SlideShare a Scribd company logo
TUGAS KNOWLEDGE MANAGEMENT
CHAPTER 3 : KNOWLEDGE MODEL
Kelas A
Disusun Oleh :
Adri Fadhlih (1201110002)
Feriza Julian Putra (1201110011)
Dody Prasetyo T (1201110049)
Hafiz Rahmaputra (1201110017)
Muhammad Iranda (1201110049)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TELKOM
2014
The Von Krogh and Roos Model
Knowledge Management yang di cetuskan oleh Von Krogh dan Roos (1995) secara garis besar
membedakan antara pengetahuan individu dan pengetahuan sosial. Dalam model ini dibagi
dalam 2 pendekatan, yaitu kognitif (Cognitivist) dan koneksi (Connectionist)
1. Pendekatan Kognitif (Cognitivist)
Ditujukan untuk system kognitif, yaitu estimasi dalam pilihan atau referensi dalam memilih ide
yang dianggap sesuai berdasarkan dari kodifikasi pengalaman, evaluasi dalam pembentukan
kepercayaan yang koheren, pembandingan, paradigma, pandangan, komprehensif dan kenyataan.
Biasanya di dalam Knowledge Management, pendeketan kognitif ini didasarkan dari
pengetahuan dari seorang bagaimana memahami Knowledge Management tersebut, jika di
kategorikan ke dalam pengetahuan, pendeketan kognitif bisa di golongkan ke dalam tacid
knowledge (pengetahuan tacid).
2. Pendekatan Koneksi (Connectionist):
Pendekatan connectionist ini bisa dikatakan lebih ke pendekatan holistik dimana menunjukan
hubungan antara pengetahuan dan fakta yang dilandaskan sebuah teori.
Model The von Krogh and Roos lebih menerapkan ke pendekatan (Connectionist)
karena pendekatan connectionist berlandaskan pada teoritis yang kuat dan menyediakan fakta
bahwa hubungan antara pengetahuan dan siapa yang "menyerap" pengetahuan itu dan
memanfaatkan pengetahuan yang dipandang sebagai suatu ikatan yang tidak terpecahkan.
Model The von Krogh and Roos lebih menerapkan ke pendekatan (Connectionist)
karena pendekatan connectionist berlandaskan pada teoritis yang kuat dan menyediakan fakta
bahwa hubungan antara pengetahuan dan siapa yang "menyerap" pengetahuan itu dan
memanfaatkan pengetahuan yang dipandang sebagai suatu ikatan yang tidak terpecahkan.
The Nonaka and Takeuchi Knowledge Spiral Model
Model KM dari Nonaka & Takeuchi merupakan Model Konseptual KM sederhana, yaitu
model SECI (Socialization, Externalization, Combination, Internalization) yang menganggap
proses interaksi pengetahuan spiral antara pengentahuan eksplisit/jelas dan pengetahuan tacit /
tersembunyi.
Nonaka dan Takeuchi mempelajari keberhasilan perusahaan Jepang dalam mencapai
kreativitas dan inovasi. Mereka menemukan bahwa inovasi organisasi sering berasal dari
wawasan yang sangat subjektif yang terbaik yang dapat digambarkan dalam bentuk metafora,
slogan atau simbol.
Ada empat mode konversi pengetahuan
1. Dari pengetahuan tacit ke pengetahuan tacit: proses sosialisasi
2. Dari pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit: proses eksternalisasi.
3. Dari pengetahuan eksplisit ke pengetahuan eksplisit: proses kombinasi.
4. Dari pengetahuan yang eksplisit untuk pengetahuan tacit: proses internalisasi.
Socialization : Metode ini lebih kepada pengalaman seseorang (tacit knowledge). Artinya adalah,
seseorang yang memiliki pengalaman diharapkan mau membagikan pengalaman atau ilmu yang
didapat tersebut kepada orang lain (sharing knowledge). sharing knowledge ini bisa dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya: melalui seminar, brainstorming.
Externalization (tacit – explicit): memberikan bentuk yang terlihat untuk pengetahuan tacit dan
mengkonversi ke pengetahuan eksplisit. Ini lebih kepada bagaimana ilmu yang sudah di-sharing-
kan tersebut didokumentasikan dengan baik sehingga dapat rapi tersimpan dengan sempurna.
