SlideShare a Scribd company logo
SSADM
Structured Systems Analysis and Design Method
SSADM (Structured Systems Analysis and Design Method) with a practical approach:
Chapter 1: Introduction to SSADM
 Overview of SSADM
 Importance in systems development
 SSADM in modern information systems
Chapter 2: Fundamentals of Systems Analysis and Design
 Basics of systems analysis
 Key design principles
 Role of SSADM in system lifecycle
Chapter 3: Understanding User Requirements
 Techniques for requirements gathering
 Stakeholder analysis
 Tools for documenting requirements
Chapter 4: Logical Data Modeling
 Concepts of logical data modeling
 Entity-Relationship Diagrams (ERDs)
 SSADM data modeling techniques
Chapter 5: Data Flow Diagrams (DFDs)
 Introduction to DFDs
 Levels of DFDs (context, level 1, etc.)
 Practical application of DFDs in SSADM
Chapter 6: Entity Life Histories (ELH)
 Understanding the concept of ELH
 Modeling entity behavior over time
 Application in systems analysis
Chapter 7: Relational Data Analysis
 Basics of relational databases
 Mapping logical models to relational structures
 Normalization and database design in SSADM
Chapter 8: System Design and Prototyping
 Transition from analysis to design
 Prototyping techniques
 Benefits of iterative design
Chapter 9: User Interface Design in SSADM
 Best practices for interface design
 User-centered design approach
 Integrating interface design in SSADM
Chapter 10: Project Management in SSADM
 Managing SSADM projects
 Timelines, deliverables, and milestones
 Risk management and quality control
Chapter 11: Implementation Strategies
 Preparing for system implementation
 Data migration and system integration
 User training and system handover
Chapter 12: Case Studies and Practical Applications
 Real-world applications of SSADM
 Lessons learned and best practices
 Future of SSADM in modern methodologies
SSADM (Structured Systems Analysis and Design Method) adalah metode yang
digunakan dalam pengembangan sistem informasi yang terstruktur. Metode ini
bertujuan untuk merancang sistem informasi yang efisien dan efektif melalui
pendekatan yang terorganisir dan berfokus pada analisis dan desain yang sistematis.
SSADM banyak digunakan untuk memastikan bahwa setiap langkah pengembangan
sistem dilaksanakan dengan cermat, menghasilkan sistem yang dapat memenuhi
kebutuhan pengguna dan berkualitas tinggi.
SSADM memiliki framework dan stages yang masing-masing mengatur tahapan-
tahapan penting dalam siklus hidup pengembangan sistem. Secara umum, SSADM
terbagi menjadi tiga tahap besar yang saling berkaitan, yaitu Analisis, Desain, dan
Implementasi. Di dalam setiap tahap, terdapat sub-tahap atau stages yang membantu
memecah proses menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan terperinci.
1. Framework SSADM
Framework SSADM terdiri dari serangkaian proses terstruktur yang harus dilakukan
dalam urutan tertentu untuk menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan
pengguna. SSADM lebih berfokus pada dua aspek utama: analisis sistem dan desain
sistem.
Framework ini mencakup:
 Analisis Kebutuhan: Menyusun dan menganalisis kebutuhan pengguna untuk
menentukan apa yang dibutuhkan oleh sistem.
 Desain Sistem: Merancang solusi untuk memenuhi kebutuhan yang telah
dianalisis pada tahap sebelumnya.
 Pengujian dan Implementasi: Menyusun dan menguji sistem yang telah
dirancang sebelum akhirnya diterapkan dalam lingkungan nyata.
2. Stages dalam SSADM
Setiap tahapan dalam SSADM terdiri dari beberapa stages yang terperinci. Berikut
adalah penjelasan tentang stages yang ada dalam SSADM:
Tahap 1: Feasibility Study (Studi Kelayakan)
 Tujuan: Menilai apakah proyek sistem dapat dilaksanakan dari sisi teknis, biaya,
waktu, dan sumber daya.
 Stages:
1. Feasibility Analysis: Analisis kelayakan terhadap permintaan atau
kebutuhan proyek.
2. Business Objectives: Menyusun tujuan bisnis dan operasional dari sistem
yang akan dikembangkan.
Tahap 2: System Analysis (Analisis Sistem)
Pada tahap ini, fokus utama adalah untuk memahami dan menganalisis kebutuhan
pengguna serta mendokumentasikan aliran data dan proses dalam sistem yang ada.
 Stages:
1. Investigation of the Existing System: Melakukan studi terhadap sistem
yang sudah ada untuk mengidentifikasi masalah dan peluang perbaikan.
2. Requirements Gathering: Mengumpulkan data dan informasi dari
pengguna untuk mendefinisikan kebutuhan fungsional dan non-
fungsional sistem.
3. Data Flow Diagram (DFD): Membuat DFD untuk menggambarkan aliran
data dan interaksi antar elemen dalam sistem.
4. Entity-Relationship Diagram (ERD): Membuat diagram hubungan entitas
untuk menggambarkan struktur data.
5. Process Modelling: Membuat model proses untuk menggambarkan
fungsi-fungsi yang terjadi dalam sistem yang ada.
Tahap 3: System Design (Desain Sistem)
Tahap ini fokus pada pembuatan desain sistem yang lebih rinci, termasuk desain
arsitektur, antarmuka pengguna, dan detail teknis lainnya.
 Stages:
1. Logical Design: Mendesain solusi secara logis yang sesuai dengan
analisis kebutuhan. Termasuk membuat diagram alur data yang lebih
rinci dan menentukan struktur basis data.
2. Physical Design: Mendesain solusi secara fisik, yaitu merencanakan
perangkat keras, perangkat lunak, serta spesifikasi teknis.
3. User Interface Design: Merancang antarmuka pengguna yang mudah
digunakan.
4. Data Design: Merancang struktur data yang optimal, seperti
pengorganisasian tabel dalam basis data.
Tahap 4: Implementation (Implementasi)
Tahap ini adalah tahap di mana desain yang telah dibuat diterapkan ke dalam
lingkungan operasional, termasuk pengujian, instalasi, dan pelatihan.
 Stages:
1. Coding: Menulis kode sumber untuk perangkat lunak yang akan
diimplementasikan.
2. Testing: Melakukan pengujian untuk memastikan sistem berfungsi sesuai
dengan spesifikasi.
3. Installation: Menginstal sistem di lingkungan pengguna akhir.
4. User Training: Melatih pengguna untuk menggunakan sistem yang baru.
Tahap 5: Post-Implementation (Pascapenerapan)
Tahap ini berfokus pada pemeliharaan dan pengawasan terhadap sistem setelah
diterapkan.
 Stages:
1. Support and Maintenance: Memelihara dan mendukung sistem pasca
implementasi untuk memastikan fungsionalitas tetap optimal.
2. Evaluation: Menilai kinerja sistem dan feedback dari pengguna untuk
perbaikan lebih lanjut.
Chapter 1: Pendahuluan SSADM
1.1 Apa itu SSADM?
SSADM, atau Metode Analisis dan Desain Sistem Terstruktur, adalah sebuah
metodologi terstruktur yang digunakan dalam analisis dan desain sistem informasi.
SSADM pertama kali dikembangkan pada awal 1980-an oleh pemerintah Inggris
sebagai standar untuk proyek pengembangan sistem informasi, terutama dalam
lingkungan pemerintahan.
1.2 Tujuan Utama SSADM
SSADM bertujuan untuk:
 Menyediakan pendekatan sistematis dalam mengembangkan sistem informasi.
 Memastikan bahwa kebutuhan pengguna dipenuhi secara akurat.
 Mengurangi kesalahan dan biaya tambahan akibat spesifikasi yang tidak jelas.
 Membantu komunikasi antara analis, perancang, dan pemangku kepentingan
lainnya.
1.3 Alasan Menggunakan SSADM
Beberapa alasan penting menggunakan SSADM dalam pengembangan sistem
informasi adalah:
 Keteraturan dan Kepastian: SSADM menawarkan pendekatan yang sangat
terstruktur sehingga mengurangi ketidakpastian dalam pengembangan sistem.
 Dokumentasi yang Terperinci: SSADM menghasilkan dokumentasi yang
lengkap dan terperinci, yang memudahkan semua pemangku kepentingan
memahami proses dan kebutuhan sistem.
 Mengurangi Risiko Kegagalan: Dengan analisis yang mendalam dan metode
yang jelas, SSADM dapat membantu mencegah risiko proyek gagal.
 Standarisasi Proses: SSADM menggunakan diagram, pemodelan data, dan
notasi standar yang membuat komunikasi antar tim lebih efisien.
1.4 Siklus Hidup Pengembangan Sistem dalam SSADM
Siklus hidup pengembangan dalam SSADM dibagi menjadi beberapa tahap penting,
yaitu:
1. Investigasi Awal: Melakukan analisis awal untuk memahami kebutuhan
pengguna dan kelayakan proyek.
2. Analisis Persyaratan: Mengidentifikasi persyaratan yang dibutuhkan oleh
pengguna dalam bentuk yang lebih spesifik.
3. Desain Sistem Logis: Mengembangkan desain sistem berdasarkan analisis
logis, mencakup model data dan proses.
4. Desain Sistem Fisik: Mengubah desain logis menjadi desain fisik yang siap
diimplementasikan.
5. Penerapan dan Uji Coba: Mengimplementasikan sistem dan melakukan uji
coba untuk memastikan fungsionalitas sesuai kebutuhan.
1.5 Keuntungan dan Keterbatasan SSADM
Keuntungan SSADM:
 Meminimalkan kesalahan dalam perancangan.
 Memastikan semua persyaratan pengguna telah dipertimbangkan.
 Dokumentasi lengkap memudahkan pemeliharaan sistem di masa depan.
Keterbatasan SSADM:
 Pendekatan yang kaku mungkin kurang fleksibel di lingkungan yang dinamis.
 Memerlukan banyak waktu dan sumber daya untuk penyusunan dokumentasi.
 Terutama diterapkan pada proyek-proyek besar, sehingga mungkin kurang
cocok untuk sistem kecil atau pengembangan cepat (Agile).
1.6 Penerapan SSADM dalam Sistem Informasi Modern
SSADM tetap relevan hingga saat ini karena strukturnya yang kuat dalam
pengembangan sistem kompleks. Namun, banyak organisasi saat ini
mengkombinasikan SSADM dengan metodologi lain, seperti Agile, untuk
meningkatkan fleksibilitas dan adaptabilitas.
Kesimpulan
SSADM adalah metodologi analisis dan desain yang berfokus pada ketelitian dan
keakuratan. Dengan pendekatan yang terstruktur, SSADM dapat membantu organisasi
mengembangkan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dan
mengurangi risiko kesalahan.
Diskusi
1. Mengapa SSADM penting dalam pengembangan sistem informasi?
2. Apa keuntungan utama dari menggunakan SSADM?
3. Bagaimana SSADM dapat diterapkan bersamaan dengan metode lain, seperti
Agile?
Dalam buku SSADM: A Practical Approach, konsep Three Views of the System (Tiga
Pandangan Sistem) adalah bagian penting dalam metodologi Structured Systems
Analysis and Design Method (SSADM). Tiga pandangan ini digunakan untuk
membantu pengembang dan analis sistem untuk memahami dan merancang sistem
secara menyeluruh dari tiga perspektif yang berbeda. Ketiga pandangan ini adalah:
1. The Context View
2. The Logical View
3. The Physical View
Setiap pandangan ini memberikan perspektif berbeda tentang sistem yang sedang
dianalisis atau dirancang dan digunakan untuk memastikan bahwa semua aspek dari
sistem dapat dipahami dan didefinisikan dengan jelas.
1. The Context View (Pandangan Konteks)
Pengertian: Pandangan konteks memberikan gambaran keseluruhan sistem yang
sedang dikembangkan dalam konteks lingkungan luar dan entitas eksternal yang
berinteraksi dengan sistem tersebut. Pandangan ini berfokus pada sistem secara luas
tanpa masuk ke detail internal, dan lebih menekankan pada hubungan antara sistem
dan elemen-elemen eksternal yang ada.
Fungsi:
 Menampilkan sistem secara keseluruhan.
 Menunjukkan entitas eksternal yang berinteraksi dengan sistem.
 Menjelaskan aliran data antara sistem dan entitas eksternal.
 Menyediakan pemahaman yang jelas tentang batasan sistem.
Contoh: Misalkan kita sedang merancang sistem Pemrosesan Pemesanan Online
untuk sebuah perusahaan penerbangan. Dalam pandangan konteks, kita hanya akan
fokus pada hubungan antara sistem pemesanan dengan entitas eksternal seperti
Pelanggan, Sistem Pembayaran, dan Sistem Penerbangan.
Contoh Context View:
lua
Copy code
+------------------------+ +----------------+
| Sistem Pemesanan |<------------------| Pelanggan |
| Tiket Penerbangan | +----------------+
| | |
+------------------------+ | [Data Pemesanan]
| |
[Data Pemesanan] +-------------------+
| | Sistem Pembayaran |
v +-------------------+
+------------------+
| Sistem Penerbangan|
+------------------+
Pada contoh di atas, sistem pemesanan tiket berinteraksi dengan pelanggan, sistem
pembayaran, dan sistem penerbangan. Pandangan konteks hanya menunjukkan
bagaimana data bergerak antara sistem dan entitas eksternal ini, tanpa masuk ke
dalam rincian internal sistem.
2. The Logical View (Pandangan Logis)
Pengertian: Pandangan logis lebih mendalami bagaimana sistem akan berfungsi dan
bagaimana komponen internal sistem berinteraksi. Ini lebih fokus pada what daripada
how. Pandangan ini mendefinisikan proses, aliran data, dan entitas dalam sistem tanpa
memperhatikan teknologi atau implementasi fisiknya.
Fungsi:
 Menyusun dan mendefinisikan bagaimana data diproses di dalam sistem.
