12.chapter v
Download as RTF, PDF0 likes245 views
Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model discovery learning pada pembelajaran sifat-sifat cahaya di SDN 1 Balandongan berhasil meningkatkan keterlibatan siswa dan penguasaan materi, dengan peningkatan nilai ketuntasan dari 25% pada pra-siklus menjadi 94% pada siklus II. Siswa terbukti lebih aktif dalam diskusi dan bertanya, dan disarankan agar penelitian selanjutnya memperhatikan pemilihan kelompok kecil untuk pembelajaran yang lebih efektif. Guru juga direkomendasikan untuk menerapkan model ini dalam mata pelajaran lainnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
12.chapter v
- 1. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1 Pelaksanaan pembelajaran materi sifat-sifat cahaya melalui model discovery learning pada siswa kelas V SDN 1 Balandongan berlangsung dengan baik. Pada proses pembelajaran dari siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan sebesar 25%. Hal ini terlihat dari respon dan perhatian siswa dalam kelompok semakin meningkat. dalam mengikuti pembelajaran sudah tidak ada lagi yang mengganggu temannya. Kerjasama antar siswa dalam kelompok sudah mulai terlihat dan kompak. siswa secara aktif membangun sendiri pengetahuannya melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan baik secara individu maupun dalam diskusi kelompok. Siswa juga terlihat berani untuk maju ke depan mengikuti intruksi yang diberikan oleh guru, kemudian siswa juga sudah mulai terbiasa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak mereka mengerti. 2 Penerapan model discovery learning pada penelitian ini dapat meningkatkan penguasaan pemahaman siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Hal ini salah satunya ditunjukan dengan meningkatnya nilai hasil belajar siswa dari ketuntanasan minimal yaitu 65 disetiap siklus yang diperoleh dari nilai tes formatif siswa dan tugas kelompok. Penguasaan siswa pada setiap indikator dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Secara umum persentase ketuntasan siswa pada pada pra siklus yaitu 25%. Pada 94
- 2. 2 siklus I persentase ketuntasan meningkat menjadi 69%. Selanjutnya pada siklus II, persentase siswa kembali meningkat dari 69% menjadi 94%. Ini berarti pada siklus II persentase ketuntasan belajar meningkat sebesar 25%. B Saran 1 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti mengajukan beberapa saran yang mungkin akan bermanfaat untuk keberhasilan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan peneliti lain, diantaranya sebagai berikut: a Pertama, agar pembelajaran lebih efektif dalam pemilihan kelompok sebaiknaya siswa belajar dalam kelompok kecil karena dengan kelompok yang terlalu banyak angota memungkinkan tidak semua siswa dalam kelompok berpartisipasi dalam kegiatan diskusi dan sebaiknya guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran dengan baik. b Bagi siswa yang tidak terbiasa dengan belajar penemuan, peneliti harus mengemukakan stimulus atau permasalahan secara rinci dan detail agar pemahaman siswa tepat pada konsep dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. c Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penerapan model discovery learning dalam pembelajaran IPA dengan mengambil materi lainnya, sehingga akhirnya dapat disimpulkan bahwa model discovery learning ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran konsep IPA.
- 3. 3 2 Bagi Guru Guru sekolah dasar direkomendasikan untuk menerapkan model discovery learning pada mata pelajaran ataupun materi yang lainnya, karena model pembelajaran ini salah satu model yang dianjurkan untuk digunakan dalam kurikulum 2013 yang menerapan pendekatan saintifik dan dapat memberikan makna dari setiap pembelajaran yang dilakukan, selain itu juga dapat meningkatkan keaktifan siswa pada saat proses pembelajran berlangsung. 3 Bagi Kepala Sekolah Melakukan evaluasi dan tindak lanjut hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG) sebagai bentuk upaya perbaikan proses belaja rmengajar terutama dalam penerapan model-model pembelajaran dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pendidikan sekolah dasar.