KEGIATAN DAN PENYEBABAN 
MANUSIA BERKOMUNIKASI 
Presented by : 
SITI BAHIYAH ( 46113120012)
PERMASALAHAN 
 Manusia berkorelasi dengan yang lain. 
 Bermacam-macam kegiatan manusia ( memahami yang lain, bicara dengan 
dia, bercinta kasih, belajar, mendidik anak, bekerja, dll ). 
 Perlu diselidiki menurut dasarnya, menurut struktur manusiawi yang induk. 
 Pertanyaan mendasar : 
- Apakah kegiatan ini merupakan hubungan yang efektif yang menyampaikan 
sesuatu pada yang lain ? 
- Atau hanya korelasi yang terdiri dari perbandingan dan pembagian peranan 
saja ? 
- Atau hanya merupakan dialog ( kelakuan ) yang pura-pura berkontak saja ? 
- Apa sebenarnya arti struktural " saling mengadakan " ?
•" Perhatian utama para filsuf 
adalah : apakah memang ada 
kontak hidup ; apakah sungguh 
diakui adanya komunikasi "
BEBERAPA PENDAPAT 
Tradisi Platonis-Aristotelis-Tomistis 
Manusia itu aktif, baik secara imanen maupun 
transenden. 
 Kegiatan berupa komunikasi dan partisipasi timbal balik. 
 Hakikat komunikasi dikembalikan kepada suatu relasi yang 
akhirnya statis. 
 Dipandang menurut pola sebab akibat organis 
 Komunikasi maupun penerimaan pengaruh disebabkan adanya 
potansi-potensi di dalam subjek dan objeknya. 
• potensi pasif, yang langsung dihubungkan dengan materialistis dan dengan 
perkembangan. 
• potensi aktif atau operasional, terutama fikiran dan kemauan
cont ... 
Dualisme 
Tidak ada kontak langsung dengan yang 
lain yang bersifat operasional. 
 Descartes 
Pengaruh satu-satunya antara badan-badan adalah 
komunikasi gerakan ekstrinsik. 
Badan serba pasif di dalam komunikasi maupun 
penerimaan. 
Kesadaran manusia tidak langsung dipengaruhi, tertutup 
di dalam dirinya sendiri, tersembunyi di dalam atau 
belakang tubuhnya.
cont ... 
Malebranche 
Menusia tidak memiliki kegiatan apapun, hanya 
dihinggapi sejumlah ekstrinsik, namun itu tidak 
dapat diberi-alih sama sekali. Hanya Tuhan yang 
berkegiatan " Occasionalisme " 
Leibniz 
Manusia terdiri dari sejumlah " monas-monas " 
Masing-masing monas merupakan titik sentrum 
daya ( bagi yang materiil ) atau kesadaran (bagi 
yang spiritual ) 
Tidak ada komunikasi, saling tertutup dan mutlak 
Semua pengaruh atau komunikasi hanya semu 
belaka. 
Kegiatan yang serba imanen disinkronisir
cont ... 
Materialisme 
 Materialisme klasik, tidak menerima kontak sama 
sekali diantara atom-atom yang bersama-sama 
mewujudkan subtansi-subtansi hanya hubungan 
ekstrinsik belaka, dan pergeseran tempat. 
 Materialisme modern, semua kegiatan manusia 
merupakan fungsi-fungsi fisik-kismis dan biologis 
dan itu sama dengan 'organis' yang bekerja tanpa 
ketertujuan , hanya mengikuti strukturnya saja. 
komunikasi dinilai sebagai pengaruh entah sepihak 
atau timbal balik, tapi tidak menjamin kesendirian 
yang lain
cont ... 
Spiritualisme ( subjektivisme ) 
 Menurut Kant, manusia saling 
mempengaruhi diliputi rahasia yang tak 
dapat diatasi 
 Hasil dari hubungan timbal balik tidak dapat diketahui , sebab 
semua kesan dinilai menurut kategori-kategori di dalam manusia 
sendiri tanpa diketahui kesesuaian atau tidaknya. 
 Idealisme berpendapat : semua kegiatan manusia sebenarnya 
imanen saja, yaitu instrinsik di dalam satu subtansi mutlak, 
dengan mungkin ada dialektik di antara unsur-unsur yang masih 
terbedakan di dalam subtansi itu. 
Komunikasi kepada diri sendiri saja, tanpa penyerahan kepada 
yang lain apapun.
cont ... 
Para Eksistensialisme 
Menekankan aspek praktis. 
Manusia bertindak, melaksanakan sesuatu. 
Manusia memberikan arti kepada manusia 
lain dan dunia. 
Manusia melakukan pergaulan terhadap yang 
lain. 
Manusia membawa diri dan terus menerus 
berkomunikasi dengan yang lain. 
Untuk masa depannya manusia mempunyai 
proyek mengenai diri sendiri dan untuk yang 
lain
OTONOMI DAN KORELASI 
KEGIATAN IMANEN DAN TRANSENDEN 
Imanensi 
Pengakuan manusia akan diri sendiri disebut "milik- diri" 
yang mewujudkan subtansi manusia bukan saja bersifat 
statis dan tawar, rengsa dan lembam tapi justru 
mengadakan manusia. 
'Sekarang'-nya manusia mengkonsentrasikan dan 
mengintegrasikan diri secara aktif. 
Manusia melaksananakn diri, memahami penghayatannya 
dan mengamini pengakuannya, memeluk, menghargai 
dan menikmati diri atau ' memanusia ' 
Manusia membuat dirinya sendiri, dan seluruh 
kegiatannya dengan hasilnya membangun keunikannya 
sendiri.
cont ... 
Transendensi 
transenden yang berarti mengatasi, melewati, 
menyebrang atau beralih. 
Kegiatan manusia walaupun seratus persen 
bersifat imanen, bukan melulu imanen. 
Hanya mengakui diri di dalam korelasi dengan 
yang lain 
Mengartikan dan mengadakan diri sejauh ia 
berfungsi terhadap yang lain, dan sejauh yang lain 
diartikan dan diadakannya pula. 
Kegiatan manusia selalu bersifat Transendensi 
menunjukan kegiatan terhadap yang lain 
daripadaku, membuat yang lain menjadi yang lain, 
mempengaruhi yang lain, memberikan arti, harga 
dan hidup kepada yang lain.
cont ... 
Sejajar 
Imanensi dan transendensi dalam kegiatan 
manusia bukan saling bertentangan. 
Selain menghasilkan diri sendiri manusia sekaligus 
mengadakan yang lain, keduanya saling 
mengandaikan dan saling mensyaratkan di dalam 
kegiatan apapun. 