 Memperlihatkan hubungan antar entitas dan proses dalam sistem.
 Mengidentifikasi fungsionalitas utama yang harus disediakan oleh sistem.
Contoh: Lanjutkan dengan sistem pemesanan tiket penerbangan. Dalam pandangan
logis, kita akan menggambarkan bagaimana sistem memproses pemesanan tiket,
memverifikasi pembayaran, dan mengkonfirmasi pemesanan kepada pelanggan.
Contoh Logical View:
lua
Copy code
+---------------------+ +---------------------+
| Proses Pemesanan |--(Data Pemesanan)--> | Proses Verifikasi |
| Tiket | | Pembayaran |
+---------------------+ +---------------------+
| |
v v
+----------------------+ +----------------------+
| Proses Pengolahan |<-(Konfirmasi)->| Proses Konfirmasi |
| Pembayaran | | Pemesanan |
+----------------------+ +----------------------+
Pandangan logis ini menjelaskan bagaimana aliran data terjadi antar berbagai proses
dalam sistem, seperti proses pemesanan, verifikasi pembayaran, dan pengolahan
konfirmasi pemesanan.
3. The Physical View (Pandangan Fisik)
Pengertian: Pandangan fisik menggambarkan bagaimana sistem akan
diimplementasikan secara teknis, yaitu bagaimana perangkat keras, perangkat lunak,
dan infrastruktur akan mendukung sistem. Pandangan ini berfokus pada how, yaitu
bagaimana proses dan aliran data yang telah dijelaskan dalam pandangan logis akan
diterjemahkan ke dalam komponen fisik dan teknis.
Fungsi:
 Menunjukkan bagaimana sistem akan diimplementasikan secara teknis.
 Menggambarkan arsitektur perangkat keras dan perangkat lunak.
 Memperlihatkan bagaimana data akan diproses secara fisik.
Contoh: Untuk sistem pemesanan tiket penerbangan, dalam pandangan fisik, kita
akan menggambarkan bagaimana server, database, dan aplikasi web atau mobile
berinteraksi untuk mendukung pemesanan tiket.
Contoh Physical View:
lua
Copy code
+-------------------------+ +---------------------------+
| Server A (Aplikasi Web)|<---->| Database Server (Data) |
+-------------------------+ +---------------------------+
| |
[Aplikasi Pemesanan] [Basis Data Pemesanan]
| |
v v
+-------------------------+ +--------------------------+
| Sistem Pembayaran (API) |<--->| Sistem Pembayaran Eksternal |
+-------------------------+ +--------------------------+
Pada pandangan fisik, kita menggambarkan bagaimana server fisik dan aplikasi web
berinteraksi dengan server database dan sistem pembayaran eksternal untuk
memproses transaksi pemesanan tiket. Pandangan fisik ini lebih mendetail tentang
bagaimana perangkat keras dan perangkat lunak berinteraksi untuk
mengimplementasikan solusi yang dijelaskan dalam pandangan logis.
Ringkasan Tiga Pandangan Sistem:
1. Context View: Memberikan gambaran umum tentang sistem dan interaksi
dengan entitas eksternal.
2. Logical View: Menjelaskan bagaimana data diproses dan bagaimana entitas
serta proses berinteraksi dalam sistem.
3. Physical View: Menjelaskan implementasi teknis dari sistem, seperti perangkat
keras, perangkat lunak, dan infrastruktur yang digunakan.
Chapter 2: Dasar-dasar Analisis dan Desain Sistem
2.1 Pengertian Analisis dan Desain Sistem
Analisis Sistem adalah proses untuk mempelajari dan memahami kebutuhan bisnis
dengan tujuan untuk merancang sistem yang sesuai. Analisis ini melibatkan identifikasi
masalah, penentuan kebutuhan pengguna, serta pemetaan alur data dan informasi
dalam organisasi.
Desain Sistem, di sisi lain, adalah proses merancang solusi yang memenuhi
kebutuhan tersebut. Ini mencakup penentuan spesifikasi teknis, struktur data, desain
antarmuka pengguna, dan perencanaan implementasi sistem.
2.2 Tahapan Analisis dan Desain Sistem
Secara umum, tahapan dalam analisis dan desain sistem meliputi:
1. Identifikasi Masalah: Menemukan masalah atau kebutuhan yang perlu
diselesaikan oleh sistem.
2. Studi Kelayakan: Menganalisis kelayakan ekonomi, teknis, dan operasional dari
sistem yang akan dikembangkan.
3. Pengumpulan Data: Melakukan wawancara, survei, observasi, dan studi
dokumentasi untuk mengumpulkan data dari pengguna.
4. Analisis Kebutuhan: Mengidentifikasi kebutuhan fungsional dan non-
fungsional yang harus dipenuhi oleh sistem.
5. Pemodelan Data dan Proses: Menggunakan diagram alur data (DFD), diagram
entitas-relasi (ERD), atau diagram UML untuk memodelkan data dan proses
dalam sistem.
6. Desain Sistem: Membuat desain logis dan desain fisik yang menggambarkan
bagaimana sistem akan bekerja.
2.3 Prinsip-prinsip Dasar Analisis dan Desain Sistem
1. Fokus pada Pengguna (User-Centered Design): Desain sistem yang baik
berpusat pada kebutuhan pengguna dan memberikan antarmuka yang mudah
digunakan.
2. Keteraturan dan Konsistensi: Sistem harus dirancang secara konsisten agar
pengguna dapat dengan mudah memahaminya.
3. Keamanan dan Keandalan: Sistem yang baik harus mampu menjaga data
pengguna dan memberikan hasil yang akurat serta andal.
4. Efisiensi dan Efektivitas: Sistem perlu didesain agar efisien dalam penggunaan
sumber daya dan efektif dalam memenuhi tujuan bisnis.
2.4 Studi Kasus: Sistem Manajemen Perpustakaan Sekolah
Untuk memperdalam pemahaman, berikut adalah contoh studi kasus sederhana.
Deskripsi Kasus: Sebuah sekolah ingin mengembangkan Sistem Manajemen
Perpustakaan untuk mengelola data buku, anggota perpustakaan, peminjaman, dan
pengembalian buku secara digital. Sistem ini diharapkan dapat mempermudah staf
perpustakaan dalam melacak koleksi buku dan memonitor aktivitas peminjaman dan
pengembalian.
1. Identifikasi Masalah
Perpustakaan saat ini menggunakan sistem manual berbasis kertas, yang sering
menimbulkan masalah seperti:
 Kesulitan dalam melacak buku yang dipinjam dan dikembalikan.
 Kehilangan data atau kerusakan pada catatan peminjaman.
 Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mencari informasi buku atau anggota.
2. Studi Kelayakan
Sistem yang diusulkan akan berfokus pada:
 Kelayakan Ekonomi: Sistem akan menghemat waktu dan biaya administrasi di
perpustakaan.
 Kelayakan Teknis: Sekolah memiliki infrastruktur dasar seperti komputer dan
jaringan untuk mengoperasikan sistem ini.
 Kelayakan Operasional: Sistem akan mempermudah tugas staf perpustakaan
dan meningkatkan pengalaman pengguna (anggota perpustakaan).
3. Pengumpulan Data
Wawancara dengan staf perpustakaan dan beberapa siswa dilakukan untuk
memahami alur peminjaman buku, prosedur pengembalian, dan kesulitan yang
dihadapi dalam sistem manual.
4. Analisis Kebutuhan
 Kebutuhan Fungsional:
o Sistem harus memungkinkan pencatatan data buku, anggota,
peminjaman, dan pengembalian.
o Sistem harus memiliki fitur pencarian buku berdasarkan judul, penulis,
atau kategori.
o Sistem harus menghasilkan laporan bulanan terkait aktivitas
perpustakaan.
 Kebutuhan Non-Fungsional:
o Antarmuka harus mudah digunakan oleh staf perpustakaan.
o Sistem harus dapat diakses dari komputer perpustakaan dan memiliki
backup data.
5. Pemodelan Data dan Proses
Berikut adalah pemodelan dasar untuk Sistem Manajemen Perpustakaan.
 Data Flow Diagram (DFD):
o Level 0: Menunjukkan aliran data utama antara aktor (staf perpustakaan
dan siswa) dengan sistem.
o Level 1: Memperinci aliran data antara entitas, seperti entitas "Buku",
"Anggota", dan proses "Peminjaman" serta "Pengembalian."
 Entity-Relationship Diagram (ERD):
o Entitas utama mencakup Buku, Anggota, Peminjaman, dan
Pengembalian.
o Relasi antar entitas diidentifikasi, misalnya:
 Satu anggota dapat meminjam banyak buku.
 Satu buku dapat dipinjam oleh banyak anggota.
6. Desain Sistem
 Desain Antarmuka: Desain dibuat sederhana, dengan halaman utama yang
berisi menu pencatatan buku, pencatatan anggota, dan pencatatan
peminjaman/pengembalian.
 Desain Database: Database mencakup tabel untuk menyimpan data buku,
anggota, peminjaman, dan pengembalian, dengan struktur relasional.
2.5 Kesimpulan
Proses analisis dan desain sistem memerlukan pendekatan yang teliti dan sistematis.
Dalam studi kasus ini, dengan mengikuti tahapan SSADM, dapat dibentuk sistem
perpustakaan digital yang lebih efisien dan mudah dikelola.
Diskusi
1. Apa keuntungan dari sistem digital dibandingkan sistem manual pada studi
kasus perpustakaan ini?
2. Bagaimana prinsip user-centered design diterapkan pada desain sistem ini?
3. Mengapa penting untuk membuat studi kelayakan sebelum melanjutkan ke
tahap desain sistem?
Chapter 3: Memahami Kebutuhan Pengguna
3.1 Pengertian Kebutuhan Pengguna
Kebutuhan pengguna adalah harapan atau persyaratan yang diinginkan oleh
pengguna terkait fungsi dan fitur sistem. Memahami kebutuhan pengguna adalah
langkah awal yang krusial dalam proses pengembangan sistem, karena memastikan
bahwa sistem yang dikembangkan akan efektif dan relevan untuk pengguna akhirnya.
Ada dua jenis utama kebutuhan pengguna:
1. Kebutuhan Fungsional: Persyaratan terkait fungsi atau fitur yang harus dimiliki
oleh sistem, seperti kemampuan sistem untuk menyimpan data, melakukan
pencarian, atau menghasilkan laporan.
2. Kebutuhan Non-Fungsional: Persyaratan terkait kinerja sistem, seperti
kecepatan akses, keamanan data, kegunaan, dan keandalan.
3.2 Pentingnya Memahami Kebutuhan Pengguna
Memahami kebutuhan pengguna sangat penting karena:
 Memastikan sistem yang dikembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan
bisnis dan pengguna.
 Mencegah pengembangan fitur yang tidak dibutuhkan, sehingga efisien dalam
penggunaan waktu dan biaya.
 Mengurangi risiko perubahan besar selama proses pengembangan.
 Meningkatkan kepuasan pengguna dengan hasil akhir yang memenuhi
ekspektasi mereka.
3.3 Metode Pengumpulan Kebutuhan Pengguna
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan kebutuhan
pengguna, yaitu:
1. Wawancara: Melibatkan sesi tanya-jawab langsung dengan pengguna atau
pemangku kepentingan untuk menggali kebutuhan mereka. Ini bisa dilakukan
secara terstruktur atau tidak terstruktur.
2. Observasi: Mengamati langsung cara pengguna bekerja untuk memahami
bagaimana sistem akan digunakan dan bagaimana alur kerja mereka saat ini.
3. Kuesioner/Survei: Menggunakan pertanyaan tertulis yang disebarkan kepada
sejumlah besar pengguna untuk memperoleh data yang lebih luas.
4. Workshop atau FGD (Focus Group Discussion): Mengadakan diskusi kelompok
untuk mendengarkan pandangan dan kebutuhan dari beberapa pengguna
dalam satu sesi.
5. Dokumentasi dan Analisis Proses Bisnis: Mempelajari dokumen dan alur kerja
yang ada untuk mendapatkan wawasan mengenai kebutuhan sistem.
6. Prototyping: Membuat model awal atau versi sederhana dari sistem untuk
mendapatkan umpan balik langsung dari pengguna.
3.4 Teknik Pengelolaan Kebutuhan Pengguna
1. Prioritization: Menentukan prioritas kebutuhan berdasarkan pentingnya untuk
bisnis atau pengguna.
2. Traceability: Melacak kebutuhan dari tahap awal hingga implementasi untuk
memastikan semua kebutuhan telah dipenuhi.
3. Validation: Memvalidasi kebutuhan pengguna dengan pengguna atau
pemangku kepentingan agar sesuai dengan harapan mereka.
3.5 Studi Kasus: Sistem Manajemen Pemesanan Restoran
Deskripsi Kasus: Sebuah restoran ingin mengembangkan Sistem Manajemen
Pemesanan yang memungkinkan pelanggan memesan makanan secara online dan
mengelola pemesanan di dalam restoran. Sistem ini juga akan digunakan oleh staf
untuk melihat pesanan pelanggan dan memperbarui status pesanan.
Langkah-langkah Pengumpulan Kebutuhan
1. Wawancara dengan Pemilik Restoran
o Tujuan: Memahami visi pemilik tentang sistem yang diinginkan.
o Hasil: Pemilik ingin sistem yang memungkinkan pelanggan memesan
secara online, melihat menu, memilih waktu pengambilan, serta
mengirimkan pesanan langsung ke dapur.
2. Observasi di Restoran
o Tujuan: Mengamati alur kerja staf restoran dalam mengelola pesanan
pelanggan.
o Hasil: Ditemukan bahwa staf sering mengalami kesulitan dalam melacak
pesanan yang telah diambil pelanggan dan pesanan yang masih dalam
proses.
