Profil Prestasi 1
Double Track
2
Profil Prestasi 3
Double Track
4
Susunan Redaksi
Pelindung:
Gubernur Jawa Timur
Rektor ITS Surabaya
Penasihat:
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur
Pelaksana:
M. Zainul Asrori
Ety Prawesti
Pimpinan Redaksi:
Fajar Baskoro
Arya Yudhi Wijaya
Reporter:
Anny Saulina
M. Yusuf Heru Wicaksono
Setiyo Agustiono
Hozairi
Bekti Cahyo Hidayanto
Alamat Redaksi:
Gedung Riset Center Lt. 3 ITS
Kampus ITS Sukolilo Surabaya
Email: sma.doubletrack@gmail.com
Telepon: 0811-333-8400
Profil Prestasi 5
VISI MISI
Program SMA Double Track
Visi Misi
SMA Double Track adalah SMA/MA yang melaksakan
kegiatan KBM rguler dan menyelenggarakan kegiatan
pembekalan keterampilan secara berdampingan dengan
memanfaatkan kearifan lokal.
Mengurangi potensi pengangguran lulusan SMA yang
tidak kuliah, melalui pelatihan skill terintegrasi sehingga
saat lulus dapat bekerja atau berwirausaha.
Strategi 3P
Pelatihan
Sekolah Double Track sebagai pusat pelatihan
peningkatan skill dan kompetensi
Produk
Sekolah Double Track sebagai pusat pengembangan
produk
Pasar
Sekolah sebagai pasar transaksi komunitas produk
unggulan lokal (DT Mart )
web: smadt.net
ig: @smadt
Twitter: @sma_dt
Facebook: sma-double-track
YouTube: SMA Double Track
Double Track
6
PENGANTAR
A
tas rahmat Tuhan yang Maha Esa, ITS Surabaya
dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa
Timur merampungkan buku prestasi Program
Double Track 2020 ini. Kami membentuk tim redaksi yang
bertugas menyusun buku Prestasi Double Track 2020 ini.
Buku ini disusun sebagai laporan tahunan yang bersifat
umum, tidak spesifik, serta tidak merata ke semua
wilayah SMA Double Track. Berisi profil singkat hanya
beberapa sekolah, pengalaman, serta capaian dari siswa,
Ibarat Etalase
PENGANTAR
Profil Prestasi 7
Penghubung Pengusaha Senior & Junior
Kami berharap, buku ini mampu menjelaskan secara
umum bahwa program ini sangat efektif dan banyak
diminati pelajar SMA khususnya di Jawa Timur. Ibarat
etalase, di dalam toko masih banyak produk lainnya
dengan kualitas terbaik, namun karena keterbatasan
ruang dan sebagai daya tarik pengunjung maka
dibuatlah etalase. Pun sama halnya dengan buku ini
tidak menampilkan profil seutuhnya, hanya bagian
tertentu saja yang mewakili.
Nomor kontak dan akun media sosial yang kami
cantumkan pada tiap profil sudah mengantongi izin
yang bersangkutan. Besar harapan, para pembaca
dapat menjalin komunikasi dengan pelaku usaha
tersebut. Saat ini, usia bukan lagi menjadi penghalang
semangat dan kerja keras para siswa ataupun alumni
Double Track untuk menjalin kerja sama dengan mitra
luar.
Dengan adanya buku ini, diharapkan mampu
menjadi jembatan antara investor, pengusaha senior,
perbankan, dunia usaha dan dunia industri dengan para
wirausahawan muda di setiap sekolah Double Track ini.
Kami begitu yakin di luar sana, banyak praktisi usaha
kawakan yang antusias untuk mencari insan muda yang
unggul dan potensial untuk dikembangkan
Profil yang ditampilkan dipilih secara acak yang
kami anggap mewakili berdasarkan beberapa aspek
yang meliputi keberlangsungan wirausaha, pola
komunikasi yang responsif, ciri khas produk yang
alumni, maupun trainer Double Track.
Secara umum buku ini memuat penuturan dari
para peserta dan pelaksana Double Track yang
meliputi kepala sekolah, operator, guru, serta trainer.
Dikarenakan masa pandemi, wawancara dilakukan
secara daring melalui email maupun WhatsApp.
Lampiran dokumentasi kegiatan serta profil sekolah
pun dikirim melalui media sosial sehingga tim redaksi
tidak dapat menggambarkan profil secara utuh.
Double Track
8
Namun setelah memulai program Double
Track, dalam waktu singkat usahanya melejit dan
malah mampu merekrut tenaga dari luar. Sudah
memperkerjakan orang sekitarnya. Tidak hanya
mengangkat ekonomi diri sendiri dan keluarga, bahkan
ikut mengatrol pihak lain.
Bahkan ada peserta yang sudah melampaui
ketenaran sang trainer. Omsetnya sudah
mencengangkan untuk ukuran pemula, bahkan nilainya
itu sudah melebihi kemampuan pengusaha senior.
Redaksi sangat yakin di luar sana masih banyak
kisah dan pengalaman menakjubkan dan mengharukan.
Dengan berat hati, tidak semua pengalaman inspiratif
itu bisa terekam di buku yang terbatas ini.
Kami berharap pada kesempatan berikutnya bisa
memuat lebih banyak lagi pengalaman berkesan dari
semua pihak yang telibat di Program Double Track ini.
Semoga ada media lain yang bisa mengekspos semua
pengalaman-pengalaman berkesan tersebut.
Redaksi mengucapkan banyak terima kasih kepada
Banyak Kisah Mengharukan
dihasilkan, serta capaian penghargaan Double Track
2020.
Kami menyadari peserta Double Track ini
sangatlah banyak. Berdasarkan database tahun ajaran
2019/ 2020, jumlah peserta Double Track sebanyak
14.051 siswa, dengan 15 topik keterampilan, 657
trainer yang tersebar di 157 sekolah khususnya Jawa
Timur.
Kami banyak menemukan kisah heroik yang
menunjukkan betapa besarnya animo adik-adik kita
ini. Tak hanya itu, ada pula pengalaman yang berkesan
selama jatuh bangun memulai wirausaha.
Bahkan ada pula cerita yang mengharukan. Ada
guru selalu merinding jika menuturkan perkembangan
salah peserta Double Track. Bagaimana tidak, sebelum
ikut Double Track ekonomi keluarganya yang sangatlah
minim dan penuh kesulitan.
Profil Prestasi 9
Redaksi
peserta, alumni, guru, trainer, operator DT, dan kepala
sekolah yang kooperatif selama penyusunan buku in.
Semoga kerja sama ini makin menjayakan program
Double Track ini.
Kami juga mengucapkan permohonan maaf
sebesar-besarnya jika ada komukasi yang kurang
pantas selama berinteraksi dengan semua pihak yang
terkait.
Terakhir, tak ada gading yang tak retak. Tentu
banyak kekurangan di buku ini. Kami sangat berterima
kasih jika ada saran dan kritik membangun demi
perbaikan di masa mendatang. Semoga Program SMA
Double Track makin sukses.
Double Track
10
DAFTAR ISI
Susunan Redaksi_4
Visi-misi_5
Pengantar_6
Daftar Isi_ 9
Sambutan Gubernur Jawa Timur
Sambutan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur
Sambutan Rektor ITS Surabaya
Bagian I
SMAN 1 Ngadirojo, Pacitan | Kreasi Batik Cantik
Dengan Pewarna Alami
SMAN 1 Wongsorejo, Banyuwangi | Sekolah Pesisir,
Manfaatkan Olahan Ikan
Bengkel Mini SMAN 1 Banyuates, Sampang | Siap
Melayani Jasa Servis Panggilan
SMAN 1 Kauman, Ponorogo | Baru Setahun, Sudah
Kelihatan Peningkatannya
Ponpes & MA Darul Ulum, Banyuanyar, Pamekasan |
Keterampilan Ini Solusi di Masa Sulit
SMAN 1 Kademangan, Kabupaten Blitar | Gubernur
Acungi Jempol Hand Saintizer Berbahan Alami
SMAN 1 Ngrambe, Ngawi | Unggulkan Jasa Instalasi
CCTV dan Running Text
SMAN 4 Bangkalan | Ketiga Bidang Semuanya
Berkembang
SMAN 2 Karangan Trenggalek | Didukung Trainer
Tata Boga Kawakan
SMAN 1 Pule, Trenggalek | Memanfaatkan Momen
Spesial Untuk Berwirausaha
SMAN 1 Kandangan, Kabupaten Kediri | Dirikan DT
Mart di Lokasi Strategis
SMAN 2 Sampang | Semua Kompak, Sabet Tiga
Penghargaan Sekaligus
SMAN 1 Balen, Bojonegoro | Berani Luncurkan Produk
Inovatif dan Khas
SMAN 1 Omben, Sampang | Asah Keterampilan Siswa
Untuk Siap Terjun
4
5
6
10
12
17
20
28
34
40
44
48
50
56
62
66
70
76
80
84
90
Profil Prestasi 11
Bagian II
Khunainnin Mufidzul Qiram, SMAN 1 Panji
Situbondo | Kreasi Baru Dari Situbondo
Alfiana, Alumnus SMAN 1 Gapura, Sumenep | Ingin
kembangkan Butik Sendiri Khusus Batik Madura
Hesti Ayu Wardani, Alumnus SMAN 1 Kandat, Kab.
Kediri | Aneka Kue Cantik Dari Pisang
Mushoffah, Trainer SMAN 1 Sampung, Ponorogo |
Siswa Sampai Enggan Pulang Karena Keasyikan
Diah Novita Sari, SMAN 1 Besuki, Situbondo | Tetap
Bersemangat Meski Ayah Baru Saja Tiada
Bagian III
Devita Tunjung Pamungkas, SMAN 1 Karas,
Magetan | Termasuk Peserta Dengan Perkembangan
Tercepat
Muhammad Hanif Kurniawan, SMAN 1 Balong
Panggang, Gresik | Joss Peyek Yang Renyah dan
Cocok Untuk Oleh-oleh
Aisya Nur Alita Guntur, SMAN 1 Saradan, Kab.
Madiun | Sudah Diminta Memotret Fotomodel
Adila Riffa Imtyas, SMAN 1 Dolopo, Kab. Madiun |
Kliennya Ditanya, “Siapa Yang Merias Kok Cakep?”
Alfiyah Rahmawati, SMAN 1 Kedamean, Gresik |
Keluarga, Teman, dan Tetangga Kini Semua Minta
Desainkan
Rohman, Alumnus SMAN 1 Banyuates, Sampang |
Kini Sudah Gandeng Tiga Percetakan
Fitriyatul Fadila, SMAN 1 Kunir, Lumajang | Makin
Kreatif Dengan Olahan Pisang
Dinda Puspita Ayu, SMAN 1 Pagak, Kab. Malang |
Siap Layani Pembuatan Pin dan Aksesoris Instansi
Aisya Dwi Nur Cahyani, SMAN 1 Sugihwaras,
Bojonegoro | Asyik Berkolaborasi Dengan Sang
Kakak
Manisya Putri Amelina, SMAN 1 Sampung,
Ponorogo | Bersama Tim Sekolah, Kirim Pesanan
Masker Ke Bali dan Jabar
Diki Ifnil Mubarok, SMAN Mumbulsari, Jember | Dulu
Edit Hanya Pakai Ponsel, Kini Layani Wedding
Alifia Dinda Yuliana Siti Maimunah, SMAN 1
Dawarblandong Mojokerto | Kreasikan Roti Bermotif
Batik Nan Cantik
100
106
112
120
126
136
142
150
156
160
164
168
174
178
182
190
194
Double Track
12
T
ahun 2019 lalu kita bisa menyaksikan proses dari
asuhan dan asahan yang sudah diasuh dan asah
oleh Tim ITS Surabaya bagaimana anak-anak SMA
dan Aliyah Double Track yang menunjukkan hasil dari
karya-karya mereka secara langsung. Saat pandemi
2020 ini kita tetap mencoba ikhtiarkan secara virtual dan
format-format yang kita lakukan. Sesungguhnya kita bisa
lihat juga kemarin acara festival ekonomi syariah oleh
Bank Indonesia (BI) yang dilakukan untuk wilayah Jawa
Timur
Kita lihat bahwa format three dimensions sudah
bisa disajikan sehingga seluruh pengunjung dari platform
Dra.Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si
SAMBUTAN
Gubernur Jawa Timur
Buatlah
Jejaring
Agar Saling
Menguatkan
Profil Prestasi 13
festival ekonomi syariah bisa mengetahui renung-
renung dari produk mereka. Begitu juga, Jatim Fair Expo
secara virtual juga dilakukan format yang sama. Dan,
virtual expo dari SMA Double Track juga dilakukan,
tentu harapan kita dari pertemuan ini dan format untuk
menunjukkan berbagai karya dari SMA Double Track Expo
secara virtual ini.
Tidak akan mengurangi makna dan semangat dari
Virtual Expo SMA Double Track, saya ingin menyampaikan
kepada seluruh peserta semuanya bahwa format yang
harus kita siapkan adalah skill sesuai dengan kemampuan
talent yang terus diasah sesuai dengan dinamika dan
kebutuhan pasar. Saya harus berbicara tentang pasar
di sini. Karena seluruh skill anak-anak yang memiliki
dan seluruh talenta yang memiliki. Memang, harus terus
diasah tetapi juga harus menumbuhkan format pertemuan
antara titik produsen dengan konsumen.
Pertemuan di antaranya penyedia jasa dengan
pengguna jasa/konsumen. Jadi, format seperti ini
saya minta kepada anak-anak yang telah diasuh dan
diasah oleh Tim ITS Surabaya. Pasti, anak-anak akan
menemukan pasar. Tren sampai passion pasar itu
selalu berubah-ubah maka usia-usia SMA sangat tepat
memasuki dunia ini.
Biasanya, ada kecenderungan untuk melakukan yang
sangat banyak berinovasi, kreativitas, dan usia-usia SMA
juga paling sering atau penasaran terhadap perubahan-
perubahan sehingga ingin melakukan uji coba.
Sudah waktunya anak-anak melakukan sekarang
untuk menyiapkan diri. Bagaimana mengenali pasar
sejatinya, mengenali diri, dan pengguna sejatinya
sehingga penyedia jasa dan sebagai produsen dari
produk yang akan diproduksikan kepada konsumen. Maka,
anak-anak semakin terasah untuk mengenali.
Oleh karena itu, selesai dari format ini maka
segerakan membentuk kelompok. Misalnya, tren di dalam
proses penjualan produk dan jasa melalui e-commerce
atau marketplace dengan format aplikasi yang sederhana.
Yang bisa dilakukan oleh anak muda. Buatlah jejaring.
Double Track
14
Terus, begitu saling terkait satu sama lain.
Dalam produk tertentu yang mungkin bisa
menemukan sebuah yang bagus dalam satu
marketplace tersebut. Ketika pasar merespon dengan
baik maka mereka akan membutuhkan produk yang
lebih banyak lagi. Dengan kualitas yang terstandar
dan kebersinambungan yang terjaga. Dalam posisi
seperti ini bahwa mereka membutuhkan jejaring dengan
mungkin bisa menghitung pesanan dan mengetahuinya.
Penyedia jasa maupun produsen ini memiliki
jejaring yang sangat luar biasanya. Berikutnya
adalah anak-anak butuh modal dan saya pernah
menyampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jatim bahwa apa memungkinkan anak-anak ini
dibangunkan akses permodalan atau apakah dengan
UMKM Jawa Timur ataukah dengan Bank Jatim.
Dalam dua opsi tersebut, kenapa menyebutkan
UMKM dan Bank Jatim? Karena ini bisa memungkinkan
melakukan konektivitas dan komitmen bahwa adanya
ide-ide dari anak-anak yang punya kreativitas maka
harus didukung. Jika mungkin bisa mendapatkan dana
CSR tentu bagus atau jika kemudian ternyata yang
tidak tersedia dana CSR atau yang tersedia adalah
dana murah.
Misalnya, apakah anak-anak bisa dilakukan
secara sendiri atau pun kelompok? Apakah anak-anak
bisa dimungkinkan untuk membangun akses terhadap
permodalan? Ternyata permodalan itu adalah kredit
tentu apabila Kepala Dinas Pendidikan membangun
akses ke Bank Jatim dan UMKM Jatim. InsyaAllah kita
akan mendapatkan, mungkin sebagian CSR atau
sebagian dari model-model dana murah. Hari ini, modal
dana murah ini cukup banyak kebetulan ada Program
PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) kemudian sekarang
ini bunganya sangat murah.
Jadi, momen yang sesungguhnya ini sangat tepat.
Mari anak-anak sekalian yang sudah memiliki skill
yang bisa memberikan layanan jasa dan menyiapkan
Profil Prestasi 15
berbagai produk. Menurut saya, bisa melakukan secara
berkelompok atau grup supaya saling menyemangati
apabila ada masalah bisa dilakukan dengan diskusi.
Masalah ini harus siap dihadapi. Karena masing-
masing akan menemukan sebuah dinamika-dinamika
pasar, berbagai tren yang terus berubah, berbagai
passion yang berubah, dan menurut saya anak-anak
SMA pasti senang tantangan-tantangan seperti ini.
	
Oleh karena itu, berkelompok satu dengan lain
bisa saling menyemangati. Ada masalah, langsung
bentuk dengan format diskusi kekompok. Mari kita
mencoba dan mencari solusi yang harus dibangun
dalam pikiran anak-anak semuanya adalah bagaimana
cara menyelesaikan masalah.
Sekarang ini harus ada senior, yang bisa dijadikan
sebagai referensi oleh anak-anak ini. Maka, ada
Millenial Job Center. MJC ini adalah salah satu program
pemprov Jatim yang ingin membangun ekosistem,
untuk bisa menyiapkan format ekonomi bagi millenial
Jawa Timur. Ada bakat berarti ada anak-anak muda,
kemudian ada mentor. Mentor ini sangat banyak dari
pelaku-pelaku e-commerce dan pemilik marketplace
top yang ada.
Ada klien yang terdiri dari perusahaan untuk
talent bisa magang. Jadi, anak-anak ini butuh memiliki
senior. Senior ini apakah dari klien. Intinya senior ini
adalah mereka yang anak-anak ini dihadapi dengan
masalah. Tugas senior adalah mampu memberikan
sumbangsih dalam mencari solusi dari masalah ini.
Saya meminta disiapkan klinik bagi SMA atau
Aliyah Double Track. Klinik untuk kita menyusun
rencana-rencana kerja. Sedangkan, menyusun rencana
kerja itu harus menyiapkan co-working space. Co-
working space menyiapkan lima bakorwil Jawa Timur.
Co-working space ini gratis. Selain itu juga, Co-
working space ini juga menyiapkan tempat WiFi yang
kuat, menyiapkan pelatihan bagi anak milenial yang
ingin mendapatkan pengayaan maka terhadap sektor
tertentu atau manajerial skill.
Double Track
16
Jadi, untuk bisa berdiskusi atau ngobrol santai
atau menbuat perencanaan strategis. Sebetulnya, lima
bakorwil ini ada di Pamekasan, Bojonegoro, Malang,
Madiun, dan Jember. Co-working space ini sangat
mudah diitiru. Kedua, ada tempat anak-anak butuh
narasumber langsung, bukan narasumber secara online
yang bisa dilakukan dengan menyatu pada co-working
space.
Anak-anak harus dikenalkan dan dipertemukan
ekosistemnya bagi mereka yang sudah tersertifikasi
SMA Double Track. Jadi, ekosistem itu disiapkan dan
kemudian mentor atau apapun maka berkelompok itu
menjadi penting. Dan, co-working space ini sangat
bagus apalagi memang disiapkan untuk anak-anak
milenial ini.
Tempat-tempat yang tadi disebut bisa digunakan
untuk pembelajaran konektivitas internetnya bagus.
Saya bisa menyebutkan dini. Karena beberapa
kali datang ke co-working space yang kebetulan
persamaan dengan rakor yang dilakukan secara
virtual. Bagi saya, sangat leluasa sekali bergabung di
tempat bakorwil yang sebut tadi. Selain itu, tempat co-
working space juga menyiapkan tempat pelatihan.
Kalimat akhir saya: segera persiapkan dari
ekosistem yang telah terbangun. Nanti, akan ketemu
format untuk butuh akses permodalan dan seterusnya.
Selain itu juga, saya ingin dan berharap anak-anakku
bisa memulai proses dengan ketekunan, keuletan, dan
mudah-mudahan semua nya didapatkan kemudahaan
dari Allah menuai kesuksesan serta memberikan
manfaat yang besar.
Profil Prestasi 17
L
ulusan SMA baik negeri maupun swasta di Jawa
Timur yang hanya melanjutkan ke perguruan
tinggi, baik negeri maupun swasta itu hanya
33 persen. Sehingga, 67 persen tidak melanjutkan
ke perguruan tinggi. Artinya, angka tersebut itu
butuh dengan lapangan kerja maka harus memiliki
keterampilan dan kompetensi. Saat ini, banyak lulusan
SMA tidak memiliki keterampilan dan kompetensi
tertentu maka banyak memilih kerja sebagai
serabutan.
Berkaca dari masalah ini maka Pemerintah
Provinsi Jawa Timur (Jatim) mengeluarkan sebuah
program yaitu SMA Double Track (DT). Program ini
salah satu memberikan tambahan kepada siswa untuk
mengasah keterampilan dan kompetensi tertentu.
Sehingga, keterampilan dan kompetensi ini diberikan
kepada lulusan SMA yang tidak melanjutkan atau
menunda keinginan belajar ke perguruan tinggi baik
Dr. Ir. Wahid Wahyudi, M.T
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur
Ini Adalah
Kontribusi
Tuk Atasi
Persoalan
Bangsa
Double Track
18
swasta maupun negeri. Dari program ini, diharapkan
para lulusan SMA bisa bekerja di perusahaan, dunia
usaha, maupun dunia industri. Bahkan, bisa membuka
berbagai macam start-up kekinian.
Dalam program ini memiliki 7 (tujuh) kompetensi
yang diajarkan di SMA Double Track. Di antaranya
adalah Teknik Listrik, Teknik Elektro, Teknik Kendaraan
Ringan, Multimedia, Tata Boga, Tata Rias, Dan Tata
Busana. Program ini merupakan salah satu program
vokasi. Program-program ini sudah dimulai sejak 2018
dan 2019 serta sasaran program ini kepada siswa
yang masih duduk di kelas XI.
Alhamdulillah, program DT ini sudah diikuti
sebanyak 28 kabupaten di Jawa Timur. Kenapa
program DT ini dilaksanakan berbagai kabupaten di
Jawa Timur? Karena, wilayah-wilayah tersebut rata-
rata siswa lulusan SMA lebih banyak tidak melanjutkan
kuliah atau memilih bekerja serabutan. Berdasarkan
data, yang mengikuti program DT ini ada 157 SMA
negeri dan 54 lembaga swasta. Sehingga total yang
mengikuti DT ini 211 lembaga.
Kemudian, dalam pembelajaran Double Track
dilaksanakan sebanyak 120 jam dalam satu tahun.
Bahkan, program ini sudah berjalan dua tahun maka
kita terus berevaluasi dan berinovasi. Alhamdulillah,
siswa yang awalnya masih duduk di kelas XI saat naik
ke kelas XII sudah banyak menjadi bermacam-macam
start-up baru lahir dari pembelajaran double track ini.
Baik, siswa yang memiliki kompetensi teknik kendaraan
ringan, tata boga, kecantikan atau tata rias, serta
kompetensi lainnya.
Program ini sudah bisa terlihat nyata hasilnya
dari beberapa kabupaten. Misalnya adalah Kabupaten
Magetan, Kabupaten Bojonegoro, dan kabupaten
lainnya yang sudah banyak menjadi start-up yang
baru.
Pada 2018 dan 2019, kami selalu gelar Festival
DT, sebuah ajang pagelaran dan pemilihan karya
Profil Prestasi 19
usaha terbaik dan paling inovatif tiap tahunnya.
Pada 2020 ini karena situasi pandemi Covid-19, kita
melaksanakan acara secara virtual (Oktober 2020).
Namanya Virtual Expo SMA Double Track
(DT) dalam rangka mensosialisasikan kepada
perusahaan, dunia usaha, maupun dunia industri.
Adanya program ini, SMA sekarang sudah
menyiapkan tenaga yang sesuai terampil dapat
bekerja di perusahaan, dunia usaha, maupun industri
yang berada di Jawa Timur.
Namun kita terus berupaya dan memberikan
keyakinan serta semangat kepada para siswa, tidak
hanya menjadi seorang tenaga kerja di perusahaan
tetapi menjadi seorang entrepreneurship. Di
samping itu, acara virtual expo SMA Double Track
ini memberikan dorongan dan dukungan semangat
kepada siswa untuk terus berinovasi, kreativitas,
dan kreatif dalam rangka menyongsong masa
depannya.
Oleh sebab itu, program DT atau program
vokasi ini terus dikembangkan dengan berinovasi
dan kreatif semenarik mungkin. Dalam Pembelajaran
vokasi ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa
Timur bekerja sama dengan Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Selain itu
juga pendidikan Jawa Timur terus berupaya dan
memberikan kontribusi untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan bangsa, khususnya pendidikan.
Kita tidak mau menambahi persoalan-persoalan
bangsa.
Program ini salah satu bentuk kontribusi
kepada bangsa untuk menyelesaikan dalam dunia
pendidikan. Salah satunya adalah Program Vokasi
atau Double Track (DT). Program DT ini merupakan
implementasi salah satu dari Nawa Bhakti Satya
yang dipimpin oleh Bu Khofifah Indar Pawaransa
sebagai Gubernur Jawa Timur dan Dr. Emil Elistianto
Dardak, M.Sc sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur.
Double Track
20
Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng.
Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS) Surabaya
Mari Kita
Sempurnakan
Dengan
Platform
Online &
Marketplace
K
etika menyaksikan Virtual Expo SMA Double
Track Oktober 2020 lalu, saya merasa banggak
dan bahagia. Kala itu saya ikut memantau
bersama Bapak Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Timur serta seluruh
jajaran pemimpin SMA Double Track yang sangat
luar biasa sekali.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
Gubernur Jawa Timur, Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jatim yang sudah sama-sama inisiatif
melaksanakan program DT dan kami diberikan
kesempatan kepada kampus ITS Surabaya untuk
Profil Prestasi 21
bantu melaksanakan program SMA Double Track ini.
Atas nama ITS Surabaya kami mengapreasiasi
yang luar biasa kepada jajaran Provinsi Jatim.
Alhamdulillah, hasilnya sangat luar biasa,
apreasiasi, dan kita lihat sekarang. Dan, lihat tahun
kemarin juga pada waktu sebelum covid-19 yang
dilakukan pameran dengan secara tatap muka dan
hari ini ada covid-19 maka dilaksanakan secara
virtual expo itu pun sangat luar biasa.
Ya, memang program ini sasarannya kepada
siswa SMA yang tidak melanjutkan atau menunda
ke perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.
Masih banyak lulusan SMA tidak melanjutkan ke
perguruan tinggi. Data Pak Kepala Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan menunjukkan sampai 67 persen.
Banyak juga yang menunda. Alasan menunda itu
karena sesuatu hal yang berbagai sebab, biasanya
kendala dalam biaya atau ekonomi.
Saya sudah baca perkembangan Double
Track yang kita kerjakan ini dan saya sudah lihat
bagaimana kiprah anak-anak yang SMA program
Double Track ini. Ternyata, mereka berhasil
mendapatkan penghasilan bahkan berikutnya
mereka melanjutkan kuliah. Sesungguhnya
keinginan belajar atau kuliah adik-adik ini masih
semangatnya luar biasa. Hanya keterbatasan
ekonomi maka banyak yang tidak melanjutkan atau
menunda kuliah.
Alhamdulillah, telah terbukti melalui program
Double Track ini membantu anak-anak kita untuk
mandiri dan juga melanjutkan semangat belajar
lagi. Sekali lagi, terima kasih atas nama ITS
Surabaya yang telah kami sampaikan dan manfaat
program ini sangat luar biasa.
Pertama, memberikan kemandirian karena
yang diberikan adalah keterampilan dan kearifan
lokal yang telah disampaikan sebelumnya berada di
kabupaten-kabupaten yang ada di Jawa Timur. Kami
Double Track
22
melihat sendiri pada tahun yang lalu, untuk tata
rias dan tata busana di kabupaten terpencil yaitu
Madura.
Ternyata, putra putri kita sangat luar biasa
dan bisa menyajikan untuk rias resepsi, pengantin,
dan seterusnya. Kami sendiri sangat bangga dan
apresiasi pada prestasi putra-putri kita ini.
Selain itu juga, program ini sangat luar biasa
dan mampu mengurangi jumlah pengangguran serta
membuka lapangan pekerjaan. Peserta DT ini tidak
melakukannya sendirian tetapi mengajak kawan-
kawannya. Bahkan, dijadikan karyawan untuk digaji
yang mau mengusahakan program-program ini.
Juga, paling penting yang bermanfaat bagi
Jawa Timur yaitu meningkatkan dan menumbuhkan
perekonomian setempat di kabupaten-kabupaten
tersebut. Secara singkat, program ini disusun oleh
kawan-kawan tim ITS Surabaya bersama-sama
dengan Dispendik Jawa Timur ada tiga komponen
utama.
Pertama, disiapkan platform online. Platform
ini terisi dari tempat training, tempat ujian, tempat
peluang kerja (job expo), tempat dagang atau
marketplace. Kedua, menyediakan pelatihan secara
fisik di masing-masing sekolah yang berada di
kabupaten yang telah disebutkan tadi.
	 Jadi, tim pelaksana DT ini juga mengajak
para profesional untuk turun langsung dengan
memberikan tutorial ke masing-masing sekolah.
Jadi, tidak hanya online atau banyak menyatakan
abal-abal. Tidak. Sungguh ini keterampilan yang
luar biasa dan bisa dirasakan masing-masing
peserta.
Yang ketiga, siapkan job center. Sentra
dunia kerja ini juga dilaksanakan secara online
yang isinya adalah pelatihan, sertifikasi, tempat
lapangan pekerjaan atau tempat wirausaha untuk
dagang (marketplace), dan seterusnya hingga bisa
komplit. Kami menganggap program ini sangat luar
Profil Prestasi 23
biasa, komplit, dan lengkap tiga komponen utama
tadi.
Sehingga, 23.000 siswa sudah lulus dan
memanfaatkan pada program ini serta terbukti
banyak sekali yang bisa mengangkat ekonomi
keluarga maupun wilayahnya. Melalui, kesempatan
ini mudah-mudahan adik-adik atau pun perusahaan
bisa saling melihat hasilnya.
Mudah-mudahan bisa memberi membuka
kesempatan yang lebih besar lagi. Seperti motonya:
SMA Double Track, Maju Bersama, Hebat Semuanya,
Gemilang.
Double Track
24
Profil Prestasi 25
Double Track
26
Profil Prestasi 27
Double Track
28
SMAN 1 Ngadirojo, Pacitan
Kreasi Batik
Cantik Dengan
Pewarna Alami
Dipetik di Halaman
Sekolah
D
ari sekian tujuan program
Double Track yang tak
kalah pentingnya adalah
memanfaatkan potensi lokal
serta mengembangkannya.
Dalam tatanan kehidupan
manusia, modernisasi menjadi
hal yang sulit untuk dihindari.
Meski begitu, kearifan lokal juga
bukan berarti bisa ditinggalkan.
Hal ini dikarenakan kearifan
lokal menyimpan nilai-nilai
yang sudah mengakar di dalam
masyarakat luas.
Karena itu pula,
program DT ini diharapkan
mampu melestarikan serta
mempopulerkan lebih luas
kearifan lokal di daerah masing-
masing. Karena kearifan lokal
ini juga berperan sebagai
konservasi dan pelestarian
sumber daya alam (SDA) serta
Kali ini kita menengok
salah satu sekolah
penyelenggaran DT yang punya
misi pengembangan kearifan
lokal yaitu SMAN 1 Ngadirojo,
Pacitan. Sekolah yang berada
kota di ujung barat daya Jawa
Timur ini telah mengembangkan
potensi lokal berupa batik.
Program keterampilan tata
busana ini telah berjalan sejak
2018 lalu. Selain Tata Busana,
di sekolah ada juga kelas Tata
Boga, Teknik Kendaraan Ringan,
Multimedia dan Kecantikan.
pengembangan kebudayaan dan
ilmu pengetahuan.
Profil Prestasi 29
Juara Lomba II
Kewirausahaan DT
2020
Yang istimewa dari batik
khas SMA ini adalah bahan
pewarna yang dipilih alami
dari daun Bungur, kulit Mahoni
dan daun tanaman Tarum.
“Tumbuhan-tumbuhan ini
banyak ditanam di lingkungan
sekolah. Jadi tak sulit untuk
memperolehnya,” jelas Dra. Toni
Retno Antyaningsih, trainer Tata
Busana SMAN 1 Ngadirojo.
Dalam pelaksanaannya,
para trainer memberi bekal
keterampilan membatik pada
peserta kelompok tata busana
ini. Salah satu peserta Auriela
Putri Widyar, mengungkapkan
pengalamannya mengikuti
Dan Auriela termasuk
peserta DT yang pesat
kelas tata busana ini. “Kami
mendapat pelatihan membatik
seperti pewarnaan dengan cara
teknik celup ikat, dasar-dasar
menjahit, dan membuat pola
jahit. Ada pola untuk menjahit
rok dan busana wanita,” jelas
siswi yang masuk SMAN 1
Ngadirojo tahun 2018 ini.
Double Track
30
Sudah Bisa Produksi
Mukena Batik
kemampuannya. Tak hanya
keterampilan membatik maupun
fashion, namun Aurel –demikian
ia biasa disapa- juga sangat
ulet dalam pemasaran dan
penjualan. Pada gelaran lomba
DT 2020 Aurel meraih juara II
kategori Kewirausahaan.
Tim juri menilai aspek
produksi dan pemasaran Aurel
layak menjadi yang terbaik
kedua dari sekian banyak
peserta se-Jawa Timur. Ia
berhak mendapat hadiah uang
pembinaan Rp 3,75 juta (setelah
dipotiong pajak). “Saya bagi
dengan tim dan ada juga yang
saya sisihkan untuk modal
kewirausahaan pribadi,” tutur
siswi jurusan IPA ini.
Selama pandemi ini, Aurel
lebih sering memproduksi
masker kain batik buatannya
sendiri. “Sejak meningkatnya
orang yang terpapar Covid
19,, peserta DT lebih sering
membuat masker sendiri-
sendiri di rumah. Saya jual
Rp 8.000/buah. Tapi kalau
pelanggan beli minimal 3 buah
saya kasih diskon jadinya @
Rp 7.000. Sejak Maret 2020,
rata-rata sebulan terjual 20
masker,” papar bungsu dari tiga
bersaudara ini.
Sebelum pandemi, Aurel
mengungkapnya sempat cukup
sering memproduksi mukena
dan rok. “Kalau mukena dan
rok kami kerjakan sama-sama
dengan teman-teman sekolah
lainnya. Seingat saya sudah
terjual 30 mukena. Rencananya
Di masa New Normal
ini, Aurel mengaku hanya
memproduksi masker saja
secara mandiri. “Untuk produk
lainnya, kami biasanya
memasarkan bersema bersama
bimbingan trainer, atas
permintaan pembeli atau
pemesan mau warna seperti
pembuatan mukena ini akan
kami perbanyak lagi menjelang
Ramadhan dan Hari Raya Idul
Fitri. Saat itu, memang banyak
permintaan,” sambungnya.
Profil Prestasi 31
Batik Tengah Sawah tidak semata-mata untuk
mencari uang. Tapi lebih mengedepankan untuk
penelitian dan pengembangan ekspresi seni
yang kami miliki, hasilnya dapat dijual
Double Track
32
Guru Yang Juga
Pengusaha Batik
Sejatinya Retno ini
adalah berpofesi guru resmi
di Kabupaten Pacitan. “Sejak
1986 saya sudah PNS guru di
sini. Jadi ketika sekolah mulai
membuka kelas muatan lokal
batik, di rumah saya lalu belajar
membuat batik. Kebetulan suami
guru Seni Rupa. Kami coba
membuat desain. Alhamdulillah,
banyak diminati dan makin
berkembang,” ungkap lulusan
IKIP Negeri Surabaya ini jurusan
apa. Misalnya rok, sajadah,
taplak meja makan, taplak meja
kecil, tutup kulkas, sarung dan
bahan baju,” jelas Aurel.
Produksi batik berbahan
khas ini merupakan salah satu
produk unggulan Pacitan. Ini tak
lepas dari sosok sang trainer
batik SMAN 1 Ngajirojo ini. Toni
Retno Antyaningsih atau yang
biasa disapa dengan Bu Retno
ini memang dikenal sebagai
pengusaha batik kenamaan di
Pacitan.
Retno memulai usaha batik
sejak 2003 silam. Awalnya
Retno dan suami menang lomba
desain batik di Kabupaten
Pacitan. “Sejak saat itu banyak
pesanan berupa desain batik
baik perorangan maupun
perkantoran,” jelas istri Budi
Raharjo ini.
Profil Prestasi 33
Batik Sebagai
Penelitian & Sharing
Ilmu
Teknik Sipil ini.
Sejak itu Retno
meluncurkan galeri batik dengan
label Batik Tengah Sawah (BTS).
Desain BTS kebanyakan berupa
flora fauna khas Pacitan dengan
menampilkan buah Pace sebagai
motif ciri khas Pacitan.
Hampir setiap tahun ia
selalu mengikuti lomba desain
batik khas Jawa Timur dan
sering mendapat nominasi
10 besar. Dari hasil lomba
tersebut, BTS telah memiliki
11 motif yang telah terdaftar
di HAKI. Di antaranya berjudul
Sawung Gerong, Peksi Gisik
Lorok, Satriya Pinilih, Sawung
Cahya Buana, Sawung Krida
Mukti, Sawung Ronabaya, Daya
Sabagya, Danakirti Bantar
Angin , Sri Mayanti, Pace
Tawang Wetan, Panji Laras,
dll. Sebelum pandemi, ada 45
pegawai yang bekerja di BTS ini
Selama ini, pemesan BTS
ini tidak hanya Jawa Timur.
“Alhamdulillah, kirim batik ke
Jakarta, Kalimantan Timur,
Papua, Aceh, dan banyak
daerah di Indonesia. Pernah
juga kirim ke Jepang dan
Australia,” tutur guru yang juga
mengajar pelajaran Prakarya
dan Kewirusahaan (PKWU) di
SMAN 1 Ngadirojo ini.
Dengan pengalamannya
itu, Retno mendedikasikan
keterampilan dan
pengalamannya itu kepada
murid-muridnya. “Batik Tengah
Sawah tidak semata-mata
untuk mencari uang. Tapi
lebih mengedepankan untuk
penelitian dan pengembangan
ekspresi seni yang kami miliki,
hasilnya dapat dijual,” papar ibu
satu anak ini.
Ketika ditanya, mengapa
masih mau mengajar meskipun
sudah punya bisnis yang besar.
“Mengajar itu membagikan ilmu
yang saya miliki untuk orang
lain, ya siswa ya orang lain.
Agar seni dan kerajinan lokal
ini agar lebih berkembang,”
pungkas Retno.
WhatsApp
0859-5432-9320 (Aurel)
0859-5856-2340 (Bu Retno)
Pemesanan Batik
Berbahan Alami
•	 Masker: Rp 8.000
•	 Mukena/rukuh celup ikat:
Rp125.000
•	 Tas batik: Rp 75.000
•	 Baju koko (celana+baju) =
Rp 175.000/stel
•	 Rok Celup Ikat= Rp 95.000
Double Track
34
SMAN 1 Wongsorejo, Banyuwangi
Sekolah Pesisir,
Manfaatkan Olahan
Ikan
P
emanfaatan sumber daya
alam (SDA) lokal memang
butuh kreativitas dan SDM
yang berkomitmen kuat. Dengan
SDA sebesar ini, Indonesia
membutuhkan SDM yang
terampil dan inovatif. Tanpa
kreativitas, potensi besar negeri
ini tak akan siginifikan bagi
kesejahteraan penduduknya.
Profil Prestasi 35
Optimalkan Hasil Laut
Salah satunya yang sudah
dilakukan SMAN 1 Wongsorejo,
Banyuwangi. Sekolah yang
berada di dekat kawasan pesisir
ini merasa terpanggil untuk
memanfaatkan produk olahan
ikan laut. Menurut Hadiri, kepala
sekolah, daerah sekitarnya ini
banyak nelayan dan penghasil
produk laut.
“Kami ingin
mengembangkan potensi olahan
hasil laut ini pada siswa-siswi
kami. Kami juga merencanakan
untuk memperbesar koperasi
sekolah yang menjelma jadi
minimarket. Namanya DT Mart.
Nanti dibangun di halaman
depan sekolah dan bisa
melayani internal serta para
Karena itu,
penyelenggaraan program SMA
Double Track ini bertujuan
meningkatkan keterampilan
dan kreativitas pelajar. Agar
lulusannya lebih inovatif dan
aktif memanfaatkan potensi
dareahnya masing-masing.
Double Track
36
Respon Positif dari
Konsumen
warga sekitar atau pengguna
jalan yang melintas,” jelas
Kepala SMAN 1 Wongsorejo.
Produk-produk olahan ikan
ini sudah diujicobakan siswa-
siswi di sekolah ini sejak 2018.
Salah satunya Irma Kurnia.
Siswi yang masuk SMA 2018 ini
sudah sering membuat jajanan
menggunakan olahan ikan.
“Saya dan kawan-kawan sering
membuat fish burger dan roti
abon ikan. Sudah kami kami
jajakan ke pihak luar sekolah.
Alhamdulillah banyak yang
suka,” tuturnya.
Sejumlah pemesan atau
pembeli mengatakan terkesan
dengan produk ini. “Mereka
bilang suka banget dengan
rasanya. Karena jarang sekali
ditemukan burger dan roti yang
bahan dasarnya ikan. Sejak itu
saya mulai menerima pesanan
walaupun tidak terlalu banyak,”
sambung Irma.
Hal senada Dina Ayu
Fitrisia. Rekan sekolah ini Irma
mengaku senang bisa ikut Tata
Boga. “Karena bisa diterapkan
di rumah dan ilmunya bisa
berguna terus-menerus.
Awalnya sih setengah coba-
coba, lha kok senang juga ya
bisa bikin kue dan jajanan. Mulai
dari roti kering, roti boy, juga
fish burger dan roti abon ikan,”
tutur Dina.
Pengalaman pertama
ini ternyata berkesan. “Saat
produksi kue ini, lalu ada teman
yang membantu menjualkan
lewat media sosial. Saya gak
mengira ternyata banyak respon
positif dan makin banyak
pesanan. Sebelum wabah
Corona, sebulan antara 70-100
pesanan. Sejak pandemi, agak
sepi. Tidak sampai 30 pesanan
sebulan,” ungkap Dina.
Siswa-siswi ini sejak 2018
sudah berlatih keterampilan
membuat produk dan juga
merasakan pengalaman
memasarkannya. Sebagai
pemula, mereka sudah
‘mencicipi’ manis pahit
Profil Prestasi 37
berwirausaha. “Pernah, dulu
ada pelanggan memesan roti
ke saya. Lalu ada teman satu
tim yang mengantar roti ke
tempat pelanggan. Dia lengah,
roti-rotinya berjatuhan dan
kotor. Saya langsung meminta
maaf dan mengembalikan uang
pesanan,” kata Irma sambil
tersenyum.
Batik Tengah Sawah tidak semata-mata untuk
mencari uang. Tapi lebih mengedepankan untuk
penelitian dan pengembangan ekspresi seni
yang kami miliki, hasilnya dapat dijual
Double Track
38
Siap Dirikan Minimart di
Halaman Sekolah
Menurut Mujiati, S.Pd,
Waka Kurikulum, di SMAN 1
Wongsorejo ini ada tiga bidang
DT yang selenggarakan, yaitu
Tata Boga. Tata Rias, dan
Teknik Kendaraan Ringan (TKR).
“Kalau Tata Boga dan Tata
Rias, Alhamdulillah anak-anak
sudah mulai berusaha mandiri
dengan jual online dan buka
Karena masih bersekolah,
murid-murid ini belum
optimal memproduksi dan
memasarkannya. “Kebanyakan
masih menjual ke teman sekolah
atau teman-teman lain. Tapi
karena masih pandemi, kalau
ada ujian semester atau pas
gak ada kegiatan sekolah, ya
jarang bikin. Sementara ini lebih
sering promosi lewat WhatsApp,
Facebook dan juga Instagram.
Masih ada sih yang pesan
tapi tidak sebanyak kalau pas
sekolah dulu,” beber Irma.
Profil Prestasi 39
usaha jasa rias di rumahnya.
Dan ke depannya sekolah akan
membuka DT Mart di lingkungan
sekolah,” jelas guru yang juga
mengajar Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan ini.
Selain itu, bidang TKR
masih belum berkembang sesuai
harapan. “Trainernya masih dari
luar sekolah, tidak seperti Tata
Boga dan Tata Rias yang dari
internal sekolah. Karena dari
luar itulah, tingkat kehadirannya
belum optimal. Sehingga tidak
bisa berkembang seperti dua
bidang lainnya. Pada 2021 ini,
akan ada evaluasi dan juga bisa
menambah bidang lain tiga yang
sudah ada,” tandas Muji.
Hal senada diungkapkan
Supriyadi, S.Pd. Waka Bidang
Humas ini mengatakan pihak
sekolah terus mendorong
jiwa wirausaha anak-anak
didiknya. “Saya sudah cek ke
beberapa konsumen produk
dan jasa siswa-siswi kami.
Alhamdulillah, responnya
bagus. Kami upayakan anak-
anak untuk mempunyai jiwa
entrepreneurship, sesuai dengan
karasteristik lokal tentunya,”
jelas Pak Supri, demikian ia
biasa disapa.
Supri menambahkan,
karena masih masa pandemi,
metode pemasaran juga
menyesuaikan. “Di samping
dijual secara konvesional,
anak-anak juga juga melaui
media sosial. Sejauh yang
saya rasakan, enak kok hasilan
olahan anak-anak ini. Memang
butuh terus perbaikan dan
latihan lagi. Makanya ke
depan untuk DT Mart akan kita
kembangkan yang tata boga dan
kuliner ini,” pungkas pak guru
yang mengajar Bahasa Inggris
sekaligus penanggung jawab
program DT.
Double Track
40
Bengkel Mini
SMANSABAS
SMAN 1 Banyuates,
Sampang
Siap Melayani
Jasa Servis
Panggilan
Banyak Dibutuhkan
P
engalaman merupakan
bagian dari pembelajaran.
Dengan merasakan
pengalaman nyata di lapangan
maka kita akan mendapatkan
banyak pelajaran. Dari situ
kita akan lebih bijak dan lebih
matang dalam berpikir dan
bertindak
Begitu pula dalam memulai
program Double Track (DT).
Tiap sekolah diharapkan mampu
mendapatkan pengalaman
berharga dan menemukan
bidang yang sesuai dengan
minat siswanya dan sesuai
bidang usaha yang dibutuhkan
masyarakat sekitarnya.
Sehingga antara jenis usaha DT
dan kebutuhan masyarakat bisa
klop satu sama lain.
SMAN 1 Banyuates,
Sampang punya pengalaman
bagaimana menjajal dan
menggali minat siswa dan juga
kebutuhan publik. Pada periode
2018-2019, SMAN 1 Banyuates,
Sampang atau yang disingkat
dengan nama SMANSABAS
membuka tiga kelas DT: Teknik
Kendaraan Ringan (TKR),
Multimedia dan Tata Boga.
Makbul Muavi, S.Pd selaku
koordinator dan penanggung
jawab DT SMANSABAS,
mengungkapkan tahun
pertama program DT memberi
pengalaman yang berharga
bagi sekolah maupun siswa.
Profil Prestasi 41
TKR dan Multimedia
Sangat Diminati
“Setelah berjalan beberapa
bulan, kami pun membuka tiga
usaha ini. Ternyata TKR lebih
diminati masyarakat sekitar
Banyuates. Masyarakat lebih
menyukai mereparasi motor roda
duanya ke sekolah kami. Mereka
inginnya bengkel yang dekat
dan tak harus ke bengkel resmi.
Warga butuh yang lebih mudah,”
jelas guru Geografi ini.
Sedangkan untuk Tata Boga
(jajanan/bakery) kurang dilirik
masyarakat Banyuates. “Mereka
lebih suka dengan jajanan pasar
daripada kreasi kue siswa-
siswi kami. Selain TKR, kelas
Multimedia juga menunjukkan
hasil yang menggembirakan.
Banyak siswa yang berminat
ditambah kebutuhan pasar juga
besar. Siswa kami menyediakan
jasa desain grafis, seperti
mendesain spanduk, banner, dan
poster digital,” tambah sosok
yang juga trainer Multimedia ini.
Karena itu, pada tahun
kedua, SMANSABAS melakukan
evaluasi. Tahun ajaran 2019-
2020, kelas Tata Boga diganti
dengan Tata Rias. Sedang
kelas TKR dan Multimedia
Double Track
42
dipertahankan. Tak hanya
dipertahankan, namun
dikembangkan.
Pada Februari 2020,
SMANSABAS mulai membuka
bengkel kecil saat itu
masih bertempat disekolah
dengan jam kerja terbatas ,
ini dilakukan sebagai upaya
menyambungkan antara bakat
siswa dan kebutuhan publik.
“Kami namakan Bengkel Mini
SMANABAS. Alhamdulillah,
respon warga bagus.
Masyarakat suka dengan jasa
home service dan service
yang tidak diribetkan dengan
administrasi seperti di bengkel
resmi pabrikan. Kebetulan
trainer TKR kami, Pak Mausuron
juga membuka jasa home
service di rumahnya bersama
siswa DT. Ini sangat membantu
perkembangan anak-anak kami,”
jelas staf staf Waka Kesiswaan
ini.
Makbul membeberkan
perjalanan Bengkel Mini ini.
“Meski dibilang masih baru,
ini membuat kami bangga.
Usaha ini dapat berkembang
dan bisa bermitra dengan
pihak luar, yaitu Ferdila Motor
yang kebetulan pemiliknya
adalah salah satu guru di
SMAN 1 Banyuates yaitu Bu
Fela Anggraini. Dengan latar
belakang seperti ini, menurut
kami ini sudah bagus. Kami
bisa mendapatkan omset bagi
hasil tiap bulannya bersih Rp
500.000- Rp 1.000.000. Itu
sudah membayar pekerja dari
luar dan alumni DT,” jelasnya.
Animo pelanggan bagus,
walaupun kadang kala menurun.
Profil Prestasi 43
“Karena masih pandemi
ya. Pelanggan tiap harinya
bervariasi, kami operasional
buka mulai 08.00-15.00. Bisa
melayani pelanggan 5-8 tiap
harinya,” jelas Makbul.
“Anak-anak juga antusias.
Saking semangatnya, selepas
sekolah mereka langsng ke
bengkel. Tidak pulang dulu
dulu,” imbuhnya
Salah satu peserta DT
SMANSABAS yang gandrung
dengan dunia otomotif adalah
Angga Afrianto Rahman.
Lulusan tahun 2019 merasakan
betul bagaimana rasanya ini
belajar di DT. “Sejak kelas X,
saya sudah sering nongkrong
di bengkel kalau pulang
sekolah. Dari dulu memang
suka otomotif,” jelas pemuda
kelahiran 21 April 2001 itu.
Angga mendapat banyak
pengalaman penting selama
ikut program TKR di DT
SMANSABAS. “Saya pernah
mengerjakan reparasi home
service. Saya mengerjakan
punya guru di rumah beliau.
Dari situ, sejak itu saya jadi
terkesan. Sebuah pengalaman
yang berharga bagi saya. Saya
sangat beterima kasih kepada
semua guru, khususnya Pak
Mausuron trainer TKR,” ucapnya.
Alumus jurusan IPA ini
mendapat dukungan dengan
Lulusannya Langsung
Kerja
Bengkel Mini
SMANSABAS
teman dan keluarganya.
“Orangtua sangat senang saya
bisa bekerja saat ini. Di awal-
awal dulu, saya senang sekali
walaupun masih sekolah sudah
punya penghasilan sendiri.
Ada perasaan sangat bangga
bisa dapat uang sendiri yang
biasanya hanya minta ke
orangtua,” tutur anak kedua dari
tiga bersaudara ini.
Sejak lulus SMA, Angga
telah bergabung di bengkel
Maju Jaya Motor di daerah
Jatra, Banyuates, Sampang.
“Saya ingin terus kembangkan
kemampuan saya. Banyak
peralatan yang lebih modern
yang belum saya kuasai. Masih
berusaha untuk manabung
dulu. Saya juga ucapkan terima
kasih kepada Pak Mohammad
Soleh Husuludin yang sekarang
menerima saya bekerja di Maju
Jaya Motor,” pungkasnya
Jl. Jatrah Timur, Depan
PLN Banyuates, Sampang
WA: 0856-0859-1703 |
0857-3360-8090
ig: @dtmart_bengkelmini_
smansabas
Double Track
44
SMAN 1 Kauman Ponorogo
Baru Setahun,
Sudah Kelihatan
Peningkatannya
D
i sejumlah sekolah,
Program Double Track
butuh penyesuaian
sehingga menemukan titik
optimum. Ada kalanya di
tahun pertama belum begitu
nampak perkembangannya.
Pada periode berikutnya baru
bisa dilihat peningkatannya.
Untuk memastikan bidang
keterampilan mana yang cocok,
butuh satu tahun ajaran kadang
sampai dua tahun.
Seperti yang dijalankan
SMAN 1 Kauman, Ponorogo.
Farida Eny Kusumawati,
Profil Prestasi 45
Tata Boga Cukup
Pesat
Sedangkan untuk Tata Boga
ternyata mengalami grafik yang
membanggakan. “Alhamdulillah,
siswa Pastry Bakery sudah
bisa mengembangkan ilmunya
dan berani menerima pesanan.
Untuk acara arisan, rapat
dan di jual di kantor-kantor.
Multimedia desain grafis juga
bisa menerima pesanan desain
banner, kaos, dan banyak
lainnya. Untuk kecantikan, ada
yang sudah mandiri menerima
riasan untuk kegiatan yang ada
di kampung, untuk Ponorogo
yang mempunyai kesenian
Reog Ponorogo. Siswa kami
bisa menerima riasan Jathil,”
tuturnya.
Pihak sekolah merasa
bersyukur mendapat bantuan
dari ITS Surabaya. “Pada
akhir 2020, SMAN 1 Kauman
mengajukan proposal
pengembangan usaha. Untuk
pendirian DT Mart, semacam
etalase produk siswa-
siswi kami. Alhamdulillah,
kami dapat bantuan Rp 6
juta. Kami alokasikan untuk
pemgembangan DT Mart Rp juta
dan sisanya untuk bantuan bagi
usaha alumni. Semoga bantuan
ini bisa makin membuat anak-
anak bersemangat,” ungkapnya.
Farida berharap program
DT ini bisa mendongkrak
prestasi sekolah dari sisi
keterampilan kerja. “SMA
kami ini sekolah pinggiran,
harapannya sekolah ini akan
semakin dilirik dan diminati
masyarakat. Tidak hanya
SMK saja yang memberikan
ketrampilan. SMA negeri seperti
ini pun bisa, lulus langsung bisa
berwirausaha,” kata ibu dua
anak ini.
Salah satu peserta yang
bagus perkembangannya adalah
Alfi Nur Fadilah. Siswi yang
masuk SMA 2018 ini punya
produk Kue bolu, rol pisang,
SE, pihaknya pertama kali
mendapatkan program DT pada
2019. “Saat itu kami buka dua
bidang: Tata Rias Pengantin
Hijab Pakem Jogja dan Tata
Rias Kecantikan. Lalu setelah
pada tahun kami lakukan
evaluasi, kami ganti dengan
Tata Boga (Pastry & Bakery)
dan Multimedia (Desain Grafis),”
jelas guru yang juga trainer Tata
Boga ini.
Evaluasi ini, masih menurut
Farida, karena ternyata Tata
Rias Pengantin ini kurang
berkembang. “Kami kalah
bersaing dengan perias-perias
yang sudah profesional dan
terkenal di Ponorogo. Kita
bingung dan kurang menguasai
cara pemasarannya. Memang
perlu ketelatenan dan kesabaran
dalam berwirausaha. Tidak
bisa instan. Waktu satu tahun
memang kurang ya,” jelas guru
yang mengajar pelajara Ekonomi
ini.
Double Track
46
kue tart, donat, Risol, dan
lemper. “Saya juga membuat
Kacang sembunyi, kacang kribo,
merning, kacang coklat, juga
krupuk. Pernah juga membuat
pesanan pizza,” ucapnya.
