SlideShare a Scribd company logo
3
Most read
13
Most read
14
Most read
Halaman 1 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Tinjau sistem linear shift invariant waktu diskrit dengan input x[n] yang dinyatakan dalam bentuk :
 

k
]kn[]k[x]n[x
Persamaan output sistem saat n dengan menggunakan input persamaan ini adalah :
 

k
]kn[h]k[x]n[y atau 



k
]k[h]kn[x]n[y (I)
Sisi kanan persamaan di atas dikenal sebagai penjumlahan konvolusi dari sekuen x[n] dan h[n],
x[n]h[n].
Untuk sistem kausal , h[n]=0 untuk n<0, sehingga :
 

n
k
]kn[h]k[x]n[y atau 



0k
]kn[x]k[h]n[y
Pada sistem waktu kontinyu, respon impuls berharga tidak nol pada setiap interval waktu berhingga
dan umumnya disebut sebagai Infinite Impulse Response (IIR). Sedangkan pada sistem waktu diskrit,
respon impuls dapat menjadi nol, setelah beberapa sample. Sistem yang demikian disebut Finite
Impulse Response (FIR).
SISTEM WAKTU DISKRIT Penjumlahan Konvolusi
Halaman 2 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
(a) (b)
(a) (b)
Contoh : Operasi Konvolusi Sistem Waktu Diskrit
SISTEM WAKTU DISKRIT Interpretasi Grafis Penjumlahan Konvolusi
-2 -1 0 1 2 3 4 k-2 -1 0 1 2 3 4 k
0 n k0 n k
h[n-k] x[k]h[n-k]
h[k]x[k]
Halaman 3 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
]n[u]n[x n
 dan ]n[u]n[h n

maka  



k
knk
]kn[u]k[u]n[y   
kn
0k
1
n
0k
nknk
]n[y 





Untuk n > 0, 


n
0k
nn
untuk,)1n()1(]n[y .
Diketahui a1
aa
a
12n1n2n
1nk
k






, untuk    dan a  1
Dengan asumsi -1
 1, maka diperoleh :








 1n1n
1
1n1
n
1
)(1(
]n[y
Bila x[n] merupakan tangga satuan, maka :




1
1
]n[y
1n
Secara umum, respon tangga satuan sistem dengan respon impuls h[n] diberikan oleh :




k
]k[h]n[s atau 



0k
]k[h]n[s untuk sistem kausal.
SISTEM WAKTU DISKRIT Contoh Operasi Penjumlahan Konvolusi
Halaman 4 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Konvolusi periodik didefinisikan sebagai berikut :




1N
0k
21 ]kn[x]k[x]n[y atau 



1N
0k
21 ]k[x]kn[x]n[y (II)
Perhatikan bahwa penjumlahan pada sisi kanan hanya memiliki N suku. Notasi untuk operasi ini
adalah : ]n[x]n[x]n[y 21 
Konvolusi periodik hanya didefinisikan untuk sekuen dengan periode sama. Untuk membedakan,
konvolusi yang diberikan oleh persamaan (I) lazim disebut Konvolusi Linier.
Jelas bahwa y[n] yang didefinisikan dalam persamaan (II) adalah periodik karena ;
]n[y]k[x]kNn[x]Nn[y
1N
0k
12  


Karena itu y[n] dapat dievaluasi setiap interval N0  n  N0 + N-1, sehingga :




1NN
Nk
21
0
0
]kn[x]k[x]n[y
SISTEM WAKTU DISKRIT Konvolusi Periodik
Halaman 5 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Hubungan input-output suatu sistem linier time-invariant waktu diskrit dapat ditulis sebagai berikut :



M
0k
k
N
0k
k ]kn[xb]kn[ya ,n 0 (III)
dimana ak dan bk adalah konstanta.
Menggunakan operator D, dapat dinyatakan sebagai :



M
0k
k
k
k
N
0k
k ]n[xDb]n[yDa
Bentuk alternatif dari persamaan di atas dapat ditulis :



M
0k
k
N
0k
k ]kn[xb]kn[ya , n  0 (IV)
Untuk sistem kausal, maka M  N.
Persamaan (III) maupun persamaan (IV) mempunyai solusi yang terdiri dari dua komponen, yaitu
solusi homogen yang bergantung kepada kondisi mula dan penyelesaian khusus yang bergantung
kepada input.
SISTEM WAKTU DISKRIT Representasi Persamaan Beda
Halaman 6 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Persamaan homogen dari persamaan (III) diberikan oleh :
0]kn[ya
N
0k
k 

Dengan asumsi bahwa solusi dari persamaan ini berbentuk fungsi eksponensial, yh[n] =A n
,
maka 0Aa kn
N
0k
k  

 atau 0a k
N
0k
k 


Persamaan terakhir merupakan persamaan karakteristik untuk persamaan beda dan nilai  yang
memenuhi persamaan tersebut merupakan nilai karakteristik. Jelas bahwa terdapat N akar-akar
karakteristik 1, 2,….., N. Jika akar-akar tersebut berbeda, maka solusi homogen diberikan oleh :
n
NN
n
22
n
11h A.......AA]n[y 
Jika akar-akar tersebut ada yang berulang, maka solusinya diperoleh dengan cara mengalikan solusi
yang bersesuaian dengan karakteristik tersebut dengan pangkat n yang sesuai. Sebagai contoh, jika
terdapat 1 sebanyak P1, sementara N-P1 akar yang lain berbeda, maka solusi homogennya menjadi :
n
NN
n
11p11p
n
1
11p
1p
n
12
n
11h A...AnA....nAA]n[y  

SISTEM WAKTU DISKRIT Solusi Homogen
Halaman 7 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Berikut ini akan dibahas penentuan solusi khusus untuk persamaan beda ,
 
 

N
0k
M
0k
kk ]kn[xb]kn[ya
Solusi khusus dari persamaan di atas dapat diperoleh dengan cara terlebih dahulu menentukan
]n[y
_
[n], yaitu solusi khusus dari persamaan :



