BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah
konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar
memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan
pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang
bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
Apa yang menjadikan belajar aktif? Agar belajar menjadi aktif siswa harus
mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji
gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa
bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir
keras (moving about dan thinking aloud).
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar,
melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang
lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan
sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba
mempraktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut
pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan.
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam
rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam
persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan
diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang
digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan
mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan
alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang
alat-alat evaluasi.
Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu dari aspek tersebut
yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama bagi
mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan
prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut, setiap
pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non formal
apalagi tingkat Sekolah Dasar, haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan
anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon
manusia seutuhnya.
Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru
senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran yang mengacu pada
pembelajaran struktural dalam penyampaian materi dan mudah diserap peserta
didik atau siswa berbeda.
Khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, agar siswa dapat
memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses pembelajaran
kontekstual, guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata
kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan
memberikan soal-soal kepada siswa.
IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk
mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan moral, banyak memuat
materi sosial dan bersifat hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang
diterima siswa sebatas produk hafalan. Sifat materi pelajaran IPS tersebut
membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi
pendekatan eksporsitoris, terutama guru menggunakan metode ceramah
sedangkan siswa kurang terlibat atau cenderung pasif. Dalam proses belajar
mengajar keterlibatan siswa harus secara totalis, artinya mlibatkan pikiran,
penglihatan, pendengaran, psikomotor (keterampilan, salah satunya sambil
menulis).
Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas
daripada pengertian mengajar, karena di dalamnya tersirat satu kesatuan kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar,
yang terjalin dalam bentuk interaksi edukatif. Peran guru dalam pembelajaran IPS
mempunyai hubungan erat dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar,
terutama dalam proses pengembangan keterampilannya.
Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah tidak dapat
diketahui tingkat keberhasilannya apabila tidak melakukan evaluasi. Dengan
melakukan evaluasi hasil belajar, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan
belajar siswanya dan menjadi umpan balik bagi guru terhadap peserta didiknya
dalam proses pembelajaran.
Berikut data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran pada tanggal 04
April 2011 pada siswa kelas II SDN bidang studi IPS dengan materi tentang
peran dan kedudukan anggota keluarga:
1. rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi peran dan kedudukan
anggota keluarga pada bidang studi IPS di kelas II SDN ……………,
yaitu dari 11 siswa hanya ada 3 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi;
2. siswa kurang memperhatikan penjelasan guru;
3. siswa tidak mampu mengikuti petunjuk yang diberikan guru;
4. media pembelajaran yang digunakan kurang sesuai.
Melalui diskusi dengan teman sejawat diketahui bahwa faktor penyebab
masalah adalah :
1. penjelasan guru sulit dipahami siswa;
2. guru hanya menggunakan metode ceramah saja. Sehingga siswa menjadi bosan
dan kurang perhatian ketika pembelajaran sedang berlangsung;
3. guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran;
4. kurangnya alat bantu mengajar.
Dari data yang diperoleh, yang menjadi akar permasalahan dan harus
segera diselesaikan yaitu :
1. rendahnya hasil belajar siswa terhadap materi peran dan kedudukan anggota
keluarga;
2. rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran materi peran dan kedudukan
anggota keluarga.
Untuk mengatasi segala persoalan tersebut di atas, guru merumuskan
alternatif pemecahannya sebagai berikut:
1. guru sebaiknya menggunakan metode bermain peran dan diskusi. Hal ini
dimaksudkan agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Sehingga siswa akan
dapat lebih memahami materi yang ia pelajari;
2. menggunakan alat peraga untuk memperjelas materi dan mempermudah siswa
untuk memahami peran dan kedudukan anggota keluarga;
3. guru memberikan penjelasan secara pelan-pelan, sehingga siswa dapat
mengikuti dan memahami setiap tahap penjelasan materi yang diberikan;
4. sebaiknya siswa dibentuk perkelompok dan diberi tanggung jawab terhadap
tugasnya, baik secara kelompok maupun tanggung jawab setiap anggota
kelompok.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses penggunaan metode bermain peran dan diskusi
kelompok pada bidang studi IPS tentang peran dan kedudukan anggota
keluarga dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa Kelas II SDN
…………………..?
2. Bagaimanakah hasil belajar materi peran dan kedudukan anggota keluarga
dalam pembelajaran IPS setelah pembelajaran dengan menggunakan
metode bermain peran dan diskusi kelompok untuk siswa Kelas II SDN
…………………?
C. Tujuan Penelitian
1. untuk memaparkan proses penggunaan metode bermain peran dan
diskusi kelompok terhadap hasil belajar siswa Kelas II SDN ……………
pada bidang studi IPS tentang peran dan kedudukan anggota keluarga;
2. untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas II SDN …………… pada bidang
studi IPS tentang peran dan kedudukan anggota keluarga dengan menggunakan
metode bermain peran dan diskusi kelompok.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa:
1.1. meningkatkan prestasi belajar siswa;
1.2. meningkatkan keaktifan belajar siswa
2. Bagi guru:
2.1. memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya;
2.2. berkembang secara profesional;
2.3. memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilannya;
2.4. sebagai umpan balik dalam menyelesaikan masalah pembelajaran.
3. Bagi sekolah:
3.1. meningkatkan mutu pendidikan di sekolah;
3.2. membantu memotivasi para guru di sekolah untuk inovatif dalam pelaksanaan
pembelajaran;
3.3. pelaksanaan pembelajaran secara tuntas.
4. Bagi pendidikan secara umum :
4..1 meningkatkan mutu pendidikan;
4..2 meningkatkan kualitas pendidikan sebagai pelaksana pembelajaran;
4..3 meningkatkan sumberdaya manusia yang kreatif dan inovatif.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian belajar dan Pembelajaran
Istilah belajar dan pembelajaran yang kita jumpai dalam kepustakaan asing
adalah learning dan instruction. Istilah learning mengandung pengetian proses
perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari
pengalaman, (Fortuna, 1981: 147). Istilah instruction mengandung pengertian
proses yang terpusat pada tujuan (goal directed teaching process) yang dalam
banyak hal dapat direncanakan sebelumnya (pree-planed). Proses belajar yang
terjadi adalah proses pembelajaran, yakni proses membuat orang lain aktif
melakukan proses belajar sesuai dengan rancangan. (Romiszowki, 1981: 4).
Belajar dapat pula diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antar individu denga lingkungannya. Burton
mengatakan “Learning is change in the individual due to instruction of that
individual and his environment, which fells a need and makes him more capable
of dealing undauntedly with his environment. (Burton: The guidance of learning
activities, 1994). Dalam pengertian ini terdapat kata “change” (perubahan), yang
berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses pengetahuannya,
keterampilannya, maupun pada aspek sikapnya, misalnya dari tidak bisa menjadi
bisa, dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak
sopan menjadi sopan, dan sebagainya. Kriteria keberhasilan dalam belajar
diantaranya ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu
yang belajar.
Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman. (KBBI, 1996: 14).
Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68)
mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan
seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar
untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan
belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang
bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan
dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-
lain. (Soetomo, 1993: 120).
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa
belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi
tertentu.
2. Ciri-ciri Belajar
Dari pengertian belajar di atas dipusatkan perhatian pada tiga hal sebagai
berikut:
a. belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu,
yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik;
b. perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman, yaitu karena adanya
interaksi antara dirinya dengan lingkungannya. Misalnya, seorang anak akan tahu
bahwa api itu panas setelah menyentuhnya. Atau seorang anak akan hati-hati
dalam menyeberang setelah melihat ada orang yang tertabrak kendaraan;
c. perubahan tersebut bersifat menetap atau permanen. Misal, perubahan perilaku
akibat obat-obatan, minuman keras, dan yang lainnya.
3. Prinsip Belajar
Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang harus dijadikan
pegangan di dalam melaksanakan kegiatan belajar. Sebagai suatu hukum, prinsip
belajar akan sangat menentukan proses dan hasil belajar.
a. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiata belajar, baik motivasi
instrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dinilai lebih baik,
karena berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri;
b. Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya
dengan motivasi. Untuk mmusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, guru
dapat menhgaitkan pelajaran dengan diri siswa itu sendiri (kebutuhan , minat, atau
pengalaman siswa) dan atau menciptakan situasi pembelajaran yang dapat
menarik perhatian siswa;
c. Aktivitas. Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila pikiran dan perasaan siswa
tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut
tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang
siswa lebih aktif dalam belajar;
d. Balikan. Balikan di dalam belajar sangat penting.supaya siswa mengetahui benar
dan tidaknya pekerjaan yang dilakukan. Balikan dari guru sebaiknya yang mampu
menyadarkan siswa terhjadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman
siswa akan pelajaran tersebut;
e. Perbedaan individual. Individu merupakan pribadi tersendiri yang memiliki
perbedaan dari orang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani
siswa sesuai dengan karakteristik mereka masing-masing.berkaitan dengan ini
catatan pribadi dari setiap siswa sangat diperlukan.
