SlideShare a Scribd company logo
REVIEW FILTER ANALOG
(PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL)
Bersama: Tri Budi Santoso
Laboratorium Multimedia Communication
Gedung Pasca Sarjana,
Lantai 10, PENS-Surabaya
Outline:
• Pengantar
• Pengambaran System Function Filter
Filter Orde Dua
Contoh Kasus pada Low Pass Filter
• Prosedur Perancangan Filter Analog
• Spesifikasi Low Pass Filter Secara Umum
• Pendekatan Respon Ideal dengan Metode
Butterworth
1. Pengantar
Implementasi rangkaian filter, ada tiga katagori:
• Passive Filter (LC realization), dengan inductor,capacitor, resistor
dan transformator
• Active Filter (inductorless realization) dengan resistor, capacitor,
transformator, op-amp
• Digital realization, dengan komponen komponen digital seperti
delay, multiplier dan adder.
Passive Filter dan Active Filter
Passive Filter:
• Sangat bagus, sensitivitas rendah terhadap pengaruh komponen
• Mudah dalam realisasi, dari konsep fungsi transfer ke ujud real
rangkaian
• Tetapi pada low frequency operation kurang praktis karena ada masalah
dengan dimensi (komponen L)
Active Filter:
• Lebih praktis, ramping, biaya rendah, high-performance.
• Lebih flexible dalam design untuk realisasi semua model fungsi transfer
• High orde filter dapat direalisasikan dalam bentuk cascade filter
• Ada kekurangan dalam hal dynamic range dan frequency range yang
terbatas
• Power consumption, sensitive terhadap toleransi komponen
Filter Digital
• Mampu menjawab hampir semua permasalahan pada
filter analog (baik passive maupun active filter)
2. Pengambaran System Function Filter
Filter dapat direpresentasikan sebagai two-port network,
yang memiliki fungsi transfer:
Di mana D(s) dan N(s) adalah polinomial “s” (domain-s)
s = s + jw
Untuk H(s), agar dapat direalisasikan:
• Causal
• Linear & Time Invariant
• Orde D(s) > Orde N(s)
H(s)X(s) Y(s)
𝐻 𝑠 =
𝑌(𝑠)
𝑋(𝑠)
=
𝑁(𝑠)
𝐷(𝑠)
......(1)
Berdasarkan respon frekuensinya (selectivity function), maka filter
diklasifikasikan menjadi:
Penggambaran filter analog dengan bidang-s (domain Laplace) dengan
penempatan nilai-nilai pole dan zero sbb.
Di mana:
𝑧1,2 = ± 𝑗𝜔 𝑧1,2
𝑃1,3 = −𝜎 𝑃1,3
± 𝑗𝜔 𝑃1,3
𝑃2 = −𝜎 𝑃2
......(2)
Fungsi transfer system tersebut:
𝐻 𝑠 = 𝐻0
(𝑠 + 𝑗𝜔 𝑧1
)(𝑠 − 𝑗𝜔 𝑧2
)
(𝑠 + 𝜎 𝑃1
+ 𝑗𝜔 𝑃1
)(𝑠 + 𝜎 𝑃3
− 𝑗𝜔 𝑃3
)(𝑠 + 𝜎 𝑃2
)
Di mana H0 adalah suatu konstanta yangbiasanya dipilih untuk meyakinkan
bahwa H(0) =1
Respon impulse,h(t) diperoleh sbb:
Output filter, y(t) dengan input x(t) diperoleh
Penggambaran filter juga bisa di dalam persamaan diferensial
ℎ 𝑡 = ℒ−1 𝐻(𝑠) ......(3)
ℒ−1 ∙
ℎ 𝑡 ←−−−→ 𝐻 𝑠
ℒ1 ∙
𝑦 𝑡 = ℎ 𝑡 ∗ 𝑥 𝑡 =
0
∞
ℎ(𝜏)𝑥(𝑡 − 𝜏) 𝑑𝑡 ......(4)
𝑑 𝑁
𝑦
𝑑𝑡 𝑁 + 𝑏 𝑁−1
𝑑 𝑁−1
𝑦
𝑑𝑡 𝑁−1 + ⋯ + 𝑏1
𝑑𝑦
𝑑𝑡
+ 𝑏0 = 𝑎 𝑀
𝑑 𝑀
𝑥
𝑑𝑡 𝑀 + 𝑎 𝑀−1
𝑑 𝑀−1
𝑥
𝑑𝑡 𝑀−1 + ⋯ + 𝑎1
𝑑𝑥
𝑑𝑡
+ 𝑎0 𝑥
Untuk transformasi Laplace-nya adalah:
Fungsi transfer
Bahwa M < N
𝑌 𝑠 ∙ 𝑠 𝑁
+ 𝑏 𝑁−1 𝑠 𝑁−1
+ ⋯ + 𝑏1 𝑠 + 𝑏0 = 𝑋 𝑠 ∙ 𝑎 𝑀 𝑠 𝑀
+ 𝑎 𝑀−1 𝑠 𝑀−1
+ ⋯ + 𝑎1 𝑠 + 𝑎0
𝐻 𝑠 =
𝑌 𝑠
𝑋 𝑠
=
𝑎 𝑀 𝑠 𝑀 + 𝑎 𝑀−1 𝑠 𝑀−1 + ⋯ + 𝑎1 𝑠 + 𝑎0
𝑠 𝑁 + 𝑏 𝑁−1 𝑠 𝑁−1 + ⋯ + 𝑏1 𝑠 + 𝑏0
Contoh 1:
Suatu filter dihambarkan dalam bentuk persamaan diferensial
a. Dapatkan fungsi transfernya, H(s).
b. Gambarkan posisi pole-zero pada bidang-s
c. Berikan persamaan respon frekuensi
𝑑2 𝑦
𝑑𝑡2
+ 5
𝑑𝑦
𝑑𝑡
+ 4𝑦 = 5
𝑑𝑥
𝑑𝑡
Penyelesaian:
a. Fungsi transfer
Dengan
Maka persamaaan di atas menjadi..
𝐻(𝑠) = ℒ ℎ 𝑡
𝑠2 + 5𝑠 + 4 𝑌 𝑠 = 5𝑠𝑋 𝑠
↔ 𝐻 𝑠 =
𝑌(𝑠)
𝑋(𝑠)
=
5𝑠
𝑠2 + 5𝑠 + 4
=
5𝑠
𝑠 + 4 𝑠 + 1
b. Gambaran posisi pole-zero
Zero pada s = 0, dan pole pada s = - 4 dan s = -1
c. Respon Frekuensi
Memberikan....
Misal:
𝐻(𝑠) =
𝑗5𝜔
4 − 𝜔2 + 𝑗5𝜔
=
25𝜔2
4 − 𝜔2 2 + 25𝜔2
𝐻(𝑠)
𝑠 = 𝑗𝜔
𝐻(𝑠) =
𝑗5𝜔
𝑗𝜔 2 + 𝑗5𝜔 + 4
=
5𝜔
−𝜔2 + 4 + 𝑗5𝜔
=
5𝜔
4 − 𝜔2 + 𝑗5𝜔
𝜔 = 0 → 𝐻(𝑠) = 0
𝜔 = 2 → 𝐻(𝑠) =
25 × 22
4 − 22 2 + 25 × 22
= 1
𝜔 = ∞ → 𝐻(𝑠) =
25 × ∞2
4 − ∞2 2 + 25 × ∞2
= 0
W H(jw)
0 0
2 1
∞ 0
Tabel Respon Frekuensi
pada suatu BPF
2.1. Filter Orde Dua
Standar pembentukan blok filter adalah dengan orde dua.
Fungsi untuk sistem orde dua dapat digambarkan sbb:
Di mana:
Koefisien-koefisien a dan b menentukan perilaku filter.
𝐻 𝑠 =
𝑎2 𝑠2 + 𝑎1 𝑠 + 𝑎0
𝑠2 + 𝑏1 𝑆 + 𝑏2
𝐻 𝑠 = 𝐾
𝑠 − 𝑧1 𝑠 − 𝑧2
𝑠 − 𝑝1 𝑠 − 𝑝2
𝑝1,2 =
−𝑏1 ± 𝑏1
2
− 4𝑏2
2
𝑧1,2 =
−𝑎1 ± 𝑎1
2 − 4𝑎2 𝑎0
2𝑎2
......(5)
Kita definisikan terminologi “pole quality” 
Tulis ulang persamaan (5) tsb menjadi:
Pole quality
Asumsikan
Maka:
𝑄 =
𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑖𝑚𝑎𝑗𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑜𝑙𝑒
2 × 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑝𝑜𝑙𝑒
𝑝1,2 =
−𝑏1
2
± 𝑗 𝑏2 −
−𝑏1
2
4
𝑄 =
𝑏2 −
−𝑏1
2
4
𝑏1
= 𝑏2 −
−𝑏1
2
4
𝑏1
2
=
𝑏2
𝑏1
2 −
1
4
≈
𝑏2
𝑏1
2
𝑏2 = 𝜔 𝐶
2
𝑑𝑎𝑛 𝑏1 =
𝜔 𝐶
𝑄
𝑝1,2 =
−𝜔 𝐶
2𝑄
± 𝑗 𝜔 𝐶
2 −
𝜔 𝐶
2𝑄
2
Nilai absolut |P1,2| dapat dihitung dengan cara:
𝑃1,2 = 𝑏𝑎𝑔 𝑅𝑒𝑎𝑙 2 + 𝑏𝑎𝑔 𝐼𝑚𝑎𝑔 2
=
𝜔 𝐶
2
4𝑄2
+ 𝜔 𝐶
2 −
𝜔 𝐶
2
4𝑄2
≈ 𝜔 𝐶
2 = 𝜔 𝐶
• Hal ini mengindikasikan bahwa nilai
absolut pada suatu pole adalah
konstan dan selalu sebanding dengan
frekuensi cut-off dari filter wC.
