D I B U A T O L E H :
F O U R I N O V I T A M . A . P
R R . A N G G I T A R I Z Q I A R . P
Transformasi lorenz
Biografi Hendrik Antoon Lorentz
 Nama transformasi lorentz ini di ambil
untuk menghormati Hendrik Antoon
Lorentz seorang pakar fisika yang
berkebangsaan Belanda. Persamaan-
persamaan ini pertama kali diusulkan
dalam bentuk yang sedikit berbeda
oleh Lorentz pada 1904. Ia mengajukan
persamaan-persamaan ini untuk
menjelaskan hasil nol dalam percobaan
Michelson-Morley dan untuk membuat
persamaan-persamaan ini Maxwell
mengambil bentuk yang sama untuk
semua kerangka acuan inersial.
Setahun kemudian, Einstein
menurunkan persamaan-persamaan ini
secara independen berdasarkan pada
teori relativitas.
 Hendrik Antoon Lorentz (1853-1928)
ialah fisikawan Belanda yang
memenangkan Penghargaan Nobel
dalam Fisika bersama dengan Pieter
Zeeman pada 1902.
 Dilahirkan di Arnhem, Belanda. Ia
belajar di Universitas Leiden. Pada usia
19 tahun ia kembali ke Arnhem dan
mengajar di salah satu SMA di sana.
Sambil mengajar, ia menyiapkan tesis
doktoral yang memperluas teori James
Clerk
Maxwell mengenai elektromagnet yang
meliputi rincian
daripemantulan dan pembiasan
cahaya. Pada 1878 ia menjadi guru
besar fisika teoretis di Leyden yang
merupakan tempat kerja pertamanya.
Ia tinggal di sana selama 34 tahun, lalu
pindah ke Haarlem. Lorentz
meneruskan pekerjaannya untuk
menyederhanakan teori Maxwell dan
memperkenalkan gagasan
bahwa medan
elektromagnetikditimbulkan oleh
muatan listrik pada tingkat atom
 . Ia mengemukakan bahwa
pemancaran cahaya oleh atom dan
berbagai gejala optik dapat dirunut ke
gerak dan interaksi energi atom.
 Pada 1896, salah
satu mahasiswanya Pieter Zeeman
menemukan bahwa garis spektral atom
dalam medan magnet akan terpecah
menjadi beberapa komponen
yang frekuensinya agak berbeda. Hal
tersebut membenarkan pekerjaan
Lorentz,
sehingga mereka berdua
dianugerahi Hadiah Nobel pada 1902.
 Pada 1895, Lorentz mendapatkan
seperangkat persamaan yang
mentransformasikan
kuantitas elektromagnetik dari
suatu kerangka acuan ke
kerangka acuan lain yang
bergerak relatif terhadap yang
pertama meski pentingnya
penemuan itu baru disadari 10
tahun kemudian saat Albert
Einstein mengemukakan
teori relativitas khususnya.
 Lorentz (dan
fisikawan Irlandia G.F.
Fitzgerald secara independen)
mengusulkan bahwa hasil
negatif eksperimen Michelson-
Morley bisa dipahami jika
panjang dalam arah gerak relatif
terhadap pengamat
mengerut. Eksperimen selanjutn
ya memperlihatkan bahwa meski
terjadi pengerutan, hal itu bukan
karena penyebab yang nyata dari
hasil Michelson dan Edward
Morley. Penyebabnya ialah
karena tiadanya 'eter' yang
berlaku sebagai kerangka acuan
universal.
B. Kontraksi panjang lorentz
 Pengukuran panjang seperti
halnya pengukuran selang
waktu juga dipengaruhi oleh
gerak relative. Panjang L
benda yang bergerak terhadap
pengamat kelihatannya lebih
pendek dari panjang Lo bila
diukur dalam keadaan diam
terhadap pengamat. Gejala ini
dikenal sebagi pengerutan
Lorentz. Panjang Lo suatu
benda dalam kerangka
diamnya disebut sebagai
panjang proper.
 Perhatikan sebatang tongkat
berada dalam keadaan diam
di S’ dengan satu ujung di x2’
dan ujung lain di x1’. Panjang
tongkat dalam kerangka ini
ialah panjang propernya Lo=
x2’- x1’. Panjang tongkat
dalam kerangka S
didefinisikan sebagai L= x2-
x1, dengan x2 merupakan
posisi satu ujung pada suatu
waktu t2 dan x1 dalam t1= t2
sebagaimana yang diukur di
kerangka S.
 Pengukuran panjang dipengaruhi
 oleh relativitas. Kita akan mengamati
 sebuah tongkat yang terletak pada sumbu x_
 dalam kerangka acuan S_ yang bergerak
 dengan kecepatan v terhadap kerangka
 acuan S seperti pada gambar 10.5.
 Kedudukan tongkat terhadap S_ adalah x_1
 dan x_2. Panjang batang terhadap kerangka
 acuan S adalah L = x2 – x1 sedangkan
 panjang batang terhadap kerangka acuan S_
 adalah L0 = x_2 – x_1.
 Rumus :
 L = Panjang benda diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap benda
 Lo = Panjang benda diukur oleh pengamat yang diam terhadap benda
 V = kecepatan relatif terhadap karengka acuan
Transformasi Lorentz
 Transformasi Galileo hanya berlaku jika kecepatan-
kecepatan yang digunakan tidak bersifat relativistik,
yaitu jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya, c. Sebagai
contoh, pada persamaan 6 transformasi Galileo berlaku
untuk kecepatan cahaya, karena cahaya yang bergerak di
S' dengan kecepatan ux' = c akan memiliki kecepatan c +
v di S. Sesuai dengan teori relativitas bahwa kecepatan
cahaya di S juga adalah c. Sehingga, diperlukan
persamaan transformasi baru untuk bisa melibatkan
kecepatan relativistik.
 Berdasarkan teori relativitas, S' yang bergerak ke kanan
relatif terhadap s ekivalen dengan S yang bergerak ke kiri
relatif terhadap S'.
 Gambar 1. Kerangka acuan S bergerak ke
kanan dengan kecepatan v relatif terhadap
kerangka S.
 Berdasarkan Gambar 1, kita asumsikan
transformasi bersifat linier dalam bentuk:
x = γ (x' + vt') ..................................................
(1)
 y = y'
................................................................(2)
 z = z' ................................................................
(3)
Kita asumsikan bahwa y dan z tidak berubah
karena diperkirakan tidak terjadi kontraksi
panjang pada arah ini.

