SlideShare a Scribd company logo
DETERMINAN
DETERMINAN
Permutasi
Permutasi
Definisi
Suatu permutasi dari bilangan-bilangan bulat {1,
2, 3, …, n} adalah penyusunan bilangan-
bilangan tersebut dengan urutan tanpa
pengulangan
Contoh:
Permutasi dari {1, 2, 3} adalah
(1, 2, 3) (2, 1, 3) (3, 1, 2)
(1, 3, 2) (2, 3, 1) (3, 2, 1)
Secara umum, bilangan-bilangan pada
{1, 2, …, n} akan mempunyai n! permutasi
Suatu permutasi (j1, j2, …, jn) dikatakan
mempunyai 1 inversi jika terdapat satu bilangan
yang lebih besar mendahului suatu bilangan
yang lebih kecil.
Contoh:
(6, 1, 3, 4, 5, 2)
•6 mendahului 1, 3, 4, 5, 2 = 5 inversi
•3 mendahului 2 = 1 inversi
•4 mendahului 2 = 1 inversi
•5 mendahului 2 = 1 inversi
Jadi terdapat 8 inversi dalam permutasi di atas
Sedangkan,
(1, 2, 3, 4) : tidak terdapat inversi
Definisi
Permutasi Genap dan Permutasi Ganjil
• Suatu permutasi dikatakan permutasi genap
jika banyaknya inversinya sejumlah genap dan
dikatakan permutasi ganjil jika banyak
inversinya sejumlah ganjil
• Perkalian elementer dari matriks A ukuran nn
adalah perkalian dari n entri dari A dimana
tidak ada yang datang dari baris atau kolom
yang sama
Contoh:
maka a11a22 dan a12a21 merupakan perkalian
elementer
11 12
21 22
a a
a a
 
 
 
Perkalian elementer dari matriks A adalah
dalam bentuk
dimana bilangan pada kolom diisi dengan
permutasi dari {1, 2, 3}
Jadi perkalian elementer dari A adalah:
a11a22a33 a12a21a33 a13a21a32
a11a23a32 a12a23a31 a13a22a31
11 12 13
21 22 23
31 32 33
a a a
A a a a
a a a
 
 
 
 
 
_
3
_
2
_
1 a
a
a
Jika A adalah matriks berukuran nn maka
terdapat n! perkalian elementer dengan bentuk
a1_ a2_ ... an_ dimana bilangan pada kolom
adalah permutasi dari {1, 2, ..., n}
Perkalian elementer bertanda dari A adalah
perkalian elementer dikali +1 jika merupakan
permutasi genap dan dikali 1 jika merupakan
permutasi ganjil.
Pada contoh sebelumnya, perkalian bertanda
dari A adalah
a11a22a33 a12a21a33 a13a21a32
a11a23a32 a12a23a31 a13a22a31
Definisi
Jika A adalah matriks bujursangkar. Fungsi
determinan dari A, det(A) didefinisikan
sebagai jumlah semua perkalian
elementer bertanda dari A.
det(A) = a11a22a33 + a13a21a32 + a12a23a31
 a12a21a33 a11a23a32  a13a22a31
Sifat-sifat Fungsi Determinan
Sifat-sifat Fungsi Determinan
Anggap A dan B adalah matriks nxn dan k
adalah sebarang skalar,
det (kA)=kn
det(A)
Contoh:
33
32
31
23
22
21
13
12
11
3
33
32
31
23
22
21
13
12
11
a
a
a
a
a
a
a
a
a
k
ka
ka
ka
ka
ka
ka
ka
ka
ka

Teorema
Anggap A, B, dan C adalah matriks nxn
yang berbeda hanya pada salah satu
barisnya, misal baris ke r, dan anggap baris
ke r dari C diperoleh dengan menambahkan
anggota-anggota yang berpadanan pada
baris ke r dari A dan B, maka
det(C)= det(A) + det(B)
Hal yang sama berlaku untuk kolom.
Teorema
Jika A adalah matriks bujursangkar dimana
terdapat dua baris atau dua kolom yang
saling berkelipatan, maka det(A) = 0
Teorema
Suatu matriks bujursangkar A dapat dibalik
(invertible) jika dan hanya jika det(A) ≠ 0
Teorema
Jika A dan B adalah matriks bujursangkar
dengan ukuran sama, maka
det(AB) = det (A) det(B)
Teorema
Jika A dapat dibalik (invertible), maka
1 1
det( )
det( )
A
A


