SlideShare a Scribd company logo
PERSAMAAN NON LINIER
PENDAHULUAN
Beberapa metode untuk mencari akar-akar suatu
persamaan.
Untuk polinomial derajat dua
Misalkan bentuk persamaan :
Dapat dicari akar-akarnya secara analitis dengan rumus
berikut :
2a
4ac
b
b
x
2
12




a x2 + b x + c = 0
Untuk polinomial derajat tiga atau empat
Untuk polinomial berderajat tiga atau lebih, atau fungsi-
fungsi transenden, bahkan fungsi yang merupakan hasil
dari suatu aplikasi, sangat jarang diperoleh hasilnya
(solusinya) secara analitis.
Contoh :
f(x) = x3 + 4x2 + x - 6 = 0
f(x) = x5 + 2x4 +3x3 +4x2 -3x-1 = 0
f(x) = ex -3x = 0
f(x) = 3x + sin x – ex = 0 dan sebagainya
Bentuk persamaan-persamaan seperti tersebut diatas
sulit bahkan tidak mungkin diselesaikan secara
analitis
Metode numerik memberikan cara-cara untuk
menyelesaikan bentuk persamaan tersebut secara
perkiraan sampai diperoleh hasil yang mendekati
penyelesaian eksak.
Penyelesaian numerik dilakukan dengan perkiraan
yang berurutan (iterasi). Dengan melakukan sejumlah
iterasi yang dianggap cukup akhirnya di dapat hasil
perkiraan yang mendekati hasil eksak (hasil yang
benar) dengan toleransi kesalahan yang diijinkan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan suatu persamaan. Metode
ini merupakan penyelesaian perkiraan, tetapi
lebih sistematis untuk menghitung akar-akar
persamaan.
Dalam metode numerik, pencarian akar f(x)=0
dilakukan secara lelaran (iteratif). Secara umum,
semua metode pencarian akar dapat
dikelompokkan menjadi 2 golongan besar :
1. METODE TERTUTUP ATAU METODE PENGURUNG
(BRACKETING METHOD)
Metode yang termasuk ke dalam golongan ini mencari
akar di dalam selang [a,b]. Selang [a,b] sudah
dipastikan berisi minimal satu buah akar, karena itu
metode jenis ini selalu berhasil menemukan akar.
Dengan kata lain, lelarannya selalu konvergen
(menuju) ke akar, karena itu metode tertutup kadang-
kadang dinamakan juga metode konvergen.
Metode yang termasuk dalam golongan ini antara lain :
a. Metode Biseksi atau Metode Setengah Interval
b. Metode Regula Falsi atau Metode Interpolasi Linier
2. METODE TERBUKA
Yang diperlukan pada metode ini, adalah tebakan awal
akar, lalu dengan prosedur lelaran, kita menggunakannya
untuk menghitung hampiran akar yang baru. Pada setiap
lelaran, hampiran akar lama yang dipakai untuk
menghitung hampiran akar yang baru. Mungkin saja
hampiran akar yang baru mendekati akar sejati
(konvergen), atau mungkin menjauhinya (divergen).
Karena itu, metode terbuka tidak selalu berhasil
menemukan akar, kadang-kadang konvergen,
kadangkala ia divergen.
Metode yang termasuk dalam golongan ini antara lain :
a.Metode Newton Raphson
b.Metode Secant
c.Metode Iterasi
METODE BISEKSI
Metode Biseksi atau Metode Setengah Interval merupakan
bentuk paling sederhana diantara beberapa metode yang
akan dipelajari.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian
persamaan dengan metode biseksi adalah sebagai berikut :
1.Hitung fungsi pada interval yang sama dari x sampai pada
perubahan tanda dari fungsi f(xn) dan f(xn+1), yaitu :
f(xn) . f(xn+1) < 0
2. Estimasi pertama dari akar xt dihitung dengan
2
x
x
x 1
n
n
t



3. Buat evaluasi berikut untuk menentukan di dalam
sub interval mana akar persamaan berada :
a. f(xn).f(xt) < 0, akar persamaan berada pada sub
interval pertama, kemudian tetapkan xn+1 = xt dan
lanjutkan pada langkah ke-4
b. f(xn).f(xt) > 0, akar persamaan berada pada sub
interval kedua, kemudian tetapkan xn = xt dan
lanjutkan pada langkah ke-4
a. f(xn).f(xt) = 0, akar persamaan adalah xt dan
hitungan selesai
4.Hitung perkiraan baru dari akar dengan
5.Apabila perkiraan baru sudah cukup kecil
(sesuai dengan batasan yang ditentukan), maka
hitungan selesai, dan xt adalah akar persamaan
yang dicari. Jika belum, maka hitungan kembali
ke langkah ke-3
2
x
x
x 1
n
n
t



CONTOH
Jawab :
• Iterasi 1, t = 1
• xn = 1.75 dan xn+1 = 2.55
•
• f(1.75) = 1.754 – 1.753 + 2*1.752 – 2*1.75 – 12 = - 5.3555
• f(2.55) = 2.554 – 2.553 + 2*2.552 – 2*2.55 – 12 = 21.6061
• f(2.15) = 2.154 – 2.153 + 2*2.152 – 2*2.15 – 12 = 4.3741
• f(xt) dengan f(xn) mempunyai tanda berbeda, maka akar
f(x) berada pada interval [1.75 , 2.55] → menuju iterasi 2
•
1)
-
ke
pendekatan
(akar
15
.
2
2
55
.
2
75
.
1
2
x
x
x 1
n
n
t 



 
Hitung salah satu akar dari f(x) = x4 – x3 + 2x2 – 2x – 12 = 0
pada interval [1.75 , 2.55] dengan metode Biseksi.
•
• Iterasi 2, t = 2
• xn = 1.75 dan xn+1 = 2.15
•
• f(1.75) = 1.754 – 1.753 + 2*1.752 – 2*1.75 – 12 = - 5.3555
• f(2.15) = 2.154 – 2.153 + 2*2.152 – 2*2.15 – 12 = 4.3741
• f(1.95) = 1.954 – 1.953 + 2*1.952 – 2*1.95 – 12 = -1.2509
• f(xt) dengan f(xn) mempunyai tanda berbeda, maka akar
f(x) berada pada interval [1.95 , 2.15] → menuju iterasi 3
•
2)
-
ke
pendekatan
(akar
95
.
1
2
15
.
2
75
.
1
2
x
x
x 1
n
n
t 



 
• Iterasi 3, t = 3
• xn = 1.95 dan xn+1 = 2.15
•
• f(1.95) = 1.954 – 1.953 + 2*1.952 – 2*1.95 – 12 = -1.2509
• f(2.15) = 2.154 – 2.153 + 2*2.152 – 2*2.15 – 12 = 4.3741
• f(2.05) = 2.054 – 2.053 + 2*2.052 – 2*2.05 – 12 = 1.3509
• f(xt) dengan f(xn) mempunyai tanda berbeda, maka akar
f(x) berada pada interval [1.95 , 2.05] → menuju iterasi 4
•
3)
-
ke
pendekatan
(akar
05
.
2
2
15
.
2
95
.
1
2
x
x
x 1
n
n
t 



