SlideShare a Scribd company logo
Tutor C
Referensi:
[1] Hutchinson, R., Just, S. B. 1995. Programming Using the C Language. Mcgraw-Hill
    Computer Science Series.
[2] Kernighan, B.W., Ritchie, D.M. 1988. C Programming Language (2nd Edition). Prentice-
    Hall.
[3] Prinz, P., Kirch-Prinz, U. 2002. C Pocket Reference. O'Reilly Media, Inc.
[4] Simamora, S.N.M.P. 2001. Dasar Pemrograman dengan C++. Diktat Kuliah. ITHB.
    Bandung

Kunjungi Departemen Sistem Komputer, Fak. Teknik di:
www.ithb.ac.id


I.   Operasi Arithmatika

     Dalam Bahasa Pemrograman C, operator arithmatika yang dikenal adalah sbb:
     a) Tambah (‘+’)
        Contoh:
        #include<stdio.h>
        main()
        {
         printf("%i",5+5);
        return;
        }

        Contoh:
        #include<stdio.h>
        main()
        {
         float a;
         a=5+5;
         printf("%f",a);
        return;
        }

        Contoh:
        #include<stdio.h>
        main()
        {
         int a;
         printf("Masukkan nilai a: ");
         scanf("%i", &a);
         a=a+5;
         printf("%i",a);
        return;
        }

     b) Kurang (‘-’)
        #include<stdio.h>
        main()
        {
         printf("%i",15-5);
        return;
        }


                                                                                      1
Contoh:
   #include<stdio.h>
   main()
   {
    float x;
    x=25-5;
    printf("%f",x);
   return;
   }


c) Kali (‘x’)
   #include<stdio.h>
   main()
   {
    printf("%i",25*5);
   return;
   }

   Contoh:
   #include<stdio.h>
   main()
   {
    float x;
    x=5*1.5;
    printf("%f",x);
   return;
   }


d) Bagi (‘÷’)
   Misalkan: 15÷3, dituliskan: 15/3
   Namun jika 15÷2, dituliskan: 15/2 namun hasilnya bukan 7.5 melainkan 7.
   Hal ini disebabkan, operator ’/’ memberi hasil bagi namun sisa bagi tidak disertakan.
   Contoh:
   #include<stdio.h>
   main()
   {
    printf("%i",25/4);
   return;
   }

   Contoh:
   #include<stdio.h>
   main()
   {
    float a;
    a=25/5;
    printf("%f",a);
   return;
   }




                                                                                           2
Untuk menampilkan luaran berupa sisa bagi, digunakan sebuah operator modulus dimana
   dalam Bahasa Pemrograman C digunakan symbol ‘%’.

   Contoh:
   #include<stdio.h>
   main()
   {
    printf("%i",25%4);
   return;
   }

   Contoh:
   #include<stdio.h>
   main()
   {
    int x;
    x=25%3;
    printf("%i",x);
   return;
   }

   Contoh:
   #include<stdio.h>
   main()
   {
    int x;
    x=25%3;
    printf("%i",x);
   return;
   }


II. Operator Logika
   2.1 Operator: ‘==’
   Misalkan: dua variabel masing-masing, A dan B, jika masing-masing diberi nilai numerik
   yang sama maka kedua variabel bernilai sama; dituliskan dalam Bahasa Pemrograman C
   adalah: ‘A==B’.

   Contoh:
   #include<stdio.h>
   main()
   {
    int A=3,B;
    printf("Masukkan variabel B: ");
    scanf("%i",&B);
    if(A==B) {
     printf("Nilai yang anda masukkan sama dengan A, yakni %i",B);
    } else {
        printf("Nilai yang anda masukkan berbeda dengan A. Anda
   memasukkan %i",B);
      }
   return;
   }



                                                                                       3
Contoh
#include<stdio.h>
main()
{
 int A=4,B,C;
 printf("Masukkan variabel B: ");
 scanf("%i",&B);
 C=B+1;
 if(A==C) {
  printf("Nilai yang anda masukkan sama dengan A, yakni %i",A);
 } else {
     printf("Nilai yang anda masukkan berbeda dengan A. Anda
memasukkan %i",B);
   }
return;
}


2.2 Operator: ‘>=’

Contoh
#include<stdio.h>
main()
{
 int A=4,B;
 printf("Masukkan variabel B: ");
 scanf("%i",&B);
 if(B>=A) {
  printf("Nilai yang anda masukkan lebih besar atau sama dengan A,
yakni %i",A);
 } else {
     printf("Nilai yang anda masukkan lebih kecil dari A. Anda
memasukkan %i",B);
   }
return;
}


2.3 Operator: ‘<=’

Contoh
#include<stdio.h>
main()
{
 int A=4,B;
 printf("Masukkan variabel B: ");
 scanf("%i",&B);
 if(A<=B) {
  printf("Nilai yang anda masukkan besar atau sama dengan A, yakni
%i",A);
 } else {
     printf("Nilai yang anda masukkan lebih kecil dari A. Anda
memasukkan %i",B);
   }
return;
}



                                                                     4
2.4 Operator: ‘!=’

Contoh
#include<stdio.h>
main()
{
 int A=4,B;
 printf("Masukkan variabel B: ");
 scanf("%i",&B);
 if(B!=A) {
  printf("Nilai yang anda masukkan tidak sama dengan A, yakni
%i",A);
 } else {
     printf("Nilai yang anda masukkan sama dengan A. Anda memasukkan
%i",B);
   }
return;
}


