SlideShare a Scribd company logo
.
Halaman 4
dari 22
TUTORIAL
ORTHOREKTIFIKASI
CITRA SATELIT RESOLUSI
SEDANG (CITRA ASTER)
.
Halaman 5
dari 22
TUTORIAL ORTHOREKTIFIKASI CITRA SATELIT
RESOLUSI SEDANG (CITRA ASTER)
Orthorektifikasi adalah proses koreksi geometrik citra satelit atau foto udara untuk memperbaiki kesalahan geometrik
citra yang bersumber dari pengaruh topografi, geometri sensor dan kesalahan lainnya. Hasil dari orthorektifikasi adalah
citra tegak (planar) yang mempunyai skala seragam di seluruh bagian citra. Orthorektifikasi sangat penting untuk
dilakukan apabila citra akan digunakan untuk memetakan dan mengekstrak informasi dimensi, seperti lokasi, jarak,
panjang, luasan, dan volume.
Citra tegak merupakan citra) yang telah dikoreksi segala kesalahan geometriknya, sebagai akibat dari mekanisme
perekaman citra. Kesalahan geometrik citra dapat berasal dari sumber internal satelit dan sensor (sensor miring/off
nadir) ataupun sumber eksternal, yang dalam hal ini adalah topografi permukaan bumi. Perekaman off nadir dan
perbedaan ketinggian berbagai obyek di permukaan bumi menyebabkan adanya kesalahan citra yang disebut relief
displacement. Relief displacement sendiri dapat didefinisikan sebagai pergeseran posisi obyek dari tempat seharusnya,
yang disebabkan oleh ketinggian obyek dan kemiringan sensor citra
Kesalahan Geometrik Pergeseran Relief
Proses orthorektifikasi dilakukan mengunakan tiga jenis informasi, yaitu informasi orientasi internal dan eksternal
sensor pada saat merekam, informasi elevasi permukaan bumi, dan informasi koordinat obyek di bumi (Ground Control
Points). Dalam kenyataannya, informasi orientasi sensor pada saat perekaman tidak diberikan oleh vendor citra, sebagai
penggantinya vendor memberikan informasi simulasi orientasi sensor yang disebut dengan RPC (Rational Polynomial
Coefficient). Sedangkan informasi ketinggian diperoleh dari digital elevation model (DEM). Adapun informasi
koordinat obyek di bumi diperoleh dari GPS. Agar orthorektifikasi dapat memberikan akurasi maksimal, DEM dan
GCP yang digunakan harus mempunyai akurasi yang baik. GCP dan DEM yang baik secara akurasi dan resolusi
biasanya diperoleh dari survey Differential GPS dan IFSAR/LIDAR.
Hasil orthorektifikasi berupa citra ortho/tegak yang mana seluruh kesalahan geometrik sudah dihilangkan. Dengan
demikian bisa diibaratkan citra ortho sudah seperti peta dan dapat dimanfaatkan untuk menurunkan data spasial.
Tahapan orthorektifikasi disusun sebagai berikut
.
Halaman 6
dari 22
Untuk praktek orthorektifikasi ini, kita akan menggunakan citra ASTER Stereo Level 1A yang
merekam daerah Bandung Barat dan Software ENVI. File citra mempunyai ekstensi .DAT. Di
dalam file DAT sudah tersimpan informasi yang diperlukan untuk orthorektifikasi seperti RPC,
orientasi dan koordinat sensor, sudut matahari dan lain-lain, sehingga kita tidak perlu membuat
secara manual. File JPGmerupakan preview citra, sedangkan file BRS dan TXT merupakan
metadata umum citra.
Input Citra
Mentah
• Citra mentah disini adalah citra format standar dari vendor citra dimana di dalam atau bersama file citra dilampirkan metadata asli
citra (informasi tanggal perekaman, sudut sensor, gain offset, informasi geometri sensor dll) atau citra turunan yang sudah dilengkapi
dengan informasi RPC (Rational Polynomial Coefficient) yang menentukan hubungan antara sensor dan permukaan bumi.