3. Kuesioner untuk Pelanggan
o Tujuan: Mengumpulkan opini pelanggan tentang fitur yang mereka
inginkan dalam aplikasi pemesanan.
o Hasil: Banyak pelanggan menginginkan fitur notifikasi untuk memberi
tahu mereka kapan pesanan siap.
4. Workshop dengan Staf Restoran
o Tujuan: Mendiskusikan bagaimana sistem dapat memudahkan staf
dalam menerima dan mengelola pesanan.
o Hasil: Staf mengusulkan adanya fitur yang memungkinkan mereka
memperbarui status pesanan dan mencetak struk untuk pesanan di
tempat.
Analisis Kebutuhan
Kebutuhan Fungsional:
 Sistem harus memungkinkan pelanggan memesan menu secara online.
 Sistem harus menampilkan menu dan harga terkini.
 Sistem harus mengirimkan pesanan pelanggan langsung ke dapur.
 Sistem harus memberi notifikasi kepada pelanggan saat pesanan siap diambil.
Kebutuhan Non-Fungsional:
 Sistem harus mudah digunakan oleh pelanggan dan staf.
 Sistem harus dapat diakses secara cepat untuk menghindari antrean di
restoran.
 Sistem harus memiliki keamanan yang baik untuk melindungi informasi
pelanggan.
3.6 Contoh Hasil Analisis Kebutuhan
Setelah mengumpulkan data, tim pengembang menyusun spesifikasi kebutuhan
pengguna yang lebih detail, seperti berikut:
 Fitur Pemesanan Online: Memungkinkan pelanggan memilih makanan dari
menu dan memesan secara online.
 Pengaturan Status Pesanan: Staf dapat memperbarui status pesanan
pelanggan, seperti “Diterima,” “Dalam Proses,” dan “Siap Diambil.”
 Notifikasi Pelanggan: Memberikan notifikasi otomatis kepada pelanggan jika
pesanan sudah siap diambil.
 Dashboard Admin: Fitur untuk pemilik atau manajer restoran untuk melihat
laporan penjualan, menu, dan data pelanggan.
Kesimpulan
Memahami kebutuhan pengguna adalah dasar dari analisis sistem yang sukses.
Dengan menggunakan berbagai metode, kita dapat memastikan bahwa kebutuhan
pengguna teridentifikasi secara tepat sehingga sistem yang dikembangkan memenuhi
ekspektasi pengguna dan meningkatkan efisiensi.
Diskusi
1. Mengapa wawancara dan observasi sering menjadi pilihan utama dalam
memahami kebutuhan pengguna?
2. Bagaimana prototyping dapat membantu dalam memastikan kebutuhan
pengguna?
3. Dalam kasus restoran, kebutuhan non-fungsional apa yang menurut Anda
sangat penting, dan mengapa?
Chapter 4: Pemodelan Data Logis
4.1 Pengertian Pemodelan Data Logis
Pemodelan Data Logis adalah proses merancang representasi data yang mencakup
entitas, atribut, dan hubungan di antara data tersebut. Pemodelan data logis bertujuan
untuk menggambarkan struktur data secara konseptual tanpa memperhatikan
teknologi atau platform tertentu yang akan digunakan.
Pemodelan ini menggunakan konsep seperti entitas, atribut, dan relasi untuk
menunjukkan bagaimana data disusun dan bagaimana data berinteraksi dalam sistem.
4.2 Tujuan dan Manfaat Pemodelan Data Logis
Pemodelan data logis memiliki beberapa tujuan dan manfaat, di antaranya:
1. Meningkatkan Pemahaman tentang Data: Memungkinkan pengembang
untuk memahami data yang ada dan bagaimana data tersebut berinteraksi.
2. Memfasilitasi Komunikasi dengan Pengguna: Mempermudah komunikasi
antara analis sistem dengan pengguna terkait struktur data yang diperlukan.
3. Mengoptimalkan Struktur Database: Menghindari redundansi data dan
memastikan integritas data dalam sistem.
4. Mempermudah Implementasi Database Fisik: Pemodelan logis dapat
diterjemahkan menjadi pemodelan fisik yang sesuai dengan sistem basis data
tertentu.
4.3 Elemen Utama dalam Pemodelan Data Logis
Pemodelan data logis umumnya mencakup beberapa elemen kunci:
1. Entitas: Objek yang memiliki makna penting dalam sistem dan akan disimpan
datanya. Contohnya dalam sistem manajemen perpustakaan, entitas utama
bisa berupa "Buku," "Anggota," dan "Peminjaman."
2. Atribut: Informasi atau data yang menjelaskan karakteristik dari suatu entitas.
Misalnya, entitas "Buku" mungkin memiliki atribut "Judul," "Pengarang," dan
"ISBN."
3. Relasi: Hubungan antara entitas dalam sistem, yang menggambarkan
bagaimana satu entitas berinteraksi dengan entitas lainnya. Misalnya, relasi
antara "Anggota" dan "Peminjaman" menunjukkan bahwa seorang anggota
dapat melakukan banyak peminjaman buku.
4. Primary Key: Atribut atau kombinasi atribut yang secara unik mengidentifikasi
setiap record dalam entitas.
5. Foreign Key: Atribut yang menjadi referensi ke primary key dari entitas lain
untuk menunjukkan relasi antar entitas.
4.4 Contoh Diagram Pemodelan Data Logis
Studi Kasus: Sistem Manajemen Inventaris Gudang
Deskripsi Kasus: Sebuah perusahaan ingin membangun Sistem Manajemen
Inventaris Gudang yang memungkinkan mereka mengelola stok produk, informasi
pemasok, dan pesanan masuk. Sistem ini harus menyimpan data terkait produk yang
disimpan di gudang, pemasok yang menyediakan produk, dan pesanan yang masuk
dari pelanggan.
Identifikasi Entitas dan Atribut
1. Produk
o Atribut: ID Produk (Primary Key), Nama Produk, Kategori, Stok, Harga
Satuan.
2. Pemasok
o Atribut: ID Pemasok (Primary Key), Nama Pemasok, Alamat, Nomor
Telepon, Email.
3. Pesanan
o Atribut: ID Pesanan (Primary Key), Tanggal Pesanan, ID Pelanggan, Total
Harga.
4. Pelanggan
o Atribut: ID Pelanggan (Primary Key), Nama Pelanggan, Alamat, Nomor
Telepon, Email.
5. Detail Pesanan
o Atribut: ID Pesanan (Foreign Key), ID Produk (Foreign Key), Jumlah, Harga
Total.
Relasi Antar Entitas
1. Relasi antara Produk dan Pemasok: Setiap produk dapat memiliki beberapa
pemasok, dan pemasok dapat memasok lebih dari satu produk. Relasi ini bisa
berbentuk banyak-ke-banyak (many-to-many), yang perlu dipecah menjadi
relasi satu-ke-banyak (one-to-many) dengan tabel bantu seperti Produk-
Pemasok.
2. Relasi antara Pesanan dan Pelanggan: Setiap pesanan dimiliki oleh satu
pelanggan, tetapi satu pelanggan dapat membuat beberapa pesanan (one-to-
many).
3. Relasi antara Pesanan dan Detail Pesanan: Setiap pesanan bisa memiliki
beberapa produk yang berbeda, dan setiap produk dalam pesanan bisa
memiliki jumlah tertentu. Ini juga relasi one-to-many.
4. Relasi antara Detail Pesanan dan Produk: Setiap produk yang ada di detail
pesanan harus merujuk ke entitas Produk untuk memastikan validitas data.
4.5 Diagram ERD (Entity-Relationship Diagram)
Berikut adalah bentuk sederhana dari ERD untuk studi kasus ini:
 Produk (ID Produk, Nama Produk, Kategori, Stok, Harga Satuan)
 Pemasok (ID Pemasok, Nama Pemasok, Alamat, Nomor Telepon, Email)
o Relasi many-to-many antara Produk dan Pemasok dengan tabel bantu
Produk-Pemasok.
 Pesanan (ID Pesanan, Tanggal Pesanan, ID Pelanggan, Total Harga)
 Pelanggan (ID Pelanggan, Nama Pelanggan, Alamat, Nomor Telepon, Email)
o Relasi one-to-many antara Pesanan dan Pelanggan.
 Detail Pesanan (ID Pesanan, ID Produk, Jumlah, Harga Total)
o Relasi one-to-many antara Pesanan dan Detail Pesanan.
o Relasi one-to-many antara Detail Pesanan dan Produk.
4.6 Proses Pembuatan Model Data Logis
1. Identifikasi Entitas dan Relasi: Mengidentifikasi entitas penting yang
diperlukan dalam sistem serta relasi antara entitas tersebut.
2. Menentukan Atribut untuk Setiap Entitas: Setiap entitas diberi atribut yang
relevan untuk menjelaskan karakteristiknya.
3. Menentukan Primary Key dan Foreign Key: Setiap entitas harus memiliki
primary key yang unik, dan foreign key digunakan untuk menunjukkan relasi
antar entitas.
4. Membuat Diagram ERD: Diagram ERD disusun untuk menggambarkan entitas
dan relasi dalam satu tampilan visual.
4.7 Contoh Penerapan
Misalnya, untuk memproses pesanan dalam sistem, kita bisa merujuk ke tabel
Pesanan yang memiliki ID Pelanggan sebagai foreign key untuk mengidentifikasi
siapa yang melakukan pesanan. Setiap pesanan akan memiliki detail di tabel Detail
Pesanan, yang merujuk ke produk dalam tabel Produk melalui ID Produk sebagai
foreign key.
4.8 Kesimpulan
Pemodelan data logis sangat penting dalam pengembangan sistem informasi karena
memungkinkan kita untuk merancang struktur data yang efisien, memastikan
integritas data, dan mempermudah pengelolaan data dalam jangka panjang. Dengan
memahami entitas, atribut, dan relasi antar data, sistem yang dikembangkan akan
lebih mudah digunakan, diakses, dan dipelihara.
Diskusi
1. Mengapa penting untuk memahami relasi antar entitas dalam pemodelan data
logis?
2. Bagaimana kita dapat menentukan primary key dan foreign key pada entitas
yang berbeda?
3. Apakah manfaat dari pemodelan data logis dibandingkan langsung membuat
model fisik?
Studi Kasus: Cat Breeding Agency
Latar Belakang: Cat Breeding Agency adalah sebuah agen pembiakan kucing yang
berfokus pada pemeliharaan dan penjualan kucing ras. Agen ini memiliki beberapa
jenis kucing ras yang sangat diminati oleh penggemar kucing. Agen ini juga
bertanggung jawab untuk menjaga catatan tentang kesehatan, kualitas, dan
keturunan kucing yang dibibitkan, serta mengelola hubungan dengan calon pembeli.
Masalah yang Dihadapi:
1. Manajemen Data Kucing: Agen kesulitan mengelola catatan kesehatan,
keturunan, dan informasi terkait setiap kucing. Beberapa data tercatat di buku
catatan manual dan spreadsheet, yang berisiko terjadi kesalahan.
2. Proses Pembiakan yang Tidak Terstruktur: Proses pemilihan pasangan
kucing untuk pembiakan sering kali tidak efisien. Agen membutuhkan sistem
yang bisa memprediksi pasangan terbaik berdasarkan keturunan dan
kesehatan kucing.
3. Kesulitan dalam Menjaga Kesehatan Kucing: Kesehatan kucing harus
dipantau dengan cermat, termasuk jadwal vaksinasi dan pemeriksaan
kesehatan, namun sistem manual yang digunakan tidak memadai untuk
memonitor status kesehatan setiap kucing secara real-time.
4. Proses Penjualan yang Lambat: Mengelola informasi calon pembeli dan
transaksi penjualan kucing ras dilakukan secara manual, menyebabkan
kesalahan dan keterlambatan dalam merespons permintaan pembeli.
Tujuan Sistem:
1. Membantu mengelola data kucing, termasuk informasi keturunan, kesehatan,
dan riwayat pembiakan.
2. Menyediakan fitur untuk memilih pasangan pembiakan yang optimal
berdasarkan kualitas genetik dan kesehatan kucing.
3. Menyediakan manajemen kesehatan untuk setiap kucing yang dibibitkan,
termasuk vaksinasi, pemeriksaan kesehatan, dan perawatan rutin.
4. Meningkatkan efisiensi penjualan dan manajemen pembeli, termasuk
pencatatan informasi kontak dan riwayat pembelian.
Suggested Answer
1. Pengumpulan Kebutuhan (Requirement Gathering)
Untuk memulai proyek sistem ini, perlu dilakukan pengumpulan kebutuhan dengan
melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk pemilik agen, staf, dan dokter hewan
yang bekerja di agen pembiakan. Beberapa kebutuhan yang diidentifikasi termasuk:
 Data Kucing: Sistem harus dapat menyimpan informasi tentang setiap kucing,
seperti nama, ras, usia, riwayat kesehatan, dan keturunan.
 Proses Pembiakan: Sistem harus dapat merekomendasikan pasangan kucing
yang cocok berdasarkan ras, kesehatan, dan keturunan.
 Kesehatan Kucing: Sistem harus memonitor jadwal vaksinasi, pemeriksaan
kesehatan, dan status kesehatan lainnya.
 Penjualan: Sistem harus memungkinkan agen untuk mengelola calon pembeli,
membuat penawaran harga, dan melacak transaksi penjualan.
2. Entity Relationship Diagram (ERD)
Untuk memodelkan data yang akan dikelola oleh sistem, tim pengembang dapat
membuat Entity Relationship Diagram (ERD). Beberapa entitas utama dalam sistem
ini adalah:
 Kucing: Memiliki atribut seperti nama, ras, tanggal lahir, kesehatan, dan
keturunan.
 Pemilik Kucing: Informasi tentang calon pembeli atau pemilik yang tertarik
membeli kucing.
 Pembiakan: Mencatat pasangan kucing yang digunakan untuk pembiakan,
serta tanggal dan hasil dari pembiakan tersebut.