Combination dari dokumen yang sudah ada tersimpan sebelumnya, kandungan materi atau isinya
bisa diubah (ditambah/dikurangi) menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Dengan demikian,
sejumlah teori ilmu-ilmu yang tersimpan tersebut akan semakin bertambah baik lagi.
Internalization : Ini lebih kepada bagaimana seseorang tersebut belajar atau mempelajari hal-hal
baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Sehingga dia akan memperoleh ilmu
pengetahuan baru untuk menunjang karir pekerjaannya.
The Choo Sense-making KM Model
Choo (1998) menjelaskan sebuah model dari Knowledge Management yang isinya
menekankan pada pembuat akal (sebagian besar didasarkan pada Weick, 2001), penciptaan
pengetahuan (Nonaka dan berdasarkan Takeuchi, 1995), dan pengambilan keputusan
(berdasarkan konsep, dibatasi rasionalitas ; lihat Simon, 1957). Model KM Choo fokus pada
bagaimana informasi pada semua elemen adalah pilihan dan kemudian dimplementasikan ke
dalam organisasi dengan bentuk tindakan. Hasil tindakan organisasi dari konsentrasi dan
penyerapan informasi dari lingkungan eksternal kemudian digambarkan pada masing-masing
siklus secara berturut-turut,. Masing-masing fase memberikan arti membuat pengetahuan dan
keputusan yang memiliki rangsangan atau pemicu luar.
Pada tahap pembuat akal, salah satunya dengan memahami informasi pada lingkungan
eksternal. Prioritaskan identifikasi dan penggunaan sebagai penyaring informasi yang masuk.
Untuk pembangunan individu pada umumnya dari interpretasi pertukaran dan perundingan
informasi kemuadian di bandingkan dengan masing-masing pengalaman sebelumnya. Loosely
coupled system adalah sebuah sistem yang dapat mengambil bagian atau revisi tanpa merusak
sistem yang sudah ada. Seorang manusia adalah “tightly coupled” atau “erat”, tetapi genetic dari
manusia itu sebenarnya “loosely coupled” atau mudah untuk belajar.
Weick (2001) menjelaskan bahwa pembuat akal dalam organisasi konsisten pada 4 proses
yang terintegrasi :
1. Ecological Change (Perubahan Ekologis) adalah sebuah perubahan lingkungan dari
eksternal ke dalam organisasi.
2. Enactment Phase (Fase Pemberlakuan), orang mencoba untuk membangun, mengatur
ulang, bekerja sendiri, atau menghancurkan elemen tertentu pada sebuah konten.
3. Selection and Retention Phase. Pada fase ini individu berusaha untuk menafsirkan alasan
untuk perubahan yang sudah diamati dan diundangkan dengan membuat pilihan-pilihan.
Fase ini berguna untuk masa depan menafsirkan perubahan baru dan menstabilkan
interpretasi dari masing-masing individu.
Penciptaan akal mungkin dapat dilihat sebagai perubahan dari pengetahuaan pribadil dengan
individu melalui dialog, wacana, sharing, dan bercerita. Fase ini secara langsung mengemukakan
sebuah pengetahuan dari visi “seperti” (menggambarkan situasi saat ini) dan “menjadi”
(menggambarkan situasi masadepan). Fungsi fase ini dapat memperluas spectrum pilihan yang
potensial dalam pengambilan keputusan dengan memberikan pengetahuan dan kompetensi baru.
Hasilnya dapat menjadi keputusan strategi yang inovatif dan memperluas kemampuan organisasi
membuat informasi untuk keputusan yang rasional. Choo (1998) menarik pada Nonaka dan
Takeuchi (1995) model untuk dasar teori penciptaan pengetahuan.
Pengambilan keputusan adalah berguna untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif
pada proses pengumpulan informasi dan pengetahuan hingga saat ini.
Ada berbagai pengambilan keputusan teori tersebut sebagai teori permainan dan perilaku
ekonomi (misalnya, Dixit dan Nalebuff, 1991; Bierman dan Fernandez, 1993), teori chaos, teori
muncul, dan kompleksitas teori (misalnya, Gleick, 1987; Fisher, 1984; Simon, 1969; Stewart,
1989; Stacey, 1992). Bahkan ada teori tempat sampah pengambilan keputusan (misalnya, Daft,
1982; Daft dan Weick, 1984; Padgett, 1980).
