SlideShare a Scribd company logo
METODE PERMUKAAN RESPON

       Terdapat dua jenis pupuk yang digunakan dalam percobaan untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap hasil produksi tanaman (kg/plot). Berikut adalah hasil percobaan yang diulang 2 kali.
                      Pengamatan          Pupuk I   Pupuk II   X1 (code)     X2 (code)      Y
                           1                 50.0       15.0          -1            -1       7.52
                           2                120.0       15.0           1            -1      12.37
                           3                 50.0       25.0          -1             1      13.55
                           4                120.0       25.0           1             1      16.48
                           5                 35.5       20.0    -1.41421             0       8.63
                           6                134.5       20.0     1.41421             0      14.22
                           7                 85.0       12.9           0      -1.41421        7.9
                           8                 85.0       27.1           0       1.41421      16.49
                           9                 85.0       20.0           0             0      15.73
                          10                 50.0       15.0          -1            -1       8.12
                          11                120.0       15.0           1            -1      11.84
                          12                 50.0       25.0          -1             1      12.35
                          13                120.0       25.0           1             1      15.32
                          14                 35.5       20.0    -1.41421             0       9.44
                          15                134.5       20.0     1.41421             0      12.57
                          16                 85.0       12.9           0      -1.41421       7.33
                          17                 85.0       27.1           0       1.41421       17.4
                          18                 85.0       20.0           0             0         17


Keterangan :
   Titik axial jika dihitung dari data yang disediakan maka diperoleh :
             X u1 − X 1 35,5 − 85                                                  X u 2 − X 2 12,9 − 20
    χ u1 =             =          = −1,414286                              χu2 =              =          = −1,42
                 S1        35                                                           S2         5
             X u1 − X 1 134,5 − 85                                                 X u 2 − X 2 27,1 − 20
    χ u1 =             =           = 1,414286                              χu2 =              =          = 1,42
                 S1        35                                                           S2         5
   Namun dalam hal ini agar lebih mudah titik axial yang digunakan adalah 1,41421 dengan acuan
   untuk rancangan 22 yang juga mendekati nilai perhitungan di atas :

        [ ] = [2 ]
   α = 2k
              1
                  4   2
                          1
                              4
                                  = 1.41421


a. Susun tabel ANOVA untuk Model Orde 2
b. Lakukan pengujian apakah model sesuai, gunakan alpha 5%
c. Lakukan pengujian residulanya
d. Dapatkan nilai stasionernya
e. Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan di atas




                                                                                                                   1
I. Analisis Menggunakan Data Kode
a. Tabel Anova
        Di bawah ini merupakan tabel ANOVA untuk Model Orde kedua menggunakan data yang
telah dikode :
                                     Tabel 1. Tabel ANOVA Data Kode

       Response Surface Regression: Y versus X1, X2

       The analysis was done using uncoded units.
       Analysis of Variance for Y
       Source          DF   Seq SS   Adj SS   Adj MS                 F       P      Keterangan
       Regression       5 204.705 204.705 40.9410                47.13   0.000      Signifikan
         Linear         2 167.216 167.216 83.6079                96.24   0.000      Signifikan
         Square         2   36.598   36.598 18.2991              21.06   0.000      Signifikan
         Interaction    1    0.891    0.891   0.8911              1.03   0.331   Tidak signifikan
       Residual Error 12    10.425   10.425   0.8688
         Lack-of-Fit    3    5.640    5.640   1.8799              3.54   0.061    Model Sesuai
         Pure Error     9    4.786    4.786   0.5317
       Total           17 215.130


b. Pengujian Model
        Berikut ini merupakan pengujian bentuk model regresi model orde kedua untuk data
percobaan mengenai dua jenis pupuk di atas.
Hipotesis 1      : H0 : Bentuk linear tidak signifikan terhadap model
                  H1 : Bentuk linear signifikan terhadap model
Hipotesis 2      : H0 : Bentuk kuadratik tidak signifikan terhadap model
                  H1 : Bentuk kuadratik signifikan terhadap model
Hipotesis 3      : H0 : Bentuk interaksi tidak signifikan terhadap model
                  H1 : Bentuk interaksi signifikan terhadap model
Hipotesis 4      : H0 : Model secara serentak tidak signifikan
                  H1 : Model secara serentak signifikan
                        MS Re g
Statistik Uji    : F=
                        MSE
Daerah Kritis : Tolak H0 jika Fhit > Ftabel atau jika P_value <     yakni 0,05

        Melalui Tabel 1 untuk ANOVA diperoleh kesimpulan bahwa bentuk linear, kuadratik serta
secara serentak model dinyatakan signifikan secara nyata pada taraf 95% sebab ketiga P_value yang
dihasilkan <     yakni 0,000 < 0,05. Sedangkan untuk bentuk interaksi diperoleh P_value >           yakni
0,331 > 0,05 sehingga diputuskan gagal tolak H0 dan dinyatakan bentuk interaksi tidak signifikan.
        Selanjutnya merupakan pengujian untuk kesesuaian model orde kedua dari data hasil
produksi tanaman di atas menggunakan data kode :
        Hipotesis        : H0 : Model sesuai (tidak ada Lack of Fit)
                          H1 : Model tidak sesuai (ada Lack of Fit)

                                                                                                       2
MS Lack of
                           : F=
                                                  fit
        Statistik Uji
                                     MS Pure error

        Daerah Kritis : Tolak H0 jika Fhit > Ftabel atau jika P_value <               yakni 0,05
                                     Tabel 2. Hasil Uji Kesesuaian Model Data Kode

        Analysis of Variance for Y

        Source                DF         Seq SS         Adj SS     Adj MS      F           P   Keterangan
        Residual Error        12         10.425         10.425     0.8688
          Lack-of-Fit          3          5.640          5.640     1.8799    3.54   0.061      Model Sesuai
          Pure Error           9          4.786          4.786     0.5317


        Hasil di atas menunjukkan bahwa pada pengujian kesesuaian model (Lack of fit) diperoleh
Fhit sebesar 3,54, karena Fhit < F(0.95,3,9) yaitu 3,54 < 3,862 serta P_value >                   yaitu 0,061 > 0,05
maka diputuskan gagal tolak H0. Sehingga pada taraf signifikansi 5% dapat dinyatakan bahwa
model orde dua tersebut telah sesuai yang berarti tidak ada lack of fit.
        Berikut ini merupakan pengujian model secara parsial untuk setiap parameter dengan model
awal adalah :
                            Y = β 0 + β1 X 1 + β 2 X 2 + β11 X 12 + β 22 X 2 + β12 X 1 X 2
                                                                           2



Hipotesis       : H0 : β i = 0 , i = 0, 1, 2, 11, 22, 12 ( β i tidak signifikan terhadap model)

                  H1 : β i ≠ 0 ( β i signifikan terhadap model)

                             bi
Statistik Uji      :t=
                           Var (bi   )
Daerah Kritis : Tolak H0 jika thit > ttabel atau jika P_value <              yakni 0,05
                                           Tabel 3. Hasil Uji Parsial Data Kode
    Hipoteisis (H0)      Parameter       Estimate        t_value   P_value     Keputusan           Kesimpulan
        β0 = 0           Intercept        16,3650        24,830      0,000      Tolak H0           β 0 Signifikan

        β1 = 0              X1             1,6751         7,189      0,000      Tolak H0           β 1 Signifikan

        β2 = 0              X2             2,7650        11,866      0,000      Tolak H0           β 2 Signifikan

       β 11 = 0           X1* X1          -2,4634         -6,375     0,000      Tolak H0           β 11 Signifikan

       β 22 = 0           X2* X2          -1,9309         -4,997     0,000      Tolak H0           β 22 Signifikan

       β 12 = 0           X1* X2          -0,3337         -1,013     0,331   Gagal tolak H0     β 12 Tidak signifikan


        Melalui Tabel 3 untuk hasil pengujian secara parsial untuk tiap estimasi parameter pada
model orde kedua diatas diketahui bahwa intercept, koefisien X1, X2, X12 serta X22 signifikan pada
taraf 95% karena nilai P_value <                  yaitu 0,000 < 0,05 sehingga diputuskan tolak H0. Sedangkan
untuk interaksi antara X1 X2 dinyatakan tidak signifikan sebab nilai P_value >                    yaitu 0,331 > 0,05.
Meskipun parameter tersebut tidak signifikan tetapi tetap dimasukkan ke dalam model.

