2
Most read
6
Most read
15
Most read
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua orang menyenangi makan dan minum, kecuali jika orang-orang yang mengalami
gangguan-gangguan tertentu sehingga membuat mereka merasa tak enak jika diberi makan, atau
sekedar diberi minum. Namun, ada juga sebagian dari mereka yang senang atau bisa makan dan
minum dengan baik, namun keadaan fisiknya yang tidak memungkinkannya atau sulit
melakukan secara mandiri, misalnya pada tangan yang digips, matanya buta atau sedang
diperban dan sebagainya. Memberi makan dan minum pada pasien-pasien yang mengalami
gangguan-gangguan tertentu bisa dibantu oleh perawat, keluarga atau berkolaborasi antara
keduanya.
Individu sakit membutuhkan lebih banyak makanan daripada orang sehat, dalam upaya
penyembuhan dan pemulihan. Sebagai contoh, pasien yang menjalani pembedahan
membutuhkan diet yang mengandung banyak vitamin C dan protein karena ini dapat membantu
penyembuhan. Juga, protein secara khusus penting untuk melawan infeksi karena antibodi yang
digunakan tubuh untuk melawan infeksi adalah protein. Orang sering menggunakan cadangan
protein mereka ketika mengalami pembedahan atau cedera atau mengalami sakit disertai demam.
Namun, banyak penyakit membuat seseorang sulit untuk makan, atau membuat individu sulit
untuk mencerna makanan. ( Monica, 2005)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien ?
2. Bagaimana cara menyiapkan makanan dan minuman pasien ?
3. Bagaimana cara menghidangkan makanan dan minuman pasien ?
2
4. Bagaimana cara membantu pasien makan dan minum secara oral ?
5. Bagaimana cara memberi makan melalui NGT ( Nasogastric Tube) ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Dapat memahami arti penting dari pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.
2. Dapat memahami dan melaksanakan cara-cara dalam menyiapkan makanan dan minuman untuk
pasien.
3. Dapat memahami dan melaksanakan cara penghidangan makan dan minum pada pasien.
4. Dapat memahami dan melaksanakan cara membantu pasien makan dan minum secara oral secara
benar.
5. Dapat memahami serta melaksanakan dengan tepat cara pemberian makan melalui NGT
(Nasogastritic Tube).
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pasien
Rumah sakit adalah suatu wadah atau tempat pelayanan kesehatan yang
berusaha untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu sesingkat mungkin, dan salah satu
upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah pelayanan gizi yang meliputi
penyelenggaraan makanan, pemberian makanan yang memenuhi kebutuhan gizi dan termakan
habis oleh setiap pasien merupakan salah satu faktor untuk mempercepat proses pemulihan atau
kesembuhan pasien. Zat gizi yang optimal pada pasien di Rumah Sakit sangat bermanfaat
dalam mengurangi jangka waktu perawatan dan mempercepat penyembuhan, mengurangi
komplikasi, menurunkan mortalitas, dan memperbaiki status gizi pasien.
Sebagai perawat yang membantu pasien dalam makannya, kita juga perlu
memperhatikan makanan yang diperuntukkan kepada pasien yang terdiri atas :
1. Makanan pokok untuk memberi rasa kenyang, dalam hal ini adalah nasi. Makanan pokok
berperan sebagai sumber utama energi dan itu berasal dari karbohidrat.
2. Lauk yang merupakan sumber dari protein. Lauk sebaiknya terdiri atas campuran lauk hewani
dan nabati. Lauk hewani merupakan sumber protein, fosfor, tiamin, tiasin, vitamin B6 dan
vitamin B12, zat besi, seng, magnesium dan silenium.
3. Sayur untuk memberi rasa segar dan melancarkan proses menelan makanan karena biasanya
dihidangkan dalam bentuk berkuah. Sayur merupakan sumber mineral dan vitamin. Sayur juga
merupakan sumber vitamin A, vitamin C, asam folat, magnesium, kalium dan serat,
serta tidak mengandung lemak dan kolesterol.
4. Buah untuk "mencuci mulut" dalam artian kata sebagai makanan penutup setelah
mengkonsumsi makanan utama. Buah juga merupakan sumber mineral dan vitamin. Porsi
4
buah yang dianjurkan sehari untuk orang dewasa adalah sebanyk 200-300 gram atau 2-3
potong sehari berupa pepaya atau buah yang lain.
5. Susu mengandung protein bernilai biologi tinggi dan zat esensial lain dalam bentuk yang
mudah dicerna dan diserap, maka susu terutama dianjurkan pula sebagai unsur kelima yang
dibutuhkan oleh tubuh.
Jika dikaitkan dengan asupan makanan pasien yang sedang dalam perawatan maka
diharapkan dengan adanya makanan yang bervariasi ini maka pasien dapat menyukai dan
menikmati segala jenis makanan yang diberikan pihak Rumah sakit, meningkatkan nafsu makan
dan menambah selera makan sehingga kebutuhan pasien akan zat-zat gizi dapat terpenuhi, bisa
mempercepat proses penyembuhan, dan mengurangi biaya perawatan.
Ketika pasien yang sedang di hospitalisasi, tentu saja kebutuhan nutrisi sehari-hari
menjadi terganggu. Sebagai perawat, memberi makan dan minum pada pasien-pasien yang
mengalami gangguan-gangguan nutrisi menjadi bagian dari proses keperawatan. Pemberian
makan dan minum tersebut dapat dibantu oleh perawat, keluarga atau berkolaborasi antara
keduanya.
Adapun kondisi-kondisi yang mempersulit mendapatkan nutrisi yang adekuat
diantaranya (Monica, 2005) :
Individu yang menderita luka pada tenggorok mungkin mengalami kesulitan untuk menelan.