Input GCP
• Orthorektifikasi bisa dilakukan tanpa menggunakan GCP, tapi akurasi hasil orthorektifikasinya biasanya tidak sebaik dengan tambahan
GCP. Hal ini dikarenakan informasi hubungan geometri sensor dan permukaan bumi hanya diwakili oleh RPC yang sebenarnya
merupakan model geometri turunan/bukan asli
Input DEM
• DEM diperlukan untuk mengkoreksi kesalahan pergeseran relief akibat perbedaan topografi, semakin tinggi resolusi dan akurasi DEM
yang digunakan, hasil ortorektifikasi akan semakin baik dan akurat.
Bundle
Adjusment
• Bundle Adjusment adalah proses matching antara DEM, GCP, dan citra , untuk menghasilkan model tiga dimensional yang
menggambarkan posisi sensor dan permukaan bumi pada saat citra direkam. Citra satelit kemudian ditampalkan di atas model tiga
dimensional tersebut, direstrukturisasi ulang pikselnya kemudian diturunkan citra tegak/ortho.
Uji Akurasi
• Uji akurasi dilakukan untuk mengevaluasi hasil dari orthorektifikasi, apakah sudah memenuhi ketentuan minimal akurasi skala
pemetaan apa belum. Uji akurasi dilakukan dengan membandingkan antara koordinat pada citra ortho dengan koordinat lokasi
tersebut di lapangan, kemudian dihitung selisihnya. Proses penghitungan ini dilanjutkan sampai didapat jumlah sampel yang
signifikan secara statistik dan diakhiri dengan penghitungan RMSE untuk menentukan akurasi citra ortho.
Citra Tegak
• Hasil proses berupa citra tegak/ortho
.
Halaman 7
dari 22
ENVI Orthorectification
Dalam tutorial ini, software yang akan digunakan adalah software ENVI. Software ENVI
merupakan salah satu software yang mendukung orthorektifikasi melalui salah satu modulnya, yaitu
ENVI Orthorectification Module. Proses orthorektifikasi sendiri merupakan beberapa tahap yang
memerlukan setting banyak parameter pada setiap langkah sebagaimana dijelaskan diatas.
Input Citra
Proses ekstraksi DEM dimulai dengan input pasangan citra stereo yang mempunyai informasi RPC.
Citra ASTER mempunyai pasangan band stereo, yaitu Band 3 N (nadir) dan Band 3 B (Backward).
.
1. DariMenu ENVI® Classic pilih File > Ope n External File > EOS > ASTER.
2. Pilih file dengan ekstensiDAT lalu klik Ope n. The Available Bands List akan muncul.
.
Halaman 8
dari 22
3. Dari menu Available Band List, atur agar posisi R di Band 3N,posisi G di Band 2 dan
posisi B di Band 1, kemudian klik load RGB. Ini merupakan prosedur untuk
menampilkan citra komposit warna semu dari ASTER.
4. Darimenu utama ENVI, pilih Map > Orthorectification > ASTER > Orthorectify
ASTER with Ground Control.
.
Halaman 9
dari 22
Mendefinisikan Ground Control Points
Pada langkah kedua ini,anda akan mendefinisikan GCP sebagai referensi koordinat citra dan sumber
data elevasi.
1. Setelah mengeksekusi pilihan Orthorectify ASTER with Ground Control, muncul jendela input
GCP seperti di bawah, GCP siap untuk di-input.
2. Klik Tombol untuk memasukkan data dalam format derajat menit detik. Atur posisi citra
agar mirip seperti gambar di bawah, kemudian masukkan angka seperti gambar di kanan. Kemudian
klik Add Point.
Halaman 10
dari 22
2. Untuk memasukkan GCP kedua, atur tampilan agar sepertigambar di bawah, kelahmudian masukkan
koordinat GCP seperti gambar di sebelah kanan.
