SlideShare a Scribd company logo
ISBN: 978-602-74598-5-4 Prosiding Seminar Nasional Fisika 7.0 (2021) 390-395
KARAKTERISTIK SIFAT FISIK TANAH RESIDUAL LERENG RAWAN
LONGSOR DI KAMPUNG CIBITUNG, KECAMATAN PANGALENGAN,
KABUPATEN BANDUNG
Ghina Almira Salsabila1*
, Selly Feranie2
, Adrin Tohari3
1,2
Laboratorium Bumi dan Antariksa, Departemen Pendidikan Fisika, Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandunng, Indonesia
3
Pusat Riset Geoteknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bandung, Indonesia
*Alamat Korespondensi: ghinalmiraa@upi.edu
ABSTRAK
Kampung Cibitung, Kecamatan Pangalengan berada di wilayah Bandung yang beriklim tropis
mengakibatkan peristiwa alam berupa longsor pada musim penghujan dapat terjadi. Proses pembasahan
dan pengeringan secara berulang akan mempengaruhi sifat fisik dari tanah, perubahan kadar air dalam
tanah dapat menyebabkan berubahnya volume tanah. Dibutuhkan analisis mengenai sifat fisik tanah untuk
mengetahui karakteristik tanah pada area Cibitung. Sampel penelitian tanah di ambil dari lereng tanah di
Kampung Cibitung, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Pengujian sifat fisik tanah dilakukan di
laboratorium meliputi berat jenis tanah basah (γt), berat jenis kering tanah (γd), kadar air (wc), derajat
kejenuhan (Sr), Specific Gravity (Gs), porositas (n), dan batas Atterberg (LL, PL, PI). Hasil pengujian sifat
fisik tanah menghasilkan berat isi tanah basah sebesar 1,56 gr/cm3, berat isi tanah kering sebesar 1,11
gr/cm3, kadar air sebesar 51,93%, derajat kejenuhan sebesar 0,86 dengan porositas tanah ini sebesar 0,53.
Berdasarkan hasil uji ayak, persentase tanahlolos sebesar 62,92%, yang menunjukkan tanah di lokasi studi
didominasi oleh partikel halus. Adapun nilai batas Atterberg yang meliputi batas cair (LL) sebesar 71,5%,
batas plastis (PL) sebesar 51,81%, dan indeks plastisitas (PI) sebesar 19,68%. Berdasarkan hasil pengujian
sifat fisik tersebut, tanah di lokasi Kampung Cibitung tersebut merupakan lanau dengan plastisitas tinggi
dengan porositas yang tinggi sehingga mudah untuk mengalami penjenuhan saat hujan lebat dan
menyebabkan lereng di wilayah ini rentan terhadap longsor.
© 2021 Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
Kata kunci: Longsor, sifat fisik, tanah residual
PENDAHULUAN
Bencana longsor merupakan salah satu
bencana alam yang terjadi pada lereng
alami maupun buatan. Longsor pada lereng
banyak terjadi apabila saat musim
penghujan datang. Longsor dapat
disebabkan karena dua faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal yang mana
faktor internal berkaitan dengan ketahanan
tanah dan sifat fisik tanah, sedangkan
faktor eksternal berkaitan dengan aktivitas
manusia. Tanah longsor adalah bentuk
erosi dengan diiringi pergerakaan tanah
yang menyebabkan perpindahan material
tanah maupun batuan dalam intensitas
yang cukup besar (Yassar, 2020). Peristiwa
tanah longsor merupakan peristiwa
pergerakan tanah, atau dapat didefinisikan
sebagai perpindahan material pembentuk
lereng, dapat berupa batuan asli, tanah
pelapukan, bahan timbunan atau kombinasi
dari material – material tersebut yang
bergerak ke arah bawah dan keluar lereng.
Kampung Cibitung, Kecamatan
Pangalengan Kabupaten Bandung berada
di daerah yang beriklim tropis yang memiliki
dua musim yaitu musim penghujan dan
musim kemarau. Pada Mei 2015 telah
terjadi longsor di Kampung Cibitung yang
menybabkan keruskana pada pipa panas
bumi. Pergantian musim pada lokasi
Cibitung menyebabkan tanah mengalami
pembasahan dan pengeringan secara
berulang, hal ini dapat mempengaruhi
karaktersitik fisik tanah yang menyebabkan
lokasi tersebut dapat terjadi longsor.
Penelitian ini bertujuan untuk
menyelidik sifat fisik tanah residual di
Kampung Cibitung.
