SlideShare a Scribd company logo
Menggambarkan Peta Persaingan Dengan Analisis Faktor
                             Suhermin97@yahoo.com

                                                                             Digitally signed by Suhermin AP

                                                  Suhermin AP                DN: cn=Suhermin AP, c=ID, o=DOW, ou=MR-
                                                                             Dept, email=suhermin97@yahoo.com
                                                                             Date: 2008.10.23 13:33:40 +07'00'




Peta Persaingan / Peta Posisi Pasar

        Melihat dan memantau posisi persaingan produk dipasar mutlak

dilakukan secara berkala. Peta posisi merupakan sebuah teknik analisis

kuantitatif persaingan pasar yang dibutuhkan oleh manajemen perusahaan agar

dapat melihat secara grafis, sejauh mana produk perusahaan saat ini diterima

oleh konsumen dan bagaimana dengan produk kompetitor. Salah satu metode

yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis peta posisi adalah melalui

analisis faktor. Melalui analisis faktor akan didapatkan jumlah dimensi yang

mampu menerangkan informasi penting dari sekian banyak atribut produk

(L.Urban, 1980).

      Peta posisi dibuat dengan memetakan rata-rata factor score tiap

individu untuk masing-masing obyek penelitian. Sumbu koordinat adalah faktor-

faktor yang terbentuk.



Analisis Faktor

        Analisis faktor adalah suatu metode analisis yang bertujuan untuk

mendapatkan       sejumlah   faktor   yang   memiliki   sifat-sifat   yang      mampu

menerangkan semaksimal mungkin keragaman yang ada dalam data (Dillon,

1984). Sebelum melakukan pengolahan data dengan analisis faktor, perlu diuji
apakah data layak menggunakan metode analisis faktor. Pengujian tersebut

memuat beberapa ketentuan bahwa matrik korelasinya haruslah matrik non

singular atau dikatakan determinannya tidak nol dan matrik korelasinya juga

bukan matrik identitas (Anderson, 1984).

         Uji Bartlett dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel

dengan hipotesa sebagai berikut :

Hipotesa       :

       H0      : Matriks korelasi adalah matriks identitas (tidak ada korelasi

               antar variabel)

       H1      : Matriks korelasi bukan matriks identitas (ada korelasi antar

               variabel)

Jika p-value lebih kecil dari α yang telah ditetapkan atau nilai Barlett Tes lebih

besar dari χ(α,n-1), dapat dipastikan ada korelasi antar variabel.

         KMO (Kaiser-Mayer-Olkin) merupakan suatu indeks yang dipergunakan

untuk membandingkan koefisien korelasi pengamatan dengan koefisien korelasi

parsial. KMO dihitung sebagai berikut :

                                p    p
                                ∑ ∑ rij
                                     2
                               i =1 j=1
       KMO =        p    p                 p   p
                                                           ,i ≠ j
                    ∑ ∑
                                2
                               rij   + ∑ ∑            2
                                                     aij
                   i =1 j =1              i =1 j=1
                                                                           (1)

dimana, rij    : koefisien korelasi antar variabel i dan j

            aij : koefisien korelasi parsial antara variabel i dan j
Nilai KMO berkisar antara 0 dan 1. KMO yang kecil mengindikasikan bahwa

penggunaan analisis faktor harus dipertimbangkan lagi, karena korelasi antar

variabel tidak dapat diterangkan oleh variabel yang lain (Anderson, 1984).

          Untuk menyelesaikan analisis faktor, diperlukan beberapa tahapan.

Tahapan pertama adalah mencari factor loading dengan menggunakan q

komponen utama pertama yang akan menjadi q faktor. Dalam analisis faktor,

vektor random X yang diamati secara linier bergantung atas sejumlah variabel

random yang tidak teramati yaitu F1, F2,…,Fq dan tambahan p sumber variasi

ε1,ε2,…,εp (Johnson and Wichern, 1992). Dalam notasi matriks dapat ditulis :

          (X-μ)(px1) = L(pxq)F(qx1) + ε(px1)                             (2)

dimana,        Fj : common factor ke-j,

               lij : loading variable ke-i pada faktor ke-j,

               εi : faktor khusus ke-i,

               i = 1,2,…,p dan j = 1,2,…,q

dengan asumsi :