2.5 Operator Boolean

Operator Boolean yang dikenal dalam Bahasa Pemrograman C adalah:
a) AND
   Definisi:
   Luaran bernilai ‘1’ jika dan hanya jika dua masukan atau lebih semua bernilai ‘1’.
   Simbol dalam Bahasa Pemrograman C adalah: ‘&&’
   Misalkan: DEC(8) && DEC(7) = DEC(0)
   Dibuktikan dalam sintaks C sbb:
   #include<stdio.h>
   main()
   {
    int A=8,B=7,C;
    C=A&B;
    printf("%i & %i = %i",A,B,C);
   return;
   }

b) OR
   Definisi:
   Luaran bernilai ‘1’ jika dan hanya jika salah satu masukan dari dua masukan atau lebih
   bernilai ‘1’.
   Simbol dalam Bahasa Pemrograman C adalah: ‘||’
   Misalkan: DEC(8) || DEC(7) = DEC(15)
   Dibuktikan dalam sintaks C sbb:
   #include<stdio.h>
   main()
   {
    int A=8,B=7,C;
    C=A|B;
    printf("%i | %i = %i",A,B,C);
   return;
   }



                                                                                        5
2.6 Operator: ‘&&’ dan ‘||’
Misalkan:
A=2
B=3
Lalu dinyatakan statement berikut:
Z←A>=5||B==3&&A!=B;

maka, Z bernilai: 1.

Dituliskan dalam sintaks C sebagai berikut:
#include<stdio.h>
main()
{
 int A=2,B=3,Z;
 Z=A>=5||B==3&&A!=B;
 printf("Hasil = %i",Z);
return;
}

Perhatikan bahwa operator ’&&’ lebih tinggi hirarkinya dibandingkan ’||’, sehingga prioritas
pengerjaan dikerjakan oleh operator dengan hirarki lebih tinggi.
Contoh:
Z=A>=5&&B==3||A==B;

maka, Z bernilai: 0.

Dituliskan dalam sintaks C sbb:
#include<stdio.h>
main()
{
 int A=2,B=3,Z;
 Z=A>=5&&B==3||A==B;
 printf("Hasil = %i",Z);
return;
}

Contoh:
#include<stdio.h>
main()
{
 int A=9,B=-3,Z;
 Z=A>=5&&B==3||A==B;
 printf("Hasil = %i",Z);
return;
}

Hasil Z=0.

Contoh
#include<stdio.h>
main()
{
 int A=9,B=-3,Z;


                                                                                          6
Z=A>=5||B==3&&A==B;
     printf("Hasil = %i",Z);
    return;
    }

    Nilai Z = 1.

    Hasilnya berbeda bila dituliskan berikut ini:
    #include<stdio.h>
    main()
    {
     int A=9,B=-3,Z;
     Z=(A>=5||B==3)&&A==B;
     printf("Hasil = %i",Z);
    return;
    }

    Nilai Z=0.

    Ini membuktikan proses prioritas seperti disebutkan dalam teori memang terbukti berdasar
    hasil pengujian tsb.



III. Larik (Array)

    Sebuah larik (array) dapat didefinisikan sebagai sekumpulan data dengan tipe dan jenis yang
    sama dan dikelompokkan dalam satu variabel dimana indeks pencacah dimulai dari 0.
    Misalkan
    A[5] = {1,2,3,4,5};
    Larik A memiliki panjang larik sebesar 5 dengan anggota (elemen anggota) sebagai berikut:
    A[0]=1;
    A[1]=2;
    A[2]=3;
    A[3]=4;
    A[4]=5;

    Dituliskan dalam Bahasa Pemrograman C sebagai berikut:
    #include<stdio.h>
    main()
    {
     int i,A[5]={1,2,3,4,5};
     for(i=0;i<5;i++) {
      printf("A[%i]=%i",i,A[i]);
      printf("n");
     }
    return;
    }

    Dalam Bahasa Pemrograman C, sebuah string tidak memiliki tipe data yang terdeklarasikan,
    sehingga jika suatu data ingin direpresentasikan dalam string maka tak lain merupakan
    sekumpulan karakter (tipe data char) yang dikelompokkan dalam array.




                                                                                             7
Untuk suatu kasus, dimana end-user diminta memasukkan input angka dengan panjang lima
digit, lalu ditampilkan secara terbalik.
Misalkan, dimasukkan: 53421, maka ditampilkan menjadi: 12435.
Dituliskan dalam Bahasa Pemrograman C sebagai berikut:
#include<stdio.h>
main()
{
 int a[5];
 int i;
  for(i=0;i<5;++i) {
   printf("Input-%i: ",i+1); scanf("%d",&a[i]);
  }
  printf("Kode yang anda masukkan dibalikkan: ");
  for(i=4;i>=0;--i) printf("%d",a[i]);
return;
}

Bila tampilan yang diinginkan sesuai masukan dari end-user, adalah sebagai berikut:
#include<stdio.h>
main()
{
 int a[5];
 int i;
  for(i=0;i<5;i++) {
   printf("Input-%i: ",i+1); scanf("%d",&a[i]);
  }
  printf("Kode yang anda masukkan adalah: ");
  for(i=0;i<5;i++) printf("%d",a[i]);
return;
}