N
0k
k ]n[x]kn[ya , sehingga 


M
0k
kp ]kn[yb]n[y
_
y[n] merupakan kombinasi linier dari x[n] dan delay-nya, x[n-1], x[n-2] dan seterusnya. Jika x[n]
konstan maka x[n-k] juga konstan untuk setiap k. Karena itu,
_
y[n] juga konstan . Demikian juga jika
x[n] merupakan fungsi eksponensial dalam bentuk n
,
_
y[n] juga eksponensial dalam bentuk sama.
Sebagaimana solusi persamaan diferensial, bentuk solusi khusus yang diasumsikan tersebut harus
dimodifikasi jika fungsi pemaksanya memiliki bentuk yang sama dengan solusi persamaan
karakteristik.
SISTEM WAKTU DISKRIT Solusi Khusus
Halaman 8 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Selesaikan
2
n
sin2]2n[y
8
1
]1n[y
4
3
]n[y

 , dimana y[-1] =2, dan y[-2] = 4
Diasumsikan, solusi khususnya berbentuk,
2
n
cosB
2
n
sinA]n[yp



 , maka
2
n
sinB
2
n
cosA
2
]1n[
cosB
2
]1n[
sinA]1n[yp








dan
2
n
cosB
2
n
sinA
2
]1n[
sinB
2
]1n[
cosA]2n[yp








Disubtitusikan pada persamaan beda diperoleh,
2
n
sin2
2
n
cos)B
8
1
A
4
3
B(
2
n
sin)A
8
1
B
4
3
A(






dimana , A-(3/4)B-(1/8)A = 2 dan B+(3/4)A-(1/8)B =0
diperoleh, A = 112/85 dan B = -96/85
SISTEM WAKTU DISKRIT Penyelesaian Persamaan Beda (1)
Halaman 9 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Sehingga
2
n
cos
85
96
2
n
sin
85
112
]n[yp




Untuk memperoleh solusi homogen, maka dicari akar-akar persamaan karakteristik :
1- (3/4)-1
+ (1/8)-2
= 0
diperoleh 1 = 1/4 dan 2 =1/2 ; sehingga solusi homogennya menjadi :
yh[n] = A1(1/4)n
+ A2(1/2)n
(*)
Solusi total,
2
n
cos
85
96
2
n
sin
85
112
)
2
1
(A)
4
1
(A]n[y
]n[y]n[y]n[y
n
2
n
1
ph





Dengan menggunakan kondisi mula, diperoleh;
A1 = -(8/17) dan A2 = 13/5
Sehingga,
2
n
cos
85
96
2
n
sin
85
112
)
2
1
(
5
13
)
4
1
(
17
8
]n[y nn 



SISTEM WAKTU DISKRIT Penyelesaian Persamaan Beda (2)
Halaman 10 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Jika input x[n] berupa fungsi , maka persamaan (III) dapat ditulis sebagai berikut :



M
0k
k
N
0k
k ]kn[b]kn[ya
Diperoleh :
M,...,2,1,0j,b]kn[ya j
j
0k
k 

Atau ekivalen, dalam bentuk matriks,

















































 4
3
2
1
0
01MM
12
01
0
b
b
b
b
b
]M[y
.
]2[y
]1[y
]0[y
a..aa
.....
0..aa
0..aa
0..0a
Kondisi mula yang diperoleh dari penyelesaian tersebut, selanjutnya digunakan untuk menentukan
respon impuls yang merupakan solusi dari persamaan homogen :
Mn,0]kn[ya
N
0k
k 

SISTEM WAKTU DISKRIT Respon Impuls - Persamaan Beda
Halaman 11 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Tinjau persamaan beda dari contoh sebelumnya,
]1n[x
2
1
]n[x]2n[y
8
1
]1n[y
4
3
]n[y  , N=2 dan M=1.
Respon impuls untuk sistem di atas, merupakan solusi dari persamaan,
2n,0]2n[y
8
1
]1n[y
4
3
]n[y 
Dari persamaan (6.29), diperoleh persamaan yang diperlukan untuk menentukan kondisi mula,























2
1
1
]1[y
]0[y
1
4
3
01
Sehingga y[0]=1 dan y[1]=5/4
Gunakan kondisi awal ini pada persamaan (*), dapat kita peroleh respon impulsnya :
h[n] = 4(1/2)n
- 3(1/4)n
Ini merupakan Infinite Impulse Response.
SISTEM WAKTU DISKRIT Respon Impuls - Persamaan Beda
Halaman 12 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Tinjau kasus khusus dari persamaan (III), yaitu :



M
0k
k ]kn[xb]n[y
Misalkan x[n]=[n] dan diselesaikan untuk y[n] secara iteratif, diperoleh;
y[0]=b0
y[1]=b1
.
.
.
y[M]=bM
Jelas, y[n]=0 untuk a > M, sehingga,
h[n]={b0, b1, b2, …..,bM}
Respon impuls tersebut menjadi nol setelah nilai ke-M, sehingga sistem tersebut merupakan sustu
sistem Finite Impulse Response.
SISTEM WAKTU DISKRIT Respon Impuls - Persamaan Beda
Halaman 13 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Tinjau persamaan beda orde N :
y[n] + a1y[n-1] + …..+aNy[n-N] = b0x[n] + b1x[n-1] + …..+ bNx[n-N] (**)
Persamaan ini dapat ditulis sebagai berikut ;
y[n] = {bNx[n-N] - aNy[n-N]} + …..+{b1x[n-1]-a1y[n-1]} + {b0x[n]}
= DN
{bNx[n] - aNy[n]} + DN-1
{bN-1x[n] - aN-1y[n]} +…..+D{b1x[n]-a1y[n]} + b0x[n]
Jadi y[n] dapat diperoleh dengan menambahkan semua komponen pada sisi kanan persamaan di atas.
Gambar di bawah ini menunjukkan bagaimana membuat simulasi dengan metode ini, yang
menghasilkan bentuk Kanonik I untuk sistem waktu diskrit.
SISTEM WAKTU DISKRIT Diagram Simulasi - Bentuk Kanonik I
D
bN
aN aN-1
bN-1 b1
a1
b0
-1
y[n]
x[n]
D   
+
-
+
-
+
-
+
+
Halaman 14 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Dengan simulasi yang lain dapat diperoleh dengan menuliskan persamaan (**) sebagai berikut :
]mn[vb]n[y
]n[x]jn[va]n[v
N
0m
m
N
1j
j






