Pedoman Penulisan
Standar Nasional Indonesia
Workshop Pengembangan SDM  
Perumus SNI  
Komite Teknis 25‐01 dan Komite Teknis 27‐07 
 
Direktorat Pengembangan Standar 
Mekanika, Elektroteknika, Energi, 
Transportasi, dan Teknologi Informasi 
Jakarta, 14 Juni 2020 
1 
Pembahasan
2 
  
  
Pengantar 
Kebijakan 
Prinsip Umum 
Komponen & 
Subkomponen 
Standar 
Pengantar
3 
1
Seberapa pentingnya
peran konseptor dan editor?
4 
Pada saat RSNI: 
Kambing  
 
Pada saat sudah SNI: 
Ambing 
CONTOH 
KASUS 1 
Seberapa pentingnya
peran konseptor dan editor?
CONTOH 
KASUS 2 
Seberapa pentingnya
peran konseptor dan editor?
CONTOH 
KASUS 3 
Seberapa pentingnya
peran konseptor dan editor?
CONTOH 
KASUS 4 
Kilas balik
Pedoman Penulisan SNI
8 
3 
2 
1 
2007 
2016 
2020 
PSN 08/2007 
Acuan: 
ISO/IEC Directive Part 2:2004 
Perka BSN No.4/2016 
Acuan: 
ISO/IEC Directive Part 2:2011 
Revisi Pedoman 
Acuan: 
ISO/IEC Directive Part 2:2018 
1. Terbitnya acuan 
yang baru 
2. Adanya beberapa 
editorial dan 
substansial dari 
pedoman 
sebelumnya yang 
perlu 
disempurnakan. 
Latar Belakang 
Revisi Pedoman 
Ruang lingkup & pengguna
Pengguna 
 Komite Teknis 
 Tenaga 
Pengendali Mutu 
 Konseptor 
 Editor 
 BSN 
Ruang lingkup 
Ketentuan yang 
harus dipenuhi 
dalam penulisan 
SNI 
9 
Konseptor 
Editor 
Prinsip umum
10 
2
Tujuan
11 
Cukup lengkap dalam batas lingkup yang 
ditentukan; Konsisten, jelas, dan akurat; 
 
Memperhatikan kemampuan teknologi dan 
menyediakan kerangka pengembangan 
teknologi mendatang 
Memperhatikan prinsip‐prinsip 
perumusan SNI  
            Tujuan diterbitkannya SNI untuk menjabarkan ketentuan  
            secara jelas dan tidak bermakna ganda untuk  
            memfasilitasi perdagangan dan komunikasi, maka SNI harus: 
            Tujuan diterbitkannya SNI untuk menjabarkan ketentuan  
            secara jelas dan tidak bermakna ganda untuk  
            memfasilitasi perdagangan dan komunikasi, maka SNI harus: 
Dapat dipahami oleh pemangku 
kepentingan/pihak yang tidak ikut 
mempersiapkan SNI tersebut 
Prinsip
12 
Perencanaan perumusan SNI  Pendekatan berorientasi tujuan 
Pemilihan karakteristik yang 
diseragamkan tergantung 
pada tujuan dokumen. 
Contoh: 
Kesehatan, keselamatan, 
perlindungan lingkungan, 
antarmuka, kemampuan 
kebertukaran, kompatibilitas 
atau interworking, dan 
pengendalian varietas. 
Informasi latar belakang yang 
lebih umum dapat diberikan 
dalam Pendahuluan. 
 
02 
Suatu SNI/kelompok SNI yang 
saling terkait dipublikasikan 
dalam waktu yang terjadwal.  
Struktur dan hubungan 
kesesuaian antar‐SNI harus 
ditetapkan secara rinci 
sebelum dimulainya 
penyusunan RSNI. 
SNI yang memiliki bagian, 
harus dibuat daftar yang 
memuat bagian yang akan 
dibuat serta judulnya. 
Taat asas pada aturan 
Pedoman Pengembangan SNI. 
01 
Prinsip
13 
Kecocokan untuk 
implementasi sebagai 
standar nasional 
Karakteristik yang sesuai 
untuk penerimaan nasional 
harus dipilih. 
Selaras dengan standar 
internasional (adopsi 
identik/modifikasi) 
 
Penulisan SNI harus dibuat 
sedemikian rupa sehingga 
mampu telusur dengan 
standar yang diadopsi.  
 
Berlaku ketentuan sesuai 
kesepakatan BSN dan 
lembaga pengembang standar 
terkait.  
03 
CONTOH 1:
Penulisan paragraf
PERINGATAN terkait adanya
unsur keselamatan di dalam
standar
Prinsip
14 
CONTOH 3:
Pencantuman
logo ASTM di
dalam
standar
berdasarkan
kesepakatan
BSN dan
ASTM
CONTOH 2:
Penulisan
source code
program di
dalam
standar
Prinsip
15 
Pendekatan kinerja 
Persyaratan harus 
diekspresikan sesuai dengan 
karakteristik objek standar. 
1. Persyaratan dengan 
karakteristik kinerja 
2. Persyaratan dengan 
karakteristik bahan/produk 
3. Persyaratan dengan proses 
manufaktur harus 
dihilangkan untuk 
mendukung pengujian pada 
produk akhir. 
04 
Catatan poin 2:
Pada beberapa kasus kalimat berikut
harus dicantumkan “…atau bahan atau
produk lain yang terbukti sesuai.”.
Catatan poin 3:
Pada beberapa bagian mengacu pada
proses manufaktur yang dibutuhkan
(contohnya canai panas, ekstrusi) atau
inspeksi proses manufaktur yang
diperlukan (contohnya bejana tekan).
Catatan poin 1:
Contoh:
Pendekatan yang berbeda dimungkinkan
pada spesifikasi meja:
Persyaratan desain: Meja harus memiliki
empat kaki.
Persyaratan kinerja: Meja harus dibuat
sesuai dengan kebutuhan (kriteria
stabilitas dan kekuatan).
Prinsip
16 
Kemampuan verifikasi  Konsistensi standar 
Keseragaman struktur, gaya 
penulisan, dan terminologi 
harus dijaga dalam suatu 
standar/seri standar, 
khususnya untuk: 
a. definisi yang dibakukan; 
b.prinsip dan metode 
peristilahan; 
c. besaran, satuan dan 
simbolnya; 
d.istilah singkatan; 
e.acuan bibliografi; 
f. gambar teknik dan diagram; 
g. dokumentasi teknis; dan 
h.lambang grafis, lambang 
informasi publik dan tanda 
keselamatan. 
06 
Persyaratan harus dapat 
diverifikasi secara objektif.   
Pernyataan yang subjektif 
tidak boleh, seperti: 
"cukup kuat" atau "kekuatan 
yang memadai"  
 
Stabilitas, keandalan atau 
masa pakai suatu produk 
harus tidak ditentukan jika 
tidak ada metode uji yang 
dapat memverifikasi. 
05 
Prinsip
17 
Menghindari duplikasi dan 
penyimpangan 
Dokumen sebaiknya 
menghindari duplikasi. 
Jika memerlukan persyaratan 
yang terdapat dalam 
dokumen lain, penulisannya 
harus mengacu pada 
dokumen lain tersebut, bukan 
dengan pengulangan 
penulisan. 
Dalam beberapa bidang, 
dimungkinkan untuk menulis 
sebuah dokumen yang 
menentukan persyaratan 
umum yang berlaku untuk 
sekelompok subjek tersebut. 
07 
Prinsip
18 
Akomodasi lebih dari satu 
ukuran produk 
Karakteristik yang tidak 
ditentukan dalam dokumen 
Pada beberapa kasus, 
dokumen dapat memuat daftar 
karakteristik yang dapat dipilih 
secara bebas oleh pemasok. 
Karakteristik yang dipilih harus 
dinyatakan, misalnya pada 
papan nama, label atau 
dokumen yang menyertainya. 
 
Pendekatan ini tidak berlaku 
dalam kasus persyaratan 
kesehatan dan keselamatan 
kerja. 
 
09 
Komite teknis dapat 
memutuskan untuk 
memasukkan lebih dari satu 
ukuran produk dalam standar 
dengan pertimbangan: 
1. Volume perdagangan untuk 
“penggunaan nasional”, 
bukan jumlah pengguna 
atau volume produksi yang 
ada. 
2. Hanya ukuran yang 
kemungkinan akan 
digunakan dalam waktu 
yang diprediksi 
berlangsung lama (misal: 
lima tahun/lebih) 
 
