06/06/2012




 TEKNIK SAMPLING




 TEKNIK SAMPLING
1. Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya
   tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi.
2. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur
   yang akan kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas
   seluruh elemen dinamakan sensus.
3. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa
   dipercaya, seorang peneliti harus melakukan
   sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa
   tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang
   bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari
   keseluruhan elemen atau unsur tadi.




                                                                   1
06/06/2012




   Alasan yang masuk akal mengapa
 peneliti tidak melakukan sensus adalah
a) populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak
   mungkin seluruh elemen diteliti;
b) keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya
   manusia, membuat peneliti harus telah puas jika meneliti
   sebagian dari elemen penelitian;
c) bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel
   bisa lebih reliabel daripada terhadap populasi – misalnya,
   karena elemen sedemikian banyaknya maka akan
   memunculkan kelelahan fisik dan mental para pencacahnya
   sehingga banyak terjadi kekeliruan. (Uma Sekaran, 1992);
d) demikian pula jika elemen populasi homogen, penelitian
   terhadap seluruh elemen dalam populasi menjadi tidak masuk
   akal




               TEKNIK SAMPLING
                     atau
          TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

   • Agar hasil penelitian yang dilakukan
     terhadap sampel masih tetap bisa
     dipercaya dalam artian masih bisa
     mewakili karakteristik populasi, maka
     cara penarikan sampelnya harus
     dilakukan secara seksama.
   • Cara pemilihan sampel dikenal dengan
     nama teknik sampling atau teknik
     pengambilan sampel




                                                                         2
06/06/2012




      POPULASI atau UNIVERSE
     Populasi atau universe adalah sekelompok orang, kejadian,
     atau benda, yang dijadikan obyek penelitian.
•    Jika yang ingin diteliti adalah sikap konsumen terhadap satu
     produk tertentu, maka populasinya adalah seluruh konsumen
     produk tersebut.
•    Jika yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan “X”,
     maka populasinya adalah keseluruhan laporan keuangan
     perusahaan “X” tersebut,
•    Jika yang diteliti adalah motivasi pegawai di departemen “A”
     maka populasinya adalah seluruh pegawai di departemen
     “A”.
•    Jika yang diteliti adalah efektivitas gugus kendali mutu
     (GKM) organisasi “Y”, maka populasinya adalah seluruh
     GKM organisasi “Y”




                 ELEMEN/UNSUR
                  LEMEN/

    Elemen/unsur adalah setiap satuan populasi.
    Kalau dalam populasi terdapat 30 laporan
    keuangan, maka setiap laporan keuangan tersebut
    adalah unsur atau elemen penelitian. Artinya
    dalam populasi tersebut terdapat 30 elemen
    penelitian.

    Jika populasinya adalah pabrik sepatu, dan jumlah
    pabrik sepatu 500, maka dalam populasi tersebut
    terdapat 500 elemen penelitian




                                                                            3
06/06/2012




            SAMPEL YG BAIK
Syarat sampel yang baik
Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat
mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi.
Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus
valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya
diukur. Kalau yang ingin diukur adalah masyarakat
Sunda sedangkan yang dijadikan sampel adalah
hanya orang Banten saja, maka sampel tersebut
tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu yang
seharusnya diukur (orang Sunda). Sampel yang
valid ditentukan oleh dua pertimbangan.




  Sampel yang valid ditentukan oleh
        dua pertimbangan.
Pertama : Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat
ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata
lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel,
makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya “bias” atau
kekeliruan adalah populasi.
Cooper dan Emory (1995) menyebutkan bahwa “there is no
systematic variance” yang maksudnya adalah tidak ada
keragaman pengukuran yang disebabkan karena pengaruh
yang diketahui atau tidak diketahui, yang menyebabkan skor
cenderung mengarah pada satu titik tertentu.
Kedua : Presisi. Kriteria kedua sampel yang baik adalah
memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada
persoalan sedekat mana estimasi kita                   dengan
karakteristik populasi.