 
• Iterasi 4, t = 4
• xn = 1.95 dan xn+1 = 2.05
•
• f(1.95) = 1.954 – 1.953 + 2*1.952 – 2*1.95 – 12 = -1.2509
• f(2.05) = 2.054 – 2.053 + 2*2.052 – 2*2.05 – 12 = 1.3509
• f(2.00) = 24 – 23 + 2*22 – 2*2 – 12 = 0 → stop
• Jadi hingga iterasi yang keempat diperoleh akar
pendekatan sebesar xt = 2. Dan bila melihat nilai f(xt) = 0
dan xt = 2 sekaligus sebagai salah satu akar eksaknya
4)
-
ke
pendekatan
(akar
00
.
2
2
05
.
2
95
.
1
2
x
x
x 1
n
n
t 



 
PROSEDUR HITUNGAN TERSEBUT
DITUNJUKKAN PADA TABEL BERIKUT :
xn xn+1 xt = (xn + xn+1)/2 f(xn) f(n+1) f(t)
1.75 2.55 2.15 -5.3555 21.6061 4.3741
1.75 2.15 1.95 -5.3555 4.3741 -1.2509
1.95 2.15 2.05 -1.2509 4.3741 1.3509
1.95 2.05 2 -1.2509 1.3509 0.0000
CONTOH :
•
Mengingat fungsi adalah kontinu, berarti perubahan tanda dari fungsi
antara x1 = 1 dan x2 = 2 akan memotong sumbu x paling tidak satu
kali.
Titik perpotongan antara sumbu x dan fungsi merupakan akar-akar
persamaan.
Dihitung nilai xt , dan kemudian dihitung fungsi f(xt)
f(xt) = f(1,5) = (1.5)3 + (1,5)2 – 3(1,5) – 3 = -0,01831
1,5
2
2
1
2
x
x
x 2
1
t 




Oleh karena fungsi berbeda tanda antara
x = 1,5 dan x = 2, maka akar terletak
diantara kedua nilai tersebut.
Langkah selanjutnya adalah membuat
setengah interval berikutnya sehingga
interval yang dihasilkan akan semakin kecil,
yang merupakan letak dari akar persamaan
yang dicari.
PROSEDUR HITUNGAN TERSEBUT
DITUNJUKKAN PADA TABEL BERIKUT :
xn xn+1 xt = (xn + xn+1)/2 f(xn) f(n+1) f(t)
1 2 1.5 -4 3 -1.875
1.5 2 1.75 -1.875 3 0.171875
1.5 1.75 1.625 -1.875 0.171875 -0.943359375
1.625 1.75 1.6875 -0.943359 0.171875 -0.409423828
1.6875 1.75 1.71875 -0.409424 0.171875 -0.124786377
1.71875 1.75 1.734375 -0.124786 0.171875 0.022029877
1.71875 1.734375 1.7265625 -0.124786 0.0220299 -0.051755428
1.71875 1.726563 1.72265625 -0.124786 -0.0517554 -0.088365018
f(x) = x3
+ x2
– 3 x – 3 = 0
LATIHAN
•
METODE REGULA FALSI
( METODE INTERPOLASI LINIER )
Metode biseksi adalah mudah tapi tidak efisien. Untuk
mendapatkan hasil yang mendekati nilai eksak
diperlukan langkah iterasi yang cukup panjang.
Metode Regula Falsi dapat menutup kekurangan itu.
Metode Regula Falsi didasarkan pada interpolasi antara
dua nilai dari fungsi yang mempunyai tanda berlawanan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam
penyelesaian persamaan dengan metode Regula
Falsi adalah sebagai berikut :
1.Hitung fungsi pada interval yang sama dari x
sampai pada perubahan tanda dari fungsi f(xn) dan
f(xn+1), yaitu f(xn) . f(xn+1) < 0
2.Mencari nilai x* dengan persamaan :
)
x
(x
)
f(x
)
f(x
)
f(x
x
x n
1
n
n
1
n
1
n
1
n 



 



3. Nilai tersebut digunakan untuk menghitung nilai
f(x*), yang kemudian digunakan lagi untuk
interpolasi linier dengan nilai f(xn) atau f(xn+1)
sedemikian sehingga kedua fungsi mempunyai
tanda berbeda.
4. Prosedur diulang lagi sampai didapat nilai f(x*)
mendekati nol
CONTOH :
Hitung salah satu akar dari persamaan :
f(x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0
dengan metode Regula Falsi
Penyelesaian :
Seperti dalam metode biseksi , langkah pertama adalah
menghitung nilai f(x) pada interval antara dua titik sedemikian
sehingga nilai f(x) pada kedua titik tersebut berlawanan tanda.
Untuk x1 =1 maka f(x1) = f(1) = (1)3 + (1)2 – 3(1) – 3 = -4
Untuk x2 =2 maka f(x2) = f(2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3
Dengan menggunakan rumus :
)
x
(x
)
f(x
)
f(x
)
f(x
x
x n
1
n
n
1
n
1
n
1
n 



 



1,57142
)
1
(2
)]
4
(
[3
3
2 





f( x*) = f(1,57142) = (1,57142)3 + (1,57142)2 – 3(1,57142) – 3 = -1,36449
Karena f(x*) bertanda negatif maka akar terletak antara x =
1,57142 dan x = 2.
Selanjutnya dihitung nilai x*
1,70540
)
57142
,
1
(2
)]
36449
,
1
(
[3
3
2
x 






f(x*)=f(1,70540) = (1,70540)3 + (1,70540)2 – 3(1,70540) – 3 = -0,24784
PROSEDUR HITUNGAN SEPERTI DIATAS DILANJUTKAN
SAMPAI AKHIR DIDAPAT NILAI F(X )≈ 0. DAN
DITUNJUKKAN DALAM TABEL DIBAWAH INI :
xn xn+1 X* f(xn) f(n+1) f(x*)
1 2 1.5714 -4.0000 3.0000 -1.3644
1.5714 2 1.7054 -1.3646 3.0000 -0.2478
1.7054 2 1.7279 -0.2478 3.0000 -0.0394
1.7279 2 1.7314 -0.0392 3.0000 -0.0061
1.7314 2 1.7320 -0.0062 3.0000 -0.0010
1.732 2 1.7320 -0.0005 3.0000 -0.0001
f(x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0
METODE NEWTON-RAPHSON
Metode ini paling banyak digunakan dalam mencari
akar-akar dari suatu persamaan.
Prosedur pencarian akar pendekatan dengan
menggunakan metode Newton-Raphson adalah
sebagai berikut :
1. Tetapkan xi sebagai akar pendekatan awal dari f(x)
2. Hitung f(xi) dan f’(xi)
3. Hitung xi+1 sebagai akar pendekatan ke- i+1 :
4. Hitung f(xi+1). Apabila f(xi+1) ≈ 0, maka prosedur
dapat dihentikan dan apabila tidak maka tentukan xi
= xi+1 dan kembali ke langkah 2
)
(x
f
)
f(x
x
x
i
'
i
i
1
i 