(Sri Anita W, dkk. Strategi Pembelajaran di SD, 2007:1.9-1.15)
4. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
a. Faktor Intern
Faktor intern (dalam diri siswa) yang berpengaruh terhadap hasil belajar di
antaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan
dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. Minat belajar berkaitan dengan seberapa
besar individu merasa suka atau tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajari
siswa. Minat, perhatian, dan motivasi dapat dikondisikan oleh guru. Kecakapan
dapat dikelompokkan berdasarkan kecepatan belajar: yakni sangat cepat, sedang,
dan lambat. Demikian pula pengelompokan kemampuan siswa berdasarkan
kemampuan penerimaan, misalnya proses pemahamannya harus dengan cara
perantara visual, verbal, dan atau harus dibantu dengan alat/media.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern (luar diri siswa) yang mempengaruhi hasil belajar siswa di
antaranya adalah lingkungan fisik dan non-fisik (termasuk suasana kelas dalam
belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan social budaya,
lingkungan keluarga, program sekolah (termauk dukungan komite sekolah), guru,
pelksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan factor yang paling
berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru merupakan
manajer atau sutradara dalam kelas. Dalam hal ini, guru harus memiliki
kompetensi dasar yang disyaratkan dalam profesi guru.
(Sri Anita W, dkk. Strategi Pembelajaran di SD, 2007:2.7)
5. Pembelajaran IPS di SD
IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa
untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan moral, banyak
memuat materi social dan bersifat hafalan sehingga pengetahuan dan informasi
yang diterima siswa sebatas produk hafalan. Sifat materi pelajaran IPS tersebut
membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi
pendekatan eksporsitoris, terutama guru menggunakan metode ceramah
sedangkan siswa kurang terlibat atau cenderung pasif. (Udin S. Winataputra, dkk.
Materi dan Pembelajaran IPS di SD, 2007:9.4)
Menurut Balen (1993), pengembangan keterampilan yang harus dimiliki
siswa adalah keterampilan berpikir, keterampilan social, dan keterampilan praktis.
Keterampilan berpikir dikembangkan untuk melatih siswa berpikir logis dan
sistematis melalui proses belajar mengajar dengan model pengembangan berpikir
kritis, keterampilan social dan praktis melalui model dialog kreatif. Ketiga
keterampilan tersebut dapat dikembangkan dalam situasi belajar mengajar yang
interaktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. optimalisasi interaksi
dalam proses belajar mengajar akan bergantung kepada beberapa factor yang
menyangkut kesiapan siswa dan guru sebagai berikut: (a) faktor minat dan
perhatian siswa dalam belajar, (b) faktor motivasi paa siswa baik dari dirinya
sendiri ataupun dari luar dirinya, (c) faktor latar atau konteks, (d) faktor perbedaan
individu, (e) faktor sosialisasi, (f) faktor belajar sambil bermain, (g) faktor belajar
sambil bekerja, (h) faktor inquiri, dan (i) faktor memecahkan masalah. (Udin S.
Winataputra, dkk. Materi dan Pembelajaran IPS di SD, 2007:9.6)
Terdapat empat alasan mengapa siswa dikembangkan kemampuan
berpikirnya terutama dalam IPS. Pertama, kehidupan kita dewasa ini ditandai
dengan abad informasi yang menuntut setiap orang untuk memiliki kemampuan
dalam mencari, menyaring guna menentukan pilihan dan memanfaatkan informasi
tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kehidupannya; Kedua, setiap orang
senantiasa dihadapkan pada berbagai masalah dan ragam pilihan sehingga untuk
itu dituntut untuk berpikir kritis dan kreatif, karena masalah dapat terpecahkan
dengan pemikiran seperti itu; Ketiga, kemampuan memandang sesuatu hal dengan
cara baru atau tidak konvensional merupakan keterampilan penting dalam
memecahkan masalah; Keempat, kreativitas merupakan aspek penting dalam
memecahkan masalah, mulai dari apa masalahnya, mengapa muncul masalah dan
bagaimana cara pemecahannya. (Udin S. Winataputra, dkk. Materi dan
Pembelajaran IPS di SD, 2007:9.5)
6. Materi Pembelajaran Peran dan Kedudukan Keluarga
Keluarga adalah orang yang terikat oleh ikatan pernikahan atau ikatan
darah karena keturunan. Suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak
disbut sebagai keluarga inti.
Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarga atau disebut sebagai
kepala keluarga. Kepala keluarga bertanggungjawab atas keselamatan seluruh
anggota keluarga. Akan tetapi tidak berarti ia boleh berbuat apa saja terhadap
anggota keluarganya. Keputusan dalam keluarga tetap diambil berdasarkan
musyawarah bersama. Isteri dan anak-anak harus terlibat dalam pengambilan
keputusan.
Kedudukan isteri dalam keluarga adalah sebagai ibu rumah tangga. Tugas
utamanya adalah mengurus rumah tangga dan keluarga. Ibu bertanggungjawab
atas kebersihan dan kerapian rumah.
Anak-anak adalah anggota keluarga. Mereka senantiasa membutuhkan
perhatian dan kasih sayang orang tua. Orang tua berkewajiban memenuhi
kebutuhan anak-anak. Misalnya, pakaian, pendidikan, kesehatan, dan makanan
yang bergizi.
Sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Dalam keluarga mungkin
juga ada kakek, nenek, paman, bibi, uak, dan pembantu rumah tangga. Semua
anggota keluarga mempunyai peran yang berbeda-beda antar yang satu dan yang
lainnya.
Tugas pokok seorang ayah sebagai kepala keluarga adalah bekerja mencari
nafkah guna memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, banyak juga ibu-ibu yang
ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Ibu sangat penting dalam rumah tangga. Tugas pokok seorang ibu adalah
mengurus rumah tangga dan keluarga. Ibu juga berkewajiban membimbing dan
mendidik anak-anak. Ibu juga menyediakan makanan yang bergizi untuk seluruh
anggota keluarga. Bagi keluarga yang tidak punya pembantu rumah tangga, ibu
juga mencuci pakaian yang kotor kemudian menyetrikanya. Alangkah beratnya
pekerjaan ibu. Meski demikian, ibu tetap senang mengerjakan pekerjaannya.
Betapa mulia hati seorang ibu. Tidak pernah mengeluh walaupun pekerjaannya
berat. Oleh karena itu, kita harus menyayangi ibu dengan cara mengikuti nasihat
dan perintahnya.
Seorang anak berkewajiban untuk membantu pekerjaan orang tunya,
mengikuti segala nasihat dan perintah orang tua. Jia seorang anak tersebut adalah
seorang pelajar maka anak tersebut juga mempunyai kewajiban belajar dengan
tekun agar bisa menjadi kebanggan orang tua.
(Sumber: Pengetahuan Sosial 3. Jakarta : ERLANGGA oleh: M. Said, dkk
(2004).
7. Metode Pembelajaran
Metode Bermain Peran
Metode Bermain Peran merupakan metode mengajar dengan menugaskan
siswa untuk memerankan suatu tokoh yang ada dalam materi atau peristiwa yang
dituangkan dalam bentuk cerita sederhana. Metode bermain peran digunakan
untuk: 1). mengkonkritkan suatu masalah atau prosedur yang abstrak; 2).
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memerankan suatu obyek atau tokoh
yang ada dalam cerita atau materi; 3). membangkitkan minat untuk mempelajari
materi yang diajarkan.
Metode bermain peran mempunyai karakteristik menyampaikan pembelajaran
pada siswa pada penguasaan objek tertentu. Dalam hal ini metode bermain peran
cenderung pada situasi yang sebenarnya.
Metode bermain peran mempunyai beberapa keunggualan diantaranya adalah
: (1) dapat melakukan pembelajaran bermain peran; (2) dapat memerankan suatu
tokoh yang diperankan; (3) mengembangkan rasa ingin tahu siswa; (4) siswa
dapat mempelajari sesuai dengan materinya.
Kelemahan metode bermain peran antara lain: (1) siswa cenderung terlalu
bayak bergurau; (2) siswa yang kurang mampu dalam bermain peran dapat
memancing siswa lain untuk mentertawakannya sehingga terjadi keramaian; (3)
sering terjadi jalannya pelaksanaan bermain peran tidak lancar karena kurang
penguasaan guru dalam menerapkan metode ini sehingga tidak mampu
mengoptimalkannya. (Enik Windari, 2009)
Metode Diskusi
Yaitu siasat untuk menyampaikan bahan pelajaran yang melibatkan siswa
secara aktif untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan topik
bahasan yang bersifat problematik.