Gadis kelahiran 9 Juli 2002
mengaku sejak dulu memang
bercita-cita jadi koki. “Memang
suka masak sejak kecil. Sejak
ikut DT, saya dan kawan-kawan
terus membuat inovasi dari
jajanan tradisional. Saya sendiri
sering membuat Tiwul instan.
Inovasi dari Tiwul yang sudah
ada,” jelasnya.
Alfi merasa bersyukur bisa
ikut DT. “Banyak banget yang
saya dapat di sini. Saya bisa
buat adonan kue yang bagus,
Sudah Tidak Merasa
Gengsi Lagi
bisa menghias kue, dan bisa
buat kue untuk lebaran. Selain
itu, saya juga diajari cara
memasarkan produk. Dengan
ikut DT saya jadi nggak gengsi
jualan dimanapun. Pernah saya
menawarkan seperti instansi
pemerintahan, kantor polisi, dan
juga di pasar,” ungkapnya.
Meskipun baru setahun,
Alfi sudah sering mendapat
pesanan. “Pengalaman paling
wow itu pas ada yang pesanan
dalam jumlah banyak hanya
waktu beberapa jam. Ada
tetangga pesan risol 120 biji.
Pesannya pagi, mintanya sore
sudah jadi. Wah kaget juga.
Alhamdulillah selesai juga,”
katanya sambil tersenyum.
“Sebelum masa Corona
biasanya saya bisa menerima
pesanan 3-4 pesanan setiap
bulannya. Selama pandemi,
alhamdulillah pesanan tetap
ada walaupun tidak seperti
SMA kami ini sekolah pinggiran,
harapannya sekolah ini akan semakin dilirik
dan diminati masyarakat. Tidak hanya SMK
saja yang memberikan ketrampilan. SMA
negeri seperti ini pun bisa, lulus langsung
bisa berwirausaha
Profil Prestasi 47
Inovasi Baru, Tiwul
Instan
Alfi mendapat pengalaman
berharga selama belajar
wirausaha ini. “Waktu itu ada
bazzar ke kantor kepolisin. Bu
Polwan bilang kalau bikin donat
jangan terlalu manis. Karena
kurang cocok untuk usia yang
sudah tua. Beliau juga bilang
kemasannya juga harusnya yang
laminasi sehingga minyaknya
tidak tembus. Ini masukan
penting. Komplain pelanggan
adalah cambuk buat saya untuk
lebih baik,” ungkap siswi jurusan
IPA ini.
Alfi ingin terus
mengembangkan
kemampuannya ini. “Inginnya
terus ikut pelatihan
pengembangan usaha dan
inovasi produk misalnya
nanti sudah lulus. Juga
belajar bagaimana meluaskan
pemasaran.
Untuk inovasi produk, saya
membuat dua jenis: Tiwul instan
original dan Tiwul Instan dengan
bumbu Ghozuchang, cita rasa
jajanan ala Korea. Untuk itu,
butuh alat yang lebih canggih
untuk pengeringan singkong/
gaplek. Karena, di musim
penghujan ini produksi Tiwul
instan kurang optimal karena
sebelumnya. Karena banyak
acara ditiadakan,” jelasnya anak
pertama dari dua bersaudara
ini.
tidak ada panas matahari. Maka
butuh alat khusus pengeringan,”
harapnya.
Double Track
48
Ponpes & MA Darul Ulum,
Banyuanyar Pamekasan
Keterampilan Ini
Solusi Di Masa Sulit
D
alam kondisi masa
pandemi Covid-19 ini,
segenap para seluruh
siswa-siswi harus memiliki
keterampilan atau keahlian agar
bisa menyiapkan nantinya saat
terjun dunia usaha maupun
dunia industri.
Program double track
merupakan salah satu program
dari Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Jawa Timur yang
bekerjasama dengan kampus
ITS Surabaya. Sasaran program
ini adalah sekolah SMA/MA se-
kabupaten di Jawa Timur.
Salah satunya keluarga
besar MA Darul Ulum
Banyuanyar Kabupaten
Pamekasan, Jawa Timur. Para
peserta double track serta
guru pendamping melakukan
praktik dalam empat keahlian,
di antaranya Tata boga, Tata
Busana, Multimedia, dan Video
editing.
Zainollah, M.Pd.I, Kepala
Madrasah Aliyah Darul Ulum
Banyuanyar mengatakan
bahwa Program Double Track
merupakan program dari Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan
Jawa Timur yang bekerja sama
dengan kampus ITS Surabaya.
“Tujuan double track ini
adalah untuk memberikan
keahlian kepada anak-
anak didik,” kata Zainollah,
M.PdI, Kepala MA Darul Ulum
Banyuanyar, Pamekasan.
“Alhamdulillah, MA Darul
Ulum Banyuanyar Pamekasan
ini telah dipercayai oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Timur
untuk melaksanakan program
double track. Dan Pelaksanaan
Video Editing dan
Operator Komputer
Diminati
Profil Prestasi 49
double track ini sudah mulai
sejak semester 1 (gasal),” ujar
Zainollah.
Sejak dibuka pertama
kali pada 2018, MA Darul
Ulum membuka lima bidang
keterampilan, Video editing,
Operator Komputer, Desain
Grafis, Teknik Elektro Digital,
dan Sound System. “Kemudian
ada pemangkasan, pada tahun
selanjutnya hanya ada empat,
yaitu Video Editing, Operator
Komputer, Tata Boga, dan Tata
Busana,” jelas Zainollah.
“Video Editing dan Operator
Komputer cukup diminat. Karena
banyak dibutuhkan masyarakat
sekitar dan didukung sarana
dan prasarananya mendukung.
Sedangkan elektro digital,
kebutuhannya kurang dan
fasilitasnya kurang lengkap,”
ungkap Zainollah.
Selain itu juga, program
double track ini bisa membawa
kemajuan pesat dan pengaruh
besar kepada sekolah MA Darul
Ulum, terutama karya dan
prestasi. “Alhamdulillah, banyak
sekali kemajuan dan keahlian di
MA Darul Ulum pada umumnya.
Ada empat jurusan atau disiplin
keahlian. Di antaranya, adalah
pembuatan video, Tata Busana,
Tata Boga, Multimedia,” jelas,
Zainollah
Double Track
50
Gubernur
Acungi Jempol
Hand Sanitizer
Berbahan Alami
Produksi Hand Sanitizer
Berbahan Aloe Vera
SMAN 1 Kademangan,
Kabupaten Blitar
D
alam situasi darurat
Covid-19 ini, segenap
warga masyarakat
dituntut untuk berpikir taktis
dan kreatif. Salah satunya
keluarga besar SMAN 1
Kademangan, Kabupaten Blitar,
Jawa Timur. Para peserta
Double Track (DT) dan guru
pendamping membuat kreasi
pembersih tangan (hand
sanitizer) dan masker. Bahkan
kreasi ini cukup unik, ada
campuran tanaman Lidah Buaya
(Aloe Vera).
Yudo Sucitro, S.Pd,
M.Pd, salah satu pengajar
DT mengungkapkan SMAN 1
Kademangan mengembangkan
program ini sebagai bentuk
respon surat edaran Kepala
Dinas Pendidikan Jawa
Timur. “Agar tiap sekolah
bisa membuat dua produk
ini secara mandiri, dalam
rangka mencegah penyebaran
Covid-19,” beber pendidik yang
sudah pindah tugas ke Dinas
Pendidikan Kebupaten Malang
ini.
Sebetulnya, tambah Yudo,
guru biologi dan kimia di SMAN
1 Kademangan sudah biasa
membuat larutan antiseptik
dan pestisida herbal saat KBM
pada kompetensi dasar tertentu.
“Tentu saja dalam jumlah
kecil. Sekitar 1 liter saja. Jadi
pada masa darurat ini, kami
berinisiatif membuat sendiri,”
Profil Prestasi 51
Selain bisa
jadi menetralkan
virus, Insya Allah
bagus untuk
melembutkan kulit
jelas guru biologi ini.
Penggunaan tanaman Lidah
Buaya ini banyak manfaatnya.
“Ini bagus untuk kulit, bisa
menghaluskan kulit. Selain bisa
jadi menetralkan virus, insya
Allah bagus untuk melembutkan
kulit,” ulasnya. Berkat inovasi
ini, SMAN 1 Kademangan
mendapat apresiasi dari
Gubernur Jawa Timur dan
diundang ke Surabaya untuk
mempresentasikan karyanya.
Pada mata pelajaran
Biologi di sekolah, lanjut
Yudo, memiliki program untuk
membuat larutan antiseptik/
hand sanitizer, ada kompetensi
dasar tentang virus, bakteri, dan
jamur. “Ini merupakan
Double Track
52
produk rencana pelaksanaan
pembelajaran STEM Biologi.
Hasil kolaborasi guru biologi,
kimia, dan matematika,”
bebernya. “Tiap sekolah
diharapkan memiliki sumber
daya untuk membuat hand
sanitizer ini,” ujar sosok yang
pernah menjadi wakasek bidang
Sarpras di SMAN 1 Kademangan
Blitar ini.
STEM merupakan singkatan
dari sebuah pendekatan
pembelajaran interdisiplin
antara Science, Technology,
Engineering and Mathematics.
Pendekatan dari keempat aspek
ini merupakan pasangan yang
serasi antara masalah yang
terjadi di dunia nyata dan
juga pembelajaran berbasis
masalah. Pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan STEM
secara langsung memberikan
latihan kepada peserta didik
untuk dapat mengintegrasikan
masing-masing aspek sekaligus.
Kedua bahan ini memang
tidak dijual untuk umum. “Ini
hanya untuk kebutuhan sendiri.
Sekarang ini bahan baku,
terutama alkohol sulit didapat
dan harganya naik 200 persen.
Jumlah produksi saat darurat
Covid-19 ini sebanyak 17 liter
hand sanitizer dan 200 masker.
Kami akan membuat lagi sekitar
20 liter untuk kebutuhan warga
sekolah kalau sudah mulai
sekolah lagi,” sambung pengajar
Profil Prestasi 53
yang juga pernah jadi wakasek
bidang kurikulum ini.
Di SMAN 1 Kademangan
Kabupaten Blitar ini ada lima
jenis program: tata busana, tata
boga, tata kecantikan, Teknik
kendaraan Ringan (otomotif )
dan Multimedia (desagn grafis).
Jumlah peserta seluruhnya 100
siswa, tiap program 20 siswa.
Berikut ini susunan program
dan pengajarnya: Tata Busana
Wiji Purwanti, S.Pd, Tata
Boga ukartingsih, S.Pd, Tata
Kecantikan Zeni Lutfiana, S.Pd,
otomotif, Sugeng Hariyanto dan
Desain Grafis Ridhan Diaz, S.Pd.
Yudo menceritakan
bagaimana perkembangan
program DT ini. “Daya serap
materi dari anak-anak cukup
bagus. Meskipun kami harus
kerja keras terhadap 20 persen
peserta yang motivasinya
rendah,” tuturnya. Kendala
umum, sambungnya, sekolah
belum memilikj sarana yang
memadai, seperti ruang
khusus untuk bengkel, dapur &
peralatan pendukung.
Untuk otomotif & Tata
kecantikan belum memiliki
bengkel, peralatan khusus, dan
trainer. Sedangkan Tata Busana
& Tata Boga, meskipun ruang
sudah ada, tapi peralatan masih
sederhana (masih konvensional).
Bidang desain grafis dianggap
sulit materimya dengan daya
serap rendah masih rendah.
Yudo berharap ada tindak
lanjut setelah para siswa ini
lulus nanti. “Mereka perlu
informasi penyaluran ke dunia
kerja. Informasi dunia kerja ini
juga yang penting. Ke depan
sekolah kami ingin menjalin
kerjsa sama dengan lembaga
pengguna lulusan double track
ini. Semoga,” pungkasnya.
Double Track
54
Dengan program ini, kami berharap mudah-
mudahan skill yang dimiliki siswa melalui
program double track ini benar-benar
terasah dan diterapkan nantinya. Ke depan
kami ingin terjalin kerja sama terus dengan
program double track ini
Profil Prestasi 55
Pembelajaran
Tertuntaskan
Pengalaman Berharga
Ia menambahkan bahwa
dari program tersebut telah
melaksanakan dengan 100
persen di sekolah MA Darul
Ulum Banyuanyar Pamekasan
ini. “Alhamdulillah, kemarin
sudah tuntas program ini
dengan baik dan terlaksana
semuanya,” jelasnya.
“Dengan program ini, kami
berharap mudah-mudahan skill
yang dimiliki siswa melalui
program double track ini benar-
benar terasah dan diterapkan
nantinya. Ke depan kami ingin
terjalin kerja sama terus dengan
program double track ini.
Semoga,” tuturnya.
Oleh karena itu, program
double track ini yang dilakukan
kepada para siswa SMA/MA di
Jawa Timur merupakan solusi
untuk menjawab rintangan dan
tantangan di masa pandemi
Covid-19 ini.
Maka, di masa pandemi
covid-19 ini perlu mengasah
keahlian yang dimilikinya oleh
siswa tersebut. Dan, program
double track ini juga merupakan
solusi dan kebutuhan bagi
siswa yang ingin mau mengasah
keahlian dan keterampilan
berbagai bidang tersebut.
Selain itu para siswa
senang dan bahagia dengan
mengikuti program double
track ini. Apalagi, program
ini juga mampu mengasah
keahlian atau keterampilan diri
pada siswa tersebut. Namun,
adanya program ini bisa juga
menghasilkan uang sesuai
keterampilan yang dimiliki
selama masa pandemi tersebut.
Zainollah mengungkapkan
bahwa sekolahnya adalah
pondok pesantren. “Jadi,
beberapa alumnus belum bisa
langsung memulai wirausaha
selepas mondok. Mereka harus
melakukan tugas pengabdian di
luar ponpes selama beberapa
bulan. Namun yang terpenting,
DT telah memberi bekal yang
bermanfaat dan pengalaman
yang berharga bagi anak didik
kami,” pungkasnya.
Double Track
56
Unggulkan Jasa
Instalasi CCTV
dan Running
Text SMAN 1 Ngrambe, Ngawi
Perkembangan teknologi
saat ini semakin pesat.
Kita sekarang sudah berada
di era digital. Mau tidak
mau kita harus memahami
serta mengikutinya. Maka,
keterampilan dan keahlian ini
sangat penting dan tidak bisa
lepas dari era digital ini.
Namun, kita harus
mengasah keahlian yang
dimiliki. Jika tidak diasah, maka
kita akan tertinggal.
Profil Prestasi 57
Siap Layani Toko
dan Kantor
Nah, solusi yang
ditawarkan oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan
Jawa Timur bekerja sama
dengan Institut Teknoloogi
Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya melalui program
Double Track sangat tepat.
Dalam rangka mengatasi
permasalahan-permasalahan
serta mengurangi pengangguran
di Jawa Timur.
SMAN 1 Ngrambe, Ngawi
diberi kesempatan oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan
Jawa Timur untuk melaksanakan
program Double Track. SMAN 1
Ngrambe ini memiliki program
unggulan: Teknik Listrik dan
Teknik Elektro. Di antaranya
adalah instalasi CCTV.
Selain itu, para trainer
Double Track langsung
mengajak para siswa SMA
Double Track terjun ke lapangan.
Untuk memasang CCTV maupun
instalasi. “Saya diajak praktik
langsung memasang CCTV dan
instalasi rumah di sekolah-
sekolah maupun kalangan
masyarakat,” tutur Mashud
Arriza Prabayu, alumnus SMAN
1 Ngrambe, Ngawi.
Lanjut Riza –panggilan
akrab Mashud Arriza Prabayu-
kebetulan keahlian Teknik
Listrik sama seperti pekerjaan
ayahnya. “Bisa membantu dan
meringankan pekerjaan ayah.
Alhamdulillah, sejak lulus saya
mulai merintis usaha instalasi
listrik, seperti toko, rumah,
sekolah, dan lainnya. Selain itu
juga, saya menerima servis,”
ujar lulusan SMA tahun 2020 ini.
Riza sempat canggung di
awal-awal melayani jasa listrik.
“Pertama itu ada rasa sedikit
khawatir. Apakah pekerjaan
kita ini sudah sesuai dengan
keinginan pelanggan atau tidak.
Tapi begitu pelanggan puas,
senangnya bukan main,” kata
sosok yang kini kuliah di STKIP
Modern, Ngawi ini.
Riza baru paham
bagaimana rasanya terjun
di dunia kerja. “Itu pertama
bagi saya, bisa merasakan
mencari uang itu butuh ilmu
yang cukup dan tenaga ekstra.
Saat itu benar-benar paham
bahwa semua itu tidak mudah,”
beber anak pertama dari dua
bersaudara ini.
Ke depan Riza ingin terus
menambah jam terbang dan
mengasah kemampuannya.
“Yang dibutuhkan saat ini alat
kelengkapan dan bahan-bahan.
Jika nantinya ada pelanggan
membutuhkan jasa, maka sudah
siap bahan untuk pemasangan
listrik baru,” harap pemuda
kelahiran 12 Juli 2002 ini.
Menurut, Drs. Budi
Setyanto, M.Pd, Wakasek
Kurikulum, Mashud Riza
termasuk salah satu siswa yang
memiliki kemajuan yang cukup
bagus.
“Dia juga sudah mampu
Double Track
58
Profil Prestasi 59
melakukan perbaikan barang-
barang elektronik seperti kipas
angin sekolah, sound system
sekolah dan kulkas sekolah.
Sudah berani menerima
panggilan untuk perbaikan
instalasi listrik di sekitar tempat
tinggalnya. Dan memang dia
sudah punya bakat sejak kecil,
juga pengalaman bidang listrik
yang dia dapat dari bapaknya,”
bebernya.
Di sela-sela waktu
kuliahnya, masih kata Budi,
job yang dia terima semakin
banyak. “Riza sudah menerima
panggilan jasa di banyak
tempat sekitar Kecamatan
Ngrambe. Bahkan ia sudah
mulai merambah Kecamatan
Jogorogo dan Sine. Melayani
pertokoan, perkantoran, dan
perumahan. Juga masih sering
dipanggil ke sekolah untuk
pemasangan instalasi baru,”
jelas guru Sejarah yang juga
menjadi penanggung jawab DT
di sekolah ini.
Dengan kemampuan dan
keahlian yang dimilikinya,
Riza sudah memulai usahanya
dengan membuka jasa servis
elektronik di rumahnya. “Hasil
dari usahanya bisa untuk
membantu biaya kuliahnya.
Atas kegigihannya itu, Mashud
mendapat bantuan permodalan
dari Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Timur melalui ITS
Surabaya pada akhir 2020 lalu.
Alhamdulillah,” ungkap Budi.
Selain Teknik Listrik, ada
pula bidang Teknik Elektro.
“Saya diajari perakitan dan
pemrograman running text.
Selain itu juga, saya sangat
antusias mengikuti bidang
itu dapat meningkatkan
pengetahuan dan wawasan
mengenai dunia elektro,”
tutur Oscar Fuad, peserta
keterampilan Teknik Elektro.
Hal senada diungkap
Usman Hidayat, peserta
kelas Teknik Elektro. Kondisi
pandemi Covid-19 masih ada
yang membutuhkan jasanya.
“Alhamdulillah, mendapatkan
pesanan untuk memperbaiki
alat-alat listrik dari tetangga.
Bisa membantu keluarga di saat
sulit ini,” katanya.
Kepala SMAN 1 Ngrambe,
Ngawi, Dr. Tjahjono Widijanto,
M.Pd, mengucapkan terima kasih
kepada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Jawa Timur dan ITS
Surabaya yang telah memberi
program Double Track.
“SMAN 1 Ngrambe Ngawi
secara letak geografis berada
di sabuk gunung. Masih banyak
siswa-siswi kami yang tidak
melanjutkan ke perguruan
tinggi. Maka program Double
Track ini sungguh merupakan
berkah luar biasa,” pungkas
kepala sekolah.
Mulai Dari
Tetangga Terdekat
Double Track
60
Profil Prestasi 61
Double Track
62
SMAN 4 Bangkalan
Ketiga Bidang
Semuanya
Berkembang
Tata Rias, Boga &
Video Editing
W
abah Covid-19
menuntut kita
untuk mengasah
keterampilan yang kreatif,
inovatif, profesional, integritas,
dan bertanggung jawab dengan
cepat dan tepat. Termasuk juga
para peserta Double Track di
SMAN 4 Bangkalan.
Program Double Track ini
sebagai salah satu solusi untuk
mengasah skill keterampilan di
masa pandemi ini.
Dra. Anisa Warda, M.M,
Kepala SMAN 4 Bangkalan
mengatakan bahwa Double
Track yang ini sudah banyak
memberi bekal murid-muridnya.
“Alhamdulillah, banyak
Profil Prestasi 63
Sudah Berani Buka
Usaha Sendiri
manfaatnya. Saya harap
Double Track tetap lanjut,”
katanya. Ada tiga keterampilan
yang dilaksanakan: Tata Rias
(Kecantikan), Tata Boga, dan
Multimedia (video editing).
Kelas Tata Rias ada 2
rombel, kelas Tata Boga ada 1
rombel dan kelas Multimedia
ada 1 rombel.
Ada mitra DUDI Tata Rias:
Mas Sale Muslimah Wedding &
Rose Decoration. Sedangkan
Tata Boga dengan Pika Factory,”
jelas Indi Shofi Fikria, S.Pd,
koordinator dan pelaksana DT
SMAN 4 Bangkalan.
Indi mengungkapkan
sejumlah siswa sudah membuka
berani membuka usaha sendiri.
“Ada yang punya usaha Tahu
Geprek, Bakso Aci, Sambal Huh
Hah, Aneka Masakan Bebek,
dan juga jasa edit video &
pembuatan video,” jelas Bu Guru
pengajar Bahasa Inggris ini.
Ada alumni yang sudah
memiliki salon sendiri.
“Namanya Selvia Priyanti,
lulusan 2019. Pernah tercatat
omset mencapai Rp 8 juta
secara akumulatif,” jelas Indi.
Mulanya ia hanya
menerima jasa rias. Kini ia telah
meluaskan usahanya dengan
menerima berbagai macam
jasa kecantikan, seperti Henna
Wedding, Keriting Bulu Mata,
Eyelash extensions, Diamond
gigi, gigi kelinci, Creambath, dan
smoothing/rebonding.
Meskipun hanya lulusan
SMA, hasil riasan Selvia
mendapat pujian banyak pihak.
“Nggak menyangka kalau
banyak yang suka dengan
riasan saya. Sejak itu, saya
kembangkan terus jasa
kecantikan ini. Tidak hanya
merias, tapi juga lainnya,” tutur
Selvia.
“Tantangan saya sekarang
adalah memperluas jangkauan
Double Track
64
pelanggan. Saya ‘kan baru
mulai. Belum terlalu banyak
yang kenal. Apalagi saya
tinggal di kecamatan, bukan
pusat kota. Saya sudah coba
sebarkan info melalui WhatsApp
dan iInstagram,” ujar gadis
kelahiran 3 Mei 2002 ini.
Di sisi lain, Indi
mengungkapkan produk
makanan anak-anak didiknya
banyak termasuk banyak
diminati warga sekitar.
“Alhamdulillah semua
bidang DT berkembang di
sekolah kami. Dan yang paling
berkembang pesat adalah Tata
Boga. Mungkin karena makanan
menjadi kebutuhan pokok ya.
Sehingga setiap kali siswa-
siswi memproduksi, selalu laris
manis,” jelas guru asal Jombang
ini.
“Yang diproduksi ini
tergolong makanan kekinian
untuk remaja. Menarik
pelanggan khususnya siswa-
siswi SMA. Mereka rajin
memasarkan melalui Instagram,
Facebook, dan WhatsApp,”
pungkasnya.
Laris Manis
Alhamdulillah,
banyak
manfaatnya.
Saya harap
Double Track
tetap lanjut
Profil Prestasi 65
Double Track
66
SMAN 2 Karangan Trenggalek
Didukung
Trainer Tata
Boga Kawakan
S
MA Double Track (DT)
diselenggarakan oleh
Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Jawa Timur bekerja
sama dengan ITS Surabaya.
Program Double Track demi
menambah keterampilan siswa-
siswi.
DT merupakan sistem
pembelajaran SMA yang
memiliki keterampilan kejuruan
yang dapat menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas,
berintegritas, profesional,
kreatif, dan inovatif. Siswa-
siswi mendapat keterampilan
untuk siap kerja, jika tidak
melanjutkan ke pendidikan ke
perguruan tinggi.
SMA Negeri 2 Karangan,
Trenggalek salah satu pelaksana
DT. Sekolah ini membuka dua
program keterampilan yang
akan mendidik siswa kreatif
dan inovatif dengan dibina
Profil Prestasi 67
Ada Rintisan Home
Industry
Siap Terima Pesanan
Sablon & Desain
oleh professional yang sesuai
bidangnya.
Dua bidang ini adalah
Desain Grafis dan Tata Boga
(Pastry/Bakery). Multimedia
Desain Grafis adalah suatu
proses yang komunikasi
menggunakan elemen visual.
Seperti videografi, fotografi,
serta ilustrasi.
Salah satu pelatihan desain
grafis adalah desain sablon.
Yang sudah berjalan antara lain
desain kaos. Bidang ini telah
menghasilkan produk untuk
mampu bersaing di pasar.
Kedua, Tata Boga (Pastry/
Bakery). Dalam proses produksi,
bidang ini membutuhkan
keterampilan, tanggungjawab,
kedisiplinan, dan memperhatikan
kesehatan.
Hasil dari Tata Boga Pastry
Bakery ini telah layak untuk
bersaing dijual ke pasar. Rasa
yang dihasilkan lebih enak
daripada lainnya.
“Kami terus berupaya untuk
selalu inovasi produk yang
baru dan bisa berlaku semua
kalangan yang jangkauan luas.
Namun, pemenuhan dalam
kebutuhan dan keinginan
konsumen adalah konsep
pemasaran dan strategi dengan
memasarkan berbagai media
sosial,” jelas Drs. Agus Sugiarto,
M.Pd, Kepala SMAN 2 Karangan.
Program DT, masih kata
Agus, baru masuk 2019 di
sekolahnya. “Bidang Tata
Boga lebih cepat berkembang.
Karena sebelumnya sudah
ada kegiatan home industry
di sekolah kami. Jadi, program
ini tinggal mengembangkan
dan memperkaya,” jelas kepala
sekolah.
Faktor pendukung
lainnya adalah ketersediaan
tenaga pengajar/trainer yang
berkompeten di bidang Tata
Boga. Selain itu, sarana dan
prasarana serta bahan untuk
keterampilan Tata Biga ini sudah
tersedia.
“Trainer Tata Boga kami
sudah berpengalaman. Bu
Ririn Yuniatiningsih, yang
juga punya usaha Dapur Aisy.
Selama ini Bu Ririn sudah sering
menerima pesanan cookies dan
bakery. Ini makin mempercepat
perkembangan bidang Tata
Boga,” papar kepsek SMAN 2
Karangan.
Sebaliknya, bidang
Multimedia belum bisa seperti
Tata Boga. “Perangkat kami
masih terbatas. Selama
ini masih sewa. Eksplorasi
peserta masih kurang. Kami
juga kekurangan tim ahli yang
mendampingi. Semoga ke depan
Double Track
68
bisa lebih baik,” ungkapnya.
Zeli Rani Faliani Putri,
salah satu peserta program
Double Track SMAN 2 Karangan
mengaku bahwa program
Double Track ini menambah rasa
percaya dirinya untuk mencoba
berbagai resep kue.
“Saya sudah dibekali
dengan keterampilan dasar-
dasar tentang pembuatan aneka
macam kue,” ujar siswi yang
biasa disapa Zeli.
Selain itu, Zeli sangat
senang bisa mendapatkan
pengalaman melalui program
Double Track ini.
“Di sini, saya bisa
mengenal karakteristik berbagai
beranek ragam kue. Jadi, saya
bisa memilih bahan yang yang
tepat dan berkualitas baik,”
tutur siswi jurusan IPA ini.
Semoga
program Double
Track ini tetap
berlanjut
dengan
lebih banyak
menciptakan
karya-karya
yang inovatif
dan kreatif
Profil Prestasi 69
“Dari berapa kali magang,
saya paham tidak cukup hanya
membuat kue. Tetapi harus bisa
berkreasi. Tidak hanya rasa
yang enak, tetapi keindahan
tampilan kue dan juga menjadi
sesuatu yang penting dalam
usaha pastry dan bakery. Agar
bisa lebih dinikmati semua
kalangan,” jelas siswi yang
masuk SMA 2018 ini.
Sejauh ini, Zeli sering
memproduksi Brownies, Nastar,
Proll Tape, dan Pumpkin Cake.
“Rata-rata pesanan per pekan
bisa 5-10 toples/box. Saya
promosikan melalui WhatsApp
dan Instagram,” jelas anak
pertama dari dua bersaudara
ini.
Zeli bersyukur dan bangga
bisa mengikuti program Double
Track. Karena melalui program
Double Track ini menyuntik rasa
percaya diri dan bisa mengasah
keahlian Zeli dan rekan-
rekannya.
“Semoga program Double
Track ini tetap berlanjut dengan
lebih banyak menciptakan
karya-karya yang inovatif dan
kreatif,” pungkasnya.
Sudah Sering Magang
Double Track
70
SMAN 1 Pule Trenggalek
Memanfaatkan
Momen Spesial
Untuk Berwirausaha
Bekal Penting
S
eiring berkembangnya
zaman, kita sebagai
masyarakat dituntut
memiliki banyak keahlian
di berbagai bidang. Namun
sayangnya tak semua orang
mendapat keberuntungan
itu. Alasan utama yang
mendasari adalah masalah
ekonomi sehingga tidak mampu
meneruskan pendidikan yang
lebih tinggi.
Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Timur
memberi kesempatan yang
sangat luas untuk siswa-siswi
di Jawa Timur mengembangkan
keahlian seusai bidangnya
masing-masing. Inovasi dari
Pemerintah Provinsi Jatim
adalah melalui program Double
Track, wirausaha pelajar SMA
Jawa Timur.
Di dalam program double
track memilih fokus ketrampilan
di bidang Tata Rias, Tata
Busana, Tata Boga, Multimedia,
Teknik Elektro, Teknik Listrik,
dan Teknik Kendaraan ringan.
Double Track adalah
program ekstrakulikuler SMA
Negeri atau SMA se-Jawa
Timur untuk bekal pelajar. Agar
mereka mempunyai keahlian
selepas SMA. Supaya mereka
tidak menjadi pengangguran
jika tidak ada biaya kuliah. Atau
bisa berwirausaha meski tidak
kuliah ataupun tidak menempuh
pendidikan di bangku Sekolah
Menengah Kejuruan.
Nah, salah satu Sekolah
Menengah Atas Negeri di Jawa
Timur yang diberi kesempatan
Profil Prestasi 71
Sempat Menggelar
Expo
Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Timur
mendapatkan program Double
Track (DT) ini adalah SMA
Negeri 1 Pule, Trenggalek.
SMAN 1 Pule Trenggalek
menyediakan empat bidang
keterampilan DT yakni
Multimedia, Tata Rias, Tata
Boga dan Teknik Elektro.
Berdasarkan penjelasan Anang
Prasetyo Miftakhudin,S.Pd.I,
operator DT SMAN 1 Pule, empat
bidang ini sejak 2019. “Kalau
tahun 2018-2019, bidang Teknik
Elektro belum ada,” kata Anang.
Sejak 2019 SMAN 1 Pule
membuka 7 kelas DT. Tiga kelas
untuk Multimedia, terdiri dari
dua kelas desain grafis dan
satu kelas video editing. Untuk
Tata Rias dan Teknik Elektro
hanya satu kelas. Sedangkan
Tata Boga ada dua kelas, kelas
pastry/bakery dan masakan
Indonesia.
Sejauh ini bidang Tata
Boga dan Tata Rias menjadi
bidang unggulan di Sekolah
Menengah Atas ini. Anang
mengatakan ada internal
faktor yang jadi pendukungnya.
“Pangsa pasarnya sudah makin
luas. Ketersediaan bahan baku
dan perlengkapannya juga
mencukupi. Anak-anak juga
makin kreatif dari waktu ke
Double Track
72
waktu,” jelas Anang.
Sedangkan faktor eksternal
juga mendukung. “Bagaimana
pun, sektor pangan dan
makanan dan minuman adalah
salah satu kebutuhan pokok
masyarakat. Jadi ya diminati,
publik apalagi harganya
terjangkau. Anak-anak didik
kami juga sangat gencar
promosinya. Sehingga makin
cepat berkembang,” sambung
Anang.
Sedangkan bidang
multimedia dan teknik
elektro belum begitu pesat
perkembangannya. “Di wilayah
kami belum begitu besar
kebutuhannya. Sedangkan
Teknik Elektro masih baru
dirintis, jadi belum terlihat
Pangsa pasarnya sudah makin
luas. Ketersediaan bahan baku dan
perlengkapannya juga mencukupi.
Anak-anak juga makin kreatif dari
waktu ke waktu
hasilnya,” papar Anang.
SMAN 1 Pule Trenggalek
beberapa kali menggelar expo
wirausaha yang berfokus di
bidang tata boga dan tata
rias. Acara expo SMAN 1 Pule
kerap dihadiri camat setempat
dan beberapa pejabat Dinas
Pendidikan.
Aneka jajanan dan
makanan mulai dari jajanan
tradisional, kue kering, kue
basah, kripik, bakso dan
berbagai jenis makanan lainnya
memenuhi hampir seluruh stan
di Expo Wirausaha SMA Negeri
1 Pule Trenggalek. SMA Negeri
1 Pule Trenggalek menyebut ini
sebagai Kantin Program Dual
Track SMAN 1 Pule.
Profil Prestasi 73
Ramadhan, Puncak
Pesanan
Yanti Dewi Septiana, siswi
angkatan masuk SMA 2018 ini
mengungkapkan telah banyak
merasakan pengalaman. “Saat
Ramadhan lalu, dapat banyak
pesanan aneka kue kering.
Alhamdulillah, respon yang
baik konsumen sangat baik.
Setelah itu, tidak terlalu banyak
pesanan. Walau bagaimana pun,
ini pengalaman berharga buat
saya,” jelas siswi jurusan MIPA
Double Track
74
Agustus, ‘Bulan’
Tata Rias
ini.
Senada dengan Yanti
Dewi Septiana, Ruri Erlidawati
juga merasakan hal yang
sama. Kini, Ruri sudah lebih
sering menerima pesanan kue
basah dan kue tart. “Kurang
lebih 8 sampai 10 esanan kue
ulang tahun dalam sebulan.
Alhamdulillah. Mulai pesanan
dari teman, tetangga, saudara
dan orang-orang terdekat.
Sudah ada pesanan dari teman
di Tulungagung,” tutur gadis
kelahiran 6 Oktober 2002 ini.
Ardila Nindi Pramesti
juga punya pengalaman yang
demikian. Hanya saja siswi
yang masuk SMA 2018 ini
belum terlalu banyak menerima
Sedangkan di kelas Tata
Rias ada penuturan Rindi Anggi
Prastika. “Permintaan belum
pesanan Siomay. “Gak pasti sih
jumlah pesanannya, namanya
juga jualan. Kadang beberapa
hari gak ada pesanan. Kan
masih awalan. Pernah sih
waktu itu ada teman yang
pesan langsung 20 bungkus
mika. Alhamdulillah senang sih.
Katanya enak, siomay buatan
saya,” kata cewek kelahiran 20
Maret 2003 ini.
Profil Prestasi 75
menentu setiap bulannya.
Biasanya ada job merias itu
kalau musim pengantin, musim
wisuda, acara-acara di Bulan
Agustus. Di luar itu, terkadang
acara lamaran, foto hunting,
dan lainnya. Yang paling banyak
mendapatkan job biasanya pada
Bulan Agustus bisa sampai 10
permintaan dalam sebulan,”
ungkap siswi kelahiran 4 Mei
2002 ini.
Di momen 17 Agustus itu
tidak hanya warga Pule saja,
tapi juga warga luar kecamatan.
“Mulai dari anak TK, SD, SMP,
SMA, SMK, mahasiswa hingga
dewasa. Dari masyarakat sekitar
saya hingga luar kecamatan,”
jelas pelajar angkatan masuk
SMA 2018 ini.
Jelaslah, Program Double
Track ini memberi banyak
manfaat untuk siswa-siswi SMA.
Khususnya bagi yang tidak
bisa melanjutkan pendidikan
ke bangku pendidikan tinggi,
karena berbagai macam sebab.
Adanya program Double
Track ini, siswa-siswi akan
terasah ketrampilannya.
Sehingga bisa langsung terjun di
tengah-tengah masyarakat dan
menghadapi persaingan global.
Double Track
76
SMAN 1 Kandangan, Kabupaten Kediri
Dirikan DT
Mart Di Lokasi
Strategis
Berada Di Lintas
Kediri-Malang-
Jombang
P
esatnya persaingan dunia
kerja membuat banyak
masyarakat kesulitan
dalam menemukan pekerjaan
impian. Tak hanya sekadar bagi
yang lulus SMA, banyak juga
yang sudah lulus di bangku
perguruan tinggi pun kesulitan
dalam mencari pekerjaan.
Tingkat pengangguran
di Indonesia memang masih
cukup tinggi. Oleh karena itu,
berwirausaha menjadi opsi
yang paling banyak dipilih di
kalangan masyarakat yang
kesulitan dalam mencari
pekerjaan.
Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Jawa
Timur memiliki program
terobosan yaitu Double Track.
Program Double Track adalah
program ekstrakurikuler Sekolah
Menengah Atas Negeri dan
Madrasah Aliyah se-Jawa Timur
untuk membekali para pelajar
agar mempunyai keahlian.
Sehingga tidak menjadi
pengangguran jika tida ada
biaya melanjutkan ke perguruan
tinggi.
Double Track memiliki tujuh
bidang keahlian yaitu Tata
Rias, Tata Busana, Tata Boga,
Multimedia, Teknik Elektro,
Teknik Listrik, dan Teknik
Kendaraan Ringan.
Sama seperti halnya
beberapa Sekolah Menengah
Atas lainnya, SMAN 1
Kandangan juga diberi
kesempatan oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Timur untuk
Profil Prestasi 77
mengikuti program Double
Track.
Program Double Track di
SMAN1 Kandangan meliputi Tata
Rias, Tata Boga, Multimedia dan
Desain Grafis, Teknik Kendaraan
Ringan, dan Teknik Elektro.
SMAN 1 Kandangan
memang terbilang inovatif.
Pasalnya SMAN 1 Kandangan
ini berinisiatif menyewa
ruko sebagai DT Mart pada
Oktober 2020. Lokasinya di
Ruko Kebondalem Jl. Jombang,
Kandangan, Kabupaten
Kediri. Jalan ini merupakan
salah satu jalur utama yang
menghubungkan tiga kota:
Kabupaten Kediri, Malang dan
Jombang.
“Ruko ini digunakan khusus
DT. Karena SMAN 1 Kandangan
lokasinya masuk ke gang,
maka kami perlu membuka DT
Mart di tepi jalan raya. Agar
mudah dikenal masyarakat.
Ini semua untuk mewadahi
dan menampung hasil produk
dari siswa maupun alumni
Double Track, baik produk yang
berupa roti kering maupun
yang lainnya,” jelas Muryadi,
Double Track
78
S.Pd.M.M Kepala SMAN 1
Kandangan.
DT Mart ini sekaligus
untuk tempat usaha jasa Tata
Rias, service Kendaraan Ringan
Motor, service peralatan listrik
seperti kipas angin, kulkas, dan
juga Desain Grafis. “Di sana
sangat strategis lokasinya.
Anak-anak juga menerima jasa
cetak undangan, sablon kaos,
desain untuk mug ataupun
aneka banner,” tambah Pak
Kepsek.
SMAN 1 Kandangan dalam
menawarkan produk maupun
jasa ini memiliki dua cara yaitu
cara online dan offline. “Untuk
online, kami menggunakan jasa
ojek online untuk mengantar
pesanan. Untuk yang offline bisa
langsung datang ke galeri DT
Mart. Agar bisa memilih produk
dan jasa anak-anak kami,” tutur
Muryadi.
Meskipun baru, masyarakat
menyambut dengan positif
produk dan jasa DT Mart.
“Anak-anak sampai membuat
brosur dan dibagikan ke
sekitar ruko. Dan masyarakat
pun banyak yang cocok
dengan aneka jajanan kami.
Harganya pun bersaing, relatif
terjangkau,” ungkap Pak Kasek.
Hal senada diungkapkan
Melayani Warga &
Pelintas
Riza Umi Kulsum, S.Pd, manajer
DT sekaligus trainer Tata Boga.
“Kata warga sekitar, rasanya
enak dan harganya bersahabat.
Bacriss yang sering dipesan.
Buat oleh-oleh dan hajatan,”
kata Riza.
Profil Prestasi 79
Varian Olahan Ubi
Ungu
Produk unggulan dari DT
Mart ada Si Nanang (Nastar Isi
Nangka), Bacriss (Bakpia Crispy
Isi Ubi Ungu). “Ada pula aneka
kue tradisional dan modern
serta aneka cookies. Kami juga
kembangkan olahan Ubi Ungu.
Ada Donat Ubi Ungu, Ice Cream
Ubi Ungu, dan Brownies Ubi
Ungu,” beber Riza yang juga
guru Fisika ini.
“Belakangan ini anak-
anak sering menerima
pesanan untuk rapat dan
acara wali murid. Ada juga
Komunitas media sosial Kaber,
Kandangan Berdagang. Juga
dipasarkan di situ. Alhamdulilah
makin hari omsetnya makin
berkembang. Perlahan tapi
tetap berkembang,” tutur
guru yang juga Bendahara
Biaya Penunjang Operasional
Penyelenggaraan Pendidikan
(BPOPP) SMAN 1 Kandangan ini.
Harapan ke depan SMA
Negeri 1 Kandangan adalah
diharapkan anak-anak memiliki
bekal untuk hidup mandiri.
Terlebih lagi mereka bisa
menjadi pengusaha sehingga
muncul jiwa kewirausahaan.
Mudah-mudahan siswa alumni
SMA Negeri 1 Kandangan
bisa hidup mandiri dan makin
terampil.
Double Track
80
SMAN 2 Sampang
Semua Kompak,
Sabet Tiga
Penghargaan
Sekaligus
Terpacu Jadi
Terbaik
E
fektivitas Program Double
Track banyak dipengaruhi
banyak faktor. Tanpa
mengesampingkan faktor-faktor
lainnya, antusiasme peserta dan
kreativitas trainer tetap menjadi
yang utama.
Jika para pesertanya
bersemangat mengikuti kelas,
maka proses pelatihan menjadi
hidup dan dinamis. Tidak ada
yang lebih menyenangkan
bagi pengajar jika melihat
para peserta didiknya sangat
antusias dan bersemangat.
Jika sikap ini dipadukan
dengan para pengajar yang
kreatif serta berdedikasi,
maka akan menghasilkan
pembelajaran dan pelatihan
yang luar biasa. Tentu
perkembangannya akan lebih
pesat. Berbeda jika pesertanya
ogah-ogahan. Tentu hasilnya
pasti tak akan memuaskan.
Begitu pula yang dirasakan
siswa-siswi SMAN 2 (SMADA)
Sampang. Para peserta DT di
SMADA Sampang terpacu untuk
mengasah keterampilan masing-
masing.
Ada lima bidang usaha
Profil Prestasi 81
yang dibuka di SMADA
Sampang: Teknik Kendaraan
Ringan (TKR), Tata Rias
Pengantin Berhijab, Tata
Rambut, Tata Busana dan Teknik
Jaringan Komputer.
Agus Winarso. S.Kom,
operator Double Track (DT)
SMADA Sampang, menceritakan
awal DT di sekolahnya. “Sejak
pertama kali DT dilontarkan
Diknas Jatim pada 2018 lalu,
SMAN 2 Sampang dipercaya
membuka lima bidang. Tiap
bidang terisi 20 peserta,” jelas
Agus.
Pihak sekolah, masih kata
Agus, berharap program DT
ini mampu merangsang siswa-
siswi kami untuk kreatif dan
terampil. “Jika nantinya mereka
tidak melanjutkan ke perguruan
tinggi, mereka sudah punya
keterampilan yang memadai.
Jadi lebih mandiri dan punya
daya saing,” jelasnya.
Dari lima keterampilan
ini, Tata Rias tergolong pesat
perkembangannya. “Faktor yang
paling utama antara lain trainer
Tata Riasnya sangat kreatif. Pak
H. Muhammad Yusuf, pemilik
Yusda Salon sebagai pengajar
sangat berdedikasi dan sering
membuat gebrakan. Ini makin
membuat anak-anak terpacu,”
papar Agus.
Double Track
82
Dilanjutkan
Program Asistensi
dan Magang
Hal ini dirasakan betul
oleh Adinda Mega Nur Agustin.
Peserta kelas Tata Rias ini
mengungkapkan antusiasmenya.
“Sejak dibuka kelas Tata
Rias, saya ingin banget bisa
menghias. Di sini saya dapat
banyak bekal yang penting dan
penuh manfaat,” tutur gadis
yang sering disapa Mega ini.
Selama ini, Mega masih
magang di Yusda Salon milik
H. Muhammad Yusuf. “Saya
jadi asiten di Yusda Salon.
Saya akan terus belajar dan
mengembangkannya,” tukas
siswi yang masuk SMA 2018 ini.
Meskipun masih magang,
Mega sudah mendapat apresiasi
positif dari para model dan
pelanggan. “Saya pernah merias
pengantin untuk acara akad
nikah. Orangnya sangat puas.
Sangatlah bagus katanya.
Banyak yang memuji cantik
riasannya,” jelas gadis kelahiran
17 Agustus 2002 ini.
Di kelas Teknik Kendaraan
Ringan, ada sosok Andri.
Pemuda kelahiran 7 Februari
2001 ini mengaku sangat
menikmati dunia otomotif.
“Sejak lama saya sudah hobi
modifikasi sepeda motor.
Kebetulan kakak juga punya
hobi yang sama,” ujar lulusan
SMADA Sampang 2020 ini.
Sejak pertama
kali DT
dilontarkan
Diknas Jatim
pada 2018
lalu, SMAN
2 Sampang
dipercaya
membuka lima
bidang. Tiap
bidang terisi 20
peserta
Profil Prestasi 83
Operator Dan
Pengelola Pun Raih
Nominasi Terbagus
Andri sangat bersyukur
bisa mendapat pengalaman
berharga di Program SMA
Double Track. “Alhamdulilah bisa
dapat belajar otomotif, tanpa
biaya lagi. Ini sangat berarti
bagi saya. Saya berterima kasih
kepada Pak Nanang Purwanto,
trainer TKR. Juga kepada para
guru dan kepala sekolah,”
tuturnya.
“Saya akan terus mengasah
kemampuan saya. Saat ini
sepekan masih menangani 3
hingga 5 motor. Masih merintis.
Kalau perbaikan ringan dan
sedang, saya sudah siap. Kalau
harus bongkar mesin, masih
dibimbing kakak,” pungkas anak
kedua dari tiga bersaudara ini.
Tak hanya peserta saja
yang bersemangat, namun
para guru dan operator pun
punya spirit yang sama. Karena
itu, di tahun pertama saja,
SMAN 2 Sampang mendapat
penghargaan dari Diknas Jatim.
Tak hanya satu
penghargaan, namun tiga
sekaligus pada 2018 lalu.
Yaitu Sekolah Terbagus
Program DT, Sekolah dengan
Laporan Terbagus dan Kategori
Trainer Tata Rias Pengantin
Berhijab Terbagus, atas nama
Double Track
84
SMAN 1 Balen, Bojonegoro
Berani
Meluncurkan
Produk Inovatif
Dan Khas
Berebut Ikut
Program DT
S
MAN 1 Balen adalah
salah satu SMA pelaksana
program Double Track. Ini
adalah program ekstrakurikuler
SMA Negeri atau MA se-Jawa
Timur yang diselenggarakan
Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Jawa Timur untuk
membekali para pelajar. Agar
mereka mempunyai keahlian dan
tidak menjadi pengangguran jika
tidak ada biaya melajutkan ke
perguruan tinggi.
Program Double Track
di SMAN 1 Balen terdiri dari
beberapa bidang keahlian
seperti Tata Boga, Tata Busana,
Teknik Kendaraan Ringan (TKR),
Tata Rias dan Multimedia.
SMAN 1 Balen yang
terletak di Jalan Raya Sobontoro
Kecamatan Balen, Bojonegoro
ini memiliki visi membentuk
manusia yang berakhlak mulia,
kondusif dalam pembelajaran,
layanan pendidikan yang
prima, unggul dalam prestasi,
dan disiplin sudah terbukti
memperoleh penghargaan
baik akademik maupun non
akademik.
SMAN 1 Balen tak henti-
hentinya membuat inovasi untuk
menarik minat siswa-siswi yang
akan menempuh pendidikan di
SMAN 1 Balen.
Sekolah ini setiap tahunnya
selalu meregenarasi bakat-
bakat yang dimiliki oleh siswa-
siswinya, baik bakat akademik
maupun non akademik.
Menurut Muhammad
Profil Prestasi 85
Rutin Adakan
Pameran Sekolah
Shobirin, operator DT SMAN
1 Balen, di tahun 2019 lalu
menambah jenis keterampilan
menjadi lima bidang. “Pada
2018, kelas Tata Rias Pengantin
Berhijab belum ada. Di tahun
awal itu hanya empat bidang.
Baru 2019 lalu kami menambah
kelas kecantikan,” jelasnya.
Ternyata minat para siswa
SMAN 1 Balen sangat tinggi
untuk masuk kelas DT ini. Hal ini
diakui Kepala SMAN 1 Balen.
“Anak-anak juga sangat
antusias. Bahkan kuota yang
kami berikan pun jadi rebutan.
Harapan kami ke depan semoga
kami diberi kuota yang lebih
banyak untuk sekolah pinggiran
seperti kami. Program ini sangat
penting dan bermanfaat bagi
anak-anak kami,” ungkap Kepala
SMAN 1 Balen.
“Siswa sekolah pinggiran
umumnya secara ekonomi
kurang. Karena banyak yang
tidak melanjutkan ke perguruan
tinggi. Namun melalui Double
Track ini membuat mereka
percaya diri. Ini juga jadi
kebanggan bagi sekolah dan
bekal bagi anak-anak didik
kami,” tambah kepala sekolah.
Untuk memamerkan hasil
karya siswa, tiap tahun SMAN
1 Balen menggelar acara Purna
Widya.
Double Track
86
“Kegiatan ini rutin
dilaksanakan, sebagai bukti
keberhasilan SMAN 1 Balen
dalam mendidik dan meluluskan
siswa-siswinya untuk siap
menempuh pendidikan yang
lebih tinggi maupun yang mau
terjun langsung di dunia kerja,”
tambah kepala sekolah.
Meskipun hanya berjarak
9 km dari pusat kota, namun
sekolah ini berada di tengah-
tengah pemukiman warga yang
sebagian besar kurang mampu.
Data di sekolah, jelas Kepsek,
penghasilan rata-rata orang
wali murid berpenghasilan di
atas Rp 2.000.000/bulan hanya
25 persen saja. Sedangkan 75
persen berpenghasilan di bawah
Rp 2.000.000/bulan.
“Orangtua kebanyakan dari
kalangan buruh tani. Sebagian
besar dari murid SMAN 1 Balen
tidak melanjutkan kuliah.
Bahkan yang sudah mendapat
kesempatan Bidik Misi sekali
pun tidak diambil, karena tidak
adanya biaya transportasi
dari orang tua,” beber kepala
sekolah.
Menurut data empat tahun
terakhir hanya 10-20 persen
saja saja siswa-siswi yang
melanjutkan ke perguruan tinggi.
“Jadi yang tidak
Peralatan Pelatihan
Sangat Memadai
melanjutkan ke perguruan tinggi
sekitar 80-90 persen,” papar
kepala sekolah.
Masing-masing bidang
ada satu kelas yang terdiri dari
20 siswa. “Kecuali Tata Boga
terdiri dari tiga kelas. Tata Boga
memiliki peralatan yang cukup
lengkap. Ada pula 20 mesin jahit
milik sekolah untuk Tata Busana.
Tiga laboratorium komputer
Profil Prestasi 87
kami pun mencukupi untuk
kelas Multimedia. Sedangkan
untuk Teknik Kendaraan Ringan
memiliki 3 set komplit standar
Ahass Motor. Karena bekerja
sama langsung dengan Ahass
Soni Saktie Motor,” jelas kepala
sekolah.
Untuk konsentrasi Tata
Boga adalah topik pembuatan
pastry, bakery, kue tradisional,
Saya berterima
kasih atas
bimbingan
Double Track.
Mudah-
mudahan ilmu
yang sudah
dipelajari anak
saya nanti bisa
memperoleh
pekerjaan lebih
mudah. Semoga
kelak juga bisa
kuliah sambil
bekerja.
Double Track
88
dan cookies. Untuk Tata Busana
adalah desain dan membuat
pakaian. Sedangkan untuk
bidang keahlian Multimedia
adalah desain grafis, dan
bidang keahlian Teknik
Kendaraan Ringan adalah tune
up motor.
Handycraft Pelepah
Pisang dan Tape
Godong Ploso
Di antara produk unggulan
SMAN 1 Balen adalah mukena
milenial dari bidang keahlian
tata busana. Kedua, Green
Ledre kue khas Bojonegoro yang
diperkaya dengan ekstrak sawi
dan bayam merah organik hasil
panen dari hidroponik milik
siswa SMA Negeri 1 Balen.
Ada pula kreasi pelepah
pisang. Kreasi ini akan menjadi
souvenir atau produk handycraft
yang dijadikan branding yang
dihasilkan oleh siswa-siswi SMA
Negeri 1 Balen.
Juga ada kreasi Tape
Godong Ploso. Bukan sekadar
tape biasa, tetapi dengan
bungkus daun ploso yang
dikenal secara turun temurun
oleh warga Bojonegoro. Hal ini
diyakini memiliki pengaruh rasa
terhadap tape sehingga terasa
lebih enak.
Karya SMAN 1 Balen
ini sebenarnya adalah
pengembangan dari program
Double Track juga hidroponik
yang diberi bimbingan dan
kesempatan oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Timur. Diharapkan
program Double Track ini
menjadi bekal life skills selepas
lulus.
Profil Prestasi 89
Dengan banyak dukungan
seperti siswa yang cukup
antusias, trainer yang mumpuni,
masyarakat mendukung,
dan sarana prasarana yang
memadai SMA Negeri 1 Balen
telah berhasil melaksanakan
progam Double Track sesuai
target. Bahkan sekolah bisa
menggandeng dunia usaha
untuk melatih dan mengorbitkan
masing-masing keahlian.
Keberhasilan makin
lengkap dengan prestasi TKR
selama dua terakhir yang selalu
mendapatkan penghargaan
pada festival DT. Yaitu Trainer
terinspiratif (2019), Siswa
Dukungan Kuat dari
Trainer dan Ortu
Terbaik Kedua Tata Boga (2019)
dan Sekolah Pengelola Terbaik
(2019). Juga mendapat prestasi
Siswa Terbaik Pertama TKR
(2020) dan Juara 2 Lomba
Desain Kemasan (2020).
Sejumlah wali murid
mengungkapkan rasa bangga
atas perkembangan putra-
putrinya. “Saya berterima kasih
atas bimbingan Double Track.
Mudah-mudahan ilmu yang
sudah dipelajari anak saya nanti
bisa memperoleh pekerjaan lebih
mudah. Semoga kelak juga bisa
kuliah sambil bekerja. Terima
kasih SMAN 1 Balen. Terima
kasih juga untuk Bu Gubernur
atas program Double Track
ini dan juga atas pendidikan
gratisnya,” tutur salah satu wali
murid.
Double Track
90
SMAN 1 Omben, Sampang
Asah
Keterampilan
Siswa Untuk
Siap Terjun
Multimedia
Songsong Era Digital
T
ak bisa dimungkiri, di era
digital seperti saat ini
kemampuan mengolah
grafis dan teknik otomotif
sangat dibutuhkan dan banyak
diminati generasi milenial.
Terbukti dengan tingginya angka
peminat Desain Komunikasi
Visual (DKV) dan Teknik
Otomotif di SMK dan pendidikan
tinggi.
Dunia yang makin
tergantung pada sector
digital menuntut kita harus
terampil di desain digital.
Begitu juga teknik kendaraan
ringan, karena mobilitas
makin hari makin cepat, tak
hanya perkotaan namun juga
pedesaan. Munculnya ojek online
menjadikan peredaran barang,
jasa serta pergerakan manusia
makin cepat.
Bukan cuma dituntut jago
gambar, keahlian Multimedia
Desain Grafis juga dituntut
untuk dapat menghasilkan karya
seni untuk mencapai tujuan
tertentu. Seperti keterampilan
menggambar teknis dan
kemampuan mengoperasikan
software gambar.
