1
GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF)
A. Pengertian
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme
jaringan. Gagal jantung kongetif adalah keadaan dimana terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan mekanisme kompenstoriknya. Gagal
jantung kongestif perlu dibedakan dengan istilah yang lebih umum yaitu. Gagal sirkulasi, yang hanya berarti kelebihan beban sirkulasi akibat
bertambahnya volume darah pada gagal jantung atau sebab-sebab diluar jantung, seperti transfusi yang berlebihan atau anuria.
Gagal jantung adalah ketidak-mampuan jantung untuk mempertahankan curah jantung (cardiac output = CO) dalam memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh.
Sampai saat ini insiden gagal jantung kongestif masih tinggi, di Amerika Serikat ditemukan sekitar 4,6 juta penderita, dengan kira-kira
400.000 kasus baru setiap tahunnya. Di Eropa prevalensi gagal jantung kronik adalah 0,4 – 2,0 persen, dimana mortalitas mencapai 50% dalam
lima tahun.3,4
B. Etiologi
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis penyakit jantung kongestif maupun didapat. Mekanisme fisiologis yang
menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir atau menurunkan kontraktilitas miokardium.
Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui penekanana sirkulasi yang mendadak Penanganan yang efektif terhadap
gagal jantung membutuhkan pengenalan dan penanganan tidak saja terhadap mekanisme fisiologis dan penyakit yang mendasarinya, tetapi juga
terhadap faktor-faktor yang memicu terjadinya gagal jantung.
Penyebab gagal jantung kongestif dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyakit miokard sendiri dan gangguan mekanik pada miokard.
1. Penyakit pada miokard sendiri, antara lain :
 Penyakit jantung koroner
 Kardiomiopati
 Miokarditis dan penyakit jantung reumatik
 Penyakit infiltratif
 Iatrogenik akibat obat-obat seperti adriamisin dan diisopiramid, atau akibat radiasi.
2. Gangguan mekanik pada miokard, jadi miokard sendiri sebenarnya tidak ada kelainan. Golongan ini dapat dibagi menjadi
 Kelebihan beban tekanan (pressure overload). : hipertensi, stenosis Aorta, koartasio aorta , hipertrofi kardiomiopati
 Kelebihan beban volume (Volume overload) : insufisiensi aorta atau mitral, left to right shunt, transfusi berlebihan.
 Hambatan pengisian.: constrictive pericarditis tamponade
C. PATOFISIOLOGI
Pada awal gagal jantung, akibat CO yang rendah, di dalam tubuh terjadi peningkatan aktivitas saraf simpatis dan sistem renin-
angiotensinaldosteron, serta penglepasan arginin vasopresin yang kesemuanya merupakan mekanisme kompensasi untuk mempertahankan
tekanan darah yang adekuat.
Respon neurohumoral ini akan membawa keuntungan untuk sementara waktu. Namun setelah beberapa saat, kelainan sistem neurohumoral
ini akan memacu perburukan gagal jantung, tidak hanya karena vasokonstriksi serta retensi air dan garam yang terjadi, akan tetapi juga karena
adanya efek toksik langsung dari noradrenalin dan angiotensin terhadap miokard.
D. JENIS GAGAL JANTUNG
Dari sekian banyak pembagian dari jenis gagal jantung, maka ada 2 (dua) yang kami sebutkan adalah :
1.Gagal jantung akut dan kronis.
Gagal Jantung Kronis :
• Etiologinya berkembang secara lambat
• Jantung mempunyai waktu untuk berkompensasi (hipertrofi ventrikel)
• Penderita sanggup mentoleransi penurunan cardiac output
• Bila ada faktor presipitasi ( a.l. aritmia cordis)  dekompensasi akut.
Gagal Jantung Akut :
• Etiologinya berkembang cepat / ada faktor presipitasi
• Perfusi organ-organ tidak adekwat
• Bendungan akut vena-vena ke ventrikel
• Dekompensasi kordis terjadi secara tiba-tiba
• Cardiac output (CO) menurun  timbul gejala gagal jantung akut.
2. Gagal Jantung Kiri dan Kanan.
• Bila etiologinya mengganggu fungsi ventrikel kiri seperti hipertensi dan penyakit jantung koroner  GAGAL JANTUNG KIRI (Left ventricular
failure = LVF).
• Bila etiologinya lebih mengganggu fungsi Ventrikel kanan seperti Infark ventrikel kanan GAGAL JANTUNG KANAN (Right ventricular
failure=RVF). Kebanyakan RVF disebabkan oleh LVF.
2
E. DIAGNOSIS GAGAL JANTUNG
Dalam menentukan diagnosis gagal jantung, disamping anamnesis, gejala dan tanda klinis yang ditemukan juga ditunjang oleh beberapa
pemeriksaan antara lain : pemeriksaan laboratorium, radiologi, EKG dan echokardiography. Namun demikian bahwa anamnesis dan pemeriksaan
fisis diagnostik sangat menentukan dalam diagnosis awal dari penyakit ini.
F. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik dari gagal jantung kongestif dapat berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi, namun manifestasi klinik
yang sering dijumpai pada gagal jantung kongestif berupa :
1. Dispnu/ortopnu/Paroxismal nocturnal dispnea (PND)
2. Batuk. 8. Hepatomegali.
3. Mudah lelah. 9. Distensi vena jugularis
4. Takhikardi dan bunyi jantung S3. 10. Asites.
5. Kegelisahan. 11. Anoreksia dan mual
6. Edema ekstremitas 12. Nokturia
7. Pertambahan berat badan
Akibat bendungan di berbagai organ dan low output, pada penderita gagal jantung kongestif hampir selalu ditemukan:
a. Gejala paru berupa : dyspnea, orthopnea dan paroxysmal nocturnal dyspnea.
b. Gejala asistemik berupa lemah, cepat capek, oliguri, noktori, mual, muntah, asites, hepatomegali dan edema perifer.
c. Gejala susunan saraf pusat berupa: insomnia, sakit kepala, mimpi buruk sampai delirium.
Pada kasus akut, gejala yang khas ialah gejala edema paru yang meliputi : dyspnea, orthopnea, tachypnea, batuk-batuk dengan sputum
berbusa, kadang-kadang hemoptisis, ditambah gejala low output seperti: takikardia, hipotensi dan oliguri, beserta gejala-gejala penyakit penyebab
atau pencetus lainnya seperti keluhan angina pektoris pada infark miokard akut. Apabila telah terjadi gangguan fungsi ventrikel kiri yang berat, maka
dapat ditemukan pulsus alternans. Pada keadaan sangat berat akan terjadi syok kardiogenik.
Tanda khas pada auskultasi ialah adanya bunyi jantung ketiga (diastolic gallop). Dapat pula terdengar bising apabila terjadi dilatasi ventrikel.
Pada paru hampir selalu terdengar ronki basah.
G. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi pada GJK berupa :
1. Syok kardogenik
2. Episode tromboemboli
3. Efusi dan tamponade pericardium, dll.
H. Penatalaksanaan
1. Medis : obat-obat yang sering digunakan pada klien dengan GJK :
a. Digitalis.
b. Diuretik.
c. Vasodilator.
d. Agonis adrenergik
2. Dukungan diet : berupa pembatasan terhadap lemak dan natrium.
3. Perawatan
I. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk gagal jantung kongestif. Kelainan hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari
penyakit dasar dan komplikasi yang terjadi. Seperti adanya peninggian enzim creatine kinase (CK) pada infark miokard, atau kultur darah positif
pada endokarditis. Walaupun demikian, hampir semua penderita ditemukan adanya peningkatan jumlah sel-sel darah merah, dan penurunan P02
dan asidosis pada analisis gas darah akibat kekurangan oksigen.
J. PEMERIKSAAN EKG
Gambaran EKG pada penderita gagal jantung kongestif juga tergantung pada penyakit dasar. Akan tetapi pada gagal jantung kongestif akut,
karena selalu terjadi iskemik dan gangguan fungsi konduksi ventrikel, maka hampir semua EKG dapat ditemukan gambaran takikardia, left
bundlebranch-block dan perubahan segmen ST dan gelombang T
K. PEMERIKSAAN RADIOLOGI (FOTO TORAKS)
Pada foto toraks, sering ditemukan pembesaran jantung dan tandatanda bendungan paru. Apabila telah terjadi edema paru, dapat ditemukan
gambaran kabut di daerah perihiler, penebalan interlobar fissure (Kerley's line). Sedangkan kasus yang berat dapat ditemukan efusi pleural.
Berdasarkan gejala sesak napas, New-York Heart Association (NYHA) membagi gagal jantung kongestif menjadi 4 klas yaitu :
Klas 1 : Aktifitas sehari-hari tidak terganggu. Sesak timbul jika melakukan kegiatan fisik yang berat.
3
Klas 2 : Aktifitas sehari-hari terganggu sedikit.
Klas 3 : Aktifitas sehari-hari sangat terganggu. Merasa nyaman pada waktu istirahat.
Klas 4 : Walaupun istirahat terasa sesak.
Diagnosis gagal jantung kongestif dapat ditegakkan menurut beberapa criteria, antara lain :
1. Kriteria gagal jantung menurut Framingham Heart Study
a. Kriteria Mayor
 Paroxysmal Nocturnal Dyspnoe
 Dyspnoe On Effort
 Peningkatan tekanan vena jugularis
 Ronkhi paru
 Kardiomegali
 Udema paru akut
 Gallop S3
 Pemanjangan waktu sirkulasi > 25 detik)
 Refluks hepatojugular
b. Kriteria minor
 Udema pergelangan kaki
 Batuk malam
 Hepatomegali
 Efusi pleura
 Takikardi (> 129 x/menit)
 Penurunan kapasitas vital paru (1/3 dari maksimal)
c. Kriteria mayor atau minor
 Penurunan berat badan lebih dari 4,5 kg selama 5 hari perawatan
Disebut gagal jantung kongestif bila memenuhi 2 kriteria mayor atau 1 mayor dengan 2 minor.