Diagram simulasi yang dihasilkan merupakan bentuk Kanonik II, seperti yang ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
SISTEM WAKTU DISKRIT Diagram Simulasi - Bentuk Kanonik II
bN
-aN-1
-a1
b0
b1
bN-1
-aN
DDx[n] y[n]
+
+
+ +
+
+
]jn[va]n[x]n[vatau
N
1j
j  

Halaman 15 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Sebagaimana sistem waktu kontinyu, penggunaan state variable pada sistem waktu diskrit dpat
memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang perilaku sistem.
Jika state dari sistem dinotasikan sebagai vektor berdimensi N ;
v[n] = [ v1[n] v2[n] ……vN[n] ]T
(V)
Maka diskripsi state space dari sistem waktu diskrit time invariant single input-single output (SISO)
dapat ditulis sebagai berikut :
v[n+1] = Av[n] +bx[n] (VI.a)
y[n] = cv[n] + dx[n] (VI.b)
Dimana A adalah matrik N x N, b adalah vektor kolom N x 1, c adalah vektor baris 1 x N, dan d
adalah skalar.
SISTEM WAKTU DISKRIT Representasi State Space
Halaman 16 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Bentuk state space dari sistem contoh sebelumnya ;
y[n] - 0.25y[n-1] -0.25y[n-2] + 0.0625y[n-3] = x[n] +0.5x[n-1] - x[n-2] +0.25x[n-3]
adalah sebagai berikut .
SISTEM WAKTU DISKRIT Representasi State Space
Bentuk Kanonik I
]n[x]n[v]101[]n[y
]n[x
1875.0
75.0
75.0
]n[v
000625.0
1025.0
0125.0
]1n[v
























  1d001c
,
1875.0
75.0
75.0
b
000625.0
1025.0
0125.0
A
























Bentuk Kanonik II
]n[x]n[v]75.075.01875.0[]n[y
]n[x
1
0
0
]n[v
25.025.00625.0
100
010
]1n[v
























  1d75.075.01875.0c
,
1
0
0
b
25.025.00625.0
100
010
A
























Halaman 17 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Penyelesaian dari persamaan ;
v[n+1] = Av[n] + bx[n] , n0, v[0] = v0
dapat diperoleh dengan cara iterasi.
untuk n=0, v[1] = Av[0] + bx[0]
untuk n=1, v[2] = Av[1] + bx[1] = A {Av[0] + bx[0]} + bx[1] = A2
v[0] + Abx[0] + bx[1]
atau v[2] = A2
v[0] + 


1
0j
1j2
]j[xbA dan seterusnya
Secara umum, solusinya diberikan oleh :
v[n] = An
v[0] + 



1n
0j
1jn
]j[xbA (VIIa)
Besaran An
yang mendefinisikan bagaimana state berubah sebagai fungsi waktu, menyatakan matriks
transisi keadaan untuk sistem waktu diskrit, [n].
Sehingga dapat ditulis kembali sebagai berikut :
v[n] = [n] v[0] + 



1n
0j
]j[xb]1jn[ (VIIb)
SISTEM WAKTU DISKRIT Solusi Persamaan State Space
Halaman 18 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Langkah pertama untuk mendapatkan solusi dari persamaan keadaan tersebut adalah penentuan An
.
Untuk keperluan tersebut dapat digunakan teorema Cayley-Hamilton.
Tinjau sistem berikut :
v1[n+1] = v2[n]; v1[0] = 1
v2[n+1] = (1/8) v1[n] - (1/4)v2[n] + x[n]; v2[0] = -1
y[n] =v1[n].
Dengan menggunakan teorema Cayley-Hamilton, dapat ditulis ;
An
= 0[n] I + 1[n]A
Nilai eigen dari sistem di atas adalah -1/2 dan 1/4, sehingga
0[n] - (1/2) 1[n] = (-1/2)n
, dan
0[n] I + (1/4) 1[n] = (1/4)n
diperoleh ,
0[n] = (2/3) (1/4)n
+ (1/3) (-1/2)n
1[n] = (4/3) (1/4)n
+ (4/3) (-1/2)n
SISTEM WAKTU DISKRIT Solusi Persamaan State Space
Halaman 19 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Kita dapatkan




























































 nnnn
nnnn
n
2
1
3
2
4
1
3
1
2
1
6
1
4
1
6
1
2
1
3
4
4
1
3
4
2
1
3
1
4
1
3
2
A
Jika inputnya tangga satuan, x[n]=u[n], maka :
 1
1
0
A
1
1
A]n[v
1n
0j
1jnn













 




















































































1n
0j
1jn1jn
1jn1jn
nn
nn
2
1
3
2
4
1
3
1
2
1
3
4
4
1
3
4
2
1
6
5
4
1
6
1
2
1
3
5
4
1
3
2













































































 nn
nn
nn
nn
4
1
9
4
2
1
9
4
9
8
4
1
9
16
2
1
9
8
9
8
2
1
6
5
4
1
6
1
2
1
3
5
4
1
3
2
0n,
4
1
18
11
2
1
18
23
9
8
4
1
9
22
2
1
9
23
9
8
nn
nn








































Jadi outputnya diberikan oleh : 0n,
4
1
9
22
2
1
9
23
9
8
]n[v]n[y
nn
1 












SISTEM WAKTU DISKRIT Solusi Persamaan State Space
Halaman 20 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Jadi deskripsi state space dari sistem waktu diskrit time invariant single input-single output (SISO) :
v[n+1] = Av[n] +bx[n]
y[n] = cv[n] + dx[n]
Mempunyai penyelesaian :
v[n] = [n] v[0] + 