Persamaan invers harus memiliki bentuk
yang sama di mana v diganti dengan -v,
sehingga diperoleh:

x' = γ (x - vt) ..................................................
(4)
 Jika pulsa cahaya meninggalkan titik
acuan S dan S' pada t = t' = 0, setelah
waktu t menempuh sumbu x sejauh x =
ct (di S ), atau x' = ct' (di S').
 Jadi, dari persamaan (10.10):

c.t = γ (ct' + vt') = γ (c + v) t'
............................. (5)
 c.t' = γ (ct - vt) = γ (c - v) t
................................ (6)

dengan mensubstitusikan t' persamaan
(6) ke persamaan (5) akan diperoleh:

 c.t = γ (c + v) γ (c - v)(t/c) = γ2 (c2 - v2)
t/c
 Dengan mengalikan 1/t pada tiap ruas
diperoleh nilai γ :
 Untuk menentukan
hubungan t dan t', kita
gabungkan persamaan (1)
dan (4), sehingga
diperoleh:

 x' = γ (x - vt) = γ { γ (x' +
vt') - vt}

 Diperoleh nilai t = γ (t' +
vx'/c2). Sehingga secara
keseluruhan didapatkan:
 yang menyatakan
persamaan transformasi
Lorentz.

 Untuk transformasi
kecepatan relativistik
dapat ditentukan dengan
menggunakan
persamaan (6), yaitu:
Dengan cara yang sama
maka disimpulkan:

 Dengan adanya
transformasi Lorentz,
maka masalah
perbedaan pengukuran
panjang, massa, dan
waktu, antara di Bumi
dan di luar angkasa
dapat terpecahkan.
Dilatasi Waktu
 Akibat penting postulat Einstein
dan transformasi Lorentz adalah
bahwa selang waktu antara dua
kejadian yang terjadi pada tempat
yang sama dalam suatu kerangka
acuan selalu lebih singkat daripada
selang waktu antara kejadian sama
yang diukur dalam kerangka acuan
lain yang kejadiannya terjadi pada
tempat yang berbeda.

 Pada dua kejadian yang terjadi
di x0' pada waktu t1' dan t2' dalam
kerangka S ', kita dapat
menentukan waktu t1 dan t2 untuk
kejadian ini dalam kerangka S dari
persamaan (9). Kita peroleh:
 Sehingga, dari kedua persamaan tersebut diperoleh:

t2 - t1 = γ (t2' – t1') ............................................. (13)

Waktu di antara kejadian yang terjadi pada tempat yang
sama dalam suatu kerangka acuan disebut waktu
patut, tp. Dalam hal ini, selang waktu Δtp = t2' – t1' yang
diukur dalam kerangka S' adalah waktu patut. Selang
waktu Δt yang diukur dalam kerangka sembarang
lainnya selalu lebih lama dari waktu patut. Pemekaran
waktu ini disebut dilatasi waktu, yang besarnya:

Δt = γ.Δtp ..................................................... (14)
 Sebelum melakukan perjalanan ke
ruang antariksa, seorang astronaut
memiliki laju detak jantung terukur 80
detak/menit. Ketika astronaut
mengangkasa dengan kecepatan 0,8 c
terhadap Bumi, berapakah laju detak
jantung astronaut tersebut menurut
pengamat di Bumi?

