SlideShare a Scribd company logo
1
SISTEM KOLOID
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat
yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang
cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen
berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya
lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya.
Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh
campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo,
serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari.
Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi
kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.
2
A. Pengertian Sistem Koloid
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat
atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase
terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium
pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm.
Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal
dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang
terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta,
masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray,
jelly, dll.
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan
koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa
terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar
antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak
menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom,
molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas
partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung
jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel
yang mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang
sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul
dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.
B. Jenis-jenis Koloid
3
Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata
dalam medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat
berupa zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid
dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Sol (fase terdispersi padat)
a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi pada
Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat
c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
4
Contoh: debu di udara, asap pembakaran
2. Emulsi (fase terdispersi cair)
a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat
Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair
Contoh: susu, mayones, krim tangan
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
Contoh: hairspray dan obat nyamuk
3. Buih (fase terdispersi gas)
5
a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat.
Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam
b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun
Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium
pendispersi sama- sama berupa gas, campurannya tergolong larutan
C. Sifat-Sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya)
oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran
molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John
Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat
itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena
sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya,
maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan
pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu
terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel
yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut.
Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil
sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
2. Gerak Brown
6
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang
senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak
beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita
akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak
membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown.
Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.
Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan
gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk
koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan
partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-
partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala
arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang
terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan
tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga
terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel
koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin
besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang
terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam
larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown
juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system koloid, maka
semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium
pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase
terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin
rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
7
3. Absorpsi
Absorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau
senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh
luasnya permukaan partikel. (Catatan : Absorpsi harus dibedakan
dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu
partikel). Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena
permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif
karena permukaannya menyerap ion S2.
4. Muatan koloid
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan
koloid bermuatan negatif.
5. Koagulasi koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk
endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi
membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti
pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti
penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
6. Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat
melindungi koloid lain dari proses koagulasi.
7. Dialisis
8
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan
cara ini disebut proses dialisis.
8. Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang
bermuatan dengan menggunakan arus listrik.
9. Pembuatan Sistem Koloid
Reaksi dekomposisi rangkap
Misalnya:
Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan
perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol
As2S3 yang berwarna kuning terang;
As2O3 (aq) + 3H2S(g) à As2O3 (koloid) + 3H2O(l)
(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion
S2-)
Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan
larutan HCl encer;
AgNO3 (ag) + HCl(aq) à AgCl (koloid) + HNO3 (aq)
Pemanasan nitrat
Jika dipanaskan, kebanyakan nitrat cenderung mengalami dekomposisi
membentuk oksida logam, nitrogen dioksida berupa asap coklat, dan oksigen.
Sebagai contoh, nitrat Golongan 2 yang sederhana seperti magnesium nitrat
mengalami dekomposisi dengan reaksi sebagai berikut :
9
Pada Golongan 1, ithium nitrat mengalami proses dekomposisi yang sama -
menghasilkan lithium oksida, nitrogen dioksida dan oksigen.Akan tetapi, nitrat
dari unsur selain lithium dalam Golongan 1 tidak terdekomposisi sempurna
(minimal tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen) - menghasilkan logam nitrit
dan oksigen, tapi tidak menghasilkan nitrogen oksida.Semua nitrat dari
natrium sampai cesium terdekomposisi menurut reaksi di atas, satu-satunya
yang membedakan adalah panas yang harus dialami agar reaksi bisa terjadi.
Semakin ke bawah golongan, dekomposisi akan semakin sulit, dan dibutuhkan
suhu yang lebih tinggi.
Pemanasan karbonat
Jika dipanaskan, kebanyakan karbonat cenderung mengalami
dekomposisi membentuk oksida logam dan karbon dioksida.Sebagai contoh,
karbonat Golongan 2 sederhana seperti kalsium karbonat terdekomposisi
sebagai berikut :
- Pada Golongan 1, lithium karbonat mengalami proses dekomposisi
yang sama menghasilkan lithium oksida dan karbon dioksida.
- Karbonat dari unsur-unsur selain lithium pada Golongan 1 tidak
terdekomposisi pada suhu Bunsen, walaupun pada suhu yang lebih
tinggi mereka akan terdekomposisi. Suhu dekomposisi lagi-lagi
meningkat semakin ke bawah Golongan.
D. Kegunaan Koloid
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang
10
penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat
saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam
skala besar.
Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:
Jenis industri Contoh aplikasi
Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad
Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun
Industri cat Cat
Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen
Industri pertanian Peptisida dan insektisida
Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan
11
DAFTAR PUSTAKA
1. http://aloysiusfernanda.files.wordpress.com/2012/07/art-image1.jpg
2. http://ezyrizki.blogspot.com/2012/09/makalah-koloid-kelas-xi-
smama.html
3. http://makalahsistemkoloid.blogspot.com/
4. http://www.slideshare.net/septianraha/makalah-kimia-tentang-koloid
5. http://static.panoramio.com/photos/large/69697455.jpg

