SlideShare a Scribd company logo
2
Most read
4
Most read
6
Most read
PANDUAN PRAKTIKUM

             NAVIGASI DARAT

Disampaikan Pada Acara Kunjungan Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) I
Bandung Ke Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia
                  Pada Hari Sabtu Tanggal 5 Juli 2009




                           Disusun Oleh :
                       Lili Somantri, S.Pd.M.Si
                           NIP : 132314541




               JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
    FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
             UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
                                2009
Navigasi darat adalah bagian dari ilmu untuk menentukan posisi suatu
objek dan arah perjalanan, baik pada medan sebenarnya maupun pada peta.
Kemampuan membaca dan memahami peta, menggunakan alat navigasi untuk
menentukan posisi serta menganalisa dan memberikan asumsi awal terhadap
medan yang dilalui merupakan salah satu dari keahlian dasar yang perlu dimiliki
oleh setiap penggiat alam bebas.
       Hal tersebut merupakan bekal awal dalam merencanakan dan melakukan
kegiatan di alam terbuka maupun dalam usaha pencarian atau penyelamatan
korban kecelakaan / tersesat. Berikut beberapa pemahaman dasar yang dapat
digunakan untuk mempelajari dan berlatih lebih lanjut mengenai ilmu medan,
peta dan kompas (IMPK).


1. Peta
       Peta adalah gambaran unsur – unsur alam dan atau buatan manusia,
yang berada di atas atau bawah permukaan bumi dan digambarkan pada bidang
datar dengan proyeksi tertentu dalam ukuran yang diperkecil yang kebenarannya
dapat dipertanggungjawabkan secara visual maupun matematis.
       Jenis Peta berdasarkan penggunaan, dapat dibedakan sebagai berikut.
   1) Peta Dasar : Dibuat untuk membuat peta turunan, perencanaan maupun
       pengembangan wilayah. Umumnya menggunakan peta topografi.
   2) Peta Tematik : Menyajikan isi dan untuk kepentingan tertentu dengan
       menggunakan peta dasar untuk meletakan info tematiknya.
       Jenis Peta Berdasarkan Isi, dapat dibedakan sebagai berikut.
   1) Peta Topografi (Topographic Map), menampilkan Menampilkan sebagian
       unsur buatan manusia dan unsur alam dengan proyeksi tertentu.
   2) Peta Hidrografi, menampilkan informasi kedalaman dan keadaan dasar
       laut serta info lainnya untuk kepentingan pelayaran.
   3) Peta Geologi, menampilkan informasi keadaan geologis.
   4) Peta Geografi, menampilkan informasi ikhtisar peta dengan skala kecil
       dari 1 : 100.000.
   5) Peta Kadaster, menampilkan informasi kepemilikan tanah dan batasnya.
   6) Peta irigasi, menampilkan informasi jaringan irigasi.
   7) Peta Jalan, menampilkaninformasi jaringan jalan.
8) Peta Kota, menampilkan informasi jaringan transportasi, drainase, sarana
   kota, dll
   Jenis peta berdasarkan skala dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Peta skala besar, dengan skala lebih besar dari 1 : 10.000.
2) Peta skala sedang, dengan skala kecil dari 1 : 10.000, besar dari 1 :
   100.000.
3) Peta skala kecil, dengan skala kecil dari 1 : 100.000.