Kegiatan imanen dan transenden saling memuat 
dan sama rata. 
Sejauh aku menyebabkan yang lain, begitu jauh 
juga aku mengadakan diri sendiri dan sebaliknya.
KOMUNIKASI 
Terisi manusia sendiri 
Komunikasi artinya 'memberikan sebagian' atau 
'ikut ambil bagian' 
Pengakuan akan diri dan yang lain merupakan dua 
aspek yang saling memuat dan melengkapi 
dengan sejajar 
Yang aku berikan kepada yang lain tidak berbeda 
dari yang aku berikan kepada diriku sendiri, yaitu 
seluruh diriku. 
Manusia mengkomunikasikan dirinyakepada 
yang lain seakan-akan menghadiahkan diri kepada 
yang lain itu
cont ... 
Tanpa Kehilangan Kesendirian 
Memberikan diriku kepada yang lain bukan berarti yang lain 
kehilangan dirinya sendiri, melainkan justru menjadi yang 
lain dan aku justru menjadi aku juga. 
Yang lain bukan aku kuasai atau aku ubah sesuai dengan 
pengakuan sendiri. 
Yang lain tidak aku hisap sehingga menjadi satu subtansi 
denganku, juga tidak membentuk subtansi baru 
Sebaliknya aku sendiri juga tidak tenggelam dan hilang di 
dalam yang lain. 
Yang lain mengolah komunikasi itu sesuai dengan 
keunikannya sendiri, sehingga komunikasiku di dalam yang 
lain itu seluruhnya merupakan milik dan kesendirian yang 
lain pula. 
Pengakuan akan diri sendiri terjadi pada dan di dalam yang 
lain. Kesendirian yang lain itu sekaligus merupakan 
kekayaanku.
ROHANI DAN JASMANI : DIMENSIONALITAS 
KEGIATAN 
Refleksi dan Eksterioritas 
Imanensi manusia merupakan "refleksi komplit" atau 
"lengkap" terhadap diri sendiri. seakan-akan masuk 
pada diri sendiri, ke dalam batas-batas sendiri dan 
hadir pada dirinya sendiri. 
Manusia juga keluar kepada yang lain, masuk dan 
hadir padanya dalam komunikasi. 
Bersama denga interiority lengkap kegiatan manusia 
memiliki eksteriority lengkap pula. 
Komunikasi bersifat spiritual-materiil dan dimensional.
cont ... 
Meresapi Duniaku 
Aku mengkomunikasikan diriku bukan hanya kepada partner 
saja, tapi sekaligus kepada semua yanglain, dan itu meliputi 
segala orang dan seluruh alam infrahuman. 
Seluruh duniaku be'response' kepadaku di dalam 
penghayatannya, dalam cara rekasi itu kelihatan pengaruh dan 
komunikasiku. 
Aku sungguh-sungguh mengkomunikasikan diriku kepada yang 
lain sehingga keluar batas subtansiku dan meresapi seluruh 
dunia, dengan menyentuhnya sampai pada intinya. 
Komunikasi membawa pengaruh yang memiliki ciri spacial 
( ruang ) sebab bersifat spirituial-materiil. 
Pengaruhnya seakan diberi alih dari yang satu kepada yang 
lain.. 
Subjek tidak hanya menelorkan pengaruhnya secara liar, lalu 
menunggu saja diterima atau tidaknya, ia mengarahkan diri 
kepada semua yang lain dengan langsung dan konkrit. 
Subjek memberikan strukturasi kepada keseluruhan yang lain, 
dan membuatnya menjadi dunianya sendiri. Dan partnernya 
diakuinya sebagai bagian dalam dunianya itu.
cont ... 
Aku Pada Partner 
Komunikasi itu aku sendiri. 
Aku keluar dari batas-batasku dan menerobos yang lain. 
Aku masuk pada yang lain, dan itu bukan suatu 'aku 
duplikat', atau aku 'intensional saja'. 
Aku berinfiltrasi ke dalam yang lain, ke dalam partnerku dan 
dunianya. 
Ia tidak dapat mengosongkan dunianya lagi dari aku. 
Saya mengecap seluruh dunianya karena kehadiran dan 
pengakuanku. 
Adaku sendiri menyentuh partner bukan hanya wakilku, atau 
pengantar atau tandaku. Akun tidak tinggal 'disini saja', aku 
benar-benar 'di sana'. 
Aku sendiri, meskipun berdistingsi dari yang lain secara 
spasial, juga bersatu dengan yang lain secara spasial. 
Imanensi dan transendensi tetap sejajar dan saling memuat.
cont ... 
Partner pada kau 
Partner tidak menunggui komunikasiku saja, tetapi 
juga tertarik olehnya, mencarinya, menjemputnya, 
dan mengulurkan tangannya. 
Ia datang padaku, tidak tinggal pada batas badan 
biologis, tapi menerobos sampai pada intiku untuk 
dipengaruhi. 
Dengan menerima komunikasi di dalam diri 
sendiri, ia bukan menelan dan mencerna saja, 
melainkan menjamin adaku dan menghormatinya. 
Ia hadir padaku, bukan hanya duplikatnya, 
gambarannya, wakilnya, pengaruhnya, melainkan 
dia sendiri 
Partner bukan hanya 'disana' melainkan sungguh-sungguh 
'di sini'
cont ... 
Satu Kegiatan Spasial 
Imanensi dan transendensi komunikasiku juga 
mengandalkan imanensi dan transendensi 
penerimaan pihak lain, bersatu dalam satu 
kegiatan yang berdimensi spasial. 
Subjek dan partner saling memuat, memeluk dan 
meneliti. 
Imanensi dan transendensi juga saling memuat 
dan melengkapi secara dimensional ( spriritual 
materiil )
KESIMPULAN 
 Setiap relasi manusia adalah merupakan kegiatan. 
 Kegiatan manusia bersifat imanen dan transenden. 
 Manusia mengadakan dirinya bersama dengan 
mengadakan yang lain. 
 Ekspresi diri juga bersifat komunikatif. 
 Menghapus atau melalaikan dimensi transenden maka 
perkembangan diri menjadi steril dan membekukan 
orang itu. 
 Penyebaban bersifat manusiawi ditemukan sebagai 
komunikasi kepada yang lain, jadi semua relasi 
hakikatnya merupakan komunikasi real. 
 Pada hakikatnya manusia mengkomunikasikan dirinya 
sendiri pada yang lain. 
 Setiap kegiatan manusia terhadap yang lain bersifat 
konkret dan khusus.
AKTIF DAN PASIF 
KEGIATAN TIMBAL BALIK 
 Subjek Aktif - Partner Pasif 
Komunikasi subjek seluruhnya bersifat aktif, subjek sendiri hadir pada partner. 