 Kesehatan Kucing: Mencatat pemeriksaan medis, vaksinasi, dan status
kesehatan.
 Transaksi Penjualan: Mencatat informasi transaksi yang terjadi antara agen
dan pembeli kucing.
3. Alur Kerja Sistem (Workflow)
Sistem akan menangani berbagai alur kerja dalam agen pembiakan, yang meliputi:
1. Pendaftaran Kucing: Ketika kucing baru tiba di agen, staf akan memasukkan
informasi kucing ke dalam sistem, termasuk data keturunan, kesehatan, dan
tanggal lahir.
2. Pemilihan Pasangan Pembiakan: Sistem akan menyarankan pasangan
pembiakan berdasarkan data genetik dan kesehatan yang ada dalam sistem.
3. Manajemen Kesehatan: Setiap kucing akan memiliki catatan kesehatan yang
mencatat vaksinasi, pemeriksaan kesehatan, dan catatan medis lainnya.
4. Penjualan Kucing: Ketika calon pembeli tertarik untuk membeli kucing, staf
akan memasukkan data pembeli dan transaksi ke dalam sistem. Sistem akan
melacak status transaksi hingga kucing tersebut terjual.
5. Pelaporan: Sistem akan menyediakan laporan untuk manajemen mengenai
status pembiakan, kesehatan kucing, serta laporan penjualan dan keuntungan
yang diperoleh.
4. Diagram Konteks
Pada tahap ini, tim analisis akan membuat Diagram Konteks yang menggambarkan
bagaimana sistem berinteraksi dengan aktor eksternal, seperti:
 Staf Agen: Mengelola data kucing, pembiakan, dan transaksi penjualan.
 Pemilik/Pembeli: Berinteraksi dengan sistem untuk membeli kucing dan
melihat informasi tentang kucing yang tersedia.
 Dokter Hewan: Memberikan informasi tentang status kesehatan kucing yang
tercatat dalam sistem.
5. Solusi yang Diusulkan
Sistem informasi yang akan dibangun untuk Cat Breeding Agency akan memiliki
beberapa fitur utama:
1. Modul Manajemen Data Kucing: Menyediakan database terpusat untuk
semua informasi tentang kucing yang dibibitkan, termasuk informasi
keturunan, kesehatan, dan hasil pembiakan.
2. Modul Pemilihan Pasangan Pembiakan: Sistem akan menganalisis data
keturunan dan kesehatan kucing untuk merekomendasikan pasangan
pembiakan yang optimal.
3. Modul Kesehatan: Setiap kucing akan memiliki riwayat medis yang lengkap
dan dapat dipantau oleh staf atau dokter hewan untuk memastikan kesehatan
kucing terjaga.
4. Modul Penjualan dan Pembeli: Menyediakan informasi untuk calon pembeli,
memungkinkan mereka untuk melihat kucing yang tersedia, membuat pesanan,
dan melacak status pembelian.
5. Laporan dan Analisis: Sistem akan memberikan laporan berkala tentang
statistik pembiakan, kesehatan, dan penjualan untuk membantu manajemen
agen mengambil keputusan yang lebih baik.
6. Keuntungan Sistem yang Diusulkan
1. Peningkatan Efisiensi Operasional: Sistem otomatis akan mengurangi
kesalahan yang disebabkan oleh pencatatan manual dan mempercepat proses
pembiakan serta penjualan.
2. Pengelolaan Data yang Lebih Baik: Semua data tentang kucing, pembiakan,
dan transaksi akan terdokumentasi dengan rapi, memudahkan pencarian dan
pelacakan.
3. Peningkatan Layanan Pelanggan: Sistem memungkinkan staf untuk
memberikan informasi lebih cepat kepada calon pembeli tentang ketersediaan
kucing, harga, dan proses pembelian.
4. Monitoring Kesehatan: Memastikan bahwa setiap kucing yang dibibitkan
memperoleh perhatian medis yang tepat dan terjadwal.
Deskripsi Studi Kasus: Yorkies Pet Shop
Yorkies Pet Shop adalah sebuah toko yang menjual anjing jenis Yorkshire Terrier
(Yorkies) bersama dengan berbagai produk terkait hewan peliharaan, seperti makanan
anjing, mainan, dan aksesori lainnya. Toko ini memiliki beberapa cabang yang tersebar
di beberapa kota, dan mereka berencana untuk membangun sebuah sistem
manajemen informasi untuk mengelola inventaris, penjualan, serta data pelanggan.
Latar Belakang
Yorkies Pet Shop telah berkembang pesat dan saat ini sedang menghadapi masalah
dalam mengelola informasi yang tersebar antara cabang-cabangnya. Proses
pencatatan stok barang, pemesanan produk baru, serta transaksi penjualan saat ini
masih dilakukan secara manual, yang menyebabkan ketidaktepatan data, kesalahan
dalam perhitungan inventaris, serta lambatnya proses pelayanan pelanggan.
Untuk itu, perusahaan memutuskan untuk mengembangkan sistem manajemen
informasi berbasis komputer yang dapat membantu memperbaiki masalah-masalah
ini. Sistem yang direncanakan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional,
mempercepat transaksi, dan memberikan informasi yang lebih akurat untuk
pengambilan keputusan bisnis.
Tujuan Sistem
Tujuan dari sistem manajemen informasi yang akan dikembangkan adalah:
1. Manajemen Inventaris: Menyediakan informasi terkini tentang stok anjing dan
produk terkait lainnya yang tersedia di setiap cabang.
2. Pemrosesan Transaksi Penjualan: Menangani transaksi penjualan anjing dan
produk lainnya secara otomatis dan memberikan laporan penjualan yang
akurat.
3. Manajemen Pelanggan: Mencatat informasi pelanggan dan riwayat pembelian
mereka untuk meningkatkan pelayanan dan penawaran yang lebih personal.
4. Pengelolaan Pesanan dan Pengiriman: Memantau status pesanan produk
baru dan pengiriman produk ke cabang-cabang.
Masalah yang Dihadapi
1. Kesalahan dalam Inventaris: Stok barang sering tidak terupdate, baik karena
pencatatan yang salah atau keterlambatan pembaruan data antara cabang.
2. Proses Penjualan Lambat: Proses transaksi penjualan yang masih manual
memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan.
3. Kurangnya Informasi Pelanggan: Data pelanggan tersebar di berbagai tempat
dan tidak terorganisir dengan baik.
4. Kesulitan dalam Pemesanan Produk: Proses pemesanan produk baru ke
pemasok dan distribusi antar cabang tidak terkelola dengan baik.
Solusi yang Diharapkan
Sistem yang akan dikembangkan harus memiliki kemampuan untuk:
 Mengelola data produk dan stok barang di setiap cabang secara real-time.
 Menyediakan fitur untuk mencatat transaksi penjualan dan mengupdate
inventaris secara otomatis setelah setiap transaksi.
 Menyimpan data pelanggan untuk mendukung program loyalitas dan
menawarkan promo yang relevan.
 Memastikan adanya monitoring pesanan yang memungkinkan manajer untuk
melacak status produk yang sedang dipesan atau sedang dalam perjalanan.
Diagram Konteks
Pada tahap awal, tim analis membuat Diagram Konteks untuk menggambarkan
interaksi antara sistem dan aktor eksternal, seperti:
 Pelanggan: Yang melakukan pembelian.
 Manajer Toko: Yang memantau penjualan dan inventaris.
 Pemasok: Yang menyediakan produk untuk toko.
Entity-Relationship Diagram (ERD)
Untuk memodelkan data, tim menggunakan Entity-Relationship Diagram (ERD)
untuk menggambarkan hubungan antar entitas dalam sistem, seperti:
 Produk: Menggambarkan data produk yang ada di toko, termasuk kategori,
harga, dan jumlah stok.
 Pelanggan: Data yang menyimpan informasi pelanggan dan riwayat pembelian
mereka.
 Transaksi Penjualan: Mencatat semua transaksi yang terjadi, termasuk produk
yang dibeli dan harga.
 Pemasok: Menyimpan informasi tentang pemasok produk yang bekerja dengan
Yorkies Pet Shop.
Alur Kerja Sistem
Sistem akan menangani berbagai proses dalam toko, mulai dari penjualan hingga
manajemen inventaris. Alur kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Pelanggan datang ke toko atau menghubungi toko untuk melakukan
pembelian.
2. Manajer Toko atau Karyawan melakukan input produk yang dibeli ke dalam
sistem, yang akan otomatis memperbarui stok produk.
3. Sistem akan mengurangi jumlah stok setelah transaksi selesai dan
menyimpan data transaksi dalam database.
4. Jika stok barang menipis, sistem akan otomatis membuat permintaan
pemesanan ke pemasok.
5. Manajer Toko dapat mengakses laporan tentang penjualan, inventaris, dan
pemesanan produk melalui dashboard sistem.
Pengujian dan Implementasi
Setelah pengembangan sistem selesai, pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa
sistem berfungsi sesuai dengan harapan dan bebas dari kesalahan. Pengujian
meliputi:
 Pengujian fungsionalitas untuk memastikan setiap fitur berfungsi dengan
baik.
 Pengujian integrasi untuk memastikan sistem bekerja secara menyeluruh
dengan semua komponen yang terintegrasi.
 Pengujian kinerja untuk memeriksa kecepatan dan responsivitas sistem dalam
menangani transaksi penjualan.
Manfaat Sistem
1. Efisiensi Waktu: Sistem otomatis mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk
memproses transaksi penjualan dan pemantauan inventaris.
2. Akurasi Data: Pengelolaan stok barang dan transaksi lebih akurat, mengurangi
kesalahan yang disebabkan oleh pencatatan manual.
3. Laporan yang Berguna: Sistem menyediakan laporan yang memudahkan
manajer dalam mengambil keputusan bisnis yang lebih tepat.
4. Peningkatan Kepuasan Pelanggan: Dengan pemrosesan transaksi yang lebih
cepat dan akurat, pelanggan akan merasa lebih puas dan cenderung kembali
membeli.

More Related Content

DOCX
Metode pengembangan aplikasi mengikuti metode SSADM.docx
PPTX
PPT-UEU-Perancangan-SIstem-Informasi-Pertemuan-21 (1).pptx
PDF
Metode Pengembangan dan Evaluasi SIM
PPTX
Apsi (modul 2)
PDF
SI & PI 4, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Infrasturktur TI dan Teknologi Bar...
PDF
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, ...
PDF
5 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Un...
PDF
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, ...
Metode pengembangan aplikasi mengikuti metode SSADM.docx
PPT-UEU-Perancangan-SIstem-Informasi-Pertemuan-21 (1).pptx
Metode Pengembangan dan Evaluasi SIM
Apsi (modul 2)
SI & PI 4, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Infrasturktur TI dan Teknologi Bar...
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, ...
5 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Un...
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, ...

Similar to Structure System Analysis and Design Method (20)

PDF
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, ...
PDF
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, U...
PPTX
Information System Development
PPT
Apsi kel 4
PDF
SIM, Putri Sarining Katrisna, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, CMA, Tugas UAS
DOCX
(05) sim, khansa ranindia, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas ...
PPTX
Analisis Perancangan Sistem.pptx
PPTX
PERTEMUAN 9DPB.pptx
PPT
Bab16 siklus met&tekpsi
PPT
metode-pengembangan-si.ppt
PPTX
Rpl upload #3
PPTX
Bab 7 - Pengembangan Sistem
PPTX
Chapter 2 teori dan metodologi sistem2
PDF
Sim, imel aisyah, hapzi ali, analisa dan perancangan si pada pt.mpm,universit...
PPTX
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
PPT
APS 3 - Pengembangan Sistem.ppt
DOCX
Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra, pengembangan sistem inf...
PPTX
Pendekatan untuk-membangun-sistem
PDF
Sim, alexander liman, prof. ir. hapzi ali, mm, cma, analisis dan pengembangan...
PDF
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, ...
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, U...
Information System Development
Apsi kel 4
SIM, Putri Sarining Katrisna, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, CMA, Tugas UAS
(05) sim, khansa ranindia, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas ...
Analisis Perancangan Sistem.pptx
PERTEMUAN 9DPB.pptx
Bab16 siklus met&tekpsi
metode-pengembangan-si.ppt
Rpl upload #3
Bab 7 - Pengembangan Sistem
Chapter 2 teori dan metodologi sistem2
Sim, imel aisyah, hapzi ali, analisa dan perancangan si pada pt.mpm,universit...
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
APS 3 - Pengembangan Sistem.ppt
Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra, pengembangan sistem inf...
Pendekatan untuk-membangun-sistem
Sim, alexander liman, prof. ir. hapzi ali, mm, cma, analisis dan pengembangan...