Tujuan penggunaan metode diskusi adalah:
1) memecahkan materi pembelajaran yang berupa masalah atau problematik yang
sukar dilakukan oleh siswa secara perorangan;
2) mengembangkan keberanian siswa mengemukakan pendapat;
3) mengembangkan sikap toleran terhadap pendapat yang berbeda;
4) melatih siswa mengembangkan sikap demokratis, keterampilan berkomunikasi,
mengeluarkan pendapat, menfsirkan dan menyimpulkan pendapat;
5) melatih dan membentuk kestabilan social-emosional.
Kelebihan metode diskusi adalah:
1) siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara bersama-sama;
2) merangsang siswa untuk lebih kreatif menyumbangkan gagasan dan ide-ide;
3) melatih siswa membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan;
4) melatih siswa mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain;
5) menyajikan materi yang tidak bisa disajikan dengan metode lain.
Kelemahan metode diskusi antara lain:
1) sering diskusi dikuasai oleh dua atau tiga orang siswa yang pandai berbicara;
2) pembahasan dalam diskusi cenderung meluas, sehingga hasilnya kabur;
3) diskusi memerlukan waktu yang cukup panjang, sehingga tidak sesuai dengan
jadwal pelajaran yang ada;
4) dalam diskusi sering terjadi perdebatan pendapat yang bersifat emosional
sehingga menimbulkan ketersinggungan antarsiswa yang menyebabkan
terganggunya iklim pembelajaran;
5) kadang-kadang guru tidak menguasai cara menyelenggarakan diskusi sehingga
diskusi cenderung menjadi Tanya jawab.
(Soli Abimanyu, dkk. Strategi Pembelajaran, 2008:6.18)
8. Media Pembelajaran
Beberapa ahli dan asosiasi telah mengemukakan pengertian tentang media
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
Pertama, NEA (1969) mengartikan media pembelajaran sebagai sarana
komunikasi, baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk
perangkat kerasnya.
Kedua, Wilbur Schramm (1977) mendefinisikan media pembelajaran sebagai
tekhnologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
pembelajaran.
Ketiga, Miarso (1980) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri
siswa.
Jadi dapat disimpulkan secara lebih sederhana bahwa media pembelajaran adalah
sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari guru kepada siswa atau
sebaliknya. Penggunaan media pembelajaran akan memungkinkan terjadinya
proses belajar pada diri siswa dan atau dapat digunakan untuk meningkatkan
efektivitas kegiatan pembelajaran.
Secara sederhana media dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat dengan mengunakan indra
penglihatan. Misalnya: gambar diam, tabel, poster, foto, dan slide;
b. media audio, yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya
dapat didengar). Misalnya: radio, kaset suara;
c. media audiovisual, yaitu media yang merupakan kombinasi antara audio dan
visual yang disebut media pandang-dengar. Misalnya: video, televisi, komputer.
(Sri Anita W, dkk. Strategi Pembelajaran di SD, 2007:6.3-6.31)
Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPS dapat
berupa gambar, foto, poster, video, dan lain-lain yang sesuai dengan materi
tentang peran dan kedudukan anggota keluarga.
B. Hipotesa Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritis, maka hipotesa tindakan dalam penelitian ini
yaitu setelah menggunakan metode bermain peran dan diskusi serta penggunaan
media gambar silsilah keluarga dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan
belajar siswa kelas II SDN ………………………...
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN ………………….. pada siswa Kelas II
dengan jumlah siswa 11 anak dengan perincian: siswa laki-laki sejumlah 8 siswa,
dan siswa perempuan sebanyak 3 anak. Adapun materi pelajaran dalam penelitian
ini adalah tentang Peran dan kedudukan Anggota Keluarga pada pembelajaran
IPS semester II. Tingkat kecerdasan pada siswa SDN …………………… rata-
rata tidak sama. Sedangkan bahasa yang digunakan siswa sehari-hari adalah
bahasa Jawa.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan pada tanggal 25 April
2011 untuk Siklus I, dan tanggal 16 Mei 2011 untuk Siklus II.
B. Deskripsi Per Siklus
1. Siklus I
a. Rencana Tindakan
Yang menjadi fokus perbaikan pada siklus I adalah membenahi metode mengajar
guru, yaitu dengan menggunakan metode bermain peran dan diskusi.
Rencana perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan, langkah-langkahnya
sebagai berikut :
1) mengadakan diskusi dengan teman sejawat, mengenai tindakan yang akan
dilaksanakan;
2) guru menentukan tujuan perbaikan;
3) merencanakan cara penyampaian pembelajaran dengan menggunakan metode
bermain peran dan diskusi;
4) menyiapkan bahan pemberian tugas;
5) menyimpulkan pembelajaran;
6) mengevaluasi.
b. Pelaksanaan
Di dalam pelaksanaan perbaikan penulis dibantu oleh seorang teman
sejawat yaitu seorang guru yang mengajar di tempat penelitian untuk membantu
mengobservasi kegiatan pembelajaran tersebut, agar nantinya bisa diketahui
kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran baik oleh pelaksana perbaikan
maupun siswa.
Prosedur pelaksanaan perbaikan adalah sebagai berikut :
1) membuat rencana perbaikan pembelajaran siklus I;
2) membuat skenario tindakan yang akan dilaksanakan;
3) menyiapkan sarana;
4) menyiapkan materi;
5) menyiapkan peralatan observasi dan analisis data;
6) menentukan teman sejawat sebagai pengamat;
7) menarik kesimpulan;
8) menentukan tindakan perbaikan siswa sesuai hasil penelitian;
9) menentukan tindak lanjut yang akan dilakukan.
Adapun rincian langkah-langkah perbaikan pembelajaran IPS Siklus I yang
dilaksanakan pada 25 April 2011 sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
a) Guru membacakan cerita tentang suatu keluarga.
b) Guru memberikan pertanyaan secara lisan kepada siswa:
- Siapakah yang menjadi kepala keluarga pada cerita tersebut?
- Berapakah jumlah keluarga yang ada pada cerita.
- Apakah tugas ayah pada keluarga itu?
2) Kegiatan Inti
a) Guru membacakan teks percakapan tentang suatu keluarga, didukung dengan
menunjukkan gambar keluarga.
b) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
c) Masing-masing kelompok memainkan percakapan.
d) Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk didiskusikan dengan
kelompoknya masing-masing:
- Siapa sajakah tokoh yang ada pada percakapan yang kalian mainkan tadi?
- Sebutkan peran dan kedudukan dari masing-masing tokoh!
e) Perwakilan masing-masing kelompok diminta melaporkan hasil diskusinya,
sedangkan kelompok lainnya menanggapi.
f) Siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada buku Sumber
LKS.
g) Hasil kerja siswa dikumpulkan untuk diberikan penilaian dan penguatan-
penguatan.
3) Kegiatan Akhir
Dibimbing guru siswa menarik kesimpulan
Guru memberikan tugas rumah kepada siswa.
c. Pengumpulan data/observasi
Setelah pelaksanaan perbaikan dilaksanakan, guru mengevaluasi hasil
belajar siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilannya dalam menyerap materi
pelajaran. Evaluasi tersebut meliputi: 1) nilai tugas siswa, dan 2) keaktifan siswa.
Sedangkan guru sebagai pelaksana perbaikan akan di evaluasi oleh
teman sejawat yang membantunya dalam pelaksanaan perbaikan, adapun hal-hal
yang diamati meliputi: 1) Persiapan Guru, 2) Metode yang digunakan, 3) Peran
aktif siswa, 4) Keberanian, 5) Pemakaian media pembelajaran.
d. Refleksi
Berdasarkan kumpulan data observasi kemudian guru merefleksikan
kegiatan sehingga dapat diketahui kelemahan dan efektifitasnya dengan
mempertimbangkan hal-hal yang telah dan akan terjadi dari proses melakukan
refleksi adalah tentang
1) cara mengajar guru;
2) kegiatan pelaksanaan pembelajaran;
3) minat belajar siswa;
4) hasil belajar siswa.
2. Siklus II
a. Rencana Tindakan
Fokus perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II adalah:
1) membenahi metode mengajar guru, yaitu dengan menggunakan metode diskusi
dan tanya jawab;
2) menggunakan alat peraga berupa gambar silsilah kelurga;
3) memberikan bimbingan secara intensif.