Ghina Almira Salsabila,dkk-Karakteristik Sifat Fisik Tanah 391
Tanah secara umum didefinisikan
sebagai agregat yang tidak tersementasi,
bersifat loose (terberai), dengan mengalami
pelapukan secara fisika dan kimia (Evelyn,
2018). Tanah yang terbentuk langsung
akibat pelapukan kimiawi disebut tanah
residu (residual soil) (Assa, 2016). Bahan
penyusun tanah terdiri dari tiga komponen
yaitu bahan padat, air dan udara. Udara
dianggap tak mempunyai pengaruh teknis
sedangkan air sangat mempengaruhi sifat-
sifat teknis tanah (Putri, 2018). Ruang
diantara pori tanah dapat terisi oleh air
maupun udara. Tanah dapat dikatakan
jenuh apabila seluruh pori atau ruang terisi
penuh oleh air. Partikel – partikel tanah
terbentuk dari batuan yang pecah akibat
proses kimiawi dan proses fisik. Proses
kimiawi dapat terjadi oleh pengaruh
oksigen, karbondioksida, dan air.
Sedangkan proses fisik dapat terhadi akibat
adanya pengaruh erosi, angin, dan
manusia. Istilah mengenai pasir (sand) ,
lempung (clay), lanau (silt), dan lumpur
(mud) digunakan untuk menggambarkan
ukuran partikel dari tanah. Umumnya jenis
tanah yang ditemukan di lapangan
berdasarkan pengambilan sampel adalah
merupakan campuran antara butir kasar
dan butir halus yaitu kombinasi antara pasir
dengan lempung. Jarang sekali ditemukan
tanah pasir murni maupun lempung murni
(Desiani, 2016).
Sistem klasifikasi tanah pada dasarnya
dibuat untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik dan sifat – sifat fisik
tanah. Sistem klasifikasi tanah yang umum
digunakan adalah Unified Soil Classification
System. Dalam USCS, suatu tanah
diklasifikasikan ke dalam dua kategori
utama (Darwis, 2018) yaitu :
a. Tanah berbutir kasar (coarse – grained
soils) yang terdiri atas kerikil dan pasir
yang mana kurang dari 50% tanah
yang lolos saringan No. 200 (F200 <
50).
b. Tanah berbutir halus (fine – grained
soils) yang mana lebih dari 50% tanah
lolos saringan No. 200 (F200 50).
Gambar 1. Klasifikasi Tanah Berdasarkan Sistem USCS (Sumber : Darwis, 2018)
METODE
Penelitian ini dilakukan melalui 2 (dua)
tahap yaitu uji lapangan dan laboratorium.
Uji lapangan terdiri dari pengambilan
sampel tanah tak terganggu dengan
menggunakan 3 (tiga) ring pada kedalaman
kurang lebih 50 cm dari permukaan tanah
dan mengambil sampel acak tanah
terganggu di lokasi Kampung Cibitung,
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten
Bandung. Penentuan sifat fisik tanah
dilakukan dengan uji laboratorium di
392 Ghina Almira Salsabila,dkk-Karakteristik Sifat Fisik Tanah
Laboratorium Geoteknologi LIPI dengan
pengujian untuk menentukan berat isi
tanah, berat jenis tanah, porositas, derajat
kejenuhan, batas Atterberg, dan Analisa
ukuran butir. Tahapan dalam proses
penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Skema Alir Penelitian
Berdasarkan diagram fase tanah yang
ditunjukkan pada Gambar 3. yaitu elemen
tanah yang memiliki berat (w) dan volume
(v).
Gambar 3. Diagram Fase Tanah (Sumber : Darwis, 2018)
Terdapat hubungan volume yang
digunakan untuk suatu elemen tanah, yaitu:
a. Berat Volume tanah basah
adalah perbandingan antara berat
butiran tanah dengan volume total
tanah.
b. Berat Volume tanah kering
adalah perbandingan antara berat
butiran padat dengan volume total
tanah.
c. Kadar Air adalah perbandingan
antara berat air dengan berat butiran
padat dalam tanah.
d. Spesific Gravity adalah
perbandingan antara berat volume
butiran padat dengan berat volume
air.
e. Derajat Kejenuhan adalah
perbandingan antara volume air
dengan volume total rongga berpori.
Batas konsistensi tanah atau batas
Atterberg dapat menjelaskan sifat
konsistensi tanah. Menurut Sompie, 2018.