Terdapat banyak software
yang akan perlu kuasai seperti
Adobe Photoshop, Adobe
Ilustrator, Adobe In-design,
Adobe Premier, Corel Draw,
Sketchup, dan lain-lain.
Bagi yang menguasai
Profil Prestasi 91
program keahlian Multimedia
Desain Grafis ini juga tak akan
pernah sepi tawaran pekerjaan,
karena di setiap industri
membutuhkan seseorang yang
mampu menyampaikan pesan
secara visual.
Tak hanya itu, bagi
seseorang yang menguasai
program keahlian Multimedia
Desain Grafis juga bisa
bekerja secara mandiri sebagai
freelance atau entrepreneur.
Misalnya sebagai illustrator,
fotografer, animator, web
desainer, dan layouter.
Di sisi lain, industri
otomotif saat ini berkembang
dengan begitu pesatnya.
Atmosfer ini sebenarnya
menunjukkan bahwa industri
otomotif menjadi salah satu
peluang yang menjanjikan.
Artinya dalam beberapa
tahun ke depan industri ini akan
banyak menyerap tenaga kerja,
khususnya yang andal dan
terampil untuk bekerja dalam
sektor ini.
Tak hanya itu, dengan
keterampilan yang dimiliki,
seseorang juga bisa membuka
lapangan kerja sendiri atau
entrepreneur. Misalnya dengan
membuka bengkel pribadi atau
semacamnya.
SMAN 1 Omben, Sampang
adalah salah satu sekolah
Double Track
92
negeri yang ada Kabupaten
Sampang. Berdiri sejak 2015,
SMAN 1 Omben berupaya
menghadirkan sistem belajar
mengajar yang inovatif.
Termasuk memyelenggarakan
program Double Track (DT).
Nah, SMAN 1 Omben
membuka program DT sejak
2018. Harapannya para peserta
DT mampu berwirausaha
meski tidak melanjutkan ke
perguruan tinggi setelah lulus
dari SMA. Agar mereka punya
keterampilan walaupun tidak
menempuh pendidikan di
Sekolah Menengah Kejuruan.
Menurut Nanang Andrianto,
trainer DT SMAN 1 Omben,
di tahun pertama sekolahnya
membuka kelas Multimedia dan
Teknik Kendaraan Ringan.
“Kemudian di tahun kedua
ada perubahan. Multimedia
dipertahankan, sedangkan
TKR diganti Tata Boga,” jelas
Nanang.
Demi mewujudkan
keterampilan dan persaingan
global, SMAN 1 Omben tak
hanya memberi materi perihal
program keahlian unggulan
Multimedia Desain Grafis dan
Teknik Kendaraan Ringan.
Siswa-siswi juga wajib terjun di
masing-masing bidang keahlian.
Ini semua terbukti dengan
adanya Laboratorium Komputer
khusus bidang keahlian
Multimedia Desain Grafis.
Profil Prestasi 93
“Dengan berat hati, 2019
lalu kelas TKR kami tiadakan.
Kemudian kami buka Tata Boga,”
tutur Nanang.
Sebagai ganti kelas TKR,
kepala sekolah berinisiatif
ingin membuat suatu produk
yang bisa dijual dan kelihatan
fisiknya. “Dan kebetulan di
sekitar sekolah juga kawasan
pertanian, juga tanaman seperti
siwalan, singkong dan jagung.
Ada juga pabrik tahu yang dekat
sekolah. Ini akan memudahkan
mendapatkan bahan baku dasar
untuk praktik di Tata Boga,”
ungkap Nanang.
Ingin Kembangkan
Hasil Bumi Setempat
Produk yang dihasilkan
siswa-siswi SMAN 1 Omben
dalam program Double
Track Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Jatim
yang paling menonjol kelas
Multimedia.
Antara lain editing foto
menggunakan Photoshop dan
Desain Grafis menggunakan
Corel Draw. Cipta lapangan
kerja dengan inovasi untuk SMA
atau MA ini diharapkan setiap
tahun bisa menghasilkan ribuan
peluang kerja baru.
Ini sebagai bekal
menembus pasar kerja di
Indonesia bahkan dunia. Dan
yang paling penting program
Double Track ini bertujuan
untuk mengurangi jumlah angka
pengangguran di Jawa Timur.
SMAN 1 Omben
WA: 0838-5283-8515
(Pak Nanang)
ig: @sman1omben
Double Track
94
Profil Prestasi 95
Double Track
96
Profil Prestasi 97
Double Track
98
Profil Prestasi 99
Double Track
100
I
ndonesia terkenal dengan
keanekaragaman hayatinya.
Salah satunya adalah
buah mangga. Menurut para
ahli, terdapat 70-100 lebih
jenis mangga di dunia. Dan
diperkirakan ada 30 varietas di
Indonesia. Karena itu, sangat
layak buah ini jika buah ini
dikembangkan menjadi produk
olahan dan industri pangan.
Kreativitas mengolah
buah ini sangat dibutuhkan.
Salah satunya sudah dilakukan
Khunainnin Mufidzul Qiram,
siswa SMAN 1 Panji, Situbondo,
Jawa Timur. Melalui program
SMA Double Track ini, Qiram
mengolah buah mangga menjadi
bakpia. Kemudian diberi nama
Bakpia Mangga.
Qiram mengungkapkan
Khunainnin Mufidzul
Qiram
Siswa SMAN 1 Panji
Situbondo
Kreasi Baru
Dari Situbondo
Bangga (Bakpia Mangga) dan Herbal
Telasih (Teh Alar Sirih)
Profil Prestasi 101
bahwa sebenarnya gagasan ini
tidak terlalu baru. Hanya saja,
di daerahnya terdapat banyak
buah manga. “Sejujurnya sih,
ide ini menurut saya sudah
umum. Karena saya ada ide
karena Situbondo rata-rata
banyak mangga. Jadi saya
punya keinginan untuk membuat
Bakpia pada umumnya seperti
bakpia yang di Jogja itu. Tetapi
isinya yang saya ganti dengan
mangga,” jelas siswa angkatan
2018 ini.
Qiram menjelaskan
bagaimana produknya dibuat.
Pertama-tama, mangga dikupas.
Lalu diipotong seukuran dadu.
Kemudian dihaluskan dengan
blender. Terakhir, hasil olahan
blender tadi dimasak menjadi
selai mangga.
Langkah kedua, Qiram
membuat dua macam adonan
yang berbahan dasar tepung
terigu dan margarin. Lalu
adonan itu dibentuk bulat dulu
lalu dibuat pipih. Lalu dibuat
ukuran sedang. Ada pula dibuat
dengan ukuran kecil-kecil.
Olahan selai tadi dimasukkan ke
semua adonan tadi.
Semua adonan kemudian
dimasukkan oven untuk
dimasak. Adonan perlu diolesi
kuning telur agar terlihat
cantik. Setelah 20 menit, bakpia
mangga siap dikemas yang rapi.
Sebelum masa pandemi,
Qiram masih memproduksi
hanya eceran. “Maksudnya
membuat Bakpia sebanyak
Double Track
102
Bisa Untuk Bantu Biaya
Kuliah
100 biji. Kemudian saya jual
ke koperasi sekolah dengan
harga 1.000, istilahnya per biji.
Untuk proses produksinya pun
saya tidak setiap hari. Ya...
disesuaikan dengan modal
saya,” tutur siswa kelas XII
jurusan IPA ini.
Semua ini masih awalan.
Meski begitu, Qiram pernah
mewakili sekolah dan Situbondo
ke ajang Festival Inovasi
Kewirausahaan Siswa (FIKSI)
SMA se-Jawa Timur pada Juli
2019 lalu.
Selama pelatihan, Qiram
dan rekan-rekannya mendapat
arahan dari Nur Jannah, guru
pengajar kelas XII sekaligus
Trainer Double Track di SMA
Negeri 1 Panji, khususnya di
Tata Boga.
Di bidang Prakarya dan
Kewirausahaan, Qiram dan
peserta double track mendapat
bimbingan dari Agus Supyan,
salah satu pengajar SMAN 1
Panji. “Pak Agus mengajar saya
sejak kelas X hingga sekarang,”
tuturnya.
Qiram bersyukur kedua
orangtuanya mendukung. “Saya
disuruh untuk terus menggali
lebih dalam, dan itupun saya
masih proses belajar, insya
Allah saya akan berusaha. Dan
saya punya keinginan untuk
wirausaha . Sehingga dapat
membahagiakan kedua orang
tua saya,” tegasnya.
Untuk Harga Per Pack
bakpia mangga, Qiram buat
menjadi tiga bagian:
•	 Yang pertama, toples
dengan isi 12 biji bakpia,
dengan harga Rp 35.000,-
•	 Yang kedua , plastik klip
dengan isi 10 biji bakpia,
dengan Harga Rp 20.000,-
•	 Yang ketiga, plastik mika
dengan isi 8 biji bakpia
dengan harga Rp 12.000,-
Sejak pandemi,
penjualan bakpia tidak seperti
masa normal yang dijual
menggunakan toples ataupun
mika. Sekarang, Qiram menjual
eceran dan ditaruh satu tempat
(toko). “Itu pun saya tidak begitu
banyak sekitar 50 biji dijual Rp
2.000,” ungkapnya.
Qiram memproduksi
sepekan sekali. “Hitung-
hitung melihat dari dananya
juga. Ya... kalau ada orang
yang ingin pesan bakpia yang
menggunakan toples, akan
saya buatkan. Tetapi sekarang
jarang. Apabila tidak ada
mangga, masih bisa diganti
rasa lain . Yang penting bisa
ada pemasukan dan disenangi
orang lain. Sebulan bisa sampai
Rp 200.000 dari bakpia. Dikit-
dikit masih jalan. Untuk saat ini
memang ada produk Telasih ini,”
tambahnya.
Profil Prestasi 103
Saya punya
keinginan untuk
wirausaha.
Sehingga dapat
membahagiakan
kedua orang tua
saya
Sedangkan Teh Herbal
ini, hasil dari pemikiran Qiram
selama ikut Festival Inovasi
Kewirausahaan Siswa Indonesia
(FIKSI) Provinsi Jawa Timur di
kota Batu 2019. Teh Herbal
ini dinamakan TELASIH. Ini
singkatan dari teh alar sirih.
Herbal ini berbahan dasarkan
daun Sirih dan alar sirihnya.
“Alar sirih itu batangnya, yang
memiliki khasiat. Kebetulan
tahun ini kan ada wabah Covid
19. Nah...di pikiran saya ini
salah satu peluang, target
saya ini menengah ke bawah,”
imbuhnya.
Herbal ini, menurut ia,
punya banyak khaisat. “Agar
orang orang tetap menjaga
kesehatannya , tidak harus dari
obat-obatan. Harusnya meracik
sendiri dari herbal alami. Teh
Alar Sirih ini insyaallah cocok
untuk orang-orang, karena
memiliki khasiat seperti
menjaga daya imun tubuh. Teh
ini bisa diminum siapapun,”
sambungnya.
Untuk bahan The Alar
Sirih ini, Qiram menggunakan
Daun Sirih, Alar Sirih
(batangnya), teh, dan jahe.
Cara pengolahannya, langkah
pertama menyiapkan daun sirih
dan alar sirihnya yang telah
dibersihkan, itu untuk dipotong
secara tipis. Selanjutnya,
menyiapkan tampah, kita tata di
atasnya.
Kemudian, dijemur selama
dua hari (tergantung dari sinar
mataharinya). Setelah dijemur,
Double Track
104
Ingin Kombinasikan
Medis Jika Jadi Dokter
pada saat itu daun sirih dan alar
sirih nya dikukus di dandang
selama 30 menit sampai
aroma sirih tercium. Langkah
selanjutnya, kembali dijemur
selama 4 hari sampai daun dan
alar sirihnya betul-betul kering.
Langkah kedua, dari semua
daun sirih dan alar sirih itu
selanjutnya memasuki tahap
penghalusan serta pencampuran
dengan teh. Penghalusannya
dengan menggunakan blender,
dengan perbandingan yang pas,
agar rasa sirih nantinya terasa.
Langkah terakhir, masukkan
sesuai takaran ke kertas teh/
kantong celup tehnya. Per kotak
diisi dengan 10 kemasan. Serta,
beratnya harus pas 34 gram.
Kemudian, ditata dengan rapi.
Kini Qiram menawrkan
herbal TELASIH ini memiliki
Prospek ke depannya,
Qiram ingin usaha ini bisa
berkembang dan dapat
menambah inovasi lebih agar
bermanfaat bagi sesama.
“Harapan kedepannya sekaligus
hajat saya dan memiliki
usaha kuliner, serta restoran
di berbagai cabang. Saya
akan bekerja keras untuk itu.
Sebenarnya, saya masih punya
cita-cita sebagai dokter. Herbal
TELASIH ini bisa jadi bahan
pengembangan saya kelak jika
jadi dokter,” tegasnya.
Teh Alar Sirih ini dijual
dengan harga Rp. 15.000 per
kotak. “Untuk proses penjualan,
saya masih menggunakan media
sosial meskipun ada masukan
menggunakan toko talk, akan
tetapi saya masih menggunakan
media tersebut melalui
Instagram dan WhatsApp,”
pungkasnya.
dua varian. “Ada original dan
rasa jahe. Harga satuannya,
terjangkau Rp 15.000, baik
original maupun jahe,” jelasnya.
Untuk rasa jahe, cara
pengolahannya sama sesuai
dengan langkah kedua. Dengan
awal mulanya dipotong-potong
kemudian dijemur selama 6 hari
sampai kering. Tetapi untuk jahe
tidak perlu dikukus.
Profil Prestasi 105
Double Track
106
Ingin Kembangkan
Butik Sendiri
Khusus Batik Madura
Alumnus SMAN 1 Gapura
Sumenep
Program Tata Busana
Alfiana
M
ari kita berkenalan
dengan alumnus Program
Double Track di ujung
timur Pulau Madura. Alfiana
merupakan alumnus program
Double Track (DT) dari SMAN
1 Gapura Sumenep. Di awal
program DT di sekolahnya
(2018), Alfiana mengaku ingin
ikut. Hanya saja, waktu itu
belum ada kelas tata busana.
Awalnya hanya kelas Teknik
Kendaraan Ringan (TKR) dan
Tata Boga.
“Sebenarnya dari awal
informasi rencana program DT
saya tertarik. Tapi saat itu di
sekolah saya gak ada keahlian
tata busana. Hanya TKR dan
tata boga. Saya usul ke trainer,
kalau ada keahlian tata busana
saya mau ikut gitu. Eh ternyata
benar dibuka. Senang banget
karena memang ingin banget
mengembangkan keahlian di
tata busana. Saya pun langsung
ikut,” jelas lulusan SMA tahun
2020 ini. 	
Alfiana yang biasa disapa
Fia, pertama kali ikut DT tahun
Profil Prestasi 107
2018 hingga 2019. “Saat itu
saya kelas 11. Kebetulan tahun
itu tahun pertama ada program
DT. Senang banget bisa belajar
di sini,” tuturnya.
“Alasannya karena memang
saya sangat suka tata busana
lebih tepatnya menjahit.
Saya ingin sekali menguasai
keterampilan ini. Bisa dibilang
saya suka tata busana sejak
kecil. Karena memang saya
sangat dekat dengan kakek
saya yang profesinya sebagai
penjahit. Saya sering bersama
beliau. Tanpa sadar saya mulai
belajar dari kakek, sedikit demi
sedikit mulai dari istilah dan
tekniknya. Sejak saat itu saya
mulai menyukai tata busana,”
ungkapnya. “Sejak itu, dalam
hati saya ingin menjadi penjahit
profesional dan memiliki
butik sendri di masa depan,”
tambahnya.
Double Track
108
Banyak hal yang saya dapat selama
ikut DT. Pengalaman ini yang paling
penting. Juga dapat pengetahuan, tentunya
pendalaman materi tentang teknik-teknik
yang benar dalam hal merancang busana
Fia mengaku mendapat
pelajaran berharga dari
Program Double Track ini.
“Banyak hal yang saya dapat
selama ikut DT. Pengalaman
ini yang paling penting. Juga
dapat pengetahuan, tentunya
pendalaman materi tentang
teknik-teknik yang benar
dalam hal merancang busana,”
sambungnya.
Di sini masih kata Fia,
ia mendapatkan pelatihan
keterampilan tata busana,
keahlian merancang mode
busana, memotong dan
mendesain. Di awal-awal
pelatihan, Fia mendapat materi
pembuatan kemeja pria, kemeja
wanita, kemeja anak, sarung
bantal, tas, dan dompet. “Di
Meneruskan Usaha
Keluarga
awal-awal, saya membuatkan
kemeja untuk guru, teman
sekelas, tetangga dan saudara
dekat. Umumnya bahannya batik
Madura,” imbuhnya.
Ia menceritakan bagaimana
perasaan pertama kali menerima
pesanan menjahit. “Senang
campur takut sih. Takutnya gak
bisa memberikan pelayanan
yang baik dan memuaskan bagi
pelanggan pertama,” katanya
sambil tersenyum.
“Setelah pertama kali
dapat uang rasanya senang
banget. Kayak punya kepuasan
tersendiri gitu, karena berhasil
menyelesaikan job pertama.
Dapat uang dari pekerjaan
yang sekaligus menjadi
hobi. Bukankah itu sangat
menyenangkan,” ucapnya ceria.
Sejak itu, Fia sering
mendapat pengalaman
pesanan. “Paling wow adalah
Profil Prestasi 109
mendapatkan kepercayaan dari
guru, sering dapat pesanan
juga dari guru. Rasanya senang
banget. Itu artinya mereka
puas dengan hasil jahitan saya
sampai jadi langganan tiap ada
project,” tuturnya.
Pernah juga Fia melakukan
kekeliruan. “Saya pernah salah
saat mengerjakan pesanan
pelanggan saat itu. Kebetulan
itu juga pesanan guru. Saya
salah dalam pengukurannya
saat itu sehingga hasil
akhirnya lebih kecil dari
ekspektasi. Sedih, hampir down
juga. Soalnya merasa gagal
memuaskan pelanggan. Sempat
dikomplain juga, yah karena
sudah jadi, akhirnya saya minta
Double Track
110
Fia juga bersyukur
keluarga sangat mendukungnya.
“Khususnya kakek saya. Beliau
yang pertama kali mengenalkan
saya tentang busana, mengajari
saya, memotivasi saya, dan juga
mendukung saya sampai saat
ini. Saya sangat ingat kata-
kata kakek bahwa memiliki
keterampilan bagi setiap
orang itu sangatlah penting.’
Beliau sangat menginginkan
saya benar-benar mendalami
keterampilan di tata busana ini,”
ceritanya.
“Ayah ibu juga
senang. Karena saya bisa
meneruskan usaha keluarga,
tak hanya meneruskan tapi
mengembangkan dengan lebih
profesional lagi. Tentunya
dengan teknik dan hasil yang
harus dikembangkan lagi,”
sambungnya.
Fia mengakui terjadi
penurunan pesanan selama
pendemi ini. “Sebelum wabah
corona bisa 6 sampai 7 pesanan
per bulan. Selama pandemi ini
cuma bisa 2-3 pesanan aja.
Syukur-syukur kadang sampai
empat pesanan per bulannya.
Semoga pandemi ini cepat
berlalu,” ungkapnya
Merasa Wow Dapat
Pesanan Pertama Kali
maaf atas kesalahan fatal ini.
Ini jadi pengalaman berharga
bagi saya,” akunya.
Profil Prestasi 111
Akun ig: _alfianaathla
Akun Fb: Alfiana Athala
Nomor WA: 0878-8821-5641
Ia juga mengungkapkan
kendala dihadapinya. “Saya
masih pakai mesin jahit
bekas. Mesin ini sering error,
menghambat proses kerja saya.
Maklum mesin tua,” ucapnya.
Dia berharap bisa menggantinya
dengan mesin yang lebih baik ke
depannya.
“Saya ingin terus
berkembang, impian saya
adalah pengusaha muda sukses.
Sementara ini saya tidak kuliah.
Selepas SMA, saya sempat
belajar di pondok pesantren
beberapa bulan. Tapi sekarang
berhenti dulu. Saya mau fokus
menjahit dulu. Mudah-mudahan
bisa makin berkembang,”
ucapnya.
Alfiana juga ingin Program
Double Track terus dilanjutkan
SMAN 1 Gapura. “Saya harap
Double Track bisa berlanjut.
Agar adik-adik kelas bisa ikut
dan bahkan lebih berkembang
lagi. Semoga makin banyak
wirausahawan muda sukses dari
Sumenep ini,” pungkasnya.
Masih Pakai Mesin Tua,
Sering Error
Double Track
112
Aneka Kue Cantik
Dari Pisang
Kreasi Pisangkoe
Alumnus SMAN 1 Kandat
Kediri & Program Double
Track
Hesti Ayu Wardani
Saling Bantu dengan
Sang Ayah
J
ika di Situbondo ada
kreativitas dari penganan
dari mangga, maka kali ini
ada olahan dari pisang. Ya,
pisang memang merupakan
salah buah yang mudah
ditemui di Indonesia dan
terdapat banyak varietasnya
di Nusantara ini. Selain banyak
tumbuh di Indonesia, pisang
selalu berbuah sepanjang tahun.
Pisang termasuk buah
yang produksinya tidak
mengenal sistem musiman.
Karena itu, sangat bagus jika
dijadikan penganan sehat yang
dikreasikan sesuai selera.
Ada Banana Cup Cake
dan aneka olahan dari pisang
hasil kreasi Hesti Ayu Wardani.
Alumnus SMAN Kandat Kediri
2020 ini membuat kreasi olahan
pisang menjadi banyak jenis
kue. Ada Banana Cup Cake,
brownies pisang dan lainnya.
Selain itu, Hesti membuat
olahan penganan dari nanas
dan campuran keju.
Gadis kelahiran 2001 ini
mampu berkolaborasi dengan
ayahnya sendiri. Sehari-hari
ayahnya berdagang buah-
buahan. Umumnya menyediakan
Profil Prestasi 113
pisang dan buah musiman
lainnya. “Ayah jualan pisang.
Tapi kalau lagi musim, jual
durian dan rambutan juga,”
tuturnya.
Karena itu Hesti banyak
bereksperimen dengan bahan
sudah ada di rumah. “Jadi, kan
bahannya sudah ada. Lalu
saya ikut program double track.
Ya udah, coba-coba olahan
dari pisang. Kembangkan
bakat sambil bantu orangtua,”
ungkap anak bungsu dari empat
bersaudara ini.
Sudah banyak yang
menyukai kreasi gadis cantik
ini. “Orang sering memesan
untuk acara pernikahan, tahlil,
ulang tahun dll. Hampir setiap
pekan saya selalu mendapatkan
pesanan kue, skala kecil maupun
besar,” paparnya.
Daya tarik dari produk
ini, lanjut Hesti, seluruh menu
yang ada terbuat dari pisang
sebagai bahan dasar dan dijual
dengan harga yang terjangkau
dan dapat dinikmati oleh
semua usia & kalangan. “Tidak
menggunakan pengawet dan
menggunakan kemasan dari
kertas sehingga mudah terurai
dan ramah lingkungan,” jelas
gadis yang kini kuliah di Jurusan
Sosial Ekonomi Perikanan
Universitas Brawijaya Program
Studi Di luar Kampus Utama
(PSDKU) Kediri ini.
“Yang paling jauh ada
orang Surabaya pesan agak
banyak. Sudah tiga kali
pesannya. Ada yang pesan
kue kering untuk hajatan,
selalu minta dikirim lewat pos,”
ucapnya senang.
Double Track
114
Profil Prestasi 115
Tidak menggunakan pengawet dan
menggunakan kemasan dari kertas
sehingga mudah terurai dan ramah
lingkungan
Double Track
116
Berharap Punya
Toko Sendiri
Hesti mengakui bapak
ibunya sekarang bersyukur
anaknya dapat membantu
meringankan beban mencari
biaya sekolah dan kuliah.
“Orangtua juga senang saya
dapat punya kesibukan di rumah
untuk belajar berbisnis, kan
pergaulan anak muda yang
kebanyakan mengarah pada
pergaulan bebas,” sambung
anak bungsu dari empat
bersaudara ini.
Hesti mengakui selama
pandemi ini kondisi lumayan
menurun penghasilannya.
“Tetapi setelah masa new
normal ada peningkatan. Karena
orang-orang di dekat sekitar
rumah sudah ada yang mulai
menggelar hajatan jadi pesanan,
perlahan mulai membaik,”
ungkapnya.
Selama masa lockdown,
Hesti mencoba varian baru.
Ada Proll tape dan juga nastar
rujak , nastar madumongso , dan
juga olahan brownies dari putih
telur. “Untuk putih telurnya saya
mengambil dari para penjual
donat di dekat rumah saya,”
tuturnya.
Terkait kendala, ia mengaku
masih pada keterbatasan
kapasitas produksi pak dan juga
pada waktu produksi. “Karena
sejak lulus SMA Juli 2020 lalu,
Alhamdulillah saya kuliah. Jadi
tidak bisa setiap hari rutin
membuat produk-produknya.
Hanya membuat pada saat
ada pesanan saja. Dan saat ini
menggunakan sistem Pre Order
untuk menghindari produk yang
tidak habis terjual,” akunya.
“Rencana saya ke depan
mau buka toko kue sendiri dan
membuka lapangan kerja buat
sekitar sini,” pungkasnya. Target
saya, dalam empat tahun ke
depan saya harus bisa memiliki
usaha sendiri yaitu toko kue.
Setidaknya pada saat lulus
kuliah, saya tidak menganggur
dan masih bisa wirausaha
sendiri,” pungkasnya.
Bisa Untuk Bantu
Biaya Kuliah
Profil Prestasi 117
Akun ig: @kuenyahest
Akun fb : Hesti Ayu
Nomor WA: 0815-5689-9668
Double Track
118
Profil Prestasi 119
Double Track
120
Siswa Sampai
Enggan Pulang
Karena Keasyikan
Pemilik Shoffah Collection
Trainer dan Guru Tata Busana
SMAN 1 Sampung, Ponorogo
Mushoffah
Nominator Trainer Terinovatif
J
ika di Situbondo ada
kreativitas dari penganan
dari mangga, maka kali ini
ada olahan dari pisang. Ya,
pisang memang merupakan
salah buah yang mudah ditemui
di Indonesia dan terdapat
banyak varietasnya di Nusantara
ini. Selain banyak tumbuh di
Indonesia, pisang selalu berbuah
sepanjang tahun.
Pisang termasuk buah
yang produksinya tidak
mengenal sistem musiman.
Karena itu, sangat bagus jika
dijadikan penganan sehat yang
dikreasikan sesuai selera.
Ada Banana Cup Cake
dan aneka olahan dari pisang
hasil kreasi Hesti Ayu Wardani.
Profil Prestasi 121
Sempat Pegang
Pelajaran Batik
Alumnus SMAN Kandat Kediri
2020 ini membuat kreasi olahan
pisang menjadi banyak jenis
kue. Ada Banana Cup Cake,
brownies pisang dan lainnya.
Selain itu, Hesti membuat
olahan penganan dari nanas
dan campuran keju.
Jujur awal saya dipanggil
kepala SMAN 1 Sampung Toha
Mahsun,S.Pd, M.Pdi untuk
ditugaskan sebagai trainer
DT tata busana. Saya merasa
ini seperti kejatuhan nikmat
yang tak bisa saya ungkapkan.
Alhamdulillah, ilmu saya benar-
benar bermanfaat bisa saya
transfer ilmu tanpa batas.
Selama saya menjadi
guru tidak tetap, saya hanya
memegang pelajaran muatan
lokal pelajaran membatik.
Kalau batik, masih sesuai
bidang saya. Namun dua tahun
belakangan ini, pelajaran
batik sudah dihapus ganti
bahasa Jawa. Tentu ini agak
kurang pas dengan keahlian
saya. Nah, ketika ada program
DT tata busana, tentu ini
memang keahlian saya. Saya
menyambutnya dengan antusias.
Tahun pertama
(2018-2019) sekolah kami
mendapatkan dua rombongan
belajar (rombel) keterampilan
tata busana dengan jumlah
peserta 14 per rombel. Jadi ada
28 siswa yang terdaftar dalam
DT tata busana.
Double Track
122
Tetapi kenyataanya ada 31
siswa yang mengikuti program
keterampilan tata busana ini.
Pada akhir program waktu
hendak ujian operator DT, SMA
kami mengusahakan supaya
tiga siswa yang tidak terdaftar
bisa ikut ujian dan mendapatkan
sertifikat.
Alhamdulillah, tiga siswa
tersebut bisa ikut ujian dan
mendapatkan sertifikat. Untuk
tahun kedua (2019-2020),
sekolah hanya mendapat satu
rombel keterampilan tata
busana dengan jumlah siswa
20. Tapi pada kenyataanya ada
27 siswa yang ikut. Ini juga
Peserta Membludak masih diproses oleh operator
DT supaya ketujuh siswa
itu bisa mengikuti ujian dan
mendapatkan sertifikat.
Proses pembelajaran
program DT saya laksanakan
dalam sepekan ada dua
pertemuan hari Jumat sebanyak
4 jam pelajaran (JP) dan Sabtu
rata-rata 8 JP (menyesuaikan).
Karena selain trainer, saya
juga mengajar di SMAN 1
Sampung. Maka untuk praktik
tidak hanya pada hari Jumat
dan Sabtu. Tetapi setiap hari di
waktu istirahat atau jam-jam
pelajaran kosong siswa-siswa
sering datang di ruang DT untuk
menjahit dan tanya-tanya yang
belum dipahami.
Materi yang saya ajarkan
Profil Prestasi 123
Mengajar itu mudah. Yang
terpenting bagimana kita bisa
‘menggiring’ siswa untuk terampil
dan bisa memberi bekal kelak
setelah mereka lulus
ya tidak lepas dari kurikulum
yang telah diberikan waktu
TOT trainer. Yaitu mengambil
ukuran, membuat pola,
memotong dan menjahit. Setiap
peserta juga mendapatkan
modul. Tahun pertama, saya
memilih program desain dan
membuat busana. Tahun kedua,
saya mengambil busana muslim
yang harus menyelesaikan tiga
produk busana muslim, mukena,
dan jilbab.
Alhamdulillah, siswa-siswa
ini sangat antusias mengikuti
prosesnya. Tetapi ya itu, saya
harus berusaha keras supaya
siswa-siswi ini tidak bosan.
Karena tata busana di awal
materi sangat membosankan
dan bikin pusing, apalagi ketika
materi membuat pola. Karena
dasarnya siswa sama sekali
tidak paham pola.
Biasanya di sini siswa
seperti ogah meneruskan. Tapi
saya tetap beri semangat biar
terus tetap jatuh cinta dengan
tata busana. Kalau sudah
waktunya praktik, wah siswa
tidak mau pulang. Apalagi kalau
sudah di depan mesin jahit.
Tentang daya serap, ya
seperti pada umumnya pasti ada
siswa terampil dan tidak. Tapi
Alhamdulillah, hampir semua
saya anggap terampil. Tetap
perlu pendampingan.
Pengalaman saya selama
menjadi trainer pokoknya
banyak. Tidak mungkin ditulis
semuanya. Misalnya Kalau
Double Track
124
Di luar itu, ada juga
kendala-kendala. Mungkin
karena jumlah peserta 27
anak dengan hanya satu
trainer membuat pengajarnya
kewalahan, apalagi kalau mesin
jahitnya pada rewel. Terpaksa
double tugas, ya trainer, ya
teknisi.
Mengajar itu mudah.
Yang terpenting bagimana kita
bisa ‘menggiring’ siswa untuk
terampil dan bisa memberi
bekal kelak setelah mereka
lulus. Alhamdulillah, untuk
lulusan Double Track 2018-
2019 langsung kami beri wadah
Oemah Jahit. Itu murni anak
lulusan DT tahun pertama.
Di sana, mereka berkarya
dan berinovasi. Saat ini mereka
mencari orderan masker.
Katanya penangkal virus corona.
Saya cuma kasih contoh bikin
sekali, selanjutnya anak jalan
sendiri.
Bicara tentang kendala
kalau dari saya pribadi tidak
ada. Tetapi dari jalannya proses,
kendalanya ya di sarana dan
Kekurangan Mesin
prasarana. Masih butuh alat
untuk anak-anak sebanyak itu.
Untuk bahan praktik, insya Allah
bisa dicukup-cukupkan dari
bantuan program DT ini.
Masalah lain adalah
keterbatasan jumlah mesin
jahit. Semoga kendala ini
sudah waktunya praktik, anak-
anak ini sampai tidak tahu
waktu. Sudah sore masih saja di
sekolah, bahkan sampai diusir
oleh penjaga sekolah. Yang tak
saya duga adalah tiba-tiba
saya termasuk nominasi trainer
terinovatif.
Profil Prestasi 125
Harapan saya, program
SMA DT terus berlangsung dan
tambah berkembang. Untuk
siswa-siswa saya, manfaatkan
ya kesempatan ini dengan
baik. Yakinlah ini nanti akan
bermanfaat untuk kalian kelak.
Oemah Jahit terus berkarya ya
walau pun nanti kalian sudah
lulus dan keluar dari SMAN 1
Sampung Ponorogo.
Oemah Jahit tetap milik
kalian. Kalaupun kalian tidak
bisa melanjutkan mengelola
karena kalian mendapat
beasiswa melanjutkan sekolah
ke jenjang lebih tinggi. Tolong
teruskan ilmu pengelolaannya
kepada adik-adik kalian.
Saya ucapkan banyak
terimakasih kepada pemerintah
provinsi Jawa Timur dan ITS
Surabaya dan semua yang
ikut serta dalam memfasilitasi
anak-anak supaya mempunyai
keterampilan. Semoga semua
bermanfaat dan barokah selalu
dalam ridhoNya. Aamiin. SMA
double track, maju bersama,
hebat semua, gemilang. (Tulisan
dibuat oleh Mushoffah, dengan
editing seperlunya, Red.).
Dirikan Oemah Jahit
Untuk Alumni
tidak menjadikan siswa dan
trainer untuk lemah semangat.
Alhamdulillah, guru yang
lain juga berperan dengan
meminjamkan mesin jahit untuk
program ini.
Double Track
126
SMAN 1 Besuki Situbondo
Tata Rias
Diah Novita Sari
Tetap
Bersemangat
Meski Ayah
Baru Saja
Tiada
D
ouble Track (DT) adalah
suatu sistem pembelajaran
yang menggabungkan
cara belajar SMA yang diberi
keterampilan-keterampilan
tambahan. Penambahan ini
membuat siswa siap kerja
jika tidak ingin melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi.
Sistem DT dikonsep sebagai
kegiatan ekstrakurikuler, dengan
ketentuan setiap siswa minimal
satu tahun mengikuti sistem DT.
DT muncul dari
keprihatinan atas tingginya
potensi lulusan SMA yang
menjadi pengangguran.
Terutama mereka yang setelah
lulus tak lanjut ke bangku
kuliah. Fakta ini menjadi
permasalahan tersendiri bagi
pembangunan manusia di Jatim,
karena peserta didik lulusan
SMA banyak yang tidak dibekali
skill dasar untuk terjun ke dunia
kerja.
Persoalan jumlah angka
pengangguran menjadi
perhatian serius Pemerintah
Jatim. Data pada Februari 2019
Profil Prestasi 127
Lulusan DT Untuk
Kurangi Pengangguran
mencatat, jumlah angkatan
kerja sebanyak 21,59 juta orang,
naik 584 ribu orang dibanding
Februari 2018.
Sejalan dengan itu,
Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) juga meningkat
1,31 poin. Sementara dalam
setahun terakhir, pengangguran
bertambah 16,82 ribu
orang, sedangkan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT)
turun menjadi 3,83 persen pada
Februari 2019.
Karena itu, melalui DT
diharapkan bisa memberikan
skill atau kompetensi tambahan
kepada siswa. Selain itu, DT
diharapkan dapat meningkatkan
mutu pendidikan serta
menanggulangi lahirnya
pengangguran terbuka dari
lulusan SMA yang tidak
melanjutkan ke pendidikan
tinggi.
Program ini terdiri dari
tujuh bidang keterampilan
meliputi; multimedia, teknik
elektro, teknik listrik, tata boga,
tata busana, tata kecantikan,
dan teknik kendaraan ringan
dengan 17 topik keahlian.
Dengan keahlian ini, pemerintah
Jawa Timur berharap pelajar
dari keluarga menengah ke
bawah bisa bersaing secara
kompetitif selepas SMA. Bahkan
kalau perlu, sejak masih di
pembelajaran DT di sekolah
pun para peserta ini sudah
merasakan pengalaman di dunia
usaha yang sesungguhnya.
Mari kita tengok salah
satu peserta DT yang berupaya
bersaing secara kompetitif di
dunia usaha sejak masih di
bangku SMA. Kita berkenalan
dengan Diah Novita Sari. Siswi
SMAN 1 Besuki Situbondo ini
masuk kelas Tata Rias. Dia ikut
DT sejak kelas XI.
Double Track
128
Sering Diajak Para
Senior
Sangat Antusias
Sejak awal, Diah sudah
tertarik tata rias. Menurut Fifin
Handayani, S.Pd, trainer Tata
Rias SMAN 1 Besuki, Diah ini
di antara peserta yang punya
kemampuan berkembang. “Diah
sangat berpotensi. Dia punya
bakat. Beberapa siswa lain
juga berbakat seperti Diah dan
kemudian sudah punya usaha
sendiri,” jelasnya.
Fifin menuturkan
perkembangan Diah ini sangat
bagus. “Yang semula tidak
bisa melukis alis kemudian
sudah bisa. Dari materi-materi
kursus yang diberikan, cepat
dikuasainya,” kata guru yang
mengajar Tata Rias sekaligus
mata pelajaran Biologi ini.
Diah sendiri
mengungkapkan betapa
antusiasnya mengikuti
program tata rias ini. “Sejak
dibuka pertama kali, saya
langsung ikut. Bagi saya, ini
menyenangkan. Saya menikmati
pembelajaran di sini,” tutur siswi
yang masuk SMA tahun 2018 ini.
Bagi Diah apapun hasilnya
itu semua lakoni dengan hati
senang. “Semua momen di sini
terasa wow bagi saya. Capek
pun, yang penting happy.
Apalagi saat pertama kali dapat
permintaan rias pertama kali.
Senanglah pokoknya,” ucap
anak kedua dari tiga bersaudara
ini.
Selama ini Diah melayani
merias untuk wisuda, karnaval,
dan drum band. Ke depannya
ingin lebih banyak lagi jika
sudah lebih terampil serta
wabah mereda. “Selama ini Diah
sering diajak perias senior atau
para mitra DT. Biasanya merias
di acara nikahan. Dia sering
diajak Bu Sukaria, pemilik salon
Mahda salah mitra DUDI (Dunia
Usaha dan Dunia Industri,
Profil Prestasi 129
Red.). Semoga dari sana Diah
dan kawan-kawannya semakin
terampil,” jelas Fifin.
Namun karena masih
sekolah, tidak setiap saat Diah
bisa menerima ajakan atau
pesanan merias. “Jadi, kalau
pas benturan tugas sekolah ya
nggak bisa. Karena tugas daring
sekolah cukup banyak apalagi
pas kelas XII. Yang penting dia
masih bersemangat. Biar waktu-
lah yang akan menempanya
nanti,” beber Fifin yang selama
ini mendampingi Diah dan
kawan-kawannya di kelas Tata
Rias.
Double Track
130
Di tengah pembelajaran DT,
Diah mendapat musibah. Sang
ayah meninggal dunia pada
Oktober 2020. Duka di tengah
masa pandemi. Musibah di
masa sulit. Ditinggal sang ayah
wafat dalam kondisi yang masih
bersekolah.
Namun hal ini tidak
membuat lemah semangat
Diah. Justru gadis kelahiran 29
Januari 2003 ini terpacu untuk
mengembangkan usahanya ini
di sela-sela mengikuti tugas
sekolah. Semua demi membantu
ekonomi keluarga sepeninggal
ayahnya.
“Ibu masih punya
toko sembako di rumah.
Alhamdulillah, saya bisa sedikit
meringankan beban keluarga.
Ibu hanya bilang begini, ‘Uang
hasil riasnya, kamu pegang
sendiri. Ibu masih mampu
kok.’ Dalam hati saya kasihan
juga. Tapi ini justru menambah
semangat saya untuk maju
terus,” ucapnya menahan haru.
Harus Bagi Waktu
Tugas Sekolah
Ingin Lengkapi
Peralatan
Sang trainer menceritakan
bagaimana Diah tetap eksis
dalam situasi sulit ini. “Latar
belakang ekonomi keluarganya
Semua momen
di sini terasa
wow bagi saya.
Capek pun, yang
penting happy.
Apalagi saat
pertama kali
dapat permintaan
rias pertama
kali. Senanglah
pokoknya
Profil Prestasi 131
memang bukan termasuk
golongan yang serba ada.
Apalagi di masa pandemi ini
sang ayah wafat,” ungkap
Fifin. “Ke depan saya ingin
mengembangkan lagi. Ini sedang
menabung untuk menambah
modal dan beli peralatan baru,
Sementara ini masih terbatas,”
ungkapnya. 	
“Buktinya, sebulan setelah
ayahnya wafat, dia tetap aktif
merias tim tari sekolah untuk
lomba se-kabupaten (November
2020). Alhamdulillah, tim tari
adik kelasnya itu juara II se-
Situbondo. Lomba ini direkam
di video lalu dikirimkan panitia.
Semua ikut senang, mulai dari
tim tari maupun tim perias. Dari
sini Diah makin bersemangat.
Sepertinya, musibah yang
menimpanya ini makin
melecutkan spiritnya,” pungkas
Fifin.
Double Track
132
Profil Prestasi 133
Double Track
134
Profil Prestasi 135
Double Track
136
Alumnus SMAN 1 Karas Magetan
Pemilik Pamungkas Make-up
Devita Tunjung Pamungkas
Termasuk
Peserta Dengan
Perkembangan
Tercepat
Sudah Punya Bakat
Sebelumnya
S
ejak diluncurkannya
program Double Track (DT)
di banyak SMA negeri pada
2018, banyak potensi siswa
kemudian bisa terwadahi. Tak
hanya itu, banyak siswa yang
mampu melejit keahliannya di
luar ekspektasi. Bahkan ada
siswa atau alumni DT yang
dalam perjalanan usahanya
sudah melampaui sang trainer
atau pengajarnya.
Di antara manfaat terbesar
Double Track adalah program
ini bisa mengidentifikasi
bakat siswa dan kemudian
melejitkannya sehingga para
siswa mampu terampil di
bidang yang diminatinya. Tanya
hanya terampil. Para siswa dan
alumni ini bahkan melampaui
prestasi sang guru/trainer. Dan
inilah memang tujuan utama
pendidikan: melejitkan bakat
dan keterampilan anak didik.
Salah satu lulusan DT yang
melejit kemampuannya adalah
Devita Tunjung Pamungkas.
Lulusan SMAN 1 Karas Magetan
Profil Prestasi 137
Tetap Semangat Meski
Minim Alat
Jawa Timur ini sangat pesat
perkembangannya. Sejak
pertama dibuka program DT,
gadis yang biasa disapa Devita
ini berminat mendaftar.
“Saat itu saya kelas XI.
Saya langsung saja ikut. Semua
atas kemauan saya sendiri,”
tuturnya. Devita mengaku
dulunya dia aktif kegiatan
menyanyi di acara hajatan.
“Dulu saya sering diajak
menyanyi tetangga, di acara-
acara hajatan. Nah dari situ,
saya merias sendiri sebelum
tampil. Ketika ada Double Track,
saya pun langsung ikut. Jadi
ini bukan hal baru bagi saya,”
ungkap gadis kelahiran 1 Maret
2001 ini.
Devita menceritakan
betapa senangnya jika
mendapat paket pernikahan.
“Kalau bisa dapat panggilan
paket pernikahan, wah senang
sekali. Sekali datang, langsung
bisa merias banyak. Pertama
kali ada permintaan merias
paket penganten, saya langsung
bersemangat. Totalitaslah
pokoknya,” ucap anak bungsu
dari lima bersaudara ini.
Ia mengungkapkan bahwa
permintaan merias tidak hanya
paket pernikahan. “Ada rias
untuk wisuda, karnaval, atau
untuk foto album. Hanya saja,
selama PSBB Covid-19 ini sepi.
Baru setelah masa new normal,
permintaan mulai bertambah
lagi. Masuk periode November
dan Desember 2020 ini sudah
ramai,” jelas mahasiswi
AKAFARMA Sunan Giri Ponorogo
angkatan 2020 ini.
Devita mengaku saat ini
dia kekurangan peralatan. “Saya
membutuhkan koper khusus
peralatan rias. Harganya sekitar
Rp 650.000. Selama ini kesulitan
bawa peralatan. Karena tasnya
bukan yang khusus tata rias,”
bebernya. Peralatan rias
memang tergolong mahal untuk
ukuran pemula seperti Devita.
Double Track
138
Meski kekurangan
peralatan, hal ini tidak
menghalangi semangatnya
untuk terus berkembang.
Menurut Athik Roisana, SE,
trainer Tata Rias SMAN 1
Karas, Devita awalnya siswa
biasa saja. “Dia anak jurusan
IPA. Kategori biasa saja di
bidang akademik. Kebetulan
saya ngajar di kelasnya dari
kelas X. Trus di tengah ngajar
saya selingi tentang motivasi
untuk wirausaha. Kebetulan
saya ngajar Prakarya dan
Kewirausahaan (PKWU),”
ungkap Athik yang juga punya
usaha tata rias di rumahnya.
Ketika memberi motivasi
itulah, masih kata Athik,
kemudian Devita ingin belajar
secara mandiri. “itu sebelum
ada program DT. Dia merayu
saya minta les privat rias. Saya
bilang, ‘Nanti saja setelah
kamu lulus SMA. Kamu bisa ke
rumah saya. Nanti kamu apa
tidak kuliah? Izin dari ibumu
bagaimana?’ Dia jawab, ‘Ibu
saya sudah mendukung, ingin
saya langsung bisa kerja.’
Begitu awalnya,” tutur guru
yang juga mengajar mata
pelajaran Ekonomi ini.
Ketika ada pembukaan DT
kelas tata rias, Devita langsung
mendaftar duluan. “Awal belajar
Sudah Berniat Ikut Les
Rias Privat
Profil Prestasi 139
Terutama untuk siswa-siswi
anak serba nanggung. Baik dari
sisi latar belakang ekonomi
dari keluarganya, juga secara
akademik. Kalau mendongkrak
masuk kampus favorit negeri ya
agak berat. Maka, adanya DT ini
solusi cemerlang dari Pemprov
Jatim dan ITS Surabaya
ya dari nol, sampai gemetaran
pas bikin alis. Tapi karena sudah
hobi, maka dia mau belajar.
Mau diarahkan. Sampai-sampai
percepatan belajarnya yang
luar biasa. Dia sudah pintar
blend warna eye shadow. Bikin
alisnya halus, akhirnya kami
dari pengelola DT menemukan
bakat itu. Lalu kami promokan
ke kelas-kelas saat ada acara
foto album kelas XII. Sejak itu
dia makin popular,” sambung
Athik.
Athik mengungkapkan
program DT ini sangat signifikan
mengembangkan bakat dan
minat siswa. “Terutama
untuk siswa-siswi anak serba
nanggung. Baik dari sisi
latar belakang ekonomi dari
keluarganya, juga secara
akademik. Kalau mendongkrak
masuk kampus favorit negeri ya
agak berat. Maka, adanya DT ini
solusi cemerlang dari Pemprov
Jatim dan ITS Surabaya,”
paparnya.
Double Track
140
Jauh Di Atas Rata-
rata
Juara I Lomba DT 2020
Mau diarahkan. Sampai-
sampai percepatan belajarnya
yang luar biasa. Dia sudah
pintar blend warna eye
shadow. Bikin alisnya halus,
akhirnya kami dari pengelola
DT menemukan bakat itu. Lalu
kami promokan ke kelas-kelas
saat ada acara foto album kelas
XII. Sejak itu dia makin popular,”
sambung Athik.
Athik mengungkapkan
program DT ini sangat signifikan
mengembangkan bakat dan
minat siswa. “Terutama
untuk siswa-siswi anak serba
nanggung. Baik dari sisi
latar belakang ekonomi dari
keluarganya, juga secara
akademik. Kalau mendongkrak
masuk kampus favorit negeri ya
agak berat. Maka, adanya DT ini
solusi cemerlang dari Pemprov
Jatim dan ITS Surabaya,”
paparnya.
Dan puncaknya pada acara
penilaian peserta Double Track
terbaik 2020, Devita menyabet
juara pertama kategori
kewirausahaan terbaik se-Jawa
Timur. “Alhamdulillah, dapat
hadiah uang Rp 5 juta yang
Profil Prestasi 141
dipotong pajak. Untuk dibagi
tim saya sebagiannya, sisanya
untuk beli peralatan rias dan
tukar tambah motor. Sekarang
motor matik, bisa untuk bawa
alat-alat. Yang motor bebek kan
susah bawanya,” ungkap Devita.
Hasil usahanya ini ia
gunakan keperluan kuliah.
“Alhamdulillah saya bisa kuliah
tanpa biaya. Ada keringanan
untuk saya. Jadi hasil merias
bisa untuk menabung dan
invertasi jangka panjang,”
harapnya sambil tersenyum.
Double Track
142
SMAN 1 Balong Panggang, Gresik
Muhammad Hanif Kurniawan
Joss Peyek Yang
Renyah & Cocok
Untuk Oleh-oleh
S
ejauh ini kita menyimak
realitas bahwa
pendidikan belum bisa
dijangkau semua lapisan
masyarakat. Meski pemerintah
telah berupaya menjadikan
pendidikan ramah bagi
masyarakat miskin, tanpa
kesadaran diri dan perubahan
sikap dari keluarga, pendidikan
akan sulit dijadikan pemutus
mata rantai kemiskinan.
Bahkan, jika sejak dini
anak-anak kaum marginal
diizinkan hanya untuk bermain,
bermain, dan bermain, serta
jauh dari kebiasaan membaca.
Kita bisa menyaksikan bahwa
kemiskinan di negeri ini akan
menjadi warisan yang sulit
dijeda.
Profil Prestasi 143
Upaya Memutus Rantai
Kemiskinan
Menarik untuk kita kaji
bersama bahwa melalui
Program Keluarga Harapan
(PKH), pemerintah telah
memberikan motivasi kepada
keluarga prasejahtera untuk
melibatkan anak-anak mereka
mengecap pendidikan formal
secara layak. Program yang
dinaungi Kementerian Sosial
ini mensyaratkan para
pengurus keluarga (kaum ibu)
untuk menyekolahkan anak-
anak mereka. Jika para ibu
menyekolahkan anak-anak
mereka mulai jenjang SD hingga
SMA atau sederajat, bantuan
akan terus diberikan.
Sebaliknya, jika peserta
tidak komitmen dan angka
partisipasi kasar belajar siswa
di sekolah tidak menyentuh
persentase 85 (baca: sering
membolos), bantuan akan
dipotong. Pemotongan bantuan
sebagai bentuk hukuman bagi
anak-anak dari peserta program
yang tidak komitmen dengan
pendidikan merupakan sebuah
gebrakan tegas. Sebab, tidak
mustahil, anak-anak pamit
untuk ke sekolah padahal ia
tidak hadir.
Perilaku membolos memang
disebabkan banyak hal,
misalnya karena keengganan
belajar. Pendidikan dapat
memutus mata rantai
kemiskinan jika dan hanya jika
anak-anak memiliki semangat
dan daya juang yang tinggi
dalam belajar dan berprestasi.
Sayangnya, tak
banyak para orangtua yang
menyadari bahwa pendidikan
dapat memutus mata rantai
kemiskinan. Kita sering menutup
mata dan enggan mengungkap
kisah keberhasilan pendidikan
yang ditempuh anak dari
keluarga yang kurang beruntung
secara ekonomi.
Double Track
144
Saya berpikir
dan menyadari
bahwa tiada
kesuksesan yang
instan. Semua
kesuksesan itu
membutuhkan
pengorbanan
yang besar baik
pengorbanan
waktu, maupun
pengorbanan
uang
Dulu, Sering Terkendala
Biaya Sekolah
Sering kali para orangtua
terlalu pesimistis dan
memandang hitam harapan
pendidikan cerah ketika
dirinya mengalami masa-
masa sulit, terutama dalam
aspek perekonomian keluarga.
Keberhasilan menempuh
pendidikan bukan hanya
membutuhkan dukungan
finansial, melainkan juga
kecerdasan berjuang (adversity
quotient ). Sayangnya,
banyak orangtua yang gagal
membentuk kecerdasan
berjuang pada anak. Banyak
keluarga miskin yang masih
percaya bahwa membekali
anak dengan uang saku setara
dengan teman-temannya
ialah cara terbaik mendukung
pendidikan.
Dalam konteks program
Double Track, kita pun bisa
menemukan fakta bahwa
program ini sudah mengarahkan
pada jalur yang benar. Yakni
memberi keterampilan dasar
dan pendidikan pada siswa
yang berguna bagi masa
depannya. Sehingga pendidikan
di SMA ini bisa memutus rantai
kemiskinan. Tentu saja ini
juga berpulang pada segenap
pengelola program DT dan yang
terpenting adalah kesungguhan
peserta DT itu sendiri.
Kita perlu berkenalan
Profil Prestasi 145
dengan Muhammad Hanif
Kurniawan. Siswa SMAN 1
Balong Panggang, Gresik ini
merupakan contoh bagaimana
pendidikan bisa memutus rantai
kemiskinan. Siswa yang masuk
SMA tahun 2018 ini punya
dedikasi yang tinggi untuk
maju. Dia bersemangat untuk
mengikuti pelatihan Double
Track ini.
Begitu yang dituturkan
Masfarikhah, Wakil Kepala
SMAN SMAN 1 Balong
Panggang bidang Humas.
Bu Farik –demikian ia biasa
disapa- biasa sangat terkesan
dengan daya juang siswa yang
biasa disapa dengan Hanif
ini. “Kalau dilihat dari kondisi
keluarganya sebenarnya
termasuk tidak mampu secara
ekonomi,” jelasnya.
Karena beberapa kali,
masih kata Bu Farikhah, dia
kesulitan membayar kewajiban
di sekolah. “Tapi dia tetap
bersemangat sekolah. Karena
itu, pihak sekolah senang
dengan sikapnya. Kami tidak
memperuncing masalah
tunggakan biaya personal itu.
Yang penting dia tetap mau
bersekolah. Apalagi sekolah
kami di pinggiran. Umumnya
memang dari keluarga tak
mampu,” sambungnya.
Double Track
146
Guru Terharu & Sampai
Merinding
Sejak ada program DT,
Hanif makin terpacu. Dia masuk
kelas tata boga. “Ibunya selama
memang sering menerima
pesanan nasi kotak atau
nasi bungkus. Seperti ayam
geprek. Jadi Hanif ini sudah
ada background usaha kecil
bidang boga. Makanya dia
sangat antusias,” ungkap guru
yang mengajar mata pelajaran
Ekonomi ini.
Ada empat bidanng
keterampilan DT di SMAN 1
Balong Panggang ini. Yakni Tata
Boga (makanan dan minuman
ringan), Teknik Kendaraan
Ringan (TKR), Multimedia
(teknisi computer) dan tata
rias (kecantikan dan tata rias
panggung).
Hanif punya produk
namanya Joss Peyek. Produk
ini dikemas dengan rapi dan
dipasarkan sebagai oleh-
oleh khas Gresik. “Setelah
setahun memproduksi peyek
ini, dia sudah banyak pesanan.
Alhamdulillah. Guru-guru
mengakui, peyek buatan Hanif
memang gurih dan enak. Bikin
ketagihan,” tutur Farik sambil
tersenyum.
Melihat spirit Hanif berlatih
di DT ini membuat para guru
terharu, termasuk Bu Farik.
“Saya merinding kalau cerita
tentang Hanif ini. Dulunya
dia nggak ada biaya personal
tapi sekarang pesanannya
sudah banyak,” tuturnya sambil
menahan haru saat ditemui
ketika acara workshop Kepala
Sekolah DT Desember 2020 di
Surabaya.
Profil Prestasi 147
Juara II Produk Lelang
Terlaris 2020
Puncaknya SMAN 1 Balong
Panggang terpilih sebagai juara
II lomba Double Track 2020
kategori Sekolah Penyedia
Produk Lelang Terlaris. Salah
satunya adalah produk Joss
Peyek hasil produksi siswa
jurusan IPA ini.
Hanif mengaku
memperoleh banyak hal untuk
mengembangkan bakatnya ini.
Double Track
148
Mulai Kewalahan
Layani Pesanan
Momen Lebaran merupakan
puncak lonjatan omset katanya.
“Menjelang Lebaran bisa
melonjak 200 persen. Hari
hari biasa sebelum Corona,
ada pesanan rutin setiap hari.