Rencana perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan, langkah-langkahnya
sebagai berikut :
1) mengadakan diskusi dengan teman sejawat, mengenai tindakan;
2) guru menentukan tujuan perbaikan;
3) menyiapkan bahan ajar;
4) merencanakan cara menggunakan metode diskusi dan tanya jawab,
menggunakan alat peraga berupa gambar silsilah kelurga, dan cara memberikan
bimbingan secara intensif;
5) pemberian tugas;
6) menyimpulkan pembelajaran;
7) mengevaluasi.
b. Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan perbaikan adalah sebagai berikut :
1) membuat rencana perbaikan pembelajaran Siklus II;
2) skenario tindakan yang akan dilaksanakan;
3) menyiapkan sarana;
4) menyiapkan materi;
5) menyiapkan peralatan observasi dan analisis data yang akan digunakan;
6) menentukan teman sejawat sebagai pengamat;
7) menarik kesimpulan;
8) menentukan tindakan perbaikan siswa sesuai hasil penelitian;
9) membuat laporan penelitian.
Adapun rincian langkah-langkah perbaikan pembelajaran IPS Siklus II yang
dilaksanakan pada 16 Mei 2011 sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Guru mengingatkan kembali pelajaran pada Perbaikan siklus-1, dengan
memberikan pertanyaan:
a) Siapakah yang menjadi kepala keluarga di rumahmu?
b) Siapakah yang bertugas mencari nafkah di keluargamu?
c) Apakah kewajibanmu sebagai seorang anak?
d) Siapakah yang mempunyai kewajiban menjaga kebersihan di rumahmu?
egiatan Inti
a) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b) Guru membacakan cerita tentang sebuah keluarga.
c) Guru memberikan beberapa pertanyaan:
- Siapa sajakah tokoh-tokoh yang ada dalam cerita?
- Sebutkan kedudukan dan peran dari masing-masing tokoh tersebut!
d) Siswa diminta untuk mendiskusikannya dengan kelompok masing-masing.
e) Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya,
sedangkan kelompok lainnya menanggapi.
f) Dibimbing guru siswa menarik kesimpulan hasil diskusi.
g) Siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada buku LKS.
h) Siswa diminta mengumpulkan hasil kerjanya untuk dinilai guru dan diberi
penguatan-penguatan
egiatan Akhir
wa melakukan refleksi.
rikan tugas rumah kepada siswa.
c. Pengumpulan data/observasi
Setelah pelaksanaan perbaikan dilaksanakan, guru mengevaluasi hasil
belajar siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilannya dalam menyerap materi
pelajaran. Evaluasi tersebut meliputi: 1) nilai tugas siswa, dan 2) keaktifan siswa;
Sedangkan guru sebagai pelaksana perbaikan akan di evaluasi oleh teman
sejawat yang membantunya dalam pelaksanaan perbaikan, adapun hal-hal yang
diamati meliputi: 1) Persiapan Guru, 2) Metode yang digunakan, 3) Peran aktif
siswa, 4) Keberanian, 5) Pemakaian media pembelajaran.
d. Refleksi
Berdasarkan kumpulan data observasi kemudian guru merefleksikan
kegiatan sehingga dapat diketahui kelemahan dan efektifitasnya dengan
mempertimbangkan hal-hal yang telah dan akan terjadi dari proses melakukan
refleksi adalah tentang
1) cara mengajar guru;
2) kegiatan pelaksanaan pembelajaran;
3) minat belajar siswa;
4) hasil belajar siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pra Siklus
Pada tahap pra siklus, pembelajaran diikuti oleh seluruh siswa kelas II
SDN …………………… yang berjumlah 11 siswa. Pembelajaran pada pra siklus
lebih di dominasi oleh metode ceramah saja. Sehingga siswa menjadi bosan dan
kurang perhatian ketika pembelajaran sedang berlangsung, akibatnya siswa tidak
mampu mengikuti petunjuk yang diberikan guru Hal lain yang menyebabkan
permasalahan karena guru yang memberikan penjelasan sulit dipahami sehingga
siswa kurang memperhatikan penjelasan guru. Adapaun media pembelajaran yang
digunakan dalam dalam pembelajaran pada pra siklus juga kurang sesuai dengan
materi yang diajarkan.
Dari hasil yang ditemukan pada pra siklus, dari 11 siswa hanya ada 5
siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi atau memperoleh nilai 70 ke atas.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa terdapat rendahnya tingkat
penguasaan siswa terhadap materi peran dan kedudukan anggota keluarga pada
bidang studi IPS di kelas II SDN ………………..
Berikut data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran pada pra siklus
tanggal 04 April 2011 siswa kelas II SDN ………………… bidang studi IPS
dengan materi tentang peran dan kedudukan anggota keluarga:
No Nama Siswa
Apakah sudah memenuhi
KKM (70)
Nilai
1 Belum 60
2 Belum 40
3 Sudah 80
4 Belum 50
5 Belum 60
6 Belum 50
7 Belum 30
8 Belum 60
9 Sudah 70
10 Sudah 70
11 Belum 60
Jumlah 630
Rata-rata 57
Dari data nilai diatas dapat di ambil hasil rekapitulasi sebagai berikut:
Nilai Jumlah Persentase
Di bawah 70 8 73%
70 ke atas 3 27%
Jumlah 11 100%
B. Deskripsi Per Siklus
1. Siklus I
Rencana
No
Hari/
Tanggal
Siklus Langkah-langkah
1 Senin
25 April
2011
I a. Apersepsi dengan membacakan cerita
tentang suatu keluarga.
b. Guru memberikan pertanyaan secara lisan
c. Guru membacakan teks percakapan tentang
suatu keluarga, didukung dengan
menunjukkan gambar keluarga.
d. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
e. Masing-masing kelompok memainkan
percakapan.
f. Guru memberikan beberapa pertanyaan
g. Perwakilan masing-masing kelompok
diminta melaporkan hasil diskusinya,.
h. Siswa diminta mengerjakan soal-soal
latihan.
i. Hasil kerja siswa dikumpulkan.
j. Siswa menarik kesimpulan
k. Guru memberikan tugas rumah.

More Related Content

PPTX
HAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
DOCX
Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...
DOCX
Peran guru dalam pengembangan
DOC
Proses Belajar Mengajar
DOCX
Tugas resume pembelajaran terpadu
DOCX
Kajian tindakan komunikasi dua hala
PPT
Butet Kurikulum
DOCX
Kompetensi mengajar guru
HAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...
Peran guru dalam pengembangan
Proses Belajar Mengajar
Tugas resume pembelajaran terpadu
Kajian tindakan komunikasi dua hala
Butet Kurikulum
Kompetensi mengajar guru

What's hot (17)

DOCX
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
PPTX
Tugas kurikulum dan pembelajaran
PPT
Psikologi pendidikan
DOCX
Makalah prinsip prinsip pengajaran
DOCX
Kompetensi mengajar
PPT
Kesiapan guru mengajar
PPTX
(EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah
DOC
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
DOCX
Best 1
DOCX
Makalah pembelajaran-pengajaran
DOCX
Peran guru ipa
PPTX
Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)
PPTX
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN
PPTX
Bab 2 interaksi dan pembelajaran
DOCX
Latihan worshop ptk 1 lanjutan gusrizal sma3 bungo
DOC
Ipa penemuan terbimbing
DOCX
Peran guru dalam pembelajaran
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Psikologi pendidikan
Makalah prinsip prinsip pengajaran
Kompetensi mengajar
Kesiapan guru mengajar
(EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Best 1
Makalah pembelajaran-pengajaran
Peran guru ipa
Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN
Bab 2 interaksi dan pembelajaran
Latihan worshop ptk 1 lanjutan gusrizal sma3 bungo
Ipa penemuan terbimbing
Peran guru dalam pembelajaran
Ad

Viewers also liked (18)

DOCX
DOCX
Rpp mami print
DOCX
Slide master
DOCX
RPP IPA
PPTX
Power point ipa
DOCX
Rencanan pelaksanaan pembelajaran efsi
PPTX
Power Point Slide Master
PPTX
Materi IPA Kelas 2 Benda dan Kegunaannya
DOCX
power point materi ipa kelas 2
DOC
[5] rpp tematik_3
PPTX
Power point mapel ipa kelas 2
PPTX
Ipa 2 sumber energi
PPTX
Gerak Benda
PDF
Rpp 3a sd ipa kelas 3
PPTX
MATERI IPA KELAS 3 SD
DOCX
RPP IPS KELAS 2
PDF
Kelas Ii Sd Ipa Heri Sulistyanto
PPTX
Ppt materi IPA kelas 3 MI
Rpp mami print
Slide master
RPP IPA
Power point ipa
Rencanan pelaksanaan pembelajaran efsi
Power Point Slide Master
Materi IPA Kelas 2 Benda dan Kegunaannya
power point materi ipa kelas 2
[5] rpp tematik_3
Power point mapel ipa kelas 2
Ipa 2 sumber energi
Gerak Benda
Rpp 3a sd ipa kelas 3
MATERI IPA KELAS 3 SD
RPP IPS KELAS 2
Kelas Ii Sd Ipa Heri Sulistyanto
Ppt materi IPA kelas 3 MI
Ad

Similar to Ptk ips (20)

DOCX
PDF
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
DOC
PAI Belajar Tuntas Kls IV SDdddddddddd.doc
PPT
Belajar Resume Buku
DOCX
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
DOCX
PKP IBU NURNELI BARU.docx
DOCX
PKP IBU NURNELI BARU.docx
DOCX
Proposal pkp anti
DOCX
Proposal pkp anti
DOCX
PPTX
Hasil Belajar: media, metode, dan Tujuan Belajar
PDF
lk-12-eksplorasi-penyebab-masalah.pdf
PPT
Butet Kurikulum
PPT
Butet Kurikulum
PPT
Butet Kurikulum
PPT
Butet Kurikulum
RTF
Faktor pembelajaran
DOCX
Skripsi pembelajaran Inquiry biologi
DOCX
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
DOCX
Proposal bahasa indonesia
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
PAI Belajar Tuntas Kls IV SDdddddddddd.doc
Belajar Resume Buku
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PKP IBU NURNELI BARU.docx
PKP IBU NURNELI BARU.docx
Proposal pkp anti
Proposal pkp anti
Hasil Belajar: media, metode, dan Tujuan Belajar
lk-12-eksplorasi-penyebab-masalah.pdf
Butet Kurikulum
Butet Kurikulum
Butet Kurikulum
Butet Kurikulum
Faktor pembelajaran
Skripsi pembelajaran Inquiry biologi
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
Proposal bahasa indonesia