3. Masukkan untuk GCP ketiga.
Halaman 11
dari 22
4. Atur Posisi seperti gambar di bawah untuk GCP ke empat.
Penspesifikasian Paramater Orthorektifikasi
Setelah GCP dimasukkan, proses berikutnya adalah penspesifikasian parameter orthorektifikasi.
1. Dari Menu Ground Control Points Selection, klik Options > Ortorectify File. Kemudian
pilih dataset VNIR yang akan diorthorektifikasi (lihat gambar di kanan.
Halaman 12
dari 22
2. Jendela spesifikasi parameter orthorektifikasi akan muncul. Untuk Image resampling,pilih
Nearest Neighbor. Kemudian input height pilih DEM,kemudian klik select DEM file,dan
browse ke lokasi penyimpanan DEM. Untuk praktek ini kita menggunakan ASTER GDEM
resolusi 30 meter. DEM resampling pilih bilinear dan Geoid Offset = 0. Tentukan lokasi
penyimpanan hasil ekstraksi, dan parameter proyeksi biarkan default seperti gambar di bawah.
Klik OK, proses orthorektifikasi akan dimulai.
or
3. Tampilan hasil orthorektifikasi seperti gambar dibawah
Halaman 13
dari 22
UJI AKURASI
Kita akan mencoba membandingkan antara citra hasil orthorektifikasi dan citra hasil koreksi geometrik
biasa, mana yang lebih akurat. Untuk itu kita perlu melakukan koreksi geometrik biasa dari citra ASTER
level 1A.
1. Darimenu Map pilih Georeference ASTER > Georeference Data. Kemudian masukkan
citra VNIR sebagaiinput (lihat gambar kanan).
2. Atur keluaran proyeksi dan datum seperti gambar di bawah. Simpan juga GCP yang
degenerate oleh ENVI untuk melakukan georeferensi.
Halaman 14
dari 22
3. Muncul pilihan spesifikasi output, biarkan seperti default, atau anda bisa memilih dari tiga metode
koreksi geometrik yang ada (RST, triangulation dan polynomial). Ketiga metode akan
menghasilkan akurasi yang berbeda. Tentukan lokasi penyimpanan output dan klik OK. Koreksi
geometrik akan dilakukan.
4. Hasil akan ditampilkan di bawah, secara umum memang mirip dengan hasil orthorektifikasi.
Halaman 15
dari 22
5. Kita akan membandingkan citra hasil georeferensi dan citra hasil orthorektifikasi di Google Earth,
dengan mengacu citra google sebagai referensi. Buka Citra hasil georeferensi. Dari menu tampilan
citra, klik Tools > SPEAR > Google Earth > Export Image.
6. Tentukan lokasi penyimpanan, lalu klik OK. Lakukan langkah yang sama untuk citra hasil
orthorektifikasi.
7. Buka Google Earth, kemudian dari Menu File > Open , kemudian buka kedua citra hasil
orthorektifikasi dan hasil georeferensi yang berformat KML.
8. Silahkan dibandingkan mana yang lebih akurat.
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software

More Related Content

PDF
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
PDF
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
PDF
Klasifikasi Multispektral pada Landsat 7
PDF
Tutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic
PDF
Modul Agisoft Photoscan Tingkat Lanjut
PPTX
Core Minescape - Day#1
PDF
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
PDF
Membuat map packages di ArcGIS
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Klasifikasi Multispektral pada Landsat 7
Tutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic
Modul Agisoft Photoscan Tingkat Lanjut
Core Minescape - Day#1
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
Membuat map packages di ArcGIS

What's hot (20)

PDF
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
DOCX
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
PPTX
komposit warna
PPSX
Metadata Dalam GIS
PDF
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
DOCX
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
PDF
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
PDF
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
DOCX
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
PDF
Pengenalan ArcMap
PDF
Ib acc 17 juni 2017 (1)
PDF
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
DOCX
Laporan Pembuatan Peta Tematik
PDF
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
PPTX
Pengantar Structure from Motion Photogrammetry
PDF
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
DOCX
Laporan Praktikum TI Semester 1: Digitasi Peta dg ArcGIS
PDF
KALIBRASI KAMERA MENGGUNAKAN SOFTWARE PHOTOMODELLER SCANNER
PDF
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
PDF
Membuat Layout Peta
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
komposit warna
Metadata Dalam GIS
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Pengenalan ArcMap
Ib acc 17 juni 2017 (1)
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Laporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Pengantar Structure from Motion Photogrammetry
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Laporan Praktikum TI Semester 1: Digitasi Peta dg ArcGIS
KALIBRASI KAMERA MENGGUNAKAN SOFTWARE PHOTOMODELLER SCANNER
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Membuat Layout Peta
Ad

Viewers also liked (20)

PDF
Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Software
PDF
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM (SIGI-PU) U...