Kemudian, komunikasi subjek diterima oleh partner ( ditentukan secara pasif oleh subjek ), terjadi 
perubahan di dalamnya. Perkembangan atau tambahan di dalam partner itu sekaligus 
komunikasi subjek dan perubahan partner. 
Komunikasi real terjadi hanya sejauh pengaruh subjek diterima oleh partner. 
 Partner Aktif - Subjek Pasif 
Penerimaan komunikasi subjek oleh partner bukan hanya 'pasif' saja tetapi menerima dengan 
aktif ( ia mengolahnya dan memperkembangkan diri di dalam komunikasi dan pengaruih subjek ). 
Partner berkomunikasi kepada subjek , dan subjek tertimpa oleh pengaruh itu , subjek menerima 
pengaruh partner ini dengan pasif, diubah olehnya dan mendapatkan penentuan baru. 
Komunikasi menjadi real hanya sejauh komunikasi partner di terima oleh subjek 
 Kesimpulan analisis : antar komunikasi 
Keempat langkah tersebut merupakan unsur-unsur struktural yang termuat dalam satu lingkaran 
atau "circuit". 
Partner baru berkomunikasi sambil menerima komunikasi subjek, subjek baru 
mengkomunikasikan diri sambil menerima pengaruh partner. Subjek membuat partner 
berkegiatan, partner membuat subjek berkomunkasi. 
Tidak ada unsur yang mendahului yang lain. Semua terjadi sekaligus. Semua kegiatan saling 
timbal-balik, saling memuat dan mengukur.
KEAKTIFAN DAN KEPASIFAN 
Keaktifan mengandaikan kepasifan 
Komunikasi subjek hanya mungkin kalau kegiatan itu 
korelatif atau timbal balik, dan bersama dengan 
penerimaan dari yang lain. Dalam subjek maupun dalam 
partner aspek aktif dan pasif keduanya ditemukan 
bersama-sama. 
Sejajar 
Aspek aktif dan pasif dalam komunikasi itu sejajar, 
manusia hanya aktif sejauh ia pasif ( menerima ), dan ia 
hanya pasif sejauh ia aktif ( menawar ) pula. 
Kesejajaran keaktifan dan kepasifan, imanensi dan 
transendensi berlaku pada komunikasi dengan satu 
partner, namun mungkin bukan semua aspek atau 
unsurdi dalam subtansi subjek dengan lengkap dapat di 
eksplisitkan di dalam komunikasi itu.
OBJEK DAN POTENSI 
Objek Kegiatan 
o Objek materiil bagi kegiatanku yang aktif dan 
pasif ialah aku sendiri bersama-sama dengan 
semua yang lain. 
o Objek induk atau objek formal adalah 
manusia sekedar manusia ; memanusiakan 
diri sendiri dan yang lain dengan 
mengkomunikasikan diri dan menerima 
komunikasi dari yang lain ; membawa diri dan 
yang lain dan dibawa pula kepada 
penghayatan hakikat manusia menurut 
semua unsur struktural, dengan makin 
mendalam dan meluas.
 Kegiatan dan Objek itu sejajar 
o Objek adalah isi atau sasaran kegiatan sendiri atau hasil dari 
komunikasi diri dan partisipasi pada yang lain. 
o Komunikasi-partisipasi manusia dan objeknya sesuai satu sama 
lain. 
o Kegiatannya adalah memanusiakan diri dan yang lain dan 
dimanusiakan. 
o Objeknya adalah pemanusiaan diri sendiri dan yang lain. 
o Kegiatan manusia dan objek saling menentukan dan memuat, 
apabila komunikasi-partisipasi berhasil dan terjadi kesatuan 
antara subjek yang berkegiatan dengan objeknya. 
o Bagi setiap kegiatan konkret berlaku kesejajaran antara kegiatan 
sendiri dan objeknya. 
o contoh kegiatan konkret : " ibu mencium anaknya "
Potensi Kegiatan Manusia 
o Kemampuan manusia sama luasnya dengan 
aktualitas kesadaran yang telah tercapai. 
o Kemampuan manusia induk adalah kemampuan 
untuk memanusiakan diri dan yang lain dan 
dimanusiakan. 
o Kemampuan atau potensi subtansial ( yang selalu 
aktif dan pasif ) diintegrasikan oleh seribu satu 
potensi-potensi konkret dan sekunder ( yang juga 
semua aktif dan pasif ), sesuai dengan macam-macamkegiatan 
itu. 
o Kesimpulan : Kegiatan manusia yang dipandang 
menurut induknya yaitu memanusia, maupun 
kegiatan sekunder konkret berlaku kesejajaran 
mutlak antara potensi, kegiatan dan objek.
TARAF-TARAF DI DALAM KEGIATAN MANUSIA 
LAPANGAN-LAPANGAN KEGIATAN 
Aspek kegiatan manusia yang induk : 
Pertama 
Keseluruhan kegiatan manusia dibedakan 
menjadi empat taraf subtansial : 
Kegiatan fisiko-kismis, biologis, psikis-naluri 
( sensori-motoris ), dan kegiatan kesadaran. 
Kedua 
Masing-masing taraf dibedakan bidang-bidang 
tertentu yang lebih kurang berlainan dari yang 
lain
cont ... 
Ketiga 
Dibedakan spesialisasi -spesialisasi konkret 
pada masing-masing bidang, misalnya ada 
gaya berfikir -mengerti yang khusus bagi ilmu 
pasti, ilmu sosial, filsafat ada pengertian yang 
lebih analitis dan sintetis. 
Pada bidang biologis : konstitusi badan bagi 
iklim panas atau dingin, pencernaan makanan 
atau olah raga.
cont ... 
Objek dan Potensi pada Lapangan Kegiatan 
Setiap taraf, bidang dan spesialisasi bidang 
memiliki kegiatannya sendiri. 
selalu ada kesejajaran antara kegiatan, objeknya 
dan potensinya. 
Bagi setiap taraf, bidang dan spesialisasi bidang 
kegiatan dapat dibedakan kemampuan khusus, 
atau potensi bagi macam kegiatan itu. 
Bagi setiap lapangan dalam kegiatan induk berlaku 
kesejajaran antara kegiatan, objek formal dan 
potensi yang merupakan kesatuan yang konkret.
cont ... 
 Kesatuan Lapangan-Lapangan 
Suatu Kegiatan Induk 
Objek formal masing-masing tidak dipandang 
sebagai cita-cita puncak. 
Potensi masing-masing lapangan merupakan 
generator-generator kecil dalam manusia 
yang masih tanpa isi pribadi. 
