GEREJA DALAM DOKUMEN-
DOKUMEN FABC
Bulan Pastoral 2013
M. Purwatma, Pr.
PENGANTAR
Konsili Vatikan II sebagai titik
tolak
• Konsili Vatikan II merupakan dasar dari
pembaharuan cara hidup menggereja yang
dikembangkan di Asia:
• Gereja sebagai kommunio yang menyapa semua
orang, terutama yang miskin
• Gereja dalam dialog dengan agama-agama dan
kebudayaan.
• Dalam Konsili Vatikan II, para Uskup Asia tidak
banyak berbicara, tetapi mereka merasakan
tantangan untuk membangun Gereja setempat
yang sejati.
Mulai dari Kunjungan Paus Paulus VI
• Terbentuknya Federation of Asian Bishops‟ Conference
(FABC) berpangkal dari Pertemuan Para Uskup Asia di
Manila tahun 1970, dalam rangka menyambut
kedatangan Paus Paulus VI.
• Merefleksikan Populorum Progressio, para Uskup
menyadari perlunya memperhatikan realitas Asia. Dua
hal yang langsung menyolok ialah kemiskinan dan orang
muda, maka mereka merumuskan perlunya menjadi
Gereja Kaum Miskin dan Gereja Kaum Muda
• Para Uskup memutuskan untuk lebih terlibat pada
persoalan-persoalan masyarakat Asia
• Para Uskup merasa perlu membentuk wadah
persaudaraan para Uskup Asia
1. MENJADI GEREJA
SETEMPAT YANG SEJATI
Membaca Realitas
• Gereja Asia merasa diri sebagai kelompok kecil
yang terasing dalam masyarakat Asia: karena
mengambil jarak terhadap pergulatan
masyarakat Asia.
• Wajah masyarakat Asia:
• Ditandai dengan kemajemukan agama dan
kebudayaan.
• Hidup dengan dua kaki: tradisional dan modern.
• Religiusitas yang tinggi.
• Dalam bidang ekonomi: kesenjangan kaya miskin
yang mencolok.
Gereja setempat yang sejati
• Keprihatinan utama mewartakan
Injil di Asia ialah: “membangun
Gereja setempat yang sejati …
Gereja yang terinkarnasi dalam
suatu bangsa, Gereja yang
pribumi dan berinkulturasi” (FABC
I, no. 12).
Dialog sebagai kunci
• "Secara kongkrit itu berarti Gereja dalam dialog
terus menerus, dalam kerendahan hati dan
penuh kasih dengan tradisi-tradisi, kebudayaan-
kebudayaan, agama-agama yang serba hidup -
pendek kata: dengan segala kenyataan hidup
bangsa, tempat Gereja berakar secara
mendalam, dan yang sejarah maupun
kehidupannya dengan gembira diakui oleh
Gereja sebagai riwayat hidupnya sendiri" (FABC
I, no. 12)
Dialog dengan Kebudayaan
• "mencoba ikut mengalami apa saja yang
sungguh dialami oleh bangsa itu: makna-makna
dan nilai-nilainya, aspirasi-aspirasinya, gagasan-
gagasan serta bahasanya, lagu-lagu dan
keseniannya. - Bahkan Gereja mengenakan
kerapuhan-kerapuhan dan kegagalan-
kegagalannya supaya semuanya itupun
disembuhkan" (FABC I No. 12)
• Dialog: proses belajar dari kebudayaan-
kebudayaan, Gereja ditantang untuk
“menafsirkan ulang” Injil yang dihidupinya.
Dialog Dengan agama-agama
• "Dialog itu memungkinkan kita menyentuh
ungkapan dan kenyataan hati-sanubari terdalam
bangsa-bangsa kita, dan memampukan kita
menemukan cara-cara otentik menghayati dan
mengungkapkan iman Kristiani kita. Dialog itu
akan menyingkapkan juga sekian banyak
kekayaan iman kita sendiri, yang barangkali
tidak akan kita tangkap" (FABC I, No. 16)
• Beberapa catatan:
• Agama seringkali dipolitisir.