• Baha pole-pole seharusnya
terdistribusi pada setengah lingkaran
dengan radius senilai wC.
Fungsi Koef
Pembilang
Koef
Penyebut
LPF a0 b1, b2
HPF a2 b1, b2
BPF a1 b1, b2
BSF a0, a2 b1, b2
Tabel 3.2
Menyajikan koefisien-koefisien non-zero yang mungkin untuk filter orde 2
pada semua kasus.(LPF, BPF, HPF, BSF)
2.2. Contoh Kasus pada Low Pass Filter
Suatu filter pada Low Pass Filter orde 2 memiliki fungsi transfer sbb.
Respon frekuensi diberikan seperti berikut.
𝐻 𝑠 =
𝑎0
𝑠2 + 𝑏1 𝑠 + 𝑏2
Dengan mengacu pada persamaan dasar filter orde 2, maka:
Persamaan tersebut bisa ditulis ulang
Memberi pole-pole seperti berikut.
Pada s = 0 (gain unity), kita punya a0 = wC
2
𝑏1 =
𝜔 𝐶
𝑄
𝑏2 = 𝜔 𝐶
2
𝐻 𝑠 =
𝑎0
𝑠2 + 𝑠
𝜔 𝐶
𝑄 + 𝜔 𝐶
2
𝑝1,2 =
−𝜔 𝐶
2𝑄
± 𝑗 1 −
1
2𝑄
2
Dari Gambar 3.6, H(jw) menunjukkan pole frequency (wp) dengan nilai
Bentuk puncak tergantung pole quality “Q”, dan
Jika kita tidak menginkan munculnya puncak (respon flat),perlu didorong ke
kondisi di mana gain pada s = jwp dengan nilai satu satuan. (s = 0) .
Hal ini memberikan:
Di mana Q seperti sebelumnya merupakan pole quality leading
Memberikan suatu nilai pole quality pada:
𝜔 𝑝 = 𝜔𝑐 1 −
1
2𝑄
2
𝐻 𝑗𝜔 𝑝 =
𝑄
1 −
1
2𝑄
2
𝐻 𝑗𝜔 𝑝 =
𝑄
1 −
1
2𝑄
2
= 1
4𝑄4
− 4𝑄2
+ 1 = 0
𝑄 =
1
2
Magnitudo H(jw) pada wC dapat diperoleh dengan substitusi pers (3.11) untuk
memberikan
Dalam skala db
Persamaan ini mengindikasikan bahwa frefkuensi wC merepresentasikan
bandidth 3 dB konvensional.
Yang dalam terminologi filter dikenal sebagai frequency cut-off frequency, atau
corner frequency.
Respon relatif datar antara freq 0 s/d freq cut-off (-3dB), pada frekuensi di
atasnya respon cenderung turun drastis pada suatu slope/rate yang sebanding
dengan orde filter (N-th).
𝐴 𝑗𝜔 𝐶 = 20𝑙𝑜𝑔
1
2
= -3dB
𝐻 𝑗𝜔 𝐶 =
𝜔 𝐶
2
𝜔 𝐶
2
𝑄
2
=
𝜔 𝐶
2
𝜔 𝐶
2
𝑄
= 𝑄 =
1
2
Modul ajar dsp_2020-bab_3-review filter analog-ver2020
Prosedur Perancangan Filter Analog
1. Filter Specification; Respon frekuensi, decay rate terhadap respon,
tollerable fluctuations (ripple)
2. Approximation; suatu kondisi pendekatan pada yg mungkin untuk
direalisasi. Order filter N(th), koefisien-koefisien numerator (a)-denumerator
(b) pada polinomial, zero freuency
3. Realization; implementasi ke bentuk rangkaian sesuai rancangan filter LC,
RC active realization, dsb.
4. Simulasi: sebelum diaplikasikan perlu diuji untuk meyakinkan apakah
memenuhi spesifikasi yang dirancang. Simulasi kompoter merupakan
langkah yg tepat untuk mengetahui komponen-komponen mana yg kritis.
5. Breadboarding; langkah terakhir sebelum implentasi adalah
penyusunan dalam prototype di breadboard dan diuji dengan kuensi
yang berbagai input untuk mengetahu fingkat toleransi komponen
yang akan digunakan..
Modul ajar dsp_2020-bab_3-review filter analog-ver2020
Spesifikasi Low Pass Filter Secara Umum
Spesifikasi Utama:
• Attenuasi passband (Ap)
• Attenuasi stop band (A)
• Sudut passband (wp )
• Sudut passband (wp ) / ujung stop band
Beberapa hal pada tolerance structure:
1. Responbisa berfluktuasi pada daerah passband (ripple) dengan nilai max
ripple tertentu
2. Finite attenuation, Ar  sebagai minimum attenuation yang bisa
diterimaattenuasi stop band
3. Transition band, berada diantara passband dan stop band.
Modul ajar dsp_2020-bab_3-review filter analog-ver2020
Pendekatan Respon Ideal dengan
Metode Butterworth
Ada banyak metode pendekatan ke filter iedeal:
• Butterworth
• Cebyshev 1-2
• Elliptical
• Bessel
• ...
..... Metode Butterworth
Pendekatan Butterwirth memaksimalkan respon magnitude flat pada
daerah passband.
Responmagnitude pada LPB Buttterwoth dinyatakan:
Di mana:
ep adalah ripple index pada passband
wp adalah frekuensi sudut terbesat passband (ujung)
𝐻 𝑗𝜔 =
1
1 + 𝜀2 𝜔
𝜔 𝑝
2𝑁
.....(3.23)
..... Metode Butterworth
Ripple indek (ep) passband dapat diperoleh memlalui substitusi koordinat
pada ujung passband (wp, Ap) dalam persamaan (2.23)
Attenuasi Ap di dalam dB dihitung sbb:
Kemudian
memberikan
𝐻 𝑗𝜔 =
1
1 + 𝜀2 𝜔
𝜔 𝑝
2𝑁
=
1
1 + 𝜀 𝑝
2
𝐴 𝑝 = 20𝑙𝑜𝑔
1
𝐻 𝑗𝜔
= 20𝑙𝑜𝑔 1 + 𝜀 𝑝
2
= 10𝑙𝑜𝑔 1 + 𝜀 𝑝
2
𝜀 𝑝 = 100.1𝐴 𝑝 − 1
1 + 𝜀 𝑝
2
= 100,1𝐴 𝑝
..... Metode Butterworth
Dengan cara yang mirip, kita dapat memperoleh ripple index pada stop band
dalam bentuk:
Substitusi koordinat (wp, Ar) kepersamaan yang sama
Memberikan:
Ini akan memberikan hasil sbb:
𝜔 𝑟
𝜔 𝑝
𝑁
𝑒 𝑝 ≥
𝜀 𝑟
𝜀 𝑝
Tanda “>” digunakan untuk menunjukkab bahwa Ar adalah attenuasi terkecil
(minimum) ang bisa diterima dalam rejection band.