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

DOCX
Stiker kk bondan
DOCX
Proposal bantuan sepak bola
DOCX
Surat pernyataan nusantara sehat
DOCX
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
DOCX
Halaman sampul target
DOC
Makalah seni kriya korea
DOC
Makalah makromolekul
DOC
126895843 makalah-makromolekul
DOCX
Kafer akbid paramata
DOCX
Perilaku organisasi
DOC
Mata pelajaran seni budaya
DOCX
Lingkungan hidup
DOC
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
DOCX
Odher scout community
DOCX
Surat izin keramaian
DOCX
Makalah keganasan
DOC
Perilaku organisasi
DOC
Makalah penyakit genetika
DOCX
Undangan kecamatan lasalepa
DOC
Bukti registrasi pajak
Stiker kk bondan
Proposal bantuan sepak bola
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Halaman sampul target
Makalah seni kriya korea
Makalah makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Kafer akbid paramata
Perilaku organisasi
Mata pelajaran seni budaya
Lingkungan hidup
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Odher scout community
Surat izin keramaian
Makalah keganasan
Perilaku organisasi
Makalah penyakit genetika
Undangan kecamatan lasalepa
Bukti registrasi pajak

Recently uploaded (20)

DOCX
Lembar Kerja 02 analisis studi kasus Inkuiri Kolaboratif.docx
PPTX
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
PDF
IN1.2.E. kelompok 2.docx kerangka pembelajaran mendalam.pdf
PPT
MATA KULIAH FILSAFAT ILMU ADMINISTRASI PENDIDIKAN
DOCX
Modul ajar kelas 5 tentang adoo ul jismi
PDF
RPP Pelajaran Mendalam deep learning IPA
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PPTX
Keusahawanan dan Perniagaan Islam - Dr Mohd Adib Abd Muin 20 Ogos 2025.pptx
PPT
KOMITMEN MENULIS DI BLOG IGTIK PB PGRI.ppt
PDF
Laktasi dan Menyusui (MK Askeb Esensial Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
PDF
Ilmu tentang pengembangan teknologi pembelajaran
PPTX
7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT.pptx xx
PDF
RPM BAHASA INDONESIA KELAS 7 TEKS DESKRIPSI.pdf
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika Terapan_22 Agus 2025.pdf
DOCX
Modul Informatika 8 Bab 1, Kurikulum Merdeka
PPTX
ppt_bola_basket_kelas x sma mata pelajaran pjok.pptx
PPTX
Sistem Pencernaan Manusia IPAS Presentasi Pendidikan Hijau Kuning Bingkai Ilu...
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
PDF
Jurnal Kode Etik Guru Untuk Persyaratan PPG
Lembar Kerja 02 analisis studi kasus Inkuiri Kolaboratif.docx
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
IN1.2.E. kelompok 2.docx kerangka pembelajaran mendalam.pdf
MATA KULIAH FILSAFAT ILMU ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Modul ajar kelas 5 tentang adoo ul jismi
RPP Pelajaran Mendalam deep learning IPA
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Keusahawanan dan Perniagaan Islam - Dr Mohd Adib Abd Muin 20 Ogos 2025.pptx
KOMITMEN MENULIS DI BLOG IGTIK PB PGRI.ppt
Laktasi dan Menyusui (MK Askeb Esensial Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
Ilmu tentang pengembangan teknologi pembelajaran
7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT.pptx xx
RPM BAHASA INDONESIA KELAS 7 TEKS DESKRIPSI.pdf
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika Terapan_22 Agus 2025.pdf
Modul Informatika 8 Bab 1, Kurikulum Merdeka
ppt_bola_basket_kelas x sma mata pelajaran pjok.pptx
Sistem Pencernaan Manusia IPAS Presentasi Pendidikan Hijau Kuning Bingkai Ilu...
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
Jurnal Kode Etik Guru Untuk Persyaratan PPG

Ptk ips

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif. Apa yang menjadikan belajar aktif? Agar belajar menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud). Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan.
  • 2. Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi. Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non formal apalagi tingkat Sekolah Dasar, haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia seutuhnya. Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran struktural dalam penyampaian materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda. Khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses pembelajaran
  • 3. kontekstual, guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa. IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial dan bersifat hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan. Sifat materi pelajaran IPS tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi pendekatan eksporsitoris, terutama guru menggunakan metode ceramah sedangkan siswa kurang terlibat atau cenderung pasif. Dalam proses belajar mengajar keterlibatan siswa harus secara totalis, artinya mlibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran, psikomotor (keterampilan, salah satunya sambil menulis). Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar, karena di dalamnya tersirat satu kesatuan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar, yang terjalin dalam bentuk interaksi edukatif. Peran guru dalam pembelajaran IPS mempunyai hubungan erat dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses pengembangan keterampilannya. Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah tidak dapat diketahui tingkat keberhasilannya apabila tidak melakukan evaluasi. Dengan melakukan evaluasi hasil belajar, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan
  • 4. belajar siswanya dan menjadi umpan balik bagi guru terhadap peserta didiknya dalam proses pembelajaran. Berikut data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran pada tanggal 04 April 2011 pada siswa kelas II SDN bidang studi IPS dengan materi tentang peran dan kedudukan anggota keluarga: 1. rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi peran dan kedudukan anggota keluarga pada bidang studi IPS di kelas II SDN ……………, yaitu dari 11 siswa hanya ada 3 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi; 2. siswa kurang memperhatikan penjelasan guru; 3. siswa tidak mampu mengikuti petunjuk yang diberikan guru; 4. media pembelajaran yang digunakan kurang sesuai. Melalui diskusi dengan teman sejawat diketahui bahwa faktor penyebab masalah adalah : 1. penjelasan guru sulit dipahami siswa; 2. guru hanya menggunakan metode ceramah saja. Sehingga siswa menjadi bosan dan kurang perhatian ketika pembelajaran sedang berlangsung; 3. guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran; 4. kurangnya alat bantu mengajar. Dari data yang diperoleh, yang menjadi akar permasalahan dan harus segera diselesaikan yaitu : 1. rendahnya hasil belajar siswa terhadap materi peran dan kedudukan anggota keluarga;
  • 5. 2. rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran materi peran dan kedudukan anggota keluarga. Untuk mengatasi segala persoalan tersebut di atas, guru merumuskan alternatif pemecahannya sebagai berikut: 1. guru sebaiknya menggunakan metode bermain peran dan diskusi. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Sehingga siswa akan dapat lebih memahami materi yang ia pelajari; 2. menggunakan alat peraga untuk memperjelas materi dan mempermudah siswa untuk memahami peran dan kedudukan anggota keluarga; 3. guru memberikan penjelasan secara pelan-pelan, sehingga siswa dapat mengikuti dan memahami setiap tahap penjelasan materi yang diberikan; 4. sebaiknya siswa dibentuk perkelompok dan diberi tanggung jawab terhadap tugasnya, baik secara kelompok maupun tanggung jawab setiap anggota kelompok. B. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah proses penggunaan metode bermain peran dan diskusi kelompok pada bidang studi IPS tentang peran dan kedudukan anggota keluarga dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa Kelas II SDN …………………..? 2. Bagaimanakah hasil belajar materi peran dan kedudukan anggota keluarga dalam pembelajaran IPS setelah pembelajaran dengan menggunakan
  • 6. metode bermain peran dan diskusi kelompok untuk siswa Kelas II SDN …………………? C. Tujuan Penelitian 1. untuk memaparkan proses penggunaan metode bermain peran dan diskusi kelompok terhadap hasil belajar siswa Kelas II SDN …………… pada bidang studi IPS tentang peran dan kedudukan anggota keluarga; 2. untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas II SDN …………… pada bidang studi IPS tentang peran dan kedudukan anggota keluarga dengan menggunakan metode bermain peran dan diskusi kelompok. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa: 1.1. meningkatkan prestasi belajar siswa; 1.2. meningkatkan keaktifan belajar siswa 2. Bagi guru: 2.1. memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya; 2.2. berkembang secara profesional; 2.3. memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya; 2.4. sebagai umpan balik dalam menyelesaikan masalah pembelajaran. 3. Bagi sekolah: 3.1. meningkatkan mutu pendidikan di sekolah;
  • 7. 3.2. membantu memotivasi para guru di sekolah untuk inovatif dalam pelaksanaan pembelajaran; 3.3. pelaksanaan pembelajaran secara tuntas. 4. Bagi pendidikan secara umum : 4..1 meningkatkan mutu pendidikan; 4..2 meningkatkan kualitas pendidikan sebagai pelaksana pembelajaran; 4..3 meningkatkan sumberdaya manusia yang kreatif dan inovatif.