                                                                                                                        3
Sehingga Model Orde Kedua secara lengkap dapat ditulis sebagai berikut :
              Y = 16,365 + 1,6751X 1 + 2,765 X 2 − 2,4634 X 12 − 1,9309 X 2 − 0,3337 X 1 X 2
                                                                          2




c. Pengujian Asumsi Residual IIDN
       Berikut ini akan dilakukan pemeriksaan asumsi residual IIDN (Identik, Independen, dan
 berdistribusi Normal) secara visual melalui plot residual hasil output software Minitab. Hal ini
 diperlukan karena untuk mengetahui apakah model yang digunakan telah memenuhi asumsi dan
 layak digunakan.
       Dibawah ini merupakan plot residuals versus the fitted values untuk memeriksa asumsi
identik.

                                                     Residuals Versus the Fitted Values
                                                                 (response is Y)


                                    1.0


                                    0.5
                         Residual




                                    0.0


                                    -0.5


                                    -1.0


                                    -1.5
                                           6         8           10            12        14         16
                                                                      Fitted Value



                                               Gambar 1. Pemeriksaan Asumsi Identik


       Berdasarkan pemeriksaan asumsi identik secara menggunakan plot residuals versus the
fitted values pada gambar 1 dapat diketahui bahwa sebaran titik-titik pada plot tersebut tidak
membentuk pola tertentu serta menyebar secara acak. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
homoskedastisitas pada residual data, yang berarti bahwa data memenuhi asumsi identik.
       Selanjutnya plot residuals versus the order of the data untuk memeriksa asumsi independen
ditampilkan sebagai berikut :

                                                    Residuals Versus the Order of the Data
                                                                 (response is Y)


                                     1.0


                                     0.5
                         Residual




                                     0.0


                                    -0.5


                                    -1.0


                                    -1.5
                                                2    4       6      8      10       12        14   16    18
                                                                  Observation Order



                                           Gambar 2. Pemeriksaan Asumsi Independen

                                                                                                              4
Gambar 2 menunjukkan plot residuals versus the order of the data untuk pemeriksaan
asumsi independen. Melalui plot di atas diketahui bahwa sebaran titik-titik pada plot tersebut tidak
membentuk pola tertentu dan menyebar secara acak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
autokorelasi antar residual, yang berarti bahwa data memenuhi asumsi independen.
       Probability plot of the residuals untuk memeriksa asumsi identik ditampilkan sebagai
berikut :

                                                   Probability Plot of RESI1
                                                              Normal
                                    99
                                                                                      Mean      5.551115E-17
                                                                                      StDev           0.7831
                                    95                                                N                   18
                                                                                      KS               0.160
                                    90
                                                                                      P-Value         >0.150
                                    80
                                    70
                          Percent




                                    60
                                    50
                                    40
                                    30
                                    20

                                    10

                                    5


                                    1
                                         -2   -1        0              1          2
                                                      RESI1



                                     Gambar 3. Pemeriksaan Asumsi Disribusi Normal


       Hipotesis       : H0 : F ( x) = F0 ( x) , Residual mengikuti distribusi Normal
                         H1 : F ( x ) ≠ F0 ( x) , Residual tidak mengikuti distribusi Normal
       Statistik uji   : D = Sup S ( x) − F0 ( x)
                                          x

       Daerah Kritis : Tolak H0 jika D > D(1-                 ,n) atau     jika P_value <           yakni 0,05
       Melalui probability plot of the residuals untuk asumsi distribusi Normal diperoleh P_value
lebih dari 0,05 yaitu 0,15 > 0,05 sehingga diputuskan gagal tolak H0 yang berarti residual
berdistribusi Normal. Selain itu dapat dilihat dari sebaran titik-titik pada plot tersebut membentuk
pola linier atau garis lurus, sehingga disimpulkan bahwa residual data memenuhi asumsi distribusi
Normal.

d. Perhitungan Titik Stasioner
       Berikut ini akan dilakukan perhitungan untuk menentukan titik stasioner dari analisis respon
surface model orde kedua yang telah dibahas sebelumnya.
Model Orde Kedua Data Kode :
               Y = 16,365 + 1,6751X 1 + 2,765 X 2 − 2,4634 X 12 − 1,9309 X 2 − 0,3337 X 1 X 2
                                                                           2



Sehingga diperoleh :
  1,6751                 − 2,4634 − 0,16685
b=                    B=                   
   2,765                − 0,16685 − 1,9309 


                                                                                                                 5
− 0,408333 0,035284 
B −1 =                     
        0,035284 − 0,520942
Kemudian
X0 = −
         2
          (
         1 −1
           B b     )
       1  − 0,408333 0,035284  1,6751  0,293219
    = −                                   =
       2   0,035284 − 0,520942  2,765    0,69065 
                                                  

      X  0,293219
X0 =  1  =          
      X 2   0,69065 


X0 pada nilai sebenarnya :
X u1 = χ u1 S u1 + X 1                               X u 2 = χ u 2 Su 2 + X 2
    = 0,293219(35) + 85 = 95,2626                         = 0,69065(5) + 20 = 23,45325
Jadi titik stasionernya adalah :
      X   95,2626 
X0 =  1  =         
      X 2  23,45325


              (
          1 T 
Y0 = b0 +  X 0 b       )
          2      
             1                     1,6751 
   = 16,365 +  [0,293219 − 0,69065]
                                           
             2                      2,765  
   = 16,365 + 1,2004 = 17,5654


e. Kesimpulan
         Berdasarkan analisis sebelumnya untuk model orde kedua dari data kode mengenai dua jenis
pupuk yang digunakan dalam percobaan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil produksi
tanaman dapat disimpulkan bahwa model telah sesuai serta memenuhi asumsi residual IIDN
(Identik, Independen, Berdistribusi Normal). Selain itu diperoleh titik stasioner untuk pupuk jenis 1
(X1) sebesar 95,2626 dan untuk pupuk jenis 2 (X2) sebesar 23,45325 serta diketahui nilai optimum
untuk hasil produksi tanaman (Y) pada saat titik stasioner adalah 17,5654.




                                                                                                   6
Response Surface Regression: Y versus X1, X2
The analysis was done using uncoded units.

Estimated Regression Coefficients for Y
Term         Coef SE Coef        T      P
Constant 16.3650    0.6591 24.830 0.000
X1         1.6751   0.2330   7.189 0.000
X2         2.7650   0.2330 11.866 0.000
X1*X1     -2.4634   0.3864 -6.375 0.000
X2*X2     -1.9309   0.3864 -4.997 0.000
X1*X2     -0.3337   0.3295 -1.013 0.331
S = 0.9321   R-Sq = 95.2%   R-Sq(adj) = 93.1%

Analysis of Variance for Y

Source             DF      Seq SS    Adj SS      Adj MS       F           P
Regression          5     204.705   204.705     40.9410   47.13       0.000
  Linear            2     167.216   167.216     83.6079   96.24       0.000
  Square            2      36.598    36.598     18.2991   21.06       0.000
  Interaction       1       0.891     0.891      0.8911    1.03       0.331
Residual Error     12      10.425    10.425      0.8688
  Lack-of-Fit       3       5.640     5.640      1.8799       3.54    0.061
  Pure Error        9       4.786     4.786      0.5317
Total              17     215.130


                                         C1           C2                C3
                                       1.6751      -2.46340          -0.16685
                                       2.7650      -0.16685          -1.93090

MTB   >   copy c1 m1            (b)
MTB   >   copy c2-c3 m2         (B)
MTB   >   invert m2 m3
MTB   >   print m3
Data Display
 Matrix M3
-0.408333  0.035284             (B-1)
 0.035284 -0.520942

MTB > mult m3 m1 m4
MTB > print m4
Data Display
 Matrix M4
-0.58644
-1.38130

MTB > mult m4 -0.5 m5
MTB > print m5
Data Display
 Matrix M5

0.293219                        (X0)
0.690650
MTB > trans m5 m6
MTB > mult m6 m1 m7