Batas – batas Atterberg tersebut adalah :
a. Batas Cair (Liquid Limit) = LL adalah
batas antara keadaan plastis ke cair.
b. Batas Plastis (Plastic Limit) = PL
adalah batas keadaan semi padat ke
plastis.
c. Batas Susut (Shrinkage Limit) = SL
adalah keadaan dimana kadar air
tanah berada pada batas antara
keadaan padat ke semi padat.
d. Indeks Plastisitas (Plastisitas Index) =
PI adalah rentang antara batas plastis
dan batas cair. Besarnya indeks
plastisitas dapat dirumuskan dengan
PI = LL – PL
Ghina Almira Salsabila,dkk-Karakteristik Sifat Fisik Tanah 393
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian sifat fisik tanah pada
lokasi Cibitung dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan hasil perhitungan tanah di
daerah penelitian, didapatkan nilai berat isi
tanah kering sebesar 1,11 gr/cm3
, berat isi
tanah basah 1,56 gr/cm3
dan berat jenis
sebesar 2,36 gr/cm3
. Perbedaan berat isi
tanah kering sedikit lebih ringan dibanding
dengan berat isi tanah basah. Hal ini
disebabkan pada saat pengeringan dengan
menggunakan oven kadar air dan volume
pada tanah akan berkurang sehingga berat
isi tanah kering akan lebih ringan
dibandingkan dengan berat isi tanah basah.
Tabel 1. Karakteristik Tanah
Karakteristik Tanah Satuan
Berat Isi Tanah Kering ( ) gr/cm3
1,11
Berat Isi Tanah Basah( ) gr/cm3
1,56
Kadar Air (wc) % 51,93
Berat Jenis (Gs) gr/cm3
2,45
Derajat Kejenuhan (Sr) 0,83
Porositas (n) 0,54
Batas Cair (LL) % 71,5
Batas Plastis (PL) % 51,81
Indeks Plastisitas (PI) % 19,92
Tanah Lolos Saringan No.
200
% 62,65
Hasil pengujian tanah di daerah
penelitian memiliki kadar air sebesar
51,93% dengan derajat kejenuhan 0,83
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.
Kondisi ini menujukkan bahwa tanah
tersebut memiliki konsistensi basah.
Sampel tanah di ambil pada saat musim
kemarau (kering), dengan nilai porositas
0,54 hal ini menunjukkan bahwa volume
rongga cukup besar sehingga ketika musim
hujan datang kemungkinan penambahan
kadar air dan peningkatan derajat
kejenuhan dapat terjadi. Menurut Faridlah
(2016), Parameter Derajat Kejenuhan
sangat berkaitan dengan kadar air,
sehingga jika derajat kejenuhannya
semakin tinggi maka kadari air nya pun
tinggi. Hal ini akan menambah beban pada
lereng yang menyebabkan tanah tidak
stabil dan mengakibatkan longsor.
Gambar 4. Distribusi Ukuran Butir Tanah
Hasil pengukuran ukuran butir sampel
tanah Kampung Cibitung diperoleh hasil
tanah lolos saringan No. 200 sebesar
62,65% yang mengindikasikan tanah
tersebut merupakan tanah berbutir halus.
Gambar 4 merupakan grafik jumlah tanah
lolos terhadap diameter ukuran butir tanah
yang menunjukkan semakin ke kiri, tanah
394 Ghina Almira Salsabila,dkk-Karakteristik Sifat Fisik Tanah
semakin halus dan semakin ke kanan maka tanah tersebut semakin kasar.
Gambar 5. Distribusi Plastisitas Tanah
Dalam penelitian ini, batas Atterberg
yang diketahui adalah batas cair (LL) batas
plastis (PL), dan indeks plastisitas (IP).
Untuk menentukan jenis tanah, dapat
dilihat melalui nilai indeks plastisitas dan
batas cair. Berdasarkan diagram plastistias
yang ditunjukkan pada Gambar 5, tanah
pada lereng area Cibitung berada pada
zona MH, menurut sistem klasifikasi tanah
USCS yang ditunjukkan pada Gambar 1,
tanah tersebut merupakan lanau dengan
plastisitas tinggi.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian pengujian
sifat fisik tanah yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa pada lokasi Kampung
Cibitung memiliki tanah dengan jenis lanau
dengan plastisitas tinggi dengan nilai
porositas dan kadar air yang tinggi
sehingga pada lokasi Kampung Cibitung
mudah untuk mengalami penjenuhan pada
saat hujan lebat dan menyebabkan lereng
di wilayah ini rentan terhadap longsor.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini didanai oleh Kementrian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia dalam program
penelitian "Penelitian Dasar
Kemenristekdikti" nomor hibah 264/UN40.
LP/PT.01.03/2021 bekerja sama dengan
Pusat Penelitian Geoteknologi, Badan Riset
dan Inovasi Nasional (BRIN),Bandung,
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Assa, V. A, Sompie, O. B. A., Lintong, E.
(2016). Karakteristik Pemampatan
Tanah Residu di TPA Ratahan.
Jurnal Ilmiah Media Engineering,
Vol. 6(3), pp 560 – 566.
Desiani, A. Tallar, R. Y., & Putri, A. (2016).
Studi Awal Perilaku Tanah
Residual Tropis yang Dipadatkan.