PDF
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
PDF
Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008
PDF
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
PDF
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
PDF
Modul gps Garmin oregon 550
PDF
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...
PDF
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
PDF
2002 Technological boundary of accuracy of orthorectification of IKONOS and Q...
PDF
Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)
DOCX
PPTX
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesia
PPTX
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, Indonesia
PDF
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan ...
PPTX
Analisa Rencana Trase Jalan menggunakan Multi Criteria Analysis
DOCX
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
PDF
Sedimentation in Tempe Lake Sulawesi and its future problems
PDF
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
PDF
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Software
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM (SIGI-PU) U...
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Modul gps Garmin oregon 550
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
2002 Technological boundary of accuracy of orthorectification of IKONOS and Q...
Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, Indonesia
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan ...
Analisa Rencana Trase Jalan menggunakan Multi Criteria Analysis
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Sedimentation in Tempe Lake Sulawesi and its future problems
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Ad

More from bramantiyo marjuki (20)

PPTX
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
PPTX
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
PPTX
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
PDF
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
DOCX
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
PPTX
Mapping Water features from SAR Imagery
PDF
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
PDF
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
PPTX
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
PDF
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
PDF
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
DOCX
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
DOCX
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
PDF
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
PDF
Planning theory in Waster Management
PDF
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
PDF
A translation paper about Cellular Automata,
PDF
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
PDF
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
PDF
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Mapping Water features from SAR Imagery
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Waster Management
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
A translation paper about Cellular Automata,
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration

Recently uploaded (18)

PDF
PPT Kelompok 3 penciptaan alam semes.pdf
PDF
Penjadwalan dan proses pada sistem operasi
PPTX
Fourier Sinus dan Cosinus advance engineering mathematics.pptx
PDF
BSE Biologi (Makhluk Hidup dan Lingkungannya) Untuk SMA_MA Kelas XI - Endang ...
PPTX
Kelompok 2 Statitiska - Kaidah Pencacahan.pptx
PPT
DAUR-BIOGEOKIMIA BIOLOGI PERSIAPAN UJIAN NASIONAL
PPTX
Besaran Pokok Besaran yang menjadi dasar bagi besaran lainnya dan tidak dapat...
PDF
86662b58-927c-45b3-85cb-963e6d1f5aa2.pdf
PPTX
Power Point Penyerbukan, Rumus Bunga, dan
PPTX
02. PENGUKURAN MATERI ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS 8.pptx
PPTX
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA PELAJARAN IPA KELAS 8
PPTX
sumber daya alam untuk masa depan berkelanjutan
PPTX
Koordinat Lengkung pada mata kuliah advance Engineering Mathematics.pptx
PPTX
Kelompok 1_Konsep-Konsep Dasar Termodinamika-digabungkan (1).pptx
PPTX
1745621890_Temu_11B_Aljabar_Trigonometri (1).pptx
PPTX
01. HAKIKAT ILMU SAINS ILMU PENGETAHUAN ALAM .pptx
PPTX
modul ajar verb of be (tense) untuk tingkat sltp
PDF
Dasar pengamatan burung di alam bebas...
PPT Kelompok 3 penciptaan alam semes.pdf
Penjadwalan dan proses pada sistem operasi
Fourier Sinus dan Cosinus advance engineering mathematics.pptx
BSE Biologi (Makhluk Hidup dan Lingkungannya) Untuk SMA_MA Kelas XI - Endang ...