Individu yang mengalami masalah lambung munkin mual terhadap makanan.
Individu yang demam mungkin tidak nafsu makan.
Pasien di rumah sakit hampir selalu berisiko mengalami kekurangan nutrisi karena penyakit
mereka atau karena tindakan terhadap penyakit mereka.
Banyak pasien telah mengalami kekurangan nutrisi ketika masuk rumah sakit.
5
Makanan yang dihidangkan di rumah sakit mungkin berbeda dari makanan yang biasa
dikonsumsi pasien. Pasien mungkin tidak suka makanan rumah sakit.
Makanan mungkin dihidangkan pada waktu ketika pasien tidak biasa makan dan ketika
mereka tidak merasa lapar.
Pasien sering mendapat diet khusus di rumah sakit untuk membantu terapi penyakit mereka
(sebagai contoh, individu yang mengalami masalah jantung biasa mendapat diet rendah garam).
Pasien mungkin tidak suka perubahan pada diet.
Keluarga pasien mungkin tinggal jauh sehingga mereka tidak dapat membawa makanan yang
disukainya, atau keluarga mungkin tidak tahu makanan yang tepat untuk dibawa, atau mungkin
tidak dapat mengupayakan makanan yang tepat.
Salah satu contoh jika pasien tangannya digips, kehilangan salah satu tangan atau
kekuatan gerakan bisa dibantu dengan mempersiapkan makanan dan mendekatkan tempat
makanan kepada pasien agar mudah dijangkau. Misalnya membuka kulit telur, mengoleskan roti,
mengupas buah, dan sebagainya.
Sedangkan pasien yang mengalami kesulitan minum dari cawan atau gelas, bisa
diberi sedotan untuk memudahkan. Lebih higienis jika minuman itu menggunakan gelas sekali
pakai, agar kebersihan selalu terjaga. Karena jika tempat minum yang dibiarkan berlama-lama
ditempat, akan lebih mudah bagi mikroorganisme berkembang pada suhu ruangan.
Ada juga pasien yang tidak diperbolehkan untuk makan dan minum sendiri, maka
dalam hal ini perlu pengaturan posisi duduk yang efektif. Posisi yang diharapkan adalah posisi
duduk yang tegak, tidak bersandar atau berbaring supaya makanan tepat masuk kedalam
kerongkongan. Namun, jika memang tidak memungkinkan untuk duduk tegak, mereka
6
diperbolehkan berbaring atau setengah berbaring seperti bersandar, dan dilakukan pemberian
makanan dengan hati-hati.
Perawat yang bertugas untuk membantu pasien, hendaknya dalam keadaan yang
rileks, menempatkan posisi yang nyaman serta tidak terlihat seperti sedang buru-buru, agar
pasien merasa senang dan bisa makan dengan tenang.
Tujuan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien dengan memberi makan pasien tersebut
yaitu semata-mata untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dengan membangkitkan
selera pasien pada pasien yang tidak mandiri serta untuk mempercepat proses penyembuhan dan
hospitalisasi yang di lakukan.
2.2 Menyiapkan Makanan dan Minuman Untuk Pasien
Persiapan Alat :
Piring, gelas, alas dan tutup gelas, sendok, garpu, mangkuk sayur, mangkuk lauk dan baki.
Cara Kerja ;
1. Perawat cuci tangan.
2. Siapkan baki, piring, gelas dengan alas dan tutupnya, sendok, garpu, mangkuk sayur, mangkuk
lauk dan sedotan.
3. Ambil makanan dari kereta makanan dan panaskan.
4. Sajikan makanan di tempat yang sudah disiapkan sesuai dengan diet pasien.
Sikap perawat :
Selalu bekerja dengan hati-hati dan rapi.
7
2.3 Menghidangkan makanan dan minuman
Persiapan alat :
Baki berisi makanan dan minuman
Cara kerja :
1. Cuci tangan
2. Bawa makanan dan minuman yang telah disiapkan kepada pasien.
3. Beritahu pasien bahwa makanan sudah siap.
4. Hidangkan makanan dan minuman.
Di meja pasien
a. Bentangkan serbet diatas meja
b. Susun alat makan dia atas serbet
Pasien berbaring
a. Anjurkan pasien tidur miring
b. Bentangkan serbet dibawah dagu pasien
c. Letakkan baki berisi makanan diatas tempat tidur pasien
d. Buka penutup makanan
e. Persilakan pasien makan
f. Perhatikan pasien pada waktu makan
Sikap perawat :
Tidak tergesa-gesa.
Ramah dan memaklumi keadaan pasien.
8
2.4 Membantu Pasien Makan Dan Minum Secara Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu
memberikan makanan nutrisi melalui oral. Adapun hal yang perlu diperhatikan sebelum
pemberian makan dan minum pasien adalah :
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman disekitar pasien.
b. Sebelum di hidangkan, makanan di periksa dahulu, apakah sudah sesuai dengan daftar
makanan/diet pasien.
c. Usahakan makanan dihidangkan dalam keadaan hangat kecuali kontra indikasi.
d. Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit.
e. Peralatan makanan dan minuman harus bersih
f. Untuk pasien anak – anak, usahakan menggunakan peralatan yang menarik perhatiannya.
g. Untuk pasien yang dapat makan sendiri, perhatikan apakah makanan di makan habis atau
tidak.
h. Perhatikan selera dan keluhan pasien pada waktu makan serta reaksinya setelah makan.
Indikasi :
Diberikan kepada pasien yang memiliki ganguan mobilitas tetapi masih sadar.
