisi Keempat, hak cipta ©2000 oleh Houghton Mifflin Company. Diperbarui pada 2009. Diterbitkan oleh Houghton Mifflin Company. Hak cipta dilindungi.
  • 5. Ucapan Terima Kasih IsaacNewtonpernahberkatabahwakemajuanilmiahdicapaidengancara“berdiri di atas bahu para pahlawan besar.” Maksud ungkapan ini adalah menggunakan pemahaman yang telah diperoleh para pemikir besar di bidang yang terkait untuk mencapai kemajuan yang lebih jauh. Tokoh-tokoh kepahlawanan di bidang gizi meliputiRogerWilliams,yangtelahmenetapkankonsepkeunikanbiokimia;Abram Hoffer, yang merupakan orang pertama yang mendemonstrasikan bahwa terapi nutrien dapat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan mental; dan Carl Pfeiffer, yang telah mengembangkan sistem klasifikasi kimiawi untuk penyakit skizofrenia yang sangat berarti dan bermanfaat. Di masa muda saya, saya telah mendapatkan kehormatanuntukdapatmengenalindividu-individuyangsangatmembaktikandiri pada bidangnya ini, dan saya terinspirasi oleh pencapaian-pencapaian besar mereka. Pendidikan saya di bidang kesehatan mental dimulai sejak menjadi sukarelawan yang bekerja dengan para mantan narapidana yang telah dibebaskan dari penjara Illinois. Saya terkejut ketika mengetahui bahwa banyak pelaku kriminal sebelumnya diasuh dalam lingkungan keluarga yang baik bersama dengan saudara-saudara kandung mereka yang kemudian menjadi warganegara produktif yang taat hukum. Beberapa ibu berkata bahwa keturunan mereka, yang kemudian terlibat dalam perbuatan kriminal, terlihat jelas berbeda sejak lahir dan menunjukkan perilaku yang sangat buruk saat usia dua tahun. Hal ini kemudian menginspirasi saya untuk melakukan serangkaian percobaan di Argonne National Laboratory. Di laboratorium ini saya mencari kelainan-kelainan dalam struktur biokimia tubuh orang-orangdenganperilakukerasdanbengis.SayasangatberterimakasihkepadaLes Burris, Ed Croke, dan Walter Massey; para penyelia yang mendorong terlaksananya proyek ini dan mengijinkan penggunaan fasilitas laboratorium kelas dunia. Belasan ilmuwan dan insinyur dari Argonne dengan murah hati menyumbangkan waktu dan keahlian mereka secara suka rela pada uji coba-uji coba awal saya. Keberhasilan penelitian kami menuntun pada berdirinya sebuah institusi penelitian kesehatan, Health Research Institute, pada tahun 1982 dan dibukanya fasilitas perawatan nirlaba, Pfeiffer Treatment Center, pada tahun 1989. Jan Olah, Mike Donohue, dan Dr. Bob Thomas memberikan kontribusi yang tidak ternilai harganya pada permulaan ‘petualangan’ klinis tersebut. Saya akan selamanya merasa berterimakasih atas dedikasi yang sangat besar dari para dokter, perawat, dan staf pendukung dalam membantu para pasien dengan gangguan tingkah laku, autisme, atau penyakit mental. Sangat membahagiakan bagi saya dapat bekerjasama dengan rekan-rekan