𝜀 𝑟 = 100.1𝐴 𝑟 − 1
𝐻 𝑗𝜔 𝑟 =
1
1 + 𝑒 𝑝
2 𝜔 𝑟
𝜔 𝑝
2𝑁
20𝑙𝑜𝑔 𝐻 𝑗𝜔 𝑟 = −10𝑙𝑜𝑔 1 + 𝑒 𝑝
2 𝜔 𝑟
𝜔 𝑝
2𝑁
≥ 𝐴 𝑟
..... Metode Butterworth
Membagi kedua sisi persamaan tersebut dengan ep, memberikan bentuk baru:
Operasi logarimtik pada kedua sisi
𝑁𝑙𝑜𝑔
𝜔 𝑟
𝜔 𝑝
≥ 𝑙𝑜𝑔
𝜀 𝑟
𝜀 𝑝
Orde filter Buutterworth (N) diperoleh sbg
𝜔 𝑟
𝜔 𝑝
𝑁
≥
100.1𝐴 𝑟 − 1
𝜀 𝑝
≥
𝜀 𝑟
𝜀 𝑝
𝑁𝑏𝑢𝑡𝑡 ≥
𝑙𝑜𝑔
𝜀 𝑟
𝜀 𝑝
𝑙𝑜𝑔
𝜔 𝑟
𝜔 𝑝
𝑁𝑏𝑢𝑡𝑡 =
𝑙𝑜𝑔
𝜀 𝑟
𝜀 𝑝
𝑙𝑜𝑔
𝜔 𝑟
𝜔 𝑝
Atau:
Suatu bentuk pembulatan ke atas....(3.25)
....(3.26)
Untuk mendapatkan frekuensi cut off (wc) pada persamaan (3.23), kita tetapkan
w = wc
dan 𝐻 𝑗𝜔 𝐶 = 1 2
1
2
=
1
1 + 𝜀 𝑝
2 𝜔 𝐶
𝜔 𝑝
2𝑁
Seelah manipulasi beberapa baghian kita sederhanapan sebagai:
Diperoleh:
Dengan cara yang mirip, dan memanfaatkan wr
1
𝜀 𝑝
1
𝑁
=
𝜔 𝐶
𝜔 𝑝
HPF
𝜔 𝐶 = 𝜔 𝑝 𝜀 𝑝
1/𝑁
LPF
𝜔 𝐶 = 𝜔 𝑝 𝜀 𝑝
−1/𝑁
LPF
𝜔 𝐶 = 𝜔 𝑟 𝜀 𝑟
−1/𝑁
HPF
𝜔 𝐶 = 𝜔 𝑟 𝜀 𝑟
1/𝑁
Orde Polynomial
1 s + 1
2 s2 + 1,414s + 1
3 s3 + 2 s2 + 2 s + 1
4 s4 + 2,61 s3 + 3,41 s2 + 2,61 s + 1
5 s5 + 3,24 s4 + 5,24 s3 + 5,24 s2 + 3,24 s + 1
6 s6 + 3,86 s5 + 7,64 s4 + 9,145 s3 + 7,46 s2 + 3,86 s + 1
Tabel Polinomial Butterworth
Slope= 6N/dB;
Octave = 20N/dB decade
Pole-pole Butterworth Filter tersebar pada sudut:
𝜃 =
180 𝑜
𝑁
𝜃 =
180 𝑜
5
= 36 𝑜
Gambar tersebut menjelaskan bahwa:
• Pole-pole terjadi dalam pasagan-pasangan komplek konjugate
menempati kedua sisi.
• Kecuali pada filter orde ganjil yang memiliki satu pole bernilai real
saja (paa sumbu datar)
• Lokasi-lokasi pole tersebut adalah:
Di mana ji adalah sudut terdekat antara sumbu jw dengan garis radial
yang menghubungkan pole terkait dengan titik asal.
Sudut ini:
𝑝𝑖 = −𝜎𝑖 ± 𝑗𝜔𝑖 = −𝜔 𝐶 𝑠𝑖𝑛𝜑𝑖 ± 𝑗𝑐𝑜𝑠𝜑𝑖
𝜑𝑖 =
𝜃
2
+ 𝑖 − 1 𝜃; 𝑖 = 1, 2, 3 … …
𝑁 − 1
2
+ 1 ; 𝑁 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙
𝑖 = 1, 2, 3 … …
𝑁
2
; 𝑁 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝
Dari pole-pole yang diketahui tersebut kemudian dapat disusun fungsi transfer
sbb:
Yang mana: pN = p1*; pN -1 = p2* ...dst adalah pole-pole saling konjugate
Perkalian antar konjugate (berpasangan)
Di mana 𝜎𝑖
2+𝜔𝑖
2
= 𝜔 𝐶
2 pada posisi di lingkaran
𝐻 𝑠 =
𝐻0
𝑆 − 𝑝 𝑠 − 𝑝 … 𝑠 − 𝑝 𝑁
𝐻0 = 𝐻 𝑠
𝑠=0
= 1
𝐷𝑖 𝑠 = 𝑠 + 𝜎𝑖 − 𝑗𝜔𝑖 𝑠 + 𝜎𝑖 + 𝑗𝜔𝑖
↔ 𝐷𝑖 𝑠 = 𝑠 + 𝜎𝑖
2
+ 𝜔𝑖
2
↔ 𝐷𝑖 𝑠 = 𝑠2
+ 2𝑠𝜎𝑖 + 𝜎𝑖
2
+𝜔𝑖
2
Sehingga kita dapat menulis untuk pasangan pole ke-i, sbb:
Untuk menyusun fungsi transfer suatu filter Butterworth, ada
beberapa aturan yang harus dipenuhi:
1. Setiap pasangan pole conjugate direpresentasikan dalam orde 2
2. Koefisien-koefisien pada s2 adalah unity (satu satuan)
3. Koefisien-koefisien pada s adalah sebanding dengan (-2 x bagian
real) dari pole ke-i (si).
4. Untuk suatu LPF (all-pole filter), pembilang (numerator) adalah
suatu konstanta dalam terminologi H0 = wC
N.
5. Terminologi absolut pada setiap bentuk orde 2 di dalam
denominator (penyebut) selalu sebanding dengan wC
2.
𝐷𝑖 𝑠 = 𝑠2 + 2𝜎𝑖 𝑠𝑖 + 𝜔 𝐶
2
Contoh 3
Hitung nilai konstanta H0 untuk suatu filter Butterworth LP orde-6 yang memiliki
frekuensi cut-off di 10 k Hz.
Penyelesaian:
Fungsi transfer dituliskan sebagai berikut:
; Maka
Memberikan, sesuai orde N = 6.
Dengan frekuensi cut off, fc = 10 kHz
𝐻 𝑆 =
𝐻0
𝑆2 + 2𝜎1 𝑆 + 𝜔 𝐶
2 𝑆2 + 2𝜎2 𝑆 + 𝜔 𝐶
2 𝑆2 + 2𝜎3 𝑆 + 𝜔 𝐶
2
𝐻0 → 𝐻 0 = 𝐻(𝑆) 𝑆=0 = 1 𝐻 0 →
𝐻0
𝜔 𝐶
2 3 = 1 →
𝐻0
𝜔 𝐶
6 = 1
𝐻0 = 𝜔 𝐶
𝑁
𝜔 𝐶 = 2𝜋 × 104
= 20𝜋 𝑘 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝐻0 = 2𝜋 × 104 6
Contoh 4
Dapatkan posisi pole untuk suatu Butterworth Filter LP orde 5, kemudian dengan
nilai-nilai tersebut anda tuliskan fungsi transfer filter.
Penyelesaian:
• Dengan orde N = 5, maka jarak (sudut) pemisah antar pole membagi ½
lingkaran dengan orde filter.
• Maka diperoleh nilai q = 180o/5 = 36o.
• Dengan kondisi filter ternormalisasi maka wk = 1. Posisi pole ada di sudut ji, di
mana j3 tepat di sumbu datar (sumbu-x, atau y = 0),atau 90o.
𝜑𝑖 =
𝜃
2
+ 𝑖 − 1 𝜃
𝜑1 =
36 𝑜
2
+ 1 − 1 36 𝑜
= 18 𝑜
𝜑2 =
36 𝑜
2
+ 2 − 1 36 𝑜 = 54 𝑜
𝜑3 =
36 𝑜
2
+ 3 − 1 36 𝑜
= 90 𝑜
𝜑4 =
36 𝑜
2
+ 4 − 1 36 𝑜 = 126 𝑜
𝜑5 =
36 𝑜
2
+ 5 − 1 36 𝑜
= 172 𝑜
Posisi pole-pole:
(dalam hal ini cukup i = 1 s/d i = 3), sebab p4 conjugate p2, dan p5 conjugate p1.
𝑝𝑖 = −𝜎𝑖 ± 𝑗𝜔1
= −𝜔𝑐 𝑠𝑖𝑛𝜑𝑖 ± 𝑗𝑐𝑜𝑠𝜑𝑖
𝑝1,5 = −1 𝑠𝑖𝑛18 𝑜 ± 𝑗𝑐𝑜𝑠18 𝑜
= −0,5877 ± 𝑗0,809
𝑝2,4 = −1 𝑠𝑖𝑛54 𝑜
± 𝑗𝑐𝑜𝑠54 𝑜
= −0, 809 ± 𝑗0,5877
𝑝3 = −1 𝑠𝑖𝑛90 𝑜
= −1
Contoh 4…
Contoh 4… Formulasi fungsi transfer H(s) dimulai dari sini….