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
Ad

More from Fajar Baskoro (20)

PPTX
Pengembangan Basis Data untuk Web Application.pptx
PPTX
Presentasi untuk video Pitch Deck Vlog Pervekt SMK 2025.pptx
PPTX
Sosialisasi Program Digital Skills Unicef 2025.pptx
PDF
DIGITAL SKILLS PROGRAMME 2025 - VERSI HZ.pdf
PDF
Digital Skills - 2025 - Dinas - Green Marketplace.pdf
PDF
Pemrograman Mobile menggunakan kotlin2.pdf
PPTX
Membangun Kewirausahan Sosial Program Double Track.pptx
PPTX
Membangun Kemandirian DTMandiri-2025.pptx
PDF
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
PDF
JADWAL SISTEM PENERIMAAN MURID BARU 2025.pdf
PPTX
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
PPTX
Pengembangan Program Dual Track 2025-2.pptx
PPTX
Pengembangan Program Dual Track 2025-1.pptx
PDF
PETUNJUK PELAKSANAAN TEKNIS FESV RAMADHAN 2025.pdf
PPTX
Pengembangan Entrepreneur Vokasi Melalui PERFECT SMK-Society 50 .pptx
PPTX
PERFECT SMK 6 - Strategi Pelaksanaan.pptx
PPTX
Program Dual Track Kalimantan Timur 2025.pptx
PDF
Contoh Proposal konveksi untuk Program Magang Kewirausahaan.pdf
PPTX
Pengembangan Program Digital Skills - 2025.pptx
PPTX
PPT-Proyek Magang Kewirausahaan Double Track.pptx
Pengembangan Basis Data untuk Web Application.pptx
Presentasi untuk video Pitch Deck Vlog Pervekt SMK 2025.pptx
Sosialisasi Program Digital Skills Unicef 2025.pptx
DIGITAL SKILLS PROGRAMME 2025 - VERSI HZ.pdf
Digital Skills - 2025 - Dinas - Green Marketplace.pdf
Pemrograman Mobile menggunakan kotlin2.pdf
Membangun Kewirausahan Sosial Program Double Track.pptx
Membangun Kemandirian DTMandiri-2025.pptx
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
JADWAL SISTEM PENERIMAAN MURID BARU 2025.pdf
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Pengembangan Program Dual Track 2025-2.pptx
Pengembangan Program Dual Track 2025-1.pptx
PETUNJUK PELAKSANAAN TEKNIS FESV RAMADHAN 2025.pdf
Pengembangan Entrepreneur Vokasi Melalui PERFECT SMK-Society 50 .pptx
PERFECT SMK 6 - Strategi Pelaksanaan.pptx
Program Dual Track Kalimantan Timur 2025.pptx
Contoh Proposal konveksi untuk Program Magang Kewirausahaan.pdf
Pengembangan Program Digital Skills - 2025.pptx
PPT-Proyek Magang Kewirausahaan Double Track.pptx
Ad

Recently uploaded (20)

PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 Kurikulum Merdeka
DOCX
Modul 5_Instrumen Analisis Perencanaan Pembelajaran Mendalam (2).docx
PPTX
SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN INDONESIA.pptx
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PJOK Kelas XII Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKN Kelas X Terbaru 2025
PDF
Ilmu tentang pengembangan teknologi pembelajaran
DOC
CV_Kanaidi, SE., M.Si., cSAP., CGRC., CBCM_18 Agustus 2025.doc
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PAI & BP Kelas XII Terbaru 2025
PDF
Sosialisasi Menu DAK NF TA 2026 Promkeskom.pdf
PPTX
Slide_Berpikir_Komputasional_Pola_Algoritma_Kelas5SD.pptx
DOC
RPP Deep Learning _ MGMP Wilayah 1 (1).doc
PPTX
!!!!Bahan Tayang Kompetensi Manajerial-AKUNTABILITAS KINERJA-DR Asep Iwa.pptx
PDF
Laporan On The Job TRaining PM KS Siti Hikmah.pdf
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Bahasa Inggris Kelas XII SMA Terbaru 2025
PDF
RPP PEMBELAJARAN MENDALAM BAHASA INDONESIA _SariIndah_DEWI SINTA (1).pdf
PDF
AI-Driven Intelligence and Cyber Security: Strategi Stabilitas Keamanan untuk...
PDF
IN1.2.E. kelompok 2.docx kerangka pembelajaran mendalam.pdf
PPTX
Pedoman & Kewajiban Penggunaan Produksi Dalam Negeri _Pelatihan "Ketentuan T...
PPTX
PPT REVISED - SEMINAR PEMBELAJARAN MENDALAM .pptx
PPTX
Perubahan Pengertian_Istilah _Pelatihan "Ketentuan TERBARU Pengadaan Pemerin...
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Modul 5_Instrumen Analisis Perencanaan Pembelajaran Mendalam (2).docx
SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN INDONESIA.pptx
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PJOK Kelas XII Terbaru 2025
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKN Kelas X Terbaru 2025
Ilmu tentang pengembangan teknologi pembelajaran
CV_Kanaidi, SE., M.Si., cSAP., CGRC., CBCM_18 Agustus 2025.doc
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PAI & BP Kelas XII Terbaru 2025
Sosialisasi Menu DAK NF TA 2026 Promkeskom.pdf
Slide_Berpikir_Komputasional_Pola_Algoritma_Kelas5SD.pptx
RPP Deep Learning _ MGMP Wilayah 1 (1).doc
!!!!Bahan Tayang Kompetensi Manajerial-AKUNTABILITAS KINERJA-DR Asep Iwa.pptx
Laporan On The Job TRaining PM KS Siti Hikmah.pdf
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Bahasa Inggris Kelas XII SMA Terbaru 2025
RPP PEMBELAJARAN MENDALAM BAHASA INDONESIA _SariIndah_DEWI SINTA (1).pdf
AI-Driven Intelligence and Cyber Security: Strategi Stabilitas Keamanan untuk...
IN1.2.E. kelompok 2.docx kerangka pembelajaran mendalam.pdf
Pedoman & Kewajiban Penggunaan Produksi Dalam Negeri _Pelatihan "Ketentuan T...
PPT REVISED - SEMINAR PEMBELAJARAN MENDALAM .pptx
Perubahan Pengertian_Istilah _Pelatihan "Ketentuan TERBARU Pengadaan Pemerin...

Structure System Analysis and Design Method

  • 2. SSADM (Structured Systems Analysis and Design Method) with a practical approach: Chapter 1: Introduction to SSADM  Overview of SSADM  Importance in systems development  SSADM in modern information systems Chapter 2: Fundamentals of Systems Analysis and Design  Basics of systems analysis  Key design principles  Role of SSADM in system lifecycle Chapter 3: Understanding User Requirements  Techniques for requirements gathering  Stakeholder analysis  Tools for documenting requirements Chapter 4: Logical Data Modeling  Concepts of logical data modeling  Entity-Relationship Diagrams (ERDs)  SSADM data modeling techniques Chapter 5: Data Flow Diagrams (DFDs)  Introduction to DFDs  Levels of DFDs (context, level 1, etc.)  Practical application of DFDs in SSADM Chapter 6: Entity Life Histories (ELH)  Understanding the concept of ELH  Modeling entity behavior over time  Application in systems analysis Chapter 7: Relational Data Analysis  Basics of relational databases  Mapping logical models to relational structures  Normalization and database design in SSADM
  • 3. Chapter 8: System Design and Prototyping  Transition from analysis to design  Prototyping techniques  Benefits of iterative design Chapter 9: User Interface Design in SSADM  Best practices for interface design  User-centered design approach  Integrating interface design in SSADM Chapter 10: Project Management in SSADM  Managing SSADM projects  Timelines, deliverables, and milestones  Risk management and quality control Chapter 11: Implementation Strategies  Preparing for system implementation  Data migration and system integration  User training and system handover Chapter 12: Case Studies and Practical Applications  Real-world applications of SSADM  Lessons learned and best practices  Future of SSADM in modern methodologies
  • 4. SSADM (Structured Systems Analysis and Design Method) adalah metode yang digunakan dalam pengembangan sistem informasi yang terstruktur. Metode ini bertujuan untuk merancang sistem informasi yang efisien dan efektif melalui pendekatan yang terorganisir dan berfokus pada analisis dan desain yang sistematis. SSADM banyak digunakan untuk memastikan bahwa setiap langkah pengembangan sistem dilaksanakan dengan cermat, menghasilkan sistem yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan berkualitas tinggi. SSADM memiliki framework dan stages yang masing-masing mengatur tahapan- tahapan penting dalam siklus hidup pengembangan sistem. Secara umum, SSADM terbagi menjadi tiga tahap besar yang saling berkaitan, yaitu Analisis, Desain, dan Implementasi. Di dalam setiap tahap, terdapat sub-tahap atau stages yang membantu memecah proses menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan terperinci. 1. Framework SSADM Framework SSADM terdiri dari serangkaian proses terstruktur yang harus dilakukan dalam urutan tertentu untuk menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan pengguna. SSADM lebih berfokus pada dua aspek utama: analisis sistem dan desain sistem. Framework ini mencakup:  Analisis Kebutuhan: Menyusun dan menganalisis kebutuhan pengguna untuk menentukan apa yang dibutuhkan oleh sistem.  Desain Sistem: Merancang solusi untuk memenuhi kebutuhan yang telah dianalisis pada tahap sebelumnya.  Pengujian dan Implementasi: Menyusun dan menguji sistem yang telah dirancang sebelum akhirnya diterapkan dalam lingkungan nyata. 2. Stages dalam SSADM Setiap tahapan dalam SSADM terdiri dari beberapa stages yang terperinci. Berikut adalah penjelasan tentang stages yang ada dalam SSADM: Tahap 1: Feasibility Study (Studi Kelayakan)  Tujuan: Menilai apakah proyek sistem dapat dilaksanakan dari sisi teknis, biaya, waktu, dan sumber daya.  Stages: 1. Feasibility Analysis: Analisis kelayakan terhadap permintaan atau kebutuhan proyek. 2. Business Objectives: Menyusun tujuan bisnis dan operasional dari sistem yang akan dikembangkan.
  • 5. Tahap 2: System Analysis (Analisis Sistem) Pada tahap ini, fokus utama adalah untuk memahami dan menganalisis kebutuhan pengguna serta mendokumentasikan aliran data dan proses dalam sistem yang ada.  Stages: 1. Investigation of the Existing System: Melakukan studi terhadap sistem yang sudah ada untuk mengidentifikasi masalah dan peluang perbaikan. 2. Requirements Gathering: Mengumpulkan data dan informasi dari pengguna untuk mendefinisikan kebutuhan fungsional dan non- fungsional sistem. 3. Data Flow Diagram (DFD): Membuat DFD untuk menggambarkan aliran data dan interaksi antar elemen dalam sistem. 4. Entity-Relationship Diagram (ERD): Membuat diagram hubungan entitas untuk menggambarkan struktur data. 5. Process Modelling: Membuat model proses untuk menggambarkan fungsi-fungsi yang terjadi dalam sistem yang ada. Tahap 3: System Design (Desain Sistem) Tahap ini fokus pada pembuatan desain sistem yang lebih rinci, termasuk desain arsitektur, antarmuka pengguna, dan detail teknis lainnya.  Stages: 1. Logical Design: Mendesain solusi secara logis yang sesuai dengan analisis kebutuhan. Termasuk membuat diagram alur data yang lebih rinci dan menentukan struktur basis data. 2. Physical Design: Mendesain solusi secara fisik, yaitu merencanakan perangkat keras, perangkat lunak, serta spesifikasi teknis. 3. User Interface Design: Merancang antarmuka pengguna yang mudah digunakan. 4. Data Design: Merancang struktur data yang optimal, seperti pengorganisasian tabel dalam basis data. Tahap 4: Implementation (Implementasi) Tahap ini adalah tahap di mana desain yang telah dibuat diterapkan ke dalam lingkungan operasional, termasuk pengujian, instalasi, dan pelatihan.  Stages: 1. Coding: Menulis kode sumber untuk perangkat lunak yang akan diimplementasikan.
  • 6. 2. Testing: Melakukan pengujian untuk memastikan sistem berfungsi sesuai dengan spesifikasi. 3. Installation: Menginstal sistem di lingkungan pengguna akhir. 4. User Training: Melatih pengguna untuk menggunakan sistem yang baru. Tahap 5: Post-Implementation (Pascapenerapan) Tahap ini berfokus pada pemeliharaan dan pengawasan terhadap sistem setelah diterapkan.  Stages: 1. Support and Maintenance: Memelihara dan mendukung sistem pasca implementasi untuk memastikan fungsionalitas tetap optimal. 2. Evaluation: Menilai kinerja sistem dan feedback dari pengguna untuk perbaikan lebih lanjut.
  • 7. Chapter 1: Pendahuluan SSADM 1.1 Apa itu SSADM? SSADM, atau Metode Analisis dan Desain Sistem Terstruktur, adalah sebuah metodologi terstruktur yang digunakan dalam analisis dan desain sistem informasi. SSADM pertama kali dikembangkan pada awal 1980-an oleh pemerintah Inggris sebagai standar untuk proyek pengembangan sistem informasi, terutama dalam lingkungan pemerintahan. 1.2 Tujuan Utama SSADM SSADM bertujuan untuk:  Menyediakan pendekatan sistematis dalam mengembangkan sistem informasi.  Memastikan bahwa kebutuhan pengguna dipenuhi secara akurat.  Mengurangi kesalahan dan biaya tambahan akibat spesifikasi yang tidak jelas.  Membantu komunikasi antara analis, perancang, dan pemangku kepentingan lainnya. 1.3 Alasan Menggunakan SSADM Beberapa alasan penting menggunakan SSADM dalam pengembangan sistem informasi adalah:  Keteraturan dan Kepastian: SSADM menawarkan pendekatan yang sangat terstruktur sehingga mengurangi ketidakpastian dalam pengembangan sistem.  Dokumentasi yang Terperinci: SSADM menghasilkan dokumentasi yang lengkap dan terperinci, yang memudahkan semua pemangku kepentingan memahami proses dan kebutuhan sistem.  Mengurangi Risiko Kegagalan: Dengan analisis yang mendalam dan metode yang jelas, SSADM dapat membantu mencegah risiko proyek gagal.  Standarisasi Proses: SSADM menggunakan diagram, pemodelan data, dan notasi standar yang membuat komunikasi antar tim lebih efisien. 1.4 Siklus Hidup Pengembangan Sistem dalam SSADM Siklus hidup pengembangan dalam SSADM dibagi menjadi beberapa tahap penting, yaitu: 1. Investigasi Awal: Melakukan analisis awal untuk memahami kebutuhan pengguna dan kelayakan proyek. 2. Analisis Persyaratan: Mengidentifikasi persyaratan yang dibutuhkan oleh pengguna dalam bentuk yang lebih spesifik.