2. Kompas
   Kompas adalah alat penunjuk arah. Karena sifat kemagnetannya, jarum
kompas akan selalu menunjuk arah Utara-Selatan. Akan tetapi perlu diingat
bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut adalah arah utara
magnetis bumi. Jadi bukan utara bumi sebenarnya.
Secara fisik kompas terdiri atas:
a. Badan, tempat komponen-komponen kompas lainnya berada.
b. Jarum, selalu menunjuk arah Utara-Selatan pada posisi bagaimanapun
   (dengan syarat, kompas tidak dipengaruhi oleh medan magnet lain dan
   jarum tidak terhambat perputarannya).
c. Skala penunjuk, menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin.
   Kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis
medan magnet bumi. Dalam memakai kompas, perlu dijauhkan dari
pengaruh benda-benda yang mengandung logam, seperti pisau, golok,
karabiner, tiang tenda, jam tangan, dan lainnya. Kehadiran benda-benda
tersebut akan mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya akan
berkurang.
3. Orientasi Peta
       Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan
sebenarnya (menyamakan Utara Peta dan Utara Sebenarnya). Untuk keperluan
orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada di lokasi. Ini bisa
dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung,
bukit, sungai, ataupun tanda-tanda medan lainnya. Atau dengan mengamati
kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambaran kontur
yang ada pada peta. Untuk keperluan praktis, Utara Kompas (Utara Magnetis)
dapat dianggap satu titik dengan Utara Sebenarnya, tanpa memperhitungkan
adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta, yaitu sebagai berikut.
   a. cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang
       mencolok.
   b. Letakkan peta pada bidang datar.
   c. Samakan Utara Peta dan Utara Kompas, dengan demikian letak peta
       akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
   d. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol di sekeliling dan temukan
       tanda-tanda medan tersebut di dalam peta. Lakukan untuk beberapa
       tanda medan.
   e. Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya di medan
       sebenarnya maupun di peta. Ingat hal-hal yang khas dari setiap tanda
       medan.


4. Arah Utara
   Utara Sebenarnya / Utara Geografi (Truth North / Geographical North, US /
   TN) diberi simbol * , arah utara yang ditunjukan garis bujur (meridian) dan
   menuju ke kutub utara bumi atau titik pertemuan garis bujur bumi.
   Utara peta / Utara Grid (Grid North, UP / GN) diberi simbol GN, arah utara
   yang ditunjukan garis koordinat tegak peta ke arah atas
   Utara magnetik (Magnetic North, UM) diberi simbol T (anak panah separuh),
   arah utara yang ditunjukan jarum kompas menuju kutub utara magnetik bumi.


5. Azimuth dan Back Azimuth
       Azimuth atau bearing adalah sudut antara satu titik dan arah utara dari
seorang pengamat. Perlu diingat, pengamat dimanapun berada adalah titik pusat
dari suatu lingkaran imajiner. Azimuth disebut juga sudut kompas. Bila kita
berjalan dari suatu titik ke titik lain dengan sudut kompas tetap (istilah populernya
potong kompas) maka harus diusahakan agar lintasannya berupa satu garis
lurus. Untuk itu digunakan teknik back azimuth (back bearing). Prinsipnya
membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikkan
kompas ke muka dan ke belakang pada jarak tertentu. Langkah-langkahnya
sebagai berikut.
   1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan
       hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung juga
       sudut dari titik akhir ke titik awal, kebalikan arah perjalanan. Sudut yang
       terakhir ini adalah sudut back azimuth.
   2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan
       (pohon besar, pohon tumbang, longsoran tebing, susunan pohon yang
       khas, ujung kampong dan sebagainya).
   3. Bidikkan kompas sesuai dengan arah perjalanan kita (sudut kompas).
       Perhatikan tanda medan lain di ujung lintasan yang akan dilalui pada arah
       itu.
   4. Setelah sampai pada tanda medan itu, bidikkan kompas kembali ke
       belakang (sudut back azimuth) untuk mengecek apakah anda berada
       pada lintasan yang diinginkan. Bergeserlah ke kiri atau ke kanan untuk
       mendapatkan back azimuth yang benar.
   5. Seringkali tidak ada tanda medan yang dapat dijadikan sasaran. Dalam
       hal ini, anda dan seorang rekan akan menjadi tanda tersebut.
       Menentukan back azimuth adalah apabila azimuthnya kurang dari 180O
maka ditambahkan 180O, jika lebih dari 180O maka dikurangi 180O.