• Munculnya fundamentalisme agama
• Perlu pertobatan, perlu meninggalkan trauma
Dialog dengan kemiskinan
• "Dialog itu meminta, supaya kita bekerja bukan
melulu bagi mereka (dalam arti paternalistis),
melainkan bersama mereka, untuk belajar dari
mereka (sebab kita memang harus belajar
banyak dari mereka) kebutuhan-kebutuhan dan
aspirasi-aspirasi mereka yang sebenarnya,
seperti yang mereka kenali dan rumuskan
dengan rinci" (FABC I, No. 20)
Dialog dengan kemiskinan
• Resiko: "kehilangan keamanan, bukan hanya
materiil, tetapi rohani juga. Sebab itu berarti
menempuh jalan yang tidak populer,
mengusahakan pedoman-pedoman kebijakan
dan tindakan, bukan mengikuti sistem-sistem
siap pakai di bidang teologi, hukum dan
sosiologi, yang terutama dikembangkan di
Barat, melainkan mencoba mengenali proses
sejarah yang sedang berlangsung pada rakyat
kita sendiri" (BISA I, No. 6).
2. GEREJA PERSEKUTUAN
PARTISIPATIF
Gereja itu persekutuan
• Pada tarafnya yang terdalam Gereja ialah persekutuan
(koinonia, communio), yang berakar dalam kehidupan
Tritunggal Mahakudus (FABC III, 7.1)
• Gereja ialah jemaat partisipasi dan tanggungajwab
bersama yang otentik. Di situ berlangsung proses saling
berbagi kurnia dan tanggung jawab yang sesungguhnya.
Di situ bakat-pembawaan dan karisma-karisma masing-
masing anggota diterima dan diamalkan dalam aneka
pelayanan. Di situ semua dilatih mengembangkan sikap-
sikap dan mempraktekkan saling mendengarkan dan
dialog, penegasan bersama dalam Roh, kesaksian
bersama dan kerjasama. (FABC III, 7.6)
Gereja itu persekutuan (2)
• Gereja ialah jemaat dalam kesatuan yang sejati
dengan para Uskup beserta rekan-rekan sekerja
mereka dalam pelayanan berkat tahbisan. Mereka
itu dipiliholeh Roh untuk memimpin Gereja, dan
menempatkan diri di tengah umat beriman sebagai
pelayan (FABC III, 7.7)
• Gereja ialah jemaat, tidak tertutup dalam diri sendiri
dan peokok-pokok kepeduliannya yang khas,
melainkan karena sekianbanyak ikatan berkaitan
dengan jemaat-jemaat beriman lainnya (secara
konkret: paroki-paroki dan diosis-diosis sekitar);
berkaitan pula dengan persekutuan yang satu dan
semesta, “catholica unitas”, Gereja Kudus Tuhan
(FABC III, 7.8)
Persekutuan para murid
• Oleh karena itu sekarang ini kita umat Kristiani di
Asia dipanggil menjadi Gereja yang secara
mendalam menghayati komitmennya kepada Yesus
Sang Pembebas. Komitmen itu pada semua orang
Kristiani akan menjadikan Gereja persekutuan para
murid yang penuh dedikasi, - entah klerus atau
awam – yang bekerja demi pembebasan Asia.