08 
Struktur
19 
Pada dasarnya standar sangat 
bervariasi isinya sehingga tidak ada 
aturan secara universal yang dapat 
dibuat untuk mengatur bagian subjek 
standar. 
Standar dapat dibagi dalam beberapa 
bagian terpisah dengan nomor unik yang 
sama dalam kasus‐kasus tertentu dan 
untuk alasan praktis, yaitu: 
a. standar cenderung akan menjadi 
terlalu besar (voluminous), 
b. bagian isi saling terkait, 
c. bagian standar akan dirujuk dalam 
peraturan, atau 
d. bagian standar dimaksudkan untuk 
tujuan sertifikasi.  
Bagian – Seksi 
(Part – Section) 
Pasal (Clause) 
Subpasal 
(Subclause) 
Paragraf 
(Paragraph) 
Lampiran 
(Annex) 
01 
02 
04 
03 
05 
Secara umum, struktur 
standar terdiri dari: 
Secara umum, struktur 
standar terdiri dari: 
Bagian – Seksi 
(Part – Section) 
01 
Struktur
Standar dengan bagian: SNI 7645‐1:2014 
merupakan SNI 7645 bagian 1 yang ditetapkan oleh BSN pada tahun 2014 
Standar dengan bagian: SNI 7645‐1:2014 
merupakan SNI 7645 bagian 1 yang ditetapkan oleh BSN pada tahun 2014 
Standar dengan seksi: SNI 7117‐3‐1:2005 
merupakan SNI 7117 bagian 3 seksi 1 yang ditetapkan oleh BSN pada tahun 2005 
Standar dengan seksi: SNI 7117‐3‐1:2005 
merupakan SNI 7117 bagian 3 seksi 1 yang ditetapkan oleh BSN pada tahun 2005 
Setiap bagian yang berhubungan 
dengan aspek spesifik dari suatu 
subyek dan dapat berdiri sendiri. 
CONTOH 1 
Bagian 1: Kosa kata 
Bagian 2: Persyaratan 
Bagian 3: Metode uji 
Bagian 4: … 
Setiap bagian yang berhubungan 
dengan aspek spesifik dari suatu 
subyek dan dapat berdiri sendiri. 
CONTOH 1 
Bagian 1: Kosa kata 
Bagian 2: Persyaratan 
Bagian 3: Metode uji 
Bagian 4: … 
Standar berseri, baik pada bagian 
umum maupun pada aspek spesifik. 
CONTOH 2: 
Part 1: General requirements 
Part 2: Thermal requirements 
Part 3: Air purity requirements 
Part 4: Acoustical requirements 
Standar berseri, baik pada bagian 
umum maupun pada aspek spesifik. 
CONTOH 2: 
Part 1: General requirements 
Part 2: Thermal requirements 
Part 3: Air purity requirements 
Part 4: Acoustical requirements 
Komponen dalam
masing-masing unsur standar
21 
Halaman sampul 
Daftar isi 
Prakata 
Pendahuluan 
SUBKOMPONEN 
YANG  
DIPERBOLEHKAN 
UNSUR 
WAJIB 
UNSUR 
INFORMATIF 
UNSUR 
OPSIONAL  
UNSUR 
PENDAHULUAN 
Judul, nomor, logo SNI 
Uraian 
Uraian, catatan, 
catatan kaki 
Uraian, gambar, tabel, 
catatan, catatan kaki 
unsur pendahuluan: unsur yang mengidentifikasikan dokumen, memperkenalkan isinya dan 
menjelaskan latar belakang, perkembangan dan hubungannya dengan dokumen lain 
Unsur normatif: unsur yang menjadi persyaratan atau ketentuan yang diperlukan dalam 
standar 
UNSUR 
NORMATIF  
Komponen dalam
masing-masing unsur standar
22 
Judul 
Ruang lingkup 
Acuan normatif 
SUBKOMPONEN 
YANG  
DIPERBOLEHKAN 
UNSUR 
WAJIB 
UNSUR 
INFORMATIF 
UNSUR 
OPSIONAL  
UNSUR 
UMUM 
Uraian 
Uraian, gambar, tabel, 
catatan,catatan kaki 
Acuan berupa standar 
yang diacu, 
catatan kaki 
unsur informatif: unsur yang menjadi informasi tambahan atau keterangan penjelasan yang 
diperlukan dalam standar 
unsur wajib: unsur dalam dokumen yang bersifat wajib 
unsur opsional: unsur dalam dokumen yang keberadaannya tergantung dari jenis standar 
UNSUR 
NORMATIF  
Komponen dalam
masing-masing unsur standar
23 
Istilah dan definisi 
Lambang dan 
singkatan 
Klasifikasi 
SUBKOMPONEN 
YANG  
DIPERBOLEHKAN 
UNSUR 
WAJIB 
UNSUR 
INFORMATIF 
UNSUR 
OPSIONAL  
UNSUR 
TEKNIS 
Uraian, gambar, tabel, 
catatan, catatan kaki 
UNSUR 
NORMATIF  
Persyaratan 
Pengambilan contoh 
Metode uji 
Penandaan 
Lampiran normatif 
Komponen dalam
masing-masing unsur standar
24 
Lampiran informatif 
Bibliografi 
Halaman dalam 
sampul belakang 
SUBKOMPONEN 
YANG  
DIPERBOLEHKAN 
UNSUR 
WAJIB 
UNSUR 
INFORMATIF 
UNSUR 
OPSIONAL  
UNSUR 
TAMBAHAN 
Uraian, gambar, tabel, 
catatan,catatan kaki 
Referensi, catatan kaki 
Nama Komtek, 
susunan anggota, 
konseptor,,sekretariat 
unsur tambahan: unsur yang menyajikan informasi tambahan yang diarahkan untuk 
membantu pemahaman penggunaan dokumen 
UNSUR 
NORMATIF  
Contoh Outline
SNI barang
25 
Contoh Outline
SNI jasa
26 
Contoh Outline
SNI sistem
27 
Contoh Outline
SNI proses
28 
Contoh Outline
SNI personal
29 
Bentuk verbal
untuk menyatakan ketentuan
30 
LOREM IPSUM 
wajib 
disyaratkan untuk ... 
disyaratkan bahwa ... 
harus 
hanya ... diperbolehkan 
diharuskan 
is to 
is required to 
it is required that 
has to 
only … is permitted 
it is necessary 
Persyaratan 
harus  shall 
persyaratan 
pernyataan yang 
menggambarkan 
kriteria yang harus 
dipenuhi jika 
kesesuaiannya 
diperlukan dan tidak 
diperbolehkan 
adanya 
penyimpangan 
persyaratan 
pernyataan yang 
menggambarkan 
kriteria yang harus 
dipenuhi jika 
kesesuaiannya 
diperlukan dan tidak 
diperbolehkan 
adanya 
penyimpangan 
Bentuk verbal
untuk menyatakan ketentuan
31 
LOREM IPSUM 
tidak diperbolehkan  
tidak diizinkan 
tidak diterima 
disyaratkan untuk tidak 
disyaratkan bahwa ... 
tidak 
tidak untuk 
harus tidak 
is not allowed 
[permitted] [acceptable]  
[permissible] 
is required to be not 
is required that … be 
not 
is not to be 
do not 
Persyaratan (2) 
harus 
tidak 
shall 
not 
persyaratan 
pernyataan yang 
menggambarkan 
kriteria yang harus 
dipenuhi jika 
kesesuaiannya 
diperlukan dan tidak 
diperbolehkan 
adanya 
penyimpangan 
persyaratan 
pernyataan yang 
menggambarkan 
kriteria yang harus 
dipenuhi jika 
kesesuaiannya 
diperlukan dan tidak 
diperbolehkan 
adanya 
penyimpangan 
Bentuk verbal
untuk menyatakan ketentuan
32 
LOREM IPSUM 
Direkomendasikan bahwa 
Disarankan agar 
 
Tidak direkomendasikan bahwa 
Disarankan agar tidak 
it is recommended that 
ought to 
 
it is not recommended that 
ought not to 
Rekomendasi 
sebaiknya 
sebaiknya 
tidak 
should 
should 
not 
rekomendasi 
pernyataan 
dalam 
dokumen yang 
menunjukkan 
keperluan 
pemenuhan 
persyaratan 
yang 
disarankan 
dari beberapa 
kemungkinan 
rekomendasi 
pernyataan 
dalam 
dokumen yang 
menunjukkan 
keperluan 
pemenuhan 
persyaratan 
yang 
disarankan 
dari beberapa 
kemungkinan 
Bentuk verbal
untuk menyatakan ketentuan
33 
LOREM IPSUM 
adalah diizinkan 
adalah diperbolehkan 
adalah diperbolehkan 
 
adalah tidak dipersyaratkan bahwa 
tidak ... dipersyaratkan 
is permitted 
is allowed 
is permissible 
 
it is not required that 
 no … is required 
Memperbolehkan 
boleh 
tidak perlu 
may 
may 
not 
pernyataan 
ungkapan dalam 
dokumen yang 
memberikan 
informasi 
 
memperbolehkan 
pernyataan 
sebagai rangkaian 
tindakan yang 
diizinkan dalam 
batasan dokumen 
pernyataan 
ungkapan dalam 
dokumen yang 
memberikan 
informasi 
 
memperbolehkan 
pernyataan 
sebagai rangkaian 
tindakan yang 
diizinkan dalam 
batasan dokumen 
Bentuk verbal
untuk menyatakan ketentuan
34 
LOREM IPSUM 
Mampu untuk 
Ada kemungkinan dari 
Ada kemungkinan untuk 
 
Tidak mampu untuk 
Tidak ada kemungkinan dari 
Tidak mungkin untuk 
be able to 
there is a possibility of 
it is possible to 
 
be unable to 
there is no possibility of 
it is not possible to 
Kemungkinan dan kemampuan 
dapat 
tidak 
dapat 
can 
can not 
pernyataan 
ungkapan dalam 
dokumen yang 
memberikan 
informasi 
 
kemungkinan dan 
kemampuan 
pernyataan 
sebagai 
kemungkinan dan 
kemampuan 
pernyataan 
ungkapan dalam 
dokumen yang 
memberikan 
informasi 
 
kemungkinan dan 
kemampuan 
pernyataan 
sebagai 
kemungkinan dan 
kemampuan 
Bahasa
35 
Menggunakan bahasa 
Indonesia yang baik 
dan benar. 
Istilah asing yang 
belum  punya 
padananan kata 
dalam bahasa 
Indonesia ditulis 
huruf miring (italic). 
Jika padanan kata 
dalam bahasa 
Indonesia belum 
dikenal, ditulis: 
“istilah dalam bahasa 
Indonesia (istilah 
asing)” dan cukup  
sekali di awal untuk 
selanjutnya 
menggunakan bahasa 
Indonesia. 
Jika diperlukan, SNI 
dapat ditulis dalam 
dua bahasa, bahasa 
Indonesia dan bahasa 
asing. 
Untuk SNI rep‐rep, 
menggunakan bahasa 
asli pada isi dokumen 
standarnya. 
BAHASA 
INDONESIA 
KATA SERAPAN  BILINGUAL 
Bahasa
36 
OPSI 
TAMPILAN 
BILINGUAL 
Penyajian dalam dua halaman, halaman ganjil dan genap  
(halaman genap: bahasa Indonesia pada halaman bagian kiri dan halaman 
ganjil: bahasa asing pada halaman bagian kanan); 
Penyajian dalam dua halaman, halaman ganjil dan genap  
(halaman genap: bahasa Indonesia pada halaman bagian kiri dan halaman 
ganjil: bahasa asing pada halaman bagian kanan); 
Bahasa 
Indonesia 
Bahasa 
asing/ 
bahasa asli 
standar yang 
diadopsi 
Bahasa
37 
OPSI 
TAMPILAN 
BILINGUAL 
Penyajian dalam satu halaman tapi terdiri dari dua kolom  
(kolom kiri bahasa Indonesia dan kolom kanan bahasa asing) 
Penyajian dalam satu halaman tapi terdiri dari dua kolom  
(kolom kiri bahasa Indonesia dan kolom kanan bahasa asing) 
Bahasa 
Indonesia 
Bahasa asing/bahasa asli 
standar yang diadopsi 
Bahasa
38 
OPSI 
TAMPILAN 
BILINGUAL 
Penyajian dalam dua bagian sebagai satu kesatuan tidak terpisahkan  
(bagian pertama/depan bahasa Indonesia dan bagian kedua/belakang 
bahasa asing) 
Penyajian dalam dua bagian sebagai satu kesatuan tidak terpisahkan  
(bagian pertama/depan bahasa Indonesia dan bagian kedua/belakang 
bahasa asing) 
Halaman terakhir untuk bagian bahasa Indonesia 
Halaman pertama untuk bagian bahasa asing 
dilanjutkan 
Bahasa
39 
Aplikasi yang dapat digunakan 
untuk KBBI: 
 