Kelompok 2 Statitiska - Kaidah Pencacahan.pptx
DAUR-BIOGEOKIMIA BIOLOGI PERSIAPAN UJIAN NASIONAL
Besaran Pokok Besaran yang menjadi dasar bagi besaran lainnya dan tidak dapat...
86662b58-927c-45b3-85cb-963e6d1f5aa2.pdf
Power Point Penyerbukan, Rumus Bunga, dan
02. PENGUKURAN MATERI ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS 8.pptx
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA PELAJARAN IPA KELAS 8
sumber daya alam untuk masa depan berkelanjutan
Koordinat Lengkung pada mata kuliah advance Engineering Mathematics.pptx
Kelompok 1_Konsep-Konsep Dasar Termodinamika-digabungkan (1).pptx
1745621890_Temu_11B_Aljabar_Trigonometri (1).pptx
01. HAKIKAT ILMU SAINS ILMU PENGETAHUAN ALAM .pptx
modul ajar verb of be (tense) untuk tingkat sltp
Dasar pengamatan burung di alam bebas...

Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software

  • 1. . Halaman 4 dari 22 TUTORIAL ORTHOREKTIFIKASI CITRA SATELIT RESOLUSI SEDANG (CITRA ASTER)
  • 2. . Halaman 5 dari 22 TUTORIAL ORTHOREKTIFIKASI CITRA SATELIT RESOLUSI SEDANG (CITRA ASTER) Orthorektifikasi adalah proses koreksi geometrik citra satelit atau foto udara untuk memperbaiki kesalahan geometrik citra yang bersumber dari pengaruh topografi, geometri sensor dan kesalahan lainnya. Hasil dari orthorektifikasi adalah citra tegak (planar) yang mempunyai skala seragam di seluruh bagian citra. Orthorektifikasi sangat penting untuk dilakukan apabila citra akan digunakan untuk memetakan dan mengekstrak informasi dimensi, seperti lokasi, jarak, panjang, luasan, dan volume. Citra tegak merupakan citra) yang telah dikoreksi segala kesalahan geometriknya, sebagai akibat dari mekanisme perekaman citra. Kesalahan geometrik citra dapat berasal dari sumber internal satelit dan sensor (sensor miring/off nadir) ataupun sumber eksternal, yang dalam hal ini adalah topografi permukaan bumi. Perekaman off nadir dan perbedaan ketinggian berbagai obyek di permukaan bumi menyebabkan adanya kesalahan citra yang disebut relief displacement. Relief displacement sendiri dapat didefinisikan sebagai pergeseran posisi obyek dari tempat seharusnya, yang disebabkan oleh ketinggian obyek dan kemiringan sensor citra Kesalahan Geometrik Pergeseran Relief Proses orthorektifikasi dilakukan mengunakan tiga jenis informasi, yaitu informasi orientasi internal dan eksternal sensor pada saat merekam, informasi elevasi permukaan bumi, dan informasi koordinat obyek di bumi (Ground Control Points). Dalam kenyataannya, informasi orientasi sensor pada saat perekaman tidak diberikan oleh vendor citra, sebagai penggantinya vendor memberikan informasi simulasi orientasi sensor yang disebut dengan RPC (Rational Polynomial Coefficient). Sedangkan informasi ketinggian diperoleh dari digital elevation model (DEM). Adapun informasi koordinat obyek di bumi diperoleh dari GPS. Agar orthorektifikasi dapat memberikan akurasi maksimal, DEM dan GCP yang digunakan harus mempunyai akurasi yang baik. GCP dan DEM yang baik secara akurasi dan resolusi biasanya diperoleh dari survey Differential GPS dan IFSAR/LIDAR. Hasil orthorektifikasi berupa citra ortho/tegak yang mana seluruh kesalahan geometrik sudah dihilangkan. Dengan demikian bisa diibaratkan citra ortho sudah seperti peta dan dapat dimanfaatkan untuk menurunkan data spasial. Tahapan orthorektifikasi disusun sebagai berikut