                                                                        4
06/06/2012




           Keakuratan prediktibilitas
            dan selengkap mungkin

Dari kejadian tersebut ada dua pelajaran yang diperoleh :
1. keakuratan prediktibilitas dari suatu sampel tidak selalu
   bisa dijamin dengan banyaknya jumlah sampel;
2. agar sampel dapat memprediksi dengan baik populasi,
   sampel harus mempunyai selengkap mungkin
   karakteristik populasi (Nan Lin, 1976).




                     “sampling error”
 Belum pernah ada sampel yang bisa mewakili karakteristik
 populasi sepenuhnya. Oleh karena itu dalam setiap penarikan
 sampel senantiasa melekat keasalahan-kesalahan, yang dikenal
 dengan nama “sampling error”

 Presisi diukur oleh simpangan baku (standard error). Makin kecil
 perbedaan di antara simpangan baku yang diperoleh dari sampel
 (S) dengan simpangan baku dari populasi (s), makin tinggi pula
 tingkat presisinya. Walau tidak selamanya, tingkat presisi mungkin
 bisa meningkat dengan cara menambahkan jumlah sampel,
 karena kesalahan mungkin bisa berkurang kalau jumlah
 sampelnya ditambah ( Kerlinger, 1973 ). Dengan contoh di atas
 tadi, mungkin saja perbedaan rata-rata di antara populasi dengan
 sampel bisa lebih sedikit, jika sampel yang ditariknya ditambah.
 Katakanlah dari 50 menjadi 75.




                                                                              5
06/06/2012




                hubungan antara jumlah sampel
                   dengan tingkat kesalahan


     Di bawah ini digambarkan hubungan antara jumlah
     sampel dengan tingkat kesalahan seperti yang diuarakan
     oleh Kerlinger

                         besar
                 kesa-
                 lahan
                          kecil




                                  kecil   besarnya sampel   besar




                     Ukuran sampel
1. Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi
   persoalan yang penting manakala jenis penelitian yang akan
   dilakukan adalah penelitian yang menggunakan analisis
   kuantitatif.
2. Pada penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran
   sampel bukan menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan
   alah kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika
   kaya akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat.
3. Dikaitkan dengan besarnya sampel, selain tingkat kesalahan,
   ada lagi beberapa faktor lain yang perlu memperoleh
   pertimbangan yaitu,
   (1) derajat keseragaman,
   (2) rencana analisis,
   (3) biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia . (Singarimbun dan
   Effendy, 1989).




                                                                            6
06/06/2012




                 Roscou

1. Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500
   elemen
2. Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel
   (laki/perempuan, SD?SLTP/SMU, dsb), jumlah
   minimum subsampel harus 30
3. Pada penelitian multivariate (termasuk analisis
   regresi multivariate) ukuran sampel harus
   beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah
   variable yang akan dianalisis.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana,
   dengan pengendalian yang ketat, ukuran sampel
   bisa antara 10 s/d 20 elemen.




                Gay dan Diehl


 Ada pula yang menuliskan, untuk penelitian
 deskriptif, sampelnya 10% dari populasi,
 penelitian korelasional, paling sedikit 30
 elemen populasi, penelitian perbandingan
 kausal, 30 elemen per kelompok, dan untuk
 penelitian eksperimen 15 elemen per
 kelompok (Gay dan Diehl, 1992).




                                                             7
06/06/2012




Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran (1992) membuat daftar yang
bisa dipakai untuk menentukan jumlah sampel sebagai berikut (Lihat Tabel)
   Populasi (N)   Sampel (n)   Populasi (N)   Sampel (n)   Populasi (N)   Sampel (n)