L. PENATALAKSANAAN
Terapi diberikan untuk memudahkan aktivitas fisik, memperbaiki kualitas hidup dan meningkatkan harapan hidup. Terapi akan mencakup tiga
aspek yaitu mengobati faktor penyebab gagal jantung, menghilangkan faktor-faktor yang dapat memperberat dan mengobati gagal jantungnya
sendiri
Mengobati Penyebab
1. Operasi untuk memperbaiki penyempitan dan kebocoran katup, hubungan antara bilik-bilik jantung yang abnormal atau sumbatan arteri
koroner
2. Obat-obatan, misalnya untuk mengobati dan mengontrol tekanan darah tinggi.
3. Operasi, obat dan radiasi untuk hipertiroid.
Menghilangkan Faktor-faktoryang Memperburuk
Menghentikan kebiasaan merokok, merubah pola makan, menghentikan kebiasaan minum alkohol dan melakukan olahraga ringan sampai
sedang untuk memperbaiki kondisi tubuh secara keseluruhan. Tapi untuk gagal jantung yang berat penderita harus berbaring di tempat tidur.
Mengurangi konsumsi garam, karena konsumsi garam yang berlebihan akan mengakibatkan retensi cairan yang mempengaruhi pengobatan.
Cara yang paling sederhana untuk memeriksa retensi cairan tubuh adalah dengan menimbang berat badan setiap hari. Penambahan berat
badan lebih dari 1 kg sehari hampir dapat dipastikan disebabkan oleh retensi cairan. Penambahan seperti ini setiap hari dapat menandakan bahwa
gagal jantung semakin berat. Karena pentingnya penimbangan ini, maka penderita disarankan untuk menimbang pada waktu yang sama setiap hari,
biasanya segera setelah bangun tidur, setelah buang air kecil dan sebelum sarapan. Timbangan yang digunakan harus sama, jumlah pakaian yang
digunakan relatif sama dan dibuat catatan tertulis setiap hari.
Pengobatan Gagal Jantung
Terapi terbaik adalah pencegahan atau terapi dini faktor penyebab.
Gagal Jantung Kronis
1. Mengurangi konsumsi garam
2. Diuretik untuk meningkatkan pembentukan urin, dibarengi suplemen kalium.
3. Digoksin untuk menambah kekuatan kontraksi dan mengurangi denyut yang terlalu cepat.
4. Vasodilator untuk melebarkan arteri, vena atau keduanya. Yang banyak dipakai adalah ACE inhibitor, melebarkan arteri dan vena, nitrogliserin
melebarkan vena dan hydralazine melebarkan arteri.
5. Antikoagulan. Bilik jantung yang membesar dan tidak berkontraksi dengan baik dapat menyebabkan timbulnya gumpalan darah yang bila
terlepas ke aliran darah dapat merusak organ lain seperti otak sehingga menyebabkan stroke.
4
6. Transplantasi jantung, dilakukan pada pasien yang tidak membaik dengan obat-obatan.
7. Kardiomioplasti adalah operasi eksperimental. Dilakukan dengan memindahkan otot besar pada punggung pasien untuk membungkus jantung
dan distimulasi dengan pacemaker buatan. Operasi eksperimental yang lebih baru dilakukan dengan membuang otot jantung yang tidak
berfungsi pada pasien dengan gagal jantung berat.
Gagal Jantung Akut
Bila terjadi penimbunan cairan tiba-tiba dalam paru-paru, penderita gagal jantung akan mengalami sesak napas hebat sehingga memerlukan masker
oksigen konsentrasi tinggi.
Pemberian diuretik melalui vena dan digoxin dapat memperbaiki kondisi secara dramatis. Nitrogliserin yang diberikan di bawah lidah atau intravena
akan melebarkan vena dan mengurangi jumlah cairan dalam paru-paru.
Morfin diberikan untuk menenangkan pasien, menurunkan jumlah pernapasan, memperlambat detak jantung sehingga bisa mengurangi beban kerja
jantung.
KEGAGALAN TERAPI
Beberapa faktor penyebab terapi yang diberikan tidak berhasil seperti yang diharapkan
1. Diagnosis terlambat
2. Terapi suboptimal
3. Kepatuhan terapi
4. Keterbatasan efektifitas dan efek samping
USAHA-USAHA PERBAIKAN TERAPI
•Tepat diagnosis
•Tepat terapi
–Terapi farmakologis yang lebih baik
–Penggunaan alat dan tindakan bedah
–Terapi sesuai dengan guideline yang ada
•Kepatuhan
•Peranan perawat dan kebijakan pelayanan yang lebih baik
M. Asuhan Keperawatan
1. Diagnosa yang lazim pada klien dengan GJK :
d. Penurunan curah jantung b/d perubahahn kontraktilitas miokardial, perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik serta perubahan
struktural.
e. Intoleran aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai oksigen, kelemahan umum dan tirah baring lama/immobilisasi.
f. Kelebihan volume cairan b/d menurunnya laju filtrasi glomerulus.
g. Resiko gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran kapiler – alveolus.
h. Resiko kerusakan integritas kulit b/d tirah baring lama, edema dan penurunan perfusi jaringan.
i. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) menegnai kondisi, program pengobatan b/d kurang pemahaman/kesalahan persepsi tentang
hubungan fungsi jantung/penyakit/gagal.