Persekutuan dengan Yesus Kristus dan antara kita
itu bukan alienasi dari rakyat atau kenyataan-
kenyataan Asia. Sebaliknya, persekutuan kita
dikukuhkan bila, kita sungguh menjadi Gereja-
Gereja Asia, yang berakar di tengah rakyat kita dan
hidup dalam solidaritas dengan mereka (FABC IV,
4.1.3)
Persekutuan jemaat-jemaat
• Gereja di Asia akan harus menjadi persekutuan
jemaat-jemaat; di situ umat awam, para religius dan
klerus saling mengakui dan menerima sebagai
saudara-saudari. Mereka dihimpun oleh sabda
Allah, yang – dipandang dari kehadiran “kuasi
sakramental” Tuhan yang bangkit dan mulia –
membimbing mereka membentuk jemaat-jemaat
Kristiani kecil (misalnya: kelompok-kelompok
tetangga, Jemaat-Jemaat Gerejawi Basis, dan
jemaat-jemaat “perjanjian”). Di situ mereka berdoa
dan bersama-sama merenungkan Injil Yesus,
menghayatinya dalamhidup mereka sehari-hari,
sementara mereka saling mendukung dan
bekerjasam, bersatu “sebudi dan sehati” (FABC V,
Gereja itu bersifat partisipatoris
• Gereja itu bersifat partisipatoris: kurnia-kurnia
yang dianugerahkanoleh Roh Kudus kepada
semua orang beriman – awam, religius dan
klerus – diakui dan diamalkan supaya Gereja
dibangun dan misinya dilaksanakan (FABC V,
8.1.2)
3. GEREJA MENGABDI
KERAJAAN ALLAH
Gereja terlibat dalam
membangun Kerajaan Allah
• “Kami sadari, bahwa – supaya seluruh jemaat
masih lebihmelibatkan diri dalam proses
membangun Kerajaan Allah di dunia, - Gereja
setempat harus berperan serta dan ikut
bertanggungjawab dalam pengambilan
keputusan mengenai pelayanan-pelayanan yang
dibutuhkannya dan sifat kehadiran Gereja di
tengah masyarakat” (BISA III, 8)
Gereja ada untuk Kerajaan
Allah
• Kerajaan Allah sendirilah dasarnya, mengapa
ada Gereja. Gereja berada dalam dan demi
Kerajaan Allah. Kerajaan, yang dianugerahkan
dan diprakarasai oleh Allah itu, sudah mulai dan
terus menerus diwujudkan serta dihadirkan
melalui Roh Kudus. Di manapun manusia
dihormati di situ hadirlah Kerajaan Allah.
Kerajaan itu jauh lebih luas dari lingkup Gereja.
Kenyataan yang sudah hadir itu ditujukan ke
arah penampilan mutakhir dan pemekaran
paripurna Kerajaan Allah (BIRA IV/2, 8.1)
Benih Kerajaan Allah sudah ada
dalam agama dan kebudayaan
• “Dalam situasi itu Gereja di Asia memandang
sebagai tugas utamanya meresapkan nilai-nilai
Injili, kemudian secara lebih eksplisit menggali
„benih-benih Kerajaan Allah‟ yang terdapat
dalam berbagai kebudayaan dan agama” (FABC
IV, 3.6.5)
4. TUGAS MISI GEREJA
Arti baru misi Gereja
• “Oleh karena itu, misi mencakup: tinggal
bersama umat, menanggapi kebutuhan-
kebutuhan mereka, peka terhadap kehadiran
Allah dalam kebudayaan-kebudayaan dan
tradisi-tradisi keagamaan lain, dan memberi
kesaksian akan nilai-nilai Kerajaan Allah melalui
kehadiran, solidaritas, „sharing‟, dan kata-kata.
Misi akan berarti dialog dengan rakyat miskin di
Asia, dengan kebudayaan-kebudayaannya
setempat, dan dengan tradisi-tradisi keagamaan
lainnya” FABC V, 3.1.2).
Merombak dunia dari dalam
• “Akhirnya kita mewartakan Injil karena Injil itu
ragi demi pembebasan dan perombakan
masyarakat. Dunia Asia memerlukan nilai-nilai
Kerajaan Allah dan Kristus untuk mewujudkan
pengembangan manusiawi, keadilan,
perdamaian dan keselarasan dengan Allah, di
antara bangsa-bangsa dan dengan segenap
alam tercipta, yang didambakan oleh bangsa-
bangsa Asia” (FABC V, 3.2.5.e,)
Mitra sejati semua orang
• “Pada hemat kami jemaat Kristiani harus hidup
dalam persekutuan, sebagai mitra sejati
bersama semua orang Asia, sementara mereka
berdoa, bekerja, berjuang dan menderita demi
hidup manusiawi yang lebih baik, dan sementara
berusaha menemukan makna hidup dan
kemajuan manusiawi. Sebab pribadi manusia
yang diciptakan dalam Kristus, ditebus oleh
Kristus dan disatukan oleh Kristus dengan
diriNya, merupakan jalan bagi Gereja. Gereja
harus menempuh perjalanan bersama manusia
dalam solidaritas manusiawi (FABC V, 6.2)
Kesimpulan
• Gereja menjadi Gereja yang sungguh berakar dalam
masyarakat Asia.