6. Reseksi
       Reseksi adalah menentukan posisi kota pada peta. Menentukan posisi
kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali.
Teknik reseksi membutuhkan alam terbuka untuk dapat membidik tanda medan.
Tidak selalu seluruh tanda medan harus dibidik. Jika kita sedang berada di tepi
sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu
mencari satu tanda medan lainnya yang dibidik. Langkah-langkah reseksi, yaitu
sebagai berikut.
1. lakukan orientasi peta
   2. cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal
       dua buah (B dan C).
   3. buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut.
   4. bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita
   5. dengan busur dan penggaris, pindahkan sudut bidikan yang didapat ke
       peta, dan hitung sudut pelurusnya (Back Azimuth).
   6. perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah
       posisi kita dipeta. (A).




7. Interseksi
       Interseksi adalah menentukan posisi suatu objek pada peta. Menentukan
posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda
medan yang dikenali di lapangan. Interseksi digunakan untuk mengetahui atau
memastikan posisi suatu benda yang terlihat di lapangan, tetapi sukar untuk
dicapai. Pada interseksi kita harus sudah yakin pada posisi kita di peta.langkah-
langkah melakukan interseksi, yaitu sebagai berikut.
   1. lakukan orientasi dan pastikan posisi kita (A).
   2. bidik objek yang kita amati (c)
   3. pindahkan sudut yang didapat ke peta
   4. bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta (B). lakukan
       langkah b dan c.
   5. perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah
       posisi objek yang dimaksud (C).
8. Interpretasi dan Analisa Peta Topografi
        Sebelum melakukan perjalanan untuk memahami kondisi medan
sebenarnya berdasarkan informasi pada peta sehingga dapat digunakan sebagai
asumsi awal dalam penyusunan rencana perjalanan.
Interpretasi dan analisa peta ini dapat dilakukan dari :
a. Informasi Dasar Peta
        Seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta, lokasi daerah dan
titik ekstrim seperti perkampungan (nama daerah, nama jalan, nama sungai,
nama gunung dan bentukan alam lain), perpotongan sungai, jalan, ketinggian
suatu titik, kerapatan kontur berdasarkan pemahaman tentang sifat kontur yang
dapat digunakan untuk memperkirakan jarak dan waktu tempuh, karakter medan
/ kemiringan (terjal / landai), vegetasi, dll.
b. Tanda Medan
        Melakukan analisa bentuk kontur yang tergambar pada peta untuk
mendapatkan gambaran medan sebenarnya. Mengenali tanda medan ini dapat
dilakukan berdasarkan sifat garis kontur yaitu :
    1) Perbedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada
        skala yang dinyatakan dalam satuan meter (biasanya tertera pada setiap
        peta topografi).
    2) Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali
        untuk kawah.
    3) Antar kontur tidak akan saling berpotongan, kecuali berhimpit pada
        lembah yang sangat curam dimana terdapat air terjun
4) Kontur yang bebentuk seperti huruf V dari pusat kontur merupakan
        punggungan dan yang berbentuk seperti huruf V terbalik dari pusat kontur
        adalah lembahan.
    5) Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari
        perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut.
    6) Makin rapat kontur, menunjukkan daerah yang makin terjal/curam.
    7) Saddle adalah daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
    8) Pass adalah celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
    9) Bentukan sungai dapat terlihat dipeta sebagai garis yang memotong
        rangkaian tingkat kontur, biasanya terdapat pada lembahan dan namanya
        tertera mengikuti alur sungai.