  • 6. yang lebih mengutamakan kesejahteraan pasien dibandingkan menghasilkan uang. Penghargaan yang sebesar-besarnya saya berikan atas upaya yang dilakukan dengan suka rela oleh Ed Tazman dan anggota dewan lainnya selama bertahun-tahun ini dan kepada para donatur yang telah memberikan dukungan finansial. Everett “Red” Hodges telah menyumbangkan pendanaan penelitian yang begitu besar selama periode tahun 1980-an. Bruce Jeanes, Judy Nicol, dan John Skelton telah bekerja tanpa mengenal lelah dalam mengembangkan program pelatihan dokter umum kami bersama dengan Marion Redstone dan putrinya yang sangat gigih, Marnie Lo. Ted DeZurik, Ron Elliot, dan Jim Baird menyumbangkan kepiawaian bisnis yang telah menjamin kestabilan finansial pada proyek amal kami ini. Sue Hanegraaf merupakan Pimpinan Proyek Khusus yang tidak tergantikan. Dr. Woody McGinnis telah mengembangkan kolaborasi-kolaborasi penelitian autisme dengan sangat dinamis. Jeff Tarpey dan Aditi Gulabani memberikan kontribusi-kontribusi penting untuk program penelitian kami. Sebagian besar ilmu yang telah saya pelajari tentang otak berasal dari Dr. Robert deVito, seorang psikiater dan kawan yang telah dengan sabar menjadi guru dan penasihat saya selama 12 tahun terakhir. Dukungan finansial untuk buku ini diberikan oleh Hilton Family Foundation yang berpusat di Panama City, Florida. Mereka telah begitu suportif dan sabar kepada saya, karena proyek tulisan yang seharusnya diselesaikan dalam waktu 10 bulan ini ternyata terulur hingga 24 bulan. Pada suatu pagi di tahun 1986, saat sarapan, istri saya Barbara bertanya, “Mengapa kamu tidak berhenti saja dari pekerjaanmu di Argonne hari ini juga dan mengerjakan apa yang benar-benar ingin kamu kerjakan?” Kerelaannya menerima risiko finansial pada saat itu sembari mengasuh lima orang anak telah memudahkan saya untuk dapat mencurahkan seluruh hidup saya untuk meneliti penyakit mental dan mengembangkan terapi-terapi medis baru. Tanpa dukungan dan dorongan terus-menerus darinya, upaya saya dan buku ini tidak akan pernah dapat terlaksana. Ucapan terima kasih juga saya berikan kepada editor saya, Teri Arranga, yang begitu handal menuangkan pengalaman dan pemikiran saya ke dalam bentuk penulisan yang terbaik untuk menyajikan visi saya dalam membantu masyarakat banyak. Terima kasih untuk Marlon Irizarry dan Tim Rohlwing yang mendesain grafik dan ilustrasinya, dan Fiona Mayne yang dengan ahli menyusun format manuskrip saya ke dalam bentuk buku. Pada akhirnya, saya ingin mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih saya kepada 30.000 pasien yang telah bekerja bersama saya selama 38 tahun terakhir ini. Pemahaman yang sebenar-benarnya terhadap sebuah gangguan mental tidak dapat diperoleh dari uji coba laboratorium atau literatur ilmiah saja. Saya telah
  • 7. mendapatkan banyak pelajaran dan inspirasi ketika berhadapan langsung dengan pasien yang tak terhitung jumlahnya, dan berjuang bersama melawan penyakit mental dengan penuh keberanian meskipun mengalami tantangan dan kesulitan karena penyakit tersebut. Mereka telah menjadi guru saya yang terbesar dan terbaik.