• Communion of communities: awam, religius, klerus
saling menerima sebagai saudara  membentuk
jemaat-jemaat basis.
• Bersifat partisipatoris: karunia diakui dan diamalkan
supaya Gereja dibangun dan misinya dilaksanakan.
• Dengan setia dan penuh cinta kasih memberi
kesaksian tentang Tuhan Yesus yang bangkit,
dalam dialog kehidupan dengan umat yang lain.
• Berfungsi sebagai tanda kenabian yang menunjuk
pada Kerajaan Allah.
Diskusi Pendalaman
• Manakah unsur yang paling kena dalam situasi
pelayanan pastoral anda?
• Dalam situasi pastoral anda, bagaimana
keterlibatan Gereja untuk menghadirkan nilai-
nilai Kerajaan Allah dapat dijalankan?

More Related Content

PPTX
Pertemuan IX
DOCX
SIAPAKAH KAUM AWAM (GEREjA) PWG
PPTX
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
DOCX
Agama tugas gereja
PPTX
Peran Gereja dalam Masyarakat Indonesia yang Beragam
PPTX
Tugas presentasi agama(gereja)
PPTX
Empat Sifat Gereja Katolik
PPTX
Ajaran sosial gereja
Pertemuan IX
SIAPAKAH KAUM AWAM (GEREjA) PWG
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Agama tugas gereja
Peran Gereja dalam Masyarakat Indonesia yang Beragam
Tugas presentasi agama(gereja)
Empat Sifat Gereja Katolik
Ajaran sosial gereja

What's hot (20)

PPTX
Ppt 4 masyarakat
PPTX
Ppt 3 gereja
PPTX
Ppt 4 masyarakat
PPT
Gereja sebagai institusi sosial dan persekutuan
PDF
Konsili Vatikan II
PPTX
Ppt 3 gereja
DOCX
Interaksi 2;
DOCX
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
PPTX
Kompendium Konsili Vatikan II
PPT
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
DOCX
Makalah Dogmatika 4 :Peran Gereja di Luar (Diakonia)
PPSX
Ekaristi yang liturgis
PPSX
Dewan paroki by rm anton konseng pr
PPTX
Pertemuan VII
PPTX
Sakramen Inisiasi Menurut KHK
PPSX
Menyanyikan misa newest
PDF
Dokumen konsili vatikan ii
PPT
gereja
DOC
Oikumenika GEREJA
PPTX
Khotbah: Belajar Misi dari Gereja Korea
Ppt 4 masyarakat
Ppt 3 gereja
Ppt 4 masyarakat
Gereja sebagai institusi sosial dan persekutuan
Konsili Vatikan II
Ppt 3 gereja
Interaksi 2;
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Kompendium Konsili Vatikan II
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Makalah Dogmatika 4 :Peran Gereja di Luar (Diakonia)
Ekaristi yang liturgis
Dewan paroki by rm anton konseng pr
Pertemuan VII
Sakramen Inisiasi Menurut KHK
Menyanyikan misa newest
Dokumen konsili vatikan ii
gereja
Oikumenika GEREJA
Khotbah: Belajar Misi dari Gereja Korea
Ad

Viewers also liked (12)

DOCX
3. renungan masa adven 2013 dalam rangka misa
PDF
Bmf 39 keluarga
PPT
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
PDF
Keluarga Dalam Arus Media Digital
PPT
Dialogue for Organizational Performance
DOC
Diktat Pembinaan Warga Gereja
PDF
Keynote Ton Wesseling at the Web Analytics Wednesday Copenhagen #wawcph at Se...
PPT
Dialogue Slides
PPTX
Dialogue
PPT
Writing Dialogue: Intro
PPTX
CREATIVE WRITING: Dialogue ppt
PPTX
Pelajaran sekolah sabat ke 7 triwulan 1 2017
3. renungan masa adven 2013 dalam rangka misa
Bmf 39 keluarga
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Keluarga Dalam Arus Media Digital
Dialogue for Organizational Performance
Diktat Pembinaan Warga Gereja
Keynote Ton Wesseling at the Web Analytics Wednesday Copenhagen #wawcph at Se...