• Pada pole yang saling konjugate:
𝑠 − 𝜎1 + 𝑗𝜔1 𝑠 − 𝜎1 − 𝑗𝜔1
= 𝑠2 − 𝜎1 + 𝑗𝜔1 𝑠 − 𝜎1 − 𝑗𝜔1 𝑠 + 𝜎1 + 𝑗𝜔1 𝜎1 − 𝑗𝜔1
= 𝑠2
− 2𝜎1 𝑠 + 𝜎1
2
+ 𝜔1
2
= 𝑠2
− 2𝜎1 𝑠 + 1
Dengan nilai-nilai pole tersebut, bisa disusun fungsi transfer sbb:
𝐻 𝑠 =
𝐻0
𝑠 − 𝑝1 𝑠 − 𝑝2 𝑠 − 𝑝3 𝑠 − 𝑝4 𝑠 − 𝑝5
=
𝐻0
𝑠 − 𝑝1 𝑠 − 𝑝5 𝑠 − 𝑝2 𝑠 − 𝑝4 𝑠 − 𝑝3
𝐻 𝑠 =
𝐻0
𝑠2 − 2𝜎1 𝑠 + 1 𝑠2 − 2𝜎2 𝑠 + 1 𝑠 + 1
𝑝1 = 𝜎1 + 𝑗𝜔1; 𝑝5 = 𝑝1
∗
= 𝜎1 − 𝑗𝜔1
𝑝2 = 𝜎2 + 𝑗𝜔2; 𝑝4 = 𝑝2
∗
= 𝜎2 − 𝑗𝜔2
𝑝3 = −1
Dengan nilai-nilai pole tersebut, bisa disusun fungsi transfer sbb:
Sifat konjugate memberikan juga…
𝐻 𝑠 =
𝐻0
𝑠 − 𝑝1 𝑠 − 𝑝2 𝑠 − 𝑝3 𝑠 − 𝑝4 𝑠 − 𝑝5
=
𝐻0
𝑠 + 𝜎1 − 𝑗𝜔1 𝑠 + 𝜎1 + 𝑗𝜔1 𝑠 + 𝜎2 − 𝑗𝜔2 𝑠 + 𝜎2 + 𝑗𝜔2 𝑠 + 𝜎3
𝑠 − 𝑝1 𝑠 − 𝑝5 = 𝑠 + 𝜎1 − 𝑗𝜔1 𝑠 + 𝜎1 + 𝑗𝜔1
= 𝑠2 + 2𝜎1 𝑠 + 1
Maka fungsi transfernya menjadi:
𝐻 𝑠 =
𝐻0
𝑠2 + 2𝜎1 𝑠 + 1 𝑠2 + 2𝜎2 𝑠 + 1 𝑠 + 𝜎3
Filter ternormalisasi:
Sehingga:
𝜎1
2
+ 𝜔1
2
= 𝜎2
2
+ 𝜔2
2
= 𝜔𝑐
2
= 1
𝐻 0 = 1 = 𝜔𝑐
𝑁
Contoh 4…
Contoh 5
Fungsi transfer H(s) pada suatu
Butterworth LPF untuk memenuhi
kondisi seperti Gambar di samping.
Ap = -0,32; wp = 10 k rad/s
Ar = -15; wr = 20 k rad/s
Penyelesaian:
Mulai dengan persamaan 3.24,
dan ambil absolutnya
𝜀 𝑝 = 100.1𝐴 𝑝 − 1
𝜀 𝑝 = 100.1 0.32 − 1 ≈ 1
𝜀 𝑟 = 100.1 15 − 1 = 5,533
Contoh 5….
Untuk mendapatkan orde filter (pers. 3.26)
𝑁 ≥
𝑙𝑜𝑔
𝜀 𝑟
𝜀 𝑝
𝑙𝑜𝑔
𝜔𝑟
𝜔 𝑝
≥
𝑙𝑜𝑔 5,33
1
𝑙𝑜𝑔 20
10
≥ 2,4568 = 3
Frekuensi cut-off (wc)
Frekuensi cut-off pada -3 dB dapat dihitung sbb:
𝜔𝑐 = 𝜔 𝑝 𝜀 𝑝
−1/𝑁 = 10 𝑘 𝑟𝑎𝑑/𝑠
Penentuan lokasi pole-pole…..
Contoh 5….
• Lokasi pole-pole dengan orde 3 (N=3) menyebar pada posisi melingkar
dengan jari-jarai senilai r = wc = 10 k rad/s
• Pole-pole terpisah dengan sudut q = 180o/3 = 60o
Lokasinya:
𝜑𝑖 =
𝜃
2
+ 𝑖 − 1 𝜃
𝜑1 =
60 𝑜
2
+ 1 − 1 60 𝑜
= 30 𝑜
𝜑2 =
60 𝑜
2
+ 2 − 1 60 𝑜
= 90 𝑜
𝜑3 =
60 𝑜
2
+ 3 − 1 60 𝑜
= 120 𝑜
Pole-pole
konjugate
𝑝𝑖 = −𝜎𝑖 ± 𝑗𝜔1
= −𝜔𝑐 𝑠𝑖𝑛𝜑𝑖 ± 𝑗𝑐𝑜𝑠𝜑𝑖
𝑝1,3 = −10 𝑠𝑖𝑛30 𝑜 ± 𝑗𝑐𝑜𝑠18 𝑜
= −10 0,5 ± 𝑗0,866 𝑘 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑝2 = −10 𝑠𝑖𝑛90 𝑜 = −10 𝑘 𝑟𝑎𝑑/𝑠
Contoh 5….
Fungsi transfer dapat disusun dengan langkah sbb:
𝐻 𝑠 =
𝐻0
𝑠 − 𝑝1 𝑠 − 𝑝2 𝑠 − 𝑝3
𝐻 𝑠 =
𝐻0
𝑠2 − 2𝜎1 𝑠 + 1 𝑠 + 𝜔𝑐
𝐻 𝑠 =
𝐻0
𝑠2 − 2
−𝜔𝑐
2
𝑠 + 1 𝑠 + 𝜔𝑐
𝐻 𝑠 =
𝐻0
𝑠2 + 𝜔𝑐 𝑠 + 1 𝑠 + 𝜔𝑐
𝑝1= 𝑝3 ∗
𝑝2= −𝜔𝑐
Selamat belajar…

More Related Content

DOCX
Teori Sampling and Hold
PDF
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
PPTX
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
PDF
1 konsep sinyal
PDF
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
PPT
Hand out sinyal & sistem
PDF
Fungsi alih sistem kontrol
PPTX
Pert 3. elektronika ii tanggapan frekuensi rendah
Teori Sampling and Hold
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
1 konsep sinyal
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
Hand out sinyal & sistem
Fungsi alih sistem kontrol
Pert 3. elektronika ii tanggapan frekuensi rendah

What's hot (20)

PDF
1 sinyal
PPTX
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
PPT
Medan Elektromagnetik 2-8
PPTX
12 rangkaian rlc pararel
PPTX
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudo
PDF
Dasar sistem kontrol
PDF
10 pengolahan sinyal diskrit
DOCX
Makalah Dasar Telekomunikasi Sinyal Digital
PPTX
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
PPTX
9 rangkaian arus bolak balik
PPSX
Bab ii discrete time
PPT
Transformasi z
PDF
Laporan praktikum
PPTX
konsep dasar sinyal dan sistem
PDF
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
PPT
Osilator kelompok 6
PDF
6 faktor daya
PPTX
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
PPTX
PPTX
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7 derau dalam sistem komunikasi
1 sinyal
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Medan Elektromagnetik 2-8
12 rangkaian rlc pararel
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudo
Dasar sistem kontrol
10 pengolahan sinyal diskrit
Makalah Dasar Telekomunikasi Sinyal Digital
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
9 rangkaian arus bolak balik
Bab ii discrete time
Transformasi z
Laporan praktikum
konsep dasar sinyal dan sistem
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
Osilator kelompok 6
6 faktor daya
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7 derau dalam sistem komunikasi
Ad

Similar to Modul ajar dsp_2020-bab_3-review filter analog-ver2020 (20)

DOCX
Laporan bab 5
DOCX
Digital Signal's Processing Assigment (Analog and Digital Filter)
PPTX
Modul ajar dsp_bab_9_design iir filter_2020_04
PPTX
Modul_Ajar_PPT_DSP_TB&Huda_Bab_3-Review Filter Analog.pptx
PPSX
Bab v discrete time filter
DOCX
perancangan filter BPF
PPTX
Modul ajar dsp_bab_8_design_filter_fir_2020_04_14
PPTX
Filter Digital .pptx
DOC
Band pass filter
PPTX
Artha Dirgan Daema_2573651_EL Kelas B_PPT Penugasan Minggu 10.pptx
DOC
14059 3-286458873556
PDF
Raihan Muhammad Saprudin_Tugas Individu_Makalah Minggu 10 ppt.pdf
PPTX
bab 5- FILTER AKTIF penjelasan kuliah elektronika dasar.pptx
PPTX
MG-3 Pengkondisian sinyal.pptx
PDF
Modul 06-rangkaian-filter-pasi
PPTX
20 Juli 2024_Ardumeka_Elektronika Analog untuk Seri Audio Video_Komunikasi_Fi...
PPT
FILTER AKTIF SAJA.ppt TEKNIK ELEKTRO JAYA
PPT
FILTER AKTIF SAJA (1).ppt YANG TEKNIK TEKNIK AJA
DOCX
Http1
Laporan bab 5
Digital Signal's Processing Assigment (Analog and Digital Filter)
Modul ajar dsp_bab_9_design iir filter_2020_04
Modul_Ajar_PPT_DSP_TB&Huda_Bab_3-Review Filter Analog.pptx
Bab v discrete time filter
perancangan filter BPF
Modul ajar dsp_bab_8_design_filter_fir_2020_04_14
Filter Digital .pptx
Band pass filter
Artha Dirgan Daema_2573651_EL Kelas B_PPT Penugasan Minggu 10.pptx
14059 3-286458873556
Raihan Muhammad Saprudin_Tugas Individu_Makalah Minggu 10 ppt.pdf
bab 5- FILTER AKTIF penjelasan kuliah elektronika dasar.pptx
MG-3 Pengkondisian sinyal.pptx
Modul 06-rangkaian-filter-pasi
20 Juli 2024_Ardumeka_Elektronika Analog untuk Seri Audio Video_Komunikasi_Fi...
FILTER AKTIF SAJA.ppt TEKNIK ELEKTRO JAYA
FILTER AKTIF SAJA (1).ppt YANG TEKNIK TEKNIK AJA
Http1
Ad

More from Tri Budi Santoso (7)

PDF
Modul ajar tb_bab00_ver01_2020_09_09
PDF
App dsp prak_8_ver_01-pemanfaatan ste dan pitch extraction pada voice automat...