       10             10           220           140          1200           291

       15             14           230           144          1300           297

       20             19           240           148          1400           302

       25             24           250           152          1500           306

       30            28            260           155          1600           310

       35            32            270           159          1700           313

       40            36            280           162          1800           317

       45            40            290           165          1900           320

       50            44            300           169          2000           322

       55            48            320           175          2200           327

       60            52            340           181          2400           331

       65            56            360           186          2600           335

       70            59            380           191          2800           338

       75            63            400           196          3000           341

       80            66            420           201          3500           346

       85            70            440           205          4000           351

       90            73            460           210          4500           354

       95            76            480           214          5000           357

       100           80            500           217          6000           361

       110           86            550           226          7000           364

       120           92            600           234          8000           367

       130           97            650           242          9000           368

       140           103           700           248          10000          370

       150           108           750           254          15000          375

       160           113           800           260          20000          377

       170           118           850           265          30000          379

       180           123           900           269          40000          380

       190           127           950           274          50000          381

       200           132          1000           278          75000          382

       210           136          1100           285         1000000         384




 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
 Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan
    sampel yaitu,
 1. sampel acak atau random sampling / probability
    sampling, Yang dimaksud dengan random sampling
    adalah cara pengambilan sampel yang memberikan
    kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap
    elemen populasi
 2. sampel tidak acak atau nonrandom
    samping/nonprobability sampling. yang dimaksud
    dengan nonrandom sampling atau nonprobability
    sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai
    kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel




                                                                                               8
06/06/2012




       PENGGUNAAN RANDOM SAMPLING
                   DAN
           NON RANDOM SAMPLING
 Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai
    tujuan yang berbeda.
 1) Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan
    ukuran untuk mengestimasikan populasi, atau istilahnya
    adalah melakukan generalisasi maka seharusnya sampel
    representatif dan diambil secara acak.
 2) Namun jika peneliti tidak mempunyai kemauan
    melakukan generalisasi hasil penelitian maka sampel
    bisa diambil secara tidak acak. Sampel tidak acak
    biasanya juga diambil jika peneliti tidak mempunyai data
    pasti tentang ukuran populasi dan informasi lengkap
    tentang setiap elemen populasi.




Contohnya, jika yang diteliti populasinya adalah konsumen
teh botol, kemungkinan besar peneliti tidak mengetahui
dengan pasti berapa jumlah konsumennya, dan juga
karakteristik konsumen. Karena dia tidak mengetahui ukuran
pupulasi yang tepat, bisakah dia mengatakan bahwa 200
konsumen sebagai sampel dikatakan “representatif”?.
Kemudian, bisakah peneliti memilih sampel secara acak, jika
tidak ada informasi yang cukup lengkap tentang diri
konsumen?. Dalam situasi yang demikian, pengambilan
sampel dengan cara acak tidak dimungkinkan, maka tidak
ada pilihan lain kecuali sampel diambil dengan cara tidak
acak atau nonprobability sampling, namun dengan
konsekuensi hasil penelitiannya tersebut tidak bisa
digeneralisasikan. Jika ternyata dari 200 konsumen teh botol
tadi merasa kurang puas, maka peneliti tidak bisa
mengatakan bahwa sebagian besar konsumen teh botol
merasa kurang puas terhadap the botol.




                                                                       9
06/06/2012




     BEBERAPA TEKNIK YANG LEBIH SPESIFIK
 Di setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa
    teknik yang lebih spesifik lagi.
 Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan istilah
 1) simple random sampling,
 2) stratified random sampling,
 3) cluster sampling,
 4) systematic sampling, dan
 5) area sampling.
 Pada nonprobability sampling dikenal beberapa teknik,
    antara lain adalah
 1) convenience sampling,
 2) purposive sampling,
 3) quota sampling,
 4) snowball sampling




      sampling frame dan Tabel angka random

1. Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel
   secara acak adalah memperoleh atau membuat kerangka
   sampel atau dikenal dengan nama “sampling frame”. Yang
   dimaksud dengan       kerangka sampling adalah daftar yang
   berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai
   sampel. Elemen populasi bisa berupa data tentang
   orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga
   tentang benda.
2. Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat
   yang bisa dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen
   populasi, elemen mana saja yang bisa dipilih menjadi sampel?.
   Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel Angka Random,
   kalkulator, atau undian. Pemilihan sampel secara acak bisa
   dilakukan melalui sistem undian jika elemen populasinya tidak
   begitu banyak. Tetapi jika sudah ratusan, cara undian bisa
   mengganggu konsep “acak” atau “random” itu sendiri




                                                                          10
06/06/2012




             Simple Random Sampling
            atau Sampel Acak Sederhana

Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis
penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat
umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada
setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan
hal yang penting bagi rencana analisisnya. Susun
“sampling frame”
       a)Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
       b)Tentukan alat pemilihan sampel
       c) Pilih sampel sampai dengan jumlah
          terpenuhi