Dialogue Slides
Dialogue
Writing Dialogue: Intro
CREATIVE WRITING: Dialogue ppt
Pelajaran sekolah sabat ke 7 triwulan 1 2017
Ad

Similar to Percobaan Upload Slideshare (20)

DOCX
Bahan natalia
PPTX
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
PPT
Gereja vatikan II
PPTX
MATERI AGAMA KELAS 11 SMA GEREJA SEBAGAI UMAT ALLAH
PPT
Gereja dan Persatuan Indonesia
PPTX
PELAJARAN 2 (OKE).pptx agama katolik dan budi pekerti
PDF
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
DOCX
Makalah gereja menyatukan orang orang percaya dalam pandangan surat-surat dog...
PPTX
Materi I Kelas XI-Gereja Sebagai Umat Allah.pptx
PPTX
Wangon
PPTX
PELAJARAN 3 (OKE).pptx agama katolik dan budi pekerti
PPTX
Bab 14 peran tu gereja
PPTX
PancaTugasGeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeereja.pptx
PPT
Pertemuan IV
PPTX
Pertemuan X
DOCX
Makalah dogmatika IV
DOCX
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
PPTX
CIRI GEREJA SEBAGAI PAGUYUBAN untuk Siswa edited.pptx
PPTX
Bermisi di Bumi Bereligi
PDF
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
Bahan natalia
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
Gereja vatikan II
MATERI AGAMA KELAS 11 SMA GEREJA SEBAGAI UMAT ALLAH
Gereja dan Persatuan Indonesia
PELAJARAN 2 (OKE).pptx agama katolik dan budi pekerti
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
Makalah gereja menyatukan orang orang percaya dalam pandangan surat-surat dog...
Materi I Kelas XI-Gereja Sebagai Umat Allah.pptx
Wangon
PELAJARAN 3 (OKE).pptx agama katolik dan budi pekerti
Bab 14 peran tu gereja
PancaTugasGeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeereja.pptx
Pertemuan IV
Pertemuan X
Makalah dogmatika IV
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
CIRI GEREJA SEBAGAI PAGUYUBAN untuk Siswa edited.pptx
Bermisi di Bumi Bereligi
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf

More from karangpanas (20)

DOCX
Berita Paroki 26 Februari 2017
DOCX
Berita Paroki 19 Februari 2017
DOCX
Berita Paroki 12 Februari 2017
DOCX
Berita Paroki 05 Februari 2017
DOCX
Berita Paroki 15 Januari 2017
DOCX
Berita Paroki 08 Januari 2017
DOCX
Berita 16 Oktober 2016
DOCX
Berita 09 Oktober 2016
DOCX
Berita Paroki 02 Oktober 2016
DOCX
Berita Paroki 25 September 2016
DOCX
Berita Paroki 11 September 2016
DOCX
Berita Paroki 28 Agustus 2016
DOCX
Berita Paroki 20-21 Agustus 2016
DOCX
Berita Paroki 31 Juli 2016
DOCX
Berita Paroki 19 Juni 2016
DOCX
Berita Paroki 11-12 Juni 2016
DOCX
Berita Paroki 05 Juni 2016
DOCX
Berita Paroki 29 Mei 2016
DOCX
Berita Paroki 22 Mei 2016
DOCX
Berita Paroki 15 Mei 2016
Berita Paroki 26 Februari 2017
Berita Paroki 19 Februari 2017
Berita Paroki 12 Februari 2017
Berita Paroki 05 Februari 2017
Berita Paroki 15 Januari 2017
Berita Paroki 08 Januari 2017
Berita 16 Oktober 2016
Berita 09 Oktober 2016
Berita Paroki 02 Oktober 2016
Berita Paroki 25 September 2016
Berita Paroki 11 September 2016
Berita Paroki 28 Agustus 2016
Berita Paroki 20-21 Agustus 2016
Berita Paroki 31 Juli 2016
Berita Paroki 19 Juni 2016
Berita Paroki 11-12 Juni 2016
Berita Paroki 05 Juni 2016
Berita Paroki 29 Mei 2016
Berita Paroki 22 Mei 2016
Berita Paroki 15 Mei 2016

Percobaan Upload Slideshare

  • 1. GEREJA DALAM DOKUMEN- DOKUMEN FABC Bulan Pastoral 2013 M. Purwatma, Pr.