Minimal saya bisa mendapatkan
uang Rp 250.000/hari. Selama
pandemi, hanya Rp 150.000
per hari. Semoga ke depan bisa
lebih baik lagi omsetnya jika
kondisi sudah normal lagi,”
bebernya.
Karena kegigihannya itu
ditambah perkembangnya yang
pesat, Hanif kini dipercaya
menjadi asisten trainer bagi
adik-adik kelasnya. “Orangtua,
trainer dan para guru terus
memotivasi saya. Bu Iswati
S.Pd trainer Tata Boga selalu
memberikan dukungan setiap
saat,” ucapnya.
“Saya berpikir dan
menyadari bahwa tiada
kesuksesan yang instan. Semua
kesuksesan itu membutuhkan
pengorbanan yang besar baik
pengorbanan waktu, maupun
pengorbanan uang. Semua
itu saya lakukan agar produk
saya bisa dikenal dan diminati
pelanggan. Alhamdulillah
sekarang saya sudah memiliki
mitra warung tetap dan setiap
harinya saya bisa mencapai
omset sekitar Rp 200.000 per
hari. Ini sudah mulai kewalahan
meskipun sering dibantu ibu.
Kalau ayah kerja pengemudi
truk. Ke depan, saya pasti akan
memperluas pangsa pasar saya
sampai dengan pangsa pasar
nasional,” tegasnya.
“Saya mendapat pengalaman
bagaimana membuat makanan
yang menarik dan kekinian. Dan
saya juga diajarkan tentang
ilmu berwirausaha, misalnya
bagaimana cara mengatur
keuangan, menentukan target
pasar, membuat kemasan yang
menarik, dan kita juga diajarkan
bagaimana caranya memulai
usaha sendiri,” tuturnya.
Dulunya Hanif memang
sering membantu ibunya.
“Waktu SMP saya sering bawa
nasi bungkus nasi kuning dan
nasi jagung. Tiap pagi tas saya
penuh dengan nasi kuning, saya
jual di sekolah. Sampai-sampai
saya dimarahi orang kantin,
karena nasi di kantin tidak
laku. Tapi tidak saya hiraukan,”
ucapnya sambil tertawa. “Kalau
ibu, dulu jualan di sekolahnya
adik TK sambil menunggu adik,”
sambung anak kedua dari tiga
bersaudara.
Saat laporan ini ditulis,
Hanif melayani pesanan
Joss Peyek di sekitar Balong
Panggang saja. “Masih melayani
pesanan kecamatan saya. Itu
saja sudah kewalahan. Belum
berani terima pesanan dari luar,
perlengkapan produksi masih
terbatas,” ungkap pemuda
kelahiran 26 November 2002 ini.
Profil Prestasi 149
Double Track
150
SMAN 1 Saradan, Madiun
Aisya Nur Alita Guntur
Sudah Diminta
Memotret Foto
Model
S
aat ini adalah era
komunikasi dan media
digital. Komunikasi bisa
menggunakan media digital.
Biaa melalui tulisan, foto,
gambar, suara/musik digital dan
video (audio visual). Hampir
semua perangkat elektronik bisa
dipergunkan untuk menyimpan,
memproduksi dan mengirimkan
file multimedia ini. Mulai dari
smartphone, tabletphone, laptop
dan komputer meja (desktop).
Bahkan para balita
masa kini pun sudah terbiasa
bermain dengan ponsel
pintar (smartphone). Dengan
perangkat yang fiturnya lengkap
ini, kita bisa menggunakannya
untuk hampir semua aktivitas
kita. Bisa untuk bekerja, belajar
dan juga berbisnis.
Karena itu, sangat penting
memasukkan keterampilan
Profil Prestasi 151
Juara I Lomba
Multimedia DT 2020
menggunakan multimedia ini
pada siswa-siswi kita. Karena
itu, keterampilan multimedia
ini masuk sebagai salah satu
bidang di program Double Track
ini. Dan salah satu bagian di
dalamnya adalah sub-bidang
fotografi, videografi, desain
grafis, dan operator komputer.
Pada gelaran pemilihan
peserta terbaik tahun 2020
bidang multimedia ini adalah
Aisya Nur Alita Guntur.
Siswi SMA Negeri 1 Saradan,
Madiun ini menyabet juara
I. Dia mengungguli seluruh
peserta DT se-Jawa Timur
kategori multimedia. Ia berhak
mendapat hadiah Rp 3 juta
(dipotong pajak) dan piagam
penghargaan.
Aisya masuk ikut kelas
Fotografi sejak 2019 lalu. Siswi
yang masuk SMA pada 2018 ini
memang menyukai fotografi.
“Dari kelas 9 SMP saya sudah
mulai suka fotografi. Sejak itu
saya sering mencoba-coba
kamera. Kadang kamera DSLR,
kadang juga kamera ponsel,”
tutur gadis yang juga sering
disapa dengan nama Sasa ini.
Menurut Agus Sugiarto,
Double Track
152
Melayani Foto Produk
S.Kom, trainer Fotografi
SMAN 1 Saradan, Aisya
termasuk peserta yang bagus
perkembangannya. “Yang luar
biasa dari Aisya salah satunya
adalah semangat dalam belajar.
Dia tidak pernah mengeluh dan
selalu berusaha saat dikritik
dan berani mencoba sesuatu
yang baru,” ungkap Agus yang
juga sebagai pengajar Teknologi
Informatika ini.
Aisya sendiri sudah
berani untuk lebih kreatif dan
eksploratif. Tak hanya memotret
foto model atau produk, tapi
juga keluar berburu foto dengan
tema yang lebih variatif. “Saya
pernah cari bahan objek foto
ke pasar. Saya cari tema
foto tentang human interest.
Memotret para pedagang dan
pengunjung. Mencari objek yang
berbeda,” jelas siswi berjilbab
ini.
S.Kom, trainer Fotografi
SMAN 1 Saradan, Aisya
termasuk peserta yang bagus
perkembangannya. “Yang luar
biasa dari Aisya salah satunya
adalah semangat dalam belajar.
Dia tidak pernah mengeluh dan
selalu berusaha saat dikritik
dan berani mencoba sesuatu
yang baru,” ungkap Agus yang
juga sebagai pengajar Teknologi
Informatika ini.
Aisya sendiri sudah
Profil Prestasi 153
Yang luar biasa dari Aisya
salah satunya adalah semangat
dalam belajar. Dia tidak pernah
mengeluh dan selalu berusaha
saat dikritik dan berani mencoba
sesuatu yang baru
Double Track
154
Masih Bermodalkan
Kamera Pinjaman
berani untuk lebih kreatif dan
eksploratif. Tak hanya memotret
foto model atau produk, tapi
juga keluar berburu foto dengan
tema yang lebih variatif. “Saya
pernah cari bahan objek foto
Selain itu juga ada
permintaan memotret acara
hajatan. “Waktu itu ada acara
nikahan tetangga. Lalu juga ada
permintaan membuat video. Tapi
masih terbatas. Maklum masih
belajar. Juga karena masih
pandemi, jadi ya belum banyak
job,” sambungnya.
Aisya berkeinginan
kuat lebih maju lagi. “Ingin
segera punya kamera sendiri.
Sementara ini masih pinjam
kakak. Kalau bisa nanti punya
studio sendiri di rumah,” tandas
bungsu dari tiga bersaudara ini.
Hal senada diungkapa
Agus, sang trainer. “Semoga
program DT ini terus berlanjut.
Sebab program ini sangat
membantu siswa SMA yang
belum beruntung untuk dapat
melanjutkan kuliah. Mereka bisa
punya bekal untuk bekerja dan
berwirausaha secara mandiri.
Di sekolah kami, sudah ada
kelas tata rias panggung, teknik
kendaraan ringan dan fotografi,
termasuk desain grafis dan
editing video,” pungkasnya.
ke pasar. Saya cari tema
foto tentang human interest.
Memotret para pedagang dan
pengunjung. Mencari objek yang
berbeda,” jelas siswi berjilbab
ini.
Profil Prestasi 155
Double Track
156
SMAN 1 Dolopo Madiun
Tata Rias Berhijab
Adila Riffa Imtyas
Kliennya Ditanya,
“Siapa Yang Merias,
Kok Cakep?”
T
ata rias adalah salah satu
kegiatan yang mampu
mengubah penampilan dari
bentuk asli sebenarnya dengan
menggunakan alat bantuan atau
alat komestik. Di era digital ini
tata rias atau tata kecantikan
menjadi tuntutan bagi kaum
wanita, apalagi jika ada acara
khusus..
Bahkan, para wanita masih
balita pun sudah menyukai
dengan kecantikan. Make-up
ini lebih sering merujuk pada
wajah, walaupun sebenarnya
seluruh tubuh dapat dirias
(make-up).
Dengan perangkat fitur
make up yang lengkap, kita
bisa menggunakannya untuk
hampir semua kalangan wanita
melakukan aktivitas ini. Bisa
untuk bekerja, belajar, dan
Profil Prestasi 157
Antusias Berlatih
berbisnis maupun usaha.
Karena itu, sangat penting
sekali memasukan keahlian
menggunakan tata rias atau
lebih kenalnya adalah tata
kecantikan ini pada siswa-
siswi kita. Karena itu keahlian
tata rias masuk salah satu
program Double Track ini. Dan di
dalamnya terdapat sub-bidang
tata rias korektif/natural, tata
rias karakter, tata rias seni, tata
rias dan tradisional/etnik.
Adila Riffa Imtyas adalah
siswi SMAN 1 Dolopo Madiun
mengikuti program Double
Track bidang keterampilan
kecantikan (tata rias). “Awal
mula mengikuti program Double
Track, ketika saya bingung mau
melanjutkan kemana setelah
lulus SMA. Hingga, akhirnya
saya memutuskan daftar
mengikuti program Double Track
bidang kecantikan,” jelas siswi
yang masuk SMA tahun 2018 ini.
“Latihan demi latihan aku
jalani. Mulai bimbingan dan
arahan dari trainer dengan
sabar aku tekuni. Aku memang
tidak begitu pandai, tetapi aku
tetap bersemangat dan punya
tekun tinggi untuk terus ikut
kelas ini,” tutur siswi jurusan
MIPA ini.
Selain itu juga, ia
sering mendapatkan job dari
trainer. Salah satunya merias
Hasil riasan
saya dipuji oleh
beberapa klien
dan banyak
orang yang
menanyakan ke
klien itu, siapa
yang merias kok
bagus. Banyak
yang suka
katanya
Double Track
158
Trainernya Kreatif
wisuda murid-murid TK, acara
perpisahan anak SMA, rias
acara pernikahan, dan lain-
lainnya.
“Semuanya aku lakukan
dengan sepenuh hati yang
terpenting pelanggan saya puas.
Akan tetapi, saya mencoba buka
usaha secara mandiri dengan
posting hasil karyaku di media
sosial. Siapa tahu suatu saat
nanti bisa menjadi perias yang
sukses,” harap gadis kelahiran
21 Maret 2003 ini.
Adila mengaku pada
mulanya orang tuanya kurang
setuju dengan kegiatannya di
bidang Tata Rias ini. “Awalnya,
bapak ibu kurang setuju.
Mereka mengganggap hanya
menghabiskan waktu saja.
Namun, setelah saya sering
diajak trainer untuk panggilan
merias dan beberapa kali ada
job, orangtua pun memahami
dan ikut mendukung,” ucap anak
pertama dari dua bersaudara
ini.
“Akhirnya mereka ikut
senang karena saya sudah
belajar mandiri,” sambungnya.
Tak hanya orang tua yang
senang, para guru pun bangga
padanya. “Hasil riasan saya
dipuji oleh beberapa klien dan
banyak orang yang menanyakan
ke klien itu, siapa yang merias
kok bagus. Banyak yang suka
katanya,” tuturnya.
Hal ini diungkapkan pula
oleh Primastyo Faris Tristianto,
S.Pd, penanggung jawab DT
di SMAN 1 Dolopo, Madiun.
“Bidang paling berkembang
memang keterampilan tata
rias pengantin hijab. Paling
utama karena faktor kreativitas
trainernya dalam membangun
relasi dan mengembangkan
usaha serta dibantu mitra
dunia usaha dan dunia industri
Profil Prestasi 159
Double Track Buka Hati
Siswi Bergerak
Hal itulah yang Adila
sangat senang melalui program
Double Track yang telah banyak
ditemukan. Mulai dari bakat
sampai bisa buka usaha sendiri
di rumah. Dengan adanya
program Double Track ini sangat
membantu dan menginspirasi
luar biasa.
“Melalui program Double
Track ini telah membuka hati
saya untuk bergerak dengan
menggali kompetensi masa
depan saya. Terima kasih
untuk Double Track. Maju
Bersama, Hebat Semuanya,
Gemilang,”pungkasnya.
(DUDI),” papar sosok yang juga
pengajar di SMAN 1 Dolopo ini.
Primastyo merinci bidang-
bidang DT di sekolahnya yaitu
multimedia-editing video,
kecantikan- tata rias pengantin
hijab, tata boga- pastry bakery,
tata boga makanan ringan dan
minuman, dan Teknik Kendaraan
Ringan- Tune Up Sepeda motor.
Program Double Track ini
telah memacu siswa-siswi untuk
bergerak dengan menunjukkan
bakat dan keterampilan yang
mungkin selama ini terpendam.
Adila sendiri sudah mulai berani
untuk lebih berkarya, kreatif,
dan ekploratif. Selain itu juga, ia
bersemangat untuk terus belajar
dengan tekun, berani, serta aktif
untuk memulai dengan baik.
Double Track
160
SMAN 1 Kedamean, Gresik
Alfiyah Rahmawati
Keluarga,
Teman dan
Tetangga,
Kini Semua
Minta
Desainkan
U
sia belasan tahun memang
sering disebut sebagai
masa pencarian jati
diri. Di usia ini, remaja sering
mencoba hal baru. Ada yang
positif, tak jarang juga memcoba
hal negatif. Karena itu, Program
SMA Double Track dirancang
dan diselenggarakan untuk
memberi wadah usia remaja
agar bisa mencoba hal positif
demi masa depan yang lebih
gemilang.
Hal ini juga dirasakan
Alfiyah Rahmawati, SMAN 1
Kedamean, Gresik. “Dulu saya
ragu masuk SMA karena ingin
masuk SMK. Sekarang
malah sangat sangat bersyukur.
Double track ni memberi ilmu
yang lebih luas. Pengetahuan
umum dari pelajaran pelajaran
sekolahnya dapat, ilmu
ketrampilan dari DT juga
dapet. Nggak jadi menyesal
masuk SMA,” tuturnya sambil
tersenyum.
Awal ikut bidang
Multimedia khususnya kelas
Tak Punya Laptop,
Modal Nekat
Profil Prestasi 161
desain grafis Alfi –demikian
ia biasa disapa- merasa ragu.
“Saya sempat takut aja. Apa
saya bisa ya? Apalagi kelasnya
kan Sabtu. Pas libur sekolah.
Saya agak malas awalnya. Tapi
kemudian saya agak nekat aja,”
katanya lagi.
Tak disangka, ternyata Alfi
kemudian menikmati proses
pelatihan Desain Grafis ini.
“Banyak banget yang saya
dapatkan di sini. Lama-lama
Motivator paling utama ya
diri sendiri. Tentunya juga
ada motivasi dari orang orang
sekitar, trainer, guru dan kepala
sekolah
asyik juga. Sejak itu saya
bertekad untuk membeli laptop
untuk mendesain,” ucap gadis
kelahiran 20 Januari 2004 ini.
“Pas dapat uang pertama
kali dari pemesan, wah senang
banget. Kan waktu itu saya
kejar target untuk nyicil bayar
laptop per bulannya,” selorohnya
sambil tertawa.
“Lah itu ceritanya gini.
Pas awal Corona, di situ kan
pertemuan DT sama sekali
nggak pernah dilakukan.
Sementara saya di rumah itu
tidak punya laptop. Kalau
tidak pernah pelatihan begini,
bisa-bisa lupa semua teknik
mendesainnya, wong di rumah
nggak ada laptop, nggak bisa
latihan. Lalu ada kenalan
yang menawari kredit laptop.
Tanpa bunga, tanpa uang
muka. Kenalan itu berpesan,
‘Laptopnya harus buat
wirausaha, biar ada manfaat
nya. Bukan hanya buat mainan.’
Saya pun setuju,” bebernya.
Double Track
162
Justru Ketika Pandemi
Makin Ramai
Alfi memulai usaha
beberapa bulan sebelum
wabah Covid-19. Ternyata di
masa pandemi ini justru Alfi
banyak menerima permintaan
desain. “Alhamdulilah per
bulan pesanan bertambah.
Untuk banner per bulan masih
melayani sekitar 4- 5 desain.
Poster kadang banyak. Soalnya
kalau ada tugas sekolah, teman-
teman kelas ada minta jasa
desain semua,” bebernya.
“Paling sering anak
sekolahan sih yang pesan.
Pemilik warung-warung di
daerah saya juga mulai banyak
yang minta. Ini juga usaha
online shop yang butuh logo,
brosur dan banyak lainnya,”
jelas putri dari keluarga pemilik
Warung Sego Jagung Alabi
di Dusun Sidorame, Desa
Gunungan, Dawarblandong,
Mojokerto.
Alfi mengaku tertantang
untuk terus mengasah
kemampuannya. “Kendala yang
paling sering saat ini belajar
menentukan konsep. Karena
jujur, setiap saya dapat job,
sebelum menentukan konsep
saya selalu mencari referensi
di Google. Kalau kata guru
saya, hal-hal seperti itu wajar.
Sistem ATM namanya: Amati,
Tiru, Modifikasi. Saya kira kalau
meniru itu dicap kurang kreatif.
Profil Prestasi 163
Acungan Jempol Dari
Sang Trainer
Ternyata memang sistemnya
seperti itu dan kemampuan
berkembang juga sesuai jam
terbang,” papar gadis yang
mudah bergaul ini.
Sang trainer memberi
apresiasi yang tinggi kepada
salah satu siswinya ini.
“Perkembangannya pesat
sekali. Mulai dari nol, tidak
bisa desain sama sekali.
Kini sudah buka jasa desain
sekaligus cetak banner, brosur,
sticker, undangan, dan banyak
lainnya. Hanya dalam kurun
waktu kurang dari satu tahun.
Saya sangat terkesan,” ungkap
Yuda Nurpriyanto, S.Pd, Guru
Seni Budaya yang juga trainer
Multimedia Desain Grafis.
Yuda terus memotivasi
Alfi. “Untuk ilmu desain perlu
diasah dan perlu tambah jam
terbang. Harus berani menerima
order yang lebih besar lagi
seperti cetak majalah atau
tabloid dalam jumlah banyak.
Terkait aspek perhitungan biaya
desain dan cetak juga perlu
dimatangkan lagi,” saran Yuda.
Alfi pun makin
bersemangat. “Saya ingin punya
printer yang bagus. Soalnya
kalau ada pesanan sticker
berlembar-lembar, biar nggak
harus print di percetakan lain.
Kalau bisa mesin printer-nya
ada scanner-nya juga. Juga
ingin beli kertas kertas berbagai
ukuran. Biar sekalian bisa buka
toko jasa print dan foto kopi,”
harapnya.
Double Track
164
Alumnus SMAN 1 Banyuates, Sampang
Keterampilan Multimedia dan Fotografi
Rohman
Kini Sudah
Gandeng Tiga
Percetakan
M
odal materi memang
penting dalam
berwirausaha. Namun,
yang terpenting justru kemauan
yang keras dan kejujuran.
Banyak pengusaha besar
memulai bisnisnya bukan dari
modal uang atau harta yang
besar.
Bahkan tak sedikit
pengusaha nasional yang
memulai wirausaha dari nol.
Sebut saja Choirul Tanjung (CT)
dan Dahlan Iskan (DI). Sejak
kuliah, Choirul Tanjung biasa
berjualan buku kuliah stensilan,
kaos, dan fotokopi di Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia, Jakarta.
CT memulainya dari
nol. Bos Trans Corp ini
menceritakan, “Modal memang
penting dalam membangun dan
mengembangkan bisnis. Namun
kemauan dan kerja keras,
merupakan hal paling pokok
yang harus dimiliki seseorang
yang ingin sukses.” Kini, CT
dikenal sebagai salah satu
orang terkaya di dunia.
Hal yang sama dilalui
Dahlan Iskan (DI). Awalnya ia
hanya seorang wartawan biasa
majalah Tempo yang berpusat
di Jakarta. Pak DI kemudian
ditugaskan untuk menjadi
jurnalis di Surabaya. Dari
situlah kemudian DI diminta
mengelola Harian Jawa Pos
yang saat itu hampir mati pada
1982.
Hanya dalam waktu
lima tahun, DI sudah
mengembangkan Koran Jawa
Profil Prestasi 165
Awalnya Tak Punya
Komputer
Kiranya dua tokoh menjadi
inspirasi bagi para peserta
Double Track. Termasuk bagi
Rohman, alumnus SMAN 1
Banyuastes, Sampang. Lulusan
jurusan IPS ini mengikuti Double
Track tanpa bekal memadai.
Bahkan laptop atau komputer
pun tak punya.
Pos dari 6.000 lembar per hari
jadi 300.000/hari. Hingga ia
mengelola 134 media (surat
kabar, tabloid, dan majalah)
serta 40 jaringan percetakan
di Indonesia. Semua dilalui DI
dengan penuh dedikasi dan
keseriusan.
Makbul Muavi, S.Pd,
pengelola/operator DT di
SMAN 1 Banyuastes, Sampang
mengungkapkan hal ini.
“Rohman terus berkarya dengan
sejuta asa. Berkarya dalam
keterbatasan, tidak punya
laptop dan komputer sendiri. Ia
hanya memanfaatkan pinjaman
laptop dari guru dan memakai
komputer sekolah. Setelah
punya uang, dia beli laptop
second,” ungkap Makbul.
Meski demikian, Rohman
sangat gigih. “Dia juga aktif
memasarkan jasanya melalui
media online. Sejak itu, banyak
yang meminta jasanya,”
sambung Makbul.
Rohman tak hanya
melayani desain materi digital,
Double Track
166
namun juga jasa fofografi.
“Pernah pas dapat job memotret
produk dan foto modelnya, tiga
hari berturut-turut. Hanya tiga
hari tapi hasilnya bisa Rp 1 juta.
Alhamdulillah,” ucapnya sambil
tersenyum.
Kini pemuda kelahiran 5
April 1997 ini banyak menerima
jasa desain banner, spanduk,
poster media online dan foto
produk. Tiap akhir tahun,
Rohman sering mendapat
pesanan membuat kalender.
“Ada kalender untuk kantor atau
sekolah, ada pula kalender atas
nama pribadi atau keluarga,”
jelas pemuda yang kini kuliah
di IKIP-STIE Widya Darma
Ketintang, Surabaya ini.
Di saat pendemi,
Rohman justru menuai
berkah. “Alhamdulillah malah
bertambah. Semakin banyak
yang pesan. Karena banyak yang
kurang berani keluar rumah dan
mencari jasa yang bisa melayani
dengan maksimal secara online.
Sebulan bisa sampai 20 pesanan
desain,” tutur lulusan SMAN 1
Banyuates 2019 lalu.
Untuk memberi kemudahan
pelanggan, Rohman telah
menggandeng beberapa
percetakan. “Saya kerja sama
dengan tiga percetakan. Karena
saya berani menawarkan
keunggulan jasa: tepat dan
cepat. Semoga makin banyak
Kini Bisa Biayai Kuliah
Profil Prestasi 167
yang puas dengan jasa ini,”
harapnya.
Sejak menggeluti profesi
ini, anak bungsu dari tiga
bersaudara sudah bisa
membiayai kuliahnya sendiri.
“Orangtua sangat mendukung.
Kebanyakan saudara-saudara
kami hanya pekerja kasar.
Sedangkan saya masih bisa
bekerja meskipun dari rumah.
Alhamdulillah kadang saya bisa
kasih sebagian hasil kerja ke
orangtua,” pungkasnya.
Double Track
168
SMAN 1 Kunir, Lumajang
Fitriyatul Fadila
Makin Kreatif
Dengan Olahan
Pisang
Lumajang Kota Pisang
P
rogram Double Track dibuat
setidaknya untuk menggali
bakat-bakat wirausaha
para pelajar SMA/MA dan juga
untuk mengangkat produk
lokal. Dua capaian ini harus
terus diupayakan dalam proses
pelatihan dan pembelajaran
program DT.
Hal ini yang dirasakan
Fitriyatul Fadila. Ia mengaku
sejak keinginan punya usaha
makanan dan minuman.
“Sebenarnya sudah mendaftar
DT pas kelas XI. Tapi saat
tes wawancara Tata Boga,
saya sempat tidak lolos. Tapi
syukurnya, trainer kemudian
mengajak saya bergabung,”
ungkap siswi yang masuk SMAN
1 Kunir, Lumajang 2018 lalu ini.
Dan ternyata Fitri –
demikian ia biasa disapa- tidak
menyia-nyiakan kesempatan
ini. “Saya bersemangat dan
ingin menunjukkan ke trainer
dan teman-teman bahwa
saya mampu. Alhamdulillah
sampai sekarang sudah buka
usaha sendiri. Pada 2020 lalu
juga diminta ikut workshop di
Surabaya sebagai perwakilan
sekolah,” jelas siswi jurusan
MIPA ini.
Fitri tergolong peserta
yang kreatif. Dia punya inovasi
produk dan yang terutama
makanan/pastry yang berbahan
Profil Prestasi 169
pisang. Dan Lumajang
memang terkenal sebagai
daerah penghasil pisang yang
berlimpah dan dari varietas
yang unggul.
Dan paling mashur adalah
Pisang Agung Semeru. Ukuran
yang jumbo dan rasanya manis.
Membuat Pisang Agung jadi
primadona di Lumajang.
Buah pisang Agung Semeru
juga memiliki manfaat yang
baik, bahkan disebut-sebut lebih
baik dari pisang pada umumnya.
Dikutip goodnewsfromindonesia.
id dari Bisnis.com, berdasarkan
penelitian Ma Chung Research
Center for Photosynthetic
Pigments (MRCPP), Universitas
Ma Chung, Malang, Jawa
Timur, ditemukan bahwa nutrisi
provitamin A pada pisang
Agung Semeru dari Kabupaten
Lumajang lebih tinggi 40 sampai
90 kali lipat dibandingkan
dengan pisang Cavendish impor.
Pisang Cavendish adalah
jenis pisang yang digemari di
seluruh dunia. Sebagai contoh,
menurut Food and Agriculture
Organization (FAO) pada
periode 1998-2000, karena
pisang Cavendish mendapatkan
banyak permintaan di pasar
impor jumlah produksinya
menjadi tinggi dengan
persentase produksi sebanyak
47 persen. Pengimpor pisang
Cavendish biasanya negara-
negara Amerika Latin dan Asia,
di antaranya ialah Ekuador dan
India.
Setelah saya
memulai usaha
dan banyak
yang suka,
lama-kelamaan
orang tua
mendukung dan
jadi yakin
Double Track
170
Profil Prestasi 171
Mau Terus Belajar
Sang trainer juga
mengagumi kreativitasnya.
“Selama mengikuti kegiatan
selalu aktif dan mau belajar
hal-hal yang baru. Sebelum
pandemi, Fitri hanya bisa
membuat menu-menu yang
sederhana dan dikonsumsi
sendiri,” kata Linda Romadhoni,
S.Pd, trainer Tata Boga.
Tetapi pada perkembangan
berikutnya apalagi saat masa
pandemi, masih kata Linda, Fitri
mengembangkan kreativitasnya.
“Dia mulai menciptakan inovasi
baru dari pengolahan pisang.
Yang awalnya hanya sebatas
Nugget pisang, kini sudah
membuat aneka macam olahan
dari pisang. Misalnya, Banana
Satay Chocolava, Banana
Ball, Piscok Lumer, Geprek
Banana, juga Hotdog Banana,”
papar sosok yang juga guru
Matematika di SMAN 1 Kunir ini.
Hal senada dikatakan Eki
Wijayanto, S.Pd, pelaksana/
operator DT SMAN 1 Kunir. “Fitri
memulai usaha dari mengikuti
program Double Track pada
Juli 2020. Awalnya ia hanya
memenuhi permintaan di
lingkungan sekolah dan tempat
tinggalnya. Harapan saya, ke
depan agar lebih bervariasi
dengan membawa nama label
Gedhangkoe,” pungkasnya.
Double Track
172
Profil Prestasi 173
Double Track
174
SMAN 1 Pagak, Kabupaten Malang
Dinda Puspita Ayu
Siap Layani
Pembuatan Pin
dan Aksesoris
Instansi
M
ungkin sebagian besar
kita suka menggambar
di waktu kecil dulu
atau bermain dengan gambar.
Namun, tidak semua orang
lantas berbakat di dunia seni
atau menggambar begitu
beranjak dewasa.
Karena itulah kemudian
peran pendidikan. Salah satunya
adalah menggali bakat yang ada
dan lalu mengembangkannya.
Sehingga menjadi keahlihan
yang optimal.
Begitu pula yang dirasakan
Dinda Puspita Ayu. Siswi SMAN
1 Pagak, Kabupaten Malang
ini memang suka menggambar
sejak kecil.
Profil Prestasi 175
Sejak Dulu Suka
Menggambar
“Dari dulu memang saya
suka mendesain sesuatu di buku
gambar. Karena itu saya tertarik
dengan dunia desain,” jelas
siswi yang masuk SMA tahun
2018 ini.
Sejak masuk kelas
Multimedia (Desain Grafis),
Dinda lebih serius lagi
mengasah keterampilan desain.
“Pada awal pembelajaran
saya mempelajari dasar-
dasar dalam mendesain. Kami
juga mempelajari dasar-
dasar penggunaan fitur-fitur
pada Corel Draw,” tutur gadis
kelahiran 22 September 2003
ini.
Desain pertama yang
dibuat, lanjut Dinda, adalah
desain poster. “Kemudian
mendesain label dan logo pada
kemasan produk. Setelah kami
mulai belajar membuat sebuah
produk aksesoris. Misalnya bros/
pin, kartu nama, undangan,
paper bag dan mug,” jelas siswi
jurusan MIPA ini.
Sambil jalan, Dinda dan
kawan-kawan mulai berlatih
Double Track
176
Ikut Kembangkan
Usaha Keluarga
(Bakpia)
Dinda dan kawan-
kawannya memasarkan
produknya melalui media
sosial dan sesama rekan
sekolah. “Masih pakai media
WhatsApp saja, sama dibantu
sebarkan teman-teman
sekolah. Harapannya, kalau
ada acara sekolah biasanya
ramai pesanan. Tapi ini
masih pandemi, jadi agak
memasarkan produk yang
mereka buat. “Saya dan kawan-
kawan praktik menjualkan
produk-produk ini. Belajar
membangun sebuah usaha dan
bisa mendapatkan penghasilan,”
sambungnya.
Sejak berlatih desain grafis,
Dinda bersama lima kawan
lainnya mulai memasarkan
pesanan gantungan kunci, mug,
dan pin. “Ini masih kerja bareng.
Biar ringan kalau sama teman.
Sebulan bisa memproduksi 30
sampai 50 buah, bisa pin atau
gantungan kunci. Pernah sampai
75 item per bulan,” bebernya.
Profil Prestasi 177
sepi. Kami juga pasarkan ke
beberapa lembaga dan kantor,”
sambungnya.
Sambil wirausaha bersama
teman sekolah, Dinda juga
membantu usaha keluarga.
Sejak sang ayah tiada, Dinda
sering membantu usaha
keluarga. “Ibu saya sering bikin
bakpia. Ada rasa kacang hijau
dan coklat. Nah, saya membantu
membuat desain di kemasan
dan membuat labelnya,” jelas
bungsu dari tiga bersaudara ini.
“Biasanya bikin bakpia
saat ada acara pengajian atau
hajatan. Kadang juga ada yang
pesan untuk oleh-oleh. Ada juga
yang dikirim ke warung terdekat
rumah. Tapi tidak setiap hari,
nunggu stok di warung habis,”
katanya.
“Kalau untuk pengajian
Dari dulu memang saya suka
mendesain sesuatu di buku
gambar. Karena itu saya tertarik
dengan dunia desain
atau hajatan, sekitar 40-100
bungkus. Kalau ke warung
biasanya sekitar 10-15 bungkus
sekali kirim. Selama ini, saya
bantu promosi ke teman-teman
dan membuatkan desain label di
kemasannya,” pungkasnya.
Akun ig: jovdi_dpa
Nomor WA: 0856-4934-4931
Produk: desain pin/
bros, gantungan kunci,
dan mug
Double Track
178
SMAN 1 Sugihwaras, Bojonegoro
Tata Boga (pastry/bakery)
Aisya Dwi Nur Cahyani
Asyik
Berkolaborasi
Dengan Sang
Kakak
Sejak SMP Sering
Bikin Roti Bakar
M
emang asyik kalau
bermain dengan kakak
atau adik sendiri. Apa-
apa dilakukan bersama saudara
serumah. Masa kecil memang
menyenangkan jika bermain
bersama kakak atau adik.
Apalagi kekompakan adik kakak
ini berlanjut hingga dewasa.
Begitu juga yang dilakukan
Aisya Dwi Nur Cahyani. Siswi
SMAN 1 Sugihwaras, Bojonegoro
ini menjalankan usaha tata
boganya bersama kakak
perempuannya. Keduanya bahu-
membahu untuk membuat dan
memasarkan kue-kue buatan
mereka.
Bahkan sebelum ikut
program Double Track (DT),
Aisya sudah bantu menjualkan
jajanan buatan kakaknya.
“Waktu kelas X, saya sudah
jualan brownies buatan kakak
saya. Dengan harga Rp 1.000
ukuran mini dan yang besar Rp
5.000. Saya jual ke teman-teman
di sekolah. Terkadang ada juga
guru ada yang beli,” tutur anak
kedua dari dua bersaudara ini.
Aisya mengaku saat itu
hanya promosi melalui status
Profil Prestasi 179
Sudah Biasa Jual
Jajanan Ke Bocah
Sekitar
WhatsApp saja. “Jika ada
yang mau beli, saya harus
mengantarkan browniesnya ke
kelasnya. Sebenarnya saat itu
ada juga teman cowok yang jual
donat. Tetapi saya tidak merasa
tersaingi. Karena saya yakin
Allah sudah mengatur rezeki
kita masing-masing,” katanya.
Setiap harinya Aisya bisa
bawa 30-50 brownies sebelum
wabah Corona. “Tidak setiap
hari selalu habis sih, terkadang
juga masih tersisa Tetapi saya
tetap bersyukur dari hasil jualan
tersebut bisa saya tabung.
Dapat bagi hasil dari kakak itu,”
paparnya.
“Dari SMP, saya sudah
mulai wirausaha. Pertama
kalinya pas saya kelas VIII SMP.
Produk pertama yang saya
jual waktu itu roti bakar. Saya
berinisiatif bikin usaha karena di
tempat tinggal saya ini banyak
anak kecil. Alhamdulillah,
banyak yang beli, apalagi kalau
pas liburan. Meskipun hasilnya
tidak seberapa, tetap kita
syukuri,” jelasnya lagi.
Ketika ada pelatihan DT,
Aisya makin mengembangkan
kemampuannya. “Saya coba
membuat martabak manis
mini. Saat itu awal pandemi
Covid-19. Melalui WhatsApp,
Double Track
180
saya mempromosikan martabak
manis saya dengan aneka
topping yang bisa dipilih. Saya
menjualnya dengan harga Rp
1.500 per buah dan 1 kotak isi 5
buah dengan harga Rp 7.000,”
jelas siswi yang masuk SMA
tahun 2018 ini.
Pesanan pertama Aisya
ini berawal dari anak-anak
sekitar rumahnya. Makin hari
makin banyak yang menggemari
produk Aisya ini. Sampai-
sampai anak-anak itu rela antri.
“Mereka sampai menunggu
lama. Nggak nyangka juga kalau
banyak yang suka,” jelas siswi
jurusan IPA ini.
Lama-kelamaan banyak
juga yang pesan dalam jumlah
besar. “Saya pernah dapat
pesanan 100 buah martabak
manis mini. Harus diantar pagi
pukul 10.00. Waktu itu, saya
harus bangun pagi sekali untuk
membuatnya, dan dibantu oleh
adik sepupu saya. Alhamdulillah,
hasilnya lumayan. Bisa saya
Di saat ekonomi makro
merosot karena wabah, Aisya
malah sering mendapat
pesanan. “Saat pandemi ini,
saya dapat banyak sekali
pesanan martabak manis mini.
Dan yang paling banyak ada
yang memesan 100 martabak
mini untuk hajatan. Saat
Ramadhan kemarin saya dan
kakak mendapat pesanan kue
kering, alhamdulillah banyak
orderan,” ungkapnya.
“Setiap harinya juga saya
sering membantu kakak karena
mendapat pesanan kue ulang
tahun dan ada juga pesanan
untuk lamaran atau hajatan,”
jelasnya.
Walau Pandemi,
Makin Banyak
Pesanan
tabung,” ungkap gadis kelahiran
29 Mei 2003 ini.
Dari SMP, saya sudah mulai
wirausaha
Profil Prestasi 181
Double Track
182
Lulusan SMAN 1 Sampung, Ponorogo
Keterampilan Tata Busana
Manisya Putri Amelina (Nisya)
Bersama
Tim Sekolah,
Kirim Pesanan
Masker Ke Bali
& Jabar
P
erkenalkan nama saya
Manisya Putri Amelina.
Saya peserta program
double track Tata Busana
angkatan pertama (2018/2019)
SMAN 1 Sampung Ponorogo.
Kehadiran program double
track di sekolah kami rasa-
rasanya menjadi tumpuan
harapan bagi kami yang
bersekolah di pedesaan.
Mayoritas siswa di sini
berangkat dari keluarga yang
tidak mampu, yang mungkin
saja sangat kecil dari kami yang
berminat untuk melanjutkan
kuliah, termasuk saya.
Pertama kali saya
mendengar adanya program
double track dari guru BK,
waktu itu ada tiga pilihan
keterampilan, yaitu tata busana,
kecantikan dan teknik kendaraan
ringan. Tidak perlu waktu yang
lama untuk menentukan pilihan
keterampilan.
Saat mendengar tiga
pilihan keterampilan tersebut,
saya langsung teringat tetangga
yang juga seorang penjahit dan
terlihat tidak pernah sepi dari
pelanggan.
Profil Prestasi 183
Jadi Hobi Baru
Selain itu memang dua
pilihan keterampilan lainnya
kurang menarik buat saya.
Teknik kendaraan ringan bagi
saya cowok banget. Sedangkan
kecantikan, selain hal tersebut
sudah biasa dan banyak yang
ikut, saya tidak menyukai dunia
make up. Sehingga saya ingin
mencoba melatih keterampilan
yang berbeda, yaitu menjahit.
Awal masuk SMA tidak ada
keinginan maupun hobi dalam
jahit-menjahit. Bahkan waktu
itu tidak pernah terpikirkan
memegang mesin jahit. Baru
kemudian setelah program itu
diumumkan pada kelas XI SMA,
barulah muncul keinginan untuk
mencoba hal baru tersebut
(menjahit ).
Tidak mudah memang
untuk bisa menjadikannya hobi
baru terhadap aktivitas yang
baru saja saya mulai. Kenapa?
Yang awalnya saya pikir
mudah, tinggal jahit saja, tetapi
wah ribet banget. Mulai dari
desain, mengukur, bikin pola,
menyesuaikan injakan pedal dan
menata kain dibawah jarum.
Wah hampir menyerah juga
waktu pertama kali. Namun
ketika saya lihat teman-teman
mengalami hal yang sama dan
trainernya sabar mengajari,
akhirnya lama-lama mulai
menikmati. Dan bertahan hingga
akhir pelatihan. Yah itulah
Double Track
184
kemudian dunia menjahit ini
menjadi kegemaran baru saya.
Pelatihan tata busana ini
sangat bermanfaat bagi saya.
Pengalaman-pengalaman baru
saya dapatkan selama mengikuti
seluruh prosesnya dari awal
sampai akhir.
Bahkan sampai sekarang
saya mengikuti materi-materi
webinar yang diadakan SMA
DT melalui youtube. Mulai
dari belajar memiliki sikap
sebagai seorang wirausahawan,
berkomunikasi dengan calon
Rajin Ikut
Webinar Bisnis
pelanggan dengan memberikan
layanan prima, mengenal
berbagai model pakaian,
kemudian dilanjutkan dengan
teknik dasar menjahit, membuat
pola, memotong kain dan proses
penjahitan setelah selesai.
Di akhir proses, tentu saja
hal yang saya tunggu-tunggu:
mendapatkan uang jasa dari
proses penjahitan. Yang pasti
jangka pendek yang saya
rasakan adalah memperoleh
uang saku dari hasil kerja keras
sendiri.
Menerima uang dari hasil
usaha sendiri itu rasanya wow
sungguh luar biasa. Setelah
menerima uangnya, langsung
membayangkan emak tersenyum
melihat saya pegang uang dari
hasil jerih payah sendiri.
Saya memiliki impian, memiliki
perusahaan yang menjual berbagai
busana muslimah, memanfaatkan
marketplace sebagai sarana penjualan,
dan memaksimalkan peran oemah jahit
sebagai wadah alumni double track untuk
mencapai kesejahteraan bersama. Insya
Allah.
Profil Prestasi 185
Pengalaman yang paling
berkesan setelah produk wajib
pelatihan yang saya buat
jadi adalah pesanan pertama
penuh dari seorang guru.
Karena awalnya saya hanya
mengerjakan vermak pakaian
kecil-kecilan.
Saya dapat pesanan dari
rumah dan saya kerjakan di
sekolah, karena belum punya
mesin jahit. Jadi ceritanya ada
seorang guru yang menemui
saya menunjukkan gambar
rompi melalui ponsel.
“Nisya, kamu mestinya
sudah bisa membuat ini? Tolong
ya, ini kainnya kamu buat
seperti itu!” Kaget banget waktu
itu. Di gambar itu tampak ada
tulisan rompi shalat, elegan
banget bentuknya. Fashionable
pokoknya.
Pengalaman
Paling Berkesan
“Wah ini bukan hanya
cocok untuk shalat, buat jalan-
jalan oke juga ini,” pikirku.
Sekarang kan modelnya begitu,
gaul namun tampak syar’i. Dari
sinilah saya mulai mengenal
berbagai fashion yang laris
berikut nilai nominalnya. Saya
lihat bandrolnya Rp 150.000.
Nominal yang wow buat saya
untuk pakaian yang simple
namun elegan.
Selama pelatihan tidak
diajarkan membuat seperti itu.
Mau langsung bilang iya, kok
gak yakin bisa. Mau ditolak kok
ya eman banget. Akhirnya waktu
itu saya bilang, “Pak, saya
belum yakin bisa membuatnya
namun berikan waktu satu hari
untuk memastikannya!” Agak
nawar gitu sih, kalau nolak bisa
jatuh reputasi saya ya hihi.
“Iya tak apa-apa, ini
tantangan buat kamu,” jawab
pak guru. Lega banget dengar
jawabannya. Dimulai dari mana
ini, bingung juga rasanya.
Double Track
186
Karena merasa tidak sendirian,
langsung saja deh konsultasi
dengan trainer yang juga mitra
Tata Busana.
Mulailah muncul keyakinan
untuk bisa mengerjakan sesuai
dengan permintaan. Pakaian
itu saya kerjakan selama satu
pekan penuh, ya di sekolah dan
di rumah.
Ketika sudah jadi tidak
langsung merasa puas, masih
dag dig dug. Sudah sesuai
dengan keinginan belum ya?
Wah campur-campur pokoknya.
Mau mengantar ke beliau saja
masih pikir-pikir.
Namun dengan keberanian
tingkat tinggi dan menurut
saya yang memesan adalah
salah satu orang pemberi
motivasi bagi saya akhirnya
saya serahkan juga. Dan
alhamdulillah mendapat
apresiasi serta memperoleh
masukan-masukan untuk
pembuatan produk yang sama
ke depannya.
Selama menerima pesanan
jasa selama ini alhamdulillah
belum pernah menerima keluhan
dari pelanggan. Entah karena
mereka benar-benar puas
dengan apa yang saya kerjakan
atau mereka maklum karena
saya masih pemula ya hehe…
Dukungan dari awal
sampai kini saya dapatkan
dari trainer dan guru BK
di sekolah. Beliau berdua
yang selalu mengingatkan
untuk terus berkarya dan
berinovasi. Mengajak aktif
mengikuti berbagai webinar
baik dalam pengembangan dan
pengemasan produk, strategi
pemasaran, peluang bisnis yang
lebih luas.
Selain itu, motivasi juga
saya dapatkan dari semakin
ngetren dan larisnya busana
muslim yang berbasis usaha
Deg-degan
Pertama Kali
Terima Pesanan
Masih Pakai Mesin
Second
Profil Prestasi 187
Pandemi Justru
Banyak Pesanan
Untuk usaha yang saya
tekuni ini rasa-rasanya tidak
terdampak pandemi Covid-19.
Sebelum pandemic, saya biasa
menerima 8-10 pekerjaan
vermak di rumah. Selama masa
pandemi ya tetap di kisaran itu.
Hanya saja untuk produk
hijab yang saya tekuni dalam
Oemah Jahit sementara ini
permintaan menurun. Sehingga
perlu mengurangi produksi. Yang
awalnya dalam satu bulan bisa
menjual hingga 10 hijab melalui
pameran dan keramaian yang
lain. Pada bulan-bulan pandemi
ini terjual 5 saja sudah bagus.
Meskipun begitu, berkah
datang dari kebutuhan
masyarakat untuk menggunakan
masker. Akhir Maret 2020
hingga kini, kami telah menjual
lebih dari 2.000 produk masker
Oemah Jahit dan mengirimnya
ke berbagai kota, seperti
Mojokerto, Ngawi, Madiun,
Surabaya, Pati, Garut, hingga
Singaraja Bali.
Sebagian masker juga
kami bagikan dengan gratis
untuk warga sekolah dan
lingkungan sekitar sekolah.
Jadi sebenarnya, pandemi ini
membawa berkah tersendiri bagi
rumahan saat-saat ini.
Pemasaran yang mudah melalui
berbagai media sosial dan
marketplace yang kian sporadis.
Ditambah lagi,
terbentuknya unit usaha Oemah
Jahit yang dirintis SMAN 1
Sampung. Di unit usaha sekolah
ini, saya bisa bekerja dalam
kelompok, dan bersama-sama
gunakan peralatan, permodalan
hingga promosi. Bapak dan ibu
guru juga bantu promosi.
Kesan orang tua? Mereka
bangga. Yang dari awal tidak
pernah terpikirkan putrinya
bisa menjahit. Ternyata setelah
masuk SMA, ada aktivitas
pelatihan menjahit. Malahan
setelah saya bisa membuat
beberapa karya, saya dibelikan
mesin jahit bekas dan masih
bisa digunakan dengan baik.
Double Track
188
unit usaha kami.
Menurut saya pandemi ini
tidak menghadirkan kendala
tersendiri. Namun sebaliknya
ada banyak peluang yang mesti
harus digarap. Saya rasa pasar
online semakin ramai akhir-akhir
ini.
Sehingga untuk
mengembangkan usaha ini
hal-hal yang saya butuhkan,
baik secara individu maupun
unit usaha kami, yaitu: perlu
tambahan mesin jahit untuk unit
usaha kami.
Terus terang, hanya dua
mesin yang dimiliki oleh sekolah
dan enam lainnya pinjam. Juga
butuh mitra untuk membantu
branding produk, baik dari segi
inovasi, kemasan, maupun foto
produk.
Permodalan juga perlu
tambahan untuk memproduksi
hijab dengan berbagai kualitas,
menggunakan fitur-fitur penuh/
full untuk membuka toko online
di berbagai marketplace yang
sudah ada.
Saat ini saya telah lulus
dari SMAN 1 Sampung. Saya
dapat sertifikat keterampilan
Double Track. Dan alhamdulillah
impian seorang anak yang
berangkat dari keluarga tidak
mampu, memegang kartu KIP
sejak bangku sekolahan.
Profil Prestasi 189
Jadi Tambahan
Biaya Kuliah
Saat ini saya diterima
menjadi mahasiswi Politeknik
Negeri Malang (Polinema)
dengan bantuan biaya KIP-
Kuliah. Perkuliahan daring dari
rumah selama masa pandemi ini
ternyata membuat saya makin
ingin menjadi wirausaha muda.
Jurusan akuntansi yang
saya pilih masih linier untuk
mengembangkan kemampuan
dan minat saya untuk menjadi
wirausaha yang mandiri.
Melalui unit usaha
kami di SMAN 1 Sampung,
kami ingin mendorong adik-
adik kelas dan teman-teman
kami yang tidak memiliki
kesempatan untuk kuliah bisa
mengembangkan keterampilan.
Bisa menggunakan fasilitas
yang sudah ada di sekolah.
Saya memiliki impian,
memiliki perusahaan yang
menjual berbagai busana
muslimah, memanfaatkan
marketplace sebagai sarana
penjualan, dan memaksimalkan
peran oemah jahit sebagai
wadah alumni double track
untuk mencapai kesejahteraan
bersama. Insya Allah.(Seperti
dituturkan Manisya kepada
Bambang Setyawan, operator
DT dan guru BK SMAN 1
Sampung).
Double Track
190
SMA Negeri Mumbulsari, Jember
Kelas Multimedia (2019-2020)
Diki Ifnil Mubarok
Dulu Edit Hanya
Pakai Ponsel, Kini
Layani Wedding
B
egitu ada pembukaan
kelas Double Track, saya
langsung ikut. Saya masuk
kelas Multimedia. Di sini saya
dan kawan-kawan belajar
tentang video editing dan foto
editing. Sudah lama saya suka
videografi dan fotografi.
Kalau diminta memilih,
saya lebih suka di dunia video
editing daripada fotografi.
Karena hobi saya sejak lama
utak-atik cara-cara edit video.
Sejak lama saya suka menonton
tayangan YouTube.
Dari situlah saya
mengembangkan skill editing.
Kalau pas menonton channel
YouTube, lalu saya mengasah
kemampuan saya.
Sebelum saya masuk
Rajin Ikut
Webinar Bisnis
Double Track, saya hanya
menggunakan Kine Master di
ponsel saya. Tentu saja tidak
optimal.
Apalagi ponsel saya sudah
jadul. Saat melakukan Render
atau mengekspor suatu video
cuma maksimal resolusi 720
p. Resolusi ini terlalu rendah
saat ini. Padahal saat ini sudah
zamannya 4k.
Setelah gabung di video
editing Double Track, saya
dikenalkan software Vegas
Pro 13. Aplikasi ini lebih dari
cukup untuk render/mengekspor
Profil Prestasi 191
resolusi 4k. Namun software
harus diimbangi dengan
spesifikasi komputer atau pun
laptop yang memadai.
Selama saat pembelajaran
DT secara praktik, saya baru
mengerti tentang video editing
ini. Karena memang sejak lama
saya enjoy ikut kelasnya.
YouTube atau video
streaming saat ini berkembang
pesat. Saya lebih sering
menonton saluran di sana untuk
mencari inspirasi. Dari situ saya
belajar tentang videonya dengan
editing yang sangat bagus.
Lalu saya gabungkan hasil
belajar DT dengan pengalaman
menonton YouTube itu. Ini
yang membuat saya makin
bersemangat ikut DT.
Banyak sekali pengalaman
yang saya dapatkan selama
berkecimpung di program
Double Track. Selama ini sudah
sering diajak untuk membuat
video sekaligus editingnya.
Misalnya video pernikahan
dan juga acara sekolah. Pernah
juga diminta merekam video
acara yang diadakan Cabang
Dinas Pendidikan Kabupaten
Jember di Mumbul Sari.
Awalnya kan ini hanya
Double Track
192
hobi. Namun ketika mendapat
tugas merekam video, rasanya
senang sekali pertama kali
dapat uang dari jasa syuting.
Pengalaman yang sangat
berkesan tentunya.
Namanya usaha pasti
ada naik turunnya. Pernah
juga mendapat komplain dari
pemesan. Wajar sih menurut
saya. Kan masih pemula. Setelah
itu saya berusaha belajar lagi.
Saya memperbaiki lagi agar
lebih bagus.
Trainer, guru dan kepala
sekolah tak bosan-bosan
memotivasi saya dan kawan-
kawan. Tak lupa, orang tua
juga ikut bangga. Semua ikut
mendukung saya.
Saya juga berterima
kasih Diknas Jawa Timur
dan ITS Surabaya. Saya
mendapat dukungan teknis dan
permodalan juga.
Kini saya makin
bersemangat mengembangkan
diri. Jika nanti lulus SMA,
semoga saya makin kuat
bersaing. Walaupun masih
kondisi masih terkendala
pandemi seperti ini, semoga
masih ada celah untuk
menembusnya.
Sambil bersekolah,
saya tetap akan berkarya
Mau Menabung
Untuk Tambah
Modal
Profil Prestasi 193
dan menabung. Saya ingin
melengkapi peralatan saya agar
lebih mumpuni lagi. Misalnya
komputer dengan spesifikasi i9
dengan VGA 3060 super dan
kamera khusus syuting. (Seperti
dituturkan Diki Ifnil Mubarok
kepada redaksi)
Banyak sekali
pengalaman
yang saya
dapatkan
selama
berkecimpung di
program Double
Track.
Instagram: @dikiifnil_mubarok
Nomor WA: 0856-4934-4931
Studio Jupiter
Facebook: Balashankar Dickydonzello
Youtube: Diki Ifnil Mubarok
Double Track
194
SMAN 1 Dawarblandong Mojokerto
Alifia Dinda Yuliana Siti Maimunah
Kreasikan Roti
Bermotif Batik
Nan Cantik
Berani Terima
Pesanan Dessert
Nikahan
C
iri generasi milenial
(kelahiran 1981-1994) dan
gen Y (kelahiran 1995-
2010) itu lekat dengan yang
namanya ide segar. Dua jenjang
generasi ini memang suka
bereksperimen dan berkreasi.
Termasuk Alifia Dinda Yuliana
Siti Maimunah ini. Siswi SMAN
1 Dawarblandong Mojokerto
ini punya daya kreasi yang
mengagumkan.
Siswi yang sering disapa
Dinda ini punya kreasi Kue Bolu
bermotif batik yang cantik.
Untuk ukuran siswi baru dua
tahun aktif di dunia tata boga
ini, Dinda termasuk sangat
inovatif dan terampil mengolah
aneka jajanan ini.
Ketika ditanya, gadis
kelahiran 18 Juli 2003 ini
mengaku memang sudah lama
suka membuat kue sendiri.
“Sejak SMP, saya sudah sering
bikin kue sendiri. Lalu saya jual.
Nah, ketika ada program Double
Track keahlian Tata Boga di
sekolah, saya malah senang.
Langsung saja saya ikut. Semua
saya ikut atas kemauan saya
sendiri. Memang sejak lama
ingin belajar bakery,” tutur siswi
masuk SMA 2018 ini.
Dinda mengaku bisa
menambah banyak keterampilan
Profil Prestasi 195
serta pengalaman selama
mengikuti Double Track ini.
“Saya dapat ilmu yang banyak,
tentunya juga kenal dengan
teman-teman luar kota ketika
ada acara double track se-Jawa
Timur. Saya juga tahu banyak
jenis usaha dan kenal banyak
orang,” katanya sambil bercerita
beberapa kali ikut acara Double
Track bersama rekan-rekan
sekolah di ajang setingkat kota
maupun provinsi.
Dinda juga bercerita
bagaimana perasaannya
pertama kali menerima pesanan.
“Rasanya senang sekali dan
juga bangga,” jelasnya. “Saat
itu saya mendapat pesanan
kue pernikahan dan juga dapat
pesanan buat menu dessert di
acara nikahan. Padahal waktu
itu saya belum terlalu ahli.
Masih baru belajarlah pokoknya.
Tetapi saya beranikan maju
dan didukung keluarga juga,”
sambungnya.
Meski begitu, namanya
usaha akan selalu ada yang
namanya pengalaman tidak
mengenakkan. “Pernah sih
mendampat komplian dari
pemesan. Waktu itu saya salah
dalam hal pewarnaan dasar
kuenya. Yang harusnya warna
ini tetapi saya pakai warna lain.
Waktu itu hampir saya ganti
kuenya. Tetapi sang pemesan
bilang tidak apa-apa. Akhirnya
saya beri potongan harga
sebagai gantinya,” kenangnya.
Double Track
196
Makin hari, pesanan kue
makin banyak. Produknya antara
lain brownies, tart mini, kue
tart, roll batik, roll gulung, bitter
sweet, dan aneka kue kering.
Dinda juga aktif memasarkan
produknya ke media sosial. Dia
pun makin bersemangat, apalagi
banyak yang memberinya
dukungan.