1n
0j
]j[xb]1jn[
dimana [n] menyatakan matriks transisi keadaan untuk sistem waktu diskrit.
Sifat-sifat matriks transisi keadaan :
1. [n+1] = A[n]
2. [0] = I
3. [n-k] = [n-j][j-k]
4. -1
[n] = [-n], jika inversnya ada.
SISTEM WAKTU DISKRIT Matriks Transisi Keadaan
Halaman 21 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Respon impuls dari sistem yang dinyatakan oleh persamaan (VI) dapat diperoleh dengan menetapkan
v0 = 0 dan x[n] =[n] dalam persamaan (VII), diperoleh :
v[n] = An-1
b
Respon impulsnya h[n] = CAn-1
b + d[n]
Contoh :
Respon impuls dari sistem pada contoh sebelumnya,adalah :
 
0n,
2
1
3
4
4
1
3
4
1
0
2
1
3
2
4
1
3
1
2
1
6
1
4
1
6
1
2
1
3
4
4
1
3
4
2
1
3
1
4
1
3
2
01]n[h
1n1n
1n1n1n1n
1n1n1n1n



















































































SISTEM WAKTU DISKRIT Respons Impuls - State Space
Halaman 22 dari 22
SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit
Suatu sistem linier waktu diskrit disebut stabil BIBO jika :
 x[n]   M     y[n]   L  
Untuk sistem dengan respon impuls h[n], input x[n] dan output y[n], maka :




k
]kn[x]k[h]n[y
Sistem waktu diskrit tersebut akan stabil jika respon impulsnya "absolutely summable", yaitu :


k
]k[h atau untuk sistem kausal menjadi 

0k
]k[h
Kondisi ekivalen dari syarat di atas adalah nilai karakteristik dari sistem memiliki magnitudo kurang
dari satu. Ini dapat dilihat dari solusi persamaan beda untuk sistem kausal terdiri dari bentuk uk
n
, k
= 0,1, 2, …., M, dimana  menunjukkan nilai karakteristik dari sistem. Jelas bahwa, jika   < 1,
maka responnya menjadi terbatas (bounded) untuk semua input yang terbatas.
Untuk representasi state variable (variabel keadaan), maka solusinya bergantung kepada matrik
transisi keadaan An
. Bentuk An
ditentukan oleh nilai eigen atau niali karakteristik dari matrik A.
SISTEM WAKTU DISKRIT Analisis Stabilitas

More Related Content

PPTX
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
PPTX
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
PPT
Penyederhanaan Fungsi Boolean
PPTX
Pertemuan 04. Diagram Blok
PDF
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
PPT
Hand out sinyal & sistem
PPTX
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
PDF
pemodelan state space
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Pertemuan 04. Diagram Blok
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
Hand out sinyal & sistem
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
pemodelan state space

What's hot (20)

PPTX
Karakteristik Transistor
PPT
Transformasi z
PDF
Sistem LTI Waktu Kontinyu
PDF
Fungsi alih sistem kontrol
PPT
Soal soal adc 2
PPTX
Deret fourier kompleks
PDF
Adc dan dac lanjutan
PPT
Penyederhanaan Karnaugh Map
DOCX
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
PPT
PDF
10 pengolahan sinyal diskrit
PDF
6 faktor daya
PPSX
Bab ii discrete time
PDF
Mt3 #3 laplace
PDF
Slide minggu 6 jul
PDF
1 sinyal
PPTX
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
PPSX
Bab iii transformasi z
PPT
Rangkaian Listrik Resonansi
PPT
Transformasi Laplace
Karakteristik Transistor
Transformasi z
Sistem LTI Waktu Kontinyu
Fungsi alih sistem kontrol
Soal soal adc 2
Deret fourier kompleks
Adc dan dac lanjutan
Penyederhanaan Karnaugh Map
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
10 pengolahan sinyal diskrit
6 faktor daya
Bab ii discrete time
Mt3 #3 laplace
Slide minggu 6 jul
1 sinyal
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Bab iii transformasi z
Rangkaian Listrik Resonansi
Transformasi Laplace
Ad

Similar to Sistem LTI Waktu Diskrit (16)

DOC
6.-Persamaan-Diferensial-dan-Persamaan-Beda.doc
PPTX
TB sinyal sistem for electrical engineering.pptx
PDF
Transformasi Fourier Waktu Diskrit
PPT
Unrika proses sinyal sistem diskrit
PPTX
Sinyal dan Sistem diskrit Dalam Kawasan waktu.pptx
PDF
5 Sistem LTI Waktu Diskret.pdf
DOC
Draft 2
PPTX
Pokok Bahasan 9kla xsxsak ksaxkl TB4602.pptx
PPTX
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 8 - persamaan beda
PDF
04 - 05 Deskripsi sistem-1.pdf diskrit dan kontinyu
DOCX
Aplikasi sistem persamaan diferensial_
PPTX
Modul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariant
PPT
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
PPTX
Kelas x bab 5
PPTX
Kelas x bab 5
PPT
Han han han han widi widinya belum matang masak sebiji
6.-Persamaan-Diferensial-dan-Persamaan-Beda.doc
TB sinyal sistem for electrical engineering.pptx
Transformasi Fourier Waktu Diskrit
Unrika proses sinyal sistem diskrit
Sinyal dan Sistem diskrit Dalam Kawasan waktu.pptx
5 Sistem LTI Waktu Diskret.pdf
Draft 2
Pokok Bahasan 9kla xsxsak ksaxkl TB4602.pptx
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 8 - persamaan beda
04 - 05 Deskripsi sistem-1.pdf diskrit dan kontinyu
Aplikasi sistem persamaan diferensial_
Modul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariant
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5
Han han han han widi widinya belum matang masak sebiji
Ad

More from yusufbf (20)