  • 3. Konsili Vatikan II sebagai titik tolak • Konsili Vatikan II merupakan dasar dari pembaharuan cara hidup menggereja yang dikembangkan di Asia: • Gereja sebagai kommunio yang menyapa semua orang, terutama yang miskin • Gereja dalam dialog dengan agama-agama dan kebudayaan. • Dalam Konsili Vatikan II, para Uskup Asia tidak banyak berbicara, tetapi mereka merasakan tantangan untuk membangun Gereja setempat yang sejati.
  • 4. Mulai dari Kunjungan Paus Paulus VI • Terbentuknya Federation of Asian Bishops‟ Conference (FABC) berpangkal dari Pertemuan Para Uskup Asia di Manila tahun 1970, dalam rangka menyambut kedatangan Paus Paulus VI. • Merefleksikan Populorum Progressio, para Uskup menyadari perlunya memperhatikan realitas Asia. Dua hal yang langsung menyolok ialah kemiskinan dan orang muda, maka mereka merumuskan perlunya menjadi Gereja Kaum Miskin dan Gereja Kaum Muda • Para Uskup memutuskan untuk lebih terlibat pada persoalan-persoalan masyarakat Asia • Para Uskup merasa perlu membentuk wadah persaudaraan para Uskup Asia
  • 6. Membaca Realitas • Gereja Asia merasa diri sebagai kelompok kecil yang terasing dalam masyarakat Asia: karena mengambil jarak terhadap pergulatan masyarakat Asia. • Wajah masyarakat Asia: • Ditandai dengan kemajemukan agama dan kebudayaan. • Hidup dengan dua kaki: tradisional dan modern. • Religiusitas yang tinggi. • Dalam bidang ekonomi: kesenjangan kaya miskin yang mencolok.
  • 7. Gereja setempat yang sejati • Keprihatinan utama mewartakan Injil di Asia ialah: “membangun Gereja setempat yang sejati … Gereja yang terinkarnasi dalam suatu bangsa, Gereja yang pribumi dan berinkulturasi” (FABC I, no. 12).
  • 8. Dialog sebagai kunci • "Secara kongkrit itu berarti Gereja dalam dialog terus menerus, dalam kerendahan hati dan penuh kasih dengan tradisi-tradisi, kebudayaan- kebudayaan, agama-agama yang serba hidup - pendek kata: dengan segala kenyataan hidup bangsa, tempat Gereja berakar secara mendalam, dan yang sejarah maupun kehidupannya dengan gembira diakui oleh Gereja sebagai riwayat hidupnya sendiri" (FABC I, no. 12)
  • 9. Dialog dengan Kebudayaan • "mencoba ikut mengalami apa saja yang sungguh dialami oleh bangsa itu: makna-makna dan nilai-nilainya, aspirasi-aspirasinya, gagasan- gagasan serta bahasanya, lagu-lagu dan keseniannya. - Bahkan Gereja mengenakan kerapuhan-kerapuhan dan kegagalan- kegagalannya supaya semuanya itupun disembuhkan" (FABC I No. 12) • Dialog: proses belajar dari kebudayaan- kebudayaan, Gereja ditantang untuk “menafsirkan ulang” Injil yang dihidupinya.
  • 10. Dialog Dengan agama-agama • "Dialog itu memungkinkan kita menyentuh ungkapan dan kenyataan hati-sanubari terdalam bangsa-bangsa kita, dan memampukan kita menemukan cara-cara otentik menghayati dan mengungkapkan iman Kristiani kita. Dialog itu akan menyingkapkan juga sekian banyak kekayaan iman kita sendiri, yang barangkali tidak akan kita tangkap" (FABC I, No. 16) • Beberapa catatan: • Agama seringkali dipolitisir. • Munculnya fundamentalisme agama • Perlu pertobatan, perlu meninggalkan trauma
  • 11. Dialog dengan kemiskinan • "Dialog itu meminta, supaya kita bekerja bukan melulu bagi mereka (dalam arti paternalistis), melainkan bersama mereka, untuk belajar dari mereka (sebab kita memang harus belajar banyak dari mereka) kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-aspirasi mereka yang sebenarnya, seperti yang mereka kenali dan rumuskan dengan rinci" (FABC I, No. 20)
  • 12. Dialog dengan kemiskinan • Resiko: "kehilangan keamanan, bukan hanya materiil, tetapi rohani juga. Sebab itu berarti menempuh jalan yang tidak populer, mengusahakan pedoman-pedoman kebijakan dan tindakan, bukan mengikuti sistem-sistem siap pakai di bidang teologi, hukum dan sosiologi, yang terutama dikembangkan di Barat, melainkan mencoba mengenali proses sejarah yang sedang berlangsung pada rakyat kita sendiri" (BISA I, No. 6).