(i)     F dan ε saling bebas, maka kov(F,ε)=0

(ii)    E(F)=0, kov(F)=E(FF’)=I

(iii)   E(ε)=0, kov(ε)=E(εε’)= ψ, dimana ψ = matriks diagonal

        Jumlah kuadrat dari loading faktor variabel ke-i untuk q common faktor

disebut communalitas dari Xi dengan notasi :

        hi2 = l112 + l122 +…+ l1q2                                       (3)

Selanjutnya varians dari Xi memuat dua komponen yaitu kommunalitas dan

spesifik varians (ψi).
σii = hi2 + ψi                                                       (4)

           Dekomposisi spektral dari matriks kovarian ∑ yang mempunyai

pasangan eigen value-eigen vector (λi,ei) dengan λ1 >λ2 >…>λp >0 dinotasikan :

         ∑ = λ1e1e1’ + λ2e2e2’+ … + λpepep’                                   (5)

Persamaaan diatas menunjukkan struktur kovarian untuk model analisis faktor

yang mempunyai jumlah faktor sama dengan jumlah variabel (q = p) dengan

melibatkan seluruh variabel dan varian spesifik ψi = 0 untuk semua i. Matriks

                                        λj e j
loading pada kolom ke-j adalah                   . Sehingga dapat ditulis :

            Σ = L L ′ + 0 = LL ′
           pxp    pxp pxp   pxp                                               (6)

          Tidak terlalu bermanfaat jika semua akar ciri (λ) dilibatkan dalam

pembentukan faktor karena beberapa akar ciri itu mempunyai nilai yang sangat

kecil. Untuk itu dipilih model yang tetap bisa menerangkan struktur keragaman

tetapi dengan sedikit faktor. Misal digunakan q faktor dimana q <             p maka

persamaan (3.20) dapat ditulis sebagai berikut :

                                                        = L L′
           ∑ = λ1e1e1’ + λ2e2e2 ‘+ … + λqeqeq’            pxq qxp             (7)

Jika keragaman faktor spesifik diperhitungkan maka :

          ∑ = LL’ + ψ                                                         (8)

Banyaknya faktor (q) dapat ditentukan dengan melihat total proporsi

keragaman yang dapat dijelaskan dari suatu faktor. Kontribusi dari total sampel

varian, s11 + s22 + … + spp = tr(S), dan common factor yang pertama menjadi


:
    )2    )2          )2
    l11 + l21 + ... + l p1 =      ( λ) e) )′ ( λ) e) ) = λ)
                                      1 1         1 1      1
Secara umum proporsi dari total sampel varian terhadap faktor j adalah :
                            )
                           λj
              s11 + s22 + ... + s pp
                                          , untuk analisis faktor dari S
               )
              λj
               p , untuk analisis faktor dari R

Banyaknya faktor ditentukan jika faktor-faktor yang masuk setidaknya mampu

menjelaskan 60% total sampel varian (Anderson, 1984).

          Faktor-faktor yang diperoleh dari analisis komponen utama pada

umumnya masih sulit diinterpretasikan, oleh karena itu pada tahap selanjutnya

dilakukan transformasi pada matriks loading untuk meningkatkan daya

interpretasi faktor. Metode rotasi yang digunakan adalah rotasi tegak lurus

varimax. Hasil rotasi ini akan mengakibatkan setiap variabel akan mempunyai

korelasi yang tinggi pada satu faktor tertentu saja dan tidak dengan faktor lain.

Dengan      demikian      masing-masing      faktor     akan   lebih       mudah    untuk

diinterpretasikan.

          Untuk tujuan pengklasifikasian, maka tahapan selanjutnya adalah

mencari skor faktor. Skor faktor adalah ukuran individual pada faktor yang

merupakan nilai rata-rata terboboti, dan bobot yang diberikan itu sesuai

dengan besarnya muatan faktor. Skor faktor itu dapat diperoleh melalui

persamaan matriks berikut (Dillon, 1984):

          F(nxm) = Z(nxp)R-1(pxp)L(pxm)                                            (9)

dimana,         Z      : matriks data awal yang distandarkan

                R-1    : invers dari matriks korelasi
L     : matriks loading

             F     : matriks factor score untuk semua observasi



Pustaka
L. Urban, Glen dan R. Houser, John (1980), Design and Marketing of New
        Product, Prentice-Hall, New Jersey Prentice-Hall

Dillon W.R dan Goldstein, Mathew (1984), Multivariate Analysis Method and
        Application, John Wiley and Sons, New York

Anderson, Rolph E dan JR, Joseph F. Hair (1984), Multivariate Data Analysis,
        Prentice-Hall International. Inc., New Jersey