Selanjutnya jika dilakukan pengecekan terhadap nilai masukan yang sebelumnya telah
dilakukan oleh end-user, dapat dituliskan sintaksnya sbb:
#include<stdio.h>
main()
{
 int a[5],b[5];
 int i;
  for(i=0;i<5;i++) {
   printf("Input-%i: ",i+1); scanf("%d",&a[i]);
  }
  printf("Kode yang anda masukkan yaitu: ");
  for(i=0;i<5;i++) printf("%d",a[i]);
  printf("nCek input sebelumnyan");
  for(i=0;i<5;i++) {
   printf("Input-%i: ",i+1); scanf("%d",&b[i]);
  }
  for(i=0;i<5;i++) {
   if(a[i]==b[i]) {
    printf("nKode digit ke-%i yang anda masukkan benar.",i+1);
   } else {
    printf("nKode digit ke-%i yang anda masukkan salah.",i+1);
    }
  }
return;
}


                                                                                      8
MATRIKS

Matriks merupakan suatu larik berdimensi 2, yang tersusun dari baris dan kolom. Misalkan
             1 2
dituliskan A:     maka dapat dijelaskan bahwa matriks A terdiri dari elemen-elemen
              3 3
berikut:
a11 = 1 → Matriks A pada baris-1,kolom-1 adalah 1
a12 = 2 → Matriks A pada baris-1,kolom-2 adalah 2
a21 = 3 → Matriks A pada baris-2,kolom-1 adalah 3
a22 = 3 → Matriks A pada baris-2,kolom-2 adalah 3

Dituliskan dalam Bahasa Pemrograman C adalah sebagai berikut:
#include<stdio.h>
main()
{
 int i,j,A[2][2]=
 {
   {1,2},
   {3,3},
 };
printf("Matriks yang ditampilkan:n");
 for(i=0;i<2;i++) {
  for (j=0;j<2;j++) {
    printf("%i ",A[i][j]);
  }
    printf("n");
 }
return;
}

Misalkan matriks A dikalikan dengan 2, maka dihasilkan:
    2 4
A:      ; maka dituliskan dalam Bahasa Pemrograman C adalah sbb:
   6 6
#include<stdio.h>
main()
{
 int i,j,A[2][2]=
 {
     {1,2},
     {3,3},
 };
printf("Matriks awal:n");
 for(i=0;i<2;i++) {
  for (j=0;j<2;j++) {
      printf("%i ",A[i][j]);
  }
      printf("n");
 }
printf("Matriks setelah dikali dengan 2:n");
 for(i=0;i<2;i++) {
  for (j=0;j<2;j++) {
      printf("%i ",A[i][j]*2);
  }



                                                                                      9
printf("n");
 }
return;
}

Kasus berikutnya, apabila diketahui:
   1 2
A:      
   3 3
     2
B:  
    1 
                             4
maka, jika C = A x B ; C=   ; hal ini dapat dikerjakan dengan Bahasa Pemrograman C
                          9 
menjadi sbb:

#include<stdio.h>
main()
{
 int i,j,k,A[2][2]=
 {
   {1,2},
   {3,3},
 },B[2][1]=
 {
   {2},
   {1},
 },C[2][1];

printf("Matriks A:n");
 for(i=0;i<2;i++) {
  for (j=0;j<2;j++) {
    printf("%i ",A[i][j]);
  }
    printf("n");
 }
printf("Matriks B:n");
 for(i=0;i<2;i++) {
  for (j=0;j<1;j++) {
    printf("%i ",B[i][j]);
  }
    printf("n");
 }

 for(i=0;i<2;i++) {
  for (j=0;j<1;j++) {
      C[i][j]=0;
   for (k=0;k<2;k++) {
    C[i][j]+=A[i][k]*B[k][j];
   }
  }
 }
printf("Matriks didapatkan setelah A dikali dengan B:n");
 for(i=0;i<2;i++){
   for(j=0;j<1;j++){
    printf("%i",C[i][j]);



                                                                                 10
}
 printf("n");
 }
return;
}

Untuk kasus berikutnya yaitu nilai elemen matriks beserta dimensinya didapatkan dari end-
user; misalkan A dengan dimensi 2x2 dengan elemen:
a11 = 1
a12 = 2
a21 = 3
a22 = 2
dan B dengan dimensi 2x1 dengan elemen:
b11 = 2
b21 = 1
                          4
maka jika A x B = C, C =  
                         8 
Dituliskan dalam Bahasa Pemrograman C adalah sbb:
#include <stdio.h>

main()
{
int a[10][10], b[10][10], c[10][10], i, j, k, r1, r2, c1, c2;

 printf("Masukan jumlah baris dan kolom untuk Matriks A (maks.10):
");
 scanf("%d %d", &r1, &c1);
 printf("Masukan jumlah baris dan kolom untuk Matriks B (maks.10):
");
 scanf("%d %d", &r2, &c2);

if (c1 != r2)
{
 printf("n Mohon maaf perkalian tidak dapat dilakukann");
} else {

printf("n Memasukkan elemen Matriks A: n");
for (i=0; i<r1; i++)
for (j=0; j<c1; j++)
scanf("%d", &a[i][j]);

printf("n Memasukkan elemen Matriks B: n");
for (i=0; i<r2; i++)
for (j=0; j<c2; j++)
scanf("%d", &b[i][j]);

printf("nMatriks A: n");
for (i=0; i<r1; i++)
{
for (j=0; j<c1; j++)
printf(" %d", a[i][j]);
printf("n");
}




                                                                                      11
printf("nMatriks B: n");
   for (i=0; i<r2; i++)
   {
   for (j=0; j<c2; j++)
   printf(" %d", b[i][j]);
   printf("n");
   }

   for (i=0;     i<r1; i++)
   for (j=0;     j<c2; j++)
   {
   c[i][j] =     0;
   for (k=0;     k<r2; k++)
   c[i][j] =     c[i][j] + a[i][k] * b[k][j];
   }

    printf("n n Matriks hasil perkalian A dan B: n");
     for (i=0; i<r1; i++)
     {
      for (j=0; j<c2; j++)
       printf("t %d", c[i][j]);
       printf("n");
     }
   }
   return;
   }




