SlideShare a Scribd company logo
NAMA : JOPSYAR
NIM : 243312086
TTL : PALOPO ,10 JANUARI 1981
STATUS : LAJANG / BELUM NIKAH
EM@IL : ocha.jopsyar@gmail.com
HP : 081218335592
Presentation1
JUST IN TIME
• Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang
memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya.
Ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu
berproduksi hanya apabila ada permintaan (full
system) atau dengan kata lain hanya memproduksi
sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan hanya
sebesar kuantitas yang diminta.
• Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan
kemampuan perusahaan secara terus menerus untuk
merespon perubahan dengan minimisasi pemborosan.
Perusahaan-perusahaan meningkatkan perhatian terhadap keuntungan
potensial dari :
1. Membuat pesanan pembelian yang lebih kecil dan lebih sering.
2. Membangun kembali hubungan dengan pemasok.
Kedua hal di atas berhubungan dengan peningkatan minat dalam sistem
pembelian tepat waktu (Just In Time). Pembelian Just In Time adalah
pembelian barang atau bahan sedemikian rupa sehingga pengiriman secara
tepat mendahului permintaan atau penggunaan. Dalam keadaan ekstrim tidak
adanya persediaan (barang untuk dijual bagi seorang pengecer, bahan baku
barang dalam proses atau barang jadi bagi seorang produsen) yang ditahan.
Perusahaan yang menggunakan pembelian Just In Time
biasanya menekankan biaya tersembunyi yang berhubungan
dengan menahan tingkat persediaan yang tinggi. Biaya
tersembunyi ini meliputi jumlah ruang penyimpanan yang lebih
besar dan jumlah kerusakan–kerusakan yang cukup besar.
Pengertian Just In Time
Menurut Henri Simamora dalam bukunya Akuntansi Manajemen,
Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana
segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia,
dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk
mengangkat produktifitas dan mengurang pemborosan. Just In Time
didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan
mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan
komponen komponen lainnya. Tenaga kerja langsung dalam lingkungan
Just In Time dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang
berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang
dan waktu produksi.
Metode produksi Just In time mensyaratkan tidak adanya
persediaan bahan
baku karena bahan baku dan suku cadang dijadwalkan untuk
sampai ke pabrik dari pemasok hanya pada saat dibutuhkan
saja.
Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu
yang memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh
segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi.
JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa
harus di eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang
tidak perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi.
Sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol,tidak memerlukan waktu
dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat
meningkat.
3. Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous
Improvement)dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.
4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan
pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.
JIT dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti
misalnya pembelian, produksi, distribusi, administrasi dan sebagainya.
Prinsip Dasar Just In Time
Untuk mengaplikasikan metode JIT maka ada delapan prinsip yang
harus dijadikan dasar pertimbangan di dalam menentukan strategi sistem
produksi, yaitu3:
1. Berproduksi sesuai dengan pesanan Jadual Produksi Induk
Sistem manufaktur baru akan dioperasikan untuk menghasilkan produk
menunggu setelah diperoleh kepastian adanya order dalam jumlah tertentu
masuk. Tujuan utamanya untuk memproduksi finished goods tepat waktu dan
sebatas pada jumlah yang ingin dikonsumsikan saja (Just in Time), untuk itu
proses produksi akan menghasilkan sebanyak yang diperlukan dan secepatnya
dikirim ke pelanggan yang memerlukan untuk menghindari terjadinya stock serta
untuk menekan biaya penyimpanan (holding cost).
2. Produksi dilakukan dalam jumlah lot (Lot Size) yang kecil untuk
menghindari perencanaan dan lead time yang kompleks seperti halnya dalam
produksi jumlah besar. Fleksibilitas aktivitas produksi akan bisa dilakukan, karena
hal tersebut memudahkan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam
rencana produksi terutama menghadapi perubahan permintaan pasar.
3. Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste)
Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap area operasi
yang ada. Semua pemakaian sumber-sumber input (material,
energi, jam kerja mesin atau orang, dan lain-lain) tidak boleh
melebihi batas minimal yang diperlukan untuk mencapai target
produksi.
4. Perbaikan aliran produk secara terus menerus.
(Continous Product Flow Improvement) Tujuan pokoknya adalah
menghilangkan proses-proses yang menimbulkan bottleneck
dan semua kondisi yang tidak produktif (idle, delay, material
handling, dan lain-lain) yang bisa menghambat kelancaran aliran
produksi.