Answer = 2.4008

MTB > mult m7 0.5 m8

Answer = 1.2004                 (Y0)




                                                                                7
II.     Analisis Menggunakan Data Asli
a. Tabel Anova
        Di bawah ini merupakan tabel ANOVA untuk Model Orde kedua menggunakan data asli
tidak menggunakan kode :
                                     Tabel 4. Tabel ANOVA Data Asli

      Response Surface Regression: Y versus I, II

      The analysis was done using coded units.
      Analysis of Variance for Y
      Source          DF   Seq SS    Adj SS    Adj MS               F        P      Keterangan
      Regression       5 204.857 204.8570 40.9714               47.86    0.000      Signifikan
        Linear         2 167.312    41.3240 20.6620             24.13    0.000      Signifikan
        Square         2   36.654   36.6544 18.3272             21.41    0.000      Signifikan
        Interaction    1    0.891    0.8911    0.8911            1.04    0.328   Tidak Signifikan
      Residual Error 12    10.273   10.2733    0.8561
        Lack-of-Fit    3    5.488    5.4878    1.8293             3.44   0.065     Model sesuai
        Pure Error     9    4.786    4.7855    0.5317
      Total           17 215.130


b. Pengujian Kesesuaian Model
        Berikut ini merupakan pengujian bentuk model regresi model orde kedua untuk data
percobaan mengenai dua jenis pupuk di atas.
Hipotesis 1     : H0 : Bentuk linear tidak signifikan terhadap model
                 H1 : Bentuk linear signifikan terhadap model
Hipotesis 2     : H0 : Bentuk kuadratik tidak signifikan terhadap model
                 H1 : Bentuk kuadratik signifikan terhadap model
Hipotesis 3     : H0 : Bentuk interaksi tidak signifikan terhadap model
                 H1 : Bentuk interaksi signifikan terhadap model
Hipotesis 4     : H0 : Model secara serentak tidak signifikan
                 H1 : Model secara serentak signifikan
                       MS Re g
Statistik Uji   : F=
                       MSE
Daerah Kritis : Tolak H0 jika Fhit > Ftabel atau jika P_value <    yakni 0,05

        Melalui Tabel 4 untuk ANOVA diperoleh kesimpulan bahwa bentuk linear, kuadratik serta
secara serentak model dinyatakan signifikan secara nyata pada taraf 95% sebab ketiga P_value yang
dihasilkan <    yakni 0,000 < 0,05. Sedangkan untuk bentuk interaksi diperoleh P_value >            yakni
0,328 > 0,05 sehingga diputuskan gagal tolak H0 dan dinyatakan bentuk interaksi tidak signifikan.
        Selanjutnya merupakan pengujian untuk kesesuaian model orde kedua dari data hasil
produksi tanaman di atas menggunakan data asli :
        Hipotesis       : H0 : Model sesuai (tidak ada Lack of Fit)
                         H1 : Model tidak sesuai (ada Lack of Fit)

                                                                                                       8
MS Lack of
                           : F=
                                                    fit
        Statistik Uji
                                       MS Pure error

        Daerah Kritis : Tolak H0 jika Fhit > Ftabel atau jika P_value <                 yakni 0,05
                                       Tabel 5. Hasil Uji Kesesuaian Model Data Asli

        Analysis of Variance for Y

        Source                    DF       Seq SS         Adj SS     Adj MS      F          P   Keterangan
        Residual Error            12       10.273         10.2733     0.8561
          Lack-of-Fit              3        5.488          5.4878     1.8293   3.44   0.065     Model sesuai
          Pure Error               9        4.786          4.7855     0.5317


        Hasil di atas menunjukkan bahwa pada pengujian kesesuaian model (Lack of fit) diperoleh
Fhit sebesar 3,44, karena Fhit < F(0.95,3,9) yaitu 3,44 < 3,862 serta P_value >                    yaitu 0,065 > 0,05
maka diputuskan gagal tolak H0. Sehingga pada taraf signifikansi 5% dapat dinyatakan bahwa
model orde dua tersebut telah sesuai yang berarti tidak ada lack of fit.
        Berikut ini merupakan pengujian model secara parsial untuk setiap parameter dengan model
awal adalah :
                            Y = β 0 + β1 X 1 + β 2 X 2 + β11 X 12 + β 22 X 2 + β12 X 1 X 2
                                                                           2



Hipotesis       : H0 : β i = 0 , i = 0, 1, 2, 11, 22, 12 ( β i tidak signifikan terhadap model)

                  H1 : β i ≠ 0 ( β i signifikan terhadap model)

                             bi
Statistik Uji      :t=
                           Var (bi     )
Daerah Kritis : Tolak H0 jika thit > ttabel atau jika P_value <                yakni 0,05
                                              Tabel 6. Hasil Uji Parsial Data Asli
    Hipoteisis (H0)      Parameter         Estimate        t_value   P_value    Keputusan            Kesimpulan
        β0 = 0           Intercept         -47,2896        -5,990     0,000      Tolak H0            β 0 Signifikan

        β1 = 0              X1               0,4286         6,550     0,000      Tolak H0            β 1 Signifikan

        β2 = 0              X2               3,7888         5,995     0,000      Tolak H0            β 2 Signifikan

       β 11 = 0           X1* X1            -0,0020        -6,428     0,000      Tolak H0            β 11 Signifikan

       β 22 = 0           X2* X2            -0,0769        -5,040     0,000      Tolak H0            β 22 Signifikan

       β 12 = 0           X1* X2            -0,0019        -1,020     0,328    Gagal tolak H0    β 12 Tidak signifikan


        Melalui Tabel 6 untuk hasil pengujian secara parsial untuk tiap estimasi parameter pada
model orde kedua diatas diketahui bahwa intercept, koefisien X1, X2, X12 serta X22 signifikan pada
taraf 95% karena nilai P_value <                    yaitu 0,000 < 0,05 sehingga diputuskan tolak H0. Sedangkan
untuk interaksi antara X1 X2 dinyatakan tidak signifikan sebab nilai P_value >                     yaitu 0,328 > 0,05.
Meskipun parameter tersebut tidak signifikan tetapi tetap dimasukkan ke dalam model.

                                                                                                                         9
Sehingga Model Orde Kedua secara lengkap dapat ditulis sebagai berikut :
            Y = −47,2896 + 0,4286 X 1 + 3,7888 X 2 − 0,002 X 12 − 0,0769 X 2 − 0,0019 X 1 X 2
                                                                           2




c. Pengujian Asumsi Residual IIDN
       Berikut ini akan dilakukan pemeriksaan asumsi residual IIDN (Identik, Independen, dan
 berdistribusi Normal) secara visual melalui plot residual hasil output software Minitab. Hal ini
 diperlukan karena untuk mengetahui apakah model yang digunakan telah memenuhi asumsi dan
 layak digunakan.
       Dibawah ini merupakan plot residuals versus the fitted values untuk memeriksa asumsi
identik.