        Dalam kondisi sebenarnya, sering kali teknik cross bearing tidak selalu
dapat dilakukan seperti karena faktor cuaca atau tidak terlihatnya titik ekstrim
yang dapat dijadikan acuan. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam kondisi
seperti ini adalah dengan melakukan analisa dan interpretasi peta untuk
kemudian dapat dibandingkan hasilnya dengan medan sekitar, serta merunutnya
dari titik awal perjalanan.
        Oleh karena itu, biasakan untuk mempelajari, menandai dan melakukan
sebanyak mungkin analisa medan selama perjalanan serta melakukan cross
check perkiraan awal tadi dengan fakta yang didapatkan di lapangan. Semakin
banyak kita mengetahui tanda – tanda medan yang dilalui, semakin memahami
pula kita tentang sifat dan tingkat kesulitan medan tersebut yang akan sangat
berguna selama melakukan perjalanan dan dalam situasi darurat.
        Namun, navigasi darat adalah ilmu praktis, yang hanya dapat terasah jika
dipraktekkan langsung pada kondisi sebenarnya. Pemahaman mengenai teori
dan konsep hanyalah membantu untuk memahami ilmu navigasi, bukan
menjamin kemampuan navigasi darat seseorang.Langkah-langkahnya:
   1. tentukan beberapa titik yang menyebar
   2. arahkan dengan menggunakan kompas
   3. dipeta buat dengan busur derajat
   4. titik perpotongannya merupakan titik yang dituju
        Alat yang digunakan untuk reseksi dan interseksi, yaitu kompas, busur
derajat, penggaris, pensil, dan penghapus. Dalam menentukan reseksi dan
interseksi, harus membuat patokan arah utara.


Daftar Pustaka


Adiyuwono, N.S. 1995. Teknik Membaca Peta dan Kompas. Angkasa. Bandung
Azha,     Aksan.    2006.    Dasar     Navigasi   Darat.   http://www.daksina.org.
-GEGAMA. 2004. ”Materi Dasar Kepecintaalaman”. Yogyakarta : mahasiswa
Pecinta       Alam          Fakultas       Geografi        (Tidak      diterbitkan)
___________. - . ”Diktat Kursus Navigasi Darat ’”. Bandung : Yayasan Kapinis
Indonesia (Tidak Diterbitkan).
Wanadri. 2008. Diktat Pendidkan Dasar Wanadri. Badan Diklat Wanadri.(Tidak
     diterbitkan)

More Related Content

PPTX
Teknik navigasi darat
PPT
Navigasi darat
DOCX
Laporan Pembuatan Peta Tematik
DOCX
Laporan Interpretasi Ruang Peta Tematik
DOCX
Laporan pengenalan alat
PDF
Laporan Praktikum GIS Digitasi
PDF
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
PDF
Laporan peta geologi
Teknik navigasi darat
Navigasi darat
Laporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Interpretasi Ruang Peta Tematik
Laporan pengenalan alat
Laporan Praktikum GIS Digitasi
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan peta geologi

What's hot (20)

PPTX
NAVDAR
PDF
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
PPT
Kerangka Kontrol Horisontal
PDF
Bab 9: Pemetaan 3 Dimensi
DOCX
Laporan Geologi Fisik
DOCX
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
DOCX
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
DOCX
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
DOCX
Laporan kemiringan lereng
DOCX
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
PPTX
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
PDF
Sistem Proyeksi Peta
PDF
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
PDF
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
PDF
Bab iii hitungan polygon
DOC
Modul penggunaan kompas geologi agp bandung 2
PPT
Prinsip dasar pemetaan
PPTX
bentuklahan karst
DOCX
SIMBOLISASI PETA
PDF
Bab 10 : Alat-Alat Pemetaan
NAVDAR
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Kerangka Kontrol Horisontal
Bab 9: Pemetaan 3 Dimensi
Laporan Geologi Fisik
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan kemiringan lereng
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Sistem Proyeksi Peta
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
Bab iii hitungan polygon
Modul penggunaan kompas geologi agp bandung 2
Prinsip dasar pemetaan
bentuklahan karst
SIMBOLISASI PETA
Bab 10 : Alat-Alat Pemetaan
Ad

Viewers also liked (20)