  • 8. Daftar Isi Kata Pengantar Bab 1. Keunikan Biokimiawi dan Kesehatan Mental Bab 2. Dasar- Dasar Struktur Kimiawi Otak Bab 3. Peran Nutrien yang Menentukan bagi Kesehatan Mental Bab 4. Epigenetik dan Kesehatan Mental Bab 5. Skizofrenia Bab 6. Depresi Bab 7. Autisme Bab 8. Gangguan-gangguan Perilaku dan ADHD Bab 9. Penyakit Alzheimer Bab 10. Proses Klinis Daftar Pustaka Glosarium Apendiks A. Metilasi Apendiks B. Stres Oksidatif Apendiks C. Metallothionein Apendiks D. Sumber-sumber Pengobatan di Seluruh Dunia i 1 9 17 43 59 87 113 143 167 181 199 213 235 241 243 249
  • 9. i Kata Pengantar Bukuinimenyajikansebuahsistempenanganandanpengobatanyanglebihalami, berbasis ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini, yang dapat membantu jutaan orang yang telah didiagnosis dengan gangguan mental. Pemahaman yang mendasari pendekatan ini adalah bahwa sebagian besar manusia memiliki ketidakseimbangan nutrien yang berasal dari faktor genetik dan lingkungan. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan kerusakan dalam berbagai cara dan bentuk. Hubungan keduanya secara singkat adalah sebagai berikut: Neurotransmiter-neurotransmiter kunci, seperti serotonin, dopamin, dan lain-lain (neurotransmiter adalah pengantar pesan kimiawi yang memudahkan sel-sel otak saling berkomunikasi) diproduksi secara terus- menerus di dalam otak dari bahan baku berupa nutrien, yang kemungkinan berada pada konsentrasi/kepekatan yang tidak tepat. Ketidakseimbangan-ketidakseimbangan kadar nutrien dapat mengubah proses ekspresi gen protein-protein yang mengatur aktivitas neurotransmiter yang berlangsung di sinaps. Defisiensi nutrien-nutrien antioksidan dapat melumpuhkan perlindungan otak terhadap logam-logam berat yang merupakan racun bagi tubuh. Para ilmuwan saraf telah mengidentifikasi nutrien apa saja yang diperlukan dalam pembentukan neurotransmiter, pengaturan kerja gen, dan perlindungan antioksidan; dan tes darah dan urine khusus dapat mengidentifikasi ketidakseimbangan-ketidakseimbangan dalam nutrien-nutrien tersebut. Terapi biokimia yang menggunakan senyawa-senyawa kimia yang bersifat alami bagi tubuh dapat memperbaiki dan menyesuaikan kadar nutrien-nutrien kunci ini di dalam otak sehingga memiliki dampak yang kuat pada kesehatan mental. Bidang psikiatri telah menghasilkan kemajuan-kemajuan hebat selama kurun waktu 50 tahun ini, tetapi membutuhkan haluan yang baru. Penanganan penyakit mental dengan menitikberatkan pada obat-obatan psikiatrik dengan resep dokter, seperti yang dilakukan saat ini, tidak akan dapat bertahan lama. Obat-obatan ini telah membantu berjuta-juta orang yang didiagnosis dengan depresi dan gangguan-gangguan mental lainnya, namun biasanya tidak dapat memulihkan secara keseluruhan dan melibatkan efek samping yang kurang baik. Terapi dengan obat-obatan seharusnya bukanlah sekedar menerapkan obat terhadap penyakit tetapi bagaimana membuat obat tersebut bermanfaat secara kualitatif. Penggunaan obat-obatan saat ini cenderung kepada pelibatan proses “coba dan ralat” (trial and
  • 10. ii error) dalam jumlah yang cukup besar. Selain itu, terdapat sebuah keterbatasan yang mendasar,yaituobat-obatanpsikiatrikmerupakanmolekul-molekulasingyanglebih dapat memicu timbulnya ketidaknormalan (abnormalitas) daripada menciptakan suatu kondisi normal. Obat-obatan psikiatrik tidak mungkin akan sepenuhnya efektif tanpa terkecuali atau bebas dari efek samping yang merugikan. Oleh karena itu diperlukan sebuah pendekatan baru. Kemajuan dalam ilmu pengetahuan yang mempelajari otak manusia baru-baru ini telah mengidentifikasi struktur biologi molekuler dari beragam gangguan mental, dan penelitian ini memberikan pedoman untuk mengembangkan metode-metode terapi tanpa obat-obatan yang efektif. Obat-obatan psikiatrik telah “melayani” masyarakat dalam kurun waktu 50 tahun ini, tetapi kebutuhan akan terapi dengan obat-obatan akan memudar perlahan- lahan seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