1. Aplikasi ponsel 
 
2. Aplikasi website 
https://kbbi.kemdikbud.go.id/ 
Aplikasi yang dapat digunakan 
untuk KBBI: 
 
1. Aplikasi ponsel 
 
2. Aplikasi website 
https://kbbi.kemdikbud.go.id/ 
Angka, besaran, satuan dan nilai
40 
5 mm 
15 Ω 
5  3 
n  1,6 
D < 2 mm 
7 C hingga 5 C 
Satuan SI (seri SNI 
ISO/IEC 80000)* 
      Tanda spasi nilai 
dan simbol 
Operator 
monadik 
Satuan yang 
diizinkan 
Jumlah benda & 
 nilai besaran fisik 
Pengujian pada lima 
pipa dengan masing‐
masing ukuran 5 m. 
Tanda kali 
( ) 
1,8   103 
Tanda desimal 
Tanda titik 
untuk ribuan 
0,00123 
2,3456 
2.345.678 
Kecuali tahun: 1998 
Operator 
diadik 
CONTOH  CONTOH 
*Satuan di luar SI 
harus disertai nilai 
konversi ke SI 
Angka, besaran, satuan dan nilai
41 
  
Istilah singkat untuk satuan 
s                   sec 
cm3                    cc 
r/min        rpm 
 
Modifikasi simbol satuan yang 
distandarkan internasional 
  fraksi massa 5 %        5 % (m/m) 
  kadar airnya               20 ml air/kg 
  20 ml/kg 
   Penggunaan istilah singkat 
Bahasa tertentu 
    fraksi massa adalah 4,2  ⁄   
      4,2 ppm      (kecuali artinya  
                           dijelaskan) 
Penulisan simbol satuan, 
besaran, atau variabel 
V : simbol untuk satuan Volt  
      (huruf  tegak) 
U : simbol untuk besaran  tegangan  
      listrik (huruf miring) 
Penggunaan kata “satuan” 
massa per panjang 
 
massa per satuan panjang" 
Satuan untuk rentang/toleransi 
 
 
10 mm sampai 12 mm    10 – 12 mm 
           (60 ±  3) %              60 ± 3 % 
Penambahan/pengurangan 
nilai besaran 
Hanya  untuk  besaran  dari 
jenis yang sama dan memiliki 
satuan yang sama 
Penggunaan simbol % 
Menyatakan nilai besaran yang 
merupakan angka murni* 
 
 
(230 ± 11,5) V     (230 ± 5 %) V 
*Toleransi tidak boleh dinyatakan dengan simbol %, kecuali 
untuk nilai besaran yang merupakan angka murni 
Angka, besaran, satuan dan nilai
42 
Seri  
SNI ISO 
dan  
SNI IEC 
80000 
untuk 
acuan 
satuan 
Bagian 1: Umum 
Bagian 2: Tanda dan lambang matematik untuk digunakan dalam ilmu pengetahuan alam dan teknologi 
 Bagian 3: Ruang dan waktu 
Bagian 4: Mekanika 
 Bagian 5: Termodinamika 
Bagian 6: Elektromagnetisme 
Bagian 7: Cahaya 
Bagian 8: Akustika 
Bagian 9: Kimia fisik dan fisika molekuler 
Bagian 10: Fisika atom dan nuklir 
Bagian 11: Bilangan karakteristik 
Bagian 12: Fisika zat padat 
Bagian 13: Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi 
Acuan
43 
Umum 
Acuan digunakan sebagai 
pengganti pengulangan 
sumber materi aslinya. 
Karena pengulangan 
tersebut mengandung 
risiko kesalahan atau 
ketidakkonsistenan dan 
memperpanjang 
dokumen. 
 
Namun demikian, jika 
perlu mengulang suatu 
materi, sumbernya harus 
disebut dengan tepat. 
Acuan untuk 
keseluruhan teks 
standar 
Umumnya digunakan: 
“Standar ini .......”. 
 
Untuk standar berseri, 
dapat digunakan:  
 “Standar ini merupakan 
bagian dari seri SNI ISO 
9000” (jika acuan hanya 
sebagian saja) 
 “SNI ISO 14000” (jika 
acuan mencakup 
keseluruhan seri 
standar). 
Acuan pada 
unsur dalam teks 
Contoh pencantuman acuan 
pada unsur dalam teks: 
 “berkaitan dengan pasal 3” 
 “seperti ditentukan  
 dalam 3.1 b)” 
 “lihat Lampiran A” 
 “persyaratan yang   
 diberikan dalam B.2” 
 “lihat contoh 2 
 dalam 6.6.3” 
 “seperti ditetapkan dalam 
SNI ...., subpasal 3.1,  
daftar kedua” 
Acuan tabel dan 
gambar 
Setiap tabel dan gambar di 
dalam standar harus dirujuk 
dalam teks standar. 
 
Contoh: 
 “diberikan dalam Tabel 2” 
 “(lihat Tabel B.2)” 
 “diperlihatkan dalam 
Gambar A.6” 
 “(lihat Gambar 3)” 
Acuan
44 
Acuan tidak 
bertanggal pada 
dokumen lain 
Hanya dapat dibuat untuk 
keseluruhan standar atau 
bagiannya, dalam hal:  
 dimungkinkan untuk 
menggunakan seluruh 
perubahan dokumen 
yang dirujuk pada masa 
yang akan datang; 
 untuk acuan yang 
bersifat informatif. 
 
Mencakup semua 
amandemen dan revisi 
publikasinya yang dikutip. 
Contoh 
Bentuk penggunaannya 
sebagai berikut: 
 
 “.... seperti ditentukan 
dalam SNI 1234 dan SNI 
5678, dan 
 “.... lihat SNI 6047 ....”. 
Acuan bertanggal 
pada 
dokumen lain 
Selain memenuhi syarat 
acuan tidak bertanggal, 
acuan normatif seharusnya 
bertanggal (edisi khusus, 
tahun publikasi) 
 
Acuan untuk bagian atau 
subbagian khusus, tabel, dan 
gambar dari standar lain 
seharusnya selalu bertanggal 
(amendemen atau revisi 
perlu digabungkan) 
Contoh 
Bentuk penggunaannya 
sebagai berikut: 
 
 “.... pelaksanaan 
pengujian harus dilakukan 
sesuai dengan SNI ISO 
139:2015.” 
 “.... sesuai dengan SNI 
3501:2016, pasal 5.” 
 “.... seperti ditentukan 
dalam SNI 7503, Tabel 4.” 
Persyaratan penampilan
Tampilan SNI ralat 
Tampilan SNI 
amendemen 
Tampilan satu halaman dua 
kolom 
Tampilan dua halaman 
(bilingual) 
Tampilan satu halaman 
5 
4 
3 
2 
1 
Ukuran
kertas
A4
atas
kanan
bawah
kiri
SNI……
Persyaratan penampilan
Satu halaman 
TAMPILAN  01 
Posisi 
kanan 
(halaman 
ganjil) 
Halaman mirror margin. 
Diawali dari halaman yang 
berada pada posisi kanan 
saat dibaca dengan nomor 
halaman 1 (satu) yang 
selanjutnya akan 
merupakan halaman ganjil 
teks. 
Ukuran ruang cetak: 
pias atas 30 mm; 
pias bawah 20 mm; 
pias kiri 30 mm; 
pias kanan 20 mm. 
Posisi kiri 
(halaman 
genap) 
Halaman mirror margin, 
sehingga teks yang berada 
pada posisi kiri saat dibaca 
akan bernomor halaman 
genap teks. 
 
 
 
Ukuran ruang cetak: 
pias atas 30 mm; 
pias bawah 20 mm; 
pias kiri 20 mm; 
pias kanan 30 mm. 
Persyaratan penampilan
Contoh tampilan satu halaman 
untuk posisi kanan  
(halaman ganjil)  
Persyaratan penampilan
Dua halaman (bilingual)  TAMPILAN 
02 
Posisi kiri 
(halaman 
genap) 
Halaman mirror margin, 
diawali dari halaman yang 
berada pada posisi kiri saat 
dibaca, digunakan untuk teks 
dengan bahasa Indonesia 
dengan nomor halaman 2 (dua) 
yang selanjutnya akan 
merupakan halaman genap 
teks. 
Ukuran ruang cetak:  
pias atas 30 mm; 
pias bawah 20 mm; 
pias kiri 30 mm; 
pias kanan 20 mm. 
Posisi 
kanan 
(halaman 
ganjil) 
Halaman mirror margin, 
sehingga teks yang berada 
pada posisi kanan saat dibaca, 
digunakan untuk teks bahasa 
asing dengan halaman 
bernomor ganjil sesuai urutan. 
Ukuran ruang cetak: 
pias atas 30 mm; 
pias bawah 20 mm; 
pias kiri 20 mm; 
pias kanan 30 mm. 
Harus ditambahkan satu 
halaman kosong yang 
diberi nomor halaman 1 
dan tulisan berikut: 
Persyaratan penampilan
Satu halaman dua kolom 
TAMPILAN  03 
Halaman mirror margin, namun dalam satu halaman dibagi dua kolom 
dengan lebar masing‐masing kolom adalah 8 cm dan jarak antar kolom 
4 mm. 
 
Struktur harus sama, dengan posisi bahasa Indonesia diletakkan pada 
kolom sebelah kiri dan bahasa Inggris berada di kolom sebelah kanan. 
 
Penulisan terjemahan bahasa Inggris berada dalam satu baris dengan 
bahasa Indonesia. 
 
Jika opsi satu halaman dua kolom yang dipilih maka harus konsisten mulai 
halaman pertama sampai halaman terakhir. Tidak diizinkan dalam satu 
dokumen menggunakan lebih dari satu opsi tampilan. 
 
Persyaratan penampilan
SNI Amendemen  TAMPILAN 
04 
Perubahan persyaratan teknis yang dilakukan, dengan urutan penulisan 
sebagai berikut: 
• kalimat    “Amendemen meliputi:” 
• posisi halaman yang diamendemen  
• nomor pasal yang diamendemen 
• kalimat    “semula” 
• substansi standar yang akan diamendemen  
• kalimat    “menjadi” 
• substansi standar yang sudah diamendemen 
Contoh tampilan 
SNI amendemen 
Persyaratan penampilan
SNI Ralat 
TAMPILAN  05 
Perubahan editorial yang dilakukan, dengan urutan penulisan sebagai 
berikut: 
• Setiap pasal yang diralat diberikan nomor urut jika perubahan ralat lebih 
dari satu 
• kalimat “Ralat meliputi:” 
• posisi halaman yang ralat  
• nomor pasal yang diralat 
• kalimat “semula” 
• kalimat “menjadi” 
53 
Contoh tampilan 
SNI ralat 
Persyaratan penampilan
Halaman sampul depan 
Pada halaman sampul depan SNI tidak diberikan nomor halaman. 
  