Pada setiap lapangan manapun kegiatan, 
objek formal, dan potensi selalu menjadi 
kesatuan yang konkret.
cont ... 
Distingsi 
Distingsi antara objek-formal dan potensi itu 
serupa dengan perbedaan antara keempat 
taraf. 
Semua spesialisasi akhirnya berintegrasi di 
dalam batas salah satu bidang. 
Setiap bidang merupakan bagian integral bagi 
salah satu keempat taraf. 
Keempat taraf bersama-sama mewujudkan 
subtansi manusia yang satu.
cont ... 
Ciri manusiawi 
Semua taraf, bidang, dan spesialisasi yang ada 
dalam manusia memiliki kekhususan, sehingga 
berbeda dari aspek yang serupa di dalam yang 
bukan manusia. 
Semua unsur struktural 
Semua unsur struktural bagi kegiatan manusia 
berlaku pada semua lapangan kegiatan yang juga 
terealisasi baik imanensi maupun transendensi, baik 
keaktifan maupun kepasifan. 
Subjek dan Partner berkomunikasi dan berpartisipasi 
di dalam batas-batas potensi dan objek formal yang 
menentukan kegiatan lapangan itu.
cont ... 
Kebiasaan 
 Kebiasaan merupakan realisasi konkret 
dalam hal kegiatan, objek formal dan potensi 
yang telah terendap dan terbentuk pada 
masa lampau. 
 Setiap kegiatan konkret baru bersama 
pengkonkretan objek formal dan potensi baru 
mengalir realitas yang telah tercapai 
 Kebiasaan konkret dalam manusia konkret 
merupakan arah yang telah diambilnya, 
pembangunan dan penyusunan dari semua 
lapangan di dalam hakikat manusia.
KESIMPULAN 
Manusia berkegiatan, imanen dan transenden, 
aktif dan pasif, mendominir seluruh 
eksistensinya dan meliputi semua aspek 
pengkonkretannya. 
Semua lapangan kegiatan dengan semua 
seginya berperan dalam komunikasi-partisipasi. 
Semua selalu ada di mana-mana termuat dalam 
pengakuan manusia akan diri sendiri dan akan 
yang lain
KEGIATAN INDUK DAN SEKUNDER ; DAN 
PERKEMBANGAN 
Kegiatan Induk dan Sekunder 
 Pada setiap 'sekarang'-ku juga kegiatan 
induk ( saling memanusiakan ), dengan 
semua kegiatan bagiannya diruncingkan 
pada satu kegiatan dan satu objek konkret 
atau sekunder. 
 Dalam semua aspek fenomenal-sekunder, 
imanensi dan transendensi, komunikasi dan 
partisipasi, ekatifan dan kepasifan, objek 
formal dan potensi seluruhnya diresapi dan 
dilatarbelakangi oleh seluruh kegiatan induk.
cont ... 
 Perkembangan 
Manusia berkembang dalam kegiatannya, 
secara kontinu ia bertemu dengan yang lain. 
Setiap saat 'aku' induk dan kegiatan induk 
merealisir diri lagi di dalam antar 
komunikasi baru, di dalam deretan partner-partner 
fenomenal baru dalam kegiatannya. 
Semua unsur struktural dalam kegiatan-kegiatan 
fenomenal yang selalu baru itu juga ikut 
berkembang.
cont ... 
 Imanensi dan Transendensi berkembang 
Dengan makin mengadakan yang lain dan 
menyumbang kepada mereka,manusia semakin 
memiliki diri dan bertambah kaya di dalam diri 
sendiri. 
 Dalam keaktifan dan kepasifan terjadi 
peningkatan. 
Bersama dengan memperdalam keaktifannya, 
manusia juga menjadi lebih pasif, lebih terbuka 
dan mampu menerima komunikasi dari yang lain 
( atau untuk menolaknya dan mengambil sikap 
lain ).
cont ... 
 Objek formal dan potensi induk berkembang. 
 Objek formal dan potensi induk berkembang 
bersama dengan perkembangan kegiatan sendiri, 
seakan mulai dari nol. 
 Objek formal makin meluas dan mendalam. Makin 
manusia memahami objek formal ( manusia dan 
yang manusiawi ) kegiatannya dan menciptakan 
sendiri pula, maka objek formal ini makin real dan 
konkret. 
 Demikian juga untuk kemampuan dan potensi 
berkembang mulai dari kecil, sambil berkegiatan 
mereka berkembang dan lebih berkuasa tapi 
sekaligus lebih terarah dan lebih diruncingkan 
( kebiasaan ).
cont ... 
Taraf, bidang dan spesialisasi 
berkembang 
Dalam setiap aspek, taraf, bidang dan 
spesialisasi berkembang di dalam dan 
bersama dengan subtansi manusia. 
Keempat taraf, bidang dan spesialisasi satu 
sama lain makin berkembang di dalam 
kegiatan yang satu, tentu dengan masing-masing 
mempertahankan tempatnya sendiri.
KESIMPULAN 
• SEMUA UNSUR YANG DISEBUT MERUPAKAN 
HAKIKAT KEGIATAN MANUSIA , MERUPAKAN 
STRUKTUR KEGIATAN DI DALAM FAKTA INDUK. 
• SATU REALITAS KONKRET YAITU SUBTANSI 
MANUSIA MENURUT PENGAKUANNYA AKAN DIRI 
SENDIRI BERSAMA DENGAN YANG-LAIN SEMUA. 
• PADA INTINYA SEMUA UNSUR BERFUNGSI DI 
DALAM ANTARKOMUNIKASI, SEMUA SELALU HADIR 
DAN SALING MELENGKAPI DAN DITEMUKAN DALAM 
SETIAP KEGIATAN KHUSUS DAN SEKUNDER. 
• SEMUA SAMA RATA DAN SEJAJAR

More Related Content

PPT
Psikologi rogers
DOCX
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
DOCX
Psikologi
PPT
Perspektif kerja dan pekerjaan
PPTX
Contoh presentasi
PPTX
Konseling Transaksional Analisis
PPTX
Mengukur Jalinan Persahabatan
PPTX
KONFLIK PADA REMAJA
Psikologi rogers
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Psikologi
Perspektif kerja dan pekerjaan
Contoh presentasi
Konseling Transaksional Analisis
Mengukur Jalinan Persahabatan
KONFLIK PADA REMAJA

Recently uploaded (20)

PPTX
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
DOCX
Lembar Kerja 02 analisis studi kasus Inkuiri Kolaboratif.docx
PPTX
Berpikir_Komputasional_Kelas5_IlustrasiKosong.pptx
DOCX
Modul Informatika 8 Bab 1, Kurikulum Merdeka
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
PPTX
ppt_bola_basket_kelas x sma mata pelajaran pjok.pptx
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Bahasa Inggris Kelas XII SMA Terbaru 2025
PDF
Laporan Hibah dengan menggunakan NVivo.pdf
PPTX
Inkuiri_Kolaboratif_Pembelajaran_Mendalam (1).pptx
PDF
Materi PPT Seminar #AITalks: AI dan Iman
PPTX
Materi Refleksi Akhir Tahun Sutan Raja.pptx
PPTX
Sistem Pencernaan Manusia IPAS Presentasi Pendidikan Hijau Kuning Bingkai Ilu...