“Banyak yang mendukung
saya terutama, orangtua, para
guru dan juga teman teman.
Ortu lebih bangga lagi, katanya
masi SMA sudah mempunyai
penghasilan sendiri dan bisa
memperkerjakan orang,”
ungkapnya.
Saat ini Dinda punya empat
pekerja. “Mereka tetangga
saya. Ada yang memang putus
Kecil-kecil Sudah
Punya Pegawai
Layani Pesanan Ke
Surabaya hingga
Pacitan
sekolah, ya sudah saya ajak
saja daripada mengganggur.
Yang tiga adalah perempuan
untuk bantu saya di bagian
produksi dan dapur. Yang satu
lagi ada pria untuk pengantaran
dan pengiriman,” jelasnya.
Di masa pandemi, Dinda
mengaku volume pesanan
kue tidak terlalu terpengaruh.
“Sebulan rata-rata omset bisa
Rp 4 juta. Dan untuk pemasaran,
saya sering melalui media sosial
seperti WhatsApp, Instagram
dan Facebook. Walaupun ada
wabah Corona, tidak terlalu
berpengaruh. Alhamdulillah
tidak sampai turun pesanannya.
Pemasaran melalui media
sosial terus saya lakukan,”
ungkap anak pertama dari tiga
bersaudara ini.
Sejauh ini, Dinda sudah
melayani tidak hanya melayani
pesanan dari Mojokerto saja.
“Mulai banyak pesanan dari
luar kota. Ada dari Surabaya,
Probolinggo, Jember, Kediri,
Pacitan, dan Pasuruan. Saya
usahakan berikan tampilan yang
berbeda untuk pesanan luar
Mojokerto,” ungkapnya.
Keuletan dan kesungguhan
Dinda sudah terlihat hasilnya.
Perkembangan dari sisi produksi
dan dari sisi pemasaran
Profil Prestasi 197
Juara II Lomba Tata
Boga Se-Jatim
cukup pesat. Bahkan di masa
pandemi yang secara makro
kondisi ekonomi lesu pun tak
menyurutkan spirit usahanya.
Bahkan dia makin gencar
memasarkannya melalui media
sosial.
Puncaknya, pada
gelaran nominasi peserta DT
terbaik 2020, Dinda terpilih
sebagai peringkat dua se-
Jawa Timur untuk kategori
Tata Boga. “Alhamdulillah
dapat hadiah uang Rp 2 juta
untuk pengembangan usaha,”
ucapnya. “Ke depan saya
ingin memperbesar usaha ini
dan ingin punya toko sendiri,”
tegasnya.
Di kesempatan lain, pihak
SMAN 1 Dawar Blandong
mengapresiasi sangat tinggi
terhadap prestasi anak didiknya
ini. “Saya sangat berharap para
alumni SMA DT nantinya bisa
menjadi pengusaha-pengusaha
muda yang andal, tangguh dan
inovatif. Supaya mereka mampu
membuka lapangan pekerjaan
seluas-luasnya. Sehingga
dapat membantu pemerintah
mengatasi penggangguran.
Sudah ada enam bidang
keterampilan DT di sekolah kami.
Ada tata boga (bakery/pastry),
boga masakan indonesia, tata
rias pengantin berhijab, tata
rias panggung, desain grafis dan
tata busana muslim,” jelas Herni
Sudar Peristiwanti, S.Pd, M.Pd,
Kepala Sekolah SMAN 1 Dawar
Blandong Mojokerto.
Di sisi lain, Dinda
mengaku belum berminat untuk
melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi selepas lulus
SMA. “Nanti kalau lulus, mau
fokus usaha dulu. Nanti-nanti
saja kuliahnya. Inginnya segera
punya toko sendiri. Nabung
dulu dan cari tambahan modal,”
pungkasnya.
Double Track
198
Dokumentasi
Profil Prestasi 199
Double Track
200

More Related Content

PDF
Buku Double Track 3 - Akselerasi Cipta Kerja
PDF
Capaian Double Track 2021
PDF
Executive Summary Double Track 2021 - 1
PDF
Full buku 2-double track dalam gambar
PDF
Kondisi smk pada masa pandemi covid
PDF
Full buku 1- double track -inovasi jatim siap kerja
PPTX
Sma double track festival 2019
PDF
Summary 2021
Buku Double Track 3 - Akselerasi Cipta Kerja
Capaian Double Track 2021
Executive Summary Double Track 2021 - 1
Full buku 2-double track dalam gambar
Kondisi smk pada masa pandemi covid
Full buku 1- double track -inovasi jatim siap kerja
Sma double track festival 2019
Summary 2021

What's hot (19)

PDF
Exe summary sept 2020 testimoni
PDF
Exe summary sept 2020 produk
PDF
Profil Alumni Double track tahun 2021
PDF
Buku DT-3 Membangun Entrepreneur melalui KUS
PPTX
Evaluasi sma double track 2021
PPTX
Indikator keberhasilan program sma double track
PDF
Profil dan Produk Siswa Double Track 2021
PDF
Buletinpdf
PDF
1 Executive summary 2019
PDF
Pedoman pemba tik_dan_drb_2021
PDF
Majalah Produk Double Track
PPTX
Template presentasi
PDF
3 Exe summary sept 2020-1
PDF
Executive summary festival
PPTX
Model Pelatihan Kelompok Usaha Siswa
DOCX
Proposal sma double track v3
PDF
Majalah april fix
PPTX
Inovasi double track ver 3
PDF
Buletin Double Track 2
Exe summary sept 2020 testimoni
Exe summary sept 2020 produk
Profil Alumni Double track tahun 2021
Buku DT-3 Membangun Entrepreneur melalui KUS
Evaluasi sma double track 2021
Indikator keberhasilan program sma double track
Profil dan Produk Siswa Double Track 2021
Buletinpdf
1 Executive summary 2019
Pedoman pemba tik_dan_drb_2021
Majalah Produk Double Track
Template presentasi
3 Exe summary sept 2020-1
Executive summary festival
Model Pelatihan Kelompok Usaha Siswa
Proposal sma double track v3
Majalah april fix
Inovasi double track ver 3
Buletin Double Track 2

Similar to Profil Wirausaha Alumni Program Double Track - Cetak (20)

PDF
exe summary_dec2022_final.pdf
PDF
Buletin dobel track 16 maret 2020
PPTX
ActionPlan DUal Track Kaltim - 2023.pptx
DOCX
PORTOFOLIO PJAS AMAN DI SMPN 1 LAMONGAN.docx
PDF
Profile kpi
PDF
adoc.pub_proposal-program-kegiatan-musyawarah-guru-mata-pel.pdf
PPTX
PAPARAN INDIBIZ.pptx
DOC
Laporan panitia PPDB SMK
PDF
2 Executivesummary-2020-0
PDF
MODEL'S 3rd Issue
DOCX
jawaban guru penggerak angkatan 7.docx
DOCX
Draft Laporan Proper DT Kaltim Majalah Atik-AW-FB.docx
PDF
1201_SMA Award 1 Hal-rev 4.pdf
DOCX
PROPOSAL PKK produk kreatif kewirausahaan
PDF
Templat praktik baik
PPTX
Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013
PPTX
BUDMUT JAM KLASIK DIKDAYA SMPN 8 MDN.pptx
PDF
Best practice mulyati cover
PPTX
PGP-4-Kab.Boyolali-Joko Wiyono-3.3-Aksi Nyata.pptx
PDF
Exe summary sept 2020 copy
exe summary_dec2022_final.pdf
Buletin dobel track 16 maret 2020
ActionPlan DUal Track Kaltim - 2023.pptx
PORTOFOLIO PJAS AMAN DI SMPN 1 LAMONGAN.docx
Profile kpi
adoc.pub_proposal-program-kegiatan-musyawarah-guru-mata-pel.pdf
PAPARAN INDIBIZ.pptx
Laporan panitia PPDB SMK
2 Executivesummary-2020-0
MODEL'S 3rd Issue
jawaban guru penggerak angkatan 7.docx
Draft Laporan Proper DT Kaltim Majalah Atik-AW-FB.docx
1201_SMA Award 1 Hal-rev 4.pdf
PROPOSAL PKK produk kreatif kewirausahaan
Templat praktik baik
Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013
BUDMUT JAM KLASIK DIKDAYA SMPN 8 MDN.pptx
Best practice mulyati cover
PGP-4-Kab.Boyolali-Joko Wiyono-3.3-Aksi Nyata.pptx
Exe summary sept 2020 copy

More from Fajar Baskoro (20)

PPTX
Pengembangan Basis Data untuk Web Application.pptx
PPTX
Presentasi untuk video Pitch Deck Vlog Pervekt SMK 2025.pptx
PPTX
Sosialisasi Program Digital Skills Unicef 2025.pptx
PDF
DIGITAL SKILLS PROGRAMME 2025 - VERSI HZ.pdf
PDF
Digital Skills - 2025 - Dinas - Green Marketplace.pdf
PDF
Pemrograman Mobile menggunakan kotlin2.pdf
PPTX
Membangun Kewirausahan Sosial Program Double Track.pptx
PPTX
Membangun Kemandirian DTMandiri-2025.pptx
PDF
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
PDF
JADWAL SISTEM PENERIMAAN MURID BARU 2025.pdf
PPTX
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
PPTX
Pengembangan Program Dual Track 2025-2.pptx
PPTX
Pengembangan Program Dual Track 2025-1.pptx
PDF
PETUNJUK PELAKSANAAN TEKNIS FESV RAMADHAN 2025.pdf
PPTX
Pengembangan Entrepreneur Vokasi Melalui PERFECT SMK-Society 50 .pptx
PPTX
PERFECT SMK 6 - Strategi Pelaksanaan.pptx
PPTX
Program Dual Track Kalimantan Timur 2025.pptx
PDF
Contoh Proposal konveksi untuk Program Magang Kewirausahaan.pdf
PPTX
Pengembangan Program Digital Skills - 2025.pptx
PPTX
PPT-Proyek Magang Kewirausahaan Double Track.pptx
Pengembangan Basis Data untuk Web Application.pptx
Presentasi untuk video Pitch Deck Vlog Pervekt SMK 2025.pptx
Sosialisasi Program Digital Skills Unicef 2025.pptx
DIGITAL SKILLS PROGRAMME 2025 - VERSI HZ.pdf
Digital Skills - 2025 - Dinas - Green Marketplace.pdf
Pemrograman Mobile menggunakan kotlin2.pdf
Membangun Kewirausahan Sosial Program Double Track.pptx
Membangun Kemandirian DTMandiri-2025.pptx
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
JADWAL SISTEM PENERIMAAN MURID BARU 2025.pdf
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Pengembangan Program Dual Track 2025-2.pptx
Pengembangan Program Dual Track 2025-1.pptx
PETUNJUK PELAKSANAAN TEKNIS FESV RAMADHAN 2025.pdf
Pengembangan Entrepreneur Vokasi Melalui PERFECT SMK-Society 50 .pptx
PERFECT SMK 6 - Strategi Pelaksanaan.pptx
Program Dual Track Kalimantan Timur 2025.pptx
Contoh Proposal konveksi untuk Program Magang Kewirausahaan.pdf
Pengembangan Program Digital Skills - 2025.pptx
PPT-Proyek Magang Kewirausahaan Double Track.pptx

Recently uploaded (20)

PPTX
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
DOCX
Modul Informatika 8 Bab 1, Kurikulum Merdeka
PPTX
7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT.pptx xx
PDF
RPP Pelajaran Mendalam deep learning IPA
PDF
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
PPTX
ppt_bola_basket_kelas x sma mata pelajaran pjok.pptx
PDF
12. KSP SD Runiah Makassar OK School.pdf
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Rekayasa Kelas XII SMA Terbaru 2025
PPTX
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
PPTX
Sistem Pencernaan Manusia IPAS Presentasi Pendidikan Hijau Kuning Bingkai Ilu...
PDF
Laporan Hibah dengan menggunakan NVivo.pdf
PPTX
Materi Refleksi Akhir Tahun Sutan Raja.pptx
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PDF
Laktasi dan Menyusui (MK Askeb Esensial Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
PPTX
Inkuiri_Kolaboratif_Pembelajaran_Mendalam (1).pptx
PDF
BukuKeterampilanMengajar-MNCPublishing2019.pdf
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Pai & Bp Kelas 10 Terbaru 2025
PPTX
Keusahawanan dan Perniagaan Islam - Dr Mohd Adib Abd Muin 20 Ogos 2025.pptx
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
Modul Informatika 8 Bab 1, Kurikulum Merdeka
7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT.pptx xx
RPP Pelajaran Mendalam deep learning IPA
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
ppt_bola_basket_kelas x sma mata pelajaran pjok.pptx
12. KSP SD Runiah Makassar OK School.pdf
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Rekayasa Kelas XII SMA Terbaru 2025
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
Sistem Pencernaan Manusia IPAS Presentasi Pendidikan Hijau Kuning Bingkai Ilu...
Laporan Hibah dengan menggunakan NVivo.pdf
Materi Refleksi Akhir Tahun Sutan Raja.pptx
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Laktasi dan Menyusui (MK Askeb Esensial Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
Inkuiri_Kolaboratif_Pembelajaran_Mendalam (1).pptx
BukuKeterampilanMengajar-MNCPublishing2019.pdf
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Pai & Bp Kelas 10 Terbaru 2025
Keusahawanan dan Perniagaan Islam - Dr Mohd Adib Abd Muin 20 Ogos 2025.pptx
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 Kurikulum Merdeka

Profil Wirausaha Alumni Program Double Track - Cetak

  • 4. Double Track 4 Susunan Redaksi Pelindung: Gubernur Jawa Timur Rektor ITS Surabaya Penasihat: Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Pelaksana: M. Zainul Asrori Ety Prawesti Pimpinan Redaksi: Fajar Baskoro Arya Yudhi Wijaya Reporter: Anny Saulina M. Yusuf Heru Wicaksono Setiyo Agustiono Hozairi Bekti Cahyo Hidayanto Alamat Redaksi: Gedung Riset Center Lt. 3 ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Email: sma.doubletrack@gmail.com Telepon: 0811-333-8400
  • 5. Profil Prestasi 5 VISI MISI Program SMA Double Track Visi Misi SMA Double Track adalah SMA/MA yang melaksakan kegiatan KBM rguler dan menyelenggarakan kegiatan pembekalan keterampilan secara berdampingan dengan memanfaatkan kearifan lokal. Mengurangi potensi pengangguran lulusan SMA yang tidak kuliah, melalui pelatihan skill terintegrasi sehingga saat lulus dapat bekerja atau berwirausaha. Strategi 3P Pelatihan Sekolah Double Track sebagai pusat pelatihan peningkatan skill dan kompetensi Produk Sekolah Double Track sebagai pusat pengembangan produk Pasar Sekolah sebagai pasar transaksi komunitas produk unggulan lokal (DT Mart ) web: smadt.net ig: @smadt Twitter: @sma_dt Facebook: sma-double-track YouTube: SMA Double Track
  • 6. Double Track 6 PENGANTAR A tas rahmat Tuhan yang Maha Esa, ITS Surabaya dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur merampungkan buku prestasi Program Double Track 2020 ini. Kami membentuk tim redaksi yang bertugas menyusun buku Prestasi Double Track 2020 ini. Buku ini disusun sebagai laporan tahunan yang bersifat umum, tidak spesifik, serta tidak merata ke semua wilayah SMA Double Track. Berisi profil singkat hanya beberapa sekolah, pengalaman, serta capaian dari siswa, Ibarat Etalase PENGANTAR
  • 7. Profil Prestasi 7 Penghubung Pengusaha Senior & Junior Kami berharap, buku ini mampu menjelaskan secara umum bahwa program ini sangat efektif dan banyak diminati pelajar SMA khususnya di Jawa Timur. Ibarat etalase, di dalam toko masih banyak produk lainnya dengan kualitas terbaik, namun karena keterbatasan ruang dan sebagai daya tarik pengunjung maka dibuatlah etalase. Pun sama halnya dengan buku ini tidak menampilkan profil seutuhnya, hanya bagian tertentu saja yang mewakili. Nomor kontak dan akun media sosial yang kami cantumkan pada tiap profil sudah mengantongi izin yang bersangkutan. Besar harapan, para pembaca dapat menjalin komunikasi dengan pelaku usaha tersebut. Saat ini, usia bukan lagi menjadi penghalang semangat dan kerja keras para siswa ataupun alumni Double Track untuk menjalin kerja sama dengan mitra luar. Dengan adanya buku ini, diharapkan mampu menjadi jembatan antara investor, pengusaha senior, perbankan, dunia usaha dan dunia industri dengan para wirausahawan muda di setiap sekolah Double Track ini. Kami begitu yakin di luar sana, banyak praktisi usaha kawakan yang antusias untuk mencari insan muda yang unggul dan potensial untuk dikembangkan Profil yang ditampilkan dipilih secara acak yang kami anggap mewakili berdasarkan beberapa aspek yang meliputi keberlangsungan wirausaha, pola komunikasi yang responsif, ciri khas produk yang alumni, maupun trainer Double Track. Secara umum buku ini memuat penuturan dari para peserta dan pelaksana Double Track yang meliputi kepala sekolah, operator, guru, serta trainer. Dikarenakan masa pandemi, wawancara dilakukan secara daring melalui email maupun WhatsApp. Lampiran dokumentasi kegiatan serta profil sekolah pun dikirim melalui media sosial sehingga tim redaksi tidak dapat menggambarkan profil secara utuh.
  • 8. Double Track 8 Namun setelah memulai program Double Track, dalam waktu singkat usahanya melejit dan malah mampu merekrut tenaga dari luar. Sudah memperkerjakan orang sekitarnya. Tidak hanya mengangkat ekonomi diri sendiri dan keluarga, bahkan ikut mengatrol pihak lain. Bahkan ada peserta yang sudah melampaui ketenaran sang trainer. Omsetnya sudah mencengangkan untuk ukuran pemula, bahkan nilainya itu sudah melebihi kemampuan pengusaha senior. Redaksi sangat yakin di luar sana masih banyak kisah dan pengalaman menakjubkan dan mengharukan. Dengan berat hati, tidak semua pengalaman inspiratif itu bisa terekam di buku yang terbatas ini. Kami berharap pada kesempatan berikutnya bisa memuat lebih banyak lagi pengalaman berkesan dari semua pihak yang telibat di Program Double Track ini. Semoga ada media lain yang bisa mengekspos semua pengalaman-pengalaman berkesan tersebut. Redaksi mengucapkan banyak terima kasih kepada Banyak Kisah Mengharukan dihasilkan, serta capaian penghargaan Double Track 2020. Kami menyadari peserta Double Track ini sangatlah banyak. Berdasarkan database tahun ajaran 2019/ 2020, jumlah peserta Double Track sebanyak 14.051 siswa, dengan 15 topik keterampilan, 657 trainer yang tersebar di 157 sekolah khususnya Jawa Timur. Kami banyak menemukan kisah heroik yang menunjukkan betapa besarnya animo adik-adik kita ini. Tak hanya itu, ada pula pengalaman yang berkesan selama jatuh bangun memulai wirausaha. Bahkan ada pula cerita yang mengharukan. Ada guru selalu merinding jika menuturkan perkembangan salah peserta Double Track. Bagaimana tidak, sebelum ikut Double Track ekonomi keluarganya yang sangatlah minim dan penuh kesulitan.
  • 9. Profil Prestasi 9 Redaksi peserta, alumni, guru, trainer, operator DT, dan kepala sekolah yang kooperatif selama penyusunan buku in. Semoga kerja sama ini makin menjayakan program Double Track ini. Kami juga mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya jika ada komukasi yang kurang pantas selama berinteraksi dengan semua pihak yang terkait. Terakhir, tak ada gading yang tak retak. Tentu banyak kekurangan di buku ini. Kami sangat berterima kasih jika ada saran dan kritik membangun demi perbaikan di masa mendatang. Semoga Program SMA Double Track makin sukses.
  • 10. Double Track 10 DAFTAR ISI Susunan Redaksi_4 Visi-misi_5 Pengantar_6 Daftar Isi_ 9 Sambutan Gubernur Jawa Timur Sambutan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Sambutan Rektor ITS Surabaya Bagian I SMAN 1 Ngadirojo, Pacitan | Kreasi Batik Cantik Dengan Pewarna Alami SMAN 1 Wongsorejo, Banyuwangi | Sekolah Pesisir, Manfaatkan Olahan Ikan Bengkel Mini SMAN 1 Banyuates, Sampang | Siap Melayani Jasa Servis Panggilan SMAN 1 Kauman, Ponorogo | Baru Setahun, Sudah Kelihatan Peningkatannya Ponpes & MA Darul Ulum, Banyuanyar, Pamekasan | Keterampilan Ini Solusi di Masa Sulit SMAN 1 Kademangan, Kabupaten Blitar | Gubernur Acungi Jempol Hand Saintizer Berbahan Alami SMAN 1 Ngrambe, Ngawi | Unggulkan Jasa Instalasi CCTV dan Running Text SMAN 4 Bangkalan | Ketiga Bidang Semuanya Berkembang SMAN 2 Karangan Trenggalek | Didukung Trainer Tata Boga Kawakan SMAN 1 Pule, Trenggalek | Memanfaatkan Momen Spesial Untuk Berwirausaha SMAN 1 Kandangan, Kabupaten Kediri | Dirikan DT Mart di Lokasi Strategis SMAN 2 Sampang | Semua Kompak, Sabet Tiga Penghargaan Sekaligus SMAN 1 Balen, Bojonegoro | Berani Luncurkan Produk Inovatif dan Khas SMAN 1 Omben, Sampang | Asah Keterampilan Siswa Untuk Siap Terjun 4 5 6 10 12 17 20 28 34 40 44 48 50 56 62 66 70 76 80 84 90
  • 11. Profil Prestasi 11 Bagian II Khunainnin Mufidzul Qiram, SMAN 1 Panji Situbondo | Kreasi Baru Dari Situbondo Alfiana, Alumnus SMAN 1 Gapura, Sumenep | Ingin kembangkan Butik Sendiri Khusus Batik Madura Hesti Ayu Wardani, Alumnus SMAN 1 Kandat, Kab. Kediri | Aneka Kue Cantik Dari Pisang Mushoffah, Trainer SMAN 1 Sampung, Ponorogo | Siswa Sampai Enggan Pulang Karena Keasyikan Diah Novita Sari, SMAN 1 Besuki, Situbondo | Tetap Bersemangat Meski Ayah Baru Saja Tiada Bagian III Devita Tunjung Pamungkas, SMAN 1 Karas, Magetan | Termasuk Peserta Dengan Perkembangan Tercepat Muhammad Hanif Kurniawan, SMAN 1 Balong Panggang, Gresik | Joss Peyek Yang Renyah dan Cocok Untuk Oleh-oleh Aisya Nur Alita Guntur, SMAN 1 Saradan, Kab. Madiun | Sudah Diminta Memotret Fotomodel Adila Riffa Imtyas, SMAN 1 Dolopo, Kab. Madiun | Kliennya Ditanya, “Siapa Yang Merias Kok Cakep?” Alfiyah Rahmawati, SMAN 1 Kedamean, Gresik | Keluarga, Teman, dan Tetangga Kini Semua Minta Desainkan Rohman, Alumnus SMAN 1 Banyuates, Sampang | Kini Sudah Gandeng Tiga Percetakan Fitriyatul Fadila, SMAN 1 Kunir, Lumajang | Makin Kreatif Dengan Olahan Pisang Dinda Puspita Ayu, SMAN 1 Pagak, Kab. Malang | Siap Layani Pembuatan Pin dan Aksesoris Instansi Aisya Dwi Nur Cahyani, SMAN 1 Sugihwaras, Bojonegoro | Asyik Berkolaborasi Dengan Sang Kakak Manisya Putri Amelina, SMAN 1 Sampung, Ponorogo | Bersama Tim Sekolah, Kirim Pesanan Masker Ke Bali dan Jabar Diki Ifnil Mubarok, SMAN Mumbulsari, Jember | Dulu Edit Hanya Pakai Ponsel, Kini Layani Wedding Alifia Dinda Yuliana Siti Maimunah, SMAN 1 Dawarblandong Mojokerto | Kreasikan Roti Bermotif Batik Nan Cantik 100 106 112 120 126 136 142 150 156 160 164 168 174 178 182 190 194
  • 12. Double Track 12 T ahun 2019 lalu kita bisa menyaksikan proses dari asuhan dan asahan yang sudah diasuh dan asah oleh Tim ITS Surabaya bagaimana anak-anak SMA dan Aliyah Double Track yang menunjukkan hasil dari karya-karya mereka secara langsung. Saat pandemi 2020 ini kita tetap mencoba ikhtiarkan secara virtual dan format-format yang kita lakukan. Sesungguhnya kita bisa lihat juga kemarin acara festival ekonomi syariah oleh Bank Indonesia (BI) yang dilakukan untuk wilayah Jawa Timur Kita lihat bahwa format three dimensions sudah bisa disajikan sehingga seluruh pengunjung dari platform Dra.Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si SAMBUTAN Gubernur Jawa Timur Buatlah Jejaring Agar Saling Menguatkan
  • 13. Profil Prestasi 13 festival ekonomi syariah bisa mengetahui renung- renung dari produk mereka. Begitu juga, Jatim Fair Expo secara virtual juga dilakukan format yang sama. Dan, virtual expo dari SMA Double Track juga dilakukan, tentu harapan kita dari pertemuan ini dan format untuk menunjukkan berbagai karya dari SMA Double Track Expo secara virtual ini. Tidak akan mengurangi makna dan semangat dari Virtual Expo SMA Double Track, saya ingin menyampaikan kepada seluruh peserta semuanya bahwa format yang harus kita siapkan adalah skill sesuai dengan kemampuan talent yang terus diasah sesuai dengan dinamika dan kebutuhan pasar. Saya harus berbicara tentang pasar di sini. Karena seluruh skill anak-anak yang memiliki dan seluruh talenta yang memiliki. Memang, harus terus diasah tetapi juga harus menumbuhkan format pertemuan antara titik produsen dengan konsumen. Pertemuan di antaranya penyedia jasa dengan pengguna jasa/konsumen. Jadi, format seperti ini saya minta kepada anak-anak yang telah diasuh dan diasah oleh Tim ITS Surabaya. Pasti, anak-anak akan menemukan pasar. Tren sampai passion pasar itu selalu berubah-ubah maka usia-usia SMA sangat tepat memasuki dunia ini. Biasanya, ada kecenderungan untuk melakukan yang sangat banyak berinovasi, kreativitas, dan usia-usia SMA juga paling sering atau penasaran terhadap perubahan- perubahan sehingga ingin melakukan uji coba. Sudah waktunya anak-anak melakukan sekarang untuk menyiapkan diri. Bagaimana mengenali pasar sejatinya, mengenali diri, dan pengguna sejatinya sehingga penyedia jasa dan sebagai produsen dari produk yang akan diproduksikan kepada konsumen. Maka, anak-anak semakin terasah untuk mengenali. Oleh karena itu, selesai dari format ini maka segerakan membentuk kelompok. Misalnya, tren di dalam proses penjualan produk dan jasa melalui e-commerce atau marketplace dengan format aplikasi yang sederhana. Yang bisa dilakukan oleh anak muda. Buatlah jejaring.
  • 14. Double Track 14 Terus, begitu saling terkait satu sama lain. Dalam produk tertentu yang mungkin bisa menemukan sebuah yang bagus dalam satu marketplace tersebut. Ketika pasar merespon dengan baik maka mereka akan membutuhkan produk yang lebih banyak lagi. Dengan kualitas yang terstandar dan kebersinambungan yang terjaga. Dalam posisi seperti ini bahwa mereka membutuhkan jejaring dengan mungkin bisa menghitung pesanan dan mengetahuinya. Penyedia jasa maupun produsen ini memiliki jejaring yang sangat luar biasanya. Berikutnya adalah anak-anak butuh modal dan saya pernah menyampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim bahwa apa memungkinkan anak-anak ini dibangunkan akses permodalan atau apakah dengan UMKM Jawa Timur ataukah dengan Bank Jatim. Dalam dua opsi tersebut, kenapa menyebutkan UMKM dan Bank Jatim? Karena ini bisa memungkinkan melakukan konektivitas dan komitmen bahwa adanya ide-ide dari anak-anak yang punya kreativitas maka harus didukung. Jika mungkin bisa mendapatkan dana CSR tentu bagus atau jika kemudian ternyata yang tidak tersedia dana CSR atau yang tersedia adalah dana murah. Misalnya, apakah anak-anak bisa dilakukan secara sendiri atau pun kelompok? Apakah anak-anak bisa dimungkinkan untuk membangun akses terhadap permodalan? Ternyata permodalan itu adalah kredit tentu apabila Kepala Dinas Pendidikan membangun akses ke Bank Jatim dan UMKM Jatim. InsyaAllah kita akan mendapatkan, mungkin sebagian CSR atau sebagian dari model-model dana murah. Hari ini, modal dana murah ini cukup banyak kebetulan ada Program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) kemudian sekarang ini bunganya sangat murah. Jadi, momen yang sesungguhnya ini sangat tepat. Mari anak-anak sekalian yang sudah memiliki skill yang bisa memberikan layanan jasa dan menyiapkan
  • 15. Profil Prestasi 15 berbagai produk. Menurut saya, bisa melakukan secara berkelompok atau grup supaya saling menyemangati apabila ada masalah bisa dilakukan dengan diskusi. Masalah ini harus siap dihadapi. Karena masing- masing akan menemukan sebuah dinamika-dinamika pasar, berbagai tren yang terus berubah, berbagai passion yang berubah, dan menurut saya anak-anak SMA pasti senang tantangan-tantangan seperti ini. Oleh karena itu, berkelompok satu dengan lain bisa saling menyemangati. Ada masalah, langsung bentuk dengan format diskusi kekompok. Mari kita mencoba dan mencari solusi yang harus dibangun dalam pikiran anak-anak semuanya adalah bagaimana cara menyelesaikan masalah. Sekarang ini harus ada senior, yang bisa dijadikan sebagai referensi oleh anak-anak ini. Maka, ada Millenial Job Center. MJC ini adalah salah satu program pemprov Jatim yang ingin membangun ekosistem, untuk bisa menyiapkan format ekonomi bagi millenial Jawa Timur. Ada bakat berarti ada anak-anak muda, kemudian ada mentor. Mentor ini sangat banyak dari pelaku-pelaku e-commerce dan pemilik marketplace top yang ada. Ada klien yang terdiri dari perusahaan untuk talent bisa magang. Jadi, anak-anak ini butuh memiliki senior. Senior ini apakah dari klien. Intinya senior ini adalah mereka yang anak-anak ini dihadapi dengan masalah. Tugas senior adalah mampu memberikan sumbangsih dalam mencari solusi dari masalah ini. Saya meminta disiapkan klinik bagi SMA atau Aliyah Double Track. Klinik untuk kita menyusun rencana-rencana kerja. Sedangkan, menyusun rencana kerja itu harus menyiapkan co-working space. Co- working space menyiapkan lima bakorwil Jawa Timur. Co-working space ini gratis. Selain itu juga, Co- working space ini juga menyiapkan tempat WiFi yang kuat, menyiapkan pelatihan bagi anak milenial yang ingin mendapatkan pengayaan maka terhadap sektor tertentu atau manajerial skill.
  • 16. Double Track 16 Jadi, untuk bisa berdiskusi atau ngobrol santai atau menbuat perencanaan strategis. Sebetulnya, lima bakorwil ini ada di Pamekasan, Bojonegoro, Malang, Madiun, dan Jember. Co-working space ini sangat mudah diitiru. Kedua, ada tempat anak-anak butuh narasumber langsung, bukan narasumber secara online yang bisa dilakukan dengan menyatu pada co-working space. Anak-anak harus dikenalkan dan dipertemukan ekosistemnya bagi mereka yang sudah tersertifikasi SMA Double Track. Jadi, ekosistem itu disiapkan dan kemudian mentor atau apapun maka berkelompok itu menjadi penting. Dan, co-working space ini sangat bagus apalagi memang disiapkan untuk anak-anak milenial ini. Tempat-tempat yang tadi disebut bisa digunakan untuk pembelajaran konektivitas internetnya bagus. Saya bisa menyebutkan dini. Karena beberapa kali datang ke co-working space yang kebetulan persamaan dengan rakor yang dilakukan secara virtual. Bagi saya, sangat leluasa sekali bergabung di tempat bakorwil yang sebut tadi. Selain itu, tempat co- working space juga menyiapkan tempat pelatihan. Kalimat akhir saya: segera persiapkan dari ekosistem yang telah terbangun. Nanti, akan ketemu format untuk butuh akses permodalan dan seterusnya. Selain itu juga, saya ingin dan berharap anak-anakku bisa memulai proses dengan ketekunan, keuletan, dan mudah-mudahan semua nya didapatkan kemudahaan dari Allah menuai kesuksesan serta memberikan manfaat yang besar.
  • 17. Profil Prestasi 17 L ulusan SMA baik negeri maupun swasta di Jawa Timur yang hanya melanjutkan ke perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta itu hanya 33 persen. Sehingga, 67 persen tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Artinya, angka tersebut itu butuh dengan lapangan kerja maka harus memiliki keterampilan dan kompetensi. Saat ini, banyak lulusan SMA tidak memiliki keterampilan dan kompetensi tertentu maka banyak memilih kerja sebagai serabutan. Berkaca dari masalah ini maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) mengeluarkan sebuah program yaitu SMA Double Track (DT). Program ini salah satu memberikan tambahan kepada siswa untuk mengasah keterampilan dan kompetensi tertentu. Sehingga, keterampilan dan kompetensi ini diberikan kepada lulusan SMA yang tidak melanjutkan atau menunda keinginan belajar ke perguruan tinggi baik Dr. Ir. Wahid Wahyudi, M.T Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Ini Adalah Kontribusi Tuk Atasi Persoalan Bangsa
  • 18. Double Track 18 swasta maupun negeri. Dari program ini, diharapkan para lulusan SMA bisa bekerja di perusahaan, dunia usaha, maupun dunia industri. Bahkan, bisa membuka berbagai macam start-up kekinian. Dalam program ini memiliki 7 (tujuh) kompetensi yang diajarkan di SMA Double Track. Di antaranya adalah Teknik Listrik, Teknik Elektro, Teknik Kendaraan Ringan, Multimedia, Tata Boga, Tata Rias, Dan Tata Busana. Program ini merupakan salah satu program vokasi. Program-program ini sudah dimulai sejak 2018 dan 2019 serta sasaran program ini kepada siswa yang masih duduk di kelas XI. Alhamdulillah, program DT ini sudah diikuti sebanyak 28 kabupaten di Jawa Timur. Kenapa program DT ini dilaksanakan berbagai kabupaten di Jawa Timur? Karena, wilayah-wilayah tersebut rata- rata siswa lulusan SMA lebih banyak tidak melanjutkan kuliah atau memilih bekerja serabutan. Berdasarkan data, yang mengikuti program DT ini ada 157 SMA negeri dan 54 lembaga swasta. Sehingga total yang mengikuti DT ini 211 lembaga. Kemudian, dalam pembelajaran Double Track dilaksanakan sebanyak 120 jam dalam satu tahun. Bahkan, program ini sudah berjalan dua tahun maka kita terus berevaluasi dan berinovasi. Alhamdulillah, siswa yang awalnya masih duduk di kelas XI saat naik ke kelas XII sudah banyak menjadi bermacam-macam start-up baru lahir dari pembelajaran double track ini. Baik, siswa yang memiliki kompetensi teknik kendaraan ringan, tata boga, kecantikan atau tata rias, serta kompetensi lainnya. Program ini sudah bisa terlihat nyata hasilnya dari beberapa kabupaten. Misalnya adalah Kabupaten Magetan, Kabupaten Bojonegoro, dan kabupaten lainnya yang sudah banyak menjadi start-up yang baru. Pada 2018 dan 2019, kami selalu gelar Festival DT, sebuah ajang pagelaran dan pemilihan karya
  • 19. Profil Prestasi 19 usaha terbaik dan paling inovatif tiap tahunnya. Pada 2020 ini karena situasi pandemi Covid-19, kita melaksanakan acara secara virtual (Oktober 2020). Namanya Virtual Expo SMA Double Track (DT) dalam rangka mensosialisasikan kepada perusahaan, dunia usaha, maupun dunia industri. Adanya program ini, SMA sekarang sudah menyiapkan tenaga yang sesuai terampil dapat bekerja di perusahaan, dunia usaha, maupun industri yang berada di Jawa Timur. Namun kita terus berupaya dan memberikan keyakinan serta semangat kepada para siswa, tidak hanya menjadi seorang tenaga kerja di perusahaan tetapi menjadi seorang entrepreneurship. Di samping itu, acara virtual expo SMA Double Track ini memberikan dorongan dan dukungan semangat kepada siswa untuk terus berinovasi, kreativitas, dan kreatif dalam rangka menyongsong masa depannya. Oleh sebab itu, program DT atau program vokasi ini terus dikembangkan dengan berinovasi dan kreatif semenarik mungkin. Dalam Pembelajaran vokasi ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Selain itu juga pendidikan Jawa Timur terus berupaya dan memberikan kontribusi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa, khususnya pendidikan. Kita tidak mau menambahi persoalan-persoalan bangsa. Program ini salah satu bentuk kontribusi kepada bangsa untuk menyelesaikan dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah Program Vokasi atau Double Track (DT). Program DT ini merupakan implementasi salah satu dari Nawa Bhakti Satya yang dipimpin oleh Bu Khofifah Indar Pawaransa sebagai Gubernur Jawa Timur dan Dr. Emil Elistianto Dardak, M.Sc sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur.
  • 20. Double Track 20 Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Mari Kita Sempurnakan Dengan Platform Online & Marketplace K etika menyaksikan Virtual Expo SMA Double Track Oktober 2020 lalu, saya merasa banggak dan bahagia. Kala itu saya ikut memantau bersama Bapak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur serta seluruh jajaran pemimpin SMA Double Track yang sangat luar biasa sekali. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Gubernur Jawa Timur, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim yang sudah sama-sama inisiatif melaksanakan program DT dan kami diberikan kesempatan kepada kampus ITS Surabaya untuk
  • 21. Profil Prestasi 21 bantu melaksanakan program SMA Double Track ini. Atas nama ITS Surabaya kami mengapreasiasi yang luar biasa kepada jajaran Provinsi Jatim. Alhamdulillah, hasilnya sangat luar biasa, apreasiasi, dan kita lihat sekarang. Dan, lihat tahun kemarin juga pada waktu sebelum covid-19 yang dilakukan pameran dengan secara tatap muka dan hari ini ada covid-19 maka dilaksanakan secara virtual expo itu pun sangat luar biasa. Ya, memang program ini sasarannya kepada siswa SMA yang tidak melanjutkan atau menunda ke perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Masih banyak lulusan SMA tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Data Pak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan sampai 67 persen. Banyak juga yang menunda. Alasan menunda itu karena sesuatu hal yang berbagai sebab, biasanya kendala dalam biaya atau ekonomi. Saya sudah baca perkembangan Double Track yang kita kerjakan ini dan saya sudah lihat bagaimana kiprah anak-anak yang SMA program Double Track ini. Ternyata, mereka berhasil mendapatkan penghasilan bahkan berikutnya mereka melanjutkan kuliah. Sesungguhnya keinginan belajar atau kuliah adik-adik ini masih semangatnya luar biasa. Hanya keterbatasan ekonomi maka banyak yang tidak melanjutkan atau menunda kuliah. Alhamdulillah, telah terbukti melalui program Double Track ini membantu anak-anak kita untuk mandiri dan juga melanjutkan semangat belajar lagi. Sekali lagi, terima kasih atas nama ITS Surabaya yang telah kami sampaikan dan manfaat program ini sangat luar biasa. Pertama, memberikan kemandirian karena yang diberikan adalah keterampilan dan kearifan lokal yang telah disampaikan sebelumnya berada di kabupaten-kabupaten yang ada di Jawa Timur. Kami
  • 22. Double Track 22 melihat sendiri pada tahun yang lalu, untuk tata rias dan tata busana di kabupaten terpencil yaitu Madura. Ternyata, putra putri kita sangat luar biasa dan bisa menyajikan untuk rias resepsi, pengantin, dan seterusnya. Kami sendiri sangat bangga dan apresiasi pada prestasi putra-putri kita ini. Selain itu juga, program ini sangat luar biasa dan mampu mengurangi jumlah pengangguran serta membuka lapangan pekerjaan. Peserta DT ini tidak melakukannya sendirian tetapi mengajak kawan- kawannya. Bahkan, dijadikan karyawan untuk digaji yang mau mengusahakan program-program ini. Juga, paling penting yang bermanfaat bagi Jawa Timur yaitu meningkatkan dan menumbuhkan perekonomian setempat di kabupaten-kabupaten tersebut. Secara singkat, program ini disusun oleh kawan-kawan tim ITS Surabaya bersama-sama dengan Dispendik Jawa Timur ada tiga komponen utama. Pertama, disiapkan platform online. Platform ini terisi dari tempat training, tempat ujian, tempat peluang kerja (job expo), tempat dagang atau marketplace. Kedua, menyediakan pelatihan secara fisik di masing-masing sekolah yang berada di kabupaten yang telah disebutkan tadi. Jadi, tim pelaksana DT ini juga mengajak para profesional untuk turun langsung dengan memberikan tutorial ke masing-masing sekolah. Jadi, tidak hanya online atau banyak menyatakan abal-abal. Tidak. Sungguh ini keterampilan yang luar biasa dan bisa dirasakan masing-masing peserta. Yang ketiga, siapkan job center. Sentra dunia kerja ini juga dilaksanakan secara online yang isinya adalah pelatihan, sertifikasi, tempat lapangan pekerjaan atau tempat wirausaha untuk dagang (marketplace), dan seterusnya hingga bisa komplit. Kami menganggap program ini sangat luar
  • 23. Profil Prestasi 23 biasa, komplit, dan lengkap tiga komponen utama tadi. Sehingga, 23.000 siswa sudah lulus dan memanfaatkan pada program ini serta terbukti banyak sekali yang bisa mengangkat ekonomi keluarga maupun wilayahnya. Melalui, kesempatan ini mudah-mudahan adik-adik atau pun perusahaan bisa saling melihat hasilnya. Mudah-mudahan bisa memberi membuka kesempatan yang lebih besar lagi. Seperti motonya: SMA Double Track, Maju Bersama, Hebat Semuanya, Gemilang.
  • 28. Double Track 28 SMAN 1 Ngadirojo, Pacitan Kreasi Batik Cantik Dengan Pewarna Alami Dipetik di Halaman Sekolah D ari sekian tujuan program Double Track yang tak kalah pentingnya adalah memanfaatkan potensi lokal serta mengembangkannya. Dalam tatanan kehidupan manusia, modernisasi menjadi hal yang sulit untuk dihindari. Meski begitu, kearifan lokal juga bukan berarti bisa ditinggalkan. Hal ini dikarenakan kearifan lokal menyimpan nilai-nilai yang sudah mengakar di dalam masyarakat luas. Karena itu pula, program DT ini diharapkan mampu melestarikan serta mempopulerkan lebih luas kearifan lokal di daerah masing- masing. Karena kearifan lokal ini juga berperan sebagai konservasi dan pelestarian sumber daya alam (SDA) serta Kali ini kita menengok salah satu sekolah penyelenggaran DT yang punya misi pengembangan kearifan lokal yaitu SMAN 1 Ngadirojo, Pacitan. Sekolah yang berada kota di ujung barat daya Jawa Timur ini telah mengembangkan potensi lokal berupa batik. Program keterampilan tata busana ini telah berjalan sejak 2018 lalu. Selain Tata Busana, di sekolah ada juga kelas Tata Boga, Teknik Kendaraan Ringan, Multimedia dan Kecantikan. pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
  • 29. Profil Prestasi 29 Juara Lomba II Kewirausahaan DT 2020 Yang istimewa dari batik khas SMA ini adalah bahan pewarna yang dipilih alami dari daun Bungur, kulit Mahoni dan daun tanaman Tarum. “Tumbuhan-tumbuhan ini banyak ditanam di lingkungan sekolah. Jadi tak sulit untuk memperolehnya,” jelas Dra. Toni Retno Antyaningsih, trainer Tata Busana SMAN 1 Ngadirojo. Dalam pelaksanaannya, para trainer memberi bekal keterampilan membatik pada peserta kelompok tata busana ini. Salah satu peserta Auriela Putri Widyar, mengungkapkan pengalamannya mengikuti Dan Auriela termasuk peserta DT yang pesat kelas tata busana ini. “Kami mendapat pelatihan membatik seperti pewarnaan dengan cara teknik celup ikat, dasar-dasar menjahit, dan membuat pola jahit. Ada pola untuk menjahit rok dan busana wanita,” jelas siswi yang masuk SMAN 1 Ngadirojo tahun 2018 ini.
  • 30. Double Track 30 Sudah Bisa Produksi Mukena Batik kemampuannya. Tak hanya keterampilan membatik maupun fashion, namun Aurel –demikian ia biasa disapa- juga sangat ulet dalam pemasaran dan penjualan. Pada gelaran lomba DT 2020 Aurel meraih juara II kategori Kewirausahaan. Tim juri menilai aspek produksi dan pemasaran Aurel layak menjadi yang terbaik kedua dari sekian banyak peserta se-Jawa Timur. Ia berhak mendapat hadiah uang pembinaan Rp 3,75 juta (setelah dipotiong pajak). “Saya bagi dengan tim dan ada juga yang saya sisihkan untuk modal kewirausahaan pribadi,” tutur siswi jurusan IPA ini. Selama pandemi ini, Aurel lebih sering memproduksi masker kain batik buatannya sendiri. “Sejak meningkatnya orang yang terpapar Covid 19,, peserta DT lebih sering membuat masker sendiri- sendiri di rumah. Saya jual Rp 8.000/buah. Tapi kalau pelanggan beli minimal 3 buah saya kasih diskon jadinya @ Rp 7.000. Sejak Maret 2020, rata-rata sebulan terjual 20 masker,” papar bungsu dari tiga bersaudara ini. Sebelum pandemi, Aurel mengungkapnya sempat cukup sering memproduksi mukena dan rok. “Kalau mukena dan rok kami kerjakan sama-sama dengan teman-teman sekolah lainnya. Seingat saya sudah terjual 30 mukena. Rencananya Di masa New Normal ini, Aurel mengaku hanya memproduksi masker saja secara mandiri. “Untuk produk lainnya, kami biasanya memasarkan bersema bersama bimbingan trainer, atas permintaan pembeli atau pemesan mau warna seperti pembuatan mukena ini akan kami perbanyak lagi menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Saat itu, memang banyak permintaan,” sambungnya.
  • 31. Profil Prestasi 31 Batik Tengah Sawah tidak semata-mata untuk mencari uang. Tapi lebih mengedepankan untuk penelitian dan pengembangan ekspresi seni yang kami miliki, hasilnya dapat dijual
  • 32. Double Track 32 Guru Yang Juga Pengusaha Batik Sejatinya Retno ini adalah berpofesi guru resmi di Kabupaten Pacitan. “Sejak 1986 saya sudah PNS guru di sini. Jadi ketika sekolah mulai membuka kelas muatan lokal batik, di rumah saya lalu belajar membuat batik. Kebetulan suami guru Seni Rupa. Kami coba membuat desain. Alhamdulillah, banyak diminati dan makin berkembang,” ungkap lulusan IKIP Negeri Surabaya ini jurusan apa. Misalnya rok, sajadah, taplak meja makan, taplak meja kecil, tutup kulkas, sarung dan bahan baju,” jelas Aurel. Produksi batik berbahan khas ini merupakan salah satu produk unggulan Pacitan. Ini tak lepas dari sosok sang trainer batik SMAN 1 Ngajirojo ini. Toni Retno Antyaningsih atau yang biasa disapa dengan Bu Retno ini memang dikenal sebagai pengusaha batik kenamaan di Pacitan. Retno memulai usaha batik sejak 2003 silam. Awalnya Retno dan suami menang lomba desain batik di Kabupaten Pacitan. “Sejak saat itu banyak pesanan berupa desain batik baik perorangan maupun perkantoran,” jelas istri Budi Raharjo ini.
  • 33. Profil Prestasi 33 Batik Sebagai Penelitian & Sharing Ilmu Teknik Sipil ini. Sejak itu Retno meluncurkan galeri batik dengan label Batik Tengah Sawah (BTS). Desain BTS kebanyakan berupa flora fauna khas Pacitan dengan menampilkan buah Pace sebagai motif ciri khas Pacitan. Hampir setiap tahun ia selalu mengikuti lomba desain batik khas Jawa Timur dan sering mendapat nominasi 10 besar. Dari hasil lomba tersebut, BTS telah memiliki 11 motif yang telah terdaftar di HAKI. Di antaranya berjudul Sawung Gerong, Peksi Gisik Lorok, Satriya Pinilih, Sawung Cahya Buana, Sawung Krida Mukti, Sawung Ronabaya, Daya Sabagya, Danakirti Bantar Angin , Sri Mayanti, Pace Tawang Wetan, Panji Laras, dll. Sebelum pandemi, ada 45 pegawai yang bekerja di BTS ini Selama ini, pemesan BTS ini tidak hanya Jawa Timur. “Alhamdulillah, kirim batik ke Jakarta, Kalimantan Timur, Papua, Aceh, dan banyak daerah di Indonesia. Pernah juga kirim ke Jepang dan Australia,” tutur guru yang juga mengajar pelajaran Prakarya dan Kewirusahaan (PKWU) di SMAN 1 Ngadirojo ini. Dengan pengalamannya itu, Retno mendedikasikan keterampilan dan pengalamannya itu kepada murid-muridnya. “Batik Tengah Sawah tidak semata-mata untuk mencari uang. Tapi lebih mengedepankan untuk penelitian dan pengembangan ekspresi seni yang kami miliki, hasilnya dapat dijual,” papar ibu satu anak ini. Ketika ditanya, mengapa masih mau mengajar meskipun sudah punya bisnis yang besar. “Mengajar itu membagikan ilmu yang saya miliki untuk orang lain, ya siswa ya orang lain. Agar seni dan kerajinan lokal ini agar lebih berkembang,” pungkas Retno. WhatsApp 0859-5432-9320 (Aurel) 0859-5856-2340 (Bu Retno) Pemesanan Batik Berbahan Alami • Masker: Rp 8.000 • Mukena/rukuh celup ikat: Rp125.000 • Tas batik: Rp 75.000 • Baju koko (celana+baju) = Rp 175.000/stel • Rok Celup Ikat= Rp 95.000
  • 34. Double Track 34 SMAN 1 Wongsorejo, Banyuwangi Sekolah Pesisir, Manfaatkan Olahan Ikan P emanfaatan sumber daya alam (SDA) lokal memang butuh kreativitas dan SDM yang berkomitmen kuat. Dengan SDA sebesar ini, Indonesia membutuhkan SDM yang terampil dan inovatif. Tanpa kreativitas, potensi besar negeri ini tak akan siginifikan bagi kesejahteraan penduduknya.
  • 35. Profil Prestasi 35 Optimalkan Hasil Laut Salah satunya yang sudah dilakukan SMAN 1 Wongsorejo, Banyuwangi. Sekolah yang berada di dekat kawasan pesisir ini merasa terpanggil untuk memanfaatkan produk olahan ikan laut. Menurut Hadiri, kepala sekolah, daerah sekitarnya ini banyak nelayan dan penghasil produk laut. “Kami ingin mengembangkan potensi olahan hasil laut ini pada siswa-siswi kami. Kami juga merencanakan untuk memperbesar koperasi sekolah yang menjelma jadi minimarket. Namanya DT Mart. Nanti dibangun di halaman depan sekolah dan bisa melayani internal serta para Karena itu, penyelenggaraan program SMA Double Track ini bertujuan meningkatkan keterampilan dan kreativitas pelajar. Agar lulusannya lebih inovatif dan aktif memanfaatkan potensi dareahnya masing-masing.
  • 36. Double Track 36 Respon Positif dari Konsumen warga sekitar atau pengguna jalan yang melintas,” jelas Kepala SMAN 1 Wongsorejo. Produk-produk olahan ikan ini sudah diujicobakan siswa- siswi di sekolah ini sejak 2018. Salah satunya Irma Kurnia. Siswi yang masuk SMA 2018 ini sudah sering membuat jajanan menggunakan olahan ikan. “Saya dan kawan-kawan sering membuat fish burger dan roti abon ikan. Sudah kami kami jajakan ke pihak luar sekolah. Alhamdulillah banyak yang suka,” tuturnya. Sejumlah pemesan atau pembeli mengatakan terkesan dengan produk ini. “Mereka bilang suka banget dengan rasanya. Karena jarang sekali ditemukan burger dan roti yang bahan dasarnya ikan. Sejak itu saya mulai menerima pesanan walaupun tidak terlalu banyak,” sambung Irma. Hal senada Dina Ayu Fitrisia. Rekan sekolah ini Irma mengaku senang bisa ikut Tata Boga. “Karena bisa diterapkan di rumah dan ilmunya bisa berguna terus-menerus. Awalnya sih setengah coba- coba, lha kok senang juga ya bisa bikin kue dan jajanan. Mulai dari roti kering, roti boy, juga fish burger dan roti abon ikan,” tutur Dina. Pengalaman pertama ini ternyata berkesan. “Saat produksi kue ini, lalu ada teman yang membantu menjualkan lewat media sosial. Saya gak mengira ternyata banyak respon positif dan makin banyak pesanan. Sebelum wabah Corona, sebulan antara 70-100 pesanan. Sejak pandemi, agak sepi. Tidak sampai 30 pesanan sebulan,” ungkap Dina. Siswa-siswi ini sejak 2018 sudah berlatih keterampilan membuat produk dan juga merasakan pengalaman memasarkannya. Sebagai pemula, mereka sudah ‘mencicipi’ manis pahit
  • 37. Profil Prestasi 37 berwirausaha. “Pernah, dulu ada pelanggan memesan roti ke saya. Lalu ada teman satu tim yang mengantar roti ke tempat pelanggan. Dia lengah, roti-rotinya berjatuhan dan kotor. Saya langsung meminta maaf dan mengembalikan uang pesanan,” kata Irma sambil tersenyum. Batik Tengah Sawah tidak semata-mata untuk mencari uang. Tapi lebih mengedepankan untuk penelitian dan pengembangan ekspresi seni yang kami miliki, hasilnya dapat dijual
  • 38. Double Track 38 Siap Dirikan Minimart di Halaman Sekolah Menurut Mujiati, S.Pd, Waka Kurikulum, di SMAN 1 Wongsorejo ini ada tiga bidang DT yang selenggarakan, yaitu Tata Boga. Tata Rias, dan Teknik Kendaraan Ringan (TKR). “Kalau Tata Boga dan Tata Rias, Alhamdulillah anak-anak sudah mulai berusaha mandiri dengan jual online dan buka Karena masih bersekolah, murid-murid ini belum optimal memproduksi dan memasarkannya. “Kebanyakan masih menjual ke teman sekolah atau teman-teman lain. Tapi karena masih pandemi, kalau ada ujian semester atau pas gak ada kegiatan sekolah, ya jarang bikin. Sementara ini lebih sering promosi lewat WhatsApp, Facebook dan juga Instagram. Masih ada sih yang pesan tapi tidak sebanyak kalau pas sekolah dulu,” beber Irma.
  • 39. Profil Prestasi 39 usaha jasa rias di rumahnya. Dan ke depannya sekolah akan membuka DT Mart di lingkungan sekolah,” jelas guru yang juga mengajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini. Selain itu, bidang TKR masih belum berkembang sesuai harapan. “Trainernya masih dari luar sekolah, tidak seperti Tata Boga dan Tata Rias yang dari internal sekolah. Karena dari luar itulah, tingkat kehadirannya belum optimal. Sehingga tidak bisa berkembang seperti dua bidang lainnya. Pada 2021 ini, akan ada evaluasi dan juga bisa menambah bidang lain tiga yang sudah ada,” tandas Muji. Hal senada diungkapkan Supriyadi, S.Pd. Waka Bidang Humas ini mengatakan pihak sekolah terus mendorong jiwa wirausaha anak-anak didiknya. “Saya sudah cek ke beberapa konsumen produk dan jasa siswa-siswi kami. Alhamdulillah, responnya bagus. Kami upayakan anak- anak untuk mempunyai jiwa entrepreneurship, sesuai dengan karasteristik lokal tentunya,” jelas Pak Supri, demikian ia biasa disapa. Supri menambahkan, karena masih masa pandemi, metode pemasaran juga menyesuaikan. “Di samping dijual secara konvesional, anak-anak juga juga melaui media sosial. Sejauh yang saya rasakan, enak kok hasilan olahan anak-anak ini. Memang butuh terus perbaikan dan latihan lagi. Makanya ke depan untuk DT Mart akan kita kembangkan yang tata boga dan kuliner ini,” pungkas pak guru yang mengajar Bahasa Inggris sekaligus penanggung jawab program DT.