Salah satu kekuatan dari model Choo KM adalah memperbaiki secara menyeluruh. Kuncinya
ada pada proses siklus KM yang dapat meluas hingga ke pengambilan keputusan, yang biasanya
ini menjadi kekurangan pada teori KM lainnya. Hal ini menjadikan model Choo KM lebih
“realistis” atau layak KM dan menempati “kesetiaan yang tinggi” untuk tindakan organisasi.
Model Choo KM sangat cocok untuk simulasi dan aplikasi hipotesis atau pengujian
menggunakan skenario.
The Wiig Model for Building and Using Knowledge
Wiig model mendekati dengan model KM dengan prinsip untuk pengetahuan menjadi
berguna dan berharga yang dapat diatur. Pengetahuan harus diatur secara berbeda tergantung
pada apa yang digunakan. Pengetahuan dilakukan dalam jaringan semantik dapat diakses dan
diambil menggunakan multiple entry untuk pengetahuan yang berbeda.
Beberapa dimensi yang berguna untuk mempertimbangkan dalam model KM wiig ini :
1. Kelengkapan
2. Keterkaitan
3. Kongruensi
4. Perspektif
Kelengkapan yaitu membahas pertanyaan tentang beberapa banyak pengetahuan yang
relevan, pengetahuan mungkin lengkap dalam arti bahwa semua yang mengenai subjek yang
ada, tetapi jika tidak ada yang tahu keberadaannya dan ketersediaan, mereka tidak dapat
memanfaatkan pengetahuan ini.
Keterkaitan yaitu keterhubungan mengacu pada hubungan baik dipahami dan didefinisikan
antara objek pengetahuan yang berbeda. Sangat sedikit pengetahuan yang bener-benar terputus
dari yang lain. Semakin terhubung basis pengetahuan adalah (yaitu, besar jumlah interkoneksi
dalam jaringan semantic) maka lebih koheren dan semakin besar nilainnya.
Sebuah basis pengetahuan dikatakan memiliki keselarasan ketika semua fakta, konsep,
prespektif, nilai-nilai, penilaian dan asosiatif dan relasional hubungan antara objek pengetahuan
konsisten. Seharusnya tidak ada inkonsistensi logis, tidak ada konflik internal, dan tidak ada
kesalahpahaman. Konten pengetahuan yang paling tidak akan memenuhi cita-cita tersebut
dimana kongruensi yang bersangkutan. Namun konsep definisi harus kosisten, dan basis
pengetahuan secara keseluruhan perlu terus menerus untuk dipertahankan.
Perspektif dan tujuan, mengacu pada fenomenon di mana kita “tahu sesuatu” tetapi sering
dari sudut pandang tertentu atau untuk tujuan tertentu
The Boisot I-Space KM Model
Model Boisot KM didasarkan pada konsep kunci dari "informasi yang baik" yang
berbeda dari aset fisik. Boisot membedakan informasi dari data dengan menekankan bahwa
informasi yang pengamat akan mengekstrak dari data sebagai fungsi dari harapan nya atau
pengetahuan sebelumnya.
Boisot (1998) terdiri dari dua poin berikut :
1. Semakin mudah data distrukturisasi dan dikonversi ke informasi maka ia akan semakin difusi.
2. Data yang kurang telah distrukturisasi membutuhkan sebuah konteks untuk difusinya sendiri.
Model KM Boisot ini membahas bentuk tacit pengetahuan dengan mencatat bahwa dalam
banyak situasi, kehilangan konteks karena codi fi kasi dapat mengakibatkan hilangnya konten
yang berharga. Model I-Space dapat divisualisasikan sebagai sebuah kubus tiga dimensi dengan
dimensi yang terdiri dari (1) codified—uncodified; (2) abstract— concrete and (3) diffused—
undiffused.