2. Tujuan
Tujuan utama mencakup :
a. Bertambahnya istirahat.
b. Penghilangan kecemasan.
c. Pencapaian perfusi jaringan yang normal.
d. Pemahaman mengenai program perawatan diri, dan
e. Tidak terjadi komplikasi.
3. Intervensi
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari intervensi yang diberikan adalah :
a. Mengalami penurunan kelelahan dan dispnea.
b. Mengalami penurunan kecemasan.
c. Mencapai perfusi jaringan yang normal.
d. Mematuhi aturan perawatan diri dengan :
- Hidup dengan reserve jantung yang terbatas
- Siaga terhadap gejala yang menunjukkan kekambuhan gagal jantung.

More Related Content

PPT
Gagal jantung, chf
PPTX
GAGAL JANTUNG KONGESTIF DAN HIPERTENSI
DOCX
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
PPTX
Gagal Jantung Akut - Tinjauan Pustaka
DOCX
Syok kardiogenik
DOCX
5. syok kardiogenik
DOCX
Refrat syok kardiogenik fix
PDF
Studi Kasus Farmakoterapi Congestive Heart Failure
Gagal jantung, chf
GAGAL JANTUNG KONGESTIF DAN HIPERTENSI
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Gagal Jantung Akut - Tinjauan Pustaka
Syok kardiogenik
5. syok kardiogenik
Refrat syok kardiogenik fix
Studi Kasus Farmakoterapi Congestive Heart Failure

What's hot (19)

PPT
Penyakit gagal jantung
PPTX
Gagal jantung
PPTX
Syok kardiogenik
DOCX
Makalah gagal jantung
PPT
Gagal jantung
DOCX
GAGAL JANTUNG KONGESTIF DAN HIPERTENSI
DOCX
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan dengan gagal jantung
ODT
Askep chf
DOCX
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
PPTX
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
DOCX
Laporan pendahuluan chf
DOCX
Asuhan keperawatan chf
DOCX
Laporan pendahuluan chf unu
PPTX
gagal jantung (Heart Failure)
PDF
Acei sebagai reno protektor
PPTX
Congestive Heart Failure (CHF)
DOCX
Askep chv (gagal jantung) AKPER PEMKAB MUNA
DOCX
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
PPTX
Syncope and edema in lower limb
Penyakit gagal jantung
Gagal jantung
Syok kardiogenik
Makalah gagal jantung
Gagal jantung
GAGAL JANTUNG KONGESTIF DAN HIPERTENSI
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan dengan gagal jantung
Askep chf
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
Laporan pendahuluan chf
Asuhan keperawatan chf
Laporan pendahuluan chf unu
gagal jantung (Heart Failure)
Acei sebagai reno protektor
Congestive Heart Failure (CHF)
Askep chv (gagal jantung) AKPER PEMKAB MUNA
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Syncope and edema in lower limb

Similar to Presentasi gj k (20)

PPT
Power point apa itu penyakit CHF/jantung .ppt
DOCX
Konsep medis chf
DOCX
Penyakit jantung
DOCX
Makalah gagal jantung 2
DOCX
Makalah gagal jantung 2
DOCX
Makalah gagal jantung 2
DOCX
Makalah gagal jantung 2
DOCX
Laporan pendahuluan chf
DOC
LP CHF.doc
PPTX
mATERI BUAT BELAJAR CHF SEMOGA BERMANFAAT.pptx
PPTX
PPT-CHF.pptx
DOCX
Decom
DOCX
MAKALAH CHF fixx.docx
PDF
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULER [Read-Only] [Compatibi...
PPTX
PPT GAGAL JANTUNG revisasakk hyhknbff bbhfjjh hffhhi.pptx
PPTX
TATALAKSANA GAGAL JANTUNG CONGESTIF (CHF)
DOCX
PPTX
Gagal jantung
DOCX
Makalah gagal jantung
DOCX
Makalah gagal jantung
Power point apa itu penyakit CHF/jantung .ppt
Konsep medis chf
Penyakit jantung
Makalah gagal jantung 2
Makalah gagal jantung 2
Makalah gagal jantung 2
Makalah gagal jantung 2
Laporan pendahuluan chf
LP CHF.doc
mATERI BUAT BELAJAR CHF SEMOGA BERMANFAAT.pptx
PPT-CHF.pptx
Decom
MAKALAH CHF fixx.docx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULER [Read-Only] [Compatibi...