  • 40. Double Track 40 Bengkel Mini SMANSABAS SMAN 1 Banyuates, Sampang Siap Melayani Jasa Servis Panggilan Banyak Dibutuhkan P engalaman merupakan bagian dari pembelajaran. Dengan merasakan pengalaman nyata di lapangan maka kita akan mendapatkan banyak pelajaran. Dari situ kita akan lebih bijak dan lebih matang dalam berpikir dan bertindak Begitu pula dalam memulai program Double Track (DT). Tiap sekolah diharapkan mampu mendapatkan pengalaman berharga dan menemukan bidang yang sesuai dengan minat siswanya dan sesuai bidang usaha yang dibutuhkan masyarakat sekitarnya. Sehingga antara jenis usaha DT dan kebutuhan masyarakat bisa klop satu sama lain. SMAN 1 Banyuates, Sampang punya pengalaman bagaimana menjajal dan menggali minat siswa dan juga kebutuhan publik. Pada periode 2018-2019, SMAN 1 Banyuates, Sampang atau yang disingkat dengan nama SMANSABAS membuka tiga kelas DT: Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Multimedia dan Tata Boga. Makbul Muavi, S.Pd selaku koordinator dan penanggung jawab DT SMANSABAS, mengungkapkan tahun pertama program DT memberi pengalaman yang berharga bagi sekolah maupun siswa.
  • 41. Profil Prestasi 41 TKR dan Multimedia Sangat Diminati “Setelah berjalan beberapa bulan, kami pun membuka tiga usaha ini. Ternyata TKR lebih diminati masyarakat sekitar Banyuates. Masyarakat lebih menyukai mereparasi motor roda duanya ke sekolah kami. Mereka inginnya bengkel yang dekat dan tak harus ke bengkel resmi. Warga butuh yang lebih mudah,” jelas guru Geografi ini. Sedangkan untuk Tata Boga (jajanan/bakery) kurang dilirik masyarakat Banyuates. “Mereka lebih suka dengan jajanan pasar daripada kreasi kue siswa- siswi kami. Selain TKR, kelas Multimedia juga menunjukkan hasil yang menggembirakan. Banyak siswa yang berminat ditambah kebutuhan pasar juga besar. Siswa kami menyediakan jasa desain grafis, seperti mendesain spanduk, banner, dan poster digital,” tambah sosok yang juga trainer Multimedia ini. Karena itu, pada tahun kedua, SMANSABAS melakukan evaluasi. Tahun ajaran 2019- 2020, kelas Tata Boga diganti dengan Tata Rias. Sedang kelas TKR dan Multimedia
  • 42. Double Track 42 dipertahankan. Tak hanya dipertahankan, namun dikembangkan. Pada Februari 2020, SMANSABAS mulai membuka bengkel kecil saat itu masih bertempat disekolah dengan jam kerja terbatas , ini dilakukan sebagai upaya menyambungkan antara bakat siswa dan kebutuhan publik. “Kami namakan Bengkel Mini SMANABAS. Alhamdulillah, respon warga bagus. Masyarakat suka dengan jasa home service dan service yang tidak diribetkan dengan administrasi seperti di bengkel resmi pabrikan. Kebetulan trainer TKR kami, Pak Mausuron juga membuka jasa home service di rumahnya bersama siswa DT. Ini sangat membantu perkembangan anak-anak kami,” jelas staf staf Waka Kesiswaan ini. Makbul membeberkan perjalanan Bengkel Mini ini. “Meski dibilang masih baru, ini membuat kami bangga. Usaha ini dapat berkembang dan bisa bermitra dengan pihak luar, yaitu Ferdila Motor yang kebetulan pemiliknya adalah salah satu guru di SMAN 1 Banyuates yaitu Bu Fela Anggraini. Dengan latar belakang seperti ini, menurut kami ini sudah bagus. Kami bisa mendapatkan omset bagi hasil tiap bulannya bersih Rp 500.000- Rp 1.000.000. Itu sudah membayar pekerja dari luar dan alumni DT,” jelasnya. Animo pelanggan bagus, walaupun kadang kala menurun.
  • 43. Profil Prestasi 43 “Karena masih pandemi ya. Pelanggan tiap harinya bervariasi, kami operasional buka mulai 08.00-15.00. Bisa melayani pelanggan 5-8 tiap harinya,” jelas Makbul. “Anak-anak juga antusias. Saking semangatnya, selepas sekolah mereka langsng ke bengkel. Tidak pulang dulu dulu,” imbuhnya Salah satu peserta DT SMANSABAS yang gandrung dengan dunia otomotif adalah Angga Afrianto Rahman. Lulusan tahun 2019 merasakan betul bagaimana rasanya ini belajar di DT. “Sejak kelas X, saya sudah sering nongkrong di bengkel kalau pulang sekolah. Dari dulu memang suka otomotif,” jelas pemuda kelahiran 21 April 2001 itu. Angga mendapat banyak pengalaman penting selama ikut program TKR di DT SMANSABAS. “Saya pernah mengerjakan reparasi home service. Saya mengerjakan punya guru di rumah beliau. Dari situ, sejak itu saya jadi terkesan. Sebuah pengalaman yang berharga bagi saya. Saya sangat beterima kasih kepada semua guru, khususnya Pak Mausuron trainer TKR,” ucapnya. Alumus jurusan IPA ini mendapat dukungan dengan Lulusannya Langsung Kerja Bengkel Mini SMANSABAS teman dan keluarganya. “Orangtua sangat senang saya bisa bekerja saat ini. Di awal- awal dulu, saya senang sekali walaupun masih sekolah sudah punya penghasilan sendiri. Ada perasaan sangat bangga bisa dapat uang sendiri yang biasanya hanya minta ke orangtua,” tutur anak kedua dari tiga bersaudara ini. Sejak lulus SMA, Angga telah bergabung di bengkel Maju Jaya Motor di daerah Jatra, Banyuates, Sampang. “Saya ingin terus kembangkan kemampuan saya. Banyak peralatan yang lebih modern yang belum saya kuasai. Masih berusaha untuk manabung dulu. Saya juga ucapkan terima kasih kepada Pak Mohammad Soleh Husuludin yang sekarang menerima saya bekerja di Maju Jaya Motor,” pungkasnya Jl. Jatrah Timur, Depan PLN Banyuates, Sampang WA: 0856-0859-1703 | 0857-3360-8090 ig: @dtmart_bengkelmini_ smansabas
  • 44. Double Track 44 SMAN 1 Kauman Ponorogo Baru Setahun, Sudah Kelihatan Peningkatannya D i sejumlah sekolah, Program Double Track butuh penyesuaian sehingga menemukan titik optimum. Ada kalanya di tahun pertama belum begitu nampak perkembangannya. Pada periode berikutnya baru bisa dilihat peningkatannya. Untuk memastikan bidang keterampilan mana yang cocok, butuh satu tahun ajaran kadang sampai dua tahun. Seperti yang dijalankan SMAN 1 Kauman, Ponorogo. Farida Eny Kusumawati,
  • 45. Profil Prestasi 45 Tata Boga Cukup Pesat Sedangkan untuk Tata Boga ternyata mengalami grafik yang membanggakan. “Alhamdulillah, siswa Pastry Bakery sudah bisa mengembangkan ilmunya dan berani menerima pesanan. Untuk acara arisan, rapat dan di jual di kantor-kantor. Multimedia desain grafis juga bisa menerima pesanan desain banner, kaos, dan banyak lainnya. Untuk kecantikan, ada yang sudah mandiri menerima riasan untuk kegiatan yang ada di kampung, untuk Ponorogo yang mempunyai kesenian Reog Ponorogo. Siswa kami bisa menerima riasan Jathil,” tuturnya. Pihak sekolah merasa bersyukur mendapat bantuan dari ITS Surabaya. “Pada akhir 2020, SMAN 1 Kauman mengajukan proposal pengembangan usaha. Untuk pendirian DT Mart, semacam etalase produk siswa- siswi kami. Alhamdulillah, kami dapat bantuan Rp 6 juta. Kami alokasikan untuk pemgembangan DT Mart Rp juta dan sisanya untuk bantuan bagi usaha alumni. Semoga bantuan ini bisa makin membuat anak- anak bersemangat,” ungkapnya. Farida berharap program DT ini bisa mendongkrak prestasi sekolah dari sisi keterampilan kerja. “SMA kami ini sekolah pinggiran, harapannya sekolah ini akan semakin dilirik dan diminati masyarakat. Tidak hanya SMK saja yang memberikan ketrampilan. SMA negeri seperti ini pun bisa, lulus langsung bisa berwirausaha,” kata ibu dua anak ini. Salah satu peserta yang bagus perkembangannya adalah Alfi Nur Fadilah. Siswi yang masuk SMA 2018 ini punya produk Kue bolu, rol pisang, SE, pihaknya pertama kali mendapatkan program DT pada 2019. “Saat itu kami buka dua bidang: Tata Rias Pengantin Hijab Pakem Jogja dan Tata Rias Kecantikan. Lalu setelah pada tahun kami lakukan evaluasi, kami ganti dengan Tata Boga (Pastry & Bakery) dan Multimedia (Desain Grafis),” jelas guru yang juga trainer Tata Boga ini. Evaluasi ini, masih menurut Farida, karena ternyata Tata Rias Pengantin ini kurang berkembang. “Kami kalah bersaing dengan perias-perias yang sudah profesional dan terkenal di Ponorogo. Kita bingung dan kurang menguasai cara pemasarannya. Memang perlu ketelatenan dan kesabaran dalam berwirausaha. Tidak bisa instan. Waktu satu tahun memang kurang ya,” jelas guru yang mengajar pelajara Ekonomi ini.
  • 46. Double Track 46 kue tart, donat, Risol, dan lemper. “Saya juga membuat Kacang sembunyi, kacang kribo, merning, kacang coklat, juga krupuk. Pernah juga membuat pesanan pizza,” ucapnya. Gadis kelahiran 9 Juli 2002 mengaku sejak dulu memang bercita-cita jadi koki. “Memang suka masak sejak kecil. Sejak ikut DT, saya dan kawan-kawan terus membuat inovasi dari jajanan tradisional. Saya sendiri sering membuat Tiwul instan. Inovasi dari Tiwul yang sudah ada,” jelasnya. Alfi merasa bersyukur bisa ikut DT. “Banyak banget yang saya dapat di sini. Saya bisa buat adonan kue yang bagus, Sudah Tidak Merasa Gengsi Lagi bisa menghias kue, dan bisa buat kue untuk lebaran. Selain itu, saya juga diajari cara memasarkan produk. Dengan ikut DT saya jadi nggak gengsi jualan dimanapun. Pernah saya menawarkan seperti instansi pemerintahan, kantor polisi, dan juga di pasar,” ungkapnya. Meskipun baru setahun, Alfi sudah sering mendapat pesanan. “Pengalaman paling wow itu pas ada yang pesanan dalam jumlah banyak hanya waktu beberapa jam. Ada tetangga pesan risol 120 biji. Pesannya pagi, mintanya sore sudah jadi. Wah kaget juga. Alhamdulillah selesai juga,” katanya sambil tersenyum. “Sebelum masa Corona biasanya saya bisa menerima pesanan 3-4 pesanan setiap bulannya. Selama pandemi, alhamdulillah pesanan tetap ada walaupun tidak seperti SMA kami ini sekolah pinggiran, harapannya sekolah ini akan semakin dilirik dan diminati masyarakat. Tidak hanya SMK saja yang memberikan ketrampilan. SMA negeri seperti ini pun bisa, lulus langsung bisa berwirausaha
  • 47. Profil Prestasi 47 Inovasi Baru, Tiwul Instan Alfi mendapat pengalaman berharga selama belajar wirausaha ini. “Waktu itu ada bazzar ke kantor kepolisin. Bu Polwan bilang kalau bikin donat jangan terlalu manis. Karena kurang cocok untuk usia yang sudah tua. Beliau juga bilang kemasannya juga harusnya yang laminasi sehingga minyaknya tidak tembus. Ini masukan penting. Komplain pelanggan adalah cambuk buat saya untuk lebih baik,” ungkap siswi jurusan IPA ini. Alfi ingin terus mengembangkan kemampuannya ini. “Inginnya terus ikut pelatihan pengembangan usaha dan inovasi produk misalnya nanti sudah lulus. Juga belajar bagaimana meluaskan pemasaran. Untuk inovasi produk, saya membuat dua jenis: Tiwul instan original dan Tiwul Instan dengan bumbu Ghozuchang, cita rasa jajanan ala Korea. Untuk itu, butuh alat yang lebih canggih untuk pengeringan singkong/ gaplek. Karena, di musim penghujan ini produksi Tiwul instan kurang optimal karena sebelumnya. Karena banyak acara ditiadakan,” jelasnya anak pertama dari dua bersaudara ini. tidak ada panas matahari. Maka butuh alat khusus pengeringan,” harapnya.
  • 48. Double Track 48 Ponpes & MA Darul Ulum, Banyuanyar Pamekasan Keterampilan Ini Solusi Di Masa Sulit D alam kondisi masa pandemi Covid-19 ini, segenap para seluruh siswa-siswi harus memiliki keterampilan atau keahlian agar bisa menyiapkan nantinya saat terjun dunia usaha maupun dunia industri. Program double track merupakan salah satu program dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur yang bekerjasama dengan kampus ITS Surabaya. Sasaran program ini adalah sekolah SMA/MA se- kabupaten di Jawa Timur. Salah satunya keluarga besar MA Darul Ulum Banyuanyar Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Para peserta double track serta guru pendamping melakukan praktik dalam empat keahlian, di antaranya Tata boga, Tata Busana, Multimedia, dan Video editing. Zainollah, M.Pd.I, Kepala Madrasah Aliyah Darul Ulum Banyuanyar mengatakan bahwa Program Double Track merupakan program dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur yang bekerja sama dengan kampus ITS Surabaya. “Tujuan double track ini adalah untuk memberikan keahlian kepada anak- anak didik,” kata Zainollah, M.PdI, Kepala MA Darul Ulum Banyuanyar, Pamekasan. “Alhamdulillah, MA Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan ini telah dipercayai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk melaksanakan program double track. Dan Pelaksanaan Video Editing dan Operator Komputer Diminati
  • 49. Profil Prestasi 49 double track ini sudah mulai sejak semester 1 (gasal),” ujar Zainollah. Sejak dibuka pertama kali pada 2018, MA Darul Ulum membuka lima bidang keterampilan, Video editing, Operator Komputer, Desain Grafis, Teknik Elektro Digital, dan Sound System. “Kemudian ada pemangkasan, pada tahun selanjutnya hanya ada empat, yaitu Video Editing, Operator Komputer, Tata Boga, dan Tata Busana,” jelas Zainollah. “Video Editing dan Operator Komputer cukup diminat. Karena banyak dibutuhkan masyarakat sekitar dan didukung sarana dan prasarananya mendukung. Sedangkan elektro digital, kebutuhannya kurang dan fasilitasnya kurang lengkap,” ungkap Zainollah. Selain itu juga, program double track ini bisa membawa kemajuan pesat dan pengaruh besar kepada sekolah MA Darul Ulum, terutama karya dan prestasi. “Alhamdulillah, banyak sekali kemajuan dan keahlian di MA Darul Ulum pada umumnya. Ada empat jurusan atau disiplin keahlian. Di antaranya, adalah pembuatan video, Tata Busana, Tata Boga, Multimedia,” jelas, Zainollah
  • 50. Double Track 50 Gubernur Acungi Jempol Hand Sanitizer Berbahan Alami Produksi Hand Sanitizer Berbahan Aloe Vera SMAN 1 Kademangan, Kabupaten Blitar D alam situasi darurat Covid-19 ini, segenap warga masyarakat dituntut untuk berpikir taktis dan kreatif. Salah satunya keluarga besar SMAN 1 Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Para peserta Double Track (DT) dan guru pendamping membuat kreasi pembersih tangan (hand sanitizer) dan masker. Bahkan kreasi ini cukup unik, ada campuran tanaman Lidah Buaya (Aloe Vera). Yudo Sucitro, S.Pd, M.Pd, salah satu pengajar DT mengungkapkan SMAN 1 Kademangan mengembangkan program ini sebagai bentuk respon surat edaran Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur. “Agar tiap sekolah bisa membuat dua produk ini secara mandiri, dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19,” beber pendidik yang sudah pindah tugas ke Dinas Pendidikan Kebupaten Malang ini. Sebetulnya, tambah Yudo, guru biologi dan kimia di SMAN 1 Kademangan sudah biasa membuat larutan antiseptik dan pestisida herbal saat KBM pada kompetensi dasar tertentu. “Tentu saja dalam jumlah kecil. Sekitar 1 liter saja. Jadi pada masa darurat ini, kami berinisiatif membuat sendiri,”
  • 51. Profil Prestasi 51 Selain bisa jadi menetralkan virus, Insya Allah bagus untuk melembutkan kulit jelas guru biologi ini. Penggunaan tanaman Lidah Buaya ini banyak manfaatnya. “Ini bagus untuk kulit, bisa menghaluskan kulit. Selain bisa jadi menetralkan virus, insya Allah bagus untuk melembutkan kulit,” ulasnya. Berkat inovasi ini, SMAN 1 Kademangan mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa Timur dan diundang ke Surabaya untuk mempresentasikan karyanya. Pada mata pelajaran Biologi di sekolah, lanjut Yudo, memiliki program untuk membuat larutan antiseptik/ hand sanitizer, ada kompetensi dasar tentang virus, bakteri, dan jamur. “Ini merupakan
  • 52. Double Track 52 produk rencana pelaksanaan pembelajaran STEM Biologi. Hasil kolaborasi guru biologi, kimia, dan matematika,” bebernya. “Tiap sekolah diharapkan memiliki sumber daya untuk membuat hand sanitizer ini,” ujar sosok yang pernah menjadi wakasek bidang Sarpras di SMAN 1 Kademangan Blitar ini. STEM merupakan singkatan dari sebuah pendekatan pembelajaran interdisiplin antara Science, Technology, Engineering and Mathematics. Pendekatan dari keempat aspek ini merupakan pasangan yang serasi antara masalah yang terjadi di dunia nyata dan juga pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STEM secara langsung memberikan latihan kepada peserta didik untuk dapat mengintegrasikan masing-masing aspek sekaligus. Kedua bahan ini memang tidak dijual untuk umum. “Ini hanya untuk kebutuhan sendiri. Sekarang ini bahan baku, terutama alkohol sulit didapat dan harganya naik 200 persen. Jumlah produksi saat darurat Covid-19 ini sebanyak 17 liter hand sanitizer dan 200 masker. Kami akan membuat lagi sekitar 20 liter untuk kebutuhan warga sekolah kalau sudah mulai sekolah lagi,” sambung pengajar
  • 53. Profil Prestasi 53 yang juga pernah jadi wakasek bidang kurikulum ini. Di SMAN 1 Kademangan Kabupaten Blitar ini ada lima jenis program: tata busana, tata boga, tata kecantikan, Teknik kendaraan Ringan (otomotif ) dan Multimedia (desagn grafis). Jumlah peserta seluruhnya 100 siswa, tiap program 20 siswa. Berikut ini susunan program dan pengajarnya: Tata Busana Wiji Purwanti, S.Pd, Tata Boga ukartingsih, S.Pd, Tata Kecantikan Zeni Lutfiana, S.Pd, otomotif, Sugeng Hariyanto dan Desain Grafis Ridhan Diaz, S.Pd. Yudo menceritakan bagaimana perkembangan program DT ini. “Daya serap materi dari anak-anak cukup bagus. Meskipun kami harus kerja keras terhadap 20 persen peserta yang motivasinya rendah,” tuturnya. Kendala umum, sambungnya, sekolah belum memilikj sarana yang memadai, seperti ruang khusus untuk bengkel, dapur & peralatan pendukung. Untuk otomotif & Tata kecantikan belum memiliki bengkel, peralatan khusus, dan trainer. Sedangkan Tata Busana & Tata Boga, meskipun ruang sudah ada, tapi peralatan masih sederhana (masih konvensional). Bidang desain grafis dianggap sulit materimya dengan daya serap rendah masih rendah. Yudo berharap ada tindak lanjut setelah para siswa ini lulus nanti. “Mereka perlu informasi penyaluran ke dunia kerja. Informasi dunia kerja ini juga yang penting. Ke depan sekolah kami ingin menjalin kerjsa sama dengan lembaga pengguna lulusan double track ini. Semoga,” pungkasnya.
  • 54. Double Track 54 Dengan program ini, kami berharap mudah- mudahan skill yang dimiliki siswa melalui program double track ini benar-benar terasah dan diterapkan nantinya. Ke depan kami ingin terjalin kerja sama terus dengan program double track ini
  • 55. Profil Prestasi 55 Pembelajaran Tertuntaskan Pengalaman Berharga Ia menambahkan bahwa dari program tersebut telah melaksanakan dengan 100 persen di sekolah MA Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan ini. “Alhamdulillah, kemarin sudah tuntas program ini dengan baik dan terlaksana semuanya,” jelasnya. “Dengan program ini, kami berharap mudah-mudahan skill yang dimiliki siswa melalui program double track ini benar- benar terasah dan diterapkan nantinya. Ke depan kami ingin terjalin kerja sama terus dengan program double track ini. Semoga,” tuturnya. Oleh karena itu, program double track ini yang dilakukan kepada para siswa SMA/MA di Jawa Timur merupakan solusi untuk menjawab rintangan dan tantangan di masa pandemi Covid-19 ini. Maka, di masa pandemi covid-19 ini perlu mengasah keahlian yang dimilikinya oleh siswa tersebut. Dan, program double track ini juga merupakan solusi dan kebutuhan bagi siswa yang ingin mau mengasah keahlian dan keterampilan berbagai bidang tersebut. Selain itu para siswa senang dan bahagia dengan mengikuti program double track ini. Apalagi, program ini juga mampu mengasah keahlian atau keterampilan diri pada siswa tersebut. Namun, adanya program ini bisa juga menghasilkan uang sesuai keterampilan yang dimiliki selama masa pandemi tersebut. Zainollah mengungkapkan bahwa sekolahnya adalah pondok pesantren. “Jadi, beberapa alumnus belum bisa langsung memulai wirausaha selepas mondok. Mereka harus melakukan tugas pengabdian di luar ponpes selama beberapa bulan. Namun yang terpenting, DT telah memberi bekal yang bermanfaat dan pengalaman yang berharga bagi anak didik kami,” pungkasnya.
  • 56. Double Track 56 Unggulkan Jasa Instalasi CCTV dan Running Text SMAN 1 Ngrambe, Ngawi Perkembangan teknologi saat ini semakin pesat. Kita sekarang sudah berada di era digital. Mau tidak mau kita harus memahami serta mengikutinya. Maka, keterampilan dan keahlian ini sangat penting dan tidak bisa lepas dari era digital ini. Namun, kita harus mengasah keahlian yang dimiliki. Jika tidak diasah, maka kita akan tertinggal.
  • 57. Profil Prestasi 57 Siap Layani Toko dan Kantor Nah, solusi yang ditawarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur bekerja sama dengan Institut Teknoloogi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melalui program Double Track sangat tepat. Dalam rangka mengatasi permasalahan-permasalahan serta mengurangi pengangguran di Jawa Timur. SMAN 1 Ngrambe, Ngawi diberi kesempatan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur untuk melaksanakan program Double Track. SMAN 1 Ngrambe ini memiliki program unggulan: Teknik Listrik dan Teknik Elektro. Di antaranya adalah instalasi CCTV. Selain itu, para trainer Double Track langsung mengajak para siswa SMA Double Track terjun ke lapangan. Untuk memasang CCTV maupun instalasi. “Saya diajak praktik langsung memasang CCTV dan instalasi rumah di sekolah- sekolah maupun kalangan masyarakat,” tutur Mashud Arriza Prabayu, alumnus SMAN 1 Ngrambe, Ngawi. Lanjut Riza –panggilan akrab Mashud Arriza Prabayu- kebetulan keahlian Teknik Listrik sama seperti pekerjaan ayahnya. “Bisa membantu dan meringankan pekerjaan ayah. Alhamdulillah, sejak lulus saya mulai merintis usaha instalasi listrik, seperti toko, rumah, sekolah, dan lainnya. Selain itu juga, saya menerima servis,” ujar lulusan SMA tahun 2020 ini. Riza sempat canggung di awal-awal melayani jasa listrik. “Pertama itu ada rasa sedikit khawatir. Apakah pekerjaan kita ini sudah sesuai dengan keinginan pelanggan atau tidak. Tapi begitu pelanggan puas, senangnya bukan main,” kata sosok yang kini kuliah di STKIP Modern, Ngawi ini. Riza baru paham bagaimana rasanya terjun di dunia kerja. “Itu pertama bagi saya, bisa merasakan mencari uang itu butuh ilmu yang cukup dan tenaga ekstra. Saat itu benar-benar paham bahwa semua itu tidak mudah,” beber anak pertama dari dua bersaudara ini. Ke depan Riza ingin terus menambah jam terbang dan mengasah kemampuannya. “Yang dibutuhkan saat ini alat kelengkapan dan bahan-bahan. Jika nantinya ada pelanggan membutuhkan jasa, maka sudah siap bahan untuk pemasangan listrik baru,” harap pemuda kelahiran 12 Juli 2002 ini. Menurut, Drs. Budi Setyanto, M.Pd, Wakasek Kurikulum, Mashud Riza termasuk salah satu siswa yang memiliki kemajuan yang cukup bagus. “Dia juga sudah mampu
  • 59. Profil Prestasi 59 melakukan perbaikan barang- barang elektronik seperti kipas angin sekolah, sound system sekolah dan kulkas sekolah. Sudah berani menerima panggilan untuk perbaikan instalasi listrik di sekitar tempat tinggalnya. Dan memang dia sudah punya bakat sejak kecil, juga pengalaman bidang listrik yang dia dapat dari bapaknya,” bebernya. Di sela-sela waktu kuliahnya, masih kata Budi, job yang dia terima semakin banyak. “Riza sudah menerima panggilan jasa di banyak tempat sekitar Kecamatan Ngrambe. Bahkan ia sudah mulai merambah Kecamatan Jogorogo dan Sine. Melayani pertokoan, perkantoran, dan perumahan. Juga masih sering dipanggil ke sekolah untuk pemasangan instalasi baru,” jelas guru Sejarah yang juga menjadi penanggung jawab DT di sekolah ini. Dengan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya, Riza sudah memulai usahanya dengan membuka jasa servis elektronik di rumahnya. “Hasil dari usahanya bisa untuk membantu biaya kuliahnya. Atas kegigihannya itu, Mashud mendapat bantuan permodalan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur melalui ITS Surabaya pada akhir 2020 lalu. Alhamdulillah,” ungkap Budi. Selain Teknik Listrik, ada pula bidang Teknik Elektro. “Saya diajari perakitan dan pemrograman running text. Selain itu juga, saya sangat antusias mengikuti bidang itu dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai dunia elektro,” tutur Oscar Fuad, peserta keterampilan Teknik Elektro. Hal senada diungkap Usman Hidayat, peserta kelas Teknik Elektro. Kondisi pandemi Covid-19 masih ada yang membutuhkan jasanya. “Alhamdulillah, mendapatkan pesanan untuk memperbaiki alat-alat listrik dari tetangga. Bisa membantu keluarga di saat sulit ini,” katanya. Kepala SMAN 1 Ngrambe, Ngawi, Dr. Tjahjono Widijanto, M.Pd, mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur dan ITS Surabaya yang telah memberi program Double Track. “SMAN 1 Ngrambe Ngawi secara letak geografis berada di sabuk gunung. Masih banyak siswa-siswi kami yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Maka program Double Track ini sungguh merupakan berkah luar biasa,” pungkas kepala sekolah. Mulai Dari Tetangga Terdekat
  • 62. Double Track 62 SMAN 4 Bangkalan Ketiga Bidang Semuanya Berkembang Tata Rias, Boga & Video Editing W abah Covid-19 menuntut kita untuk mengasah keterampilan yang kreatif, inovatif, profesional, integritas, dan bertanggung jawab dengan cepat dan tepat. Termasuk juga para peserta Double Track di SMAN 4 Bangkalan. Program Double Track ini sebagai salah satu solusi untuk mengasah skill keterampilan di masa pandemi ini. Dra. Anisa Warda, M.M, Kepala SMAN 4 Bangkalan mengatakan bahwa Double Track yang ini sudah banyak memberi bekal murid-muridnya. “Alhamdulillah, banyak
  • 63. Profil Prestasi 63 Sudah Berani Buka Usaha Sendiri manfaatnya. Saya harap Double Track tetap lanjut,” katanya. Ada tiga keterampilan yang dilaksanakan: Tata Rias (Kecantikan), Tata Boga, dan Multimedia (video editing). Kelas Tata Rias ada 2 rombel, kelas Tata Boga ada 1 rombel dan kelas Multimedia ada 1 rombel. Ada mitra DUDI Tata Rias: Mas Sale Muslimah Wedding & Rose Decoration. Sedangkan Tata Boga dengan Pika Factory,” jelas Indi Shofi Fikria, S.Pd, koordinator dan pelaksana DT SMAN 4 Bangkalan. Indi mengungkapkan sejumlah siswa sudah membuka berani membuka usaha sendiri. “Ada yang punya usaha Tahu Geprek, Bakso Aci, Sambal Huh Hah, Aneka Masakan Bebek, dan juga jasa edit video & pembuatan video,” jelas Bu Guru pengajar Bahasa Inggris ini. Ada alumni yang sudah memiliki salon sendiri. “Namanya Selvia Priyanti, lulusan 2019. Pernah tercatat omset mencapai Rp 8 juta secara akumulatif,” jelas Indi. Mulanya ia hanya menerima jasa rias. Kini ia telah meluaskan usahanya dengan menerima berbagai macam jasa kecantikan, seperti Henna Wedding, Keriting Bulu Mata, Eyelash extensions, Diamond gigi, gigi kelinci, Creambath, dan smoothing/rebonding. Meskipun hanya lulusan SMA, hasil riasan Selvia mendapat pujian banyak pihak. “Nggak menyangka kalau banyak yang suka dengan riasan saya. Sejak itu, saya kembangkan terus jasa kecantikan ini. Tidak hanya merias, tapi juga lainnya,” tutur Selvia. “Tantangan saya sekarang adalah memperluas jangkauan
  • 64. Double Track 64 pelanggan. Saya ‘kan baru mulai. Belum terlalu banyak yang kenal. Apalagi saya tinggal di kecamatan, bukan pusat kota. Saya sudah coba sebarkan info melalui WhatsApp dan iInstagram,” ujar gadis kelahiran 3 Mei 2002 ini. Di sisi lain, Indi mengungkapkan produk makanan anak-anak didiknya banyak termasuk banyak diminati warga sekitar. “Alhamdulillah semua bidang DT berkembang di sekolah kami. Dan yang paling berkembang pesat adalah Tata Boga. Mungkin karena makanan menjadi kebutuhan pokok ya. Sehingga setiap kali siswa- siswi memproduksi, selalu laris manis,” jelas guru asal Jombang ini. “Yang diproduksi ini tergolong makanan kekinian untuk remaja. Menarik pelanggan khususnya siswa- siswi SMA. Mereka rajin memasarkan melalui Instagram, Facebook, dan WhatsApp,” pungkasnya. Laris Manis Alhamdulillah, banyak manfaatnya. Saya harap Double Track tetap lanjut
  • 66. Double Track 66 SMAN 2 Karangan Trenggalek Didukung Trainer Tata Boga Kawakan S MA Double Track (DT) diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur bekerja sama dengan ITS Surabaya. Program Double Track demi menambah keterampilan siswa- siswi. DT merupakan sistem pembelajaran SMA yang memiliki keterampilan kejuruan yang dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, berintegritas, profesional, kreatif, dan inovatif. Siswa- siswi mendapat keterampilan untuk siap kerja, jika tidak melanjutkan ke pendidikan ke perguruan tinggi. SMA Negeri 2 Karangan, Trenggalek salah satu pelaksana DT. Sekolah ini membuka dua program keterampilan yang akan mendidik siswa kreatif dan inovatif dengan dibina
  • 67. Profil Prestasi 67 Ada Rintisan Home Industry Siap Terima Pesanan Sablon & Desain oleh professional yang sesuai bidangnya. Dua bidang ini adalah Desain Grafis dan Tata Boga (Pastry/Bakery). Multimedia Desain Grafis adalah suatu proses yang komunikasi menggunakan elemen visual. Seperti videografi, fotografi, serta ilustrasi. Salah satu pelatihan desain grafis adalah desain sablon. Yang sudah berjalan antara lain desain kaos. Bidang ini telah menghasilkan produk untuk mampu bersaing di pasar. Kedua, Tata Boga (Pastry/ Bakery). Dalam proses produksi, bidang ini membutuhkan keterampilan, tanggungjawab, kedisiplinan, dan memperhatikan kesehatan. Hasil dari Tata Boga Pastry Bakery ini telah layak untuk bersaing dijual ke pasar. Rasa yang dihasilkan lebih enak daripada lainnya. “Kami terus berupaya untuk selalu inovasi produk yang baru dan bisa berlaku semua kalangan yang jangkauan luas. Namun, pemenuhan dalam kebutuhan dan keinginan konsumen adalah konsep pemasaran dan strategi dengan memasarkan berbagai media sosial,” jelas Drs. Agus Sugiarto, M.Pd, Kepala SMAN 2 Karangan. Program DT, masih kata Agus, baru masuk 2019 di sekolahnya. “Bidang Tata Boga lebih cepat berkembang. Karena sebelumnya sudah ada kegiatan home industry di sekolah kami. Jadi, program ini tinggal mengembangkan dan memperkaya,” jelas kepala sekolah. Faktor pendukung lainnya adalah ketersediaan tenaga pengajar/trainer yang berkompeten di bidang Tata Boga. Selain itu, sarana dan prasarana serta bahan untuk keterampilan Tata Biga ini sudah tersedia. “Trainer Tata Boga kami sudah berpengalaman. Bu Ririn Yuniatiningsih, yang juga punya usaha Dapur Aisy. Selama ini Bu Ririn sudah sering menerima pesanan cookies dan bakery. Ini makin mempercepat perkembangan bidang Tata Boga,” papar kepsek SMAN 2 Karangan. Sebaliknya, bidang Multimedia belum bisa seperti Tata Boga. “Perangkat kami masih terbatas. Selama ini masih sewa. Eksplorasi peserta masih kurang. Kami juga kekurangan tim ahli yang mendampingi. Semoga ke depan
  • 68. Double Track 68 bisa lebih baik,” ungkapnya. Zeli Rani Faliani Putri, salah satu peserta program Double Track SMAN 2 Karangan mengaku bahwa program Double Track ini menambah rasa percaya dirinya untuk mencoba berbagai resep kue. “Saya sudah dibekali dengan keterampilan dasar- dasar tentang pembuatan aneka macam kue,” ujar siswi yang biasa disapa Zeli. Selain itu, Zeli sangat senang bisa mendapatkan pengalaman melalui program Double Track ini. “Di sini, saya bisa mengenal karakteristik berbagai beranek ragam kue. Jadi, saya bisa memilih bahan yang yang tepat dan berkualitas baik,” tutur siswi jurusan IPA ini. Semoga program Double Track ini tetap berlanjut dengan lebih banyak menciptakan karya-karya yang inovatif dan kreatif
  • 69. Profil Prestasi 69 “Dari berapa kali magang, saya paham tidak cukup hanya membuat kue. Tetapi harus bisa berkreasi. Tidak hanya rasa yang enak, tetapi keindahan tampilan kue dan juga menjadi sesuatu yang penting dalam usaha pastry dan bakery. Agar bisa lebih dinikmati semua kalangan,” jelas siswi yang masuk SMA 2018 ini. Sejauh ini, Zeli sering memproduksi Brownies, Nastar, Proll Tape, dan Pumpkin Cake. “Rata-rata pesanan per pekan bisa 5-10 toples/box. Saya promosikan melalui WhatsApp dan Instagram,” jelas anak pertama dari dua bersaudara ini. Zeli bersyukur dan bangga bisa mengikuti program Double Track. Karena melalui program Double Track ini menyuntik rasa percaya diri dan bisa mengasah keahlian Zeli dan rekan- rekannya. “Semoga program Double Track ini tetap berlanjut dengan lebih banyak menciptakan karya-karya yang inovatif dan kreatif,” pungkasnya. Sudah Sering Magang
  • 70. Double Track 70 SMAN 1 Pule Trenggalek Memanfaatkan Momen Spesial Untuk Berwirausaha Bekal Penting S eiring berkembangnya zaman, kita sebagai masyarakat dituntut memiliki banyak keahlian di berbagai bidang. Namun sayangnya tak semua orang mendapat keberuntungan itu. Alasan utama yang mendasari adalah masalah ekonomi sehingga tidak mampu meneruskan pendidikan yang lebih tinggi. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur memberi kesempatan yang sangat luas untuk siswa-siswi di Jawa Timur mengembangkan keahlian seusai bidangnya masing-masing. Inovasi dari Pemerintah Provinsi Jatim adalah melalui program Double Track, wirausaha pelajar SMA Jawa Timur. Di dalam program double track memilih fokus ketrampilan di bidang Tata Rias, Tata Busana, Tata Boga, Multimedia, Teknik Elektro, Teknik Listrik, dan Teknik Kendaraan ringan. Double Track adalah program ekstrakulikuler SMA Negeri atau SMA se-Jawa Timur untuk bekal pelajar. Agar mereka mempunyai keahlian selepas SMA. Supaya mereka tidak menjadi pengangguran jika tidak ada biaya kuliah. Atau bisa berwirausaha meski tidak kuliah ataupun tidak menempuh pendidikan di bangku Sekolah Menengah Kejuruan. Nah, salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di Jawa Timur yang diberi kesempatan
  • 71. Profil Prestasi 71 Sempat Menggelar Expo Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur mendapatkan program Double Track (DT) ini adalah SMA Negeri 1 Pule, Trenggalek. SMAN 1 Pule Trenggalek menyediakan empat bidang keterampilan DT yakni Multimedia, Tata Rias, Tata Boga dan Teknik Elektro. Berdasarkan penjelasan Anang Prasetyo Miftakhudin,S.Pd.I, operator DT SMAN 1 Pule, empat bidang ini sejak 2019. “Kalau tahun 2018-2019, bidang Teknik Elektro belum ada,” kata Anang. Sejak 2019 SMAN 1 Pule membuka 7 kelas DT. Tiga kelas untuk Multimedia, terdiri dari dua kelas desain grafis dan satu kelas video editing. Untuk Tata Rias dan Teknik Elektro hanya satu kelas. Sedangkan Tata Boga ada dua kelas, kelas pastry/bakery dan masakan Indonesia. Sejauh ini bidang Tata Boga dan Tata Rias menjadi bidang unggulan di Sekolah Menengah Atas ini. Anang mengatakan ada internal faktor yang jadi pendukungnya. “Pangsa pasarnya sudah makin luas. Ketersediaan bahan baku dan perlengkapannya juga mencukupi. Anak-anak juga makin kreatif dari waktu ke
  • 72. Double Track 72 waktu,” jelas Anang. Sedangkan faktor eksternal juga mendukung. “Bagaimana pun, sektor pangan dan makanan dan minuman adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Jadi ya diminati, publik apalagi harganya terjangkau. Anak-anak didik kami juga sangat gencar promosinya. Sehingga makin cepat berkembang,” sambung Anang. Sedangkan bidang multimedia dan teknik elektro belum begitu pesat perkembangannya. “Di wilayah kami belum begitu besar kebutuhannya. Sedangkan Teknik Elektro masih baru dirintis, jadi belum terlihat Pangsa pasarnya sudah makin luas. Ketersediaan bahan baku dan perlengkapannya juga mencukupi. Anak-anak juga makin kreatif dari waktu ke waktu hasilnya,” papar Anang. SMAN 1 Pule Trenggalek beberapa kali menggelar expo wirausaha yang berfokus di bidang tata boga dan tata rias. Acara expo SMAN 1 Pule kerap dihadiri camat setempat dan beberapa pejabat Dinas Pendidikan. Aneka jajanan dan makanan mulai dari jajanan tradisional, kue kering, kue basah, kripik, bakso dan berbagai jenis makanan lainnya memenuhi hampir seluruh stan di Expo Wirausaha SMA Negeri 1 Pule Trenggalek. SMA Negeri 1 Pule Trenggalek menyebut ini sebagai Kantin Program Dual Track SMAN 1 Pule.
  • 73. Profil Prestasi 73 Ramadhan, Puncak Pesanan Yanti Dewi Septiana, siswi angkatan masuk SMA 2018 ini mengungkapkan telah banyak merasakan pengalaman. “Saat Ramadhan lalu, dapat banyak pesanan aneka kue kering. Alhamdulillah, respon yang baik konsumen sangat baik. Setelah itu, tidak terlalu banyak pesanan. Walau bagaimana pun, ini pengalaman berharga buat saya,” jelas siswi jurusan MIPA
  • 74. Double Track 74 Agustus, ‘Bulan’ Tata Rias ini. Senada dengan Yanti Dewi Septiana, Ruri Erlidawati juga merasakan hal yang sama. Kini, Ruri sudah lebih sering menerima pesanan kue basah dan kue tart. “Kurang lebih 8 sampai 10 esanan kue ulang tahun dalam sebulan. Alhamdulillah. Mulai pesanan dari teman, tetangga, saudara dan orang-orang terdekat. Sudah ada pesanan dari teman di Tulungagung,” tutur gadis kelahiran 6 Oktober 2002 ini. Ardila Nindi Pramesti juga punya pengalaman yang demikian. Hanya saja siswi yang masuk SMA 2018 ini belum terlalu banyak menerima Sedangkan di kelas Tata Rias ada penuturan Rindi Anggi Prastika. “Permintaan belum pesanan Siomay. “Gak pasti sih jumlah pesanannya, namanya juga jualan. Kadang beberapa hari gak ada pesanan. Kan masih awalan. Pernah sih waktu itu ada teman yang pesan langsung 20 bungkus mika. Alhamdulillah senang sih. Katanya enak, siomay buatan saya,” kata cewek kelahiran 20 Maret 2003 ini.
  • 75. Profil Prestasi 75 menentu setiap bulannya. Biasanya ada job merias itu kalau musim pengantin, musim wisuda, acara-acara di Bulan Agustus. Di luar itu, terkadang acara lamaran, foto hunting, dan lainnya. Yang paling banyak mendapatkan job biasanya pada Bulan Agustus bisa sampai 10 permintaan dalam sebulan,” ungkap siswi kelahiran 4 Mei 2002 ini. Di momen 17 Agustus itu tidak hanya warga Pule saja, tapi juga warga luar kecamatan. “Mulai dari anak TK, SD, SMP, SMA, SMK, mahasiswa hingga dewasa. Dari masyarakat sekitar saya hingga luar kecamatan,” jelas pelajar angkatan masuk SMA 2018 ini. Jelaslah, Program Double Track ini memberi banyak manfaat untuk siswa-siswi SMA. Khususnya bagi yang tidak bisa melanjutkan pendidikan ke bangku pendidikan tinggi, karena berbagai macam sebab. Adanya program Double Track ini, siswa-siswi akan terasah ketrampilannya. Sehingga bisa langsung terjun di tengah-tengah masyarakat dan menghadapi persaingan global.
  • 76. Double Track 76 SMAN 1 Kandangan, Kabupaten Kediri Dirikan DT Mart Di Lokasi Strategis Berada Di Lintas Kediri-Malang- Jombang P esatnya persaingan dunia kerja membuat banyak masyarakat kesulitan dalam menemukan pekerjaan impian. Tak hanya sekadar bagi yang lulus SMA, banyak juga yang sudah lulus di bangku perguruan tinggi pun kesulitan dalam mencari pekerjaan. Tingkat pengangguran di Indonesia memang masih cukup tinggi. Oleh karena itu, berwirausaha menjadi opsi yang paling banyak dipilih di kalangan masyarakat yang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur memiliki program terobosan yaitu Double Track. Program Double Track adalah program ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas Negeri dan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur untuk membekali para pelajar agar mempunyai keahlian. Sehingga tidak menjadi pengangguran jika tida ada biaya melanjutkan ke perguruan tinggi. Double Track memiliki tujuh bidang keahlian yaitu Tata Rias, Tata Busana, Tata Boga, Multimedia, Teknik Elektro, Teknik Listrik, dan Teknik Kendaraan Ringan. Sama seperti halnya beberapa Sekolah Menengah Atas lainnya, SMAN 1 Kandangan juga diberi kesempatan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur untuk
  • 77. Profil Prestasi 77 mengikuti program Double Track. Program Double Track di SMAN1 Kandangan meliputi Tata Rias, Tata Boga, Multimedia dan Desain Grafis, Teknik Kendaraan Ringan, dan Teknik Elektro. SMAN 1 Kandangan memang terbilang inovatif. Pasalnya SMAN 1 Kandangan ini berinisiatif menyewa ruko sebagai DT Mart pada Oktober 2020. Lokasinya di Ruko Kebondalem Jl. Jombang, Kandangan, Kabupaten Kediri. Jalan ini merupakan salah satu jalur utama yang menghubungkan tiga kota: Kabupaten Kediri, Malang dan Jombang. “Ruko ini digunakan khusus DT. Karena SMAN 1 Kandangan lokasinya masuk ke gang, maka kami perlu membuka DT Mart di tepi jalan raya. Agar mudah dikenal masyarakat. Ini semua untuk mewadahi dan menampung hasil produk dari siswa maupun alumni Double Track, baik produk yang berupa roti kering maupun yang lainnya,” jelas Muryadi,
  • 78. Double Track 78 S.Pd.M.M Kepala SMAN 1 Kandangan. DT Mart ini sekaligus untuk tempat usaha jasa Tata Rias, service Kendaraan Ringan Motor, service peralatan listrik seperti kipas angin, kulkas, dan juga Desain Grafis. “Di sana sangat strategis lokasinya. Anak-anak juga menerima jasa cetak undangan, sablon kaos, desain untuk mug ataupun aneka banner,” tambah Pak Kepsek. SMAN 1 Kandangan dalam menawarkan produk maupun jasa ini memiliki dua cara yaitu cara online dan offline. “Untuk online, kami menggunakan jasa ojek online untuk mengantar pesanan. Untuk yang offline bisa langsung datang ke galeri DT Mart. Agar bisa memilih produk dan jasa anak-anak kami,” tutur Muryadi. Meskipun baru, masyarakat menyambut dengan positif produk dan jasa DT Mart. “Anak-anak sampai membuat brosur dan dibagikan ke sekitar ruko. Dan masyarakat pun banyak yang cocok dengan aneka jajanan kami. Harganya pun bersaing, relatif terjangkau,” ungkap Pak Kasek. Hal senada diungkapkan Melayani Warga & Pelintas Riza Umi Kulsum, S.Pd, manajer DT sekaligus trainer Tata Boga. “Kata warga sekitar, rasanya enak dan harganya bersahabat. Bacriss yang sering dipesan. Buat oleh-oleh dan hajatan,” kata Riza.
  • 79. Profil Prestasi 79 Varian Olahan Ubi Ungu Produk unggulan dari DT Mart ada Si Nanang (Nastar Isi Nangka), Bacriss (Bakpia Crispy Isi Ubi Ungu). “Ada pula aneka kue tradisional dan modern serta aneka cookies. Kami juga kembangkan olahan Ubi Ungu. Ada Donat Ubi Ungu, Ice Cream Ubi Ungu, dan Brownies Ubi Ungu,” beber Riza yang juga guru Fisika ini. “Belakangan ini anak- anak sering menerima pesanan untuk rapat dan acara wali murid. Ada juga Komunitas media sosial Kaber, Kandangan Berdagang. Juga dipasarkan di situ. Alhamdulilah makin hari omsetnya makin berkembang. Perlahan tapi tetap berkembang,” tutur guru yang juga Bendahara Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP) SMAN 1 Kandangan ini. Harapan ke depan SMA Negeri 1 Kandangan adalah diharapkan anak-anak memiliki bekal untuk hidup mandiri. Terlebih lagi mereka bisa menjadi pengusaha sehingga muncul jiwa kewirausahaan. Mudah-mudahan siswa alumni SMA Negeri 1 Kandangan bisa hidup mandiri dan makin terampil.
  • 80. Double Track 80 SMAN 2 Sampang Semua Kompak, Sabet Tiga Penghargaan Sekaligus Terpacu Jadi Terbaik E fektivitas Program Double Track banyak dipengaruhi banyak faktor. Tanpa mengesampingkan faktor-faktor lainnya, antusiasme peserta dan kreativitas trainer tetap menjadi yang utama. Jika para pesertanya bersemangat mengikuti kelas, maka proses pelatihan menjadi hidup dan dinamis. Tidak ada yang lebih menyenangkan bagi pengajar jika melihat para peserta didiknya sangat antusias dan bersemangat. Jika sikap ini dipadukan dengan para pengajar yang kreatif serta berdedikasi, maka akan menghasilkan pembelajaran dan pelatihan yang luar biasa. Tentu perkembangannya akan lebih pesat. Berbeda jika pesertanya ogah-ogahan. Tentu hasilnya pasti tak akan memuaskan. Begitu pula yang dirasakan siswa-siswi SMAN 2 (SMADA) Sampang. Para peserta DT di SMADA Sampang terpacu untuk mengasah keterampilan masing- masing. Ada lima bidang usaha
  • 81. Profil Prestasi 81 yang dibuka di SMADA Sampang: Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Tata Rias Pengantin Berhijab, Tata Rambut, Tata Busana dan Teknik Jaringan Komputer. Agus Winarso. S.Kom, operator Double Track (DT) SMADA Sampang, menceritakan awal DT di sekolahnya. “Sejak pertama kali DT dilontarkan Diknas Jatim pada 2018 lalu, SMAN 2 Sampang dipercaya membuka lima bidang. Tiap bidang terisi 20 peserta,” jelas Agus. Pihak sekolah, masih kata Agus, berharap program DT ini mampu merangsang siswa- siswi kami untuk kreatif dan terampil. “Jika nantinya mereka tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, mereka sudah punya keterampilan yang memadai. Jadi lebih mandiri dan punya daya saing,” jelasnya. Dari lima keterampilan ini, Tata Rias tergolong pesat perkembangannya. “Faktor yang paling utama antara lain trainer Tata Riasnya sangat kreatif. Pak H. Muhammad Yusuf, pemilik Yusda Salon sebagai pengajar sangat berdedikasi dan sering membuat gebrakan. Ini makin membuat anak-anak terpacu,” papar Agus.
  • 82. Double Track 82 Dilanjutkan Program Asistensi dan Magang Hal ini dirasakan betul oleh Adinda Mega Nur Agustin. Peserta kelas Tata Rias ini mengungkapkan antusiasmenya. “Sejak dibuka kelas Tata Rias, saya ingin banget bisa menghias. Di sini saya dapat banyak bekal yang penting dan penuh manfaat,” tutur gadis yang sering disapa Mega ini. Selama ini, Mega masih magang di Yusda Salon milik H. Muhammad Yusuf. “Saya jadi asiten di Yusda Salon. Saya akan terus belajar dan mengembangkannya,” tukas siswi yang masuk SMA 2018 ini. Meskipun masih magang, Mega sudah mendapat apresiasi positif dari para model dan pelanggan. “Saya pernah merias pengantin untuk acara akad nikah. Orangnya sangat puas. Sangatlah bagus katanya. Banyak yang memuji cantik riasannya,” jelas gadis kelahiran 17 Agustus 2002 ini. Di kelas Teknik Kendaraan Ringan, ada sosok Andri. Pemuda kelahiran 7 Februari 2001 ini mengaku sangat menikmati dunia otomotif. “Sejak lama saya sudah hobi modifikasi sepeda motor. Kebetulan kakak juga punya hobi yang sama,” ujar lulusan SMADA Sampang 2020 ini. Sejak pertama kali DT dilontarkan Diknas Jatim pada 2018 lalu, SMAN 2 Sampang dipercaya membuka lima bidang. Tiap bidang terisi 20 peserta
  • 83. Profil Prestasi 83 Operator Dan Pengelola Pun Raih Nominasi Terbagus Andri sangat bersyukur bisa mendapat pengalaman berharga di Program SMA Double Track. “Alhamdulilah bisa dapat belajar otomotif, tanpa biaya lagi. Ini sangat berarti bagi saya. Saya berterima kasih kepada Pak Nanang Purwanto, trainer TKR. Juga kepada para guru dan kepala sekolah,” tuturnya. “Saya akan terus mengasah kemampuan saya. Saat ini sepekan masih menangani 3 hingga 5 motor. Masih merintis. Kalau perbaikan ringan dan sedang, saya sudah siap. Kalau harus bongkar mesin, masih dibimbing kakak,” pungkas anak kedua dari tiga bersaudara ini. Tak hanya peserta saja yang bersemangat, namun para guru dan operator pun punya spirit yang sama. Karena itu, di tahun pertama saja, SMAN 2 Sampang mendapat penghargaan dari Diknas Jatim. Tak hanya satu penghargaan, namun tiga sekaligus pada 2018 lalu. Yaitu Sekolah Terbagus Program DT, Sekolah dengan Laporan Terbagus dan Kategori Trainer Tata Rias Pengantin Berhijab Terbagus, atas nama
  • 84. Double Track 84 SMAN 1 Balen, Bojonegoro Berani Meluncurkan Produk Inovatif Dan Khas Berebut Ikut Program DT S MAN 1 Balen adalah salah satu SMA pelaksana program Double Track. Ini adalah program ekstrakurikuler SMA Negeri atau MA se-Jawa Timur yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur untuk membekali para pelajar. Agar mereka mempunyai keahlian dan tidak menjadi pengangguran jika tidak ada biaya melajutkan ke perguruan tinggi. Program Double Track di SMAN 1 Balen terdiri dari beberapa bidang keahlian seperti Tata Boga, Tata Busana, Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Tata Rias dan Multimedia. SMAN 1 Balen yang terletak di Jalan Raya Sobontoro Kecamatan Balen, Bojonegoro ini memiliki visi membentuk manusia yang berakhlak mulia, kondusif dalam pembelajaran, layanan pendidikan yang prima, unggul dalam prestasi, dan disiplin sudah terbukti memperoleh penghargaan baik akademik maupun non akademik. SMAN 1 Balen tak henti- hentinya membuat inovasi untuk menarik minat siswa-siswi yang akan menempuh pendidikan di SMAN 1 Balen. Sekolah ini setiap tahunnya selalu meregenarasi bakat- bakat yang dimiliki oleh siswa- siswinya, baik bakat akademik maupun non akademik. Menurut Muhammad
  • 85. Profil Prestasi 85 Rutin Adakan Pameran Sekolah Shobirin, operator DT SMAN 1 Balen, di tahun 2019 lalu menambah jenis keterampilan menjadi lima bidang. “Pada 2018, kelas Tata Rias Pengantin Berhijab belum ada. Di tahun awal itu hanya empat bidang. Baru 2019 lalu kami menambah kelas kecantikan,” jelasnya. Ternyata minat para siswa SMAN 1 Balen sangat tinggi untuk masuk kelas DT ini. Hal ini diakui Kepala SMAN 1 Balen. “Anak-anak juga sangat antusias. Bahkan kuota yang kami berikan pun jadi rebutan. Harapan kami ke depan semoga kami diberi kuota yang lebih banyak untuk sekolah pinggiran seperti kami. Program ini sangat penting dan bermanfaat bagi anak-anak kami,” ungkap Kepala SMAN 1 Balen. “Siswa sekolah pinggiran umumnya secara ekonomi kurang. Karena banyak yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Namun melalui Double Track ini membuat mereka percaya diri. Ini juga jadi kebanggan bagi sekolah dan bekal bagi anak-anak didik kami,” tambah kepala sekolah. Untuk memamerkan hasil karya siswa, tiap tahun SMAN 1 Balen menggelar acara Purna Widya.