5. Penyempurnaan kualitas produk (Product Quality Perfection)
Kualitas produk merupakan tujuan dari aplikasi Just in Time dalam sistem
produksi. Disini selalu diupayakan untuk mencapai kondisi “Zero Defect”
dengan cara melakukan pengendalian secara total dalam setiap langkah
proses yang ada. Segala bentuk penyimpangan haruslah bisa
diidentifikasikan dan dikoreksi sedini mungkin.
6. Respek terhadap semua orang/karyawan (Respect to People)
Dengan metode Just in Time dalam sistem produksi setiap pekerja akan
diberi kesempatan dan otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil
keputusan apakah suatu aliran operasi bisa diteruskan atau harus dihentikan
karena dijumpai adanya masalah serius dalam satu stasiun kerja tertentu.
7. Mengurangi segala bentuk ketidak pastian (Seek to Eliminate Contigencies)
Inventori yang ide dasarnya diharapkan bisa mengantisipasi demand yang
berfluktuasi dan segala kondisi yang tidak terduga, justru akan berubah menjadi waste
bilamana tidak segera digunakan. Begitu pula rekruitmen tenaga kerja dalam jumlah
besar secara tidak terkendali seperti halnya yang umum dijumpai dalam aktivitas
proyek akan menyebabkan terjadinya pemborosan bilamana tidak dimanfaatkan pada
waktunya. Oleh karena itu dalam perencanaan dan penjadualan produksi harus bisa
dibuat dan dikendalikan secara teliti. Segala bentuk yang memberi kesan
ketidakpastian harus bisa dieliminir dan harus sudah dimasukkan dalam pertimbangan
dan formulasi model peramalannya.
Ketujuh prinsip pelaksanaan Just in Time dalam sistem produksi di atas bukanlah suatu
komitmen perusahaan yang diaplikasikan dalam jangka waktu pendek, melainkan
harus dibangun secara berkelanjutan dan merupakan komitmen semua pihak dalam
jangka panjang. Dalam jangka pendek, ada kemungkinan aplikasi Just in Time dalam
sistem produksi justru akan menambah biaya produksi mengikuti konsekuensi proses
terbentuknya kurva belajar.
Selain prinsip dasar just in time, berikut adalah urutan penerapan
teknik just in time :
- Menerapkan 5S – dasar untuk perbaikan;
Dasar perbaikan ditempat kerja adalah konsep 5S yang terdiri dari Seiri
(Pemilihan), Seiton (Penataan), Seiso (Pembersihan), Seiketsu
(Pemantapan), dan Shitsuke (Kebiasaan).
- Penerapan produksi satu potog untuk mencapai pengimbangan lini.
- Pelaksanaan produksi ukuran lot kecil dan perbaikan metode
penyiapan.
- Penerapan operasi baku
- Produksi lancer dengan merakit produk sesuai dengan kecepatan
penjualan
- Autonomasi (“jidoka”)
- Penggunaan kartu kanban.
II Pembelian dengan Konsep JIT
Pembelian dengan Konsep JIT adalah sistem penjadwalan
pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan
penyerahan segera untuk memenuhi permintaan atau penggunaan.
Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan
dengan aktivitas pembelian dengan cara:
1. Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan dapat mengurangi
sumber-sumber yang dicurahkan dalam negosiasi dengan pamasoknya.
2. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan
pemasok.
3. Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian yang
mapan.
4.Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai
tambah.
5.Mengurangi waktu dan biaya untuk program-program pemeriksaan
mutu.
Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai pengaruh pada
sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai
berikut:
1. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.
2.Perubahan “cost pools” yang digunakan untuk mengumpulkan
biaya.
3.Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya
sehingga banyak biaya tidak langsung dapat diubah menjadi biaya
langsung.
4.Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih
harga beli secara individual
5.Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.
Perusahaan yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan
efisiensi dalam bidang:
1. Lead time (waktu tunggu) pemanufakturan
2. Persediaan bahan, barang dalam proses, dan produk selesai
3. Waktu perpindahan
4. Tenaga kerja langsung dan tidak langsung
5. Ruangan pabrik
6. Biaya mutu
7. Pembelian bahan
Prinsip dasar JIT adalah meningkatkan kemampuan secara terus-menerus untuk merespon
perubahan dengan meminimisasi pemborosan. Ada empat aspek pokok dalam sistim JIT
yaitu :
Menghilangkan semua aktivitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan nilai tambah
terhadap produk.