  • 8. 3. Desain Sistem Logis: Mengembangkan desain sistem berdasarkan analisis logis, mencakup model data dan proses. 4. Desain Sistem Fisik: Mengubah desain logis menjadi desain fisik yang siap diimplementasikan. 5. Penerapan dan Uji Coba: Mengimplementasikan sistem dan melakukan uji coba untuk memastikan fungsionalitas sesuai kebutuhan. 1.5 Keuntungan dan Keterbatasan SSADM Keuntungan SSADM:  Meminimalkan kesalahan dalam perancangan.  Memastikan semua persyaratan pengguna telah dipertimbangkan.  Dokumentasi lengkap memudahkan pemeliharaan sistem di masa depan. Keterbatasan SSADM:  Pendekatan yang kaku mungkin kurang fleksibel di lingkungan yang dinamis.  Memerlukan banyak waktu dan sumber daya untuk penyusunan dokumentasi.  Terutama diterapkan pada proyek-proyek besar, sehingga mungkin kurang cocok untuk sistem kecil atau pengembangan cepat (Agile). 1.6 Penerapan SSADM dalam Sistem Informasi Modern SSADM tetap relevan hingga saat ini karena strukturnya yang kuat dalam pengembangan sistem kompleks. Namun, banyak organisasi saat ini mengkombinasikan SSADM dengan metodologi lain, seperti Agile, untuk meningkatkan fleksibilitas dan adaptabilitas. Kesimpulan SSADM adalah metodologi analisis dan desain yang berfokus pada ketelitian dan keakuratan. Dengan pendekatan yang terstruktur, SSADM dapat membantu organisasi mengembangkan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dan mengurangi risiko kesalahan. Diskusi 1. Mengapa SSADM penting dalam pengembangan sistem informasi? 2. Apa keuntungan utama dari menggunakan SSADM?
  • 9. 3. Bagaimana SSADM dapat diterapkan bersamaan dengan metode lain, seperti Agile?
  • 10. Dalam buku SSADM: A Practical Approach, konsep Three Views of the System (Tiga Pandangan Sistem) adalah bagian penting dalam metodologi Structured Systems Analysis and Design Method (SSADM). Tiga pandangan ini digunakan untuk membantu pengembang dan analis sistem untuk memahami dan merancang sistem secara menyeluruh dari tiga perspektif yang berbeda. Ketiga pandangan ini adalah: 1. The Context View 2. The Logical View 3. The Physical View Setiap pandangan ini memberikan perspektif berbeda tentang sistem yang sedang dianalisis atau dirancang dan digunakan untuk memastikan bahwa semua aspek dari sistem dapat dipahami dan didefinisikan dengan jelas. 1. The Context View (Pandangan Konteks) Pengertian: Pandangan konteks memberikan gambaran keseluruhan sistem yang sedang dikembangkan dalam konteks lingkungan luar dan entitas eksternal yang berinteraksi dengan sistem tersebut. Pandangan ini berfokus pada sistem secara luas tanpa masuk ke detail internal, dan lebih menekankan pada hubungan antara sistem dan elemen-elemen eksternal yang ada. Fungsi:  Menampilkan sistem secara keseluruhan.  Menunjukkan entitas eksternal yang berinteraksi dengan sistem.  Menjelaskan aliran data antara sistem dan entitas eksternal.  Menyediakan pemahaman yang jelas tentang batasan sistem. Contoh: Misalkan kita sedang merancang sistem Pemrosesan Pemesanan Online untuk sebuah perusahaan penerbangan. Dalam pandangan konteks, kita hanya akan fokus pada hubungan antara sistem pemesanan dengan entitas eksternal seperti Pelanggan, Sistem Pembayaran, dan Sistem Penerbangan. Contoh Context View: lua Copy code +------------------------+ +----------------+ | Sistem Pemesanan |<------------------| Pelanggan | | Tiket Penerbangan | +----------------+ | | |
  • 11. +------------------------+ | [Data Pemesanan] | | [Data Pemesanan] +-------------------+ | | Sistem Pembayaran | v +-------------------+ +------------------+ | Sistem Penerbangan| +------------------+ Pada contoh di atas, sistem pemesanan tiket berinteraksi dengan pelanggan, sistem pembayaran, dan sistem penerbangan. Pandangan konteks hanya menunjukkan bagaimana data bergerak antara sistem dan entitas eksternal ini, tanpa masuk ke dalam rincian internal sistem. 2. The Logical View (Pandangan Logis) Pengertian: Pandangan logis lebih mendalami bagaimana sistem akan berfungsi dan bagaimana komponen internal sistem berinteraksi. Ini lebih fokus pada what daripada how. Pandangan ini mendefinisikan proses, aliran data, dan entitas dalam sistem tanpa memperhatikan teknologi atau implementasi fisiknya. Fungsi:  Menyusun dan mendefinisikan bagaimana data diproses di dalam sistem.  Memperlihatkan hubungan antar entitas dan proses dalam sistem.  Mengidentifikasi fungsionalitas utama yang harus disediakan oleh sistem. Contoh: Lanjutkan dengan sistem pemesanan tiket penerbangan. Dalam pandangan logis, kita akan menggambarkan bagaimana sistem memproses pemesanan tiket, memverifikasi pembayaran, dan mengkonfirmasi pemesanan kepada pelanggan. Contoh Logical View: lua Copy code +---------------------+ +---------------------+ | Proses Pemesanan |--(Data Pemesanan)--> | Proses Verifikasi | | Tiket | | Pembayaran | +---------------------+ +---------------------+
  • 12. | | v v +----------------------+ +----------------------+ | Proses Pengolahan |<-(Konfirmasi)->| Proses Konfirmasi | | Pembayaran | | Pemesanan | +----------------------+ +----------------------+ Pandangan logis ini menjelaskan bagaimana aliran data terjadi antar berbagai proses dalam sistem, seperti proses pemesanan, verifikasi pembayaran, dan pengolahan konfirmasi pemesanan. 3. The Physical View (Pandangan Fisik) Pengertian: Pandangan fisik menggambarkan bagaimana sistem akan diimplementasikan secara teknis, yaitu bagaimana perangkat keras, perangkat lunak, dan infrastruktur akan mendukung sistem. Pandangan ini berfokus pada how, yaitu bagaimana proses dan aliran data yang telah dijelaskan dalam pandangan logis akan diterjemahkan ke dalam komponen fisik dan teknis. Fungsi:  Menunjukkan bagaimana sistem akan diimplementasikan secara teknis.  Menggambarkan arsitektur perangkat keras dan perangkat lunak.  Memperlihatkan bagaimana data akan diproses secara fisik. Contoh: Untuk sistem pemesanan tiket penerbangan, dalam pandangan fisik, kita akan menggambarkan bagaimana server, database, dan aplikasi web atau mobile berinteraksi untuk mendukung pemesanan tiket. Contoh Physical View: lua Copy code +-------------------------+ +---------------------------+ | Server A (Aplikasi Web)|<---->| Database Server (Data) | +-------------------------+ +---------------------------+ | | [Aplikasi Pemesanan] [Basis Data Pemesanan] | |
  • 13. v v +-------------------------+ +--------------------------+ | Sistem Pembayaran (API) |<--->| Sistem Pembayaran Eksternal | +-------------------------+ +--------------------------+ Pada pandangan fisik, kita menggambarkan bagaimana server fisik dan aplikasi web berinteraksi dengan server database dan sistem pembayaran eksternal untuk memproses transaksi pemesanan tiket. Pandangan fisik ini lebih mendetail tentang bagaimana perangkat keras dan perangkat lunak berinteraksi untuk mengimplementasikan solusi yang dijelaskan dalam pandangan logis. Ringkasan Tiga Pandangan Sistem: 1. Context View: Memberikan gambaran umum tentang sistem dan interaksi dengan entitas eksternal. 2. Logical View: Menjelaskan bagaimana data diproses dan bagaimana entitas serta proses berinteraksi dalam sistem. 3. Physical View: Menjelaskan implementasi teknis dari sistem, seperti perangkat keras, perangkat lunak, dan infrastruktur yang digunakan.
  • 14. Chapter 2: Dasar-dasar Analisis dan Desain Sistem 2.1 Pengertian Analisis dan Desain Sistem Analisis Sistem adalah proses untuk mempelajari dan memahami kebutuhan bisnis dengan tujuan untuk merancang sistem yang sesuai. Analisis ini melibatkan identifikasi masalah, penentuan kebutuhan pengguna, serta pemetaan alur data dan informasi dalam organisasi. Desain Sistem, di sisi lain, adalah proses merancang solusi yang memenuhi kebutuhan tersebut. Ini mencakup penentuan spesifikasi teknis, struktur data, desain antarmuka pengguna, dan perencanaan implementasi sistem. 2.2 Tahapan Analisis dan Desain Sistem Secara umum, tahapan dalam analisis dan desain sistem meliputi: 1. Identifikasi Masalah: Menemukan masalah atau kebutuhan yang perlu diselesaikan oleh sistem. 2. Studi Kelayakan: Menganalisis kelayakan ekonomi, teknis, dan operasional dari sistem yang akan dikembangkan. 3. Pengumpulan Data: Melakukan wawancara, survei, observasi, dan studi dokumentasi untuk mengumpulkan data dari pengguna. 4. Analisis Kebutuhan: Mengidentifikasi kebutuhan fungsional dan non- fungsional yang harus dipenuhi oleh sistem. 5. Pemodelan Data dan Proses: Menggunakan diagram alur data (DFD), diagram entitas-relasi (ERD), atau diagram UML untuk memodelkan data dan proses dalam sistem. 6. Desain Sistem: Membuat desain logis dan desain fisik yang menggambarkan bagaimana sistem akan bekerja. 2.3 Prinsip-prinsip Dasar Analisis dan Desain Sistem 1. Fokus pada Pengguna (User-Centered Design): Desain sistem yang baik berpusat pada kebutuhan pengguna dan memberikan antarmuka yang mudah digunakan. 2. Keteraturan dan Konsistensi: Sistem harus dirancang secara konsisten agar pengguna dapat dengan mudah memahaminya. 3. Keamanan dan Keandalan: Sistem yang baik harus mampu menjaga data pengguna dan memberikan hasil yang akurat serta andal. 4. Efisiensi dan Efektivitas: Sistem perlu didesain agar efisien dalam penggunaan sumber daya dan efektif dalam memenuhi tujuan bisnis.
  • 15. 2.4 Studi Kasus: Sistem Manajemen Perpustakaan Sekolah Untuk memperdalam pemahaman, berikut adalah contoh studi kasus sederhana. Deskripsi Kasus: Sebuah sekolah ingin mengembangkan Sistem Manajemen Perpustakaan untuk mengelola data buku, anggota perpustakaan, peminjaman, dan pengembalian buku secara digital. Sistem ini diharapkan dapat mempermudah staf perpustakaan dalam melacak koleksi buku dan memonitor aktivitas peminjaman dan pengembalian. 1. Identifikasi Masalah Perpustakaan saat ini menggunakan sistem manual berbasis kertas, yang sering menimbulkan masalah seperti:  Kesulitan dalam melacak buku yang dipinjam dan dikembalikan.  Kehilangan data atau kerusakan pada catatan peminjaman.  Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mencari informasi buku atau anggota. 2. Studi Kelayakan Sistem yang diusulkan akan berfokus pada:  Kelayakan Ekonomi: Sistem akan menghemat waktu dan biaya administrasi di perpustakaan.  Kelayakan Teknis: Sekolah memiliki infrastruktur dasar seperti komputer dan jaringan untuk mengoperasikan sistem ini.  Kelayakan Operasional: Sistem akan mempermudah tugas staf perpustakaan dan meningkatkan pengalaman pengguna (anggota perpustakaan). 3. Pengumpulan Data Wawancara dengan staf perpustakaan dan beberapa siswa dilakukan untuk memahami alur peminjaman buku, prosedur pengembalian, dan kesulitan yang dihadapi dalam sistem manual. 4. Analisis Kebutuhan  Kebutuhan Fungsional: o Sistem harus memungkinkan pencatatan data buku, anggota, peminjaman, dan pengembalian. o Sistem harus memiliki fitur pencarian buku berdasarkan judul, penulis, atau kategori. o Sistem harus menghasilkan laporan bulanan terkait aktivitas perpustakaan.
  • 16.  Kebutuhan Non-Fungsional: o Antarmuka harus mudah digunakan oleh staf perpustakaan. o Sistem harus dapat diakses dari komputer perpustakaan dan memiliki backup data. 5. Pemodelan Data dan Proses Berikut adalah pemodelan dasar untuk Sistem Manajemen Perpustakaan.  Data Flow Diagram (DFD): o Level 0: Menunjukkan aliran data utama antara aktor (staf perpustakaan dan siswa) dengan sistem. o Level 1: Memperinci aliran data antara entitas, seperti entitas "Buku", "Anggota", dan proses "Peminjaman" serta "Pengembalian."  Entity-Relationship Diagram (ERD): o Entitas utama mencakup Buku, Anggota, Peminjaman, dan Pengembalian. o Relasi antar entitas diidentifikasi, misalnya:  Satu anggota dapat meminjam banyak buku.  Satu buku dapat dipinjam oleh banyak anggota. 6. Desain Sistem  Desain Antarmuka: Desain dibuat sederhana, dengan halaman utama yang berisi menu pencatatan buku, pencatatan anggota, dan pencatatan peminjaman/pengembalian.  Desain Database: Database mencakup tabel untuk menyimpan data buku, anggota, peminjaman, dan pengembalian, dengan struktur relasional. 2.5 Kesimpulan Proses analisis dan desain sistem memerlukan pendekatan yang teliti dan sistematis. Dalam studi kasus ini, dengan mengikuti tahapan SSADM, dapat dibentuk sistem perpustakaan digital yang lebih efisien dan mudah dikelola. Diskusi 1. Apa keuntungan dari sistem digital dibandingkan sistem manual pada studi kasus perpustakaan ini? 2. Bagaimana prinsip user-centered design diterapkan pada desain sistem ini?