CONTOH :
Selesaikan persamaan :
f(x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0
dengan metode Newton Raphson
Penyelesaian :
Persamaan yang diselesaikan :
f (x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0
Turunan pertama dari persamaan itu adalah :
f ’(x) = 3x2 + 2 x – 3
• Dengan menggunakan persamaan :
)
(x
f
)
f(x
x
x
i
'
i
i
1
i 


Pada awal hitungan ditentukan nilai xi sembarang,
misalnya x1 = 1 ;
f (x1) = f(1) = (1)3 + (1)2 – 3 (1) – 3 = –4
f ’(x1) = f’ (1) = 3(1)2 + 2 (1) – 3 = 2
3
2
4
-
1
x 2 


Langkah berikutnya ditetapkan x2 = 3
f (x2) = f(3) = (3)3 + (3)2 – 3 (3) – 3 = 24
f ’(x2 ) = f’(3) = 3(3)2 + 2 (3) – 3 = 30
2
,
2
30
24
3
x3 


HITUNGAN DILANJUTKAN DENGAN PROSEDUR
YANG SAMA DAN HASILNYA DIBERIKAN DALAM
TABEL BERIKUT INI :
Jumlah
iterasi
xi xi+1 f(xi) f(xi+1)
1 1,0 3,0 -4,0 24,0
2 3,0 2,2 24,0 5,888
3 2,2 1,83 5,888 0,987387
4 1,83 1,73778 0,987387 0,05442
5 1,73778 1,73207 0,05442 0,0001816
METODE SECANT
Kekurangan Metode Newton Raphson adalah
diperlukannya turunan pertama (differensial) dari f(x)
dalam hitungan. Kadang-kadang sulit untuk
mendiferensialkan persamaan yang diselesaikan.
Untuk itu maka bentuk diferensial didekati dengan
nilai perkiraan berdasarkan diferensial beda hingga.
Yang disubstitusikan dalam persamaan :
)
f(x
-
)
f(x
)
x
)(x
f(x
x
x
1
-
i
i
1
-
i
i
i
i
1
i




Dalam metode ini pendekatan memerlukan
dua nilai awal dari x
CONTOH :
Selesaikan persamaan : f(x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0
dengan metode Secant
Penyelesaian :
Iterasi 1
Diambil dua nilai awal x1 =1 dan x2 = 2
Untuk x1 =1 maka f(x1) = f(1) = (1)3 + (1)2 – 3(1) – 3 = - 4
Untuk x2 =2 maka f(x2) = f(2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3
Dengan menggunakan persamaan :
57142
,
1
)
4
(
3
)
1
2
(
3
2
)
f(x
-
)
f(x
)
x
)(x
f(x
x
x
1
2
1
2
2
2
3 








Maka :
f(x3)= (1,57142)3 + (1,57142)2 – 3(1,57142) – 3 = -1,36449
Iterasi 2
Untuk x2 =2 maka f(x2) = f(2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3
Untuk x3 =1,57142 maka
f(x3)= (1,57142)3 + (1,57142)2 – 3(1,57142) – 3 = -1,36449
Dengan menggunakan persamaan :
70540
,
1
3
36449
,
1
)
2
57142
,
1
(
36449
,
1
57142
,
1
)
f(x
-
)
f(x
)
x
)(x
f(x
x
x
2
3
2
3
3
3
4 









HITUNGAN DILANJUTKAN DENGAN PROSEDUR
YANG SAMA DAN HASILNYA DIBERIKAN DALAM
TABEL BERIKUT :
Jumlah
iterasi
x1 x2 x3 f(x1) f(x2) f(x3)
1 1,0 2,0 1,57142 -4,0 3,0 -1,36449
2 2,0 1,57142 1,70540 +3,0 -1,36449 -0,24784
3 1,57142 1,70540 1,73513 -1,36449 -0,24784 0,02920
4 1,70540 1,73513 1,73199 -0,24784 0,02920 -0,000575
5 1,73513 1,73199 1,73205
METODE ITERASI
Dalam metode iterasi ini digunakan suatu
persamaan untuk memperkirakan nilai akar
persamaan. Persamaan tersebut dikembangkan
dari fungsi f(x) = 0 sehingga parameter x berada
disisi kiri dari persamaan, yaitu :
x= g(x)
Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai x
merupakan fungsi dari x, sehingga dengan
memberi nilai perkiraan awal dari akar dapat
dihitung perkiraan baru dengan rumus iteratif
berikut :
Besar kesalahan dihitung dengan rumus berikut :
)
x
(
x i
1
i g


x100%
x
x
x
ε
1
i
i
1
i
a

 

CONTOH :
Selesaikan persamaan : f(x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0
dengan metode Iterasi
Penyelesaian :
Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk :
x3 = - x2 + 3 x + 3 → x = (- x2 + 3 x + 3 )1/3
Kemudian persamaan diubah menjadi :
xi+1 = (- x2 + 3 x + 3 )1/3
Apabila ditentukan perkiraan awal x1 = 2 maka
didapat :
x2 = (- x1
2 + 3 x1+ 3 )1/3 = (- 22 + 3 x 2 + 3 )1/3 =
1,70998
Iterasi (i) xi (%)
1 2,00000
2 1,70998 16,9607
3 1,73313 1,3362
4 1,73199 0,0658
5 1,73205 0,0034
6 1,73205 0,0002
a
ε
Hitungan dilanjutkan dengan prosedur yang sama dan hasilnya
diberikan dalam tabel berikut :
Dari tabel terlihat bahwa hasil hitungan pada iterasi
yang lebih tinggi semakin dekat dengan akar
persamaan yang benar, dengan kata lain kesalahan
yang terjadi semakin kecil. Penyelesaian persamaan
seperti ini disebut konvergen
%
07
16,96
x100%
1,70998
2
1,70998
x100%
x
x
x
ε
2
1
2
a 




Persamaaan x3 + x2 – 3 x – 3 = 0 dapat juga diubah dalam bentuk
berikut :
3
3
x
x
x
2
3