  • 86. Double Track 86 “Kegiatan ini rutin dilaksanakan, sebagai bukti keberhasilan SMAN 1 Balen dalam mendidik dan meluluskan siswa-siswinya untuk siap menempuh pendidikan yang lebih tinggi maupun yang mau terjun langsung di dunia kerja,” tambah kepala sekolah. Meskipun hanya berjarak 9 km dari pusat kota, namun sekolah ini berada di tengah- tengah pemukiman warga yang sebagian besar kurang mampu. Data di sekolah, jelas Kepsek, penghasilan rata-rata orang wali murid berpenghasilan di atas Rp 2.000.000/bulan hanya 25 persen saja. Sedangkan 75 persen berpenghasilan di bawah Rp 2.000.000/bulan. “Orangtua kebanyakan dari kalangan buruh tani. Sebagian besar dari murid SMAN 1 Balen tidak melanjutkan kuliah. Bahkan yang sudah mendapat kesempatan Bidik Misi sekali pun tidak diambil, karena tidak adanya biaya transportasi dari orang tua,” beber kepala sekolah. Menurut data empat tahun terakhir hanya 10-20 persen saja saja siswa-siswi yang melanjutkan ke perguruan tinggi. “Jadi yang tidak Peralatan Pelatihan Sangat Memadai melanjutkan ke perguruan tinggi sekitar 80-90 persen,” papar kepala sekolah. Masing-masing bidang ada satu kelas yang terdiri dari 20 siswa. “Kecuali Tata Boga terdiri dari tiga kelas. Tata Boga memiliki peralatan yang cukup lengkap. Ada pula 20 mesin jahit milik sekolah untuk Tata Busana. Tiga laboratorium komputer
  • 87. Profil Prestasi 87 kami pun mencukupi untuk kelas Multimedia. Sedangkan untuk Teknik Kendaraan Ringan memiliki 3 set komplit standar Ahass Motor. Karena bekerja sama langsung dengan Ahass Soni Saktie Motor,” jelas kepala sekolah. Untuk konsentrasi Tata Boga adalah topik pembuatan pastry, bakery, kue tradisional, Saya berterima kasih atas bimbingan Double Track. Mudah- mudahan ilmu yang sudah dipelajari anak saya nanti bisa memperoleh pekerjaan lebih mudah. Semoga kelak juga bisa kuliah sambil bekerja.
  • 88. Double Track 88 dan cookies. Untuk Tata Busana adalah desain dan membuat pakaian. Sedangkan untuk bidang keahlian Multimedia adalah desain grafis, dan bidang keahlian Teknik Kendaraan Ringan adalah tune up motor. Handycraft Pelepah Pisang dan Tape Godong Ploso Di antara produk unggulan SMAN 1 Balen adalah mukena milenial dari bidang keahlian tata busana. Kedua, Green Ledre kue khas Bojonegoro yang diperkaya dengan ekstrak sawi dan bayam merah organik hasil panen dari hidroponik milik siswa SMA Negeri 1 Balen. Ada pula kreasi pelepah pisang. Kreasi ini akan menjadi souvenir atau produk handycraft yang dijadikan branding yang dihasilkan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Balen. Juga ada kreasi Tape Godong Ploso. Bukan sekadar tape biasa, tetapi dengan bungkus daun ploso yang dikenal secara turun temurun oleh warga Bojonegoro. Hal ini diyakini memiliki pengaruh rasa terhadap tape sehingga terasa lebih enak. Karya SMAN 1 Balen ini sebenarnya adalah pengembangan dari program Double Track juga hidroponik yang diberi bimbingan dan kesempatan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur. Diharapkan program Double Track ini menjadi bekal life skills selepas lulus.
  • 89. Profil Prestasi 89 Dengan banyak dukungan seperti siswa yang cukup antusias, trainer yang mumpuni, masyarakat mendukung, dan sarana prasarana yang memadai SMA Negeri 1 Balen telah berhasil melaksanakan progam Double Track sesuai target. Bahkan sekolah bisa menggandeng dunia usaha untuk melatih dan mengorbitkan masing-masing keahlian. Keberhasilan makin lengkap dengan prestasi TKR selama dua terakhir yang selalu mendapatkan penghargaan pada festival DT. Yaitu Trainer terinspiratif (2019), Siswa Dukungan Kuat dari Trainer dan Ortu Terbaik Kedua Tata Boga (2019) dan Sekolah Pengelola Terbaik (2019). Juga mendapat prestasi Siswa Terbaik Pertama TKR (2020) dan Juara 2 Lomba Desain Kemasan (2020). Sejumlah wali murid mengungkapkan rasa bangga atas perkembangan putra- putrinya. “Saya berterima kasih atas bimbingan Double Track. Mudah-mudahan ilmu yang sudah dipelajari anak saya nanti bisa memperoleh pekerjaan lebih mudah. Semoga kelak juga bisa kuliah sambil bekerja. Terima kasih SMAN 1 Balen. Terima kasih juga untuk Bu Gubernur atas program Double Track ini dan juga atas pendidikan gratisnya,” tutur salah satu wali murid.
  • 90. Double Track 90 SMAN 1 Omben, Sampang Asah Keterampilan Siswa Untuk Siap Terjun Multimedia Songsong Era Digital T ak bisa dimungkiri, di era digital seperti saat ini kemampuan mengolah grafis dan teknik otomotif sangat dibutuhkan dan banyak diminati generasi milenial. Terbukti dengan tingginya angka peminat Desain Komunikasi Visual (DKV) dan Teknik Otomotif di SMK dan pendidikan tinggi. Dunia yang makin tergantung pada sector digital menuntut kita harus terampil di desain digital. Begitu juga teknik kendaraan ringan, karena mobilitas makin hari makin cepat, tak hanya perkotaan namun juga pedesaan. Munculnya ojek online menjadikan peredaran barang, jasa serta pergerakan manusia makin cepat. Bukan cuma dituntut jago gambar, keahlian Multimedia Desain Grafis juga dituntut untuk dapat menghasilkan karya seni untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti keterampilan menggambar teknis dan kemampuan mengoperasikan software gambar. Terdapat banyak software yang akan perlu kuasai seperti Adobe Photoshop, Adobe Ilustrator, Adobe In-design, Adobe Premier, Corel Draw, Sketchup, dan lain-lain. Bagi yang menguasai
  • 91. Profil Prestasi 91 program keahlian Multimedia Desain Grafis ini juga tak akan pernah sepi tawaran pekerjaan, karena di setiap industri membutuhkan seseorang yang mampu menyampaikan pesan secara visual. Tak hanya itu, bagi seseorang yang menguasai program keahlian Multimedia Desain Grafis juga bisa bekerja secara mandiri sebagai freelance atau entrepreneur. Misalnya sebagai illustrator, fotografer, animator, web desainer, dan layouter. Di sisi lain, industri otomotif saat ini berkembang dengan begitu pesatnya. Atmosfer ini sebenarnya menunjukkan bahwa industri otomotif menjadi salah satu peluang yang menjanjikan. Artinya dalam beberapa tahun ke depan industri ini akan banyak menyerap tenaga kerja, khususnya yang andal dan terampil untuk bekerja dalam sektor ini. Tak hanya itu, dengan keterampilan yang dimiliki, seseorang juga bisa membuka lapangan kerja sendiri atau entrepreneur. Misalnya dengan membuka bengkel pribadi atau semacamnya. SMAN 1 Omben, Sampang adalah salah satu sekolah
  • 92. Double Track 92 negeri yang ada Kabupaten Sampang. Berdiri sejak 2015, SMAN 1 Omben berupaya menghadirkan sistem belajar mengajar yang inovatif. Termasuk memyelenggarakan program Double Track (DT). Nah, SMAN 1 Omben membuka program DT sejak 2018. Harapannya para peserta DT mampu berwirausaha meski tidak melanjutkan ke perguruan tinggi setelah lulus dari SMA. Agar mereka punya keterampilan walaupun tidak menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan. Menurut Nanang Andrianto, trainer DT SMAN 1 Omben, di tahun pertama sekolahnya membuka kelas Multimedia dan Teknik Kendaraan Ringan. “Kemudian di tahun kedua ada perubahan. Multimedia dipertahankan, sedangkan TKR diganti Tata Boga,” jelas Nanang. Demi mewujudkan keterampilan dan persaingan global, SMAN 1 Omben tak hanya memberi materi perihal program keahlian unggulan Multimedia Desain Grafis dan Teknik Kendaraan Ringan. Siswa-siswi juga wajib terjun di masing-masing bidang keahlian. Ini semua terbukti dengan adanya Laboratorium Komputer khusus bidang keahlian Multimedia Desain Grafis.
  • 93. Profil Prestasi 93 “Dengan berat hati, 2019 lalu kelas TKR kami tiadakan. Kemudian kami buka Tata Boga,” tutur Nanang. Sebagai ganti kelas TKR, kepala sekolah berinisiatif ingin membuat suatu produk yang bisa dijual dan kelihatan fisiknya. “Dan kebetulan di sekitar sekolah juga kawasan pertanian, juga tanaman seperti siwalan, singkong dan jagung. Ada juga pabrik tahu yang dekat sekolah. Ini akan memudahkan mendapatkan bahan baku dasar untuk praktik di Tata Boga,” ungkap Nanang. Ingin Kembangkan Hasil Bumi Setempat Produk yang dihasilkan siswa-siswi SMAN 1 Omben dalam program Double Track Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jatim yang paling menonjol kelas Multimedia. Antara lain editing foto menggunakan Photoshop dan Desain Grafis menggunakan Corel Draw. Cipta lapangan kerja dengan inovasi untuk SMA atau MA ini diharapkan setiap tahun bisa menghasilkan ribuan peluang kerja baru. Ini sebagai bekal menembus pasar kerja di Indonesia bahkan dunia. Dan yang paling penting program Double Track ini bertujuan untuk mengurangi jumlah angka pengangguran di Jawa Timur. SMAN 1 Omben WA: 0838-5283-8515 (Pak Nanang) ig: @sman1omben
  • 100. Double Track 100 I ndonesia terkenal dengan keanekaragaman hayatinya. Salah satunya adalah buah mangga. Menurut para ahli, terdapat 70-100 lebih jenis mangga di dunia. Dan diperkirakan ada 30 varietas di Indonesia. Karena itu, sangat layak buah ini jika buah ini dikembangkan menjadi produk olahan dan industri pangan. Kreativitas mengolah buah ini sangat dibutuhkan. Salah satunya sudah dilakukan Khunainnin Mufidzul Qiram, siswa SMAN 1 Panji, Situbondo, Jawa Timur. Melalui program SMA Double Track ini, Qiram mengolah buah mangga menjadi bakpia. Kemudian diberi nama Bakpia Mangga. Qiram mengungkapkan Khunainnin Mufidzul Qiram Siswa SMAN 1 Panji Situbondo Kreasi Baru Dari Situbondo Bangga (Bakpia Mangga) dan Herbal Telasih (Teh Alar Sirih)
  • 101. Profil Prestasi 101 bahwa sebenarnya gagasan ini tidak terlalu baru. Hanya saja, di daerahnya terdapat banyak buah manga. “Sejujurnya sih, ide ini menurut saya sudah umum. Karena saya ada ide karena Situbondo rata-rata banyak mangga. Jadi saya punya keinginan untuk membuat Bakpia pada umumnya seperti bakpia yang di Jogja itu. Tetapi isinya yang saya ganti dengan mangga,” jelas siswa angkatan 2018 ini. Qiram menjelaskan bagaimana produknya dibuat. Pertama-tama, mangga dikupas. Lalu diipotong seukuran dadu. Kemudian dihaluskan dengan blender. Terakhir, hasil olahan blender tadi dimasak menjadi selai mangga. Langkah kedua, Qiram membuat dua macam adonan yang berbahan dasar tepung terigu dan margarin. Lalu adonan itu dibentuk bulat dulu lalu dibuat pipih. Lalu dibuat ukuran sedang. Ada pula dibuat dengan ukuran kecil-kecil. Olahan selai tadi dimasukkan ke semua adonan tadi. Semua adonan kemudian dimasukkan oven untuk dimasak. Adonan perlu diolesi kuning telur agar terlihat cantik. Setelah 20 menit, bakpia mangga siap dikemas yang rapi. Sebelum masa pandemi, Qiram masih memproduksi hanya eceran. “Maksudnya membuat Bakpia sebanyak
  • 102. Double Track 102 Bisa Untuk Bantu Biaya Kuliah 100 biji. Kemudian saya jual ke koperasi sekolah dengan harga 1.000, istilahnya per biji. Untuk proses produksinya pun saya tidak setiap hari. Ya... disesuaikan dengan modal saya,” tutur siswa kelas XII jurusan IPA ini. Semua ini masih awalan. Meski begitu, Qiram pernah mewakili sekolah dan Situbondo ke ajang Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa (FIKSI) SMA se-Jawa Timur pada Juli 2019 lalu. Selama pelatihan, Qiram dan rekan-rekannya mendapat arahan dari Nur Jannah, guru pengajar kelas XII sekaligus Trainer Double Track di SMA Negeri 1 Panji, khususnya di Tata Boga. Di bidang Prakarya dan Kewirausahaan, Qiram dan peserta double track mendapat bimbingan dari Agus Supyan, salah satu pengajar SMAN 1 Panji. “Pak Agus mengajar saya sejak kelas X hingga sekarang,” tuturnya. Qiram bersyukur kedua orangtuanya mendukung. “Saya disuruh untuk terus menggali lebih dalam, dan itupun saya masih proses belajar, insya Allah saya akan berusaha. Dan saya punya keinginan untuk wirausaha . Sehingga dapat membahagiakan kedua orang tua saya,” tegasnya. Untuk Harga Per Pack bakpia mangga, Qiram buat menjadi tiga bagian: • Yang pertama, toples dengan isi 12 biji bakpia, dengan harga Rp 35.000,- • Yang kedua , plastik klip dengan isi 10 biji bakpia, dengan Harga Rp 20.000,- • Yang ketiga, plastik mika dengan isi 8 biji bakpia dengan harga Rp 12.000,- Sejak pandemi, penjualan bakpia tidak seperti masa normal yang dijual menggunakan toples ataupun mika. Sekarang, Qiram menjual eceran dan ditaruh satu tempat (toko). “Itu pun saya tidak begitu banyak sekitar 50 biji dijual Rp 2.000,” ungkapnya. Qiram memproduksi sepekan sekali. “Hitung- hitung melihat dari dananya juga. Ya... kalau ada orang yang ingin pesan bakpia yang menggunakan toples, akan saya buatkan. Tetapi sekarang jarang. Apabila tidak ada mangga, masih bisa diganti rasa lain . Yang penting bisa ada pemasukan dan disenangi orang lain. Sebulan bisa sampai Rp 200.000 dari bakpia. Dikit- dikit masih jalan. Untuk saat ini memang ada produk Telasih ini,” tambahnya.
  • 103. Profil Prestasi 103 Saya punya keinginan untuk wirausaha. Sehingga dapat membahagiakan kedua orang tua saya Sedangkan Teh Herbal ini, hasil dari pemikiran Qiram selama ikut Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) Provinsi Jawa Timur di kota Batu 2019. Teh Herbal ini dinamakan TELASIH. Ini singkatan dari teh alar sirih. Herbal ini berbahan dasarkan daun Sirih dan alar sirihnya. “Alar sirih itu batangnya, yang memiliki khasiat. Kebetulan tahun ini kan ada wabah Covid 19. Nah...di pikiran saya ini salah satu peluang, target saya ini menengah ke bawah,” imbuhnya. Herbal ini, menurut ia, punya banyak khaisat. “Agar orang orang tetap menjaga kesehatannya , tidak harus dari obat-obatan. Harusnya meracik sendiri dari herbal alami. Teh Alar Sirih ini insyaallah cocok untuk orang-orang, karena memiliki khasiat seperti menjaga daya imun tubuh. Teh ini bisa diminum siapapun,” sambungnya. Untuk bahan The Alar Sirih ini, Qiram menggunakan Daun Sirih, Alar Sirih (batangnya), teh, dan jahe. Cara pengolahannya, langkah pertama menyiapkan daun sirih dan alar sirihnya yang telah dibersihkan, itu untuk dipotong secara tipis. Selanjutnya, menyiapkan tampah, kita tata di atasnya. Kemudian, dijemur selama dua hari (tergantung dari sinar mataharinya). Setelah dijemur,
  • 104. Double Track 104 Ingin Kombinasikan Medis Jika Jadi Dokter pada saat itu daun sirih dan alar sirih nya dikukus di dandang selama 30 menit sampai aroma sirih tercium. Langkah selanjutnya, kembali dijemur selama 4 hari sampai daun dan alar sirihnya betul-betul kering. Langkah kedua, dari semua daun sirih dan alar sirih itu selanjutnya memasuki tahap penghalusan serta pencampuran dengan teh. Penghalusannya dengan menggunakan blender, dengan perbandingan yang pas, agar rasa sirih nantinya terasa. Langkah terakhir, masukkan sesuai takaran ke kertas teh/ kantong celup tehnya. Per kotak diisi dengan 10 kemasan. Serta, beratnya harus pas 34 gram. Kemudian, ditata dengan rapi. Kini Qiram menawrkan herbal TELASIH ini memiliki Prospek ke depannya, Qiram ingin usaha ini bisa berkembang dan dapat menambah inovasi lebih agar bermanfaat bagi sesama. “Harapan kedepannya sekaligus hajat saya dan memiliki usaha kuliner, serta restoran di berbagai cabang. Saya akan bekerja keras untuk itu. Sebenarnya, saya masih punya cita-cita sebagai dokter. Herbal TELASIH ini bisa jadi bahan pengembangan saya kelak jika jadi dokter,” tegasnya. Teh Alar Sirih ini dijual dengan harga Rp. 15.000 per kotak. “Untuk proses penjualan, saya masih menggunakan media sosial meskipun ada masukan menggunakan toko talk, akan tetapi saya masih menggunakan media tersebut melalui Instagram dan WhatsApp,” pungkasnya. dua varian. “Ada original dan rasa jahe. Harga satuannya, terjangkau Rp 15.000, baik original maupun jahe,” jelasnya. Untuk rasa jahe, cara pengolahannya sama sesuai dengan langkah kedua. Dengan awal mulanya dipotong-potong kemudian dijemur selama 6 hari sampai kering. Tetapi untuk jahe tidak perlu dikukus.
  • 106. Double Track 106 Ingin Kembangkan Butik Sendiri Khusus Batik Madura Alumnus SMAN 1 Gapura Sumenep Program Tata Busana Alfiana M ari kita berkenalan dengan alumnus Program Double Track di ujung timur Pulau Madura. Alfiana merupakan alumnus program Double Track (DT) dari SMAN 1 Gapura Sumenep. Di awal program DT di sekolahnya (2018), Alfiana mengaku ingin ikut. Hanya saja, waktu itu belum ada kelas tata busana. Awalnya hanya kelas Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Tata Boga. “Sebenarnya dari awal informasi rencana program DT saya tertarik. Tapi saat itu di sekolah saya gak ada keahlian tata busana. Hanya TKR dan tata boga. Saya usul ke trainer, kalau ada keahlian tata busana saya mau ikut gitu. Eh ternyata benar dibuka. Senang banget karena memang ingin banget mengembangkan keahlian di tata busana. Saya pun langsung ikut,” jelas lulusan SMA tahun 2020 ini. Alfiana yang biasa disapa Fia, pertama kali ikut DT tahun
  • 107. Profil Prestasi 107 2018 hingga 2019. “Saat itu saya kelas 11. Kebetulan tahun itu tahun pertama ada program DT. Senang banget bisa belajar di sini,” tuturnya. “Alasannya karena memang saya sangat suka tata busana lebih tepatnya menjahit. Saya ingin sekali menguasai keterampilan ini. Bisa dibilang saya suka tata busana sejak kecil. Karena memang saya sangat dekat dengan kakek saya yang profesinya sebagai penjahit. Saya sering bersama beliau. Tanpa sadar saya mulai belajar dari kakek, sedikit demi sedikit mulai dari istilah dan tekniknya. Sejak saat itu saya mulai menyukai tata busana,” ungkapnya. “Sejak itu, dalam hati saya ingin menjadi penjahit profesional dan memiliki butik sendri di masa depan,” tambahnya.
  • 108. Double Track 108 Banyak hal yang saya dapat selama ikut DT. Pengalaman ini yang paling penting. Juga dapat pengetahuan, tentunya pendalaman materi tentang teknik-teknik yang benar dalam hal merancang busana Fia mengaku mendapat pelajaran berharga dari Program Double Track ini. “Banyak hal yang saya dapat selama ikut DT. Pengalaman ini yang paling penting. Juga dapat pengetahuan, tentunya pendalaman materi tentang teknik-teknik yang benar dalam hal merancang busana,” sambungnya. Di sini masih kata Fia, ia mendapatkan pelatihan keterampilan tata busana, keahlian merancang mode busana, memotong dan mendesain. Di awal-awal pelatihan, Fia mendapat materi pembuatan kemeja pria, kemeja wanita, kemeja anak, sarung bantal, tas, dan dompet. “Di Meneruskan Usaha Keluarga awal-awal, saya membuatkan kemeja untuk guru, teman sekelas, tetangga dan saudara dekat. Umumnya bahannya batik Madura,” imbuhnya. Ia menceritakan bagaimana perasaan pertama kali menerima pesanan menjahit. “Senang campur takut sih. Takutnya gak bisa memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan bagi pelanggan pertama,” katanya sambil tersenyum. “Setelah pertama kali dapat uang rasanya senang banget. Kayak punya kepuasan tersendiri gitu, karena berhasil menyelesaikan job pertama. Dapat uang dari pekerjaan yang sekaligus menjadi hobi. Bukankah itu sangat menyenangkan,” ucapnya ceria. Sejak itu, Fia sering mendapat pengalaman pesanan. “Paling wow adalah
  • 109. Profil Prestasi 109 mendapatkan kepercayaan dari guru, sering dapat pesanan juga dari guru. Rasanya senang banget. Itu artinya mereka puas dengan hasil jahitan saya sampai jadi langganan tiap ada project,” tuturnya. Pernah juga Fia melakukan kekeliruan. “Saya pernah salah saat mengerjakan pesanan pelanggan saat itu. Kebetulan itu juga pesanan guru. Saya salah dalam pengukurannya saat itu sehingga hasil akhirnya lebih kecil dari ekspektasi. Sedih, hampir down juga. Soalnya merasa gagal memuaskan pelanggan. Sempat dikomplain juga, yah karena sudah jadi, akhirnya saya minta
  • 110. Double Track 110 Fia juga bersyukur keluarga sangat mendukungnya. “Khususnya kakek saya. Beliau yang pertama kali mengenalkan saya tentang busana, mengajari saya, memotivasi saya, dan juga mendukung saya sampai saat ini. Saya sangat ingat kata- kata kakek bahwa memiliki keterampilan bagi setiap orang itu sangatlah penting.’ Beliau sangat menginginkan saya benar-benar mendalami keterampilan di tata busana ini,” ceritanya. “Ayah ibu juga senang. Karena saya bisa meneruskan usaha keluarga, tak hanya meneruskan tapi mengembangkan dengan lebih profesional lagi. Tentunya dengan teknik dan hasil yang harus dikembangkan lagi,” sambungnya. Fia mengakui terjadi penurunan pesanan selama pendemi ini. “Sebelum wabah corona bisa 6 sampai 7 pesanan per bulan. Selama pandemi ini cuma bisa 2-3 pesanan aja. Syukur-syukur kadang sampai empat pesanan per bulannya. Semoga pandemi ini cepat berlalu,” ungkapnya Merasa Wow Dapat Pesanan Pertama Kali maaf atas kesalahan fatal ini. Ini jadi pengalaman berharga bagi saya,” akunya.
  • 111. Profil Prestasi 111 Akun ig: _alfianaathla Akun Fb: Alfiana Athala Nomor WA: 0878-8821-5641 Ia juga mengungkapkan kendala dihadapinya. “Saya masih pakai mesin jahit bekas. Mesin ini sering error, menghambat proses kerja saya. Maklum mesin tua,” ucapnya. Dia berharap bisa menggantinya dengan mesin yang lebih baik ke depannya. “Saya ingin terus berkembang, impian saya adalah pengusaha muda sukses. Sementara ini saya tidak kuliah. Selepas SMA, saya sempat belajar di pondok pesantren beberapa bulan. Tapi sekarang berhenti dulu. Saya mau fokus menjahit dulu. Mudah-mudahan bisa makin berkembang,” ucapnya. Alfiana juga ingin Program Double Track terus dilanjutkan SMAN 1 Gapura. “Saya harap Double Track bisa berlanjut. Agar adik-adik kelas bisa ikut dan bahkan lebih berkembang lagi. Semoga makin banyak wirausahawan muda sukses dari Sumenep ini,” pungkasnya. Masih Pakai Mesin Tua, Sering Error
  • 112. Double Track 112 Aneka Kue Cantik Dari Pisang Kreasi Pisangkoe Alumnus SMAN 1 Kandat Kediri & Program Double Track Hesti Ayu Wardani Saling Bantu dengan Sang Ayah J ika di Situbondo ada kreativitas dari penganan dari mangga, maka kali ini ada olahan dari pisang. Ya, pisang memang merupakan salah buah yang mudah ditemui di Indonesia dan terdapat banyak varietasnya di Nusantara ini. Selain banyak tumbuh di Indonesia, pisang selalu berbuah sepanjang tahun. Pisang termasuk buah yang produksinya tidak mengenal sistem musiman. Karena itu, sangat bagus jika dijadikan penganan sehat yang dikreasikan sesuai selera. Ada Banana Cup Cake dan aneka olahan dari pisang hasil kreasi Hesti Ayu Wardani. Alumnus SMAN Kandat Kediri 2020 ini membuat kreasi olahan pisang menjadi banyak jenis kue. Ada Banana Cup Cake, brownies pisang dan lainnya. Selain itu, Hesti membuat olahan penganan dari nanas dan campuran keju. Gadis kelahiran 2001 ini mampu berkolaborasi dengan ayahnya sendiri. Sehari-hari ayahnya berdagang buah- buahan. Umumnya menyediakan
  • 113. Profil Prestasi 113 pisang dan buah musiman lainnya. “Ayah jualan pisang. Tapi kalau lagi musim, jual durian dan rambutan juga,” tuturnya. Karena itu Hesti banyak bereksperimen dengan bahan sudah ada di rumah. “Jadi, kan bahannya sudah ada. Lalu saya ikut program double track. Ya udah, coba-coba olahan dari pisang. Kembangkan bakat sambil bantu orangtua,” ungkap anak bungsu dari empat bersaudara ini. Sudah banyak yang menyukai kreasi gadis cantik ini. “Orang sering memesan untuk acara pernikahan, tahlil, ulang tahun dll. Hampir setiap pekan saya selalu mendapatkan pesanan kue, skala kecil maupun besar,” paparnya. Daya tarik dari produk ini, lanjut Hesti, seluruh menu yang ada terbuat dari pisang sebagai bahan dasar dan dijual dengan harga yang terjangkau dan dapat dinikmati oleh semua usia & kalangan. “Tidak menggunakan pengawet dan menggunakan kemasan dari kertas sehingga mudah terurai dan ramah lingkungan,” jelas gadis yang kini kuliah di Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan Universitas Brawijaya Program Studi Di luar Kampus Utama (PSDKU) Kediri ini. “Yang paling jauh ada orang Surabaya pesan agak banyak. Sudah tiga kali pesannya. Ada yang pesan kue kering untuk hajatan, selalu minta dikirim lewat pos,” ucapnya senang.
  • 115. Profil Prestasi 115 Tidak menggunakan pengawet dan menggunakan kemasan dari kertas sehingga mudah terurai dan ramah lingkungan
  • 116. Double Track 116 Berharap Punya Toko Sendiri Hesti mengakui bapak ibunya sekarang bersyukur anaknya dapat membantu meringankan beban mencari biaya sekolah dan kuliah. “Orangtua juga senang saya dapat punya kesibukan di rumah untuk belajar berbisnis, kan pergaulan anak muda yang kebanyakan mengarah pada pergaulan bebas,” sambung anak bungsu dari empat bersaudara ini. Hesti mengakui selama pandemi ini kondisi lumayan menurun penghasilannya. “Tetapi setelah masa new normal ada peningkatan. Karena orang-orang di dekat sekitar rumah sudah ada yang mulai menggelar hajatan jadi pesanan, perlahan mulai membaik,” ungkapnya. Selama masa lockdown, Hesti mencoba varian baru. Ada Proll tape dan juga nastar rujak , nastar madumongso , dan juga olahan brownies dari putih telur. “Untuk putih telurnya saya mengambil dari para penjual donat di dekat rumah saya,” tuturnya. Terkait kendala, ia mengaku masih pada keterbatasan kapasitas produksi pak dan juga pada waktu produksi. “Karena sejak lulus SMA Juli 2020 lalu, Alhamdulillah saya kuliah. Jadi tidak bisa setiap hari rutin membuat produk-produknya. Hanya membuat pada saat ada pesanan saja. Dan saat ini menggunakan sistem Pre Order untuk menghindari produk yang tidak habis terjual,” akunya. “Rencana saya ke depan mau buka toko kue sendiri dan membuka lapangan kerja buat sekitar sini,” pungkasnya. Target saya, dalam empat tahun ke depan saya harus bisa memiliki usaha sendiri yaitu toko kue. Setidaknya pada saat lulus kuliah, saya tidak menganggur dan masih bisa wirausaha sendiri,” pungkasnya. Bisa Untuk Bantu Biaya Kuliah
  • 117. Profil Prestasi 117 Akun ig: @kuenyahest Akun fb : Hesti Ayu Nomor WA: 0815-5689-9668
  • 120. Double Track 120 Siswa Sampai Enggan Pulang Karena Keasyikan Pemilik Shoffah Collection Trainer dan Guru Tata Busana SMAN 1 Sampung, Ponorogo Mushoffah Nominator Trainer Terinovatif J ika di Situbondo ada kreativitas dari penganan dari mangga, maka kali ini ada olahan dari pisang. Ya, pisang memang merupakan salah buah yang mudah ditemui di Indonesia dan terdapat banyak varietasnya di Nusantara ini. Selain banyak tumbuh di Indonesia, pisang selalu berbuah sepanjang tahun. Pisang termasuk buah yang produksinya tidak mengenal sistem musiman. Karena itu, sangat bagus jika dijadikan penganan sehat yang dikreasikan sesuai selera. Ada Banana Cup Cake dan aneka olahan dari pisang hasil kreasi Hesti Ayu Wardani.
  • 121. Profil Prestasi 121 Sempat Pegang Pelajaran Batik Alumnus SMAN Kandat Kediri 2020 ini membuat kreasi olahan pisang menjadi banyak jenis kue. Ada Banana Cup Cake, brownies pisang dan lainnya. Selain itu, Hesti membuat olahan penganan dari nanas dan campuran keju. Jujur awal saya dipanggil kepala SMAN 1 Sampung Toha Mahsun,S.Pd, M.Pdi untuk ditugaskan sebagai trainer DT tata busana. Saya merasa ini seperti kejatuhan nikmat yang tak bisa saya ungkapkan. Alhamdulillah, ilmu saya benar- benar bermanfaat bisa saya transfer ilmu tanpa batas. Selama saya menjadi guru tidak tetap, saya hanya memegang pelajaran muatan lokal pelajaran membatik. Kalau batik, masih sesuai bidang saya. Namun dua tahun belakangan ini, pelajaran batik sudah dihapus ganti bahasa Jawa. Tentu ini agak kurang pas dengan keahlian saya. Nah, ketika ada program DT tata busana, tentu ini memang keahlian saya. Saya menyambutnya dengan antusias. Tahun pertama (2018-2019) sekolah kami mendapatkan dua rombongan belajar (rombel) keterampilan tata busana dengan jumlah peserta 14 per rombel. Jadi ada 28 siswa yang terdaftar dalam DT tata busana.
  • 122. Double Track 122 Tetapi kenyataanya ada 31 siswa yang mengikuti program keterampilan tata busana ini. Pada akhir program waktu hendak ujian operator DT, SMA kami mengusahakan supaya tiga siswa yang tidak terdaftar bisa ikut ujian dan mendapatkan sertifikat. Alhamdulillah, tiga siswa tersebut bisa ikut ujian dan mendapatkan sertifikat. Untuk tahun kedua (2019-2020), sekolah hanya mendapat satu rombel keterampilan tata busana dengan jumlah siswa 20. Tapi pada kenyataanya ada 27 siswa yang ikut. Ini juga Peserta Membludak masih diproses oleh operator DT supaya ketujuh siswa itu bisa mengikuti ujian dan mendapatkan sertifikat. Proses pembelajaran program DT saya laksanakan dalam sepekan ada dua pertemuan hari Jumat sebanyak 4 jam pelajaran (JP) dan Sabtu rata-rata 8 JP (menyesuaikan). Karena selain trainer, saya juga mengajar di SMAN 1 Sampung. Maka untuk praktik tidak hanya pada hari Jumat dan Sabtu. Tetapi setiap hari di waktu istirahat atau jam-jam pelajaran kosong siswa-siswa sering datang di ruang DT untuk menjahit dan tanya-tanya yang belum dipahami. Materi yang saya ajarkan
  • 123. Profil Prestasi 123 Mengajar itu mudah. Yang terpenting bagimana kita bisa ‘menggiring’ siswa untuk terampil dan bisa memberi bekal kelak setelah mereka lulus ya tidak lepas dari kurikulum yang telah diberikan waktu TOT trainer. Yaitu mengambil ukuran, membuat pola, memotong dan menjahit. Setiap peserta juga mendapatkan modul. Tahun pertama, saya memilih program desain dan membuat busana. Tahun kedua, saya mengambil busana muslim yang harus menyelesaikan tiga produk busana muslim, mukena, dan jilbab. Alhamdulillah, siswa-siswa ini sangat antusias mengikuti prosesnya. Tetapi ya itu, saya harus berusaha keras supaya siswa-siswi ini tidak bosan. Karena tata busana di awal materi sangat membosankan dan bikin pusing, apalagi ketika materi membuat pola. Karena dasarnya siswa sama sekali tidak paham pola. Biasanya di sini siswa seperti ogah meneruskan. Tapi saya tetap beri semangat biar terus tetap jatuh cinta dengan tata busana. Kalau sudah waktunya praktik, wah siswa tidak mau pulang. Apalagi kalau sudah di depan mesin jahit. Tentang daya serap, ya seperti pada umumnya pasti ada siswa terampil dan tidak. Tapi Alhamdulillah, hampir semua saya anggap terampil. Tetap perlu pendampingan. Pengalaman saya selama menjadi trainer pokoknya banyak. Tidak mungkin ditulis semuanya. Misalnya Kalau
  • 124. Double Track 124 Di luar itu, ada juga kendala-kendala. Mungkin karena jumlah peserta 27 anak dengan hanya satu trainer membuat pengajarnya kewalahan, apalagi kalau mesin jahitnya pada rewel. Terpaksa double tugas, ya trainer, ya teknisi. Mengajar itu mudah. Yang terpenting bagimana kita bisa ‘menggiring’ siswa untuk terampil dan bisa memberi bekal kelak setelah mereka lulus. Alhamdulillah, untuk lulusan Double Track 2018- 2019 langsung kami beri wadah Oemah Jahit. Itu murni anak lulusan DT tahun pertama. Di sana, mereka berkarya dan berinovasi. Saat ini mereka mencari orderan masker. Katanya penangkal virus corona. Saya cuma kasih contoh bikin sekali, selanjutnya anak jalan sendiri. Bicara tentang kendala kalau dari saya pribadi tidak ada. Tetapi dari jalannya proses, kendalanya ya di sarana dan Kekurangan Mesin prasarana. Masih butuh alat untuk anak-anak sebanyak itu. Untuk bahan praktik, insya Allah bisa dicukup-cukupkan dari bantuan program DT ini. Masalah lain adalah keterbatasan jumlah mesin jahit. Semoga kendala ini sudah waktunya praktik, anak- anak ini sampai tidak tahu waktu. Sudah sore masih saja di sekolah, bahkan sampai diusir oleh penjaga sekolah. Yang tak saya duga adalah tiba-tiba saya termasuk nominasi trainer terinovatif.
  • 125. Profil Prestasi 125 Harapan saya, program SMA DT terus berlangsung dan tambah berkembang. Untuk siswa-siswa saya, manfaatkan ya kesempatan ini dengan baik. Yakinlah ini nanti akan bermanfaat untuk kalian kelak. Oemah Jahit terus berkarya ya walau pun nanti kalian sudah lulus dan keluar dari SMAN 1 Sampung Ponorogo. Oemah Jahit tetap milik kalian. Kalaupun kalian tidak bisa melanjutkan mengelola karena kalian mendapat beasiswa melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi. Tolong teruskan ilmu pengelolaannya kepada adik-adik kalian. Saya ucapkan banyak terimakasih kepada pemerintah provinsi Jawa Timur dan ITS Surabaya dan semua yang ikut serta dalam memfasilitasi anak-anak supaya mempunyai keterampilan. Semoga semua bermanfaat dan barokah selalu dalam ridhoNya. Aamiin. SMA double track, maju bersama, hebat semua, gemilang. (Tulisan dibuat oleh Mushoffah, dengan editing seperlunya, Red.). Dirikan Oemah Jahit Untuk Alumni tidak menjadikan siswa dan trainer untuk lemah semangat. Alhamdulillah, guru yang lain juga berperan dengan meminjamkan mesin jahit untuk program ini.
  • 126. Double Track 126 SMAN 1 Besuki Situbondo Tata Rias Diah Novita Sari Tetap Bersemangat Meski Ayah Baru Saja Tiada D ouble Track (DT) adalah suatu sistem pembelajaran yang menggabungkan cara belajar SMA yang diberi keterampilan-keterampilan tambahan. Penambahan ini membuat siswa siap kerja jika tidak ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sistem DT dikonsep sebagai kegiatan ekstrakurikuler, dengan ketentuan setiap siswa minimal satu tahun mengikuti sistem DT. DT muncul dari keprihatinan atas tingginya potensi lulusan SMA yang menjadi pengangguran. Terutama mereka yang setelah lulus tak lanjut ke bangku kuliah. Fakta ini menjadi permasalahan tersendiri bagi pembangunan manusia di Jatim, karena peserta didik lulusan SMA banyak yang tidak dibekali skill dasar untuk terjun ke dunia kerja. Persoalan jumlah angka pengangguran menjadi perhatian serius Pemerintah Jatim. Data pada Februari 2019
  • 127. Profil Prestasi 127 Lulusan DT Untuk Kurangi Pengangguran mencatat, jumlah angkatan kerja sebanyak 21,59 juta orang, naik 584 ribu orang dibanding Februari 2018. Sejalan dengan itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat 1,31 poin. Sementara dalam setahun terakhir, pengangguran bertambah 16,82 ribu orang, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun menjadi 3,83 persen pada Februari 2019. Karena itu, melalui DT diharapkan bisa memberikan skill atau kompetensi tambahan kepada siswa. Selain itu, DT diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan serta menanggulangi lahirnya pengangguran terbuka dari lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi. Program ini terdiri dari tujuh bidang keterampilan meliputi; multimedia, teknik elektro, teknik listrik, tata boga, tata busana, tata kecantikan, dan teknik kendaraan ringan dengan 17 topik keahlian. Dengan keahlian ini, pemerintah Jawa Timur berharap pelajar dari keluarga menengah ke bawah bisa bersaing secara kompetitif selepas SMA. Bahkan kalau perlu, sejak masih di pembelajaran DT di sekolah pun para peserta ini sudah merasakan pengalaman di dunia usaha yang sesungguhnya. Mari kita tengok salah satu peserta DT yang berupaya bersaing secara kompetitif di dunia usaha sejak masih di bangku SMA. Kita berkenalan dengan Diah Novita Sari. Siswi SMAN 1 Besuki Situbondo ini masuk kelas Tata Rias. Dia ikut DT sejak kelas XI.
  • 128. Double Track 128 Sering Diajak Para Senior Sangat Antusias Sejak awal, Diah sudah tertarik tata rias. Menurut Fifin Handayani, S.Pd, trainer Tata Rias SMAN 1 Besuki, Diah ini di antara peserta yang punya kemampuan berkembang. “Diah sangat berpotensi. Dia punya bakat. Beberapa siswa lain juga berbakat seperti Diah dan kemudian sudah punya usaha sendiri,” jelasnya. Fifin menuturkan perkembangan Diah ini sangat bagus. “Yang semula tidak bisa melukis alis kemudian sudah bisa. Dari materi-materi kursus yang diberikan, cepat dikuasainya,” kata guru yang mengajar Tata Rias sekaligus mata pelajaran Biologi ini. Diah sendiri mengungkapkan betapa antusiasnya mengikuti program tata rias ini. “Sejak dibuka pertama kali, saya langsung ikut. Bagi saya, ini menyenangkan. Saya menikmati pembelajaran di sini,” tutur siswi yang masuk SMA tahun 2018 ini. Bagi Diah apapun hasilnya itu semua lakoni dengan hati senang. “Semua momen di sini terasa wow bagi saya. Capek pun, yang penting happy. Apalagi saat pertama kali dapat permintaan rias pertama kali. Senanglah pokoknya,” ucap anak kedua dari tiga bersaudara ini. Selama ini Diah melayani merias untuk wisuda, karnaval, dan drum band. Ke depannya ingin lebih banyak lagi jika sudah lebih terampil serta wabah mereda. “Selama ini Diah sering diajak perias senior atau para mitra DT. Biasanya merias di acara nikahan. Dia sering diajak Bu Sukaria, pemilik salon Mahda salah mitra DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri,
  • 129. Profil Prestasi 129 Red.). Semoga dari sana Diah dan kawan-kawannya semakin terampil,” jelas Fifin. Namun karena masih sekolah, tidak setiap saat Diah bisa menerima ajakan atau pesanan merias. “Jadi, kalau pas benturan tugas sekolah ya nggak bisa. Karena tugas daring sekolah cukup banyak apalagi pas kelas XII. Yang penting dia masih bersemangat. Biar waktu- lah yang akan menempanya nanti,” beber Fifin yang selama ini mendampingi Diah dan kawan-kawannya di kelas Tata Rias.
  • 130. Double Track 130 Di tengah pembelajaran DT, Diah mendapat musibah. Sang ayah meninggal dunia pada Oktober 2020. Duka di tengah masa pandemi. Musibah di masa sulit. Ditinggal sang ayah wafat dalam kondisi yang masih bersekolah. Namun hal ini tidak membuat lemah semangat Diah. Justru gadis kelahiran 29 Januari 2003 ini terpacu untuk mengembangkan usahanya ini di sela-sela mengikuti tugas sekolah. Semua demi membantu ekonomi keluarga sepeninggal ayahnya. “Ibu masih punya toko sembako di rumah. Alhamdulillah, saya bisa sedikit meringankan beban keluarga. Ibu hanya bilang begini, ‘Uang hasil riasnya, kamu pegang sendiri. Ibu masih mampu kok.’ Dalam hati saya kasihan juga. Tapi ini justru menambah semangat saya untuk maju terus,” ucapnya menahan haru. Harus Bagi Waktu Tugas Sekolah Ingin Lengkapi Peralatan Sang trainer menceritakan bagaimana Diah tetap eksis dalam situasi sulit ini. “Latar belakang ekonomi keluarganya Semua momen di sini terasa wow bagi saya. Capek pun, yang penting happy. Apalagi saat pertama kali dapat permintaan rias pertama kali. Senanglah pokoknya
  • 131. Profil Prestasi 131 memang bukan termasuk golongan yang serba ada. Apalagi di masa pandemi ini sang ayah wafat,” ungkap Fifin. “Ke depan saya ingin mengembangkan lagi. Ini sedang menabung untuk menambah modal dan beli peralatan baru, Sementara ini masih terbatas,” ungkapnya. “Buktinya, sebulan setelah ayahnya wafat, dia tetap aktif merias tim tari sekolah untuk lomba se-kabupaten (November 2020). Alhamdulillah, tim tari adik kelasnya itu juara II se- Situbondo. Lomba ini direkam di video lalu dikirimkan panitia. Semua ikut senang, mulai dari tim tari maupun tim perias. Dari sini Diah makin bersemangat. Sepertinya, musibah yang menimpanya ini makin melecutkan spiritnya,” pungkas Fifin.
  • 136. Double Track 136 Alumnus SMAN 1 Karas Magetan Pemilik Pamungkas Make-up Devita Tunjung Pamungkas Termasuk Peserta Dengan Perkembangan Tercepat Sudah Punya Bakat Sebelumnya S ejak diluncurkannya program Double Track (DT) di banyak SMA negeri pada 2018, banyak potensi siswa kemudian bisa terwadahi. Tak hanya itu, banyak siswa yang mampu melejit keahliannya di luar ekspektasi. Bahkan ada siswa atau alumni DT yang dalam perjalanan usahanya sudah melampaui sang trainer atau pengajarnya. Di antara manfaat terbesar Double Track adalah program ini bisa mengidentifikasi bakat siswa dan kemudian melejitkannya sehingga para siswa mampu terampil di bidang yang diminatinya. Tanya hanya terampil. Para siswa dan alumni ini bahkan melampaui prestasi sang guru/trainer. Dan inilah memang tujuan utama pendidikan: melejitkan bakat dan keterampilan anak didik. Salah satu lulusan DT yang melejit kemampuannya adalah Devita Tunjung Pamungkas. Lulusan SMAN 1 Karas Magetan
  • 137. Profil Prestasi 137 Tetap Semangat Meski Minim Alat Jawa Timur ini sangat pesat perkembangannya. Sejak pertama dibuka program DT, gadis yang biasa disapa Devita ini berminat mendaftar. “Saat itu saya kelas XI. Saya langsung saja ikut. Semua atas kemauan saya sendiri,” tuturnya. Devita mengaku dulunya dia aktif kegiatan menyanyi di acara hajatan. “Dulu saya sering diajak menyanyi tetangga, di acara- acara hajatan. Nah dari situ, saya merias sendiri sebelum tampil. Ketika ada Double Track, saya pun langsung ikut. Jadi ini bukan hal baru bagi saya,” ungkap gadis kelahiran 1 Maret 2001 ini. Devita menceritakan betapa senangnya jika mendapat paket pernikahan. “Kalau bisa dapat panggilan paket pernikahan, wah senang sekali. Sekali datang, langsung bisa merias banyak. Pertama kali ada permintaan merias paket penganten, saya langsung bersemangat. Totalitaslah pokoknya,” ucap anak bungsu dari lima bersaudara ini. Ia mengungkapkan bahwa permintaan merias tidak hanya paket pernikahan. “Ada rias untuk wisuda, karnaval, atau untuk foto album. Hanya saja, selama PSBB Covid-19 ini sepi. Baru setelah masa new normal, permintaan mulai bertambah lagi. Masuk periode November dan Desember 2020 ini sudah ramai,” jelas mahasiswi AKAFARMA Sunan Giri Ponorogo angkatan 2020 ini. Devita mengaku saat ini dia kekurangan peralatan. “Saya membutuhkan koper khusus peralatan rias. Harganya sekitar Rp 650.000. Selama ini kesulitan bawa peralatan. Karena tasnya bukan yang khusus tata rias,” bebernya. Peralatan rias memang tergolong mahal untuk ukuran pemula seperti Devita.
  • 138. Double Track 138 Meski kekurangan peralatan, hal ini tidak menghalangi semangatnya untuk terus berkembang. Menurut Athik Roisana, SE, trainer Tata Rias SMAN 1 Karas, Devita awalnya siswa biasa saja. “Dia anak jurusan IPA. Kategori biasa saja di bidang akademik. Kebetulan saya ngajar di kelasnya dari kelas X. Trus di tengah ngajar saya selingi tentang motivasi untuk wirausaha. Kebetulan saya ngajar Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU),” ungkap Athik yang juga punya usaha tata rias di rumahnya. Ketika memberi motivasi itulah, masih kata Athik, kemudian Devita ingin belajar secara mandiri. “itu sebelum ada program DT. Dia merayu saya minta les privat rias. Saya bilang, ‘Nanti saja setelah kamu lulus SMA. Kamu bisa ke rumah saya. Nanti kamu apa tidak kuliah? Izin dari ibumu bagaimana?’ Dia jawab, ‘Ibu saya sudah mendukung, ingin saya langsung bisa kerja.’ Begitu awalnya,” tutur guru yang juga mengajar mata pelajaran Ekonomi ini. Ketika ada pembukaan DT kelas tata rias, Devita langsung mendaftar duluan. “Awal belajar Sudah Berniat Ikut Les Rias Privat
  • 139. Profil Prestasi 139 Terutama untuk siswa-siswi anak serba nanggung. Baik dari sisi latar belakang ekonomi dari keluarganya, juga secara akademik. Kalau mendongkrak masuk kampus favorit negeri ya agak berat. Maka, adanya DT ini solusi cemerlang dari Pemprov Jatim dan ITS Surabaya ya dari nol, sampai gemetaran pas bikin alis. Tapi karena sudah hobi, maka dia mau belajar. Mau diarahkan. Sampai-sampai percepatan belajarnya yang luar biasa. Dia sudah pintar blend warna eye shadow. Bikin alisnya halus, akhirnya kami dari pengelola DT menemukan bakat itu. Lalu kami promokan ke kelas-kelas saat ada acara foto album kelas XII. Sejak itu dia makin popular,” sambung Athik. Athik mengungkapkan program DT ini sangat signifikan mengembangkan bakat dan minat siswa. “Terutama untuk siswa-siswi anak serba nanggung. Baik dari sisi latar belakang ekonomi dari keluarganya, juga secara akademik. Kalau mendongkrak masuk kampus favorit negeri ya agak berat. Maka, adanya DT ini solusi cemerlang dari Pemprov Jatim dan ITS Surabaya,” paparnya.
  • 140. Double Track 140 Jauh Di Atas Rata- rata Juara I Lomba DT 2020 Mau diarahkan. Sampai- sampai percepatan belajarnya yang luar biasa. Dia sudah pintar blend warna eye shadow. Bikin alisnya halus, akhirnya kami dari pengelola DT menemukan bakat itu. Lalu kami promokan ke kelas-kelas saat ada acara foto album kelas XII. Sejak itu dia makin popular,” sambung Athik. Athik mengungkapkan program DT ini sangat signifikan mengembangkan bakat dan minat siswa. “Terutama untuk siswa-siswi anak serba nanggung. Baik dari sisi latar belakang ekonomi dari keluarganya, juga secara akademik. Kalau mendongkrak masuk kampus favorit negeri ya agak berat. Maka, adanya DT ini solusi cemerlang dari Pemprov Jatim dan ITS Surabaya,” paparnya. Dan puncaknya pada acara penilaian peserta Double Track terbaik 2020, Devita menyabet juara pertama kategori kewirausahaan terbaik se-Jawa Timur. “Alhamdulillah, dapat hadiah uang Rp 5 juta yang
  • 141. Profil Prestasi 141 dipotong pajak. Untuk dibagi tim saya sebagiannya, sisanya untuk beli peralatan rias dan tukar tambah motor. Sekarang motor matik, bisa untuk bawa alat-alat. Yang motor bebek kan susah bawanya,” ungkap Devita. Hasil usahanya ini ia gunakan keperluan kuliah. “Alhamdulillah saya bisa kuliah tanpa biaya. Ada keringanan untuk saya. Jadi hasil merias bisa untuk menabung dan invertasi jangka panjang,” harapnya sambil tersenyum.
  • 142. Double Track 142 SMAN 1 Balong Panggang, Gresik Muhammad Hanif Kurniawan Joss Peyek Yang Renyah & Cocok Untuk Oleh-oleh S ejauh ini kita menyimak realitas bahwa pendidikan belum bisa dijangkau semua lapisan masyarakat. Meski pemerintah telah berupaya menjadikan pendidikan ramah bagi masyarakat miskin, tanpa kesadaran diri dan perubahan sikap dari keluarga, pendidikan akan sulit dijadikan pemutus mata rantai kemiskinan. Bahkan, jika sejak dini anak-anak kaum marginal diizinkan hanya untuk bermain, bermain, dan bermain, serta jauh dari kebiasaan membaca. Kita bisa menyaksikan bahwa kemiskinan di negeri ini akan menjadi warisan yang sulit dijeda.
  • 143. Profil Prestasi 143 Upaya Memutus Rantai Kemiskinan Menarik untuk kita kaji bersama bahwa melalui Program Keluarga Harapan (PKH), pemerintah telah memberikan motivasi kepada keluarga prasejahtera untuk melibatkan anak-anak mereka mengecap pendidikan formal secara layak. Program yang dinaungi Kementerian Sosial ini mensyaratkan para pengurus keluarga (kaum ibu) untuk menyekolahkan anak- anak mereka. Jika para ibu menyekolahkan anak-anak mereka mulai jenjang SD hingga SMA atau sederajat, bantuan akan terus diberikan. Sebaliknya, jika peserta tidak komitmen dan angka partisipasi kasar belajar siswa di sekolah tidak menyentuh persentase 85 (baca: sering membolos), bantuan akan dipotong. Pemotongan bantuan sebagai bentuk hukuman bagi anak-anak dari peserta program yang tidak komitmen dengan pendidikan merupakan sebuah gebrakan tegas. Sebab, tidak mustahil, anak-anak pamit untuk ke sekolah padahal ia tidak hadir. Perilaku membolos memang disebabkan banyak hal, misalnya karena keengganan belajar. Pendidikan dapat memutus mata rantai kemiskinan jika dan hanya jika anak-anak memiliki semangat dan daya juang yang tinggi dalam belajar dan berprestasi. Sayangnya, tak banyak para orangtua yang menyadari bahwa pendidikan dapat memutus mata rantai kemiskinan. Kita sering menutup mata dan enggan mengungkap kisah keberhasilan pendidikan yang ditempuh anak dari keluarga yang kurang beruntung secara ekonomi.
  • 144. Double Track 144 Saya berpikir dan menyadari bahwa tiada kesuksesan yang instan. Semua kesuksesan itu membutuhkan pengorbanan yang besar baik pengorbanan waktu, maupun pengorbanan uang Dulu, Sering Terkendala Biaya Sekolah Sering kali para orangtua terlalu pesimistis dan memandang hitam harapan pendidikan cerah ketika dirinya mengalami masa- masa sulit, terutama dalam aspek perekonomian keluarga. Keberhasilan menempuh pendidikan bukan hanya membutuhkan dukungan finansial, melainkan juga kecerdasan berjuang (adversity quotient ). Sayangnya, banyak orangtua yang gagal membentuk kecerdasan berjuang pada anak. Banyak keluarga miskin yang masih percaya bahwa membekali anak dengan uang saku setara dengan teman-temannya ialah cara terbaik mendukung pendidikan. Dalam konteks program Double Track, kita pun bisa menemukan fakta bahwa program ini sudah mengarahkan pada jalur yang benar. Yakni memberi keterampilan dasar dan pendidikan pada siswa yang berguna bagi masa depannya. Sehingga pendidikan di SMA ini bisa memutus rantai kemiskinan. Tentu saja ini juga berpulang pada segenap pengelola program DT dan yang terpenting adalah kesungguhan peserta DT itu sendiri. Kita perlu berkenalan
  • 145. Profil Prestasi 145 dengan Muhammad Hanif Kurniawan. Siswa SMAN 1 Balong Panggang, Gresik ini merupakan contoh bagaimana pendidikan bisa memutus rantai kemiskinan. Siswa yang masuk SMA tahun 2018 ini punya dedikasi yang tinggi untuk maju. Dia bersemangat untuk mengikuti pelatihan Double Track ini. Begitu yang dituturkan Masfarikhah, Wakil Kepala SMAN SMAN 1 Balong Panggang bidang Humas. Bu Farik –demikian ia biasa disapa- biasa sangat terkesan dengan daya juang siswa yang biasa disapa dengan Hanif ini. “Kalau dilihat dari kondisi keluarganya sebenarnya termasuk tidak mampu secara ekonomi,” jelasnya. Karena beberapa kali, masih kata Bu Farikhah, dia kesulitan membayar kewajiban di sekolah. “Tapi dia tetap bersemangat sekolah. Karena itu, pihak sekolah senang dengan sikapnya. Kami tidak memperuncing masalah tunggakan biaya personal itu. Yang penting dia tetap mau bersekolah. Apalagi sekolah kami di pinggiran. Umumnya memang dari keluarga tak mampu,” sambungnya.
  • 146. Double Track 146 Guru Terharu & Sampai Merinding Sejak ada program DT, Hanif makin terpacu. Dia masuk kelas tata boga. “Ibunya selama memang sering menerima pesanan nasi kotak atau nasi bungkus. Seperti ayam geprek. Jadi Hanif ini sudah ada background usaha kecil bidang boga. Makanya dia sangat antusias,” ungkap guru yang mengajar mata pelajaran Ekonomi ini. Ada empat bidanng keterampilan DT di SMAN 1 Balong Panggang ini. Yakni Tata Boga (makanan dan minuman ringan), Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Multimedia (teknisi computer) dan tata rias (kecantikan dan tata rias panggung). Hanif punya produk namanya Joss Peyek. Produk ini dikemas dengan rapi dan dipasarkan sebagai oleh- oleh khas Gresik. “Setelah setahun memproduksi peyek ini, dia sudah banyak pesanan. Alhamdulillah. Guru-guru mengakui, peyek buatan Hanif memang gurih dan enak. Bikin ketagihan,” tutur Farik sambil tersenyum. Melihat spirit Hanif berlatih di DT ini membuat para guru terharu, termasuk Bu Farik. “Saya merinding kalau cerita tentang Hanif ini. Dulunya dia nggak ada biaya personal tapi sekarang pesanannya sudah banyak,” tuturnya sambil menahan haru saat ditemui ketika acara workshop Kepala Sekolah DT Desember 2020 di Surabaya.