        Stratified Random Sampling atau
          Sampel Acak Distratifikasikan
Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan
heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada
pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil
sampel dengan cara ini.
Prosedurnya :
   1) Siapkan “sampling frame”
   2) Bagi sampling frame tsb berdasarkan strata yg
      dikehendaki
   3) Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum
   4) Pilih sampel dari setiap stratum secara acak
Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti
  dapat menentukan secara
      proposional,
      tidak proposional, jika jumlah unsur atau elemen di   salah
      satu atau beberapa stratum sangat sedikit.




                                                                           11
06/06/2012




       Cluster Sampling atau Sampel Gugus
 Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara
 pengambilan sampel berdasarkan gugus. Berbeda dengan
 teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di
 mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik
 yang homogen (stratum A : laki-laki semua, stratum B :
 perempuan semua), maka dalam sampel gugus, setiap
 gugus boleh mengandung unsur yang karakteristiknya
 berbeda-beda atau heterogen.
 Prosedur :
    1) Susun sampling frame berdasarkan gugus – Dalam
       kasus di atas, elemennya ada 100 departemen.
    2) Tentukan berapa gugus yang akan diambil sebagai
       sampel
    3) Pilih gugus sebagai sampel dengan cara acak
    4) Teliti setiap pegawai yang ada dalam gugus sample




Systematic Sampling atau Sampel Sistematis

   Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan
   tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara
   pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini
   menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara
   sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah
   yang “keberapa”.
Prosedurnya :
1) Susun sampling frame
2) Tetapkan jumlah sampel yang ingin diambil
3) Tentukan K (kelas interval)
4) Tentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval tersebut
   secara acak atau random – biasanya melalui cara undian saja.
5) Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal
   yang terpilih.
6) Pilihlah sebagai sampel angka atau nomor interval berikutnya




                                                                               12
06/06/2012




     Area Sampling atau Sampel Wilayah
 Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa
 populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.
 Prosedurnya :

 1) Susun sampling frame yang menggambarkan peta wilayah
    (Jawa Barat) – Kabupaten, Kotamadya, Kecamatan, Desa.
 2) Tentukan wilayah yang akan dijadikan sampel (Kabupaten ?,
    Kotamadya?, Kecamatan?, Desa?)
 3) Tentukan berapa wilayah yang akan dijadikan sampel
    penelitiannya.
 4) Pilih beberapa wilayah untuk dijadikan sampel dengan cara
    acak atau random.
 5) Kalau ternyata masih terlampau banyak responden yang harus
    diambil datanya, bagi lagi wilayah yang terpilih ke dalam sub
    wilayah




    Nonprobability/Nonrandom Sampling
          atau Sampel Tidak Acak

Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini
tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau
elemen populasi mempunyai kesempatan sama
untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi
yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan
karena kebetulan atau karena faktor lain yang
sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti




                                                                           13
06/06/2012




          Convenience Sampling atau
 yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan
1) Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai
   pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja.
   Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan
   orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang
   tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis
   menggunakan istilah accidental sampling – tidak
   disengaja – atau juga captive sample (man-on-the-
   street)
2) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk
   penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh
   penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak
   (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan
   jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif




               Purposive Sampling

Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan
  maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau
  sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti
  menganggap bahwa seseorang atau sesuatu
  tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi
  penelitiannya.

Dua jenis sampel ini dikenal dengan nama :
1) judgement sampling dan
2)quota sampling.




                                                                     14
06/06/2012




                  Judgment Sampling

Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa
dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan
sampel penelitiannya.. Misalnya untuk memperoleh
data tentang bagaimana satu proses produksi
direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer
produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa
memberikan informasi. Jadi, judment sampling
umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi
sampel karena mereka mempunyai “information
rich”.




                  Quota Sampling

 Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel
 distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih
 secara acak melainkan secara kebetulan saja.
 Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60%
 dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin
 mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin
 tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki
 sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12
 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel
 tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara
 kebetulan saja.