Dalam bentuk iterasi persamaan diatas
menjadi :
3
3
x
x
x
2
i
3
i
1
i




Untuk perkiraan awal x1 = 2 maka didapat :
3
3
3
2
2
3
3
x
x
x
2
3
2
1
3
1
2 






Besar kesalahan :
%
3333
,
33
x100%
3
2
3
x100%
x
x
x
ε
2
1
2
a 




DENGAN PROSEDUR YANG SAMA HITUNGAN
DILANJUTKAN DAN HASILNYA DIBERIKAN
DALAM TABEL BERIKUT INI :
Iterasi (i) xi (%)
1 2,00000
2 3,00000 33,3333
3 11,00000 72,7273
4 483,00000 97,7226
5 37637290,0 99,9987
a
ε
a
ε
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Tentukan akar persamaan :
f(x) = -0.9 x2 + 1.7 x + 2.5 = 0
a. Dengan menggunakan rumus akar kuadrat (rumus abc)
b. Dengan menggunakan metode Biseksi pada interval
[2.8,3.0] sebanyak 3 iterasi dengan ketelitian hitungan
hingga 3 angka di belakang koma.
c. Dengan menggunakan metode regula falsi pada interval
[2.8,3.0] sebanyak 3 iterasi dengan ketelitian hitungan
hingga 3 angka dibelakang koma.
2. Tentukan akar dari persamaan :
f(x) = -2 + 6.2x - 4 x2 + 0.7 x3 = 0
a. Dengan menggunakan metode Biseksi pada
interval [0.4,0.6] sebanyak 3 iterasi dengan
ketelitian hitungan hingga 3 angka dibelakang
koma.
b. Dengan menggunakan metode Regula Falsi
pada interval [0.4,0.6] sebanyak 3 iterasi
dengan ketelitian hitungan hingga 3 angka
dibelakang koma.
3. Tentukan akar dari persamaan :
f(x) = 9.34 - 21.97x +16.3 x2+3.07 x3= 0
a. Dengan menggunakan metode Newton
Raphson dengan akar pendekatan awal
adalah 1.00 sebanyak 5 iterasi dengan
ketelitian hitungan hingga 2 angka
dibelakang koma.
b. Dengan menggunakan metode Secant
dengan akar pendekatan awalnya 0.9 dan
1.00 sebanyak 5 iterasi dengan ketelitian
hitungan hingga 2 angka dibelakang koma.
4. Tentukan akar dari persamaan :
1 – 0.61 x
f(x) = ----------------- = 0
x
a. Dengan menggunakan metode Newton
Raphson dengan akar pendekatan awal adalah
1.50 sebanyak 3 iterasi dengan ketelitian
hitungan hingga 3 angka dibelakang koma.
b. Dengan menggunakan metode Secant dengan
akar pendekatan awalnya 1.5 dan 2.00
sebanyak 3 iterasi dengan ketelitian hitungan
hingga 3 angka dibelakang koma.
5. Tentukan akar dari persamaan :
f (x) = x3 - 6 x2 + 11 x – 5.9 = 0
a. Dengan menggunakan metode Biseksi pada interval
[2.5,3.5] sebanyak 3 iterasi dengan ketelitian hitungan
hingga 3 angka dibelakang koma.
b. Dengan menggunakan metode Regula Falsi pada interval
[2.5,3.5] sebanyak 3 iterasi dengan ketelitian hitungan
hingga 3 angka dibelakang koma.
c. Dengan menggunakan metode Newton Raphson dengan
akar pendekatan awal 3.5 sebanyak 3 iterasi dengan
ketelitian hitungan hingga 3 angka dibelakang koma.
d. Dengan menggunakan metode Secant dengan akar
pendekatan awal 2.5 dan 3.5 sebanyak 3 iterasi dengan
ketelitian hitungan hingga 3 angka dibelakang koma.
6.Tentukan akar dari persamaan-
persamaan berikut dengan metode
Iterasi, masing-masing 6 iterasi dengan
ketelitian hitungan hingga 4 angka
dibelakang koma:
a. f(x) = sin x – 5x = 0, dengan akar
pendekatan awal 0.1
b. f(x) = x2 + 4 x – 3 , dengan akar
pendekatan awal 0.65

More Related Content

PDF
Modul turunan-fungsi
DOC
04 deret-fourier-gt
PPTX
Powerpoint Suku Banyak
PPTX
Ppt persamaan kuadrat
PDF
Pd linier tak homogen dengan Koef Konstan
DOCX
Makalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompok
PDF
Transformasi Laplace
PPT
Deret Fourier
Modul turunan-fungsi
04 deret-fourier-gt
Powerpoint Suku Banyak
Ppt persamaan kuadrat
Pd linier tak homogen dengan Koef Konstan
Makalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompok
Transformasi Laplace
Deret Fourier

What's hot (20)

PPTX
Fungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsi
PPT
FI4184 -- Pengenalan Metode Elemen Hingga
PPTX
Bab vi binomial poisson
PPTX
12.analisa regresi
PPTX
Metode cakram
DOCX
Dioda
PDF
Latihan soal persamaan dan fungsi kuadrat
PDF
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
PPT
Transformasi Laplace
DOC
contoh soal dan pembahasan momen gaya dan momen inersia
DOC
Suku banyak
PDF
Lkpd 3.31.1 (turunan fungsi a ljabar)
PPTX
Aturan Rantai
PPTX
Metode cincin
DOCX
Diferensial Parsial
PDF
Aljabar matriks-its
DOCX
Soal dan pembahasan_transformasi_geometr
PDF
21. soal soal transformasi geometri
PPTX
Regula falsi
PDF
70 soal dan pembahasan persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak
Fungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsi
FI4184 -- Pengenalan Metode Elemen Hingga
Bab vi binomial poisson
12.analisa regresi
Metode cakram
Dioda
Latihan soal persamaan dan fungsi kuadrat
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Transformasi Laplace
contoh soal dan pembahasan momen gaya dan momen inersia
Suku banyak
Lkpd 3.31.1 (turunan fungsi a ljabar)
Aturan Rantai
Metode cincin
Diferensial Parsial
Aljabar matriks-its
Soal dan pembahasan_transformasi_geometr
21. soal soal transformasi geometri
Regula falsi
70 soal dan pembahasan persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak
Ad

Similar to MetNum3-Sistem_Persamaan_Non_Linier.ppt (20)

PPT
MetNum3-Sistem_Persamaan_No_Linier.pptiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii...
PPT
materi MetNum3-Sistem_Persamaan_Non_Linier.ppt
PPT
Komnum 02
PDF
Persamaan non linier
PPT
Metode Pengurung Akar Akar Persamaan.ppt
DOCX
Tugas matematika - Kelompok 3
DOCX
Tugas matematika - Kelompok 3 (15-21)
DOCX
Tugas matematika - Kelompok 3 (15-21)
DOCX
Tugas matematika - Kelompok 3 (15-21)
DOC
7905 bab 3
PPTX
Interpolasi linier
PPTX
Metode numerik pada persamaan integral (new)
PDF
Newton gregory mundur
PDF
42514 persamaan non linier
PDF
42514 persamaan non linier
PDF
Aturan Rantai Pada Turunan
PDF
Metode Pencarian Akar_Metode Numerik.pdf
PPTX
Perpotongan dua persamaan
PDF
5 sistem persamaan linier
DOCX
3. newton raphson method
MetNum3-Sistem_Persamaan_No_Linier.pptiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii...
materi MetNum3-Sistem_Persamaan_Non_Linier.ppt
Komnum 02
Persamaan non linier
Metode Pengurung Akar Akar Persamaan.ppt
Tugas matematika - Kelompok 3
Tugas matematika - Kelompok 3 (15-21)
Tugas matematika - Kelompok 3 (15-21)
Tugas matematika - Kelompok 3 (15-21)
7905 bab 3
Interpolasi linier
Metode numerik pada persamaan integral (new)
Newton gregory mundur
42514 persamaan non linier
42514 persamaan non linier
Aturan Rantai Pada Turunan
Metode Pencarian Akar_Metode Numerik.pdf
Perpotongan dua persamaan
5 sistem persamaan linier
3. newton raphson method
Ad

More from ssuserb7d229 (19)