PPT GAGAL JANTUNG revisasakk hyhknbff bbhfjjh hffhhi.pptx
TATALAKSANA GAGAL JANTUNG CONGESTIF (CHF)
Gagal jantung
Makalah gagal jantung
Makalah gagal jantung

More from Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari (20)

PPTX
Seminar nasiona konawe penelusuran e jurnal, sitasi
PPT
Aspek seksualitas dalam_keperawatan_ok
PPTX
Menjadi muslimah idaman suami
PPTX
Memilih pasangan idaman (istri&suami)
PDF
Depression in patients undergoing conventional maintenance hemodialysis the d...
PDF
Depression in chronic kidney disease
PDF
Depression and suicide risk in hemodialysis patients with chronic renal failure
PDF
Depression and cognitive impairment in peritoneal dialysis a multicenter cros...
PDF
Association of inadequate health literacy with health outcomes in patients wi...
PDF
Association between depression and mortality in patients receiving long term ...
PDF
Association of depression with selenium deficiency and nutritional markers in...
PDF
Anxiety and depressive symptoms and medical illness among adults with anxiety...
PDF
Anxiety and depressive disorders in dialysis patient association to health re...
PDF
An interdisciplinary approach to dialysis decision making in the ckd patient ...
PDF
Burden of depressive disorders by country, sex, age, and year findings from t...
DOCX
Acute or chronic stress induce cell compartment specific phosphorylation of g...
PDF
Skala nilai depresi dari hamilton 1
Seminar nasiona konawe penelusuran e jurnal, sitasi
Aspek seksualitas dalam_keperawatan_ok
Menjadi muslimah idaman suami
Memilih pasangan idaman (istri&suami)
Depression in patients undergoing conventional maintenance hemodialysis the d...
Depression in chronic kidney disease
Depression and suicide risk in hemodialysis patients with chronic renal failure
Depression and cognitive impairment in peritoneal dialysis a multicenter cros...
Association of inadequate health literacy with health outcomes in patients wi...
Association between depression and mortality in patients receiving long term ...
Association of depression with selenium deficiency and nutritional markers in...
Anxiety and depressive symptoms and medical illness among adults with anxiety...
Anxiety and depressive disorders in dialysis patient association to health re...
An interdisciplinary approach to dialysis decision making in the ckd patient ...
Burden of depressive disorders by country, sex, age, and year findings from t...
Acute or chronic stress induce cell compartment specific phosphorylation of g...
Skala nilai depresi dari hamilton 1

Recently uploaded (20)

PPTX
pedoman tes kompetensi akademik deep learning
PDF
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 3 (Proxmox VE 9.0).pdf
PDF
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 5 Kurikulum Merdeka
PDF
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 12 SMA - Cabang Iman: Keterkaitan antar...
PDF
Asal-usul Postmodernitas & materi singkat.pdf
PDF
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 10 Ter...
PDF
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 1 Kurikulum Merdeka
PDF
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 5 Kurikulum Merdeka
PDF
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 4 Kurikulum Merdeka
PDF
Modul Ajar Deep Learning Seni Budaya Kelas 1 Kurikulum Merdeka
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas XI SMA Terbaru 2025
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 1 Kurikulum Merdeka
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 7 MTs
PPTX
Kokurikuler dalam Pembelajaran Mendalam atau Deep Leaning
PPTX
Pola Pikir Bertumbuh Pembelajaran Mendalam.pptx
PDF
Stop Bullying NO Bully in school SMA .pdf
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Ekonomi Kelas X SMA Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PPTX
EFS (Modern Filing and Document Management)_Training *Effective E-Filing & Do...
pedoman tes kompetensi akademik deep learning
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 3 (Proxmox VE 9.0).pdf
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 5 Kurikulum Merdeka
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 12 SMA - Cabang Iman: Keterkaitan antar...
Asal-usul Postmodernitas & materi singkat.pdf
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 10 Ter...
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 5 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 4 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Deep Learning Seni Budaya Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas XI SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 7 MTs
Kokurikuler dalam Pembelajaran Mendalam atau Deep Leaning
Pola Pikir Bertumbuh Pembelajaran Mendalam.pptx
Stop Bullying NO Bully in school SMA .pdf
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Ekonomi Kelas X SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
EFS (Modern Filing and Document Management)_Training *Effective E-Filing & Do...