Menghitung Determinan Matriks
Menghitung Determinan Matriks
dengan Reduksi Baris
dengan Reduksi Baris
Teorema
Misalkan A adalah matriks bujursangkar.
• Jika A memiliki satu baris nol atau kolom
nol, maka det(A) = 0
• det(A) = det (AT
)
Teorema
Jika A adalah matriks segitiga nn (segitiga
atas, segitiga bawah atau diagonal), maka
det(A) adalah perkalian entri-entri pada
diagonal utamanya
det(A) = a11a22...ann
Teorema
Misalkan A adalah matriks bujursangkar
• Jika B adalah matriks yang dihasilkan dari
perkalian suatu baris atau kolom dengan
skalar k ≠ 0 maka det(B) = k det(A)
• Jika B adalah matriks yang dihasilkan dari
pertukaran dua baris atau kolom dari A
maka det(B) = –det(A)
• Jika B adalah matriks yang dihasilkan
ketika suatu baris ditambahkan dengan
kelipatan baris lain atau suatu kolom
ditambahkan dengan kelipatan kolom lain
dari A, maka det(B) = det(A).
Dampak Operasi Baris Elementer
Dampak Operasi Baris Elementer
pada suatu Determinan Matriks
pada suatu Determinan Matriks
Contoh:
11 12 13 11 12 13
21 22 23 21 22 23
31 32 33 31 32 33
ka ka ka a a a
a a a k a a a
a a a a a a

11 12 13 11 12 13
31 32 33 21 22 23
21 22 23 31 32 33
a a a a a a
a a a a a a
a a a a a a

11 31 12 32 13 33 11 12 13
21 22 23 21 22 23
31 32 33 31 32 33
a ka a ka a ka a a a
a a a a a a
a a a a a a
  

Teorema
Misal E adalah matriks elementer berukuran
nn,
• Jika E dihasilkan dari suatu baris In dikali k,
maka det(E) = k
• Jika E dihasilkan dari pertukaran dua baris
pada In, maka det(E) = 1
• Jika E dihasilkan dari suatu baris ditambah
kelipatan baris lain di In, maka det(E) = 1
Contoh:
Determinan Matriks Elementer
Determinan Matriks Elementer
1 0 0
0 1 0 2
0 0 2

1 0 0
0 0 1 1
0 1 0

1 2 0
0 1 0 1
0 0 1

1 3 0
2 4 1
5 2 2
A

 
 
 
 
 

 
1 3 0
2 4 1
5 2 2



2 1
2
B B


1 3 0
0 2 1
5 2 2



3 1
5
B B


1 3 0
0 2 1
0 13 2


1
2
1 3 0
2 0 1
0 13 2

 
3 2
13
B B


17
( 2)(1)(1) 17
2
 
  
 
 
Contoh:
=
1
2
17
2
1 3 0
2 0 1
0 0

 
1 0 0 3
2 7 0 6
0 6 3 0
7 3 1 5
A
 
 
 

 
 

 
1 0 0 3
2 7 0 6
0 6 3 0
7 3 1 5

4 1
3
C C


1 0 0 0
2 7 0 0
(1)(7)(3)( 26) 546
0 6 3 0
7 3 1 26
  

Minor dan Kofaktor
Minor dan Kofaktor
Definisi
Jika A matriks bujursangkar, maka minor
minor
dari entri aij dinotasikan dengan Mij
adalah determinan dari submatriks
setelah baris ke-i dan kolom ke-j
dihilangkan dari A.
Kofaktor
Kofaktor dari entri aij adalah bilangan
, dinotasikan dengan Cij.
( 1)i j
ij
M


3 1 4
2 5 6
1 4 8
A

 
 
 
 
 
11
3 1 4
5 6
2 5 6 16
4 8
1 4 8
M

  
Contoh:
C11
= (-1)1+1
M11
= M11
= 16
Tanda untuk cij dapat digambarkan dari posisinya
pada matriks berikut
    
 
 
    
 
 
    
 
    
 
 
 




    
Ekspansi Kofaktor
Ekspansi Kofaktor
11 12 13
21 22 23
31 32 33
a a a
A a a a
a a a
 
 
 