More Related Content

PPTX
2. model – model ekonomi
DOCX
Bab ii
DOC
Variabel Dummy
DOC
Makalahstatistikarsyilpenerapanregresisederhana
PPT
Chap5 an reg&korelasi
PPT
Ekonometrika 1
PPT
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi
PDF
K7 k8 mpl logit multinomial
2. model – model ekonomi
Bab ii
Variabel Dummy
Makalahstatistikarsyilpenerapanregresisederhana
Chap5 an reg&korelasi
Ekonometrika 1
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi
K7 k8 mpl logit multinomial

What's hot (20)

PDF
Regresi Logistik
PPT
Matematika bisnis1
PPTX
Analisis regresi-sederhana
PDF
Analisis regresi.
PPT
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
PPT
9. analisa regresi dan korelasi rev1
PPT
Bd06 statistik korelasi
PDF
K3 k4 regresi ganda
PPTX
Pengantar statistika slide 3
PPT
Analisis Hubungan
PDF
Analisis korelasi dan regresi
PPT
Modul 11 Model Matematika
PPTX
Analisa regresi
PPTX
2 konsep dasar_ekonometrika
PPTX
13.analisa korelasi
PDF
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
PDF
Modul metode regresi
PPTX
Persentasi mtk
PDF
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
PPTX
Bab 15 regresi
Regresi Logistik
Matematika bisnis1
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi.
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
9. analisa regresi dan korelasi rev1
Bd06 statistik korelasi
K3 k4 regresi ganda
Pengantar statistika slide 3
Analisis Hubungan
Analisis korelasi dan regresi
Modul 11 Model Matematika
Analisa regresi
2 konsep dasar_ekonometrika
13.analisa korelasi
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
Modul metode regresi
Persentasi mtk
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
Bab 15 regresi
Ad

Viewers also liked (7)

PDF
Factor Analysis
PDF
Heterokesdatisitas
PDF
Factor Analysis
PDF
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
PDF
Heterokesdatisitas
PDF
Segmentasi Diferensiasi Positioning
DOC
Makalah strategi diferensiasi
Factor Analysis
Heterokesdatisitas
Factor Analysis
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
Heterokesdatisitas
Segmentasi Diferensiasi Positioning
Makalah strategi diferensiasi
Ad

Similar to Factor Analysis (20)

PPTX
Analisis Faktor (1)
PDF
ANALISIS FAKTOR
PDF
Analisis Faktor
PPT
IROH SUNIROH"TUGAS ANALISIS FAKTOR" power point
PPT
IROH SUNIROH"TUGAS ANALISIS FAKTOR" power point
PDF
147262610-8-Analisis-Faktor.pdfs faktorr
PPTX
Analisis faktor
PPTX
ANALISIS FAKTOR - STATISTIK.pptx
PPTX
PDF
analisis-faktor
PPT
anggraeni
PPT
purwa
PPTX
Analisis Faktor (2.1)
PPT
Analisis Faktor.Ppt 2
PPT
Analisis Faktor.Ppt 2
PPT
MATERI STATISTIK ANALISIS FAKTOR .ppt
PPT
iim hariyati
PPTX
Analisis Faktor (2.2)
PDF
Aplikasi spss pada statistik multivariat
DOCX
Analisis statistika-multivariate
Analisis Faktor (1)
ANALISIS FAKTOR
Analisis Faktor
IROH SUNIROH"TUGAS ANALISIS FAKTOR" power point
IROH SUNIROH"TUGAS ANALISIS FAKTOR" power point
147262610-8-Analisis-Faktor.pdfs faktorr
Analisis faktor
ANALISIS FAKTOR - STATISTIK.pptx
analisis-faktor
anggraeni
purwa
Analisis Faktor (2.1)
Analisis Faktor.Ppt 2
Analisis Faktor.Ppt 2
MATERI STATISTIK ANALISIS FAKTOR .ppt
iim hariyati
Analisis Faktor (2.2)
Aplikasi spss pada statistik multivariat
Analisis statistika-multivariate

Recently uploaded (9)