Presentasi gj k

  • 1. 1 GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF) A. Pengertian Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Gagal jantung kongetif adalah keadaan dimana terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan mekanisme kompenstoriknya. Gagal jantung kongestif perlu dibedakan dengan istilah yang lebih umum yaitu. Gagal sirkulasi, yang hanya berarti kelebihan beban sirkulasi akibat bertambahnya volume darah pada gagal jantung atau sebab-sebab diluar jantung, seperti transfusi yang berlebihan atau anuria. Gagal jantung adalah ketidak-mampuan jantung untuk mempertahankan curah jantung (cardiac output = CO) dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Sampai saat ini insiden gagal jantung kongestif masih tinggi, di Amerika Serikat ditemukan sekitar 4,6 juta penderita, dengan kira-kira 400.000 kasus baru setiap tahunnya. Di Eropa prevalensi gagal jantung kronik adalah 0,4 – 2,0 persen, dimana mortalitas mencapai 50% dalam lima tahun.3,4 B. Etiologi Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis penyakit jantung kongestif maupun didapat. Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir atau menurunkan kontraktilitas miokardium. Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui penekanana sirkulasi yang mendadak Penanganan yang efektif terhadap gagal jantung membutuhkan pengenalan dan penanganan tidak saja terhadap mekanisme fisiologis dan penyakit yang mendasarinya, tetapi juga terhadap faktor-faktor yang memicu terjadinya gagal jantung. Penyebab gagal jantung kongestif dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyakit miokard sendiri dan gangguan mekanik pada miokard. 1. Penyakit pada miokard sendiri, antara lain :  Penyakit jantung koroner  Kardiomiopati  Miokarditis dan penyakit jantung reumatik  Penyakit infiltratif  Iatrogenik akibat obat-obat seperti adriamisin dan diisopiramid, atau akibat radiasi. 2. Gangguan mekanik pada miokard, jadi miokard sendiri sebenarnya tidak ada kelainan. Golongan ini dapat dibagi menjadi  Kelebihan beban tekanan (pressure overload). : hipertensi, stenosis Aorta, koartasio aorta , hipertrofi kardiomiopati  Kelebihan beban volume (Volume overload) : insufisiensi aorta atau mitral, left to right shunt, transfusi berlebihan.  Hambatan pengisian.: constrictive pericarditis tamponade C. PATOFISIOLOGI Pada awal gagal jantung, akibat CO yang rendah, di dalam tubuh terjadi peningkatan aktivitas saraf simpatis dan sistem renin- angiotensinaldosteron, serta penglepasan arginin vasopresin yang kesemuanya merupakan mekanisme kompensasi untuk mempertahankan tekanan darah yang adekuat. Respon neurohumoral ini akan membawa keuntungan untuk sementara waktu. Namun setelah beberapa saat, kelainan sistem neurohumoral ini akan memacu perburukan gagal jantung, tidak hanya karena vasokonstriksi serta retensi air dan garam yang terjadi, akan tetapi juga karena adanya efek toksik langsung dari noradrenalin dan angiotensin terhadap miokard. D. JENIS GAGAL JANTUNG Dari sekian banyak pembagian dari jenis gagal jantung, maka ada 2 (dua) yang kami sebutkan adalah : 1.Gagal jantung akut dan kronis. Gagal Jantung Kronis : • Etiologinya berkembang secara lambat • Jantung mempunyai waktu untuk berkompensasi (hipertrofi ventrikel) • Penderita sanggup mentoleransi penurunan cardiac output • Bila ada faktor presipitasi ( a.l. aritmia cordis)  dekompensasi akut. Gagal Jantung Akut : • Etiologinya berkembang cepat / ada faktor presipitasi • Perfusi organ-organ tidak adekwat • Bendungan akut vena-vena ke ventrikel • Dekompensasi kordis terjadi secara tiba-tiba • Cardiac output (CO) menurun  timbul gejala gagal jantung akut. 2. Gagal Jantung Kiri dan Kanan. • Bila etiologinya mengganggu fungsi ventrikel kiri seperti hipertensi dan penyakit jantung koroner  GAGAL JANTUNG KIRI (Left ventricular failure = LVF). • Bila etiologinya lebih mengganggu fungsi Ventrikel kanan seperti Infark ventrikel kanan GAGAL JANTUNG KANAN (Right ventricular failure=RVF). Kebanyakan RVF disebabkan oleh LVF.