                                                     Residuals Versus the Fitted Values
                                                                 (response is Y)


                                    1.0


                                    0.5
                         Residual




                                    0.0


                                    -0.5


                                    -1.0


                                    -1.5
                                           6         8           10            12        14         16
                                                                      Fitted Value



                                               Gambar 4. Pemeriksaan Asumsi Identik


       Berdasarkan pemeriksaan asumsi identik secara menggunakan plot residuals versus the
fitted values pada gambar 4 dapat diketahui bahwa sebaran titik-titik pada plot tersebut tidak
membentuk pola tertentu serta menyebar secara acak. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
homoskedastisitas pada residual data, yang berarti bahwa data memenuhi asumsi identik.
       Selanjutnya plot residuals versus the order of the data untuk memeriksa asumsi independen
ditampilkan sebagai berikut :

                                                    Residuals Versus the Order of the Data
                                                                 (response is Y)


                                     1.0


                                     0.5
                         Residual




                                     0.0


                                    -0.5


                                    -1.0


                                    -1.5
                                                2    4       6      8      10       12        14   16    18
                                                                  Observation Order



                                           Gambar 5. Pemeriksaan Asumsi Independen

                                                                                                              10
Gambar 5 menunjukkan plot residuals versus the order of the data untuk pemeriksaan
asumsi independen. Melalui plot di atas diketahui bahwa sebaran titik-titik pada plot tersebut tidak
membentuk pola tertentu dan menyebar secara acak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
autokorelasi antar residual, yang berarti bahwa data memenuhi asumsi independen.
       Probability plot of the residuals untuk memeriksa asumsi identik ditampilkan sebagai
berikut :

                                                           Probability Plot of RESI2
                                                                      Normal
                                   99
                                                                                              Mean      2.325917E-14
                                                                                              StDev           0.7774
                                   95                                                         N                   18
                                                                                              KS               0.155
                                   90
                                                                                              P-Value         >0.150
                                   80
                                   70
                         Percent




                                   60
                                   50
                                   40
                                   30
                                   20

                                   10

                                   5


                                   1
                                        -2            -1        0              1          2
                                                              RESI4



                                                 Gambar 6. Pemeriksaan Asumsi Disribusi Normal


       Hipotesis       : H0 : F ( x) = F0 ( x) , Residual mengikuti distribusi Normal
                        H1 : F ( x ) ≠ F0 ( x) , Residual tidak mengikuti distribusi Normal
       Statistik uji   : D = Sup S ( x) − F0 ( x)
                                             x

       Daerah Kritis : Tolak H0 jika D > D(1-                         ,n) atau     jika P_value <           yakni 0,05
       Melalui probability plot of the residuals untuk asumsi distribusi Normal diperoleh P_value
lebih dari 0,05 yaitu 0,15 > 0,05 sehingga diputuskan gagal tolak H0 yang berarti residual
berdistribusi Normal. Selain itu dapat dilihat dari sebaran titik-titik pada plot tersebut membentuk
pola linier atau garis lurus, sehingga disimpulkan bahwa residual data memenuhi asumsi distribusi
Normal.

d. Perhitungan Titik Stasioner
       Berikut ini akan dilakukan perhitungan untuk menentukan titik stasioner dari analisis respon
surface model orde kedua yang telah dibahas sebelumnya.
Model Orde Kedua Data Asli :
            Y = −47,2896 + 0,4286 X 1 + 3,7888 X 2 − 0,002 X 12 − 0,0769 X 2 − 0,0019 X 1 X 2
                                                                           2



Sehingga diperoleh :
  0,4286                − 0,002 − 0,00095
b=                   B=                   
   3,7888              − 0,00095 − 0,0769 


                                                                                                                         11
− 502,951   6,213 
B −1 = 
        6,213    − 13,0807
                           
Kemudian
X0 = −
         2
          (
         1 −1
           B b    )
       1  − 502,951   6,213  0,4286   96,012 
    = −                                 =
          6,213
       2            − 13,0807 3,7888  23,4485
                                               

Jadi titik stasionernya adalah :
      X   96,012 
X0 =  1  =        
      X 2  23,4485



              (
          1 T 
Y0 = b0 +  X 0 b    )
          2      
               1                 0,4286 
   = −47,2896 +  [96,012 23,4485  ]    
               2
                
                                           
                                  3,7888 
   = −47,2896 + 64,9962 = 17,7066


e. Kesimpulan
         Berdasarkan analisis sebelumnya untuk model orde kedua dari data asli mengenai dua jenis
pupuk yang digunakan dalam percobaan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil produksi
tanaman dapat disimpulkan bahwa model telah sesuai serta memenuhi asumsi residual IIDN
(Identik, Independen, Berdistribusi Normal). Selain itu diperoleh titik stasioner untuk pupuk jenis 1
(X1) sebesar 96,012 dan untuk pupuk jenis 2 (X2) sebesar 23,4485 serta diketahui nilai optimum
untuk hasil produksi tanaman (Y) pada saat titik stasioner adalah 17,7066.


         Hasil analisis menggunakan data asli dapat dinyatakan sama secara keseluruhan dengan
hasil jika menggunakan data yang dikode terlebih dahulu, hanya terdapat perbedaan pada nilai
angka dibelakang koma dan tidak terlalu jauh seperti untuk nilai Fhit dan titik stasioner yang
dihasilkan.




                                                             NAMA            : Mega Khoirunnisak
                                                             NRP             : 1308.100.501



                                                                                                  12
Response Surface Regression: Y versus I, II

The analysis was done using coded units.

Estimated Regression Coefficients for Y
Term          Coef SE Coef        T      P
Constant -47.2896 7.89417 -5.990 0.000
I           0.4286 0.06544    6.550 0.000
II          3.7888 0.63204    5.995 0.000
I*I        -0.0020 0.00031 -6.428 0.000
II*II      -0.0769 0.01525 -5.040 0.000
I*II       -0.0019 0.00187 -1.020 0.328
S = 0.9253   R-Sq = 95.2%   R-Sq(adj) = 93.2%

Analysis of Variance for Y

Source             DF      Seq SS     Adj SS       Adj MS       F       P
Regression          5     204.857   204.8570      40.9714   47.86   0.000
  Linear            2     167.312    41.3240      20.6620   24.13   0.000
  Square            2      36.654    36.6544      18.3272   21.41   0.000
  Interaction       1       0.891     0.8911       0.8911    1.04   0.328
Residual Error     12      10.273    10.2733       0.8561
  Lack-of-Fit       3       5.488     5.4878       1.8293    3.44   0.065
  Pure Error        9       4.786     4.7855       0.5317
Total              17     215.130


                                        C1            C2             C3
                                         0.4286      -0.00200       -0.00095
                                         3.7888      -0.00095       -0.07690

MTB   >   copy c1 m1            (b)
MTB   >   copy c2-c3 m2         (B)
MTB   >   invert m2 m3
MTB   >   print m3
Data Display
 Matrix M3

-502.951       6.213            (B-1)
   6.213     -13.0807

MTB > mult m3 m1 m4
MTB > print m4
Data Display
 Matrix M4

-192.024                        (X0)
 -46.897

MTB > mult m4 -0.5 m5
MTB > print m5
Data Display
 Matrix M5

96.0120
23.4485

MTB > trans m5 m6
MTB > mult m6 m1 m7

Answer = 129.9924

MTB > mult m7 0.5 m8

Answer = 64.9962                (Y0)



                                                                               13

More Related Content

PDF
Sentrifugasi
DOCX
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
PPTX
TEORI KINETIKA GAS
DOC
Laporan Sedimentasi
PPTX
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
DOCX
Makalah Biokimia asam amino
PPT
Gravimetri ppt
DOCX
Chemistry
Sentrifugasi
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
TEORI KINETIKA GAS
Laporan Sedimentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
Makalah Biokimia asam amino
Gravimetri ppt
Chemistry

What's hot (20)

DOCX
Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
DOCX
Laporan praktikum destilasi sederhana
DOCX
kumpulan soal hukum-hukum gas
PPTX
Contoh pembacaan spektrum infra merah
PPT
2. struktur atom dan molekul
DOCX
pengaruh inhibitor terhadap cara kerja enzim katalase
PDF
Distribusi Binomial
PPTX
Polisakarida : Pati sebagai Polimer Alami
DOCX
Kimia analisa instrument
DOCX
Laporan praktikum - isoterm freundlich
PPTX
Farmasi : Soxhletasi
DOCX
Rekristalisasi
PDF
Laporan praktikum kadar air
PPTX
Analisis Antioksidan + ORAC
PPTX
[5] uji wilcoxon
PPT
Modul 1. peralatan laboratorium
PPT
Emulsi Farmasi
PDF
Isolasi dan purifikasi protein
DOC
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
DOCX
Distribusi binomial, poisson dan normal
Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum destilasi sederhana
kumpulan soal hukum-hukum gas
Contoh pembacaan spektrum infra merah
2. struktur atom dan molekul
pengaruh inhibitor terhadap cara kerja enzim katalase
Distribusi Binomial
Polisakarida : Pati sebagai Polimer Alami
Kimia analisa instrument
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Farmasi : Soxhletasi
Rekristalisasi
Laporan praktikum kadar air
Analisis Antioksidan + ORAC
[5] uji wilcoxon
Modul 1. peralatan laboratorium
Emulsi Farmasi
Isolasi dan purifikasi protein
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Distribusi binomial, poisson dan normal
Ad