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika Terapan_22 Agus 2025.pdf
DOCX
LK Modul 3 - Menentukan Pengalaman Belajar.docx
PPT
MATA KULIAH FILSAFAT ILMU ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PDF
Laktasi dan Menyusui (MK Askeb Esensial Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
PDF
RPM BAHASA INDONESIA KELAS 7 TEKS DESKRIPSI.pdf
PDF
PPT Materi Kelas Mempraktikkan Prinsip Hermeneutika (MPH) 2025
PDF
12. KSP SD Runiah Makassar OK School.pdf
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 Kurikulum Merdeka
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
Lembar Kerja 02 analisis studi kasus Inkuiri Kolaboratif.docx
Berpikir_Komputasional_Kelas5_IlustrasiKosong.pptx
Modul Informatika 8 Bab 1, Kurikulum Merdeka
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
ppt_bola_basket_kelas x sma mata pelajaran pjok.pptx
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Bahasa Inggris Kelas XII SMA Terbaru 2025
Laporan Hibah dengan menggunakan NVivo.pdf
Inkuiri_Kolaboratif_Pembelajaran_Mendalam (1).pptx
Materi PPT Seminar #AITalks: AI dan Iman
Materi Refleksi Akhir Tahun Sutan Raja.pptx
Sistem Pencernaan Manusia IPAS Presentasi Pendidikan Hijau Kuning Bingkai Ilu...
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika Terapan_22 Agus 2025.pdf
LK Modul 3 - Menentukan Pengalaman Belajar.docx
MATA KULIAH FILSAFAT ILMU ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Laktasi dan Menyusui (MK Askeb Esensial Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
RPM BAHASA INDONESIA KELAS 7 TEKS DESKRIPSI.pdf
PPT Materi Kelas Mempraktikkan Prinsip Hermeneutika (MPH) 2025
12. KSP SD Runiah Makassar OK School.pdf
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Ad
Ad

Presentasi fil man

  • 1. KEGIATAN DAN PENYEBABAN MANUSIA BERKOMUNIKASI Presented by : SITI BAHIYAH ( 46113120012)
  • 2. PERMASALAHAN  Manusia berkorelasi dengan yang lain.  Bermacam-macam kegiatan manusia ( memahami yang lain, bicara dengan dia, bercinta kasih, belajar, mendidik anak, bekerja, dll ).  Perlu diselidiki menurut dasarnya, menurut struktur manusiawi yang induk.  Pertanyaan mendasar : - Apakah kegiatan ini merupakan hubungan yang efektif yang menyampaikan sesuatu pada yang lain ? - Atau hanya korelasi yang terdiri dari perbandingan dan pembagian peranan saja ? - Atau hanya merupakan dialog ( kelakuan ) yang pura-pura berkontak saja ? - Apa sebenarnya arti struktural " saling mengadakan " ?
  • 3. •" Perhatian utama para filsuf adalah : apakah memang ada kontak hidup ; apakah sungguh diakui adanya komunikasi "
  • 4. BEBERAPA PENDAPAT Tradisi Platonis-Aristotelis-Tomistis Manusia itu aktif, baik secara imanen maupun transenden.  Kegiatan berupa komunikasi dan partisipasi timbal balik.  Hakikat komunikasi dikembalikan kepada suatu relasi yang akhirnya statis.  Dipandang menurut pola sebab akibat organis  Komunikasi maupun penerimaan pengaruh disebabkan adanya potansi-potensi di dalam subjek dan objeknya. • potensi pasif, yang langsung dihubungkan dengan materialistis dan dengan perkembangan. • potensi aktif atau operasional, terutama fikiran dan kemauan
  • 5. cont ... Dualisme Tidak ada kontak langsung dengan yang lain yang bersifat operasional.  Descartes Pengaruh satu-satunya antara badan-badan adalah komunikasi gerakan ekstrinsik. Badan serba pasif di dalam komunikasi maupun penerimaan. Kesadaran manusia tidak langsung dipengaruhi, tertutup di dalam dirinya sendiri, tersembunyi di dalam atau belakang tubuhnya.
  • 6. cont ... Malebranche Menusia tidak memiliki kegiatan apapun, hanya dihinggapi sejumlah ekstrinsik, namun itu tidak dapat diberi-alih sama sekali. Hanya Tuhan yang berkegiatan " Occasionalisme " Leibniz Manusia terdiri dari sejumlah " monas-monas " Masing-masing monas merupakan titik sentrum daya ( bagi yang materiil ) atau kesadaran (bagi yang spiritual ) Tidak ada komunikasi, saling tertutup dan mutlak Semua pengaruh atau komunikasi hanya semu belaka. Kegiatan yang serba imanen disinkronisir
  • 7. cont ... Materialisme  Materialisme klasik, tidak menerima kontak sama sekali diantara atom-atom yang bersama-sama mewujudkan subtansi-subtansi hanya hubungan ekstrinsik belaka, dan pergeseran tempat.  Materialisme modern, semua kegiatan manusia merupakan fungsi-fungsi fisik-kismis dan biologis dan itu sama dengan 'organis' yang bekerja tanpa ketertujuan , hanya mengikuti strukturnya saja. komunikasi dinilai sebagai pengaruh entah sepihak atau timbal balik, tapi tidak menjamin kesendirian yang lain
  • 8. cont ... Spiritualisme ( subjektivisme )  Menurut Kant, manusia saling mempengaruhi diliputi rahasia yang tak dapat diatasi  Hasil dari hubungan timbal balik tidak dapat diketahui , sebab semua kesan dinilai menurut kategori-kategori di dalam manusia sendiri tanpa diketahui kesesuaian atau tidaknya.  Idealisme berpendapat : semua kegiatan manusia sebenarnya imanen saja, yaitu instrinsik di dalam satu subtansi mutlak, dengan mungkin ada dialektik di antara unsur-unsur yang masih terbedakan di dalam subtansi itu. Komunikasi kepada diri sendiri saja, tanpa penyerahan kepada yang lain apapun.