Kegiatan codifikasi, abstraksi, difusi, penyerapan, berdampak, dan scanning semua
berkontribusi untuk belajar dan mereka harus bersama-sama-mereka membuat enam fase siklus
pembelajaran sosial (SLC. Ada potensi kuat untuk memanfaatkan Boisot I-Space Model KM
untuk memetakan dan mengelola aset pengetahuan organisasi sebagai pembelajaran sosial siklus-
sesuatu yang model KM lain tidak secara langsung menjawab. Namun, model Boisot tampaknya
agak kurang dikenal dan kurang dapat diakses, dan akibatnya tidak memiliki implementasi luas.

More Related Content

DOCX
Chapter 4 km capture & codification
PPT
Evolusi Teori Manajemen
PPTX
PPT Evolusi Teori Manajemen Aliran Post Modern
DOCX
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
PPTX
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
PDF
Makalah Budaya Organisasi
DOC
Knowledge management cycle
DOCX
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
Chapter 4 km capture & codification
Evolusi Teori Manajemen
PPT Evolusi Teori Manajemen Aliran Post Modern
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Makalah Budaya Organisasi
Knowledge management cycle
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI

What's hot (20)

DOC
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
PPTX
Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)
DOCX
Persepsi dan pengambilan keputusan individu
PPTX
Struktur dan Desain Organisasi
PPTX
Persepsi sosial dan kognisi sosial
DOC
Resume Kompensasi SDM
PPT
Inovasi dalam organisasi
PPTX
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
PDF
Psikodiagnostik observasi
PPT
Filsafat Umum - Epistemologi
PPTX
Variabel Operasional
DOCX
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
PPT
MANAJEMEN PRODUKSI.ppt
PPTX
Pengembangan sistem informasi manajemen
DOCX
Strategi Organisasi
PPTX
Metode Survey (Psikologi Umum)
PPTX
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
PPTX
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
PPTX
Presentasi kesadaran
PPT
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)
Persepsi dan pengambilan keputusan individu
Struktur dan Desain Organisasi
Persepsi sosial dan kognisi sosial
Resume Kompensasi SDM
Inovasi dalam organisasi
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Psikodiagnostik observasi
Filsafat Umum - Epistemologi
Variabel Operasional
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
MANAJEMEN PRODUKSI.ppt
Pengembangan sistem informasi manajemen
Strategi Organisasi
Metode Survey (Psikologi Umum)
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Presentasi kesadaran
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Ad

Viewers also liked (14)

DOCX
Chapter 1 km cycle
DOCX
Chapter 5 km sharing
DOCX
Leadership In Dynamic Environtment. Alan G Lafley (CEO P&G)
DOCX
Analisis Perusahaan "Kaskus" oleh Dody Prasetyo T- Univ. Telkom
PPT
Knowledge management system life cycle
DOCX
Chapter 8 km tools
DOCX
Chapter 6 km knowledge app
DOCX
Chapter 7 km role of organization culture
DOCX
Resume Buku Knowledge Management and E-Learning
PDF
Sesi 02 km cycle
DOCX
Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana
PPTX
Essentials of knowledge management
PDF
Knowledge Management Lecture 3: Cycle
PDF
Knowledge management systems life cycle
Chapter 1 km cycle
Chapter 5 km sharing
Leadership In Dynamic Environtment. Alan G Lafley (CEO P&G)
Analisis Perusahaan "Kaskus" oleh Dody Prasetyo T- Univ. Telkom
Knowledge management system life cycle
Chapter 8 km tools
Chapter 6 km knowledge app
Chapter 7 km role of organization culture
Resume Buku Knowledge Management and E-Learning
Sesi 02 km cycle
Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana
Essentials of knowledge management