IV. Struktur dan Pohon Logika

   Struktur dan pohon logika berperan sebagai kontrol alir program untuk seleksi proses kepada
   blok program yang akan diproses.
   Misalkan:
   Jika isi A = 20, maka
    Eksekusi blok ini;
   Jika tidak, maka
    Eksekusi blok ini;


   4.1 Struktur logika: if......then.....else
   Contoh:
   #include<stdio.h>
   main()
   {
    int a=4;
    if(a<7) {
     printf("Isi a lebih kecil dari 7.");
    }
   return 0;
   }




                                                                                           12
4.2 Struktur logika: do......while
Contoh:
#include<stdio.h>
main()
{
 int a=10;
 do {
  printf("Selamat Datang di Departemen Sistem Komputer!");
  a=a-3;
  printf("n");
 } while (a>3);
return 0;
}




4.3 Struktur logika: while
Contoh:
#include<stdio.h>
main()
{
 int a=10;
  while (a>3) {
  printf("Selamat Datang di ITHB Bandung!");
  a=a-3;
  printf("n");
  }
return 0;
}


4.4 Struktur logika: for.....i
Contoh:
#include<stdio.h>
main()
{
 int a,i;
 printf("Berapa kali ditampilkan?: ");
 scanf("%i",&a);
 for(i=0;i<a;i++) {
  printf("Ke-%i",i+1);
  printf(" Jauhkan Korupsi-Kolusi-Nepotis.n");
 }
return 0;
}




4.5 Struktur logika: switch
Contoh:
#include<stdio.h>
main()
{
 int a=3;
  switch (a) {


                                                             13
case 1:
   printf("Hari ini akan hujan");
   break;
  case 2:
   printf("Selamat Datang di Institut Teknologi Harapan Bangsa!");
   break;
  case 3:
   printf("Isi variabel a adalah 3.");
   break;
  case 4:
   printf("Dilarang nepotis.");
   break;
  case 5:
   printf("Isi variabel a adalah 5.");
   break;
  case 6:
   printf("Isi variabel a adalah 6.");
   break;
  case 7:
   printf("Hati-hati gunakan teknologi.");
   break;
default:
 printf(“Mohon maaf di luar pilihan yang disajikan.”);
break;
  }
return 0;
}




                                                                     14

More Related Content

PPT
Algoritma matematika
PPTX
Topik 5 Ekspresi dan Iinput Output
DOCX
Tipe data
PPT
Fungsi dan Prosedur
DOC
modul algoritma Bab 6
PPT
Latihan AlPro-I
PPT
Penggunaan if dan teknik dasar bagian 1
Algoritma matematika
Topik 5 Ekspresi dan Iinput Output
Tipe data
Fungsi dan Prosedur
modul algoritma Bab 6
Latihan AlPro-I
Penggunaan if dan teknik dasar bagian 1

What's hot (20)

PPT
Penggunaan if dan teknik dasar bagian 3
PPT
PPTX
Pertemuan 2 ~ Flowchart
DOCX
modul algoritma Bab 5
PPTX
Presentation1
PPT
Algoritma dan pengetahuan terkait (menghitung, konversi, dll)
PPT
Pertemuan II Function
PPT
Function
PPT
PPTX
Soal latihan sap no 1
PPTX
Soal latihan sap no 1
PPTX
Soal latihan sap 1
DOC
Lapak biseksi
DOCX
Program akar
DOCX
Praktikum Pemrograman Komputer Acara 3
PPT
Pengenalan c++ bagian 2
PPT
Pertemuan 07 - Pemrograman C
PPT
Penggunaan loop sebagai kerangka dasar algoritma
DOCX
Kalkulator
DOCX
Tugas alogaritma
Penggunaan if dan teknik dasar bagian 3
Pertemuan 2 ~ Flowchart
modul algoritma Bab 5
Presentation1
Algoritma dan pengetahuan terkait (menghitung, konversi, dll)
Pertemuan II Function
Function
Soal latihan sap no 1
Soal latihan sap no 1
Soal latihan sap 1
Lapak biseksi
Program akar
Praktikum Pemrograman Komputer Acara 3
Pengenalan c++ bagian 2
Pertemuan 07 - Pemrograman C
Penggunaan loop sebagai kerangka dasar algoritma
Kalkulator
Tugas alogaritma
Ad

Similar to Tutor C (20)

PPT
Pengenalan konsep pemrograman
PDF
Dasar c
PDF
about C Languages
PPT
PERTEMUAN 4 assignment dan azrithmetic operator.ppt
PDF
M04b dasar program c
PDF
Tugas kelompok
PPTX
Algoritma dan Pemrograman
PPT
Pengenalan konsep pemrograman c++
PPT
Presentasi Pengenalan konsep pemrograman
PPT
Pertemuan1.ppt
PPTX
Pengenalan bahasa c++
PPTX
Pengenalan bahasa c++
PDF
Modul c++
PDF
Materi matakuliah bahasa c
PDF
latkisikisi_uas_dasar_pemrograman_untuk_pemula.pdf
DOC
Modul ii operatorlogika
PPT
Algoritma & pemrograman 2
PDF
Bahan dpk-io-array-fungsi
PPTX
Rangkuman Pemograman Dasar.pptx
PDF
adoc.pub_bahasa-pemrograman-c-language.pdf
Pengenalan konsep pemrograman
Dasar c
about C Languages
PERTEMUAN 4 assignment dan azrithmetic operator.ppt
M04b dasar program c
Tugas kelompok
Algoritma dan Pemrograman
Pengenalan konsep pemrograman c++
Presentasi Pengenalan konsep pemrograman
Pertemuan1.ppt
Pengenalan bahasa c++
Pengenalan bahasa c++
Modul c++
Materi matakuliah bahasa c
latkisikisi_uas_dasar_pemrograman_untuk_pemula.pdf
Modul ii operatorlogika
Algoritma & pemrograman 2
Bahan dpk-io-array-fungsi
Rangkuman Pemograman Dasar.pptx
adoc.pub_bahasa-pemrograman-c-language.pdf
Ad