PDF
4 Transformasi Laplace.pdf
PDF
7 Transformasi Z.pdf
PDF
6 Transformasi Fourier Waktu Diskret.pdf
PPTX
PTEIC - Pengantar Teknik Sistem Kontrol.pptx
PDF
0.0 Pengenalan SINYAL dan SISTEM.pdf
PDF
1.1 Konsep Sinyal.pdf
PDF
1.2 Konsep Sistem.pdf
PDF
3 Transformasi Fourier Waktu Kontinu.pdf
PDF
2 Sistem LTI Waktu Kontinu.pdf
PDF
Statistik inferensi bag 2 Uji Hipotesis
PDF
Statistik inferensi bag 1 estimasi parameter
PDF
Ee184405 statistika dan stokastik statistik deskriptif 2 numerik
PDF
Ee184405 statistika dan stokastik statistik deskriptif 1 grafik
PDF
EE4405 Statistika dan Stokastik-Teknik Pengumpulan Data
PDF
Konsep Data
PDF
Transformasi Z
PDF
Transformasi Laplace
PDF
Transformasi Fourier Waktu Kontinyu
PDF
Deret Fourier Waktu Kontinyu
PDF
Konsep Sinyal dan Sistem
4 Transformasi Laplace.pdf
7 Transformasi Z.pdf
6 Transformasi Fourier Waktu Diskret.pdf
PTEIC - Pengantar Teknik Sistem Kontrol.pptx
0.0 Pengenalan SINYAL dan SISTEM.pdf
1.1 Konsep Sinyal.pdf
1.2 Konsep Sistem.pdf
3 Transformasi Fourier Waktu Kontinu.pdf
2 Sistem LTI Waktu Kontinu.pdf
Statistik inferensi bag 2 Uji Hipotesis
Statistik inferensi bag 1 estimasi parameter
Ee184405 statistika dan stokastik statistik deskriptif 2 numerik
Ee184405 statistika dan stokastik statistik deskriptif 1 grafik
EE4405 Statistika dan Stokastik-Teknik Pengumpulan Data
Konsep Data
Transformasi Z
Transformasi Laplace
Transformasi Fourier Waktu Kontinyu
Deret Fourier Waktu Kontinyu
Konsep Sinyal dan Sistem

Recently uploaded (20)

PDF
System Requirement Enterprise Resource Planning Peternakan Ayam dan Daftar Ju...
PDF
1.Materi Kebijakan Umum Program Revit.pdf
PPTX
Modul 1. Pengenalan Koding-KA di Dikdasmen.pptx
PPTX
Pancasila: fondasi peradaban dan kebudayaan berkelanjutan
PPSX
Teknik Trading Selang Seling Yang Dapat Digunakan Untuk Trading Manual Maupun...
PDF
SMASA....................................pdf
PDF
Presentasi Aplikasi Persiapan ANBK 2025.pdf
PPTX
Model Lintas minat dan pendalaman materi
PPTX
Modul 2. Berpikir Komputasional sebagai Dasar Koding untuk Kecerdasan Artifis...
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKWU Rekayasa Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PPTX
Modul 4 Asesmen-dalam-Pembelajaran-Mendalam.pptx
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PDF
ANALISIS SOALAN BAHASA MELAYU SPM 2021-2024 (1).pdf
DOCX
Lembar Kerja Mahasiswa Information System
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 11 SMA Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PDF
ANALISIS CP NO 046 TAHUN 2025 FASE C.pdf
PPTX
PPT Kurikulum Berbasis Cinta tahun 2025.
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Budidaya Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PPTX
Presentasi Al-Quran Hadits Kelompok XI.1
System Requirement Enterprise Resource Planning Peternakan Ayam dan Daftar Ju...
1.Materi Kebijakan Umum Program Revit.pdf
Modul 1. Pengenalan Koding-KA di Dikdasmen.pptx
Pancasila: fondasi peradaban dan kebudayaan berkelanjutan
Teknik Trading Selang Seling Yang Dapat Digunakan Untuk Trading Manual Maupun...
SMASA....................................pdf
Presentasi Aplikasi Persiapan ANBK 2025.pdf
Model Lintas minat dan pendalaman materi
Modul 2. Berpikir Komputasional sebagai Dasar Koding untuk Kecerdasan Artifis...
Modul Ajar Deep Learning PKWU Rekayasa Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Modul 4 Asesmen-dalam-Pembelajaran-Mendalam.pptx
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 10 SMA Terbaru 2025
ANALISIS SOALAN BAHASA MELAYU SPM 2021-2024 (1).pdf
Lembar Kerja Mahasiswa Information System
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 11 SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 12 SMA Terbaru 2025
ANALISIS CP NO 046 TAHUN 2025 FASE C.pdf
PPT Kurikulum Berbasis Cinta tahun 2025.
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Budidaya Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Presentasi Al-Quran Hadits Kelompok XI.1

Sistem LTI Waktu Diskrit

  • 1. Halaman 1 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Tinjau sistem linear shift invariant waktu diskrit dengan input x[n] yang dinyatakan dalam bentuk :    k ]kn[]k[x]n[x Persamaan output sistem saat n dengan menggunakan input persamaan ini adalah :    k ]kn[h]k[x]n[y atau     k ]k[h]kn[x]n[y (I) Sisi kanan persamaan di atas dikenal sebagai penjumlahan konvolusi dari sekuen x[n] dan h[n], x[n]h[n]. Untuk sistem kausal , h[n]=0 untuk n<0, sehingga :    n k ]kn[h]k[x]n[y atau     0k ]kn[x]k[h]n[y Pada sistem waktu kontinyu, respon impuls berharga tidak nol pada setiap interval waktu berhingga dan umumnya disebut sebagai Infinite Impulse Response (IIR). Sedangkan pada sistem waktu diskrit, respon impuls dapat menjadi nol, setelah beberapa sample. Sistem yang demikian disebut Finite Impulse Response (FIR). SISTEM WAKTU DISKRIT Penjumlahan Konvolusi
  • 2. Halaman 2 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit (a) (b) (a) (b) Contoh : Operasi Konvolusi Sistem Waktu Diskrit SISTEM WAKTU DISKRIT Interpretasi Grafis Penjumlahan Konvolusi -2 -1 0 1 2 3 4 k-2 -1 0 1 2 3 4 k 0 n k0 n k h[n-k] x[k]h[n-k] h[k]x[k]
  • 3. Halaman 3 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit ]n[u]n[x n  dan ]n[u]n[h n  maka      k knk ]kn[u]k[u]n[y    kn 0k 1 n 0k nknk ]n[y       Untuk n > 0,    n 0k nn untuk,)1n()1(]n[y . Diketahui a1 aa a 12n1n2n 1nk k       , untuk    dan a  1 Dengan asumsi -1  1, maka diperoleh :          1n1n 1 1n1 n 1 )(1( ]n[y Bila x[n] merupakan tangga satuan, maka :     1 1 ]n[y 1n Secara umum, respon tangga satuan sistem dengan respon impuls h[n] diberikan oleh :     k ]k[h]n[s atau     0k ]k[h]n[s untuk sistem kausal. SISTEM WAKTU DISKRIT Contoh Operasi Penjumlahan Konvolusi
  • 4. Halaman 4 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Konvolusi periodik didefinisikan sebagai berikut :     1N 0k 21 ]kn[x]k[x]n[y atau     1N 0k 21 ]k[x]kn[x]n[y (II) Perhatikan bahwa penjumlahan pada sisi kanan hanya memiliki N suku. Notasi untuk operasi ini adalah : ]n[x]n[x]n[y 21  Konvolusi periodik hanya didefinisikan untuk sekuen dengan periode sama. Untuk membedakan, konvolusi yang diberikan oleh persamaan (I) lazim disebut Konvolusi Linier. Jelas bahwa y[n] yang didefinisikan dalam persamaan (II) adalah periodik karena ; ]n[y]k[x]kNn[x]Nn[y 1N 0k 12     Karena itu y[n] dapat dievaluasi setiap interval N0  n  N0 + N-1, sehingga :     1NN Nk 21 0 0 ]kn[x]k[x]n[y SISTEM WAKTU DISKRIT Konvolusi Periodik
  • 5. Halaman 5 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Hubungan input-output suatu sistem linier time-invariant waktu diskrit dapat ditulis sebagai berikut :    M 0k k N 0k k ]kn[xb]kn[ya ,n 0 (III) dimana ak dan bk adalah konstanta. Menggunakan operator D, dapat dinyatakan sebagai :    M 0k k k k N 0k k ]n[xDb]n[yDa Bentuk alternatif dari persamaan di atas dapat ditulis :    M 0k k N 0k k ]kn[xb]kn[ya , n  0 (IV) Untuk sistem kausal, maka M  N. Persamaan (III) maupun persamaan (IV) mempunyai solusi yang terdiri dari dua komponen, yaitu solusi homogen yang bergantung kepada kondisi mula dan penyelesaian khusus yang bergantung kepada input. SISTEM WAKTU DISKRIT Representasi Persamaan Beda
  • 6. Halaman 6 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Persamaan homogen dari persamaan (III) diberikan oleh : 0]kn[ya N 0k k   Dengan asumsi bahwa solusi dari persamaan ini berbentuk fungsi eksponensial, yh[n] =A n , maka 0Aa kn N 0k k     atau 0a k N 0k k    Persamaan terakhir merupakan persamaan karakteristik untuk persamaan beda dan nilai  yang memenuhi persamaan tersebut merupakan nilai karakteristik. Jelas bahwa terdapat N akar-akar karakteristik 1, 2,….., N. Jika akar-akar tersebut berbeda, maka solusi homogen diberikan oleh : n NN n 22 n 11h A.......AA]n[y  Jika akar-akar tersebut ada yang berulang, maka solusinya diperoleh dengan cara mengalikan solusi yang bersesuaian dengan karakteristik tersebut dengan pangkat n yang sesuai. Sebagai contoh, jika terdapat 1 sebanyak P1, sementara N-P1 akar yang lain berbeda, maka solusi homogennya menjadi : n NN n 11p11p n 1 11p 1p n 12 n 11h A...AnA....nAA]n[y    SISTEM WAKTU DISKRIT Solusi Homogen
  • 7. Halaman 7 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Berikut ini akan dibahas penentuan solusi khusus untuk persamaan beda ,      N 0k M 0k kk ]kn[xb]kn[ya Solusi khusus dari persamaan di atas dapat diperoleh dengan cara terlebih dahulu menentukan ]n[y _ [n], yaitu solusi khusus dari persamaan :    N 0k k ]n[x]kn[ya , sehingga    M 0k kp ]kn[yb]n[y _ y[n] merupakan kombinasi linier dari x[n] dan delay-nya, x[n-1], x[n-2] dan seterusnya. Jika x[n] konstan maka x[n-k] juga konstan untuk setiap k. Karena itu, _ y[n] juga konstan . Demikian juga jika x[n] merupakan fungsi eksponensial dalam bentuk n , _ y[n] juga eksponensial dalam bentuk sama. Sebagaimana solusi persamaan diferensial, bentuk solusi khusus yang diasumsikan tersebut harus dimodifikasi jika fungsi pemaksanya memiliki bentuk yang sama dengan solusi persamaan karakteristik. SISTEM WAKTU DISKRIT Solusi Khusus