Knowledge Management Lecture 3: Cycle
Knowledge management systems life cycle
Ad

Similar to Chapter 3 km model (20)

DOCX
Perspektif Manajemen Pengetahuan
PDF
Kreatifitas komunitas slims dalam rangka transfer pengetahuan
DOCX
Model Model Pembelajaran (1).docx
PPTX
Fasilitasi.pptx
DOCX
Manajemen pengetahuan
DOCX
macam macam teori komunikasi
PPT
Komunikasi dan Pengambikan Keputusan.ppt
DOC
Landasan Falsafah dan Rasional TP
PDF
Tugas teori comunikcasi
DOCX
Knowledge Management Dalam Organisasi
PPT
Kajian Teori Manajemen
RTF
teori komunikasi
PPT
Ppt uts administrasi pendidikan
PPT
Ppt uts administrasi pendidikan
PPTX
PEMBELAJARAN ORGANISASIvhhhfhfhjhgfhgghghggjgjgj.pptx
PDF
Rangkuman knowledge sharing
PPT
Pembelajaran menurut konstrukstivisme
DOCX
Dimensi tersembunyi sebuah kesuksesan
Perspektif Manajemen Pengetahuan
Kreatifitas komunitas slims dalam rangka transfer pengetahuan
Model Model Pembelajaran (1).docx
Fasilitasi.pptx
Manajemen pengetahuan
macam macam teori komunikasi
Komunikasi dan Pengambikan Keputusan.ppt
Landasan Falsafah dan Rasional TP
Tugas teori comunikcasi
Knowledge Management Dalam Organisasi
Kajian Teori Manajemen
teori komunikasi
Ppt uts administrasi pendidikan
Ppt uts administrasi pendidikan
PEMBELAJARAN ORGANISASIvhhhfhfhjhgfhgghghggjgjgj.pptx
Rangkuman knowledge sharing
Pembelajaran menurut konstrukstivisme
Dimensi tersembunyi sebuah kesuksesan

Recently uploaded (20)

DOCX
LK 1.1.a.2_Modul 2 Pelatihan Koding dan Artifisial
PPTX
Slide_Berpikir_Komputasional_Pola_Algoritma_Kelas5SD.pptx
PPTX
SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN INDONESIA.pptx
PPTX
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
PPTX
PPT REVISED - SEMINAR PEMBELAJARAN MENDALAM .pptx
PDF
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Budidaya Kelas XII SMA Terbaru 2025
PDF
PPT Yudisium Ceremony Agusus 2025 - new. pdf
PPTX
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PDF
Laktasi dan Menyusui (MK Askeb Esensial Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
PPT
KOMITMEN MENULIS DI BLOG IGTIK PB PGRI.ppt
PPTX
Aliran Pemikiran dalam Dakwah materi awal
PDF
IN1.2.E. kelompok 2.docx kerangka pembelajaran mendalam.pdf
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKN Kelas X Terbaru 2025
PPTX
Pengantar pembelajaran_Koding_dan kecerdasan artifisial
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas XII SMA Terbaru 2025
PDF
RPP PEMBELAJARAN MENDALAM BAHASA INDONESIA _SariIndah_DEWI SINTA (1).pdf
PPTX
Perubahan Pengertian_Istilah _Pelatihan "Ketentuan TERBARU Pengadaan Pemerin...
PPTX
ppt_bola_basket_kelas x sma mata pelajaran pjok.pptx
LK 1.1.a.2_Modul 2 Pelatihan Koding dan Artifisial
Slide_Berpikir_Komputasional_Pola_Algoritma_Kelas5SD.pptx
SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN INDONESIA.pptx
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
PPT REVISED - SEMINAR PEMBELAJARAN MENDALAM .pptx
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Budidaya Kelas XII SMA Terbaru 2025
PPT Yudisium Ceremony Agusus 2025 - new. pdf
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Laktasi dan Menyusui (MK Askeb Esensial Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
KOMITMEN MENULIS DI BLOG IGTIK PB PGRI.ppt
Aliran Pemikiran dalam Dakwah materi awal
IN1.2.E. kelompok 2.docx kerangka pembelajaran mendalam.pdf
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKN Kelas X Terbaru 2025
Pengantar pembelajaran_Koding_dan kecerdasan artifisial
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas XII SMA Terbaru 2025
RPP PEMBELAJARAN MENDALAM BAHASA INDONESIA _SariIndah_DEWI SINTA (1).pdf
Perubahan Pengertian_Istilah _Pelatihan "Ketentuan TERBARU Pengadaan Pemerin...