More from S N M P Simamora (20)

PDF
Power over-ethernet
PDF
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
PPTX
konsep mnemonic-instruction
PPTX
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
PDF
sns_paper complement_r010110
PDF
Cover paper Algoritma Symboolon
PDF
Algoritma Symboolon
PDF
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
DOC
Wireless Sensor Network
PDF
Konsep Process dalam Sistem Komputer
PPT
ADICT 2012 Presentation
PPT
Cloud Computing
DOC
Silabus TIK-3601 Sistem Operasi
PPTX
Teknologi Wireless dan Karakteristiknya
PPTX
Model Eksponensial dan Logaritma
PDF
Formula Matematika
PDF
Konsep dan Terapan Matriks
PPT
Telekomunikasi dan Teknologi Informasi
PDF
Bahasa Pemrograman dan Script
PPT
Bahasa Pemrograman dan Script
Power over-ethernet
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
konsep mnemonic-instruction
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
sns_paper complement_r010110
Cover paper Algoritma Symboolon
Algoritma Symboolon
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
Wireless Sensor Network
Konsep Process dalam Sistem Komputer
ADICT 2012 Presentation
Cloud Computing
Silabus TIK-3601 Sistem Operasi
Teknologi Wireless dan Karakteristiknya
Model Eksponensial dan Logaritma
Formula Matematika
Konsep dan Terapan Matriks
Telekomunikasi dan Teknologi Informasi
Bahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan Script

Recently uploaded (20)

PPTX
PPT Kurikulum Berbasis Cinta tahun 2025.
PDF
Digital Statecraft Menuju Indonesia Emas 2045: Diplomasi Digital, Ketahanan N...
DOCX
LKPD_Bab_1_Informatika_Kelas_9. : Informatika dan Keterampilan Generikdocx
PPTX
ppt kelas XII materi sifat koligatif larutan
PDF
Gangguan Penglihatan Mata - presentasi biologi
DOCX
CONTOH RANCANGAN MODUL PROYEK KOKURIKULER SMA 1.docx
PPTX
Bahan Tayang OJT Pembelajaran Mendalam KS
PPTX
MATERI NARKOBA RTS badan anti narkoba.pptx
PPTX
Paparan Penyesuaian Juknis BOSP Tahun 2025
PDF
lembar kerja LMS tugas pembelajaran mendalam
PPTX
MATERI MPLS TENTANG KURIKULUM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
PDF
3. Buku Sekolah Sehat, sekolah sehat bagi madrasah
PDF
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 1 Pengantar Geografi_May.pdf
PPTX
9ICP - Hubungan antara Pancasila dengan UUD 1945Bhinneka Tunggal Ika.pptx
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Biologi Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PPSX
Teknik Trading Selang Seling Yang Dapat Digunakan Untuk Trading Manual Maupun...
PPTX
Rancangan Kegiatan Kokurikuler SMP N 1 Karanggede
PPTX
Mind_Map_Modul_5_Pedagogik_Koding_AI.pptx
PPTX
PPT MATERI KODING DAN KECERDASAN ARTIFISIAL UNTUK PEMBELAJARAN
PPTX
Model Lintas minat dan pendalaman materi
PPT Kurikulum Berbasis Cinta tahun 2025.
Digital Statecraft Menuju Indonesia Emas 2045: Diplomasi Digital, Ketahanan N...
LKPD_Bab_1_Informatika_Kelas_9. : Informatika dan Keterampilan Generikdocx
ppt kelas XII materi sifat koligatif larutan
Gangguan Penglihatan Mata - presentasi biologi
CONTOH RANCANGAN MODUL PROYEK KOKURIKULER SMA 1.docx
Bahan Tayang OJT Pembelajaran Mendalam KS
MATERI NARKOBA RTS badan anti narkoba.pptx
Paparan Penyesuaian Juknis BOSP Tahun 2025
lembar kerja LMS tugas pembelajaran mendalam
MATERI MPLS TENTANG KURIKULUM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
3. Buku Sekolah Sehat, sekolah sehat bagi madrasah
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 1 Pengantar Geografi_May.pdf
9ICP - Hubungan antara Pancasila dengan UUD 1945Bhinneka Tunggal Ika.pptx
Modul Ajar Deep Learning Biologi Kelas 10 SMA Terbaru 2025
Teknik Trading Selang Seling Yang Dapat Digunakan Untuk Trading Manual Maupun...
Rancangan Kegiatan Kokurikuler SMP N 1 Karanggede
Mind_Map_Modul_5_Pedagogik_Koding_AI.pptx
PPT MATERI KODING DAN KECERDASAN ARTIFISIAL UNTUK PEMBELAJARAN
Model Lintas minat dan pendalaman materi