  • 8. Halaman 8 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Selesaikan 2 n sin2]2n[y 8 1 ]1n[y 4 3 ]n[y   , dimana y[-1] =2, dan y[-2] = 4 Diasumsikan, solusi khususnya berbentuk, 2 n cosB 2 n sinA]n[yp     , maka 2 n sinB 2 n cosA 2 ]1n[ cosB 2 ]1n[ sinA]1n[yp         dan 2 n cosB 2 n sinA 2 ]1n[ sinB 2 ]1n[ cosA]2n[yp         Disubtitusikan pada persamaan beda diperoleh, 2 n sin2 2 n cos)B 8 1 A 4 3 B( 2 n sin)A 8 1 B 4 3 A(       dimana , A-(3/4)B-(1/8)A = 2 dan B+(3/4)A-(1/8)B =0 diperoleh, A = 112/85 dan B = -96/85 SISTEM WAKTU DISKRIT Penyelesaian Persamaan Beda (1)
  • 9. Halaman 9 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Sehingga 2 n cos 85 96 2 n sin 85 112 ]n[yp     Untuk memperoleh solusi homogen, maka dicari akar-akar persamaan karakteristik : 1- (3/4)-1 + (1/8)-2 = 0 diperoleh 1 = 1/4 dan 2 =1/2 ; sehingga solusi homogennya menjadi : yh[n] = A1(1/4)n + A2(1/2)n (*) Solusi total, 2 n cos 85 96 2 n sin 85 112 ) 2 1 (A) 4 1 (A]n[y ]n[y]n[y]n[y n 2 n 1 ph      Dengan menggunakan kondisi mula, diperoleh; A1 = -(8/17) dan A2 = 13/5 Sehingga, 2 n cos 85 96 2 n sin 85 112 ) 2 1 ( 5 13 ) 4 1 ( 17 8 ]n[y nn     SISTEM WAKTU DISKRIT Penyelesaian Persamaan Beda (2)
  • 10. Halaman 10 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Jika input x[n] berupa fungsi , maka persamaan (III) dapat ditulis sebagai berikut :    M 0k k N 0k k ]kn[b]kn[ya Diperoleh : M,...,2,1,0j,b]kn[ya j j 0k k   Atau ekivalen, dalam bentuk matriks,                                                   4 3 2 1 0 01MM 12 01 0 b b b b b ]M[y . ]2[y ]1[y ]0[y a..aa ..... 0..aa 0..aa 0..0a Kondisi mula yang diperoleh dari penyelesaian tersebut, selanjutnya digunakan untuk menentukan respon impuls yang merupakan solusi dari persamaan homogen : Mn,0]kn[ya N 0k k   SISTEM WAKTU DISKRIT Respon Impuls - Persamaan Beda
  • 11. Halaman 11 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Tinjau persamaan beda dari contoh sebelumnya, ]1n[x 2 1 ]n[x]2n[y 8 1 ]1n[y 4 3 ]n[y  , N=2 dan M=1. Respon impuls untuk sistem di atas, merupakan solusi dari persamaan, 2n,0]2n[y 8 1 ]1n[y 4 3 ]n[y  Dari persamaan (6.29), diperoleh persamaan yang diperlukan untuk menentukan kondisi mula,                        2 1 1 ]1[y ]0[y 1 4 3 01 Sehingga y[0]=1 dan y[1]=5/4 Gunakan kondisi awal ini pada persamaan (*), dapat kita peroleh respon impulsnya : h[n] = 4(1/2)n - 3(1/4)n Ini merupakan Infinite Impulse Response. SISTEM WAKTU DISKRIT Respon Impuls - Persamaan Beda
  • 12. Halaman 12 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Tinjau kasus khusus dari persamaan (III), yaitu :    M 0k k ]kn[xb]n[y Misalkan x[n]=[n] dan diselesaikan untuk y[n] secara iteratif, diperoleh; y[0]=b0 y[1]=b1 . . . y[M]=bM Jelas, y[n]=0 untuk a > M, sehingga, h[n]={b0, b1, b2, …..,bM} Respon impuls tersebut menjadi nol setelah nilai ke-M, sehingga sistem tersebut merupakan sustu sistem Finite Impulse Response. SISTEM WAKTU DISKRIT Respon Impuls - Persamaan Beda
  • 13. Halaman 13 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Tinjau persamaan beda orde N : y[n] + a1y[n-1] + …..+aNy[n-N] = b0x[n] + b1x[n-1] + …..+ bNx[n-N] (**) Persamaan ini dapat ditulis sebagai berikut ; y[n] = {bNx[n-N] - aNy[n-N]} + …..+{b1x[n-1]-a1y[n-1]} + {b0x[n]} = DN {bNx[n] - aNy[n]} + DN-1 {bN-1x[n] - aN-1y[n]} +…..+D{b1x[n]-a1y[n]} + b0x[n] Jadi y[n] dapat diperoleh dengan menambahkan semua komponen pada sisi kanan persamaan di atas. Gambar di bawah ini menunjukkan bagaimana membuat simulasi dengan metode ini, yang menghasilkan bentuk Kanonik I untuk sistem waktu diskrit. SISTEM WAKTU DISKRIT Diagram Simulasi - Bentuk Kanonik I D bN aN aN-1 bN-1 b1 a1 b0 -1 y[n] x[n] D    + - + - + - + +
  • 14. Halaman 14 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Dengan simulasi yang lain dapat diperoleh dengan menuliskan persamaan (**) sebagai berikut : ]mn[vb]n[y ]n[x]jn[va]n[v N 0m m N 1j j       Diagram simulasi yang dihasilkan merupakan bentuk Kanonik II, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. SISTEM WAKTU DISKRIT Diagram Simulasi - Bentuk Kanonik II bN -aN-1 -a1 b0 b1 bN-1 -aN DDx[n] y[n] + + + + + + ]jn[va]n[x]n[vatau N 1j j   
  • 15. Halaman 15 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Sebagaimana sistem waktu kontinyu, penggunaan state variable pada sistem waktu diskrit dpat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang perilaku sistem. Jika state dari sistem dinotasikan sebagai vektor berdimensi N ; v[n] = [ v1[n] v2[n] ……vN[n] ]T (V) Maka diskripsi state space dari sistem waktu diskrit time invariant single input-single output (SISO) dapat ditulis sebagai berikut : v[n+1] = Av[n] +bx[n] (VI.a) y[n] = cv[n] + dx[n] (VI.b) Dimana A adalah matrik N x N, b adalah vektor kolom N x 1, c adalah vektor baris 1 x N, dan d adalah skalar. SISTEM WAKTU DISKRIT Representasi State Space
  • 16. Halaman 16 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Bentuk state space dari sistem contoh sebelumnya ; y[n] - 0.25y[n-1] -0.25y[n-2] + 0.0625y[n-3] = x[n] +0.5x[n-1] - x[n-2] +0.25x[n-3] adalah sebagai berikut . SISTEM WAKTU DISKRIT Representasi State Space Bentuk Kanonik I ]n[x]n[v]101[]n[y ]n[x 1875.0 75.0 75.0 ]n[v 000625.0 1025.0 0125.0 ]1n[v                           1d001c , 1875.0 75.0 75.0 b 000625.0 1025.0 0125.0 A                         Bentuk Kanonik II ]n[x]n[v]75.075.01875.0[]n[y ]n[x 1 0 0 ]n[v 25.025.00625.0 100 010 ]1n[v                           1d75.075.01875.0c , 1 0 0 b 25.025.00625.0 100 010 A                        
  • 17. Halaman 17 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Penyelesaian dari persamaan ; v[n+1] = Av[n] + bx[n] , n0, v[0] = v0 dapat diperoleh dengan cara iterasi. untuk n=0, v[1] = Av[0] + bx[0] untuk n=1, v[2] = Av[1] + bx[1] = A {Av[0] + bx[0]} + bx[1] = A2 v[0] + Abx[0] + bx[1] atau v[2] = A2 v[0] +    1 0j 1j2 ]j[xbA dan seterusnya Secara umum, solusinya diberikan oleh : v[n] = An v[0] +     1n 0j 1jn ]j[xbA (VIIa) Besaran An yang mendefinisikan bagaimana state berubah sebagai fungsi waktu, menyatakan matriks transisi keadaan untuk sistem waktu diskrit, [n]. Sehingga dapat ditulis kembali sebagai berikut : v[n] = [n] v[0] +     1n 0j ]j[xb]1jn[ (VIIb) SISTEM WAKTU DISKRIT Solusi Persamaan State Space
  • 18. Halaman 18 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Langkah pertama untuk mendapatkan solusi dari persamaan keadaan tersebut adalah penentuan An . Untuk keperluan tersebut dapat digunakan teorema Cayley-Hamilton. Tinjau sistem berikut : v1[n+1] = v2[n]; v1[0] = 1 v2[n+1] = (1/8) v1[n] - (1/4)v2[n] + x[n]; v2[0] = -1 y[n] =v1[n]. Dengan menggunakan teorema Cayley-Hamilton, dapat ditulis ; An = 0[n] I + 1[n]A Nilai eigen dari sistem di atas adalah -1/2 dan 1/4, sehingga 0[n] - (1/2) 1[n] = (-1/2)n , dan 0[n] I + (1/4) 1[n] = (1/4)n diperoleh , 0[n] = (2/3) (1/4)n + (1/3) (-1/2)n 1[n] = (4/3) (1/4)n + (4/3) (-1/2)n SISTEM WAKTU DISKRIT Solusi Persamaan State Space
  • 19. Halaman 19 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Kita dapatkan                                                              nnnn nnnn n 2 1 3 2 4 1 3 1 2 1 6 1 4 1 6 1 2 1 3 4 4 1 3 4 2 1 3 1 4 1 3 2 A Jika inputnya tangga satuan, x[n]=u[n], maka :  1 1 0 A 1 1 A]n[v 1n 0j 1jnn                                                                                                    1n 0j 1jn1jn 1jn1jn nn nn 2 1 3 2 4 1 3 1 2 1 3 4 4 1 3 4 2 1 6 5 4 1 6 1 2 1 3 5 4 1 3 2                                                                               nn nn nn nn 4 1 9 4 2 1 9 4 9 8 4 1 9 16 2 1 9 8 9 8 2 1 6 5 4 1 6 1 2 1 3 5 4 1 3 2 0n, 4 1 18 11 2 1 18 23 9 8 4 1 9 22 2 1 9 23 9 8 nn nn                                         Jadi outputnya diberikan oleh : 0n, 4 1 9 22 2 1 9 23 9 8 ]n[v]n[y nn 1              SISTEM WAKTU DISKRIT Solusi Persamaan State Space
  • 20. Halaman 20 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Jadi deskripsi state space dari sistem waktu diskrit time invariant single input-single output (SISO) : v[n+1] = Av[n] +bx[n] y[n] = cv[n] + dx[n] Mempunyai penyelesaian : v[n] = [n] v[0] +     1n 0j ]j[xb]1jn[ dimana [n] menyatakan matriks transisi keadaan untuk sistem waktu diskrit. Sifat-sifat matriks transisi keadaan : 1. [n+1] = A[n] 2. [0] = I 3. [n-k] = [n-j][j-k] 4. -1 [n] = [-n], jika inversnya ada. SISTEM WAKTU DISKRIT Matriks Transisi Keadaan
  • 21. Halaman 21 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Respon impuls dari sistem yang dinyatakan oleh persamaan (VI) dapat diperoleh dengan menetapkan v0 = 0 dan x[n] =[n] dalam persamaan (VII), diperoleh : v[n] = An-1 b Respon impulsnya h[n] = CAn-1 b + d[n] Contoh : Respon impuls dari sistem pada contoh sebelumnya,adalah :   0n, 2 1 3 4 4 1 3 4 1 0 2 1 3 2 4 1 3 1 2 1 6 1 4 1 6 1 2 1 3 4 4 1 3 4 2 1 3 1 4 1 3 2 01]n[h 1n1n 1n1n1n1n 1n1n1n1n                                                                                    SISTEM WAKTU DISKRIT Respons Impuls - State Space
  • 22. Halaman 22 dari 22 SISTEM LINIER, Sistem Waktu Diskrit Suatu sistem linier waktu diskrit disebut stabil BIBO jika :  x[n]   M     y[n]   L   Untuk sistem dengan respon impuls h[n], input x[n] dan output y[n], maka :     k ]kn[x]k[h]n[y Sistem waktu diskrit tersebut akan stabil jika respon impulsnya "absolutely summable", yaitu :   k ]k[h atau untuk sistem kausal menjadi   0k ]k[h Kondisi ekivalen dari syarat di atas adalah nilai karakteristik dari sistem memiliki magnitudo kurang dari satu. Ini dapat dilihat dari solusi persamaan beda untuk sistem kausal terdiri dari bentuk uk n , k = 0,1, 2, …., M, dimana  menunjukkan nilai karakteristik dari sistem. Jelas bahwa, jika   < 1, maka responnya menjadi terbatas (bounded) untuk semua input yang terbatas. Untuk representasi state variable (variabel keadaan), maka solusinya bergantung kepada matrik transisi keadaan An . Bentuk An ditentukan oleh nilai eigen atau niali karakteristik dari matrik A. SISTEM WAKTU DISKRIT Analisis Stabilitas