  • 11. 1 BAB 1 KEUNIKAN BIOKIMIAWI DAN KESEHATAN MENTAL Pengantar Sejarah mengajarkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan seringkali terhalang bukan oleh ketidaktahuan, melainkan oleh kepercayaan yang keliru pada suatu fakta yang tersebar luas. Misalnya dalam perkembangan bidang astronomi yang tertunda berabad-abad lamanya karena terdapat asumsi bahwa bumi merupakan pusat alam semesta.1 Teori yang dikemukakan oleh Johann Becher tentang pembakaran yang dikenal sebagai teori phlogiston2 (lihat Glosarium) diterima oleh para ahli kimia selama hampir satu abad hingga Robert Boyle membuktikan bahwa teori tersebut salah.3 Teori yang dikemukakan JJ Thomson tentang atom yang dikenal sebagai teori puding plum4 menghalangi perkembangan pemahaman proses-proses nuklir pada awal tahun 1900-an. Teori puding plum ini menyatakan bahwa muatan positif dan negatif atom tersebar dengan rata di dalam atom dan secara umum atom bersifat netral, sementara berdasarkan serangkaian penelitian yang dilakukan kemudian, struktur atom bukanlah demikian. Bidang psikiatri tidak dapat terbebas dari “penyakit” yang menghalangi kemajuan ini. Teori tabula rasa yang dikemukakan dan diperjuangkan oleh ahli filsafat Inggris John Locke pada abad ke-17,5 tetap bertahan menjadi anutan utama dalam ilmu psikiatri selama 300 tahun meskipun teori tersebut menyesatkan. Locke mengembangkan kembali teori yang awal mulanya diperkenalkan oleh Aristoteles6 tersebut, bahwa setiap bayi yang baru lahir dapat diibaratkan sebagai sehelaikertaskosongyangkemudian“ditulisi”dengankepribadian,watak,sifatdan ciri kejiwaan lainnya yang dialaminya selama hidup. Prinsip “sehelai kertas kosong” ini dikembangkan lebih lanjut oleh Freud,7 Adler,8 dan tokoh-tokoh lainnya, yang menghubungkan depresi, skizofrenia, dan gangguan-gangguan mental lainnya dengan kejadian-kejadian yang menimbulkan trauma, terutama yang dialami semasa kecil. Keyakinan pada kebenaran teori ini menuntun pada konsep terapi psikodinamik yang sangat terkenal dan mencapai puncak popularitasnya pada abad ke-20. Pada tahun 1960, cara menangani penyakit mental yang paling sering dilakukan adalah bertatap muka dengan psikiater untuk menggali dan
  • 12. 2 menyelidiki pengalaman hidup yang negatif maupun positif. Protokol ini menjadi metode utama yang dilakukan dalam bidang psikiatri selama lebih dari 60 tahun dan jutaan pasien telah merasakan manfaat metode tersebut. Namun demikian, pendekatan ini membutuhkan waktu dan biaya yang besar, sedangkan kemajuan yang diperoleh pasien seringkali tidak sepenuhnya (hanya sebagian) atau bahkan tidak ada samasekali. Pada tahun 1970-an, teori tabula rasa secara fundamental terbukti tidak tepat. Terdapat bukti yang jelas bahwa bayi terlahir bukanlah seperti kertas kosong melainkanjustrudengankarakteristik-karakteristikbiologistertentu(predisposisi) yang kuat dan mempengaruhi kepribadian dan perilakunya. Pemahaman ini telah menuntun pada sebuah perubahan mendasar dalam bidang kesehatan mental dengan berkembangnya fokus baru yaitu pada struktur biokimiawi otak. Revolusi Biokimia Penelitian dalam bidang psikiatri dari tahun 1950 hingga 1970 mencakup beberapa pengkajian ilmiah yang menguji dampak pengalaman hidup pada depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, dan penyakit-penyakit mental lainnya. Penelitian tersebut membenarkan bahwa riwayat trauma baik secara mental atau fisik, kemiskinan, dan