  • 3. . Halaman 6 dari 22 Untuk praktek orthorektifikasi ini, kita akan menggunakan citra ASTER Stereo Level 1A yang merekam daerah Bandung Barat dan Software ENVI. File citra mempunyai ekstensi .DAT. Di dalam file DAT sudah tersimpan informasi yang diperlukan untuk orthorektifikasi seperti RPC, orientasi dan koordinat sensor, sudut matahari dan lain-lain, sehingga kita tidak perlu membuat secara manual. File JPGmerupakan preview citra, sedangkan file BRS dan TXT merupakan metadata umum citra. Input Citra Mentah • Citra mentah disini adalah citra format standar dari vendor citra dimana di dalam atau bersama file citra dilampirkan metadata asli citra (informasi tanggal perekaman, sudut sensor, gain offset, informasi geometri sensor dll) atau citra turunan yang sudah dilengkapi dengan informasi RPC (Rational Polynomial Coefficient) yang menentukan hubungan antara sensor dan permukaan bumi. Input GCP • Orthorektifikasi bisa dilakukan tanpa menggunakan GCP, tapi akurasi hasil orthorektifikasinya biasanya tidak sebaik dengan tambahan GCP. Hal ini dikarenakan informasi hubungan geometri sensor dan permukaan bumi hanya diwakili oleh RPC yang sebenarnya merupakan model geometri turunan/bukan asli Input DEM • DEM diperlukan untuk mengkoreksi kesalahan pergeseran relief akibat perbedaan topografi, semakin tinggi resolusi dan akurasi DEM yang digunakan, hasil ortorektifikasi akan semakin baik dan akurat. Bundle Adjusment • Bundle Adjusment adalah proses matching antara DEM, GCP, dan citra , untuk menghasilkan model tiga dimensional yang menggambarkan posisi sensor dan permukaan bumi pada saat citra direkam. Citra satelit kemudian ditampalkan di atas model tiga dimensional tersebut, direstrukturisasi ulang pikselnya kemudian diturunkan citra tegak/ortho. Uji Akurasi • Uji akurasi dilakukan untuk mengevaluasi hasil dari orthorektifikasi, apakah sudah memenuhi ketentuan minimal akurasi skala pemetaan apa belum. Uji akurasi dilakukan dengan membandingkan antara koordinat pada citra ortho dengan koordinat lokasi tersebut di lapangan, kemudian dihitung selisihnya. Proses penghitungan ini dilanjutkan sampai didapat jumlah sampel yang signifikan secara statistik dan diakhiri dengan penghitungan RMSE untuk menentukan akurasi citra ortho. Citra Tegak • Hasil proses berupa citra tegak/ortho
  • 4. . Halaman 7 dari 22 ENVI Orthorectification Dalam tutorial ini, software yang akan digunakan adalah software ENVI. Software ENVI merupakan salah satu software yang mendukung orthorektifikasi melalui salah satu modulnya, yaitu ENVI Orthorectification Module. Proses orthorektifikasi sendiri merupakan beberapa tahap yang memerlukan setting banyak parameter pada setiap langkah sebagaimana dijelaskan diatas. Input Citra Proses ekstraksi DEM dimulai dengan input pasangan citra stereo yang mempunyai informasi RPC. Citra ASTER mempunyai pasangan band stereo, yaitu Band 3 N (nadir) dan Band 3 B (Backward). . 1. DariMenu ENVI® Classic pilih File > Ope n External File > EOS > ASTER. 2. Pilih file dengan ekstensiDAT lalu klik Ope n. The Available Bands List akan muncul.
  • 5. . Halaman 8 dari 22 3. Dari menu Available Band List, atur agar posisi R di Band 3N,posisi G di Band 2 dan posisi B di Band 1, kemudian klik load RGB. Ini merupakan prosedur untuk menampilkan citra komposit warna semu dari ASTER. 4. Darimenu utama ENVI, pilih Map > Orthorectification > ASTER > Orthorectify ASTER with Ground Control.
  • 6. . Halaman 9 dari 22 Mendefinisikan Ground Control Points Pada langkah kedua ini,anda akan mendefinisikan GCP sebagai referensi koordinat citra dan sumber data elevasi. 1. Setelah mengeksekusi pilihan Orthorectify ASTER with Ground Control, muncul jendela input GCP seperti di bawah, GCP siap untuk di-input. 2. Klik Tombol untuk memasukkan data dalam format derajat menit detik. Atur posisi citra agar mirip seperti gambar di bawah, kemudian masukkan angka seperti gambar di kanan. Kemudian klik Add Point.
  • 7. Halaman 10 dari 22 2. Untuk memasukkan GCP kedua, atur tampilan agar sepertigambar di bawah, kelahmudian masukkan koordinat GCP seperti gambar di sebelah kanan. 3. Masukkan untuk GCP ketiga.
  • 8. Halaman 11 dari 22 4. Atur Posisi seperti gambar di bawah untuk GCP ke empat. Penspesifikasian Paramater Orthorektifikasi Setelah GCP dimasukkan, proses berikutnya adalah penspesifikasian parameter orthorektifikasi. 1. Dari Menu Ground Control Points Selection, klik Options > Ortorectify File. Kemudian pilih dataset VNIR yang akan diorthorektifikasi (lihat gambar di kanan.
  • 9. Halaman 12 dari 22 2. Jendela spesifikasi parameter orthorektifikasi akan muncul. Untuk Image resampling,pilih Nearest Neighbor. Kemudian input height pilih DEM,kemudian klik select DEM file,dan browse ke lokasi penyimpanan DEM. Untuk praktek ini kita menggunakan ASTER GDEM resolusi 30 meter. DEM resampling pilih bilinear dan Geoid Offset = 0. Tentukan lokasi penyimpanan hasil ekstraksi, dan parameter proyeksi biarkan default seperti gambar di bawah. Klik OK, proses orthorektifikasi akan dimulai. or 3. Tampilan hasil orthorektifikasi seperti gambar dibawah
  • 10. Halaman 13 dari 22 UJI AKURASI Kita akan mencoba membandingkan antara citra hasil orthorektifikasi dan citra hasil koreksi geometrik biasa, mana yang lebih akurat. Untuk itu kita perlu melakukan koreksi geometrik biasa dari citra ASTER level 1A. 1. Darimenu Map pilih Georeference ASTER > Georeference Data. Kemudian masukkan citra VNIR sebagaiinput (lihat gambar kanan). 2. Atur keluaran proyeksi dan datum seperti gambar di bawah. Simpan juga GCP yang degenerate oleh ENVI untuk melakukan georeferensi.
  • 11. Halaman 14 dari 22 3. Muncul pilihan spesifikasi output, biarkan seperti default, atau anda bisa memilih dari tiga metode koreksi geometrik yang ada (RST, triangulation dan polynomial). Ketiga metode akan menghasilkan akurasi yang berbeda. Tentukan lokasi penyimpanan output dan klik OK. Koreksi geometrik akan dilakukan. 4. Hasil akan ditampilkan di bawah, secara umum memang mirip dengan hasil orthorektifikasi.
  • 12. Halaman 15 dari 22 5. Kita akan membandingkan citra hasil georeferensi dan citra hasil orthorektifikasi di Google Earth, dengan mengacu citra google sebagai referensi. Buka Citra hasil georeferensi. Dari menu tampilan citra, klik Tools > SPEAR > Google Earth > Export Image. 6. Tentukan lokasi penyimpanan, lalu klik OK. Lakukan langkah yang sama untuk citra hasil orthorektifikasi. 7. Buka Google Earth, kemudian dari Menu File > Open , kemudian buka kedua citra hasil orthorektifikasi dan hasil georeferensi yang berformat KML. 8. Silahkan dibandingkan mana yang lebih akurat.