PDF
Rekomendasi Riset Lanjutan : perspektif_futurologis.pdf
PPTX
Materi_Array_Karakter_String untuk kelas XI sma.pptx
PPTX
Fiber_expert_development_program_rev.1.pptx
PDF
Struktur Data - 3 Array: Konsep & Implementasi
PPTX
Pengantar Kriptografi - Keamanan dan Data Privasi
PDF
Struktur Data - 1 Kontrak Perkuliahan
PDF
Struktur Data - 2 Pengantar Struktur Data
PPTX
BAHASA MELAYU STANDARD kwjekqjeljwqelkqw
PDF
Struktur Data - 4 Pointer & Linked List
Rekomendasi Riset Lanjutan : perspektif_futurologis.pdf
Materi_Array_Karakter_String untuk kelas XI sma.pptx
Fiber_expert_development_program_rev.1.pptx
Struktur Data - 3 Array: Konsep & Implementasi
Pengantar Kriptografi - Keamanan dan Data Privasi
Struktur Data - 1 Kontrak Perkuliahan
Struktur Data - 2 Pengantar Struktur Data
BAHASA MELAYU STANDARD kwjekqjeljwqelkqw
Struktur Data - 4 Pointer & Linked List

Factor Analysis

  • 1. Menggambarkan Peta Persaingan Dengan Analisis Faktor Suhermin97@yahoo.com Digitally signed by Suhermin AP Suhermin AP DN: cn=Suhermin AP, c=ID, o=DOW, ou=MR- Dept, email=suhermin97@yahoo.com Date: 2008.10.23 13:33:40 +07'00' Peta Persaingan / Peta Posisi Pasar Melihat dan memantau posisi persaingan produk dipasar mutlak dilakukan secara berkala. Peta posisi merupakan sebuah teknik analisis kuantitatif persaingan pasar yang dibutuhkan oleh manajemen perusahaan agar dapat melihat secara grafis, sejauh mana produk perusahaan saat ini diterima oleh konsumen dan bagaimana dengan produk kompetitor. Salah satu metode yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis peta posisi adalah melalui analisis faktor. Melalui analisis faktor akan didapatkan jumlah dimensi yang mampu menerangkan informasi penting dari sekian banyak atribut produk (L.Urban, 1980). Peta posisi dibuat dengan memetakan rata-rata factor score tiap individu untuk masing-masing obyek penelitian. Sumbu koordinat adalah faktor- faktor yang terbentuk. Analisis Faktor Analisis faktor adalah suatu metode analisis yang bertujuan untuk mendapatkan sejumlah faktor yang memiliki sifat-sifat yang mampu menerangkan semaksimal mungkin keragaman yang ada dalam data (Dillon, 1984). Sebelum melakukan pengolahan data dengan analisis faktor, perlu diuji
  • 2. apakah data layak menggunakan metode analisis faktor. Pengujian tersebut memuat beberapa ketentuan bahwa matrik korelasinya haruslah matrik non singular atau dikatakan determinannya tidak nol dan matrik korelasinya juga bukan matrik identitas (Anderson, 1984). Uji Bartlett dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel dengan hipotesa sebagai berikut : Hipotesa : H0 : Matriks korelasi adalah matriks identitas (tidak ada korelasi antar variabel) H1 : Matriks korelasi bukan matriks identitas (ada korelasi antar variabel) Jika p-value lebih kecil dari α yang telah ditetapkan atau nilai Barlett Tes lebih besar dari χ(α,n-1), dapat dipastikan ada korelasi antar variabel. KMO (Kaiser-Mayer-Olkin) merupakan suatu indeks yang dipergunakan untuk membandingkan koefisien korelasi pengamatan dengan koefisien korelasi parsial. KMO dihitung sebagai berikut : p p ∑ ∑ rij 2 i =1 j=1 KMO = p p p p ,i ≠ j ∑ ∑ 2 rij + ∑ ∑ 2 aij i =1 j =1 i =1 j=1 (1) dimana, rij : koefisien korelasi antar variabel i dan j aij : koefisien korelasi parsial antara variabel i dan j
  • 3. Nilai KMO berkisar antara 0 dan 1. KMO yang kecil mengindikasikan bahwa penggunaan analisis faktor harus dipertimbangkan lagi, karena korelasi antar variabel tidak dapat diterangkan oleh variabel yang lain (Anderson, 1984). Untuk menyelesaikan analisis faktor, diperlukan beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah mencari factor loading dengan menggunakan q komponen utama pertama yang akan menjadi q faktor. Dalam analisis faktor, vektor random X yang diamati secara linier bergantung atas sejumlah variabel random yang tidak teramati yaitu F1, F2,…,Fq dan tambahan p sumber variasi ε1,ε2,…,εp (Johnson and Wichern, 1992). Dalam notasi matriks dapat ditulis : (X-μ)(px1) = L(pxq)F(qx1) + ε(px1) (2) dimana, Fj : common factor ke-j, lij : loading variable ke-i pada faktor ke-j, εi : faktor khusus ke-i, i = 1,2,…,p dan j = 1,2,…,q dengan asumsi : (i) F dan ε saling bebas, maka kov(F,ε)=0 (ii) E(F)=0, kov(F)=E(FF’)=I (iii) E(ε)=0, kov(ε)=E(εε’)= ψ, dimana ψ = matriks diagonal Jumlah kuadrat dari loading faktor variabel ke-i untuk q common faktor disebut communalitas dari Xi dengan notasi : hi2 = l112 + l122 +…+ l1q2 (3) Selanjutnya varians dari Xi memuat dua komponen yaitu kommunalitas dan spesifik varians (ψi).
  • 4. σii = hi2 + ψi (4) Dekomposisi spektral dari matriks kovarian ∑ yang mempunyai pasangan eigen value-eigen vector (λi,ei) dengan λ1 >λ2 >…>λp >0 dinotasikan : ∑ = λ1e1e1’ + λ2e2e2’+ … + λpepep’ (5) Persamaaan diatas menunjukkan struktur kovarian untuk model analisis faktor yang mempunyai jumlah faktor sama dengan jumlah variabel (q = p) dengan melibatkan seluruh variabel dan varian spesifik ψi = 0 untuk semua i. Matriks λj e j loading pada kolom ke-j adalah . Sehingga dapat ditulis : Σ = L L ′ + 0 = LL ′ pxp pxp pxp pxp (6) Tidak terlalu bermanfaat jika semua akar ciri (λ) dilibatkan dalam pembentukan faktor karena beberapa akar ciri itu mempunyai nilai yang sangat kecil. Untuk itu dipilih model yang tetap bisa menerangkan struktur keragaman tetapi dengan sedikit faktor. Misal digunakan q faktor dimana q < p maka persamaan (3.20) dapat ditulis sebagai berikut : = L L′ ∑ = λ1e1e1’ + λ2e2e2 ‘+ … + λqeqeq’ pxq qxp (7) Jika keragaman faktor spesifik diperhitungkan maka : ∑ = LL’ + ψ (8) Banyaknya faktor (q) dapat ditentukan dengan melihat total proporsi keragaman yang dapat dijelaskan dari suatu faktor. Kontribusi dari total sampel varian, s11 + s22 + … + spp = tr(S), dan common factor yang pertama menjadi : )2 )2 )2 l11 + l21 + ... + l p1 = ( λ) e) )′ ( λ) e) ) = λ) 1 1 1 1 1
  • 5. Secara umum proporsi dari total sampel varian terhadap faktor j adalah : ) λj s11 + s22 + ... + s pp , untuk analisis faktor dari S ) λj p , untuk analisis faktor dari R Banyaknya faktor ditentukan jika faktor-faktor yang masuk setidaknya mampu menjelaskan 60% total sampel varian (Anderson, 1984). Faktor-faktor yang diperoleh dari analisis komponen utama pada umumnya masih sulit diinterpretasikan, oleh karena itu pada tahap selanjutnya dilakukan transformasi pada matriks loading untuk meningkatkan daya interpretasi faktor. Metode rotasi yang digunakan adalah rotasi tegak lurus varimax. Hasil rotasi ini akan mengakibatkan setiap variabel akan mempunyai korelasi yang tinggi pada satu faktor tertentu saja dan tidak dengan faktor lain. Dengan demikian masing-masing faktor akan lebih mudah untuk diinterpretasikan. Untuk tujuan pengklasifikasian, maka tahapan selanjutnya adalah mencari skor faktor. Skor faktor adalah ukuran individual pada faktor yang merupakan nilai rata-rata terboboti, dan bobot yang diberikan itu sesuai dengan besarnya muatan faktor. Skor faktor itu dapat diperoleh melalui persamaan matriks berikut (Dillon, 1984): F(nxm) = Z(nxp)R-1(pxp)L(pxm) (9) dimana, Z : matriks data awal yang distandarkan R-1 : invers dari matriks korelasi
  • 6. L : matriks loading F : matriks factor score untuk semua observasi Pustaka L. Urban, Glen dan R. Houser, John (1980), Design and Marketing of New Product, Prentice-Hall, New Jersey Prentice-Hall Dillon W.R dan Goldstein, Mathew (1984), Multivariate Analysis Method and Application, John Wiley and Sons, New York Anderson, Rolph E dan JR, Joseph F. Hair (1984), Multivariate Data Analysis, Prentice-Hall International. Inc., New Jersey