ppt_bola_basket_kelas x sma mata pelajaran pjok.pptx

Chapter 3 km model

  • 1. TUGAS KNOWLEDGE MANAGEMENT CHAPTER 3 : KNOWLEDGE MODEL Kelas A Disusun Oleh : Adri Fadhlih (1201110002) Feriza Julian Putra (1201110011) Dody Prasetyo T (1201110049) Hafiz Rahmaputra (1201110017) Muhammad Iranda (1201110049) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM 2014
  • 2. The Von Krogh and Roos Model Knowledge Management yang di cetuskan oleh Von Krogh dan Roos (1995) secara garis besar membedakan antara pengetahuan individu dan pengetahuan sosial. Dalam model ini dibagi dalam 2 pendekatan, yaitu kognitif (Cognitivist) dan koneksi (Connectionist) 1. Pendekatan Kognitif (Cognitivist) Ditujukan untuk system kognitif, yaitu estimasi dalam pilihan atau referensi dalam memilih ide yang dianggap sesuai berdasarkan dari kodifikasi pengalaman, evaluasi dalam pembentukan kepercayaan yang koheren, pembandingan, paradigma, pandangan, komprehensif dan kenyataan. Biasanya di dalam Knowledge Management, pendeketan kognitif ini didasarkan dari pengetahuan dari seorang bagaimana memahami Knowledge Management tersebut, jika di kategorikan ke dalam pengetahuan, pendeketan kognitif bisa di golongkan ke dalam tacid knowledge (pengetahuan tacid). 2. Pendekatan Koneksi (Connectionist): Pendekatan connectionist ini bisa dikatakan lebih ke pendekatan holistik dimana menunjukan hubungan antara pengetahuan dan fakta yang dilandaskan sebuah teori. Model The von Krogh and Roos lebih menerapkan ke pendekatan (Connectionist) karena pendekatan connectionist berlandaskan pada teoritis yang kuat dan menyediakan fakta bahwa hubungan antara pengetahuan dan siapa yang "menyerap" pengetahuan itu dan memanfaatkan pengetahuan yang dipandang sebagai suatu ikatan yang tidak terpecahkan. Model The von Krogh and Roos lebih menerapkan ke pendekatan (Connectionist) karena pendekatan connectionist berlandaskan pada teoritis yang kuat dan menyediakan fakta bahwa hubungan antara pengetahuan dan siapa yang "menyerap" pengetahuan itu dan memanfaatkan pengetahuan yang dipandang sebagai suatu ikatan yang tidak terpecahkan.
  • 3. The Nonaka and Takeuchi Knowledge Spiral Model Model KM dari Nonaka & Takeuchi merupakan Model Konseptual KM sederhana, yaitu model SECI (Socialization, Externalization, Combination, Internalization) yang menganggap proses interaksi pengetahuan spiral antara pengentahuan eksplisit/jelas dan pengetahuan tacit / tersembunyi. Nonaka dan Takeuchi mempelajari keberhasilan perusahaan Jepang dalam mencapai kreativitas dan inovasi. Mereka menemukan bahwa inovasi organisasi sering berasal dari wawasan yang sangat subjektif yang terbaik yang dapat digambarkan dalam bentuk metafora, slogan atau simbol. Ada empat mode konversi pengetahuan 1. Dari pengetahuan tacit ke pengetahuan tacit: proses sosialisasi 2. Dari pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit: proses eksternalisasi. 3. Dari pengetahuan eksplisit ke pengetahuan eksplisit: proses kombinasi. 4. Dari pengetahuan yang eksplisit untuk pengetahuan tacit: proses internalisasi.