  • 2. 2 E. DIAGNOSIS GAGAL JANTUNG Dalam menentukan diagnosis gagal jantung, disamping anamnesis, gejala dan tanda klinis yang ditemukan juga ditunjang oleh beberapa pemeriksaan antara lain : pemeriksaan laboratorium, radiologi, EKG dan echokardiography. Namun demikian bahwa anamnesis dan pemeriksaan fisis diagnostik sangat menentukan dalam diagnosis awal dari penyakit ini. F. Manifestasi Klinik Manifestasi klinik dari gagal jantung kongestif dapat berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi, namun manifestasi klinik yang sering dijumpai pada gagal jantung kongestif berupa : 1. Dispnu/ortopnu/Paroxismal nocturnal dispnea (PND) 2. Batuk. 8. Hepatomegali. 3. Mudah lelah. 9. Distensi vena jugularis 4. Takhikardi dan bunyi jantung S3. 10. Asites. 5. Kegelisahan. 11. Anoreksia dan mual 6. Edema ekstremitas 12. Nokturia 7. Pertambahan berat badan Akibat bendungan di berbagai organ dan low output, pada penderita gagal jantung kongestif hampir selalu ditemukan: a. Gejala paru berupa : dyspnea, orthopnea dan paroxysmal nocturnal dyspnea. b. Gejala asistemik berupa lemah, cepat capek, oliguri, noktori, mual, muntah, asites, hepatomegali dan edema perifer. c. Gejala susunan saraf pusat berupa: insomnia, sakit kepala, mimpi buruk sampai delirium. Pada kasus akut, gejala yang khas ialah gejala edema paru yang meliputi : dyspnea, orthopnea, tachypnea, batuk-batuk dengan sputum berbusa, kadang-kadang hemoptisis, ditambah gejala low output seperti: takikardia, hipotensi dan oliguri, beserta gejala-gejala penyakit penyebab atau pencetus lainnya seperti keluhan angina pektoris pada infark miokard akut. Apabila telah terjadi gangguan fungsi ventrikel kiri yang berat, maka dapat ditemukan pulsus alternans. Pada keadaan sangat berat akan terjadi syok kardiogenik. Tanda khas pada auskultasi ialah adanya bunyi jantung ketiga (diastolic gallop). Dapat pula terdengar bising apabila terjadi dilatasi ventrikel. Pada paru hampir selalu terdengar ronki basah. G. Komplikasi Komplikasi yang mungkin terjadi pada GJK berupa : 1. Syok kardogenik 2. Episode tromboemboli 3. Efusi dan tamponade pericardium, dll. H. Penatalaksanaan 1. Medis : obat-obat yang sering digunakan pada klien dengan GJK : a. Digitalis. b. Diuretik. c. Vasodilator. d. Agonis adrenergik 2. Dukungan diet : berupa pembatasan terhadap lemak dan natrium. 3. Perawatan I. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk gagal jantung kongestif. Kelainan hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari penyakit dasar dan komplikasi yang terjadi. Seperti adanya peninggian enzim creatine kinase (CK) pada infark miokard, atau kultur darah positif pada endokarditis. Walaupun demikian, hampir semua penderita ditemukan adanya peningkatan jumlah sel-sel darah merah, dan penurunan P02 dan asidosis pada analisis gas darah akibat kekurangan oksigen. J. PEMERIKSAAN EKG Gambaran EKG pada penderita gagal jantung kongestif juga tergantung pada penyakit dasar. Akan tetapi pada gagal jantung kongestif akut, karena selalu terjadi iskemik dan gangguan fungsi konduksi ventrikel, maka hampir semua EKG dapat ditemukan gambaran takikardia, left bundlebranch-block dan perubahan segmen ST dan gelombang T K. PEMERIKSAAN RADIOLOGI (FOTO TORAKS) Pada foto toraks, sering ditemukan pembesaran jantung dan tandatanda bendungan paru. Apabila telah terjadi edema paru, dapat ditemukan gambaran kabut di daerah perihiler, penebalan interlobar fissure (Kerley's line). Sedangkan kasus yang berat dapat ditemukan efusi pleural. Berdasarkan gejala sesak napas, New-York Heart Association (NYHA) membagi gagal jantung kongestif menjadi 4 klas yaitu : Klas 1 : Aktifitas sehari-hari tidak terganggu. Sesak timbul jika melakukan kegiatan fisik yang berat.
  • 3. 3 Klas 2 : Aktifitas sehari-hari terganggu sedikit. Klas 3 : Aktifitas sehari-hari sangat terganggu. Merasa nyaman pada waktu istirahat. Klas 4 : Walaupun istirahat terasa sesak. Diagnosis gagal jantung kongestif dapat ditegakkan menurut beberapa criteria, antara lain : 1. Kriteria gagal jantung menurut Framingham Heart Study a. Kriteria Mayor  Paroxysmal Nocturnal Dyspnoe  Dyspnoe On Effort  Peningkatan tekanan vena jugularis  Ronkhi paru  Kardiomegali  Udema paru akut  Gallop S3  Pemanjangan waktu sirkulasi > 25 detik)  Refluks hepatojugular b. Kriteria minor  Udema pergelangan kaki  Batuk malam  Hepatomegali  Efusi pleura  Takikardi (> 129 x/menit)  Penurunan kapasitas vital paru (1/3 dari maksimal) c. Kriteria mayor atau minor  Penurunan berat badan lebih dari 4,5 kg selama 5 hari perawatan Disebut gagal jantung kongestif bila memenuhi 2 kriteria mayor atau 1 mayor dengan 2 minor. L. PENATALAKSANAAN Terapi diberikan untuk memudahkan aktivitas fisik, memperbaiki kualitas hidup dan meningkatkan harapan hidup. Terapi akan mencakup tiga aspek yaitu mengobati faktor penyebab gagal jantung, menghilangkan faktor-faktor yang dapat memperberat dan mengobati gagal jantungnya sendiri Mengobati Penyebab 1. Operasi untuk memperbaiki penyempitan dan kebocoran katup, hubungan antara bilik-bilik jantung yang abnormal atau sumbatan arteri koroner 2. Obat-obatan, misalnya untuk mengobati dan mengontrol tekanan darah tinggi. 3. Operasi, obat dan radiasi untuk hipertiroid. Menghilangkan Faktor-faktoryang Memperburuk Menghentikan kebiasaan merokok, merubah pola makan, menghentikan kebiasaan minum alkohol dan melakukan olahraga ringan sampai sedang untuk memperbaiki kondisi tubuh secara keseluruhan. Tapi untuk gagal jantung yang berat penderita harus berbaring di tempat tidur. Mengurangi konsumsi garam, karena konsumsi garam yang berlebihan akan mengakibatkan retensi cairan yang mempengaruhi pengobatan. Cara yang paling sederhana untuk memeriksa retensi cairan tubuh adalah dengan menimbang berat badan setiap hari. Penambahan berat badan lebih dari 1 kg sehari hampir dapat dipastikan disebabkan oleh retensi cairan. Penambahan seperti ini setiap hari dapat menandakan bahwa gagal jantung semakin berat. Karena pentingnya penimbangan ini, maka penderita disarankan untuk menimbang pada waktu yang sama setiap hari, biasanya segera setelah bangun tidur, setelah buang air kecil dan sebelum sarapan. Timbangan yang digunakan harus sama, jumlah pakaian yang digunakan relatif sama dan dibuat catatan tertulis setiap hari. Pengobatan Gagal Jantung Terapi terbaik adalah pencegahan atau terapi dini faktor penyebab. Gagal Jantung Kronis 1. Mengurangi konsumsi garam 2. Diuretik untuk meningkatkan pembentukan urin, dibarengi suplemen kalium. 3. Digoksin untuk menambah kekuatan kontraksi dan mengurangi denyut yang terlalu cepat. 4. Vasodilator untuk melebarkan arteri, vena atau keduanya. Yang banyak dipakai adalah ACE inhibitor, melebarkan arteri dan vena, nitrogliserin melebarkan vena dan hydralazine melebarkan arteri. 5. Antikoagulan. Bilik jantung yang membesar dan tidak berkontraksi dengan baik dapat menyebabkan timbulnya gumpalan darah yang bila terlepas ke aliran darah dapat merusak organ lain seperti otak sehingga menyebabkan stroke.
  • 4. 4 6. Transplantasi jantung, dilakukan pada pasien yang tidak membaik dengan obat-obatan. 7. Kardiomioplasti adalah operasi eksperimental. Dilakukan dengan memindahkan otot besar pada punggung pasien untuk membungkus jantung dan distimulasi dengan pacemaker buatan. Operasi eksperimental yang lebih baru dilakukan dengan membuang otot jantung yang tidak berfungsi pada pasien dengan gagal jantung berat. Gagal Jantung Akut Bila terjadi penimbunan cairan tiba-tiba dalam paru-paru, penderita gagal jantung akan mengalami sesak napas hebat sehingga memerlukan masker oksigen konsentrasi tinggi. Pemberian diuretik melalui vena dan digoxin dapat memperbaiki kondisi secara dramatis. Nitrogliserin yang diberikan di bawah lidah atau intravena akan melebarkan vena dan mengurangi jumlah cairan dalam paru-paru. Morfin diberikan untuk menenangkan pasien, menurunkan jumlah pernapasan, memperlambat detak jantung sehingga bisa mengurangi beban kerja jantung. KEGAGALAN TERAPI Beberapa faktor penyebab terapi yang diberikan tidak berhasil seperti yang diharapkan 1. Diagnosis terlambat 2. Terapi suboptimal 3. Kepatuhan terapi 4. Keterbatasan efektifitas dan efek samping USAHA-USAHA PERBAIKAN TERAPI •Tepat diagnosis •Tepat terapi –Terapi farmakologis yang lebih baik –Penggunaan alat dan tindakan bedah –Terapi sesuai dengan guideline yang ada •Kepatuhan •Peranan perawat dan kebijakan pelayanan yang lebih baik M. Asuhan Keperawatan 1. Diagnosa yang lazim pada klien dengan GJK : d. Penurunan curah jantung b/d perubahahn kontraktilitas miokardial, perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik serta perubahan struktural. e. Intoleran aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai oksigen, kelemahan umum dan tirah baring lama/immobilisasi. f. Kelebihan volume cairan b/d menurunnya laju filtrasi glomerulus. g. Resiko gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran kapiler – alveolus. h. Resiko kerusakan integritas kulit b/d tirah baring lama, edema dan penurunan perfusi jaringan. i. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) menegnai kondisi, program pengobatan b/d kurang pemahaman/kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi jantung/penyakit/gagal. 2. Tujuan Tujuan utama mencakup : a. Bertambahnya istirahat. b. Penghilangan kecemasan. c. Pencapaian perfusi jaringan yang normal. d. Pemahaman mengenai program perawatan diri, dan e. Tidak terjadi komplikasi. 3. Intervensi 4. Evaluasi Hasil yang diharapkan dari intervensi yang diberikan adalah : a. Mengalami penurunan kelelahan dan dispnea. b. Mengalami penurunan kecemasan. c. Mencapai perfusi jaringan yang normal. d. Mematuhi aturan perawatan diri dengan : - Hidup dengan reserve jantung yang terbatas - Siaga terhadap gejala yang menunjukkan kekambuhan gagal jantung.