PPTX
Slide-INF308-INF308-Slide-10.pptx
PPTX
Pekan 10 - Persamaan Polinomial.pptx
PPTX
Pekan 6 - Metode Grafik Tugas 1.pptx
PPTX
pekan-9-interpolasi-linear.pptx
PPT
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
PPT
MetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.ppt
PPTX
polinomial-150410025441-conversion-gate01.pptx
PPT
polinomial.ppt
PPT
REGRESI-LINEAR-BERGANDA.ppt
PPT
Metode Numerik Secara Umum.ppt
PDF
Pengenalan+Program+Matlab+Menggunakan+Operasi+operasi+Matriks.pdf
PPT
Eliminasi-gauss-jordan.ppt
PPTX
Contoh Perencanaan Usaha.pptx
PPTX
Contoh Perencanaan Usaha.pptx
PPTX
Perencanaan Usaha.pptx
PPTX
tugas kewirausahaan.pptx
PPTX
evolusi kewirausahaan.pptx
PPTX
konsep kewirausahaan.pptx
PPT
kewirausahaan.ppt
Slide-INF308-INF308-Slide-10.pptx
Pekan 10 - Persamaan Polinomial.pptx
Pekan 6 - Metode Grafik Tugas 1.pptx
pekan-9-interpolasi-linear.pptx
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
MetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.ppt
polinomial-150410025441-conversion-gate01.pptx
polinomial.ppt
REGRESI-LINEAR-BERGANDA.ppt
Metode Numerik Secara Umum.ppt
Pengenalan+Program+Matlab+Menggunakan+Operasi+operasi+Matriks.pdf
Eliminasi-gauss-jordan.ppt
Contoh Perencanaan Usaha.pptx
Contoh Perencanaan Usaha.pptx
Perencanaan Usaha.pptx
tugas kewirausahaan.pptx
evolusi kewirausahaan.pptx
konsep kewirausahaan.pptx
kewirausahaan.ppt

Recently uploaded (19)

PPTX
Ilmu Geologi pertambangan dan peran dalam industri.pptx
PDF
03. Konsep Dasar.. Sanimas Rev.1.pptx.pdf
PPTX
PPT Mitigasi Banjir dnajsndj;asjdkaskldhjkash
PPTX
Data mining mengolah informasi dan menjadikannya dasar pengambilan keputusan
PPTX
20240805-ppt-pendahuluan-temef-dan-manikin.pptx
PPT
Presentasi Tentang Diagram P-h dan Diagram Psikrometrik.ppt
PPTX
Seminar Hasil Penelitian Analisis Pegas Daun
PPTX
PEMBUATAN PANEL TRAINER DAN PROTOTYPE UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI TENTANG S...
PPT
hand-tools-service-special-tools-alat-ukur.ppt
PDF
07. Mekanisme Penyusunan RKM_Sanimas 2024 (Tahap 2).pptx.pdf
PPT
CARA ROAD NOTE NO 4 POWER POINT CIVIL ENGINEERING
PPTX
TUGAS Pandangan Aksiologi dalam Filsafat Ilmu.pptx
PPTX
1 Peraturan Perundangan terkait Keselamatan Konstruksi 18.10 - Copy.pptx
PDF
12. Mekanisme Pelaporan Kegiatan Sanimas_rev08082024.pptx.pdf
PPTX
PPT mssp arham muthahhari mata kuliah ms
PPTX
Metode Penanggulangan Kehilangan Air dan Strategi Pengendalian Kehilangan Air...
PPTX
KETERAMPILAN KADER - Copy TAHUN 2024.pptx
PPTX
4. PENERAPAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA.pptx
PPTX
Aalat Pelindung Diri_Keselamatan_Bengkel Otomotif_SMK
Ilmu Geologi pertambangan dan peran dalam industri.pptx
03. Konsep Dasar.. Sanimas Rev.1.pptx.pdf
PPT Mitigasi Banjir dnajsndj;asjdkaskldhjkash
Data mining mengolah informasi dan menjadikannya dasar pengambilan keputusan
20240805-ppt-pendahuluan-temef-dan-manikin.pptx
Presentasi Tentang Diagram P-h dan Diagram Psikrometrik.ppt
Seminar Hasil Penelitian Analisis Pegas Daun
PEMBUATAN PANEL TRAINER DAN PROTOTYPE UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI TENTANG S...
hand-tools-service-special-tools-alat-ukur.ppt
07. Mekanisme Penyusunan RKM_Sanimas 2024 (Tahap 2).pptx.pdf
CARA ROAD NOTE NO 4 POWER POINT CIVIL ENGINEERING
TUGAS Pandangan Aksiologi dalam Filsafat Ilmu.pptx
1 Peraturan Perundangan terkait Keselamatan Konstruksi 18.10 - Copy.pptx
12. Mekanisme Pelaporan Kegiatan Sanimas_rev08082024.pptx.pdf
PPT mssp arham muthahhari mata kuliah ms
Metode Penanggulangan Kehilangan Air dan Strategi Pengendalian Kehilangan Air...
KETERAMPILAN KADER - Copy TAHUN 2024.pptx
4. PENERAPAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA.pptx
Aalat Pelindung Diri_Keselamatan_Bengkel Otomotif_SMK