 Penyelesaian:

 Kecepatan astronaut terhadap Bumi:

 v = 0,8 c
 v/c = 0,8

 γ dapat ditentukan dengan persamaan:
 Waktu patut, Δtp adalah selang waktu detak jantung astronaut
yang terukur di Bumi. Jadi, Δtp = 1 menit/80 detak.

 Selang waktu relativistik, Δt adalah selang waktu detak
jantung astronaut yang sedang mengangkasa diukur oleh
pengamat di Bumi. Pemekaran waktu dihitung melalui
persamaan (14):

 Δt = γ . Δtp = 10/6 (1menit/80 detak) = 1 menit/((6/10) x 80
detak) = 1 menit/48 detak.

Bola Kuarsa dan Jam Hidrogen Maser
 Bola kwarsa. [1]
 Bola kuarsa di bagian atas
wadah tersebut mungkin
merupakan benda paling
bulat di dunia. Bola ini
didesain untuk berputar
sebagai giroskop dalam
satelit yang mengorbit
Bumi. Relativitas umum
memperkirakan bahwa
rotasi bumi akan
menyebabkan sumbu rotasi
giroskop untuk beralih
secara melingkar pada laju
1 putaran dalam 100.000
tahun.
Jam maser Hidrogen. (Credit:
Courtesy NASA/JPL-Caltech) [2]
 Jam maser hidrogen yang
teliti di atas diluncurkan
dalam satelit pada 1976, dan
waktunya dibandingkan
dengan waktu jam yang
identik di Bumi. Sesuai
dengan perkiraan relativitas
umum, jam yang di Bumi,
yang di sini potensial
gravitasinya lebih rendah,
"terlambat" kira-kira 4,3 x 10-
10 sekon setiap sekon
dibandingkan dengan jam
yang mengorbit Bumi pada
ketinggian kira-kira 10.000
km.
Kontraksi Panjang
 Kontraksi panjang adalah
penyusutan panjang suatu
benda akibat gerak relatif
pengamat atau benda yang
bergerak mendekati cepat
rambat cahaya. Penyusutan
panjang yang terjadi
merupakan suatu
fenomena yang
berhubungan dengan
pemekaran waktu.
 Panjang benda yang diukur
dalam kerangka acuan di
mana bendanya berada
dalam keadaan diam
disebut panjang patut
(panjang benda menurut
pengamat), l. Kita tinjau
sebatang tongkat dalam
keadaan diam di S' dengan
satu ujung di x2' dan ujung
lainnya di x1' , seperti pada
Gambar 2.. Panjang
tongkat dalam kerangka ini
adalah l = x2' – x1'.
Gambar 2. Kontraksi
panjang.
 Untuk menentukan panjang tongkat di
kerangka S, didefinisikan
bahwa l = x2 – x1. Berdasarkan invers
dari persamaan (18) akan diperoleh:

 x2' = γ (x2 –
vt2) ................................................. (15)

 dan

 x1' = γ (x1 –
vt1) ................................................. (16)

 Karena waktu pengukuran x1 sama
dengan waktu pengukuran x2,
maka t1 = t2, sehingga:
 dengan l0 adalah panjang
benda sebenarnya, v adalah
kecepatan benda, c adalah
cepat rambat cahaya,
dan l adalah panjang benda
menurut pengamat.
Adanya dilatasi waktu yang
dipengaruhi oleh gerak
benda relatif, akan
memengaruhi pengukuran
panjang. Panjang benda
yang bergerak terhadap
pengamat kelihatannya
lebih pendek daripada
panjang sebenarnya.
 Contoh Soal 2 :
Sebuah tongkat dengan panjang 50 cm,
bergerak dengan kecepatan v relatif terhadap
pengamat dalam arah menurut panjangnya.
Tentukan kecepatannya, jika panjang tongkat
menurut pengamat adalah 0,422 m!

Penyelesaian:

Diketahui:

l0 = 50 cm = 0,5 m
 l = 0,422 m

Ditanya: v = ... ?