DOCX
Buku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-b
DOCX
Buku speech processing_subp_pengklasteran-fitur-sinyal-wicara-b
DOCX
Buku speech processing_subp_envelopespectral-sinyal-wicara
PPTX
Modul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariant
PPT
Ambient Noise Measurement and Characterization of Underwater Acoustic Channel...
Modul ajar tb_bab00_ver01_2020_09_09
App dsp prak_8_ver_01-pemanfaatan ste dan pitch extraction pada voice automat...
Buku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-b
Buku speech processing_subp_pengklasteran-fitur-sinyal-wicara-b
Buku speech processing_subp_envelopespectral-sinyal-wicara
Modul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariant
Ambient Noise Measurement and Characterization of Underwater Acoustic Channel...

Recently uploaded (20)

DOCX
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PDF
1.Materi Kebijakan Umum Program Revit.pdf
PPTX
BAB 1 Rangkuman Materi Informatika Kelas 7.pptx
PPTX
Presentasi Al-Quran Hadits Kelompok XI.1
PDF
System Requirement Enterprise Resource Planning Jasa Penulisan dan Pembuatan ...
PPT
SEJARAH kelas 12 SEMESTER SATU DAN DUA.ppt
PPTX
MATERI NARKOBA RTS badan anti narkoba.pptx
DOCX
Lembar Kerja Mahasiswa Information System
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 12 SMA Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PDF
ANALISIS SOALAN BAHASA MELAYU SPM 2021-2024 (1).pdf
PPTX
Modul 4 Asesmen-dalam-Pembelajaran-Mendalam.pptx
PPSX
Teknik Trading Selang Seling Yang Dapat Digunakan Untuk Trading Manual Maupun...
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PPTX
XI BAB 7 SISTEM PERNAPASAN pada kelas xi
PDF
lembar kerja LMS tugas pembelajaran mendalam
PPTX
materi pencegahan perkawinan usia anak.pptx
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PDF
070725 - Definisi dan Data Indikator SNP.pdf
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 10 SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 10 SMA Terbaru 2025
1.Materi Kebijakan Umum Program Revit.pdf
BAB 1 Rangkuman Materi Informatika Kelas 7.pptx
Presentasi Al-Quran Hadits Kelompok XI.1
System Requirement Enterprise Resource Planning Jasa Penulisan dan Pembuatan ...
SEJARAH kelas 12 SEMESTER SATU DAN DUA.ppt
MATERI NARKOBA RTS badan anti narkoba.pptx
Lembar Kerja Mahasiswa Information System
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA Terbaru 2025
ANALISIS SOALAN BAHASA MELAYU SPM 2021-2024 (1).pdf
Modul 4 Asesmen-dalam-Pembelajaran-Mendalam.pptx
Teknik Trading Selang Seling Yang Dapat Digunakan Untuk Trading Manual Maupun...
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 12 SMA Terbaru 2025
XI BAB 7 SISTEM PERNAPASAN pada kelas xi
lembar kerja LMS tugas pembelajaran mendalam
materi pencegahan perkawinan usia anak.pptx
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 12 SMA Terbaru 2025
070725 - Definisi dan Data Indikator SNP.pdf
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 10 SMA Terbaru 2025

Modul ajar dsp_2020-bab_3-review filter analog-ver2020

  • 1. REVIEW FILTER ANALOG (PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL) Bersama: Tri Budi Santoso Laboratorium Multimedia Communication Gedung Pasca Sarjana, Lantai 10, PENS-Surabaya
  • 2. Outline: • Pengantar • Pengambaran System Function Filter Filter Orde Dua Contoh Kasus pada Low Pass Filter • Prosedur Perancangan Filter Analog • Spesifikasi Low Pass Filter Secara Umum • Pendekatan Respon Ideal dengan Metode Butterworth
  • 3. 1. Pengantar Implementasi rangkaian filter, ada tiga katagori: • Passive Filter (LC realization), dengan inductor,capacitor, resistor dan transformator • Active Filter (inductorless realization) dengan resistor, capacitor, transformator, op-amp • Digital realization, dengan komponen komponen digital seperti delay, multiplier dan adder.
  • 4. Passive Filter dan Active Filter Passive Filter: • Sangat bagus, sensitivitas rendah terhadap pengaruh komponen • Mudah dalam realisasi, dari konsep fungsi transfer ke ujud real rangkaian • Tetapi pada low frequency operation kurang praktis karena ada masalah dengan dimensi (komponen L) Active Filter: • Lebih praktis, ramping, biaya rendah, high-performance. • Lebih flexible dalam design untuk realisasi semua model fungsi transfer • High orde filter dapat direalisasikan dalam bentuk cascade filter • Ada kekurangan dalam hal dynamic range dan frequency range yang terbatas • Power consumption, sensitive terhadap toleransi komponen
  • 5. Filter Digital • Mampu menjawab hampir semua permasalahan pada filter analog (baik passive maupun active filter)
  • 6. 2. Pengambaran System Function Filter Filter dapat direpresentasikan sebagai two-port network, yang memiliki fungsi transfer: Di mana D(s) dan N(s) adalah polinomial “s” (domain-s) s = s + jw Untuk H(s), agar dapat direalisasikan: • Causal • Linear & Time Invariant • Orde D(s) > Orde N(s) H(s)X(s) Y(s) 𝐻 𝑠 = 𝑌(𝑠) 𝑋(𝑠) = 𝑁(𝑠) 𝐷(𝑠) ......(1)
  • 7. Berdasarkan respon frekuensinya (selectivity function), maka filter diklasifikasikan menjadi:
  • 8. Penggambaran filter analog dengan bidang-s (domain Laplace) dengan penempatan nilai-nilai pole dan zero sbb. Di mana: 𝑧1,2 = ± 𝑗𝜔 𝑧1,2 𝑃1,3 = −𝜎 𝑃1,3 ± 𝑗𝜔 𝑃1,3 𝑃2 = −𝜎 𝑃2 ......(2) Fungsi transfer system tersebut: 𝐻 𝑠 = 𝐻0 (𝑠 + 𝑗𝜔 𝑧1 )(𝑠 − 𝑗𝜔 𝑧2 ) (𝑠 + 𝜎 𝑃1 + 𝑗𝜔 𝑃1 )(𝑠 + 𝜎 𝑃3 − 𝑗𝜔 𝑃3 )(𝑠 + 𝜎 𝑃2 ) Di mana H0 adalah suatu konstanta yangbiasanya dipilih untuk meyakinkan bahwa H(0) =1