  • 8. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pengertian belajar dan Pembelajaran Istilah belajar dan pembelajaran yang kita jumpai dalam kepustakaan asing adalah learning dan instruction. Istilah learning mengandung pengetian proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman, (Fortuna, 1981: 147). Istilah instruction mengandung pengertian proses yang terpusat pada tujuan (goal directed teaching process) yang dalam banyak hal dapat direncanakan sebelumnya (pree-planed). Proses belajar yang terjadi adalah proses pembelajaran, yakni proses membuat orang lain aktif melakukan proses belajar sesuai dengan rancangan. (Romiszowki, 1981: 4). Belajar dapat pula diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu denga lingkungannya. Burton mengatakan “Learning is change in the individual due to instruction of that individual and his environment, which fells a need and makes him more capable of dealing undauntedly with his environment. (Burton: The guidance of learning activities, 1994). Dalam pengertian ini terdapat kata “change” (perubahan), yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses pengetahuannya, keterampilannya, maupun pada aspek sikapnya, misalnya dari tidak bisa menjadi
  • 9. bisa, dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan, dan sebagainya. Kriteria keberhasilan dalam belajar diantaranya ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar. Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14). Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain- lain. (Soetomo, 1993: 120). Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu. 2. Ciri-ciri Belajar Dari pengertian belajar di atas dipusatkan perhatian pada tiga hal sebagai berikut:
  • 10. a. belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu, yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik; b. perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman, yaitu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungannya. Misalnya, seorang anak akan tahu bahwa api itu panas setelah menyentuhnya. Atau seorang anak akan hati-hati dalam menyeberang setelah melihat ada orang yang tertabrak kendaraan; c. perubahan tersebut bersifat menetap atau permanen. Misal, perubahan perilaku akibat obat-obatan, minuman keras, dan yang lainnya. 3. Prinsip Belajar Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang harus dijadikan pegangan di dalam melaksanakan kegiatan belajar. Sebagai suatu hukum, prinsip belajar akan sangat menentukan proses dan hasil belajar. a. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiata belajar, baik motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri; b. Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan motivasi. Untuk mmusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, guru dapat menhgaitkan pelajaran dengan diri siswa itu sendiri (kebutuhan , minat, atau pengalaman siswa) dan atau menciptakan situasi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa; c. Aktivitas. Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila pikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut
  • 11. tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif dalam belajar; d. Balikan. Balikan di dalam belajar sangat penting.supaya siswa mengetahui benar dan tidaknya pekerjaan yang dilakukan. Balikan dari guru sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhjadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut; e. Perbedaan individual. Individu merupakan pribadi tersendiri yang memiliki perbedaan dari orang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan karakteristik mereka masing-masing.berkaitan dengan ini catatan pribadi dari setiap siswa sangat diperlukan. (Sri Anita W, dkk. Strategi Pembelajaran di SD, 2007:1.9-1.15) 4. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu: a. Faktor Intern Faktor intern (dalam diri siswa) yang berpengaruh terhadap hasil belajar di antaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. Minat belajar berkaitan dengan seberapa besar individu merasa suka atau tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajari siswa. Minat, perhatian, dan motivasi dapat dikondisikan oleh guru. Kecakapan dapat dikelompokkan berdasarkan kecepatan belajar: yakni sangat cepat, sedang, dan lambat. Demikian pula pengelompokan kemampuan siswa berdasarkan
  • 12. kemampuan penerimaan, misalnya proses pemahamannya harus dengan cara perantara visual, verbal, dan atau harus dibantu dengan alat/media. b. Faktor Ekstern Faktor ekstern (luar diri siswa) yang mempengaruhi hasil belajar siswa di antaranya adalah lingkungan fisik dan non-fisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan social budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termauk dukungan komite sekolah), guru, pelksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan factor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara dalam kelas. Dalam hal ini, guru harus memiliki kompetensi dasar yang disyaratkan dalam profesi guru. (Sri Anita W, dkk. Strategi Pembelajaran di SD, 2007:2.7) 5. Pembelajaran IPS di SD IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi social dan bersifat hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan. Sifat materi pelajaran IPS tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi pendekatan eksporsitoris, terutama guru menggunakan metode ceramah sedangkan siswa kurang terlibat atau cenderung pasif. (Udin S. Winataputra, dkk. Materi dan Pembelajaran IPS di SD, 2007:9.4)
  • 13. Menurut Balen (1993), pengembangan keterampilan yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan berpikir, keterampilan social, dan keterampilan praktis. Keterampilan berpikir dikembangkan untuk melatih siswa berpikir logis dan sistematis melalui proses belajar mengajar dengan model pengembangan berpikir kritis, keterampilan social dan praktis melalui model dialog kreatif. Ketiga keterampilan tersebut dapat dikembangkan dalam situasi belajar mengajar yang interaktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. optimalisasi interaksi dalam proses belajar mengajar akan bergantung kepada beberapa factor yang menyangkut kesiapan siswa dan guru sebagai berikut: (a) faktor minat dan perhatian siswa dalam belajar, (b) faktor motivasi paa siswa baik dari dirinya sendiri ataupun dari luar dirinya, (c) faktor latar atau konteks, (d) faktor perbedaan individu, (e) faktor sosialisasi, (f) faktor belajar sambil bermain, (g) faktor belajar sambil bekerja, (h) faktor inquiri, dan (i) faktor memecahkan masalah. (Udin S. Winataputra, dkk. Materi dan Pembelajaran IPS di SD, 2007:9.6) Terdapat empat alasan mengapa siswa dikembangkan kemampuan berpikirnya terutama dalam IPS. Pertama, kehidupan kita dewasa ini ditandai dengan abad informasi yang menuntut setiap orang untuk memiliki kemampuan dalam mencari, menyaring guna menentukan pilihan dan memanfaatkan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kehidupannya; Kedua, setiap orang senantiasa dihadapkan pada berbagai masalah dan ragam pilihan sehingga untuk itu dituntut untuk berpikir kritis dan kreatif, karena masalah dapat terpecahkan dengan pemikiran seperti itu; Ketiga, kemampuan memandang sesuatu hal dengan cara baru atau tidak konvensional merupakan keterampilan penting dalam
  • 14. memecahkan masalah; Keempat, kreativitas merupakan aspek penting dalam memecahkan masalah, mulai dari apa masalahnya, mengapa muncul masalah dan bagaimana cara pemecahannya. (Udin S. Winataputra, dkk. Materi dan Pembelajaran IPS di SD, 2007:9.5) 6. Materi Pembelajaran Peran dan Kedudukan Keluarga Keluarga adalah orang yang terikat oleh ikatan pernikahan atau ikatan darah karena keturunan. Suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak disbut sebagai keluarga inti. Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarga atau disebut sebagai kepala keluarga. Kepala keluarga bertanggungjawab atas keselamatan seluruh anggota keluarga. Akan tetapi tidak berarti ia boleh berbuat apa saja terhadap anggota keluarganya. Keputusan dalam keluarga tetap diambil berdasarkan musyawarah bersama. Isteri dan anak-anak harus terlibat dalam pengambilan keputusan. Kedudukan isteri dalam keluarga adalah sebagai ibu rumah tangga. Tugas utamanya adalah mengurus rumah tangga dan keluarga. Ibu bertanggungjawab atas kebersihan dan kerapian rumah. Anak-anak adalah anggota keluarga. Mereka senantiasa membutuhkan perhatian dan kasih sayang orang tua. Orang tua berkewajiban memenuhi kebutuhan anak-anak. Misalnya, pakaian, pendidikan, kesehatan, dan makanan yang bergizi.