Halaman dalam 
Nomor halaman SNI dicantumkan sesuai ketentuan berikut: 
pada unsur “Daftar isi”, “Prakata”, dan “Pendahuluan”, ditulis dengan angka 
romawi kecil bagian bawah (posisi tengah pada bagian footer 1,3 cm) dari 
setiap halaman, jenis huruf Arial 10 – bold. 
CONTOH i, ii, iii, dan seterusnya.  
 
pada isi teks standar ditulis dengan angka Arab (posisi tengah pada bagian 
footer 1,3 cm) mulai dari angka 1, diikuti jumlah halaman keseluruhan standar, 
dengan jenis huruf Arial 10 – bold.  
CONTOH 1 dari 15; 2 dari 15; dan seterusnya.  
 
Nomor halaman berada di dalam footer 1,3 cm dengan format “# dari xx” (jenis 
huruf: Arial, 10, Bold) sesuai dengan urutan nomor halaman. Disarankan 
penomoran halaman diatur dengan format penulisan nomor (#) yang akan 
berlaku otomatis sesuai urutan halamannya. 
Komponen
standar
55 
3a
Sampul depan
56 
Pada halaman sampul depan SNI tidak diberikan 
nomor halaman. 
 
Terdapat: 
• Logo SNI 
• Nomor SNI 
• Judul SNI 
• ICS (International Classification of Standard) 
• Logo BSN 
• Copyright 
2.29 cm 
3.23 cm  Arial bold ukuran 14 
Arial bold ukuran 12 
 Logo SNI dan tulisan Standar Nasional 
Indonesia berada di pojok kiri atas 
 Nomor SNI berada di pojok kanan atas 
 
Kedua unsur diatas berada pada header 
dengan jarak 1.5 cm 
 
Sampul depan
Jenis SNI  Aturan Penulisan Judul 
SNI monolingual bukan adopsi  Judul SNI  Arial bold 18 
SNI monolingual hasil adopsi 
identik/modifikasi republikasi‐
reprint 
Judul SNI  Arial bold 18 
No. standar yang diadopsi  Arial bold 12 
 
(ISO XXXX:2016, IDT, Eng) 
SNI monolingual hasil adopsi 
identik/modifikasi republikasi‐
reprint tapi arti terjemahan 
berbeda 
 
Judul SNI  Arial bold 18 
Judul beserta nomor standar 
yang diadopsi 
Arial bold 12 
 
(Judul, ISO XXXX:2016, IDT, Eng) 
SNI monolingual hasil adopsi 
identik/modifikasi 
Judul SNI  Arial bold 18 
No. standar yang diadopsi  Arial bold 12 
 
(ISO XXXX:2016, IDT) 
CATATAN    Jika bukan adopsi Identik (adopsi modifikasi), maka kode “IDT” diganti dengan “MOD” 
Sampul depan
Jenis SNI  Aturan Penulisan Judul 
SNI bilingual hasil adopsi 
identik/modifikasi 
Judul SNI  Arial bold 18 
Judul standar yg diadopsi  Arial bold 16 
No. standar yang diadopsi 
 
Arial bold 12 
 
(ISO XXXX:2016, IDT) 
SNI bilingual hasil adopsi 
identik/modifikasi tapi arti 
terjemahan berbeda 
 
 
Judul SNI  Arial bold 18 
Judul SNI dalam bahasa Inggris  Arial bold 16 
Judul beserta nomor standar 
yang diadopsi 
Arial bold 12 
(Judul, ISO XXXX:2016, IDT, Eng) 
 
SNI amendemen  Judul SNI  Arial bold 18 
Judul SNI dalam bahasa Inggris  Arial bold 16 
Informasi tambahan urutan 
amendemen. 
Arial bold 12 
CATATAN    Jika bukan adopsi Identik (adopsi modifikasi), maka kode “IDT” diganti dengan “MOD” 
Sampul depan
 
SNI monolingual 
bukan adopsi 
Arial Bold 18 
Sampul depan
SNI monolingual 
hasil adopsi identik/ 
modifikasi republikasi‐reprint 
Arial Bold 18 
Arial Bold 12 
Sampul depan
SNI monolingual 
hasil adopsi identik/ 
modifikasi republikasi‐reprint  
tapi arti terjemahan berbeda 
Arial Bold 18 
Arial Bold 12 
Sampul depan
SNI monolingual 
hasil adopsi identik/ 
modifikasi 
Arial Bold 18 
Arial Bold 12 
Sampul depan
SNI bilingual 
hasil adopsi identik/ 
modifikasi 
Arial Bold 18 
Arial Bold 12 
Arial Bold 16 
Sampul depan
SNI bilingual 
hasil adopsi identik/modifikasi  
tapi arti terjemahan berbeda 
Arial Bold 18 
Arial Bold 12 
Arial Bold 16 
Sampul depan
SNI amendemen 
Sampul depan
3.5 cm 
1.5 cm 
Arial bold ukuran 12 
Arial bold ukuran 11 
Dibuat dalam tabel dengan ketentuan: 
 ICS dan No. ICS berada di kolom paling kiri 
dan rata kiri 
 Tulisan Badan Standardisasi Nasional 
berada di kolom tengah dan rata kanan 
 Logo BSN berada di kolom paling kanan dan 
rata kanan 
 
Ketiga unsur diatas berada pada footer dengan 
jarak 1.3 cm 
 
Sampul depan
Sampul depan
Terdapat informasi hak cipta pada sampul 
depan bagian dalam. 
Judul
69 
Ketentuan umum 
Harus singkat dan jelas, 
menggambarkan subjek yang 
tercakup dalam isi dokumen. 
Struktur judul 
Unsur pengantar – unsur 
wajib – unsur tambahan 
Unsur pengantar 
Unsur pengantar diperlukan 
apabila tanpa unsur ini, 
subjek yang dinyatakan dalam 
unsur wajib tidak dapat 
didefinisikan dengan baik. 
Unsur wajib 
Unsur wajib harus selalu 
dicantumkan yang 
menggambarkan subjek 
secara umum. 
Unsur tambahan 
Menggambarkan aspek 
spesifik dari subjek atau 
memberikan detail atau yang 
membedakan satu dokumen 
dengan dokumen lainnya, 
atau bagian lain dalam 
dokumen yang sama. 
Judul
70 
Menghindari 
pembatasan ruang 
lingkup 
Judul supaya tidak memuat 
rincian yang mungkin 
menunjukkan pembatasan 
yang tidak disengaja dari 
ruang lingkup standar. 
  
Ketentuan penulisan 
Judul pada halaman isi 
standar harus sama persis 
dengan yang tertulis pada 
sampul halaman depan. 
Susunan kata 
Keseragaman supaya 
dipertahankan dalam 
terminologi yang digunakan 
dalam standar untuk 
menyatakan konsep yang 
sama. Misalnya: 
“Terminologi“ ‐> “Kosa kata” 
 
“Metode uji” atau 
“Penentuan dari ....”. 
Ungkapan seperti “Metode 
pengujian”, “Metode untuk 
penentuan ....”, “Pelaksanaan 
uji untuk pengukuran ….”, “Uji 
untuk ....”, supaya dihindari. 
Judul
Contoh judul: 
Benar:           Mesin pengangkat   –  Jenis sangkutan garpu pengungkit – Kosa kata 
Tidak benar:                                   Jenis sangkutan garpu pengungkit – Kosa kata 
Benar:            Sodium perborat untuk penggunaan industri – Penentuan berat jenis  
Tidak benar: Bahan kimia – Sodium perborat untuk penggunaan industri – Penentuan  
                        berat jenis bilangan dasar 
Benar:                   Penggiling kopi 
Tidak benar:        Penggiling kopi – Terminologi, lambang, bahan, dimensi, sifat‐sifat  
                               mekanis, nilai rata‐rata, metode uji, pengemasan 
Standar berseri: 
Gergaji pisau pita pemotong logam – Bagian 1: Definisi dan terminologi. 
Gergaji pisau pita pemotong logam – Bagian 2: Dimensi dan toleransi. 
Daftar Isi
72 
Daftar isi dimaksudkan untuk mempermudah 
pengguna mengetahui isi suatu standar. Pada halaman 
daftar isi diberi judul “Daftar isi”. Daftar isi berisi judul 
pasal, lampiran, bibliografi, indeks, dan judul‐judul 
tabel maupun gambar. Semua unsur di dalam daftar isi 
harus dicantumkan dengan judul yang lengkap. 
  
Jika dianggap perlu, daftar isi dapat ditambahkan 
dengan subpasal dengan judulnya. 
  
CATATAN:  
Jumlah halaman dalam < 10 halaman, maka daftar isi 
bersifat opsional. 
Jika jumlah halaman SNI banyak dan memerlukan 
daftar isi melebihi dari pasal dan subpasal maka hanya 
dibatasi sampai dengan tiga tingkat. 
  