Tutor C

  • 2. Referensi: [1] Hutchinson, R., Just, S. B. 1995. Programming Using the C Language. Mcgraw-Hill Computer Science Series. [2] Kernighan, B.W., Ritchie, D.M. 1988. C Programming Language (2nd Edition). Prentice- Hall. [3] Prinz, P., Kirch-Prinz, U. 2002. C Pocket Reference. O'Reilly Media, Inc. [4] Simamora, S.N.M.P. 2001. Dasar Pemrograman dengan C++. Diktat Kuliah. ITHB. Bandung Kunjungi Departemen Sistem Komputer, Fak. Teknik di: www.ithb.ac.id I. Operasi Arithmatika Dalam Bahasa Pemrograman C, operator arithmatika yang dikenal adalah sbb: a) Tambah (‘+’) Contoh: #include<stdio.h> main() { printf("%i",5+5); return; } Contoh: #include<stdio.h> main() { float a; a=5+5; printf("%f",a); return; } Contoh: #include<stdio.h> main() { int a; printf("Masukkan nilai a: "); scanf("%i", &a); a=a+5; printf("%i",a); return; } b) Kurang (‘-’) #include<stdio.h> main() { printf("%i",15-5); return; } 1
  • 3. Contoh: #include<stdio.h> main() { float x; x=25-5; printf("%f",x); return; } c) Kali (‘x’) #include<stdio.h> main() { printf("%i",25*5); return; } Contoh: #include<stdio.h> main() { float x; x=5*1.5; printf("%f",x); return; } d) Bagi (‘÷’) Misalkan: 15÷3, dituliskan: 15/3 Namun jika 15÷2, dituliskan: 15/2 namun hasilnya bukan 7.5 melainkan 7. Hal ini disebabkan, operator ’/’ memberi hasil bagi namun sisa bagi tidak disertakan. Contoh: #include<stdio.h> main() { printf("%i",25/4); return; } Contoh: #include<stdio.h> main() { float a; a=25/5; printf("%f",a); return; } 2
  • 4. Untuk menampilkan luaran berupa sisa bagi, digunakan sebuah operator modulus dimana dalam Bahasa Pemrograman C digunakan symbol ‘%’. Contoh: #include<stdio.h> main() { printf("%i",25%4); return; } Contoh: #include<stdio.h> main() { int x; x=25%3; printf("%i",x); return; } Contoh: #include<stdio.h> main() { int x; x=25%3; printf("%i",x); return; } II. Operator Logika 2.1 Operator: ‘==’ Misalkan: dua variabel masing-masing, A dan B, jika masing-masing diberi nilai numerik yang sama maka kedua variabel bernilai sama; dituliskan dalam Bahasa Pemrograman C adalah: ‘A==B’. Contoh: #include<stdio.h> main() { int A=3,B; printf("Masukkan variabel B: "); scanf("%i",&B); if(A==B) { printf("Nilai yang anda masukkan sama dengan A, yakni %i",B); } else { printf("Nilai yang anda masukkan berbeda dengan A. Anda memasukkan %i",B); } return; } 3
  • 5. Contoh #include<stdio.h> main() { int A=4,B,C; printf("Masukkan variabel B: "); scanf("%i",&B); C=B+1; if(A==C) { printf("Nilai yang anda masukkan sama dengan A, yakni %i",A); } else { printf("Nilai yang anda masukkan berbeda dengan A. Anda memasukkan %i",B); } return; } 2.2 Operator: ‘>=’ Contoh #include<stdio.h> main() { int A=4,B; printf("Masukkan variabel B: "); scanf("%i",&B); if(B>=A) { printf("Nilai yang anda masukkan lebih besar atau sama dengan A, yakni %i",A); } else { printf("Nilai yang anda masukkan lebih kecil dari A. Anda memasukkan %i",B); } return; } 2.3 Operator: ‘<=’ Contoh #include<stdio.h> main() { int A=4,B; printf("Masukkan variabel B: "); scanf("%i",&B); if(A<=B) { printf("Nilai yang anda masukkan besar atau sama dengan A, yakni %i",A); } else { printf("Nilai yang anda masukkan lebih kecil dari A. Anda memasukkan %i",B); } return; } 4
  • 6. 2.4 Operator: ‘!=’ Contoh #include<stdio.h> main() { int A=4,B; printf("Masukkan variabel B: "); scanf("%i",&B); if(B!=A) { printf("Nilai yang anda masukkan tidak sama dengan A, yakni %i",A); } else { printf("Nilai yang anda masukkan sama dengan A. Anda memasukkan %i",B); } return; } 2.5 Operator Boolean Operator Boolean yang dikenal dalam Bahasa Pemrograman C adalah: a) AND Definisi: Luaran bernilai ‘1’ jika dan hanya jika dua masukan atau lebih semua bernilai ‘1’. Simbol dalam Bahasa Pemrograman C adalah: ‘&&’ Misalkan: DEC(8) && DEC(7) = DEC(0) Dibuktikan dalam sintaks C sbb: #include<stdio.h> main() { int A=8,B=7,C; C=A&B; printf("%i & %i = %i",A,B,C); return; } b) OR Definisi: Luaran bernilai ‘1’ jika dan hanya jika salah satu masukan dari dua masukan atau lebih bernilai ‘1’. Simbol dalam Bahasa Pemrograman C adalah: ‘||’ Misalkan: DEC(8) || DEC(7) = DEC(15) Dibuktikan dalam sintaks C sbb: #include<stdio.h> main() { int A=8,B=7,C; C=A|B; printf("%i | %i = %i",A,B,C); return; } 5