 
 
det(A) = a11
a22
a33
+ a13
a21
a32
+ a12
a23
a31
 a12
a21
a33
 a11
a23
a32
 a13
a22
a31
det(A) = a11
(a22
a33
 a23
a32
)  a12
(a21
a33
 a23
a31
)
+ a13
(a21
a32
 a22
a31
)
= a11
M11
– a12
M12
+ a13
M13
= a11
c11
+ a12
c12
+ a13
c13
Formula ini menyatakan determinan matriks A
ekspansi kofaktor berdasarkan baris pertama dari A
Teorema
Determinan dari matriks A berukuran n  n
dengan cara ekspansi kofaktor
• ,
i = 1, 2, ..., n : ekspansi menurut baris i
• ,
j = 1, 2, ..., n : ekspansi menurut kolom j
1
det( )
n
ij ij
j
A a c


1
det( )
n
ij ij
i
A a c


3 1 0
2 4 3
5 4 2
A
 
 
  
 
 

 
3 1 0
4 3 1 0 1 0
2 4 3 3 2 5
4 2 4 2 4 3
5 4 2
A

    
  

Contoh:
Hitung determinan
Ekspansi berdasarkan kolom 1
= 3(4) + 2(2) + 5(3) = 1
Atau berdasarkan baris pertama
3 1 0
4 3 2 3
2 4 3 3 1
4 2 5 2
5 4 2
A
 
   
 

= 3(4)  (11) = 1
3 5 2 6
1 2 1 1
2 4 1 5
3 7 5 3



3 7 4 6
0 0 0 1
3 6 6 5
0 1 8 3
 

 
3 7 4
3 6 6
0 1 8
 
 
3 7 60
3 6 54
0 1 0
 
  
3 60
18
3 54

 

Contoh:
Menghitung determinan dengan reduksi
kolom dan ekspansi berdasarkan kolom
Latihan Soal
(dikerjakan di buku latihan)
Dari Buku Dasar-dasar Aljabar Linier,
Howard Anton and Chris Rorres, Edisi 11
(dari ebook)
Chapter 2 Halaman 129
Soal Latihan
Nomor 3, 4, 5, 6, dan 7 (masing-masing
menggunakan metode ekspansi kofaktor
dan metode baris elementer)
Nomor 14, 15, 16

More Related Content

PPT
Determinan matriks
PPTX
Perhitungan determinan secara aljabar dan matriks
PPT
Pertemuan07
PPT
Determinan es
PPTX
Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )
PDF
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
PPTX
P3 Determinan Aljabar Linier Ajabar Linier Lanjut
PPT
matrix dan ruang vektor slide presentasi bab 2
Determinan matriks
Perhitungan determinan secara aljabar dan matriks
Pertemuan07
Determinan es
Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
P3 Determinan Aljabar Linier Ajabar Linier Lanjut
matrix dan ruang vektor slide presentasi bab 2

Similar to [02] Pertemuan 2 - Determinan Matriks.ppt (20)

PPTX
Bab 3(2) determinan dan i nvers matriks
PPT
Materi Determinan (STIS)
PPTX
determinan.pptx
DOC
20100104 fungsi determinan
PPTX
Matematika matriks
PPT
MATRIKS_ppt.ppt
PPT
Materi Matematika DETERMINAN
PPTX
materi perkuliahan MATEK tentang determinan.pptx
PDF
Tm 01 Aljabar Linier Modul 1 matrik dan determinan revisi 2020
PPTX
Matrix dan Ruang Vektor bab 02 (1).pptx
PPT
1. Matriks.ppt
PPTX
Determinan Kelompok 9.pptx determinan.ppt
PPTX
Determinan Kelompok 9.pptx determinan.ppt
PPTX
Tugas sejarah Moh Nurahmat Hidayatul Karim.pdf
PPTX
2. Persamaan Linier2020.pptx
PPTX
Materi ke-3 Aljabar Linier
PPTX
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
PPTX
materi determinandeterminan adalah pembelajaran matematika lengkap.pptx
PPTX
Matriks invers mata kuliah ekonomi syariah.pptx
Bab 3(2) determinan dan i nvers matriks
Materi Determinan (STIS)
determinan.pptx
20100104 fungsi determinan
Matematika matriks
MATRIKS_ppt.ppt
Materi Matematika DETERMINAN
materi perkuliahan MATEK tentang determinan.pptx
Tm 01 Aljabar Linier Modul 1 matrik dan determinan revisi 2020
Matrix dan Ruang Vektor bab 02 (1).pptx
1. Matriks.ppt
Determinan Kelompok 9.pptx determinan.ppt
Determinan Kelompok 9.pptx determinan.ppt
Tugas sejarah Moh Nurahmat Hidayatul Karim.pdf
2. Persamaan Linier2020.pptx
Materi ke-3 Aljabar Linier
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
materi determinandeterminan adalah pembelajaran matematika lengkap.pptx
Matriks invers mata kuliah ekonomi syariah.pptx
Ad