  • 9. Respon impulse,h(t) diperoleh sbb: Output filter, y(t) dengan input x(t) diperoleh Penggambaran filter juga bisa di dalam persamaan diferensial ℎ 𝑡 = ℒ−1 𝐻(𝑠) ......(3) ℒ−1 ∙ ℎ 𝑡 ←−−−→ 𝐻 𝑠 ℒ1 ∙ 𝑦 𝑡 = ℎ 𝑡 ∗ 𝑥 𝑡 = 0 ∞ ℎ(𝜏)𝑥(𝑡 − 𝜏) 𝑑𝑡 ......(4) 𝑑 𝑁 𝑦 𝑑𝑡 𝑁 + 𝑏 𝑁−1 𝑑 𝑁−1 𝑦 𝑑𝑡 𝑁−1 + ⋯ + 𝑏1 𝑑𝑦 𝑑𝑡 + 𝑏0 = 𝑎 𝑀 𝑑 𝑀 𝑥 𝑑𝑡 𝑀 + 𝑎 𝑀−1 𝑑 𝑀−1 𝑥 𝑑𝑡 𝑀−1 + ⋯ + 𝑎1 𝑑𝑥 𝑑𝑡 + 𝑎0 𝑥
  • 10. Untuk transformasi Laplace-nya adalah: Fungsi transfer Bahwa M < N 𝑌 𝑠 ∙ 𝑠 𝑁 + 𝑏 𝑁−1 𝑠 𝑁−1 + ⋯ + 𝑏1 𝑠 + 𝑏0 = 𝑋 𝑠 ∙ 𝑎 𝑀 𝑠 𝑀 + 𝑎 𝑀−1 𝑠 𝑀−1 + ⋯ + 𝑎1 𝑠 + 𝑎0 𝐻 𝑠 = 𝑌 𝑠 𝑋 𝑠 = 𝑎 𝑀 𝑠 𝑀 + 𝑎 𝑀−1 𝑠 𝑀−1 + ⋯ + 𝑎1 𝑠 + 𝑎0 𝑠 𝑁 + 𝑏 𝑁−1 𝑠 𝑁−1 + ⋯ + 𝑏1 𝑠 + 𝑏0
  • 11. Contoh 1: Suatu filter dihambarkan dalam bentuk persamaan diferensial a. Dapatkan fungsi transfernya, H(s). b. Gambarkan posisi pole-zero pada bidang-s c. Berikan persamaan respon frekuensi 𝑑2 𝑦 𝑑𝑡2 + 5 𝑑𝑦 𝑑𝑡 + 4𝑦 = 5 𝑑𝑥 𝑑𝑡 Penyelesaian: a. Fungsi transfer Dengan Maka persamaaan di atas menjadi.. 𝐻(𝑠) = ℒ ℎ 𝑡 𝑠2 + 5𝑠 + 4 𝑌 𝑠 = 5𝑠𝑋 𝑠 ↔ 𝐻 𝑠 = 𝑌(𝑠) 𝑋(𝑠) = 5𝑠 𝑠2 + 5𝑠 + 4 = 5𝑠 𝑠 + 4 𝑠 + 1
  • 12. b. Gambaran posisi pole-zero Zero pada s = 0, dan pole pada s = - 4 dan s = -1 c. Respon Frekuensi Memberikan.... Misal: 𝐻(𝑠) = 𝑗5𝜔 4 − 𝜔2 + 𝑗5𝜔 = 25𝜔2 4 − 𝜔2 2 + 25𝜔2 𝐻(𝑠) 𝑠 = 𝑗𝜔 𝐻(𝑠) = 𝑗5𝜔 𝑗𝜔 2 + 𝑗5𝜔 + 4 = 5𝜔 −𝜔2 + 4 + 𝑗5𝜔 = 5𝜔 4 − 𝜔2 + 𝑗5𝜔 𝜔 = 0 → 𝐻(𝑠) = 0 𝜔 = 2 → 𝐻(𝑠) = 25 × 22 4 − 22 2 + 25 × 22 = 1 𝜔 = ∞ → 𝐻(𝑠) = 25 × ∞2 4 − ∞2 2 + 25 × ∞2 = 0
  • 13. W H(jw) 0 0 2 1 ∞ 0 Tabel Respon Frekuensi pada suatu BPF
  • 14. 2.1. Filter Orde Dua Standar pembentukan blok filter adalah dengan orde dua. Fungsi untuk sistem orde dua dapat digambarkan sbb: Di mana: Koefisien-koefisien a dan b menentukan perilaku filter. 𝐻 𝑠 = 𝑎2 𝑠2 + 𝑎1 𝑠 + 𝑎0 𝑠2 + 𝑏1 𝑆 + 𝑏2 𝐻 𝑠 = 𝐾 𝑠 − 𝑧1 𝑠 − 𝑧2 𝑠 − 𝑝1 𝑠 − 𝑝2 𝑝1,2 = −𝑏1 ± 𝑏1 2 − 4𝑏2 2 𝑧1,2 = −𝑎1 ± 𝑎1 2 − 4𝑎2 𝑎0 2𝑎2 ......(5)
  • 15. Kita definisikan terminologi “pole quality”  Tulis ulang persamaan (5) tsb menjadi: Pole quality Asumsikan Maka: 𝑄 = 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑖𝑚𝑎𝑗𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑜𝑙𝑒 2 × 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑝𝑜𝑙𝑒 𝑝1,2 = −𝑏1 2 ± 𝑗 𝑏2 − −𝑏1 2 4 𝑄 = 𝑏2 − −𝑏1 2 4 𝑏1 = 𝑏2 − −𝑏1 2 4 𝑏1 2 = 𝑏2 𝑏1 2 − 1 4 ≈ 𝑏2 𝑏1 2 𝑏2 = 𝜔 𝐶 2 𝑑𝑎𝑛 𝑏1 = 𝜔 𝐶 𝑄 𝑝1,2 = −𝜔 𝐶 2𝑄 ± 𝑗 𝜔 𝐶 2 − 𝜔 𝐶 2𝑄 2
  • 16. Nilai absolut |P1,2| dapat dihitung dengan cara: 𝑃1,2 = 𝑏𝑎𝑔 𝑅𝑒𝑎𝑙 2 + 𝑏𝑎𝑔 𝐼𝑚𝑎𝑔 2 = 𝜔 𝐶 2 4𝑄2 + 𝜔 𝐶 2 − 𝜔 𝐶 2 4𝑄2 ≈ 𝜔 𝐶 2 = 𝜔 𝐶 • Hal ini mengindikasikan bahwa nilai absolut pada suatu pole adalah konstan dan selalu sebanding dengan frekuensi cut-off dari filter wC. • Baha pole-pole seharusnya terdistribusi pada setengah lingkaran dengan radius senilai wC.
  • 17. Fungsi Koef Pembilang Koef Penyebut LPF a0 b1, b2 HPF a2 b1, b2 BPF a1 b1, b2 BSF a0, a2 b1, b2 Tabel 3.2 Menyajikan koefisien-koefisien non-zero yang mungkin untuk filter orde 2 pada semua kasus.(LPF, BPF, HPF, BSF)
  • 18. 2.2. Contoh Kasus pada Low Pass Filter Suatu filter pada Low Pass Filter orde 2 memiliki fungsi transfer sbb. Respon frekuensi diberikan seperti berikut. 𝐻 𝑠 = 𝑎0 𝑠2 + 𝑏1 𝑠 + 𝑏2
  • 19. Dengan mengacu pada persamaan dasar filter orde 2, maka: Persamaan tersebut bisa ditulis ulang Memberi pole-pole seperti berikut. Pada s = 0 (gain unity), kita punya a0 = wC 2 𝑏1 = 𝜔 𝐶 𝑄 𝑏2 = 𝜔 𝐶 2 𝐻 𝑠 = 𝑎0 𝑠2 + 𝑠 𝜔 𝐶 𝑄 + 𝜔 𝐶 2 𝑝1,2 = −𝜔 𝐶 2𝑄 ± 𝑗 1 − 1 2𝑄 2
  • 20. Dari Gambar 3.6, H(jw) menunjukkan pole frequency (wp) dengan nilai Bentuk puncak tergantung pole quality “Q”, dan Jika kita tidak menginkan munculnya puncak (respon flat),perlu didorong ke kondisi di mana gain pada s = jwp dengan nilai satu satuan. (s = 0) . Hal ini memberikan: Di mana Q seperti sebelumnya merupakan pole quality leading Memberikan suatu nilai pole quality pada: 𝜔 𝑝 = 𝜔𝑐 1 − 1 2𝑄 2 𝐻 𝑗𝜔 𝑝 = 𝑄 1 − 1 2𝑄 2 𝐻 𝑗𝜔 𝑝 = 𝑄 1 − 1 2𝑄 2 = 1 4𝑄4 − 4𝑄2 + 1 = 0 𝑄 = 1 2
  • 21. Magnitudo H(jw) pada wC dapat diperoleh dengan substitusi pers (3.11) untuk memberikan Dalam skala db Persamaan ini mengindikasikan bahwa frefkuensi wC merepresentasikan bandidth 3 dB konvensional. Yang dalam terminologi filter dikenal sebagai frequency cut-off frequency, atau corner frequency. Respon relatif datar antara freq 0 s/d freq cut-off (-3dB), pada frekuensi di atasnya respon cenderung turun drastis pada suatu slope/rate yang sebanding dengan orde filter (N-th). 𝐴 𝑗𝜔 𝐶 = 20𝑙𝑜𝑔 1 2 = -3dB 𝐻 𝑗𝜔 𝐶 = 𝜔 𝐶 2 𝜔 𝐶 2 𝑄 2 = 𝜔 𝐶 2 𝜔 𝐶 2 𝑄 = 𝑄 = 1 2
  • 23. Prosedur Perancangan Filter Analog 1. Filter Specification; Respon frekuensi, decay rate terhadap respon, tollerable fluctuations (ripple) 2. Approximation; suatu kondisi pendekatan pada yg mungkin untuk direalisasi. Order filter N(th), koefisien-koefisien numerator (a)-denumerator (b) pada polinomial, zero freuency 3. Realization; implementasi ke bentuk rangkaian sesuai rancangan filter LC, RC active realization, dsb. 4. Simulasi: sebelum diaplikasikan perlu diuji untuk meyakinkan apakah memenuhi spesifikasi yang dirancang. Simulasi kompoter merupakan langkah yg tepat untuk mengetahui komponen-komponen mana yg kritis. 5. Breadboarding; langkah terakhir sebelum implentasi adalah penyusunan dalam prototype di breadboard dan diuji dengan kuensi yang berbagai input untuk mengetahu fingkat toleransi komponen yang akan digunakan..
  • 25. Spesifikasi Low Pass Filter Secara Umum Spesifikasi Utama: • Attenuasi passband (Ap) • Attenuasi stop band (A) • Sudut passband (wp ) • Sudut passband (wp ) / ujung stop band Beberapa hal pada tolerance structure: 1. Responbisa berfluktuasi pada daerah passband (ripple) dengan nilai max ripple tertentu 2. Finite attenuation, Ar  sebagai minimum attenuation yang bisa diterimaattenuasi stop band 3. Transition band, berada diantara passband dan stop band.