                                                                     15
06/06/2012




  Snowball Sampling – Sampel Bola Salju

Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak
tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya
tahu satu atau dua orang yang berdasarkan
penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti
menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta
kepada sampel pertama untuk menunjukan orang
lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel




              SEKIAN
          SAMPAI KETEMU
    PADA PERTEMUAN BERIKUTNYA




                                                              16

More Related Content

PPT
Pemeriksan laboratorium imunologi
PPTX
Isi atlas sedimen urin
PDF
Pemeriksaan darah : parasit cacing
PPT
Teknik penulisan karya ilmiah
PPTX
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
PPTX
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)
PPT
Shigella dysenteriae
PPTX
LED (Laju Endap Darah)
Pemeriksan laboratorium imunologi
Isi atlas sedimen urin
Pemeriksaan darah : parasit cacing
Teknik penulisan karya ilmiah
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)
Shigella dysenteriae
LED (Laju Endap Darah)

What's hot (20)

PDF
Analisis kualitatif zat anorganik
PPTX
SPERMA.pptx
PPTX
ppt persentaion Pemeriksaan urine
PPTX
Golongan Darah
DOCX
Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform
PDF
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
PPTX
Penanganan sputum
PPTX
1. sitohistoteknologi (rpl)
PPTX
Sumber Sumber Sejarah Menurut jenisnya
PPTX
Plasmodium falciparum ppt
PPTX
3.feses.pptx
PPTX
Wali songo
PPTX
BIOUnnes_Furnace
PPTX
Pengenalan Kation Golongan 1
DOCX
Biologi
PDF
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
PPT
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
PPT
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
PPTX
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
DOCX
Studi kepustakaan
Analisis kualitatif zat anorganik
SPERMA.pptx
ppt persentaion Pemeriksaan urine
Golongan Darah
Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Penanganan sputum
1. sitohistoteknologi (rpl)
Sumber Sumber Sejarah Menurut jenisnya
Plasmodium falciparum ppt
3.feses.pptx
Wali songo
BIOUnnes_Furnace
Pengenalan Kation Golongan 1
Biologi
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
Studi kepustakaan
Ad

Viewers also liked (20)

PPTX
Metode pengambilan sampel (sampling)
PPT
Teknik Pengambilan Sampel
PDF
Teknik sampling
DOC
ISI TESIS
PPTX
Pertemuan ke-9-metode-pengumpulan-data
PDF
Teknik Sampling
PPT
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PPT
Metode sampling kimia farmasi
PPTX
Teknik Pengambilan Sampel
PPTX
teknik pengambilan Sampel
PDF
Jenis penelitian
PPT
Populasi dan sampel penelitian
PDF
Konsep Surveilans
PPTX
sampling simple random sampling
PPTX
Systematic Sampling
DOCX
Simple random sampling
PDF
Statistika "Systematic Random Sampling"
PPTX
Metode pengumpulan data
DOCX
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
PPTX
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel (sampling)
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling
ISI TESIS
Pertemuan ke-9-metode-pengumpulan-data
Teknik Sampling
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Metode sampling kimia farmasi
Teknik Pengambilan Sampel
teknik pengambilan Sampel
Jenis penelitian
Populasi dan sampel penelitian
Konsep Surveilans
sampling simple random sampling
Systematic Sampling
Simple random sampling
Statistika "Systematic Random Sampling"
Metode pengumpulan data
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
Metode pengambilan sampel
Ad

Similar to 11 teknik sampling (20)

PPT
Populasi dan sampel
PPT
Populasi dan sampel
PPTX
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
DOC
Sampling
PPTX
Presentation populasi dan sampel
PPTX
Sampling
PDF
Teknik penarikan sampel
PPTX
PPTX
Kuadrat ppt new
PDF
Distribusi Sampling
DOC
Sampling statdas
PPTX
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
PDF
Teknik Sampling
PPTX
TEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptx
PPT
Teknik pengambilan-sampel
PPTX
statistika - populasi dan sampel
PPT
Populasi dan Sampel (1).ppt
PPTX
Populasi dan sampel dalam penelitian HCI
PPTX
Populasi dan Sampel - Matematika Statistika
Populasi dan sampel
Populasi dan sampel
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Sampling
Presentation populasi dan sampel
Sampling
Teknik penarikan sampel
Kuadrat ppt new
Distribusi Sampling
Sampling statdas
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Teknik Sampling
TEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptx
Teknik pengambilan-sampel
statistika - populasi dan sampel
Populasi dan Sampel (1).ppt
Populasi dan sampel dalam penelitian HCI
Populasi dan Sampel - Matematika Statistika