Pembahasan :

Berdasarkan persamaan (17) maka kita dapat
menentukan kecepatan benda, yaitu:
Kereta Api Mengecil
 Kereta api yang melaju dengan
kecepatan yang mendekati
kecepatan cahaya akan tampak
lebih pendek, tetapi tingginya
tidak berubah. Hal ini tidak
tampak pada kecepatan rendah.
Sebuah mobil yang melaju
dengan kecepatan 160 km (100
mil) per jam akan tampak
mengecil satu per dua triliun
persen. Dalam persamaan-
persamaan itu waktu tampak
ditandai dengan tanda minus.
Jadi, apabila panjang mengecil,
sebaliknya waktu membesar.

 Ketera maglev. [3]
Daftar pusaka
 Budiyanto, J. 2009. Fisika : Untuk SMA/MA Kelas
XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta. p. 298.
 http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/04/p
ostulat-teori-relativitas-einstein-transformasi-
lorentz-dilatasi-waktu-kontraksi-panjang-contoh-
soal-rumus-jawaban-fisika.html#ixzz2jBHieSNe
 http://tiyyuloke.blogspot.co.id/2014/10/makalah-
fisika-tentang-relativitas.html

More Related Content

PPTX
Pp relativitas
PPTX
Persamaan Schrodinger
PPTX
Dualisme Gelombang Partikel
PPTX
Mekanika lagrange
PPT
PPTX
Transformasi lorentz
PPTX
Fisika inti dan radioaktivitas
DOCX
Percobaan gerak lurus beraturan
Pp relativitas
Persamaan Schrodinger
Dualisme Gelombang Partikel
Mekanika lagrange
Transformasi lorentz
Fisika inti dan radioaktivitas
Percobaan gerak lurus beraturan

What's hot (20)

DOC
Persamaan lagrange dan hamilton
DOCX
Laporan Fisdas Resonansi
PPS
Astronomi fisika bab vi
PDF
Percobaan hukum hooke
PDF
Fisika kuantum
DOCX
17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...
PPT
Dinamika Partikel
DOCX
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
DOCX
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
DOC
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
DOCX
Makalah osilator harmonik
PPT
Relativitas (Fisika kelas 12.IPA)
PPTX
induktansi diri
PDF
Pusat massa dan momentum
PDF
PPT Hukum Newton
DOCX
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
PPTX
Efek Doppler
PDF
Fisika kuantum 2
PPT
Asas bernoulli
PPTX
Ppt medan magnet
Persamaan lagrange dan hamilton
Laporan Fisdas Resonansi
Astronomi fisika bab vi
Percobaan hukum hooke
Fisika kuantum
17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...
Dinamika Partikel
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Makalah osilator harmonik
Relativitas (Fisika kelas 12.IPA)
induktansi diri
Pusat massa dan momentum
PPT Hukum Newton
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Efek Doppler
Fisika kuantum 2
Asas bernoulli
Ppt medan magnet
Ad

Viewers also liked (20)

DOCX
Fisika Modern "Transformasi Lorenzt"
PPT
Fisika Modern 02 relativity lorentz
PPT
Ralativitas Khusus
PDF
08 bab7
PPTX
TEORI RELATIVITAS KHUSUS
DOCX
Teori Galileo
PDF
Transformasi Householder
PPT
Relativitas yang belum direfisi
PPT
Bahan ajar fisika relativitas khusus
PDF
Bab i-teori-relativitas-khusus
PPTX
Radiasi benda hitam xii ipa 2
PDF
Kinematika relativitas
PPTX
Helwi & faridah xii-ipa-1
PPTX
Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau Editorial
PPSX
Teori relativitas
PPTX
PPTX
Materi 02 teori relativitas khusus (ii)
PPTX
Relativitas
PPTX
PPTX
Teori Relativitas
Fisika Modern "Transformasi Lorenzt"
Fisika Modern 02 relativity lorentz
Ralativitas Khusus
08 bab7
TEORI RELATIVITAS KHUSUS
Teori Galileo
Transformasi Householder
Relativitas yang belum direfisi
Bahan ajar fisika relativitas khusus
Bab i-teori-relativitas-khusus
Radiasi benda hitam xii ipa 2
Kinematika relativitas
Helwi & faridah xii-ipa-1
Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau Editorial
Teori relativitas
Materi 02 teori relativitas khusus (ii)
Relativitas
Teori Relativitas
Ad

Similar to Transformasi lorenz (20)