Jurnal Teknik Sipil, Vol. 12(2), pp
99 – 181.
Darwis. (2018). Dasar – Dasar Mekanika
Tanah. Yogyakarta, Pena Indis.
Evelyn. & Makarim, C. A. (2018). Potensi
Ekspansif Pada Tanah Residual
dengan Atterberg Limit Dan X-Ray
Diffraction Test untuk Wilayah
Jakarta dan Sekitarnya. Jurnal
Mitra Teknik Sipil, Vol. 1 (1), pp 168
– 176.
Faridlan, M., Tohari, A., Iryanti, M. (2016).
Hubungan Parameter Sifat
Magnetik dan Sifat Keteknikan
Tanah pada Tanah Residual
Vulkanik (Studi Kasus Daerah
Longsor Desa Langensari
Kabupaten Bandung Barat).
Wahana Fisika, 1(1), pp 54 – 76.
Putri, A. R. D., Zaika, Y., Harimurti. (2018).
Pengaruh Kadar Air terhadap Daya
Dukung pada Tanah Lunak di Jalan
Tol Gempol – Pasuruan (The
influence of Water Content to
Bearing Capacity of Soft Soil as
Subgrade of Pavement in Gempol
– Pasuruan). Jurnal Mahasiswa
Ghina Almira Salsabila,dkk-Karakteristik Sifat Fisik Tanah 395
Sompie, G. M. E., Sompie, O. B. A., &
Rondonuwu, S. (2018). Analisis
Stabilitas Tanah dengan Model
Material Mohr Coulomb dan Soft
Soil. Jurnal Sipil Statik, Vol. 6(10),
pp 783 – 792.
Yassar, M. F., Nurul, M., dkk. (2020).
Penerapan Weighted Overlay pada
Pemetaan Tingkat Probabilitas
Zona Rawan Longsor di Kabupaten
Sumedang, Jawa Barat

More Related Content

PPTX
Bulk_density
DOCX
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
PDF
Metode Pengukuran & Pendugaan Erosi pada DAS
PPTX
01-02. KARAKTERISTIK FISIKA TANAH.pptx
PPTX
PPT Proposal_Tegar Andriansyah Proposal.pptx
PDF
Laporan Praktikum Ilmu Tanah
DOCX
Laporan resmi
DOCX
Hubungan tanah air dan tanaman
Bulk_density
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
Metode Pengukuran & Pendugaan Erosi pada DAS
01-02. KARAKTERISTIK FISIKA TANAH.pptx
PPT Proposal_Tegar Andriansyah Proposal.pptx
Laporan Praktikum Ilmu Tanah
Laporan resmi
Hubungan tanah air dan tanaman

Similar to PrePost Restik (20)

DOCX
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
DOCX
Tugas pemetaan pertambangan
PDF
2953 9144-4-pb
PDF
Bab iv bahan organik tanah
PDF
3.4_fisika_tanah[1].pdf ilmu tanah .....
PDF
Pengaruh Sifat Fisik Tanah Pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh Di 5 Penggunaan ...
PDF
Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012
PPT
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
DOCX
Pembahasan kandungan ca co3, mn, dan laju infiltrasi
PPTX
Komnservasi tanah dan air EROSI.pptx
DOCX
makalah mekanika tanah
PDF
Bab4 tanah brantashulu
PPTX
Kul infiltrasi 1
PPTX
KONSOLIDASI TANAH-MATERI KULIAH MEKANIKA TANAH
PDF
1991 tanah-dan-lingkungan
PPT
2 kuliah pa bab ii hta tan
DOCX
makalah-erosi
PPT
TOPIK, 5. ILMU TANAH.ppt
DOCX
Laporan ilmu tanah
DOCX
Mekanika tanah dan sifat fisik
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Tugas pemetaan pertambangan
2953 9144-4-pb
Bab iv bahan organik tanah
3.4_fisika_tanah[1].pdf ilmu tanah .....
Pengaruh Sifat Fisik Tanah Pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh Di 5 Penggunaan ...
Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pembahasan kandungan ca co3, mn, dan laju infiltrasi
Komnservasi tanah dan air EROSI.pptx
makalah mekanika tanah
Bab4 tanah brantashulu
Kul infiltrasi 1
KONSOLIDASI TANAH-MATERI KULIAH MEKANIKA TANAH
1991 tanah-dan-lingkungan
2 kuliah pa bab ii hta tan
makalah-erosi
TOPIK, 5. ILMU TANAH.ppt
Laporan ilmu tanah
Mekanika tanah dan sifat fisik
Ad

More from rindaaulutamii (20)

PDF
Restikim Vertum
PDF
Integral Entrasif
PDF
Integral Retrim
PDF
Identer Center
PDF
Identer Vettum
PDF
Pre Post Intern
PDF
Sertum Termik
PDF
Termik Stream
PDF
Restik Termal
PDF
Propost Sertik
PDF
Restorn Wern
PDF
Prepost Retrum
PDF
Pre Retmik
PDF
Prepost Rail
PDF
Standar Restrim
PDF
Sertifik Sistem
PDF
Sertifik Tretum
PDF
Pretermik Dertik
PDF
Prepost Termik
PDF
Pretermik Restrik
Restikim Vertum
Integral Entrasif
Integral Retrim
Identer Center
Identer Vettum
Pre Post Intern
Sertum Termik
Termik Stream
Restik Termal
Propost Sertik
Restorn Wern
Prepost Retrum
Pre Retmik
Prepost Rail
Standar Restrim
Sertifik Sistem
Sertifik Tretum
Pretermik Dertik
Prepost Termik
Pretermik Restrik
Ad

Recently uploaded (19)

PPTX
GEDUNG baru bisa di lihat oleh pengunjung .pptx
PPTX
Presentation1SSSSSSSSSSSSSSDDAADDDS.pptx
PDF
kesehatan_anak_slide_demam_berdarah_dengue.pdf
PDF
Template KARTU PELAJAR MADRASAH TSANAWIYAH.pdf
PDF
BUKTI KEMENANGAN DI SITUS TANGkI 4D DENGAN Jp NYA
PPTX
Salinan Asmaul Husna Kartu Pengingat Biru dan Putih Sederhana_20250808_230415...
PPTX
Teknis Kegiatan Gerbangdutas 2023 19052023_1.pptx
PDF
Contoh Kop surat untuk kegaiatan musyawarah
PPTX
MATERI SOSIALISASI KONSELING PKM .pptx
PPTX
Pengelolaan_Emosi_Visual_Template_Murid.pptx
PDF
TA_Haafizd_Jamalulail_-_1601194147 Revisi.pdf
DOCX
struktur LDK Ashabul Muslimin Migasss.docx
PPTX
Overview Pelatihan Dasar CPNS 2019_Gol III.pptx
PDF
GAME ONLINE MENARIK PELAJAR4D COBA KEBERUNTUNGAN MU
PDF
Tatacara pendaftaran Baksos melalui Aplikasi SIKAP.pdf
PDF
gambar kop pan Musyawarah daerah provinsi
PPTX
LATIHAN studiii kasahs7k shaobdgxbs .pptx
PPTX
Tatacara pendaftaran Baksos melalui Aplikasi SIKAP.pptx
PPTX
1750471892153_NEGOSIASI punya Tuti .pptx
GEDUNG baru bisa di lihat oleh pengunjung .pptx
Presentation1SSSSSSSSSSSSSSDDAADDDS.pptx
kesehatan_anak_slide_demam_berdarah_dengue.pdf
Template KARTU PELAJAR MADRASAH TSANAWIYAH.pdf
BUKTI KEMENANGAN DI SITUS TANGkI 4D DENGAN Jp NYA
Salinan Asmaul Husna Kartu Pengingat Biru dan Putih Sederhana_20250808_230415...
Teknis Kegiatan Gerbangdutas 2023 19052023_1.pptx
Contoh Kop surat untuk kegaiatan musyawarah
MATERI SOSIALISASI KONSELING PKM .pptx
Pengelolaan_Emosi_Visual_Template_Murid.pptx
TA_Haafizd_Jamalulail_-_1601194147 Revisi.pdf
struktur LDK Ashabul Muslimin Migasss.docx
Overview Pelatihan Dasar CPNS 2019_Gol III.pptx
GAME ONLINE MENARIK PELAJAR4D COBA KEBERUNTUNGAN MU
Tatacara pendaftaran Baksos melalui Aplikasi SIKAP.pdf
gambar kop pan Musyawarah daerah provinsi
LATIHAN studiii kasahs7k shaobdgxbs .pptx
Tatacara pendaftaran Baksos melalui Aplikasi SIKAP.pptx
1750471892153_NEGOSIASI punya Tuti .pptx

PrePost Restik

  • 1. ISBN: 978-602-74598-5-4 Prosiding Seminar Nasional Fisika 7.0 (2021) 390-395 KARAKTERISTIK SIFAT FISIK TANAH RESIDUAL LERENG RAWAN LONGSOR DI KAMPUNG CIBITUNG, KECAMATAN PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG Ghina Almira Salsabila1* , Selly Feranie2 , Adrin Tohari3 1,2 Laboratorium Bumi dan Antariksa, Departemen Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandunng, Indonesia 3 Pusat Riset Geoteknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bandung, Indonesia *Alamat Korespondensi: ghinalmiraa@upi.edu ABSTRAK Kampung Cibitung, Kecamatan Pangalengan berada di wilayah Bandung yang beriklim tropis mengakibatkan peristiwa alam berupa longsor pada musim penghujan dapat terjadi. Proses pembasahan dan pengeringan secara berulang akan mempengaruhi sifat fisik dari tanah, perubahan kadar air dalam tanah dapat menyebabkan berubahnya volume tanah. Dibutuhkan analisis mengenai sifat fisik tanah untuk mengetahui