11 teknik sampling

  • 1. 06/06/2012 TEKNIK SAMPLING TEKNIK SAMPLING 1. Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. 2. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. 3. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur tadi. 1
  • 2. 06/06/2012 Alasan yang masuk akal mengapa peneliti tidak melakukan sensus adalah a) populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak mungkin seluruh elemen diteliti; b) keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia, membuat peneliti harus telah puas jika meneliti sebagian dari elemen penelitian; c) bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih reliabel daripada terhadap populasi – misalnya, karena elemen sedemikian banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan mental para pencacahnya sehingga banyak terjadi kekeliruan. (Uma Sekaran, 1992); d) demikian pula jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi menjadi tidak masuk akal TEKNIK SAMPLING atau TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL • Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama. • Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel 2
  • 3. 06/06/2012 POPULASI atau UNIVERSE Populasi atau universe adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda, yang dijadikan obyek penelitian. • Jika yang ingin diteliti adalah sikap konsumen terhadap satu produk tertentu, maka populasinya adalah seluruh konsumen produk tersebut. • Jika yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan “X”, maka populasinya adalah keseluruhan laporan keuangan perusahaan “X” tersebut, • Jika yang diteliti adalah motivasi pegawai di departemen “A” maka populasinya adalah seluruh pegawai di departemen “A”. • Jika yang diteliti adalah efektivitas gugus kendali mutu (GKM) organisasi “Y”, maka populasinya adalah seluruh GKM organisasi “Y” ELEMEN/UNSUR LEMEN/ Elemen/unsur adalah setiap satuan populasi. Kalau dalam populasi terdapat 30 laporan keuangan, maka setiap laporan keuangan tersebut adalah unsur atau elemen penelitian. Artinya dalam populasi tersebut terdapat 30 elemen penelitian. Jika populasinya adalah pabrik sepatu, dan jumlah pabrik sepatu 500, maka dalam populasi tersebut terdapat 500 elemen penelitian 3
  • 4. 06/06/2012 SAMPEL YG BAIK Syarat sampel yang baik Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Kalau yang ingin diukur adalah masyarakat Sunda sedangkan yang dijadikan sampel adalah hanya orang Banten saja, maka sampel tersebut tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu yang seharusnya diukur (orang Sunda). Sampel yang valid ditentukan oleh dua pertimbangan. Sampel yang valid ditentukan oleh dua pertimbangan. Pertama : Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya “bias” atau kekeliruan adalah populasi. Cooper dan Emory (1995) menyebutkan bahwa “there is no systematic variance” yang maksudnya adalah tidak ada keragaman pengukuran yang disebabkan karena pengaruh yang diketahui atau tidak diketahui, yang menyebabkan skor cenderung mengarah pada satu titik tertentu. Kedua : Presisi. Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi. 4
  • 5. 06/06/2012 Keakuratan prediktibilitas dan selengkap mungkin Dari kejadian tersebut ada dua pelajaran yang diperoleh : 1. keakuratan prediktibilitas dari suatu sampel tidak selalu bisa dijamin dengan banyaknya jumlah sampel; 2. agar sampel dapat memprediksi dengan baik populasi, sampel harus mempunyai selengkap mungkin karakteristik populasi (Nan Lin, 1976). “sampling error” Belum pernah ada sampel yang bisa mewakili karakteristik populasi sepenuhnya. Oleh karena itu dalam setiap penarikan sampel senantiasa melekat keasalahan-kesalahan, yang dikenal dengan nama “sampling error” Presisi diukur oleh simpangan baku (standard error). Makin kecil perbedaan di antara simpangan baku yang diperoleh dari sampel (S) dengan simpangan baku dari populasi (s), makin tinggi pula tingkat presisinya. Walau tidak selamanya, tingkat presisi mungkin bisa meningkat dengan cara menambahkan jumlah sampel, karena kesalahan mungkin bisa berkurang kalau jumlah sampelnya ditambah ( Kerlinger, 1973 ). Dengan contoh di atas tadi, mungkin saja perbedaan rata-rata di antara populasi dengan sampel bisa lebih sedikit, jika sampel yang ditariknya ditambah. Katakanlah dari 50 menjadi 75. 5