  • 147. Profil Prestasi 147 Juara II Produk Lelang Terlaris 2020 Puncaknya SMAN 1 Balong Panggang terpilih sebagai juara II lomba Double Track 2020 kategori Sekolah Penyedia Produk Lelang Terlaris. Salah satunya adalah produk Joss Peyek hasil produksi siswa jurusan IPA ini. Hanif mengaku memperoleh banyak hal untuk mengembangkan bakatnya ini.
  • 148. Double Track 148 Mulai Kewalahan Layani Pesanan Momen Lebaran merupakan puncak lonjatan omset katanya. “Menjelang Lebaran bisa melonjak 200 persen. Hari hari biasa sebelum Corona, ada pesanan rutin setiap hari. Minimal saya bisa mendapatkan uang Rp 250.000/hari. Selama pandemi, hanya Rp 150.000 per hari. Semoga ke depan bisa lebih baik lagi omsetnya jika kondisi sudah normal lagi,” bebernya. Karena kegigihannya itu ditambah perkembangnya yang pesat, Hanif kini dipercaya menjadi asisten trainer bagi adik-adik kelasnya. “Orangtua, trainer dan para guru terus memotivasi saya. Bu Iswati S.Pd trainer Tata Boga selalu memberikan dukungan setiap saat,” ucapnya. “Saya berpikir dan menyadari bahwa tiada kesuksesan yang instan. Semua kesuksesan itu membutuhkan pengorbanan yang besar baik pengorbanan waktu, maupun pengorbanan uang. Semua itu saya lakukan agar produk saya bisa dikenal dan diminati pelanggan. Alhamdulillah sekarang saya sudah memiliki mitra warung tetap dan setiap harinya saya bisa mencapai omset sekitar Rp 200.000 per hari. Ini sudah mulai kewalahan meskipun sering dibantu ibu. Kalau ayah kerja pengemudi truk. Ke depan, saya pasti akan memperluas pangsa pasar saya sampai dengan pangsa pasar nasional,” tegasnya. “Saya mendapat pengalaman bagaimana membuat makanan yang menarik dan kekinian. Dan saya juga diajarkan tentang ilmu berwirausaha, misalnya bagaimana cara mengatur keuangan, menentukan target pasar, membuat kemasan yang menarik, dan kita juga diajarkan bagaimana caranya memulai usaha sendiri,” tuturnya. Dulunya Hanif memang sering membantu ibunya. “Waktu SMP saya sering bawa nasi bungkus nasi kuning dan nasi jagung. Tiap pagi tas saya penuh dengan nasi kuning, saya jual di sekolah. Sampai-sampai saya dimarahi orang kantin, karena nasi di kantin tidak laku. Tapi tidak saya hiraukan,” ucapnya sambil tertawa. “Kalau ibu, dulu jualan di sekolahnya adik TK sambil menunggu adik,” sambung anak kedua dari tiga bersaudara. Saat laporan ini ditulis, Hanif melayani pesanan Joss Peyek di sekitar Balong Panggang saja. “Masih melayani pesanan kecamatan saya. Itu saja sudah kewalahan. Belum berani terima pesanan dari luar, perlengkapan produksi masih terbatas,” ungkap pemuda kelahiran 26 November 2002 ini.
  • 150. Double Track 150 SMAN 1 Saradan, Madiun Aisya Nur Alita Guntur Sudah Diminta Memotret Foto Model S aat ini adalah era komunikasi dan media digital. Komunikasi bisa menggunakan media digital. Biaa melalui tulisan, foto, gambar, suara/musik digital dan video (audio visual). Hampir semua perangkat elektronik bisa dipergunkan untuk menyimpan, memproduksi dan mengirimkan file multimedia ini. Mulai dari smartphone, tabletphone, laptop dan komputer meja (desktop). Bahkan para balita masa kini pun sudah terbiasa bermain dengan ponsel pintar (smartphone). Dengan perangkat yang fiturnya lengkap ini, kita bisa menggunakannya untuk hampir semua aktivitas kita. Bisa untuk bekerja, belajar dan juga berbisnis. Karena itu, sangat penting memasukkan keterampilan
  • 151. Profil Prestasi 151 Juara I Lomba Multimedia DT 2020 menggunakan multimedia ini pada siswa-siswi kita. Karena itu, keterampilan multimedia ini masuk sebagai salah satu bidang di program Double Track ini. Dan salah satu bagian di dalamnya adalah sub-bidang fotografi, videografi, desain grafis, dan operator komputer. Pada gelaran pemilihan peserta terbaik tahun 2020 bidang multimedia ini adalah Aisya Nur Alita Guntur. Siswi SMA Negeri 1 Saradan, Madiun ini menyabet juara I. Dia mengungguli seluruh peserta DT se-Jawa Timur kategori multimedia. Ia berhak mendapat hadiah Rp 3 juta (dipotong pajak) dan piagam penghargaan. Aisya masuk ikut kelas Fotografi sejak 2019 lalu. Siswi yang masuk SMA pada 2018 ini memang menyukai fotografi. “Dari kelas 9 SMP saya sudah mulai suka fotografi. Sejak itu saya sering mencoba-coba kamera. Kadang kamera DSLR, kadang juga kamera ponsel,” tutur gadis yang juga sering disapa dengan nama Sasa ini. Menurut Agus Sugiarto,
  • 152. Double Track 152 Melayani Foto Produk S.Kom, trainer Fotografi SMAN 1 Saradan, Aisya termasuk peserta yang bagus perkembangannya. “Yang luar biasa dari Aisya salah satunya adalah semangat dalam belajar. Dia tidak pernah mengeluh dan selalu berusaha saat dikritik dan berani mencoba sesuatu yang baru,” ungkap Agus yang juga sebagai pengajar Teknologi Informatika ini. Aisya sendiri sudah berani untuk lebih kreatif dan eksploratif. Tak hanya memotret foto model atau produk, tapi juga keluar berburu foto dengan tema yang lebih variatif. “Saya pernah cari bahan objek foto ke pasar. Saya cari tema foto tentang human interest. Memotret para pedagang dan pengunjung. Mencari objek yang berbeda,” jelas siswi berjilbab ini. S.Kom, trainer Fotografi SMAN 1 Saradan, Aisya termasuk peserta yang bagus perkembangannya. “Yang luar biasa dari Aisya salah satunya adalah semangat dalam belajar. Dia tidak pernah mengeluh dan selalu berusaha saat dikritik dan berani mencoba sesuatu yang baru,” ungkap Agus yang juga sebagai pengajar Teknologi Informatika ini. Aisya sendiri sudah
  • 153. Profil Prestasi 153 Yang luar biasa dari Aisya salah satunya adalah semangat dalam belajar. Dia tidak pernah mengeluh dan selalu berusaha saat dikritik dan berani mencoba sesuatu yang baru
  • 154. Double Track 154 Masih Bermodalkan Kamera Pinjaman berani untuk lebih kreatif dan eksploratif. Tak hanya memotret foto model atau produk, tapi juga keluar berburu foto dengan tema yang lebih variatif. “Saya pernah cari bahan objek foto Selain itu juga ada permintaan memotret acara hajatan. “Waktu itu ada acara nikahan tetangga. Lalu juga ada permintaan membuat video. Tapi masih terbatas. Maklum masih belajar. Juga karena masih pandemi, jadi ya belum banyak job,” sambungnya. Aisya berkeinginan kuat lebih maju lagi. “Ingin segera punya kamera sendiri. Sementara ini masih pinjam kakak. Kalau bisa nanti punya studio sendiri di rumah,” tandas bungsu dari tiga bersaudara ini. Hal senada diungkapa Agus, sang trainer. “Semoga program DT ini terus berlanjut. Sebab program ini sangat membantu siswa SMA yang belum beruntung untuk dapat melanjutkan kuliah. Mereka bisa punya bekal untuk bekerja dan berwirausaha secara mandiri. Di sekolah kami, sudah ada kelas tata rias panggung, teknik kendaraan ringan dan fotografi, termasuk desain grafis dan editing video,” pungkasnya. ke pasar. Saya cari tema foto tentang human interest. Memotret para pedagang dan pengunjung. Mencari objek yang berbeda,” jelas siswi berjilbab ini.
  • 156. Double Track 156 SMAN 1 Dolopo Madiun Tata Rias Berhijab Adila Riffa Imtyas Kliennya Ditanya, “Siapa Yang Merias, Kok Cakep?” T ata rias adalah salah satu kegiatan yang mampu mengubah penampilan dari bentuk asli sebenarnya dengan menggunakan alat bantuan atau alat komestik. Di era digital ini tata rias atau tata kecantikan menjadi tuntutan bagi kaum wanita, apalagi jika ada acara khusus.. Bahkan, para wanita masih balita pun sudah menyukai dengan kecantikan. Make-up ini lebih sering merujuk pada wajah, walaupun sebenarnya seluruh tubuh dapat dirias (make-up). Dengan perangkat fitur make up yang lengkap, kita bisa menggunakannya untuk hampir semua kalangan wanita melakukan aktivitas ini. Bisa untuk bekerja, belajar, dan
  • 157. Profil Prestasi 157 Antusias Berlatih berbisnis maupun usaha. Karena itu, sangat penting sekali memasukan keahlian menggunakan tata rias atau lebih kenalnya adalah tata kecantikan ini pada siswa- siswi kita. Karena itu keahlian tata rias masuk salah satu program Double Track ini. Dan di dalamnya terdapat sub-bidang tata rias korektif/natural, tata rias karakter, tata rias seni, tata rias dan tradisional/etnik. Adila Riffa Imtyas adalah siswi SMAN 1 Dolopo Madiun mengikuti program Double Track bidang keterampilan kecantikan (tata rias). “Awal mula mengikuti program Double Track, ketika saya bingung mau melanjutkan kemana setelah lulus SMA. Hingga, akhirnya saya memutuskan daftar mengikuti program Double Track bidang kecantikan,” jelas siswi yang masuk SMA tahun 2018 ini. “Latihan demi latihan aku jalani. Mulai bimbingan dan arahan dari trainer dengan sabar aku tekuni. Aku memang tidak begitu pandai, tetapi aku tetap bersemangat dan punya tekun tinggi untuk terus ikut kelas ini,” tutur siswi jurusan MIPA ini. Selain itu juga, ia sering mendapatkan job dari trainer. Salah satunya merias Hasil riasan saya dipuji oleh beberapa klien dan banyak orang yang menanyakan ke klien itu, siapa yang merias kok bagus. Banyak yang suka katanya
  • 158. Double Track 158 Trainernya Kreatif wisuda murid-murid TK, acara perpisahan anak SMA, rias acara pernikahan, dan lain- lainnya. “Semuanya aku lakukan dengan sepenuh hati yang terpenting pelanggan saya puas. Akan tetapi, saya mencoba buka usaha secara mandiri dengan posting hasil karyaku di media sosial. Siapa tahu suatu saat nanti bisa menjadi perias yang sukses,” harap gadis kelahiran 21 Maret 2003 ini. Adila mengaku pada mulanya orang tuanya kurang setuju dengan kegiatannya di bidang Tata Rias ini. “Awalnya, bapak ibu kurang setuju. Mereka mengganggap hanya menghabiskan waktu saja. Namun, setelah saya sering diajak trainer untuk panggilan merias dan beberapa kali ada job, orangtua pun memahami dan ikut mendukung,” ucap anak pertama dari dua bersaudara ini. “Akhirnya mereka ikut senang karena saya sudah belajar mandiri,” sambungnya. Tak hanya orang tua yang senang, para guru pun bangga padanya. “Hasil riasan saya dipuji oleh beberapa klien dan banyak orang yang menanyakan ke klien itu, siapa yang merias kok bagus. Banyak yang suka katanya,” tuturnya. Hal ini diungkapkan pula oleh Primastyo Faris Tristianto, S.Pd, penanggung jawab DT di SMAN 1 Dolopo, Madiun. “Bidang paling berkembang memang keterampilan tata rias pengantin hijab. Paling utama karena faktor kreativitas trainernya dalam membangun relasi dan mengembangkan usaha serta dibantu mitra dunia usaha dan dunia industri
  • 159. Profil Prestasi 159 Double Track Buka Hati Siswi Bergerak Hal itulah yang Adila sangat senang melalui program Double Track yang telah banyak ditemukan. Mulai dari bakat sampai bisa buka usaha sendiri di rumah. Dengan adanya program Double Track ini sangat membantu dan menginspirasi luar biasa. “Melalui program Double Track ini telah membuka hati saya untuk bergerak dengan menggali kompetensi masa depan saya. Terima kasih untuk Double Track. Maju Bersama, Hebat Semuanya, Gemilang,”pungkasnya. (DUDI),” papar sosok yang juga pengajar di SMAN 1 Dolopo ini. Primastyo merinci bidang- bidang DT di sekolahnya yaitu multimedia-editing video, kecantikan- tata rias pengantin hijab, tata boga- pastry bakery, tata boga makanan ringan dan minuman, dan Teknik Kendaraan Ringan- Tune Up Sepeda motor. Program Double Track ini telah memacu siswa-siswi untuk bergerak dengan menunjukkan bakat dan keterampilan yang mungkin selama ini terpendam. Adila sendiri sudah mulai berani untuk lebih berkarya, kreatif, dan ekploratif. Selain itu juga, ia bersemangat untuk terus belajar dengan tekun, berani, serta aktif untuk memulai dengan baik.
  • 160. Double Track 160 SMAN 1 Kedamean, Gresik Alfiyah Rahmawati Keluarga, Teman dan Tetangga, Kini Semua Minta Desainkan U sia belasan tahun memang sering disebut sebagai masa pencarian jati diri. Di usia ini, remaja sering mencoba hal baru. Ada yang positif, tak jarang juga memcoba hal negatif. Karena itu, Program SMA Double Track dirancang dan diselenggarakan untuk memberi wadah usia remaja agar bisa mencoba hal positif demi masa depan yang lebih gemilang. Hal ini juga dirasakan Alfiyah Rahmawati, SMAN 1 Kedamean, Gresik. “Dulu saya ragu masuk SMA karena ingin masuk SMK. Sekarang malah sangat sangat bersyukur. Double track ni memberi ilmu yang lebih luas. Pengetahuan umum dari pelajaran pelajaran sekolahnya dapat, ilmu ketrampilan dari DT juga dapet. Nggak jadi menyesal masuk SMA,” tuturnya sambil tersenyum. Awal ikut bidang Multimedia khususnya kelas Tak Punya Laptop, Modal Nekat
  • 161. Profil Prestasi 161 desain grafis Alfi –demikian ia biasa disapa- merasa ragu. “Saya sempat takut aja. Apa saya bisa ya? Apalagi kelasnya kan Sabtu. Pas libur sekolah. Saya agak malas awalnya. Tapi kemudian saya agak nekat aja,” katanya lagi. Tak disangka, ternyata Alfi kemudian menikmati proses pelatihan Desain Grafis ini. “Banyak banget yang saya dapatkan di sini. Lama-lama Motivator paling utama ya diri sendiri. Tentunya juga ada motivasi dari orang orang sekitar, trainer, guru dan kepala sekolah asyik juga. Sejak itu saya bertekad untuk membeli laptop untuk mendesain,” ucap gadis kelahiran 20 Januari 2004 ini. “Pas dapat uang pertama kali dari pemesan, wah senang banget. Kan waktu itu saya kejar target untuk nyicil bayar laptop per bulannya,” selorohnya sambil tertawa. “Lah itu ceritanya gini. Pas awal Corona, di situ kan pertemuan DT sama sekali nggak pernah dilakukan. Sementara saya di rumah itu tidak punya laptop. Kalau tidak pernah pelatihan begini, bisa-bisa lupa semua teknik mendesainnya, wong di rumah nggak ada laptop, nggak bisa latihan. Lalu ada kenalan yang menawari kredit laptop. Tanpa bunga, tanpa uang muka. Kenalan itu berpesan, ‘Laptopnya harus buat wirausaha, biar ada manfaat nya. Bukan hanya buat mainan.’ Saya pun setuju,” bebernya.
  • 162. Double Track 162 Justru Ketika Pandemi Makin Ramai Alfi memulai usaha beberapa bulan sebelum wabah Covid-19. Ternyata di masa pandemi ini justru Alfi banyak menerima permintaan desain. “Alhamdulilah per bulan pesanan bertambah. Untuk banner per bulan masih melayani sekitar 4- 5 desain. Poster kadang banyak. Soalnya kalau ada tugas sekolah, teman- teman kelas ada minta jasa desain semua,” bebernya. “Paling sering anak sekolahan sih yang pesan. Pemilik warung-warung di daerah saya juga mulai banyak yang minta. Ini juga usaha online shop yang butuh logo, brosur dan banyak lainnya,” jelas putri dari keluarga pemilik Warung Sego Jagung Alabi di Dusun Sidorame, Desa Gunungan, Dawarblandong, Mojokerto. Alfi mengaku tertantang untuk terus mengasah kemampuannya. “Kendala yang paling sering saat ini belajar menentukan konsep. Karena jujur, setiap saya dapat job, sebelum menentukan konsep saya selalu mencari referensi di Google. Kalau kata guru saya, hal-hal seperti itu wajar. Sistem ATM namanya: Amati, Tiru, Modifikasi. Saya kira kalau meniru itu dicap kurang kreatif.
  • 163. Profil Prestasi 163 Acungan Jempol Dari Sang Trainer Ternyata memang sistemnya seperti itu dan kemampuan berkembang juga sesuai jam terbang,” papar gadis yang mudah bergaul ini. Sang trainer memberi apresiasi yang tinggi kepada salah satu siswinya ini. “Perkembangannya pesat sekali. Mulai dari nol, tidak bisa desain sama sekali. Kini sudah buka jasa desain sekaligus cetak banner, brosur, sticker, undangan, dan banyak lainnya. Hanya dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Saya sangat terkesan,” ungkap Yuda Nurpriyanto, S.Pd, Guru Seni Budaya yang juga trainer Multimedia Desain Grafis. Yuda terus memotivasi Alfi. “Untuk ilmu desain perlu diasah dan perlu tambah jam terbang. Harus berani menerima order yang lebih besar lagi seperti cetak majalah atau tabloid dalam jumlah banyak. Terkait aspek perhitungan biaya desain dan cetak juga perlu dimatangkan lagi,” saran Yuda. Alfi pun makin bersemangat. “Saya ingin punya printer yang bagus. Soalnya kalau ada pesanan sticker berlembar-lembar, biar nggak harus print di percetakan lain. Kalau bisa mesin printer-nya ada scanner-nya juga. Juga ingin beli kertas kertas berbagai ukuran. Biar sekalian bisa buka toko jasa print dan foto kopi,” harapnya.
  • 164. Double Track 164 Alumnus SMAN 1 Banyuates, Sampang Keterampilan Multimedia dan Fotografi Rohman Kini Sudah Gandeng Tiga Percetakan M odal materi memang penting dalam berwirausaha. Namun, yang terpenting justru kemauan yang keras dan kejujuran. Banyak pengusaha besar memulai bisnisnya bukan dari modal uang atau harta yang besar. Bahkan tak sedikit pengusaha nasional yang memulai wirausaha dari nol. Sebut saja Choirul Tanjung (CT) dan Dahlan Iskan (DI). Sejak kuliah, Choirul Tanjung biasa berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan fotokopi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Jakarta. CT memulainya dari nol. Bos Trans Corp ini menceritakan, “Modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis. Namun kemauan dan kerja keras, merupakan hal paling pokok yang harus dimiliki seseorang yang ingin sukses.” Kini, CT dikenal sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Hal yang sama dilalui Dahlan Iskan (DI). Awalnya ia hanya seorang wartawan biasa majalah Tempo yang berpusat di Jakarta. Pak DI kemudian ditugaskan untuk menjadi jurnalis di Surabaya. Dari situlah kemudian DI diminta mengelola Harian Jawa Pos yang saat itu hampir mati pada 1982. Hanya dalam waktu lima tahun, DI sudah mengembangkan Koran Jawa
  • 165. Profil Prestasi 165 Awalnya Tak Punya Komputer Kiranya dua tokoh menjadi inspirasi bagi para peserta Double Track. Termasuk bagi Rohman, alumnus SMAN 1 Banyuastes, Sampang. Lulusan jurusan IPS ini mengikuti Double Track tanpa bekal memadai. Bahkan laptop atau komputer pun tak punya. Pos dari 6.000 lembar per hari jadi 300.000/hari. Hingga ia mengelola 134 media (surat kabar, tabloid, dan majalah) serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Semua dilalui DI dengan penuh dedikasi dan keseriusan. Makbul Muavi, S.Pd, pengelola/operator DT di SMAN 1 Banyuastes, Sampang mengungkapkan hal ini. “Rohman terus berkarya dengan sejuta asa. Berkarya dalam keterbatasan, tidak punya laptop dan komputer sendiri. Ia hanya memanfaatkan pinjaman laptop dari guru dan memakai komputer sekolah. Setelah punya uang, dia beli laptop second,” ungkap Makbul. Meski demikian, Rohman sangat gigih. “Dia juga aktif memasarkan jasanya melalui media online. Sejak itu, banyak yang meminta jasanya,” sambung Makbul. Rohman tak hanya melayani desain materi digital,
  • 166. Double Track 166 namun juga jasa fofografi. “Pernah pas dapat job memotret produk dan foto modelnya, tiga hari berturut-turut. Hanya tiga hari tapi hasilnya bisa Rp 1 juta. Alhamdulillah,” ucapnya sambil tersenyum. Kini pemuda kelahiran 5 April 1997 ini banyak menerima jasa desain banner, spanduk, poster media online dan foto produk. Tiap akhir tahun, Rohman sering mendapat pesanan membuat kalender. “Ada kalender untuk kantor atau sekolah, ada pula kalender atas nama pribadi atau keluarga,” jelas pemuda yang kini kuliah di IKIP-STIE Widya Darma Ketintang, Surabaya ini. Di saat pendemi, Rohman justru menuai berkah. “Alhamdulillah malah bertambah. Semakin banyak yang pesan. Karena banyak yang kurang berani keluar rumah dan mencari jasa yang bisa melayani dengan maksimal secara online. Sebulan bisa sampai 20 pesanan desain,” tutur lulusan SMAN 1 Banyuates 2019 lalu. Untuk memberi kemudahan pelanggan, Rohman telah menggandeng beberapa percetakan. “Saya kerja sama dengan tiga percetakan. Karena saya berani menawarkan keunggulan jasa: tepat dan cepat. Semoga makin banyak Kini Bisa Biayai Kuliah
  • 167. Profil Prestasi 167 yang puas dengan jasa ini,” harapnya. Sejak menggeluti profesi ini, anak bungsu dari tiga bersaudara sudah bisa membiayai kuliahnya sendiri. “Orangtua sangat mendukung. Kebanyakan saudara-saudara kami hanya pekerja kasar. Sedangkan saya masih bisa bekerja meskipun dari rumah. Alhamdulillah kadang saya bisa kasih sebagian hasil kerja ke orangtua,” pungkasnya.
  • 168. Double Track 168 SMAN 1 Kunir, Lumajang Fitriyatul Fadila Makin Kreatif Dengan Olahan Pisang Lumajang Kota Pisang P rogram Double Track dibuat setidaknya untuk menggali bakat-bakat wirausaha para pelajar SMA/MA dan juga untuk mengangkat produk lokal. Dua capaian ini harus terus diupayakan dalam proses pelatihan dan pembelajaran program DT. Hal ini yang dirasakan Fitriyatul Fadila. Ia mengaku sejak keinginan punya usaha makanan dan minuman. “Sebenarnya sudah mendaftar DT pas kelas XI. Tapi saat tes wawancara Tata Boga, saya sempat tidak lolos. Tapi syukurnya, trainer kemudian mengajak saya bergabung,” ungkap siswi yang masuk SMAN 1 Kunir, Lumajang 2018 lalu ini. Dan ternyata Fitri – demikian ia biasa disapa- tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. “Saya bersemangat dan ingin menunjukkan ke trainer dan teman-teman bahwa saya mampu. Alhamdulillah sampai sekarang sudah buka usaha sendiri. Pada 2020 lalu juga diminta ikut workshop di Surabaya sebagai perwakilan sekolah,” jelas siswi jurusan MIPA ini. Fitri tergolong peserta yang kreatif. Dia punya inovasi produk dan yang terutama makanan/pastry yang berbahan
  • 169. Profil Prestasi 169 pisang. Dan Lumajang memang terkenal sebagai daerah penghasil pisang yang berlimpah dan dari varietas yang unggul. Dan paling mashur adalah Pisang Agung Semeru. Ukuran yang jumbo dan rasanya manis. Membuat Pisang Agung jadi primadona di Lumajang. Buah pisang Agung Semeru juga memiliki manfaat yang baik, bahkan disebut-sebut lebih baik dari pisang pada umumnya. Dikutip goodnewsfromindonesia. id dari Bisnis.com, berdasarkan penelitian Ma Chung Research Center for Photosynthetic Pigments (MRCPP), Universitas Ma Chung, Malang, Jawa Timur, ditemukan bahwa nutrisi provitamin A pada pisang Agung Semeru dari Kabupaten Lumajang lebih tinggi 40 sampai 90 kali lipat dibandingkan dengan pisang Cavendish impor. Pisang Cavendish adalah jenis pisang yang digemari di seluruh dunia. Sebagai contoh, menurut Food and Agriculture Organization (FAO) pada periode 1998-2000, karena pisang Cavendish mendapatkan banyak permintaan di pasar impor jumlah produksinya menjadi tinggi dengan persentase produksi sebanyak 47 persen. Pengimpor pisang Cavendish biasanya negara- negara Amerika Latin dan Asia, di antaranya ialah Ekuador dan India. Setelah saya memulai usaha dan banyak yang suka, lama-kelamaan orang tua mendukung dan jadi yakin
  • 171. Profil Prestasi 171 Mau Terus Belajar Sang trainer juga mengagumi kreativitasnya. “Selama mengikuti kegiatan selalu aktif dan mau belajar hal-hal yang baru. Sebelum pandemi, Fitri hanya bisa membuat menu-menu yang sederhana dan dikonsumsi sendiri,” kata Linda Romadhoni, S.Pd, trainer Tata Boga. Tetapi pada perkembangan berikutnya apalagi saat masa pandemi, masih kata Linda, Fitri mengembangkan kreativitasnya. “Dia mulai menciptakan inovasi baru dari pengolahan pisang. Yang awalnya hanya sebatas Nugget pisang, kini sudah membuat aneka macam olahan dari pisang. Misalnya, Banana Satay Chocolava, Banana Ball, Piscok Lumer, Geprek Banana, juga Hotdog Banana,” papar sosok yang juga guru Matematika di SMAN 1 Kunir ini. Hal senada dikatakan Eki Wijayanto, S.Pd, pelaksana/ operator DT SMAN 1 Kunir. “Fitri memulai usaha dari mengikuti program Double Track pada Juli 2020. Awalnya ia hanya memenuhi permintaan di lingkungan sekolah dan tempat tinggalnya. Harapan saya, ke depan agar lebih bervariasi dengan membawa nama label Gedhangkoe,” pungkasnya.
  • 174. Double Track 174 SMAN 1 Pagak, Kabupaten Malang Dinda Puspita Ayu Siap Layani Pembuatan Pin dan Aksesoris Instansi M ungkin sebagian besar kita suka menggambar di waktu kecil dulu atau bermain dengan gambar. Namun, tidak semua orang lantas berbakat di dunia seni atau menggambar begitu beranjak dewasa. Karena itulah kemudian peran pendidikan. Salah satunya adalah menggali bakat yang ada dan lalu mengembangkannya. Sehingga menjadi keahlihan yang optimal. Begitu pula yang dirasakan Dinda Puspita Ayu. Siswi SMAN 1 Pagak, Kabupaten Malang ini memang suka menggambar sejak kecil.
  • 175. Profil Prestasi 175 Sejak Dulu Suka Menggambar “Dari dulu memang saya suka mendesain sesuatu di buku gambar. Karena itu saya tertarik dengan dunia desain,” jelas siswi yang masuk SMA tahun 2018 ini. Sejak masuk kelas Multimedia (Desain Grafis), Dinda lebih serius lagi mengasah keterampilan desain. “Pada awal pembelajaran saya mempelajari dasar- dasar dalam mendesain. Kami juga mempelajari dasar- dasar penggunaan fitur-fitur pada Corel Draw,” tutur gadis kelahiran 22 September 2003 ini. Desain pertama yang dibuat, lanjut Dinda, adalah desain poster. “Kemudian mendesain label dan logo pada kemasan produk. Setelah kami mulai belajar membuat sebuah produk aksesoris. Misalnya bros/ pin, kartu nama, undangan, paper bag dan mug,” jelas siswi jurusan MIPA ini. Sambil jalan, Dinda dan kawan-kawan mulai berlatih
  • 176. Double Track 176 Ikut Kembangkan Usaha Keluarga (Bakpia) Dinda dan kawan- kawannya memasarkan produknya melalui media sosial dan sesama rekan sekolah. “Masih pakai media WhatsApp saja, sama dibantu sebarkan teman-teman sekolah. Harapannya, kalau ada acara sekolah biasanya ramai pesanan. Tapi ini masih pandemi, jadi agak memasarkan produk yang mereka buat. “Saya dan kawan- kawan praktik menjualkan produk-produk ini. Belajar membangun sebuah usaha dan bisa mendapatkan penghasilan,” sambungnya. Sejak berlatih desain grafis, Dinda bersama lima kawan lainnya mulai memasarkan pesanan gantungan kunci, mug, dan pin. “Ini masih kerja bareng. Biar ringan kalau sama teman. Sebulan bisa memproduksi 30 sampai 50 buah, bisa pin atau gantungan kunci. Pernah sampai 75 item per bulan,” bebernya.
  • 177. Profil Prestasi 177 sepi. Kami juga pasarkan ke beberapa lembaga dan kantor,” sambungnya. Sambil wirausaha bersama teman sekolah, Dinda juga membantu usaha keluarga. Sejak sang ayah tiada, Dinda sering membantu usaha keluarga. “Ibu saya sering bikin bakpia. Ada rasa kacang hijau dan coklat. Nah, saya membantu membuat desain di kemasan dan membuat labelnya,” jelas bungsu dari tiga bersaudara ini. “Biasanya bikin bakpia saat ada acara pengajian atau hajatan. Kadang juga ada yang pesan untuk oleh-oleh. Ada juga yang dikirim ke warung terdekat rumah. Tapi tidak setiap hari, nunggu stok di warung habis,” katanya. “Kalau untuk pengajian Dari dulu memang saya suka mendesain sesuatu di buku gambar. Karena itu saya tertarik dengan dunia desain atau hajatan, sekitar 40-100 bungkus. Kalau ke warung biasanya sekitar 10-15 bungkus sekali kirim. Selama ini, saya bantu promosi ke teman-teman dan membuatkan desain label di kemasannya,” pungkasnya. Akun ig: jovdi_dpa Nomor WA: 0856-4934-4931 Produk: desain pin/ bros, gantungan kunci, dan mug
  • 178. Double Track 178 SMAN 1 Sugihwaras, Bojonegoro Tata Boga (pastry/bakery) Aisya Dwi Nur Cahyani Asyik Berkolaborasi Dengan Sang Kakak Sejak SMP Sering Bikin Roti Bakar M emang asyik kalau bermain dengan kakak atau adik sendiri. Apa- apa dilakukan bersama saudara serumah. Masa kecil memang menyenangkan jika bermain bersama kakak atau adik. Apalagi kekompakan adik kakak ini berlanjut hingga dewasa. Begitu juga yang dilakukan Aisya Dwi Nur Cahyani. Siswi SMAN 1 Sugihwaras, Bojonegoro ini menjalankan usaha tata boganya bersama kakak perempuannya. Keduanya bahu- membahu untuk membuat dan memasarkan kue-kue buatan mereka. Bahkan sebelum ikut program Double Track (DT), Aisya sudah bantu menjualkan jajanan buatan kakaknya. “Waktu kelas X, saya sudah jualan brownies buatan kakak saya. Dengan harga Rp 1.000 ukuran mini dan yang besar Rp 5.000. Saya jual ke teman-teman di sekolah. Terkadang ada juga guru ada yang beli,” tutur anak kedua dari dua bersaudara ini. Aisya mengaku saat itu hanya promosi melalui status
  • 179. Profil Prestasi 179 Sudah Biasa Jual Jajanan Ke Bocah Sekitar WhatsApp saja. “Jika ada yang mau beli, saya harus mengantarkan browniesnya ke kelasnya. Sebenarnya saat itu ada juga teman cowok yang jual donat. Tetapi saya tidak merasa tersaingi. Karena saya yakin Allah sudah mengatur rezeki kita masing-masing,” katanya. Setiap harinya Aisya bisa bawa 30-50 brownies sebelum wabah Corona. “Tidak setiap hari selalu habis sih, terkadang juga masih tersisa Tetapi saya tetap bersyukur dari hasil jualan tersebut bisa saya tabung. Dapat bagi hasil dari kakak itu,” paparnya. “Dari SMP, saya sudah mulai wirausaha. Pertama kalinya pas saya kelas VIII SMP. Produk pertama yang saya jual waktu itu roti bakar. Saya berinisiatif bikin usaha karena di tempat tinggal saya ini banyak anak kecil. Alhamdulillah, banyak yang beli, apalagi kalau pas liburan. Meskipun hasilnya tidak seberapa, tetap kita syukuri,” jelasnya lagi. Ketika ada pelatihan DT, Aisya makin mengembangkan kemampuannya. “Saya coba membuat martabak manis mini. Saat itu awal pandemi Covid-19. Melalui WhatsApp,
  • 180. Double Track 180 saya mempromosikan martabak manis saya dengan aneka topping yang bisa dipilih. Saya menjualnya dengan harga Rp 1.500 per buah dan 1 kotak isi 5 buah dengan harga Rp 7.000,” jelas siswi yang masuk SMA tahun 2018 ini. Pesanan pertama Aisya ini berawal dari anak-anak sekitar rumahnya. Makin hari makin banyak yang menggemari produk Aisya ini. Sampai- sampai anak-anak itu rela antri. “Mereka sampai menunggu lama. Nggak nyangka juga kalau banyak yang suka,” jelas siswi jurusan IPA ini. Lama-kelamaan banyak juga yang pesan dalam jumlah besar. “Saya pernah dapat pesanan 100 buah martabak manis mini. Harus diantar pagi pukul 10.00. Waktu itu, saya harus bangun pagi sekali untuk membuatnya, dan dibantu oleh adik sepupu saya. Alhamdulillah, hasilnya lumayan. Bisa saya Di saat ekonomi makro merosot karena wabah, Aisya malah sering mendapat pesanan. “Saat pandemi ini, saya dapat banyak sekali pesanan martabak manis mini. Dan yang paling banyak ada yang memesan 100 martabak mini untuk hajatan. Saat Ramadhan kemarin saya dan kakak mendapat pesanan kue kering, alhamdulillah banyak orderan,” ungkapnya. “Setiap harinya juga saya sering membantu kakak karena mendapat pesanan kue ulang tahun dan ada juga pesanan untuk lamaran atau hajatan,” jelasnya. Walau Pandemi, Makin Banyak Pesanan tabung,” ungkap gadis kelahiran 29 Mei 2003 ini. Dari SMP, saya sudah mulai wirausaha
  • 182. Double Track 182 Lulusan SMAN 1 Sampung, Ponorogo Keterampilan Tata Busana Manisya Putri Amelina (Nisya) Bersama Tim Sekolah, Kirim Pesanan Masker Ke Bali & Jabar P erkenalkan nama saya Manisya Putri Amelina. Saya peserta program double track Tata Busana angkatan pertama (2018/2019) SMAN 1 Sampung Ponorogo. Kehadiran program double track di sekolah kami rasa- rasanya menjadi tumpuan harapan bagi kami yang bersekolah di pedesaan. Mayoritas siswa di sini berangkat dari keluarga yang tidak mampu, yang mungkin saja sangat kecil dari kami yang berminat untuk melanjutkan kuliah, termasuk saya. Pertama kali saya mendengar adanya program double track dari guru BK, waktu itu ada tiga pilihan keterampilan, yaitu tata busana, kecantikan dan teknik kendaraan ringan. Tidak perlu waktu yang lama untuk menentukan pilihan keterampilan. Saat mendengar tiga pilihan keterampilan tersebut, saya langsung teringat tetangga yang juga seorang penjahit dan terlihat tidak pernah sepi dari pelanggan.
  • 183. Profil Prestasi 183 Jadi Hobi Baru Selain itu memang dua pilihan keterampilan lainnya kurang menarik buat saya. Teknik kendaraan ringan bagi saya cowok banget. Sedangkan kecantikan, selain hal tersebut sudah biasa dan banyak yang ikut, saya tidak menyukai dunia make up. Sehingga saya ingin mencoba melatih keterampilan yang berbeda, yaitu menjahit. Awal masuk SMA tidak ada keinginan maupun hobi dalam jahit-menjahit. Bahkan waktu itu tidak pernah terpikirkan memegang mesin jahit. Baru kemudian setelah program itu diumumkan pada kelas XI SMA, barulah muncul keinginan untuk mencoba hal baru tersebut (menjahit ). Tidak mudah memang untuk bisa menjadikannya hobi baru terhadap aktivitas yang baru saja saya mulai. Kenapa? Yang awalnya saya pikir mudah, tinggal jahit saja, tetapi wah ribet banget. Mulai dari desain, mengukur, bikin pola, menyesuaikan injakan pedal dan menata kain dibawah jarum. Wah hampir menyerah juga waktu pertama kali. Namun ketika saya lihat teman-teman mengalami hal yang sama dan trainernya sabar mengajari, akhirnya lama-lama mulai menikmati. Dan bertahan hingga akhir pelatihan. Yah itulah
  • 184. Double Track 184 kemudian dunia menjahit ini menjadi kegemaran baru saya. Pelatihan tata busana ini sangat bermanfaat bagi saya. Pengalaman-pengalaman baru saya dapatkan selama mengikuti seluruh prosesnya dari awal sampai akhir. Bahkan sampai sekarang saya mengikuti materi-materi webinar yang diadakan SMA DT melalui youtube. Mulai dari belajar memiliki sikap sebagai seorang wirausahawan, berkomunikasi dengan calon Rajin Ikut Webinar Bisnis pelanggan dengan memberikan layanan prima, mengenal berbagai model pakaian, kemudian dilanjutkan dengan teknik dasar menjahit, membuat pola, memotong kain dan proses penjahitan setelah selesai. Di akhir proses, tentu saja hal yang saya tunggu-tunggu: mendapatkan uang jasa dari proses penjahitan. Yang pasti jangka pendek yang saya rasakan adalah memperoleh uang saku dari hasil kerja keras sendiri. Menerima uang dari hasil usaha sendiri itu rasanya wow sungguh luar biasa. Setelah menerima uangnya, langsung membayangkan emak tersenyum melihat saya pegang uang dari hasil jerih payah sendiri. Saya memiliki impian, memiliki perusahaan yang menjual berbagai busana muslimah, memanfaatkan marketplace sebagai sarana penjualan, dan memaksimalkan peran oemah jahit sebagai wadah alumni double track untuk mencapai kesejahteraan bersama. Insya Allah.
  • 185. Profil Prestasi 185 Pengalaman yang paling berkesan setelah produk wajib pelatihan yang saya buat jadi adalah pesanan pertama penuh dari seorang guru. Karena awalnya saya hanya mengerjakan vermak pakaian kecil-kecilan. Saya dapat pesanan dari rumah dan saya kerjakan di sekolah, karena belum punya mesin jahit. Jadi ceritanya ada seorang guru yang menemui saya menunjukkan gambar rompi melalui ponsel. “Nisya, kamu mestinya sudah bisa membuat ini? Tolong ya, ini kainnya kamu buat seperti itu!” Kaget banget waktu itu. Di gambar itu tampak ada tulisan rompi shalat, elegan banget bentuknya. Fashionable pokoknya. Pengalaman Paling Berkesan “Wah ini bukan hanya cocok untuk shalat, buat jalan- jalan oke juga ini,” pikirku. Sekarang kan modelnya begitu, gaul namun tampak syar’i. Dari sinilah saya mulai mengenal berbagai fashion yang laris berikut nilai nominalnya. Saya lihat bandrolnya Rp 150.000. Nominal yang wow buat saya untuk pakaian yang simple namun elegan. Selama pelatihan tidak diajarkan membuat seperti itu. Mau langsung bilang iya, kok gak yakin bisa. Mau ditolak kok ya eman banget. Akhirnya waktu itu saya bilang, “Pak, saya belum yakin bisa membuatnya namun berikan waktu satu hari untuk memastikannya!” Agak nawar gitu sih, kalau nolak bisa jatuh reputasi saya ya hihi. “Iya tak apa-apa, ini tantangan buat kamu,” jawab pak guru. Lega banget dengar jawabannya. Dimulai dari mana ini, bingung juga rasanya.
  • 186. Double Track 186 Karena merasa tidak sendirian, langsung saja deh konsultasi dengan trainer yang juga mitra Tata Busana. Mulailah muncul keyakinan untuk bisa mengerjakan sesuai dengan permintaan. Pakaian itu saya kerjakan selama satu pekan penuh, ya di sekolah dan di rumah. Ketika sudah jadi tidak langsung merasa puas, masih dag dig dug. Sudah sesuai dengan keinginan belum ya? Wah campur-campur pokoknya. Mau mengantar ke beliau saja masih pikir-pikir. Namun dengan keberanian tingkat tinggi dan menurut saya yang memesan adalah salah satu orang pemberi motivasi bagi saya akhirnya saya serahkan juga. Dan alhamdulillah mendapat apresiasi serta memperoleh masukan-masukan untuk pembuatan produk yang sama ke depannya. Selama menerima pesanan jasa selama ini alhamdulillah belum pernah menerima keluhan dari pelanggan. Entah karena mereka benar-benar puas dengan apa yang saya kerjakan atau mereka maklum karena saya masih pemula ya hehe… Dukungan dari awal sampai kini saya dapatkan dari trainer dan guru BK di sekolah. Beliau berdua yang selalu mengingatkan untuk terus berkarya dan berinovasi. Mengajak aktif mengikuti berbagai webinar baik dalam pengembangan dan pengemasan produk, strategi pemasaran, peluang bisnis yang lebih luas. Selain itu, motivasi juga saya dapatkan dari semakin ngetren dan larisnya busana muslim yang berbasis usaha Deg-degan Pertama Kali Terima Pesanan Masih Pakai Mesin Second
  • 187. Profil Prestasi 187 Pandemi Justru Banyak Pesanan Untuk usaha yang saya tekuni ini rasa-rasanya tidak terdampak pandemi Covid-19. Sebelum pandemic, saya biasa menerima 8-10 pekerjaan vermak di rumah. Selama masa pandemi ya tetap di kisaran itu. Hanya saja untuk produk hijab yang saya tekuni dalam Oemah Jahit sementara ini permintaan menurun. Sehingga perlu mengurangi produksi. Yang awalnya dalam satu bulan bisa menjual hingga 10 hijab melalui pameran dan keramaian yang lain. Pada bulan-bulan pandemi ini terjual 5 saja sudah bagus. Meskipun begitu, berkah datang dari kebutuhan masyarakat untuk menggunakan masker. Akhir Maret 2020 hingga kini, kami telah menjual lebih dari 2.000 produk masker Oemah Jahit dan mengirimnya ke berbagai kota, seperti Mojokerto, Ngawi, Madiun, Surabaya, Pati, Garut, hingga Singaraja Bali. Sebagian masker juga kami bagikan dengan gratis untuk warga sekolah dan lingkungan sekitar sekolah. Jadi sebenarnya, pandemi ini membawa berkah tersendiri bagi rumahan saat-saat ini. Pemasaran yang mudah melalui berbagai media sosial dan marketplace yang kian sporadis. Ditambah lagi, terbentuknya unit usaha Oemah Jahit yang dirintis SMAN 1 Sampung. Di unit usaha sekolah ini, saya bisa bekerja dalam kelompok, dan bersama-sama gunakan peralatan, permodalan hingga promosi. Bapak dan ibu guru juga bantu promosi. Kesan orang tua? Mereka bangga. Yang dari awal tidak pernah terpikirkan putrinya bisa menjahit. Ternyata setelah masuk SMA, ada aktivitas pelatihan menjahit. Malahan setelah saya bisa membuat beberapa karya, saya dibelikan mesin jahit bekas dan masih bisa digunakan dengan baik.
  • 188. Double Track 188 unit usaha kami. Menurut saya pandemi ini tidak menghadirkan kendala tersendiri. Namun sebaliknya ada banyak peluang yang mesti harus digarap. Saya rasa pasar online semakin ramai akhir-akhir ini. Sehingga untuk mengembangkan usaha ini hal-hal yang saya butuhkan, baik secara individu maupun unit usaha kami, yaitu: perlu tambahan mesin jahit untuk unit usaha kami. Terus terang, hanya dua mesin yang dimiliki oleh sekolah dan enam lainnya pinjam. Juga butuh mitra untuk membantu branding produk, baik dari segi inovasi, kemasan, maupun foto produk. Permodalan juga perlu tambahan untuk memproduksi hijab dengan berbagai kualitas, menggunakan fitur-fitur penuh/ full untuk membuka toko online di berbagai marketplace yang sudah ada. Saat ini saya telah lulus dari SMAN 1 Sampung. Saya dapat sertifikat keterampilan Double Track. Dan alhamdulillah impian seorang anak yang berangkat dari keluarga tidak mampu, memegang kartu KIP sejak bangku sekolahan.
  • 189. Profil Prestasi 189 Jadi Tambahan Biaya Kuliah Saat ini saya diterima menjadi mahasiswi Politeknik Negeri Malang (Polinema) dengan bantuan biaya KIP- Kuliah. Perkuliahan daring dari rumah selama masa pandemi ini ternyata membuat saya makin ingin menjadi wirausaha muda. Jurusan akuntansi yang saya pilih masih linier untuk mengembangkan kemampuan dan minat saya untuk menjadi wirausaha yang mandiri. Melalui unit usaha kami di SMAN 1 Sampung, kami ingin mendorong adik- adik kelas dan teman-teman kami yang tidak memiliki kesempatan untuk kuliah bisa mengembangkan keterampilan. Bisa menggunakan fasilitas yang sudah ada di sekolah. Saya memiliki impian, memiliki perusahaan yang menjual berbagai busana muslimah, memanfaatkan marketplace sebagai sarana penjualan, dan memaksimalkan peran oemah jahit sebagai wadah alumni double track untuk mencapai kesejahteraan bersama. Insya Allah.(Seperti dituturkan Manisya kepada Bambang Setyawan, operator DT dan guru BK SMAN 1 Sampung).
  • 190. Double Track 190 SMA Negeri Mumbulsari, Jember Kelas Multimedia (2019-2020) Diki Ifnil Mubarok Dulu Edit Hanya Pakai Ponsel, Kini Layani Wedding B egitu ada pembukaan kelas Double Track, saya langsung ikut. Saya masuk kelas Multimedia. Di sini saya dan kawan-kawan belajar tentang video editing dan foto editing. Sudah lama saya suka videografi dan fotografi. Kalau diminta memilih, saya lebih suka di dunia video editing daripada fotografi. Karena hobi saya sejak lama utak-atik cara-cara edit video. Sejak lama saya suka menonton tayangan YouTube. Dari situlah saya mengembangkan skill editing. Kalau pas menonton channel YouTube, lalu saya mengasah kemampuan saya. Sebelum saya masuk Rajin Ikut Webinar Bisnis Double Track, saya hanya menggunakan Kine Master di ponsel saya. Tentu saja tidak optimal. Apalagi ponsel saya sudah jadul. Saat melakukan Render atau mengekspor suatu video cuma maksimal resolusi 720 p. Resolusi ini terlalu rendah saat ini. Padahal saat ini sudah zamannya 4k. Setelah gabung di video editing Double Track, saya dikenalkan software Vegas Pro 13. Aplikasi ini lebih dari cukup untuk render/mengekspor
  • 191. Profil Prestasi 191 resolusi 4k. Namun software harus diimbangi dengan spesifikasi komputer atau pun laptop yang memadai. Selama saat pembelajaran DT secara praktik, saya baru mengerti tentang video editing ini. Karena memang sejak lama saya enjoy ikut kelasnya. YouTube atau video streaming saat ini berkembang pesat. Saya lebih sering menonton saluran di sana untuk mencari inspirasi. Dari situ saya belajar tentang videonya dengan editing yang sangat bagus. Lalu saya gabungkan hasil belajar DT dengan pengalaman menonton YouTube itu. Ini yang membuat saya makin bersemangat ikut DT. Banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan selama berkecimpung di program Double Track. Selama ini sudah sering diajak untuk membuat video sekaligus editingnya. Misalnya video pernikahan dan juga acara sekolah. Pernah juga diminta merekam video acara yang diadakan Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Jember di Mumbul Sari. Awalnya kan ini hanya
  • 192. Double Track 192 hobi. Namun ketika mendapat tugas merekam video, rasanya senang sekali pertama kali dapat uang dari jasa syuting. Pengalaman yang sangat berkesan tentunya. Namanya usaha pasti ada naik turunnya. Pernah juga mendapat komplain dari pemesan. Wajar sih menurut saya. Kan masih pemula. Setelah itu saya berusaha belajar lagi. Saya memperbaiki lagi agar lebih bagus. Trainer, guru dan kepala sekolah tak bosan-bosan memotivasi saya dan kawan- kawan. Tak lupa, orang tua juga ikut bangga. Semua ikut mendukung saya. Saya juga berterima kasih Diknas Jawa Timur dan ITS Surabaya. Saya mendapat dukungan teknis dan permodalan juga. Kini saya makin bersemangat mengembangkan diri. Jika nanti lulus SMA, semoga saya makin kuat bersaing. Walaupun masih kondisi masih terkendala pandemi seperti ini, semoga masih ada celah untuk menembusnya. Sambil bersekolah, saya tetap akan berkarya Mau Menabung Untuk Tambah Modal
  • 193. Profil Prestasi 193 dan menabung. Saya ingin melengkapi peralatan saya agar lebih mumpuni lagi. Misalnya komputer dengan spesifikasi i9 dengan VGA 3060 super dan kamera khusus syuting. (Seperti dituturkan Diki Ifnil Mubarok kepada redaksi) Banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan selama berkecimpung di program Double Track. Instagram: @dikiifnil_mubarok Nomor WA: 0856-4934-4931 Studio Jupiter Facebook: Balashankar Dickydonzello Youtube: Diki Ifnil Mubarok
  • 194. Double Track 194 SMAN 1 Dawarblandong Mojokerto Alifia Dinda Yuliana Siti Maimunah Kreasikan Roti Bermotif Batik Nan Cantik Berani Terima Pesanan Dessert Nikahan C iri generasi milenial (kelahiran 1981-1994) dan gen Y (kelahiran 1995- 2010) itu lekat dengan yang namanya ide segar. Dua jenjang generasi ini memang suka bereksperimen dan berkreasi. Termasuk Alifia Dinda Yuliana Siti Maimunah ini. Siswi SMAN 1 Dawarblandong Mojokerto ini punya daya kreasi yang mengagumkan. Siswi yang sering disapa Dinda ini punya kreasi Kue Bolu bermotif batik yang cantik. Untuk ukuran siswi baru dua tahun aktif di dunia tata boga ini, Dinda termasuk sangat inovatif dan terampil mengolah aneka jajanan ini. Ketika ditanya, gadis kelahiran 18 Juli 2003 ini mengaku memang sudah lama suka membuat kue sendiri. “Sejak SMP, saya sudah sering bikin kue sendiri. Lalu saya jual. Nah, ketika ada program Double Track keahlian Tata Boga di sekolah, saya malah senang. Langsung saja saya ikut. Semua saya ikut atas kemauan saya sendiri. Memang sejak lama ingin belajar bakery,” tutur siswi masuk SMA 2018 ini. Dinda mengaku bisa menambah banyak keterampilan
  • 195. Profil Prestasi 195 serta pengalaman selama mengikuti Double Track ini. “Saya dapat ilmu yang banyak, tentunya juga kenal dengan teman-teman luar kota ketika ada acara double track se-Jawa Timur. Saya juga tahu banyak jenis usaha dan kenal banyak orang,” katanya sambil bercerita beberapa kali ikut acara Double Track bersama rekan-rekan sekolah di ajang setingkat kota maupun provinsi. Dinda juga bercerita bagaimana perasaannya pertama kali menerima pesanan. “Rasanya senang sekali dan juga bangga,” jelasnya. “Saat itu saya mendapat pesanan kue pernikahan dan juga dapat pesanan buat menu dessert di acara nikahan. Padahal waktu itu saya belum terlalu ahli. Masih baru belajarlah pokoknya. Tetapi saya beranikan maju dan didukung keluarga juga,” sambungnya. Meski begitu, namanya usaha akan selalu ada yang namanya pengalaman tidak mengenakkan. “Pernah sih mendampat komplian dari pemesan. Waktu itu saya salah dalam hal pewarnaan dasar kuenya. Yang harusnya warna ini tetapi saya pakai warna lain. Waktu itu hampir saya ganti kuenya. Tetapi sang pemesan bilang tidak apa-apa. Akhirnya saya beri potongan harga sebagai gantinya,” kenangnya.
  • 196. Double Track 196 Makin hari, pesanan kue makin banyak. Produknya antara lain brownies, tart mini, kue tart, roll batik, roll gulung, bitter sweet, dan aneka kue kering. Dinda juga aktif memasarkan produknya ke media sosial. Dia pun makin bersemangat, apalagi banyak yang memberinya dukungan. “Banyak yang mendukung saya terutama, orangtua, para guru dan juga teman teman. Ortu lebih bangga lagi, katanya masi SMA sudah mempunyai penghasilan sendiri dan bisa memperkerjakan orang,” ungkapnya. Saat ini Dinda punya empat pekerja. “Mereka tetangga saya. Ada yang memang putus Kecil-kecil Sudah Punya Pegawai Layani Pesanan Ke Surabaya hingga Pacitan sekolah, ya sudah saya ajak saja daripada mengganggur. Yang tiga adalah perempuan untuk bantu saya di bagian produksi dan dapur. Yang satu lagi ada pria untuk pengantaran dan pengiriman,” jelasnya. Di masa pandemi, Dinda mengaku volume pesanan kue tidak terlalu terpengaruh. “Sebulan rata-rata omset bisa Rp 4 juta. Dan untuk pemasaran, saya sering melalui media sosial seperti WhatsApp, Instagram dan Facebook. Walaupun ada wabah Corona, tidak terlalu berpengaruh. Alhamdulillah tidak sampai turun pesanannya. Pemasaran melalui media sosial terus saya lakukan,” ungkap anak pertama dari tiga bersaudara ini. Sejauh ini, Dinda sudah melayani tidak hanya melayani pesanan dari Mojokerto saja. “Mulai banyak pesanan dari luar kota. Ada dari Surabaya, Probolinggo, Jember, Kediri, Pacitan, dan Pasuruan. Saya usahakan berikan tampilan yang berbeda untuk pesanan luar Mojokerto,” ungkapnya. Keuletan dan kesungguhan Dinda sudah terlihat hasilnya. Perkembangan dari sisi produksi dan dari sisi pemasaran
  • 197. Profil Prestasi 197 Juara II Lomba Tata Boga Se-Jatim cukup pesat. Bahkan di masa pandemi yang secara makro kondisi ekonomi lesu pun tak menyurutkan spirit usahanya. Bahkan dia makin gencar memasarkannya melalui media sosial. Puncaknya, pada gelaran nominasi peserta DT terbaik 2020, Dinda terpilih sebagai peringkat dua se- Jawa Timur untuk kategori Tata Boga. “Alhamdulillah dapat hadiah uang Rp 2 juta untuk pengembangan usaha,” ucapnya. “Ke depan saya ingin memperbesar usaha ini dan ingin punya toko sendiri,” tegasnya. Di kesempatan lain, pihak SMAN 1 Dawar Blandong mengapresiasi sangat tinggi terhadap prestasi anak didiknya ini. “Saya sangat berharap para alumni SMA DT nantinya bisa menjadi pengusaha-pengusaha muda yang andal, tangguh dan inovatif. Supaya mereka mampu membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Sehingga dapat membantu pemerintah mengatasi penggangguran. Sudah ada enam bidang keterampilan DT di sekolah kami. Ada tata boga (bakery/pastry), boga masakan indonesia, tata rias pengantin berhijab, tata rias panggung, desain grafis dan tata busana muslim,” jelas Herni Sudar Peristiwanti, S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMAN 1 Dawar Blandong Mojokerto. Di sisi lain, Dinda mengaku belum berminat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi selepas lulus SMA. “Nanti kalau lulus, mau fokus usaha dulu. Nanti-nanti saja kuliahnya. Inginnya segera punya toko sendiri. Nabung dulu dan cari tambahan modal,” pungkasnya.