SlideShare a Scribd company logo
ARUS LISTRIK DAN RANGKAIAN DC
FISIKA TEKNIK
FAKULTAS SAINS IT TELKOM
ARUS LISTRIK
• Arus listrik timbul karena adanya gerakan dari
partikel bermuatan listrik
• Gerak partikel bermuatan listrik sama seperti
gerak partikel dalam mekanika (gerak lurus, gerak
melingkar, dll)
ARUS LISTRIK
Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas
(muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random
motion)
Konduktor terisolasi
Elektron-elektron tersebut tidak mempunyai gerakan terarah
netto sepanjang konduktor. Artinya jika kita pasang sebuah
bidang hipotetik sembarang melalui konduktor tersebut
maka banyaknya elektron yang melalui bidang tersebut dari
kedua sisi bidang sama besarnya.
Kutub positif
Baterai
+
Kutub negatif
Baterai
-
Jika kedua ujung konduktor sepanjang d tersebut dihubungkan
ke sebuah baterai
Eo
maka akan timbul medan listrik di dalamnya
Va Vb
V=Va-Vb





 dr
E
V
V
V b
A .
l
E
V 

l
V
E


d
Adanya sebuah medan listrik di dalam sebuah konduktor tidak
bertentangan dengan kenyataan yang diperoleh dari bab
sebelumnya bahwa medan E di dalam konduktor sama
dengan nol.
Kasus dimana medan di dalam konduktor sama dengan nol
terjadi dalam keadaan yang di dalamnya semua gerakan
netto dari muatan telah berhenti
Tetapi jika sebuah beda potensial dipertahankan di antara
kedua ujung konduktor tersebut maka menyebabkan adanya
medan resultan di antara kedua ujung konduktor.
Medan E ini akan bertindak pada elektron-elektron dan
akan memberikan suatu gerak resultan pada elektron-
elektron tersebut di dalam arah E
elektrostatik
elektrodinamik
Gaya resultan pada pembawa muatan inilah yang
menyebabkan terjadinya aliran muatan dalam konduktor.
o
E
q
F .
 e
elektron
q 


o
E
e
F 
 E
dengan
berlawanan
F
o
o E
i
E
karena
dan ˆ

o
eE
i
F ˆ


Medan listrik tersebut mengerahkan sebuah gaya pada
elektron-elektron di dalam sebuah konduktor tetapi gaya ini
tidak menghasilkan suatu percepatan netto karena elektron-
elektron terus-menerus bertumbukan dengan atom-atom.
-qi +qi
Kutub positif
Baterai
Kutub negatif
Baterai
+ -
Eo
Va Vb
V=Va-Vb
Ei
F
Aliran elektron ke kiri mengisyaratkan pula adanya aliran
muatan positif ke kanan.
Aliran muatan positip inilah yang kemudian kita definisikan
sebagai arus.
I
Muatan-muatan negatif dan positif akan terkumpul di kedua
ujung konduktor yang berbeda Muatan induksi
Terpolarisasinya muatan induksi memunculkan medan
induksi Ei
Jika sebuah muatan netto q lewat melalui suatu penampang
penghantar / konduktor selama waktu t, maka arus (yang
dianggap konstan) adalah
t
q
i 
dimana i  arus dengan satuan Ampere (A)
q  banyaknya muatan satuan Coulomb (C)
t  waktu satuan detik / sekon (s)
Jika banyaknya muatan yang mengalir per satuan waktu tidak
konstan, maka arus akan berubah dengan waktu dan
diberikan oleh limit differensial dari persamaan di atas.
dt
dq
i 
Jika muatan induksi qi bertambah maka medan induksi Ei juga
bertambah sehingga Ei ~ qi.
Akhirnya jika suatu saat terjadi kondisi dimana Ei = Eo maka
medan total di dalam konduktor menjadi
0
E
i
E
i
E
E
E i
o
i
o 



 ˆ
ˆ

Dari hubungan sebagai berikut :


 dr
.
E
ΔV
0
ΔV
maka
0
E
jika 

(Tidak ada beda potensial diantara kedua ujung konduktor /
Potensial kedua ujung konduktor sama)
Ini berarti tidak ada lagi aliran muatan di dalam konduktor
(arus terhenti).
Agar terjadi aliran muatan terus menerus maka muatan
induksi harus diambil /disebrangkan dari kedua ujung
konduktor tersebut sehingga tidak timbul medan listrik induksi.
Di dalam sebuah rangkaian tertutup, GGL ini harus dihasilkan
oleh sebuah baterai sehingga elektron bisa secara terus-
menerus berputar dalam siklus tertutup rangkaian tersebut.
Diperlukan sebuah gaya untuk memindahkan /
menyebrangkan muatan tersebut sehingga di kedua ujung
konduktor tidak ada lagi muatan induksi.
Gaya gerak inilah yang disebut gaya gerak listrik (muatan)
GGL .
Tinjau kembali sebuah konduktor beserta sumber arusnya
(baterai) sebagai berikut :
-qi +qi
+ -
+
-
Eo
Ei
Muatan negatif
terkumpul
Muatan positif
terkumpul
+
-
E
F
Di dalam baterai, elektron harus disebrangkan dari kutub
positif baterai ke kutub negatif baterai, melawan gaya yang
bekerja pada elektron di dalam baterai.
Untuk itu diperlukan usaha untuk menyebrangkan elektron
tersebut. elekron memerlukan tambahan energi listrik.
Energi listrik ini harus bisa diberikan oleh baterai, sehingga
baterai berfungsi sebagai penyuplai energi listrik bagi elektron
.
Besarnya energi listrik yang harus diberikan sebanding
dengan beda potensial antara kedua kutub baterai.
Beda potensial antara kedua kutub baterai ini yang
didefinisikan sebagai gaya gerak listrik (GGL) / tegangan
baterai.
Jika tidak ada GGL (beda potensial) maka tidak perlu ada
usaha untuk memindahkan/menyebrangkan elektron di dalam
baterai.
Analogi :
Jika tidak ada perbedaan ketinggian maka tidak diperlukan
usaha untuk memindahkan air. Air akan mengalir dengan
sendirinya dari suatu titik ke titik lain yang memiliki ketinggian
yang sama.
E
q
F
dl
F
W  
 ,
.
0
. 
  dl
E
q
W
Jika ada GGL (beda potensial) maka diperlukan usaha
untuk menyebrangkan elektron.
Elektron harus mendapat tambahan energi yang sebanding
dengan besarnya GGL tersebut yaitu sebesar q.


 dl
E
q
q
W .


 dl
E .

Analogi :
Diperlukan usaha untuk memindahkan air ke permukaan
yang lebih tinggi dari sebelumnya. Energi / usaha ini
misalnya dapat diberikan oleh suatu pompa air (yang
analog dengan sumber GGL).
Arus listrik dalam logam
Arus listrik dalam logam didefinisikan sebagai banyaknya
muatan positif yang mengalir pada suatu penampang logam
per satuan waktu.
Jika sebuah penghantar logam dihubungkan dengan sebuah
baterai, maka arus akan mengalir dari ujung logam yang
berpotensial lebih tinggi (ujung yang dihubungkan dengan
kutub positif baterai) ke ujung logam yang berpotensial lebih
rendah (ujung yang dihubungkan dengan kutub negatif baterai).
Analogi :
Air di sungai akan mengalir dari dataran lebih tinggi ke dataran
yang lebih rendah.
A
A B
VA  VB
Aliran arus
Di dalam baterai :
E
F
F
Kedua muatan harus
disebrangkan
melawan gaya yang
dialaminya tersebut.
Jika kita definisikan :
n  jumlah muatan tiap satuan volume penghantar
maka rapat muatan  adalah :
 = n e
N  Jumlah total muatan dalam penghantar
V  volume total penghantar
Maka
V
N
n 
Dan jika e adalah muatan bebas
Elektron-elektron dalam penghantar tersebut akan
bergerak dan memperoleh laju penyimpangan (drift speed)
vd rata-rata yang konstan di dalam arah –E.
Analogi :
Sebuah bantalan peluru (ball bearing) yang jatuh di dalam
sebuah medan gravitasi uniform g dengan laju terminal
(akhir) yang konstan melalui suatu minyak yang kental.
Gaya gravitasi (mg) yang beraksi pada bola sewaktu bola
tersebut jatuh tidak mengakibatkan pertambahan energi
kinetik bola (yang konstan) tetapi dipindahkan ke fluida oleh
tumbukan-tumbukan molekul, yang menghasilkan kenaikan
temperatur.
Demikian halnya sebuah elektron dalam penghantar logam
akan bergerak dengan laju yang konstan walaupun elektron
tersebut mendapatkan gaya akibat adanya medan listrik
yang ditimbulkan oleh kedua kutub baterai.
Gaya yang beraksi pada elektron tersebut tidak
mengakibatkan pertambahan energi kinetik elektron (yang
konstan) tetapi dipindahkan ke atom-atom dalam proses
tumbukan.
Jadi misalkan laju gerak rata-rata pembawa muatan adalah v
maka jarak tempuh s yang sudah dialami oleh pembawa
muatan tersebut selama dt detik adalah
S = v dt
Sebuah penghantar berbentuk silinder :
Luas penampang A
s = v dt
(Jarak yang ditempuh selama dt)
Maka volume yang disapu selama dt tersebut (yang
merupakan volume silinder) adalah
dV = s A = v dt A
Sehingga jumlah muatan yang mengalir selama waktu dt
tersebut adalah
dq =  dV dan karena  = n e
dq = n e dV dan karena dV = v A dt
dq = n e v A dt
Dengan demikian besarnya arus yang mengalir pada
penghantar diperoleh :
dt
dq
i 
dt
dt
v
A
e
n
 = n e A v
Arus i adalah merupakan ciri (karakteristik) dari suatu
penghantar khas. Arus tersebut adalah sebuah kuantitas
makroskopik, seperti massa sebuah benda, volume sebuah
benda, atau panjang sebuah tongkat.
Sebuah kuantitas mikroskopik yang dihubungkan dengan itu
adalah rapat arus (current density) j.
Rapat arus tersebut merupakan ciri sebuah titik di dalam
penghantar dan bukan merupakan ciri penghantar secara
keseluruhan.
Jika arus tersebut didistribusikan secara uniform pada sebuah
penghantar yang luas penampangnya A, maka besarnya rapat
arus untuk semua titik pada penampang tersebut adalah :
A
i
j  = n e v
Hukum Ohm
Arus yang mengalir dalam penghantar logam besarnya konstan .
Ini berarti rapat arusnya juga konstan.
Dan karena laju gerak pembawa muatan berbanding lurus
dengan rapat arus yang konstan maka lajunya pun konstan.
Ternyata bahwa besarnya laju gerak penyimpangan elektron
dalam penghantar sebanding dengan besarnya medan listrik
dalam penghantar tersebut.
vkonstan ~ E j ~ E
Akhirnya diperoleh :
j =  E (Hukum Ohm)
Dimana  adalah konduktivitas listrik.
Tinjau kembali sebuah penghantar logam berbentuk silinder
sepanjang L: A B
L
VA – VB = V 


L
dl
E
0
.
Untuk E serba sama maka
L
V
E 
Sehingga
E
J 

L
V


A
J
i .
 A
L
V

 V
L
A


i
A
L
V


jadi i
R
V .

σA
L
R
dimana 
1
jika didefinisikan ρ resistivitas/hambatan jenis maka
σ
 
A
L
R 

(Hukum Ohm)
Hukum Joule
i
Potensial kedua ujung penghantar :
VA VB
VA > VB
Timbul arus pada penghantar :
R
V
i 
Karena arus konstan maka kecepatan gerak pembawa
muatan di setiap titik penghantar sama vA = vB
vA vB
potensial
Drift speed
Karena kecepatan konstan va = vb , ini berarti energi kinetik
pembawa muatan di kedua ujung sama.
Pembawa muatan bergerak di bawah pengaruh beda potensial
yang dipertahankan V = VA - VB
kB
kA E
E 
2
2
2
1
2
1
B
A mv
mv 
sehingga pembawa muatan sebesar dq mendapat tambahan
energi sebesar dU= dq.V
Karena energi kinetik pembawa muatan di kedua ujung
penghantar tidak berubah selama pembawa muatan bergerak
maka berarti tidak ada penambahan energi bagi pembawa
muatan.
Lalu kemana larinya energi sebesar dU ini ?
Energi yang muncul sebesar ini kemudian akan diubah
menjadi energi kalor.
Maka pada saat aliran berjalan selama dt akan terkumpul
energi persatuan waktu atau daya kalor P sebesar
dt
dU
P 
dt
dqV
 V
dt
dq
 iV

dan karena V = i R
maka :
Daya ini akan terdisipasi pada penghantar menjadi panas.
Oleh karena itu disebut sebagai daya disipasi
P = i2R (Hukum Joule)
Perhatikan sebuah rangkaian yang terdiri dari sebuah
hambatan R dan sebuah sumber tegangan baterai  sebagai
berikut :
R

Di dalam sumber tegangan /
baterai, pembawa muatan
mendapat tambahan energi sebesar
U = q
Muatan dapat disebrangkan sehingga
timbul arus dalam rangkaian
i
Arus di dalam rangkaian memperoleh daya sebesar P = I.
Dalam baterai sendiri ada hambatan dalam baterai sebesar r
sehingga terdapat daya yang terdisipasi sebagai kalor di dalam
baterai sebesar Pr = i2r.
Sedangkan pada Pada hambatan R daya juga akan terdisipasi
menjadi kalor sebesar PR = i2R
Di dalam rangkaian berlaku hukum kekekalan energi
Energi yang diterima oleh pembawa muatan sama
dengan energi yang hilang sebagai kalor
Dalam bentuk energi pesatuan waktunya atau daya berlaku
bahwa daya yang diterima pembawa muatan sama dengan
daya yang hilang sebagai kalor.
Daya yang diterima = Daya yang dilepas
P = Pr + PR
i = i2r + i2R
 = ir + iR
 = i (r + R)
Jika dalam rangkaian terdapat lebih dari satu sumber
tegangan dan satu hambatan maka :
 

 
 r
R
i.

Dan karena biasanya r << R, maka hambatan dalam baterai
r sering diabaikan sehingga persamaan di atas menjadi

  R
i.

Hukum Joule
• Daya sebuah arus di dalam sebuah rangkaian
konstan!
A R1 1 R2 2 B
I
Kita definisikan :
Loop  lintasan tak bercabang berarah yang melewati
minimal satu sumber tegangan dan satu hambatan.
Perhatikan contoh-contoh berikut :
Arah dari loop bisa didefinisikan searah atau berlawanan
arah dengan arus-arus yang terdapat pada rangkaian
tersebut.
loop loop
Bukan
loop Hanya terdapat
sumber tegangan
saja
Rangkaian terdiri satu loop
Bukan
loop
Hanya terdapat
hambatan saja
Bukan
loop
loop
Rangkaian terdiri satu loop
loop loop
Bukan
loop
Rangkaian terdiri dua loop
Rangkaian terdiri berapa loop ?
Hukum Kirchoff
Untuk suatu rangkaian bercabang dan terdapat 2 loop,
besarnya arus yang mengalir pada setiap cabang dapat
ditentukan dengan menggunakan hukum Kirchoff sebagai
berikut :
Hukum Kirchoff I (hukum titik cabang):
Jumlah aljabar arus di dalam suatu titik cabang suatu
rangkaian adalah sama dengan nol (jumlah arus yang masuk
ke suatu titik cabang sama dengan jumlah arus yang keluar
dari titik cabang tersebut )
  0
i (Hukum kekekalan arus)
Titik cabang
i1
i2
i3
0

i
0
3
2
1 

 i
i
i
Pada persamaan tersebut gunakan ketentuan :
Arus positif untuk semua arah arus menuju titik cabang dan
arus negatif untuk semua arah arus yang keluar dari titik
cabang.
3
2
1 i
i
i 

jadi
Titik cabang
i1
i2
i3
0

i
0
3
2
1 


 i
i
i
1
2
3 i
i
i 

jadi
Hukum Kirchoff II ( hukum loop) :
Jumlah aljabar GGL dalam tiap loop sama dengan jumlah
aljabar hasil kali R dan i dalam loop yang sama atau
 
 iR

Dalam penggunaan persamaan di atas kita bisa digunakan
ketentuan sebagai berikut :
 bertanda positif jika arah GGL (arah aliran muatan positif di
dalam baterai) searah dengan arah loop dan  bertanda
negatif jika sebaliknya.
i bertanda positif jika arah arus searah dengan loop dan i
bertanda negatif jika sebaliknya.
Agar arus mengalir dalam rangkaian maka muatan positif di
dalam baterai harus dialirkan dari kutub negatif baterai
menuju kutub positif baterai.
Sebalinya muatan negatif di dalam baterai harus dialirkan
dari kutub positif baterai menuju kutub negatif baterai.
Arah
loop
i
Maka :  Bertanda negatif
i bertanda negatif
Arah
loop
i
Maka :  Bertanda positif
i bertanda positif
Contoh : 1 2
R1
R2 R3
3
Dengan :
1 = 2 V
2 = 5 V
3 = 10 V
R1 = 1 
R2 = R3 = 2 
Tentukan daya yang terdisipasi pada setiap hambatan
Jawab :
Daya sebanding dengan besar arus yang melewati hambatan
tersebut sehingga kita harus cari besarnya arus yang
melewati setiap hambatan.
Misalkan arus yang melewati setiap hambatan : i1 , i2 , i3
i1
i2
i3
Kemudian kita pilih arah loop-loop pada rangkaian tersebut.
Loop 1 Loop 2
Berdasarkan arah-arah arus tersebut maka hukum Kirchoff I
menghasilkan persamaan :
  0
i
i2 + i1 = i3 …………………….(1)
Hukum Kirchoff II pada setiap Loop menghasilkan
Pada loop I :
 
 iR

1 = i1 R1 – i2 R2
2 = i1 – 2 i2 ……………………..(2)
Pada Loop II :
 
 iR

3 - 2 = i2 R2 + i3 R3
10 – 6 = i2. 2+ i3 .2
4 = 2 i2+ 2 i3
……………………..(3)
Kemudian substitusikan i2 dari persamaan (1) ke persamaan (2)
i2 = i3 – i1 2 = i1 – 2 (i3 – i1)
2 = 3 i1 – 2 i3 …………………(4)
Substitusikan i2 dari persamaan (1) ke persamaan (3)
i2 = i3 – i1 2 = (i3 – i1) + i3
2 = 2 i3 – i1 ………………………(5)
2 = i2 + i3
Lakukan eliminasi pada persamaan (4) dan Persamaan (5)
untuk mendapatkan ii dan i3 sebagai berikut :
3 i1 – 2 i3 = 2
2 i3 – i1 = 2
_____________ +
2 i1 = 4
i1 = 2 Ampere
Substitusikan nilai i1 ini ke persamaan (2)
2 – 2 i2 = 2 i2 = 0
Substitusikan nilai i1 dan i2 ini ke persamaan (1)
i3 = i2 + i1
i1 – 2 i2 = 2
i3 = 0 + 2 = 2 Ampere
Sehingga daya yang terdisipasi pada masing-masing hambatan
adalah
Pada R1 : P1 = i1
2 R1
P1 = 22 . 1 = 4 J/s
Pada R2 : P2 = i2
2 R2
P2 = 02 . 2 = 0 J/s
Pada R3 : P3 = i3
2 R3
P3 = 22 . 2 = 8 J/s
Rangkaian RC
Tinjau rangkaian yang terdiri dari sebuah komponen
hambatan dan sebuah kapasitor dan dihubungkan dengan
sumber tegangan baterai.
R C

Pada saat t = 0 kapasitor belum
terisi muatan sehingga beda
potensial di antara kedua ujung
kapasitor tersebut sama dengan
nol.
Setelah arus mengalir dari baterai, maka muatan mulai
terkumpul pada kapasitor sehingga menghasilkan
persamaan potensial sebagai berikut :
 = VR + Vc
Dimana VR = R I dan
C
Q
Vc 
Sehingga
C
Q
Ri 


Diferensialkan persamaan ini terhadap t :
dt
dQ
C
dt
di
R
1
0 

C
i
dt
di
R 

0
RC
i
dt
di


RC
dt
i
di


Dengan mengintegralkan persamaan diatas
 

RC
dt
i
di
2
1
ln K
RC
t
K
i 



i
e
K
RC
t



1
2
ln K
K
RC
t
i 


 Def K2 – K1 = K
Dengan mensyaratkan bahwa pada t = 0 arus yang
mengalir maksimum, maka
R
K
R
i
t
pada





 '
0
i
e
e
i
e K
RC
t
K
RC
t






. '
, K
e
def K

RC
t
e
K
i

 '
sehingga
RC
t
e
R
t
i



)
(
Ini menunjukkan bahwa arus di dalam rangkaian RC tidak
konstan karena pada rangkaian tersebut terjadi proses
pengisian muatan ke dalam kapasitor.
Dengan mengingat dq = i(t) dt
dt
e
R
dq RC
t



Integralkan persamaan tersebut



t
RC
t
dt
e
R
t
q
0
)
(

t
RC
t
e
RC
R
t
q
0
)
(















1
)
( RC
t
e
C
t
q 

More Related Content

PPTX
5 teorema rangkaian listrik
PPTX
Ppt modul 17
PPTX
single stage amplifier Unit 5 AMVLSI
DOC
gerbang logika dan transistor
PDF
Laporan modul praktikum elektronika digital
PPTX
PSK (Phase Shift Keying)
DOCX
COUNTER SINKRON DAN ASINKRONUS
PPT
Schmitt trigger circuit
5 teorema rangkaian listrik
Ppt modul 17
single stage amplifier Unit 5 AMVLSI
gerbang logika dan transistor
Laporan modul praktikum elektronika digital
PSK (Phase Shift Keying)
COUNTER SINKRON DAN ASINKRONUS
Schmitt trigger circuit

What's hot (20)

PDF
Architectural Level Techniques
PDF
Mt3 #3 laplace
PPTX
rangkaian ac seri dan pararel
PPTX
8 pengukuran tahanan
PPTX
Pentanahan netral
PPTX
Gain dan OP-AMP lisfa
DOCX
Rangkaian kutub empat by muhammad kennedy
PPTX
Lecture 2: Power Diodes
PPTX
Transformasi sumber (tegangan dan arus)
PDF
teorema thevenin
PPTX
Buck converter
DOCX
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
PDF
1.konsep rangkaian listrik
DOCX
Penguat operasional
DOCX
SCR, UJT, TRIAC, DIAC
PDF
Pengetahuan listrik dasar
DOCX
Laporan 5 gelombang filter c
PPTX
ALAT UKUR LISTRIK PMMC
DOCX
Unit 6 penyearah gelombang
PDF
Bab5 multivibrator
Architectural Level Techniques
Mt3 #3 laplace
rangkaian ac seri dan pararel
8 pengukuran tahanan
Pentanahan netral
Gain dan OP-AMP lisfa
Rangkaian kutub empat by muhammad kennedy
Lecture 2: Power Diodes
Transformasi sumber (tegangan dan arus)
teorema thevenin
Buck converter
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
1.konsep rangkaian listrik
Penguat operasional
SCR, UJT, TRIAC, DIAC
Pengetahuan listrik dasar
Laporan 5 gelombang filter c
ALAT UKUR LISTRIK PMMC
Unit 6 penyearah gelombang
Bab5 multivibrator
Ad

Similar to 7.Aruslistrik.ppt (20)

PPTX
ARUS DAN HAMBATAN.pptx
PPTX
Fisika Elektromagnetika Pertemuan 5.pptx
PPTX
Tugas IPA
DOCX
Iistrik dinamis
PPTX
p1teori dasar listrik atom tekik listrik
PPTX
Pertemuan 3. Kelistrikan Kelistrikan.pptx
PDF
Bab01 arus-dan-tegangan-listrik
DOC
Intan gita sabrina 103224201(1)
DOCX
listrik dinamis sma
DOCX
Listrik Statis dan Listrik Dinamis
PDF
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik part 2
DOCX
Tugas medan elektromagnetik kel. v
PPTX
Gaya Magnet
PPT
Sistem Kelistrikan mesin industri SMK.ppt
PPTX
Kd 3.2 Listrik Statis
PPTX
ELEKTRONIKA DASAR
PPTX
PRINSIP DASAR LISTRIK
PPTX
Hukum gaya-coulomb-dan-medan-listrik.pptx
DOCX
Listrik statis
PPTX
3-Potensial Listrik......................pptx
ARUS DAN HAMBATAN.pptx
Fisika Elektromagnetika Pertemuan 5.pptx
Tugas IPA
Iistrik dinamis
p1teori dasar listrik atom tekik listrik
Pertemuan 3. Kelistrikan Kelistrikan.pptx
Bab01 arus-dan-tegangan-listrik
Intan gita sabrina 103224201(1)
listrik dinamis sma
Listrik Statis dan Listrik Dinamis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik part 2
Tugas medan elektromagnetik kel. v
Gaya Magnet
Sistem Kelistrikan mesin industri SMK.ppt
Kd 3.2 Listrik Statis
ELEKTRONIKA DASAR
PRINSIP DASAR LISTRIK
Hukum gaya-coulomb-dan-medan-listrik.pptx
Listrik statis
3-Potensial Listrik......................pptx
Ad

More from zainal968005 (20)

PPTX
Hubungan antara Dimensi Pengetahuan .pptx
PPTX
taksonomi bloom tujuan pendidikan menurut teori
PPTX
modul3transformasilaplace-130914064013-phpapp01.pptx
PPTX
Bab 1 Fungsi_Hiperbolik dengan aturan sinusoidal
PPTX
presentasiantibullying-240223230843(1).pptx
PPTX
3elektronikaradiofrekuensitahunakademik20242025.pptx
PPTX
2elektronikaradiofrekuensitahunakademik20242025.pptx
PPTX
elektronikaradiofrekuensitahunakademik20242025
PPTX
elektronikaRF_pert 2 pengantar sistem gelombang mikro.pptx
PPTX
Contoh_P5_alur.pptx
PPTX
bilangan KOMPLEKS.pptx
PPTX
HUMAS.pptx
PPT
01_bilangankomplek.ppt
PPTX
Persamaan_Differensial_Orde_Satu.pptx
PPTX
pertemuan 9 matek2.pptx
PPTX
ELEKTRONIKA_KOMUNIKASI_and_GELOMBANG_MIK (2).pptx
PPTX
baterai.pptx
PPTX
Presentation1.pptx
PPT
1-transformator-1fasa.ppt
PPT
7_BESARAN_DAN_SATUAN.ppt
Hubungan antara Dimensi Pengetahuan .pptx
taksonomi bloom tujuan pendidikan menurut teori
modul3transformasilaplace-130914064013-phpapp01.pptx
Bab 1 Fungsi_Hiperbolik dengan aturan sinusoidal
presentasiantibullying-240223230843(1).pptx
3elektronikaradiofrekuensitahunakademik20242025.pptx
2elektronikaradiofrekuensitahunakademik20242025.pptx
elektronikaradiofrekuensitahunakademik20242025
elektronikaRF_pert 2 pengantar sistem gelombang mikro.pptx
Contoh_P5_alur.pptx
bilangan KOMPLEKS.pptx
HUMAS.pptx
01_bilangankomplek.ppt
Persamaan_Differensial_Orde_Satu.pptx
pertemuan 9 matek2.pptx
ELEKTRONIKA_KOMUNIKASI_and_GELOMBANG_MIK (2).pptx
baterai.pptx
Presentation1.pptx
1-transformator-1fasa.ppt
7_BESARAN_DAN_SATUAN.ppt

Recently uploaded (20)

PDF
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC) KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGG...
PPT
PPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.ppt
PPTX
URGENSI TAHSIN TILAWAH ALQURAN - Copy.pptx
PPTX
tugas_geokimia_gunung_6999 gunung aa.pptx
PPTX
Menjelajahi-Keberagaman-Tipe-Ekosistem-di-Bumi.pptx_20250717_130635_0000.pptx
PDF
Detektor Radiasi adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendeteksi, mel...
PPTX
materi tentang Presentasi_Resistor.pptx
PPTX
micro teaching tema manajemen konflik.pptx
PPTX
ILMU TANAMAN PAKAN PERTEMUAN KE V PETERNAKAN
PDF
00. Introduction to Oil and Gas Field Rev 02 2024.pdf
PPTX
MATA KULIAH penetasan-INSEMINASI PADA ITIK-DR ZULKARNAIN-2022.pptx
PDF
Alterasi Hidrotermal Jdhiwnabakkanshskalalsbsjd
PPTX
VERIFIKASI METODE UJI TOTAL FOSFAT SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBLE
DOCX
Program semester 1 Fase D7 - IPA(1).docx
PPT
PPT Sumber Daya Alam dan Energi Alternatif.ppt
PPTX
kelompok 3 _XII4_20240909_100024_0000.pptx
PDF
PPT KELAS FASE E 10 Konsep DASAR Geografi.pdf
PPTX
PPT BAB 1 PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI.pptx
PPTX
URGENSI TAHSIN TILAWAH ALQURAN - Copy.pptx
PPTX
RESUME ppppppppppppp P.1 (BIOKIMIA).pptx
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC) KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGG...
PPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.ppt
URGENSI TAHSIN TILAWAH ALQURAN - Copy.pptx
tugas_geokimia_gunung_6999 gunung aa.pptx
Menjelajahi-Keberagaman-Tipe-Ekosistem-di-Bumi.pptx_20250717_130635_0000.pptx
Detektor Radiasi adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendeteksi, mel...
materi tentang Presentasi_Resistor.pptx
micro teaching tema manajemen konflik.pptx
ILMU TANAMAN PAKAN PERTEMUAN KE V PETERNAKAN
00. Introduction to Oil and Gas Field Rev 02 2024.pdf
MATA KULIAH penetasan-INSEMINASI PADA ITIK-DR ZULKARNAIN-2022.pptx
Alterasi Hidrotermal Jdhiwnabakkanshskalalsbsjd
VERIFIKASI METODE UJI TOTAL FOSFAT SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBLE
Program semester 1 Fase D7 - IPA(1).docx
PPT Sumber Daya Alam dan Energi Alternatif.ppt
kelompok 3 _XII4_20240909_100024_0000.pptx
PPT KELAS FASE E 10 Konsep DASAR Geografi.pdf
PPT BAB 1 PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI.pptx
URGENSI TAHSIN TILAWAH ALQURAN - Copy.pptx
RESUME ppppppppppppp P.1 (BIOKIMIA).pptx

7.Aruslistrik.ppt

  • 1. ARUS LISTRIK DAN RANGKAIAN DC FISIKA TEKNIK FAKULTAS SAINS IT TELKOM
  • 2. ARUS LISTRIK • Arus listrik timbul karena adanya gerakan dari partikel bermuatan listrik • Gerak partikel bermuatan listrik sama seperti gerak partikel dalam mekanika (gerak lurus, gerak melingkar, dll)
  • 3. ARUS LISTRIK Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion) Konduktor terisolasi Elektron-elektron tersebut tidak mempunyai gerakan terarah netto sepanjang konduktor. Artinya jika kita pasang sebuah bidang hipotetik sembarang melalui konduktor tersebut maka banyaknya elektron yang melalui bidang tersebut dari kedua sisi bidang sama besarnya.
  • 4. Kutub positif Baterai + Kutub negatif Baterai - Jika kedua ujung konduktor sepanjang d tersebut dihubungkan ke sebuah baterai Eo maka akan timbul medan listrik di dalamnya Va Vb V=Va-Vb       dr E V V V b A . l E V   l V E   d
  • 5. Adanya sebuah medan listrik di dalam sebuah konduktor tidak bertentangan dengan kenyataan yang diperoleh dari bab sebelumnya bahwa medan E di dalam konduktor sama dengan nol. Kasus dimana medan di dalam konduktor sama dengan nol terjadi dalam keadaan yang di dalamnya semua gerakan netto dari muatan telah berhenti Tetapi jika sebuah beda potensial dipertahankan di antara kedua ujung konduktor tersebut maka menyebabkan adanya medan resultan di antara kedua ujung konduktor. Medan E ini akan bertindak pada elektron-elektron dan akan memberikan suatu gerak resultan pada elektron- elektron tersebut di dalam arah E elektrostatik elektrodinamik
  • 6. Gaya resultan pada pembawa muatan inilah yang menyebabkan terjadinya aliran muatan dalam konduktor. o E q F .  e elektron q    o E e F   E dengan berlawanan F o o E i E karena dan ˆ  o eE i F ˆ   Medan listrik tersebut mengerahkan sebuah gaya pada elektron-elektron di dalam sebuah konduktor tetapi gaya ini tidak menghasilkan suatu percepatan netto karena elektron- elektron terus-menerus bertumbukan dengan atom-atom.
  • 7. -qi +qi Kutub positif Baterai Kutub negatif Baterai + - Eo Va Vb V=Va-Vb Ei F Aliran elektron ke kiri mengisyaratkan pula adanya aliran muatan positif ke kanan. Aliran muatan positip inilah yang kemudian kita definisikan sebagai arus. I Muatan-muatan negatif dan positif akan terkumpul di kedua ujung konduktor yang berbeda Muatan induksi Terpolarisasinya muatan induksi memunculkan medan induksi Ei
  • 8. Jika sebuah muatan netto q lewat melalui suatu penampang penghantar / konduktor selama waktu t, maka arus (yang dianggap konstan) adalah t q i  dimana i  arus dengan satuan Ampere (A) q  banyaknya muatan satuan Coulomb (C) t  waktu satuan detik / sekon (s) Jika banyaknya muatan yang mengalir per satuan waktu tidak konstan, maka arus akan berubah dengan waktu dan diberikan oleh limit differensial dari persamaan di atas. dt dq i 
  • 9. Jika muatan induksi qi bertambah maka medan induksi Ei juga bertambah sehingga Ei ~ qi. Akhirnya jika suatu saat terjadi kondisi dimana Ei = Eo maka medan total di dalam konduktor menjadi 0 E i E i E E E i o i o      ˆ ˆ  Dari hubungan sebagai berikut :    dr . E ΔV 0 ΔV maka 0 E jika   (Tidak ada beda potensial diantara kedua ujung konduktor / Potensial kedua ujung konduktor sama)
  • 10. Ini berarti tidak ada lagi aliran muatan di dalam konduktor (arus terhenti). Agar terjadi aliran muatan terus menerus maka muatan induksi harus diambil /disebrangkan dari kedua ujung konduktor tersebut sehingga tidak timbul medan listrik induksi. Di dalam sebuah rangkaian tertutup, GGL ini harus dihasilkan oleh sebuah baterai sehingga elektron bisa secara terus- menerus berputar dalam siklus tertutup rangkaian tersebut. Diperlukan sebuah gaya untuk memindahkan / menyebrangkan muatan tersebut sehingga di kedua ujung konduktor tidak ada lagi muatan induksi. Gaya gerak inilah yang disebut gaya gerak listrik (muatan) GGL .
  • 11. Tinjau kembali sebuah konduktor beserta sumber arusnya (baterai) sebagai berikut : -qi +qi + - + - Eo Ei Muatan negatif terkumpul Muatan positif terkumpul + - E F
  • 12. Di dalam baterai, elektron harus disebrangkan dari kutub positif baterai ke kutub negatif baterai, melawan gaya yang bekerja pada elektron di dalam baterai. Untuk itu diperlukan usaha untuk menyebrangkan elektron tersebut. elekron memerlukan tambahan energi listrik. Energi listrik ini harus bisa diberikan oleh baterai, sehingga baterai berfungsi sebagai penyuplai energi listrik bagi elektron . Besarnya energi listrik yang harus diberikan sebanding dengan beda potensial antara kedua kutub baterai. Beda potensial antara kedua kutub baterai ini yang didefinisikan sebagai gaya gerak listrik (GGL) / tegangan baterai.
  • 13. Jika tidak ada GGL (beda potensial) maka tidak perlu ada usaha untuk memindahkan/menyebrangkan elektron di dalam baterai. Analogi : Jika tidak ada perbedaan ketinggian maka tidak diperlukan usaha untuk memindahkan air. Air akan mengalir dengan sendirinya dari suatu titik ke titik lain yang memiliki ketinggian yang sama. E q F dl F W    , . 0 .    dl E q W
  • 14. Jika ada GGL (beda potensial) maka diperlukan usaha untuk menyebrangkan elektron. Elektron harus mendapat tambahan energi yang sebanding dengan besarnya GGL tersebut yaitu sebesar q.    dl E q q W .    dl E .  Analogi : Diperlukan usaha untuk memindahkan air ke permukaan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Energi / usaha ini misalnya dapat diberikan oleh suatu pompa air (yang analog dengan sumber GGL).
  • 15. Arus listrik dalam logam Arus listrik dalam logam didefinisikan sebagai banyaknya muatan positif yang mengalir pada suatu penampang logam per satuan waktu. Jika sebuah penghantar logam dihubungkan dengan sebuah baterai, maka arus akan mengalir dari ujung logam yang berpotensial lebih tinggi (ujung yang dihubungkan dengan kutub positif baterai) ke ujung logam yang berpotensial lebih rendah (ujung yang dihubungkan dengan kutub negatif baterai). Analogi : Air di sungai akan mengalir dari dataran lebih tinggi ke dataran yang lebih rendah.
  • 16. A A B VA  VB Aliran arus Di dalam baterai : E F F Kedua muatan harus disebrangkan melawan gaya yang dialaminya tersebut.
  • 17. Jika kita definisikan : n  jumlah muatan tiap satuan volume penghantar maka rapat muatan  adalah :  = n e N  Jumlah total muatan dalam penghantar V  volume total penghantar Maka V N n  Dan jika e adalah muatan bebas
  • 18. Elektron-elektron dalam penghantar tersebut akan bergerak dan memperoleh laju penyimpangan (drift speed) vd rata-rata yang konstan di dalam arah –E. Analogi : Sebuah bantalan peluru (ball bearing) yang jatuh di dalam sebuah medan gravitasi uniform g dengan laju terminal (akhir) yang konstan melalui suatu minyak yang kental. Gaya gravitasi (mg) yang beraksi pada bola sewaktu bola tersebut jatuh tidak mengakibatkan pertambahan energi kinetik bola (yang konstan) tetapi dipindahkan ke fluida oleh tumbukan-tumbukan molekul, yang menghasilkan kenaikan temperatur.
  • 19. Demikian halnya sebuah elektron dalam penghantar logam akan bergerak dengan laju yang konstan walaupun elektron tersebut mendapatkan gaya akibat adanya medan listrik yang ditimbulkan oleh kedua kutub baterai. Gaya yang beraksi pada elektron tersebut tidak mengakibatkan pertambahan energi kinetik elektron (yang konstan) tetapi dipindahkan ke atom-atom dalam proses tumbukan. Jadi misalkan laju gerak rata-rata pembawa muatan adalah v maka jarak tempuh s yang sudah dialami oleh pembawa muatan tersebut selama dt detik adalah S = v dt
  • 20. Sebuah penghantar berbentuk silinder : Luas penampang A s = v dt (Jarak yang ditempuh selama dt) Maka volume yang disapu selama dt tersebut (yang merupakan volume silinder) adalah dV = s A = v dt A
  • 21. Sehingga jumlah muatan yang mengalir selama waktu dt tersebut adalah dq =  dV dan karena  = n e dq = n e dV dan karena dV = v A dt dq = n e v A dt Dengan demikian besarnya arus yang mengalir pada penghantar diperoleh : dt dq i  dt dt v A e n  = n e A v
  • 22. Arus i adalah merupakan ciri (karakteristik) dari suatu penghantar khas. Arus tersebut adalah sebuah kuantitas makroskopik, seperti massa sebuah benda, volume sebuah benda, atau panjang sebuah tongkat. Sebuah kuantitas mikroskopik yang dihubungkan dengan itu adalah rapat arus (current density) j. Rapat arus tersebut merupakan ciri sebuah titik di dalam penghantar dan bukan merupakan ciri penghantar secara keseluruhan. Jika arus tersebut didistribusikan secara uniform pada sebuah penghantar yang luas penampangnya A, maka besarnya rapat arus untuk semua titik pada penampang tersebut adalah : A i j  = n e v
  • 23. Hukum Ohm Arus yang mengalir dalam penghantar logam besarnya konstan . Ini berarti rapat arusnya juga konstan. Dan karena laju gerak pembawa muatan berbanding lurus dengan rapat arus yang konstan maka lajunya pun konstan. Ternyata bahwa besarnya laju gerak penyimpangan elektron dalam penghantar sebanding dengan besarnya medan listrik dalam penghantar tersebut. vkonstan ~ E j ~ E Akhirnya diperoleh : j =  E (Hukum Ohm)
  • 24. Dimana  adalah konduktivitas listrik. Tinjau kembali sebuah penghantar logam berbentuk silinder sepanjang L: A B L VA – VB = V    L dl E 0 . Untuk E serba sama maka L V E 
  • 25. Sehingga E J   L V   A J i .  A L V   V L A   i A L V   jadi i R V .  σA L R dimana  1 jika didefinisikan ρ resistivitas/hambatan jenis maka σ   A L R   (Hukum Ohm)
  • 26. Hukum Joule i Potensial kedua ujung penghantar : VA VB VA > VB Timbul arus pada penghantar : R V i  Karena arus konstan maka kecepatan gerak pembawa muatan di setiap titik penghantar sama vA = vB vA vB potensial Drift speed
  • 27. Karena kecepatan konstan va = vb , ini berarti energi kinetik pembawa muatan di kedua ujung sama. Pembawa muatan bergerak di bawah pengaruh beda potensial yang dipertahankan V = VA - VB kB kA E E  2 2 2 1 2 1 B A mv mv  sehingga pembawa muatan sebesar dq mendapat tambahan energi sebesar dU= dq.V Karena energi kinetik pembawa muatan di kedua ujung penghantar tidak berubah selama pembawa muatan bergerak maka berarti tidak ada penambahan energi bagi pembawa muatan. Lalu kemana larinya energi sebesar dU ini ?
  • 28. Energi yang muncul sebesar ini kemudian akan diubah menjadi energi kalor. Maka pada saat aliran berjalan selama dt akan terkumpul energi persatuan waktu atau daya kalor P sebesar dt dU P  dt dqV  V dt dq  iV  dan karena V = i R maka : Daya ini akan terdisipasi pada penghantar menjadi panas. Oleh karena itu disebut sebagai daya disipasi P = i2R (Hukum Joule)
  • 29. Perhatikan sebuah rangkaian yang terdiri dari sebuah hambatan R dan sebuah sumber tegangan baterai  sebagai berikut : R  Di dalam sumber tegangan / baterai, pembawa muatan mendapat tambahan energi sebesar U = q Muatan dapat disebrangkan sehingga timbul arus dalam rangkaian i
  • 30. Arus di dalam rangkaian memperoleh daya sebesar P = I. Dalam baterai sendiri ada hambatan dalam baterai sebesar r sehingga terdapat daya yang terdisipasi sebagai kalor di dalam baterai sebesar Pr = i2r. Sedangkan pada Pada hambatan R daya juga akan terdisipasi menjadi kalor sebesar PR = i2R Di dalam rangkaian berlaku hukum kekekalan energi Energi yang diterima oleh pembawa muatan sama dengan energi yang hilang sebagai kalor Dalam bentuk energi pesatuan waktunya atau daya berlaku bahwa daya yang diterima pembawa muatan sama dengan daya yang hilang sebagai kalor.
  • 31. Daya yang diterima = Daya yang dilepas P = Pr + PR i = i2r + i2R  = ir + iR  = i (r + R) Jika dalam rangkaian terdapat lebih dari satu sumber tegangan dan satu hambatan maka :       r R i.  Dan karena biasanya r << R, maka hambatan dalam baterai r sering diabaikan sehingga persamaan di atas menjadi    R i. 
  • 32. Hukum Joule • Daya sebuah arus di dalam sebuah rangkaian konstan! A R1 1 R2 2 B I
  • 33. Kita definisikan : Loop  lintasan tak bercabang berarah yang melewati minimal satu sumber tegangan dan satu hambatan. Perhatikan contoh-contoh berikut : Arah dari loop bisa didefinisikan searah atau berlawanan arah dengan arus-arus yang terdapat pada rangkaian tersebut. loop loop Bukan loop Hanya terdapat sumber tegangan saja Rangkaian terdiri satu loop
  • 35. loop loop Bukan loop Rangkaian terdiri dua loop Rangkaian terdiri berapa loop ?
  • 36. Hukum Kirchoff Untuk suatu rangkaian bercabang dan terdapat 2 loop, besarnya arus yang mengalir pada setiap cabang dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Kirchoff sebagai berikut : Hukum Kirchoff I (hukum titik cabang): Jumlah aljabar arus di dalam suatu titik cabang suatu rangkaian adalah sama dengan nol (jumlah arus yang masuk ke suatu titik cabang sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik cabang tersebut )   0 i (Hukum kekekalan arus)
  • 37. Titik cabang i1 i2 i3 0  i 0 3 2 1    i i i Pada persamaan tersebut gunakan ketentuan : Arus positif untuk semua arah arus menuju titik cabang dan arus negatif untuk semua arah arus yang keluar dari titik cabang. 3 2 1 i i i   jadi Titik cabang i1 i2 i3 0  i 0 3 2 1     i i i 1 2 3 i i i   jadi
  • 38. Hukum Kirchoff II ( hukum loop) : Jumlah aljabar GGL dalam tiap loop sama dengan jumlah aljabar hasil kali R dan i dalam loop yang sama atau    iR  Dalam penggunaan persamaan di atas kita bisa digunakan ketentuan sebagai berikut :  bertanda positif jika arah GGL (arah aliran muatan positif di dalam baterai) searah dengan arah loop dan  bertanda negatif jika sebaliknya. i bertanda positif jika arah arus searah dengan loop dan i bertanda negatif jika sebaliknya.
  • 39. Agar arus mengalir dalam rangkaian maka muatan positif di dalam baterai harus dialirkan dari kutub negatif baterai menuju kutub positif baterai. Sebalinya muatan negatif di dalam baterai harus dialirkan dari kutub positif baterai menuju kutub negatif baterai. Arah loop i Maka :  Bertanda negatif i bertanda negatif Arah loop i Maka :  Bertanda positif i bertanda positif
  • 40. Contoh : 1 2 R1 R2 R3 3 Dengan : 1 = 2 V 2 = 5 V 3 = 10 V R1 = 1  R2 = R3 = 2  Tentukan daya yang terdisipasi pada setiap hambatan Jawab : Daya sebanding dengan besar arus yang melewati hambatan tersebut sehingga kita harus cari besarnya arus yang melewati setiap hambatan. Misalkan arus yang melewati setiap hambatan : i1 , i2 , i3 i1 i2 i3 Kemudian kita pilih arah loop-loop pada rangkaian tersebut. Loop 1 Loop 2
  • 41. Berdasarkan arah-arah arus tersebut maka hukum Kirchoff I menghasilkan persamaan :   0 i i2 + i1 = i3 …………………….(1) Hukum Kirchoff II pada setiap Loop menghasilkan Pada loop I :    iR  1 = i1 R1 – i2 R2 2 = i1 – 2 i2 ……………………..(2)
  • 42. Pada Loop II :    iR  3 - 2 = i2 R2 + i3 R3 10 – 6 = i2. 2+ i3 .2 4 = 2 i2+ 2 i3 ……………………..(3) Kemudian substitusikan i2 dari persamaan (1) ke persamaan (2) i2 = i3 – i1 2 = i1 – 2 (i3 – i1) 2 = 3 i1 – 2 i3 …………………(4) Substitusikan i2 dari persamaan (1) ke persamaan (3) i2 = i3 – i1 2 = (i3 – i1) + i3 2 = 2 i3 – i1 ………………………(5) 2 = i2 + i3
  • 43. Lakukan eliminasi pada persamaan (4) dan Persamaan (5) untuk mendapatkan ii dan i3 sebagai berikut : 3 i1 – 2 i3 = 2 2 i3 – i1 = 2 _____________ + 2 i1 = 4 i1 = 2 Ampere Substitusikan nilai i1 ini ke persamaan (2) 2 – 2 i2 = 2 i2 = 0 Substitusikan nilai i1 dan i2 ini ke persamaan (1) i3 = i2 + i1 i1 – 2 i2 = 2 i3 = 0 + 2 = 2 Ampere
  • 44. Sehingga daya yang terdisipasi pada masing-masing hambatan adalah Pada R1 : P1 = i1 2 R1 P1 = 22 . 1 = 4 J/s Pada R2 : P2 = i2 2 R2 P2 = 02 . 2 = 0 J/s Pada R3 : P3 = i3 2 R3 P3 = 22 . 2 = 8 J/s
  • 45. Rangkaian RC Tinjau rangkaian yang terdiri dari sebuah komponen hambatan dan sebuah kapasitor dan dihubungkan dengan sumber tegangan baterai. R C  Pada saat t = 0 kapasitor belum terisi muatan sehingga beda potensial di antara kedua ujung kapasitor tersebut sama dengan nol. Setelah arus mengalir dari baterai, maka muatan mulai terkumpul pada kapasitor sehingga menghasilkan persamaan potensial sebagai berikut :  = VR + Vc
  • 46. Dimana VR = R I dan C Q Vc  Sehingga C Q Ri    Diferensialkan persamaan ini terhadap t : dt dQ C dt di R 1 0   C i dt di R   0 RC i dt di  
  • 47. RC dt i di   Dengan mengintegralkan persamaan diatas    RC dt i di 2 1 ln K RC t K i     i e K RC t    1 2 ln K K RC t i     Def K2 – K1 = K Dengan mensyaratkan bahwa pada t = 0 arus yang mengalir maksimum, maka
  • 48. R K R i t pada       ' 0 i e e i e K RC t K RC t       . ' , K e def K  RC t e K i   ' sehingga RC t e R t i    ) ( Ini menunjukkan bahwa arus di dalam rangkaian RC tidak konstan karena pada rangkaian tersebut terjadi proses pengisian muatan ke dalam kapasitor.
  • 49. Dengan mengingat dq = i(t) dt dt e R dq RC t    Integralkan persamaan tersebut    t RC t dt e R t q 0 ) (  t RC t e RC R t q 0 ) (                1 ) ( RC t e C t q 