Kontra Indikasi :
Tidak dapat diberikan pada pasien koma , CA nasofaring, CA mandibularis
Alat dan Bahan :
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
9
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pengalas
8. Jenis diet
Prosedur :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang dilakukan
3. Mengatur posisi pasien dengan posisi kepala lebih tinggi daripada badan
4. Membentangkan serbet dibawah dagu pasien
5. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan
6. Pasien ditawari minum, jika perlu gunakan sedotan
7. Beritahu pasien jika makanan panas atau dingin, anjurkan untuk mencicipi makanan terlebih
dahulu.
8. Suapkan makanan sedikit demi sedikit untuk menghindari tersedak
9. Setelah selesai makan pasien diberi minum, bersihkan mulut pasien, dan dianjurkan dengan
pemberian obat.
10. Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makanan.
11. Bereskan alat dan cuci tangan.
10
2.5 Memberi Makan Melalui NGT ( Nasogastric Tube)
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga atau lambung merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak
mampu menelan, dengan cara memberi makan melalui pipa lambung.
a. Tujuan :
Dekompressi yaitu membuang dan substansi gas dari saluran gastrointestinal, mencegah atau
menghilangkan distensi abdomen.
Memberi makan yaitu memasukkan suplemen nutrisi cair atau makanan kedalam lambung
untuk klien yang tidak dapat menelan cairan.
Kompressi yaitu memberi tekanan internal dengan cara mengembangkan balon untuk
mencegah perdarahan internal pada esofagus.
Bilas lambung yaitu irigasi lambung akibat pendarahan aktif, keracunan, atau dilatasi
lambung.
b. Persiapan Pasien
1. Mengkaji pasien yang diberi makan atau minum lewat NGT.
2. Mencocokkan identitas.
3. Menentukan pasien yang harus diberi makan atau minum personde
4. Menjelaskan kepada pasien hal-hal yang akan dikerjakan (maksud dan tujuan).
5. Mengatur posisi pasien . Sikap pasien semi fowler sedikit flexi sedang untuk
pasien anak dengan 1 bantal.
11
c. Persiapan Alat
1. Baki yang dilapisi pengalas berisi :
Bak instrumen steril:
Sepasang sarung tangan.
NGT / maslang / sonde lambung
Sudip lidah / spatel
Kasa pada tempatnya
Corong / tabung semprot 50-100 cc
Kapas alkohol
Bak instrumen non steril:
Jeli
Senter
Plester
Stetoskop
Handuk kecil / serbet / pengalas
Tisu / selstop
Bengkok
Makanan cair pasien
Gelas berisi air minum
Gunting
Air bersih di dalam baskom kecil
Peniti
Spuit 20 cc
12
d. Prosedur :
1. Beri salam/sapa pasien
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan.
3. Perawat cuci tangan.
4. Pasang sampiran.
5. Dekatkan alat kepasien.
6. Bentu pasien pada posisi nyaman (bila memungkinkan pada posisi semi fowler/fowler)
7. Pasang handuk di atas dada pasien sampai ke pinggir tempat tidur dan letakkan tisu di dekat
bantal pasien.
8. Untuk menentukan insersi NGT, minta klien untuk rileks dan bernafas normal. Kemudian cek
udara yang melalui lubang hidung, caranya: pijit salah satu kuping hidung dan rasakan aliran
udara pada lubang hidung yang bebas dan begitu pula sebaliknya.
9. Pasang sarung tangan
10. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan menggunakan:
a. Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga bawah dan ke prosesus xyfoideus di
sternum.
b. Ukur selang dari puncak dahi ke epigastrium.
c. Ukur selang dari daun telinga bawah kepuncak lubang hidung dan ke prosesus xyfoideus di
sternum.
11. Beri tanda pada panjang selang yang sudah di ukur.
12. Olesi jeli pada NGT sepanjang 10-20 cm.
13. Atur posisi klien dengan kepala ekstensi, dan masukkan selang melalui lubang hidung yang
telah ditentukan.
13
14. Masukkan slang sepanjang rongga hidung. Jika terasa agak tertahan, putarlah slang dan jangan
dipaksakan untuk dimasukkan.
15. Lanjutkan memasang slang sampai melewati nasofaring (3-4 cm) anjurkan pasien untuk
menekuk leher dan menelan.
16. Dorong pasien untuk menelan dengan memberikan sedikit air minum (jika perlu). Tekankan
pentingnya bernafas lewat mulut.
17. Jangan memaksakan slang untuk masuk. Jika ada hambatan atau pasien tersedak, sianosis,
hentikan mendorong selang. Periksa posisi slang di belakang tenggorok dengan menggunakan
sudip lidah dan senter.
18. Jika telah selesai memasang NGT sampai ujung yang telah ditentukan, anjurkan pasien untuk
rileks dan bernafas normal.
19. Periksa letak slang dengan cara:
a. Memasang spuit pada ujung NGT, memasang bagian diafragma stetoskop pada perut di
kuadran kiri atas pasien (lambung) kemudian suntikkan 10-20 cc udara bersamaan dengan
auskultasi abdomen.
b. Dengan menggunakan spuit, mengaspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung.
c. Memasukkan ujung bagian luar slang NGT ke dalam waskom yang berisi air. Jika terdapat
gelembung udara, slang masuk ke paru-paru, jika tidak slang masuk ke dalam lambung
20. Oleskan alkohol pada ujung hidung pasien dan biarkan sampai kering.
21. Yakinkan slang tidak tersumbat dengan cara:
a. Masukkan makanan dengan aliran perlahan (perhatikan: aliran air dan jarak corong 30 cm dan
lihat reaksi pasien terhadap rasa tidak nyaman).
14
b. Setelah makan masukkan 15-30 ml air putih (bila ada obat dalam bentuk tablet haluskan
dahulu).
c. Fiksasi slang dengan plester 10 cm dan silangkan plester pada slang yang keluar dari hidung
22. Klem dan tutup ujung slang dengan kassa dan plester / karet gelang.
23. Penitikan slang kebaju pasien. Biarkan pasien pada posisi semifowler / fowler selama 15-30
menit.