  • 15. Sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Dalam keluarga mungkin juga ada kakek, nenek, paman, bibi, uak, dan pembantu rumah tangga. Semua anggota keluarga mempunyai peran yang berbeda-beda antar yang satu dan yang lainnya. Tugas pokok seorang ayah sebagai kepala keluarga adalah bekerja mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, banyak juga ibu-ibu yang ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ibu sangat penting dalam rumah tangga. Tugas pokok seorang ibu adalah mengurus rumah tangga dan keluarga. Ibu juga berkewajiban membimbing dan mendidik anak-anak. Ibu juga menyediakan makanan yang bergizi untuk seluruh anggota keluarga. Bagi keluarga yang tidak punya pembantu rumah tangga, ibu juga mencuci pakaian yang kotor kemudian menyetrikanya. Alangkah beratnya pekerjaan ibu. Meski demikian, ibu tetap senang mengerjakan pekerjaannya. Betapa mulia hati seorang ibu. Tidak pernah mengeluh walaupun pekerjaannya berat. Oleh karena itu, kita harus menyayangi ibu dengan cara mengikuti nasihat dan perintahnya. Seorang anak berkewajiban untuk membantu pekerjaan orang tunya, mengikuti segala nasihat dan perintah orang tua. Jia seorang anak tersebut adalah seorang pelajar maka anak tersebut juga mempunyai kewajiban belajar dengan tekun agar bisa menjadi kebanggan orang tua. (Sumber: Pengetahuan Sosial 3. Jakarta : ERLANGGA oleh: M. Said, dkk (2004).
  • 16. 7. Metode Pembelajaran Metode Bermain Peran Metode Bermain Peran merupakan metode mengajar dengan menugaskan siswa untuk memerankan suatu tokoh yang ada dalam materi atau peristiwa yang dituangkan dalam bentuk cerita sederhana. Metode bermain peran digunakan untuk: 1). mengkonkritkan suatu masalah atau prosedur yang abstrak; 2). Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memerankan suatu obyek atau tokoh yang ada dalam cerita atau materi; 3). membangkitkan minat untuk mempelajari materi yang diajarkan. Metode bermain peran mempunyai karakteristik menyampaikan pembelajaran pada siswa pada penguasaan objek tertentu. Dalam hal ini metode bermain peran cenderung pada situasi yang sebenarnya. Metode bermain peran mempunyai beberapa keunggualan diantaranya adalah : (1) dapat melakukan pembelajaran bermain peran; (2) dapat memerankan suatu tokoh yang diperankan; (3) mengembangkan rasa ingin tahu siswa; (4) siswa dapat mempelajari sesuai dengan materinya. Kelemahan metode bermain peran antara lain: (1) siswa cenderung terlalu bayak bergurau; (2) siswa yang kurang mampu dalam bermain peran dapat memancing siswa lain untuk mentertawakannya sehingga terjadi keramaian; (3) sering terjadi jalannya pelaksanaan bermain peran tidak lancar karena kurang penguasaan guru dalam menerapkan metode ini sehingga tidak mampu mengoptimalkannya. (Enik Windari, 2009) Metode Diskusi
  • 17. Yaitu siasat untuk menyampaikan bahan pelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan topik bahasan yang bersifat problematik. Tujuan penggunaan metode diskusi adalah: 1) memecahkan materi pembelajaran yang berupa masalah atau problematik yang sukar dilakukan oleh siswa secara perorangan; 2) mengembangkan keberanian siswa mengemukakan pendapat; 3) mengembangkan sikap toleran terhadap pendapat yang berbeda; 4) melatih siswa mengembangkan sikap demokratis, keterampilan berkomunikasi, mengeluarkan pendapat, menfsirkan dan menyimpulkan pendapat; 5) melatih dan membentuk kestabilan social-emosional. Kelebihan metode diskusi adalah: 1) siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara bersama-sama; 2) merangsang siswa untuk lebih kreatif menyumbangkan gagasan dan ide-ide; 3) melatih siswa membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan; 4) melatih siswa mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain; 5) menyajikan materi yang tidak bisa disajikan dengan metode lain. Kelemahan metode diskusi antara lain: 1) sering diskusi dikuasai oleh dua atau tiga orang siswa yang pandai berbicara; 2) pembahasan dalam diskusi cenderung meluas, sehingga hasilnya kabur; 3) diskusi memerlukan waktu yang cukup panjang, sehingga tidak sesuai dengan jadwal pelajaran yang ada;
  • 18. 4) dalam diskusi sering terjadi perdebatan pendapat yang bersifat emosional sehingga menimbulkan ketersinggungan antarsiswa yang menyebabkan terganggunya iklim pembelajaran; 5) kadang-kadang guru tidak menguasai cara menyelenggarakan diskusi sehingga diskusi cenderung menjadi Tanya jawab. (Soli Abimanyu, dkk. Strategi Pembelajaran, 2008:6.18) 8. Media Pembelajaran Beberapa ahli dan asosiasi telah mengemukakan pengertian tentang media pembelajaran antara lain sebagai berikut: Pertama, NEA (1969) mengartikan media pembelajaran sebagai sarana komunikasi, baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk perangkat kerasnya. Kedua, Wilbur Schramm (1977) mendefinisikan media pembelajaran sebagai tekhnologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran. Ketiga, Miarso (1980) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Jadi dapat disimpulkan secara lebih sederhana bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari guru kepada siswa atau sebaliknya. Penggunaan media pembelajaran akan memungkinkan terjadinya
  • 19. proses belajar pada diri siswa dan atau dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Secara sederhana media dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: a. media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat dengan mengunakan indra penglihatan. Misalnya: gambar diam, tabel, poster, foto, dan slide; b. media audio, yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar). Misalnya: radio, kaset suara; c. media audiovisual, yaitu media yang merupakan kombinasi antara audio dan visual yang disebut media pandang-dengar. Misalnya: video, televisi, komputer. (Sri Anita W, dkk. Strategi Pembelajaran di SD, 2007:6.3-6.31) Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPS dapat berupa gambar, foto, poster, video, dan lain-lain yang sesuai dengan materi tentang peran dan kedudukan anggota keluarga. B. Hipotesa Tindakan Berdasarkan kerangka teoritis, maka hipotesa tindakan dalam penelitian ini yaitu setelah menggunakan metode bermain peran dan diskusi serta penggunaan media gambar silsilah keluarga dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa kelas II SDN ………………………...
  • 20. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN ………………….. pada siswa Kelas II dengan jumlah siswa 11 anak dengan perincian: siswa laki-laki sejumlah 8 siswa, dan siswa perempuan sebanyak 3 anak. Adapun materi pelajaran dalam penelitian ini adalah tentang Peran dan kedudukan Anggota Keluarga pada pembelajaran IPS semester II. Tingkat kecerdasan pada siswa SDN …………………… rata- rata tidak sama. Sedangkan bahasa yang digunakan siswa sehari-hari adalah bahasa Jawa. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan pada tanggal 25 April 2011 untuk Siklus I, dan tanggal 16 Mei 2011 untuk Siklus II.