 Komitmen terhadap kualitas prima.
 Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi.
 Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas yang
memberikan nilai tambah.
Presentation1

More Related Content

DOCX
Just in time
PPTX
Just In Time
PPTX
Just In Time (JIT)
DOCX
Just In Time
DOCX
Makalah jit
PPTX
Just in time
PPT
Just in time
DOCX
Just In Time dan Sistem Kanban
Just in time
Just In Time
Just In Time (JIT)
Just In Time
Makalah jit
Just in time
Just in time
Just In Time dan Sistem Kanban

What's hot (19)

PPTX
Sistem just in time & activity based costing
PPT
Just In Time
PPTX
Pert6 presentasi
PPTX
Bab.4 akbi (Manajemen berdasarkan aktivitas & perhitungan biasaya berdasarkan...
PPT
the teory of constrain (toc)
PPTX
Just in time (jit)
PPTX
Just in time, dll
PDF
SI & PI, Hariz Abdul Najib, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis dan Major Threat,...
DOCX
Tugas pak rawidjo
DOCX
Perencanaan kapasitas lengkap
DOCX
Sipi, m.fadhly, hapzi ali,mercu buana,2018. SIKLUS: PRODUKSI SISTEM INFORMASI...
PPTX
New microsoft power point presentation
PPT
Perencanaan pengendalian produksi
PPTX
Presentasi ppic
PDF
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses...
DOCX
Manajemen produksi
PDF
The Customer
PPTX
JIT Kanban (Sejarah and Implementasi)
DOCX
Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1
Sistem just in time & activity based costing
Just In Time
Pert6 presentasi
Bab.4 akbi (Manajemen berdasarkan aktivitas & perhitungan biasaya berdasarkan...
the teory of constrain (toc)
Just in time (jit)
Just in time, dll
SI & PI, Hariz Abdul Najib, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis dan Major Threat,...
Tugas pak rawidjo
Perencanaan kapasitas lengkap
Sipi, m.fadhly, hapzi ali,mercu buana,2018. SIKLUS: PRODUKSI SISTEM INFORMASI...
New microsoft power point presentation
Perencanaan pengendalian produksi
Presentasi ppic
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses...
Manajemen produksi
The Customer
JIT Kanban (Sejarah and Implementasi)
Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1
Ad

Similar to Presentation1 (20)

PPTX
Just In time dalam penerapan dalam sistem manufaktur
PDF
justintimejit-160411082403.pdf
PPT
AMB Kelompok 5.ppt
PPTX
1 PPT just in time Strategy PPT download
PPTX
JUST IN TIME (JIT) STRATEGI TUGAS KELOMPOK 10.pptx
PPTX
Materi Metode Just in time Manajemen Operasional
PPT
Jit present
PPTX
Pertemuan 11 Lean Manufacturing produksi.pptx
PPTX
Bab. 14 Manajemen Persediaan
PPTX
Presentasi_Just_In_Time_Manajemen_Operas.pptx
PPTX
Manajemen Produksi Dasar
PPTX
Kelompok 1 JUST IN TIME.pptx
PDF
11, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus produksi, sistem informasi ...
PPTX
7. Menyusun rencana kerja di ruang produksi.pptx
DOCX
Implementasi sistem informasi siklus produksi, sistem informasi siklus pengup...
PPTX
12-Geovani-0010DIM322023-Agregate Planning and S&OP (1).pptx
PDF
PROSESSTRATEGIDANPERENCANAANKAPASITASPPT.pdf
PPTX
Sistem Produksi Teknik Industri Modul Empat
DOCX
11. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Informasi Siklus Produksi
PPT
Tentang Manajemen Persediaan (1).ppt
Just In time dalam penerapan dalam sistem manufaktur
justintimejit-160411082403.pdf
AMB Kelompok 5.ppt
1 PPT just in time Strategy PPT download
JUST IN TIME (JIT) STRATEGI TUGAS KELOMPOK 10.pptx
Materi Metode Just in time Manajemen Operasional
Jit present
Pertemuan 11 Lean Manufacturing produksi.pptx
Bab. 14 Manajemen Persediaan
Presentasi_Just_In_Time_Manajemen_Operas.pptx
Manajemen Produksi Dasar
Kelompok 1 JUST IN TIME.pptx
11, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus produksi, sistem informasi ...