DOCX
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
DOCX
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
PDF
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
PDF
Pertemuan 14 Relativitas Khusus fisika dasar
PPTX
Fostulap einstein
PPTX
Tugas fisika nadiva
PPTX
Teori Relativitas Tugas Fisika semester 1
DOCX
Keppler
PPTX
maata kuliah fisika modern FISIKA MODERN II.pptx
PPTX
Teori relativitas einstein
PPTX
Momentum Sudut dan Benda Tegar
PDF
4 Teori Relativitas Khusus Dengan Rumus dan Contohnya
PPTX
Materi 01 teori relativitas khusus (i)
DOC
Teori relativitas-khusus
PDF
PDF
08 bab7
PPTX
Relativitas khusus
PPTX
teori relativitasjhjhjhjhjhjhjhjh khusus.pptx
PPTX
Relativitas Khusus Albert Einstein .pptx
PPTX
relativitas waktu.pptx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
Pertemuan 14 Relativitas Khusus fisika dasar
Fostulap einstein
Tugas fisika nadiva
Teori Relativitas Tugas Fisika semester 1
Keppler
maata kuliah fisika modern FISIKA MODERN II.pptx
Teori relativitas einstein
Momentum Sudut dan Benda Tegar
4 Teori Relativitas Khusus Dengan Rumus dan Contohnya
Materi 01 teori relativitas khusus (i)
Teori relativitas-khusus
08 bab7
Relativitas khusus
teori relativitasjhjhjhjhjhjhjhjh khusus.pptx
Relativitas Khusus Albert Einstein .pptx
relativitas waktu.pptx

Recently uploaded (20)

DOC
RPP Deep Learning _ MGMP Wilayah 1 (1).doc
PPTX
Modul ajar kelas 5 sd kecerdasan artifisial pptx
PDF
Laktasi dan Menyusui (MK Askeb Esensial Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
PPTX
!!!!Bahan Tayang Kompetensi Manajerial-AKUNTABILITAS KINERJA-DR Asep Iwa.pptx
PDF
Sosialisasi Menu DAK NF TA 2026 Promkeskom.pdf
PDF
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
PPTX
Saint Maximilian Kolbe, Polish friar, priest, missionary and martyr (indonesi...
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PDF
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PPT
KOMITMEN MENULIS DI BLOG IGTIK PB PGRI.ppt
PPTX
ppt_bola_basket_kelas x sma mata pelajaran pjok.pptx
PDF
2021 KREATIFITAS DNA INOVASI DALAM BERWIRAUSAHA.pdf
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PAI & BP Kelas XII Terbaru 2025
DOCX
Modul 5_Instrumen Analisis Perencanaan Pembelajaran Mendalam (2).docx
PPTX
PPT REVISED - SEMINAR PEMBELAJARAN MENDALAM .pptx
PDF
Ilmu tentang pengembangan teknologi pembelajaran
PPTX
SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN INDONESIA.pptx
PDF
RPP PEMBELAJARAN MENDALAM BAHASA INDONESIA _SariIndah_DEWI SINTA (1).pdf
PPTX
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
PPTX
Ekspresi_dan_Operasi_Logika informatika smp kelas 9
RPP Deep Learning _ MGMP Wilayah 1 (1).doc
Modul ajar kelas 5 sd kecerdasan artifisial pptx
Laktasi dan Menyusui (MK Askeb Esensial Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
!!!!Bahan Tayang Kompetensi Manajerial-AKUNTABILITAS KINERJA-DR Asep Iwa.pptx
Sosialisasi Menu DAK NF TA 2026 Promkeskom.pdf
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
Saint Maximilian Kolbe, Polish friar, priest, missionary and martyr (indonesi...
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
KOMITMEN MENULIS DI BLOG IGTIK PB PGRI.ppt
ppt_bola_basket_kelas x sma mata pelajaran pjok.pptx
2021 KREATIFITAS DNA INOVASI DALAM BERWIRAUSAHA.pdf
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PAI & BP Kelas XII Terbaru 2025
Modul 5_Instrumen Analisis Perencanaan Pembelajaran Mendalam (2).docx
PPT REVISED - SEMINAR PEMBELAJARAN MENDALAM .pptx
Ilmu tentang pengembangan teknologi pembelajaran
SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN INDONESIA.pptx
RPP PEMBELAJARAN MENDALAM BAHASA INDONESIA _SariIndah_DEWI SINTA (1).pdf
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
Ekspresi_dan_Operasi_Logika informatika smp kelas 9