Recently uploaded (17)

PPTX
Materi Kesiapan Tahapan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Ulang Tah...
PPTX
Introduction FastAPI for Professional and Student
PDF
811848831-PPT-TES-DESKRIPShhhhhhhhhI.pdf
PPT
Modul-Projek-JAJANAN-PASAR-YANG-MENGHASILKAN-RUPIAH-Fase-C.ppt
PPTX
Gagal Ginjal Akut GHINA SELVIRA .pptx
PPTX
Flowchart Pengaplikasian Sistem Arduino.pptx
PPTX
Pelatihan_Model_Pembinaan_Gen_Z_Dasar_Menengah.pptx
PDF
c3oYi7NNpW3omVenymVtXLtqfSi2hzugUlVYbGlQ.pdf
DOCX
proposal nurul 2.docx Fix dokumen yang penting
PPTX
PERENCANAAN MEP PERUM.MULTI CIPTA PERMAI_Type 36.pptx
PDF
6754aa176b39b (1).pdf data analisis acara
PPTX
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN INDIGOFERA.pptx
PPTX
PRESNTASI pembangunan perumahan komersil dua lantai
DOCX
PROPOSAL PENGARUH PEMBERIAN MIKRONUTRIEN TERHADAP PENINGKATAN INDEKS MASA TUB...
PDF
GERUDUK MJKN aplikasi mobile JKN persentation
PDF
LK - SIMULASI SIKLUS INKUIRI KOLABORATIF.pdf
PPTX
ANALISIS DATA FUNGSI INFORMATIKA SMP.pptx
Materi Kesiapan Tahapan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Ulang Tah...
Introduction FastAPI for Professional and Student
811848831-PPT-TES-DESKRIPShhhhhhhhhI.pdf
Modul-Projek-JAJANAN-PASAR-YANG-MENGHASILKAN-RUPIAH-Fase-C.ppt
Gagal Ginjal Akut GHINA SELVIRA .pptx
Flowchart Pengaplikasian Sistem Arduino.pptx
Pelatihan_Model_Pembinaan_Gen_Z_Dasar_Menengah.pptx
c3oYi7NNpW3omVenymVtXLtqfSi2hzugUlVYbGlQ.pdf
proposal nurul 2.docx Fix dokumen yang penting
PERENCANAAN MEP PERUM.MULTI CIPTA PERMAI_Type 36.pptx
6754aa176b39b (1).pdf data analisis acara
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN INDIGOFERA.pptx
PRESNTASI pembangunan perumahan komersil dua lantai
PROPOSAL PENGARUH PEMBERIAN MIKRONUTRIEN TERHADAP PENINGKATAN INDEKS MASA TUB...
GERUDUK MJKN aplikasi mobile JKN persentation
LK - SIMULASI SIKLUS INKUIRI KOLABORATIF.pdf
ANALISIS DATA FUNGSI INFORMATIKA SMP.pptx
Ad