7. Menyusun rencana kerja di ruang produksi.pptx
Implementasi sistem informasi siklus produksi, sistem informasi siklus pengup...
12-Geovani-0010DIM322023-Agregate Planning and S&OP (1).pptx
PROSESSTRATEGIDANPERENCANAANKAPASITASPPT.pdf
Sistem Produksi Teknik Industri Modul Empat
11. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Informasi Siklus Produksi
Tentang Manajemen Persediaan (1).ppt
Ad

Presentation1

  • 1. NAMA : JOPSYAR NIM : 243312086 TTL : PALOPO ,10 JANUARI 1981 STATUS : LAJANG / BELUM NIKAH EM@IL : ocha.jopsyar@gmail.com HP : 081218335592
  • 3. JUST IN TIME • Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta. • Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara terus menerus untuk merespon perubahan dengan minimisasi pemborosan.
  • 4. Perusahaan-perusahaan meningkatkan perhatian terhadap keuntungan potensial dari : 1. Membuat pesanan pembelian yang lebih kecil dan lebih sering. 2. Membangun kembali hubungan dengan pemasok. Kedua hal di atas berhubungan dengan peningkatan minat dalam sistem pembelian tepat waktu (Just In Time). Pembelian Just In Time adalah pembelian barang atau bahan sedemikian rupa sehingga pengiriman secara tepat mendahului permintaan atau penggunaan. Dalam keadaan ekstrim tidak adanya persediaan (barang untuk dijual bagi seorang pengecer, bahan baku barang dalam proses atau barang jadi bagi seorang produsen) yang ditahan.
  • 5. Perusahaan yang menggunakan pembelian Just In Time biasanya menekankan biaya tersembunyi yang berhubungan dengan menahan tingkat persediaan yang tinggi. Biaya tersembunyi ini meliputi jumlah ruang penyimpanan yang lebih besar dan jumlah kerusakan–kerusakan yang cukup besar.
  • 6. Pengertian Just In Time Menurut Henri Simamora dalam bukunya Akuntansi Manajemen, Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurang pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen komponen lainnya. Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang dan waktu produksi.
  • 7. Metode produksi Just In time mensyaratkan tidak adanya persediaan bahan baku karena bahan baku dan suku cadang dijadwalkan untuk sampai ke pabrik dari pemasok hanya pada saat dibutuhkan saja. Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi.
  • 8. JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut: 1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin nol. 2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi. Sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol,tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat. 3. Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous Improvement)dalam meningkatkan efisiensi kegiatan. 4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah. JIT dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti misalnya pembelian, produksi, distribusi, administrasi dan sebagainya.
  • 9. Prinsip Dasar Just In Time Untuk mengaplikasikan metode JIT maka ada delapan prinsip yang harus dijadikan dasar pertimbangan di dalam menentukan strategi sistem produksi, yaitu3: 1. Berproduksi sesuai dengan pesanan Jadual Produksi Induk Sistem manufaktur baru akan dioperasikan untuk menghasilkan produk menunggu setelah diperoleh kepastian adanya order dalam jumlah tertentu masuk. Tujuan utamanya untuk memproduksi finished goods tepat waktu dan sebatas pada jumlah yang ingin dikonsumsikan saja (Just in Time), untuk itu proses produksi akan menghasilkan sebanyak yang diperlukan dan secepatnya dikirim ke pelanggan yang memerlukan untuk menghindari terjadinya stock serta untuk menekan biaya penyimpanan (holding cost). 2. Produksi dilakukan dalam jumlah lot (Lot Size) yang kecil untuk menghindari perencanaan dan lead time yang kompleks seperti halnya dalam produksi jumlah besar. Fleksibilitas aktivitas produksi akan bisa dilakukan, karena hal tersebut memudahkan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam rencana produksi terutama menghadapi perubahan permintaan pasar.
  • 10. 3. Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste) Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada. Semua pemakaian sumber-sumber input (material, energi, jam kerja mesin atau orang, dan lain-lain) tidak boleh melebihi batas minimal yang diperlukan untuk mencapai target produksi. 4. Perbaikan aliran produk secara terus menerus. (Continous Product Flow Improvement) Tujuan pokoknya adalah menghilangkan proses-proses yang menimbulkan bottleneck dan semua kondisi yang tidak produktif (idle, delay, material handling, dan lain-lain) yang bisa menghambat kelancaran aliran produksi.