Transformasi lorenz

  • 1. D I B U A T O L E H : F O U R I N O V I T A M . A . P R R . A N G G I T A R I Z Q I A R . P Transformasi lorenz
  • 2. Biografi Hendrik Antoon Lorentz  Nama transformasi lorentz ini di ambil untuk menghormati Hendrik Antoon Lorentz seorang pakar fisika yang berkebangsaan Belanda. Persamaan- persamaan ini pertama kali diusulkan dalam bentuk yang sedikit berbeda oleh Lorentz pada 1904. Ia mengajukan persamaan-persamaan ini untuk menjelaskan hasil nol dalam percobaan Michelson-Morley dan untuk membuat persamaan-persamaan ini Maxwell mengambil bentuk yang sama untuk semua kerangka acuan inersial. Setahun kemudian, Einstein menurunkan persamaan-persamaan ini secara independen berdasarkan pada teori relativitas.  Hendrik Antoon Lorentz (1853-1928) ialah fisikawan Belanda yang memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisika bersama dengan Pieter Zeeman pada 1902.
  • 3.  Dilahirkan di Arnhem, Belanda. Ia belajar di Universitas Leiden. Pada usia 19 tahun ia kembali ke Arnhem dan mengajar di salah satu SMA di sana. Sambil mengajar, ia menyiapkan tesis doktoral yang memperluas teori James Clerk Maxwell mengenai elektromagnet yang meliputi rincian daripemantulan dan pembiasan cahaya. Pada 1878 ia menjadi guru besar fisika teoretis di Leyden yang merupakan tempat kerja pertamanya. Ia tinggal di sana selama 34 tahun, lalu pindah ke Haarlem. Lorentz meneruskan pekerjaannya untuk menyederhanakan teori Maxwell dan memperkenalkan gagasan bahwa medan elektromagnetikditimbulkan oleh muatan listrik pada tingkat atom  . Ia mengemukakan bahwa pemancaran cahaya oleh atom dan berbagai gejala optik dapat dirunut ke gerak dan interaksi energi atom.  Pada 1896, salah satu mahasiswanya Pieter Zeeman menemukan bahwa garis spektral atom dalam medan magnet akan terpecah menjadi beberapa komponen yang frekuensinya agak berbeda. Hal tersebut membenarkan pekerjaan Lorentz, sehingga mereka berdua dianugerahi Hadiah Nobel pada 1902.
  • 4.  Pada 1895, Lorentz mendapatkan seperangkat persamaan yang mentransformasikan kuantitas elektromagnetik dari suatu kerangka acuan ke kerangka acuan lain yang bergerak relatif terhadap yang pertama meski pentingnya penemuan itu baru disadari 10 tahun kemudian saat Albert Einstein mengemukakan teori relativitas khususnya.  Lorentz (dan fisikawan Irlandia G.F. Fitzgerald secara independen) mengusulkan bahwa hasil negatif eksperimen Michelson- Morley bisa dipahami jika panjang dalam arah gerak relatif terhadap pengamat mengerut. Eksperimen selanjutn ya memperlihatkan bahwa meski terjadi pengerutan, hal itu bukan karena penyebab yang nyata dari hasil Michelson dan Edward Morley. Penyebabnya ialah karena tiadanya 'eter' yang berlaku sebagai kerangka acuan universal.
  • 5. B. Kontraksi panjang lorentz  Pengukuran panjang seperti halnya pengukuran selang waktu juga dipengaruhi oleh gerak relative. Panjang L benda yang bergerak terhadap pengamat kelihatannya lebih pendek dari panjang Lo bila diukur dalam keadaan diam terhadap pengamat. Gejala ini dikenal sebagi pengerutan Lorentz. Panjang Lo suatu benda dalam kerangka diamnya disebut sebagai panjang proper.  Perhatikan sebatang tongkat berada dalam keadaan diam di S’ dengan satu ujung di x2’ dan ujung lain di x1’. Panjang tongkat dalam kerangka ini ialah panjang propernya Lo= x2’- x1’. Panjang tongkat dalam kerangka S didefinisikan sebagai L= x2- x1, dengan x2 merupakan posisi satu ujung pada suatu waktu t2 dan x1 dalam t1= t2 sebagaimana yang diukur di kerangka S.
  • 6.  Pengukuran panjang dipengaruhi  oleh relativitas. Kita akan mengamati  sebuah tongkat yang terletak pada sumbu x_  dalam kerangka acuan S_ yang bergerak  dengan kecepatan v terhadap kerangka  acuan S seperti pada gambar 10.5.  Kedudukan tongkat terhadap S_ adalah x_1  dan x_2. Panjang batang terhadap kerangka  acuan S adalah L = x2 – x1 sedangkan  panjang batang terhadap kerangka acuan S_  adalah L0 = x_2 – x_1.  Rumus :  L = Panjang benda diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap benda  Lo = Panjang benda diukur oleh pengamat yang diam terhadap benda  V = kecepatan relatif terhadap karengka acuan