[02] Pertemuan 2 - Determinan Matriks.ppt

  • 2. Permutasi Permutasi Definisi Suatu permutasi dari bilangan-bilangan bulat {1, 2, 3, …, n} adalah penyusunan bilangan- bilangan tersebut dengan urutan tanpa pengulangan Contoh: Permutasi dari {1, 2, 3} adalah (1, 2, 3) (2, 1, 3) (3, 1, 2) (1, 3, 2) (2, 3, 1) (3, 2, 1) Secara umum, bilangan-bilangan pada {1, 2, …, n} akan mempunyai n! permutasi
  • 3. Suatu permutasi (j1, j2, …, jn) dikatakan mempunyai 1 inversi jika terdapat satu bilangan yang lebih besar mendahului suatu bilangan yang lebih kecil. Contoh: (6, 1, 3, 4, 5, 2) •6 mendahului 1, 3, 4, 5, 2 = 5 inversi •3 mendahului 2 = 1 inversi •4 mendahului 2 = 1 inversi •5 mendahului 2 = 1 inversi Jadi terdapat 8 inversi dalam permutasi di atas Sedangkan, (1, 2, 3, 4) : tidak terdapat inversi
  • 4. Definisi Permutasi Genap dan Permutasi Ganjil • Suatu permutasi dikatakan permutasi genap jika banyaknya inversinya sejumlah genap dan dikatakan permutasi ganjil jika banyak inversinya sejumlah ganjil • Perkalian elementer dari matriks A ukuran nn adalah perkalian dari n entri dari A dimana tidak ada yang datang dari baris atau kolom yang sama Contoh: maka a11a22 dan a12a21 merupakan perkalian elementer 11 12 21 22 a a a a      
  • 5. Perkalian elementer dari matriks A adalah dalam bentuk dimana bilangan pada kolom diisi dengan permutasi dari {1, 2, 3} Jadi perkalian elementer dari A adalah: a11a22a33 a12a21a33 a13a21a32 a11a23a32 a12a23a31 a13a22a31 11 12 13 21 22 23 31 32 33 a a a A a a a a a a           _ 3 _ 2 _ 1 a a a
  • 6. Jika A adalah matriks berukuran nn maka terdapat n! perkalian elementer dengan bentuk a1_ a2_ ... an_ dimana bilangan pada kolom adalah permutasi dari {1, 2, ..., n} Perkalian elementer bertanda dari A adalah perkalian elementer dikali +1 jika merupakan permutasi genap dan dikali 1 jika merupakan permutasi ganjil. Pada contoh sebelumnya, perkalian bertanda dari A adalah a11a22a33 a12a21a33 a13a21a32 a11a23a32 a12a23a31 a13a22a31
  • 7. Definisi Jika A adalah matriks bujursangkar. Fungsi determinan dari A, det(A) didefinisikan sebagai jumlah semua perkalian elementer bertanda dari A. det(A) = a11a22a33 + a13a21a32 + a12a23a31  a12a21a33 a11a23a32  a13a22a31
  • 8. Sifat-sifat Fungsi Determinan Sifat-sifat Fungsi Determinan Anggap A dan B adalah matriks nxn dan k adalah sebarang skalar, det (kA)=kn det(A) Contoh: 33 32 31 23 22 21 13 12 11 3 33 32 31 23 22 21 13 12 11 a a a a a a a a a k ka ka ka ka ka ka ka ka ka 
  • 9. Teorema Anggap A, B, dan C adalah matriks nxn yang berbeda hanya pada salah satu barisnya, misal baris ke r, dan anggap baris ke r dari C diperoleh dengan menambahkan anggota-anggota yang berpadanan pada baris ke r dari A dan B, maka det(C)= det(A) + det(B) Hal yang sama berlaku untuk kolom. Teorema Jika A adalah matriks bujursangkar dimana terdapat dua baris atau dua kolom yang saling berkelipatan, maka det(A) = 0
  • 10. Teorema Suatu matriks bujursangkar A dapat dibalik (invertible) jika dan hanya jika det(A) ≠ 0 Teorema Jika A dan B adalah matriks bujursangkar dengan ukuran sama, maka det(AB) = det (A) det(B) Teorema Jika A dapat dibalik (invertible), maka 1 1 det( ) det( ) A A  
  • 11. Menghitung Determinan Matriks Menghitung Determinan Matriks dengan Reduksi Baris dengan Reduksi Baris Teorema Misalkan A adalah matriks bujursangkar. • Jika A memiliki satu baris nol atau kolom nol, maka det(A) = 0 • det(A) = det (AT ) Teorema Jika A adalah matriks segitiga nn (segitiga atas, segitiga bawah atau diagonal), maka det(A) adalah perkalian entri-entri pada diagonal utamanya det(A) = a11a22...ann