SNI yang dipublikasikan dalam dua bahasa (bilingual) 
hanya memuat daftar isi dalam bahasa Indonesia. 
Prakata
Prakata SNI pada umumnya berisikan: 
• Pernyataan status yang berisi informasi standar nomor SNI, judul SNI, 
dokumen acuan yang diadopsi dan status metode adopsi, status kaji 
ulang/revisi dari SNI yang sebelumnya, serta alasan dilakukannya revisi. 
• Pernyataan lain yang sangat terkait erat, jika ada tentang informasi bahwa 
standar tersebut merupakan bagian dari standar berseri, dan diuraikan 
rincian bagian seri standar lainnya. 
• Pernyataan informasi pendukung lainnya yang bermanfaat bagi pengguna 
SNI. 
• Pernyataan informasi tentang Komite Teknis perumus SNI yang menyusun, 
waktu dan tempat pelaksanaan rapat konsensus, dan informasi status 
kourum dari pemangku kepentingan yang hadir dalam rapat konsensus. 
Prakata SNI pada umumnya berisikan: 
• Pernyataan status yang berisi informasi standar nomor SNI, judul SNI, 
dokumen acuan yang diadopsi dan status metode adopsi, status kaji 
ulang/revisi dari SNI yang sebelumnya, serta alasan dilakukannya revisi. 
• Pernyataan lain yang sangat terkait erat, jika ada tentang informasi bahwa 
standar tersebut merupakan bagian dari standar berseri, dan diuraikan 
rincian bagian seri standar lainnya. 
• Pernyataan informasi pendukung lainnya yang bermanfaat bagi pengguna 
SNI. 
• Pernyataan informasi tentang Komite Teknis perumus SNI yang menyusun, 
waktu dan tempat pelaksanaan rapat konsensus, dan informasi status 
kourum dari pemangku kepentingan yang hadir dalam rapat konsensus. 
Prakata
• Pernyataan penunjang untuk menghindari perbedaan pendapat dalam 
penggunaan SNI, khususnya untuk SNI yang merupakan hasil adopsi atau SNI 
yang menggunakan gambar dalam bentuk foto atau rekomendasi bagi 
pengguna. “Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan dokumen 
dimaksud, disarankan bagi pengguna standar untuk menggunakan dokumen 
SNI yang dicetak dengan tinta berwarna”. 
• Meskipun dokumen standar yang dipublikasikan yang dalam proses 
penyiapannya tidak ditemukan adanya hak paten, tetap harus ada 
pemberitahuan dalam prakata. 
• Pernyataan penunjang untuk menghindari perbedaan pendapat dalam 
penggunaan SNI, khususnya untuk SNI yang merupakan hasil adopsi atau SNI 
yang menggunakan gambar dalam bentuk foto atau rekomendasi bagi 
pengguna. “Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan dokumen 
dimaksud, disarankan bagi pengguna standar untuk menggunakan dokumen 
SNI yang dicetak dengan tinta berwarna”. 
• Meskipun dokumen standar yang dipublikasikan yang dalam proses 
penyiapannya tidak ditemukan adanya hak paten, tetap harus ada 
pemberitahuan dalam prakata. 
Prakata
75 
Test 
Arial 12 
Arial 11 
 
Jika kurang dari satu halaman,  
maka after paragraf 6 pt 
Contoh Prakata SNI 
yang mencantumkan tulisan/  
gambar berwarna 
Prakata
Prakata
Contoh 
Prakata SNI 
pengembangan sendiri 
Prakata
Contoh 
Prakata SNI adopsi 
Prakata
Contoh 
Prakata SNI  
penetapan kembali 
Prakata
Contoh 
Prakata SNI terjemahan 
Pendahuluan
81 
Menguraikan informasi khusus atau uraian tentang isi teknis standar dan alasan 
atau latar belakang penyusunan standar tersebut. Pendahuluan tidak berisi 
persyaratan. 
  
Jika ada beberapa pilihan yang disepakati secara internasional dikutip dalam 
SNI, maka alasan pemilihan suatu alternatif tersebut harus dijelaskan. 
  
Jika dalam SNI terdapat hak paten, maka dalam pendahuluan harus menuliskan 
penjelasan tentang hal tersebut. 
 
Pasal yang terdapat dalam Pendahuluan tidak diberi nomor, kecuali diperlukan 
untuk membuat penomoran subpasal. Dalam hal ini diberi nomor 0 dengan 
subpasalnya mendapat 0.1, 0.2, dan seterusnya. 
Menguraikan informasi khusus atau uraian tentang isi teknis standar dan alasan 
atau latar belakang penyusunan standar tersebut. Pendahuluan tidak berisi 
persyaratan. 
  
Jika ada beberapa pilihan yang disepakati secara internasional dikutip dalam 
SNI, maka alasan pemilihan suatu alternatif tersebut harus dijelaskan. 
  
Jika dalam SNI terdapat hak paten, maka dalam pendahuluan harus menuliskan 
penjelasan tentang hal tersebut. 
 
Pasal yang terdapat dalam Pendahuluan tidak diberi nomor, kecuali diperlukan 
untuk membuat penomoran subpasal. Dalam hal ini diberi nomor 0 dengan 
subpasalnya mendapat 0.1, 0.2, dan seterusnya. 
Pendahuluan
82 
Contoh 
Pendahuluan 
Ruang lingkup
83 
Ruang lingkup menguraikan informasi tentang 
subjek dari substansi standar yang menjadi bagian 
utama dari kegunaan standar dan lingkup/batasan 
cakupan standar, serta unsur pengecualian dan hal 
penting lain yang harus diperhatikan, jika ada. 
 
Ruang lingkup disusun secara singkat, jelas, dan 
tidak berisi persyaratan. 
 
 
Ruang lingkup menguraikan informasi tentang 
subjek dari substansi standar yang menjadi bagian 
utama dari kegunaan standar dan lingkup/batasan 
cakupan standar, serta unsur pengecualian dan hal 
penting lain yang harus diperhatikan, jika ada. 
 
Ruang lingkup disusun secara singkat, jelas, dan 
tidak berisi persyaratan. 
 
 
Ruang lingkup
(lanjutan)
84 
Susunan kata pada ruang lingkup ini harus dibuat dalam bentuk urutan 
pernyataan fakta, sebagai berikut: 
“Standar ini 
      dimensi tentang ...............” 
              ‐‐‐ menetapkan           metode untuk ...................” 
      persyaratan dari ..............” 
 
      prinsip umum untuk ........” 
              ‐‐‐ menentukan 
      suatu sistem untuk..........”   
              ‐‐‐ memberikan pedoman untuk .............” 
              ‐‐‐ mendefinisikan istilah .............” 
 
Pernyataan untuk pemakaian/penggunaan suatu standar harus dimulai dengan 
kata‐kata berikut: “Standar ini digunakan untuk ..................”  
 
Susunan kata pada ruang lingkup ini harus dibuat dalam bentuk urutan 
pernyataan fakta, sebagai berikut: 
“Standar ini 
      dimensi tentang ...............” 
              ‐‐‐ menetapkan           metode untuk ...................” 
      persyaratan dari ..............” 
 
      prinsip umum untuk ........” 
              ‐‐‐ menentukan 
      suatu sistem untuk..........”   
              ‐‐‐ memberikan pedoman untuk .............” 
              ‐‐‐ mendefinisikan istilah .............” 
 
Pernyataan untuk pemakaian/penggunaan suatu standar harus dimulai dengan 
kata‐kata berikut: “Standar ini digunakan untuk ..................”  
 
Ruang lingkup
(lanjutan)
85 
Ketentuan Penulisan: 
Uraian ruang lingkup dicantumkan sebagai pasal 1 dari 
standar, ditulis dengan jenis huruf : Arial 11, rata kanan kiri 
 
Ketentuan Penulisan: 
Uraian ruang lingkup dicantumkan sebagai pasal 1 dari 
standar, ditulis dengan jenis huruf : Arial 11, rata kanan kiri 
 
Acuan normatif
86 
Acuan normatif menguraikan daftar dokumen normatif yang harus diacu oleh 
standar dan digunakan dalam penerapan standar tersebut.Standar tidak dapat 
digunakan jika dokumen normatif tersebut tidak tersedia. 
Dokumen normatif harus berupa standar, misalnya SNI, ISO, IEC.  
Dokumen teknis dari badan standar lain atau asosiasi, dapat diacu jika 
• Mempunyai keberterimaan luas, dan tersedia publikasinya secara umum; 
• Komite Teknis dan/atau BSN memiliki dokumen normatif yang resmi (copy 
right). 
• Komite  Teknis  terkait  telah  memperoleh  persetujuan  dari  penyusun  atau 
penerbit  dokumen normatif (jika diketahui); 
• Penyusun  atau  penerbit  (jika  diketahui)  juga  bersedia  menginformasikan 
kepada Komite Teknis atau BSN jika terjadi revisi dokumen teknis terkait. 
Acuan normatif menguraikan daftar dokumen normatif yang harus diacu oleh 
standar dan digunakan dalam penerapan standar tersebut.Standar tidak dapat 
digunakan jika dokumen normatif tersebut tidak tersedia. 
Dokumen normatif harus berupa standar, misalnya SNI, ISO, IEC.  
Dokumen teknis dari badan standar lain atau asosiasi, dapat diacu jika 
• Mempunyai keberterimaan luas, dan tersedia publikasinya secara umum; 
• Komite Teknis dan/atau BSN memiliki dokumen normatif yang resmi (copy 
right). 
• Komite  Teknis  terkait  telah  memperoleh  persetujuan  dari  penyusun  atau 
penerbit  dokumen normatif (jika diketahui); 
• Penyusun  atau  penerbit  (jika  diketahui)  juga  bersedia  menginformasikan 
kepada Komite Teknis atau BSN jika terjadi revisi dokumen teknis terkait. 
Acuan normatif
(lanjutan)
87 
Ketentuan penulisan: 
Uraian  acuan  normatif,  jika  ada,  harus  dicantumkan  sebagai  pasal  2 
dari standar, ditulis dengan jenis huruf : Arial 11, rata kanan kiri, tanpa 
menggunakan penomoran dan tanda titik (.) di akhir kalimat. Khusus 
untuk penulisan judul standar, ditulis dengan huruf miring (italic).  
Jika  terdapat  lebih  dari  satu  acuan  normatif  yang  berbeda  status 
edisinya,  maka  pada  awal  paragraf  ditambahkan  dengan  kalimat 
berikut:  
“Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan dokumen 
ini. Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang disebutkan yang berlaku. 
Untuk  acuan  tidak  bertanggal,  berlaku  edisi  terakhir  dari  dokumen 
acuan tersebut (termasuk seluruh perubahan/amandemennya).” 
 
Ketentuan penulisan: 
Uraian  acuan  normatif,  jika  ada,  harus  dicantumkan  sebagai  pasal  2 
dari standar, ditulis dengan jenis huruf : Arial 11, rata kanan kiri, tanpa 
menggunakan penomoran dan tanda titik (.) di akhir kalimat. Khusus 
untuk penulisan judul standar, ditulis dengan huruf miring (italic).  
Jika  terdapat  lebih  dari  satu  acuan  normatif  yang  berbeda  status 
edisinya,  maka  pada  awal  paragraf  ditambahkan  dengan  kalimat 
berikut:  
“Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan dokumen 
ini. Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang disebutkan yang berlaku. 
Untuk  acuan  tidak  bertanggal,  berlaku  edisi  terakhir  dari  dokumen 
acuan tersebut (termasuk seluruh perubahan/amandemennya).” 
 