  • 17. 3. Mengapa penting untuk membuat studi kelayakan sebelum melanjutkan ke tahap desain sistem?
  • 18. Chapter 3: Memahami Kebutuhan Pengguna 3.1 Pengertian Kebutuhan Pengguna Kebutuhan pengguna adalah harapan atau persyaratan yang diinginkan oleh pengguna terkait fungsi dan fitur sistem. Memahami kebutuhan pengguna adalah langkah awal yang krusial dalam proses pengembangan sistem, karena memastikan bahwa sistem yang dikembangkan akan efektif dan relevan untuk pengguna akhirnya. Ada dua jenis utama kebutuhan pengguna: 1. Kebutuhan Fungsional: Persyaratan terkait fungsi atau fitur yang harus dimiliki oleh sistem, seperti kemampuan sistem untuk menyimpan data, melakukan pencarian, atau menghasilkan laporan. 2. Kebutuhan Non-Fungsional: Persyaratan terkait kinerja sistem, seperti kecepatan akses, keamanan data, kegunaan, dan keandalan. 3.2 Pentingnya Memahami Kebutuhan Pengguna Memahami kebutuhan pengguna sangat penting karena:  Memastikan sistem yang dikembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pengguna.  Mencegah pengembangan fitur yang tidak dibutuhkan, sehingga efisien dalam penggunaan waktu dan biaya.  Mengurangi risiko perubahan besar selama proses pengembangan.  Meningkatkan kepuasan pengguna dengan hasil akhir yang memenuhi ekspektasi mereka. 3.3 Metode Pengumpulan Kebutuhan Pengguna Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan kebutuhan pengguna, yaitu: 1. Wawancara: Melibatkan sesi tanya-jawab langsung dengan pengguna atau pemangku kepentingan untuk menggali kebutuhan mereka. Ini bisa dilakukan secara terstruktur atau tidak terstruktur. 2. Observasi: Mengamati langsung cara pengguna bekerja untuk memahami bagaimana sistem akan digunakan dan bagaimana alur kerja mereka saat ini. 3. Kuesioner/Survei: Menggunakan pertanyaan tertulis yang disebarkan kepada sejumlah besar pengguna untuk memperoleh data yang lebih luas. 4. Workshop atau FGD (Focus Group Discussion): Mengadakan diskusi kelompok untuk mendengarkan pandangan dan kebutuhan dari beberapa pengguna dalam satu sesi.
  • 19. 5. Dokumentasi dan Analisis Proses Bisnis: Mempelajari dokumen dan alur kerja yang ada untuk mendapatkan wawasan mengenai kebutuhan sistem. 6. Prototyping: Membuat model awal atau versi sederhana dari sistem untuk mendapatkan umpan balik langsung dari pengguna. 3.4 Teknik Pengelolaan Kebutuhan Pengguna 1. Prioritization: Menentukan prioritas kebutuhan berdasarkan pentingnya untuk bisnis atau pengguna. 2. Traceability: Melacak kebutuhan dari tahap awal hingga implementasi untuk memastikan semua kebutuhan telah dipenuhi. 3. Validation: Memvalidasi kebutuhan pengguna dengan pengguna atau pemangku kepentingan agar sesuai dengan harapan mereka. 3.5 Studi Kasus: Sistem Manajemen Pemesanan Restoran Deskripsi Kasus: Sebuah restoran ingin mengembangkan Sistem Manajemen Pemesanan yang memungkinkan pelanggan memesan makanan secara online dan mengelola pemesanan di dalam restoran. Sistem ini juga akan digunakan oleh staf untuk melihat pesanan pelanggan dan memperbarui status pesanan. Langkah-langkah Pengumpulan Kebutuhan 1. Wawancara dengan Pemilik Restoran o Tujuan: Memahami visi pemilik tentang sistem yang diinginkan. o Hasil: Pemilik ingin sistem yang memungkinkan pelanggan memesan secara online, melihat menu, memilih waktu pengambilan, serta mengirimkan pesanan langsung ke dapur. 2. Observasi di Restoran o Tujuan: Mengamati alur kerja staf restoran dalam mengelola pesanan pelanggan. o Hasil: Ditemukan bahwa staf sering mengalami kesulitan dalam melacak pesanan yang telah diambil pelanggan dan pesanan yang masih dalam proses. 3. Kuesioner untuk Pelanggan o Tujuan: Mengumpulkan opini pelanggan tentang fitur yang mereka inginkan dalam aplikasi pemesanan. o Hasil: Banyak pelanggan menginginkan fitur notifikasi untuk memberi tahu mereka kapan pesanan siap. 4. Workshop dengan Staf Restoran
  • 20. o Tujuan: Mendiskusikan bagaimana sistem dapat memudahkan staf dalam menerima dan mengelola pesanan. o Hasil: Staf mengusulkan adanya fitur yang memungkinkan mereka memperbarui status pesanan dan mencetak struk untuk pesanan di tempat. Analisis Kebutuhan Kebutuhan Fungsional:  Sistem harus memungkinkan pelanggan memesan menu secara online.  Sistem harus menampilkan menu dan harga terkini.  Sistem harus mengirimkan pesanan pelanggan langsung ke dapur.  Sistem harus memberi notifikasi kepada pelanggan saat pesanan siap diambil. Kebutuhan Non-Fungsional:  Sistem harus mudah digunakan oleh pelanggan dan staf.  Sistem harus dapat diakses secara cepat untuk menghindari antrean di restoran.  Sistem harus memiliki keamanan yang baik untuk melindungi informasi pelanggan. 3.6 Contoh Hasil Analisis Kebutuhan Setelah mengumpulkan data, tim pengembang menyusun spesifikasi kebutuhan pengguna yang lebih detail, seperti berikut:  Fitur Pemesanan Online: Memungkinkan pelanggan memilih makanan dari menu dan memesan secara online.  Pengaturan Status Pesanan: Staf dapat memperbarui status pesanan pelanggan, seperti “Diterima,” “Dalam Proses,” dan “Siap Diambil.”  Notifikasi Pelanggan: Memberikan notifikasi otomatis kepada pelanggan jika pesanan sudah siap diambil.  Dashboard Admin: Fitur untuk pemilik atau manajer restoran untuk melihat laporan penjualan, menu, dan data pelanggan. Kesimpulan Memahami kebutuhan pengguna adalah dasar dari analisis sistem yang sukses. Dengan menggunakan berbagai metode, kita dapat memastikan bahwa kebutuhan
  • 21. pengguna teridentifikasi secara tepat sehingga sistem yang dikembangkan memenuhi ekspektasi pengguna dan meningkatkan efisiensi. Diskusi 1. Mengapa wawancara dan observasi sering menjadi pilihan utama dalam memahami kebutuhan pengguna? 2. Bagaimana prototyping dapat membantu dalam memastikan kebutuhan pengguna? 3. Dalam kasus restoran, kebutuhan non-fungsional apa yang menurut Anda sangat penting, dan mengapa? Chapter 4: Pemodelan Data Logis 4.1 Pengertian Pemodelan Data Logis Pemodelan Data Logis adalah proses merancang representasi data yang mencakup entitas, atribut, dan hubungan di antara data tersebut. Pemodelan data logis bertujuan untuk menggambarkan struktur data secara konseptual tanpa memperhatikan teknologi atau platform tertentu yang akan digunakan. Pemodelan ini menggunakan konsep seperti entitas, atribut, dan relasi untuk menunjukkan bagaimana data disusun dan bagaimana data berinteraksi dalam sistem. 4.2 Tujuan dan Manfaat Pemodelan Data Logis Pemodelan data logis memiliki beberapa tujuan dan manfaat, di antaranya: 1. Meningkatkan Pemahaman tentang Data: Memungkinkan pengembang untuk memahami data yang ada dan bagaimana data tersebut berinteraksi. 2. Memfasilitasi Komunikasi dengan Pengguna: Mempermudah komunikasi antara analis sistem dengan pengguna terkait struktur data yang diperlukan. 3. Mengoptimalkan Struktur Database: Menghindari redundansi data dan memastikan integritas data dalam sistem. 4. Mempermudah Implementasi Database Fisik: Pemodelan logis dapat diterjemahkan menjadi pemodelan fisik yang sesuai dengan sistem basis data tertentu. 4.3 Elemen Utama dalam Pemodelan Data Logis Pemodelan data logis umumnya mencakup beberapa elemen kunci:
  • 22. 1. Entitas: Objek yang memiliki makna penting dalam sistem dan akan disimpan datanya. Contohnya dalam sistem manajemen perpustakaan, entitas utama bisa berupa "Buku," "Anggota," dan "Peminjaman." 2. Atribut: Informasi atau data yang menjelaskan karakteristik dari suatu entitas. Misalnya, entitas "Buku" mungkin memiliki atribut "Judul," "Pengarang," dan "ISBN." 3. Relasi: Hubungan antara entitas dalam sistem, yang menggambarkan bagaimana satu entitas berinteraksi dengan entitas lainnya. Misalnya, relasi antara "Anggota" dan "Peminjaman" menunjukkan bahwa seorang anggota dapat melakukan banyak peminjaman buku. 4. Primary Key: Atribut atau kombinasi atribut yang secara unik mengidentifikasi setiap record dalam entitas. 5. Foreign Key: Atribut yang menjadi referensi ke primary key dari entitas lain untuk menunjukkan relasi antar entitas. 4.4 Contoh Diagram Pemodelan Data Logis Studi Kasus: Sistem Manajemen Inventaris Gudang Deskripsi Kasus: Sebuah perusahaan ingin membangun Sistem Manajemen Inventaris Gudang yang memungkinkan mereka mengelola stok produk, informasi pemasok, dan pesanan masuk. Sistem ini harus menyimpan data terkait produk yang disimpan di gudang, pemasok yang menyediakan produk, dan pesanan yang masuk dari pelanggan. Identifikasi Entitas dan Atribut 1. Produk o Atribut: ID Produk (Primary Key), Nama Produk, Kategori, Stok, Harga Satuan. 2. Pemasok o Atribut: ID Pemasok (Primary Key), Nama Pemasok, Alamat, Nomor Telepon, Email. 3. Pesanan o Atribut: ID Pesanan (Primary Key), Tanggal Pesanan, ID Pelanggan, Total Harga. 4. Pelanggan o Atribut: ID Pelanggan (Primary Key), Nama Pelanggan, Alamat, Nomor Telepon, Email.
  • 23. 5. Detail Pesanan o Atribut: ID Pesanan (Foreign Key), ID Produk (Foreign Key), Jumlah, Harga Total. Relasi Antar Entitas 1. Relasi antara Produk dan Pemasok: Setiap produk dapat memiliki beberapa pemasok, dan pemasok dapat memasok lebih dari satu produk. Relasi ini bisa berbentuk banyak-ke-banyak (many-to-many), yang perlu dipecah menjadi relasi satu-ke-banyak (one-to-many) dengan tabel bantu seperti Produk- Pemasok. 2. Relasi antara Pesanan dan Pelanggan: Setiap pesanan dimiliki oleh satu pelanggan, tetapi satu pelanggan dapat membuat beberapa pesanan (one-to- many). 3. Relasi antara Pesanan dan Detail Pesanan: Setiap pesanan bisa memiliki beberapa produk yang berbeda, dan setiap produk dalam pesanan bisa memiliki jumlah tertentu. Ini juga relasi one-to-many. 4. Relasi antara Detail Pesanan dan Produk: Setiap produk yang ada di detail pesanan harus merujuk ke entitas Produk untuk memastikan validitas data. 4.5 Diagram ERD (Entity-Relationship Diagram) Berikut adalah bentuk sederhana dari ERD untuk studi kasus ini:  Produk (ID Produk, Nama Produk, Kategori, Stok, Harga Satuan)  Pemasok (ID Pemasok, Nama Pemasok, Alamat, Nomor Telepon, Email) o Relasi many-to-many antara Produk dan Pemasok dengan tabel bantu Produk-Pemasok.  Pesanan (ID Pesanan, Tanggal Pesanan, ID Pelanggan, Total Harga)  Pelanggan (ID Pelanggan, Nama Pelanggan, Alamat, Nomor Telepon, Email) o Relasi one-to-many antara Pesanan dan Pelanggan.  Detail Pesanan (ID Pesanan, ID Produk, Jumlah, Harga Total) o Relasi one-to-many antara Pesanan dan Detail Pesanan. o Relasi one-to-many antara Detail Pesanan dan Produk. 4.6 Proses Pembuatan Model Data Logis 1. Identifikasi Entitas dan Relasi: Mengidentifikasi entitas penting yang diperlukan dalam sistem serta relasi antara entitas tersebut.
  • 24. 2. Menentukan Atribut untuk Setiap Entitas: Setiap entitas diberi atribut yang relevan untuk menjelaskan karakteristiknya. 3. Menentukan Primary Key dan Foreign Key: Setiap entitas harus memiliki primary key yang unik, dan foreign key digunakan untuk menunjukkan relasi antar entitas. 4. Membuat Diagram ERD: Diagram ERD disusun untuk menggambarkan entitas dan relasi dalam satu tampilan visual. 4.7 Contoh Penerapan Misalnya, untuk memproses pesanan dalam sistem, kita bisa merujuk ke tabel Pesanan yang memiliki ID Pelanggan sebagai foreign key untuk mengidentifikasi siapa yang melakukan pesanan. Setiap pesanan akan memiliki detail di tabel Detail Pesanan, yang merujuk ke produk dalam tabel Produk melalui ID Produk sebagai foreign key. 4.8 Kesimpulan Pemodelan data logis sangat penting dalam pengembangan sistem informasi karena memungkinkan kita untuk merancang struktur data yang efisien, memastikan integritas data, dan mempermudah pengelolaan data dalam jangka panjang. Dengan memahami entitas, atribut, dan relasi antar data, sistem yang dikembangkan akan lebih mudah digunakan, diakses, dan dipelihara. Diskusi 1. Mengapa penting untuk memahami relasi antar entitas dalam pemodelan data logis? 2. Bagaimana kita dapat menentukan primary key dan foreign key pada entitas yang berbeda? 3. Apakah manfaat dari pemodelan data logis dibandingkan langsung membuat model fisik?