  • 6. 06/06/2012 hubungan antara jumlah sampel dengan tingkat kesalahan Di bawah ini digambarkan hubungan antara jumlah sampel dengan tingkat kesalahan seperti yang diuarakan oleh Kerlinger besar kesa- lahan kecil kecil besarnya sampel besar Ukuran sampel 1. Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan yang penting manakala jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. 2. Pada penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan alah kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat. 3. Dikaitkan dengan besarnya sampel, selain tingkat kesalahan, ada lagi beberapa faktor lain yang perlu memperoleh pertimbangan yaitu, (1) derajat keseragaman, (2) rencana analisis, (3) biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia . (Singarimbun dan Effendy, 1989). 6
  • 7. 06/06/2012 Roscou 1. Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen 2. Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel (laki/perempuan, SD?SLTP/SMU, dsb), jumlah minimum subsampel harus 30 3. Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate) ukuran sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variable yang akan dianalisis. 4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20 elemen. Gay dan Diehl Ada pula yang menuliskan, untuk penelitian deskriptif, sampelnya 10% dari populasi, penelitian korelasional, paling sedikit 30 elemen populasi, penelitian perbandingan kausal, 30 elemen per kelompok, dan untuk penelitian eksperimen 15 elemen per kelompok (Gay dan Diehl, 1992). 7
  • 8. 06/06/2012 Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran (1992) membuat daftar yang bisa dipakai untuk menentukan jumlah sampel sebagai berikut (Lihat Tabel) Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) 10 10 220 140 1200 291 15 14 230 144 1300 297 20 19 240 148 1400 302 25 24 250 152 1500 306 30 28 260 155 1600 310 35 32 270 159 1700 313 40 36 280 162 1800 317 45 40 290 165 1900 320 50 44 300 169 2000 322 55 48 320 175 2200 327 60 52 340 181 2400 331 65 56 360 186 2600 335 70 59 380 191 2800 338 75 63 400 196 3000 341 80 66 420 201 3500 346 85 70 440 205 4000 351 90 73 460 210 4500 354 95 76 480 214 5000 357 100 80 500 217 6000 361 110 86 550 226 7000 364 120 92 600 234 8000 367 130 97 650 242 9000 368 140 103 700 248 10000 370 150 108 750 254 15000 375 160 113 800 260 20000 377 170 118 850 265 30000 379 180 123 900 269 40000 380 190 127 950 274 50000 381 200 132 1000 278 75000 382 210 136 1100 285 1000000 384 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, 1. sampel acak atau random sampling / probability sampling, Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi 2. sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling. yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel 8
  • 9. 06/06/2012 PENGGUNAAN RANDOM SAMPLING DAN NON RANDOM SAMPLING Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang berbeda. 1) Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan populasi, atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka seharusnya sampel representatif dan diambil secara acak. 2) Namun jika peneliti tidak mempunyai kemauan melakukan generalisasi hasil penelitian maka sampel bisa diambil secara tidak acak. Sampel tidak acak biasanya juga diambil jika peneliti tidak mempunyai data pasti tentang ukuran populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen populasi. Contohnya, jika yang diteliti populasinya adalah konsumen teh botol, kemungkinan besar peneliti tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah konsumennya, dan juga karakteristik konsumen. Karena dia tidak mengetahui ukuran pupulasi yang tepat, bisakah dia mengatakan bahwa 200 konsumen sebagai sampel dikatakan “representatif”?. Kemudian, bisakah peneliti memilih sampel secara acak, jika tidak ada informasi yang cukup lengkap tentang diri konsumen?. Dalam situasi yang demikian, pengambilan sampel dengan cara acak tidak dimungkinkan, maka tidak ada pilihan lain kecuali sampel diambil dengan cara tidak acak atau nonprobability sampling, namun dengan konsekuensi hasil penelitiannya tersebut tidak bisa digeneralisasikan. Jika ternyata dari 200 konsumen teh botol tadi merasa kurang puas, maka peneliti tidak bisa mengatakan bahwa sebagian besar konsumen teh botol merasa kurang puas terhadap the botol. 9