kondisi kehidupan yang sangat kekurangan meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan-gangguan mental ini. Tetapi penelitian tersebut juga menunjukkan hasil lain yang mengejutkan, yaitu bahwa faktor terbesar yang dapat memicu terjadinya penyakit mental pada seseorang bukanlah pengalaman hidup orang tersebut, melainkan riwayat kondisi penyakit yang sama dalam keluarga. Hasil yang paling menentukan diperoleh melalui penelitian pada anak adopsi dan anak kembar9-11 yang membenarkan adanya karakteristik atau kecenderungan-kecenderungan yang kuat yang tidak dapat dibuktikan oleh teori tabula rasa. Pada pertengahan tahun 1970-an, sebagian besar ilmuwan dan ahli dalam bidang kedokteran telah sepakat bahwa penyebab dominan sebagian besar penyakit mental bersumber dari dua faktor. Yang pertama adalah faktor genetik, dan yang kedua adalah faktor lingkungan, dimana keduanya menyebabkan adanya ketidakseimbangan kimiawi dalam tubuh yang dapat mengubah cara kerja dan fungsi otak. Dalam waktu beberapa tahun sesudahnya, para peneliti di bidang psikiatri mengubah fokus mereka, yang semula menelaah pengalaman hidup pasien menjadi mempelajari neurotransmiter, reseptor, dan komponen biologi molekuler otak pasien. Tak lama setelahnya jelaslah terlihat bahwa struktur kimia otak sangat kompleks dan untuk dapat memahami neurobiologi penyakit mental dengan baik dibutuhkan penelitian selama berpuluh-puluh tahun. Dengan dijumpainya jutaan Nutrient Power
  • 13. 3 pasien penyakit mental yang membutuhkan penanganan segera, profesi psikiatri berpaling pada satu-satunya metode yang diketahui dapat mengubah struktur kimiawi otak, yaitu obat-obatan psikiatrik.12 Awalnya terdapat banyak orang dengan penyakit mental serius yang merasakan manfaat dari obat-obatan ini. Namun sayangnya, perkembangan yang dialami pasien bersifat tidak menyeluruh (parsial) dan timbul efek samping yang serius. Obat-obatan yang paling awal digunakan di antaranya Prolixin, Mellaril, Haldol, dan Thorazine. Obat-obatan ini sering mengakibatkan perasaan mengantuk berlebihan hingga tak sadarkan diri, gangguan berpikir, perubahan kepribadian, kenaikan berat badan, kehilangan libido, dan gejala-gejala buruk lainnya. Dalam kurun waktu 30 tahun ini, terdapat banyak obat-obatan yang lebih baik yang telah dikembangkan, termasuk di dalamnya antidepresan jenis penghambat penyerapan kembali serotonin selektif atau SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) dan antipsikotik atipikal. Meskipun demikian, hingga kini terus terdapat laporan tentang berbagai efek samping serius yang ditimbulkan oleh setiap obat-obatan baru ini, dan kecil harapannya bahwa obat-obatan psikiatrik di masa mendatang akan dapat benar- benar terbebas dari permasalahan ini. Penanganan yang lebih mutakhir pada tahun-tahun mendatang sangatlah mungkin akan menggunakan senyawa-senyawa kimia alami tubuh atau otak yang dapat memulihkan pasien pada kondisi normal dibandingkan senyawa- senyawa asing dari obat-obatan yang dapat memicu kondisi tidak normal lainnya. Percepatan dalam pengetahuan ilmiah tentang neurotransmiter, reseptor, dan struktur biologi molekular otak sangat membantu tercapainya tujuan ini. Pada akhirnya dunia akan merasakan manfaat nyata konsep Pfeiffer, yang menyatakan, “Untuk setiap senyawa kimiawi yang berkhasiat bagi pasien, terdapat senyawa- senyawa alami yang dapat memberikan manfaat yang sama.” Berkembangnya Neurotransmiter Otak manusia adalah sebuah organ yang luar biasa kompleks.13-14 Orang dewasa pada umumnya memiliki kurang-lebih 100 miliar sel otak, dengan rata-rata 1.000 koneksi sinaptik per sel. Setiap gagasan (pikiran), aksi, dan emosi melibatkan komunikasi antar sel-sel otak yang dipicu oleh senyawa kimia khusus yang disebut neurotransmiter. Saat ini secara umum telah dikenal bahwa sebagian besar gangguan mental berkaitan dengan ketidakseimbangan atau perubahan pada fungsi dan cara kerja dari neurotransmiter. Pada tahun 1970-an, sebagian besar penelitian berfokus pada sejumlah kecil neurotransmiter yang dianggap dominan dalam proses berpikir. Aktivitas serotonin yang rendah dikaitkan dengan depresi klinis, norepinefrin yang sangat Bab 1 : Keunikan Biokimiawi dan Kesehatan Mental