  • 11. 5. Penyempurnaan kualitas produk (Product Quality Perfection) Kualitas produk merupakan tujuan dari aplikasi Just in Time dalam sistem produksi. Disini selalu diupayakan untuk mencapai kondisi “Zero Defect” dengan cara melakukan pengendalian secara total dalam setiap langkah proses yang ada. Segala bentuk penyimpangan haruslah bisa diidentifikasikan dan dikoreksi sedini mungkin. 6. Respek terhadap semua orang/karyawan (Respect to People) Dengan metode Just in Time dalam sistem produksi setiap pekerja akan diberi kesempatan dan otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil keputusan apakah suatu aliran operasi bisa diteruskan atau harus dihentikan karena dijumpai adanya masalah serius dalam satu stasiun kerja tertentu.
  • 12. 7. Mengurangi segala bentuk ketidak pastian (Seek to Eliminate Contigencies) Inventori yang ide dasarnya diharapkan bisa mengantisipasi demand yang berfluktuasi dan segala kondisi yang tidak terduga, justru akan berubah menjadi waste bilamana tidak segera digunakan. Begitu pula rekruitmen tenaga kerja dalam jumlah besar secara tidak terkendali seperti halnya yang umum dijumpai dalam aktivitas proyek akan menyebabkan terjadinya pemborosan bilamana tidak dimanfaatkan pada waktunya. Oleh karena itu dalam perencanaan dan penjadualan produksi harus bisa dibuat dan dikendalikan secara teliti. Segala bentuk yang memberi kesan ketidakpastian harus bisa dieliminir dan harus sudah dimasukkan dalam pertimbangan dan formulasi model peramalannya. Ketujuh prinsip pelaksanaan Just in Time dalam sistem produksi di atas bukanlah suatu komitmen perusahaan yang diaplikasikan dalam jangka waktu pendek, melainkan harus dibangun secara berkelanjutan dan merupakan komitmen semua pihak dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, ada kemungkinan aplikasi Just in Time dalam sistem produksi justru akan menambah biaya produksi mengikuti konsekuensi proses terbentuknya kurva belajar.
  • 13. Selain prinsip dasar just in time, berikut adalah urutan penerapan teknik just in time : - Menerapkan 5S – dasar untuk perbaikan; Dasar perbaikan ditempat kerja adalah konsep 5S yang terdiri dari Seiri (Pemilihan), Seiton (Penataan), Seiso (Pembersihan), Seiketsu (Pemantapan), dan Shitsuke (Kebiasaan). - Penerapan produksi satu potog untuk mencapai pengimbangan lini. - Pelaksanaan produksi ukuran lot kecil dan perbaikan metode penyiapan. - Penerapan operasi baku - Produksi lancer dengan merakit produk sesuai dengan kecepatan penjualan - Autonomasi (“jidoka”) - Penggunaan kartu kanban.
  • 14. II Pembelian dengan Konsep JIT Pembelian dengan Konsep JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan atau penggunaan. Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara: 1. Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan dapat mengurangi sumber-sumber yang dicurahkan dalam negosiasi dengan pamasoknya. 2. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok. 3. Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian yang mapan. 4.Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah. 5.Mengurangi waktu dan biaya untuk program-program pemeriksaan mutu.
  • 15. Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut: 1. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan. 2.Perubahan “cost pools” yang digunakan untuk mengumpulkan biaya. 3.Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya sehingga banyak biaya tidak langsung dapat diubah menjadi biaya langsung. 4.Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli secara individual 5.Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.
  • 16. Perusahaan yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan efisiensi dalam bidang: 1. Lead time (waktu tunggu) pemanufakturan 2. Persediaan bahan, barang dalam proses, dan produk selesai 3. Waktu perpindahan 4. Tenaga kerja langsung dan tidak langsung 5. Ruangan pabrik 6. Biaya mutu 7. Pembelian bahan
  • 17. Prinsip dasar JIT adalah meningkatkan kemampuan secara terus-menerus untuk merespon perubahan dengan meminimisasi pemborosan. Ada empat aspek pokok dalam sistim JIT yaitu : Menghilangkan semua aktivitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk.  Komitmen terhadap kualitas prima.  Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi.  Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas yang memberikan nilai tambah.