  • 7. 2.6 Operator: ‘&&’ dan ‘||’ Misalkan: A=2 B=3 Lalu dinyatakan statement berikut: Z←A>=5||B==3&&A!=B; maka, Z bernilai: 1. Dituliskan dalam sintaks C sebagai berikut: #include<stdio.h> main() { int A=2,B=3,Z; Z=A>=5||B==3&&A!=B; printf("Hasil = %i",Z); return; } Perhatikan bahwa operator ’&&’ lebih tinggi hirarkinya dibandingkan ’||’, sehingga prioritas pengerjaan dikerjakan oleh operator dengan hirarki lebih tinggi. Contoh: Z=A>=5&&B==3||A==B; maka, Z bernilai: 0. Dituliskan dalam sintaks C sbb: #include<stdio.h> main() { int A=2,B=3,Z; Z=A>=5&&B==3||A==B; printf("Hasil = %i",Z); return; } Contoh: #include<stdio.h> main() { int A=9,B=-3,Z; Z=A>=5&&B==3||A==B; printf("Hasil = %i",Z); return; } Hasil Z=0. Contoh #include<stdio.h> main() { int A=9,B=-3,Z; 6
  • 8. Z=A>=5||B==3&&A==B; printf("Hasil = %i",Z); return; } Nilai Z = 1. Hasilnya berbeda bila dituliskan berikut ini: #include<stdio.h> main() { int A=9,B=-3,Z; Z=(A>=5||B==3)&&A==B; printf("Hasil = %i",Z); return; } Nilai Z=0. Ini membuktikan proses prioritas seperti disebutkan dalam teori memang terbukti berdasar hasil pengujian tsb. III. Larik (Array) Sebuah larik (array) dapat didefinisikan sebagai sekumpulan data dengan tipe dan jenis yang sama dan dikelompokkan dalam satu variabel dimana indeks pencacah dimulai dari 0. Misalkan A[5] = {1,2,3,4,5}; Larik A memiliki panjang larik sebesar 5 dengan anggota (elemen anggota) sebagai berikut: A[0]=1; A[1]=2; A[2]=3; A[3]=4; A[4]=5; Dituliskan dalam Bahasa Pemrograman C sebagai berikut: #include<stdio.h> main() { int i,A[5]={1,2,3,4,5}; for(i=0;i<5;i++) { printf("A[%i]=%i",i,A[i]); printf("n"); } return; } Dalam Bahasa Pemrograman C, sebuah string tidak memiliki tipe data yang terdeklarasikan, sehingga jika suatu data ingin direpresentasikan dalam string maka tak lain merupakan sekumpulan karakter (tipe data char) yang dikelompokkan dalam array. 7
  • 9. Untuk suatu kasus, dimana end-user diminta memasukkan input angka dengan panjang lima digit, lalu ditampilkan secara terbalik. Misalkan, dimasukkan: 53421, maka ditampilkan menjadi: 12435. Dituliskan dalam Bahasa Pemrograman C sebagai berikut: #include<stdio.h> main() { int a[5]; int i; for(i=0;i<5;++i) { printf("Input-%i: ",i+1); scanf("%d",&a[i]); } printf("Kode yang anda masukkan dibalikkan: "); for(i=4;i>=0;--i) printf("%d",a[i]); return; } Bila tampilan yang diinginkan sesuai masukan dari end-user, adalah sebagai berikut: #include<stdio.h> main() { int a[5]; int i; for(i=0;i<5;i++) { printf("Input-%i: ",i+1); scanf("%d",&a[i]); } printf("Kode yang anda masukkan adalah: "); for(i=0;i<5;i++) printf("%d",a[i]); return; } Selanjutnya jika dilakukan pengecekan terhadap nilai masukan yang sebelumnya telah dilakukan oleh end-user, dapat dituliskan sintaksnya sbb: #include<stdio.h> main() { int a[5],b[5]; int i; for(i=0;i<5;i++) { printf("Input-%i: ",i+1); scanf("%d",&a[i]); } printf("Kode yang anda masukkan yaitu: "); for(i=0;i<5;i++) printf("%d",a[i]); printf("nCek input sebelumnyan"); for(i=0;i<5;i++) { printf("Input-%i: ",i+1); scanf("%d",&b[i]); } for(i=0;i<5;i++) { if(a[i]==b[i]) { printf("nKode digit ke-%i yang anda masukkan benar.",i+1); } else { printf("nKode digit ke-%i yang anda masukkan salah.",i+1); } } return; } 8
  • 10. MATRIKS Matriks merupakan suatu larik berdimensi 2, yang tersusun dari baris dan kolom. Misalkan 1 2 dituliskan A:   maka dapat dijelaskan bahwa matriks A terdiri dari elemen-elemen 3 3 berikut: a11 = 1 → Matriks A pada baris-1,kolom-1 adalah 1 a12 = 2 → Matriks A pada baris-1,kolom-2 adalah 2 a21 = 3 → Matriks A pada baris-2,kolom-1 adalah 3 a22 = 3 → Matriks A pada baris-2,kolom-2 adalah 3 Dituliskan dalam Bahasa Pemrograman C adalah sebagai berikut: #include<stdio.h> main() { int i,j,A[2][2]= { {1,2}, {3,3}, }; printf("Matriks yang ditampilkan:n"); for(i=0;i<2;i++) { for (j=0;j<2;j++) { printf("%i ",A[i][j]); } printf("n"); } return; } Misalkan matriks A dikalikan dengan 2, maka dihasilkan:  2 4 A:   ; maka dituliskan dalam Bahasa Pemrograman C adalah sbb: 6 6 #include<stdio.h> main() { int i,j,A[2][2]= { {1,2}, {3,3}, }; printf("Matriks awal:n"); for(i=0;i<2;i++) { for (j=0;j<2;j++) { printf("%i ",A[i][j]); } printf("n"); } printf("Matriks setelah dikali dengan 2:n"); for(i=0;i<2;i++) { for (j=0;j<2;j++) { printf("%i ",A[i][j]*2); } 9