PPTX
Navigasi darat, dilengkapi animasi kompas orienteering
PDF
Pengenalan Dasar Navigasi Darat
PDF
Diktat Materi SMAGAPALA
PPTX
teknik dasar navigasi darat
PPS
Pengetahuan Dasar SAR
PPT
Mountaineering
PPTX
TEKNIK PENCARIAN DARAT
PPTX
materi divisi lingkungan hidup
PPTX
okmizerlan navigasi
PPS
Membaca posisi
PPTX
Navigasi Darat TBMM Humerus FK UII
PDF
Panduan ppgd
PPTX
First Aid Training
PPTX
Powerpoint mapala cikara bhuana 1 a
DOCX
Hipervinculo
DOC
Laporan vertical photograpy
PPTX
SAR Powerpoint Presentation
PPTX
Ekologi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
DOCX
Penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), Tujuan P...
PPT
Introduction to basic caving
Navigasi darat, dilengkapi animasi kompas orienteering
Pengenalan Dasar Navigasi Darat
Diktat Materi SMAGAPALA
teknik dasar navigasi darat
Pengetahuan Dasar SAR
Mountaineering
TEKNIK PENCARIAN DARAT
materi divisi lingkungan hidup
okmizerlan navigasi
Membaca posisi
Navigasi Darat TBMM Humerus FK UII
Panduan ppgd
First Aid Training
Powerpoint mapala cikara bhuana 1 a
Hipervinculo
Laporan vertical photograpy
SAR Powerpoint Presentation
Ekologi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
Penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), Tujuan P...
Introduction to basic caving
Ad

Similar to Panduan navigasi darat (20)

PDF
navigasidarat-111121214053-phpapp01.pdf
PPT
Bab_i_kelas_xii_ materi tentang peta.ppt
PPTX
MATERI NAVDAR pada pertolongan gunung hutan
PPTX
okmizerlan navigasi
PPT
PPT
Bab_i_kelas_xii_peta.ppt
PPT
navigasi-darat2gshsyyegrhehushehsyhu.ppt
PPTX
RENCANA-MENGAJAR-ILMU-MEDAN.pptx
DOC
Navigasi darat mipl
PDF
Complete
DOCX
Navigasi darat
DOC
Navigasi
PPTX
Honor Orienteering (Kepahaman Penjelajahan).pptx
PPTX
Dasar Dasar Pemetaan KELAS SEPULUH SMAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
PDF
Handout kartografi
PPT
MEMBACA_PETA_DAN_NAVIGASI_DARAT_1 BASARNAS.ppt
PDF
Handout kartografi
PPT
DASAR PETA DAN PEMETAAN INFORMASI GEOSPAIAL
PPTX
Kartografi sebagai ilmu dan seni dalam pemetaan
PPTX
kompenen komponen peta serta pengertian nya.pptx
navigasidarat-111121214053-phpapp01.pdf
Bab_i_kelas_xii_ materi tentang peta.ppt
MATERI NAVDAR pada pertolongan gunung hutan
okmizerlan navigasi
Bab_i_kelas_xii_peta.ppt
navigasi-darat2gshsyyegrhehushehsyhu.ppt
RENCANA-MENGAJAR-ILMU-MEDAN.pptx
Navigasi darat mipl
Complete
Navigasi darat
Navigasi
Honor Orienteering (Kepahaman Penjelajahan).pptx
Dasar Dasar Pemetaan KELAS SEPULUH SMAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Handout kartografi
MEMBACA_PETA_DAN_NAVIGASI_DARAT_1 BASARNAS.ppt
Handout kartografi
DASAR PETA DAN PEMETAAN INFORMASI GEOSPAIAL
Kartografi sebagai ilmu dan seni dalam pemetaan
kompenen komponen peta serta pengertian nya.pptx