  • 4. Socialization : Metode ini lebih kepada pengalaman seseorang (tacit knowledge). Artinya adalah, seseorang yang memiliki pengalaman diharapkan mau membagikan pengalaman atau ilmu yang didapat tersebut kepada orang lain (sharing knowledge). sharing knowledge ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya: melalui seminar, brainstorming. Externalization (tacit – explicit): memberikan bentuk yang terlihat untuk pengetahuan tacit dan mengkonversi ke pengetahuan eksplisit. Ini lebih kepada bagaimana ilmu yang sudah di-sharing- kan tersebut didokumentasikan dengan baik sehingga dapat rapi tersimpan dengan sempurna. Combination dari dokumen yang sudah ada tersimpan sebelumnya, kandungan materi atau isinya bisa diubah (ditambah/dikurangi) menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Dengan demikian, sejumlah teori ilmu-ilmu yang tersimpan tersebut akan semakin bertambah baik lagi. Internalization : Ini lebih kepada bagaimana seseorang tersebut belajar atau mempelajari hal-hal baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Sehingga dia akan memperoleh ilmu pengetahuan baru untuk menunjang karir pekerjaannya. The Choo Sense-making KM Model
  • 5. Choo (1998) menjelaskan sebuah model dari Knowledge Management yang isinya menekankan pada pembuat akal (sebagian besar didasarkan pada Weick, 2001), penciptaan pengetahuan (Nonaka dan berdasarkan Takeuchi, 1995), dan pengambilan keputusan (berdasarkan konsep, dibatasi rasionalitas ; lihat Simon, 1957). Model KM Choo fokus pada bagaimana informasi pada semua elemen adalah pilihan dan kemudian dimplementasikan ke dalam organisasi dengan bentuk tindakan. Hasil tindakan organisasi dari konsentrasi dan penyerapan informasi dari lingkungan eksternal kemudian digambarkan pada masing-masing siklus secara berturut-turut,. Masing-masing fase memberikan arti membuat pengetahuan dan keputusan yang memiliki rangsangan atau pemicu luar. Pada tahap pembuat akal, salah satunya dengan memahami informasi pada lingkungan eksternal. Prioritaskan identifikasi dan penggunaan sebagai penyaring informasi yang masuk. Untuk pembangunan individu pada umumnya dari interpretasi pertukaran dan perundingan informasi kemuadian di bandingkan dengan masing-masing pengalaman sebelumnya. Loosely coupled system adalah sebuah sistem yang dapat mengambil bagian atau revisi tanpa merusak sistem yang sudah ada. Seorang manusia adalah “tightly coupled” atau “erat”, tetapi genetic dari manusia itu sebenarnya “loosely coupled” atau mudah untuk belajar. Weick (2001) menjelaskan bahwa pembuat akal dalam organisasi konsisten pada 4 proses yang terintegrasi : 1. Ecological Change (Perubahan Ekologis) adalah sebuah perubahan lingkungan dari eksternal ke dalam organisasi. 2. Enactment Phase (Fase Pemberlakuan), orang mencoba untuk membangun, mengatur ulang, bekerja sendiri, atau menghancurkan elemen tertentu pada sebuah konten. 3. Selection and Retention Phase. Pada fase ini individu berusaha untuk menafsirkan alasan untuk perubahan yang sudah diamati dan diundangkan dengan membuat pilihan-pilihan. Fase ini berguna untuk masa depan menafsirkan perubahan baru dan menstabilkan interpretasi dari masing-masing individu. Penciptaan akal mungkin dapat dilihat sebagai perubahan dari pengetahuaan pribadil dengan individu melalui dialog, wacana, sharing, dan bercerita. Fase ini secara langsung mengemukakan sebuah pengetahuan dari visi “seperti” (menggambarkan situasi saat ini) dan “menjadi”
  • 6. (menggambarkan situasi masadepan). Fungsi fase ini dapat memperluas spectrum pilihan yang potensial dalam pengambilan keputusan dengan memberikan pengetahuan dan kompetensi baru. Hasilnya dapat menjadi keputusan strategi yang inovatif dan memperluas kemampuan organisasi membuat informasi untuk keputusan yang rasional. Choo (1998) menarik pada Nonaka dan Takeuchi (1995) model untuk dasar teori penciptaan pengetahuan. Pengambilan keputusan adalah berguna untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif pada proses pengumpulan informasi dan pengetahuan hingga saat ini. Ada berbagai pengambilan keputusan