  • 9. cont ... Para Eksistensialisme Menekankan aspek praktis. Manusia bertindak, melaksanakan sesuatu. Manusia memberikan arti kepada manusia lain dan dunia. Manusia melakukan pergaulan terhadap yang lain. Manusia membawa diri dan terus menerus berkomunikasi dengan yang lain. Untuk masa depannya manusia mempunyai proyek mengenai diri sendiri dan untuk yang lain
  • 10. OTONOMI DAN KORELASI KEGIATAN IMANEN DAN TRANSENDEN Imanensi Pengakuan manusia akan diri sendiri disebut "milik- diri" yang mewujudkan subtansi manusia bukan saja bersifat statis dan tawar, rengsa dan lembam tapi justru mengadakan manusia. 'Sekarang'-nya manusia mengkonsentrasikan dan mengintegrasikan diri secara aktif. Manusia melaksananakn diri, memahami penghayatannya dan mengamini pengakuannya, memeluk, menghargai dan menikmati diri atau ' memanusia ' Manusia membuat dirinya sendiri, dan seluruh kegiatannya dengan hasilnya membangun keunikannya sendiri.
  • 11. cont ... Transendensi transenden yang berarti mengatasi, melewati, menyebrang atau beralih. Kegiatan manusia walaupun seratus persen bersifat imanen, bukan melulu imanen. Hanya mengakui diri di dalam korelasi dengan yang lain Mengartikan dan mengadakan diri sejauh ia berfungsi terhadap yang lain, dan sejauh yang lain diartikan dan diadakannya pula. Kegiatan manusia selalu bersifat Transendensi menunjukan kegiatan terhadap yang lain daripadaku, membuat yang lain menjadi yang lain, mempengaruhi yang lain, memberikan arti, harga dan hidup kepada yang lain.
  • 12. cont ... Sejajar Imanensi dan transendensi dalam kegiatan manusia bukan saling bertentangan. Selain menghasilkan diri sendiri manusia sekaligus mengadakan yang lain, keduanya saling mengandaikan dan saling mensyaratkan di dalam kegiatan apapun. Kegiatan imanen dan transenden saling memuat dan sama rata. Sejauh aku menyebabkan yang lain, begitu jauh juga aku mengadakan diri sendiri dan sebaliknya.
  • 13. KOMUNIKASI Terisi manusia sendiri Komunikasi artinya 'memberikan sebagian' atau 'ikut ambil bagian' Pengakuan akan diri dan yang lain merupakan dua aspek yang saling memuat dan melengkapi dengan sejajar Yang aku berikan kepada yang lain tidak berbeda dari yang aku berikan kepada diriku sendiri, yaitu seluruh diriku. Manusia mengkomunikasikan dirinyakepada yang lain seakan-akan menghadiahkan diri kepada yang lain itu
  • 14. cont ... Tanpa Kehilangan Kesendirian Memberikan diriku kepada yang lain bukan berarti yang lain kehilangan dirinya sendiri, melainkan justru menjadi yang lain dan aku justru menjadi aku juga. Yang lain bukan aku kuasai atau aku ubah sesuai dengan pengakuan sendiri. Yang lain tidak aku hisap sehingga menjadi satu subtansi denganku, juga tidak membentuk subtansi baru Sebaliknya aku sendiri juga tidak tenggelam dan hilang di dalam yang lain. Yang lain mengolah komunikasi itu sesuai dengan keunikannya sendiri, sehingga komunikasiku di dalam yang lain itu seluruhnya merupakan milik dan kesendirian yang lain pula. Pengakuan akan diri sendiri terjadi pada dan di dalam yang lain. Kesendirian yang lain itu sekaligus merupakan kekayaanku.
  • 15. ROHANI DAN JASMANI : DIMENSIONALITAS KEGIATAN Refleksi dan Eksterioritas Imanensi manusia merupakan "refleksi komplit" atau "lengkap" terhadap diri sendiri. seakan-akan masuk pada diri sendiri, ke dalam batas-batas sendiri dan hadir pada dirinya sendiri. Manusia juga keluar kepada yang lain, masuk dan hadir padanya dalam komunikasi. Bersama denga interiority lengkap kegiatan manusia memiliki eksteriority lengkap pula. Komunikasi bersifat spiritual-materiil dan dimensional.
  • 16. cont ... Meresapi Duniaku Aku mengkomunikasikan diriku bukan hanya kepada partner saja, tapi sekaligus kepada semua yanglain, dan itu meliputi segala orang dan seluruh alam infrahuman. Seluruh duniaku be'response' kepadaku di dalam penghayatannya, dalam cara rekasi itu kelihatan pengaruh dan komunikasiku. Aku sungguh-sungguh mengkomunikasikan diriku kepada yang lain sehingga keluar batas subtansiku dan meresapi seluruh dunia, dengan menyentuhnya sampai pada intinya. Komunikasi membawa pengaruh yang memiliki ciri spacial ( ruang ) sebab bersifat spirituial-materiil. Pengaruhnya seakan diberi alih dari yang satu kepada yang lain.. Subjek tidak hanya menelorkan pengaruhnya secara liar, lalu menunggu saja diterima atau tidaknya, ia mengarahkan diri kepada semua yang lain dengan langsung dan konkrit. Subjek memberikan strukturasi kepada keseluruhan yang lain, dan membuatnya menjadi dunianya sendiri. Dan partnernya diakuinya sebagai bagian dalam dunianya itu.
  • 17. cont ... Aku Pada Partner Komunikasi itu aku sendiri. Aku keluar dari batas-batasku dan menerobos yang lain. Aku masuk pada yang lain, dan itu bukan suatu 'aku duplikat', atau aku 'intensional saja'. Aku berinfiltrasi ke dalam yang lain, ke dalam partnerku dan dunianya. Ia tidak dapat mengosongkan dunianya lagi dari aku. Saya mengecap seluruh dunianya karena kehadiran dan pengakuanku. Adaku sendiri menyentuh partner bukan hanya wakilku, atau pengantar atau tandaku. Akun tidak tinggal 'disini saja', aku benar-benar 'di sana'. Aku sendiri, meskipun berdistingsi dari yang lain secara spasial, juga bersatu dengan yang lain secara spasial. Imanensi dan transendensi tetap sejajar dan saling memuat.