Panduan navigasi darat

  • 1. PANDUAN PRAKTIKUM NAVIGASI DARAT Disampaikan Pada Acara Kunjungan Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) I Bandung Ke Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia Pada Hari Sabtu Tanggal 5 Juli 2009 Disusun Oleh : Lili Somantri, S.Pd.M.Si NIP : 132314541 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009
  • 2. Navigasi darat adalah bagian dari ilmu untuk menentukan posisi suatu objek dan arah perjalanan, baik pada medan sebenarnya maupun pada peta. Kemampuan membaca dan memahami peta, menggunakan alat navigasi untuk menentukan posisi serta menganalisa dan memberikan asumsi awal terhadap medan yang dilalui merupakan salah satu dari keahlian dasar yang perlu dimiliki oleh setiap penggiat alam bebas. Hal tersebut merupakan bekal awal dalam merencanakan dan melakukan kegiatan di alam terbuka maupun dalam usaha pencarian atau penyelamatan korban kecelakaan / tersesat. Berikut beberapa pemahaman dasar yang dapat digunakan untuk mempelajari dan berlatih lebih lanjut mengenai ilmu medan, peta dan kompas (IMPK). 1. Peta Peta adalah gambaran unsur – unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas atau bawah permukaan bumi dan digambarkan pada bidang datar dengan proyeksi tertentu dalam ukuran yang diperkecil yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara visual maupun matematis. Jenis Peta berdasarkan penggunaan, dapat dibedakan sebagai berikut. 1) Peta Dasar : Dibuat untuk membuat peta turunan, perencanaan maupun pengembangan wilayah. Umumnya menggunakan peta topografi. 2) Peta Tematik : Menyajikan isi dan untuk kepentingan tertentu dengan menggunakan peta dasar untuk meletakan info tematiknya. Jenis Peta Berdasarkan Isi, dapat dibedakan sebagai berikut. 1) Peta Topografi (Topographic Map), menampilkan Menampilkan sebagian unsur buatan manusia dan unsur alam dengan proyeksi tertentu. 2) Peta Hidrografi, menampilkan informasi kedalaman dan keadaan dasar laut serta info lainnya untuk kepentingan pelayaran. 3) Peta Geologi, menampilkan informasi keadaan geologis. 4) Peta Geografi, menampilkan informasi ikhtisar peta dengan skala kecil dari 1 : 100.000. 5) Peta Kadaster, menampilkan informasi kepemilikan tanah dan batasnya. 6) Peta irigasi, menampilkan informasi jaringan irigasi. 7) Peta Jalan, menampilkaninformasi jaringan jalan.
  • 3. 8) Peta Kota, menampilkan informasi jaringan transportasi, drainase, sarana kota, dll Jenis peta berdasarkan skala dapat dibedakan sebagai berikut. 1) Peta skala besar, dengan skala lebih besar dari 1 : 10.000. 2) Peta skala sedang, dengan skala kecil dari 1 : 10.000, besar dari 1 : 100.000. 3) Peta skala kecil, dengan skala kecil dari 1 : 100.000. 2. Kompas Kompas adalah alat penunjuk arah. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan selalu menunjuk arah Utara-Selatan. Akan tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut adalah arah utara magnetis bumi. Jadi bukan utara bumi sebenarnya. Secara fisik kompas terdiri atas: a. Badan, tempat komponen-komponen kompas lainnya berada. b. Jarum, selalu menunjuk arah Utara-Selatan pada posisi bagaimanapun (dengan syarat, kompas tidak dipengaruhi oleh medan magnet lain dan jarum tidak terhambat perputarannya). c. Skala penunjuk, menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin. Kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnet bumi. Dalam memakai kompas, perlu dijauhkan dari pengaruh benda-benda yang mengandung logam, seperti pisau, golok, karabiner, tiang tenda, jam tangan, dan lainnya. Kehadiran benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya akan berkurang.