  • 14. 4 tinggi dikaitkan dengan kecemasan, dan dopamin yang sangat tinggi dikaitkan dengan skizofrenia. Senyawa-senyawa kimia dalam otak yang diteliti secara mendalam lainnya meliputi asetilkolin, asam aspartat, glutamat, dan asam gamma- aminobutirat (GABA). Banyak neurotransmiter lainnya yang telah diidentifikasi dalam periode 50 tahun ini, dan lebih dari 100 neurotransmiter diyakini aktif bekerja di dalam otak manusia. Kita tidak memiliki persediaan senyawa kimia otak untuk seumur hidup sedari lahir, tetapi justru otak mampu memproduksi secara terus-menerus senyawa kimia seperti serotonin, dopamin, dan neurotransmiter-neurotransmiter lainnya selama hidup kita. Para ilmuwan telah memetakan lokasi-lokasi tertentu di otak yang menghasilkan setiap jenis senyawa kimiawi dan menjelaskan bagaimana reaksi kimiawi tersebut saling berkaitan. Peran Penting Nutrien Sebuahfaktayangkurangdianggappentingadalahbahwasenyawayangmerupakan bahan baku utama dalam proses pembentukan banyak neurotransmiter adalah nutrien. Nutrien merupakan senyawa biokimiawi alami yang kita dapatkan dari makanan, yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pemulihan sel-sel tubuh, diantaranya asam amino, vitamin, mineral, dan lain-lainnya. Serotonin dihasilkan dari asam amino triptofan, yang merupakan salah satu penyusun protein, dan langkah terakhir dalam reaksi pembentukannya memerlukan vitamin B6 sebagai kofaktor. Dopamin dapat dibentuk dari asam amino fenilalanin dan thyroxin dan dalam proses sintesisnya melibatkan senyawa besi (Fe) dan folat. Norepinefrin disintesis dari dopamin dan senyawa tembaga (Cu) memiliki peran yang menentukan dalam proses pembentukannya. Senyawa zinc (Zn) dan vitamin B6 dibutuhkan dalam pembentukan dan pengaturan kerja GABA (asam gamma- aminobutirat). Terdapat sangat banyak contoh lainnya tentang peran menentukan dari nutrien dalam sintesis neurotransmiter. Untuk mencapai kondisi mental yang sehat, aktivitas neurotransmiter pada ujung titik temu saraf (sinaps) harus tepat dan memadai. Faktor yang paling berpengaruh terhadap hal tersebut adalah proses penggunaan kembali (reuptake); dalam proses ini molekul-molekul neurotransmiter “disapu bersih” dari ujung saraf dan ditarik kembali ke sel-sel otak asalnya seperti penyedot debu yang menghisap partikel-partikel debu. Proses ini dilakukan oleh protein pengangkut atau transporter15-16 yang menempel di dalam membran sel. Transporter berfungsi sebagai lintasan bagi neurotransmiter yang akan kembali ke sel asalnya. Populasi (banyak-sedikitnya) transporter pada umumnya lebih berpengaruh secara dominan terhadap aktivitas yang terjadi pada sinaps, dibandingkan dengan Nutrient Power