  • 25. Studi Kasus: Cat Breeding Agency Latar Belakang: Cat Breeding Agency adalah sebuah agen pembiakan kucing yang berfokus pada pemeliharaan dan penjualan kucing ras. Agen ini memiliki beberapa jenis kucing ras yang sangat diminati oleh penggemar kucing. Agen ini juga bertanggung jawab untuk menjaga catatan tentang kesehatan, kualitas, dan keturunan kucing yang dibibitkan, serta mengelola hubungan dengan calon pembeli. Masalah yang Dihadapi: 1. Manajemen Data Kucing: Agen kesulitan mengelola catatan kesehatan, keturunan, dan informasi terkait setiap kucing. Beberapa data tercatat di buku catatan manual dan spreadsheet, yang berisiko terjadi kesalahan. 2. Proses Pembiakan yang Tidak Terstruktur: Proses pemilihan pasangan kucing untuk pembiakan sering kali tidak efisien. Agen membutuhkan sistem yang bisa memprediksi pasangan terbaik berdasarkan keturunan dan kesehatan kucing. 3. Kesulitan dalam Menjaga Kesehatan Kucing: Kesehatan kucing harus dipantau dengan cermat, termasuk jadwal vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan, namun sistem manual yang digunakan tidak memadai untuk memonitor status kesehatan setiap kucing secara real-time. 4. Proses Penjualan yang Lambat: Mengelola informasi calon pembeli dan transaksi penjualan kucing ras dilakukan secara manual, menyebabkan kesalahan dan keterlambatan dalam merespons permintaan pembeli. Tujuan Sistem: 1. Membantu mengelola data kucing, termasuk informasi keturunan, kesehatan, dan riwayat pembiakan. 2. Menyediakan fitur untuk memilih pasangan pembiakan yang optimal berdasarkan kualitas genetik dan kesehatan kucing. 3. Menyediakan manajemen kesehatan untuk setiap kucing yang dibibitkan, termasuk vaksinasi, pemeriksaan kesehatan, dan perawatan rutin. 4. Meningkatkan efisiensi penjualan dan manajemen pembeli, termasuk pencatatan informasi kontak dan riwayat pembelian. Suggested Answer 1. Pengumpulan Kebutuhan (Requirement Gathering)
  • 26. Untuk memulai proyek sistem ini, perlu dilakukan pengumpulan kebutuhan dengan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk pemilik agen, staf, dan dokter hewan yang bekerja di agen pembiakan. Beberapa kebutuhan yang diidentifikasi termasuk:  Data Kucing: Sistem harus dapat menyimpan informasi tentang setiap kucing, seperti nama, ras, usia, riwayat kesehatan, dan keturunan.  Proses Pembiakan: Sistem harus dapat merekomendasikan pasangan kucing yang cocok berdasarkan ras, kesehatan, dan keturunan.  Kesehatan Kucing: Sistem harus memonitor jadwal vaksinasi, pemeriksaan kesehatan, dan status kesehatan lainnya.  Penjualan: Sistem harus memungkinkan agen untuk mengelola calon pembeli, membuat penawaran harga, dan melacak transaksi penjualan. 2. Entity Relationship Diagram (ERD) Untuk memodelkan data yang akan dikelola oleh sistem, tim pengembang dapat membuat Entity Relationship Diagram (ERD). Beberapa entitas utama dalam sistem ini adalah:  Kucing: Memiliki atribut seperti nama, ras, tanggal lahir, kesehatan, dan keturunan.  Pemilik Kucing: Informasi tentang calon pembeli atau pemilik yang tertarik membeli kucing.  Pembiakan: Mencatat pasangan kucing yang digunakan untuk pembiakan, serta tanggal dan hasil dari pembiakan tersebut.  Kesehatan Kucing: Mencatat pemeriksaan medis, vaksinasi, dan status kesehatan.  Transaksi Penjualan: Mencatat informasi transaksi yang terjadi antara agen dan pembeli kucing. 3. Alur Kerja Sistem (Workflow) Sistem akan menangani berbagai alur kerja dalam agen pembiakan, yang meliputi: 1. Pendaftaran Kucing: Ketika kucing baru tiba di agen, staf akan memasukkan informasi kucing ke dalam sistem, termasuk data keturunan, kesehatan, dan tanggal lahir. 2. Pemilihan Pasangan Pembiakan: Sistem akan menyarankan pasangan pembiakan berdasarkan data genetik dan kesehatan yang ada dalam sistem. 3. Manajemen Kesehatan: Setiap kucing akan memiliki catatan kesehatan yang mencatat vaksinasi, pemeriksaan kesehatan, dan catatan medis lainnya.
  • 27. 4. Penjualan Kucing: Ketika calon pembeli tertarik untuk membeli kucing, staf akan memasukkan data pembeli dan transaksi ke dalam sistem. Sistem akan melacak status transaksi hingga kucing tersebut terjual. 5. Pelaporan: Sistem akan menyediakan laporan untuk manajemen mengenai status pembiakan, kesehatan kucing, serta laporan penjualan dan keuntungan yang diperoleh. 4. Diagram Konteks Pada tahap ini, tim analisis akan membuat Diagram Konteks yang menggambarkan bagaimana sistem berinteraksi dengan aktor eksternal, seperti:  Staf Agen: Mengelola data kucing, pembiakan, dan transaksi penjualan.  Pemilik/Pembeli: Berinteraksi dengan sistem untuk membeli kucing dan melihat informasi tentang kucing yang tersedia.  Dokter Hewan: Memberikan informasi tentang status kesehatan kucing yang tercatat dalam sistem. 5. Solusi yang Diusulkan Sistem informasi yang akan dibangun untuk Cat Breeding Agency akan memiliki beberapa fitur utama: 1. Modul Manajemen Data Kucing: Menyediakan database terpusat untuk semua informasi tentang kucing yang dibibitkan, termasuk informasi keturunan, kesehatan, dan hasil pembiakan. 2. Modul Pemilihan Pasangan Pembiakan: Sistem akan menganalisis data keturunan dan kesehatan kucing untuk merekomendasikan pasangan pembiakan yang optimal. 3. Modul Kesehatan: Setiap kucing akan memiliki riwayat medis yang lengkap dan dapat dipantau oleh staf atau dokter hewan untuk memastikan kesehatan kucing terjaga. 4. Modul Penjualan dan Pembeli: Menyediakan informasi untuk calon pembeli, memungkinkan mereka untuk melihat kucing yang tersedia, membuat pesanan, dan melacak status pembelian. 5. Laporan dan Analisis: Sistem akan memberikan laporan berkala tentang statistik pembiakan, kesehatan, dan penjualan untuk membantu manajemen agen mengambil keputusan yang lebih baik. 6. Keuntungan Sistem yang Diusulkan
  • 28. 1. Peningkatan Efisiensi Operasional: Sistem otomatis akan mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh pencatatan manual dan mempercepat proses pembiakan serta penjualan. 2. Pengelolaan Data yang Lebih Baik: Semua data tentang kucing, pembiakan, dan transaksi akan terdokumentasi dengan rapi, memudahkan pencarian dan pelacakan. 3. Peningkatan Layanan Pelanggan: Sistem memungkinkan staf untuk memberikan informasi lebih cepat kepada calon pembeli tentang ketersediaan kucing, harga, dan proses pembelian. 4. Monitoring Kesehatan: Memastikan bahwa setiap kucing yang dibibitkan memperoleh perhatian medis yang tepat dan terjadwal.
  • 29. Deskripsi Studi Kasus: Yorkies Pet Shop Yorkies Pet Shop adalah sebuah toko yang menjual anjing jenis Yorkshire Terrier (Yorkies) bersama dengan berbagai produk terkait hewan peliharaan, seperti makanan anjing, mainan, dan aksesori lainnya. Toko ini memiliki beberapa cabang yang tersebar di beberapa kota, dan mereka berencana untuk membangun sebuah sistem manajemen informasi untuk mengelola inventaris, penjualan, serta data pelanggan. Latar Belakang Yorkies Pet Shop telah berkembang pesat dan saat ini sedang menghadapi masalah dalam mengelola informasi yang tersebar antara cabang-cabangnya. Proses pencatatan stok barang, pemesanan produk baru, serta transaksi penjualan saat ini masih dilakukan secara manual, yang menyebabkan ketidaktepatan data, kesalahan dalam perhitungan inventaris, serta lambatnya proses pelayanan pelanggan. Untuk itu, perusahaan memutuskan untuk mengembangkan sistem manajemen informasi berbasis komputer yang dapat membantu memperbaiki masalah-masalah ini. Sistem yang direncanakan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional, mempercepat transaksi, dan memberikan informasi yang lebih akurat untuk pengambilan keputusan bisnis. Tujuan Sistem Tujuan dari sistem manajemen informasi yang akan dikembangkan adalah: 1. Manajemen Inventaris: Menyediakan informasi terkini tentang stok anjing dan produk terkait lainnya yang tersedia di setiap cabang. 2. Pemrosesan Transaksi Penjualan: Menangani transaksi penjualan anjing dan produk lainnya secara otomatis dan memberikan laporan penjualan yang akurat. 3. Manajemen Pelanggan: Mencatat informasi pelanggan dan riwayat pembelian mereka untuk meningkatkan pelayanan dan penawaran yang lebih personal. 4. Pengelolaan Pesanan dan Pengiriman: Memantau status pesanan produk baru dan pengiriman produk ke cabang-cabang. Masalah yang Dihadapi 1. Kesalahan dalam Inventaris: Stok barang sering tidak terupdate, baik karena pencatatan yang salah atau keterlambatan pembaruan data antara cabang. 2. Proses Penjualan Lambat: Proses transaksi penjualan yang masih manual memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan. 3. Kurangnya Informasi Pelanggan: Data pelanggan tersebar di berbagai tempat dan tidak terorganisir dengan baik.
  • 30. 4. Kesulitan dalam Pemesanan Produk: Proses pemesanan produk baru ke pemasok dan distribusi antar cabang tidak terkelola dengan baik. Solusi yang Diharapkan Sistem yang akan dikembangkan harus memiliki kemampuan untuk:  Mengelola data produk dan stok barang di setiap cabang secara real-time.  Menyediakan fitur untuk mencatat transaksi penjualan dan mengupdate inventaris secara otomatis setelah setiap transaksi.  Menyimpan data pelanggan untuk mendukung program loyalitas dan menawarkan promo yang relevan.  Memastikan adanya monitoring pesanan yang memungkinkan manajer untuk melacak status produk yang sedang dipesan atau sedang dalam perjalanan. Diagram Konteks Pada tahap awal, tim analis membuat Diagram Konteks untuk menggambarkan interaksi antara sistem dan aktor eksternal, seperti:  Pelanggan: Yang melakukan pembelian.  Manajer Toko: Yang memantau penjualan dan inventaris.  Pemasok: Yang menyediakan produk untuk toko. Entity-Relationship Diagram (ERD) Untuk memodelkan data, tim menggunakan Entity-Relationship Diagram (ERD) untuk menggambarkan hubungan antar entitas dalam sistem, seperti:  Produk: Menggambarkan data produk yang ada di toko, termasuk kategori, harga, dan jumlah stok.  Pelanggan: Data yang menyimpan informasi pelanggan dan riwayat pembelian mereka.  Transaksi Penjualan: Mencatat semua transaksi yang terjadi, termasuk produk yang dibeli dan harga.  Pemasok: Menyimpan informasi tentang pemasok produk yang bekerja dengan Yorkies Pet Shop. Alur Kerja Sistem Sistem akan menangani berbagai proses dalam toko, mulai dari penjualan hingga manajemen inventaris. Alur kerjanya adalah sebagai berikut: 1. Pelanggan datang ke toko atau menghubungi toko untuk melakukan pembelian.
  • 31. 2. Manajer Toko atau Karyawan melakukan input produk yang dibeli ke dalam sistem, yang akan otomatis memperbarui stok produk. 3. Sistem akan mengurangi jumlah stok setelah transaksi selesai dan menyimpan data transaksi dalam database. 4. Jika stok barang menipis, sistem akan otomatis membuat permintaan pemesanan ke pemasok. 5. Manajer Toko dapat mengakses laporan tentang penjualan, inventaris, dan pemesanan produk melalui dashboard sistem. Pengujian dan Implementasi Setelah pengembangan sistem selesai, pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa sistem berfungsi sesuai dengan harapan dan bebas dari kesalahan. Pengujian meliputi:  Pengujian fungsionalitas untuk memastikan setiap fitur berfungsi dengan baik.  Pengujian integrasi untuk memastikan sistem bekerja secara menyeluruh dengan semua komponen yang terintegrasi.  Pengujian kinerja untuk memeriksa kecepatan dan responsivitas sistem dalam menangani transaksi penjualan. Manfaat Sistem 1. Efisiensi Waktu: Sistem otomatis mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memproses transaksi penjualan dan pemantauan inventaris. 2. Akurasi Data: Pengelolaan stok barang dan transaksi lebih akurat, mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh pencatatan manual. 3. Laporan yang Berguna: Sistem menyediakan laporan yang memudahkan manajer dalam mengambil keputusan bisnis yang lebih tepat. 4. Peningkatan Kepuasan Pelanggan: Dengan pemrosesan transaksi yang lebih cepat dan akurat, pelanggan akan merasa lebih puas dan cenderung kembali membeli.