  • 14. Gereja itu persekutuan • Pada tarafnya yang terdalam Gereja ialah persekutuan (koinonia, communio), yang berakar dalam kehidupan Tritunggal Mahakudus (FABC III, 7.1) • Gereja ialah jemaat partisipasi dan tanggungajwab bersama yang otentik. Di situ berlangsung proses saling berbagi kurnia dan tanggung jawab yang sesungguhnya. Di situ bakat-pembawaan dan karisma-karisma masing- masing anggota diterima dan diamalkan dalam aneka pelayanan. Di situ semua dilatih mengembangkan sikap- sikap dan mempraktekkan saling mendengarkan dan dialog, penegasan bersama dalam Roh, kesaksian bersama dan kerjasama. (FABC III, 7.6)
  • 15. Gereja itu persekutuan (2) • Gereja ialah jemaat dalam kesatuan yang sejati dengan para Uskup beserta rekan-rekan sekerja mereka dalam pelayanan berkat tahbisan. Mereka itu dipiliholeh Roh untuk memimpin Gereja, dan menempatkan diri di tengah umat beriman sebagai pelayan (FABC III, 7.7) • Gereja ialah jemaat, tidak tertutup dalam diri sendiri dan peokok-pokok kepeduliannya yang khas, melainkan karena sekianbanyak ikatan berkaitan dengan jemaat-jemaat beriman lainnya (secara konkret: paroki-paroki dan diosis-diosis sekitar); berkaitan pula dengan persekutuan yang satu dan semesta, “catholica unitas”, Gereja Kudus Tuhan (FABC III, 7.8)
  • 16. Persekutuan para murid • Oleh karena itu sekarang ini kita umat Kristiani di Asia dipanggil menjadi Gereja yang secara mendalam menghayati komitmennya kepada Yesus Sang Pembebas. Komitmen itu pada semua orang Kristiani akan menjadikan Gereja persekutuan para murid yang penuh dedikasi, - entah klerus atau awam – yang bekerja demi pembebasan Asia. Persekutuan dengan Yesus Kristus dan antara kita itu bukan alienasi dari rakyat atau kenyataan- kenyataan Asia. Sebaliknya, persekutuan kita dikukuhkan bila, kita sungguh menjadi Gereja- Gereja Asia, yang berakar di tengah rakyat kita dan hidup dalam solidaritas dengan mereka (FABC IV, 4.1.3)
  • 17. Persekutuan jemaat-jemaat • Gereja di Asia akan harus menjadi persekutuan jemaat-jemaat; di situ umat awam, para religius dan klerus saling mengakui dan menerima sebagai saudara-saudari. Mereka dihimpun oleh sabda Allah, yang – dipandang dari kehadiran “kuasi sakramental” Tuhan yang bangkit dan mulia – membimbing mereka membentuk jemaat-jemaat Kristiani kecil (misalnya: kelompok-kelompok tetangga, Jemaat-Jemaat Gerejawi Basis, dan jemaat-jemaat “perjanjian”). Di situ mereka berdoa dan bersama-sama merenungkan Injil Yesus, menghayatinya dalamhidup mereka sehari-hari, sementara mereka saling mendukung dan bekerjasam, bersatu “sebudi dan sehati” (FABC V,
  • 18. Gereja itu bersifat partisipatoris • Gereja itu bersifat partisipatoris: kurnia-kurnia yang dianugerahkanoleh Roh Kudus kepada semua orang beriman – awam, religius dan klerus – diakui dan diamalkan supaya Gereja dibangun dan misinya dilaksanakan (FABC V, 8.1.2)
  • 20. Gereja terlibat dalam membangun Kerajaan Allah • “Kami sadari, bahwa – supaya seluruh jemaat masih lebihmelibatkan diri dalam proses membangun Kerajaan Allah di dunia, - Gereja setempat harus berperan serta dan ikut bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan mengenai pelayanan-pelayanan yang dibutuhkannya dan sifat kehadiran Gereja di tengah masyarakat” (BISA III, 8)
  • 21. Gereja ada untuk Kerajaan Allah • Kerajaan Allah sendirilah dasarnya, mengapa ada Gereja. Gereja berada dalam dan demi Kerajaan Allah. Kerajaan, yang dianugerahkan dan diprakarasai oleh Allah itu, sudah mulai dan terus menerus diwujudkan serta dihadirkan melalui Roh Kudus. Di manapun manusia dihormati di situ hadirlah Kerajaan Allah. Kerajaan itu jauh lebih luas dari lingkup Gereja. Kenyataan yang sudah hadir itu ditujukan ke arah penampilan mutakhir dan pemekaran paripurna Kerajaan Allah (BIRA IV/2, 8.1)
  • 22. Benih Kerajaan Allah sudah ada dalam agama dan kebudayaan • “Dalam situasi itu Gereja di Asia memandang sebagai tugas utamanya meresapkan nilai-nilai Injili, kemudian secara lebih eksplisit menggali „benih-benih Kerajaan Allah‟ yang terdapat dalam berbagai kebudayaan dan agama” (FABC IV, 3.6.5)
  • 23. 4. TUGAS MISI GEREJA
  • 24. Arti baru misi Gereja • “Oleh karena itu, misi mencakup: tinggal bersama umat, menanggapi kebutuhan- kebutuhan mereka, peka terhadap kehadiran Allah dalam kebudayaan-kebudayaan dan tradisi-tradisi keagamaan lain, dan memberi kesaksian akan nilai-nilai Kerajaan Allah melalui kehadiran, solidaritas, „sharing‟, dan kata-kata. Misi akan berarti dialog dengan rakyat miskin di Asia, dengan kebudayaan-kebudayaannya setempat, dan dengan tradisi-tradisi keagamaan lainnya” FABC V, 3.1.2).
  • 25. Merombak dunia dari dalam • “Akhirnya kita mewartakan Injil karena Injil itu ragi demi pembebasan dan perombakan masyarakat. Dunia Asia memerlukan nilai-nilai Kerajaan Allah dan Kristus untuk mewujudkan pengembangan manusiawi, keadilan, perdamaian dan keselarasan dengan Allah, di antara bangsa-bangsa dan dengan segenap alam tercipta, yang didambakan oleh bangsa- bangsa Asia” (FABC V, 3.2.5.e,)
  • 26. Mitra sejati semua orang • “Pada hemat kami jemaat Kristiani harus hidup dalam persekutuan, sebagai mitra sejati bersama semua orang Asia, sementara mereka berdoa, bekerja, berjuang dan menderita demi hidup manusiawi yang lebih baik, dan sementara berusaha menemukan makna hidup dan kemajuan manusiawi. Sebab pribadi manusia yang diciptakan dalam Kristus, ditebus oleh Kristus dan disatukan oleh Kristus dengan diriNya, merupakan jalan bagi Gereja. Gereja harus menempuh perjalanan bersama manusia dalam solidaritas manusiawi (FABC V, 6.2)
  • 27. Kesimpulan • Gereja menjadi Gereja yang sungguh berakar dalam masyarakat Asia. • Communion of communities: awam, religius, klerus saling menerima sebagai saudara  membentuk jemaat-jemaat basis. • Bersifat partisipatoris: karunia diakui dan diamalkan supaya Gereja dibangun dan misinya dilaksanakan. • Dengan setia dan penuh cinta kasih memberi kesaksian tentang Tuhan Yesus yang bangkit, dalam dialog kehidupan dengan umat yang lain. • Berfungsi sebagai tanda kenabian yang menunjuk pada Kerajaan Allah.
  • 28. Diskusi Pendalaman • Manakah unsur yang paling kena dalam situasi pelayanan pastoral anda? • Dalam situasi pastoral anda, bagaimana keterlibatan Gereja untuk menghadirkan nilai- nilai Kerajaan Allah dapat dijalankan?