  • 15. 5 jumlah neurotransmiter yang berada pada sinaps tersebut. Transporter dihasilkan secara terus-menerus di dalam otak melalui aktivitas ekspresi genetik, yaitu proses sintesis protein menggunakan informasi yang ada di dalam gen. Laju sintesis transporter dapat ditingkatkan ataupun dihambat oleh nutrien-nutrien tertentu. Misalnya, proses metilasi (penambahan sebuah gugus kimia CH atau metil –lihat Apendiks A) pada DNA merupakan mekanisme utama untuk “memadamkan” atau menghentikan aktivitas gen yang mensintesis protein-protein pembawa neurotransmiter. Akibatnya adalah, pada orang-orang yang memiliki kadar metil rendah secara alami sehingga tingkat terjadinya proses metilasi dalam tubuh merekasangatrendah(undermetilasi),padaumumnyaaktivitasserotonindidalam otak mereka kurang sehingga memiliki kecenderungan untuk mengalami depresi. Sebaliknya, pada orang-orang yang memiliki kadar metil dan tingkat proses metilasi dalam tubuh yang sangat tinggi (overmetilasi), kemungkinan aktivitas dopamin di dalam otak mereka berlebih serta memiliki kecenderungan untuk mengalami kecemasan dan skizofrenia paranoid. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat diatasi secara alami dengan menerapkan terapi nutrien yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk mengatur keseimbangan kadar metil. Bagi pasien-pasien tersebut, terapi nutrien ini dapat memberikan manfaat yang sangat besar karena dapat menormalkan aktivitas neurotransmiter-neurotransmiter penting yang berlangsung pada sinaps tersebut. Terdapat gangguan keseimbangan genetik dan lingkungan yang begitu besar jumlahnya yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrien di dalam otak. Jika otak dihadapkan dengan kelebihan (overload) atau kekurangan (defisiensi) nutrien yang dibutuhkan dalam sintesis atau aktivitas neurotransmiter dalam tingkat yang berat, maka dapat memicu permasalahan-permasalahan mental. Pemahaman ini telah mendorong pengembangan sebuah pendekatan terapi baru bagi penanganan depresi, kecemasan, dan jenis-jenis gangguan mental lainnya, yang disebut terapi biokimia atau terapi nutrien. Unsur-unsur pokoknya meliputi, (a) diagnosis ketidakseimbangan nutrien dalam tubuh melalui pemeriksaan darah, urin, dan jaringan; dan (b) penggunaan terapi-terapi yang ditujukan untuk menormalkan kadar nutrien dalam otak. Keunikan Biokimiawi Setiap orang memiliki faktor-faktor biokimiawi bawaan yang mempengaruhi karakteristik-karakteristik seperti kepribadian, perilaku, kesehatan mental, fungsi kekebalan tubuh, dan kecenderungan alergi. Jumlah berbagai macam kombinasi genetik yang mungkin dimiliki seorang anak dari kedua orangtuanya melebihi 40 juta. Seorang manusia bukanlah kombinasi ayah dan ibunya saja melainkan Bab 1 : Keunikan Biokimiawi dan Kesehatan Mental
  • 16. 6 merupakan individu yang memiliki sifat dan karakteristik fisik yang berasal dari “undian”genetikyang menyertakanbanyakunsurdariparanenekmoyang.Kecuali pada kembar identik, setiap manusia memiliki karakteristik biokimia yang unik, dan hal ini menyebabkan keragaman akan kebutuhan gizi. Shakespeare ternyata benar saat menulis, “Daging yang baik untuk dimakan seseorang dapat menjadi racun bagi orang lain.” Sebagai contoh, beberapa orang diantara kita secara genetik cocok menerapkan diet berbasis sayuran tetapi yang lainnya tidak. Beberapa orang dapat mencukupi kebutuhan gizi mereka hanya dengan asupan makanan (diet), sedangkan yang lainnya harus mengkonsumsi suplemen untuk dapat mengatasi penyimpangan atau kelainan genetik. Konsep keunikan atau individualitas biokimiawi yang dikembangkan oleh Roger Williams pada tahun 1940-an merupakan sebuah terobosan besar dalam ilmu kedokteran. Williams, penemu asam pantotenat (salah satu jenis vitamin B), terkenal karena mempelopori penelitian asam folat dan vitamin-vitamin lainnya. Meskipun demikian, kontribusi terbesarnya adalah penemuan bahwa banyak orang terlahir dengan ketidakseimbangan nutrien yang berperan dalam penyakit jantung dan gangguan-gangguan lainnya. Terobosan ini telah menginspirasi banyak peneliti untuk mempelajari struktur biokimiawi beragam penyakit dan menyelidiki terapi-terapi biokimiawi yang ditujukan untuk