24. Evaluasi klien setelah terpasang NGT.
25. Rapikan alat.
26. Perawat cuci tangan.
27. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Memberi makan dan minum pada pasien-pasien yang mengalami gangguan-gangguan tertentu
bisa dibantu oleh perawat, keluarga atau berkolaborasi antara keduanya.
Sebagai perawat yang membantu pasien dalam makannya, kita juga perlu memperhatikan
makanan yang diperuntukkan kepada pasien dengan tujuan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien
dengan memberi makan pasien tersebut yaitu semata-mata untuk membantu memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dengan membangkitkan selera pasien pada pasien yang tidak mandiri
serta untuk mempercepat proses penyembuhan dan hospitalisasi yang di lakukan.
Adapun cara-caranya yaitu :
a. menyiapkan makanan dan minuman pasien.
b. menghidangkan makanan dan minuman pasien.
c. membantu pasien makan dan minum secara oral.
d. memberi makan melalui NGT ( Nasogastric Tube).
B. SARAN
Manusia tidak terlepas dari berbagai penyakit terutama saluran pencernaan dank arena makanan
tidak bisa melalui oral maka dengan bantuan NGT. Oleh karena itu sebelum semua itu terjadi,
sebaiknya konsumsilah makanan yang sehat dan cara atau pola makanan yang teratur sehingga
tidak terjadi gaguan pada pencernaan tersebut. Dan yang terpenting adalah pola hidup sehat dan
kualitas hidup semakin ditingkatkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ester, Monica. 2005. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2008. Praktik Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : Salemba Medika
Potter, Patricia A dan Anne G. Perry. Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Jakarta :
Salemba Medika

More Related Content

PDF
Diagnosa keperawatan
PPTX
Pembahasan Soal UKOM KMB
PPTX
askep gangguan pola napas tidak efektif.pptx
PPTX
Model Dokumentasi Source Oriented Record (SOR).pptx
PPTX
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
DOC
Sp isolasi sosial
PPTX
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
DOC
Laporan pendahuluan hipertensi
Diagnosa keperawatan
Pembahasan Soal UKOM KMB
askep gangguan pola napas tidak efektif.pptx
Model Dokumentasi Source Oriented Record (SOR).pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
Sp isolasi sosial
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Laporan pendahuluan hipertensi

What's hot (20)

DOCX
Kebutuhan aktivitas
PDF
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
DOCX
Askep oksigenasi
DOC
1. asuhan keperawatan pada bph
PDF
Melepaskan Keteter
DOCX
Klasifikasi data
PPTX
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
DOCX
LOG BOOK - Ira Maribeth.docx
DOCX
Laporan pendahuluan nyeri
DOCX
Skenario role play timbang terima
DOCX
Pengkajian b1 b6
DOCX
Asuhan keperawatan chf
PDF
Konsep dan-perspektif-kmb
DOC
Form askep JIWA
DOCX
Asuhan keperawatan
DOC
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
PPTX
Patient safety
PPTX
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
DOCX
Syok hipovolemik
DOCX
Dokumentasi keperawatan metode focus
Kebutuhan aktivitas
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Askep oksigenasi
1. asuhan keperawatan pada bph
Melepaskan Keteter
Klasifikasi data
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
LOG BOOK - Ira Maribeth.docx
Laporan pendahuluan nyeri
Skenario role play timbang terima
Pengkajian b1 b6
Asuhan keperawatan chf
Konsep dan-perspektif-kmb
Form askep JIWA
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Patient safety
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Syok hipovolemik
Dokumentasi keperawatan metode focus
Ad

Similar to Makalah Memberi Makanan Melalui NGT (20)

PPTX
DASAR ILMU GIZI
PPTX
Enteral Parenteral Nutrisi - Anisa Ainul Fajri.pptx
DOCX
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
PPTX
Peran Perawat dalam pengaturan Gizi Pasien
PPT
Dasar dietetik
DOCX
GIZI PADA IBU HAMIL
DOCX
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
PPTX
KB 3 Perawatan Paliatif Pada Anak dan Pasien Usia Lanjut
PPTX
MATERI pembelajaran ke 3 - DIIT SEHAT.pptx
PPTX
pemenuhan Kebutuhan nutrisi
DOCX
Resume gizi ratu
PDF
Kebutuhan nutrisi
PPTX
Presentation STUNTING pada puskesma.pptx
PDF
Jpkeperawatandd150467
DOCX
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
DOCX
PPTX
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
PPTX
Konsep IPE dan IPC dalam praktek kerja lapangan terpadu prodi kebidanan, kepe...
DOCX
PPTX
Presentasi PPT MK TUMBANG.pptx
DASAR ILMU GIZI
Enteral Parenteral Nutrisi - Anisa Ainul Fajri.pptx
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Peran Perawat dalam pengaturan Gizi Pasien
Dasar dietetik
GIZI PADA IBU HAMIL
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
KB 3 Perawatan Paliatif Pada Anak dan Pasien Usia Lanjut
MATERI pembelajaran ke 3 - DIIT SEHAT.pptx
pemenuhan Kebutuhan nutrisi
Resume gizi ratu
Kebutuhan nutrisi
Presentation STUNTING pada puskesma.pptx
Jpkeperawatandd150467
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
Konsep IPE dan IPC dalam praktek kerja lapangan terpadu prodi kebidanan, kepe...
Presentasi PPT MK TUMBANG.pptx
Ad

More from yohanes meor (20)

PPT
materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidin
PPTX
Materi Tentang Parasomnia_wajib dipelajari bagi mahasiswa yang kulia di keseh...
PPTX
Materi Tentang Mendengkur_Apalagi pada malam hari
PPT
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
PPT
KULIAH PENGANTAR HISTORY TAKING DAN PHYSICAL ASSESSMENT
PPTX
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan
PPTX
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamur
PPT
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
PPTX
Materi tentang Inform Consent_Khusus Mahasiswa Keperawatan
DOC
Satuan Acara Penyuluan Diit Diabetes Melitus
PPT
Hematologi_Tentang Darah Manusia
DOCX
Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...
DOCX
Standar Operating Procedure (SOP) PROSEDUR PIJAT REFLEKSI_bagi Mahasiswa Kepe...
DOCX
Standart Operating Procedure ( SOP ) Perawatan Manicure Padicure di Rumah
PPTX
Materi Tentang Nyeri_Materi Keperawatan
PPT
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
PPT
Materi Tentang Metabolisme purin,pirimidin
PPTX
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
DOCX
Materi Tentang Bakteriologi_Bagi Mahasiswa Keperawatan
DOCX
Makalah Obat Tradisional Jahe Asal Nusa Tenggara Timur
materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidin
Materi Tentang Parasomnia_wajib dipelajari bagi mahasiswa yang kulia di keseh...
Materi Tentang Mendengkur_Apalagi pada malam hari
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
KULIAH PENGANTAR HISTORY TAKING DAN PHYSICAL ASSESSMENT
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamur
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
Materi tentang Inform Consent_Khusus Mahasiswa Keperawatan
Satuan Acara Penyuluan Diit Diabetes Melitus
Hematologi_Tentang Darah Manusia
Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...
Standar Operating Procedure (SOP) PROSEDUR PIJAT REFLEKSI_bagi Mahasiswa Kepe...
Standart Operating Procedure ( SOP ) Perawatan Manicure Padicure di Rumah
Materi Tentang Nyeri_Materi Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentang Metabolisme purin,pirimidin
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Materi Tentang Bakteriologi_Bagi Mahasiswa Keperawatan
Makalah Obat Tradisional Jahe Asal Nusa Tenggara Timur

Recently uploaded (20)

DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Fiqih Kelas 10 Terbaru 2025
PDF
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 11 SMA - Berpikir Kritis dan Mengembang...
PDF
Modul Ajar Deep Learning Seni Budaya Kelas 1 Kurikulum Merdeka
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Fisika Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PDF
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 3 (Proxmox VE 9.0).pdf
PPTX
pedoman tes kompetensi akademik deep learning
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PPTX
Pola Pikir Bertumbuh Pembelajaran Mendalam.pptx
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 1 Kurikulum Merdeka
PPTX
EFS (Modern Filing and Document Management)_Training *Effective E-Filing & Do...
PDF
Stop Bullying NO Bully in school SMA .pdf
PDF
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 5 Kurikulum Merdeka
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas XI SMA Terbaru 2025
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) SKI Kelas 7 MTs
PDF
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
DOCX
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information System
PDF
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 4 Kurikulum Merdeka
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKWU Pengelolaan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
PDF
Asal-usul Postmodernitas & materi singkat.pdf
PDF
Faktor-Faktor Pergeseran dari Pemasaran Konvensional ke Pemasaran Modern
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Fiqih Kelas 10 Terbaru 2025
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 11 SMA - Berpikir Kritis dan Mengembang...
Modul Ajar Deep Learning Seni Budaya Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Deep Learning Fisika Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 3 (Proxmox VE 9.0).pdf
pedoman tes kompetensi akademik deep learning
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
Pola Pikir Bertumbuh Pembelajaran Mendalam.pptx
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 1 Kurikulum Merdeka
EFS (Modern Filing and Document Management)_Training *Effective E-Filing & Do...
Stop Bullying NO Bully in school SMA .pdf
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 5 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas XI SMA Terbaru 2025
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) SKI Kelas 7 MTs
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information System
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 4 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Deep Learning PKWU Pengelolaan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
Asal-usul Postmodernitas & materi singkat.pdf
Faktor-Faktor Pergeseran dari Pemasaran Konvensional ke Pemasaran Modern

Makalah Memberi Makanan Melalui NGT

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua orang menyenangi makan dan minum, kecuali jika orang-orang yang mengalami gangguan-gangguan tertentu sehingga membuat mereka merasa tak enak jika diberi makan, atau sekedar diberi minum. Namun, ada juga sebagian dari mereka yang senang atau bisa makan dan minum dengan baik, namun keadaan fisiknya yang tidak memungkinkannya atau sulit melakukan secara mandiri, misalnya pada tangan yang digips, matanya buta atau sedang diperban dan sebagainya. Memberi makan dan minum pada pasien-pasien yang mengalami gangguan-gangguan tertentu bisa dibantu oleh perawat, keluarga atau berkolaborasi antara keduanya. Individu sakit membutuhkan lebih banyak makanan daripada orang sehat, dalam upaya penyembuhan dan pemulihan. Sebagai contoh, pasien yang menjalani pembedahan membutuhkan diet yang mengandung banyak vitamin C dan protein karena ini dapat membantu penyembuhan. Juga, protein secara khusus penting untuk melawan infeksi karena antibodi yang digunakan tubuh untuk melawan infeksi adalah protein. Orang sering menggunakan cadangan protein mereka ketika mengalami pembedahan atau cedera atau mengalami sakit disertai demam. Namun, banyak penyakit membuat seseorang sulit untuk makan, atau membuat individu sulit untuk mencerna makanan. ( Monica, 2005) 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien ? 2. Bagaimana cara menyiapkan makanan dan minuman pasien ? 3. Bagaimana cara menghidangkan makanan dan minuman pasien ?
  • 2. 2 4. Bagaimana cara membantu pasien makan dan minum secara oral ? 5. Bagaimana cara memberi makan melalui NGT ( Nasogastric Tube) ? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Dapat memahami arti penting dari pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien. 2. Dapat memahami dan melaksanakan cara-cara dalam menyiapkan makanan dan minuman untuk pasien. 3. Dapat memahami dan melaksanakan cara penghidangan makan dan minum pada pasien. 4. Dapat memahami dan melaksanakan cara membantu pasien makan dan minum secara oral secara benar. 5. Dapat memahami serta melaksanakan dengan tepat cara pemberian makan melalui NGT (Nasogastritic Tube).
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pasien Rumah sakit adalah suatu wadah atau tempat pelayanan kesehatan yang berusaha untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu sesingkat mungkin, dan salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah pelayanan gizi yang meliputi penyelenggaraan makanan, pemberian makanan yang memenuhi kebutuhan gizi dan termakan habis oleh setiap pasien merupakan salah satu faktor untuk mempercepat proses pemulihan atau kesembuhan pasien. Zat gizi yang optimal pada pasien di Rumah Sakit sangat bermanfaat dalam mengurangi jangka waktu perawatan dan mempercepat penyembuhan, mengurangi komplikasi, menurunkan mortalitas, dan memperbaiki status gizi pasien. Sebagai perawat yang membantu pasien dalam makannya, kita juga perlu memperhatikan makanan yang diperuntukkan kepada pasien yang terdiri atas : 1. Makanan pokok untuk memberi rasa kenyang, dalam hal ini adalah nasi. Makanan pokok berperan sebagai sumber utama energi dan itu berasal dari karbohidrat. 2. Lauk yang merupakan sumber dari protein. Lauk sebaiknya terdiri atas campuran lauk hewani dan nabati. Lauk hewani merupakan sumber protein, fosfor, tiamin, tiasin, vitamin B6 dan vitamin B12, zat besi, seng, magnesium dan silenium. 3. Sayur untuk memberi rasa segar dan melancarkan proses menelan makanan karena biasanya dihidangkan dalam bentuk berkuah. Sayur merupakan sumber mineral dan vitamin. Sayur juga merupakan sumber vitamin A, vitamin C, asam folat, magnesium, kalium dan serat, serta tidak mengandung lemak dan kolesterol. 4. Buah untuk "mencuci mulut" dalam artian kata sebagai makanan penutup setelah mengkonsumsi makanan utama. Buah juga merupakan sumber mineral dan vitamin. Porsi
  • 4. 4 buah yang dianjurkan sehari untuk orang dewasa adalah sebanyk 200-300 gram atau 2-3 potong sehari berupa pepaya atau buah yang lain. 5. Susu mengandung protein bernilai biologi tinggi dan zat esensial lain dalam bentuk yang mudah dicerna dan diserap, maka susu terutama dianjurkan pula sebagai unsur kelima yang dibutuhkan oleh tubuh. Jika dikaitkan dengan asupan makanan pasien yang sedang dalam perawatan maka diharapkan dengan adanya makanan yang bervariasi ini maka pasien dapat menyukai dan menikmati segala jenis makanan yang diberikan pihak Rumah sakit, meningkatkan nafsu makan dan menambah selera makan sehingga kebutuhan pasien akan zat-zat gizi dapat terpenuhi, bisa mempercepat proses penyembuhan, dan mengurangi biaya perawatan. Ketika pasien yang sedang di hospitalisasi, tentu saja kebutuhan nutrisi sehari-hari menjadi terganggu. Sebagai perawat, memberi makan dan minum pada pasien-pasien yang mengalami gangguan-gangguan nutrisi menjadi bagian dari proses keperawatan. Pemberian makan dan minum tersebut dapat dibantu oleh perawat, keluarga atau berkolaborasi antara keduanya. Adapun kondisi-kondisi yang mempersulit mendapatkan nutrisi yang adekuat diantaranya (Monica, 2005) : Individu yang menderita luka pada tenggorok mungkin mengalami kesulitan untuk menelan. Individu yang mengalami masalah lambung munkin mual terhadap makanan. Individu yang demam mungkin tidak nafsu makan. Pasien di rumah sakit hampir selalu berisiko mengalami kekurangan nutrisi karena penyakit mereka atau karena tindakan terhadap penyakit mereka. Banyak pasien telah mengalami kekurangan nutrisi ketika masuk rumah sakit.
  • 5. 5 Makanan yang dihidangkan di rumah sakit mungkin berbeda dari makanan yang biasa dikonsumsi pasien. Pasien mungkin tidak suka makanan rumah sakit. Makanan mungkin dihidangkan pada waktu ketika pasien tidak biasa makan dan ketika mereka tidak merasa lapar. Pasien sering mendapat diet khusus di rumah sakit untuk membantu terapi penyakit mereka (sebagai contoh, individu yang mengalami masalah jantung biasa mendapat diet rendah garam). Pasien mungkin tidak suka perubahan pada diet. Keluarga pasien mungkin tinggal jauh sehingga mereka tidak dapat membawa makanan yang disukainya, atau keluarga mungkin tidak tahu makanan yang tepat untuk dibawa, atau mungkin tidak dapat mengupayakan makanan yang tepat. Salah satu contoh jika pasien tangannya digips, kehilangan salah satu tangan atau kekuatan gerakan bisa dibantu dengan mempersiapkan makanan dan mendekatkan tempat makanan kepada pasien agar mudah dijangkau. Misalnya membuka kulit telur, mengoleskan roti, mengupas buah, dan sebagainya. Sedangkan pasien yang mengalami kesulitan minum dari cawan atau gelas, bisa diberi sedotan untuk memudahkan. Lebih higienis jika minuman itu menggunakan gelas sekali pakai, agar kebersihan selalu terjaga. Karena jika tempat minum yang dibiarkan berlama-lama ditempat, akan lebih mudah bagi mikroorganisme berkembang pada suhu ruangan. Ada juga pasien yang tidak diperbolehkan untuk makan dan minum sendiri, maka dalam hal ini perlu pengaturan posisi duduk yang efektif. Posisi yang diharapkan adalah posisi duduk yang tegak, tidak bersandar atau berbaring supaya makanan tepat masuk kedalam kerongkongan. Namun, jika memang tidak memungkinkan untuk duduk tegak, mereka
  • 6. 6 diperbolehkan berbaring atau setengah berbaring seperti bersandar, dan dilakukan pemberian makanan dengan hati-hati. Perawat yang bertugas untuk membantu pasien, hendaknya dalam keadaan yang rileks, menempatkan posisi yang nyaman serta tidak terlihat seperti sedang buru-buru, agar pasien merasa senang dan bisa makan dengan tenang. Tujuan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien dengan memberi makan pasien tersebut yaitu semata-mata untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dengan membangkitkan selera pasien pada pasien yang tidak mandiri serta untuk mempercepat proses penyembuhan dan hospitalisasi yang di lakukan. 2.2 Menyiapkan Makanan dan Minuman Untuk Pasien Persiapan Alat : Piring, gelas, alas dan tutup gelas, sendok, garpu, mangkuk sayur, mangkuk lauk dan baki. Cara Kerja ; 1. Perawat cuci tangan. 2. Siapkan baki, piring, gelas dengan alas dan tutupnya, sendok, garpu, mangkuk sayur, mangkuk lauk dan sedotan. 3. Ambil makanan dari kereta makanan dan panaskan. 4. Sajikan makanan di tempat yang sudah disiapkan sesuai dengan diet pasien. Sikap perawat : Selalu bekerja dengan hati-hati dan rapi.
  • 7. 7 2.3 Menghidangkan makanan dan minuman Persiapan alat : Baki berisi makanan dan minuman Cara kerja : 1. Cuci tangan 2. Bawa makanan dan minuman yang telah disiapkan kepada pasien. 3. Beritahu pasien bahwa makanan sudah siap. 4. Hidangkan makanan dan minuman. Di meja pasien a. Bentangkan serbet diatas meja b. Susun alat makan dia atas serbet Pasien berbaring a. Anjurkan pasien tidur miring b. Bentangkan serbet dibawah dagu pasien c. Letakkan baki berisi makanan diatas tempat tidur pasien d. Buka penutup makanan e. Persilakan pasien makan f. Perhatikan pasien pada waktu makan Sikap perawat : Tidak tergesa-gesa. Ramah dan memaklumi keadaan pasien.
  • 8. 8 2.4 Membantu Pasien Makan Dan Minum Secara Oral Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu memberikan makanan nutrisi melalui oral. Adapun hal yang perlu diperhatikan sebelum pemberian makan dan minum pasien adalah : a. Ciptakan lingkungan yang nyaman disekitar pasien. b. Sebelum di hidangkan, makanan di periksa dahulu, apakah sudah sesuai dengan daftar makanan/diet pasien. c. Usahakan makanan dihidangkan dalam keadaan hangat kecuali kontra indikasi. d. Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit. e. Peralatan makanan dan minuman harus bersih f. Untuk pasien anak – anak, usahakan menggunakan peralatan yang menarik perhatiannya. g. Untuk pasien yang dapat makan sendiri, perhatikan apakah makanan di makan habis atau tidak. h. Perhatikan selera dan keluhan pasien pada waktu makan serta reaksinya setelah makan. Indikasi : Diberikan kepada pasien yang memiliki ganguan mobilitas tetapi masih sadar. Kontra Indikasi : Tidak dapat diberikan pada pasien koma , CA nasofaring, CA mandibularis Alat dan Bahan : 1. Piring 2. Sendok 3. Garpu
  • 9. 9 4. Gelas 5. Serbet 6. Mangkok cuci tangan 7. Pengalas 8. Jenis diet Prosedur : 1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur yang dilakukan 3. Mengatur posisi pasien dengan posisi kepala lebih tinggi daripada badan 4. Membentangkan serbet dibawah dagu pasien 5. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan 6. Pasien ditawari minum, jika perlu gunakan sedotan 7. Beritahu pasien jika makanan panas atau dingin, anjurkan untuk mencicipi makanan terlebih dahulu. 8. Suapkan makanan sedikit demi sedikit untuk menghindari tersedak 9. Setelah selesai makan pasien diberi minum, bersihkan mulut pasien, dan dianjurkan dengan pemberian obat. 10. Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makanan. 11. Bereskan alat dan cuci tangan.
  • 10. 10 2.5 Memberi Makan Melalui NGT ( Nasogastric Tube) Pemberian nutrisi melalui pipa penduga atau lambung merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan, dengan cara memberi makan melalui pipa lambung. a. Tujuan : Dekompressi yaitu membuang dan substansi gas dari saluran gastrointestinal, mencegah atau menghilangkan distensi abdomen. Memberi makan yaitu memasukkan suplemen nutrisi cair atau makanan kedalam lambung untuk klien yang tidak dapat menelan cairan. Kompressi yaitu memberi tekanan internal dengan cara mengembangkan balon untuk mencegah perdarahan internal pada esofagus. Bilas lambung yaitu irigasi lambung akibat pendarahan aktif, keracunan, atau dilatasi lambung. b. Persiapan Pasien 1. Mengkaji pasien yang diberi makan atau minum lewat NGT. 2. Mencocokkan identitas. 3. Menentukan pasien yang harus diberi makan atau minum personde 4. Menjelaskan kepada pasien hal-hal yang akan dikerjakan (maksud dan tujuan). 5. Mengatur posisi pasien . Sikap pasien semi fowler sedikit flexi sedang untuk pasien anak dengan 1 bantal.
  • 11. 11 c. Persiapan Alat 1. Baki yang dilapisi pengalas berisi : Bak instrumen steril: Sepasang sarung tangan. NGT / maslang / sonde lambung Sudip lidah / spatel Kasa pada tempatnya Corong / tabung semprot 50-100 cc Kapas alkohol Bak instrumen non steril: Jeli Senter Plester Stetoskop Handuk kecil / serbet / pengalas Tisu / selstop Bengkok Makanan cair pasien Gelas berisi air minum Gunting Air bersih di dalam baskom kecil Peniti Spuit 20 cc
  • 12. 12 d. Prosedur : 1. Beri salam/sapa pasien 2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan. 3. Perawat cuci tangan. 4. Pasang sampiran. 5. Dekatkan alat kepasien. 6. Bentu pasien pada posisi nyaman (bila memungkinkan pada posisi semi fowler/fowler) 7. Pasang handuk di atas dada pasien sampai ke pinggir tempat tidur dan letakkan tisu di dekat bantal pasien. 8. Untuk menentukan insersi NGT, minta klien untuk rileks dan bernafas normal. Kemudian cek udara yang melalui lubang hidung, caranya: pijit salah satu kuping hidung dan rasakan aliran udara pada lubang hidung yang bebas dan begitu pula sebaliknya. 9. Pasang sarung tangan 10. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan menggunakan: a. Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga bawah dan ke prosesus xyfoideus di sternum. b. Ukur selang dari puncak dahi ke epigastrium. c. Ukur selang dari daun telinga bawah kepuncak lubang hidung dan ke prosesus xyfoideus di sternum. 11. Beri tanda pada panjang selang yang sudah di ukur. 12. Olesi jeli pada NGT sepanjang 10-20 cm. 13. Atur posisi klien dengan kepala ekstensi, dan masukkan selang melalui lubang hidung yang telah ditentukan.
  • 13. 13 14. Masukkan slang sepanjang rongga hidung. Jika terasa agak tertahan, putarlah slang dan jangan dipaksakan untuk dimasukkan. 15. Lanjutkan memasang slang sampai melewati nasofaring (3-4 cm) anjurkan pasien untuk menekuk leher dan menelan. 16. Dorong pasien untuk menelan dengan memberikan sedikit air minum (jika perlu). Tekankan pentingnya bernafas lewat mulut. 17. Jangan memaksakan slang untuk masuk. Jika ada hambatan atau pasien tersedak, sianosis, hentikan mendorong selang. Periksa posisi slang di belakang tenggorok dengan menggunakan sudip lidah dan senter. 18. Jika telah selesai memasang NGT sampai ujung yang telah ditentukan, anjurkan pasien untuk rileks dan bernafas normal. 19. Periksa letak slang dengan cara: a. Memasang spuit pada ujung NGT, memasang bagian diafragma stetoskop pada perut di kuadran kiri atas pasien (lambung) kemudian suntikkan 10-20 cc udara bersamaan dengan auskultasi abdomen. b. Dengan menggunakan spuit, mengaspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung. c. Memasukkan ujung bagian luar slang NGT ke dalam waskom yang berisi air. Jika terdapat gelembung udara, slang masuk ke paru-paru, jika tidak slang masuk ke dalam lambung 20. Oleskan alkohol pada ujung hidung pasien dan biarkan sampai kering. 21. Yakinkan slang tidak tersumbat dengan cara: a. Masukkan makanan dengan aliran perlahan (perhatikan: aliran air dan jarak corong 30 cm dan lihat reaksi pasien terhadap rasa tidak nyaman).
  • 14. 14 b. Setelah makan masukkan 15-30 ml air putih (bila ada obat dalam bentuk tablet haluskan dahulu). c. Fiksasi slang dengan plester 10 cm dan silangkan plester pada slang yang keluar dari hidung 22. Klem dan tutup ujung slang dengan kassa dan plester / karet gelang. 23. Penitikan slang kebaju pasien. Biarkan pasien pada posisi semifowler / fowler selama 15-30 menit. 24. Evaluasi klien setelah terpasang NGT. 25. Rapikan alat. 26. Perawat cuci tangan. 27. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan.
  • 15. 15 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Memberi makan dan minum pada pasien-pasien yang mengalami gangguan-gangguan tertentu bisa dibantu oleh perawat, keluarga atau berkolaborasi antara keduanya. Sebagai perawat yang membantu pasien dalam makannya, kita juga perlu memperhatikan makanan yang diperuntukkan kepada pasien dengan tujuan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien dengan memberi makan pasien tersebut yaitu semata-mata untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dengan membangkitkan selera pasien pada pasien yang tidak mandiri serta untuk mempercepat proses penyembuhan dan hospitalisasi yang di lakukan. Adapun cara-caranya yaitu : a. menyiapkan makanan dan minuman pasien. b. menghidangkan makanan dan minuman pasien. c. membantu pasien makan dan minum secara oral. d. memberi makan melalui NGT ( Nasogastric Tube). B. SARAN Manusia tidak terlepas dari berbagai penyakit terutama saluran pencernaan dank arena makanan tidak bisa melalui oral maka dengan bantuan NGT. Oleh karena itu sebelum semua itu terjadi, sebaiknya konsumsilah makanan yang sehat dan cara atau pola makanan yang teratur sehingga tidak terjadi gaguan pada pencernaan tersebut. Dan yang terpenting adalah pola hidup sehat dan kualitas hidup semakin ditingkatkan.
  • 16. 16 DAFTAR PUSTAKA Ester, Monica. 2005. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta : EGC Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2008. Praktik Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika Potter, Patricia A dan Anne G. Perry. Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika