ANALYTICAL HIERARCHY
PROCESS (AHP)
Analytical Hierarchy Process
AHP (1970) – Prof. Thomas L. Saaty
• AHP merupakan metode pengambilan
keputusan yang melibatkan sejumlah kriteria
dan alternatif yang dipilih berdasarkan
pertimbangan semua kriteria terkait (Saaty,
2004).
• Kriteria memiliki derajat kepentingan yang
berbeda-beda; demikian pula halnya alternatif
memiliki preferensi (nilai bobot) yang berbeda
menurut masing-masing kriteria yang ada.
Kemampuan AHP yaitu dapat melakukan
perhitungan nilai bobot berdasarkan
perbandingan kriteria
Robustness of
AHP
1
PRINSIP POKOK AHP
Konsistensi Logis
• Secara umum, responden harus memiliki
konsistensi dalam melakukan perbandingan
elemen. Berdasarkan nilai-nilai numerik yang
disediakan oleh Saaty.
• Menurut Saaty, hasil penilaian yang dapat
diterima adalah yang mempunyai ratio
konsistensi lebih kecil atau sama dengan 0,1 atau
10%. Jika lebih besar dari itu, berarti penilaian
perlu diperbaiki.
Penyusunan Hirarki
• Jumlah tingkat dalam suatu hirarki adalah
adalah tak ada batasnya.
• Sub kriteria kadang-kadang dapat disisipkan
atau dihilangkan diantara kriteria dan alternatif.
Struktur Hirarki AHP
Struktur Hirarki AHP
Contoh kasus :
Sebuah perusahaan ingin menetapkan
preferensi konsumen untuk tiga jenis serbet
dapur dari kertas tissue. Beberapa sifat yang
dianggap paling relevan dari sudut pandang
konsumen adalah (1) kelembutan, (2) daya
serap, (3) harga, (4) ukuran, (5) desain, (6)
integritas (tidak mudah sobek. Ketiga jenis
serbet dapur dari kertas tissue itu, X, Y, Z
memiliki semua sifat ini tetapi dengan tingkat
intensitas yang berbeda-beda; Tinggi (T),
Sedang (S) dan Rendah (R).
Struktur Hirarki yang
terbangun
Daya Saing Produk
T S R T S R T S R T S R T S R T S R
X
Y Z
Kelembutan Daya serap Harga Ukuran Desain Integritas
Manfaat komputer rumah
Bisnis Pendidikan Hiburan Pribadi
Tingkat 1 :
kriteria
Alternatif
Pilihan
A
Pilihan
B
Pilihan
C
Kapasitas
memory
Ketersediaan
Peranti
Lunak
Kapasitas
Ekspansi
Bahasa Pribadi
Goal
Tingkat 2 :
Sub kriteria
Tingkat 3 :
Tingkat 4 :
CONTOH :
CONTOH LAGI :
CONTOH LAGI:
LAGI-LAGI CONTOH :
Langkah-langkah Metode AHP
Skala penilaian perbandingan
berpasangan (Saaty, 1988)
Nilai Keterangan
1 Kriteria/Alternatif A sama penting dengan
kriteria/alternatif B
3 A sedikit lebih penting dari B
5 A jelas lebih penting dari B
7 A sangat jelas lebih penting dari B
9 Mutlak lebih penting dari B
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang
berdekatan
Membuat Mariks Perbandingan
Berpasangan AHP :
a. menghitung nilai tingkat kepentingan (prioritas
vektor)
A1 A2 … An
A1 a1
1
a1
2
… a1
n
A2 A2
1
a2
2
… a1
n
….
….
….
….
….
An An
1
an
2
… an
n
Matriks A (n x n)
Matriks resiprokal
Sehingga matriks perbandingan sebagai berikut :
A1 A2 … An
A1 w1/
w1
w1/
w2
… w1/
wn
A2 w2/
w1
w2/
w2
… w2/
wn
…
…
…
…
…
n wn/
w1
wn/
w2
… wn/
wn
PCJM
Pairwice
Comparison
Judgement
Matrices
(PCJM)
12
2
1
a
W
W

Nilai – nilai pada matriks perbandingan berpasangan
berdasarkan tabel Skala perbandingan SAATY
Nilai Keterangan
1 Kriteria/Alternatif A sama penting dengan
kriteria/alternatif B
3 A sedikit lebih penting dari B
5 A jelas lebih penting dari B
7 A sangat jelas lebih penting dari B
9 Mutlak lebih penting dari B
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang
berdekatan
Bagaimana melakukan
Perhitungan Matematis AHP ?
1. Menghitung nilai
tingkat kepentingan
(prioritas vektor)
2. Cara menghitung
konsistensi
3. Bagaimana
menentukan bobot tiap
kriteria?
1. Setelah penyusunan hirarki selesai maka langkah
selanjutnya adalah melakukan perbandingan antara
elemen-elemen dengan memperhatikan pengaruh
elemen pada level di atasnya.
Contoh : Tabel 1. Perbandingan kepentingan level 2
Toyota Nissan Suzuki
Toyota 1 2 4
Nissan 1/2 1 4
Suzuki 1/4 1/4 1
jumlah 1,75 3,25 9
~ STEP ONE
2. Nilai pada Tabel 1 disintesis dengan jalan
menjumlahkan angka-angka yang terdapat pada
setiap kolom. Setelah itu angka dalam setiap sel
dibagi dengan jumlah pada kolom yang
bersangkutan. Ini akan menghasilkan matriks yang
telah dinormalkan.
Toyota Nissan
Suzuk
i
total Rata-rata
Toyota 1/1,75 2/3,25 4/9 1,631 0,543753
Nissan 0,5/1,75 1/3,25 4/9 1,038 0,34595
Suzuki 0,25/1,75 0,25/3,25 1/9 0,331 0,110297
~ STEP TWO
Cara Menghitung Konsistensi
1. Melakukan perkalian matriks antara matriks perbandingan (pada
Tabel 1) dan vektor prioritas (pada Tabel 2)
Toyota
(0,543
753)
Nissan
(0,3459
5)
Suzuki
(0,11029
7)
Toyota 1 2 4
Nissan 0,5 1 4
Suzuki 0,25 0,25 1
Toyota
Nissa
n
Suzuki
Jumla
h
Rata-
rata
Toyo
ta
0,54375
3
0,6919
0,44118
844
1,677 3,0838
Niss
an
0,27187
65
0,3459
5
0,44118
844
1,059 3,0612
Suzu
ki
0,13593
83
0,0864
875
0,11029
711
0,333 3,0166
~ STEP THREE
2. Nilai masing-masing sel pada vektor tersebut
dibagi dengan nilai masing-masing sel pada vektor
prioritas.
3. Mencari nilai λmax dengan perhitungan berikut :
~ STEP FOUR
4. Hitung nilai Consistency Index (CI)
5. Hitung nilai Consistency Ratio (CR) berdasarkan
nilai Random Index (RI)
Nilai 0,046 ≤ 0,1 maka matriks dikatakan konsisten
~ STEP FIVE
Nilai Random Index
Orde Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8
RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41
Orde Matriks 9 10 11 12 13 14 15
RI 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59
Saaty menerapkan bahwa suatu matriks
perbandingan adalah konsisten bila nilai CR tidak
lebih dari 0,1 (10%)
• Suatu stasiun televisi di yogyakarta ingin menempatkan pemancar pada suatu
lokasi.Ada 3 lokasi yang menjadi alternatif,yaitu
Ada 5 atribut/kriteria pengambil keputusan,yaitu
.
A1=Kota Baru
A2= Kaliurang
A3=Piyungan.
C1=ketinggian lokasi,
C2=ketidakpadatanbangunandi sekitarlokasi,C3=kedekatan dari pusat kota,
C4=kondisi kemanan lokasi,
C5=kedekatan dengan pemancar lainyang sudah ada
Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Matrik Perbandingan Berpasangan
Antar Kriteria
C1 C2 C3 C4 C5
C1 1 2 3 3 5
C2 1 1 2 3
C3 1 2 3
C4 1 3
C5 1
Pertanyaan:
• Buat Struktur hirarkinya
• Berapa jumlah matriks perbandingan berpasangan yang
diperlukan untuk menyelesaikan persoalan tsb?
• Tentukan bobot untuk setiap kriteria dan hitung konsistensinya
Hasil ?
CRITERIA Nilai Bobot
C1 0.68132
C2 0.3432
C3 0.31972
C4 0.21667
C5 0.10576
Nilai Alternatif terhadap setiap kriteria
C1 C2 C3 C4 C5
A1 4 4 5 3 3
A2 3 3 4 2 3
A3 5 4 2 2 2
Rating kecocokan setiap alternatif pada setiap
kriteria, dinilai dengan skala 1-5 yaitu :
1 = sangat buruk, 2 = buruk, 3 = cukup, 4 =
baik, 5 = sangat baik
Selanjutnya lakukan perkalian nilai setiap
alternatif dengan nilai bobot tiap kriteria
yang dihasilkan metode AHP
Alternatif terbaik yang nantinya menjadi lokasi
pemasangan pemancar stasiun TV di yogyakarta yaitu
Kota Baru dengan nilai 6.664
Kemampuan AHP yaitu dapat melakukan
perhitungan nilai bobot berdasarkan
perbandingan alternatf
Robustness of
AHP
2
Contoh pemilihan Supplier
Sebuah kontraktor sedang
mempertimbangkan pemilihan supplier.
Terdapat 3 supplier yang akan dipilih satu
terbaik yaitu A,B,C. Kontraktor memiliki 4
kriteria yang akan dipakai sebagai dasar
dalam pemilihan supplier, yaitu : harga
penawaran (price),jarak (distance),kualitas
sdm (labor) dan upah/biaya tenaga kerja
(wage).
Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
PRICE
A B C
A 1 3 2
B 1/3 1 1/5
C 1/2 5 1
DISTANCE
A B C
A 1 6 1/3
B 1/6 1 1/9
C 3 9 1
LABOR
A B C
A 1 1/3 1
B 3 1 7
C 1 1/7 1
WAGES
A B C
A 1 1/3 1/2
B 3 1 4
C 2 1/4 1
Matriks Kriteria Dan Preferensi
Location Price Distance Labor Wages
A .5012 .2819 .1790 .1561
B .1185 .0598 .6850 .6196
C .3803 .6583 .1360 .2243
Nilai perbandingan setiap alternatif terhadap setiap kriteria
Lakukan perhitungan bobot dengan langkah-langkah
penyelesaian AHP (step 1 - 5), sehingga akan diperoleh
hasil bobot sebagai berkut :
Criteria Price Distance Labor Wages
Price 1 1/5 3 4
Distance 5 1 9 7
Labor 1/3 1/9 1 2
Wages 1/4 1/7 1/2 1
Berilah ranking pada kriteria dengan
membandingkan dengan kriteria yang lain
Lakukan perhitungan bobot dengan langkah-
langkah penyelesaian AHP (step 1 5), sehingga
akan diperoleh hasil bobot sebagai berkut
CRITERIA
Price .1993
Distance .6535
Labor .0860
Wage .0612
Perhitungan Akhir
Supplier Price Distance Labor Wages
A .5012 .2819 .1790 .1561
B .1185 .0598 .6850 .6196
C .3803 .6583 .1360 .2243
CRITERIA
Price .1993
Distance .6535
Labor .0860
Wage .0612
X
Kalikan matriks kriteria dengan preference vector
Supplier A score = .1993(.0512) + .6535(.2819) + .0860(.1790) +.0621(.1561) = .3091
Supplier B score = .1993(.1185) + .6535(.0598) + .0860(.6850) + .0612(.6196) = .1595
Supplier C score = .1993(.3803) + .6535(.6583) + .0860(.1360) + .0612(.2243) = .5314
Hasilnya . . .
Supplier Score
A .3091
B .1595
C .5314
1.0000
Berdasarkan score diatas, maka Supplier C akan dipilih
sebagai supplier terbaik.
Terimakasih

More Related Content

PDF
[RPL2] Sequence Diagram
PPTX
02. Materi COMPUTATIONAL THINKING rev.pptx
PPTX
UML (Unified Modeling Language) - Rekayasa Perangkat Lunak
DOCX
Modul singkat power point
PPTX
COCOMO Model in software project management
PDF
Konsep Data Mining
PPTX
Pengendalian Proyek _Materi Training "PROJECT MANAGEMENT"
PPSX
Permasalahan Kependudukan di Indonesia
[RPL2] Sequence Diagram
02. Materi COMPUTATIONAL THINKING rev.pptx
UML (Unified Modeling Language) - Rekayasa Perangkat Lunak
Modul singkat power point
COCOMO Model in software project management
Konsep Data Mining
Pengendalian Proyek _Materi Training "PROJECT MANAGEMENT"
Permasalahan Kependudukan di Indonesia

What's hot (20)

PPT
Materi 8 analisis time series
PDF
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
PPT
Presentasi Tentang AHP
PDF
Tabel f-0-05
PPTX
Pengantar statistika slide 3
PPTX
Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
PPTX
materi analytical hierarchy process (ahp)
PPTX
Bab 3. Ukuran-Ukuran Numerik Statistik Deskriptif
PDF
Makalah kelompok 4 metode simpleks
PDF
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
PPTX
Metode Middle-square sebagai Random Number Generator
PPT
Tugas Presentasi Kelompok 3 - Benchmarking
PPTX
Presentasi AHP
PPT
Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
PPTX
Manajemen keuangan part 2 of 5
PPTX
Time value of money
PDF
Model antrian
PPTX
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
PDF
Probabilitas 2
Materi 8 analisis time series
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Tentang AHP
Tabel f-0-05
Pengantar statistika slide 3
Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
materi analytical hierarchy process (ahp)
Bab 3. Ukuran-Ukuran Numerik Statistik Deskriptif
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Metode Middle-square sebagai Random Number Generator
Tugas Presentasi Kelompok 3 - Benchmarking
Presentasi AHP
Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Manajemen keuangan part 2 of 5
Time value of money
Model antrian
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
Probabilitas 2
Ad

Similar to Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (20)

PDF
Ahp-analytical hierarchy process
PPT
scm ahp pemilihan suplier dan agaknya siap
PPT
"Konsep AHP dalam Pengambilan Keputusan 2022"
PPTX
ahp sederhana.pptx
PDF
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
PPTX
SPK - SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERTEMUAN 2.pptx
PPTX
Ppt proposal
PDF
Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
PDF
2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf
PPTX
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
PPTX
Pengambilan Keputusan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP.pptx
PPTX
Simple AHP_Method Presentation for Beginner.pptx
PPTX
Sistem Penunjang Keputusan [Analytical Hierarchy Process]
PDF
Analytical hierarcy process (AHP)
PPTX
AHP pemilihan supplier_dipakai di kelas.pptx
PPTX
AHP.pptx
PDF
Pertemuan13
PDF
Jurnal Sistem Penunjang Keputusan
PPT
SCM_Pemilihan_Supplier-AHP.ppt
PPTX
Metode Pemilihan dan Penetapan Lokasi Pabrik
Ahp-analytical hierarchy process
scm ahp pemilihan suplier dan agaknya siap
"Konsep AHP dalam Pengambilan Keputusan 2022"
ahp sederhana.pptx
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
SPK - SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERTEMUAN 2.pptx
Ppt proposal
Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
Pengambilan Keputusan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP.pptx
Simple AHP_Method Presentation for Beginner.pptx
Sistem Penunjang Keputusan [Analytical Hierarchy Process]
Analytical hierarcy process (AHP)
AHP pemilihan supplier_dipakai di kelas.pptx
AHP.pptx
Pertemuan13
Jurnal Sistem Penunjang Keputusan
SCM_Pemilihan_Supplier-AHP.ppt
Metode Pemilihan dan Penetapan Lokasi Pabrik
Ad

More from I Gede Iwan Sudipa (20)

PDF
Diktat Pemrograman Web dengan laravel 5.4
PPTX
Function dalam pemrograman
PPTX
Procedure dalam pemrograman
PPTX
PPTX
Array dalam pemrograman
PPT
Kondisi Perulangan dalam pemrograman
PPT
Kondisi Percabangan
PPT
Operator dalam Pemrograman
PPT
Pengertian Pseudocode
PPT
Pengantar Algoritma dan Pemrograman
PPTX
Controller dalam Laravel (Pemrograman Web II)
PPTX
Konsep View dan Blade dalam Laravel (Pemrograman Web II)
PPTX
Konsep Routing dalam Laravel (Pemrograman Web II)
PPTX
Cara membuat koneksi PHP dan database MySQL
PPTX
Penggunaan FORM dalam pemrograman web
PPTX
Function dalam PHP
PPTX
Perulangan dan Array dalam PHP
PPTX
Pernyataan Kondisi dalam Pemrograman PHP
PPT
Pernyataan Perulangan dalam Pemrograman PHP
PPTX
Pengantar pemrograman web HTML
Diktat Pemrograman Web dengan laravel 5.4
Function dalam pemrograman
Procedure dalam pemrograman
Array dalam pemrograman
Kondisi Perulangan dalam pemrograman
Kondisi Percabangan
Operator dalam Pemrograman
Pengertian Pseudocode
Pengantar Algoritma dan Pemrograman
Controller dalam Laravel (Pemrograman Web II)
Konsep View dan Blade dalam Laravel (Pemrograman Web II)
Konsep Routing dalam Laravel (Pemrograman Web II)
Cara membuat koneksi PHP dan database MySQL
Penggunaan FORM dalam pemrograman web
Function dalam PHP
Perulangan dan Array dalam PHP
Pernyataan Kondisi dalam Pemrograman PHP
Pernyataan Perulangan dalam Pemrograman PHP
Pengantar pemrograman web HTML

Recently uploaded (19)

DOCX
proposal nurul 2.docx Fix dokumen yang penting
PPTX
Flowchart Pengaplikasian Sistem Arduino.pptx
PPTX
ANALISIS DATA FUNGSI INFORMATIKA SMP.pptx
PDF
pengenalan_Iot perangkatcerdasmasdepan.pdf
PDF
6754aa176b39b (1).pdf data analisis acara
PPTX
Bahan bacaan Informatika pola pikir bertumbuh.pptx
PPTX
Introduction FastAPI for Professional and Student
PPT
Modul-Projek-JAJANAN-PASAR-YANG-MENGHASILKAN-RUPIAH-Fase-C.ppt
PPTX
PERENCANAAN MEP PERUM.MULTI CIPTA PERMAI_Type 36.pptx
PDF
c3oYi7NNpW3omVenymVtXLtqfSi2hzugUlVYbGlQ.pdf
PPTX
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN INDIGOFERA.pptx
PPTX
Pelatihan_Model_Pembinaan_Gen_Z_Dasar_Menengah.pptx
PPTX
Presentasi Pengenalan Sel smp kelas VII semester I.pptx
PPTX
Gagal Ginjal Akut GHINA SELVIRA .pptx
PDF
811848831-PPT-TES-DESKRIPShhhhhhhhhI.pdf
DOCX
PROPOSAL PENGARUH PEMBERIAN MIKRONUTRIEN TERHADAP PENINGKATAN INDEKS MASA TUB...
PPTX
materi abimtek aplikasi ehdw bagi kader pembangunan manusia tahun 2025
PPTX
Materi Kesiapan Tahapan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Ulang Tah...
PPTX
PRESNTASI pembangunan perumahan komersil dua lantai
proposal nurul 2.docx Fix dokumen yang penting
Flowchart Pengaplikasian Sistem Arduino.pptx
ANALISIS DATA FUNGSI INFORMATIKA SMP.pptx
pengenalan_Iot perangkatcerdasmasdepan.pdf
6754aa176b39b (1).pdf data analisis acara
Bahan bacaan Informatika pola pikir bertumbuh.pptx
Introduction FastAPI for Professional and Student
Modul-Projek-JAJANAN-PASAR-YANG-MENGHASILKAN-RUPIAH-Fase-C.ppt
PERENCANAAN MEP PERUM.MULTI CIPTA PERMAI_Type 36.pptx
c3oYi7NNpW3omVenymVtXLtqfSi2hzugUlVYbGlQ.pdf
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN INDIGOFERA.pptx
Pelatihan_Model_Pembinaan_Gen_Z_Dasar_Menengah.pptx
Presentasi Pengenalan Sel smp kelas VII semester I.pptx
Gagal Ginjal Akut GHINA SELVIRA .pptx
811848831-PPT-TES-DESKRIPShhhhhhhhhI.pdf
PROPOSAL PENGARUH PEMBERIAN MIKRONUTRIEN TERHADAP PENINGKATAN INDEKS MASA TUB...
materi abimtek aplikasi ehdw bagi kader pembangunan manusia tahun 2025
Materi Kesiapan Tahapan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Ulang Tah...
PRESNTASI pembangunan perumahan komersil dua lantai

Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

  • 2. Analytical Hierarchy Process AHP (1970) – Prof. Thomas L. Saaty
  • 3. • AHP merupakan metode pengambilan keputusan yang melibatkan sejumlah kriteria dan alternatif yang dipilih berdasarkan pertimbangan semua kriteria terkait (Saaty, 2004). • Kriteria memiliki derajat kepentingan yang berbeda-beda; demikian pula halnya alternatif memiliki preferensi (nilai bobot) yang berbeda menurut masing-masing kriteria yang ada.
  • 4. Kemampuan AHP yaitu dapat melakukan perhitungan nilai bobot berdasarkan perbandingan kriteria Robustness of AHP 1
  • 6. Konsistensi Logis • Secara umum, responden harus memiliki konsistensi dalam melakukan perbandingan elemen. Berdasarkan nilai-nilai numerik yang disediakan oleh Saaty. • Menurut Saaty, hasil penilaian yang dapat diterima adalah yang mempunyai ratio konsistensi lebih kecil atau sama dengan 0,1 atau 10%. Jika lebih besar dari itu, berarti penilaian perlu diperbaiki.
  • 7. Penyusunan Hirarki • Jumlah tingkat dalam suatu hirarki adalah adalah tak ada batasnya. • Sub kriteria kadang-kadang dapat disisipkan atau dihilangkan diantara kriteria dan alternatif.
  • 10. Contoh kasus : Sebuah perusahaan ingin menetapkan preferensi konsumen untuk tiga jenis serbet dapur dari kertas tissue. Beberapa sifat yang dianggap paling relevan dari sudut pandang konsumen adalah (1) kelembutan, (2) daya serap, (3) harga, (4) ukuran, (5) desain, (6) integritas (tidak mudah sobek. Ketiga jenis serbet dapur dari kertas tissue itu, X, Y, Z memiliki semua sifat ini tetapi dengan tingkat intensitas yang berbeda-beda; Tinggi (T), Sedang (S) dan Rendah (R).
  • 11. Struktur Hirarki yang terbangun Daya Saing Produk T S R T S R T S R T S R T S R T S R X Y Z Kelembutan Daya serap Harga Ukuran Desain Integritas
  • 12. Manfaat komputer rumah Bisnis Pendidikan Hiburan Pribadi Tingkat 1 : kriteria Alternatif Pilihan A Pilihan B Pilihan C Kapasitas memory Ketersediaan Peranti Lunak Kapasitas Ekspansi Bahasa Pribadi Goal Tingkat 2 : Sub kriteria Tingkat 3 : Tingkat 4 : CONTOH :
  • 17. Skala penilaian perbandingan berpasangan (Saaty, 1988) Nilai Keterangan 1 Kriteria/Alternatif A sama penting dengan kriteria/alternatif B 3 A sedikit lebih penting dari B 5 A jelas lebih penting dari B 7 A sangat jelas lebih penting dari B 9 Mutlak lebih penting dari B 2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
  • 18. Membuat Mariks Perbandingan Berpasangan AHP : a. menghitung nilai tingkat kepentingan (prioritas vektor) A1 A2 … An A1 a1 1 a1 2 … a1 n A2 A2 1 a2 2 … a1 n …. …. …. …. …. An An 1 an 2 … an n Matriks A (n x n) Matriks resiprokal
  • 19. Sehingga matriks perbandingan sebagai berikut : A1 A2 … An A1 w1/ w1 w1/ w2 … w1/ wn A2 w2/ w1 w2/ w2 … w2/ wn … … … … … n wn/ w1 wn/ w2 … wn/ wn PCJM Pairwice Comparison Judgement Matrices (PCJM) 12 2 1 a W W 
  • 20. Nilai – nilai pada matriks perbandingan berpasangan berdasarkan tabel Skala perbandingan SAATY Nilai Keterangan 1 Kriteria/Alternatif A sama penting dengan kriteria/alternatif B 3 A sedikit lebih penting dari B 5 A jelas lebih penting dari B 7 A sangat jelas lebih penting dari B 9 Mutlak lebih penting dari B 2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
  • 21. Bagaimana melakukan Perhitungan Matematis AHP ? 1. Menghitung nilai tingkat kepentingan (prioritas vektor) 2. Cara menghitung konsistensi 3. Bagaimana menentukan bobot tiap kriteria?
  • 22. 1. Setelah penyusunan hirarki selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan antara elemen-elemen dengan memperhatikan pengaruh elemen pada level di atasnya. Contoh : Tabel 1. Perbandingan kepentingan level 2 Toyota Nissan Suzuki Toyota 1 2 4 Nissan 1/2 1 4 Suzuki 1/4 1/4 1 jumlah 1,75 3,25 9 ~ STEP ONE
  • 23. 2. Nilai pada Tabel 1 disintesis dengan jalan menjumlahkan angka-angka yang terdapat pada setiap kolom. Setelah itu angka dalam setiap sel dibagi dengan jumlah pada kolom yang bersangkutan. Ini akan menghasilkan matriks yang telah dinormalkan. Toyota Nissan Suzuk i total Rata-rata Toyota 1/1,75 2/3,25 4/9 1,631 0,543753 Nissan 0,5/1,75 1/3,25 4/9 1,038 0,34595 Suzuki 0,25/1,75 0,25/3,25 1/9 0,331 0,110297 ~ STEP TWO
  • 24. Cara Menghitung Konsistensi 1. Melakukan perkalian matriks antara matriks perbandingan (pada Tabel 1) dan vektor prioritas (pada Tabel 2) Toyota (0,543 753) Nissan (0,3459 5) Suzuki (0,11029 7) Toyota 1 2 4 Nissan 0,5 1 4 Suzuki 0,25 0,25 1 Toyota Nissa n Suzuki Jumla h Rata- rata Toyo ta 0,54375 3 0,6919 0,44118 844 1,677 3,0838 Niss an 0,27187 65 0,3459 5 0,44118 844 1,059 3,0612 Suzu ki 0,13593 83 0,0864 875 0,11029 711 0,333 3,0166 ~ STEP THREE
  • 25. 2. Nilai masing-masing sel pada vektor tersebut dibagi dengan nilai masing-masing sel pada vektor prioritas. 3. Mencari nilai λmax dengan perhitungan berikut : ~ STEP FOUR
  • 26. 4. Hitung nilai Consistency Index (CI) 5. Hitung nilai Consistency Ratio (CR) berdasarkan nilai Random Index (RI) Nilai 0,046 ≤ 0,1 maka matriks dikatakan konsisten ~ STEP FIVE
  • 27. Nilai Random Index Orde Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8 RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 Orde Matriks 9 10 11 12 13 14 15 RI 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59 Saaty menerapkan bahwa suatu matriks perbandingan adalah konsisten bila nilai CR tidak lebih dari 0,1 (10%)
  • 28. • Suatu stasiun televisi di yogyakarta ingin menempatkan pemancar pada suatu lokasi.Ada 3 lokasi yang menjadi alternatif,yaitu Ada 5 atribut/kriteria pengambil keputusan,yaitu . A1=Kota Baru A2= Kaliurang A3=Piyungan. C1=ketinggian lokasi, C2=ketidakpadatanbangunandi sekitarlokasi,C3=kedekatan dari pusat kota, C4=kondisi kemanan lokasi, C5=kedekatan dengan pemancar lainyang sudah ada
  • 30. Matrik Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C1 1 2 3 3 5 C2 1 1 2 3 C3 1 2 3 C4 1 3 C5 1 Pertanyaan: • Buat Struktur hirarkinya • Berapa jumlah matriks perbandingan berpasangan yang diperlukan untuk menyelesaikan persoalan tsb? • Tentukan bobot untuk setiap kriteria dan hitung konsistensinya