  • 10. 06/06/2012 BEBERAPA TEKNIK YANG LEBIH SPESIFIK Di setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang lebih spesifik lagi. Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan istilah 1) simple random sampling, 2) stratified random sampling, 3) cluster sampling, 4) systematic sampling, dan 5) area sampling. Pada nonprobability sampling dikenal beberapa teknik, antara lain adalah 1) convenience sampling, 2) purposive sampling, 3) quota sampling, 4) snowball sampling sampling frame dan Tabel angka random 1. Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama “sampling frame”. Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang benda. 2. Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat yang bisa dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi, elemen mana saja yang bisa dipilih menjadi sampel?. Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel Angka Random, kalkulator, atau undian. Pemilihan sampel secara acak bisa dilakukan melalui sistem undian jika elemen populasinya tidak begitu banyak. Tetapi jika sudah ratusan, cara undian bisa mengganggu konsep “acak” atau “random” itu sendiri 10
  • 11. 06/06/2012 Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya. Susun “sampling frame” a)Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil b)Tentukan alat pemilihan sampel c) Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel dengan cara ini. Prosedurnya : 1) Siapkan “sampling frame” 2) Bagi sampling frame tsb berdasarkan strata yg dikehendaki 3) Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum 4) Pilih sampel dari setiap stratum secara acak Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti dapat menentukan secara proposional, tidak proposional, jika jumlah unsur atau elemen di salah satu atau beberapa stratum sangat sedikit. 11
  • 12. 06/06/2012 Cluster Sampling atau Sampel Gugus Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus. Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik yang homogen (stratum A : laki-laki semua, stratum B : perempuan semua), maka dalam sampel gugus, setiap gugus boleh mengandung unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen. Prosedur : 1) Susun sampling frame berdasarkan gugus – Dalam kasus di atas, elemennya ada 100 departemen. 2) Tentukan berapa gugus yang akan diambil sebagai sampel 3) Pilih gugus sebagai sampel dengan cara acak 4) Teliti setiap pegawai yang ada dalam gugus sample Systematic Sampling atau Sampel Sistematis Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”. Prosedurnya : 1) Susun sampling frame 2) Tetapkan jumlah sampel yang ingin diambil 3) Tentukan K (kelas interval) 4) Tentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval tersebut secara acak atau random – biasanya melalui cara undian saja. 5) Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal yang terpilih. 6) Pilihlah sebagai sampel angka atau nomor interval berikutnya 12
  • 13. 06/06/2012 Area Sampling atau Sampel Wilayah Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Prosedurnya : 1) Susun sampling frame yang menggambarkan peta wilayah (Jawa Barat) – Kabupaten, Kotamadya, Kecamatan, Desa. 2) Tentukan wilayah yang akan dijadikan sampel (Kabupaten ?, Kotamadya?, Kecamatan?, Desa?) 3) Tentukan berapa wilayah yang akan dijadikan sampel penelitiannya. 4) Pilih beberapa wilayah untuk dijadikan sampel dengan cara acak atau random. 5) Kalau ternyata masih terlampau banyak responden yang harus diambil datanya, bagi lagi wilayah yang terpilih ke dalam sub wilayah Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti 13
  • 14. 06/06/2012 Convenience Sampling atau yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan 1) Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (man-on-the- street) 2) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif Purposive Sampling Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. Dua jenis sampel ini dikenal dengan nama : 1) judgement sampling dan 2)quota sampling. 14
  • 15. 06/06/2012 Judgment Sampling Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya untuk memperoleh data tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”. Quota Sampling Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja. 15
  • 16. 06/06/2012 Snowball Sampling – Sampel Bola Salju Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel SEKIAN SAMPAI KETEMU PADA PERTEMUAN BERIKUTNYA 16