  • 4. 3. Orientasi Peta Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (menyamakan Utara Peta dan Utara Sebenarnya). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada di lokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bukit, sungai, ataupun tanda-tanda medan lainnya. Atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambaran kontur yang ada pada peta. Untuk keperluan praktis, Utara Kompas (Utara Magnetis) dapat dianggap satu titik dengan Utara Sebenarnya, tanpa memperhitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta, yaitu sebagai berikut. a. cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang mencolok. b. Letakkan peta pada bidang datar. c. Samakan Utara Peta dan Utara Kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi. d. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol di sekeliling dan temukan tanda-tanda medan tersebut di dalam peta. Lakukan untuk beberapa tanda medan. e. Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya di medan sebenarnya maupun di peta. Ingat hal-hal yang khas dari setiap tanda medan. 4. Arah Utara Utara Sebenarnya / Utara Geografi (Truth North / Geographical North, US / TN) diberi simbol * , arah utara yang ditunjukan garis bujur (meridian) dan menuju ke kutub utara bumi atau titik pertemuan garis bujur bumi. Utara peta / Utara Grid (Grid North, UP / GN) diberi simbol GN, arah utara yang ditunjukan garis koordinat tegak peta ke arah atas Utara magnetik (Magnetic North, UM) diberi simbol T (anak panah separuh), arah utara yang ditunjukan jarum kompas menuju kutub utara magnetik bumi. 5. Azimuth dan Back Azimuth Azimuth atau bearing adalah sudut antara satu titik dan arah utara dari seorang pengamat. Perlu diingat, pengamat dimanapun berada adalah titik pusat
  • 5. dari suatu lingkaran imajiner. Azimuth disebut juga sudut kompas. Bila kita berjalan dari suatu titik ke titik lain dengan sudut kompas tetap (istilah populernya potong kompas) maka harus diusahakan agar lintasannya berupa satu garis lurus. Untuk itu digunakan teknik back azimuth (back bearing). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikkan kompas ke muka dan ke belakang pada jarak tertentu. Langkah-langkahnya sebagai berikut. 1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung juga sudut dari titik akhir ke titik awal, kebalikan arah perjalanan. Sudut yang terakhir ini adalah sudut back azimuth. 2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan (pohon besar, pohon tumbang, longsoran tebing, susunan pohon yang khas, ujung kampong dan sebagainya). 3. Bidikkan kompas sesuai dengan arah perjalanan kita (sudut kompas). Perhatikan tanda medan lain di ujung lintasan yang akan dilalui pada arah itu. 4. Setelah sampai pada tanda medan itu, bidikkan kompas kembali ke belakang (sudut back azimuth) untuk mengecek apakah anda berada pada lintasan yang diinginkan. Bergeserlah ke kiri atau ke kanan untuk mendapatkan back azimuth yang benar. 5. Seringkali tidak ada tanda medan yang dapat dijadikan sasaran. Dalam hal ini, anda dan seorang rekan akan menjadi tanda tersebut. Menentukan back azimuth adalah apabila azimuthnya kurang dari 180O maka ditambahkan 180O, jika lebih dari 180O maka dikurangi 180O. 6. Reseksi Reseksi adalah menentukan posisi kota pada peta. Menentukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik reseksi membutuhkan alam terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu seluruh tanda medan harus dibidik. Jika kita sedang berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu mencari satu tanda medan lainnya yang dibidik. Langkah-langkah reseksi, yaitu sebagai berikut.
  • 6. 1. lakukan orientasi peta 2. cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal dua buah (B dan C). 3. buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut. 4. bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita 5. dengan busur dan penggaris, pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut pelurusnya (Back Azimuth). 6. perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta. (A). 7. Interseksi Interseksi adalah menentukan posisi suatu objek pada peta. Menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Interseksi digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat di lapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada interseksi kita harus sudah yakin pada posisi kita di peta.langkah- langkah melakukan interseksi, yaitu sebagai berikut. 1. lakukan orientasi dan pastikan posisi kita (A). 2. bidik objek yang kita amati (c) 3. pindahkan sudut yang didapat ke peta 4. bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta (B). lakukan langkah b dan c. 5. perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi objek yang dimaksud (C).