MetNum3-Sistem_Persamaan_Non_Linier.ppt

  • 2. PENDAHULUAN Beberapa metode untuk mencari akar-akar suatu persamaan. Untuk polinomial derajat dua Misalkan bentuk persamaan : Dapat dicari akar-akarnya secara analitis dengan rumus berikut : 2a 4ac b b x 2 12     a x2 + b x + c = 0
  • 3. Untuk polinomial derajat tiga atau empat Untuk polinomial berderajat tiga atau lebih, atau fungsi- fungsi transenden, bahkan fungsi yang merupakan hasil dari suatu aplikasi, sangat jarang diperoleh hasilnya (solusinya) secara analitis. Contoh : f(x) = x3 + 4x2 + x - 6 = 0 f(x) = x5 + 2x4 +3x3 +4x2 -3x-1 = 0 f(x) = ex -3x = 0 f(x) = 3x + sin x – ex = 0 dan sebagainya
  • 4. Bentuk persamaan-persamaan seperti tersebut diatas sulit bahkan tidak mungkin diselesaikan secara analitis Metode numerik memberikan cara-cara untuk menyelesaikan bentuk persamaan tersebut secara perkiraan sampai diperoleh hasil yang mendekati penyelesaian eksak. Penyelesaian numerik dilakukan dengan perkiraan yang berurutan (iterasi). Dengan melakukan sejumlah iterasi yang dianggap cukup akhirnya di dapat hasil perkiraan yang mendekati hasil eksak (hasil yang benar) dengan toleransi kesalahan yang diijinkan
  • 5. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu persamaan. Metode ini merupakan penyelesaian perkiraan, tetapi lebih sistematis untuk menghitung akar-akar persamaan. Dalam metode numerik, pencarian akar f(x)=0 dilakukan secara lelaran (iteratif). Secara umum, semua metode pencarian akar dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan besar :
  • 6. 1. METODE TERTUTUP ATAU METODE PENGURUNG (BRACKETING METHOD) Metode yang termasuk ke dalam golongan ini mencari akar di dalam selang [a,b]. Selang [a,b] sudah dipastikan berisi minimal satu buah akar, karena itu metode jenis ini selalu berhasil menemukan akar. Dengan kata lain, lelarannya selalu konvergen (menuju) ke akar, karena itu metode tertutup kadang- kadang dinamakan juga metode konvergen. Metode yang termasuk dalam golongan ini antara lain : a. Metode Biseksi atau Metode Setengah Interval b. Metode Regula Falsi atau Metode Interpolasi Linier
  • 7. 2. METODE TERBUKA Yang diperlukan pada metode ini, adalah tebakan awal akar, lalu dengan prosedur lelaran, kita menggunakannya untuk menghitung hampiran akar yang baru. Pada setiap lelaran, hampiran akar lama yang dipakai untuk menghitung hampiran akar yang baru. Mungkin saja hampiran akar yang baru mendekati akar sejati (konvergen), atau mungkin menjauhinya (divergen). Karena itu, metode terbuka tidak selalu berhasil menemukan akar, kadang-kadang konvergen, kadangkala ia divergen. Metode yang termasuk dalam golongan ini antara lain : a.Metode Newton Raphson b.Metode Secant c.Metode Iterasi
  • 8. METODE BISEKSI Metode Biseksi atau Metode Setengah Interval merupakan bentuk paling sederhana diantara beberapa metode yang akan dipelajari. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian persamaan dengan metode biseksi adalah sebagai berikut : 1.Hitung fungsi pada interval yang sama dari x sampai pada perubahan tanda dari fungsi f(xn) dan f(xn+1), yaitu : f(xn) . f(xn+1) < 0 2. Estimasi pertama dari akar xt dihitung dengan 2 x x x 1 n n t   
  • 9. 3. Buat evaluasi berikut untuk menentukan di dalam sub interval mana akar persamaan berada : a. f(xn).f(xt) < 0, akar persamaan berada pada sub interval pertama, kemudian tetapkan xn+1 = xt dan lanjutkan pada langkah ke-4 b. f(xn).f(xt) > 0, akar persamaan berada pada sub interval kedua, kemudian tetapkan xn = xt dan lanjutkan pada langkah ke-4 a. f(xn).f(xt) = 0, akar persamaan adalah xt dan hitungan selesai
  • 10. 4.Hitung perkiraan baru dari akar dengan 5.Apabila perkiraan baru sudah cukup kecil (sesuai dengan batasan yang ditentukan), maka hitungan selesai, dan xt adalah akar persamaan yang dicari. Jika belum, maka hitungan kembali ke langkah ke-3 2 x x x 1 n n t   
  • 11. CONTOH Jawab : • Iterasi 1, t = 1 • xn = 1.75 dan xn+1 = 2.55 • • f(1.75) = 1.754 – 1.753 + 2*1.752 – 2*1.75 – 12 = - 5.3555 • f(2.55) = 2.554 – 2.553 + 2*2.552 – 2*2.55 – 12 = 21.6061 • f(2.15) = 2.154 – 2.153 + 2*2.152 – 2*2.15 – 12 = 4.3741 • f(xt) dengan f(xn) mempunyai tanda berbeda, maka akar f(x) berada pada interval [1.75 , 2.55] → menuju iterasi 2 • 1) - ke pendekatan (akar 15 . 2 2 55 . 2 75 . 1 2 x x x 1 n n t       Hitung salah satu akar dari f(x) = x4 – x3 + 2x2 – 2x – 12 = 0 pada interval [1.75 , 2.55] dengan metode Biseksi. •
  • 12. • Iterasi 2, t = 2 • xn = 1.75 dan xn+1 = 2.15 • • f(1.75) = 1.754 – 1.753 + 2*1.752 – 2*1.75 – 12 = - 5.3555 • f(2.15) = 2.154 – 2.153 + 2*2.152 – 2*2.15 – 12 = 4.3741 • f(1.95) = 1.954 – 1.953 + 2*1.952 – 2*1.95 – 12 = -1.2509 • f(xt) dengan f(xn) mempunyai tanda berbeda, maka akar f(x) berada pada interval [1.95 , 2.15] → menuju iterasi 3 • 2) - ke pendekatan (akar 95 . 1 2 15 . 2 75 . 1 2 x x x 1 n n t      
  • 13. • Iterasi 3, t = 3 • xn = 1.95 dan xn+1 = 2.15 • • f(1.95) = 1.954 – 1.953 + 2*1.952 – 2*1.95 – 12 = -1.2509 • f(2.15) = 2.154 – 2.153 + 2*2.152 – 2*2.15 – 12 = 4.3741 • f(2.05) = 2.054 – 2.053 + 2*2.052 – 2*2.05 – 12 = 1.3509 • f(xt) dengan f(xn) mempunyai tanda berbeda, maka akar f(x) berada pada interval [1.95 , 2.05] → menuju iterasi 4 • 3) - ke pendekatan (akar 05 . 2 2 15 . 2 95 . 1 2 x x x 1 n n t      
  • 14. • Iterasi 4, t = 4 • xn = 1.95 dan xn+1 = 2.05 • • f(1.95) = 1.954 – 1.953 + 2*1.952 – 2*1.95 – 12 = -1.2509 • f(2.05) = 2.054 – 2.053 + 2*2.052 – 2*2.05 – 12 = 1.3509 • f(2.00) = 24 – 23 + 2*22 – 2*2 – 12 = 0 → stop • Jadi hingga iterasi yang keempat diperoleh akar pendekatan sebesar xt = 2. Dan bila melihat nilai f(xt) = 0 dan xt = 2 sekaligus sebagai salah satu akar eksaknya 4) - ke pendekatan (akar 00 . 2 2 05 . 2 95 . 1 2 x x x 1 n n t      