  • 12. Teorema Misalkan A adalah matriks bujursangkar • Jika B adalah matriks yang dihasilkan dari perkalian suatu baris atau kolom dengan skalar k ≠ 0 maka det(B) = k det(A) • Jika B adalah matriks yang dihasilkan dari pertukaran dua baris atau kolom dari A maka det(B) = –det(A) • Jika B adalah matriks yang dihasilkan ketika suatu baris ditambahkan dengan kelipatan baris lain atau suatu kolom ditambahkan dengan kelipatan kolom lain dari A, maka det(B) = det(A). Dampak Operasi Baris Elementer Dampak Operasi Baris Elementer pada suatu Determinan Matriks pada suatu Determinan Matriks
  • 13. Contoh: 11 12 13 11 12 13 21 22 23 21 22 23 31 32 33 31 32 33 ka ka ka a a a a a a k a a a a a a a a a  11 12 13 11 12 13 31 32 33 21 22 23 21 22 23 31 32 33 a a a a a a a a a a a a a a a a a a  11 31 12 32 13 33 11 12 13 21 22 23 21 22 23 31 32 33 31 32 33 a ka a ka a ka a a a a a a a a a a a a a a a    
  • 14. Teorema Misal E adalah matriks elementer berukuran nn, • Jika E dihasilkan dari suatu baris In dikali k, maka det(E) = k • Jika E dihasilkan dari pertukaran dua baris pada In, maka det(E) = 1 • Jika E dihasilkan dari suatu baris ditambah kelipatan baris lain di In, maka det(E) = 1 Contoh: Determinan Matriks Elementer Determinan Matriks Elementer 1 0 0 0 1 0 2 0 0 2  1 0 0 0 0 1 1 0 1 0  1 2 0 0 1 0 1 0 0 1 
  • 15. 1 3 0 2 4 1 5 2 2 A               1 3 0 2 4 1 5 2 2    2 1 2 B B   1 3 0 0 2 1 5 2 2    3 1 5 B B   1 3 0 0 2 1 0 13 2   1 2 1 3 0 2 0 1 0 13 2    3 2 13 B B   17 ( 2)(1)(1) 17 2          Contoh: = 1 2 17 2 1 3 0 2 0 1 0 0   
  • 16. 1 0 0 3 2 7 0 6 0 6 3 0 7 3 1 5 A               1 0 0 3 2 7 0 6 0 6 3 0 7 3 1 5  4 1 3 C C   1 0 0 0 2 7 0 0 (1)(7)(3)( 26) 546 0 6 3 0 7 3 1 26    
  • 17. Minor dan Kofaktor Minor dan Kofaktor Definisi Jika A matriks bujursangkar, maka minor minor dari entri aij dinotasikan dengan Mij adalah determinan dari submatriks setelah baris ke-i dan kolom ke-j dihilangkan dari A. Kofaktor Kofaktor dari entri aij adalah bilangan , dinotasikan dengan Cij. ( 1)i j ij M  
  • 18. 3 1 4 2 5 6 1 4 8 A            11 3 1 4 5 6 2 5 6 16 4 8 1 4 8 M     Contoh: C11 = (-1)1+1 M11 = M11 = 16
  • 19. Tanda untuk cij dapat digambarkan dari posisinya pada matriks berikut                                             
  • 20. Ekspansi Kofaktor Ekspansi Kofaktor 11 12 13 21 22 23 31 32 33 a a a A a a a a a a           det(A) = a11 a22 a33 + a13 a21 a32 + a12 a23 a31  a12 a21 a33  a11 a23 a32  a13 a22 a31 det(A) = a11 (a22 a33  a23 a32 )  a12 (a21 a33  a23 a31 ) + a13 (a21 a32  a22 a31 ) = a11 M11 – a12 M12 + a13 M13 = a11 c11 + a12 c12 + a13 c13 Formula ini menyatakan determinan matriks A ekspansi kofaktor berdasarkan baris pertama dari A
  • 21. Teorema Determinan dari matriks A berukuran n  n dengan cara ekspansi kofaktor • , i = 1, 2, ..., n : ekspansi menurut baris i • , j = 1, 2, ..., n : ekspansi menurut kolom j 1 det( ) n ij ij j A a c   1 det( ) n ij ij i A a c  
  • 22. 3 1 0 2 4 3 5 4 2 A               3 1 0 4 3 1 0 1 0 2 4 3 3 2 5 4 2 4 2 4 3 5 4 2 A           Contoh: Hitung determinan Ekspansi berdasarkan kolom 1 = 3(4) + 2(2) + 5(3) = 1
  • 23. Atau berdasarkan baris pertama 3 1 0 4 3 2 3 2 4 3 3 1 4 2 5 2 5 4 2 A          = 3(4)  (11) = 1
  • 24. 3 5 2 6 1 2 1 1 2 4 1 5 3 7 5 3    3 7 4 6 0 0 0 1 3 6 6 5 0 1 8 3      3 7 4 3 6 6 0 1 8     3 7 60 3 6 54 0 1 0      3 60 18 3 54     Contoh: Menghitung determinan dengan reduksi kolom dan ekspansi berdasarkan kolom
  • 25. Latihan Soal (dikerjakan di buku latihan) Dari Buku Dasar-dasar Aljabar Linier, Howard Anton and Chris Rorres, Edisi 11 (dari ebook) Chapter 2 Halaman 129 Soal Latihan Nomor 3, 4, 5, 6, dan 7 (masing-masing menggunakan metode ekspansi kofaktor dan metode baris elementer) Nomor 14, 15, 16