Acuan normatif
(lanjutan)
88 
Jika  tidak  terdapat  acuan  normatif  didalam  dokumen  standar,  harus 
ditambahkan kalimat berikut di dalam pasal acuan normatif : 
“Tidak ada acuan normatif di dalam dokumen ini” 
Jika  tidak  terdapat  acuan  normatif  didalam  dokumen  standar,  harus 
ditambahkan kalimat berikut di dalam pasal acuan normatif : 
“Tidak ada acuan normatif di dalam dokumen ini” 
Istilah dan definisi
89 
Unsur  ini  menguraikan  definisi  seperlunya 
untuk memberikan pemahaman tentang istilah 
tertentu yang digunakan dalam standar. Unsur 
ini tidak boleh mengandung persyaratan 
 
Untuk penulisan istilah dan definisi harus diikuti 
sumbernya,  yang  dituliskan  di  dalam  kurung 
pada  akhir  kalimat,  kecuali  istilah  dan  definisi 
yang dihasilkan dari konsensus. 
 
Istilah dan definisi
(lanjutan)
90 
Kalimat pendahuluan berikut harus digunakan jika 
terdapat istilah dan definisi tertulis dalam dokumen 
tersebut: 
“Untuk tujuan penggunaan dokumen ini, istilah dan 
definisi berikut ini berlaku.” 
 
Dalam hal istilah disebutkan dalam satu dokumen atau 
lebih, kalimat pendahuluan berikut ini harus digunakan: 
“ Untuk tujuan penggunaan dokumen ini, istilah dan 
definisi yang ada dalam ….(nomor standar acuan)…...., 
serta istilah dan definisi berikut ini berlaku.” 
Istilah dan definisi
(lanjutan)
91 
Ketentuan Penulisan: 
Istilah dan definisi harus dicantumkan sebagai pasal 3 dari standar, 
dan hanya muncul satu kali di dalam dokumen. Istilah dan definisi 
ditulis dalam tiga baris, sebagai berikut:  
baris pertama : nomor urut sesuai dengan nomor pasal, misalnya: 
3.1 yang ditulis dengan jenis huruf Arial 12 – Bold. 
baris kedua : judul istilah dan definisi ditulis denganjenis huruf 
Arial 11 – Bold. 
baris ketiga : narasi tiap istilah dan definisi dan ditulis dengan jenis 
huruf Arial 11 tanpa tanda baca titik “.” . 
Pada baris kedua dan ketiga setiap kata diawali dengan huruf kecil, 
kecuali untuk singkatan dan istilah yang telah berlaku umum. 
Istilah dan definisi
(lanjutan)
92 
Ketentuan Penulisan (lanjutan): 
Jika dirasa perlu, dapat ditambahkan catatan atau keterangan 
untuk memperjelas maksud dan konteks penggunaan. 
 
Istilah dan definisi dapat disusun dengan pendekatan sebagai 
berikut: 
1. Sesuai urutan alfabetis, atau 
2. Sesuai urutan proses, atau 
3. Sesuai urutan penggunaan dalam standar tersebut 
 
Jika tidak terdapat istilah dan definisi didalam dokumen standar, 
harus ditambahkan kalimat berikut di dalam pasal istilah dan 
definisi acuan normatif : 
“Tidak ada istilah dan definisi di dalam dokumen ini”   
 
Istilah dan definisi
(lanjutan)
93 
Lambang dan singkatan
94 
Huruf Latin kapital diikuti dengan huruf Latin kecil (A, a, B, 
b, C, c dan seterusnya 
Huruf tanpa indeks diikuti huruf dengan indeks dan huruf 
dengan indeks huruf mendahului huruf dengan indeks 
angka (B, b, C, Cm, C2, c, d, dext, dint, d1 dan seterusnya 
Huruf Yunani mengikuti huruf Latin (Z, z, A, , B, , ..., , , 
dan seterusnya);  
Lambang‐lambang khusus yang lain 
Lambang dan singkatan
(lanjutan)
95 
Pengejaan  nama  suatu  organisasi  dan  singkatannya  harus 
seperti yang digunakan oleh organisasi yang bersangkutan 
Jika  standar  tidak  menyertakan  daftar  singkatan,  maka 
pada saat pertama kali singkatan tersebut muncul, istilah 
kepanjangannya harus jelas tertulis mendahului singkatan 
tersebut.  Singkatan  istilah  harus  ditulis  dengan  huruf 
kapital, tanpa titik atau spasi yang mengikuti setiap huruf.  
Jika ada istilah atau singkatan asing yang diterjemahkan ke 
dalam bahasa Indonesia, disarankan untuk disertai dengan 
istilah  aslinya  yang  harus  ditulis  dengan  huruf  miring 
(italic) 
Pengambilan contoh dan
metode uji
96 
Pasal ini sebaiknya disertakan jika dokumen 
yang disusun merupakan standar produk 
Digunakan untuk menjamin mutu dalam 
proses produksi atau uji rutin keperluan 
Quality control 
Untuk mendapatkan hasil yang konsisten 
dan dapat diulang, metode pengambilan 
contoh sebaiknya berdasarkan metode 
statistik yang disediakan dalam Standar 
Internasional misalnya ISO 10725 dan ISO 
11648‐1 
Pengambilan contoh dan
metode uji
(lanjutan)
97 
Metode Pengujian Sebaiknya 
1. Menguraikan dengan jelas cara pengujian yang 
dilakukan (Dari penyiapan contoh hingga 
pelaporan) 
2. Fokus pada persyaratan tertentu dari objek 
penilaian kesesuaian dan menghindari persyaratan 
yang tidak terkait dengan kinerja objek. 
3. Dipilih dengan mempertimbangkan efektivitas, 
ekonomi dan aplikasi praktis. 
Untuk metode pengujian tak rusak sebaiknya dipilih 
setiap kali memberikan tingkat kepercayaan yang 
setara dengan metode pengujian rusak 
Dokumen normatif sebaiknya menentukan urutan uji 
jika urutan tersebut dapat mempengaruhi hasil 
Pengambilan contoh dan
metode uji
(lanjutan)
98 
Jika ada metode pengujian atau alat uji alternatif, 
maka harus dicantumkan dalam dokumen 
normatif 
Metode pengujian yang ditetapkan harus 
mengikuti prinsip metrologi tentang validasi, 
pengukuran yang dapat ditelusuri dan estimasi 
ketidakpastian pengukuran  
Jika menetapkan persyaratan objek penilaian 
kesesuaian perlu memperhatikan keterkaitan 
antara metode pengujian yang diacu dengan 
persyaratan peralatan pengujian. Jika tidak, 
persyaratan peralatan sebaiknya dicantumkan 
dalam dokumen normatif. 
Persyaratan
99 
Jika ada, persyaratan harus berisi hal‐hal berikut: 
1. semua  karakteristik  terkait  dengan  aspek 
produk,  proses  atau  jasa,  baik  dinyatakan 
secara eksplisit maupun mengacu ke standar 
lain; 
2. nilai  batas  dari  karakteristik  yang  dapat 
diukur; 
3. referensi metode uji setiap persyaratan untuk 
menentukan  besaran  karakteristik  atau 
metode uji. 
  
Persyaratan dapat berisi lebih dari satu kategori, 
tipe,  kelas,  atau  tingkat  jika  diperlukan  dan 
sebaiknya diidentifikasi. 
 
Persyaratan  yang  berkaitan  dengan  pemakaian 
atau pemasangan suatu produk harus dimasukkan 
ke dalam bagian yang terpisah 
Klasifikasi, penunjukan dan
pengkodean
100 
Penandaan, pelabelan, dan
pengemasan
101 
Penandaan,  pelabelan,  dan  pengemasan  merupakan  unsur 
opsional 
Unsur  ini  menetapkan  penandaan  suatu  produk,  misalnya 
merek dagang dari/atau pemasok awal (vendor), nomor model 
atau jenis. 
 
Penandaan, pelabelan, dan
pengemasan
(lanjutan)
102 
Pengaturan penandaan atau label perlu dicantumkan dalam dokumen, khususnya 
jika didalam persyaratan standar disebutkan perbedaan jenis mutu. 
  
Lambang yang ditetapkan untuk penandaan, termasuk lambang 
peringatan/bahaya, harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 
  
Penulisan uraian penandaan, pelabelan, dan pengemasan dicantumkan pada 
bagian batang tubuh pasal yang relevan dari standar dengan jenis huruf Arial 11. 
 
Lampiran
103 
 
Lampiran  digunakan  untuk  menyediakan  informasi  tambahan  dari  isi  standar  dan 
dikembangkan untuk beberapa alasan, contohnya: 
• Ketika informasi atau tabel yang ditampilkan pada isi standar sangat panjang dan 
termasuk dalam bagian utama dokumen akan menyulitkan pengguna membaca isi 
standar; 
• Untuk  menghimpun  bagian  informasi  yang  khusus  (misalnya  perangkat  lunak, 
contoh formulir, hasil dari pengujian antarlaboratorium, metode uji alternatif, tabel, 
daftar, data); 
• Untuk menyajikan informasi mengenai aplikasi dokumen tertentu. 
 
Lampiran
(lanjutan)
104 
 
Lampiran dapat berupa elemen normatif atau informatif. 
1. Lampiran Normatif : Bagian integral suatu standar 
2. Lampiran Informatif: 
• Menguraikan tambahan informasi  
• Membantu pemahaman/penggunaan standar.  
• Tidak  mengandung  persyaratan  yang  perlu  dipenuhi  untuk  mengklaim 
kesesuaiannya dengan standar.  
• Dapat  berisi  persyaratan  opsional  dengan  menambahkan  keterangan  sebagai 
berikut “Tidak perlu memenuhi persyaratan ini untuk dapat dinyatakan bahwa 
sudah memenuhi SNI ini” 
 
Jenis lampiran (informatif atau normatif) harus dijelaskan dengan cara yang dimaksud 
dalam teks dan harus dinyatakan dalam judul lampiran. 
 
Lampiran
(lanjutan)
105 
 
Ketentuan penulisan Lampiran: 
1. Pada  baris  pertama,  dicantumkan  penulisan  kata  “Lampiran”  dan  penomoran 
lampiran dengan jenis huruf Arial 12, tebal (Bold) dan berada pada posisi tengah 
dari  baris  yang  bersangkutan  diikuti  dengan  penomoran  lampiran  menggunakan 
huruf kapital mulai dari huruf “A” dan ditulis secara berurutan setelahnya. 
2. Pada  baris  kedua,  dicantumkan  penjelasan  jenis  lampiran  apakah  bersifat 
“(normatif)” atau “(informatif)” dengan jenis huruf Arial 12 dan berada pada posisi 
tengah dari baris yang bersangkutan. 
3. Pada  baris  berikutnya  ditulis  judul  lampiran  dengan  jenis  huruf  Arial  12,  tebal 
(Bold) dan berada pada posisi tengah dari baris yang bersangkutan. 
 