  • 7. Transformasi Lorentz  Transformasi Galileo hanya berlaku jika kecepatan- kecepatan yang digunakan tidak bersifat relativistik, yaitu jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya, c. Sebagai contoh, pada persamaan 6 transformasi Galileo berlaku untuk kecepatan cahaya, karena cahaya yang bergerak di S' dengan kecepatan ux' = c akan memiliki kecepatan c + v di S. Sesuai dengan teori relativitas bahwa kecepatan cahaya di S juga adalah c. Sehingga, diperlukan persamaan transformasi baru untuk bisa melibatkan kecepatan relativistik.  Berdasarkan teori relativitas, S' yang bergerak ke kanan relatif terhadap s ekivalen dengan S yang bergerak ke kiri relatif terhadap S'.
  • 8.  Gambar 1. Kerangka acuan S bergerak ke kanan dengan kecepatan v relatif terhadap kerangka S.  Berdasarkan Gambar 1, kita asumsikan transformasi bersifat linier dalam bentuk: x = γ (x' + vt') .................................................. (1)  y = y' ................................................................(2)  z = z' ................................................................ (3) Kita asumsikan bahwa y dan z tidak berubah karena diperkirakan tidak terjadi kontraksi panjang pada arah ini.  Persamaan invers harus memiliki bentuk yang sama di mana v diganti dengan -v, sehingga diperoleh:  x' = γ (x - vt) .................................................. (4)
  • 9.  Jika pulsa cahaya meninggalkan titik acuan S dan S' pada t = t' = 0, setelah waktu t menempuh sumbu x sejauh x = ct (di S ), atau x' = ct' (di S').  Jadi, dari persamaan (10.10):  c.t = γ (ct' + vt') = γ (c + v) t' ............................. (5)  c.t' = γ (ct - vt) = γ (c - v) t ................................ (6)  dengan mensubstitusikan t' persamaan (6) ke persamaan (5) akan diperoleh:   c.t = γ (c + v) γ (c - v)(t/c) = γ2 (c2 - v2) t/c  Dengan mengalikan 1/t pada tiap ruas diperoleh nilai γ :
  • 10.  Untuk menentukan hubungan t dan t', kita gabungkan persamaan (1) dan (4), sehingga diperoleh:   x' = γ (x - vt) = γ { γ (x' + vt') - vt}   Diperoleh nilai t = γ (t' + vx'/c2). Sehingga secara keseluruhan didapatkan:
  • 11.  yang menyatakan persamaan transformasi Lorentz.   Untuk transformasi kecepatan relativistik dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (6), yaitu:
  • 12. Dengan cara yang sama maka disimpulkan:   Dengan adanya transformasi Lorentz, maka masalah perbedaan pengukuran panjang, massa, dan waktu, antara di Bumi dan di luar angkasa dapat terpecahkan.
  • 13. Dilatasi Waktu  Akibat penting postulat Einstein dan transformasi Lorentz adalah bahwa selang waktu antara dua kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu kerangka acuan selalu lebih singkat daripada selang waktu antara kejadian sama yang diukur dalam kerangka acuan lain yang kejadiannya terjadi pada tempat yang berbeda.   Pada dua kejadian yang terjadi di x0' pada waktu t1' dan t2' dalam kerangka S ', kita dapat menentukan waktu t1 dan t2 untuk kejadian ini dalam kerangka S dari persamaan (9). Kita peroleh:
  • 14.  Sehingga, dari kedua persamaan tersebut diperoleh:  t2 - t1 = γ (t2' – t1') ............................................. (13)  Waktu di antara kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu kerangka acuan disebut waktu patut, tp. Dalam hal ini, selang waktu Δtp = t2' – t1' yang diukur dalam kerangka S' adalah waktu patut. Selang waktu Δt yang diukur dalam kerangka sembarang lainnya selalu lebih lama dari waktu patut. Pemekaran waktu ini disebut dilatasi waktu, yang besarnya:  Δt = γ.Δtp ..................................................... (14)
  • 15.  Sebelum melakukan perjalanan ke ruang antariksa, seorang astronaut memiliki laju detak jantung terukur 80 detak/menit. Ketika astronaut mengangkasa dengan kecepatan 0,8 c terhadap Bumi, berapakah laju detak jantung astronaut tersebut menurut pengamat di Bumi?   Penyelesaian:   Kecepatan astronaut terhadap Bumi:   v = 0,8 c  v/c = 0,8   γ dapat ditentukan dengan persamaan:
  • 16.  Waktu patut, Δtp adalah selang waktu detak jantung astronaut yang terukur di Bumi. Jadi, Δtp = 1 menit/80 detak.   Selang waktu relativistik, Δt adalah selang waktu detak jantung astronaut yang sedang mengangkasa diukur oleh pengamat di Bumi. Pemekaran waktu dihitung melalui persamaan (14):   Δt = γ . Δtp = 10/6 (1menit/80 detak) = 1 menit/((6/10) x 80 detak) = 1 menit/48 detak. 
  • 17. Bola Kuarsa dan Jam Hidrogen Maser  Bola kwarsa. [1]  Bola kuarsa di bagian atas wadah tersebut mungkin merupakan benda paling bulat di dunia. Bola ini didesain untuk berputar sebagai giroskop dalam satelit yang mengorbit Bumi. Relativitas umum memperkirakan bahwa rotasi bumi akan menyebabkan sumbu rotasi giroskop untuk beralih secara melingkar pada laju 1 putaran dalam 100.000 tahun.
  • 18. Jam maser Hidrogen. (Credit: Courtesy NASA/JPL-Caltech) [2]  Jam maser hidrogen yang teliti di atas diluncurkan dalam satelit pada 1976, dan waktunya dibandingkan dengan waktu jam yang identik di Bumi. Sesuai dengan perkiraan relativitas umum, jam yang di Bumi, yang di sini potensial gravitasinya lebih rendah, "terlambat" kira-kira 4,3 x 10- 10 sekon setiap sekon dibandingkan dengan jam yang mengorbit Bumi pada ketinggian kira-kira 10.000 km.
  • 19. Kontraksi Panjang  Kontraksi panjang adalah penyusutan panjang suatu benda akibat gerak relatif pengamat atau benda yang bergerak mendekati cepat rambat cahaya. Penyusutan panjang yang terjadi merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan pemekaran waktu.  Panjang benda yang diukur dalam kerangka acuan di mana bendanya berada dalam keadaan diam disebut panjang patut (panjang benda menurut pengamat), l. Kita tinjau sebatang tongkat dalam keadaan diam di S' dengan satu ujung di x2' dan ujung lainnya di x1' , seperti pada Gambar 2.. Panjang tongkat dalam kerangka ini adalah l = x2' – x1'.
  • 20. Gambar 2. Kontraksi panjang.  Untuk menentukan panjang tongkat di kerangka S, didefinisikan bahwa l = x2 – x1. Berdasarkan invers dari persamaan (18) akan diperoleh:   x2' = γ (x2 – vt2) ................................................. (15)   dan   x1' = γ (x1 – vt1) ................................................. (16)   Karena waktu pengukuran x1 sama dengan waktu pengukuran x2, maka t1 = t2, sehingga:
  • 21.  dengan l0 adalah panjang benda sebenarnya, v adalah kecepatan benda, c adalah cepat rambat cahaya, dan l adalah panjang benda menurut pengamat. Adanya dilatasi waktu yang dipengaruhi oleh gerak benda relatif, akan memengaruhi pengukuran panjang. Panjang benda yang bergerak terhadap pengamat kelihatannya lebih pendek daripada panjang sebenarnya.
  • 22.  Contoh Soal 2 : Sebuah tongkat dengan panjang 50 cm, bergerak dengan kecepatan v relatif terhadap pengamat dalam arah menurut panjangnya. Tentukan kecepatannya, jika panjang tongkat menurut pengamat adalah 0,422 m!  Penyelesaian:  Diketahui:  l0 = 50 cm = 0,5 m  l = 0,422 m  Ditanya: v = ... ?  Pembahasan :  Berdasarkan persamaan (17) maka kita dapat menentukan kecepatan benda, yaitu:
  • 23. Kereta Api Mengecil  Kereta api yang melaju dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya akan tampak lebih pendek, tetapi tingginya tidak berubah. Hal ini tidak tampak pada kecepatan rendah. Sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan 160 km (100 mil) per jam akan tampak mengecil satu per dua triliun persen. Dalam persamaan- persamaan itu waktu tampak ditandai dengan tanda minus. Jadi, apabila panjang mengecil, sebaliknya waktu membesar.   Ketera maglev. [3]
  • 24. Daftar pusaka  Budiyanto, J. 2009. Fisika : Untuk SMA/MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 298.  http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/04/p ostulat-teori-relativitas-einstein-transformasi- lorentz-dilatasi-waktu-kontraksi-panjang-contoh- soal-rumus-jawaban-fisika.html#ixzz2jBHieSNe  http://tiyyuloke.blogspot.co.id/2014/10/makalah- fisika-tentang-relativitas.html