  • 31. Hasil ? CRITERIA Nilai Bobot C1 0.68132 C2 0.3432 C3 0.31972 C4 0.21667 C5 0.10576
  • 32. Nilai Alternatif terhadap setiap kriteria C1 C2 C3 C4 C5 A1 4 4 5 3 3 A2 3 3 4 2 3 A3 5 4 2 2 2 Rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria, dinilai dengan skala 1-5 yaitu : 1 = sangat buruk, 2 = buruk, 3 = cukup, 4 = baik, 5 = sangat baik Selanjutnya lakukan perkalian nilai setiap alternatif dengan nilai bobot tiap kriteria yang dihasilkan metode AHP
  • 33. Alternatif terbaik yang nantinya menjadi lokasi pemasangan pemancar stasiun TV di yogyakarta yaitu Kota Baru dengan nilai 6.664
  • 34. Kemampuan AHP yaitu dapat melakukan perhitungan nilai bobot berdasarkan perbandingan alternatf Robustness of AHP 2
  • 35. Contoh pemilihan Supplier Sebuah kontraktor sedang mempertimbangkan pemilihan supplier. Terdapat 3 supplier yang akan dipilih satu terbaik yaitu A,B,C. Kontraktor memiliki 4 kriteria yang akan dipakai sebagai dasar dalam pemilihan supplier, yaitu : harga penawaran (price),jarak (distance),kualitas sdm (labor) dan upah/biaya tenaga kerja (wage).
  • 37. PRICE A B C A 1 3 2 B 1/3 1 1/5 C 1/2 5 1 DISTANCE A B C A 1 6 1/3 B 1/6 1 1/9 C 3 9 1 LABOR A B C A 1 1/3 1 B 3 1 7 C 1 1/7 1 WAGES A B C A 1 1/3 1/2 B 3 1 4 C 2 1/4 1 Matriks Kriteria Dan Preferensi
  • 38. Location Price Distance Labor Wages A .5012 .2819 .1790 .1561 B .1185 .0598 .6850 .6196 C .3803 .6583 .1360 .2243 Nilai perbandingan setiap alternatif terhadap setiap kriteria Lakukan perhitungan bobot dengan langkah-langkah penyelesaian AHP (step 1 - 5), sehingga akan diperoleh hasil bobot sebagai berkut :
  • 39. Criteria Price Distance Labor Wages Price 1 1/5 3 4 Distance 5 1 9 7 Labor 1/3 1/9 1 2 Wages 1/4 1/7 1/2 1 Berilah ranking pada kriteria dengan membandingkan dengan kriteria yang lain
  • 40. Lakukan perhitungan bobot dengan langkah- langkah penyelesaian AHP (step 1 5), sehingga akan diperoleh hasil bobot sebagai berkut CRITERIA Price .1993 Distance .6535 Labor .0860 Wage .0612
  • 41. Perhitungan Akhir Supplier Price Distance Labor Wages A .5012 .2819 .1790 .1561 B .1185 .0598 .6850 .6196 C .3803 .6583 .1360 .2243 CRITERIA Price .1993 Distance .6535 Labor .0860 Wage .0612 X Kalikan matriks kriteria dengan preference vector Supplier A score = .1993(.0512) + .6535(.2819) + .0860(.1790) +.0621(.1561) = .3091 Supplier B score = .1993(.1185) + .6535(.0598) + .0860(.6850) + .0612(.6196) = .1595 Supplier C score = .1993(.3803) + .6535(.6583) + .0860(.1360) + .0612(.2243) = .5314
  • 42. Hasilnya . . . Supplier Score A .3091 B .1595 C .5314 1.0000 Berdasarkan score diatas, maka Supplier C akan dipilih sebagai supplier terbaik.