  • 18. cont ... Partner pada kau Partner tidak menunggui komunikasiku saja, tetapi juga tertarik olehnya, mencarinya, menjemputnya, dan mengulurkan tangannya. Ia datang padaku, tidak tinggal pada batas badan biologis, tapi menerobos sampai pada intiku untuk dipengaruhi. Dengan menerima komunikasi di dalam diri sendiri, ia bukan menelan dan mencerna saja, melainkan menjamin adaku dan menghormatinya. Ia hadir padaku, bukan hanya duplikatnya, gambarannya, wakilnya, pengaruhnya, melainkan dia sendiri Partner bukan hanya 'disana' melainkan sungguh-sungguh 'di sini'
  • 19. cont ... Satu Kegiatan Spasial Imanensi dan transendensi komunikasiku juga mengandalkan imanensi dan transendensi penerimaan pihak lain, bersatu dalam satu kegiatan yang berdimensi spasial. Subjek dan partner saling memuat, memeluk dan meneliti. Imanensi dan transendensi juga saling memuat dan melengkapi secara dimensional ( spriritual materiil )
  • 20. KESIMPULAN  Setiap relasi manusia adalah merupakan kegiatan.  Kegiatan manusia bersifat imanen dan transenden.  Manusia mengadakan dirinya bersama dengan mengadakan yang lain.  Ekspresi diri juga bersifat komunikatif.  Menghapus atau melalaikan dimensi transenden maka perkembangan diri menjadi steril dan membekukan orang itu.  Penyebaban bersifat manusiawi ditemukan sebagai komunikasi kepada yang lain, jadi semua relasi hakikatnya merupakan komunikasi real.  Pada hakikatnya manusia mengkomunikasikan dirinya sendiri pada yang lain.  Setiap kegiatan manusia terhadap yang lain bersifat konkret dan khusus.
  • 21. AKTIF DAN PASIF KEGIATAN TIMBAL BALIK  Subjek Aktif - Partner Pasif Komunikasi subjek seluruhnya bersifat aktif, subjek sendiri hadir pada partner. Kemudian, komunikasi subjek diterima oleh partner ( ditentukan secara pasif oleh subjek ), terjadi perubahan di dalamnya. Perkembangan atau tambahan di dalam partner itu sekaligus komunikasi subjek dan perubahan partner. Komunikasi real terjadi hanya sejauh pengaruh subjek diterima oleh partner.  Partner Aktif - Subjek Pasif Penerimaan komunikasi subjek oleh partner bukan hanya 'pasif' saja tetapi menerima dengan aktif ( ia mengolahnya dan memperkembangkan diri di dalam komunikasi dan pengaruih subjek ). Partner berkomunikasi kepada subjek , dan subjek tertimpa oleh pengaruh itu , subjek menerima pengaruh partner ini dengan pasif, diubah olehnya dan mendapatkan penentuan baru. Komunikasi menjadi real hanya sejauh komunikasi partner di terima oleh subjek  Kesimpulan analisis : antar komunikasi Keempat langkah tersebut merupakan unsur-unsur struktural yang termuat dalam satu lingkaran atau "circuit". Partner baru berkomunikasi sambil menerima komunikasi subjek, subjek baru mengkomunikasikan diri sambil menerima pengaruh partner. Subjek membuat partner berkegiatan, partner membuat subjek berkomunkasi. Tidak ada unsur yang mendahului yang lain. Semua terjadi sekaligus. Semua kegiatan saling timbal-balik, saling memuat dan mengukur.
  • 22. KEAKTIFAN DAN KEPASIFAN Keaktifan mengandaikan kepasifan Komunikasi subjek hanya mungkin kalau kegiatan itu korelatif atau timbal balik, dan bersama dengan penerimaan dari yang lain. Dalam subjek maupun dalam partner aspek aktif dan pasif keduanya ditemukan bersama-sama. Sejajar Aspek aktif dan pasif dalam komunikasi itu sejajar, manusia hanya aktif sejauh ia pasif ( menerima ), dan ia hanya pasif sejauh ia aktif ( menawar ) pula. Kesejajaran keaktifan dan kepasifan, imanensi dan transendensi berlaku pada komunikasi dengan satu partner, namun mungkin bukan semua aspek atau unsurdi dalam subtansi subjek dengan lengkap dapat di eksplisitkan di dalam komunikasi itu.
  • 23. OBJEK DAN POTENSI Objek Kegiatan o Objek materiil bagi kegiatanku yang aktif dan pasif ialah aku sendiri bersama-sama dengan semua yang lain. o Objek induk atau objek formal adalah manusia sekedar manusia ; memanusiakan diri sendiri dan yang lain dengan mengkomunikasikan diri dan menerima komunikasi dari yang lain ; membawa diri dan yang lain dan dibawa pula kepada penghayatan hakikat manusia menurut semua unsur struktural, dengan makin mendalam dan meluas.
  • 24.  Kegiatan dan Objek itu sejajar o Objek adalah isi atau sasaran kegiatan sendiri atau hasil dari komunikasi diri dan partisipasi pada yang lain. o Komunikasi-partisipasi manusia dan objeknya sesuai satu sama lain. o Kegiatannya adalah memanusiakan diri dan yang lain dan dimanusiakan. o Objeknya adalah pemanusiaan diri sendiri dan yang lain. o Kegiatan manusia dan objek saling menentukan dan memuat, apabila komunikasi-partisipasi berhasil dan terjadi kesatuan antara subjek yang berkegiatan dengan objeknya. o Bagi setiap kegiatan konkret berlaku kesejajaran antara kegiatan sendiri dan objeknya. o contoh kegiatan konkret : " ibu mencium anaknya "
  • 25. Potensi Kegiatan Manusia o Kemampuan manusia sama luasnya dengan aktualitas kesadaran yang telah tercapai. o Kemampuan manusia induk adalah kemampuan untuk memanusiakan diri dan yang lain dan dimanusiakan. o Kemampuan atau potensi subtansial ( yang selalu aktif dan pasif ) diintegrasikan oleh seribu satu potensi-potensi konkret dan sekunder ( yang juga semua aktif dan pasif ), sesuai dengan macam-macamkegiatan itu. o Kesimpulan : Kegiatan manusia yang dipandang menurut induknya yaitu memanusia, maupun kegiatan sekunder konkret berlaku kesejajaran mutlak antara potensi, kegiatan dan objek.
  • 26. TARAF-TARAF DI DALAM KEGIATAN MANUSIA LAPANGAN-LAPANGAN KEGIATAN Aspek kegiatan manusia yang induk : Pertama Keseluruhan kegiatan manusia dibedakan menjadi empat taraf subtansial : Kegiatan fisiko-kismis, biologis, psikis-naluri ( sensori-motoris ), dan kegiatan kesadaran. Kedua Masing-masing taraf dibedakan bidang-bidang tertentu yang lebih kurang berlainan dari yang lain
  • 27. cont ... Ketiga Dibedakan spesialisasi -spesialisasi konkret pada masing-masing bidang, misalnya ada gaya berfikir -mengerti yang khusus bagi ilmu pasti, ilmu sosial, filsafat ada pengertian yang lebih analitis dan sintetis. Pada bidang biologis : konstitusi badan bagi iklim panas atau dingin, pencernaan makanan atau olah raga.