More Related Content

DOC
Phuong phap giai nhanh bt nhom va hop chat cua nhom
PDF
Phuong phap acid base
PPT
Thuc hanh mo
PDF
Cac he thong keo doi tuong cua hoa hoc chat keo tinh chat co hoc cau the cua ...
PPT
Tuần hoàn
PDF
VIÊM PHỔI VÀ ÁP XE PHỔI DO VI KHUẨN
 
PDF
Chuong iv lien ket hoa hoc va cau tao phan tu
PDF
Vi khuẩn tóm tắt bảng
Phuong phap giai nhanh bt nhom va hop chat cua nhom
Phuong phap acid base
Thuc hanh mo
Cac he thong keo doi tuong cua hoa hoc chat keo tinh chat co hoc cau the cua ...
Tuần hoàn
VIÊM PHỔI VÀ ÁP XE PHỔI DO VI KHUẨN
 
Chuong iv lien ket hoa hoc va cau tao phan tu
Vi khuẩn tóm tắt bảng

What's hot (20)

PPT
CHUONG2- ACID - BASE.ppt
PPTX
Các bệnh-phổi-kẽ-trên-hrct
PDF
chuyển hóa hemoglobin
PDF
MÔ THẦN KINH
 
PDF
Chuyên đề hóa phân tích
PPT
[Bài giảng, ngực bụng] bài 19.hệ sinh dục nữ
PPTX
Sinh lý điện thế màng - ĐHYHN
PDF
Cấu trúc và chức năng của hồng cầu
 
PPT
bai giang Dhy ha noi
DOC
Đề cương môn giải phẫu......................
DOC
Cơ chế, tổng hợp hóa hữu cơ
PDF
Hệ bạch huyết và miễn dịch
PDF
Bai 22 sa danh gia tu cung
PDF
Trac nghiem hoa sinh
PDF
Bai tap hoa phan tich 1 + dap so (hk1 2014)
PDF
ĐHYPNT | Giải phẫu bệnh | Atlas
PDF
Đề cương mô phôi học
PDF
Bài 3. Kháng thể.pdf
PPTX
Gugus fungsi senyawa karbon.pptx
PDF
Đáp án Phẫu 1 Y Dược Thái Nguyên - yhoctonghop.vn.pdf
CHUONG2- ACID - BASE.ppt
Các bệnh-phổi-kẽ-trên-hrct
chuyển hóa hemoglobin
MÔ THẦN KINH
 
Chuyên đề hóa phân tích
[Bài giảng, ngực bụng] bài 19.hệ sinh dục nữ
Sinh lý điện thế màng - ĐHYHN
Cấu trúc và chức năng của hồng cầu
 
bai giang Dhy ha noi
Đề cương môn giải phẫu......................
Cơ chế, tổng hợp hóa hữu cơ
Hệ bạch huyết và miễn dịch
Bai 22 sa danh gia tu cung
Trac nghiem hoa sinh
Bai tap hoa phan tich 1 + dap so (hk1 2014)
ĐHYPNT | Giải phẫu bệnh | Atlas
Đề cương mô phôi học
Bài 3. Kháng thể.pdf
Gugus fungsi senyawa karbon.pptx
Đáp án Phẫu 1 Y Dược Thái Nguyên - yhoctonghop.vn.pdf
Ad

Viewers also liked (9)

DOCX
Makalah sistem koloid (cutnyak)
DOCX
Makalah sistem koloid
DOCX
Makalah koloid lengkap
DOCX
Makalah kimia tentang koloid
DOCX
Makalah koloid
DOCX
makalah koloid
DOCX
Makalah analisis koloid
DOCX
kimia permukaan koloid
DOCX
Makalah kimia
Makalah sistem koloid (cutnyak)
Makalah sistem koloid
Makalah koloid lengkap
Makalah kimia tentang koloid
Makalah koloid
makalah koloid
Makalah analisis koloid
kimia permukaan koloid
Makalah kimia
Ad

Similar to Makalah sistem koloid (20)

DOCX
Makalah sistem koloid
DOCX
Makalah koloid sma 1 raha
DOCX
Makalah koloid sma 1 raha
DOCX
Makalah koloid sma 1 raha
DOCX
Sistem koloid
DOCX
DOCX
DOCX
Makalah koloid4
TXT
47013922 makalah-koloid
DOCX
Sistem koloid
DOCX
Makalah koloid3
PPTX
DOCX
Makalah koloid sma negeri 2 raha
DOCX
Sistem koloid okho
DOCX
Sistem koloid okho
DOCX
Sistem koloid okho
DOCX
Makalah koloid sma negeri 2 raha
DOCX
Makalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah sistem koloid
Makalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 raha
Sistem koloid
Makalah koloid4
47013922 makalah-koloid
Sistem koloid
Makalah koloid3
Makalah koloid sma negeri 2 raha
Sistem koloid okho
Sistem koloid okho
Sistem koloid okho
Makalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 raha

