Mengkonstruksi Kesadaran
Kesehatan:
Upaya Menjaga Organ Reproduksi
By: dr. Hj. Andi Emy Purnama Natsir, MMR, DPDK
Pendahuluan
Siklus Hidup Manusia
1. Neonatus 0-28 hari
2. Bayi 0-11 bulan
3. Baduta
4. Balita
5. Remaja
6. Dewasa
7. Lansia
Pengertian
• Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan
sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi.
• Ruang lingkup pelayanan kesehatan reproduksi menurut International
Conference Population and Development (ICPD) tahun 1994 di Kairo
terdiri dari kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan
dan penanganan infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS, kesehatan
reproduksi remaja, pencegahan dan penanganan komplikasi aborsi,
pencegahan dan penanganan infertilitas, kesehatan reproduksi usia
lanjut, deteksi dini kanker saluran reproduksi serta kesehatan reproduksi
lainnya seperti kekerasan seksual, sunat perempuan dan sebagainya.
• Kebijakan Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia menetapkan
bahwa Kesehatan Reproduksi mencakup 5 (lima) komponen atau program
terkait, yaitu:
• 1. Program Kesehatan Ibu dan Anak,
• 2. Program Keluarga Berencana,
• 3. Program Kesehatan Reproduksi Remaja,
• 4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk
HIV/AIDS dan
• 5. Program Kesehatan Reproduksi pada Usia Lanjut.
• Pelaksanaan Kesehatan Reproduksi dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan siklus hidup
(life-cycle approach) agar diperoleh sasaran yang pasti dan pelayanan yang jelas berdasarkan
kepentingan sasaran atau klien dengan memperhatikan hak reproduksi mereka (Johnson dan
Everitt, 2000).
Permasalahan
• Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja meliputi
pengetahuan tentang masa subur, periode masa subur sebanyak 45,8%
tidak pernah mendengar istilah masa subur, 40,7% mengatakan ya dan
sisanya 13,5% tidak tahu.
• Pengetahuan tentang dapat hamil meskipun hanya sekali melakukan
hubungan seksual (52,8% dapat hamil, 18,3% tidak dapat hamil dan 28,9
% tidak tahu),
• pengetahuan rata-rata umur sebaiknya menikah pertama, sesuai
program BKKBN yaitu pendewasaan usia perkawinan dimana usia minimal
seorang perempuan menikah usia 21 tahun dan laki-laki 25 tahun
• melahirkan pertama dan umur aman melahirkan, reproduksi sehat usia aman
wanita melahirkan pada usia 20 tahun dan mengakhiri kelahiran pada usia
diatas 35 tahun
• umur rencana menikah, remaja laki-laki yang berencana menikah pada usia <
20 tahun (2,1 %), begitu pula remaja perempuan yang berencana menikah
pada usia < 20 tahun (4,3 %)
• dan akibat menikah muda. (49 % remaja tidak mengetahui akan akibat
menikah di usia muda). bahwa dampak biologis dari pelaksanaan pernikahan
dini dapat terjadi anemia pada ibu hamil, bersalin maupun ibu menyusui
kemudian dampak psikologisnya dapat menimbulkan terjadinya kecemasan,
stress, depresi dan perceraian. (Minarni, Andayani, & Haryani, 2014)
Data BKKBN Sulbar
• - Kabupaten Polewali Mandar : 17.630 perkawinan anak.
• - Kabupaten Pasangkayu : 9. 656 perkawinan anak.
• - Kabupaten Mamuju : 11.287 perkawinan anak.
• - Kabupaten Majene : 6.857 perkawinan anak.
• - Kabupaten Mamasa : 5.654 perkawinan anak.
• - Kabupaten Mamuju Tengah : 6.068 perkawinan anak.
Materi Kesehatan Reproduksi untuk Kohati
Remaja
• Masa remaja merupakan salah satu dari periode perkembangan
manusia, Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari
masa kanak – kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan
biologis, psikologis, dan sosial.
• Menurut WHO remaja merupakan individu yang sedang mengalami
masa peralihan yang secara berangsur – angsur mencapai
kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa anak – anak
menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari
ketergantungan menjadi relative mandiri.
• Ada dua aspek pokok dalam perubahan pada remaja, yakni
perubahan fisik atau biologis dan perubahan psikologis.
• Masa remaja diawali dengan pertumbuhan yang sangat cepat dan
biasanya disebut pubertas.
• Dengan adanya perubahan yang cepat itu terjadilah perubahan fisik
yang dapat diamati seperti pertambahan tinggi dan berat badan yang
biasa disebut pertumbuhan, dan kematangan seksual sebagai hasil
perubahan hormonal.
• Masa remaja juga adalah masa transisi antara masa kanak – kanak
dan masa dewasa.
• Masa transisi seringkali menghadapkan individu yang bersangkutan
pada situasi yang membingungkan, di satu pihak masih kanak – kanak
dan di lain pihak ia harus bertingkah laku seperti orang dewasa.
• Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam diri remaja yang sering
menimbulkan banyak tingkah laku yang aneh, canggung, dan kalau
tidak dikontrol akan menimbulkan kenakalan pada remaja salah
satunya berupa risiko perilaku seksual berisiko.
• Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan
psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan sebagai
berikut (Iskandarsyah, 2006):
a. Masa remaja awal/dini (early adolescence): umur 10–13 tahun
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya,
2) Tampak dan merasa ingin bebas,
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan
tubuhnya dan mulai berfikir khayal (abstrak).
b. Masa remaja pertengahan (middle adolescence): umur 14–16 tahun
1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri,
2) Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis,
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam,
4) Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang,
5) Berkhayal mengenai hal-hal yang bekaitan dengan seksual.
c. Masa remaja lanjut (late adolescence): umur 17–19 tahun
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri,
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif,
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya,
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta,
5) Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak
Perilaku Seksual
• Perilaku seksual merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang
sangat berhubungan dengan kesehatan reproduksi seseorang. Secara
umum terdapat 4 (empat) faktor yang berhubungan dengan
kesehatan reproduksi, yaitu :
1. Faktor Sosial, ekonomi, dan demografi. Faktor ini berhubungan
dengan kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan
mengenai perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi
tempat tinggal yang terpencil.
2. Faktor budaya dan lingkungan, antara lain adalah praktik tradisional
yang berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi, keyakinan
banyak anak banyak rejeki, dan informasi yang membingungkan anak
dan remaja mengenai fungsi dan proses reproduksi
3. Faktor psikologis, keretakan orang tua akan memberikan dampak
pada kehidupan remaja, depresi yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan hormonal.
4. Faktor biologis, antara lain cacat sejak lahir, cacat pada saluran
reproduksi, dan sebagainya
Pengaruh Media Sosial
• Pengaruh informasi global (paparan media audio-visual) yang semakin
mudah diakses justru memancing anak dan remaja untuk mengadaptasi
kebiasaan-kebiaasaan tidak sehat seperti merokok, minum minuman
berakohol, penyalahgunaan obat dan suntikan terlarang, perkelahian
antar-remaja atau tawuran.
• Pada akhirnya, secara kumulatif kebiasaan-kebiasaan tersebut akan
mempercepat usia awal seksual aktif serta mengantarkan mereka pada
kebiasaan berperilaku seksual yang berisiko tinggi, karena kebanyakan
remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat mengenai kesehatan
reproduksi dan seksualitas serta tidak memiliki akses terhadap informasi
dan pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk kontrasepsi.
Masalah yang akan timbul akibat
mengabaikan kesehatan reproduksi
• Masalah - masalah yang timbul akibat kurangnya pengetahuan terhadap kesehatan
reproduksi yaitu Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD) (Polman, 0,82%), aborsi,
perkawinan dan pernikahan dini, IMS atau PMS dan HIV/AIDS (Marmi, 2013).
• Menurut data PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Jawa Tengah
tahun 2010, remaja yang berhubungan seksual pra nikah sebanyak 863 orang,
hamil pra nikah 452 orang, Infeksi menular seksual 283 orang, masturbasi 337
orang, aborsi 244 orang.
• Kasus ini meningkat dari tahun 2009 dimana kasus remaja yang berhubungan
seksual pra nikah 765 orang, hamil pra nikah 367 orang, infeksi menular seksual
275 orang, masturbasi 322 orang, aborsi 166 orang (PILAR PKBI, 2010)
Contoh Kasus
• Data lain menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2016, Dinas Kesehatan
Kota Yogyakarta mencatat jumlah remaja yang melakukan persalinan
sebanyak 720 orang.
• Kemudian, sebanyak 340 kasus dispensasi nikah untuk remaja dengan
alasan hamil diluar nikah.
• Tahun 2018, angka pernikahan dini di Yogyakarta sekitar 240
kasus dengan alasan kehamilan tidak diinginkan (KTD).
• Sementara itu, sepanjang tahun 2019 terdapat 74 kasus kehamilan
tidak diinginkan (KTD), dengan usia remaja dibawah 18 tahun (Setiawan
and Hafil, 2019)
• Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menekan angka-angka
tersebut adalah dengan melakukan edukasi kesehatan mengenai cara
perawatan organ reproduksi, edukasi mengenai perkembangan
remaja saat pubertas, edukasi kesehatan mengenai dampak
pornografi, edukasi kesehatan mengenai kehamilan tidak
diinginkan (KTD) dan aborsi, edukasi kesehatan mengenai HIV/AIDS
dan infeksi menular seksual, serta edukasi mengenai pendewasaan
usia pernikahan dengan melibatkan peran Pemerintah, orang tua,
dan juga peer group
• Dengan melakukan kegiatan tersebut diharapkan akan dapat
meningkatkan pengetahuan remaja, sehingga dapat
meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya masalah kesehatan
reproduksi. Dan menekan angka kejadian kasus – kasus kesehatan
reproduksi remaja.
Thanks

More Related Content

PDF
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdf
PDF
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdf
PPT
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
PPTX
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pptx
PPTX
on line kesehatan reproduksi 12345678910.pptx
PPTX
KONSEP KESEHATAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT.pptx
PDF
BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)
PPT
KESEHATAN_REPRODUKSI_REMAJA ternbentuknya posyandu remaja[1].ppt
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdf
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdf
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pptx
on line kesehatan reproduksi 12345678910.pptx
KONSEP KESEHATAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT.pptx
BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)
KESEHATAN_REPRODUKSI_REMAJA ternbentuknya posyandu remaja[1].ppt

Similar to Materi Kesehatan Reproduksi untuk Kohati (20)

PPTX
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA (1).pptx
PDF
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
PDF
Kedkomunitas juliandi
PPTX
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA KESPRO .pptx
PDF
635Kespro_Remaja.pdf
PPT
Konsep kesehatan reproduksi
PPTX
ppt kes remaja.pptx
PDF
5. MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI,DUKUNGAN DAN LAYANAN (2).pdf
PPTX
kespro pada remajaa.pptx
PDF
MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI,DUKUNGAN DAN LAYANAN.pdf
PDF
KONSEP KESPRO.pdf
PPTX
Gen re dithanrem
PPTX
1.Konsep Kesehatan Reproduksi dan KB .pptx
PPTX
PPT MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI,DUKUNGAN DAN LAYANAN.pptx
DOC
Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...
DOCX
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
PPTX
pertemuan konsep dasar kesehatan reproduksi.pptx
PPTX
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
PDF
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)
DOCX
Kespro
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA (1).pptx
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Kedkomunitas juliandi
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA KESPRO .pptx
635Kespro_Remaja.pdf
Konsep kesehatan reproduksi
ppt kes remaja.pptx
5. MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI,DUKUNGAN DAN LAYANAN (2).pdf
kespro pada remajaa.pptx
MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI,DUKUNGAN DAN LAYANAN.pdf
KONSEP KESPRO.pdf
Gen re dithanrem
1.Konsep Kesehatan Reproduksi dan KB .pptx
PPT MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI,DUKUNGAN DAN LAYANAN.pptx
Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
pertemuan konsep dasar kesehatan reproduksi.pptx
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)
Kespro
Ad

Recently uploaded (20)

PDF
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 12 SMA - Cabang Iman: Keterkaitan antar...
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Fiqih Kelas 10 Terbaru 2025
PPTX
Desain ojt 1 koding dan kecerdasan artificial .pptx
PPTX
Penguatan Pertemuan1 OJT koding dan kecerdasan artificial
PPTX
Power Point Materi Tanda Baca Kelas III SD
PPTX
Pembahasan Lengkap Trigonometri_ppt.pptx
PDF
Stop Bullying NO Bully in school SMA .pdf
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
PPTX
PPK - XII AKL KD KEWIRAUSAHAAN SMK1.pptx
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas XI SMA Terbaru 2025
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 10 Ter...
PDF
Modul Ajar Deep Learning Seni Budaya Kelas 1 Kurikulum Merdeka
PDF
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
PPTX
bahan FGD_Kebijakan Pembelajaran Penilaian.pptx
PDF
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 11 SMA - Berpikir Kritis dan Mengembang...
PDF
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 3 (Proxmox VE 9.0).pdf
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Ekonomi Kelas X SMA Terbaru 2025
DOCX
Power poit Rubrik Penilaian LK 8 KP 6.docx
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PDF
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 12 SMA - Cabang Iman: Keterkaitan antar...
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Fiqih Kelas 10 Terbaru 2025
Desain ojt 1 koding dan kecerdasan artificial .pptx
Penguatan Pertemuan1 OJT koding dan kecerdasan artificial
Power Point Materi Tanda Baca Kelas III SD
Pembahasan Lengkap Trigonometri_ppt.pptx
Stop Bullying NO Bully in school SMA .pdf
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
PPK - XII AKL KD KEWIRAUSAHAAN SMK1.pptx
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas XI SMA Terbaru 2025
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 10 Ter...
Modul Ajar Deep Learning Seni Budaya Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
bahan FGD_Kebijakan Pembelajaran Penilaian.pptx
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 11 SMA - Berpikir Kritis dan Mengembang...
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 3 (Proxmox VE 9.0).pdf
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Ekonomi Kelas X SMA Terbaru 2025
Power poit Rubrik Penilaian LK 8 KP 6.docx
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Ad

Materi Kesehatan Reproduksi untuk Kohati

  • 1. Mengkonstruksi Kesadaran Kesehatan: Upaya Menjaga Organ Reproduksi By: dr. Hj. Andi Emy Purnama Natsir, MMR, DPDK
  • 2. Pendahuluan Siklus Hidup Manusia 1. Neonatus 0-28 hari 2. Bayi 0-11 bulan 3. Baduta 4. Balita 5. Remaja 6. Dewasa 7. Lansia
  • 3. Pengertian • Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. • Ruang lingkup pelayanan kesehatan reproduksi menurut International Conference Population and Development (ICPD) tahun 1994 di Kairo terdiri dari kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan dan penanganan infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, pencegahan dan penanganan komplikasi aborsi, pencegahan dan penanganan infertilitas, kesehatan reproduksi usia lanjut, deteksi dini kanker saluran reproduksi serta kesehatan reproduksi lainnya seperti kekerasan seksual, sunat perempuan dan sebagainya.
  • 4. • Kebijakan Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia menetapkan bahwa Kesehatan Reproduksi mencakup 5 (lima) komponen atau program terkait, yaitu: • 1. Program Kesehatan Ibu dan Anak, • 2. Program Keluarga Berencana, • 3. Program Kesehatan Reproduksi Remaja, • 4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS dan • 5. Program Kesehatan Reproduksi pada Usia Lanjut. • Pelaksanaan Kesehatan Reproduksi dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan siklus hidup (life-cycle approach) agar diperoleh sasaran yang pasti dan pelayanan yang jelas berdasarkan kepentingan sasaran atau klien dengan memperhatikan hak reproduksi mereka (Johnson dan Everitt, 2000).
  • 5. Permasalahan • Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja meliputi pengetahuan tentang masa subur, periode masa subur sebanyak 45,8% tidak pernah mendengar istilah masa subur, 40,7% mengatakan ya dan sisanya 13,5% tidak tahu. • Pengetahuan tentang dapat hamil meskipun hanya sekali melakukan hubungan seksual (52,8% dapat hamil, 18,3% tidak dapat hamil dan 28,9 % tidak tahu), • pengetahuan rata-rata umur sebaiknya menikah pertama, sesuai program BKKBN yaitu pendewasaan usia perkawinan dimana usia minimal seorang perempuan menikah usia 21 tahun dan laki-laki 25 tahun
  • 6. • melahirkan pertama dan umur aman melahirkan, reproduksi sehat usia aman wanita melahirkan pada usia 20 tahun dan mengakhiri kelahiran pada usia diatas 35 tahun • umur rencana menikah, remaja laki-laki yang berencana menikah pada usia < 20 tahun (2,1 %), begitu pula remaja perempuan yang berencana menikah pada usia < 20 tahun (4,3 %) • dan akibat menikah muda. (49 % remaja tidak mengetahui akan akibat menikah di usia muda). bahwa dampak biologis dari pelaksanaan pernikahan dini dapat terjadi anemia pada ibu hamil, bersalin maupun ibu menyusui kemudian dampak psikologisnya dapat menimbulkan terjadinya kecemasan, stress, depresi dan perceraian. (Minarni, Andayani, & Haryani, 2014)
  • 7. Data BKKBN Sulbar • - Kabupaten Polewali Mandar : 17.630 perkawinan anak. • - Kabupaten Pasangkayu : 9. 656 perkawinan anak. • - Kabupaten Mamuju : 11.287 perkawinan anak. • - Kabupaten Majene : 6.857 perkawinan anak. • - Kabupaten Mamasa : 5.654 perkawinan anak. • - Kabupaten Mamuju Tengah : 6.068 perkawinan anak.
  • 9. Remaja • Masa remaja merupakan salah satu dari periode perkembangan manusia, Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak – kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, psikologis, dan sosial.
  • 10. • Menurut WHO remaja merupakan individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur – angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa anak – anak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari ketergantungan menjadi relative mandiri. • Ada dua aspek pokok dalam perubahan pada remaja, yakni perubahan fisik atau biologis dan perubahan psikologis.
  • 11. • Masa remaja diawali dengan pertumbuhan yang sangat cepat dan biasanya disebut pubertas. • Dengan adanya perubahan yang cepat itu terjadilah perubahan fisik yang dapat diamati seperti pertambahan tinggi dan berat badan yang biasa disebut pertumbuhan, dan kematangan seksual sebagai hasil perubahan hormonal.
  • 12. • Masa remaja juga adalah masa transisi antara masa kanak – kanak dan masa dewasa. • Masa transisi seringkali menghadapkan individu yang bersangkutan pada situasi yang membingungkan, di satu pihak masih kanak – kanak dan di lain pihak ia harus bertingkah laku seperti orang dewasa. • Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam diri remaja yang sering menimbulkan banyak tingkah laku yang aneh, canggung, dan kalau tidak dikontrol akan menimbulkan kenakalan pada remaja salah satunya berupa risiko perilaku seksual berisiko.
  • 13. • Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan sebagai berikut (Iskandarsyah, 2006): a. Masa remaja awal/dini (early adolescence): umur 10–13 tahun 1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya, 2) Tampak dan merasa ingin bebas, 3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir khayal (abstrak).
  • 14. b. Masa remaja pertengahan (middle adolescence): umur 14–16 tahun 1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri, 2) Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis, 3) Timbul perasaan cinta yang mendalam, 4) Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang, 5) Berkhayal mengenai hal-hal yang bekaitan dengan seksual.
  • 15. c. Masa remaja lanjut (late adolescence): umur 17–19 tahun 1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri, 2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif, 3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya, 4) Dapat mewujudkan perasaan cinta, 5) Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak
  • 16. Perilaku Seksual • Perilaku seksual merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang sangat berhubungan dengan kesehatan reproduksi seseorang. Secara umum terdapat 4 (empat) faktor yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi, yaitu : 1. Faktor Sosial, ekonomi, dan demografi. Faktor ini berhubungan dengan kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan mengenai perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil.
  • 17. 2. Faktor budaya dan lingkungan, antara lain adalah praktik tradisional yang berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi, keyakinan banyak anak banyak rejeki, dan informasi yang membingungkan anak dan remaja mengenai fungsi dan proses reproduksi 3. Faktor psikologis, keretakan orang tua akan memberikan dampak pada kehidupan remaja, depresi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal. 4. Faktor biologis, antara lain cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi, dan sebagainya
  • 18. Pengaruh Media Sosial • Pengaruh informasi global (paparan media audio-visual) yang semakin mudah diakses justru memancing anak dan remaja untuk mengadaptasi kebiasaan-kebiaasaan tidak sehat seperti merokok, minum minuman berakohol, penyalahgunaan obat dan suntikan terlarang, perkelahian antar-remaja atau tawuran. • Pada akhirnya, secara kumulatif kebiasaan-kebiasaan tersebut akan mempercepat usia awal seksual aktif serta mengantarkan mereka pada kebiasaan berperilaku seksual yang berisiko tinggi, karena kebanyakan remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas serta tidak memiliki akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk kontrasepsi.
  • 19. Masalah yang akan timbul akibat mengabaikan kesehatan reproduksi • Masalah - masalah yang timbul akibat kurangnya pengetahuan terhadap kesehatan reproduksi yaitu Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD) (Polman, 0,82%), aborsi, perkawinan dan pernikahan dini, IMS atau PMS dan HIV/AIDS (Marmi, 2013). • Menurut data PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Jawa Tengah tahun 2010, remaja yang berhubungan seksual pra nikah sebanyak 863 orang, hamil pra nikah 452 orang, Infeksi menular seksual 283 orang, masturbasi 337 orang, aborsi 244 orang. • Kasus ini meningkat dari tahun 2009 dimana kasus remaja yang berhubungan seksual pra nikah 765 orang, hamil pra nikah 367 orang, infeksi menular seksual 275 orang, masturbasi 322 orang, aborsi 166 orang (PILAR PKBI, 2010)
  • 20. Contoh Kasus • Data lain menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2016, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat jumlah remaja yang melakukan persalinan sebanyak 720 orang. • Kemudian, sebanyak 340 kasus dispensasi nikah untuk remaja dengan alasan hamil diluar nikah. • Tahun 2018, angka pernikahan dini di Yogyakarta sekitar 240 kasus dengan alasan kehamilan tidak diinginkan (KTD). • Sementara itu, sepanjang tahun 2019 terdapat 74 kasus kehamilan tidak diinginkan (KTD), dengan usia remaja dibawah 18 tahun (Setiawan and Hafil, 2019)
  • 21. • Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menekan angka-angka tersebut adalah dengan melakukan edukasi kesehatan mengenai cara perawatan organ reproduksi, edukasi mengenai perkembangan remaja saat pubertas, edukasi kesehatan mengenai dampak pornografi, edukasi kesehatan mengenai kehamilan tidak diinginkan (KTD) dan aborsi, edukasi kesehatan mengenai HIV/AIDS dan infeksi menular seksual, serta edukasi mengenai pendewasaan usia pernikahan dengan melibatkan peran Pemerintah, orang tua, dan juga peer group
  • 22. • Dengan melakukan kegiatan tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan pengetahuan remaja, sehingga dapat meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya masalah kesehatan reproduksi. Dan menekan angka kejadian kasus – kasus kesehatan reproduksi remaja.