SlideShare a Scribd company logo
Metode Numerik
Persamaan Non Linier
Persamaan Non Linier
 Metode Tabel
 Metode Biseksi
 Metode Regula Falsi
 Metode Iterasi Sederhana
 Metode Newton-Raphson
 Metode Secant.
Persamaan Non Linier
 penentuan akar-akar persamaan non
linier.
 Akar sebuah persamaan f(x) =0 adalah
nilai-nilai x yang menyebabkan nilai f(x)
sama dengan nol.
 akar persamaan f(x) adalah titik potong
antara kurva f(x) dan sumbu X.
Persamaan Non Linier
Persamaan Non Linier
 Penyelesaian persamaan linier mx + c = 0
dimana m dan c adalah konstanta, dapat
dihitung dengan :
mx + c = 0
x = -
 Penyelesaian persamaan kuadrat ax2 + bx +
c = 0 dapat dihitung dengan menggunakan
rumus ABC.
m
c
a
ac
b
b
x
2
4
2
12




Penyelesaian Persamaan Non
Linier
 Metode Tertutup
 Mencari akar pada range [a,b] tertentu
 Dalam range[a,b] dipastikan terdapat satu akar
 Hasil selalu konvergen  disebut juga metode
konvergen
 Metode Terbuka
 Diperlukan tebakan awal
 xn dipakai untuk menghitung xn+1
 Hasil dapat konvergen atau divergen
Metode Tertutup
 Metode Tabel
 Metode Biseksi
 Metode Regula Falsi
Metode Terbuka
 Metode Iterasi Sederhana
 Metode Newton-Raphson
 Metode Secant.
Theorema
 Suatu range x=[a,b] mempunyai akar bila f(a) dan f(b)
berlawanan tanda atau memenuhi f(a).f(b)<0
 Theorema di atas dapat dijelaskan dengan grafik-grafik
sebagai berikut:
Karena f(a).f(b)<0 maka pada range
x=[a,b] terdapat akar.
Karena f(a).f(b)>0 maka pada
range x=[a,b] tidak dapat
dikatakan terdapat akar.
Metode Table
 Metode Table atau
pembagian area.
 Dimana untuk x di
antara a dan b dibagi
sebanyak N bagian dan
pada masing-masing
bagian dihitung nilai
f(x) sehingga diperoleh
tabel :
X f(x)
x0=a f(a)
x1 f(x1)
x2 f(x2)
x3 f(x3)
…… ……
xn=b f(b)
Metode Table
Contoh
 Selesaikan persamaan
: x+ex = 0 dengan
range x =
 Untuk mendapatkan
penyelesaian dari
persamaan di atas
range x =
dibagi menjadi 10
bagian sehingga
diperoleh :
X f(x)
-1,0 -0,63212
-0,9 -0,49343
-0,8 -0,35067
-0,7 -0,20341
-0,6 -0,05119
-0,5 0,10653
-0,4 0,27032
-0,3 0,44082
-0,2 0,61873
-0,1 0,80484
0,0 1,00000
 
0
,
1

 
0
,
1

Contoh
 Dari table diperoleh penyelesaian berada di
antara –0,6 dan –0,5 dengan nilai f(x)
masing-masing -0,0512 dan 0,1065, sehingga
dapat diambil keputusan penyelesaiannya di
x=-0,6.
 Bila pada range x =
dibagi 10 maka diperoleh f(x) terdekat
dengan nol pada x = -0,57 dengan F(x) =
0,00447
 
5
,
0
,
6
,
0 

Kelemahan Metode Table
 Metode table ini secara umum sulit
mendapatkan penyelesaian dengan error
yang kecil, karena itu metode ini tidak
digunakan dalam penyelesaian persamaan
non linier
 Tetapi metode ini digunakan sebagai taksiran
awal mengetahui area penyelesaian yang
benar sebelum menggunakan metode yang
lebih baik dalam menentukan penyelesaian.
Metode Biseksi
 Ide awal metode ini adalah metode table,
dimana area dibagi menjadi N bagian.
 Hanya saja metode biseksi ini membagi range
menjadi 2 bagian, dari dua bagian ini dipilih
bagian mana yang mengandung dan bagian
yang tidak mengandung akar dibuang.Hal ini
dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh
akar persamaan.
Metode numerik pearsamaan non linier .ppt
Metode Biseksi
 Untuk menggunakan metode biseksi, terlebih dahulu
ditentukan batas bawah (a) dan batas atas (b).Kemudian
dihitung nilai tengah :
x =
 Dari nilai x ini perlu dilakukan pengecekan keberadaan akar.
Secara matematik, suatu range terdapat akar persamaan
bila f(a) dan f(b) berlawanan tanda atau dituliskan :
f(a) . f(b) < 0
 Setelah diketahui dibagian mana terdapat akar, maka batas
bawah dan batas atas di perbaharui sesuai dengan range
dari bagian yang mempunyai akar.
2
b
a 
Algoritma Biseksi
1. Definisikan fungsi f(x) yang akan dicari akarnya
2. Tentukan nilai a dan b
3. Tentukan torelansi e dan iterasi maksimum N
4. Hitung f(a) dan f(b)
5. Jika f(a).f(b)>0 maka proses dihentikan karena tidak ada akar, bila tidak dilanjutkan
6. Hitung x =
7. Hitung f(x)
8. Bila f(x).f(a)<0 maka b=x dan f(b)=f(x), bila tidak a=x dan f(a)=f(x)
9. Jika |f(x)|<e atau iterasi>N maka proses dihentikan dan didapatkan akar = x, dan bila
tidak, ulangi langkah 6
Catatan :
Nilai error = |f(x)|
2
b
a 
Contoh Soal
 Selesaikan persamaan xe-x+1 = 0, dengan
menggunakan range x=[-1,0], maka
diperoleh tabel biseksi sebagai berikut :
Contoh Soal
 Dimana x =
Pada iterasi ke 10 diperoleh x = -0.56738
dan f(x) = -0.00066
 Untuk menghentikan iterasi, dapat dilakukan
dengan menggunakan toleransi error atau
iterasi maksimum.
 Catatan : Dengan menggunakan metode
biseksi dengan tolerasi error 0.001
dibutuhkan 10 iterasi, semakin teliti (kecil
toleransi errornya) maka semakin besar
jumlah iterasi yang dibutuhkan.
2
b
a 
Metode Regula Falsi
 metode pencarian akar persamaan
dengan memanfaatkan kemiringan dan
selisih tinggi dari dua titik batas range.
 Dua titik a dan b pada fungsi f(x)
digunakan untuk mengestimasi posisi x
dari akar interpolasi linier.
 Dikenal dengan metode False Position
Metode Regula Falsi
x
b
b
f
a
b
a
f
b
f




 0
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
)(
(
a
f
b
f
a
b
b
f
b
x




)
(
)
(
)
(
)
(
a
f
b
f
a
bf
b
af
x



X
B
A
Gradien AB = gradien BX
Catatan: Gradien = y/x
Algoritma Metode Regula Falsi
Contoh Soal
 Selesaikan persamaan xe-x+1=0 pada range x= [0,-1] sebanyak
20x iterasi dan toleransi error = 0.0001
Contoh Soal
Akar persamaan diperoleh di x=-0.56741 dengan
kesalahan =0,00074
Metode Iterasi Sederhana
 Metode iterasi sederhana adalah metode
yang memisahkan x dengan sebagian x yang
lain sehingga diperoleh : x = g(x).
 Contoh :
 x – ex = 0  ubah
 x = ex atau g(x) = ex
 g(x) inilah yang menjadi dasar iterasi pada
metode iterasi sederhana ini
Metode Iterasi Sederhana
Contoh :
 Carilah akar pers f(x) = x2-2x-3
 x2-2x-3 = 0
 X2 = 2x + 3
 Tebakan awal = 4
 E = 0.001
 Hasil = 3
3
2 
 x
x
3
2
1 

 n
n x
x
5
Metode numerik pearsamaan non linier .ppt
Contoh :
 x2-2x-3 = 0
 X(x-2) = 3
 X = 3 /(x-2)
 Tebakan awal = 4
 E = 0.001
 Hasil = -1
1.5
Metode numerik pearsamaan non linier .ppt
Contoh :
 x2-2x-3 = 0
 X = (x2-3)/2
 Tebakan awal = 4
 E = 0.001
 Hasil divergen
Syarat Konvergensi
 Pada range I = [s-h, s+h] dengan s titik
tetap
 Jika 0<g’(x)<1 untuk setiap x Є I iterasi
konvergen monoton.
 Jika -1<g’(x)<0 untuk setiap x Є I iterasi
konvergen berosilasi.
 Jika g’(x)>1 untuk setiap x Є I, maka iterasi
divergen monoton.
 Jika g’(x)<-1 untuk setiap x Є I, maka iterasi
divergen berosilasi.
 Tebakan awal 4
 G’(4) = 0.1508 < 1
3
2
2
1
)
(
'
3
2
)
(
3
2
1







r
r
r
r
x
x
g
x
x
g
x
x
 Tebakan awal 4
 G’(4) = |0.75| < 1
2
1
)
2
(
3
)
(
'
)
2
(
3
)
(
)
2
(
3








x
x
g
x
x
g
x
x
r
r
 Tebakan awal 4
 G’(4) = 4 > 1
x
x
g
x
x
g



)
(
'
2
)
3
(
)
(
2
Soal
 Apa yang terjadi dengan pemilihan x0 pada
pencarian akar persamaan :
 X3 + 6x – 3 = 0
 Dengan x
 Cari akar persamaan dengan x0 = 0.5
 X0 = 1.5, x0 = 2.2, x0 = 2.7
6
3
3
1




r
r
x
x
Contoh :
Metode Newton Raphson
 metode pendekatan yang menggunakan
satu titik awal dan mendekatinya
dengan memperhatikan slope atau
gradien pada titik tersebut.Titik
pendekatan ke n+1 dituliskan dengan :
Xn+1 = xn -
 
 
n
n
x
F
x
F
1
Metode Newton Raphson
Algoritma Metode Newton
Raphson
1. Definisikan fungsi f(x) dan f1(x)
2. Tentukan toleransi error (e) dan iterasi maksimum (n)
3. Tentukan nilai pendekatan awal x0
4. Hitung f(x0) dan f1(x0)
5. Untuk iterasi I = 1 s/d n atau |f(xi)|> e
 Hitung f(xi) dan f1(xi)
 xi+1 =
6. Akar persamaan adalah nilai xi yang terakhir diperoleh.
 
 
i
i
i
x
f
x
f
x 1

Contoh Soal
 Selesaikan persamaan x - e-x = 0 dengan
titik pendekatan awal x0 =0
 f(x) = x - e-x  f’(x)=1+e-x
 f(x0) = 0 - e-0 = -1
 f’(x0) = 1 + e-0 = 2
 x1 = x0 -
 f(x1) = -0,106631 dan f1(x1) = 1,60653
 
 
5
,
0
2
1
0
0
1
0




x
f
x
f
Contoh Soal
 x2 =
 f(x2) = -0,00130451 dan f1(x2) = 1,56762
 x3 =
 f(x3) = -1,96.10-7. Suatu bilangan yang
sangat kecil.
 Sehingga akar persamaan x = 0,567143.
 
 
566311
,
0
60653
,
1
106531
,
0
5
,
0
1
1
1
1 




x
f
x
f
x
 
 
567143
,
0
56762
,
1
00130451
,
0
566311
,
0
2
1
2
2 




x
f
x
f
x
Contoh
 x - e-x = 0  x0 =0, e = 0.00001
Contoh :
 x + e-x cos x -2 = 0  x0=1
 f(x) = x + e-x cos x - 2
 f’(x) = 1 – e-x cos x – e-x sin x
Metode numerik pearsamaan non linier .ppt
Permasalahan pada pemakaian
metode newton raphson
 Metode ini tidak dapat digunakan ketika titik pendekatannya
berada pada titik ekstrim atau titik puncak, karena pada titik ini
nilai F1(x) = 0 sehingga nilai penyebut dari sama dengan
nol, secara grafis dapat dilihat sebagai berikut:
Bila titik pendekatan
berada pada titik puncak,
maka titik selanjutnya
akan berada di tak
berhingga.
 
 
x
F
x
F
1
Permasalahan pada pemakaian
metode newton raphson
 Metode ini menjadi sulit atau
lama mendapatkan
penyelesaian ketika titik
pendekatannya berada di
antara dua titik stasioner.
 Bila titik pendekatan berada
pada dua tiitik puncak akan
dapat mengakibatkan
hilangnya penyelesaian
(divergensi). Hal ini
disebabkan titik selanjutnya
berada pada salah satu titik
puncak atau arah
pendekatannya berbeda.
Hasil Tidak Konvergen
Penyelesaian Permasalahan pada
pemakaian metode newton raphson
1. Bila titik pendekatan berada pada titik puncak
maka titik pendekatan tersebut harus di geser
sedikit, xi = xi dimana adalah konstanta
yang ditentukan dengan demikian dan
metode newton raphson tetap dapat berjalan.
2. Untuk menghindari titik-titik pendekatan yang
berada jauh, sebaiknya pemakaian metode newton
raphson ini didahului oleh metode tabel, sehingga
dapat di jamin konvergensi dari metode newton
raphson.

 
  0
1

i
x
F
Contoh Soal
 x . e-x + cos(2x) = 0  x0 = 0,176281
 f(x) = x . e-x + cos(2x)
 f1(x) = (1-x) e-x – 2 sin (2x)
 F(x0) = 1,086282
 F1(x0) = -0,000015
X = 71365,2
padahal dalam range 0 sampai
dengan 1 terdapat akar di
sekitar 0.5 s/d 1.
Metode numerik pearsamaan non linier .ppt
Contoh Soal
 Untuk menghindari hal ini sebaiknya digunakan grafik atau
tabel sehingga dapat diperoleh pendekatan awal yang baik.
Digunakan pendekatan awal x0=0.5
x
Contoh Soal
 Hasil dari penyelesaian persamaan
 x * exp(-x) + cos(2x) = 0 pada range [0,5]
Metode numerik pearsamaan non linier .ppt
Metode Secant
 Metode Newton Raphson memerlukan
perhitungan turunan fungsi f’(x).
 Tidak semua fungsi mudah dicari turunannya
terutama fungsi yang bentuknya rumit.
 Turunan fungsi dapat dihilangkan dengan
cara menggantinya dengan bentuk lain yang
ekivalen
 Modifikasi metode Newton Raphson
dinamakan metode Secant.
1

r
x 1

r
x
r
x
r
x
 Metode Newton-Raphson
1
1)
(
)
(
)
(
'








r
r
r
r
x
x
x
f
x
f
x
y
x
f
)
(
'
)
(
1
r
r
r
r
x
f
x
f
x
x 


)
(
)
(
)
)(
(
1
1
1







r
r
r
r
r
r
r
x
f
x
f
x
x
x
f
x
x
Algoritma Metode Secant :
 Definisikan fungsi F(x)
 Definisikan torelansi error (e) dan iterasi
maksimum (n)
 Masukkan dua nilai pendekatan awal yang
di antaranya terdapat akar yaitu x0 dan x1,
sebaiknya gunakan metode tabel atau grafis
untuk menjamin titik pendakatannya adalah
titik pendekatan yang konvergensinya pada
akar persamaan yang diharapkan.
 Hitung F(x0) dan F(x1) sebagai y0 dan y1
Algoritma Metode Secant :
 Untuk iterasi I = 1 s/d n atau |F(xi)|
xi+1 =xi – yi
hitung yi+1 = F(xi+1)
 Akar persamaan adalah nilai x yang
terakhir.
1
1




i
i
i
i
y
y
x
x
Contoh Soal
 Penyelesaian
 x2 –(x + 1) e-x = 0 ?
Contoh Kasus Penyelesaian
Persamaan Non Linier
 Penentuan nilai maksimal dan minimal fungsi
non linier
 Perhitungan nilai konstanta pada matrik dan
determinan, yang biasanya muncul dalam
permasalahan sistem linier, bisa digunakan
untuk menghitung nilai eigen
 Penentuan titik potong beberapa fungsi non
linier, yang banyak digunakan untuk
keperluan perhitungan-perhitungan secara
grafis.
Penentuan Nilai Maksimal dan
Minimal Fungsi Non Linier
 nilai maksimal dan minimal dari f(x) 
memenuhi f’(x)=0.
 g(x)=f’(x)  g(x)=0
 Menentukan nilai maksimal atau
minimal  f”(x)
Contoh Soal
 Tentukan nilai minimal dari f(x) = x2-(x+1)e-2x+1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
-1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
x**2-(x+1)*exp(-2*x)+1
nilai minimal terletak antara –0.4 dan –0.2
Metode numerik pearsamaan non linier .ppt
Menghitung Titik Potong 2
Buah Kurva
x
y
y=f(x)
y=g(x)
p
f(x) = g(x)
atau
f(x) – g(x) = 0
Contoh Soal
 Tentukan titik potong y=2x3-x dan y=e-x
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
-1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
2*x**3-x
exp(-x)
akar terletak di antara 0.8 dan 1
Metode numerik pearsamaan non linier .ppt
Soal (1)
 Tahun 1225 Leonardo da Pisa mencari akar
persamaan
 F(x) = x3 + 2x2 + 10x – 20 = 0
 Dan menemukan x = 1.368808107.
 Tidak seorangpun yang mengetahui cara Leonardo
menemukan nilai ini. Sekarang rahasia ini dapat
dipecahkan dengan metode iterasi sederhana.
 Carilah salah satu dari kemungkinan x = g(x). Lalu
dengan memberikan sembarang input awal, tentukan
x=g(x) yang mana yang menghasilkan akar
persamaan yang ditemukan Leonardo itu.
Soal (2)
 Hitung akar 27 dan akar 50 dengan biseksi dan regula falsi !
Bandingkan ke dua metode tersebut ! Mana yang lebih
cepat ?
 Catat hasil uji coba
a b N e Iterasi
Biseksi
Iterasi
Regula Falsi
0.1
0.01
0.001
0.0001
Soal (3)
 Diketahui lingkaran x2+y2=2 dan
hiperbola x2-y2=1. Tentukan titik
potong kedua kurva dengan metode
iterasi sederhana dan secant ! Catat
hasil percobaan !
Soal (4)
 Tentukan nilai puncak pada kurva y =
x2 + e-2xsin(x) pada range x=[0,10]
 Dengan metode newthon raphson

More Related Content

PPT
Pert 3 Persamaan Non Linier .ppt
PPT
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
PPT
Met num3 persnonl-inier_baru
PPT
Met num3 persnonl-inier_baru
PPT
Met num3 persnonl-inier_baru
PPT
Metode numerik persamaan non linier
PPT
MetNum3-PersNonLInier_baruuu(11S2023).ppt
PPT
Metode Numerik Persamaan Non Linear Baru
Pert 3 Persamaan Non Linier .ppt
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
Met num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baru
Metode numerik persamaan non linier
MetNum3-PersNonLInier_baruuu(11S2023).ppt
Metode Numerik Persamaan Non Linear Baru

Similar to Metode numerik pearsamaan non linier .ppt (20)

PDF
METODE_NUMERIK_3_SKS_TEKNIK_INFORMATIKA.pdf
PDF
MATERI_METODE_NUMERIK_TEKNIK_INFORMATIKA.pdf
PPT
1. Pers_Non_Linier.ppt
PPT
MetNum3-Sistem_Persamaan_No_Linier.pptiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii...
PPT
materi MetNum3-Sistem_Persamaan_Non_Linier.ppt
PPTX
4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx
PPTX
Metode Numerik - Pertemuan 4 Metode Newton-Raphson dan Metode Iterasi.pptx
PPT
MetNum3-Sistem_Persamaan_Non_Linier.ppt
DOC
PPT
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linear
PPT
Bab 2 perhitungan galat
PPT
metode pengurung analysis or method numeric
PDF
PERSAMAAN NONLINEAR
PPTX
konsep dasar numerik.pptx
DOCX
PDF
Persamaan non linier
PPTX
Aries suharso 0422037701_metode tertutup
PPTX
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
PPTX
METODE NEWTON ROPHSON.pptx
PPTX
6A_Kelompok 3_PPT.pptx
METODE_NUMERIK_3_SKS_TEKNIK_INFORMATIKA.pdf
MATERI_METODE_NUMERIK_TEKNIK_INFORMATIKA.pdf
1. Pers_Non_Linier.ppt
MetNum3-Sistem_Persamaan_No_Linier.pptiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii...
materi MetNum3-Sistem_Persamaan_Non_Linier.ppt
4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx
Metode Numerik - Pertemuan 4 Metode Newton-Raphson dan Metode Iterasi.pptx
MetNum3-Sistem_Persamaan_Non_Linier.ppt
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linear
Bab 2 perhitungan galat
metode pengurung analysis or method numeric
PERSAMAAN NONLINEAR
konsep dasar numerik.pptx
Persamaan non linier
Aries suharso 0422037701_metode tertutup
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
METODE NEWTON ROPHSON.pptx
6A_Kelompok 3_PPT.pptx
Ad

Recently uploaded (9)

PPTX
BAHASA MELAYU STANDARD kwjekqjeljwqelkqw
PDF
Struktur Data - 1 Kontrak Perkuliahan
PPTX
Materi_Array_Karakter_String untuk kelas XI sma.pptx
PDF
Rekomendasi Riset Lanjutan : perspektif_futurologis.pdf
PDF
Struktur Data - 4 Pointer & Linked List
PDF
Struktur Data - 3 Array: Konsep & Implementasi
PPTX
Fiber_expert_development_program_rev.1.pptx
PDF
Struktur Data - 2 Pengantar Struktur Data
PPTX
Pengantar Kriptografi - Keamanan dan Data Privasi
BAHASA MELAYU STANDARD kwjekqjeljwqelkqw
Struktur Data - 1 Kontrak Perkuliahan
Materi_Array_Karakter_String untuk kelas XI sma.pptx
Rekomendasi Riset Lanjutan : perspektif_futurologis.pdf
Struktur Data - 4 Pointer & Linked List
Struktur Data - 3 Array: Konsep & Implementasi
Fiber_expert_development_program_rev.1.pptx
Struktur Data - 2 Pengantar Struktur Data
Pengantar Kriptografi - Keamanan dan Data Privasi
Ad

Metode numerik pearsamaan non linier .ppt

  • 2. Persamaan Non Linier  Metode Tabel  Metode Biseksi  Metode Regula Falsi  Metode Iterasi Sederhana  Metode Newton-Raphson  Metode Secant.
  • 3. Persamaan Non Linier  penentuan akar-akar persamaan non linier.  Akar sebuah persamaan f(x) =0 adalah nilai-nilai x yang menyebabkan nilai f(x) sama dengan nol.  akar persamaan f(x) adalah titik potong antara kurva f(x) dan sumbu X.
  • 5. Persamaan Non Linier  Penyelesaian persamaan linier mx + c = 0 dimana m dan c adalah konstanta, dapat dihitung dengan : mx + c = 0 x = -  Penyelesaian persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 dapat dihitung dengan menggunakan rumus ABC. m c a ac b b x 2 4 2 12    
  • 6. Penyelesaian Persamaan Non Linier  Metode Tertutup  Mencari akar pada range [a,b] tertentu  Dalam range[a,b] dipastikan terdapat satu akar  Hasil selalu konvergen  disebut juga metode konvergen  Metode Terbuka  Diperlukan tebakan awal  xn dipakai untuk menghitung xn+1  Hasil dapat konvergen atau divergen
  • 7. Metode Tertutup  Metode Tabel  Metode Biseksi  Metode Regula Falsi
  • 8. Metode Terbuka  Metode Iterasi Sederhana  Metode Newton-Raphson  Metode Secant.
  • 9. Theorema  Suatu range x=[a,b] mempunyai akar bila f(a) dan f(b) berlawanan tanda atau memenuhi f(a).f(b)<0  Theorema di atas dapat dijelaskan dengan grafik-grafik sebagai berikut: Karena f(a).f(b)<0 maka pada range x=[a,b] terdapat akar. Karena f(a).f(b)>0 maka pada range x=[a,b] tidak dapat dikatakan terdapat akar.
  • 10. Metode Table  Metode Table atau pembagian area.  Dimana untuk x di antara a dan b dibagi sebanyak N bagian dan pada masing-masing bagian dihitung nilai f(x) sehingga diperoleh tabel : X f(x) x0=a f(a) x1 f(x1) x2 f(x2) x3 f(x3) …… …… xn=b f(b)
  • 12. Contoh  Selesaikan persamaan : x+ex = 0 dengan range x =  Untuk mendapatkan penyelesaian dari persamaan di atas range x = dibagi menjadi 10 bagian sehingga diperoleh : X f(x) -1,0 -0,63212 -0,9 -0,49343 -0,8 -0,35067 -0,7 -0,20341 -0,6 -0,05119 -0,5 0,10653 -0,4 0,27032 -0,3 0,44082 -0,2 0,61873 -0,1 0,80484 0,0 1,00000   0 , 1    0 , 1 
  • 13. Contoh  Dari table diperoleh penyelesaian berada di antara –0,6 dan –0,5 dengan nilai f(x) masing-masing -0,0512 dan 0,1065, sehingga dapat diambil keputusan penyelesaiannya di x=-0,6.  Bila pada range x = dibagi 10 maka diperoleh f(x) terdekat dengan nol pada x = -0,57 dengan F(x) = 0,00447   5 , 0 , 6 , 0  
  • 14. Kelemahan Metode Table  Metode table ini secara umum sulit mendapatkan penyelesaian dengan error yang kecil, karena itu metode ini tidak digunakan dalam penyelesaian persamaan non linier  Tetapi metode ini digunakan sebagai taksiran awal mengetahui area penyelesaian yang benar sebelum menggunakan metode yang lebih baik dalam menentukan penyelesaian.
  • 15. Metode Biseksi  Ide awal metode ini adalah metode table, dimana area dibagi menjadi N bagian.  Hanya saja metode biseksi ini membagi range menjadi 2 bagian, dari dua bagian ini dipilih bagian mana yang mengandung dan bagian yang tidak mengandung akar dibuang.Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh akar persamaan.
  • 17. Metode Biseksi  Untuk menggunakan metode biseksi, terlebih dahulu ditentukan batas bawah (a) dan batas atas (b).Kemudian dihitung nilai tengah : x =  Dari nilai x ini perlu dilakukan pengecekan keberadaan akar. Secara matematik, suatu range terdapat akar persamaan bila f(a) dan f(b) berlawanan tanda atau dituliskan : f(a) . f(b) < 0  Setelah diketahui dibagian mana terdapat akar, maka batas bawah dan batas atas di perbaharui sesuai dengan range dari bagian yang mempunyai akar. 2 b a 
  • 18. Algoritma Biseksi 1. Definisikan fungsi f(x) yang akan dicari akarnya 2. Tentukan nilai a dan b 3. Tentukan torelansi e dan iterasi maksimum N 4. Hitung f(a) dan f(b) 5. Jika f(a).f(b)>0 maka proses dihentikan karena tidak ada akar, bila tidak dilanjutkan 6. Hitung x = 7. Hitung f(x) 8. Bila f(x).f(a)<0 maka b=x dan f(b)=f(x), bila tidak a=x dan f(a)=f(x) 9. Jika |f(x)|<e atau iterasi>N maka proses dihentikan dan didapatkan akar = x, dan bila tidak, ulangi langkah 6 Catatan : Nilai error = |f(x)| 2 b a 
  • 19. Contoh Soal  Selesaikan persamaan xe-x+1 = 0, dengan menggunakan range x=[-1,0], maka diperoleh tabel biseksi sebagai berikut :
  • 20. Contoh Soal  Dimana x = Pada iterasi ke 10 diperoleh x = -0.56738 dan f(x) = -0.00066  Untuk menghentikan iterasi, dapat dilakukan dengan menggunakan toleransi error atau iterasi maksimum.  Catatan : Dengan menggunakan metode biseksi dengan tolerasi error 0.001 dibutuhkan 10 iterasi, semakin teliti (kecil toleransi errornya) maka semakin besar jumlah iterasi yang dibutuhkan. 2 b a 
  • 21. Metode Regula Falsi  metode pencarian akar persamaan dengan memanfaatkan kemiringan dan selisih tinggi dari dua titik batas range.  Dua titik a dan b pada fungsi f(x) digunakan untuk mengestimasi posisi x dari akar interpolasi linier.  Dikenal dengan metode False Position
  • 22. Metode Regula Falsi x b b f a b a f b f      0 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( a f b f a b b f b x     ) ( ) ( ) ( ) ( a f b f a bf b af x    X B A Gradien AB = gradien BX Catatan: Gradien = y/x
  • 24. Contoh Soal  Selesaikan persamaan xe-x+1=0 pada range x= [0,-1] sebanyak 20x iterasi dan toleransi error = 0.0001
  • 25. Contoh Soal Akar persamaan diperoleh di x=-0.56741 dengan kesalahan =0,00074
  • 26. Metode Iterasi Sederhana  Metode iterasi sederhana adalah metode yang memisahkan x dengan sebagian x yang lain sehingga diperoleh : x = g(x).  Contoh :  x – ex = 0  ubah  x = ex atau g(x) = ex  g(x) inilah yang menjadi dasar iterasi pada metode iterasi sederhana ini
  • 28. Contoh :  Carilah akar pers f(x) = x2-2x-3  x2-2x-3 = 0  X2 = 2x + 3  Tebakan awal = 4  E = 0.001  Hasil = 3 3 2   x x 3 2 1    n n x x 5
  • 30. Contoh :  x2-2x-3 = 0  X(x-2) = 3  X = 3 /(x-2)  Tebakan awal = 4  E = 0.001  Hasil = -1 1.5
  • 32. Contoh :  x2-2x-3 = 0  X = (x2-3)/2  Tebakan awal = 4  E = 0.001  Hasil divergen
  • 33. Syarat Konvergensi  Pada range I = [s-h, s+h] dengan s titik tetap  Jika 0<g’(x)<1 untuk setiap x Є I iterasi konvergen monoton.  Jika -1<g’(x)<0 untuk setiap x Є I iterasi konvergen berosilasi.  Jika g’(x)>1 untuk setiap x Є I, maka iterasi divergen monoton.  Jika g’(x)<-1 untuk setiap x Є I, maka iterasi divergen berosilasi.
  • 34.  Tebakan awal 4  G’(4) = 0.1508 < 1 3 2 2 1 ) ( ' 3 2 ) ( 3 2 1        r r r r x x g x x g x x  Tebakan awal 4  G’(4) = |0.75| < 1 2 1 ) 2 ( 3 ) ( ' ) 2 ( 3 ) ( ) 2 ( 3         x x g x x g x x r r
  • 35.  Tebakan awal 4  G’(4) = 4 > 1 x x g x x g    ) ( ' 2 ) 3 ( ) ( 2
  • 36. Soal  Apa yang terjadi dengan pemilihan x0 pada pencarian akar persamaan :  X3 + 6x – 3 = 0  Dengan x  Cari akar persamaan dengan x0 = 0.5  X0 = 1.5, x0 = 2.2, x0 = 2.7 6 3 3 1     r r x x
  • 38. Metode Newton Raphson  metode pendekatan yang menggunakan satu titik awal dan mendekatinya dengan memperhatikan slope atau gradien pada titik tersebut.Titik pendekatan ke n+1 dituliskan dengan : Xn+1 = xn -     n n x F x F 1
  • 40. Algoritma Metode Newton Raphson 1. Definisikan fungsi f(x) dan f1(x) 2. Tentukan toleransi error (e) dan iterasi maksimum (n) 3. Tentukan nilai pendekatan awal x0 4. Hitung f(x0) dan f1(x0) 5. Untuk iterasi I = 1 s/d n atau |f(xi)|> e  Hitung f(xi) dan f1(xi)  xi+1 = 6. Akar persamaan adalah nilai xi yang terakhir diperoleh.     i i i x f x f x 1 
  • 41. Contoh Soal  Selesaikan persamaan x - e-x = 0 dengan titik pendekatan awal x0 =0  f(x) = x - e-x  f’(x)=1+e-x  f(x0) = 0 - e-0 = -1  f’(x0) = 1 + e-0 = 2  x1 = x0 -  f(x1) = -0,106631 dan f1(x1) = 1,60653     5 , 0 2 1 0 0 1 0     x f x f
  • 42. Contoh Soal  x2 =  f(x2) = -0,00130451 dan f1(x2) = 1,56762  x3 =  f(x3) = -1,96.10-7. Suatu bilangan yang sangat kecil.  Sehingga akar persamaan x = 0,567143.     566311 , 0 60653 , 1 106531 , 0 5 , 0 1 1 1 1      x f x f x     567143 , 0 56762 , 1 00130451 , 0 566311 , 0 2 1 2 2      x f x f x
  • 43. Contoh  x - e-x = 0  x0 =0, e = 0.00001
  • 44. Contoh :  x + e-x cos x -2 = 0  x0=1  f(x) = x + e-x cos x - 2  f’(x) = 1 – e-x cos x – e-x sin x
  • 46. Permasalahan pada pemakaian metode newton raphson  Metode ini tidak dapat digunakan ketika titik pendekatannya berada pada titik ekstrim atau titik puncak, karena pada titik ini nilai F1(x) = 0 sehingga nilai penyebut dari sama dengan nol, secara grafis dapat dilihat sebagai berikut: Bila titik pendekatan berada pada titik puncak, maka titik selanjutnya akan berada di tak berhingga.     x F x F 1
  • 47. Permasalahan pada pemakaian metode newton raphson  Metode ini menjadi sulit atau lama mendapatkan penyelesaian ketika titik pendekatannya berada di antara dua titik stasioner.  Bila titik pendekatan berada pada dua tiitik puncak akan dapat mengakibatkan hilangnya penyelesaian (divergensi). Hal ini disebabkan titik selanjutnya berada pada salah satu titik puncak atau arah pendekatannya berbeda.