karakteristik tanah pada area Cibitung. Sampel penelitian tanah di ambil dari lereng tanah di Kampung Cibitung, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Pengujian sifat fisik tanah dilakukan di laboratorium meliputi berat jenis tanah basah (γt), berat jenis kering tanah (γd), kadar air (wc), derajat kejenuhan (Sr), Specific Gravity (Gs), porositas (n), dan batas Atterberg (LL, PL, PI). Hasil pengujian sifat fisik tanah menghasilkan berat isi tanah basah sebesar 1,56 gr/cm3, berat isi tanah kering sebesar 1,11 gr/cm3, kadar air sebesar 51,93%, derajat kejenuhan sebesar 0,86 dengan porositas tanah ini sebesar 0,53. Berdasarkan hasil uji ayak, persentase tanahlolos sebesar 62,92%, yang menunjukkan tanah di lokasi studi didominasi oleh partikel halus. Adapun nilai batas Atterberg yang meliputi batas cair (LL) sebesar 71,5%, batas plastis (PL) sebesar 51,81%, dan indeks plastisitas (PI) sebesar 19,68%. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik tersebut, tanah di lokasi Kampung Cibitung tersebut merupakan lanau dengan plastisitas tinggi dengan porositas yang tinggi sehingga mudah untuk mengalami penjenuhan saat hujan lebat dan menyebabkan lereng di wilayah ini rentan terhadap longsor. © 2021 Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Kata kunci: Longsor, sifat fisik, tanah residual PENDAHULUAN Bencana longsor merupakan salah satu bencana alam yang terjadi pada lereng alami maupun buatan. Longsor pada lereng banyak terjadi apabila saat musim penghujan datang. Longsor dapat disebabkan karena dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang mana faktor internal berkaitan dengan ketahanan tanah dan sifat fisik tanah, sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan aktivitas manusia. Tanah longsor adalah bentuk erosi dengan diiringi pergerakaan tanah yang menyebabkan perpindahan material tanah maupun batuan dalam intensitas yang cukup besar (Yassar, 2020). Peristiwa tanah longsor merupakan peristiwa pergerakan tanah, atau dapat didefinisikan sebagai perpindahan material pembentuk lereng, dapat berupa batuan asli, tanah pelapukan, bahan timbunan atau kombinasi dari material – material tersebut yang bergerak ke arah bawah dan keluar lereng. Kampung Cibitung, Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung berada di daerah yang beriklim tropis yang memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada Mei 2015 telah terjadi longsor di Kampung Cibitung yang menybabkan keruskana pada pipa panas bumi. Pergantian musim pada lokasi Cibitung menyebabkan tanah mengalami pembasahan dan pengeringan secara berulang, hal ini dapat mempengaruhi karaktersitik fisik tanah yang menyebabkan lokasi tersebut dapat terjadi longsor. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidik sifat fisik tanah residual di Kampung Cibitung.
  • 2. Ghina Almira Salsabila,dkk-Karakteristik Sifat Fisik Tanah 391 Tanah secara umum didefinisikan sebagai agregat yang tidak tersementasi, bersifat loose (terberai), dengan mengalami pelapukan secara fisika dan kimia (Evelyn, 2018). Tanah yang terbentuk langsung akibat pelapukan kimiawi disebut tanah residu (residual soil) (Assa, 2016). Bahan penyusun tanah terdiri dari tiga komponen yaitu bahan padat, air dan udara. Udara dianggap tak mempunyai pengaruh teknis sedangkan air sangat mempengaruhi sifat- sifat teknis tanah (Putri, 2018). Ruang diantara pori tanah dapat terisi oleh air maupun udara. Tanah dapat dikatakan jenuh apabila seluruh pori atau ruang terisi penuh oleh air. Partikel – partikel tanah terbentuk dari batuan yang pecah akibat proses kimiawi dan proses fisik. Proses kimiawi dapat terjadi oleh pengaruh oksigen, karbondioksida, dan air. Sedangkan proses fisik dapat terhadi akibat adanya pengaruh erosi, angin, dan manusia. Istilah mengenai pasir (sand) , lempung (clay), lanau (silt), dan lumpur (mud) digunakan untuk menggambarkan ukuran partikel dari tanah. Umumnya jenis tanah yang ditemukan di lapangan berdasarkan pengambilan sampel adalah merupakan campuran antara butir kasar dan