Similar to Metode Respon Surface (20)

DOC
Anova Word
DOC
Anova Word
PDF
Vle 0987.pdf
PPT
Grafik kualiats
PPTX
Aminullah Assagaf_PLS SEM & SPSS-4 Juli 2023.pptx
DOC
010 statistika-analisis-korelasi
PDF
Normalitas
PPTX
Pemisahan difusional untuk mahaiswa teknik kimia
DOC
Spss rancangan-acak-lengkap
PPTX
Aminullah Assagaf_PLS SEM & SPSS_.pptx
DOC
Makalah Analisa Korelasi Pearson (ppm)
DOCX
Manmut soal PK Atribut
PDF
Uji ketakaditifan
PDF
Analisis Regresi Dua Prediktor
PPTX
Aminullah Assagaf_SPSS_PLS SEM_Manual_07072023.pptx
PPTX
Aminullah Assagaf_CONPARE SPSS_PLS SEM_Manual.pptx
PPTX
Aminullah Assagaf_PERBANDINGAN SPSS, PLS SEM, MANUAL_23 Juli.pptx
PDF
Aminullah Assagaf_PERBANDINGAN SPSS, PLS SEM, MANUAL_23 Juli.pdf
PPTX
Aminullah Assagaf_PERBANDINGAN SPSS, PLS SEM, MANUAL_15 Juli 2023.pptx
PDF
Aminullah Assagaf_PERBANDINGAN SPSS, PLS SEM, MANUAL_15 Juli 2023.pdf
Anova Word
Anova Word
Vle 0987.pdf
Grafik kualiats
Aminullah Assagaf_PLS SEM & SPSS-4 Juli 2023.pptx
010 statistika-analisis-korelasi
Normalitas
Pemisahan difusional untuk mahaiswa teknik kimia
Spss rancangan-acak-lengkap
Aminullah Assagaf_PLS SEM & SPSS_.pptx
Makalah Analisa Korelasi Pearson (ppm)
Manmut soal PK Atribut
Uji ketakaditifan
Analisis Regresi Dua Prediktor
Aminullah Assagaf_SPSS_PLS SEM_Manual_07072023.pptx
Aminullah Assagaf_CONPARE SPSS_PLS SEM_Manual.pptx
Aminullah Assagaf_PERBANDINGAN SPSS, PLS SEM, MANUAL_23 Juli.pptx
Aminullah Assagaf_PERBANDINGAN SPSS, PLS SEM, MANUAL_23 Juli.pdf
Aminullah Assagaf_PERBANDINGAN SPSS, PLS SEM, MANUAL_15 Juli 2023.pptx
Aminullah Assagaf_PERBANDINGAN SPSS, PLS SEM, MANUAL_15 Juli 2023.pdf
Ad

Recently uploaded (20)

DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKN Kelas 10 SMA Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PPTX
BAB 1 Rangkuman Materi Informatika Kelas 7.pptx
PDF
2021 KREATIFITAS DNA INOVASI DALAM BERWIRAUSAHA.pdf
DOCX
BERLATIH MENCARI MODUL AJAR BAHASA INGGRIS
PPTX
Materi Besaran, Satuan, Pengukuran.pptx
PPTX
Kebijakan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (Koding-KA).pptx
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PPT
Kamera foto dan editing foto pengenalan fotografi
PPTX
Bahan Tayang OJT Pembelajaran Mendalam KS
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Biologi Kelas 10 SMA Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PPTX
Presentasi Al-Quran Hadits Kelompok XI.1
PPTX
Paparan Penyesuaian Juknis BOSP Tahun 2025
PPTX
Materi-Geografi-Pendekatan-Konsep-dan-Prinsip-Geografi-Kelas-10.pptx
PPTX
MATERI NARKOBA RTS badan anti narkoba.pptx
PPTX
materi presentasi sustainable development
PDF
Laporan On The Job TRaining PM KS Siti Hikmah.pdf
PPTX
KEBIJAKAN BIAS JATENG 2025.Boyolali.pptx
PPTX
oioioooooooooooooo Penanganan P3K.pptx
Modul Ajar Deep Learning PKN Kelas 10 SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 10 SMA Terbaru 2025
BAB 1 Rangkuman Materi Informatika Kelas 7.pptx
2021 KREATIFITAS DNA INOVASI DALAM BERWIRAUSAHA.pdf
BERLATIH MENCARI MODUL AJAR BAHASA INGGRIS
Materi Besaran, Satuan, Pengukuran.pptx
Kebijakan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (Koding-KA).pptx
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Kamera foto dan editing foto pengenalan fotografi
Bahan Tayang OJT Pembelajaran Mendalam KS
Modul Ajar Deep Learning Biologi Kelas 10 SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Presentasi Al-Quran Hadits Kelompok XI.1
Paparan Penyesuaian Juknis BOSP Tahun 2025
Materi-Geografi-Pendekatan-Konsep-dan-Prinsip-Geografi-Kelas-10.pptx
MATERI NARKOBA RTS badan anti narkoba.pptx
materi presentasi sustainable development
Laporan On The Job TRaining PM KS Siti Hikmah.pdf
KEBIJAKAN BIAS JATENG 2025.Boyolali.pptx
oioioooooooooooooo Penanganan P3K.pptx