More from Tjoetnyak Izzatie (20)

DOC
makalah jaringan komputer
DOCX
makalah basis data
PDF
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
DOCX
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
DOCX
Daftar isi dan pengantar
DOCX
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
DOCX
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
DOCX
Aplikasi gaya lorenz
DOCX
Semoga Bermamfaat :) Kelompok monera dan protista
DOCX
Kerajaan pajang
DOCX
Kerajaan pajang
DOCX
Korasi besi (percobaan)
DOCX
Indsutri kelapa sawit
DOC
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
DOCX
Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...
DOC
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
DOC
Kerajaan Sriwijaya
DOCX
Rangka tubuh manusia
DOC
Penggunaan lingkungan sekolah sebagai media untuk meningkatkan keterampilan p...
DOCX
Minyak bumi
makalah jaringan komputer
makalah basis data
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Daftar isi dan pengantar
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
Aplikasi gaya lorenz
Semoga Bermamfaat :) Kelompok monera dan protista
Kerajaan pajang
Kerajaan pajang
Korasi besi (percobaan)
Indsutri kelapa sawit
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Kerajaan Sriwijaya
Rangka tubuh manusia
Penggunaan lingkungan sekolah sebagai media untuk meningkatkan keterampilan p...
Minyak bumi

Makalah sistem koloid

  • 1. 1 SISTEM KOLOID Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi). Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.
  • 2. 2 A. Pengertian Sistem Koloid Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll. Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7. B. Jenis-jenis Koloid
  • 3. 3 Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 1. Sol (fase terdispersi padat) a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi pada Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
  • 4. 4 Contoh: debu di udara, asap pembakaran 2. Emulsi (fase terdispersi cair) a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair Contoh: susu, mayones, krim tangan c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas Contoh: hairspray dan obat nyamuk 3. Buih (fase terdispersi gas)
  • 5. 5 a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat. Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama- sama berupa gas, campurannya tergolong larutan C. Sifat-Sifat Koloid 1. Efek Tyndall Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. 2. Gerak Brown
  • 6. 6 Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel- partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
  • 7. 7 3. Absorpsi Absorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Absorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2. 4. Muatan koloid Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif. 5. Koagulasi koloid Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. 6. Koloid pelindung Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi. 7. Dialisis
  • 8. 8 Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. 8. Elektroforesis Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik. 9. Pembuatan Sistem Koloid Reaksi dekomposisi rangkap Misalnya: Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang; As2O3 (aq) + 3H2S(g) à As2O3 (koloid) + 3H2O(l) (Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-) Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer; AgNO3 (ag) + HCl(aq) à AgCl (koloid) + HNO3 (aq) Pemanasan nitrat Jika dipanaskan, kebanyakan nitrat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida logam, nitrogen dioksida berupa asap coklat, dan oksigen. Sebagai contoh, nitrat Golongan 2 yang sederhana seperti magnesium nitrat mengalami dekomposisi dengan reaksi sebagai berikut :
  • 9. 9 Pada Golongan 1, ithium nitrat mengalami proses dekomposisi yang sama - menghasilkan lithium oksida, nitrogen dioksida dan oksigen.Akan tetapi, nitrat dari unsur selain lithium dalam Golongan 1 tidak terdekomposisi sempurna (minimal tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen) - menghasilkan logam nitrit dan oksigen, tapi tidak menghasilkan nitrogen oksida.Semua nitrat dari natrium sampai cesium terdekomposisi menurut reaksi di atas, satu-satunya yang membedakan adalah panas yang harus dialami agar reaksi bisa terjadi. Semakin ke bawah golongan, dekomposisi akan semakin sulit, dan dibutuhkan suhu yang lebih tinggi. Pemanasan karbonat Jika dipanaskan, kebanyakan karbonat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida logam dan karbon dioksida.Sebagai contoh, karbonat Golongan 2 sederhana seperti kalsium karbonat terdekomposisi sebagai berikut : - Pada Golongan 1, lithium karbonat mengalami proses dekomposisi yang sama menghasilkan lithium oksida dan karbon dioksida. - Karbonat dari unsur-unsur selain lithium pada Golongan 1 tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen, walaupun pada suhu yang lebih tinggi mereka akan terdekomposisi. Suhu dekomposisi lagi-lagi meningkat semakin ke bawah Golongan. D. Kegunaan Koloid Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang
  • 10. 10 penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar. Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid: Jenis industri Contoh aplikasi Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun Industri cat Cat Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen Industri pertanian Peptisida dan insektisida Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan
  • 11. 11 DAFTAR PUSTAKA 1. http://aloysiusfernanda.files.wordpress.com/2012/07/art-image1.jpg 2. http://ezyrizki.blogspot.com/2012/09/makalah-koloid-kelas-xi- smama.html 3. http://makalahsistemkoloid.blogspot.com/ 4. http://www.slideshare.net/septianraha/makalah-kimia-tentang-koloid 5. http://static.panoramio.com/photos/large/69697455.jpg