  • 49. Penyelesaian Permasalahan pada pemakaian metode newton raphson 1. Bila titik pendekatan berada pada titik puncak maka titik pendekatan tersebut harus di geser sedikit, xi = xi dimana adalah konstanta yang ditentukan dengan demikian dan metode newton raphson tetap dapat berjalan. 2. Untuk menghindari titik-titik pendekatan yang berada jauh, sebaiknya pemakaian metode newton raphson ini didahului oleh metode tabel, sehingga dapat di jamin konvergensi dari metode newton raphson.      0 1  i x F
  • 50. Contoh Soal  x . e-x + cos(2x) = 0  x0 = 0,176281  f(x) = x . e-x + cos(2x)  f1(x) = (1-x) e-x – 2 sin (2x)  F(x0) = 1,086282  F1(x0) = -0,000015 X = 71365,2 padahal dalam range 0 sampai dengan 1 terdapat akar di sekitar 0.5 s/d 1.
  • 52. Contoh Soal  Untuk menghindari hal ini sebaiknya digunakan grafik atau tabel sehingga dapat diperoleh pendekatan awal yang baik. Digunakan pendekatan awal x0=0.5 x
  • 53. Contoh Soal  Hasil dari penyelesaian persamaan  x * exp(-x) + cos(2x) = 0 pada range [0,5]
  • 55. Metode Secant  Metode Newton Raphson memerlukan perhitungan turunan fungsi f’(x).  Tidak semua fungsi mudah dicari turunannya terutama fungsi yang bentuknya rumit.  Turunan fungsi dapat dihilangkan dengan cara menggantinya dengan bentuk lain yang ekivalen  Modifikasi metode Newton Raphson dinamakan metode Secant.
  • 57.  Metode Newton-Raphson 1 1) ( ) ( ) ( '         r r r r x x x f x f x y x f ) ( ' ) ( 1 r r r r x f x f x x    ) ( ) ( ) )( ( 1 1 1        r r r r r r r x f x f x x x f x x
  • 58. Algoritma Metode Secant :  Definisikan fungsi F(x)  Definisikan torelansi error (e) dan iterasi maksimum (n)  Masukkan dua nilai pendekatan awal yang di antaranya terdapat akar yaitu x0 dan x1, sebaiknya gunakan metode tabel atau grafis untuk menjamin titik pendakatannya adalah titik pendekatan yang konvergensinya pada akar persamaan yang diharapkan.  Hitung F(x0) dan F(x1) sebagai y0 dan y1
  • 59. Algoritma Metode Secant :  Untuk iterasi I = 1 s/d n atau |F(xi)| xi+1 =xi – yi hitung yi+1 = F(xi+1)  Akar persamaan adalah nilai x yang terakhir. 1 1     i i i i y y x x
  • 60. Contoh Soal  Penyelesaian  x2 –(x + 1) e-x = 0 ?
  • 61. Contoh Kasus Penyelesaian Persamaan Non Linier  Penentuan nilai maksimal dan minimal fungsi non linier  Perhitungan nilai konstanta pada matrik dan determinan, yang biasanya muncul dalam permasalahan sistem linier, bisa digunakan untuk menghitung nilai eigen  Penentuan titik potong beberapa fungsi non linier, yang banyak digunakan untuk keperluan perhitungan-perhitungan secara grafis.
  • 62. Penentuan Nilai Maksimal dan Minimal Fungsi Non Linier  nilai maksimal dan minimal dari f(x)  memenuhi f’(x)=0.  g(x)=f’(x)  g(x)=0  Menentukan nilai maksimal atau minimal  f”(x)
  • 63. Contoh Soal  Tentukan nilai minimal dari f(x) = x2-(x+1)e-2x+1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 x**2-(x+1)*exp(-2*x)+1 nilai minimal terletak antara –0.4 dan –0.2
  • 65. Menghitung Titik Potong 2 Buah Kurva x y y=f(x) y=g(x) p f(x) = g(x) atau f(x) – g(x) = 0
  • 66. Contoh Soal  Tentukan titik potong y=2x3-x dan y=e-x -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 2*x**3-x exp(-x) akar terletak di antara 0.8 dan 1
  • 68. Soal (1)  Tahun 1225 Leonardo da Pisa mencari akar persamaan  F(x) = x3 + 2x2 + 10x – 20 = 0  Dan menemukan x = 1.368808107.  Tidak seorangpun yang mengetahui cara Leonardo menemukan nilai ini. Sekarang rahasia ini dapat dipecahkan dengan metode iterasi sederhana.  Carilah salah satu dari kemungkinan x = g(x). Lalu dengan memberikan sembarang input awal, tentukan x=g(x) yang mana yang menghasilkan akar persamaan yang ditemukan Leonardo itu.
  • 69. Soal (2)  Hitung akar 27 dan akar 50 dengan biseksi dan regula falsi ! Bandingkan ke dua metode tersebut ! Mana yang lebih cepat ?  Catat hasil uji coba a b N e Iterasi Biseksi Iterasi Regula Falsi 0.1 0.01 0.001 0.0001
  • 70. Soal (3)  Diketahui lingkaran x2+y2=2 dan hiperbola x2-y2=1. Tentukan titik potong kedua kurva dengan metode iterasi sederhana dan secant ! Catat hasil percobaan !
  • 71. Soal (4)  Tentukan nilai puncak pada kurva y = x2 + e-2xsin(x) pada range x=[0,10]  Dengan metode newthon raphson