  • 21. B. Deskripsi Per Siklus 1. Siklus I a. Rencana Tindakan Yang menjadi fokus perbaikan pada siklus I adalah membenahi metode mengajar guru, yaitu dengan menggunakan metode bermain peran dan diskusi. Rencana perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan, langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) mengadakan diskusi dengan teman sejawat, mengenai tindakan yang akan dilaksanakan; 2) guru menentukan tujuan perbaikan; 3) merencanakan cara penyampaian pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran dan diskusi; 4) menyiapkan bahan pemberian tugas; 5) menyimpulkan pembelajaran; 6) mengevaluasi. b. Pelaksanaan Di dalam pelaksanaan perbaikan penulis dibantu oleh seorang teman sejawat yaitu seorang guru yang mengajar di tempat penelitian untuk membantu mengobservasi kegiatan pembelajaran tersebut, agar nantinya bisa diketahui kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran baik oleh pelaksana perbaikan maupun siswa. Prosedur pelaksanaan perbaikan adalah sebagai berikut : 1) membuat rencana perbaikan pembelajaran siklus I;
  • 22. 2) membuat skenario tindakan yang akan dilaksanakan; 3) menyiapkan sarana; 4) menyiapkan materi; 5) menyiapkan peralatan observasi dan analisis data; 6) menentukan teman sejawat sebagai pengamat; 7) menarik kesimpulan; 8) menentukan tindakan perbaikan siswa sesuai hasil penelitian; 9) menentukan tindak lanjut yang akan dilakukan. Adapun rincian langkah-langkah perbaikan pembelajaran IPS Siklus I yang dilaksanakan pada 25 April 2011 sebagai berikut: 1) Kegiatan Awal a) Guru membacakan cerita tentang suatu keluarga. b) Guru memberikan pertanyaan secara lisan kepada siswa: - Siapakah yang menjadi kepala keluarga pada cerita tersebut? - Berapakah jumlah keluarga yang ada pada cerita. - Apakah tugas ayah pada keluarga itu? 2) Kegiatan Inti a) Guru membacakan teks percakapan tentang suatu keluarga, didukung dengan menunjukkan gambar keluarga. b) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. c) Masing-masing kelompok memainkan percakapan. d) Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing:
  • 23. - Siapa sajakah tokoh yang ada pada percakapan yang kalian mainkan tadi? - Sebutkan peran dan kedudukan dari masing-masing tokoh! e) Perwakilan masing-masing kelompok diminta melaporkan hasil diskusinya, sedangkan kelompok lainnya menanggapi. f) Siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada buku Sumber LKS. g) Hasil kerja siswa dikumpulkan untuk diberikan penilaian dan penguatan- penguatan. 3) Kegiatan Akhir Dibimbing guru siswa menarik kesimpulan Guru memberikan tugas rumah kepada siswa. c. Pengumpulan data/observasi Setelah pelaksanaan perbaikan dilaksanakan, guru mengevaluasi hasil belajar siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilannya dalam menyerap materi pelajaran. Evaluasi tersebut meliputi: 1) nilai tugas siswa, dan 2) keaktifan siswa. Sedangkan guru sebagai pelaksana perbaikan akan di evaluasi oleh teman sejawat yang membantunya dalam pelaksanaan perbaikan, adapun hal-hal yang diamati meliputi: 1) Persiapan Guru, 2) Metode yang digunakan, 3) Peran aktif siswa, 4) Keberanian, 5) Pemakaian media pembelajaran. d. Refleksi Berdasarkan kumpulan data observasi kemudian guru merefleksikan kegiatan sehingga dapat diketahui kelemahan dan efektifitasnya dengan
  • 24. mempertimbangkan hal-hal yang telah dan akan terjadi dari proses melakukan refleksi adalah tentang 1) cara mengajar guru; 2) kegiatan pelaksanaan pembelajaran; 3) minat belajar siswa; 4) hasil belajar siswa. 2. Siklus II a. Rencana Tindakan Fokus perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II adalah: 1) membenahi metode mengajar guru, yaitu dengan menggunakan metode diskusi dan tanya jawab; 2) menggunakan alat peraga berupa gambar silsilah kelurga; 3) memberikan bimbingan secara intensif. Rencana perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan, langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) mengadakan diskusi dengan teman sejawat, mengenai tindakan; 2) guru menentukan tujuan perbaikan; 3) menyiapkan bahan ajar; 4) merencanakan cara menggunakan metode diskusi dan tanya jawab, menggunakan alat peraga berupa gambar silsilah kelurga, dan cara memberikan bimbingan secara intensif; 5) pemberian tugas; 6) menyimpulkan pembelajaran;
  • 25. 7) mengevaluasi. b. Pelaksanaan Prosedur pelaksanaan perbaikan adalah sebagai berikut : 1) membuat rencana perbaikan pembelajaran Siklus II; 2) skenario tindakan yang akan dilaksanakan; 3) menyiapkan sarana; 4) menyiapkan materi; 5) menyiapkan peralatan observasi dan analisis data yang akan digunakan; 6) menentukan teman sejawat sebagai pengamat; 7) menarik kesimpulan; 8) menentukan tindakan perbaikan siswa sesuai hasil penelitian; 9) membuat laporan penelitian. Adapun rincian langkah-langkah perbaikan pembelajaran IPS Siklus II yang dilaksanakan pada 16 Mei 2011 sebagai berikut: 1) Kegiatan Awal Guru mengingatkan kembali pelajaran pada Perbaikan siklus-1, dengan memberikan pertanyaan: a) Siapakah yang menjadi kepala keluarga di rumahmu? b) Siapakah yang bertugas mencari nafkah di keluargamu? c) Apakah kewajibanmu sebagai seorang anak? d) Siapakah yang mempunyai kewajiban menjaga kebersihan di rumahmu? egiatan Inti
  • 26. a) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. b) Guru membacakan cerita tentang sebuah keluarga. c) Guru memberikan beberapa pertanyaan: - Siapa sajakah tokoh-tokoh yang ada dalam cerita? - Sebutkan kedudukan dan peran dari masing-masing tokoh tersebut! d) Siswa diminta untuk mendiskusikannya dengan kelompok masing-masing. e) Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok lainnya menanggapi. f) Dibimbing guru siswa menarik kesimpulan hasil diskusi. g) Siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada buku LKS. h) Siswa diminta mengumpulkan hasil kerjanya untuk dinilai guru dan diberi penguatan-penguatan egiatan Akhir wa melakukan refleksi. rikan tugas rumah kepada siswa. c. Pengumpulan data/observasi Setelah pelaksanaan perbaikan dilaksanakan, guru mengevaluasi hasil belajar siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilannya dalam menyerap materi pelajaran. Evaluasi tersebut meliputi: 1) nilai tugas siswa, dan 2) keaktifan siswa; Sedangkan guru sebagai pelaksana perbaikan akan di evaluasi oleh teman sejawat yang membantunya dalam pelaksanaan perbaikan, adapun hal-hal yang
  • 27. diamati meliputi: 1) Persiapan Guru, 2) Metode yang digunakan, 3) Peran aktif siswa, 4) Keberanian, 5) Pemakaian media pembelajaran. d. Refleksi Berdasarkan kumpulan data observasi kemudian guru merefleksikan kegiatan sehingga dapat diketahui kelemahan dan efektifitasnya dengan mempertimbangkan hal-hal yang telah dan akan terjadi dari proses melakukan refleksi adalah tentang 1) cara mengajar guru; 2) kegiatan pelaksanaan pembelajaran; 3) minat belajar siswa; 4) hasil belajar siswa.
  • 28. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pra Siklus Pada tahap pra siklus, pembelajaran diikuti oleh seluruh siswa kelas II SDN …………………… yang berjumlah 11 siswa. Pembelajaran pada pra siklus lebih di dominasi oleh metode ceramah saja. Sehingga siswa menjadi bosan dan kurang perhatian ketika pembelajaran sedang berlangsung, akibatnya siswa tidak mampu mengikuti petunjuk yang diberikan guru Hal lain yang menyebabkan permasalahan karena guru yang memberikan penjelasan sulit dipahami sehingga siswa kurang memperhatikan penjelasan guru. Adapaun media pembelajaran yang digunakan dalam dalam pembelajaran pada pra siklus juga kurang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dari hasil yang ditemukan pada pra siklus, dari 11 siswa hanya ada 5 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi atau memperoleh nilai 70 ke atas. Berdasarkan hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa terdapat rendahnya tingkat
  • 29. penguasaan siswa terhadap materi peran dan kedudukan anggota keluarga pada bidang studi IPS di kelas II SDN ……………….. Berikut data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran pada pra siklus tanggal 04 April 2011 siswa kelas II SDN ………………… bidang studi IPS dengan materi tentang peran dan kedudukan anggota keluarga: No Nama Siswa Apakah sudah memenuhi KKM (70) Nilai 1 Belum 60 2 Belum 40 3 Sudah 80 4 Belum 50 5 Belum 60 6 Belum 50 7 Belum 30 8 Belum 60 9 Sudah 70 10 Sudah 70 11 Belum 60 Jumlah 630 Rata-rata 57 Dari data nilai diatas dapat di ambil hasil rekapitulasi sebagai berikut: Nilai Jumlah Persentase
  • 30. Di bawah 70 8 73% 70 ke atas 3 27% Jumlah 11 100% B. Deskripsi Per Siklus 1. Siklus I Rencana No Hari/ Tanggal Siklus Langkah-langkah 1 Senin 25 April 2011 I a. Apersepsi dengan membacakan cerita tentang suatu keluarga. b. Guru memberikan pertanyaan secara lisan c. Guru membacakan teks percakapan tentang suatu keluarga, didukung dengan menunjukkan gambar keluarga. d. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. e. Masing-masing kelompok memainkan percakapan. f. Guru memberikan beberapa pertanyaan g. Perwakilan masing-masing kelompok diminta melaporkan hasil diskusinya,. h. Siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan.
  • 31. i. Hasil kerja siswa dikumpulkan. j. Siswa menarik kesimpulan k. Guru memberikan tugas rumah.