memperbaiki ketidakseimbangan-ketidakseimbangan nutrien. Williams mendirikan The Clayton Foundation Biochemical Institute di Texas yang hingga kini terus menjadi institut terunggul di dunia dalam bidang ilmu gizi. Sekarang jelaslah bahwa kadar nutrien-nutrien kunci yang tidak normal pada tubuh kita dapat memiliki dampak yang negatif pada struktur kimiawi otak dan kesehatan mental. Karena ketidakseimbangan ini, beberapa individu memiliki kecenderungan atau kerentanan untuk mengalami beberapa kondisi penyakit sepertidepresiklinis,gangguanperilakumenentang(OppositionalDefiantDisorder –ODD), dan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas –GPPH (atau dikenal dengan Attention Deficit/Hyperactivity Disorder –ADHD); sementara individu lainnya tidak terlalu rentan terhadap gangguan-gangguan ini. Struktur biokimia tubuh dapat dipengaruhi oleh pola makan dan kejadian-kejadian dalam hidup yang menimbulkan tekanan atau stres, tetapi faktor yang terbesar seringkali kembali pada unsur genetik, maupun epigenetik. Konsep epigenetika akan dibahas lebih menyeluruh di dalam Bab 4, tetapi singkatnya, lingkungan (contohnya pola makan,polusidanracunbagitubuh,gayahidup)dapatmempengaruhiekspresigen seseorang, dan perubahan dalam ekspresi gen ini disebut epigenetika. Epigenetika menjelaskan mengapa salah satu dari kembar identik dapat menunjukkan tanda- tanda suatu penyakit tertentu sementara yang lainnya tidak. Nutrient Power
  • 17. 7 Jika pada setiap orang dilakukan analisis metabolisme secara menyeluruh, kemungkinan besar akan terungkap adanya kekurangan beberapa nutrien dalam tubuh yang disebabkan oleh faktor genetik. Sebagian kekurangan tersebut kemungkinan tidak terlalu berpengaruh terhadap proses-proses dan cara kerja tubuh manusia, sedangkan yang lainnya dapat mengakibatkan permasalahan- permasalahan mental yang serius. Seandainya orang-orang mengetahui nutrien mana yang sangat kurang pada tubuh mereka, mungkin saja mereka justru akan mendapatkan manfaat yang sangat besar ketika mengkonsumsi nutrien tersebut dalam jumlah yang jauh lebih banyak dari jumlah asupan harian yang disarankan. Hal tersebut bermanfaat dan membuahkan hasil karena merupakan cara (yang disarankan) dalam penyeimbangan defisiensi genetik. Setelah memperoleh pengalaman klinis bersama ribuan pasien dengan penyakit mental, saya terkejut saat mengetahui bahwa kelebihan nutrien biasanya menyebabkan lebih banyak permasalahan dibandingkan kekurangan nutrien. Hal ini menjelaskan mengapa sebagian besar produk multivitamin/mineral tidak efektif bagi pasien dengan penyakit mental dan justru membawa lebih banyak kerugian dibandingkan manfaat. Para pasien dengan kelebihan senyawa tembaga, metionin, asam folat, dan senyawa besi dalam tubuh mereka kemungkinan besar akan memburuk jika mengkonsumsi suplemen yang mengandung nutrien-nutrien tersebut. Pada sebagian besar kasus, orang-orang dengan penyakit mental tidak dapat membaik dengan menerapkan diet khusus ataupun sembarangan ‘menjejali’ tubuh mereka sendiri dengan suplemen asam amino, vitamin, dan mineral. Tantangannya adalah mengidentifikasi dengan cermat apa saja kelebihan dan kekurangan nutrien secara spesifik yang dimiliki individu, kemudian memberikan penanganan atau terapi yang tepat dan akurat untuk menormalkan kadar senyawa- senyawa kimiawi tersebut dalam darah dan otak. Hal inilah yang merupakan esensi dari terapi biokimia. Bab 1 : Keunikan Biokimiawi dan Kesehatan Mental
  • 18. 8 Terima kasih Anda telah membaca sampel dari buku Nutrient Power: Memulihkan Kesehatan Mental dengan Terapi Keseimbangan Biokimia. Jika Anda berminat untuk membeli bukunya, silakan kunjungi website kami di http://www.nutrientpower.co.id