  • 7. 8. Interpretasi dan Analisa Peta Topografi Sebelum melakukan perjalanan untuk memahami kondisi medan sebenarnya berdasarkan informasi pada peta sehingga dapat digunakan sebagai asumsi awal dalam penyusunan rencana perjalanan. Interpretasi dan analisa peta ini dapat dilakukan dari : a. Informasi Dasar Peta Seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta, lokasi daerah dan titik ekstrim seperti perkampungan (nama daerah, nama jalan, nama sungai, nama gunung dan bentukan alam lain), perpotongan sungai, jalan, ketinggian suatu titik, kerapatan kontur berdasarkan pemahaman tentang sifat kontur yang dapat digunakan untuk memperkirakan jarak dan waktu tempuh, karakter medan / kemiringan (terjal / landai), vegetasi, dll. b. Tanda Medan Melakukan analisa bentuk kontur yang tergambar pada peta untuk mendapatkan gambaran medan sebenarnya. Mengenali tanda medan ini dapat dilakukan berdasarkan sifat garis kontur yaitu : 1) Perbedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan dalam satuan meter (biasanya tertera pada setiap peta topografi). 2) Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali untuk kawah. 3) Antar kontur tidak akan saling berpotongan, kecuali berhimpit pada lembah yang sangat curam dimana terdapat air terjun
  • 8. 4) Kontur yang bebentuk seperti huruf V dari pusat kontur merupakan punggungan dan yang berbentuk seperti huruf V terbalik dari pusat kontur adalah lembahan. 5) Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut. 6) Makin rapat kontur, menunjukkan daerah yang makin terjal/curam. 7) Saddle adalah daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian 8) Pass adalah celah memanjang yang membelah suatu ketinggian 9) Bentukan sungai dapat terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian tingkat kontur, biasanya terdapat pada lembahan dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam kondisi sebenarnya, sering kali teknik cross bearing tidak selalu dapat dilakukan seperti karena faktor cuaca atau tidak terlihatnya titik ekstrim yang dapat dijadikan acuan. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam kondisi seperti ini adalah dengan melakukan analisa dan interpretasi peta untuk kemudian dapat dibandingkan hasilnya dengan medan sekitar, serta merunutnya dari titik awal perjalanan. Oleh karena itu, biasakan untuk mempelajari, menandai dan melakukan sebanyak mungkin analisa medan selama perjalanan serta melakukan cross check perkiraan awal tadi dengan fakta yang didapatkan di lapangan. Semakin
  • 9. banyak kita mengetahui tanda – tanda medan yang dilalui, semakin memahami pula kita tentang sifat dan tingkat kesulitan medan tersebut yang akan sangat berguna selama melakukan perjalanan dan dalam situasi darurat. Namun, navigasi darat adalah ilmu praktis, yang hanya dapat terasah jika dipraktekkan langsung pada kondisi sebenarnya. Pemahaman mengenai teori dan konsep hanyalah membantu untuk memahami ilmu navigasi, bukan menjamin kemampuan navigasi darat seseorang.Langkah-langkahnya: 1. tentukan beberapa titik yang menyebar 2. arahkan dengan menggunakan kompas 3. dipeta buat dengan busur derajat 4. titik perpotongannya merupakan titik yang dituju Alat yang digunakan untuk reseksi dan interseksi, yaitu kompas, busur derajat, penggaris, pensil, dan penghapus. Dalam menentukan reseksi dan interseksi, harus membuat patokan arah utara. Daftar Pustaka Adiyuwono, N.S. 1995. Teknik Membaca Peta dan Kompas. Angkasa. Bandung Azha, Aksan. 2006. Dasar Navigasi Darat. http://www.daksina.org. -GEGAMA. 2004. ”Materi Dasar Kepecintaalaman”. Yogyakarta : mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Geografi (Tidak diterbitkan) ___________. - . ”Diktat Kursus Navigasi Darat ’”. Bandung : Yayasan Kapinis Indonesia (Tidak Diterbitkan). Wanadri. 2008. Diktat Pendidkan Dasar Wanadri. Badan Diklat Wanadri.(Tidak diterbitkan)