  • 27. Pendekatan Respon Ideal dengan Metode Butterworth Ada banyak metode pendekatan ke filter iedeal: • Butterworth • Cebyshev 1-2 • Elliptical • Bessel • ...
  • 28. ..... Metode Butterworth Pendekatan Butterwirth memaksimalkan respon magnitude flat pada daerah passband. Responmagnitude pada LPB Buttterwoth dinyatakan: Di mana: ep adalah ripple index pada passband wp adalah frekuensi sudut terbesat passband (ujung) 𝐻 𝑗𝜔 = 1 1 + 𝜀2 𝜔 𝜔 𝑝 2𝑁 .....(3.23)
  • 29. ..... Metode Butterworth Ripple indek (ep) passband dapat diperoleh memlalui substitusi koordinat pada ujung passband (wp, Ap) dalam persamaan (2.23) Attenuasi Ap di dalam dB dihitung sbb: Kemudian memberikan 𝐻 𝑗𝜔 = 1 1 + 𝜀2 𝜔 𝜔 𝑝 2𝑁 = 1 1 + 𝜀 𝑝 2 𝐴 𝑝 = 20𝑙𝑜𝑔 1 𝐻 𝑗𝜔 = 20𝑙𝑜𝑔 1 + 𝜀 𝑝 2 = 10𝑙𝑜𝑔 1 + 𝜀 𝑝 2 𝜀 𝑝 = 100.1𝐴 𝑝 − 1 1 + 𝜀 𝑝 2 = 100,1𝐴 𝑝
  • 30. ..... Metode Butterworth Dengan cara yang mirip, kita dapat memperoleh ripple index pada stop band dalam bentuk: Substitusi koordinat (wp, Ar) kepersamaan yang sama Memberikan: Ini akan memberikan hasil sbb: 𝜔 𝑟 𝜔 𝑝 𝑁 𝑒 𝑝 ≥ 𝜀 𝑟 𝜀 𝑝 Tanda “>” digunakan untuk menunjukkab bahwa Ar adalah attenuasi terkecil (minimum) ang bisa diterima dalam rejection band. 𝜀 𝑟 = 100.1𝐴 𝑟 − 1 𝐻 𝑗𝜔 𝑟 = 1 1 + 𝑒 𝑝 2 𝜔 𝑟 𝜔 𝑝 2𝑁 20𝑙𝑜𝑔 𝐻 𝑗𝜔 𝑟 = −10𝑙𝑜𝑔 1 + 𝑒 𝑝 2 𝜔 𝑟 𝜔 𝑝 2𝑁 ≥ 𝐴 𝑟
  • 31. ..... Metode Butterworth Membagi kedua sisi persamaan tersebut dengan ep, memberikan bentuk baru: Operasi logarimtik pada kedua sisi 𝑁𝑙𝑜𝑔 𝜔 𝑟 𝜔 𝑝 ≥ 𝑙𝑜𝑔 𝜀 𝑟 𝜀 𝑝 Orde filter Buutterworth (N) diperoleh sbg 𝜔 𝑟 𝜔 𝑝 𝑁 ≥ 100.1𝐴 𝑟 − 1 𝜀 𝑝 ≥ 𝜀 𝑟 𝜀 𝑝 𝑁𝑏𝑢𝑡𝑡 ≥ 𝑙𝑜𝑔 𝜀 𝑟 𝜀 𝑝 𝑙𝑜𝑔 𝜔 𝑟 𝜔 𝑝 𝑁𝑏𝑢𝑡𝑡 = 𝑙𝑜𝑔 𝜀 𝑟 𝜀 𝑝 𝑙𝑜𝑔 𝜔 𝑟 𝜔 𝑝 Atau: Suatu bentuk pembulatan ke atas....(3.25) ....(3.26)
  • 32. Untuk mendapatkan frekuensi cut off (wc) pada persamaan (3.23), kita tetapkan w = wc dan 𝐻 𝑗𝜔 𝐶 = 1 2 1 2 = 1 1 + 𝜀 𝑝 2 𝜔 𝐶 𝜔 𝑝 2𝑁 Seelah manipulasi beberapa baghian kita sederhanapan sebagai: Diperoleh: Dengan cara yang mirip, dan memanfaatkan wr 1 𝜀 𝑝 1 𝑁 = 𝜔 𝐶 𝜔 𝑝 HPF 𝜔 𝐶 = 𝜔 𝑝 𝜀 𝑝 1/𝑁 LPF 𝜔 𝐶 = 𝜔 𝑝 𝜀 𝑝 −1/𝑁 LPF 𝜔 𝐶 = 𝜔 𝑟 𝜀 𝑟 −1/𝑁 HPF 𝜔 𝐶 = 𝜔 𝑟 𝜀 𝑟 1/𝑁
  • 33. Orde Polynomial 1 s + 1 2 s2 + 1,414s + 1 3 s3 + 2 s2 + 2 s + 1 4 s4 + 2,61 s3 + 3,41 s2 + 2,61 s + 1 5 s5 + 3,24 s4 + 5,24 s3 + 5,24 s2 + 3,24 s + 1 6 s6 + 3,86 s5 + 7,64 s4 + 9,145 s3 + 7,46 s2 + 3,86 s + 1 Tabel Polinomial Butterworth
  • 34. Slope= 6N/dB; Octave = 20N/dB decade
  • 35. Pole-pole Butterworth Filter tersebar pada sudut: 𝜃 = 180 𝑜 𝑁 𝜃 = 180 𝑜 5 = 36 𝑜
  • 36. Gambar tersebut menjelaskan bahwa: • Pole-pole terjadi dalam pasagan-pasangan komplek konjugate menempati kedua sisi. • Kecuali pada filter orde ganjil yang memiliki satu pole bernilai real saja (paa sumbu datar) • Lokasi-lokasi pole tersebut adalah: Di mana ji adalah sudut terdekat antara sumbu jw dengan garis radial yang menghubungkan pole terkait dengan titik asal. Sudut ini: 𝑝𝑖 = −𝜎𝑖 ± 𝑗𝜔𝑖 = −𝜔 𝐶 𝑠𝑖𝑛𝜑𝑖 ± 𝑗𝑐𝑜𝑠𝜑𝑖 𝜑𝑖 = 𝜃 2 + 𝑖 − 1 𝜃; 𝑖 = 1, 2, 3 … … 𝑁 − 1 2 + 1 ; 𝑁 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 𝑖 = 1, 2, 3 … … 𝑁 2 ; 𝑁 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝
  • 37. Dari pole-pole yang diketahui tersebut kemudian dapat disusun fungsi transfer sbb: Yang mana: pN = p1*; pN -1 = p2* ...dst adalah pole-pole saling konjugate Perkalian antar konjugate (berpasangan) Di mana 𝜎𝑖 2+𝜔𝑖 2 = 𝜔 𝐶 2 pada posisi di lingkaran 𝐻 𝑠 = 𝐻0 𝑆 − 𝑝 𝑠 − 𝑝 … 𝑠 − 𝑝 𝑁 𝐻0 = 𝐻 𝑠 𝑠=0 = 1 𝐷𝑖 𝑠 = 𝑠 + 𝜎𝑖 − 𝑗𝜔𝑖 𝑠 + 𝜎𝑖 + 𝑗𝜔𝑖 ↔ 𝐷𝑖 𝑠 = 𝑠 + 𝜎𝑖 2 + 𝜔𝑖 2 ↔ 𝐷𝑖 𝑠 = 𝑠2 + 2𝑠𝜎𝑖 + 𝜎𝑖 2 +𝜔𝑖 2
  • 38. Sehingga kita dapat menulis untuk pasangan pole ke-i, sbb: Untuk menyusun fungsi transfer suatu filter Butterworth, ada beberapa aturan yang harus dipenuhi: 1. Setiap pasangan pole conjugate direpresentasikan dalam orde 2 2. Koefisien-koefisien pada s2 adalah unity (satu satuan) 3. Koefisien-koefisien pada s adalah sebanding dengan (-2 x bagian real) dari pole ke-i (si). 4. Untuk suatu LPF (all-pole filter), pembilang (numerator) adalah suatu konstanta dalam terminologi H0 = wC N. 5. Terminologi absolut pada setiap bentuk orde 2 di dalam denominator (penyebut) selalu sebanding dengan wC 2. 𝐷𝑖 𝑠 = 𝑠2 + 2𝜎𝑖 𝑠𝑖 + 𝜔 𝐶 2