Metode Respon Surface

  • 1. METODE PERMUKAAN RESPON Terdapat dua jenis pupuk yang digunakan dalam percobaan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil produksi tanaman (kg/plot). Berikut adalah hasil percobaan yang diulang 2 kali. Pengamatan Pupuk I Pupuk II X1 (code) X2 (code) Y 1 50.0 15.0 -1 -1 7.52 2 120.0 15.0 1 -1 12.37 3 50.0 25.0 -1 1 13.55 4 120.0 25.0 1 1 16.48 5 35.5 20.0 -1.41421 0 8.63 6 134.5 20.0 1.41421 0 14.22 7 85.0 12.9 0 -1.41421 7.9 8 85.0 27.1 0 1.41421 16.49 9 85.0 20.0 0 0 15.73 10 50.0 15.0 -1 -1 8.12 11 120.0 15.0 1 -1 11.84 12 50.0 25.0 -1 1 12.35 13 120.0 25.0 1 1 15.32 14 35.5 20.0 -1.41421 0 9.44 15 134.5 20.0 1.41421 0 12.57 16 85.0 12.9 0 -1.41421 7.33 17 85.0 27.1 0 1.41421 17.4 18 85.0 20.0 0 0 17 Keterangan : Titik axial jika dihitung dari data yang disediakan maka diperoleh : X u1 − X 1 35,5 − 85 X u 2 − X 2 12,9 − 20 χ u1 = = = −1,414286 χu2 = = = −1,42 S1 35 S2 5 X u1 − X 1 134,5 − 85 X u 2 − X 2 27,1 − 20 χ u1 = = = 1,414286 χu2 = = = 1,42 S1 35 S2 5 Namun dalam hal ini agar lebih mudah titik axial yang digunakan adalah 1,41421 dengan acuan untuk rancangan 22 yang juga mendekati nilai perhitungan di atas : [ ] = [2 ] α = 2k 1 4 2 1 4 = 1.41421 a. Susun tabel ANOVA untuk Model Orde 2 b. Lakukan pengujian apakah model sesuai, gunakan alpha 5% c. Lakukan pengujian residulanya d. Dapatkan nilai stasionernya e. Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan di atas 1
  • 2. I. Analisis Menggunakan Data Kode a. Tabel Anova Di bawah ini merupakan tabel ANOVA untuk Model Orde kedua menggunakan data yang telah dikode : Tabel 1. Tabel ANOVA Data Kode Response Surface Regression: Y versus X1, X2 The analysis was done using uncoded units. Analysis of Variance for Y Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Keterangan Regression 5 204.705 204.705 40.9410 47.13 0.000 Signifikan Linear 2 167.216 167.216 83.6079 96.24 0.000 Signifikan Square 2 36.598 36.598 18.2991 21.06 0.000 Signifikan Interaction 1 0.891 0.891 0.8911 1.03 0.331 Tidak signifikan Residual Error 12 10.425 10.425 0.8688 Lack-of-Fit 3 5.640 5.640 1.8799 3.54 0.061 Model Sesuai Pure Error 9 4.786 4.786 0.5317 Total 17 215.130 b. Pengujian Model Berikut ini merupakan pengujian bentuk model regresi model orde kedua untuk data percobaan mengenai dua jenis pupuk di atas. Hipotesis 1 : H0 : Bentuk linear tidak signifikan terhadap model H1 : Bentuk linear signifikan terhadap model Hipotesis 2 : H0 : Bentuk kuadratik tidak signifikan terhadap model H1 : Bentuk kuadratik signifikan terhadap model Hipotesis 3 : H0 : Bentuk interaksi tidak signifikan terhadap model H1 : Bentuk interaksi signifikan terhadap model Hipotesis 4 : H0 : Model secara serentak tidak signifikan H1 : Model secara serentak signifikan MS Re g Statistik Uji : F= MSE Daerah Kritis : Tolak H0 jika Fhit > Ftabel atau jika P_value < yakni 0,05 Melalui Tabel 1 untuk ANOVA diperoleh kesimpulan bahwa bentuk linear, kuadratik serta secara serentak model dinyatakan signifikan secara nyata pada taraf 95% sebab ketiga P_value yang dihasilkan < yakni 0,000 < 0,05. Sedangkan untuk bentuk interaksi diperoleh P_value > yakni 0,331 > 0,05 sehingga diputuskan gagal tolak H0 dan dinyatakan bentuk interaksi tidak signifikan. Selanjutnya merupakan pengujian untuk kesesuaian model orde kedua dari data hasil produksi tanaman di atas menggunakan data kode : Hipotesis : H0 : Model sesuai (tidak ada Lack of Fit) H1 : Model tidak sesuai (ada Lack of Fit) 2
  • 3. MS Lack of : F= fit Statistik Uji MS Pure error Daerah Kritis : Tolak H0 jika Fhit > Ftabel atau jika P_value < yakni 0,05 Tabel 2. Hasil Uji Kesesuaian Model Data Kode Analysis of Variance for Y Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Keterangan Residual Error 12 10.425 10.425 0.8688 Lack-of-Fit 3 5.640 5.640 1.8799 3.54 0.061 Model Sesuai Pure Error 9 4.786 4.786 0.5317 Hasil di atas menunjukkan bahwa pada pengujian kesesuaian model (Lack of fit) diperoleh Fhit sebesar 3,54, karena Fhit < F(0.95,3,9) yaitu 3,54 < 3,862 serta P_value > yaitu 0,061 > 0,05 maka diputuskan gagal tolak H0. Sehingga pada taraf signifikansi 5% dapat dinyatakan bahwa model orde dua tersebut telah sesuai yang berarti tidak ada lack of fit. Berikut ini merupakan pengujian model secara parsial untuk setiap parameter dengan model awal adalah : Y = β 0 + β1 X 1 + β 2 X 2 + β11 X 12 + β 22 X 2 + β12 X 1 X 2 2 Hipotesis : H0 : β i = 0 , i = 0, 1, 2, 11, 22, 12 ( β i tidak signifikan terhadap model) H1 : β i ≠ 0 ( β i signifikan terhadap model) bi Statistik Uji :t= Var (bi ) Daerah Kritis : Tolak H0 jika thit > ttabel atau jika P_value < yakni 0,05 Tabel 3. Hasil Uji Parsial Data Kode Hipoteisis (H0) Parameter Estimate t_value P_value Keputusan Kesimpulan β0 = 0 Intercept 16,3650 24,830 0,000 Tolak H0 β 0 Signifikan β1 = 0 X1 1,6751 7,189 0,000 Tolak H0 β 1 Signifikan β2 = 0 X2 2,7650 11,866 0,000 Tolak H0 β 2 Signifikan β 11 = 0 X1* X1 -2,4634 -6,375 0,000 Tolak H0 β 11 Signifikan β 22 = 0 X2* X2 -1,9309 -4,997 0,000 Tolak H0 β 22 Signifikan β 12 = 0 X1* X2 -0,3337 -1,013 0,331 Gagal tolak H0 β 12 Tidak signifikan Melalui Tabel 3 untuk hasil pengujian secara parsial untuk tiap estimasi parameter pada model orde kedua diatas diketahui bahwa intercept, koefisien X1, X2, X12 serta X22 signifikan pada taraf 95% karena nilai P_value < yaitu 0,000 < 0,05 sehingga diputuskan tolak H0. Sedangkan untuk interaksi antara X1 X2 dinyatakan tidak signifikan sebab nilai P_value > yaitu 0,331 > 0,05. Meskipun parameter tersebut tidak signifikan tetapi tetap dimasukkan ke dalam model. 3
  • 4. Sehingga Model Orde Kedua secara lengkap dapat ditulis sebagai berikut : Y = 16,365 + 1,6751X 1 + 2,765 X 2 − 2,4634 X 12 − 1,9309 X 2 − 0,3337 X 1 X 2 2 c. Pengujian Asumsi Residual IIDN Berikut ini akan dilakukan pemeriksaan asumsi residual IIDN (Identik, Independen, dan berdistribusi Normal) secara visual melalui plot residual hasil output software Minitab. Hal ini diperlukan karena untuk mengetahui apakah model yang digunakan telah memenuhi asumsi dan layak digunakan. Dibawah ini merupakan plot residuals versus the fitted values untuk memeriksa asumsi identik. Residuals Versus the Fitted Values (response is Y) 1.0 0.5 Residual 0.0 -0.5 -1.0 -1.5 6 8 10 12 14 16 Fitted Value Gambar 1. Pemeriksaan Asumsi Identik Berdasarkan pemeriksaan asumsi identik secara menggunakan plot residuals versus the fitted values pada gambar 1 dapat diketahui bahwa sebaran titik-titik pada plot tersebut tidak membentuk pola tertentu serta menyebar secara acak. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi homoskedastisitas pada residual data, yang berarti bahwa data memenuhi asumsi identik. Selanjutnya plot residuals versus the order of the data untuk memeriksa asumsi independen ditampilkan sebagai berikut : Residuals Versus the Order of the Data (response is Y) 1.0 0.5 Residual 0.0 -0.5 -1.0 -1.5 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Observation Order Gambar 2. Pemeriksaan Asumsi Independen 4