  • 15. PROSEDUR HITUNGAN TERSEBUT DITUNJUKKAN PADA TABEL BERIKUT : xn xn+1 xt = (xn + xn+1)/2 f(xn) f(n+1) f(t) 1.75 2.55 2.15 -5.3555 21.6061 4.3741 1.75 2.15 1.95 -5.3555 4.3741 -1.2509 1.95 2.15 2.05 -1.2509 4.3741 1.3509 1.95 2.05 2 -1.2509 1.3509 0.0000
  • 17. Mengingat fungsi adalah kontinu, berarti perubahan tanda dari fungsi antara x1 = 1 dan x2 = 2 akan memotong sumbu x paling tidak satu kali. Titik perpotongan antara sumbu x dan fungsi merupakan akar-akar persamaan. Dihitung nilai xt , dan kemudian dihitung fungsi f(xt) f(xt) = f(1,5) = (1.5)3 + (1,5)2 – 3(1,5) – 3 = -0,01831 1,5 2 2 1 2 x x x 2 1 t     
  • 18. Oleh karena fungsi berbeda tanda antara x = 1,5 dan x = 2, maka akar terletak diantara kedua nilai tersebut. Langkah selanjutnya adalah membuat setengah interval berikutnya sehingga interval yang dihasilkan akan semakin kecil, yang merupakan letak dari akar persamaan yang dicari.
  • 19. PROSEDUR HITUNGAN TERSEBUT DITUNJUKKAN PADA TABEL BERIKUT : xn xn+1 xt = (xn + xn+1)/2 f(xn) f(n+1) f(t) 1 2 1.5 -4 3 -1.875 1.5 2 1.75 -1.875 3 0.171875 1.5 1.75 1.625 -1.875 0.171875 -0.943359375 1.625 1.75 1.6875 -0.943359 0.171875 -0.409423828 1.6875 1.75 1.71875 -0.409424 0.171875 -0.124786377 1.71875 1.75 1.734375 -0.124786 0.171875 0.022029877 1.71875 1.734375 1.7265625 -0.124786 0.0220299 -0.051755428 1.71875 1.726563 1.72265625 -0.124786 -0.0517554 -0.088365018 f(x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0
  • 21. METODE REGULA FALSI ( METODE INTERPOLASI LINIER ) Metode biseksi adalah mudah tapi tidak efisien. Untuk mendapatkan hasil yang mendekati nilai eksak diperlukan langkah iterasi yang cukup panjang. Metode Regula Falsi dapat menutup kekurangan itu. Metode Regula Falsi didasarkan pada interpolasi antara dua nilai dari fungsi yang mempunyai tanda berlawanan
  • 22. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian persamaan dengan metode Regula Falsi adalah sebagai berikut : 1.Hitung fungsi pada interval yang sama dari x sampai pada perubahan tanda dari fungsi f(xn) dan f(xn+1), yaitu f(xn) . f(xn+1) < 0 2.Mencari nilai x* dengan persamaan : ) x (x ) f(x ) f(x ) f(x x x n 1 n n 1 n 1 n 1 n         
  • 23. 3. Nilai tersebut digunakan untuk menghitung nilai f(x*), yang kemudian digunakan lagi untuk interpolasi linier dengan nilai f(xn) atau f(xn+1) sedemikian sehingga kedua fungsi mempunyai tanda berbeda. 4. Prosedur diulang lagi sampai didapat nilai f(x*) mendekati nol
  • 24. CONTOH : Hitung salah satu akar dari persamaan : f(x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0 dengan metode Regula Falsi Penyelesaian : Seperti dalam metode biseksi , langkah pertama adalah menghitung nilai f(x) pada interval antara dua titik sedemikian sehingga nilai f(x) pada kedua titik tersebut berlawanan tanda. Untuk x1 =1 maka f(x1) = f(1) = (1)3 + (1)2 – 3(1) – 3 = -4 Untuk x2 =2 maka f(x2) = f(2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3
  • 25. Dengan menggunakan rumus : ) x (x ) f(x ) f(x ) f(x x x n 1 n n 1 n 1 n 1 n          1,57142 ) 1 (2 )] 4 ( [3 3 2       f( x*) = f(1,57142) = (1,57142)3 + (1,57142)2 – 3(1,57142) – 3 = -1,36449
  • 26. Karena f(x*) bertanda negatif maka akar terletak antara x = 1,57142 dan x = 2. Selanjutnya dihitung nilai x* 1,70540 ) 57142 , 1 (2 )] 36449 , 1 ( [3 3 2 x        f(x*)=f(1,70540) = (1,70540)3 + (1,70540)2 – 3(1,70540) – 3 = -0,24784
  • 27. PROSEDUR HITUNGAN SEPERTI DIATAS DILANJUTKAN SAMPAI AKHIR DIDAPAT NILAI F(X )≈ 0. DAN DITUNJUKKAN DALAM TABEL DIBAWAH INI : xn xn+1 X* f(xn) f(n+1) f(x*) 1 2 1.5714 -4.0000 3.0000 -1.3644 1.5714 2 1.7054 -1.3646 3.0000 -0.2478 1.7054 2 1.7279 -0.2478 3.0000 -0.0394 1.7279 2 1.7314 -0.0392 3.0000 -0.0061 1.7314 2 1.7320 -0.0062 3.0000 -0.0010 1.732 2 1.7320 -0.0005 3.0000 -0.0001 f(x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0
  • 28. METODE NEWTON-RAPHSON Metode ini paling banyak digunakan dalam mencari akar-akar dari suatu persamaan. Prosedur pencarian akar pendekatan dengan menggunakan metode Newton-Raphson adalah sebagai berikut : 1. Tetapkan xi sebagai akar pendekatan awal dari f(x) 2. Hitung f(xi) dan f’(xi) 3. Hitung xi+1 sebagai akar pendekatan ke- i+1 : 4. Hitung f(xi+1). Apabila f(xi+1) ≈ 0, maka prosedur dapat dihentikan dan apabila tidak maka tentukan xi = xi+1 dan kembali ke langkah 2 ) (x f ) f(x x x i ' i i 1 i   
  • 29. CONTOH : Selesaikan persamaan : f(x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0 dengan metode Newton Raphson Penyelesaian : Persamaan yang diselesaikan : f (x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0 Turunan pertama dari persamaan itu adalah : f ’(x) = 3x2 + 2 x – 3
  • 30. • Dengan menggunakan persamaan : ) (x f ) f(x x x i ' i i 1 i    Pada awal hitungan ditentukan nilai xi sembarang, misalnya x1 = 1 ; f (x1) = f(1) = (1)3 + (1)2 – 3 (1) – 3 = –4 f ’(x1) = f’ (1) = 3(1)2 + 2 (1) – 3 = 2 3 2 4 - 1 x 2   
  • 31. Langkah berikutnya ditetapkan x2 = 3 f (x2) = f(3) = (3)3 + (3)2 – 3 (3) – 3 = 24 f ’(x2 ) = f’(3) = 3(3)2 + 2 (3) – 3 = 30 2 , 2 30 24 3 x3   
  • 32. HITUNGAN DILANJUTKAN DENGAN PROSEDUR YANG SAMA DAN HASILNYA DIBERIKAN DALAM TABEL BERIKUT INI : Jumlah iterasi xi xi+1 f(xi) f(xi+1) 1 1,0 3,0 -4,0 24,0 2 3,0 2,2 24,0 5,888 3 2,2 1,83 5,888 0,987387 4 1,83 1,73778 0,987387 0,05442 5 1,73778 1,73207 0,05442 0,0001816
  • 33. METODE SECANT Kekurangan Metode Newton Raphson adalah diperlukannya turunan pertama (differensial) dari f(x) dalam hitungan. Kadang-kadang sulit untuk mendiferensialkan persamaan yang diselesaikan. Untuk itu maka bentuk diferensial didekati dengan nilai perkiraan berdasarkan diferensial beda hingga.
  • 34. Yang disubstitusikan dalam persamaan : ) f(x - ) f(x ) x )(x f(x x x 1 - i i 1 - i i i i 1 i     Dalam metode ini pendekatan memerlukan dua nilai awal dari x