  • 11. printf("n"); } return; } Kasus berikutnya, apabila diketahui: 1 2 A:   3 3  2 B:   1   4 maka, jika C = A x B ; C=   ; hal ini dapat dikerjakan dengan Bahasa Pemrograman C 9  menjadi sbb: #include<stdio.h> main() { int i,j,k,A[2][2]= { {1,2}, {3,3}, },B[2][1]= { {2}, {1}, },C[2][1]; printf("Matriks A:n"); for(i=0;i<2;i++) { for (j=0;j<2;j++) { printf("%i ",A[i][j]); } printf("n"); } printf("Matriks B:n"); for(i=0;i<2;i++) { for (j=0;j<1;j++) { printf("%i ",B[i][j]); } printf("n"); } for(i=0;i<2;i++) { for (j=0;j<1;j++) { C[i][j]=0; for (k=0;k<2;k++) { C[i][j]+=A[i][k]*B[k][j]; } } } printf("Matriks didapatkan setelah A dikali dengan B:n"); for(i=0;i<2;i++){ for(j=0;j<1;j++){ printf("%i",C[i][j]); 10
  • 12. } printf("n"); } return; } Untuk kasus berikutnya yaitu nilai elemen matriks beserta dimensinya didapatkan dari end- user; misalkan A dengan dimensi 2x2 dengan elemen: a11 = 1 a12 = 2 a21 = 3 a22 = 2 dan B dengan dimensi 2x1 dengan elemen: b11 = 2 b21 = 1  4 maka jika A x B = C, C =   8  Dituliskan dalam Bahasa Pemrograman C adalah sbb: #include <stdio.h> main() { int a[10][10], b[10][10], c[10][10], i, j, k, r1, r2, c1, c2; printf("Masukan jumlah baris dan kolom untuk Matriks A (maks.10): "); scanf("%d %d", &r1, &c1); printf("Masukan jumlah baris dan kolom untuk Matriks B (maks.10): "); scanf("%d %d", &r2, &c2); if (c1 != r2) { printf("n Mohon maaf perkalian tidak dapat dilakukann"); } else { printf("n Memasukkan elemen Matriks A: n"); for (i=0; i<r1; i++) for (j=0; j<c1; j++) scanf("%d", &a[i][j]); printf("n Memasukkan elemen Matriks B: n"); for (i=0; i<r2; i++) for (j=0; j<c2; j++) scanf("%d", &b[i][j]); printf("nMatriks A: n"); for (i=0; i<r1; i++) { for (j=0; j<c1; j++) printf(" %d", a[i][j]); printf("n"); } 11
  • 13. printf("nMatriks B: n"); for (i=0; i<r2; i++) { for (j=0; j<c2; j++) printf(" %d", b[i][j]); printf("n"); } for (i=0; i<r1; i++) for (j=0; j<c2; j++) { c[i][j] = 0; for (k=0; k<r2; k++) c[i][j] = c[i][j] + a[i][k] * b[k][j]; } printf("n n Matriks hasil perkalian A dan B: n"); for (i=0; i<r1; i++) { for (j=0; j<c2; j++) printf("t %d", c[i][j]); printf("n"); } } return; } IV. Struktur dan Pohon Logika Struktur dan pohon logika berperan sebagai kontrol alir program untuk seleksi proses kepada blok program yang akan diproses. Misalkan: Jika isi A = 20, maka Eksekusi blok ini; Jika tidak, maka Eksekusi blok ini; 4.1 Struktur logika: if......then.....else Contoh: #include<stdio.h> main() { int a=4; if(a<7) { printf("Isi a lebih kecil dari 7."); } return 0; } 12
  • 14. 4.2 Struktur logika: do......while Contoh: #include<stdio.h> main() { int a=10; do { printf("Selamat Datang di Departemen Sistem Komputer!"); a=a-3; printf("n"); } while (a>3); return 0; } 4.3 Struktur logika: while Contoh: #include<stdio.h> main() { int a=10; while (a>3) { printf("Selamat Datang di ITHB Bandung!"); a=a-3; printf("n"); } return 0; } 4.4 Struktur logika: for.....i Contoh: #include<stdio.h> main() { int a,i; printf("Berapa kali ditampilkan?: "); scanf("%i",&a); for(i=0;i<a;i++) { printf("Ke-%i",i+1); printf(" Jauhkan Korupsi-Kolusi-Nepotis.n"); } return 0; } 4.5 Struktur logika: switch Contoh: #include<stdio.h> main() { int a=3; switch (a) { 13
  • 15. case 1: printf("Hari ini akan hujan"); break; case 2: printf("Selamat Datang di Institut Teknologi Harapan Bangsa!"); break; case 3: printf("Isi variabel a adalah 3."); break; case 4: printf("Dilarang nepotis."); break; case 5: printf("Isi variabel a adalah 5."); break; case 6: printf("Isi variabel a adalah 6."); break; case 7: printf("Hati-hati gunakan teknologi."); break; default: printf(“Mohon maaf di luar pilihan yang disajikan.”); break; } return 0; } 14