  • 5. Gambar 2 menunjukkan plot residuals versus the order of the data untuk pemeriksaan asumsi independen. Melalui plot di atas diketahui bahwa sebaran titik-titik pada plot tersebut tidak membentuk pola tertentu dan menyebar secara acak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi antar residual, yang berarti bahwa data memenuhi asumsi independen. Probability plot of the residuals untuk memeriksa asumsi identik ditampilkan sebagai berikut : Probability Plot of RESI1 Normal 99 Mean 5.551115E-17 StDev 0.7831 95 N 18 KS 0.160 90 P-Value >0.150 80 70 Percent 60 50 40 30 20 10 5 1 -2 -1 0 1 2 RESI1 Gambar 3. Pemeriksaan Asumsi Disribusi Normal Hipotesis : H0 : F ( x) = F0 ( x) , Residual mengikuti distribusi Normal H1 : F ( x ) ≠ F0 ( x) , Residual tidak mengikuti distribusi Normal Statistik uji : D = Sup S ( x) − F0 ( x) x Daerah Kritis : Tolak H0 jika D > D(1- ,n) atau jika P_value < yakni 0,05 Melalui probability plot of the residuals untuk asumsi distribusi Normal diperoleh P_value lebih dari 0,05 yaitu 0,15 > 0,05 sehingga diputuskan gagal tolak H0 yang berarti residual berdistribusi Normal. Selain itu dapat dilihat dari sebaran titik-titik pada plot tersebut membentuk pola linier atau garis lurus, sehingga disimpulkan bahwa residual data memenuhi asumsi distribusi Normal. d. Perhitungan Titik Stasioner Berikut ini akan dilakukan perhitungan untuk menentukan titik stasioner dari analisis respon surface model orde kedua yang telah dibahas sebelumnya. Model Orde Kedua Data Kode : Y = 16,365 + 1,6751X 1 + 2,765 X 2 − 2,4634 X 12 − 1,9309 X 2 − 0,3337 X 1 X 2 2 Sehingga diperoleh : 1,6751  − 2,4634 − 0,16685 b=  B=   2,765  − 0,16685 − 1,9309  5
  • 6. − 0,408333 0,035284  B −1 =    0,035284 − 0,520942 Kemudian X0 = − 2 ( 1 −1 B b ) 1  − 0,408333 0,035284  1,6751  0,293219 = −  = 2   0,035284 − 0,520942  2,765    0,69065        X  0,293219 X0 =  1  =    X 2   0,69065  X0 pada nilai sebenarnya : X u1 = χ u1 S u1 + X 1 X u 2 = χ u 2 Su 2 + X 2 = 0,293219(35) + 85 = 95,2626 = 0,69065(5) + 20 = 23,45325 Jadi titik stasionernya adalah :  X   95,2626  X0 =  1  =    X 2  23,45325 ( 1 T  Y0 = b0 +  X 0 b  ) 2  1 1,6751  = 16,365 +  [0,293219 − 0,69065]   2  2,765   = 16,365 + 1,2004 = 17,5654 e. Kesimpulan Berdasarkan analisis sebelumnya untuk model orde kedua dari data kode mengenai dua jenis pupuk yang digunakan dalam percobaan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil produksi tanaman dapat disimpulkan bahwa model telah sesuai serta memenuhi asumsi residual IIDN (Identik, Independen, Berdistribusi Normal). Selain itu diperoleh titik stasioner untuk pupuk jenis 1 (X1) sebesar 95,2626 dan untuk pupuk jenis 2 (X2) sebesar 23,45325 serta diketahui nilai optimum untuk hasil produksi tanaman (Y) pada saat titik stasioner adalah 17,5654. 6
  • 7. Response Surface Regression: Y versus X1, X2 The analysis was done using uncoded units. Estimated Regression Coefficients for Y Term Coef SE Coef T P Constant 16.3650 0.6591 24.830 0.000 X1 1.6751 0.2330 7.189 0.000 X2 2.7650 0.2330 11.866 0.000 X1*X1 -2.4634 0.3864 -6.375 0.000 X2*X2 -1.9309 0.3864 -4.997 0.000 X1*X2 -0.3337 0.3295 -1.013 0.331 S = 0.9321 R-Sq = 95.2% R-Sq(adj) = 93.1% Analysis of Variance for Y Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Regression 5 204.705 204.705 40.9410 47.13 0.000 Linear 2 167.216 167.216 83.6079 96.24 0.000 Square 2 36.598 36.598 18.2991 21.06 0.000 Interaction 1 0.891 0.891 0.8911 1.03 0.331 Residual Error 12 10.425 10.425 0.8688 Lack-of-Fit 3 5.640 5.640 1.8799 3.54 0.061 Pure Error 9 4.786 4.786 0.5317 Total 17 215.130 C1 C2 C3 1.6751 -2.46340 -0.16685 2.7650 -0.16685 -1.93090 MTB > copy c1 m1 (b) MTB > copy c2-c3 m2 (B) MTB > invert m2 m3 MTB > print m3 Data Display Matrix M3 -0.408333 0.035284 (B-1) 0.035284 -0.520942 MTB > mult m3 m1 m4 MTB > print m4 Data Display Matrix M4 -0.58644 -1.38130 MTB > mult m4 -0.5 m5 MTB > print m5 Data Display Matrix M5 0.293219 (X0) 0.690650 MTB > trans m5 m6 MTB > mult m6 m1 m7 Answer = 2.4008 MTB > mult m7 0.5 m8 Answer = 1.2004 (Y0) 7
  • 8. II. Analisis Menggunakan Data Asli a. Tabel Anova Di bawah ini merupakan tabel ANOVA untuk Model Orde kedua menggunakan data asli tidak menggunakan kode : Tabel 4. Tabel ANOVA Data Asli Response Surface Regression: Y versus I, II The analysis was done using coded units. Analysis of Variance for Y Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Keterangan Regression 5 204.857 204.8570 40.9714 47.86 0.000 Signifikan Linear 2 167.312 41.3240 20.6620 24.13 0.000 Signifikan Square 2 36.654 36.6544 18.3272 21.41 0.000 Signifikan Interaction 1 0.891 0.8911 0.8911 1.04 0.328 Tidak Signifikan Residual Error 12 10.273 10.2733 0.8561 Lack-of-Fit 3 5.488 5.4878 1.8293 3.44 0.065 Model sesuai Pure Error 9 4.786 4.7855 0.5317 Total 17 215.130 b. Pengujian Kesesuaian Model Berikut ini merupakan pengujian bentuk model regresi model orde kedua untuk data percobaan mengenai dua jenis pupuk di atas. Hipotesis 1 : H0 : Bentuk linear tidak signifikan terhadap model H1 : Bentuk linear signifikan terhadap model Hipotesis 2 : H0 : Bentuk kuadratik tidak signifikan terhadap model H1 : Bentuk kuadratik signifikan terhadap model Hipotesis 3 : H0 : Bentuk interaksi tidak signifikan terhadap model H1 : Bentuk interaksi signifikan terhadap model Hipotesis 4 : H0 : Model secara serentak tidak signifikan H1 : Model secara serentak signifikan MS Re g Statistik Uji : F= MSE Daerah Kritis : Tolak H0 jika Fhit > Ftabel atau jika P_value < yakni 0,05 Melalui Tabel 4 untuk ANOVA diperoleh kesimpulan bahwa bentuk linear, kuadratik serta secara serentak model dinyatakan signifikan secara nyata pada taraf 95% sebab ketiga P_value yang dihasilkan < yakni 0,000 < 0,05. Sedangkan untuk bentuk interaksi diperoleh P_value > yakni 0,328 > 0,05 sehingga diputuskan gagal tolak H0 dan dinyatakan bentuk interaksi tidak signifikan. Selanjutnya merupakan pengujian untuk kesesuaian model orde kedua dari data hasil produksi tanaman di atas menggunakan data asli : Hipotesis : H0 : Model sesuai (tidak ada Lack of Fit) H1 : Model tidak sesuai (ada Lack of Fit) 8