teori tersebut sebagai teori permainan dan perilaku ekonomi (misalnya, Dixit dan Nalebuff, 1991; Bierman dan Fernandez, 1993), teori chaos, teori muncul, dan kompleksitas teori (misalnya, Gleick, 1987; Fisher, 1984; Simon, 1969; Stewart, 1989; Stacey, 1992). Bahkan ada teori tempat sampah pengambilan keputusan (misalnya, Daft, 1982; Daft dan Weick, 1984; Padgett, 1980). Salah satu kekuatan dari model Choo KM adalah memperbaiki secara menyeluruh. Kuncinya ada pada proses siklus KM yang dapat meluas hingga ke pengambilan keputusan, yang biasanya ini menjadi kekurangan pada teori KM lainnya. Hal ini menjadikan model Choo KM lebih “realistis” atau layak KM dan menempati “kesetiaan yang tinggi” untuk tindakan organisasi. Model Choo KM sangat cocok untuk simulasi dan aplikasi hipotesis atau pengujian menggunakan skenario. The Wiig Model for Building and Using Knowledge Wiig model mendekati dengan model KM dengan prinsip untuk pengetahuan menjadi berguna dan berharga yang dapat diatur. Pengetahuan harus diatur secara berbeda tergantung pada apa yang digunakan. Pengetahuan dilakukan dalam jaringan semantik dapat diakses dan diambil menggunakan multiple entry untuk pengetahuan yang berbeda. Beberapa dimensi yang berguna untuk mempertimbangkan dalam model KM wiig ini : 1. Kelengkapan 2. Keterkaitan 3. Kongruensi
  • 7. 4. Perspektif Kelengkapan yaitu membahas pertanyaan tentang beberapa banyak pengetahuan yang relevan, pengetahuan mungkin lengkap dalam arti bahwa semua yang mengenai subjek yang ada, tetapi jika tidak ada yang tahu keberadaannya dan ketersediaan, mereka tidak dapat memanfaatkan pengetahuan ini. Keterkaitan yaitu keterhubungan mengacu pada hubungan baik dipahami dan didefinisikan antara objek pengetahuan yang berbeda. Sangat sedikit pengetahuan yang bener-benar terputus dari yang lain. Semakin terhubung basis pengetahuan adalah (yaitu, besar jumlah interkoneksi dalam jaringan semantic) maka lebih koheren dan semakin besar nilainnya. Sebuah basis pengetahuan dikatakan memiliki keselarasan ketika semua fakta, konsep, prespektif, nilai-nilai, penilaian dan asosiatif dan relasional hubungan antara objek pengetahuan konsisten. Seharusnya tidak ada inkonsistensi logis, tidak ada konflik internal, dan tidak ada kesalahpahaman. Konten pengetahuan yang paling tidak akan memenuhi cita-cita tersebut dimana kongruensi yang bersangkutan. Namun konsep definisi harus kosisten, dan basis pengetahuan secara keseluruhan perlu terus menerus untuk dipertahankan. Perspektif dan tujuan, mengacu pada fenomenon di mana kita “tahu sesuatu” tetapi sering dari sudut pandang tertentu atau untuk tujuan tertentu The Boisot I-Space KM Model Model Boisot KM didasarkan pada konsep kunci dari "informasi yang baik" yang berbeda dari aset fisik. Boisot membedakan informasi dari data dengan menekankan bahwa informasi yang pengamat akan mengekstrak dari data sebagai fungsi dari harapan nya atau pengetahuan sebelumnya. Boisot (1998) terdiri dari dua poin berikut : 1. Semakin mudah data distrukturisasi dan dikonversi ke informasi maka ia akan semakin difusi. 2. Data yang kurang telah distrukturisasi membutuhkan sebuah konteks untuk difusinya sendiri.
  • 8. Model KM Boisot ini membahas bentuk tacit pengetahuan dengan mencatat bahwa dalam banyak situasi, kehilangan konteks karena codi fi kasi dapat mengakibatkan hilangnya konten yang berharga. Model I-Space dapat divisualisasikan sebagai sebuah kubus tiga dimensi dengan dimensi yang terdiri dari (1) codified—uncodified; (2) abstract— concrete and (3) diffused— undiffused. Kegiatan codifikasi, abstraksi, difusi, penyerapan, berdampak, dan scanning semua berkontribusi untuk belajar dan mereka harus bersama-sama-mereka membuat enam fase siklus pembelajaran sosial (SLC. Ada potensi kuat untuk memanfaatkan Boisot I-Space Model KM untuk memetakan dan mengelola aset pengetahuan organisasi sebagai pembelajaran sosial siklus- sesuatu yang model KM lain tidak secara langsung menjawab. Namun, model Boisot tampaknya agak kurang dikenal dan kurang dapat diakses, dan akibatnya tidak memiliki implementasi luas.