  • 28. cont ... Objek dan Potensi pada Lapangan Kegiatan Setiap taraf, bidang dan spesialisasi bidang memiliki kegiatannya sendiri. selalu ada kesejajaran antara kegiatan, objeknya dan potensinya. Bagi setiap taraf, bidang dan spesialisasi bidang kegiatan dapat dibedakan kemampuan khusus, atau potensi bagi macam kegiatan itu. Bagi setiap lapangan dalam kegiatan induk berlaku kesejajaran antara kegiatan, objek formal dan potensi yang merupakan kesatuan yang konkret.
  • 29. cont ...  Kesatuan Lapangan-Lapangan Suatu Kegiatan Induk Objek formal masing-masing tidak dipandang sebagai cita-cita puncak. Potensi masing-masing lapangan merupakan generator-generator kecil dalam manusia yang masih tanpa isi pribadi. Pada setiap lapangan manapun kegiatan, objek formal, dan potensi selalu menjadi kesatuan yang konkret.
  • 30. cont ... Distingsi Distingsi antara objek-formal dan potensi itu serupa dengan perbedaan antara keempat taraf. Semua spesialisasi akhirnya berintegrasi di dalam batas salah satu bidang. Setiap bidang merupakan bagian integral bagi salah satu keempat taraf. Keempat taraf bersama-sama mewujudkan subtansi manusia yang satu.
  • 31. cont ... Ciri manusiawi Semua taraf, bidang, dan spesialisasi yang ada dalam manusia memiliki kekhususan, sehingga berbeda dari aspek yang serupa di dalam yang bukan manusia. Semua unsur struktural Semua unsur struktural bagi kegiatan manusia berlaku pada semua lapangan kegiatan yang juga terealisasi baik imanensi maupun transendensi, baik keaktifan maupun kepasifan. Subjek dan Partner berkomunikasi dan berpartisipasi di dalam batas-batas potensi dan objek formal yang menentukan kegiatan lapangan itu.
  • 32. cont ... Kebiasaan  Kebiasaan merupakan realisasi konkret dalam hal kegiatan, objek formal dan potensi yang telah terendap dan terbentuk pada masa lampau.  Setiap kegiatan konkret baru bersama pengkonkretan objek formal dan potensi baru mengalir realitas yang telah tercapai  Kebiasaan konkret dalam manusia konkret merupakan arah yang telah diambilnya, pembangunan dan penyusunan dari semua lapangan di dalam hakikat manusia.
  • 33. KESIMPULAN Manusia berkegiatan, imanen dan transenden, aktif dan pasif, mendominir seluruh eksistensinya dan meliputi semua aspek pengkonkretannya. Semua lapangan kegiatan dengan semua seginya berperan dalam komunikasi-partisipasi. Semua selalu ada di mana-mana termuat dalam pengakuan manusia akan diri sendiri dan akan yang lain
  • 34. KEGIATAN INDUK DAN SEKUNDER ; DAN PERKEMBANGAN Kegiatan Induk dan Sekunder  Pada setiap 'sekarang'-ku juga kegiatan induk ( saling memanusiakan ), dengan semua kegiatan bagiannya diruncingkan pada satu kegiatan dan satu objek konkret atau sekunder.  Dalam semua aspek fenomenal-sekunder, imanensi dan transendensi, komunikasi dan partisipasi, ekatifan dan kepasifan, objek formal dan potensi seluruhnya diresapi dan dilatarbelakangi oleh seluruh kegiatan induk.
  • 35. cont ...  Perkembangan Manusia berkembang dalam kegiatannya, secara kontinu ia bertemu dengan yang lain. Setiap saat 'aku' induk dan kegiatan induk merealisir diri lagi di dalam antar komunikasi baru, di dalam deretan partner-partner fenomenal baru dalam kegiatannya. Semua unsur struktural dalam kegiatan-kegiatan fenomenal yang selalu baru itu juga ikut berkembang.
  • 36. cont ...  Imanensi dan Transendensi berkembang Dengan makin mengadakan yang lain dan menyumbang kepada mereka,manusia semakin memiliki diri dan bertambah kaya di dalam diri sendiri.  Dalam keaktifan dan kepasifan terjadi peningkatan. Bersama dengan memperdalam keaktifannya, manusia juga menjadi lebih pasif, lebih terbuka dan mampu menerima komunikasi dari yang lain ( atau untuk menolaknya dan mengambil sikap lain ).
  • 37. cont ...  Objek formal dan potensi induk berkembang.  Objek formal dan potensi induk berkembang bersama dengan perkembangan kegiatan sendiri, seakan mulai dari nol.  Objek formal makin meluas dan mendalam. Makin manusia memahami objek formal ( manusia dan yang manusiawi ) kegiatannya dan menciptakan sendiri pula, maka objek formal ini makin real dan konkret.  Demikian juga untuk kemampuan dan potensi berkembang mulai dari kecil, sambil berkegiatan mereka berkembang dan lebih berkuasa tapi sekaligus lebih terarah dan lebih diruncingkan ( kebiasaan ).
  • 38. cont ... Taraf, bidang dan spesialisasi berkembang Dalam setiap aspek, taraf, bidang dan spesialisasi berkembang di dalam dan bersama dengan subtansi manusia. Keempat taraf, bidang dan spesialisasi satu sama lain makin berkembang di dalam kegiatan yang satu, tentu dengan masing-masing mempertahankan tempatnya sendiri.
  • 39. KESIMPULAN • SEMUA UNSUR YANG DISEBUT MERUPAKAN HAKIKAT KEGIATAN MANUSIA , MERUPAKAN STRUKTUR KEGIATAN DI DALAM FAKTA INDUK. • SATU REALITAS KONKRET YAITU SUBTANSI MANUSIA MENURUT PENGAKUANNYA AKAN DIRI SENDIRI BERSAMA DENGAN YANG-LAIN SEMUA. • PADA INTINYA SEMUA UNSUR BERFUNGSI DI DALAM ANTARKOMUNIKASI, SEMUA SELALU HADIR DAN SALING MELENGKAPI DAN DITEMUKAN DALAM SETIAP KEGIATAN KHUSUS DAN SEKUNDER. • SEMUA SAMA RATA DAN SEJAJAR