Lampiran
(lanjutan)
106 
 
Ketentuan penulisan Lampiran (lanjutan): 
4. Nomor pasal, subpasal, tabel, gambar dan rumus matematika pada lampiran 
ditulis tiga spasi dari judul lampiran, didahului dengan penomoran lampiran dan 
diikuti dengan tanda titik (.) lalu ditambahkan penomoran sesuai urutannya. 
5. Penulisan judul pasal, subpasal, tabel, gambar dan rumus matematika 
menggunakan empat ketukan ke kanan dari penomoran pasal, subpasal, tabel, 
gambar dan rumus matematika. 
6. Setiap lampiran harus dirujuk dalam teks secara jelas, dan dicantumkan dalam 
daftar isi 
 
 
Lampiran
(lanjutan)
107 
Lampiran
(lanjutan)
108 
Bibliografi
109 
Bibliografi merupakan daftar dokumen yang digunakan sebagai sumber 
informasi dan dikutip dalam penyusunan rancangan standar 
Bibliografi harus tidak berisi persyaratan, perizinan dan rekomendasi. 
Bibliografi, jika ada, ditulis sesudah lampiran. Dokumen yang diacu dan 
sumber informasi dapat dicantumkan bertanggal atau tidak bertanggal 
Urutan penulisan bibliografi sebaiknya diawali dari SNI, baru kemudian diikuti standar 
acuan lain menurut alfabetis dan disusun berdasarkan nomor unik standar dari yang 
terkecil, dan kemudian diikuti dengan tahun publikasi Bibliografi. 
Penulisan bibliografi selain standar, menggunakan acuan SNI ISO 690 sesuai 
dengan asal sumber bibliografi. 
Bibliografi
(lanjutan)
110 
Informasi pendukung terkait
perumus standar
111 
Ditampilkan untuk memberikan informasi tambahan kepada pengguna mengenai 
Komtek, keanggotaan Komtek, konseptor RSNI, dan sekretariat Komtek. 
 
Ketentuan Penulisan: 
1. Disajikan  di  halaman  dalam  sampul  belakang,  tanpa  diberikan  penomoran 
halaman 
2. Penulisan judul “Informasi pendukung terkait perumus standar” dengan jenis 
huruf Arial  12, tebal  (Bold)  dan  berada pada  posisi tengah  dari  baris yang 
bersangkutan 
3. Uraian semua informasi pendukung terkait perumus SNI ditulis dengan jenis 
huruf Arial 11, tiga spasi ke bawah dari judul, lalu disajikan dengan urutan: 
[1] “Komtek perumus SNI” ditulis dengan jenis huruf Arial 11 dan tebal (Bold) 
sedangkan uraian nama Komtek ditulis dengan jenis huruf Arial 11 
[2} “Susunan keanggotaan Komtek perumus SNI” ditulis dengan jenis huruf 
Arial 11 dan tebal (Bold) sedangkan uraian Ketua, Wakil Ketua (jika ada), 
Sekretaris  dan  Anggota  ditulis  sesuai  urutan  abjad  dengan  jenis  huruf 
Arial 11 
[3] “Konseptor rancangan SNI” ditulis dengan jenis huruf Arial 11 dan tebal 
(Bold) sedangkan uraiannya ditulis dengan jenis huruf Arial 11 
[4]  “Sekretariat  pengelola  Komtek  perumus  SNI”  ditulis  dengan  jenis  huruf 
Arial 11 dan tebal (Bold) sedangkan uraiannya ditulis dengan jenis huruf 
Arial 11. 
Subkomponen
standar
112 
3b
Subkomponen Standar
113 
Pasal, subpasal, dan
paragraf
114 
Ketentuan Pasal: 
• Setiap pasal harus mempunyai nomor dan judul. 
• Pasal dalam setiap standar atau bagian dari standar harus ditulis dengan angka 
Arab, dimulai dengan 1 untuk pasal “Ruang lingkup”. 
• Penomorannya berlanjut, tetapi tidak termasuk penomoran untuk lampiran 
• Nomor dan judul pasal ditulis dengan huruf Arial 11, dicetak tebal (bold) tanpa 
diakhiri tanda baca titik (.). 
• Judul pasal ditulis dengan jarak empat ketukan ke kanansetelah nomor pasal. 
• Uraian isi pasal ditulis pada baris berikutnya dengan jarak satu spasi dari judul 
pasal dan menggunakan jenis huruf Arial 11. 
• Penulisan antara pasal dengan pasal lainnya diberi jarak dua spasi.  
Pasal, subpasal, dan
paragraf
(lanjutan)
115 
Ketentuan Subpasal: 
• Subpasal  diberi  nomor  mengikuti  nomor  pasalnya,  maksimum  sampai  lima  tingkat  ke  bawah 
(misalnya, 5.1.1.1.1.1, 5.1.1.1.1.2, dst.) 
• Setiap subpasal sebaiknya mempunyai judul. 
• Jika subpasal 10.1 memiliki judul, maka subpasal 10.2 juga memiliki judul. Jika subpasal tidak 
berjudul, maka kata kunci atau subyek kalimat dituliskan pada awal kalimat subpasal, dan tidak 
dicantumkan sebagai judul dalam daftar isi. 
• Subpasal dapat dibuat jika sekurang‐kurangnya terdiri atas dua subpasal.  
• Judul subpasal ditulis dengan jarak empat ketukan ke kanan setelah nomor subpasal. Nomor dan 
judul  subpasal  ditulis  dengan  Arial  11,  tebal  (bold).  Dalam  hal  subpasal  tidak  memiliki  judul, 
nomor subpasal ditulis dengan Arial 11, tebal (bold). 
• Uraian  isi  subpasal  berjudul  ditulis  pada  baris  berikutnya  dengan  jarak  satu  spasi  dari  judul 
subpasal dan menggunakan jenis huruf Arial 11. Untuk uraian isi subpasal tidak berjudul ditulis 
dengan jarak empat ketukan ke kanan setelah nomor subpasal.  
116 
Ketentuan Paragraf: 
Paragraf merupakan bagian dari isi pasal atau subpasal yang tidak bernomor. “Paragraf 
menggantung  pada  substansi  standar”,  seperti  contoh  berikut,  sebaiknya  dihindari 
karena akan membingungkan dalam mencantumkan acuan. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Narasi kalimat pada paragraf ditulis dengan jenis huruf Arial 11, rata kanan kiri. Untuk 
penulisan berikutnya antara paragraf dengan paragraf lainnya diberi jarak satu spasi 
Pasal, subpasal, dan
paragraf
(lanjutan)
Daftar
117 
• Tiap uraian dalam daftar dapat didahului dengan tanda ‘strip’ (‐), ‘poin’ (), abjad (a, 
b, c, dst.), atau angka Arab (1, 2, 3, dst.) kemudian diikuti empat ketukan ke kanan. 
Kata pertama pada uraian dapat diawali dengan huruf kecil ataupun huruf capital. 
 
• Suatu daftar dapat didahului dengan kalimat pengantar 
  
Daftar
(lanjutan)
118 
• Suatu daftar dapat juga didahului dengan proposisi tata bahasa lengkap yang diikuti 
dengan tanda titik dua  
 
 
 
 
 
 
 
• atau dengan menyatakan bagian pertama dari proposisi tanpa tanda titik dua yang 
dilengkapi dengan uraian dalam daftar tersebut 
 
Catatan
119 
Ketentuan Catatan: 
• Catatan  yang  terintegrasi  dalam  teks  standar  hanya  digunakan  untuk 
memberikan informasi tambahan dan tidak memuat persyaratan 
• Catatan  sebaiknya  dicantumkan  pada  bagian  akhir  sesuai  dengan  pasal  atau 
subpasal atau paragraf yang dirujuk 
• Catatan  dalam  pasal  atau  subpasal  didahului  dengan  kata  “CATATAN”  ditulis 
dengan jenis huruf Arial 10, tebal (bold). Uraian catatan ditulis pada jarak empat 
spasi ke kanan dari kata CATATAN ditulis dengan jenis huruf Arial 10 
Contoh
120 
Contoh yang terintegrasi dalam teks 
Contoh yang terintegrasi dalam teks standar hanya digunakan untuk memberikan 
informasi tambahan. Informasi tersebut dimaksudkan untuk membantu memahami atau 
menggunakan standar dan tidak memuat persyaratan yang perlu dipenuhi untuk 
mengklaim kesesuaian suatu standar. 
Contoh sebaiknya dicantumkan pada bagian akhir sesuai dengan pasal atau subpasal 
atau paragraf yang dirujuk. 
  
Contoh 
Contoh dalam pasal atau subpasal didahului dengan kata “CONTOH” (jenis huruf Arial 10 
– bold) dan uraian contoh ditulis pada jarak empat spasi ke kanan dari kata CONTOH 
(jenis huruf Arial 10). 
 
Catatan kaki
121 
Catatan kaki teks dapat digunakan jika dianggap perlu, dimaksudkan untuk menguraikan 
informasi tambahan dan penggunaannya harus seminimum mungkin serta tidak berisi 
persyaratan. 
 
Ketentuan Penulisan 
Catatan kaki teks ditempatkan di bagian bawah halaman yang terkait sesuai dengan pasal 
atau subpasal atau paragraf yang dirujuk(bukan di dalam footer) dan dipisahkan dengan 
garis pendek mendatar tipis. Catatan kaki teks diberikan penomoran secara berurutan 
sepanjang dokumen 
Catatan  kaki  teks  dituliskan  dengan  jenis  huruf  Arial  10dengan  diawali  angka  Arab, 
dimulai dengan angka 1 yang diikuti dengan tanda kurung tutup. Nomor catatan kaki teks 
berurutan sepanjang dokumen. Misalnya: 1), 2), 3), dan seterusnya dengan bentuk kecil 
yang ditulis di atas (superscript). 
Catatan  kaki  harus  dirujuk  dalam  teks  dengan  menyisipkan  angka  yang  sama  dengan 
bentuk kecil yang ditulis di atas (superscript) sesudah kata atau kalimat yang dimaksud. 
Misalnya: 1),  2), 3) dan seterusnya. 
Formula matematika
122 
Jenis persamaan  
Penjelasan yang berkaitan dengan arti lambang persamaan dicantumkan pada baris 
berikutnya di bawah persamaan tersebut, didahului kata ”Keterangan” (jenis huruf 
Arial 10 ‐ bold) dan uraiannya ditulis pada baris berikutnya dari tepi kiri (jenis huruf 
Arial 10).   
  