  • 9. MS Lack of : F= fit Statistik Uji MS Pure error Daerah Kritis : Tolak H0 jika Fhit > Ftabel atau jika P_value < yakni 0,05 Tabel 5. Hasil Uji Kesesuaian Model Data Asli Analysis of Variance for Y Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Keterangan Residual Error 12 10.273 10.2733 0.8561 Lack-of-Fit 3 5.488 5.4878 1.8293 3.44 0.065 Model sesuai Pure Error 9 4.786 4.7855 0.5317 Hasil di atas menunjukkan bahwa pada pengujian kesesuaian model (Lack of fit) diperoleh Fhit sebesar 3,44, karena Fhit < F(0.95,3,9) yaitu 3,44 < 3,862 serta P_value > yaitu 0,065 > 0,05 maka diputuskan gagal tolak H0. Sehingga pada taraf signifikansi 5% dapat dinyatakan bahwa model orde dua tersebut telah sesuai yang berarti tidak ada lack of fit. Berikut ini merupakan pengujian model secara parsial untuk setiap parameter dengan model awal adalah : Y = β 0 + β1 X 1 + β 2 X 2 + β11 X 12 + β 22 X 2 + β12 X 1 X 2 2 Hipotesis : H0 : β i = 0 , i = 0, 1, 2, 11, 22, 12 ( β i tidak signifikan terhadap model) H1 : β i ≠ 0 ( β i signifikan terhadap model) bi Statistik Uji :t= Var (bi ) Daerah Kritis : Tolak H0 jika thit > ttabel atau jika P_value < yakni 0,05 Tabel 6. Hasil Uji Parsial Data Asli Hipoteisis (H0) Parameter Estimate t_value P_value Keputusan Kesimpulan β0 = 0 Intercept -47,2896 -5,990 0,000 Tolak H0 β 0 Signifikan β1 = 0 X1 0,4286 6,550 0,000 Tolak H0 β 1 Signifikan β2 = 0 X2 3,7888 5,995 0,000 Tolak H0 β 2 Signifikan β 11 = 0 X1* X1 -0,0020 -6,428 0,000 Tolak H0 β 11 Signifikan β 22 = 0 X2* X2 -0,0769 -5,040 0,000 Tolak H0 β 22 Signifikan β 12 = 0 X1* X2 -0,0019 -1,020 0,328 Gagal tolak H0 β 12 Tidak signifikan Melalui Tabel 6 untuk hasil pengujian secara parsial untuk tiap estimasi parameter pada model orde kedua diatas diketahui bahwa intercept, koefisien X1, X2, X12 serta X22 signifikan pada taraf 95% karena nilai P_value < yaitu 0,000 < 0,05 sehingga diputuskan tolak H0. Sedangkan untuk interaksi antara X1 X2 dinyatakan tidak signifikan sebab nilai P_value > yaitu 0,328 > 0,05. Meskipun parameter tersebut tidak signifikan tetapi tetap dimasukkan ke dalam model. 9
  • 10. Sehingga Model Orde Kedua secara lengkap dapat ditulis sebagai berikut : Y = −47,2896 + 0,4286 X 1 + 3,7888 X 2 − 0,002 X 12 − 0,0769 X 2 − 0,0019 X 1 X 2 2 c. Pengujian Asumsi Residual IIDN Berikut ini akan dilakukan pemeriksaan asumsi residual IIDN (Identik, Independen, dan berdistribusi Normal) secara visual melalui plot residual hasil output software Minitab. Hal ini diperlukan karena untuk mengetahui apakah model yang digunakan telah memenuhi asumsi dan layak digunakan. Dibawah ini merupakan plot residuals versus the fitted values untuk memeriksa asumsi identik. Residuals Versus the Fitted Values (response is Y) 1.0 0.5 Residual 0.0 -0.5 -1.0 -1.5 6 8 10 12 14 16 Fitted Value Gambar 4. Pemeriksaan Asumsi Identik Berdasarkan pemeriksaan asumsi identik secara menggunakan plot residuals versus the fitted values pada gambar 4 dapat diketahui bahwa sebaran titik-titik pada plot tersebut tidak membentuk pola tertentu serta menyebar secara acak. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi homoskedastisitas pada residual data, yang berarti bahwa data memenuhi asumsi identik. Selanjutnya plot residuals versus the order of the data untuk memeriksa asumsi independen ditampilkan sebagai berikut : Residuals Versus the Order of the Data (response is Y) 1.0 0.5 Residual 0.0 -0.5 -1.0 -1.5 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Observation Order Gambar 5. Pemeriksaan Asumsi Independen 10
  • 11. Gambar 5 menunjukkan plot residuals versus the order of the data untuk pemeriksaan asumsi independen. Melalui plot di atas diketahui bahwa sebaran titik-titik pada plot tersebut tidak membentuk pola tertentu dan menyebar secara acak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi antar residual, yang berarti bahwa data memenuhi asumsi independen. Probability plot of the residuals untuk memeriksa asumsi identik ditampilkan sebagai berikut : Probability Plot of RESI2 Normal 99 Mean 2.325917E-14 StDev 0.7774 95 N 18 KS 0.155 90 P-Value >0.150 80 70 Percent 60 50 40 30 20 10 5 1 -2 -1 0 1 2 RESI4 Gambar 6. Pemeriksaan Asumsi Disribusi Normal Hipotesis : H0 : F ( x) = F0 ( x) , Residual mengikuti distribusi Normal H1 : F ( x ) ≠ F0 ( x) , Residual tidak mengikuti distribusi Normal Statistik uji : D = Sup S ( x) − F0 ( x) x Daerah Kritis : Tolak H0 jika D > D(1- ,n) atau jika P_value < yakni 0,05 Melalui probability plot of the residuals untuk asumsi distribusi Normal diperoleh P_value lebih dari 0,05 yaitu 0,15 > 0,05 sehingga diputuskan gagal tolak H0 yang berarti residual berdistribusi Normal. Selain itu dapat dilihat dari sebaran titik-titik pada plot tersebut membentuk pola linier atau garis lurus, sehingga disimpulkan bahwa residual data memenuhi asumsi distribusi Normal. d. Perhitungan Titik Stasioner Berikut ini akan dilakukan perhitungan untuk menentukan titik stasioner dari analisis respon surface model orde kedua yang telah dibahas sebelumnya. Model Orde Kedua Data Asli : Y = −47,2896 + 0,4286 X 1 + 3,7888 X 2 − 0,002 X 12 − 0,0769 X 2 − 0,0019 X 1 X 2 2 Sehingga diperoleh : 0,4286  − 0,002 − 0,00095 b=  B=   3,7888 − 0,00095 − 0,0769  11
  • 12. − 502,951 6,213  B −1 =   6,213 − 13,0807  Kemudian X0 = − 2 ( 1 −1 B b ) 1  − 502,951 6,213  0,4286   96,012  = −  =  6,213 2 − 13,0807 3,7888  23,4485     Jadi titik stasionernya adalah :  X   96,012  X0 =  1  =    X 2  23,4485 ( 1 T  Y0 = b0 +  X 0 b  ) 2  1 0,4286  = −47,2896 +  [96,012 23,4485  ]  2   3,7888  = −47,2896 + 64,9962 = 17,7066 e. Kesimpulan Berdasarkan analisis sebelumnya untuk model orde kedua dari data asli mengenai dua jenis pupuk yang digunakan dalam percobaan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil produksi tanaman dapat disimpulkan bahwa model telah sesuai serta memenuhi asumsi residual IIDN (Identik, Independen, Berdistribusi Normal). Selain itu diperoleh titik stasioner untuk pupuk jenis 1 (X1) sebesar 96,012 dan untuk pupuk jenis 2 (X2) sebesar 23,4485 serta diketahui nilai optimum untuk hasil produksi tanaman (Y) pada saat titik stasioner adalah 17,7066. Hasil analisis menggunakan data asli dapat dinyatakan sama secara keseluruhan dengan hasil jika menggunakan data yang dikode terlebih dahulu, hanya terdapat perbedaan pada nilai angka dibelakang koma dan tidak terlalu jauh seperti untuk nilai Fhit dan titik stasioner yang dihasilkan. NAMA : Mega Khoirunnisak NRP : 1308.100.501 12
  • 13. Response Surface Regression: Y versus I, II The analysis was done using coded units. Estimated Regression Coefficients for Y Term Coef SE Coef T P Constant -47.2896 7.89417 -5.990 0.000 I 0.4286 0.06544 6.550 0.000 II 3.7888 0.63204 5.995 0.000 I*I -0.0020 0.00031 -6.428 0.000 II*II -0.0769 0.01525 -5.040 0.000 I*II -0.0019 0.00187 -1.020 0.328 S = 0.9253 R-Sq = 95.2% R-Sq(adj) = 93.2% Analysis of Variance for Y Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Regression 5 204.857 204.8570 40.9714 47.86 0.000 Linear 2 167.312 41.3240 20.6620 24.13 0.000 Square 2 36.654 36.6544 18.3272 21.41 0.000 Interaction 1 0.891 0.8911 0.8911 1.04 0.328 Residual Error 12 10.273 10.2733 0.8561 Lack-of-Fit 3 5.488 5.4878 1.8293 3.44 0.065 Pure Error 9 4.786 4.7855 0.5317 Total 17 215.130 C1 C2 C3 0.4286 -0.00200 -0.00095 3.7888 -0.00095 -0.07690 MTB > copy c1 m1 (b) MTB > copy c2-c3 m2 (B) MTB > invert m2 m3 MTB > print m3 Data Display Matrix M3 -502.951 6.213 (B-1) 6.213 -13.0807 MTB > mult m3 m1 m4 MTB > print m4 Data Display Matrix M4 -192.024 (X0) -46.897 MTB > mult m4 -0.5 m5 MTB > print m5 Data Display Matrix M5 96.0120 23.4485 MTB > trans m5 m6 MTB > mult m6 m1 m7 Answer = 129.9924 MTB > mult m7 0.5 m8 Answer = 64.9962 (Y0) 13