  • 35. CONTOH : Selesaikan persamaan : f(x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0 dengan metode Secant Penyelesaian : Iterasi 1 Diambil dua nilai awal x1 =1 dan x2 = 2 Untuk x1 =1 maka f(x1) = f(1) = (1)3 + (1)2 – 3(1) – 3 = - 4 Untuk x2 =2 maka f(x2) = f(2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3 Dengan menggunakan persamaan : 57142 , 1 ) 4 ( 3 ) 1 2 ( 3 2 ) f(x - ) f(x ) x )(x f(x x x 1 2 1 2 2 2 3         
  • 36. Maka : f(x3)= (1,57142)3 + (1,57142)2 – 3(1,57142) – 3 = -1,36449 Iterasi 2 Untuk x2 =2 maka f(x2) = f(2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3 Untuk x3 =1,57142 maka f(x3)= (1,57142)3 + (1,57142)2 – 3(1,57142) – 3 = -1,36449 Dengan menggunakan persamaan : 70540 , 1 3 36449 , 1 ) 2 57142 , 1 ( 36449 , 1 57142 , 1 ) f(x - ) f(x ) x )(x f(x x x 2 3 2 3 3 3 4          
  • 37. HITUNGAN DILANJUTKAN DENGAN PROSEDUR YANG SAMA DAN HASILNYA DIBERIKAN DALAM TABEL BERIKUT : Jumlah iterasi x1 x2 x3 f(x1) f(x2) f(x3) 1 1,0 2,0 1,57142 -4,0 3,0 -1,36449 2 2,0 1,57142 1,70540 +3,0 -1,36449 -0,24784 3 1,57142 1,70540 1,73513 -1,36449 -0,24784 0,02920 4 1,70540 1,73513 1,73199 -0,24784 0,02920 -0,000575 5 1,73513 1,73199 1,73205
  • 38. METODE ITERASI Dalam metode iterasi ini digunakan suatu persamaan untuk memperkirakan nilai akar persamaan. Persamaan tersebut dikembangkan dari fungsi f(x) = 0 sehingga parameter x berada disisi kiri dari persamaan, yaitu : x= g(x) Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai x merupakan fungsi dari x, sehingga dengan memberi nilai perkiraan awal dari akar dapat dihitung perkiraan baru dengan rumus iteratif berikut :
  • 39. Besar kesalahan dihitung dengan rumus berikut : ) x ( x i 1 i g   x100% x x x ε 1 i i 1 i a    
  • 40. CONTOH : Selesaikan persamaan : f(x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0 dengan metode Iterasi Penyelesaian : Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk : x3 = - x2 + 3 x + 3 → x = (- x2 + 3 x + 3 )1/3 Kemudian persamaan diubah menjadi : xi+1 = (- x2 + 3 x + 3 )1/3 Apabila ditentukan perkiraan awal x1 = 2 maka didapat : x2 = (- x1 2 + 3 x1+ 3 )1/3 = (- 22 + 3 x 2 + 3 )1/3 = 1,70998
  • 41. Iterasi (i) xi (%) 1 2,00000 2 1,70998 16,9607 3 1,73313 1,3362 4 1,73199 0,0658 5 1,73205 0,0034 6 1,73205 0,0002 a ε Hitungan dilanjutkan dengan prosedur yang sama dan hasilnya diberikan dalam tabel berikut : Dari tabel terlihat bahwa hasil hitungan pada iterasi yang lebih tinggi semakin dekat dengan akar persamaan yang benar, dengan kata lain kesalahan yang terjadi semakin kecil. Penyelesaian persamaan seperti ini disebut konvergen % 07 16,96 x100% 1,70998 2 1,70998 x100% x x x ε 2 1 2 a     
  • 42. Persamaaan x3 + x2 – 3 x – 3 = 0 dapat juga diubah dalam bentuk berikut : 3 3 x x x 2 3    Dalam bentuk iterasi persamaan diatas menjadi : 3 3 x x x 2 i 3 i 1 i     Untuk perkiraan awal x1 = 2 maka didapat : 3 3 3 2 2 3 3 x x x 2 3 2 1 3 1 2        Besar kesalahan : % 3333 , 33 x100% 3 2 3 x100% x x x ε 2 1 2 a     
  • 43. DENGAN PROSEDUR YANG SAMA HITUNGAN DILANJUTKAN DAN HASILNYA DIBERIKAN DALAM TABEL BERIKUT INI : Iterasi (i) xi (%) 1 2,00000 2 3,00000 33,3333 3 11,00000 72,7273 4 483,00000 97,7226 5 37637290,0 99,9987 a ε a ε
  • 44. SOAL-SOAL LATIHAN 1. Tentukan akar persamaan : f(x) = -0.9 x2 + 1.7 x + 2.5 = 0 a. Dengan menggunakan rumus akar kuadrat (rumus abc) b. Dengan menggunakan metode Biseksi pada interval [2.8,3.0] sebanyak 3 iterasi dengan ketelitian hitungan hingga 3 angka di belakang koma. c. Dengan menggunakan metode regula falsi pada interval [2.8,3.0] sebanyak 3 iterasi dengan ketelitian hitungan hingga 3 angka dibelakang koma.
  • 45. 2. Tentukan akar dari persamaan : f(x) = -2 + 6.2x - 4 x2 + 0.7 x3 = 0 a. Dengan menggunakan metode Biseksi pada interval [0.4,0.6] sebanyak 3 iterasi dengan ketelitian hitungan hingga 3 angka dibelakang koma. b. Dengan menggunakan metode Regula Falsi pada interval [0.4,0.6] sebanyak 3 iterasi dengan ketelitian hitungan hingga 3 angka dibelakang koma.
  • 46. 3. Tentukan akar dari persamaan : f(x) = 9.34 - 21.97x +16.3 x2+3.07 x3= 0 a. Dengan menggunakan metode Newton Raphson dengan akar pendekatan awal adalah 1.00 sebanyak 5 iterasi dengan ketelitian hitungan hingga 2 angka dibelakang koma. b. Dengan menggunakan metode Secant dengan akar pendekatan awalnya 0.9 dan 1.00 sebanyak 5 iterasi dengan ketelitian hitungan hingga 2 angka dibelakang koma.
  • 47. 4. Tentukan akar dari persamaan : 1 – 0.61 x f(x) = ----------------- = 0 x a. Dengan menggunakan metode Newton Raphson dengan akar pendekatan awal adalah 1.50 sebanyak 3 iterasi dengan ketelitian hitungan hingga 3 angka dibelakang koma. b. Dengan menggunakan metode Secant dengan akar pendekatan awalnya 1.5 dan 2.00 sebanyak 3 iterasi dengan ketelitian hitungan hingga 3 angka dibelakang koma.
  • 48. 5. Tentukan akar dari persamaan : f (x) = x3 - 6 x2 + 11 x – 5.9 = 0 a. Dengan menggunakan metode Biseksi pada interval [2.5,3.5] sebanyak 3 iterasi dengan ketelitian hitungan hingga 3 angka dibelakang koma. b. Dengan menggunakan metode Regula Falsi pada interval [2.5,3.5] sebanyak 3 iterasi dengan ketelitian hitungan hingga 3 angka dibelakang koma. c. Dengan menggunakan metode Newton Raphson dengan akar pendekatan awal 3.5 sebanyak 3 iterasi dengan ketelitian hitungan hingga 3 angka dibelakang koma. d. Dengan menggunakan metode Secant dengan akar pendekatan awal 2.5 dan 3.5 sebanyak 3 iterasi dengan ketelitian hitungan hingga 3 angka dibelakang koma.
  • 49. 6.Tentukan akar dari persamaan- persamaan berikut dengan metode Iterasi, masing-masing 6 iterasi dengan ketelitian hitungan hingga 4 angka dibelakang koma: a. f(x) = sin x – 5x = 0, dengan akar pendekatan awal 0.1 b. f(x) = x2 + 4 x – 3 , dengan akar pendekatan awal 0.65