Penomoran rumus 
Penomoran rumus diletakkan di ujung paling kanan pada baris rumus yang dirujuk dan 
menggunakan angka Arab dalam tanda kurung dimulai dengan angka 1. 
 
Penunjukan dimensi dan toleransi  
Dimensi dan toleransi seharusnya diperlihatkan dengan jelas dan tidak bermakna 
ganda. 
CONTOH 1  80 mm × 25 mm × 50 mm atau (80 × 25 × 25) mm (bukan: 80 × 25 × 25 
mm) 
CONTOH 2 80  F  2  F atau (80  20)  F 
 
Formula matematika
(lanjutan)
123 
ditulis menggunakan fitur equation 
Arial bold 10 
Arial 10 
Gambar
124 
Gambar teknik 
Arial ukuran 10 
Arial bold ukuran 11 
Gambar yang ditampilkan 
dalam SNI di anjurkan dalam 
bentuk gambar teknik, aturan 
penayangan gambar dalam 
SNI sebagai berikut: 
 
 Gambar berada diposisi 
tengah (rata tengah) 
 Keterangan gambar tepat 
berada 1 enter dibawah 
gambar  
 Nomor dan judul gambar 
berada 1 enter dibawah 
keterangan gambar dan rata 
tengah 
 
 
Indeks
125 
Indeks, jika ada, harus 
ditulis di halaman 
terakhir. 
  
Urutan penulisan Indeks 
sebaiknya disusun 
berurutan menurut 
alfabetis. 
Kebijakan
126 
4
Hak paten
127 
Pengaturan terkait paten mengikuti ketentuan yang ada dalam Pedoman standar 
terkait Pengembangan SNI. 
 
Semua Rancangan SNI yang disampaikan untuk mendapatkan tanggapan harus 
memuat tulisan (teks) berikut ini pada halaman depan. 
“Pengguna dari RSNI ini diminta untuk menginformasikan adanya hak paten dalam 
dokumen ini, jika diketahui, serta memberikan informasi pendukung lainnya (pemilik 
paten, bagian yang terkena paten, alamat pemberi paten dan lain‐lain).” 
Hak paten
(lanjutan)
128 
Untuk sesuatu yang dipatenkan, aturan berikut ini harus diikuti: 
Dokumen standar yang dipublikasikan yang dalam proses penyiapannya tidak ditemukan adanya 
hak paten, harus ada pemberitahuan sesuai Pasal 14. 
Dokumen standar yang dipublikasikan yang dalam proses penyiapannya ditemukan adanya hak 
paten, harus ada pemberitahuan berikut ini dalam pendahuluan: 
“Perlu diperhatikan bahwa beberapa unsur dari dokumen standar ini berupa hak paten seperti 
yang tercantum dalam pasal ....... mengenai ............ 
Pemegang hak paten berikut 
Nama pemegang hak paten: 
Alamat: 
telah meyakinkan Badan Standardisasi Nasional bahwa bersedia memberikan izin penggunaan 
hak paten tanpa dikenai biaya. 
Perlu diperhatikan bahwa beberapa unsur dari dokumen standar ini mungkin menjadi subjek hak 
paten selain yang telah teridentifikasi di atas.Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung 
jawab untuk pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.” 
 
129 
Hak paten
(lanjutan)
130 
Hak paten
(lanjutan)
Penggunaan nama dagang
131 
Nama produk yang tepat harus disebutkan dengan jelas tanpa menyebutkan merek 
dagang produk. Kepemilikan nama produk (misalnya, merek dagang) untuk produk 
tertentu  sejauh  mungkin  dihindari  meskipun  hal  ini  sudah  menjadi  kebiasaan. 
Kecuali,  jika  nama  dagangnya  tidak  dapat  dihindari,  maka  nama  aslinya  harus 
disebutkan. Misalnya, merek dagang dengan lambang  untuk merek dagang yang 
sudah terdaftar.  
 
CONTOH   Untuk mengganti “Teflon”, tulis dengan “Politetraflouroetelina (PTFE)”. 
Aturan khusus terkait objek
penilaian kesesuaian
132 
• Dalam  hal  penyusunan  SNI  terkait  dengan 
objek  penilaian  kesesuaian,  harus  mengikuti 
ketentuan  yang  diuraikan  dalam  pedoman 
penyusunan  standar  yang  berisi  persyaratan 
untuk  objek  penilaian  kesesuaian  sesuai  SNI 
ISO/IEC 17007. 
133 

More Related Content

PPTX
Klausul 8 iso 9001 2015
PDF
SISTIM MANAJ MUTU ISO 2015.pdf
PPTX
Bahan rapat tinjauan manajemen
PDF
Skema_Sertifikasi_Produk_SNI_IEC_17067
PPTX
Klausul 8: Operation (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"
DOCX
Ceklist ISO 14001;2015.docx
PDF
Sistem_Manajemen_Keselamatan_Perusahaan_Angkutan_Umum(2).pdf
PDF
ISO 45001- 2018 Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja - Persyaratan ...
Klausul 8 iso 9001 2015
SISTIM MANAJ MUTU ISO 2015.pdf
Bahan rapat tinjauan manajemen
Skema_Sertifikasi_Produk_SNI_IEC_17067
Klausul 8: Operation (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"
Ceklist ISO 14001;2015.docx
Sistem_Manajemen_Keselamatan_Perusahaan_Angkutan_Umum(2).pdf
ISO 45001- 2018 Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja - Persyaratan ...

What's hot (20)

PDF
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
PDF
366933503 sni-iso-14001-2015-sistem-manajemen-lingkungan-persyaratan-dengan-p...
PDF
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
PDF
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
PDF
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
PDF
Pengelolaan limbah B3
DOCX
Percobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensi
PDF
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
PDF
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
DOCX
PPTX
Teknik pengambilan sampel bod
PDF
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
PDF
Cod dan bod
PDF
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
PPTX
Proses pembuatan asam sulfat
DOC
Standart penilaian audit 5 r
DOC
Surat kuasa-ambil-ijazah-doc
PPTX
Insinerasi Limbah Non B3
PPTX
ISO 19011:2018 Pedoman Audit Sistem Manajemen
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
366933503 sni-iso-14001-2015-sistem-manajemen-lingkungan-persyaratan-dengan-p...
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Pengelolaan limbah B3
Percobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensi
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
Teknik pengambilan sampel bod
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
Cod dan bod
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
Proses pembuatan asam sulfat
Standart penilaian audit 5 r
Surat kuasa-ambil-ijazah-doc
Insinerasi Limbah Non B3
ISO 19011:2018 Pedoman Audit Sistem Manajemen
Ad

More from Zulhamidi Zulhamidi (20)

PDF
Menentukan Beban Angin Rencana Sesuai SNI 1727-2019.pdf
PPTX
Tata cara peremajaan data di Myasn(1).pptx
PPTX
UNDERSTANDING SaMD, MDSW AND SiMD .pptx
PDF
Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
PDF
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
PDF
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
PDF
EVS-06-33e.pdf
PDF
EVE-07-14e.pdf
PDF
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
PDF
EVS-08-19e.pdf
PDF
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
PDF
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
PDF
EVS-04-12e.pdf
PDF
EVS-1-08 (1).pdf
PDF
EVS-1-08.pdf
PDF
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
DOCX
Tesis tentang Training Kompetensi
PDF
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
PDF
materi SNI dan CPPOB.pdf
PDF
Smart City sesuai Standar ISO
Menentukan Beban Angin Rencana Sesuai SNI 1727-2019.pdf
Tata cara peremajaan data di Myasn(1).pptx
UNDERSTANDING SaMD, MDSW AND SiMD .pptx
Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
EVS-06-33e.pdf
EVE-07-14e.pdf
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
EVS-08-19e.pdf
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
EVS-04-12e.pdf
EVS-1-08 (1).pdf
EVS-1-08.pdf
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
Tesis tentang Training Kompetensi
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdf
Smart City sesuai Standar ISO
Ad

Recently uploaded (15)

PPT
program pengarustamaan gender PPRG Kabupaten Soppeng
PDF
Habituasi Latsar CPNS BerAKHLAK bahan .pdf
PDF
budaya Kepemimpinan Masyarakat Makassar Kelompok 2
PPTX
musrenbang mendagri di provinsi jambipptx
PPTX
Bahan Paparan Implementasi Inovasi Daerah Kota Tarakan
PPTX
001. Materi Rapat Koordinasi Kepala Daerah
PPTX
04-06-2025_Sosialisasi E-Kinerja bagi ASN Baru.pptx
PDF
PEMBAHASAN LANJUTAN RANCANGAN RPJMN & RENSTRA K/L TAHUN 2025- 2029 BIDANG POL...
DOCX
Megadewa88:DPR Angkat Bicara soal Isu Kenaikan Gaji, Simak Penjelasannya
PPT
Identifikasi Potensi wilayah bagi penyuluh pertanian.ppt
PPTX
Pengelolaan Bantuan Keuangan Partai Politik.pptx
PDF
Bahan Paparan Dir ANTB_Rakor KMP Makassar_HR_final (1).pdf
PDF
Copy of Konsultasi Publik_20231113_232507_0000.pdf
PDF
PKTBT LATSAR CPNS TAHUN 2025 Kemenag.pdf
PPT
SOSIALISASI DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
program pengarustamaan gender PPRG Kabupaten Soppeng
Habituasi Latsar CPNS BerAKHLAK bahan .pdf
budaya Kepemimpinan Masyarakat Makassar Kelompok 2
musrenbang mendagri di provinsi jambipptx
Bahan Paparan Implementasi Inovasi Daerah Kota Tarakan
001. Materi Rapat Koordinasi Kepala Daerah
04-06-2025_Sosialisasi E-Kinerja bagi ASN Baru.pptx
PEMBAHASAN LANJUTAN RANCANGAN RPJMN & RENSTRA K/L TAHUN 2025- 2029 BIDANG POL...
Megadewa88:DPR Angkat Bicara soal Isu Kenaikan Gaji, Simak Penjelasannya
Identifikasi Potensi wilayah bagi penyuluh pertanian.ppt
Pengelolaan Bantuan Keuangan Partai Politik.pptx
Bahan Paparan Dir ANTB_Rakor KMP Makassar_HR_final (1).pdf
Copy of Konsultasi Publik_20231113_232507_0000.pdf
PKTBT LATSAR CPNS TAHUN 2025 Kemenag.pdf
SOSIALISASI DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Pedoman Penulisan SNI