butir halus yaitu kombinasi antara pasir dengan lempung. Jarang sekali ditemukan tanah pasir murni maupun lempung murni (Desiani, 2016). Sistem klasifikasi tanah pada dasarnya dibuat untuk memberikan informasi mengenai karakteristik dan sifat – sifat fisik tanah. Sistem klasifikasi tanah yang umum digunakan adalah Unified Soil Classification System. Dalam USCS, suatu tanah diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama (Darwis, 2018) yaitu : a. Tanah berbutir kasar (coarse – grained soils) yang terdiri atas kerikil dan pasir yang mana kurang dari 50% tanah yang lolos saringan No. 200 (F200 < 50). b. Tanah berbutir halus (fine – grained soils) yang mana lebih dari 50% tanah lolos saringan No. 200 (F200 50). Gambar 1. Klasifikasi Tanah Berdasarkan Sistem USCS (Sumber : Darwis, 2018) METODE Penelitian ini dilakukan melalui 2 (dua) tahap yaitu uji lapangan dan laboratorium. Uji lapangan terdiri dari pengambilan sampel tanah tak terganggu dengan menggunakan 3 (tiga) ring pada kedalaman kurang lebih 50 cm dari permukaan tanah dan mengambil sampel acak tanah terganggu di lokasi Kampung Cibitung, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Penentuan sifat fisik tanah dilakukan dengan uji laboratorium di
  • 3. 392 Ghina Almira Salsabila,dkk-Karakteristik Sifat Fisik Tanah Laboratorium Geoteknologi LIPI dengan pengujian untuk menentukan berat isi tanah, berat jenis tanah, porositas, derajat kejenuhan, batas Atterberg, dan Analisa ukuran butir. Tahapan dalam proses penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Skema Alir Penelitian Berdasarkan diagram fase tanah yang ditunjukkan pada Gambar 3. yaitu elemen tanah yang memiliki berat (w) dan volume (v). Gambar 3. Diagram Fase Tanah (Sumber : Darwis, 2018) Terdapat hubungan volume yang digunakan untuk suatu elemen tanah, yaitu: a. Berat Volume tanah basah adalah perbandingan antara berat butiran tanah dengan volume total tanah. b. Berat Volume tanah kering adalah perbandingan antara berat butiran padat dengan volume total tanah. c. Kadar Air adalah perbandingan antara berat air dengan berat butiran padat dalam tanah. d. Spesific Gravity adalah perbandingan antara berat volume butiran padat dengan berat volume air. e. Derajat Kejenuhan adalah perbandingan antara volume air dengan volume total rongga berpori. Batas konsistensi tanah atau batas Atterberg dapat menjelaskan sifat konsistensi tanah. Menurut Sompie, 2018. Batas – batas Atterberg tersebut adalah : a. Batas Cair (Liquid Limit) = LL adalah batas antara keadaan plastis ke cair. b. Batas Plastis (Plastic Limit) = PL adalah batas keadaan semi padat ke plastis. c. Batas Susut (Shrinkage Limit) = SL adalah keadaan dimana kadar air tanah berada pada batas antara keadaan padat ke semi padat. d. Indeks Plastisitas (Plastisitas Index) = PI adalah rentang antara batas plastis dan batas cair. Besarnya indeks plastisitas dapat dirumuskan dengan PI = LL – PL
  • 4. Ghina Almira Salsabila,dkk-Karakteristik Sifat Fisik Tanah 393 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian sifat fisik tanah pada lokasi Cibitung dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan hasil perhitungan tanah di daerah penelitian, didapatkan nilai berat isi tanah kering sebesar 1,11 gr/cm3 , berat isi tanah basah 1,56 gr/cm3 dan berat jenis sebesar 2,36 gr/cm3 . Perbedaan berat isi tanah kering sedikit lebih ringan dibanding dengan berat isi tanah basah. Hal ini disebabkan pada saat pengeringan dengan menggunakan oven kadar air dan volume pada tanah akan berkurang sehingga berat isi tanah kering akan lebih ringan dibandingkan dengan berat isi tanah basah. Tabel 1. Karakteristik Tanah Karakteristik Tanah Satuan Berat Isi Tanah Kering ( ) gr/cm3 1,11 Berat Isi Tanah Basah( ) gr/cm3 1,56 Kadar Air (wc) % 51,93 Berat Jenis (Gs) gr/cm3 2,45 Derajat Kejenuhan (Sr) 0,83 Porositas (n) 0,54 Batas Cair (LL) % 71,5 Batas Plastis (PL) % 51,81 Indeks Plastisitas (PI) % 19,92 Tanah Lolos Saringan No. 200 % 62,65 Hasil pengujian tanah di daerah penelitian memiliki kadar air sebesar 51,93% dengan derajat kejenuhan 0,83 seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Kondisi ini menujukkan bahwa tanah tersebut memiliki konsistensi basah. Sampel tanah di ambil pada saat musim kemarau (kering), dengan nilai porositas 0,54 hal ini menunjukkan bahwa volume rongga cukup besar sehingga ketika musim hujan datang kemungkinan penambahan kadar air dan peningkatan derajat kejenuhan dapat terjadi. Menurut Faridlah (2016), Parameter Derajat Kejenuhan sangat berkaitan dengan kadar air, sehingga jika derajat kejenuhannya semakin tinggi maka kadari air nya pun tinggi. Hal ini akan menambah beban pada lereng yang menyebabkan tanah tidak stabil dan mengakibatkan longsor. Gambar 4. Distribusi Ukuran Butir Tanah Hasil pengukuran ukuran butir sampel tanah Kampung Cibitung diperoleh hasil tanah lolos saringan No. 200 sebesar 62,65% yang mengindikasikan tanah tersebut merupakan tanah berbutir halus. Gambar 4 merupakan grafik jumlah tanah lolos terhadap diameter ukuran butir tanah yang menunjukkan semakin ke kiri, tanah
  • 5. 394 Ghina Almira Salsabila,dkk-Karakteristik Sifat Fisik Tanah semakin halus dan semakin ke kanan maka tanah tersebut semakin kasar. Gambar 5. Distribusi Plastisitas Tanah Dalam penelitian ini, batas Atterberg yang diketahui adalah batas cair (LL) batas plastis (PL), dan indeks plastisitas (IP). Untuk menentukan jenis tanah, dapat dilihat melalui nilai indeks plastisitas dan batas cair. Berdasarkan diagram plastistias yang ditunjukkan pada Gambar 5, tanah pada lereng area Cibitung berada pada zona MH, menurut sistem klasifikasi tanah USCS yang ditunjukkan pada Gambar 1, tanah tersebut merupakan lanau dengan plastisitas tinggi. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian pengujian sifat fisik tanah yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada lokasi Kampung Cibitung memiliki tanah dengan jenis lanau dengan plastisitas tinggi dengan nilai porositas dan kadar air yang tinggi sehingga pada lokasi Kampung Cibitung mudah untuk mengalami penjenuhan pada saat hujan lebat dan menyebabkan lereng di wilayah ini rentan terhadap longsor. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini didanai oleh Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dalam program penelitian "Penelitian Dasar Kemenristekdikti" nomor hibah 264/UN40. LP/PT.01.03/2021 bekerja sama dengan Pusat Penelitian Geoteknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN),Bandung, Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Assa, V. A, Sompie, O. B. A., Lintong, E. (2016). Karakteristik Pemampatan Tanah Residu di TPA Ratahan. Jurnal Ilmiah Media Engineering, Vol. 6(3), pp 560 – 566. Desiani, A. Tallar, R. Y., & Putri, A. (2016). Studi Awal Perilaku Tanah Residual Tropis yang Dipadatkan. Jurnal Teknik Sipil, Vol. 12(2), pp 99 – 181. Darwis. (2018). Dasar – Dasar Mekanika Tanah. Yogyakarta, Pena Indis. Evelyn. & Makarim, C. A. (2018). Potensi Ekspansif Pada Tanah Residual dengan Atterberg Limit Dan X-Ray Diffraction Test untuk Wilayah Jakarta dan Sekitarnya. Jurnal Mitra Teknik Sipil, Vol. 1 (1), pp 168 – 176. Faridlan, M., Tohari, A., Iryanti, M. (2016). Hubungan Parameter Sifat Magnetik dan Sifat Keteknikan Tanah pada Tanah Residual Vulkanik (Studi Kasus Daerah Longsor Desa Langensari Kabupaten Bandung Barat). Wahana Fisika, 1(1), pp 54 – 76. Putri, A. R. D., Zaika, Y., Harimurti. (2018). Pengaruh Kadar Air terhadap Daya Dukung pada Tanah Lunak di Jalan Tol Gempol – Pasuruan (The influence of Water Content to Bearing Capacity of Soft Soil as Subgrade of Pavement in Gempol – Pasuruan). Jurnal Mahasiswa
  • 6. Ghina Almira Salsabila,dkk-Karakteristik Sifat Fisik Tanah 395 Sompie, G. M. E., Sompie, O. B. A., & Rondonuwu, S. (2018). Analisis Stabilitas Tanah dengan Model Material Mohr Coulomb dan Soft Soil. Jurnal Sipil Statik, Vol. 6(10), pp 783 – 792. Yassar, M. F., Nurul, M., dkk. (2020). Penerapan Weighted Overlay pada Pemetaan Tingkat Probabilitas Zona Rawan Longsor di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat