SlideShare a Scribd company logo
PENDEKATAN DAN PENYEDERHAANAN
  MASALAH BERDASARKAN METODE NUMERIK
                                 Oleh : Amri Sandy
Sillabus Mata Kuliah :

1. Pendahuluan
   1. 1 Latar Belakang
   1. 2 Metode Numerik dan Pemodelan Matematika
   1. 3 Ruang Lingkup dan Perangkat Lunak
   1. 4 Algoritma Penyelesaian Masalah Pada Metode Numerik

2. Sistem Bilangan dan Analisis Kesalahan (Error)
   2. 1 Sistem Bilangan
   2. 2 Analisis Kesalahan (Error)
   2. 3 Tingkat Hampiran
   2. 4 Bilangan Titik Kambang
   2. 5 Perambatan Nilai Error
   2. 6 Ketidaktepatan, Kesalahan Perumusan dan Ketidakpastian Data

3. Penyelesaian Persamaan Tidak Lninier
   3. 1 Metode Pencarian Akar
   3. 2 Metode Tertutup
   3. 3 Metode Terbuka
   3. 4 Akar Ganda dan Akar – akar Polinom
   3. 5 Sistem Persamaan Tidak Linier
   3. 6 Contoh Aplikasi

4. Penyelesaian Sistem Persamaan Linier
   4. 1 Metode Eliminasi Gauss
   4. 2 Metode Eliminasi Gauss - Jordan
   4. 3 Metode Matriks Invers
   4. 4 Metode Dekomposisi Matriks Segitiga Bawah dan Atas
   4. 5 Determinan
   4. 6 Metode Iterasi Untuk Penyelesaian Sistem Persamaan Linier
   4. 7 Contoh Aplikasi

5. Interpolasi dan Metode Regresi
    5. 1 Masalah Interpolasi Polinom
    5. 2 Polinom Lagrange
    5. 3 Polinom Lagrange
    5. 4 Polinom Newton
    5. 5 Keunikan Polinom Interpolasi

6. Pendekatan Turunan Numerik
   6. 1 Pendekatan Pada Perhitungan Masalah Turunan Numerik
   6. 2 Turunan Pada Deret Taylor
   6. 3 Turunan Numerik Pada Polinom Interpolasi


                                                                      1
6. 4 Tingkat Kesalahan
   6. 5 Ekstrapolasi Richardson
   6. 6 Contoh Aplikasi

7. Integrasi Numerik
    7. 1 Metode Titik
    7. 2 Metode Newton Cotes
    7. 3 Pendekatan Singularitas
    7. 4 Penggunaan Ekstraplasi
    7. 5 Integral Ganda
    7. 6 Contoh Aplikasi

8. Penyelesaian Persamaan Differensial Biasa (PDB)
   8. 1 Pendahuluan
   8. 2 Persamaan Differensial Biasa Orde Satu
   8. 3 Metode Euler
   8. 4 Metode Heun
   8. 5 Metode Deret Taylor
   8. 6 Metode Runge Kutta
   8. 7 Ekstrapolasi Richardson
   8. 8 Metode Langkah Ganda
   8. 9 Sistem Persamaan Differensial
   8.10 Ketidakstabilan Metode PDB
   8.11 Contoh Aplikasi

9. Penyelesaian Persamaan Differensial Parsil
   9. 1 Persamaan Hiperbolik
   9. 2 Persamaan Parabolik
   9. 3 Persamaan Eliptik
   9. 4 Conoth Aplikasi

10. Masalah Nilai Eigen dan Vektor Eigen
   10.1 Sistem Persamaan Homogen : Masalah Nilai Eigen
   10.2 Metode Pangkat
   10.3 Metode Jakobi
   10.4 Nilai Eigen dari Matriks Simetrik
   10.5 Contoh Aplikasi

Daftar Pustaka
[1] Mathews., John H & Kurtis D. Fink.1999. Numerical Methods Using Matlab. Third
    Edition. Printice–Hall, Inc. New York.
[2] Munir., Rinaldi. 2003. Metode Numerik. Penerbit Informatika. Bandung.
[3] Chapra., Steven C & Raymond P. Canale. 1988. Metode Numerik. Penerbit Erlangga.
    Jakarta. (Alih Bahasa : Drs. I Nyoman Susila, M.Sc).
[4] Boyce, W. E & R. C. Diprima. 1996. Elementary Differential Equation & Boundary
    Value Problems. 5th ed. Wiley, New York.
[5] Stroud, K. A. 2003. Matematika Teknik Jilid 1 & 2. Penerbit Erlangga. Jakarta. (Alih
    Bahasa : Drs. Alit Bondan, M.Kom).


                                                                                      2
Bagian 1
                                 Pendahuluan
I. Mengapa Harus Belajar Numerik ?
  1. mempermudah perhitungan jika metode analitik tidak dapat digunakan lagi pada
     masalah Matematika.
  2. memperkuat pengertian matematika
  3. dapat mendesain program sendiri sesuai kebutuhan pemakai
  4. dapat menyederhanakan matematika tingkat tinggi ke matematika yang lebih
     sederhana

II. Tahap–tahap Pemecahan Masalah Secara Numerik ?
  1. pemodelan
  2. penyederhanaan model
  3. formulasi numerik
  4. pemrograman
  5. operasional
  6. evaluasi

III. Pokok - Pokok Bahasan Secara Umum pada Metode Numerik

  1. Solusi Persamaan Tidak Linier
      Misalkan, selesaikanlah f(x) = 0 untuk x


                                      y

                                                  y = f(x)


                                           akar


                                                             x

  2. Solusi Sistem Persaman Linier
      Misalkan sistem persamaan linier (SPL),
      a11 x1 + a12 x2 = c1
      a21 x1 + a22 x2 = c2            x1

      untuk harga–harga x1 dan x2

                                                     Titik potong kedua SPL



                                                             x2




                                                                               3
3. Interpolasi Polinom
      Misalkan, diberikan titik-titik (x0, y0), (x1, y1), …, (xn, yn). Tentukan polinom p0(x)
      yang melalui semua titik tersebut.
                                                  y

                                                                         y = p0(x)




                                                                                x
    4. Turunan Numerik
         Diberikan titik (xi, yi) dan
         titik (xi+1, yi+1).
         Tentukan f(xi)
                                                  y



                                              yi+1                         y = f(x)
                                               yi
                                                                    h
                                                               xi       xi+1             x
    5. Integrasi Numerik
         Hitung Integral
                       b
                  I=    f ( x )dx
                       a                      y

                                                                    y = f(x)

                                                          b
                                                      I =  f(x)
                                                          a

                                                      a             b                x
    6. Solusi Persamaan Differensial Biasa
         Diberikan dy/dx = f(x, y) dan dengan nilai awal y0 = y(x0)
         Tentukan nilai y(xt) untuk xt  R
.
                                              y



                                                                         Gradien = f(xi, yi)
                                             yi
                                                            x
                                                          xi        xi+1             x


                                                                                               4
Bagian 2
                         Sistem Bilangan Dan Analisis
                                 Galat (Error)
2. 1 Sistem Bilangan
2.1.1 Sistem Desimal
       Sistem ini merupakan sistem dasar, dimana sistem ini kuantitas yang besar atau
kecil dapat disajikan dengan menggunakan simbol-simbol 0, 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9 bersama
dengan nilai tempat sesuai dengan posisinya [5].
Contoh 1
Misalkan,                2          7     6     5     ,    3      2        110
Memiliki nilai tempat 103           102   101   100        10-1   10-2     10-3
                                                            1         1      1
                         1000       100   10    1          10        100   1000


       Nilai tempat adalah pangkat-pangkat dari 10, yang diberi nama denari (atau
desimal) untuk sistem ini. Sistem denari disebut memiliki basis 10. Sistem desimal atau
denari ini, menuntun ke sistem lain yang memiliki jenis struktur yang sama tetapi
menggunakan nilai tempat yang berbeda.

2.1.2 Sistem Biner
       Sistem ini banyak digunakan dalam semua bentuk aplikasi pensaklaran. Simbol
yang digunakan disini hanyalah 0 dan 1 dan nilai tempatnya adalah pangkat-pangkat dari
2, dengan kata lain, sistem ini memiliki basis 2.
Contoh 2
Misalkan,                           1     0     1     1    ,      1        0      12
Memiliki nilai tempat               23    22    21    20          2-1      2-2    2-3
                                                                     1     1      1
atau                                8     4     2     1              2     4      8


       Jadi 1011, 101 dalam sistem biner
                      1    1    1
 = 1x8 0x4 1x2 1x1 1x 2 0x 4 1x 8
                     1          1
 = 8+0+2+1+          2   +0+    8   dalam desimal.

 = 11 5 =11. 625 dalam sistem denari. Oleh sebab itu 1011, 1012 = 11, 62510.
      8


       Subskrip kecil 2 dan 10 menunjukkan basis kedua sistem tersebut. Dengan cara
yang sama ekivalen bilangan denari dari 1101, 0112 adalah 13, 375.
       Karena


                                                                                         5
1       1       0      1    ,        0        1          12
                                                           1          1               3
         = 8 + 4 + 0 + 1 + 0 +                             4     +    8     = 13      8   = 13, 375

2.1.3 Sistem Oktal
         Sistem ini menggunakan simbol – simbol : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
dengan nilai tempat yang berupa pangkat – pangkat dari 8.
Contoh 3
Misalkan,                                    3        5         7 , 3            2        18
Sistem oktal                                 82 81 80                       8-1 8-2 8-3
                                                                            1         1         1
Memiliki nilai tempat                        64 8               1           8        64        512

Jadi         3        5           7 ,        3        2          18
                                        1     1     1
         = 3x64 5x8              7x1 3x 8 2x 64 1x 512
                                    3        1             1          209
         = 192 + 40 + 7 +           8    +   32       +   512   = 239 512 = 239, 40810
dengan kata lain 357, 3218 = 239, 40810.
Dengan cara yang sama 263,4528 = 179, 58210.
karena
                 2       6         3 ,        4                 5      28
         =       2x82 6x81 3x80                  1    1
                                              4x 8 5x 32                      1
                                                                          2x 512
                                                    1     1                   1
         = 2x64 6x8               3x1            4x 8 5x 64               2x 512
                                                           5
         = 128 + 48 + 3                      +    1
                                                  2   +    64    +     2
                                                                      512    = 179 149 = 179,58210
                                                                                   256




2.1.4 Sistem Duodesimal (basis 12)
         Dengan basis 12, kolom satuan perlu menampung simbol hingga 11 sebelum
muncul kelebihan kolom kedua terjadi. Sayangnya, simbol desimal hanya sampai 9, jadi
harus ada dua simbol baru, untuk menggambarkan nilai 10 dan 11. Beberapa saran untuk
simbol tambahan telah diusulkan, tetapi disini akan diadopsi simbol X dan  masing
masing untuk 10 dan 11. yang pertama mengingatkan pada angka Romawi 10 dan  dapat
dianggap sebagai goresan 1 1 yang dimiringkan untuk menyambung bagian atasnya.
         Sistem ini menggunakan simbol – simbol : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, X, .
Dengan nilai tempat yang berupa pangkat – pangkat dari 12.
Contoh 4
Misalkan,                                        2        X          5 ,         1         3         612
Sistem oktal                                 122 121 120                        12-1 12-2 12-3



                                                                                                           6
1          1       1
Memiliki nilai tempat               144 12                1        12         144    1728

Jadi           2   X      5        ,        1             3        612
                                                 1     1       1
       = 2x144 10x12 5x1                     1x 12 3x 144 6x 1728
                               1         1           1                   31
       = 288 + 120 + 5 +      12   +    48      +   288   = 413,        288

dengan kata lain 2X5, 13612 = 413, 10810.


2.1.5 Sistem Heksadesimal (basis 16)
       Sistem ini digunakan pada komputer. Simbolnya perlu dicapai dengan denari 15
yang ekuivalen, sehingga, setelah 9, huruf alfabet digunakan sebagai berikut :
       0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F
Nilai tempat pada sistem ini ada pangkat–pangkat dari 16.
Contoh 5
Misalkan,                           2           A     7 ,         3           E     216
Sistem oktal                        162 161 160                   16-1 16-2 16-3
                                                                    1          1       1
Memiliki nilai tempat               256 16                1        16         256    4096

Jadi           2    A         7         ,       3             E           216
                                                 1      1       1
       = 2x256 10x16 7x1                     3x 16 14x 256 2x 4096
             497
       = 679 2048 = 679, 24310
       Cara lain untuk sampai pada hasil yang sama ialah dengan menggunakan fakta
bahwa dua kolom yang bersebelahan berbeda dalam nilai tempatnya sebesar faktor yang
merupakan basis sistem tersebut. Contoh berikut akan ditunjukkan metode tersebut.
       Nyatakanlah bilangan oktal 357, 1218 dalam bentuk desimal. Pertama – tama,
perhatikan bilangan cacah 3578. Pada awal ujung kiri kalikanlah kolom pertama dengan
basis 8 dan tambahkanlah hasilnya ke entri pada kolom berikutnya (yang berjumlah 29).
                                                     3          5   7
                                                    x8         24 232
                                                    24         29 239
                                                               x8
                                                              232

       Selajutnya ulangi proses ini. Kalikan julah kolom kedua dengan basis 8 dan
tambahkanlah hasilnya ke kolom berikutnya. Perkalian akan menghasilkan 239 pada
kolom satuannya.
       Jadi 3578 = 23910.



                                                                                            7
Untuk bagian desimalnya yaitu 0, 1218
                                              0 ,     1            2      1
                                                     x8            8     80
                                                      8           10     81
                                                                  x8
                                                                  80

Berawal dari kolom kiri setelah tanda koma, kalikan dengan 8 dan tambahkanlah hasilnya
ke kolom berikutnya. Ulangi proses ini, akhirnya akan diperoleh jumlah 81 pada kolom
akhir. Akan tetapi karena nilai kolom ini 8-3, sehingga nilai desimal dari 0, 1218 adalah 81
x 8-3 =    81
          512    = 0, 158210, dengan mengabungkan kedua hasil parsial ini, maka 357, 1218 =
239, 158210. Dapat juga disusun secara melebar seperti berikut :
                                     3          5   7         ,     1      2     1
                                    x8         24 232              x8      8    80
                                    24         29 239               8     10    81
                                               x8                         x8
                                              232                         80

                  1        81
          81 x   83
                      =   512   = 0, 158210 sehingga 357, 1218 = 239, 158210.

Nyatakanlah duodesimal 245, 13612 dalam bentuk desimal atau denari.
Dengan proses yang serupa dengan sebelumnya maka,
                                     2       4   5        ,          1      3   6
                                  x 12      24 336                x 12     12 180
                                    24      28 341                  12     15 186
                                          x 12                             x8
                                           336                            180

Karena nilai kolom terakhir adalah 12-3, maka 0, 13612 = 186 x 12-3 =                      186
                                                                                           1728   = 0, 107610
Jadi 245, 13612 = 341, 107610.

Contoh 6
Carilah ekuivalensi bilangan berikut :
a. Dari bilangan desimal ke bilangan biner, 11011, 10112 !
b. Dari bilangan heksadesimal ke bilangan desimal, 4 C 5, 2 B 8 !
Penyelesaian
a.
                       1          1       0      1         1       ,      1     0      1       1
                      x2          2       6     12        26             x2     2      4      10
                       2          3       6     13        27              2     2      5      11
                                 x2      x2     x2                             x2    x2
                                  6      12     26                              4    10



                                                                                                                8
11
        Karena nilai tempat 2-4, 11 x 2-4 =      = 0, 687510, 11011, 10112 = 27, 687510
                                              6
b.
                         4       C       5        ,      2      B     8
                      x 16      64    1216            x 16     32   688
                        64      76    1221              32     43   696
                              x 16                           x 16
                             1216                             688

                                                  696
        Karena nilai tempat 16 -4, 696 x 16-4 =        = 0, 1699210,
                                                  4096
        4C5,2B816 = 1221,169910.
Latihan :
Nyatakanlah bilangan – bilangan berikut dalam bnetuk desimal :
     1. 11001, 112
     2. 4X9, 2512
     3. 776, 1438
     4. 6F8, 3D516
Penyelesaian :
     1. 25, 7510
     2. 510, 19310
     3. 705, 24610
     4. 1784, 24010




                                                                                           9
2.1.6 Mengubah Basis dari Desimal ke Basis Baru
     a. Untuk menyatakan bilangan Desimal ke bentuk Biner
              Cara paling mudah untuk melakukan hal ini, adalah dengan pembagian
       berulang dengan 2 (basis baru), dengan memperhatikan sisa pada setiap tahap,
       sampai hasil bagi nol diperoleh.
       Contoh 7:
       Ubah 24510 kebentuk bilangan biner :
             2 24510
             2 122           –1
             2 61            –0
             2 30            –1
             2 15            –0
             2 7             –1
             2 3             –1
             2 1             –1
                0            –1

       Jadi 24510 = 111101012 (sisa, ditulis dengan urutan terbalik atau dari bahwa
                                  keatas).
     b. Untuk menyatakan bilangan Desimal ke bentuk oktal
              Metode ini sama dengan sebelumnya, yaitu membagi secara berulang
       dengan 8 (basis baru).
       Contoh 8:
       Ubah 52410 kebentuk bilangan oktal :
             8     52410
             8     65        –4
             8      8        –1
             8      1        –0
                   0         –1

       Jadi 52410 = 10148.
     c. Untuk menyatakan bilangan Desimal ke bentuk Duodesimal
              Metode ini sama dengan sebelumnya, yaitu membagi secara berulang
       dengan 12 (basis baru).
       Metode ini cukup cepat dan mudah jika bilangan desimalnya yang diubah tersebut
       berupa bilangan cacah.




                                                                                  10
Contoh 9:
            Ubah 89710 kebentuk bilangan biner :
      12      89710
      12      74        –9
      12       6        –2
               0        –6

   Jadi 89710 = 62912 (sisa, ditulis dengan urutan terbalik atau dari bahwa keatas).
d. Untuk mengubah bentuk bilangan Desimal ke bentuk Oktal
        Untuk mengubah 0,52610 ke bentuk oktal, kalikan bilangan desimal itu
  secara berulang dengan basis baruya, (dalam hal ini 8), tetapi pada perkalian yang
  kedua dan seterusnya, tidak mengalikan bagian bilangan cacah hasil kali
  sebelumnya.
  Contoh 10 :
       0,     52610
                8
       4,     208   Disini dikalikan dengan 8, tetapi desimalnya saja
                8
       1,     664
                8
       5,     312
                8
       2,     496   dan seterusnya

 Jadi 0, 52610 = 0, 41528 ( ditulis dengan urutan dari atas kebawah).
 Mengkonversi bilangan deimal ke sebarang bilangan dasar, baru dilakukan dengan
 cara yanga sama.
 Contoh 11 :
       0,     30610
               12
       3,     672
               12
       8,     064
               12
       0,     768
               12
       9,     216
               12
       2,    592

  0, 30610 = 0, 380912




                                                                                  11
Jika bilangan desimal berisi bagian bilangan cacah maupun desimal, kedua bagian
   itu dikonversi secara terpisah dan disatukan pada hasil akhirnya.
   Contoh 12 :
   Nyatakanlah 492, 73110 dalam bentuk Oktal !
   penyelesaian

            8   49210                                   , 73110
            8   61         –4                               8
            8    7         –5                         5 , 848
                                                            8
                 0         –7
                                                      6 , 784
                                                            8
   Sehingga 492, 73110 = 754, 56628                   6 , 272
                                                            8
                                                      2 , 176

Latihan :
1. Nyatakanlah bilangan desimal 348, 65410 ke bentuk oktal, biner, dan heksadesimal !
2. Nyatakanlah bilangan desimal 654, 27610 ke bentuk oktal, biner, dan heksadesimal !
3. Nyatakanlah bilangan desimal 163, 24510 ke bentuk oktal, biner, dan heksadesimal !
Penyelesaian :
1. 348,65410 = 534, 5178
                = 101 011 100, 101 001 111 (dibuat dalam tiga digit biner)
                = 101011100,1010011112
                = 0001 0101 1100 , 1010 0111 1000 (dibuat dalam empat digit biner
                  dari dua arah)

                = 1 5 (12), (10) 7 8
                = 15C, A7816
2. 428, 371     = 654, 27610
                = 110 101 100, 010 111 110
                = 0001 1010 1100, 0101 11112
                = 1AC, 5F16
3. 163, 24510 = 243, 1758
                = 010100011,0011111012
                = 1010 0011, 0011 1110 10002
                = A3, 3E816




                                                                                    12

More Related Content

DOCX
kemonotonan dan kecekungan
PPTX
unsur unsur halogen
PPTX
PPT UJI NORMALITAS
PPTX
Ppt anova k elompok 6
DOCX
Laporan praktikum iv.2 visual
PPTX
Uji hipotesis 2 rata rata
PPT
transformasi linier
PPTX
DIVISI KONSUMSI.pptx
kemonotonan dan kecekungan
unsur unsur halogen
PPT UJI NORMALITAS
Ppt anova k elompok 6
Laporan praktikum iv.2 visual
Uji hipotesis 2 rata rata
transformasi linier
DIVISI KONSUMSI.pptx

What's hot (20)

DOCX
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
PPT
Power Point Induksi Matematika
DOCX
PPTX
Fungsi vektor
PPTX
FISIKA DASAR_04 hukum newton
PPTX
KOEFISIEN SPEARMAN RANK 2.pptx
PPTX
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
PDF
01 barisan-dan-deret
PDF
Microsoft power point kesetimbangan
DOCX
Wilcoxon Matced Pairs Signed Ranks Test
PPTX
Gugus fungsi dina adreini
PPTX
PPTX
Aljabar Linier Bab 4 vektor
DOCX
Makalah statistik
PPTX
Presentasi uji manova
PPTX
surah dalam al-qur'an yang mengandung kata Basyar, Insan dan Al-nas
PDF
Kemonotonan fungsi
DOC
Bab ii ring
PDF
Lks termokimia
PDF
Laporan Fisika Dasar Hukum Joule (L2)
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Power Point Induksi Matematika
Fungsi vektor
FISIKA DASAR_04 hukum newton
KOEFISIEN SPEARMAN RANK 2.pptx
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
01 barisan-dan-deret
Microsoft power point kesetimbangan
Wilcoxon Matced Pairs Signed Ranks Test
Gugus fungsi dina adreini
Aljabar Linier Bab 4 vektor
Makalah statistik
Presentasi uji manova
surah dalam al-qur'an yang mengandung kata Basyar, Insan dan Al-nas
Kemonotonan fungsi
Bab ii ring
Lks termokimia
Laporan Fisika Dasar Hukum Joule (L2)
Ad

Similar to Met num 1 (20)

PPTX
Bil.riil
PDF
Met num 2
PDF
01 sistem bilangan real
DOC
Matdis-fungsi pembangkit
PDF
MATERI PERTEMUAN 2.pdf
PDF
Persamaan non linier
PPT
Materi tentang persamaan differensial biasa1.ppt
PPT
Kelompok5 3ia18
PPT
Bab 8 persamaan differensial-biasa
PPTX
Polinomial editan
PDF
Bahan ajar matematika dasar universitas
PPTX
selasa Matematika wajib xi mipa selvia yunistin
PPTX
Matematika (Fungsi eksponen)
PPTX
Jenis jenis fungsi-Matematika
PDF
Fungsi Pecah
PPTX
konsep dasar numerik.pptx
PPTX
Teknik Komputasi dan jaringan - Pendidikan Teknologi dan Informasi
PDF
Praktikum2 7
PPTX
02. PPT Matematika (Wajib) XI - www.ilmuguru.org.pptx
PPTX
Bab 2 Program Linear.pptx
Bil.riil
Met num 2
01 sistem bilangan real
Matdis-fungsi pembangkit
MATERI PERTEMUAN 2.pdf
Persamaan non linier
Materi tentang persamaan differensial biasa1.ppt
Kelompok5 3ia18
Bab 8 persamaan differensial-biasa
Polinomial editan
Bahan ajar matematika dasar universitas
selasa Matematika wajib xi mipa selvia yunistin
Matematika (Fungsi eksponen)
Jenis jenis fungsi-Matematika
Fungsi Pecah
konsep dasar numerik.pptx
Teknik Komputasi dan jaringan - Pendidikan Teknologi dan Informasi
Praktikum2 7
02. PPT Matematika (Wajib) XI - www.ilmuguru.org.pptx
Bab 2 Program Linear.pptx
Ad

More from Amri Sandy (20)

DOC
Ujian akhirpersdiff
DOC
Soa uaspdsk2011(januari)
DOC
Qiuzsimulasi
PDF
Met num 10
PDF
Met num 9
PDF
Met num 8
PDF
Met num 7
PDF
Met num 6
PDF
Met num 5
PDF
Met num 4-1
PDF
Met num 4-0
PDF
Met num 3
DOC
statistik dasar4
DOC
statistik dasar3
DOC
statistik dasar2
DOC
statistik dasar1
PPT
Matematika bisnis11
PPT
Matematika bisnis10
PPT
Matematika bisnis9
PPT
Matematika bisnis8
Ujian akhirpersdiff
Soa uaspdsk2011(januari)
Qiuzsimulasi
Met num 10
Met num 9
Met num 8
Met num 7
Met num 6
Met num 5
Met num 4-1
Met num 4-0
Met num 3
statistik dasar4
statistik dasar3
statistik dasar2
statistik dasar1
Matematika bisnis11
Matematika bisnis10
Matematika bisnis9
Matematika bisnis8

Met num 1

  • 1. PENDEKATAN DAN PENYEDERHAANAN MASALAH BERDASARKAN METODE NUMERIK Oleh : Amri Sandy Sillabus Mata Kuliah : 1. Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang 1. 2 Metode Numerik dan Pemodelan Matematika 1. 3 Ruang Lingkup dan Perangkat Lunak 1. 4 Algoritma Penyelesaian Masalah Pada Metode Numerik 2. Sistem Bilangan dan Analisis Kesalahan (Error) 2. 1 Sistem Bilangan 2. 2 Analisis Kesalahan (Error) 2. 3 Tingkat Hampiran 2. 4 Bilangan Titik Kambang 2. 5 Perambatan Nilai Error 2. 6 Ketidaktepatan, Kesalahan Perumusan dan Ketidakpastian Data 3. Penyelesaian Persamaan Tidak Lninier 3. 1 Metode Pencarian Akar 3. 2 Metode Tertutup 3. 3 Metode Terbuka 3. 4 Akar Ganda dan Akar – akar Polinom 3. 5 Sistem Persamaan Tidak Linier 3. 6 Contoh Aplikasi 4. Penyelesaian Sistem Persamaan Linier 4. 1 Metode Eliminasi Gauss 4. 2 Metode Eliminasi Gauss - Jordan 4. 3 Metode Matriks Invers 4. 4 Metode Dekomposisi Matriks Segitiga Bawah dan Atas 4. 5 Determinan 4. 6 Metode Iterasi Untuk Penyelesaian Sistem Persamaan Linier 4. 7 Contoh Aplikasi 5. Interpolasi dan Metode Regresi 5. 1 Masalah Interpolasi Polinom 5. 2 Polinom Lagrange 5. 3 Polinom Lagrange 5. 4 Polinom Newton 5. 5 Keunikan Polinom Interpolasi 6. Pendekatan Turunan Numerik 6. 1 Pendekatan Pada Perhitungan Masalah Turunan Numerik 6. 2 Turunan Pada Deret Taylor 6. 3 Turunan Numerik Pada Polinom Interpolasi 1
  • 2. 6. 4 Tingkat Kesalahan 6. 5 Ekstrapolasi Richardson 6. 6 Contoh Aplikasi 7. Integrasi Numerik 7. 1 Metode Titik 7. 2 Metode Newton Cotes 7. 3 Pendekatan Singularitas 7. 4 Penggunaan Ekstraplasi 7. 5 Integral Ganda 7. 6 Contoh Aplikasi 8. Penyelesaian Persamaan Differensial Biasa (PDB) 8. 1 Pendahuluan 8. 2 Persamaan Differensial Biasa Orde Satu 8. 3 Metode Euler 8. 4 Metode Heun 8. 5 Metode Deret Taylor 8. 6 Metode Runge Kutta 8. 7 Ekstrapolasi Richardson 8. 8 Metode Langkah Ganda 8. 9 Sistem Persamaan Differensial 8.10 Ketidakstabilan Metode PDB 8.11 Contoh Aplikasi 9. Penyelesaian Persamaan Differensial Parsil 9. 1 Persamaan Hiperbolik 9. 2 Persamaan Parabolik 9. 3 Persamaan Eliptik 9. 4 Conoth Aplikasi 10. Masalah Nilai Eigen dan Vektor Eigen 10.1 Sistem Persamaan Homogen : Masalah Nilai Eigen 10.2 Metode Pangkat 10.3 Metode Jakobi 10.4 Nilai Eigen dari Matriks Simetrik 10.5 Contoh Aplikasi Daftar Pustaka [1] Mathews., John H & Kurtis D. Fink.1999. Numerical Methods Using Matlab. Third Edition. Printice–Hall, Inc. New York. [2] Munir., Rinaldi. 2003. Metode Numerik. Penerbit Informatika. Bandung. [3] Chapra., Steven C & Raymond P. Canale. 1988. Metode Numerik. Penerbit Erlangga. Jakarta. (Alih Bahasa : Drs. I Nyoman Susila, M.Sc). [4] Boyce, W. E & R. C. Diprima. 1996. Elementary Differential Equation & Boundary Value Problems. 5th ed. Wiley, New York. [5] Stroud, K. A. 2003. Matematika Teknik Jilid 1 & 2. Penerbit Erlangga. Jakarta. (Alih Bahasa : Drs. Alit Bondan, M.Kom). 2
  • 3. Bagian 1 Pendahuluan I. Mengapa Harus Belajar Numerik ? 1. mempermudah perhitungan jika metode analitik tidak dapat digunakan lagi pada masalah Matematika. 2. memperkuat pengertian matematika 3. dapat mendesain program sendiri sesuai kebutuhan pemakai 4. dapat menyederhanakan matematika tingkat tinggi ke matematika yang lebih sederhana II. Tahap–tahap Pemecahan Masalah Secara Numerik ? 1. pemodelan 2. penyederhanaan model 3. formulasi numerik 4. pemrograman 5. operasional 6. evaluasi III. Pokok - Pokok Bahasan Secara Umum pada Metode Numerik 1. Solusi Persamaan Tidak Linier Misalkan, selesaikanlah f(x) = 0 untuk x y y = f(x) akar x 2. Solusi Sistem Persaman Linier Misalkan sistem persamaan linier (SPL), a11 x1 + a12 x2 = c1 a21 x1 + a22 x2 = c2 x1 untuk harga–harga x1 dan x2 Titik potong kedua SPL x2 3
  • 4. 3. Interpolasi Polinom Misalkan, diberikan titik-titik (x0, y0), (x1, y1), …, (xn, yn). Tentukan polinom p0(x) yang melalui semua titik tersebut. y y = p0(x) x 4. Turunan Numerik Diberikan titik (xi, yi) dan titik (xi+1, yi+1). Tentukan f(xi) y yi+1 y = f(x) yi h xi xi+1 x 5. Integrasi Numerik Hitung Integral b I=  f ( x )dx a y y = f(x) b I =  f(x) a a b x 6. Solusi Persamaan Differensial Biasa Diberikan dy/dx = f(x, y) dan dengan nilai awal y0 = y(x0) Tentukan nilai y(xt) untuk xt  R . y Gradien = f(xi, yi) yi x xi xi+1 x 4
  • 5. Bagian 2 Sistem Bilangan Dan Analisis Galat (Error) 2. 1 Sistem Bilangan 2.1.1 Sistem Desimal Sistem ini merupakan sistem dasar, dimana sistem ini kuantitas yang besar atau kecil dapat disajikan dengan menggunakan simbol-simbol 0, 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9 bersama dengan nilai tempat sesuai dengan posisinya [5]. Contoh 1 Misalkan, 2 7 6 5 , 3 2 110 Memiliki nilai tempat 103 102 101 100 10-1 10-2 10-3 1 1 1 1000 100 10 1 10 100 1000 Nilai tempat adalah pangkat-pangkat dari 10, yang diberi nama denari (atau desimal) untuk sistem ini. Sistem denari disebut memiliki basis 10. Sistem desimal atau denari ini, menuntun ke sistem lain yang memiliki jenis struktur yang sama tetapi menggunakan nilai tempat yang berbeda. 2.1.2 Sistem Biner Sistem ini banyak digunakan dalam semua bentuk aplikasi pensaklaran. Simbol yang digunakan disini hanyalah 0 dan 1 dan nilai tempatnya adalah pangkat-pangkat dari 2, dengan kata lain, sistem ini memiliki basis 2. Contoh 2 Misalkan, 1 0 1 1 , 1 0 12 Memiliki nilai tempat 23 22 21 20 2-1 2-2 2-3 1 1 1 atau 8 4 2 1 2 4 8 Jadi 1011, 101 dalam sistem biner 1 1 1 = 1x8 0x4 1x2 1x1 1x 2 0x 4 1x 8 1 1 = 8+0+2+1+ 2 +0+ 8 dalam desimal. = 11 5 =11. 625 dalam sistem denari. Oleh sebab itu 1011, 1012 = 11, 62510. 8 Subskrip kecil 2 dan 10 menunjukkan basis kedua sistem tersebut. Dengan cara yang sama ekivalen bilangan denari dari 1101, 0112 adalah 13, 375. Karena 5
  • 6. 1 1 0 1 , 0 1 12 1 1 3 = 8 + 4 + 0 + 1 + 0 + 4 + 8 = 13 8 = 13, 375 2.1.3 Sistem Oktal Sistem ini menggunakan simbol – simbol : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dengan nilai tempat yang berupa pangkat – pangkat dari 8. Contoh 3 Misalkan, 3 5 7 , 3 2 18 Sistem oktal 82 81 80 8-1 8-2 8-3 1 1 1 Memiliki nilai tempat 64 8 1 8 64 512 Jadi 3 5 7 , 3 2 18 1 1 1 = 3x64 5x8 7x1 3x 8 2x 64 1x 512 3 1 1 209 = 192 + 40 + 7 + 8 + 32 + 512 = 239 512 = 239, 40810 dengan kata lain 357, 3218 = 239, 40810. Dengan cara yang sama 263,4528 = 179, 58210. karena 2 6 3 , 4 5 28 = 2x82 6x81 3x80 1 1 4x 8 5x 32 1 2x 512 1 1 1 = 2x64 6x8 3x1 4x 8 5x 64 2x 512 5 = 128 + 48 + 3 + 1 2 + 64 + 2 512 = 179 149 = 179,58210 256 2.1.4 Sistem Duodesimal (basis 12) Dengan basis 12, kolom satuan perlu menampung simbol hingga 11 sebelum muncul kelebihan kolom kedua terjadi. Sayangnya, simbol desimal hanya sampai 9, jadi harus ada dua simbol baru, untuk menggambarkan nilai 10 dan 11. Beberapa saran untuk simbol tambahan telah diusulkan, tetapi disini akan diadopsi simbol X dan  masing masing untuk 10 dan 11. yang pertama mengingatkan pada angka Romawi 10 dan  dapat dianggap sebagai goresan 1 1 yang dimiringkan untuk menyambung bagian atasnya. Sistem ini menggunakan simbol – simbol : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, X, . Dengan nilai tempat yang berupa pangkat – pangkat dari 12. Contoh 4 Misalkan, 2 X 5 , 1 3 612 Sistem oktal 122 121 120 12-1 12-2 12-3 6
  • 7. 1 1 1 Memiliki nilai tempat 144 12 1 12 144 1728 Jadi 2 X 5 , 1 3 612 1 1 1 = 2x144 10x12 5x1 1x 12 3x 144 6x 1728 1 1 1 31 = 288 + 120 + 5 + 12 + 48 + 288 = 413, 288 dengan kata lain 2X5, 13612 = 413, 10810. 2.1.5 Sistem Heksadesimal (basis 16) Sistem ini digunakan pada komputer. Simbolnya perlu dicapai dengan denari 15 yang ekuivalen, sehingga, setelah 9, huruf alfabet digunakan sebagai berikut : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F Nilai tempat pada sistem ini ada pangkat–pangkat dari 16. Contoh 5 Misalkan, 2 A 7 , 3 E 216 Sistem oktal 162 161 160 16-1 16-2 16-3 1 1 1 Memiliki nilai tempat 256 16 1 16 256 4096 Jadi 2 A 7 , 3 E 216 1 1 1 = 2x256 10x16 7x1 3x 16 14x 256 2x 4096 497 = 679 2048 = 679, 24310 Cara lain untuk sampai pada hasil yang sama ialah dengan menggunakan fakta bahwa dua kolom yang bersebelahan berbeda dalam nilai tempatnya sebesar faktor yang merupakan basis sistem tersebut. Contoh berikut akan ditunjukkan metode tersebut. Nyatakanlah bilangan oktal 357, 1218 dalam bentuk desimal. Pertama – tama, perhatikan bilangan cacah 3578. Pada awal ujung kiri kalikanlah kolom pertama dengan basis 8 dan tambahkanlah hasilnya ke entri pada kolom berikutnya (yang berjumlah 29). 3 5 7 x8 24 232 24 29 239 x8 232 Selajutnya ulangi proses ini. Kalikan julah kolom kedua dengan basis 8 dan tambahkanlah hasilnya ke kolom berikutnya. Perkalian akan menghasilkan 239 pada kolom satuannya. Jadi 3578 = 23910. 7
  • 8. Untuk bagian desimalnya yaitu 0, 1218 0 , 1 2 1 x8 8 80 8 10 81 x8 80 Berawal dari kolom kiri setelah tanda koma, kalikan dengan 8 dan tambahkanlah hasilnya ke kolom berikutnya. Ulangi proses ini, akhirnya akan diperoleh jumlah 81 pada kolom akhir. Akan tetapi karena nilai kolom ini 8-3, sehingga nilai desimal dari 0, 1218 adalah 81 x 8-3 = 81 512 = 0, 158210, dengan mengabungkan kedua hasil parsial ini, maka 357, 1218 = 239, 158210. Dapat juga disusun secara melebar seperti berikut : 3 5 7 , 1 2 1 x8 24 232 x8 8 80 24 29 239 8 10 81 x8 x8 232 80 1 81 81 x 83 = 512 = 0, 158210 sehingga 357, 1218 = 239, 158210. Nyatakanlah duodesimal 245, 13612 dalam bentuk desimal atau denari. Dengan proses yang serupa dengan sebelumnya maka, 2 4 5 , 1 3 6 x 12 24 336 x 12 12 180 24 28 341 12 15 186 x 12 x8 336 180 Karena nilai kolom terakhir adalah 12-3, maka 0, 13612 = 186 x 12-3 = 186 1728 = 0, 107610 Jadi 245, 13612 = 341, 107610. Contoh 6 Carilah ekuivalensi bilangan berikut : a. Dari bilangan desimal ke bilangan biner, 11011, 10112 ! b. Dari bilangan heksadesimal ke bilangan desimal, 4 C 5, 2 B 8 ! Penyelesaian a. 1 1 0 1 1 , 1 0 1 1 x2 2 6 12 26 x2 2 4 10 2 3 6 13 27 2 2 5 11 x2 x2 x2 x2 x2 6 12 26 4 10 8
  • 9. 11 Karena nilai tempat 2-4, 11 x 2-4 = = 0, 687510, 11011, 10112 = 27, 687510 6 b. 4 C 5 , 2 B 8 x 16 64 1216 x 16 32 688 64 76 1221 32 43 696 x 16 x 16 1216 688 696 Karena nilai tempat 16 -4, 696 x 16-4 = = 0, 1699210, 4096 4C5,2B816 = 1221,169910. Latihan : Nyatakanlah bilangan – bilangan berikut dalam bnetuk desimal : 1. 11001, 112 2. 4X9, 2512 3. 776, 1438 4. 6F8, 3D516 Penyelesaian : 1. 25, 7510 2. 510, 19310 3. 705, 24610 4. 1784, 24010 9
  • 10. 2.1.6 Mengubah Basis dari Desimal ke Basis Baru a. Untuk menyatakan bilangan Desimal ke bentuk Biner Cara paling mudah untuk melakukan hal ini, adalah dengan pembagian berulang dengan 2 (basis baru), dengan memperhatikan sisa pada setiap tahap, sampai hasil bagi nol diperoleh. Contoh 7: Ubah 24510 kebentuk bilangan biner : 2 24510 2 122 –1 2 61 –0 2 30 –1 2 15 –0 2 7 –1 2 3 –1 2 1 –1 0 –1 Jadi 24510 = 111101012 (sisa, ditulis dengan urutan terbalik atau dari bahwa keatas). b. Untuk menyatakan bilangan Desimal ke bentuk oktal Metode ini sama dengan sebelumnya, yaitu membagi secara berulang dengan 8 (basis baru). Contoh 8: Ubah 52410 kebentuk bilangan oktal : 8 52410 8 65 –4 8 8 –1 8 1 –0 0 –1 Jadi 52410 = 10148. c. Untuk menyatakan bilangan Desimal ke bentuk Duodesimal Metode ini sama dengan sebelumnya, yaitu membagi secara berulang dengan 12 (basis baru). Metode ini cukup cepat dan mudah jika bilangan desimalnya yang diubah tersebut berupa bilangan cacah. 10
  • 11. Contoh 9: Ubah 89710 kebentuk bilangan biner : 12 89710 12 74 –9 12 6 –2 0 –6 Jadi 89710 = 62912 (sisa, ditulis dengan urutan terbalik atau dari bahwa keatas). d. Untuk mengubah bentuk bilangan Desimal ke bentuk Oktal Untuk mengubah 0,52610 ke bentuk oktal, kalikan bilangan desimal itu secara berulang dengan basis baruya, (dalam hal ini 8), tetapi pada perkalian yang kedua dan seterusnya, tidak mengalikan bagian bilangan cacah hasil kali sebelumnya. Contoh 10 : 0, 52610 8 4, 208 Disini dikalikan dengan 8, tetapi desimalnya saja 8 1, 664 8 5, 312 8 2, 496 dan seterusnya Jadi 0, 52610 = 0, 41528 ( ditulis dengan urutan dari atas kebawah). Mengkonversi bilangan deimal ke sebarang bilangan dasar, baru dilakukan dengan cara yanga sama. Contoh 11 : 0, 30610 12 3, 672 12 8, 064 12 0, 768 12 9, 216 12 2, 592  0, 30610 = 0, 380912 11
  • 12. Jika bilangan desimal berisi bagian bilangan cacah maupun desimal, kedua bagian itu dikonversi secara terpisah dan disatukan pada hasil akhirnya. Contoh 12 : Nyatakanlah 492, 73110 dalam bentuk Oktal ! penyelesaian 8 49210 , 73110 8 61 –4 8 8 7 –5 5 , 848 8 0 –7 6 , 784 8 Sehingga 492, 73110 = 754, 56628 6 , 272 8 2 , 176 Latihan : 1. Nyatakanlah bilangan desimal 348, 65410 ke bentuk oktal, biner, dan heksadesimal ! 2. Nyatakanlah bilangan desimal 654, 27610 ke bentuk oktal, biner, dan heksadesimal ! 3. Nyatakanlah bilangan desimal 163, 24510 ke bentuk oktal, biner, dan heksadesimal ! Penyelesaian : 1. 348,65410 = 534, 5178 = 101 011 100, 101 001 111 (dibuat dalam tiga digit biner) = 101011100,1010011112 = 0001 0101 1100 , 1010 0111 1000 (dibuat dalam empat digit biner dari dua arah) = 1 5 (12), (10) 7 8 = 15C, A7816 2. 428, 371 = 654, 27610 = 110 101 100, 010 111 110 = 0001 1010 1100, 0101 11112 = 1AC, 5F16 3. 163, 24510 = 243, 1758 = 010100011,0011111012 = 1010 0011, 0011 1110 10002 = A3, 3E816 12