SlideShare a Scribd company logo
Machine Vision
LECTURE NOTES
Machine Vision
Session 04
Image Filtering (1)
Machine Vision
LEARNING OUTCOMES
1. Peserta diharapkan memahami proses image filtering, terutama pada domain spasial
OUTLINE MATERI (Sub-Topic):
1. Filtering in Spatial Domain
2. First derivative filters
3. Second derivative filters
Machine Vision
ISI MATERI
Filtering in Spatial Domain
Secara umum pengolahan citra dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu metode yang
bekerja pada domain spasial dan domain frekuensi. Pada domain spasial, pengolahan citra
dilakukan dengan cara melakukan manipulasi secara langsung terhadap piksel pada citra.
Sedangkan pada metode yang bekerja di domain frekuensi, manipulasi dilakukan terhadap
hasil transformasi dari domain spasial ke domain frekuensi. Salah satu jenis transformasi
yang paling banyak digunakan adalah transformasi Fourier. Apabila dilihat dari operasi yang
dilakukan terhadap setiap piksel pada citra, pengolahan citra dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, yakni point processing, neighbourghood operation, dan geometric operation.
Pada point processing, setiap piksel pada citra output merupakan fungsi grey-level terhadap
sebuah piksel di lokasi yang sama pada citra input. Beberapa contoh dari point processing
diantaranya adalah contrast stretching, thresholding, atau image adition/subtraction. Pada
neighbourhood operation, setiap piksel pada citra output merupakan hasil operasi correlation
atau convolution terhadap piksel di lokasi yang sama pada citra input beserta tetangganya
(neighbourhood pixels). Beberapa teknik menggunakan ukuran tetangga 3x3 piksel,
sedangkan teknik yang lain menggunakan ukuran yang lebih besar seperti 5x5, 7x7, atau
lebih besar lagi. Neighbourhood operation seringkali disebut juga sebagai operasi filtering
karena dalam operasinya menggunakan kernel filter atau kernel mask. Operasi filtering dapat
digunakan untuk memperbaiki kualitas citra atau ektraksi fitur, seperti sisi, garis, dan fitur
lainnya.
Setiap piksel pada citra output hasil operasi filtering merupakan hasil penjumlahan
berbobot dari piksel di lokasi yang sama dari citra input dan tetangganya (neighbourhood).
Persamaan berikut menyatakan operasi linear filtering:
h(k,l) disebut sebagai kernel filter atau kernel mask. Sifat dari operasi linear filtering
adalah:
a. Citra output merupakan hasil dari fungsi linear terhadap citra input
g(i, j) = f (i+k, j +l)h(k,l)
k,l
å
Machine Vision
b. Citra output bersifat shift-invariant, artinya operasi pergeseran (translasi) sebanyak n
piksel terhadap citra input akan mengakibatkan pergeseran dengan jarak yang sama
pada citra output.
Berikut dua contoh filter untuk menghaluskan citra (smoothing) dan efek penerapannya
terhadap sebuah citra:
non-weighted weighted
filter filter
Citra input Citra hasil proses Citra hasil proses
non weighted filtering weighted filtering
Perlu penanganan khusus untuk piksel-piksel yang berada pada sisi citra (edge pixels), hal
ini diakibatkan tidak lengkapnya piksel tetangga pada posisi tersebut. Terdapat lima
pendekatan yang dapat digunakan untuk menangani kondisi ini, yaitu:
a. Mengabaikan operasi filtering untuk piksel-piksel tersebut
b. Menambahkan piksel dummy (dengan warna hitam atau putih)
c. Mereplikasi piksel-piksel tersebut
d. Melakukan operasi filtering hanya untuk piksel non-edge kemudian menghapus
piksel-piksel yang tidak terkena operasi filtering.
e. Menggabungkan piksel-piksel edge yang terletak pada sisi yang berseberangan
(circular convolution)
1
/16
2
/16
1
/16
2
/16
4
/16
2
/16
1
/16
2
/16
1
/16
1
/9
1
/9
1
/9
1
/9
1
/9
1
/9
1
/9
1
/9
1
/9
Machine Vision
ISI MATERI
First Derivative Filters
Turunan pertama dari sebuah fungsi dapat dinyatakan oleh persamaan berikut:
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa turunan pertama dari sebuah fungsi
adalah selisih dari dua nilai yang berurutan. Turunan pertama menunjukkan tingkat
perubahan (rate of change) dari suatu fungsi. Ilustrasi berikut memperlihatkan profil
greylevel dari sebuah citra pada posisi yang diberi garis putus-putus, serta turunan
pertamanya.
)
(
)
1
( x
f
x
f
x
f





Machine Vision
ISI MATERI
Second Derivative Filters
Turunan kedua dari sebuah fungsi dapat dinyatakan oleh persamaan berikut:
Persamaan tersebut menyatakan bahwa turunan kedua dari sebuah fungsi melibatkan
operasi penjumlahan dan pengurangan terhadap piksel pada posisi sebelum dan sesudah dari
piksel yang sedang dihitung turunan kedua-nya. Turunan kedua lebih bermanfaat untuk
memperbaiki citra dibandingkan turunan pertama, karena karakteristik berikut:
a. Memiliki respon yang lebih kuat terhadap detail
b. Implementasi yang lebih mudah
Ilustrasi berikut memperlihatkan profil greylevel dari citra yang sama dengan contoh
sebelumnya, serta turunan keduanya.
Salah satu filter yang dibentuk dari operasi turunan kedua adalah filter laplacian yang
dinyatakan oleh persamaan berikut:
dimana turunan parsial pertama sepanjang x dan y dapat dinyatakan sebagai:
)
(
2
)
1
(
)
1
(
2
2
x
f
x
f
x
f
x
f







y
f
x
f
f 2
2
2
2
2







Machine Vision
sehingga filter laplacian dapat dituliskan kembali dengan cara:
berdasarkan persamaan diatas, kita dapat merancang filter berikut:
Filter laplacian dapat diterapkan untuk mempertajam citra dengan menghitung selisih
antara citra asli dengan citra hasil operasi laplacian filtering, atau dapat dinyatakan dalam
persamaan:
dimana f(x,y) dan g(x,y) berturut-turut menyatakan citra input dan output. Gambar berikut
memperlihatkan hasil operasi penajaman menggunakan filter laplacian.
Operasi penajaman citra menggunakan filter laplacian dapat disederhanakan menjadi satu
langkah (tidak perlu melakukan operasi pengurangan) berdasarkan fakta:
)
,
(
2
)
,
1
(
)
,
1
(
2
2
y
x
f
y
x
f
y
x
f
x
f







)
,
(
2
)
1
,
(
)
1
,
(
2
2
y
x
f
y
x
f
y
x
f
y
f







2
f =[ f (x+1,y)+ f (x-1,y)+ f (x,y+1)+ f (x,y-1)]-4 f (x,y)
f
y
x
f
y
x
g 2
)
,
(
)
,
( 


Machine Vision
sehingga diperoleh filter berikut:
salah satu variasi dari filter diatas adalah:
Gambar berikut memperlihatkan efek dari penerapan filter diatas pada sebuah citra:
Citra input Citra hasil proses Citra hasil proses
simplified laplacian variasi laplacian
filtering filtering
Implementasi filter turunan pertama pada prakteknya tidak sederhana. Untuk suatu fungsi
f(x,y), gradien dari f pada koordinat (x,y) dapat dinyatakan sebagai vektor kolom:
f
y
x
f
y
x
g 2
)
,
(
)
,
( 


)
,
1
(
)
,
1
(
[
)
,
( y
x
f
y
x
f
y
x
f 



 )
1
,
(
)
1
,
( 


 y
x
f
y
x
f )]
,
(
4 y
x
f

)
,
1
(
)
,
1
(
)
,
(
5 y
x
f
y
x
f
y
x
f 



 )
1
,
(
)
1
,
( 


 y
x
f
y
x
f

























y
f
x
f
G
G
y
x
f
Machine Vision
magnitude dari vektor diatas dinyatakan oleh persamaan berikut:
untuk alasan praktis, persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai:
salah satu nilai yang dapat digunakan untuk nilai gradien adalah:
dimana z menyatakan posisi dalam matriks:
Operator Sobel yang dapat digunakan untuk mendeteksi garis, diturunkan berdasarkan
persamaan diatas:
|Gx| = |Gy| =
Implementasi deteksi garis menggunakan operator Sobel adalah dengan menerapkan masing-
masing operator |Gx| dan |Gy| pada citra input kemudian menjumlahkan hasilnya. Gambar
berikut memberikan ilustrasi deteksi garis menggunakan operator Sobel. gx(x,y) dan gy(x,y)
)
f
(

 mag
f
  2
1
2
2
y
x G
G 

2
1
2
2




























y
f
x
f
y
x G
G
f 


   
3
2
1
9
8
7 2
2 z
z
z
z
z
z
f 





 + z3 +2z6 + z9
( )- z1 +2z4 + z7
( )
Machine Vision
berturut-turut menyatakan hasil operasi filtering menggunakan operator |Gx| dan |Gy|. Hasil
akhir diperoleh dari gx(x,y) + gy(x,y). Dapat dilihat pada gambar tersebut bahwa operator |Gx|
akan mendeteksi garis horizontal, sedangkan operator |Gy| mendeteksi garis vertikal. Hasil
akhir merupakan penggabungan hasil deteksi garis horizontal dan vertikal.
f(x,y) |Gx| gx(x,y)
gx(x,y) + gy(x,y)
f(x,y) |Gx| gy(x,y)
Machine Vision
SIMPULAN
1. Operasi filtering termasuk ke dalam neighbourhood operation karena setiap piksel
pada citra output merupakan fungsi dari piksel di posisi yang sama pada citra input
dan tetangganya.
2. Filter turunan kedua lebih bermanfaat untuk memperbaiki citra karena filter ini
memiliki respon yang lebih baik terhadap detail dan implementasinya lebih mudah
dibanding filter turunan pertama.
Machine Vision
DAFTAR PUSTAKA
1. Forsyth. (2011). Computer Vision a Modern Approach (2nd Edition). Prentice Hall.
New Jersey. ISBN-10: 013608592X. ISBN-13: 978-0136085928.
2. Szeliski. (2010). Computer Vision: Algorithms and Applications. Springer. London.
ISBN-13: 978-1848829343. ISBN-10: 1848829345
3. Gonzales. (2011). Digital Image Processing (3rd Edition). Prentice Hall. New Jersey.
ISBN-10: 013168728X. ISBN-13: 978-0131687288
4. Digital Image Processing, http://www.comp.dit.ie/bmacnamee/gaip.htm

More Related Content

PDF
LN s06-machine vision-s2
PDF
LN s07-machine vision-s2
PDF
LN s08-machine vision-s2
PDF
Bab 8 pendeteksian tepi
PDF
LN s10-machine vision-s2
PDF
PDF
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
PDF
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi Digital
LN s06-machine vision-s2
LN s07-machine vision-s2
LN s08-machine vision-s2
Bab 8 pendeteksian tepi
LN s10-machine vision-s2
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi Digital

What's hot (20)

DOC
Deteksi, pelacakan dan jumlah kendaraan dengan moving average subtraction dan...
PDF
Bab 11 citra biner
PDF
PDF
PDF
PDF
Bab 2 pembentukan citra
PDF
PDF
PDF
Pengolahan citra digital__peningkatan_mutu_citra
PDF
Slide Pengolahan Citra 3
PPTX
Fotogrametri dijital sift dan surf
PPS
Matlab Untuk Pengolahan Citra
PDF
Pcd 4
PPTX
Slide minggu 6 (citra digital)
PPT
Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digital
PDF
Pcd 5 - untuk spada
PDF
Slide Pengolahan Citra 4
PPTX
Chap 4_Model Citra
PPTX
Chap 6 histogram dan operasi dasar
PDF
Pengolahan Citra 2 - Pembentukan Citra Digital
Deteksi, pelacakan dan jumlah kendaraan dengan moving average subtraction dan...
Bab 11 citra biner
Bab 2 pembentukan citra
Pengolahan citra digital__peningkatan_mutu_citra
Slide Pengolahan Citra 3
Fotogrametri dijital sift dan surf
Matlab Untuk Pengolahan Citra
Pcd 4
Slide minggu 6 (citra digital)
Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digital
Pcd 5 - untuk spada
Slide Pengolahan Citra 4
Chap 4_Model Citra
Chap 6 histogram dan operasi dasar
Pengolahan Citra 2 - Pembentukan Citra Digital
Ad

Similar to LN s04-machine vision-s2 (20)

PDF
Peningkatan Kualitas Citra Spasial.pdf
PDF
Bab 6 filtering
PDF
Bab 07b
PDF
Pcd topik1 - fundamental
PDF
Bab 05
PDF
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
PDF
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-7.pdf
PDF
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
PPTX
Opencl Example, Contoh-contoh ini menunjukkan langkah-langkah pemrograman yan...
PDF
ASLI_ 16_MODUL PRAKTIKUM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL v2023.pdf
PPTX
05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptx
DOCX
Tutorial operasi geometrik menggunakan octave
PDF
Pcd topik4 - image restoration01
PDF
Modul MTK Minat Kls 12 K13 Revisi [www.m4th-lab.net].pdf
DOCX
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
PPTX
Operasi_Ketetanggaan_Piksel.pptx
PDF
Pcd 06 - perbaikan citra
PPTX
08-Image-Enhancement-Bagian1.pptx
PDF
Bab-2-Fungsi-kalkulus-komposisi-invers.pdf
PDF
Pcd 8
Peningkatan Kualitas Citra Spasial.pdf
Bab 6 filtering
Bab 07b
Pcd topik1 - fundamental
Bab 05
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-7.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Opencl Example, Contoh-contoh ini menunjukkan langkah-langkah pemrograman yan...
ASLI_ 16_MODUL PRAKTIKUM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL v2023.pdf
05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptx
Tutorial operasi geometrik menggunakan octave
Pcd topik4 - image restoration01
Modul MTK Minat Kls 12 K13 Revisi [www.m4th-lab.net].pdf
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Operasi_Ketetanggaan_Piksel.pptx
Pcd 06 - perbaikan citra
08-Image-Enhancement-Bagian1.pptx
Bab-2-Fungsi-kalkulus-komposisi-invers.pdf
Pcd 8
Ad

More from Binus Online Learning (20)

PDF
LN s12-machine vision-s2
PDF
LN s11-machine vision-s2
PDF
LN s09-machine vision-s2
PDF
LN s05-machine vision-s2
PDF
LN s03-machine vision-s2
PDF
LN s02-machine vision-s2
PDF
LN s01-machine vision-s2
PDF
PPT s12-machine vision-s2
PDF
PPT s11-machine vision-s2
PDF
PPT s10-machine vision-s2
PDF
PPT s09-machine vision-s2
PDF
PPT s08-machine vision-s2
PDF
PPT s07-machine vision-s2
PDF
PPT s06-machine vision-s2
PDF
PPT s05-machine vision-s2
PDF
PPT s04-machine vision-s2
PDF
PPT s03-machine vision-s2
PDF
PPT s02-machine vision-s2
PDF
PPT s01-machine vision-s2
PDF
LN sesi 2 delivering quality-1
LN s12-machine vision-s2
LN s11-machine vision-s2
LN s09-machine vision-s2
LN s05-machine vision-s2
LN s03-machine vision-s2
LN s02-machine vision-s2
LN s01-machine vision-s2
PPT s12-machine vision-s2
PPT s11-machine vision-s2
PPT s10-machine vision-s2
PPT s09-machine vision-s2
PPT s08-machine vision-s2
PPT s07-machine vision-s2
PPT s06-machine vision-s2
PPT s05-machine vision-s2
PPT s04-machine vision-s2
PPT s03-machine vision-s2
PPT s02-machine vision-s2
PPT s01-machine vision-s2
LN sesi 2 delivering quality-1

Recently uploaded (20)

PPTX
1 Peraturan Perundangan terkait Keselamatan Konstruksi 18.10 - Copy.pptx
PDF
03. Konsep Dasar.. Sanimas Rev.1.pptx.pdf
PDF
13. Penyusunan RKTL TFL_PK IV Sanimas.pdf
PPTX
4. PENERAPAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA.pptx
PPTX
Slide Modul 1 Pengantar SCM PELATIHAN.pptx
PPTX
TUGAS Pandangan Aksiologi dalam Filsafat Ilmu.pptx
PDF
10. MK, EWS dan Lap Fisik_Sanimas_17092024.pdf
PPTX
Ilmu Geologi pertambangan dan peran dalam industri.pptx
PDF
6. Sosialisasi dan .. Pembentukan KMP.pdf
PPTX
PRESENTATION PRODUCT KNOWLEDGE Mc-Quay (ID).pptx
PDF
12. Mekanisme Pelaporan Kegiatan Sanimas_rev08082024.pptx.pdf
PPT
Presentasi Tentang Diagram P-h dan Diagram Psikrometrik.ppt
PDF
441817878-K3-Pada-Alat-Berat.pdf pemahaman
PPTX
Seminar Hasil Penelitian Analisis Pegas Daun
PDF
Jual GPS Topcon HiPer SR Extended Range Site Receiver
PPTX
Data mining mengolah informasi dan menjadikannya dasar pengambilan keputusan
PPTX
PPT mssp arham muthahhari mata kuliah ms
PPTX
Aalat Pelindung Diri_Keselamatan_Bengkel Otomotif_SMK
PDF
07. Mekanisme Penyusunan RKM_Sanimas 2024 (Tahap 2).pptx.pdf
PPTX
LAPORAN ANTARA JAKSTRADA PROPINSI NTT.PPT
1 Peraturan Perundangan terkait Keselamatan Konstruksi 18.10 - Copy.pptx
03. Konsep Dasar.. Sanimas Rev.1.pptx.pdf
13. Penyusunan RKTL TFL_PK IV Sanimas.pdf
4. PENERAPAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA.pptx
Slide Modul 1 Pengantar SCM PELATIHAN.pptx
TUGAS Pandangan Aksiologi dalam Filsafat Ilmu.pptx
10. MK, EWS dan Lap Fisik_Sanimas_17092024.pdf
Ilmu Geologi pertambangan dan peran dalam industri.pptx
6. Sosialisasi dan .. Pembentukan KMP.pdf
PRESENTATION PRODUCT KNOWLEDGE Mc-Quay (ID).pptx
12. Mekanisme Pelaporan Kegiatan Sanimas_rev08082024.pptx.pdf
Presentasi Tentang Diagram P-h dan Diagram Psikrometrik.ppt
441817878-K3-Pada-Alat-Berat.pdf pemahaman
Seminar Hasil Penelitian Analisis Pegas Daun
Jual GPS Topcon HiPer SR Extended Range Site Receiver
Data mining mengolah informasi dan menjadikannya dasar pengambilan keputusan
PPT mssp arham muthahhari mata kuliah ms
Aalat Pelindung Diri_Keselamatan_Bengkel Otomotif_SMK
07. Mekanisme Penyusunan RKM_Sanimas 2024 (Tahap 2).pptx.pdf
LAPORAN ANTARA JAKSTRADA PROPINSI NTT.PPT

LN s04-machine vision-s2

  • 1. Machine Vision LECTURE NOTES Machine Vision Session 04 Image Filtering (1)
  • 2. Machine Vision LEARNING OUTCOMES 1. Peserta diharapkan memahami proses image filtering, terutama pada domain spasial OUTLINE MATERI (Sub-Topic): 1. Filtering in Spatial Domain 2. First derivative filters 3. Second derivative filters
  • 3. Machine Vision ISI MATERI Filtering in Spatial Domain Secara umum pengolahan citra dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu metode yang bekerja pada domain spasial dan domain frekuensi. Pada domain spasial, pengolahan citra dilakukan dengan cara melakukan manipulasi secara langsung terhadap piksel pada citra. Sedangkan pada metode yang bekerja di domain frekuensi, manipulasi dilakukan terhadap hasil transformasi dari domain spasial ke domain frekuensi. Salah satu jenis transformasi yang paling banyak digunakan adalah transformasi Fourier. Apabila dilihat dari operasi yang dilakukan terhadap setiap piksel pada citra, pengolahan citra dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yakni point processing, neighbourghood operation, dan geometric operation. Pada point processing, setiap piksel pada citra output merupakan fungsi grey-level terhadap sebuah piksel di lokasi yang sama pada citra input. Beberapa contoh dari point processing diantaranya adalah contrast stretching, thresholding, atau image adition/subtraction. Pada neighbourhood operation, setiap piksel pada citra output merupakan hasil operasi correlation atau convolution terhadap piksel di lokasi yang sama pada citra input beserta tetangganya (neighbourhood pixels). Beberapa teknik menggunakan ukuran tetangga 3x3 piksel, sedangkan teknik yang lain menggunakan ukuran yang lebih besar seperti 5x5, 7x7, atau lebih besar lagi. Neighbourhood operation seringkali disebut juga sebagai operasi filtering karena dalam operasinya menggunakan kernel filter atau kernel mask. Operasi filtering dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas citra atau ektraksi fitur, seperti sisi, garis, dan fitur lainnya. Setiap piksel pada citra output hasil operasi filtering merupakan hasil penjumlahan berbobot dari piksel di lokasi yang sama dari citra input dan tetangganya (neighbourhood). Persamaan berikut menyatakan operasi linear filtering: h(k,l) disebut sebagai kernel filter atau kernel mask. Sifat dari operasi linear filtering adalah: a. Citra output merupakan hasil dari fungsi linear terhadap citra input g(i, j) = f (i+k, j +l)h(k,l) k,l å
  • 4. Machine Vision b. Citra output bersifat shift-invariant, artinya operasi pergeseran (translasi) sebanyak n piksel terhadap citra input akan mengakibatkan pergeseran dengan jarak yang sama pada citra output. Berikut dua contoh filter untuk menghaluskan citra (smoothing) dan efek penerapannya terhadap sebuah citra: non-weighted weighted filter filter Citra input Citra hasil proses Citra hasil proses non weighted filtering weighted filtering Perlu penanganan khusus untuk piksel-piksel yang berada pada sisi citra (edge pixels), hal ini diakibatkan tidak lengkapnya piksel tetangga pada posisi tersebut. Terdapat lima pendekatan yang dapat digunakan untuk menangani kondisi ini, yaitu: a. Mengabaikan operasi filtering untuk piksel-piksel tersebut b. Menambahkan piksel dummy (dengan warna hitam atau putih) c. Mereplikasi piksel-piksel tersebut d. Melakukan operasi filtering hanya untuk piksel non-edge kemudian menghapus piksel-piksel yang tidak terkena operasi filtering. e. Menggabungkan piksel-piksel edge yang terletak pada sisi yang berseberangan (circular convolution) 1 /16 2 /16 1 /16 2 /16 4 /16 2 /16 1 /16 2 /16 1 /16 1 /9 1 /9 1 /9 1 /9 1 /9 1 /9 1 /9 1 /9 1 /9
  • 5. Machine Vision ISI MATERI First Derivative Filters Turunan pertama dari sebuah fungsi dapat dinyatakan oleh persamaan berikut: Berdasarkan persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa turunan pertama dari sebuah fungsi adalah selisih dari dua nilai yang berurutan. Turunan pertama menunjukkan tingkat perubahan (rate of change) dari suatu fungsi. Ilustrasi berikut memperlihatkan profil greylevel dari sebuah citra pada posisi yang diberi garis putus-putus, serta turunan pertamanya. ) ( ) 1 ( x f x f x f     
  • 6. Machine Vision ISI MATERI Second Derivative Filters Turunan kedua dari sebuah fungsi dapat dinyatakan oleh persamaan berikut: Persamaan tersebut menyatakan bahwa turunan kedua dari sebuah fungsi melibatkan operasi penjumlahan dan pengurangan terhadap piksel pada posisi sebelum dan sesudah dari piksel yang sedang dihitung turunan kedua-nya. Turunan kedua lebih bermanfaat untuk memperbaiki citra dibandingkan turunan pertama, karena karakteristik berikut: a. Memiliki respon yang lebih kuat terhadap detail b. Implementasi yang lebih mudah Ilustrasi berikut memperlihatkan profil greylevel dari citra yang sama dengan contoh sebelumnya, serta turunan keduanya. Salah satu filter yang dibentuk dari operasi turunan kedua adalah filter laplacian yang dinyatakan oleh persamaan berikut: dimana turunan parsial pertama sepanjang x dan y dapat dinyatakan sebagai: ) ( 2 ) 1 ( ) 1 ( 2 2 x f x f x f x f        y f x f f 2 2 2 2 2       
  • 7. Machine Vision sehingga filter laplacian dapat dituliskan kembali dengan cara: berdasarkan persamaan diatas, kita dapat merancang filter berikut: Filter laplacian dapat diterapkan untuk mempertajam citra dengan menghitung selisih antara citra asli dengan citra hasil operasi laplacian filtering, atau dapat dinyatakan dalam persamaan: dimana f(x,y) dan g(x,y) berturut-turut menyatakan citra input dan output. Gambar berikut memperlihatkan hasil operasi penajaman menggunakan filter laplacian. Operasi penajaman citra menggunakan filter laplacian dapat disederhanakan menjadi satu langkah (tidak perlu melakukan operasi pengurangan) berdasarkan fakta: ) , ( 2 ) , 1 ( ) , 1 ( 2 2 y x f y x f y x f x f        ) , ( 2 ) 1 , ( ) 1 , ( 2 2 y x f y x f y x f y f        2 f =[ f (x+1,y)+ f (x-1,y)+ f (x,y+1)+ f (x,y-1)]-4 f (x,y) f y x f y x g 2 ) , ( ) , (   
  • 8. Machine Vision sehingga diperoleh filter berikut: salah satu variasi dari filter diatas adalah: Gambar berikut memperlihatkan efek dari penerapan filter diatas pada sebuah citra: Citra input Citra hasil proses Citra hasil proses simplified laplacian variasi laplacian filtering filtering Implementasi filter turunan pertama pada prakteknya tidak sederhana. Untuk suatu fungsi f(x,y), gradien dari f pada koordinat (x,y) dapat dinyatakan sebagai vektor kolom: f y x f y x g 2 ) , ( ) , (    ) , 1 ( ) , 1 ( [ ) , ( y x f y x f y x f      ) 1 , ( ) 1 , (     y x f y x f )] , ( 4 y x f  ) , 1 ( ) , 1 ( ) , ( 5 y x f y x f y x f      ) 1 , ( ) 1 , (     y x f y x f                          y f x f G G y x f
  • 9. Machine Vision magnitude dari vektor diatas dinyatakan oleh persamaan berikut: untuk alasan praktis, persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai: salah satu nilai yang dapat digunakan untuk nilai gradien adalah: dimana z menyatakan posisi dalam matriks: Operator Sobel yang dapat digunakan untuk mendeteksi garis, diturunkan berdasarkan persamaan diatas: |Gx| = |Gy| = Implementasi deteksi garis menggunakan operator Sobel adalah dengan menerapkan masing- masing operator |Gx| dan |Gy| pada citra input kemudian menjumlahkan hasilnya. Gambar berikut memberikan ilustrasi deteksi garis menggunakan operator Sobel. gx(x,y) dan gy(x,y) ) f (   mag f   2 1 2 2 y x G G   2 1 2 2                             y f x f y x G G f        3 2 1 9 8 7 2 2 z z z z z z f        + z3 +2z6 + z9 ( )- z1 +2z4 + z7 ( )
  • 10. Machine Vision berturut-turut menyatakan hasil operasi filtering menggunakan operator |Gx| dan |Gy|. Hasil akhir diperoleh dari gx(x,y) + gy(x,y). Dapat dilihat pada gambar tersebut bahwa operator |Gx| akan mendeteksi garis horizontal, sedangkan operator |Gy| mendeteksi garis vertikal. Hasil akhir merupakan penggabungan hasil deteksi garis horizontal dan vertikal. f(x,y) |Gx| gx(x,y) gx(x,y) + gy(x,y) f(x,y) |Gx| gy(x,y)
  • 11. Machine Vision SIMPULAN 1. Operasi filtering termasuk ke dalam neighbourhood operation karena setiap piksel pada citra output merupakan fungsi dari piksel di posisi yang sama pada citra input dan tetangganya. 2. Filter turunan kedua lebih bermanfaat untuk memperbaiki citra karena filter ini memiliki respon yang lebih baik terhadap detail dan implementasinya lebih mudah dibanding filter turunan pertama.
  • 12. Machine Vision DAFTAR PUSTAKA 1. Forsyth. (2011). Computer Vision a Modern Approach (2nd Edition). Prentice Hall. New Jersey. ISBN-10: 013608592X. ISBN-13: 978-0136085928. 2. Szeliski. (2010). Computer Vision: Algorithms and Applications. Springer. London. ISBN-13: 978-1848829343. ISBN-10: 1848829345 3. Gonzales. (2011). Digital Image Processing (3rd Edition). Prentice Hall. New Jersey. ISBN-10: 013168728X. ISBN-13: 978-0131687288 4. Digital Image Processing, http://www.comp.dit.ie/bmacnamee/gaip.htm