  • 39. Contoh 3 Hitung nilai konstanta H0 untuk suatu filter Butterworth LP orde-6 yang memiliki frekuensi cut-off di 10 k Hz. Penyelesaian: Fungsi transfer dituliskan sebagai berikut: ; Maka Memberikan, sesuai orde N = 6. Dengan frekuensi cut off, fc = 10 kHz 𝐻 𝑆 = 𝐻0 𝑆2 + 2𝜎1 𝑆 + 𝜔 𝐶 2 𝑆2 + 2𝜎2 𝑆 + 𝜔 𝐶 2 𝑆2 + 2𝜎3 𝑆 + 𝜔 𝐶 2 𝐻0 → 𝐻 0 = 𝐻(𝑆) 𝑆=0 = 1 𝐻 0 → 𝐻0 𝜔 𝐶 2 3 = 1 → 𝐻0 𝜔 𝐶 6 = 1 𝐻0 = 𝜔 𝐶 𝑁 𝜔 𝐶 = 2𝜋 × 104 = 20𝜋 𝑘 𝑟𝑎𝑑/𝑠 𝐻0 = 2𝜋 × 104 6
  • 40. Contoh 4 Dapatkan posisi pole untuk suatu Butterworth Filter LP orde 5, kemudian dengan nilai-nilai tersebut anda tuliskan fungsi transfer filter. Penyelesaian: • Dengan orde N = 5, maka jarak (sudut) pemisah antar pole membagi ½ lingkaran dengan orde filter. • Maka diperoleh nilai q = 180o/5 = 36o. • Dengan kondisi filter ternormalisasi maka wk = 1. Posisi pole ada di sudut ji, di mana j3 tepat di sumbu datar (sumbu-x, atau y = 0),atau 90o. 𝜑𝑖 = 𝜃 2 + 𝑖 − 1 𝜃 𝜑1 = 36 𝑜 2 + 1 − 1 36 𝑜 = 18 𝑜 𝜑2 = 36 𝑜 2 + 2 − 1 36 𝑜 = 54 𝑜 𝜑3 = 36 𝑜 2 + 3 − 1 36 𝑜 = 90 𝑜 𝜑4 = 36 𝑜 2 + 4 − 1 36 𝑜 = 126 𝑜 𝜑5 = 36 𝑜 2 + 5 − 1 36 𝑜 = 172 𝑜
  • 41. Posisi pole-pole: (dalam hal ini cukup i = 1 s/d i = 3), sebab p4 conjugate p2, dan p5 conjugate p1. 𝑝𝑖 = −𝜎𝑖 ± 𝑗𝜔1 = −𝜔𝑐 𝑠𝑖𝑛𝜑𝑖 ± 𝑗𝑐𝑜𝑠𝜑𝑖 𝑝1,5 = −1 𝑠𝑖𝑛18 𝑜 ± 𝑗𝑐𝑜𝑠18 𝑜 = −0,5877 ± 𝑗0,809 𝑝2,4 = −1 𝑠𝑖𝑛54 𝑜 ± 𝑗𝑐𝑜𝑠54 𝑜 = −0, 809 ± 𝑗0,5877 𝑝3 = −1 𝑠𝑖𝑛90 𝑜 = −1 Contoh 4…
  • 42. Contoh 4… Formulasi fungsi transfer H(s) dimulai dari sini…. • Pada pole yang saling konjugate: 𝑠 − 𝜎1 + 𝑗𝜔1 𝑠 − 𝜎1 − 𝑗𝜔1 = 𝑠2 − 𝜎1 + 𝑗𝜔1 𝑠 − 𝜎1 − 𝑗𝜔1 𝑠 + 𝜎1 + 𝑗𝜔1 𝜎1 − 𝑗𝜔1 = 𝑠2 − 2𝜎1 𝑠 + 𝜎1 2 + 𝜔1 2 = 𝑠2 − 2𝜎1 𝑠 + 1 Dengan nilai-nilai pole tersebut, bisa disusun fungsi transfer sbb: 𝐻 𝑠 = 𝐻0 𝑠 − 𝑝1 𝑠 − 𝑝2 𝑠 − 𝑝3 𝑠 − 𝑝4 𝑠 − 𝑝5 = 𝐻0 𝑠 − 𝑝1 𝑠 − 𝑝5 𝑠 − 𝑝2 𝑠 − 𝑝4 𝑠 − 𝑝3 𝐻 𝑠 = 𝐻0 𝑠2 − 2𝜎1 𝑠 + 1 𝑠2 − 2𝜎2 𝑠 + 1 𝑠 + 1 𝑝1 = 𝜎1 + 𝑗𝜔1; 𝑝5 = 𝑝1 ∗ = 𝜎1 − 𝑗𝜔1 𝑝2 = 𝜎2 + 𝑗𝜔2; 𝑝4 = 𝑝2 ∗ = 𝜎2 − 𝑗𝜔2 𝑝3 = −1
  • 43. Dengan nilai-nilai pole tersebut, bisa disusun fungsi transfer sbb: Sifat konjugate memberikan juga… 𝐻 𝑠 = 𝐻0 𝑠 − 𝑝1 𝑠 − 𝑝2 𝑠 − 𝑝3 𝑠 − 𝑝4 𝑠 − 𝑝5 = 𝐻0 𝑠 + 𝜎1 − 𝑗𝜔1 𝑠 + 𝜎1 + 𝑗𝜔1 𝑠 + 𝜎2 − 𝑗𝜔2 𝑠 + 𝜎2 + 𝑗𝜔2 𝑠 + 𝜎3 𝑠 − 𝑝1 𝑠 − 𝑝5 = 𝑠 + 𝜎1 − 𝑗𝜔1 𝑠 + 𝜎1 + 𝑗𝜔1 = 𝑠2 + 2𝜎1 𝑠 + 1 Maka fungsi transfernya menjadi: 𝐻 𝑠 = 𝐻0 𝑠2 + 2𝜎1 𝑠 + 1 𝑠2 + 2𝜎2 𝑠 + 1 𝑠 + 𝜎3 Filter ternormalisasi: Sehingga: 𝜎1 2 + 𝜔1 2 = 𝜎2 2 + 𝜔2 2 = 𝜔𝑐 2 = 1 𝐻 0 = 1 = 𝜔𝑐 𝑁 Contoh 4…
  • 44. Contoh 5 Fungsi transfer H(s) pada suatu Butterworth LPF untuk memenuhi kondisi seperti Gambar di samping. Ap = -0,32; wp = 10 k rad/s Ar = -15; wr = 20 k rad/s Penyelesaian: Mulai dengan persamaan 3.24, dan ambil absolutnya 𝜀 𝑝 = 100.1𝐴 𝑝 − 1 𝜀 𝑝 = 100.1 0.32 − 1 ≈ 1 𝜀 𝑟 = 100.1 15 − 1 = 5,533
  • 45. Contoh 5…. Untuk mendapatkan orde filter (pers. 3.26) 𝑁 ≥ 𝑙𝑜𝑔 𝜀 𝑟 𝜀 𝑝 𝑙𝑜𝑔 𝜔𝑟 𝜔 𝑝 ≥ 𝑙𝑜𝑔 5,33 1 𝑙𝑜𝑔 20 10 ≥ 2,4568 = 3 Frekuensi cut-off (wc) Frekuensi cut-off pada -3 dB dapat dihitung sbb: 𝜔𝑐 = 𝜔 𝑝 𝜀 𝑝 −1/𝑁 = 10 𝑘 𝑟𝑎𝑑/𝑠 Penentuan lokasi pole-pole…..
  • 46. Contoh 5…. • Lokasi pole-pole dengan orde 3 (N=3) menyebar pada posisi melingkar dengan jari-jarai senilai r = wc = 10 k rad/s • Pole-pole terpisah dengan sudut q = 180o/3 = 60o Lokasinya: 𝜑𝑖 = 𝜃 2 + 𝑖 − 1 𝜃 𝜑1 = 60 𝑜 2 + 1 − 1 60 𝑜 = 30 𝑜 𝜑2 = 60 𝑜 2 + 2 − 1 60 𝑜 = 90 𝑜 𝜑3 = 60 𝑜 2 + 3 − 1 60 𝑜 = 120 𝑜 Pole-pole konjugate 𝑝𝑖 = −𝜎𝑖 ± 𝑗𝜔1 = −𝜔𝑐 𝑠𝑖𝑛𝜑𝑖 ± 𝑗𝑐𝑜𝑠𝜑𝑖 𝑝1,3 = −10 𝑠𝑖𝑛30 𝑜 ± 𝑗𝑐𝑜𝑠18 𝑜 = −10 0,5 ± 𝑗0,866 𝑘 𝑟𝑎𝑑/𝑠 𝑝2 = −10 𝑠𝑖𝑛90 𝑜 = −10 𝑘 𝑟𝑎𝑑/𝑠
  • 47. Contoh 5…. Fungsi transfer dapat disusun dengan langkah sbb: 𝐻 𝑠 = 𝐻0 𝑠 − 𝑝1 𝑠 − 𝑝2 𝑠 − 𝑝3 𝐻 𝑠 = 𝐻0 𝑠2 − 2𝜎1 𝑠 + 1 𝑠 + 𝜔𝑐 𝐻 𝑠 = 𝐻0 𝑠2 − 2 −𝜔𝑐 2 𝑠 + 1 𝑠 + 𝜔𝑐 𝐻 𝑠 = 𝐻0 𝑠2 + 𝜔𝑐 𝑠 + 1 𝑠 + 𝜔𝑐 𝑝1= 𝑝3 ∗ 𝑝2= −𝜔𝑐

Editor's Notes